naskah publikasi - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t33865.pdf · naskah publikasi untuk...

19
i PENGARUH SELF HELP GROUP (SHG) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU DAN KETERGANTUNGAN MEROKOK PADA SISWA DI SALAH SATU SMA DI YOGYAKARTA Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta AYU PURWASIH PUTRI JAYA SENTIKA 20100320103 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Upload: others

Post on 09-Dec-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Naskah Publikasi - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t33865.pdf · Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Program Studi ... setiap

i

PENGARUH SELF HELP GROUP (SHG) TERHADAP PERUBAHAN

PERILAKU DAN KETERGANTUNGAN MEROKOK PADA SISWA DI SALAH

SATU SMA DI YOGYAKARTA

Naskah Publikasi

Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Program Studi

Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

AYU PURWASIH PUTRI JAYA SENTIKA

20100320103

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Page 2: Naskah Publikasi - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t33865.pdf · Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Program Studi ... setiap

ii

2014

Page 3: Naskah Publikasi - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t33865.pdf · Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Program Studi ... setiap

iii

Page 4: Naskah Publikasi - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t33865.pdf · Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Program Studi ... setiap

iv

Pengaruh Self Help Group (SHG) Terhadap Perubahan Perilaku dan

Ketergantungan Merokok pada Siswa di Salah Satu SMA di Yogyakarta

Ayu Purwasih Putri Jaya Sentika1)

, Sutantri, S. Kep., Ns., M. Sc 2)

, Nurvita Risdiana, S.

Kep., Ns., M. Sc2)

1Mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

INTISARI

Latar Belakang: Tahun 2010 diperkirakan terdapat 6 juta orang di dunia meninggal

(termasuk 190.260 orang di Indonesia) akibat penyakit terkait tembakau. Di Indonesia

setiap tahunnya terjadi peningkatan umur mulai merokok di kalangan remaja.

Menemukan terapi yang efektif untuk remaja sangat penting. SHG adalah salah satu

jenis terapi berhenti merokok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

Self Help Group (SHG) terhadap perubahan perilaku dan ketergantungan merokok pada

siswa di salah satu SMA di Yogyakarta.

Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan

rancangan Quasy Eksperiment. Sampel pada peneltian ini adalah siswa kelas X dan XI

SMA yang merokok. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling.

Uji analisis menggunakan Paired Sample t-test dan Independent Sample t-test untuk

perilaku sedangkan ketergantungan merokok menggunakan uji Wilcoxon dan Mann-

Whitney. Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA di Yogyakarta.

Hasil: Uji analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh SHG terhadap perubahan

perilaku dengan p=0.000 (<0.05). Namun, SHG tidak berpengaruh terhadap

ketergantungan merokok siswa dengan p=0.427 (>0.05). Terdapat perbedaan perilaku

antara kelompok intervensi dan kontrol dengan p=0.000 (<0.05). Tidak terdapat

perbedaan pada kelompok intervensi dan kontrol ketergantungan merokok siswa dengan

p=0.118 (>0.05).

Kesimpulan:Self Help Group (SHG) berpengaruh dan memiliki perbedaan yang

signifikan untuk merubah perilaku merokok siswa antara kelompok intervensi dan

kontrol. Namun, SHG tidak memiliki pengaruh dan perbedaan yang signifikan untuk

menurunkan ketergantungan merokok antara kelompok intervensi dan kontrol pada

siswa di salah satu SMA di Yogyakarta.

Kata Kunci:Self Help Group, ketergantungan merokok, perilaku merokok, rokok.

Page 5: Naskah Publikasi - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t33865.pdf · Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Program Studi ... setiap

v

The Effect of Self Help Group (SHG) Toward Smoking Behavior Changes and

Smoking Dependence on Senior High School Students in Yogyakarta

Ayu Purwasih Putri Jaya Sentika1)

, Sutantri, S. Kep., Ns., M. Sc 2)

, Nurvita Risdiana, S.

Kep., Ns., M. Sc2)

1Student of School Nursing, Medical and Health Science Faculty, Muhammadiyah

University of Yogyakarta 2Lecturer of School Nursing, Medical and Health Science, Muhammadiyah University

of Yogyakarta

ABSTRACT

Background: In 2010 there were an estimated 6 million people in the world die

(including 190,260 people in Indonesia) as a cause of tobacco disease. Indonesia every

years have an increase in smoking uptake among adolescents. Finding an effective

treatment for adolescents is very important. SHG is one type of smoking cessation

therapy. The purpose of this study was to determine the effect of Self Help Group (SHG)

toward change on smoking behavior and smoking dependence among Senior High

School Students in Yogyakarta.

Methods:This study was an experimental study with Quasy experimental design. Sample

in this research used the smoker students in class X and XI of Senior High School. The

sampling technique used was total sampling method. Test analysis used Paired Sample

t-test and Independent Sample t-test for smoking behavior therefore for smoking

dependence used Wilcoxon and Mann-Whitney test. This research was conducted at one

of Senior High School in Yogyakarta.

Results: There was a significant effect of SHG on smoking behavior change with

p=0.000 (<0.05). However it can not be proved that SHG can reduce smoking

dependence with p=0.427 (>0.05). There was a difference on smoking behavior

between intervention and control groups with p=0.000 (<0.05). Otherwise, there is no

difference on smoking dependence between intervention and control groups with

p=0.118 (>0.05).

Conclusion: Self Help Group (SHG) had a significant effect and different to change

smoking behavior between intervention and control groups. However, it can not be

proved that SHG can reduce smoking dependence on Senior High School Students in

Yogyakarta.

Keywords: Self Help Group, smoking dependence, smoking behavior, Cigarettes

Page 6: Naskah Publikasi - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t33865.pdf · Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Program Studi ... setiap

1

A. LATAR BELAKANG

Tahun 2010 diperkirakan terdapat 6 juta orang di dunia meninggal

(termasuk 190.260 orang di Indonesia) akibat penyakit terkait tembakau(1)

.

Merokok merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dan merupakan

salah satu faktor resiko utama dari beberapa penyakit kronis seperti kanker paru–

paru, kanker saluran pernapasan bagian atas, penyakit jantung, stroke, bronkhitis,

emfisema, dan lain–lain, yang bahkan dapat menyebabkan kematian(2)

. Dan

diperkirakan akan terjadi 10 juta kematian di tahun 2020 jika hal ini tidak segera

mendapat penanganan yang tepat(3)

. Bukan hanya itu rokok juga menjadi

penyebab kerusakan ekonomi di berbagai negara(4)

.

Berdasarkan data dari Tobacco Atlas, prevalensi merokok dikalangan

remaja di tahun 2005 masih sangat tinggi yaitu 38% pada laki-laki dan 5,3% pada

wanita(5).

Pada tahun 2012 prevalensi merokok mengalami penurunan menjadi

23,9% pada laki-laki dan 1,9% pada wanita(6).

Sedangkan, menurut Global Adult

Tobacco Survey Indonesia(7)

menunjukan prevalensi perokok usia 15 tahun ke atas

sangat tinggi antara lain perokok laki-laki 67,4% dan wanita 2,7%(3)

.

Menurut Eriksen(6)

, prevalensi merokok dikalangan remaja di Indonesia

pada usia 13-15 tahun yaitu sebesar 23,9% pada laki-laki dan 1,9% pada wanita,

hal tersebut menunjukan bahwa perokok laki-laki 12 kali lebih tinggi

dibandingkan perokok wanita. Pernyataan tersebut menunjukan bahwa laki-laki

lebih suka merokok dibandingkan wanita di Indonesia. Menurut norma budaya

yang di anut di Indonesia, menganggap bahwa wanita yang merokok adalah

perilaku yang tidak sesuai dengan budaya di Indonesia(8)

. Banyak faktor yang

berperan dalam peningkatan jumlah perokok remaja laki-laki, yaitu iklan industri

rokok yang menggambarkan bahwa perokok adalah seorang individu yang sukses

dan memiliki gaya hidup glamor atau bahkan melambangkan kejantanan(9)

.

Data Riskesdas tahun 2010 menunjukkan bahwa usia pertama kali merokok

pada usia 5-9 tahun sebesar 1,7%, pada usia 10-14 tahun sebesar17,5%, pada usia

15-19 tahun sebesar 43,5%, pada usia 20-24 tahun sebesar 14,6%, pada usia 25-29

Page 7: Naskah Publikasi - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t33865.pdf · Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Program Studi ... setiap

2

tahun sebesar 4,3% pada usia ≥30 tahun sebesar 3,9%(10)

. Hal ini menunjukan

bahwa usia pertama kali merokok paling sering terjadi pada usia 15-19 tahun yaitu

usia remaja.

Menurut data di atas terdapat peningkatan usia mulai merokok di kalangan

remaja. Tren ini sangat mengkhawatirkan karena merokok di usia remaja sangat

beresiko bagi kesehatan, resiko kesehatan merokok pada remaja jauh lebih buruk

dibanding dengan orang dewasa yang merokok karena remaja masih berada pada

usia pertumbuhan dan kemungkinan untuk berhenti merokok akan lebih rendah.

Rokok tidak hanya menyebabkan masalah kesehatan pada tingkat fisik namun

juga emosionalnya(11).

Indonesia telah mempunyai dasar hukum yang mendukung pengendalian

konsumsi tembakau yang tercakup dalam UU Kesehatan No. 36/2009 tentang

Pengamanan Produk Tembakau sebagai Zat Adiktif bagi Kesehatan.Berdasarkan

UU kesehatan tersebut telah dibuat juga peraturan pemerintah, peraturan bersama

Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri, dan Peraturan Daerah di

beberapa provinsi yang mencakup kawasan tanpa rokok(12)

.

Meskipun sudah banyak peraturan terkait rokok yang sudah dibuat namun

secara internasional Indonesia belum menunjukkan komitmen pengendalian

tembakau yang kuat, karena belum menandatangani Framework Convention on

Tobacco Control (FCTC), ketidakikutsertaan Indonesia dalam FCTC mempersulit

upaya-upaya yang dilakukan dalam pengendalian rokok dan memberikan

kesempatan besar kepada industri rokok untuk secara bebas memperluas pasar

mereka.

Adapun factor lain yang ikut berpengaruh pada tingginya tingkat prevalensi

merokok di Indonesia yaitu terkait dengan norma-norma budaya di Indonesia.

Merokok dianggap sebagai hal yang wajar bagi masyarakat di Indonesia. Bahkan

setiap ada kegiatan atau acara sosial di masyarakat akan selalu ada rokok sebagai

suguhan utama. Apalagi sebagian besar masyarakat di Indonesia memiliki

kebiasaan makan tidak makan yang penting bisa merokok bahkan merokok

dianggap melambangkan kejantanan seseorang(9).

Page 8: Naskah Publikasi - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t33865.pdf · Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Program Studi ... setiap

3

Mirisnya, melihat kebiasaan tersebut dan tingginya prevalensi merokok di

masyarakat tidak sebanding dengan ketersediaan pelayanan untuk berhenti

merokok di masyarakat. Padahal menurut WHO 2012, hampir 50% dari perokok

saat ini di Indonesia berpikir tentang berhenti merokok dan lebih dari30% dari

mereka membuat upaya berhenti dalam 12 bulan terakhir(13)

.

Mempertimbangkan bahaya merokok bagi kesehatan remaja, kurangnya

perhatian dari pemerintah tentang pengendalian tembakau, serta tingginya

prevalensi merokok pada remaja di Indonesia, maka hal ini mengindikasikan

pentingnya untuk menginisiasi program berhenti merokok yang efektif bagi

remaja. Maka peneliti ingin mengetahui dan tertarik untuk meneliti pengaruh Self

Help Group (SHG) terhadap perubahan perilaku dan ketergantungan merokok

pada siswa di salah satu SMA di Yogyakarta.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental dengan

rancangan Quasy Eksperiment (penelitian eksperimen semu) yang menggunakan

pre-test dan post-test with control group design, yaitu pada kelompok

eksperimen diberi perlakuan sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberi

perlakuan.

Populasi di dalam penelitian ini ialah seluruh siswa di salah satu SMA di

Yogyakarta yaitu kelas X dan XI yang berjumlah 221 siswa dan siswa yang

merokok ada sebanyak 34 siswa.

Metode pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling.

Total sampling adalah suatu teknik penentuan sampel dengan cara menjadikan

populasi menjadi sampel(14)

. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

34 siswa yang merokok akan dibagi menjadi dua kelompok yaitu 17 siswa

sebagai kelompok intervensi (yang akan dibagi lagi menjadi 2 kelompok SHG

yaitu 9 anggota untuk kelompok 1 dan 8 anggota untuk kelompok 2) dan 17

siswa menjadi kelompok kontrol yang tidak perlu dibagi menjadi dua kelompok

SHG.

Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA di Yogyakarta. Penelitian

ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014. Variabel bebas dalam penelitian ini

Page 9: Naskah Publikasi - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t33865.pdf · Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Program Studi ... setiap

4

adalah pemberian perlakuan dengan Self Help Group (SHG). Sedangkan,

variabel terikat pada penelitian ini yaitu perubahan perilaku merokok pada

siswa.

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur perilaku merokok

adalah kuesioner fagerstrom yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang

mengarah pada ketergantungan merokok. Kuesioner ini terdiri dari 6

pertanyaan. Interpretasi hasil kuesioner fagerstrom akan dikategorikan menjadi

5 kategori yaitu : skor 0-2 = very low dependence, 3-4 = low dependence, 5 =

medium dependence, 6-7=high dependence, 8-10=very high dependence.

Penilaian pada kuesioner fagerstrom berupa skala ordinal.

Peneliti menggunakan kuesioner perilaku merokok untuk mengukur

perilaku responden dimana kuesioner ini mengadopsi dari Prayogo(15)

.

Kuesioner tentang perilaku merokok terdiri dari 20 pernyataan yang dibuat oleh

peneliti sebelumnya dan tidak ada perubahan sedikitpun. Pernyataan mengenai

perilaku merokok dalam bentuk skala Likert yaitu: Selalu (S) = 3, Kadang –

kadang (Kk) = 2, Tidak pernah (Tp) = 1. Penilaian pada kuesioner perilaku

merokok berupa skala ordinal.

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua

tahap, yaitu: Analisa Univariat (untuk mengetahui gambaran karakteristik

responden, gambaran perilaku dan ketergantungan merokok siswa). Sedangkan,

analisa bivariat dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan program komputer.

Analisa data dilakukan untuk mengetahui pengaruh SHG terhadap perubahan

perilaku siswa dan ketergantungan merokok siswa sebelum intervensi (pre-test)

dan setelah intervensi (post-test) baik pada kelompok kontrol maupun kelompok

intervensi.

Penelitian ini menggunakan uji beda yang sebelumnya sudah dilakukan

uji normalitas data dengan menggunakan shapiro-wilk (<50 responden).

Uji statistik yang dilakukan untuk menilai pengaruh SHG terhadap

perubahan perilaku merokok menngunakan uji Paired Sample t-test dan untuk

melihat perbedaan perubahan perilaku antar kelompok intervensi dan kontrol

menggunakan uji Independent Sample t-test karena data responden pada

Page 10: Naskah Publikasi - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t33865.pdf · Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Program Studi ... setiap

5

kuesioner perilaku merokok berdistribusi normal atau parametrik dan

berpasangan. Dari hasil uji statistik didapat nilai yang signifikan (p). Jika nilai

signifikan <0.05 maka Ha diterima dan Ho ditolak, sedangkan jika nilai

signifikan >0.05 maka Ha ditolak dan Ho diterima.

Uji statistik yang dilakukan untuk menilai pengaruh SHG terhadap

ketergantungan merokok menggunakan uji Wilcoxon dan untuk melihat

perbedaan ketergantungan merokok antar kelompok intervensi dan kontrol

menggunakan uji Mann-Whitney karena data responden pada kuesioner perilaku

merokok berdistribusi tidak normal atau non parametrik dan tidak berpasangan.

Dari hasil uji statistik didapat nilai yang signifikan (p). Jika nilai sig<0.05 maka

Ha diterima dan Ho ditolak, sedangkan jika nilai sig>0.05 maka Ha ditolak dan

Ho diterima(14)

.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Responden dalam penelitian ini berjumlah 34 siswa yang merokok dibagi

menjadi dua kelompok yaitu 17 siswa sebagai kelompok intervensi dan 17 siswa

menjadi kelompok kontrol. Adapun karakteristik responden secara umum adalah

sebagai berikut:

Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden pada kelompok

intervensi dan kontrol berdasarkan Umur, Kelas, Jenis Kelamin (n=34)

Karakteristik

responden

Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol

Jumlah

(n)

Persentase

(%)

Jumlah

(n)

Persentase

(%)

Usia

14 tahun

15 tahun

16 tahun

17 tahun

1

1

12

3

5,9

5,9

70,6

17,6

1

3

11

2

5,9

17,6

64,7

11,8

Kelas

X

XI

7

10

41,2

58,8

10

7

58,8

41,2

Jenis kelamin

Laki-laki

Perempuan

17

0

100

0

17

0

100

0

Total 17 100 17 100

Sumber: Data Primer, 2014

Page 11: Naskah Publikasi - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t33865.pdf · Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Program Studi ... setiap

6

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa karakteristik umur

responden sebagian besar adalah responden dengan umur 16 tahun (61,76%)

sebanyak 21 orang. Sedangkan, responden paling sedikit adalah umur 14 tahun

sebanyak 2 orang (5,88%). Berdasarkan survei dari 854 laki-laki dan 800

perempuan yang berusia antara 11 sampai 18 tahun yang di lakukan di Ellisras,

Afrika Selatan didapatkan bahwa semakin bertambahnya umur tingkat konsumsi

rokok semakin tinggi dikarenakan paparan iklan rokok yang sangat tinggi dari

berbagai media seperti televisi, video, film dan billboard(16).

Hasil penelitian berdasarkan karakteristik kelas didapatkan jumlah

responden seimbang yaitu 17 orang berasal dari kelas X dan 17 orang berasal

dari kelas XI. Hasil penelitian mengenai karakteristik jenis kelamin didapatkan

keseluruhan responden adalah laki-laki.Jumlah perokok yang paling banyak saat

ini berasal dari kalangan laki-laki yaitu mencapai 61%. Berdasarkan Global

Adult Tobacco Survey Indonesia(7)

menunjukan prevalensi perokok usia 15 tahun

ke atas sangat tinggi antara lain perokok laki-laki 67,4% dan wanita 2,7%(3).

Hal

ini dikarenakan pergaulan mereka dan tekanan dari lingkungan. Selain itu,

merokok juga dianggap sebagai trend gaya hidup dan sekedar mengikuti

perkembangan dunia (17)

.

Tabel 2. Distribusi frekuensi perilaku responden pada kelompok intervensi

sebelum dan sesudah diberikan SHG pada siswa di salah satu SMA di

Yogyakarta (n=17)

Kategori Perilaku

Pre Test Post Test

n % n %

Baik

Cukup

Buruk

-

7

10

-

41,2

58,8

2

12

3

11,8

70,6

17,6

Total 17 100 17 100

Sumber: Data Primer, 2014

Tabel 2 menunjukkan bahwa gambaran perilaku siswa tentang

merokok sebelum diberikan SHG tentang rokok yaitu sebanyak 10 orang

(58,8%) memiliki perilaku buruk. Setelah dilakukan post test gambaran

perilaku siswa mengalami perubahan menjadi 12 orang (70,6%) memiliki

Page 12: Naskah Publikasi - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t33865.pdf · Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Program Studi ... setiap

7

perilaku cukup. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan perilaku

merokok siswa kearah yang lebih baik pada kelompok intervensi.

Tabel 3. Distribusi frekuensi perilaku responden pada kelompok kontrol

sebelum dan sesudah penelitian pada siswa di salah satu SMA di Yogyakarta

(n=17)

Kategori

Perilaku

Pre Test Post Test

n % n %

Baik

Cukup

Buruk

-

8

9

-

47,1

52,9

-

8

9

-

47,1

52,9

Total 17 100 17 100

Sumber: Data Primer, 2014

Berdasarkan tabel 3 gambaran perilaku siswa pada kelompok kontrol

pada saat pre test maupun post test sama atau tidak mengalami perubahan

yaitu 9 orang (53%) memiliki perilaku buruk.

Tabel 4. Distribusi frekuensi ketergantungan merokok responden pada

kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan SHG pada siswa di salah

satu SMA di Yogyakarta (n=17)

Kategori Ketergantungan Pre Test Post Test

n % n %

Very low dependence

Low dependence

Medium dependence

High dependence

Very high dependence

15

1

-

1

-

88,2

5,9

-

5,9

-

13

1

2

1

-

76,4

5,9

11,8

5,9

-

Total 17 100 17 100

Sumber: Data Primer, 2014

Hasil penelitian menunjukan bahwa gambaran ketergantungan

merokok siswa sebelum diberikan SHG tentang rokok yaitu sebanyak 15

orang (88,2%) memiliki tingkat ketergantungan very low dependence.

Setelah dilakukan post test gambaran ketergantungan merokok siswa

mengalami perubahan yaitu 13 orang (76,4%) memiliki tingkat

ketergantungan very low dependence.

Page 13: Naskah Publikasi - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t33865.pdf · Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Program Studi ... setiap

8

Tabel 5. Distribusi frekuensi ketergantungan merokok responden pada

kelompok kontrol sebelum dan sesudah penelitian pada siswa di salah satu SMA

di Yogyakarta (n=17)

Kategori

Ketergantungan

Pre Test Post Test

n % n %

Very low dependence

Low dependence

Medium dependence

High dependence

Very high dependence

16

1

-

-

-

94,1

5,9

-

-

-

16

1

-

-

-

94,1

5,9

-

-

-

Total 17 100 17 100

Sumber: Data Primer, 2014

Dapat disimpulkan dari tabel 5 bahwa gambaran ketergantungan

merokok siswa pada kelompok kontrol pada saat pre test maupun post test

sama atau tidak mengalami perubahan yaitu 16 orang (94,1%) memiliki

tingkat ketergantungan very low dependence.

Tabel 6. Distribusi Hasil Analisis Paired Sample t-test Perubahan Perilaku

Responden Tentang Merokok Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok kontrol

(n=17)

Uji Beda Paired Sample t-test

Kelompok Keterangan n Mean Delta

Mean

Std Sig(2-

tailed)

Intervensi Pre Test

Post Test

17

17

44.0588

30.0000 14.0588

7.78998

8.95126

0.000

Kontrol Pre Test

Post Test

17

17

40.5882

40.6471 0.589

5.53465

6.66090 0.956

Sumber: Data Primer, 2014

Hasil analisis uji beda mean menunjukan bahwa terdapat pengaruh

yang signifikan terhadap kelompok intervensi (p=0.000). Terdapat

perbedaan yang signifikan pada perilaku siswa sebelum dilakukan intervensi

dan setelah dilakukan intervensi atau perilaku siswa meningkat setelah

dilakukan Self Help Group tentang rokok. Sedangkan hasil analisis uji beda

mean pada kelompok kontrol terkait perilaku merokok siswa tidak terdapat

pengaruh yang signifikan yaitu dengan nilai p value 0.849 (p>0.05)

Page 14: Naskah Publikasi - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t33865.pdf · Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Program Studi ... setiap

9

dikarenakan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan SHG tentang

merokok. Dapat disimpulkan bahwa SHG berpengaruh terhadap perubahan

perilaku siswa hal ini dikarenakan siswa berkesempatan untuk berbagi cerita,

pengetahuan dan pengalaman melalui diskusi kelompok yang dilakukan.

Hal ini juga di dukung oleh penelitian Khoirunisa(18)

bahwa terdapat

pengaruh SMS terhadap penurunan perilaku merokok pada remaja.

Mafika(19)

juga berpendapat bahwa terdapat pengaruh pendidikan sebaya

(peer education) terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku

untuk tidak merokok di dalam rumah. Dari beberapa penelitian ini

menunjukan hasil yang sama yaitu perilaku merokok seseorang dapat

berubah dikarenakan adanya intervensi yang diberikan kepada responden

untuk merubah perilakunya baik menggunakan SMS, pendidikan sebaya

(peer education) maupun dengan SHG. Hasil ini memiliki kesamaan

dikarenakan tujuan dari ketiga metode yang digunakan yaitu untuk

meningkatkan perilaku kesehatan responden melalui promosi kesehatan.

Pada penelitian diatas perilaku merokok dipengaruhi melalui promosi

kesehatan melalui SHG, SMS dan pendidikan sebaya. Promosi kesehatan

bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan

pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-

upaya memfasilitasi perubahan perilaku(20)

, dan dalam penelitian ini promosi

kesehatan ditujukan untuk memberikan efek terhadap perilaku merokok

siswa.

Tidak hanya informasi dan pengalaman yang dapat mempengaruhi

perilaku merokok remaja. Putra(21)

dengan penelitiannya yaitu perbedaan

pola asuh orang tua terhadap perilaku merokok remaja laki-laki di SMP

PGRI Kasihan, Bantul. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

perilaku merokok pada remaja laki-laki dipengaruhi oleh pola asuh yang

digunakan oleh orang tua.

Hasil ini juga didukung oleh penelitian Trisnowati(22)

tentang

pendidikan sebaya (peer education) untuk meningkatkan keterlibatan remaja

SMP dalam pencegahan perilaku merokok di Kabupaten Bantul, DIY. Hasil

Page 15: Naskah Publikasi - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t33865.pdf · Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Program Studi ... setiap

10

penelitian ini menunjukan bahwa ada peningkatan niat dan perilaku pada

kelompok peer education dalam pencegahan perilaku merokok.

Perubahan perilaku merokok pada kelompok intervensi SHG

dipengaruhi oleh tahapan proses, selain itu juga dipengaruhi oleh faktor-

faktor seperti keluarga, teman, lingkungan ataupun iklan. Tahapan

perubahan pengetahuan menjadi perilaku diawali dengan pengetahuan,

persepsi, interpretasi, kepentingan, tindakan kesehatan.

Tabel 7. Distribusi Hasil Analisis Wilcoxon Ketergantungan Merokok

Responden Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol(n=17)

Uji Beda Wilcoxon

Kelompok Keterangan n Mean Delta

mean

Std Sig(2-

tailed)

Intervensi Pre Test

Post Test

17

17

1.0588

1.4706 0.4118

1.67595

2.23935 0.427

Kontrol Pre Test

Post Test

17

17

0.5882

0.4706 0.1176

1.12132

1.12459 0.746

Sumber: Data Primer, 2014

Hasil analisis uji beda mean menggunakan Wilcoxon test tentang

perbedaan hasil uji pre test dan post test pada kelompok kontrol didapatkan

data p value sebesar 0.746 (p>0.05). Nilai tersebut memiliki arti bahwa tidak

ada perbedaan ketergantungan merokok pada responden. Hal tersebut

disebabkan karena kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan SHG tentang

rokok. Sedangkan hasil analisis uji beda mean menggunakan Wilcoxon test

tentang perbedaan hasil uji pre test dan post test pada kelompok intervensi

didapatkan data p value sebesar 0.427 (p>0.05). Hal tersebut dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan ketergantungan merokok pada

responden di kelompok intervensi, namun hasil ini lebih baik dibandingkan

dengan kelompok kontrol karena kelompok kontrol tidak diberikan

perlakuan.

Peneliti berasumsi tidak terdapatnya perbedaan ketergantungan

merokok pada responden disebabkan oleh tingkat ketergantungan merokok

siswa memang sudah rendah ditambah lagi penelitian ini menggunakan

Page 16: Naskah Publikasi - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t33865.pdf · Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Program Studi ... setiap

11

standar kriteria inklusi responden merokok maksimal 1 bulan terakhir,

padahal menurut Benowitz(23)

ketergantungan seseorang terhadap nikotin

akan menurun atau hilang jika dilakukan pemberhentian merokok selama 7

hari, sehingga ketika diberikan intervensi SHG dan kemudian diukur tidak

menunjukan nilai yang signifikan adanya perbedaan pada saat pre test dan

post test.

Tabel 10. Distribusi hasil analisis Independent T-test untukperilaku merokok

dan Mann-Whitney untuk ketergantungan merokok post test kelompok intervensi

dan kelompok kontrol pada siswa di salah satu SMA di Yogyakarta (n=34)

Independent t-test dan Mann-Whitney Sig(2-

tailed) Kategori Kelompok Ket n Mean Std Dev

Perilaku Intervensi

Kontrol

Post test

Post test

17

17

30.000

40.647

8.95126

6.66090 0.000

Ketergantungan

Merokok

Intervensi

Kontrol

Post test

Post test

17

17

1.4706

0.4706

2.23935

1.12459 0.118

Sumber: Data Primer, 2014

Hasil analisis Independent T-test perilaku merokok dan Mann-Whitney

ketergantungan merokok menunjukkan bahwa perilaku dan ketergantungan

merokok antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol pada saat post

test nilai signifikansi perilaku sebesar 0.001 (p<0.05), dan untuk kategori

ketergantungan merokok nilai signifikansi sebesar 0.118 (p>0.05). Dapat

disimpulkan bahwa post test perilaku kelompok intervensi dan kontrol

menunjukan hasil yang signifikan atau terdapat perbedaan post test antara

kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hal ini didukung oleh penelitian

Sari(24)

yang menunjukan bahwa terdapat pengaruh SHG terhadap ASI

eksklusif pada kelompok intervensi dan kontrol. Sedangkan post test

ketergantungan merokok kelompok intervensi dan kontrol menunjukan hasil

yang tidak signifikan atau tidak terdapat perbedaan post test antara

kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

Hasil tersebut menunjukan bahwa SHG dapat berpengaruh terhadap

peningkatan perilaku merokok responden kearah yang lebih baik. Namun

Page 17: Naskah Publikasi - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t33865.pdf · Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Program Studi ... setiap

12

disisi lain SHG tidak menunjukan pengaruh terhadap ketergantungan

merokok responden.

Berdasarkan hasil analisa Independent t-test bahwa SHG dapat

berpengaruh terhadap perubahan perilaku merokok karena SHG merupakan

suatu bentuk terapi kelompok yang dapat dilakukan pada berbagai situasi

dan kondisi, terdiri dari dua orang atau lebih yang memiliki masalah serupa

untuk saling berbagi pengalaman dan cara mengatasi masalah yang

dihadapi(25)

. Dalam SHG siswa juga dibantu untuk mendapatkan informasi

yang positif dengan memberitahukan kerugian-kerugian yang dialami serta

pengalaman dari teman-teman yang non perokok sehingga bisa mengubah

persepsinya terhadap rokok.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Ada pengaruh yang signifikan pemberian Self Help Group (SHG) terhadap

perubahan perilaku merokok siswa dan tidak ada pengaruh yang signifikan

pemberian Self Help Group (SHG) terhadap ketergantungan merokok pada

siswa di salah satu SMA di Yogyakarta.

2. Saran

Perlu ditingkatkan pelayanan untuk berhenti merokok bagi remaja untuk

mencegah masalah-masalah kesehatan yang timbul dikarenakan rokok baik

fisik maupun emosional yang terjadi pada remaja dengan cara memodifikasi

program terapi berhenti merokok menggunakan metode SHG.

E. DAFTAR PUSTAKA

1. GATS (Global Adult Tobacco Survey). (2011). Global Adult Tobacco

Survey: Indonesia Report 2011. Diakses pada tanggal 4 Desember 2013

darihttp://www.searo.who.int/entity/noncommunicable_diseases/data/ino_gat

s_report_2011.pdf

2. Sirait, A.M. 2003: Perilaku Merokok, Research report.

3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Kemenkes Luncurkan

Hasil Survey Tembakau. Jakarta. Diakses pada tanggal 4 November 2013

dari http://www.depkes.go.id/index.php/berita/pres-release/2048-kemenkes-

luncurkan-hasil-survey-tembakau.html

Page 18: Naskah Publikasi - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t33865.pdf · Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Program Studi ... setiap

13

4. World Health Organization. (2011). WHO report on the global tobacco

epidemic warning about the dangers of tobacco. Geneva 27 Switzerland.

5. Mackay, J., Eriksen, M. (2005). Tobacco Atlas. Geneva: World Health

Organization.

6. Eriksen, M., Mackay, J., Ross, H. (2012). The Tobacco Atlas. Fourth Ed.

Atlanta, GA: American Cancer Society; New York, NY: World Lung

Fondation. Diakses pada tanggal 4 November 2013 dari

http://www.tobaccoatlas.org/more.

7. GATS (Global Adult Tobacco Survey). (2011). Global Adult Tobacco

Survey: Indonesia Report 2011. Diakses pada tanggal 4 Desember 2013 dari

http://www.searo.who.int/entity/noncommunicable_diseases/data/ino_gats_r

eport_2011.pdf

8. Ng, N., Weinehall, L., Ohman, A. (2007). If I don’t smoke, I’m not a real

man’ —Indonesian teenage boy’s views about smoking. Health Education

Research, Vol.22 no.6, 794-804.

9. Aula, L.E. (2010). Stop Merokok (Sekarang atau Tidak Sama Sekali).

Yogyakarta: Garailmu.

10. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Laporan Nasional

Riskesdas 2010. Jakarta. Diakses pada tanggal 4 November 2013 dari

http://www.litbang.depkes.go.id/riskesdas2010/laporan_riskesdas_2010.pdf.

11. Bararah, V.F. (2012). 91 Persen Remaja Mulai Merokok karena

Terpengaruh Iklan. Diakses pada tanggal 4 November 2013, dari

http://www.heath.detik.com/read/2012/05/22/180701/1922124/763/91-

persen-remaja-mulai-merokok-karena-terpengaruh-iklan.

12. Kastrat BEM FKM UI. (2011). Menyikapi Persoalan Rokok di Indonesia.

Diakses pada tanggal 4 November 2013 dari

http://bem.fkm.ui.ac.id/sites/default/files/Kajian%20RPP%20Tembakau%201.

0.pdf

13. World Health Organization. (2012). Global adult tobacco survey: Indonesia

Report 2011. WHO Regional Office of South-East Asia.

14. Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologipenelitian ilmu

keperawatan pedoman skripsi, tesis, dan instrumen penelitian keperawatan.

Jakarata: Salemba Medika.

15. Prayogo, E. (2012). Hubungan Antara Faktor Keluarga dan Teman Dengan

Perilaku Merokok pada Reamaja di SMA N 1 Imogiri Bantul. Skripsi strata

satu, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

16. Monyeki, D., Kemper, H., Amusa, L., Motshwane, M. (2013).

Advertisement and knowledge of tobacco products among Ellisras rural

children aged 11 to 18 years: Ellisras Longitudinal study. BMC Pediatrics,

13:111.

17. Kurniawan, T. (2012). Pengaruh Paparan Iklan Dan Self-Efficacy Terhadap

Perilaku Merokok Remaja. Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas

Kristen Satya Wacana Salatiga, Semarang. Diakses pada tanggal 5 Februari

2014 dari

http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/2611/T1_212

008020_Full%20Text.pdf?sequence=2

18. Khoirunisa, G.O. (2012). Pengaruh SMS (Short Message Service) Tentang

Bahaya Merokok Terhadap Pengetahuan dan Perilaku Merokok pada Siswa

Page 19: Naskah Publikasi - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t33865.pdf · Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Program Studi ... setiap

14

SMA Negeri 11 Yogyakarta. Skripsi strata satu, Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta, Yogyakarta.

19. Mafika, D. (2011). Pengaruh Pendidikan Sebaya (Peer Education) dari Istri

pada Suami di Dusun Kweden, Desa Trirenggo Bantul Terhadap

Peningkatan Pengetahuan, Sikap, Perilaku Suami untuk tidak merokok di

dalam Rumah. Karya tulis ilmiah. Yogyakarta: Program Studi Ilmu

Keperawtan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

20. Notoadmojo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

Rineka Cipta.

21. Putra (2013). Perbedaan pola asuh orang tua terhadap perilaku merokok

remaja laki-laki di SMP PGRI Kasihan, Bantul. Karya tulis ilmiah.

Yogyakarta: Program Studi Ilmu Keperawtan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

22. Trisnowati. (2012). Pendidikan sebaya (peer education) untuk meningkatkan

keterlibatan remaja SMP dalam pencegahan perilaku merokok di Kabupaten

Bantul, DIY. Skripsi strata satu, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Yogyakarta.

23. Benowitz, N.L. (2010). Nicotine Addiction. N Engl J Med, 17; 362(24):

2295–2303. doi:10.1056/NEJMra0809890.

24. Sari, Anjani P. (2012). Pengaruh Self Help Group Terhadap Pengetahuan dan

Sikap Tentang ASI Eksklusif pada Ibu yang Mempunyai Bayi 0-6 Bulan di

Desa Ngestigarjo Kecamatan Kasihan Bantul Yogyakarta. Skripsi Strata Satu.

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

25. Keliat, Budi A, Utami, Tantri, W, Farida P, Akemat. (2008). Modul Kelompok

Swabantu (Self help group). Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.