national circumstances rel

2
National Circumstances: Dalam penyusunan REL, Indonesia memiliki beberapa hambatan yang perlu diinformasikan kepada expert panel UNFCCC dalam proses penilaian Januari – Desember 2015 mendatang. Hasil diskusi yang berlangsung di nasional, terdapat beberapa bagian dari national circumstances yang perlu dipertimbangkan termasuk: 1. Periode reference Penyusunan reference emission level dapat berdasarkan pada historical emission dari driver of deforestation. Emisi yang dihasilkan dimasa lampau dapat menjadi bahan dalam menyusun proyeksi emisi di masa mendatang sebagai reference emission level (REL) berdasarkan pada business as usual. Penentuan periode waktu yang akan dinilai sangat bergantung pada ketersedian data pada masa periode yang dipilih. Sampai saat ini, BP REDD+ menggunakan data-data dari kementerian kehutanan (perpaduan data baplan dan INCAS) dengan masa periode selama sembilan tahun dalam selang waktu 2000-2009. Proyeksi emisi ke depan sebaiknya diperoleh dari periode reference sebelum tahun 2007 dimana pada tahun tersebut UNFCCC menyepakati agar REDD+ menjadi salah satu aksi penurunan emisi global di negara-negara pemilik hutan tropis. Periode sebelum tahun 2007 dimana belum terpengaruh pada intervensisi kebijakan dalam menurunkan emisi. Sehingga pemilihan periode reference oleh BP REDD+ sudah tepat apabila dikaitkan dengan kemurnian dari business as usual. Namun demikian masih ada beberapa hal yang menjadi national circumstances terkait periode reference memerlukan pembahasan termasuk: (Kita harus isi sama2) 1……. 2…… 2. Kawasan yang dihitung Luas hutan Indonesia mencapai 92 juta ha. Untuk menghitung sejarah emisi diperlukan informasi mengenai perubahan tutupan hutan pada periode 2000-2009. Perhitungan tersebut harus dapat dipilah-pilah menjadi data per tahun disertai dengan informasi sumber emisi atau driver of deforestasi sebagai pencerminan BAU emisi. Dalam penentuan REL nasional, kawasan yang diperhitungkan

Upload: mohammadyunus1992

Post on 24-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

rel

TRANSCRIPT

Page 1: National Circumstances REL

National Circumstances:Dalam penyusunan REL, Indonesia memiliki beberapa hambatan yang perlu diinformasikan kepada expert panel UNFCCC dalam proses penilaian Januari – Desember 2015 mendatang. Hasil diskusi yang berlangsung di nasional, terdapat beberapa bagian dari national circumstances yang perlu dipertimbangkan termasuk:

1. Periode referencePenyusunan reference emission level dapat berdasarkan pada historical emission dari driver of deforestation. Emisi yang dihasilkan dimasa lampau dapat menjadi bahan dalam menyusun proyeksi emisi di masa mendatang sebagai reference emission level (REL) berdasarkan pada business as usual. Penentuan periode waktu yang akan dinilai sangat bergantung pada ketersedian data pada masa periode yang dipilih. Sampai saat ini, BP REDD+ menggunakan data-data dari kementerian kehutanan (perpaduan data baplan dan INCAS) dengan masa periode selama sembilan tahun dalam selang waktu 2000-2009. Proyeksi emisi ke depan sebaiknya diperoleh dari periode reference sebelum tahun 2007 dimana pada tahun tersebut UNFCCC menyepakati agar REDD+ menjadi salah satu aksi penurunan emisi global di negara-negara pemilik hutan tropis. Periode sebelum tahun 2007 dimana belum terpengaruh pada intervensisi kebijakan dalam menurunkan emisi. Sehingga pemilihan periode reference oleh BP REDD+ sudah tepat apabila dikaitkan dengan kemurnian dari business as usual. Namun demikian masih ada beberapa hal yang menjadi national circumstances terkait periode reference memerlukan pembahasan termasuk: (Kita harus isi sama2)1…….2……

2. Kawasan yang dihitungLuas hutan Indonesia mencapai 92 juta ha. Untuk menghitung sejarah emisi diperlukan informasi mengenai perubahan tutupan hutan pada periode 2000-2009. Perhitungan tersebut harus dapat dipilah-pilah menjadi data per tahun disertai dengan informasi sumber emisi atau driver of deforestasi sebagai pencerminan BAU emisi. Dalam penentuan REL nasional, kawasan yang diperhitungkan dalam penyusunan tersebut sebaiknya meliputi semua kawasan yang memiliki tutupan hutan. Namun demikian, ada beberapa hal yang memerlukan pembahasan termasuk: (Kita harus isi sama2)1……2……

3. Carbon pool/kategori yang dipertimbangkanPerhitungan REL oleh BP REDD+ berdasarkan pada tiga sumber emisi yaitu deforestasi, dekomposisi gambut dan kebakaran hutan. Pertimbangan ini dibuat karena berkaitan dengan kelengkapan data selama periode 2000-2009. Pertimbangan lain juga berdasarkan pada Second National Communication yang menempatkan tiga carbon pool nasional tersebut sebagai sumber emisi tertinggi dari sektor lahan.

4. Kegiatan yang dihitung

Page 2: National Circumstances REL

Perhitungan emisi harus berdasarkan pada penyebabnya emisi (driver). Idealnya dalam menghitung emisi nasional harus mendaftar penyebab emisi yang terbesar kontribusi sampai yang terkecil kontribusinya. Penyusunan REL BP REDD+ menggunakan data dari Kementerian Kehutanan yang telah mempertimbangkan penyebab deforestasi dan degradasi hutan yang menyebabkan terjadinya emisi Indonesia termasuk kebakaran hutan. Dekomposisi lahan gambut terjadi secara alamiah dimana menghasilkan emisi secara linier setiap tahunnya.

5. Metodologi? Kang Arief yang lebih tahu

6. Defenisi Hutan? Ini perlu dicheck dulu.