neo-realisme dan neo-liberalisme

5
Nama : Maleona Sarah L.C. NIM : 070912042 Mata Kuliah : Teori Hubungan Internasional Neo-Realisme dan Neo-Liberalisme Berdasarkan Pertemuan Mata Kuliah THI-16 April 2009 oleh Bu Sartika, disebutkan bahwa perdebatan antara neorealisme dengan neoliberalisme terjadi disebabkan oleh Second Debate dalam Great Debate. Setelah terjadi perdebatan antara kaum behavioralis dan kaum tradisional dan pada akhirnya tidak ada pemenang dalam perdebatan mereka, kaum behavioralis berusaha untuk mempimpin arah dalam menentukan agenda penelitian dalam AS dan Uni Soviet, dalam penelitian internasional. Hal tersebut membuka jalan bagi formulasi-formulasi baru dalam realisme dan liberalisme yang dipengaruhi oleh metodologi- metodologi kaum behavioralis yaitu neo-realisme dan neo- liberalisme (Sorensen 1999, 62). Perdebatan ini muncul pada tahun 1980-1990an. Perdebatan ini tidak menghasilkan pemenang namun menghasilkan teori-teori rationalis sebagai hasil akhir essensialnya. Sorensen (1999, 56) mengandaikan politik internasional dengan ‘kebun binatang’ hewan-hewan terkuat tidak akan membiarkan dirinya tertangkap dan dimasukkan ke dalam kandang. Manusia mementingkan diri sendiri dan mengejar kekuasaan, hal itulah yang mengakibatkan adanya perang. Kaum realis adalah kaum yang pesimis, mengangggap bahwa politik internasional tidak akan mengalami kemajuan. Sebab negara-negara hidup dalam 1

Upload: maleona-sarah

Post on 05-Aug-2015

111 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Sorensen (1999, 56) mengandaikan politik internasional dengan ‘kebun binatang’ hewan-hewan terkuat tidak akan membiarkan dirinya tertangkap dan dimasukkan ke dalam kandang. Manusia mementingkan diri sendiri dan mengejar kekuasaan, hal itulah yang mengakibatkan adanya perang. Kaum realis adalah kaum yang pesimis, mengangggap bahwa politik internasional tidak akan mengalami kemajuan. Sebab negara-negara hidup dalam anarki internasional, yang menurut mereka hanyalah bagian dari permainan dari kekuatan besar untuk mempertahankan kedamaian melalui penguasaan terhadap kekuatan yang lebih kecil (Sorensen 1999, 54-68).

TRANSCRIPT

Page 1: Neo-Realisme dan Neo-Liberalisme

Nama : Maleona Sarah L.C.

NIM : 070912042

Mata Kuliah : Teori Hubungan Internasional

Neo-Realisme dan Neo-Liberalisme

Berdasarkan Pertemuan Mata Kuliah THI-16 April 2009 oleh Bu Sartika, disebutkan

bahwa perdebatan antara neorealisme dengan neoliberalisme terjadi disebabkan oleh Second

Debate dalam Great Debate. Setelah terjadi perdebatan antara kaum behavioralis dan kaum

tradisional dan pada akhirnya tidak ada pemenang dalam perdebatan mereka, kaum

behavioralis berusaha untuk mempimpin arah dalam menentukan agenda penelitian dalam

AS dan Uni Soviet, dalam penelitian internasional. Hal tersebut membuka jalan bagi

formulasi-formulasi baru dalam realisme dan liberalisme yang dipengaruhi oleh metodologi-

metodologi kaum behavioralis yaitu neo-realisme dan neo-liberalisme (Sorensen 1999, 62).

Perdebatan ini muncul pada tahun 1980-1990an. Perdebatan ini tidak menghasilkan

pemenang namun menghasilkan teori-teori rationalis sebagai hasil akhir essensialnya.

Sorensen (1999, 56) mengandaikan politik internasional dengan ‘kebun binatang’

hewan-hewan terkuat tidak akan membiarkan dirinya tertangkap dan dimasukkan ke dalam

kandang. Manusia mementingkan diri sendiri dan mengejar kekuasaan, hal itulah yang

mengakibatkan adanya perang. Kaum realis adalah kaum yang pesimis, mengangggap bahwa

politik internasional tidak akan mengalami kemajuan. Sebab negara-negara hidup dalam

anarki internasional, yang menurut mereka hanyalah bagian dari permainan dari kekuatan

besar untuk mempertahankan kedamaian melalui penguasaan terhadap kekuatan yang lebih

kecil (Sorensen 1999, 54-68).

Neorealisme sendiri terdiri dari beberapa elemen penting yaitu balance of power,

aliancy, dan hegemonic stability. Waltz menjelaskan bahwa sistem internasional adalah

anarki internasional, yaitu tidak ada pemerintahan dunia. Selain itu, neorealisme lebih

memfokuskan diri pada sistem internasional, sebab Waltz menganggap bahwa realisme

tradisional tidak mampu menjelaskan struktur sistem internasional yang dinilai penting.

Menurut Burchill, neorealisme menyatakan bahwa dengan menggambarkan sebuah sistem

politik internasional secara keseluruhan, maka neorelisme akan mewujudkan otonomi politik

internasional. Waltz (1986, 322-347) mengatakan negara-negara berkekuatan besar akan

selalu cenderung menyeimbangkan satu sama lain. Selain itu, negara-negara kecil akan

cenderung mengaliansikan dirinya dengan negara-negara besar. (Sorensen 1999, 67). Jadi,

1

Page 2: Neo-Realisme dan Neo-Liberalisme

aliansi juga akan menjadi bagian penting dari aktor yang mempengaruhi sistem neorelisme.

Neorealisme akan lebih memfokuskan diri pada ‘struktur sistem’nya, dan bukan pada

manusia yang melakukan sistem tersebut.

Berdasarkan Pertemuan Mata Kuliah THI-16 April 2009 oleh Bu Sartika, disebutkan

bahwa neo-liberalisme menganggap bahwa international institution adalah aktor yang

penting. Hal tersebut terlihat dari adanya perjanjian lingkungan, pengiriman dan transportasi

udara, telekomunikasi, aturan layanan pos, tingkat konvensional kekuatan NATO dan adanya

sanksi ekonomi. Munculnya neo-liberalisme terlihat dari adanya pembebasan sosiologis,

lintas batas terbang, umum nilai, saling ketergantungan, transaksi, lembaga internasional,

rezim, serta republik liberalisme.

Neo-Liberalisme sendiri terdiri dari beberapa elemen penting yaitu interdependence

complex, interdependence absolute, anarchy, cooperation, dan international regimes. Neo-

liberalisme didasarkan pada pandangan positif mengenai manusia, pentingnya perhatian

terhadap kemajuan sosial dan terjadinya kerjasama yang dilakukan antar bangsa (Shimko

2005, 51). Neoliberal menerima negara menjadi salah satu aktor yang berperan dalam

kegiatan hubungan internasional meskipun tidak menjadi aktor utama seperti TNC (Keohane

dan Nye 1977, 25). Dalam neoliberal, faktor militer tidak lagi menjadi dominan, sebaliknya

perdagangan bebas lebih penting daripada militer. Oleh karena itu, apabila TNC dianggap

sebagai main actor, hal tersebut bukanlah sesuatu yang aneh. Burchill (1996) menjelaskan

bahwa sistem internasional dalam neoliberal adalah anarki. Namun anarki menurut kaum

neoliberal adalah hubungan internasional yang jauh lebih kompleks. Anarki tidak memiliki

akibat yang secara eksklusif negatif seperti yang dikatakan kaum neorealis, ada juga anarki

positif yang menimbulkan perdamaian yang terjamin diantara negara-negara demokrasi

liberal kuat.

Jadi, apabila dapat disimpulkan bahwa neorealis dan neoliberalis memiliki sistem

internasional yang sama yaitu anarki. Namun pemikiran mereka mengenai pandangan anarki

menjadi berbeda disebabkan oleh perbedaan pandangan dalam human basic assumption.

Karena neorealis melihat manusia dalam pandangan pesimis, dan neoliberalis dalam

pandangan positif, maka anarki versi mereka menjadi berbeda yaitu anarki negatif dan anarki

positif. Kedua pandangan ini memiliki persamaan dalam usaha untuk mencapai perdamain di

dunia. Namun jika neorealis memilih BoP dalam sistem Bipolar, neliberalis memilih

interdependensi melalui Free Trade. Neorealis mendominasi studi tentang keamanan dunia,

survival, pesimis terhadap cooperation oleh liberal. Neoliberalis berfokus pada ekonomi-

politik, dan isu hak asasi manusia serta lingkungan dan optimis terhadap adanya kerjasama

2

Page 3: Neo-Realisme dan Neo-Liberalisme

(Baylis & Smith, 2001 : 184). Kedua teori ini memperdebatkan bagaimana seharusnya negara

berperilaku dalam tatanan politik internasional. Perbedaan mencolok di antara keduanya

adalah terletak pada aktor. Neorealis mengakui non-state actor, namun negara tetap berperan

sebagai main actor. Sedangkan neliberalis mengakui negara sebagai aktor, namun main

actor-nya adalah TNC.

Menanggapi perdebatan antara neorealis dan neoliberalis ini, penulis menganggap

bahwa tidak ada pihak yang menang atau pihak yang kalah. Neorealis dan neoliberalis, sekali

lagi terlibat perdebatan yang tidak ada habisnya seperti pada First Debate dalam Great

Debate. Lalu pandangan mana yang lebih relevan dengan keadaan dunia saat ini? Jawabnya

adalah kedua-duanya. Hal tersebut terlihat dari pandangan neorealis yang masih digunakan

pada saat ini yaitu mendapatkan BoP melalui hegemoni AS yang masih dipertahankan.

Penggunaan pandangan neoliberalis terlihat dari pandangan economy oriented di dunia.

Apalagi setelah adanya Free Trade, IMF dan World Bank yang mendukung pemikiran

economy oriented. Bisa dikatakan bahwa pandangan neoliberalis masih digunakan lebih luas

daripada neorealis. Namun pandangan neorealis masih mengakar kuat.

Referensi: :

Baylis, John & S.Smith. 2001. The Globalization of World Politics : An introduction to

international relations. London, Oxford University Press

Burchill, Scott & A.Linklater. 2009. Teori-Teori Hubungan Internasional. Bandung:

Penerbit Nusa Media.

Jackson, R. & G.Sorensen. 1999. Pengantar Studi Hubungan Internasional.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Keohane, R.O & Nye, J. S. 1977. Power and Interdependence : World Politics in

Transition. Boston, Brown and Company

Shimko, Keith L. 2005. International Relations Perspectives and Controversies.

Boston:Houghton Mifflin Company.

3