neo stig mine

10
Tugas Neostigmine Disusunoleh: Abd. Qadir Jaelani(206.121.0040) Milatul Hasanah (206.121.0017) Pembimbing : Dr, Joni Budi, M.Kes, Sp.An KEPANITERAAN KLINIK MADYA LAB.ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI RSUD KAJURUHAN-KEPAJEN 2013

Upload: jaelani-abdoel

Post on 11-Aug-2015

135 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

bb

TRANSCRIPT

Page 1: Neo Stig Mine

Tugas

Neostigmine

Disusunoleh:

Abd. Qadir Jaelani(206.121.0040)

Milatul Hasanah (206.121.0017)

Pembimbing :

Dr, Joni Budi, M.Kes, Sp.An

KEPANITERAAN KLINIK MADYA

LAB.ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI

RSUD KAJURUHAN-KEPAJEN

2013

KATA PENGANTAR

Page 2: Neo Stig Mine

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dengan

judul “Neostigmine” tepat pada waktunya.

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik Ilmu

Anestesiologi dan Reanimasi, untuk menambah wawasan mengenai Anestesi.

Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan

saran untuk penyempurnaan semoga telaah ini dapat berguna dan memberikan

manfaat bagi kita semua. Amin.

Malang,

Februari 2013

Penulis

Page 3: Neo Stig Mine

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i

KATA PENGANTAR........................................................................................ ii

DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................

Page 4: Neo Stig Mine

NEOSTIGMIN (PROSTIGMIN, VAGOSTIMIN)

DESKRIPSI

Neostigmine merupakan senyawa inhibitor asetilkolinesterase bersifat

parasimpatomimetik. Obat ini pertama kali dibuat oleh Aesclimann dan Reinert

(1931) melalui sintesis 3-dimetilamin ofenol dengan N-dimetilkarbamoil klorida,

membentuk senyawa dimetilkarbamat. Kemudian produk ini dialkilasi

menggunakan dimetilsulfat membentuk neostigmin. Dengan menghambat proses

pemecahan asetilkolin, obat ini secara tidak langsung menstimulasi reseptor

muskarinik maupun reseptor nikotinik. Tidak seperti fisostigmin, neostigmin

merupakan senyawa nitrogen kuartener sehingga lebih polar dan tidak masuk ke

susunan saraf pusat. efek obat ini pada otot lurik lebih besar daripada fisostigmin.

Neostigmin mempunyai durasi kerja singkat, biasanya 30 menit sampai 2

jam. Neostigmin berikatan dengan sisi anionik asetilkolinesterase. Obat ini

memblok tempat aktif asetilkolinesterase sehingga enzim ini tidak dapat merusak

molekul asetilkolin. Kejadian ini mengakibatkan ambang rangsang lebih cepat

tercapai untuk membentuk impuls baru.

SEDIAAN

Neostigmin injeksi umumnya tersedia dalam kemasan 10 mL pada

konsentrasi 1 mg/mL, tersedia juga pada konsentrasi 0,5 mg/mL dan 0,25 mg/mL.

ONSET dan DURASI

Neeostigmin (0,04 mL/kgBB) umumnya muncul dalam 5-10 menit,

puncaknya pada 10 menit dan berlangsung lebih dari 1 jam. Jika pemulihan tidak

Page 5: Neo Stig Mine

muncul 10 menit setelah pemberian 0,08 mL/kgBB, fungsi kontraksi selanjutnya

dipengaruhi oleh pemberian pelumpuh otot sebelumnya dan intensitas blokade.

DOSISI

Dosis rekomendasi maksimal neostigmin ialah 0,08 mg/kgBB (pada

dewasa dapat sampai di atas 5 mg).

Pada praktek sehari-hari, digunakan dosis 0,04 mg/kgBB jika terdapat

kelumpuhan otot ringan sampai sedang dan dosis 0,08 mg/kgBB jika kontraksi

otot telah terjadi. Pasien anak dan usia lanjut umumnya lebih sensitif, sehingga

onsetnya lebih cepat dan membutuhkan dosis lebih kecil, durasi kerja obat ini

diperpanjang pada pasien geriatrik. Efek samping muskarinik diminimalkan

dengan pemberian antikolinergik sebelumnya atau secara bersamaan.

INDIKASI

Neostigmin (50–100 g) telah digunakan sebagai ajuvan pada anestesia

intratekal. Neostigmin digunakan sebagai pengobatan miastenia gravis dan secara

rutin pada bidang anestesia di akhir operasi sebagai reversal efek obat pelumpuh

otot non-depolarisasi, seperti rocuronium dan vecuronium. Obat ini juga dapat

digunakan pada kasus retensi urin pascaanestesi umum, ileus paralitik, dan

pengobatan keracunan obat kurariformis.

Indikasi lain obat ini adalah Sindrom Ogilvie – penyakit pseudoobstruksi

kolon pada pasien kritis.

EFEK SAMPING

Efek samping neostigmine dapat berupa mual, muntah, inkontinensia

alvi, perpanjangan waktu pemulihan dan bradikardi-resistenatropin pada dosis

lebih tinggi (200 μg).

Neostigmin dapat memicu efek samping okuler meliputi nyeri kepala,

pandangan kabur, fakodonesis, injeksi perikornea, iritis kongestif, reaksi alergi,

dan kerusakan retina (sangat jarang). Neostigmin juga menyebabkan bradikardia

sehingga biasanya digunakan bersamaan dengan obat-obat parasimpatolitik,

seperti atropin dan glikopirolat.

Page 6: Neo Stig Mine

PERINGATAN

Neostigmine injeksi harus digunakan dengan hati-hati pada pasien

epilepsi, asma bronkial, bradikardia, aritmia jantung atau ulkus peptikum. Ketika

pemberian Neostigmine dalam dosis yang tinggi, mungkin sebelumnya dianjurkan

untuk injeksi Sulfat Atropin. Jarum suntik yang terpisah harus digunakan untuk

Neostigmine dan Atropin.

INTERAKSI OBAT

Antibiotik tertentu, terutama neomisin, streptomisin dan kanamisin,

memiliki efek yang ringan namun pasti memblokir nondepolarizing yang

mungkin dapat menimbulkan blok neuromuskular. Antibiotik ini harus digunakan

pada pasien myasthenia hanya apabila benar-benar dianjurkan. Anestesi local,

anastesi umum, obat antiarrhythmia dan obat lain yang mengganggu transmisi

neuromuskuler harus digunakan dengan hati-hati.

Page 7: Neo Stig Mine

DAFTAR PUSTAKA

1. Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. Pelumpuh otot. Petunjuk Praktis

Anestesiologi Edisi 2. Jakarta; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

2. Rachmat L, Sunatrio S. Obat pelumpuh otot. Anestesiologi. Bagian

Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia; Jakarta. 2004;15:81-6. 2007;3:66-70.

3. Savarese JJ. A current practice of relaxation. In: Clinical Anesthesiology, 3rd

ed. McGraw Hill, 2002:10-9.

4. Stoelting RK. Pharmacology and physiology. In: Anesthetic Practice. 3rd ed.

Lippincott, William & Wilkins, 1999. 76-108.

5. Jones JE, Hunter JM, Utting JE. Use of neostigmine in the antagonism of

residual neuromuscular blockade produced by vecuronium. Br J

Anaesth 1987;59:1454.

6. Joshi GP, Garg SA, Hailey A, Yu SY. The eff ects of antagonizing residual

neuromuscular blockade by neostigmine and glycopyrrolate on nausea

and vomiting after ambulatory surgery.

7. Brenner GM. Pharmacology. Philadelphia, PA: WB. Saunders Co. 2000: 108-

89.