naskah publikasi - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/26520/10/naskah_publikasi_.pdfdepan jurusan...

22
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN SELF EFFICACY DENGAN KEPUTUSAN KARIR SISWA Oleh : ANDREAS AGAM BROTO WINDRIYANTO NIM : S 300 110 001 PROGRAM MAGISTER SAINS PSIKOLOGI PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Upload: ngokhue

Post on 23-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN SELF

EFFICACY DENGAN KEPUTUSAN KARIR SISWA

Oleh :

ANDREAS AGAM BROTO WINDRIYANTO

NIM : S 300 110 001

PROGRAM MAGISTER SAINS PSIKOLOGI

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIER DAN SELF

EFFICACY DENGAN KEPUTUSAN KARIR SISWA

Andreas Agam Broto Windriyanto; Dr.Nanik Prihartanti, M.Si

Abstract. This study aims to determine the relationship between career

guidance service and self efficacy with the students' career decision. Subjects

were high school students of class XII SMA N 1 Jogonalan totaling 237 students.

Measuring instrument is a questionnaire. Used method of data analysis using

multiple regression analysis with SPSS version 16.0. The results showed

significant relationship between career guidance service and self efficacy with the

students' career decision, also there is a significant positive relationship between

career guidance service with the students' career decision, and there is a

significant positive relationship between self efficacy with the students' career

decision. Effective contribution of career guidance service variables and self-

efficacy to the the students' career decision is 53,9%. This means there is 46,1%

of other variables that affect the students' career decision

Key words: career decision, career guidance service, and self efficacy

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

layanan bimbingan karir dan self-efficacy dengan keputusan karir siswa.

Subjeknya adalah siswa SMA N 1 Jogonalan kelas XII yang berjumlah 237 siswa.

Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Metode analisis data menggunakan

analisis regresi berganda dengan program SPSS 16. Hasil analisis menunjukkan

ada hubungan yang positif dan signifikan antara layanan bimbingan karir dan self-

efficacy dengan keputusan karir siswa dan ada hubungan positif yang signifikan

antara layanan bimbingan karir dengan keputusan karir siswa, juga ada hubungan

positif yang signifikan antara self-efficacy dengan keputusan karir siswa.

Sumbangan efektif variabel layanan bimbingan karir dan self-efficacy terhadap

keputusan karir siswa sebesar 53,9%. Berarti masih ada 46,1% variabel lain yang

berpengaruh terhadap keputusan karir siswa.

Kata kunci : keputusan karir, layanan bimbingan karir, self efficacy

Pendahuluan

Salah satu tujuan pendidikan

nasional bagi generasi muda adalah

mewujudkan generasi muda yang

mempunyai ketrampilan, kepribadian

yang mantab, serta tanggung jawab.

Kenyataan yanag ada sebagai

generasi muda siswa SMA Negeri 1

Jogonalan terutama siswa yang

duduk di kelas XII atau kelas III

yang seharusnya sudah mempunyai

cita-cita atau pandangan-pandangan

yang bisa dilakukan setelah lulus

sekolah, setiap harinya masih

terdapat minimal 2 siswa kelas XII

baik jurusan IPA maupun IPS yang

mendatangi guru BK di siswa SMA

N 1 Jogonalan yang meminta arahan

/ saran / informasi dari guru BK

untuk ke depannya setelah siswa

lulus kuliah.

Permasalahan karir yang

sering dihadapi oleh siswa Kelas XII

SMA N 1 Jogonalan adalah

pemilihan jurusan perguruan tinggi,

biaya kuliah, pemilihan perguruan

tinggi, tuntutan orang tua untuk

kuliah di jurusan tertentu, prospek ke

depan jurusan perguruan tinggi, dan

biaya kuliah.

Bimbingan dan konseling

merupakan pelayanan bantuan

artinya kegiatan ini harus mampu

memberikan hal-hal positif kepada

peserta didik, membantu

meringankan beban, menemukan

alternatif pemecahan masalah,

mendorong semangat dan

memberikan penguatan serta

ketenangan kepada peserta didik

secara tepat. Pelayanan tersebut

dapat dilakukan secara individu

maupun kelompok .

Menurut Winkel & Hastuti,

(2005): Bimbingan dan konseling di

sekolah adalah sebagai sub bidang

dari bidang pembinaan siswa yang

mempunyai fungsi dan tujuan yang

khas, meskipun semua sub bidang

dari bimbingan konseling

merupakan pelayanan kepada siswa.

Fungsi dari bimbingan dan konseling

yang khas bersumber pada corak

pelayanan bimbingan sebagai

bantuan yang bersifat psikis atau

psikologis yang terletak dalam tujuan

pelayanan bimbingan dan konseling.

Tujuan layanan bimbingan

supaya sesama manusia mampu

mengatur kehidupan sendiri,

menjamin perkembangan dirinya

sendiri seoptimal mungkin, memikul

langsung tanggung jawab

sepenuhnya atas arah hidupnya

sendiri, menggunakan kebebasannya

sebagai manusia secara dewasa

dengan berpedoman pada cita-cita

yang mewujudkan semua potensi

yang baik padanya, dan

menyelesaikan semua tugas yang

dihadapi dalam kehidupan ini secara

memuaskan (Winkel & Hastuti, 2005

).

Bimbingan karir adalah salah

satu fungsi layanan bimbingan dan

konseling. Prayitno dan Atmi, (2004)

merumuskan bimbingan karir atau

jabatan sebagai “usaha bimbingan

kepada peserta didik dalam usaha

pertimbangan untuk bekerja atau

tidak, dan jika perlu bekerja memiliki

lapangan kerja yang cocok dengan

ciri–ciri pribadi, menentukan

lapangan pekerjaan dan

memasukinya serta mengadakan

penyesuaian kerja secara baik.”

Berdasarkan rumusan ini,

dapat dikatakan bahwa bimbingan

karir merupakan suatu proses

bantuan yang diberikan pada

individu melalui berbagai cara dan

bentuk layanan agar ia mampu

merencanakann karirnya dengan

mantap, sesuai dengan bakat, minat,

dan kemampuan, pengetahuan dan

kepribadian, serta faktor–faktor yang

mendukung kemajuan dirinya.

Faktor–faktor yang mendukung

perkembangan diri individu ini

antara lain adalah status sosial dan

ekonomi keluarga, layanan informasi

dan konseling karir.

Layanan informasi karir pada

dasarnya merupakan layanan yang

memberikan data atau fakta kepada

siswa tentang dunia

pekerjaan/jabatan/karir. Informasi

karir ini menurut Winkel & Hastuti,

(2005) mencakup semua data

mengenai jenis–jenis pekerjaan yang

ada di masyarakat (field of

occupation), mengenai gradasi posisi

dalam lingkup suatu jabatan (level of

occupation), mengenai persyaratan

tahap dan jenis pendidikan,

mengenai sistem klasifikasi jabatan,

dan mengenai prospek masa depan

berkaitan dengan kebutuhan riil

masyarakat akan jenis/corak

pekerjaan tertentu.”

Berdsarkan pengertian-

pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa keraguan siswa yang

berkaitan dengan keputusan karir

salah satu faktornya adalah

dikarenakan keterbatasan siswa

dalam hal informasi tentang

keputusan karir. Keraguan tersebut

menjadikan siswa mengalami

kesulitan-kesulitan dalam

menentukan karir. Kesulitan-

kesulitan tersebut membuat siswa

dapat melemparkan tanggung jawab

pengambilan keputusan karir kepada

orang lain, atau menunda dan bahkan

menghindar dari tugas pengambilan

keputusan, hal tersebut dapat

membuat pengambilan keputusan

karinya tidak optimal.

Salah satu faktor yang

membuat siswa mempunyai

keraguan pandangan setelah lulus

sekolah adalah self efficacy. Siswa

mempunyai keraguan dalam pilihan-

pilihan yang diambilnya, dan selain

itu tuntutan dari orang tua dan teman

sebaya pun sangatlah mempengaruhi

dalam pengambilan keputusan

siswa.

Ciri kepribadian ini

dipandang sebagai mekanisme

pengaktifan yang memungkinkan

kognitif, behavioral dan sosialnya

pada kinerja suatu tugas. Sehingga

menimbulkan keyakinan seseorang

bahwa ia mampu melakukan suatu

tindakan yang diperlukan untuk

mencapai suatu hasil dengan

perasaan puas.

Robbins (2001),

mengemukakan individu–individu

yang tinggi self-efficacynya meyakini

bahwa mereka memiliki kemampuan

yang lebih daripada yang diperlukan

agar berhasil dalam sekolahnya.

Sehingga tidaklah mengherankan

bahwa sejumlah studi membenarkan

orang dengan self-efficacy tinggi

lebih merasa puas dengan hasil

pekerjaannya daripada mereka yang

memiliki self-efficacy rendah.

Berdsarkan pengertian-

pengertian di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa jika siswa

mempunyai self efficacy yang

rendah maka akan berakibat siswa

tidak merasa puas dengan pekerjaan

yang dia kerjakan, dan besar

kemungkingan jika siswa

mempunyai self efficacy rendah akan

membuat siswa tidak mempunyai

gambaran atau pandangan-

pandangan atau pilihan dalam

menentukan langkah setelah lulus

sekolah.

Untuk menanggulangi

permasalahan tersebut, dimana siswa

belum bisa menemukan gambaran -

gambaran setelah siswa lulus

sekolah, maka perlu diadakannya

layanan bimbingan karir oleh guru

BK, dimana bertujuan untuk

membantu siswa dalam menemukan

pandangan/cita-citanya setelah lulus

sekolah.

The National Career

Development Association (Sharf,

dalam Hartono ,2012)

mendefinisikan karir sebagai the

individual’s work and leisure that

take place over her or his life span

yang berarti karir sebagai pekerjaan

individu yang berlangsung dalam

rentang kehidupannya. Dengan kata

lain, karir merupakan kemajuan

hidup yang terkait dengan pekerjaan

yang dilalui seseorang dalam

kehidupannya, dan pada umumnya

memerlukan pendidikan formal

secara khusus. Dalam kajian ini,

karir diartikan sebagai suatu profesi

yang dijalankan individu selama

kehidupannya. Pembutan keputusan

karir merupakan proses yang

dilakukan oleh individu untuk

mencari alternatif-alternatif karir,

membandingkannya serta

menetapkan pilihan.

Keputusan karir menurut

Super (dalam Winkel & Sri

Hastuti,2005) adalah kesiapan

individu untuk membuat kesiapan-

kesiapan karir (readiness of

individuals to make good career

choices). Keputusan karir yang tepat

terorientasi pada karir secara utuh.

Keputusan karir yang dimaksud

terdiri dari tiga dimensi, yaitu: (1)

sikap terhadap karir (career

development attitudes) yang terdiri

dari (a) perencanaan karir, (b)

eksplorasi karir; (2) ketrampilan

membuat keputusan karir (skills of

career development decision

making), yang terdiri dari: (a)

kemampuan menggunakan

pengetahuan, (b) pemikiran dalam

membuat keputusan karir; (3)

informasi dunia kerja (world of work

information), yang terdiri dari (a)

memiliki informasi tentang pekerjaan

tertentu, (b) memiliki informasi

tentang orang lain dalam dunia

kerjanya.

Proses perkembangan karir

menurut Super (dalam Winkel & Sri

Hastuti, 2005) adalah sebagai

berikut:

a. Tahapan Pengembangan

(Growth) mulai dari saat lahir

sampai umur kurang dari 15

tahun, dalam fase ini anak

mengembangkan berbagai

potensi, pandangan khas, sikap,

minat, dan kebutuhan-

kebutuhan yang dipadukan

dalam struktur gambaran diri

(self-concept structure)

b. Tahap Eksplorasi (Exploration)

dari umur 15 sampai 24 tahun,

dalam fase ini orang muda

memikirkan berbagai alternatif

jabatan, tetapi belum

mengambil keputusan yang

mengikat.

c. Tahap Pemantapan

(Establishment) dari umur 25

sampai 44 tahun, dalam fase ini

bercirikan usaha yang tekun

memantapkan diri dalam

penghayatan jabatannya.

d. Tahap Pembinaan

(maintenance) dari umur 45

tahun sampai 64 tahun, dalam

fase ini orang yang sudah

dewasa menyesuaikan diri

dalam penghayatan jabatannya.

e. Tahap Kemunduran (decline),

dalam fase ini orang memasuki

masa pensiun dan harus

menemukan pola hidup baru

sesudah melepaskan

jabatannya.

Supriatna (2009), menjelaskan

bahwa aspek-aspek yang

mempengaruhi kemampuan

seseorang dalam membuat keputusan

karir, yaitu:

a. Pengetahuan yang mendasari

kemampuan seseorang dalam

memuat keputusan karir,

ditandai dengan indicator-

indikator yang meliputi :

pengetahuan mengenai tujuan

hidup, diri sendiri, lingkungan,

nilai-nilai, dunia kerja dan

pengetahuan tentang keputusan

karir.

b. Kesiapan membuat keputusan

karir, merupakan kesanggupan

untuk menentukan pilihan karir

yang didasari oleh keyakinan

dan keinginan.

c. Ketrampilan membuat

keputusan karir, jika

pengetahuan keputusan karir

sebagai alam kognisi yang

membentuk pemahaman siswa

tentang keputusan karir dan

kesiapan sebagai alam afeksi

membentuk dorongan-

dorongan positif ke arah

keputusan karir, ketrampilan

membuat keputusan karir

merupakan alam tindak nyara

dalam membuat keputusan

karir. Seseorag memiliki

ketrampilan dalam membuat

keputusan karir jika

menunjukkan perilaku yaitu:

mandiri, luwes, kreatif, dan

bertanggung jawab dalam

mengambil keputusan karir.

Aspek-aspek yang

mempengaruhi keputusan karir

adalah memiliki pemahaman yang

baik tentang kekuatan dan kelemahan

diri berhubungan dengan pilihan

karir, mampu melihat faktor yang

akan mendukung atau menghambat

karir, mampu memilih salah satu

alternatif pekerjaan dari berbagai

ragam pekerjaan, mengembangkan

kebiasaan belajar dan bekerja secara

efektif.

Winkel dan Sri Hastuti (2005)

berpendapat bahwa bimbingan karir

ialah bimbingan dalam

mempersiapkan diri menghadapi

dunia pekerjaan/profesi tertentu serta

membekali diri supaya siap

memangku jabatan tertentu, dan

menyesuaikan diri dengan tuntutan-

tuntutan dari lapangan kerja yang

akan dating. Lebih lanjut Winkel dan

Sri Hastuti (2005) mengungkapkan

bahwa bimbingan karir merupakan

suatu proses membentuk seseorang

supaya mampu memahami dan

menerima gambaran diri dan dunia

kerja, sehingga pada akhirnya

individu dapat memilih bidang

pekerjaan, memasukinya dan

membnina karir tersbut.

Juntika (2006) menjelaskan

bahwa bimbingan karir merupakan

bimbingan untuk membantu individu

dala perencanaan, pengembangan,

dan pemecahan masalah-masalah

karir. Bimbingan karir juga

merupakan layanan pemenuhan

kebutuhan perkembangan individu

sebagai bagian integral dari program

pendidikan.

Berdasarkan rumusan

tersebut, dapat disimpulkan bahwa

bimbingan karir adalah bantuan yag

diberikan guru BK/konselor kepada

siswa/konseli agar mampu

memahami diri, memiliki

pengetahuan, melakukan

perencanaan karir, supaya

siswa/konseli mampu mengambil

keputusan karirnya secara tepat dan

bertnggung jawab atas keputusan

karir yang diambilnya, serta

membantu siswa/konseli dalam

memecahkan permasalahan-

permasalahan karir yang

dihadapinya, dan dapat juga

dikatakan bahwa bimbingan karir

merupakan suatu bantuan yang

diberikan pada siswa melalui

berbagai cara dan bentuk layanan

agar siswa mampu merencanakann

karirnya dengan mantap, sesuai

dengan bakat, minat, dan

kemampuan, pengetahuan dan

kepribadian, serta faktor – faktor

yang mendukung kemajuan dirinya.

Faktor – faktor yang mendukung

perkembangan diri individu ini

antara lain adalah status sosial dan

ekonomi keluarga, layanan informasi

dan konseling karir.

Menurut Prayitno dan Amti

(2004) secara umum, tujuan

bimbingan dan konseling karir di

sekolah adalah sebagai berikut:

a. Memiliki pemahaman diri

(kemampuan, minat, dan

kepribadian) yang terkait

dengan pekerjaan.

b. Memiliki pengetahuan

mengenai dunia kerja dan

informasi karir yang

menunjang kematangan

kompetensi kerja.

c. Memahami relevansi

kompetensi belajar

(kemampuan menguasai

pelajaran) dengan persyaratan

keahlian atau keterampilan

bidang pekerjaan yang

menjadi cita – cita karirnya di

masa depan.

d. Memiliki kemampuan untuk

membentuk identitas karir,

dengan cara mengenali ciri –

ciri pekerjaan, kemampuan

(persyaratan) yang dituntut,

lingkungan sosiopsikologis

pekerjaan, prospek kerja, dan

kesejahteraan kerja.

e. Memiliki kemampuan

merencanakan masa depan,

yaitu merancang kehidupan

secara rasional untuk

memperoleh peran – peran

yang sesuai dengan minat,

kemampuan, dan kondisi

kehidupan sosial ekonomi.

f. Mengenal keterampilan,

minat dan bakat.

Keberhasilan atau

kenyamanan dalam suatu

karir amat dipengaruhi oleh

minat dan bakat yang

dimiliki. Oleh karena itu,

setiap orang harus memahami

kemampuan dan minatnya,

dalam bidang pekerjaan apa

dia mampu, dan apakah dia

berniat terhadap pekerjaan

tersebut.

g. Memiliki kemampuan atau

kematangan untuk

mengambil keputusan karir.

h. Memiliki kemampuan untuk

menciptakan suasana

hubungan industrial yang

harmonis, dinamis,

berkeadilan, dan bermartabat.

Jadi tujuan layanan

bimbingan karir adalah membantu

siswa dalam membentuk pola-pola

karir, yaitu kecenderugan arah karir,

dengan bertanggung jawab atas

pilihan karir yang diambilnya dan

mengusahakan dengan maksimal

untuk memenuhi persyaratan-

persyaratan sesuai dengan pilihan

karir yang diambilnya.

Konsep tentang self efficacy

pada dasarnya melibatkan berbagai

aspek yaitu : aspek kognitif, sosial,

serta kemampuan berperilaku. Self

efficacy dipandang sebagai

mekanisme pengaktifan yang

memungkinkan individu

menggabungkan serta menerapkan

kemampuan kognitif, sosial, serta

behavioralnya dalam melakukan

suatu tugas. Ketiga kemampuan

tersebut harus diorganisasikan

menuju tindakan terpadu untuk

mencapai tujuan tertentu, Bandura

dan Locke (2003).

Menurut Bandura (1997),

self efficacy pada dasarnya

merupakan hasil dari proses kognitif

yang berbentuk keputusan, atau

keyakinan atau pengharapan tentang

sejauh mana individu

memperkirakan kemampuan dirinya

dalam melaksanakan tugas atau

melakukan suatu tindakan tertentu

yang diperlukan untuk mencapai

hasil tertentu. Berkaitan dengan

adanya unsur pengharapan dalam

self-eficacy. Stephan (2001)

berpendapat bahwa self-efficacy

merupakan pengharapan yang

dimiliki seseorang bahwa individu

mempunyai kemampuan melakukan

perilaku tertentu untuk mencapai

suatu tujuan.

Berdasarkan uraian di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa self

efficacy adalah suatu keyakinan atau

kemantapan atau pengharapan

tentang sejauh mana individu

memperkirakan kemampuan yang

ada pada dirinya untuk melaksanakan

tugas tertentu serta menetapkan

target yang akan mereka peroleh

dalam mendapat keberhasilan. Selain

itu self-efficacy juga merupakan pola

keyakinan diri yang tumbuh dari rasa

mampu membawa dan menempatkan

diri yang tumbuh dari rasa mampu

membawa dan menempatkan diri

untuk keluar dari masalah-masalah

guna mencapai tujuan tertentu.

Keyakinan akan kemampuan

diri tiap individu berbeda-beda,

sesuai dengan beberapa dimensi

efikasi diri yang mempunyai

implikasi penting pada perilaku.

Dimensi-dimensi tersebut dapat

dijadikan acuan untuk mengukur

Self-Efficacy pada individu. Sehingga

apabila individu mempunyai

keyakinan yang didalamnya terdapat

dimensi – dimensi tersebut dapat

dikatakan mempunyai Self-Efficacy

tinggi. Bandura (1997) menunjukkan

ada tiga dimensi utama Self-Efficacy,

yaitu:

a. Magnitude, berkaitan dengan

tingkat kesulitan tugas. Bila

tugas-tugas yang diberikan

kepada individu disusun

menurut tingkat kesulitannya,

yaitu rendah, menengah dan

tinggi, maka individu akan

melakukan tindakan yang

dirasa mampu untuk

dilaksanakan. Selain itu

individu cenderung untuk

menghindari tugas-tugas yang

diberikan apabila

diperkirakan di luar batas

kemampuan yang dimiliki.

b. Generality, berkaitan dengan

luas bidang tuags atau

pengalaman atau tingkah laku

yang menimbulkan

penguasaan bidang tertentu.

Pengalaman ini akan mampu

membangkitkan keyakinan

individu yang menyebar

meliputi berbagai bidang

tingkah laku.

c. Strength, berkaitan dengan

derajat kemampuan dari

individu terhadap keyakinan

pada dirinya. Keyakinan yang

kuat dan mantap mendorong

individu bertahan dalam

usahanya tetapi jika

keyakinan goyah dan lemah

maka akan dengan mudah

digoyangkan oleh

pengalaman – pengalaman

yang tidak mendukung.

Siswa dalam menentukan

keputusan karir ke depannya

mempunyai berbagai pertimbangan.

Pertimbangan tersebut antara lain:

teman, hanya tahu jurusan tertentu,

pertimbangan finansial,

pertimbangan kemudahan,

pertimbangan karir dan prospek

ekonomi di masa depan,

pertimbangan cinta, pertimbangan

orang tua, perlawanan atau

kemandirian, ketertarika sesaat, dan

pertimbangan kecocokan.

Pertimbangan- pertimbangan

tersebut bisa mengakibatkan

permasalahan yang dihadapi siswa,

dan siswa bisa melemparkan

tanggung jawab keputusan karir

kepada orang lain, sehingga

keputusan karir tidak optimal. Maka

dari itu perlu adanya Pelayanan

Bimbingan Karir dan Self efficacy

siswa.

Dalam penelitian Yusron

(2012) tentang Pengaruh Bimbingan

Karir dan Pola Asuh Orang Tua

terhadap Kemandirian Siswa dalam

Memilih Karir pada Kelas XI

Jurusan Teknik Instalasi Tenaga

Listrik SMK Negeri 1 Sedayu

ditemukan bahwa (1) terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan

antara bimbingan karir terhadap

kemandirian siswa dalam memilih

karir kelas XI Teknik Instalasi

Tenaga Listrik SMK N 1 Sedayu.

(2) terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan antara pola asuh orang

tua terhadap kemandirian siswa

dalam memilih karir kelas XI Teknik

Instalasi Tenaga Listrik SMK N 1

Sedayu (3) terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan antara

bimbingan karir dan pola asuh orang

tua secara bersama kemandirian

siswa dalam memilih karir kelas XI

Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK

N 1 Sedayu

Sedangkan menurut hasil

penelitian Esti (2012) yang

membahas tentang Pengambilan

Keputusan terhadap Perencanaan

Karir ditinjau dari Efikasi Diri dan

Ketetpatan Pilihan Karir pada

Remaja SMA Negeri Kodya

Semarang diperoleh hasil penelitian

bahwa terdapat pengaruh efikasi diri

dan ketepatan pilihan karir terhadap

pengambilan keputusan karir.

Berdasarkan hasil penelitian

di atas mengenai Bimbingan Karir

dan Self efficacy dapat ditarik

kesimpulan bahwa Bimbingan Karir

dan Self-efficacy berhubungan positif

yang tinggi dengan keputusan karir

siswa. Jadi bimbingan karir dan self-

effcacy akan mempengaruhi

keputusan karir siswa.

Hipotesis dalam penelitian ini

adalah: Layanan bimbingan karir

mempunyai hubungan dengan

keputusan karir; Self efficacy siswa

mempunyai hubungan dengan

keputusan karir; Layanan bimbingan

karir dan self efficacy mempuyai

hubungan dengan keputusan karir

siswa

Metode

Penelitian ini menggunakan

populasi yaitu kelas XII SMA N 1

Jogonalan dengan jumlah siswa 237

siswa, hal tersebut dikarenakan

keputusan karir sesuai dengan

kondisi siswa kelas XII SMA N 1

Jogonalan dimana siswa kelas XII

sudah mempunyai keputusan tentang

karir, sedangkan siswa kelas X dan

XI bimbingan karir lebih kepada

pengenalan-pengenalan tentang

dunia pekerjaan. Dalam penelitian ini

tidak menggunakan sampel, karena

penelitian populasi. Oleh karena itu

penelitian ini disebut penelitian

populasi.

Dalam tryout didapatkan hasil

uji validitas angket keputusan karir

menunjukkan dari 30 aitem terdapat

4 aitem yang gugur dikarenakan r-

hasil kurang dari 0,30, sehingga

tersisa 26 aitem dan didapatkan r-

alpha 0,944, sedangkan angket

layanan bimbigan karir menunjukkan

dari 32 aitem terdapat 4 aitem yang

gugur, sehingga tersisa 28 aitem

yang valid dan mempunyai r-alpha

0,936 dan sedangkan angket self

efficacy menunjukkan dari 30 aitem

terdapat 3 aitem yang gugur,

sehingga tersisa 27 aitem dan r-alpha

0,955.

Hasil

Sedangkan dalam hasil uji

normalitas dengan Kolmogorov-

Smirnov Z seperti terlampir

diketahui bahwa koefisien

Kolmogorov-Smirnov Z untuk data

Keputusan Karir adalah 1,768

dengan nilai propabilitas (p) sebesar

0,004. Koefisien Kolmogorov-

Smirnov Z data Layanan Bimbingan

Karir adalah 2,096 dengan nilai

propabilitas (p) sebesar 0,000.

Koefisien Kolmogorov-Smirnov Z

data Self Efficay adalah 1,939 dengan

nilai propabilitas (p) sebesar 0,001.

Karena ketiga nilai propabilitas (p) <

0,05 (taraf kesalahan 5%) maka

ketiga data tersebut memenuhi

asumsi normalitas data.

Sedangkan berdasarkan uji

colllinierity seperti terlampir

didapatkan koefisien antara Layanan

Bimbingan Karir dengan Keputusan

Karir sebesar 0,557 (tolerance) dan

1,797 (VIF). Sedangkan koefisien

colllinierity antara Self Efficacy

dengan Keputusan Karir sebesar

0,557 (tolerance) dan 1,797 (VIF).

Karena nilai kedua tolerance lebih

besar dari 0,1 dan VIF kurang dari

10, maka data memenuhi asumsi

linieritas (Santoso, 2000).

Total sumbangan efektif tiap

aspek untuk variable layanan

bimbingan karir dengan keputusan

karir sebesar 45,6% dan self efficacy

dengan keputusan karir sebesar

44,8%. Sehingga besarnya koefisien

determinansi antara Layanan

Bimbingan Karir dan Self Efficacy

dengan Keputusan Karir adalah

0,539 (Adjusted R square). Oleh

karena itu, besarnya pengaruh

Layanan Bimbingan Karir dan Self

Efficacy secara bersama-sama

terhadap Keputusan Karir adalah

sebesar 0,539 x 100% = 53,9%, dan

sisanya sebesar 100% - 53,9% =

46,1% dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak diteliti yaitu selain

variabel Layanan Bimbingan Karir

dan Self Efficacy.

Bahasan

Berdasarkan hasil penelitian

diketahui bahwa antara Layanan

Bimbingan Karir dan Self Efficacy

secara bersama-sama dengan

Keputusan Karir memiliki hubungan

yang kuat dan positif. Hal ini berarti

siswa dalam memutuskan karir untuk

masa depannya sangat

mempertimbangkan atau dipengaruhi

oleh guru BK/konselor dan

kemampuan dirinya untuk dapat

meraih karir yang dipilihnya. Dengan

demikian, salah satu faktor eksternal

yang dapat mempengaruhi keputusan

karis siswa adalah layanan

bimbingan karir, sedangkan salah

satu faktor internal yang dapat

mempengaruhi keputusan karir siswa

adalah self efficacy.

Adanya hubungan yang erat

dan pengaruh positif Layanan

Bimbingan Karir dan Self efficacy

Keputusan Karir siswa, maka

keberhasilan guru BK/konselor

dalam memberikan bimbingan karir

kepada siswa dapat mempengaruhi

ketepatan siswa dalam menentukan

karir di masa depannya. Selain itu,

ketetapan siswa dalam menentukan

karir di masa depan juga ditentukan

oleh kemampuan siswa untuk dapat

mengenali dengan sebaik-baiknya

kelebihan dan kelemahan yang ada

dalam dirinya.

Selain diberikan bimbingan

karir, siswa perlu memiliki Self

efficacy yaitu suatu keyakinan atau

kemantapan atau pengharapan

tentang sejauh mana individu

memperkirakan kemampuan yang

ada pada dirinya untuk melaksanakan

tugas tertentu serta menetapkan

target yang akan mereka peroleh

dalam mendapat keberhasilan. Selain

itu self-efficacy juga merupakan pola

keyakinan diri yang tumbuh dari rasa

mampu membawa dan menempatkan

diri yang tumbuh dari rasa mampu

membawa dan menempatkan diri

untuk keluar dari masalah-masalah

guna mencapai tujuan tertentu.

Simpulan dan Saran

Terdapat hubungan yang kuat

dan positif antara Layanan

Bimbingan Karir dan Self Efficacy

dengan Keputusan Karir, yang

dibuktikan dengan nilai koefisien

korelasi ganda sebesar 0,737.

Artinya, ada kecenderungan bahwa

semakin besar atau intensif Layanan

Bimbingan Karir dan semakin tinggi

Self Efficacy siswa, maka akan

menyebabkan semakin tinggi pula

kemampuan atau kemantapan siswa

dalam membuat Keputusan Karir di

masa depannya. Kontribusi variabel

Layanan Bimbingan Karir dan Self

Efficacy terhadap Keputusan Karir

adalah sebesar 53,9%, dan sisanya

sebesar 46,1% ditentukan oleh

variabel lain yang tidak diteliti yaitu

selain variabel Layanan Bimbingan

Karir dan Self Efficacy.

Mengingat layanan

bimbingan karir dan self efficacy

memiliki hubungan yang erat dengan

keputusan karir siswa, maka kepala

sekolah, guru dan terutama guru BK

perlu secara intensif memberikan

layanan bimbingan karir kepada

siswa agar para siswa dapat

mempertimbangkan dan membuat

keputusan yang tepat tentang karir

yang dipilihnya di masa depan.

Sedangkan para siswa perlu

memahami diri sendiri dengan cara

melakukan evaluasi diri untuk

mengetahui kelebihan dan

kekurangan yang ada dalam dirinya,

agar dalam menetukan pilihan karir

dapat sesuai dengan kemampuan

yang ada dalam dirinya.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, H. 2005. Manajemen

Bimbingan dan

Konseling di SMP, Jakarta:

Grasindo

Anyadubalu, C. 2010. Self-Efficacy,

Anxiety,

and Performance in the English

Language among Middle-

School Students in English

Language Program in Satri Si

Suriyothai School, Bangkok.

International Journal of Human

and Social Sciences, Vol 5 No.3

Argyle M., 2001. The Psychology of

Happiness. 2nd

edition. New

York: Routledge.

As’ad, M. 2002. Seri Ilmu Sumber Daya

Manusia; Psikologi Industri,

Jogjakarta: penerbit Liberty.

Azwar, S. 2000. Penyusunan Skala

Psikologi, Yogyakarta :

Pustaka Pelajar.

Azwar, S. 2006. Reliabilitas dan

Validitas,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Bahri, S. 2000, Psikologi Pendidikan,

Jakarta : Rineka Cipta.

Bandura, A.1997. Self-Efficacy The

Exercise of Control New York :

W.H. Freemia and Company.

Bandura, A dan Locke, E. A. 2003.

Negative Self-Efficacy and

Goal Effects Revisited.Journal

of Applied Psychology. Vol. 88,

No.1, 87-99. [Online].

http://www.emory.edu/educatio

n/. Tanggal akses: 20 Februari

2013.

Betz, N.E dan Gail, H.2006. Career Self-

Efficacy Theory: Back to the

Future. Journal of Career

Assessment.Vol14 No 3

Budiamin, A dan Setiawati. 2009 .

Bimbingan Konseling . Jakarta :

Direktorat

Jendral

Budiningsih T.E.2012. Pengambilan

Keputusan terhadap Perencanaan Karir

ditinjau dari Efikasi Diri dan

Ketetpatan Pilihan Karir pada

Remaja SMA Negeri Kodya

Semarang, Magister Psikologi

UGM: Thesis 2012

Carell, R.M., Jennings, F.D. &

Heavring, C. 1997.

Fundamentals of

Organizational Behavior.

Prentice Hall International, Inc.

Chan, S.M., 2002. Pendidikan Liberal

Berbasis Sekolah. Yogyakarta:

Krasi wacana.

Depdiknas. 2003. Pelayanan Bimbingan

dan Konseling. Jakarta: Puskur

Balitbang, Depdiknas.

Dewi, D.N dan Wimbarti, S. 2011.

Communication Skill in Selling

and Salespersons’Self-Efficacy

in Insurance Bussines. Anima,

Indonesian Psychologist

Journal. Vol. 26 No.2, Hal.81-

90

Dimyati dan Mudjiono, 2000. Belajar

dan Pembelajaran. Jakarta:

Penerbit Rineka Cipta.

Escartí, A., Gutierrez, M.,

Pascual,C., dan

Llopism, R .2010.

Implementation of the

Personal and Social

Responsibility Model to

Improve Self-Efficacy during

Physical Education Classes

for Primary School Children.

International Journal of

Psychology and

Psychological Therapy.

Vol.10 No. 3,Hal: 387-402

Gati, I., & Saka, N. 2001. High school

development, career students

career-related decision-

making development, and

difficulties. Journal of

Counseling and psychological

separation Development, 79(3),

331-340

Guay, F., Senecal,C., Gauthier, L., &

Fernet,C.

2003, Predicting Career

Indescision: A self-

determination theory

perspective. Journal of

Counseling Psychology, 50(2),

166-177.

Gysbers, N., C. and Henderson, P. 2006,

Developing & Managing: Your

School Guidance and

Counseling Program Fourth

Edition. Alexandria: American

Counseling Association

Hadi S. 2000. Metodologi Research.

Yogyakarta: Penerbit Andi

Hall, S.C., Lindzey, G., Supratiknya

(editor). 1995. Psikologi

Kepribadian 1. Yogyakarta :

Kanisius.

Hartono.2012. Pilihan Karier dalam

Perspektif Budaya dan

Implikasinya Pada

Bimbingan Karier di Sekolah.

Jurnal UNIPA. Surabaya.

Diunduh Oktober

2012

Juntika, A. 2006 . Bimbingan dan

Konseling

dalam Berbagai Latar

Kehidupan. Bandung : Aditama

Kartini, K. 2002. Psikologi Sosial,

Perusahaan dan Industri.

Jakarta. Penerbit: Rajawali

Press.

Lunenburg,FC. 2011. Self-Efficacy

in the

Workplace: Implications for

Motivation and

Performance.International

Journal Of Management

Business,and Administration.

Vol 14 No 1

Luszczynska, A dan Dona, B.G. 2005.

General

self-efficacy in various domains

of human functioning: Evidence

from five countries.

International Journal of

Psychology Vol. 40 No. 2, Hal

:80–89

Mathisen., Ellen,G dan Bronnick, K.S.

2009.

Creative Self-Efficacy: An

Intervention Study.

International Journal of

Educational Research Vol.48

hal : 21–29

McMahon, M. 2005. Career Counseling:

Applying The Systems Theory

Framework of Career

Development. Journal of

Employment Counseling; 42, 1;

ProQuest Research Library pg.

29

Mueller,S.L., Dato-on, M.C. 2008.

Gender-

role Orientation As A

Determinant Of Entrepreneurial

Self-Efficacy. Journal of

Developmental

EntrepreneurshipVol. 13, No.

1Hal: 3–20

Muryantinah, 2000. Psikologi

Pendidikan.

Jakarta. Rineka Cipta.

Nasution, S. 2000. Berbagai Pendekatan

Dalam Proses Belajar dan

Mengajar. Jakarta : PT. Bumi

Aksara.

Nuzulia S, 2003. Peran Self-Efficacy

dan Strategi coping terhadap

Hubungan Antara Stresor Kerja

dan stress kerja. Tesis (tidak

diterbitkan) Yogyakarta: Pasca

Sarjana UGM.

Nyoman & Wimbarti, S.2011.

Communication Skill in Selling

and Sales Persons’Self-Efficacy

in InsuranceBusiness. Anima,

Indonesian Psychologist

Journal . Vol 26 No 2 Hal 81-

90

O’Neill, S. B, & Mone, A. mark, 1998.

Investigating Equity Sensitivity

as a moderator of Relationship

between self. Efficacy and

workplace attitude. Journal of

Applied Psychology. Vol. 83.

No. 5. 805 – 816.

O’Neill D & More BH, 1998, Happiness

is eventhing, Or Is it.

Explorations On The Meaning

Of Rsychological Well-Being.

Journal Of Personality and

Social psyChology. 57.6. 169 –

181.

Pajares,F., Dale H. Schunk. 2001. The

Development of Academic Self-

Efficacy. Emory University and

Purdue University

Prayitno dan Amti. 2004. Dasar-Dasar

Bimbingan dan Konseling.

Jakarta: Rineka Cipta

Robbins, S.P .2001, Perilaku Manusia,

Konsep, Kontroversi dan

Aplikasi, Jilid 1. Edisi Bahasa

Indonesia, Jakarta. Penerbit :

PT. Prehalindo.

Robinson, J.D. & Shafer, P.R. 1994.

Measures

of Social Psychological

Attitudes. Michigan : Survey

Research Center Institute for

Social Research.

Rumiyati.2008. Korelasi antara Self-

Efficacy

dengan Motivasi Berprestasi

Siswa SMK Petrus Kanisius

Klaten.Fakultas Psikologi:

Skripsi

Santrock, J. W. 2008. Adolesence

Perkembangan Remaja. Edisi

ke-enam. Alih Bahasa: Drs.

Shinto B. Adelar, M. Sc dan

Sherly Saragih, S. Psi. Jakarta:

Elangga

Sawitri.2009. Pengaruh Status Identitas

dan

Efikasi Diri Keputusan Karir

terhadap Keraguan Mengambil

Keputusan Karir Pada

Mahasiswa Tahun Pertama Di

Universitaas Diponegoro. Jurnal

Psikologi Undip, Vol. 5, No. 2,

Desember 2009.

Schaubroeck., Xie, J.L., dan Lam,

KS.2000. Collective Effecacy

Versus Self-Efficacy in coping

responses to stressors and

control : A. Cross – cultural

study. journal of applied

Psychology vol. 85 No. 4. 512 –

525.

Schwarzer, R dan Hallum,S.2008.

Perceived

Teacher Self-Efficacy as a

Predictor of Job Stress and

Burnout: Mediation Analyses.

Applied Psychology:An

International Review.Vol.57 Hal

152-17.

Schunck, D.H. 1995. Self-Efficacy and

Education and Instruction. In

J.E.

Singh, B and Udainiya, R. 2009. Self-

Efficacy and Well-Being of

Adolescents. Journal of the

Indian Academy of Applied

Psychology, Vol. 35, No. 2,Hal.

227-232.

Singaravelu, H.D., White, L.J and

Bringaze, T.B. 2005. Factors

Influencing International

Students’ Career Choice: A

Comparative Study. Journal of

Career Development 2005;

Vol.32;No.46

Santoso, S.2000. Buku Latihan SPSS

Statistik Parametrik. Jakarta:

Gramedia

Siswanto, E.A dan Yuniawan,A.

2012.

Analisis Pengaruh Iklim

Kerja dan Pengembangan

Karir Terhadap Komitmen

Karir: Kepuasan Kerja

Sebagai Variabel Intervening.

DIPONEGORO BUSINESS

REVIEW Volume 1, Nomor

2, , Halaman 332-342

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian

Pendidikan: Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Bandung: Alfabeta.

Soresi, S., Nota, L., dan Robert,W.

2004. Relation of Type and

Amount of Training to Career

Counseling Self-Efficacy in

Italy. The Career Development

Quarterly;Vol. 52,No 3;

ProQuest Research Library pg.

194

Sukardi, D.K& Kusmawati, D.P.E.

Nila.,

Proses Bimbingan dan

Konseling Di Sekolah. Jakarta:

PT Rineka Cipta, 2008.

Sukmadinata, N.S., 2007. Bimbingan &

Konseling Dalam Praktek.

Mengembangkan Potensi Dan

Kepribadian Siswa. Bandung:

Maestro, 2007.

Sunarto dan Hartono,A. 2008.

Perkembangan

Peserta Didik. Jakarta : PT.

Rineka cipta. 2008.

Supriatna, M. 2009. Layanan

Bimbingan

Karir di Sekolah Menengah.

Bandung:Depdiknas dan UPI

Turingan. 2009. A Cross-Cultural

Comparison

of Self-Regulated Learning

Skills between Korean and

Filipino College Students. Asian

Social Science

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

UNESCO .2002. A Practical Manual for

Developing, Implementing and

Assessing Career Counselling

Services in Higher Education

Settings. Handbook on Career

Counselling.

Will, E., Brouwers, A and

Tomic,W.2002.

Burnout and self-efficacy: A

study on teachers’beliefs when

implementing an innovative

educational system in the

Netherlands. British Journal of

Educational Psychology. Vol

72, Hal :227–243

Williams, J.D dan Takaku, S.2011.

Gender, Writing Self-Efficacy,

and Help Seeking.

International Journal of

Business, Humanities and

Technology Vol. 1 No. 3;

Winkel, W.S, 2005. Bimbingan dan

Konseling di Intitusi

Pendidikan. Edisi Revisi.

Jakarta: Gramedia

Wulandari, R.E.2012. Hubungan

Antara Wok-Family Conflict

dan Big Five Personality

dengan Career Self-Efficacy.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Universitas Surabaya.Vol 1.No

1

Yusron, A.I .2012. Pengaruh

Bimbingan

Karir dan Pola Asuh Orang

Tua terhadap Kemandirian

Siswa dalam Memilih Karir

pada Kelas XI Jurusan

Teknik Instalasi Tenaga

Listrik SMK Negeri

Sedayu.Fakultas Teknik

UNY: Jurnal Penelitian

Yusuf, A.M. 2002. Kiat Sukses Dalam

Karir.

Ghalia Indonesia