naskah publikasi pelaksanaan pelayanan prima di...

23
1 PELAKSANAAN PELAYANAN PRIMA PEGAWAI TATA USAHA DI SMA NEGERI 1 JEMAJA KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NASKAH PUBLIKASI OLEH SY NURMALISA MULIA NIM. 110563201130 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016

Upload: vankiet

Post on 14-Jun-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

PELAKSANAAN PELAYANAN PRIMA PEGAWAI TATA USAHA DI SMA NEGERI 1 JEMAJA KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

NASKAH PUBLIKASI

OLEH

SY NURMALISA MULIA NIM. 110563201130

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG

2016

2

ABSTRAK

Tata usaha sekolah di SMAN 1 Jemaja merupakan bagian dari unit pelaksana teknis penyelenggaraan sistem administrasi dan informasi pendidikan di sekolah. Informasi yang tata usaha sekolah kelola penting sebagai basis pelayanan dan bahan pengambilan keputusan sekolah.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Untuk mengetahui proses pelayanan prima untuk meningkatkan kualitas pegawai pada tata usaha di SMA Negeri 1 Jemaja. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pelayanan prima pegawai tata usaha di SMA Negeri 1 Jemaja.

Dalam penelitian ini sebagai populasi adalah seluruh pegawai tata usaha, Guru dan siswa. Adapun sampel diambil secara purposive pada kepala tata usaha, pegawai tata usaha, guru dan siswa. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian terlihat bahwa belum semua indikator pelayanan prima terpenuhi, kurangnya pendidikan dan pengetahuan pegawai, lemahnya sanksi dan kurangnya perhatian pegawai terhadap kebutuhan pengguna layanan. Hasil observasi penelitian juga menunjukan bahwa hasil penelitian tidak berbanding lurus dengan teori-teori pelayanan prima.

Kesimpulan penelitian ini adalah Pelaksanaan pelayanan prima pegawai tata usaha SMA Negeri 1 Jemaja masih belum berjalan sebagaimana yang diharapkan. Saran pada penelitian ini adalah Pihak kepala sekolah hendaknya terus menerus berkoordinasi dengan pihak pemerintah khususnya dinas pendidikan kabupaten anambas dalam rangka meningkatkan sarana dan prasana serta sumberdaya yang diperlukan untuk meningkatkan layanan disekolah.

Kata kunci : Pelayanan, Pelayanan Prima, Tata Usaha, Sekolah

3

ABSTRACT

School administration at SMAN 1 Jemaja is part of the technical implementation unit of administration and information system implementation in school education. The information is important to manage school administration as a basis for decision making services and schools.

The purpose of this study was to determine the process for excellent service to improve the quality of employees in administration at SMA Negeri 1 Jemaja. To identify any obstacles in the implementation of excellent service clerical employees at SMA Negeri 1 Jemaja.

In this study as a population are all employees of the administration, teachers and students. The sample was taken by purposive at the head of administration, employee administration, teachers and students. This research was done by using descriptive qualitative approach. The results of studies it appears that not all the indicators are met excellent service, lack of education and knowledge of employees, weak sanctions and the lack of attention of employees to the needs of service users. The results of the study observations also show that the results are not directly proportional to the theories of excellent service.

It is concluded that implementation of excellent service employee administrative SMA Negeri 1 Jemaja still not run as expected. Suggestions in this research is the principal parties should constantly coordinate with the government especially Anambas education department in order to improve facilities and infrastructures and resources necessary to improve school services.

Keywords: Service, Excellent Service, Administration, School

4

PELAKSANAAN PELAYANAN PRIMA PEGAWAI TATA USAHA DI SMA NEGERI 1 JEMAJA KABUPATEN

KEPULAUAN ANAMBAS

A. Latar Belakang

Sekolah sebagai institusi

pendidikan kepada masyarakat

mempunyai peran dalam sumber daya

manusia. Sekolah Menengah Atas (SMA)

Negeri 1 Jemaja didirikan pada tanggal 1

Juli 2005 mempunyai visi menjadikan

insan SMA Negeri 1 Jemaja berakhlak

mulia, cerdas dan mampu bersaing secara

nasional. Sekolah memiliki perangkat-

perangkat penunjang kegiatan belajar,

unsur-unsur yang terdapat di sekolah

meliputi kepala sekolah, guru, tata usaha,

siswa. Tata usaha sekolah merupakan

bagian dari unit pelaksana teknis

penyelenggaraan sistem administrasi dan

informasi pendidikan di sekolah.

Informasi yang tata usaha sekolah kelola

penting sebagai basis pelayanan dan

bahan pengambilan keputusan sekolah.

Semakin lengkap dan akurat data

terhimpun maka pemberian pelayanan

makin mudah dan pengambilan keputusan

makin tepat. Oleh karena itu setiap

kegiatan organisasi didalamnya terdapat

kegiatan tatausaha dalam rangka

memenuhi kebutuhan organisasi tersebut.

Pelaksanaan pendidikan di SMAN

1 Jemaja berpedoman dengan salah satu

misi Dinas Pendidikan Kabupaten

Kepulauan Anambas yaitu memberikan

pelayanan terpadu kepada masyarakat

secara prima khususnya di bidang

pendidikan. Visi dari Dinas Pendidikan

Dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan

Anambas Propinsi Kepulauan Riau yaitu

terwujudnya sumber daya manusia yang

berkualitas menuju Kabupaten Kepulauan

Anambas sebagai kota pendidikan yang

berakar pada budaya melayu tahun 2020.

Pelaksanaan tata usaha berkaitan erat

dengan sumber daya manusia (SDM)

yang dalam hal ini memiliki peranan yang

sangat penting, karena pada dasarnya

sumber daya manusia yang berkualitas

akan meningkatkan produktivitas dan

daya saing yang tinggi. Pelaksanaan

pelayanan adalah kesesuaian antara

harapan dan atau keinginan penerima

pelayanan dengan kenyataan yang akan

mereka terima.

Orang yang berkualitas diharapkan

mampu untuk melakukan pekerjaannya

dengan baik sesuai dengan keterampilan

yang dimiliki yang akhirnya mempunyai

5

komitmen organisasi yang tinggi.

Komitmen menurut Matyarto dalam

konsep operasionalnya (2001:10), adalah

dorongan dan keinginan yang kuat pada

karyawan untuk :

1. Menyelesaikan tugas sesuai dengan

standart organisasi.

2. Meningkatkan kemampuan individual

demi kemajuan organisasi.

3. Menerima dan mempercayai nilai-nilai

serta tujuan organisasi.

Pelaksanaan pelayanan merupakan

suatu tindakan atau perbuatan yang

diberikan oleh seseorang kepada orang

lain dalam bentuk layanan suatu urusan,

sehingga orang lain tersebut mendapatkan

keringanan atas urusannya. Dalam

penilaian terhadap tingkat pelayanan,

kerangka dasar bagi pengukuran tingkat

mutu pelayanan adalah berdasarkan sikap

dan penilaian masyarakat/pengguna jasa.

Hal ini dapat dilakukan dengan melihat

bagaimana yang bersangkutan sadar dan

mengetahui mengenai pelayanan yang

diperolehnya serta bagaimana

kepentingan terhadap pelayanan tersebut.

Dengan demikian sikap masyarakat yang

berkenaan dengan aspek kognitifnya

dapat diukur melalui tingkat kesadaran,

pengetahuan dan kepentingan akan

masalah.

Suatu kegiatan atau usaha banyak

tergantung pada unsur manusia untuk

melakukan tugas-tugas dan pekerjaan baik

untuk tugas besar maupun tugas yang

kecil, sumber daya manusia merupakan

aset yang paling berharga serta

mempunyai pengaruh yang besar dalam

setiap aktivitas organisasi. Betapapun

baiknya persediaan fasilitas-fasilitas

seperti modal, peralatan, keahlian dan lain

sebagainya, tanpa diringi suatu kerja yang

baik dalam mengelola sumber daya

manusia, maka hal ataupun faktor-faktor

tersebut akan menjadi sia-sia. Melihat

pelaksanaan fungsi dan tugas pelayanan

yang diberikan oleh pegawai tata usaha

SMA Negeri 1 Jemaja yang selama ini

masih jauh dari harapan yang berkualitas,

jika pelayanan yang diberikan kepada

masyarakat secara baik, maka semakin

baik pula pandangan masyarakat terhadap

SMA Negeri 1 Jemaja tersebut.

Disamping itu dengan terlaksananya

pelayanan yang baik akan sangat

berpengaruh terhadap waktu pelayanan

yang diberikan, sehingga penggunaan

waktu akan semakin efektif dan efisien.

6

Dari hasil observasi secara

langsung yang peneliti lakukan sebelum

melakukan penelitian mendalam, ada

beberapa gejala-gejala permasalahan yang

terdapat pada bidang tata usaha di SMA

Negeri 1 Jemaja Kabupaten Kepulauan

Anambas antara lain :

1. Keterbatasan pegawai dalam berbagai

hal (kemampuan, keahlian, sumber

daya, waktu) sehingga tidak dapat

melayani secara maksimal.

2. Sikap dan perilaku pegawai yang

kurang ramah dalam memberikan

pelayanan,

3. Penampilan pegawai kurang

memperlihatkan kepercayaan dan

kredibilitas,

4. Kurang perhatian dan tanggapnya

pegawai terhadap memberikan

pelayanan,

5. Lambatnya pegawai mengambil

tindakan dalam memberikan

pelayanan,

6. Masih kurangnya rasa tanggung

jawab pegawai terhadap tugas dan

pekerjaan.

Karena pekerjaan pada bagian tata

usaha SMAN 1 Jemaja merupakan kerja

tim, sehingga kelemahan disatu sisi akan

mengakibatkan sebagian pengguna jasa

menilai bahwa ini merupakan kelemahan

pada bidang tata usaha di SMA Negeri 1

Jemaja, sehingga hal ini perlu disadari

oleh semua pegawai.

Berdasarkan beberapa kondisi

diatas penulis merasa perlu adanya suatu

penelitian secara ilmiah untuk melihat

kondisi pelaksanaan pelayanan yang ada

di SMA Negeri 1 Jemaja Kabupaten

Kepulauan Anambas, mengingat SMAN 1

Jemaja adalah satu-satunya SMAN yang

ada di Kecamatan Jemaja. SMAN 1

Jemaja merupakan sekolah yang

berprestasi pada tingkat kecamatan dan

kabupaten. SMAN 1 Jemaja menerima

siswa yang berada dari kecamatan Jemaja

dan kecamatan Jemaja Timur serta pulau-

pulau kecil lainnya. Pulau Jemaja itu

sendiri adalah salah satu pulau besar dan

gugusan pulau di Kabupaten Anambas

yang ditetapkan sebagai penunjang

kebijakan khusus baik pemerintah pusat

dan daerah, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul

sebagai berikut :

“Pelaksanaan Pelayanan Prima Pegawai

Tata Usaha Di SMA Negeri 1 Jemaja

Kabupaten Kepulauan Anambas”

7

B. Perumusan Masalah

Menurut ketentuan Undang-

undang nomor 5 Tahun 2014 tentang

Aparatur Sipil Negara selaku aparatur

pemerintah bertugas memberikan

pelayanan kepada masyarakat secara

profesional. Selaku pelayan masyarakat,

PNS harus memberikan pelayanan yang

terbaik atau prima kepada penerima

pelayanan tanpa pandang bulu. Jadi

Pegawai Negeri berkewajiban

memberikan pelayanan atau melayani,

bukan minta dilayani.

Dari beberapa keadaan dan

kondisi objektif yang ada di latar

belakang maka dirasakan perlunya

pandangan yang jernih dan objektif

tentang kondisi pelayanan yang

sebenarnya ada di SMA Negeri 1 Jemaja,

yakni para pegawai tata usaha dimana

pegawai merupakan ujung tombak

pemberian pelayanan teknis kependidikan

selama kegiatan proses belajar mengajar

di SMA Negeri 1 Jemaja. Sehingga upaya

untuk meminimalisir kekurangan dan

kelemahan yang terjadi dalam pemberian

pelayanan oleh pegawai dapat

dilaksanakan sehingga dapat memberikan

nilai dan citra positif yang lebih baik bagi

SMA Negeri 1 Jemaja.

Sehingga dalam penelitian ini

penulis merumuskan permasalahan

penelitian yang harus dijawab dalam

penelitian ini yaitu :

Bagaimanakah Pelaksanaan Pelayanan

Prima Pegawai Di Tata Usaha SMA

Negeri 1 Jemaja Kabupaten Kepulauan

Anambas ?

C. Tujuan Dan Kegunaan

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

a. Untuk mengetahui pelaksanaan

pelayanan prima pegawai di tata

usaha di SMA Negeri 1 Jemaja.

b. Untuk mengetahui hambatan-

hambatan dalam pelaksanaan

pelayanan prima pegawai tata

usaha di SMA Negeri 1 Jemaja.

2. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan

bermanfaat untuk :

a. Memberikan sumbangan

pemikiran bagi peningkatan

kemampuan pelaksanaan

pelayanan di SMA Negeri 1

Jemaja.

8

b. Memberikan sumbangan

pemikiran bagi kemajuan dan

pengembangan ilmu pengetahuan

secara umum, bidang administrasi

negara pada khususnya serta

sebagai sumber informasi bagi

penelitian lebih lanjut.

c. Memberikan sumbangan akademik

yang mungkin dapat menemukan

atau memperkaya khasanah

konsep kualitas pelayanan bagi

suatu organisasi.

D. Kerangka Teoritis

Pelayanan merupakan suatu

tindakan atau perbuatan yang diberikan

oleh seseorang kepada orang lain dalam

bentuk bantuan layanan suatu urusan,

sehingga orang lain tersebut mendapatkan

keringanan atas urusannya. Pelayanan

Prima adalah konsep kepedulian kepada

pelanggan dengan memberikan layanan

yang terbaik.

Boediono (2003:60) memberikan

pengertian pelayanan itu sendiri adalah

suatu proses bantuan kepada orang lain

dengan cara-cara tertentu yang

memerlukan kepekaan dan hubungan

interpersonal agar terciptanya kepuasan

dan keberhasilan.

Berbicara mengenai pelayanan

publik (public service) tidak hanya

berhubungan dengan sarana dan prasarana

melainkan yang lebih penting adalah

unsur manusia yang memberikan

pelayanan. Tuntutan terhadap pelayanan

tidak hanya menyangkut kuantitas orang

yang dilayani namun lebih penting adalah

kualitas pelayanan tersebut, dan

bagaimana mereka bekerja dalam

memberikan pelayanan akan memberikan

kontribusi bagi suatu organisasi yang

lebih besar.

Penyelenggaraan aktivitas dalam

suatu organisasi umumnya bertujuan

mencapai hasil yang efesien dan efektif.

Dua hal ini merupakan persyaratan bagi

survive tidaknya suatu organisasi. Namun

demikian suatu organisasi publik yang

melayani kepentingan umum juga harus

tunduk pada nilai keadilan.

Menurut Boediono (2003:60) dipihak

lain kebalikan dari kriteria yang selama

ini dirasakan dalam memberikan

pelayanan kepada anggota masyarakat

adalah :

1. Tidak atau kurangnya kesadaran

terhadap tugas atau kewajiban yang

menjadi tanggungjawabnya.

9

2. Sistem, prosedur dan metode yang

tidak memadai.

3. Pengorganisasian tugas yang belum

serasi sehingga terjadi simpang siur,

penanganan tugas yang tumpang

tindih atau tercecernya suatu tugas,

sehingga lupa mengerjakanya.

4. Pendapatan pegawai yang tidak

mencukupi guna memenuhi

kebutuhan hidup meskipun secara

minimal.

5. Kemampuan pegawai yang tidak

memadai untuk tugas yang

diembankan kepadanya.

6. Tidak tersedianya sarana yang

memadai.

Selanjutnya bentuk dan sifat

penyelenggaraan pelayanan menurut

Boediono (2003:68) harus mengandung

sendi-sendi: kesederhanaan, kejelasan,

kepastian, keamanan, keterbukaan,

efisiensi, ekonomis, keadilan, dan

ketepatan waktu.

Dari uraian-uraian tersebut, dapat

dirumuskan bahwa pelayanan bisa

didefinisikan sebagai ukuran tentang

tingkat kepuasan layanan atau bagaimana

terpenuhinya berbagai persyaratan,

spesifikasi dan harapan yang meliputi :

1. Sifat pelayanan yang adil.

Maksudnya adalah setiap orang yang

dilayani diperlakukan sama dan tidak

ada keistimewaan pada orang lain

dengan mendahulukan

kepentingannya.

2. Pelayanan yang memuaskan.

Maksudnya adalah pelayanan yang

diberikan efektif dan efesien sehingga

orang yang dilayani merasa senang

dan puas.

3. Materi pelayanan yang cukup

Maksudnya adalah alat-alat

kelengkapan dan sumber daya

manusia dalam memberikan

pelayanan memadai sehingga sangat

diperlukan agar pelayanan yang

diberikan tidak ada hambatan.

4. Pelayanan yang dapat dipertanggung

jawabkan.

Maksudnya adalah dalam

memberikan pelayanan petugas yang

melayani bekerja sesuai dengan

bidang kerjanya dan

bertanggungjawab atas pekerjaannya

dalam melayani tersebut.

10

Goetsch dan Davis (Tjiptono,

2005:10) menjelaskan bahwa kualitas

merupakan kondisi dinamis yang

berhubungan dengan produk, jasa, sumber

daya manusia, proses, dan lingkungan

yang memenuhi atau melebihi harapan.

Dijabarkan juga oleh J.R. Evans dan

W.M. Lindsay dalam buku “The

Management and Control of Quality”,

Bahwa Kualitas dapat diartikan sebagai:

kesempurnaan, konsistensi,

menghilangkan kerugian, kecepatan

pengiriman, proses mengikuti prosedur

dan kebijakan, menghasilkan produk yang

baik dan berguna, melakukan yang benar

dari awal, memanjakan atau

menyenangkan pelanggan dan pelayanan

dan kepuasan total bagi pelanggan.

Cateora dan Graham (2007: 39),

mengemukakan bahwa kualitas (quality)

dibedakan ke dalam dua dimensi : kualitas

dari perspektif pasar dan kualitas kinerja.

Keduanya merupakan konsep penting,

namun pandangan konsumen atas kualitas

produk lebih banyak berhubungan dengan

kualitas dari perspektif pasar

dibandingkan dengan kualitas hasil.

Kotler, (2002:180),

mendefinisikan kualitas sebagai

keseluruhan ciri serta sifat barang dan jasa

yang berpengaruh pada kemampuan

memenuhi kebutuhan yang dinyatakan

maupun yang tersirat. Pelayanan Prima

yang diungkapkan oleh Sutopo (2003:8)

adalah pelayanan yang terbaik yang dapat

diberikan kepada pelanggan. Sejalan

dengan itu Barata (2004:31)

mengemukakan bahwa pelayanan prima

dapat berhasil dilaksanakan didasarkan

kepada :

1. Kemampuan

2. Sikap

3. Penampilan

4. Perhatian

5. Tindakan

6. Tanggung jawab

E. Konsep Operasional

Konsep operasional pelaksanaan

pelayanan prima oleh pegawai tata usaha

di Sekolah Menengah Atas Negeri

(SMAN) 1 Jemaja yang meliputi :

1. Kemampuan adalah kemampuan

minimal yang harus ada pada

seorang pegawai, yang berkaitan

dengan pengetahuan dan

keterampilannya, antara lain :

a. Memiliki pengetahuan sesuai

bidang

11

b. Memiliki keterampilan sesuai

bidang

c. Memiliki daya kreativitas yang

tinggi

d. Memahami cara berkomunikasi

yang baik

e. Memahami cara memposisikan

diri dalam berbagai situasi agar

dapat beradaptasi dengan

lingkungan, serta

f. Mampu mengendalikan emosi.

2. Sikap adalah kumpulan perasaan.

Keyakinan dan kecenderungan

perilaku yang secara relatif

berlangsung lama kepada orang, ide,

obyek, dan kelompok orang

tertentu. Pemunculan sikap dalam

diri seseorang dapat terbentuk

karena adanya interaksi orang yang

bersangkutan dengan berbagai hal

dalam kehidupannya. Yang

dimaksud sikap disini adalah sikap

pegawai dalam melayani

masyarakat. Seorang pegawai harus

mempunyai sikap yang sopan,

ramah. Atau bisa disebut dengan

semboyan 3 S : Senyum, Salam,

Sapa

3. Penampilan adalah perpaduan

penampilan fisik dan gaya

penampilan yang akan mewarnai

seseorang pegawai dalam bersikap,

sehingga seorang pegawai akan

melayani dengan penampilan yang

serasi, dimana penampilan serasi

adalah gaya penampilan seseorang

yang ditonjolkan secara fisik dengan

memadukan keadaan sosok diri, cita

rasa diri, mode kepantasan atau

kepatutan. Yang berarti

berpenampilan yaitu :

a. Yang layak dipandang oleh

masyarakat.

b. Tidak berlebih-lebihan

c. Sesuai dengan situasi dan

kondisi.

4. Perhatian adalah sikap yang

menunjukkan keperdulian terhadap

sesuatu atau minat seseorang

terhadap sesuatu. Dalam

pelaksanaan pelayanan prima

seorang pegawai dalam memberikan

perhatian dituntut untuk memiliki

kemampuan untuk :

a. Memposisikan diri sebagai

pendengar yang baik

b. Memposisikan diri sebagai

penampung keluhan, saran dan

kritik

12

c. Memposisikan diri sebagai

pemberi saran atau jawaban yang

baik dan tepat.

d. Memposisikan diri sebagai

fasilitator untuk mewujudkan

keinginan masyarakat.

5. Tindakan adalah perbuatan atau

sesuatu yang dilakukan untuk

mencapai tujuan tertentu atau untuk

menghasilkan sesuatu. Adapun

tindakan pelayanan prima yang bisa

dilakukan seorang pegawai adalah :

a. Melakukan survey dan mencatat

kebutuhan

b. Melakukan konfirmasi untuk

penegasan atas kebutuhan

c. Mewujudkan kebutuhan

d. Memberikan penjelasan

mengenai kebutuhan

e. Memberikan ucapan terima kasih

6. Tanggung jawab adalah Jaminan

atas pelayanan kebutuhan yang

diberikan, yaitu :

a. Pegawai bertanggung jawab atas

pekerjaan yang dilakukannya.

b. Bertanggung jawab untuk

menyelesaikan pekerjaannya

c. Tidak melimpahkan tanggung

jawabnya kepada pegawai yang

lain.

d. Tidak saling menyalahkan antara

pegawai yang satu dengan yang

lain.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian Deskriptif dengan

menggunakan pendekatan kualitatif,

dimana penulis hanya menguraikan dan

menjelaskan penelitian sesuai dengan

kondisi sebenarnya tanpa

menghubungkan atau mengkaitkan

terhadap unsur-unsur yang lain dalam

penelitian. Menurut Sugiyono (2001:6)

bahwa penelitian deskriptif adalah

penelitian yang dilakukan terhadap

variabel mandiri yaitu tanpa

perbandingan atau menggabungkan

dengan variabel lain.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah

Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Jemaja

Kabupaten Kepulauan Anambas.

Adapun alasan memilih lokasi penelitian

ini adalah mengingat SMA Negeri 1

Jemaja merupakan salah satu organisasi

yang melaksanakan fungsi pelayanan

pendidikan. Alasan lain adalah SMAN 1

Jemaja merupakan salah satu SMA

Negeri terbaik yang ada di Jemaja

Kabupaten Kepulauan Anambas.

13

3. Informan Penelitian

Dalam penelitian ini

menggunakan teknik purposive

sampling, berpegang pada pendapat

Sugiono (2012:966)”. Adalah teknik

penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu”. Adapun cara

yang di gunakan peneliti untuk

memilih informan dalam melakukan

penelitian ini adalah dengan cara

memilih orang yang di anggap

memiliki pemahaman dan mengerti

betul tentang permasalahan yang di

temukan oleh peneliti, sehingga

peneliti mengambil informan dalam

penelitian ini adalah

1. Kepala Sekolah SMAN 1 Jemaja

2. Komite sekolah SMAN 1 Jemaja

3. Guru SMAN 1 Jemaja

4. Kepala Tata Usaha SMAN 1 Jemaja

5. Siswa SMAN 1 Jemaja yang

menggunakan layanan tatausaha di

SMAN 1 Jemaja

6. 2 Orang Pegawai Tata Usaha

Berdasarkan uraian di atas,

maka peneliti menentukan informan

untuk memperoleh informasi lebih

lengkap dari instansi terkait dan dari

golongan masyarakat dengan

menggunakan purposive sampling

artinya teknik penentuan informan

untuk tujuan tertentu saja.

4. Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan

yaitu data primer dan data sekunder serta

data kuantitatif dan data kualitatif.

a. Data Primer adalah data yang

diperoleh dari responden secara

langsung melalui wawancara, data

primer yang ingin diperoleh

menyangkut tentang Pelaksanaan

Pelayanan oleh pegawai di SMAN 1

Jemaja serta kendala-kendala atau

hambatan-hambatan dalam

pelaksanaan pelayanan di SMAN 1

Jemaja.

b. Data Sekunder yaitu data yang

diperoleh dari pihak kedua atau

buku-buku dimana data tersebut telah

diolah, antara lain :

1. Struktur Organisasi di SMAN 1

Jemaja.

2. Karakteristik serta jenis-jenis

pelayanan yang ada di SMAN 1

Jemaja.

3. Visi, Misi Tugas Pokok dan

Fungsi SMAN 1 Jemaja.

14

4. Sarana dan Prasarana yang

dimiliki oleh SMAN 1 Jemaja.

c. Data kuantitatif yaitu data yang

berbentuk angka-angka. Data

kualitatif merupakan data yang

dinyatakan dalam bentuk kata-kata

atau simbol.

5. Teknik Dan Alat Pengumpulan

Data

a. Observasi

Penulis melakukan

pengamatan langsung terhadap

proses pelaksanaan pelayanan

SMAN 1 Jemaja. Maksudnya

pengamatan dengan menggunakan

indera penglihatan yang berarti

tidak mengajukan pertanyaan-

pertanyaan, akan tetapi kegiatan-

kegiatan apa saja yang akan diamati

telah dituangkan dalam kertas

observasi. Dimana penulis dalam

penelitian menggunakan observasi

partisipan, maksudnya pengamat

ikut serta dalam kegiatan-kegiatan

yang dilakukan oleh subjek yang

diteliti atau yang diamati, seolah-

olah merupakan bagian dari mereka

karena mengingat data yang diambil

lebih bersifat objektif. Dengan

mempergunakan alat pengumpulan

data berupa daftar ceklist.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan

mempergunakan alat pengumpulan

data berupa pedoman

wawancaraberupa pertanyaan-

pertanyaan yang telah dibuat dan

disusun dalam kertas interview.

Data yang diperoleh dari

responden dikumpulkan lalu

dipisahkan menurut jenis data,

kelompok data, kemudian data

tersebut dianalisis secara deskriptif

kualitatif. Dalam hal ini data

dianalisis untuk melihat satuan-satuan,

gejala atau fenomena yang ada.

Metode ini dipakai untuk

mendapatkan data yang mendalam

tentang pelaksanaan pelayanan

pegawai tata usaha di SMAN 1

Jemaja sesuai dengan realita. Alat

yang digunakan untuk mengumpul

data adalah pedoman wawancara.

c. Studi Literatur

Studi literatur adalah mencari

referensi teori yang relefan dengan

kasus atau permasalahan yang

ditemukan.

15

Referensi tersebut berisikan tentang :

a) Pelayanan

b) Pelayanan prima

c) Tata usaha

Referensi ini dapat dicari dari

buku, jurnal, artikel, laporan

penelitian, dan situs-situs di internet.

Output dari studi literatur ini adalah

terkoleksinya referensi yang relefan

dengan perumusan masalah.

Tujuannya adalah untuk

memperkuat permasalahan serta

sebagai dasar teori dalam melakukan

studi dan juga menjadi dasar untuk

melakukan penelitian pada pelayanan

tata usaha di SMAN 1 Jemaja.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian

kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan

dan setelah selesai di lapangan.

Teknik analisa yang digunakan

yaitu:

1. Reduksi data adalah merangkum,

memilih hal-hal yang pokok,

menfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya.

2. Penyajian data. Penyajian data dapat

dilkaukan dalam bentuk tabel,

grafik, phie card, pictogram dan

sejenisnya. Melalui penyajian

tersebut, maka data terorganisasikan,

tersusun dalam pola hubungan,

sehingga akan semakin mudah

dipahami.

3. Conclusion drawing/verification

Langkah ketiga dalam analisis data

kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat

sementara, dan akan berubah

apabila tidak ditemukan bukti-bukti

yang kuat ang mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya.

Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal,

didukung oleh bukti-bukti yang

valid dan konsisten saat peneliti

kembali kelapangan mengumpulkan

data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel

(Sugiyono, 2011:252).

16

G. Hasil Penelitian

1. KEMAMPUAN (ability)

a. Memiliki pengetahuan sesuai

bidang

Berdasarkan hasil observasi peneliti,

tidak ditemukan papan informasi

prosedur pelayanan di Tata Usaha

SMAN 1 Jemaja. Hal tersebut

tentunya bertentangan dengan salah

satu prinsip-prinsip pelayanan prima

didalam Peraturan Keputusan

Menteri Pemberdayaan dan

penertiban Aparatur Negara

Nomor 63 tahun 2003 yaitu

kejelasan prosedur dan tata cara

persyaratan, waktu penyelesaian dan

harus diinformasikan secara terbuka

dan transparan. Hal ini juga

bertentangan dengan pendapatnya

Batanggi (2001: 2.15-2.16) yaitu

Proses dan prosedur itu harus

diketahui oleh semua pihak yang

terlibat. Proses dan prosedur

menurut Sukmaningsih (2001) itu

tidak boleh membingungkan dan

mengundang interpretasi ganda. dan

juga bertentangan dengan indikator

pelayanan publik yang baik yaitu

Keterbukaan, artinya informasi

pelayanan yang meliputi petunjuk,

sosialisasi, saran dan kritik dapat

dilihat dan diakses oleh publik,

selain keterbukaan prosedur juga

dibutuhkan kesederhanaan yang

artinya adanya persedur dan

persyaratan pelayanan yang jelas

dan sederhana.

b. Memiliki keterampilan sesuai bidang

Berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan oleh peneliti didapati bahwa

beberapa pegawai tidak bekerja dengan

maksimal. Berdasarkan hasil

wawancara dan observasi maka dapat

disimpulkan bahwa keterampilan

pegawai tata usaha di SMAN 1 Jemaja

masih kurang baik.

c. Memiliki daya kreativitas dalam

menyelesaikan pekerjaan.

Berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan oleh peneliti didapati bahwa

pegawai hanya bekerja sesuai dengan

tugas dan fungsinya namun tidak

memiliki petunjuk baku atau SOP

(Standar Operasional Prosedur).

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi,

beradaptasi dan memposisikan diri

dalam memberikan pelayanan.

17

Dari hasil obeservasi yang dilakukan

oleh peneliti, pegawai tata usaha di

SMAN 1 Jemaja beberapa ada yang

menggunakan bahasa daerah dalam

memberikan pelayanan. Menurut

Kohler (Napitupulu, 2007: 164) salah

satu karakteristik pelayanan adalah

Variability (berubah-ubah dan

bervariasi). Jasa beragam, selalu

mengalami perubahan, tidak selalu

sama kualitasnya bergantung kepada

siapa yang menyediakannya dan kapan

serta dimana disediakan. hal ini juga

merupakan salah satu ukuran kepuasan

masyarakat menurut Lovelock

(Napitupulu, 2007:171) Caretaking,

kemampuan penyesuaian pelayanan

terhadap perbedaan background rakyat.

Dikarenakan tidak adanya rencanan

kegiatan yang dibuat dalam kerja tata

usaha di SMAN 1 Jemaja maka dalam

kondisi ini kurangnya kepekaan

terhadap perubahan keinginan dari

pengguna layanan.

e. Kemampuan mengendalikan emosi

Berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan oleh peneliti dapat terlihat

keakbaran antar sesama petugas

pelayanan. Hal ini penting karena

dapat menjaga kestabilan kerja.

2. SIKAP (attitude)

a. Mengucapkan salam/menyapa

Berdasarkan hasil wawancara dengan

guru, “menurut saya sikap pegawai tata

usaha selama ini tidak ada masalah,

cukup ramah dan kami juga sering

main arisan bersama.” Berdasarkan

hasil observasi yang dilakukan oleh

peneliti, didapati bahwa petugas

pelayanan tidak mengucapkan salam

kepada pengguna layanan. Hal ini

tentunya berbanding terbalik dengan

pernyataan dari kepala tata usaha dengan

kenyataan dilapangan bahwa tidak

dilaksanakannya mengucapkan salam

pada saat pelayanan.

b. Sikap pegawai dalam mengatasi

keluhan

Berdasarkan observasi yang dilakukan

oleh peneliti didapati bahwa petugas

pelayanan cukup ramah dalam

memberikan pelayanan namun belum

memenuhi konsep 3 S yaitu pegawai

belum mengucapkan salam dalam

memberikan pelayanannya,

berdasarkan hal tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa petugas pelayanan

18

pada bagian tata usaha di SMAN 1

Jemaja sudah cukup ramah dalam

melaksanakan pelayanan.

Sikap yang ramah dan sopan

merupakan hal yang penting untuk

diperhatikan agar terwujudnya

kepuasan masyarakat, menurut

Lovelock (Napitupulu, 2007:171) salah

satu ukuran kepuasan masyarakat yaitu

Hospitality, diartikan sebagai sikap dan

perilaku pelayanan yang sopan, ramah,

ruangan yang sehat dan indah.

3. PENAMPILAN (APPEARANCE)

Berdasarkan dengan hasil observasi

yang dilakukan oleh peneliti diketahui

bahwa penampilan pegawai tata usaha

cukup baik dan rapi. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa pegawai tata usaha

sudah berpenampilan dengan baik.

4. PERHATIAN (ATTENTION)

Menurut Boediono (2003:60)

memberikan pengertian pelayanan itu

sendiri adalah suatu proses bantuan

kepada orang lain dengan cara-cara

tertentu yang memerlukan kepekaan

dan hubungan interpersonal agar

terciptanya kepuasan dan keberhasilan.

Kepekaan terhadap kebutuhan

pengguna layanan di SMAN 1 Jemaja

dalam hal ini belum terwujud dengan

baik. Kondisi perhatian pegawai tata

usaha SMAN 1 Jemaja juga belum

sesuai dengan konsep A3 tentang

perhatian yang meliputi Mendengarkan

dan memahami secara sungguh-

sungguh kebutuhan para pelanggan,

Mengamati dan menghargai perilaku

para pelanggan, Mencurahkan

perhatian penuh kepada para

pelanggan. Pegawai tata usaha SMAN

1 Jemaja juga belum memenuhi

standar pengelolaan ketatausahaan

sekolah Kementrian Pendidikan Dan

Kebudayaan yaitu Tenaga

Administrasi Sekolah (TAS) ialah

sumber daya manusia di sekolah yang

tidak terlibat langsung dalam

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar

tetapi berperan mendukung kelancaran

proses pembelajaran dan administrasi

sekolah.

5. TINDAKAN (ACTION)

Berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan oleh peneliti didapati hasil

yang sama bahwa tidak pernah

dilakukan survey atau hal-hal tertentu

utnk mengetahui kebutuhan dalam

proses pelayanan, hal tersebut

menggambarkan bahwa tata usaha di

19

SMAN 1 Jemaja belum menganggap

survey sebagai salah satu cara untuk

mengetahui kebutuhan pengguna

layanan selain itu juga tidak

tersedianya kotak kritik dan saran

sebagai wadah untuk melihat keinginan

dan keluhan pengguna layanan

terhadap pelayanan yang diterima.

C. HAMBATAN-HAMBATAN DALAM

MELAKSANAKAN PELAYANAN

PRIMA DI TATA USAHA SMAN 1

JEMAJA

Dalam analisa hambatan-hambatan dalam

pelaksanaan pelayanan prima pegawai

tata usaha SMA Negeri 1 Jemaja dapat

disimpulkan bahwa terdapat hambatan-

hambatan dalam hal fasilitas dan

kemampuan pegawai dan kepala tata

usaha sehingga membutuhkan pelatihan-

pelatihan.

D. KESIMPULAN

1. Pelaksanaan pelayanan prima pegawai

tata usaha SMA Negeri 1 Jemaja masih

belum berjalan sebagaimana yang

diharapkan. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat dari masing-mmasing indicator

sebagai berikut :

a) Kemampuan (ability), Kurangnya

keterbukaan prosedur dan kurangnya

pemahaman pegawai mengenai tugas

dan tanggungjawabnya.

b) Sikap (attitude) pegawai sudah

menunjukkan keramahtamahan

namun masih belum memenuhi unsur

3 S (Senyum, Sapa Salam) dimana

pegawai tidak memberi salam dalam

proses pelayanan.

c) Penampilan (appearance) pegawai tata

usaha SMAN 1 Jemaja baik dan rapi

karena menggunakan seragam rapi

dan berpenampilan menarik.

d) Perhatian (attention) pegawai tata

usaha SMAN 1 Jemaja belum bisa

berperan dalam hal fasilitator yang

berfungsi sebagai pemenuhan

kebutuhan pengguna layanan.

e) Tindakan (action), tidak adanya survey

kebutuhan dan kotak saran dan

kritikan sebagai wadah untuk melihat

20

dan mengukur kepuasan pengguna

layanan

f) Tanggung jawab (accountability),

dalam hal ini masih ada pegawai

yang kurang beranggung jawab

karena tidak berada di tempat saat

jam kerja, tanggung jawab biaya

pelayanan, rendahnya penerapan

sanksi dan tidak adanya rencana

kegiatan dan daftar penilaian dan

kepala tata usaha kurang berperan

dalam hal tersebut.

2. Dalam analisa hambatan-hambatan

dalam pelaksanaan pelayanan prima

pegawai tata usaha SMA Negeri 1

Jemaja dapat disimpulkan bahwa

terdapat hambatan-hambatan dalam

hal fasilitas dan kemampuan pegawai

dan kepala tata usaha sehingga

membutuhkan pelatihan-pelatihan.

E. SARAN

Saran supaya dimasa yang akan datang

dapat meningkatkan pelaksanaan

pelayanan prima di SMA Negeri 1

Jemaja. Beberapa saran yang dapat

dilakukan sebagai berikut :

a. Kemampuan (ability), dalam rangka

peningkatan kualitas SDM pada tata

usaha SMAN 1 Jemaja diberikan

pelatihan yang berhubungan dengan ke

tata usahaan.

b. Sikap (attitude), konsep 3 S dalam

pelayanan prima sebaiknya diterapkan

secara maksimal agar terjalinnya ke

akraban antara pegawai tata usaha

dengan pengguna layanan.

c. Penampilan (appearance) pegawai tata

usaha di SMAN 1 Jemaja sudah cukup

baik karena menggunakan pakaian

seragam yang rapi, namun hal tersebut

akan menambah nilai dalam proses

pelayanan jika pegawai tata usaha

21

selalu tersenyum dan bersikap ramah

dalam proses pelayanan.

d. Perhatian (attention), tersedianya kotak

saran dan keluhan yang bertujuan

untuk peningkatan kualitas dan untuk

mengetahui keinginan masyarakat,

selain itu dibutuhkan survei untuk

keinginan siswa, guru, dan lain-lain.

e. Tanggung jawab (accountability),

perlu adanya penerapan sanksi dalam

rangka kontrol pegawai dan

peningkatan disiplin pegawai.

Pihak kepala sekolah hendaknya terus

menerus berkoordinasi dengan pihak

pemerintah khususnya dinas pendidikan

kabupaten anambas dalam rangka

meningkatkan sarana dan prasana serta

susmberdaya yang diperlukan untuk

meningkatkan layanan disekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:Rineka Cipta.

Atep, Adya Barata. 2003. Dasar-dasar Pelayanan Prima Persiapan Membangun budaya Pelayanan Prima untuk Meningkatkan Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan, Jakarta: Elex Komputindo.

Batanggi, Achmad. 2001. Materi Pokok Manajemen Pelayanan Umum. Jakarta: Universitas Terbuka

Boediono. 2003. Pelayanan Prima Perpajakan, Cetakan Kedua, Jakarta:Rineka Cipta.

Cateora dan Graham. 2007. Pemasaran Internasional, Edisi 13 Jakarta: Salemba Empat.

Evans, J.R. and Lindsay W.M. (2008). The Management and Control of Quality (7th Edition). Ohio: Thomson South-Western

22

Goetsch dan Davis. 2005. Service, Quality, and Satisfaction. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hasibuan H. Malayu, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara.

Kasmir. 2005. Etika Customer Service. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran di Indonesia :Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat.

Maddy, K. 2009. Hakikat Dan Pengertian Pelayanan Prima. Jakarta : Chama Digit.

Martyarto. 2001. Manajemen Strategi Pembangunan daerah dan Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. Balai Buku Indonesia: Jakarta.

Napitupulu. 2007. Pelayanan Publik Dan Customer Satisfaction. Bandung: PT. Alumni

Ratminto dan Atik Septi Winarsih. 2005. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Riduwan. 2001. Skala Pengukuran variable-variabel Penelitian, Bandung:Alfabeta.

Sistaningrum, Widyaningtyas. 2002. Manajemen Penjualan Produk. Yogyakarta: Kanisius.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung:Alfabeta.

Sukmaningsih,Indah.2001. Persepsi Masyarakat terhadap Pelayanan Umum, Jakarta, Pusat Penelitian dan Pengembangan Badan Kepegawaian Negara.

Sutopo dan Suryanto, Adi. 2003. Pelayanan Prima. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Tjiptono , 2005. Prinsip–prinsip Total Quality Service. Yogyakarta: ANDI

Dokumen :

Bahan Pembelajaran Diklat Calon Kepala Sekolah, Pengelola Ketatausahaan Sekolah, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Lembaga Pengembangan Dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Indonesia. 2013

23

Tim Penyusun Pusdiklat Pegawai, 2008, “Pelayanan Prima”, Modul Pelayanan Prima Diklat Prajabatan Golongan I dan II, Pusdiklat.Jakarta.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63/Kep/M.PAN/7/2003, tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

http.//azia-fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-48323-politik-Manajemen Pelayanan Publik.html

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja ali Haji, 2011, Pedoman Penulisan usulan Penelitian & Skripsi Serta Ujian Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji, Jemaja

Website :

(http://administrasidanmanajemen.blogspot.co.id/2009/01/pengertian-tujuan-dan-manfaat-pelayanan.html diakses pada tanggal 3 Mei 2016)

(http://dauzyinfo.blogspot.co.id/2015/02/konsep-pelayanan-pendidikan.html diakses pada tanggal 3 Mei 2016)

(http://www.kompasiana.com/tanamilmu/peranan-tata-usaha-di-sekolah-dalam-mengelola-pendidikan-untuk-meningkatkan-hasil-pendidikan-yang-bermutu_55107982a33311c739ba84c4 diakses pada tanggal 3 Mei 2016)

(http://www.tanjungpinangpos.co.id/2014/88245/tanam-visi-sekolah-di-hati-siswa/ diakses pada tanggal 3 Mei 2016)

(http://www.haluankepri.com/anambas/25686-sman-1-terapkan-sekolah-asri.html diakses pada tanggal 3 Mei 2016)