naskah publikasi ilmiah rancangan alat bantu...
TRANSCRIPT
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
RANCANGAN ALAT BANTU
KELUAR MASUK KURSI RODA
BAGI DIFABEL CACAT KAKI PADA MINI BUS
(Studi Kasus : BBRSBD “PROF. DR. SOEHARSO” Surakarta)
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Diajukan oleh:
Adhy Tyas Budi Listyanto
D 600 080 036
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HALAMAN PENGESAHAN
RANCANGAN ALAT BANTU
KELUAR MASUK KURSI RODA
BAGI DIFABEL CACAT KAKI PADA MINI BUS
(Studi Kasus : BBRSBD “PROF. DR. SOEHARSO” Surakarta)
Naskah Publikasi Tugas Akhir Ini Telah Diterima dan Disyahkan Sebagai Salah Satu Syarat
Dalam Menyelesaikan Studi S-1 Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pada Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Hari/Tanggal :
Jam :
Disusun Oleh:
ADHY TYAS BUDI LISTYANTO
D 600 080 036
Mengesahkan:
Pembimbing I Pembimbing II
( Muchlison Anis, ST, MT ) ( Etika Muslimah, ST, MM, MT )
HALAMAN PERSETUJUAN
Naskah Publikasi Tugas Akhir dengan judul RANCANGAN ALAT BANTU KELUAR MASUK
KURSI RODA BAGI DIFABEL CACAT KAKI PADA MINI BUS (Studi Kasus : BBRSBD
“PROF. DR. SOEHARSO” Surakarta) telah diuji dan dipertahankan dihadapan Dewan penguji
Tugas Akhir sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hari/Tanggal :
Jam :
Menyetujui:
Tim Penguji Tanda Tangan
1. Muchlison Anis, ST, MT.
2. Etika Muslimah, ST, MM, MT.
3. A Kholid Al Ghofari, ST, MT.
4. Ida Nursanti, ST, M.EngSc(extn).
Mengetahui:
Dekan Fakultas Teknik Ketua Jurusan Teknik Industri
( Ir. Agus Riyanto, MT ) (Hafidh Munawir, ST. M.Eng)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang sepengetahuan saya juga
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, keuali yang
secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, Mei 2013
Adhy Tyas Budi Listyanto
RANCANGAN ALAT BANTU DIFABEL KELUAR MASUK KURSI RODA BAGI PENDERITA
CACAT KAKI PADA MINI BUS
(Studi Kasus : Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa “PROF. DR. SOEHARSO” Surakarta)
1Adhy Tyas Budi Listyanto
2Muchlison Anis,
2Etika Muslimah
1Mahasiswa Teknik Industri UMS,
2Dosen Teknik Industri UMS
Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta
Telp (0271) 717417 ext 237
ABSTRAKSI
Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa Prof. Dr. Soenarso Surakarta. Jl tentara pelajar, Jebres, Solo
adalh tempat dimana para difabel diberikan pelayanan dan rehabilitasi sosoal, resosialisasi, penyaluran dan
bimbingan lanjut bagi orang dengan kecacatan tubuh agar mampu berperan dalam kehidupan bermasyarakat.
Namun untuk menunjang itu semua dibutuhkan fasilitas yang dapat membantu mereka untuk beraktifitas. Saat
ini hanya fasilitas alat bantu dijalan umum saja yang sering dijumpai. Dari hal tersebut perlu adanya
penambahan alat bantu terutama untuk keluar masuk minibus.
Tujuan dari penelitian ini adalah merancang alat bantu yang dapat mempermudah pengguna kursi roda
masuk dalam mini bus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model kano yaitu pemetaan
preferensi pelanggan dalam memperoleh kepuasan atas produk atau jasa tertentu.
Hasil dari penelitian ini di ketahui alat keluar masuk mobil melalui pintu belakang tanpa mengurangi
kebutuhan calon pengguna yaitu 16 atribut yang didapat dari koisioner yang telah diuji validita dan reabilitanya.
Serta dimasikan dalam model kano untuk menentukan urutan kebutuhan calon pengguna.
Kata Kunci : Alat Bantu, Difabel, Model Kano
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada perkembangan jaman sekarang ini
banyak tuntutan industri yang harus
dikembangkan maupun di produksi semakin hari
semakin banyak permintaan produk yang
berbeda beda fungsinya. Di era ini di tuntut
untuk dapat berimprovisasi dengan
perkembangan yang ada, berinovasi dengan
kebutuhan yang diperlukan. Namun tidak
menghilangkan elemen keamanan, kenyamanan,
efektif, ekonomis, serta kualitas yang dipakai.
Perancangan produk dari waktu ke
waktu terus mengalami kemajuan yang cukup
signifikan. Perubahan tersebut diikuti oleh
perkembangan metode dan teknologi yang
semakin memberikan kemudahan dalam
merancang produk. Perancangan yang
berorientasi kebutuhan pelanggan sehingga dapat
memenuhi kebutuhan pengguna produk.
Penggunaan metode untuk menganalisa produk
sangat dibutuhkan untuk meminimalkan
kegagalan rancangan produk alat bantu.
Orang berkebutuhan khusus adalah
orang yang tidak sama dengan yang lain mereka
memiliki keterbatasan dalam melakukan aktifitas
setiap harinya (special needs) (Wikipedia:2012).
Dengan kebutuhan yang khusus maka merka
mebutuhkan inovasi maupun trobosan baru
dalam alat bantu mereka beraktifitas. Alat bantu
yang di gunakan beragam dari alat pendengaran,
jalan, serta menggapai atau memegang sesuatu.
Alat alat tersebut banyak digunakan bagi orang
yang memiliki kebutuhan khusus baik yang tuli,
buta, cacat kaki, cacat tangan.
Pada umumnya orang yang memiliki
cacat kaki sulit untuk masuk kedalam kendaraan
bermotor karena keterbatasan yang mereka
miliki. Salah satunya pengguna kursi roda
mereka akan sangat kesulitan jika akan
berpergian menggunakan kendaraan bermotor
salah satunya adalah mobil. Kursi roda adalah
alat bantu yang digunakan oleh orang yang
mengalami kesulitan berjalan menggunakan
kaki, baik dikarenakan oleh penyakit, cedera,
maupun cacat. Alat ini bisa digerakan dengan
didorong oleh pihak lain, digerakan dengan
menggunakan tangan, atau dengan menggunakan
mesin otomatis (kursi roda) (Wikipedia:2013).
Alat bantu untuk masuk kedalam mobil pun
dibutuhkan, alat bantu guna mempermudah
masuk keluar mobil dan mudah digunakan serta
aman dengan tidak mengurangi estetika,
ergonomi dan ekonomi.
2. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diinginkan dalam
pembuatan alat bantu masuk kendaraan bermotor
(mini bus) bagi pengguna kursi roda adalah:
1. Merancang alat bantu yang dapat
mempermudah pengguna kursi roda masuk
dalam mini bus.
2. Memudahkan pengguna kursi roda masuk
mini bus.
LANDASAN TEORI
1. Produk
a. Definisi
Produk menurut Kotler dan Amstrong
(1996) adalah “A product as anything that
can be offered to a market for attention,
acquisition, use or consumption and that
might satisfy a want or need”. Artinya produk
adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke
pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,
dipergunakan dan yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan konsumen.
b. Kualitas Produk
Menurut American Society for
Quality Control, kualitas adalah “the totality
of features and characteristics of a product
or service that bears on its ability to satisfy
given needs”, artinya keseluruhan ciri dan
karakter-karakter dari sebuah produk atau
jasa yang menunjukkan kemampuannya
untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat.
Definisi ini merupakan pengertian kualitas
yang berpusat pada konsumen sehingga dapat
dikatakan bahwa seorang penjual telah
memberikan kualitas bila produk atau
pelayanan penjual telah memenuhi atau
melebihi harapan konsumen.
c. Siklus Hidup Produk (Product Life Cycles)
I II III IV V
P
E
N
J
U
A
L
A
N
WAKTU
1) Tahap I adalah tahapan pengenalan.
Dalam tahap ini laju pertumbuhan
permintaan masih berjalan lambat. Suatu
produk baru diperkenalkan kepada
konsumen melalui uji coba pemasaran.
2) Tahap II adalah tahapan pertumbuhan
dengan percepatan, penjualan produk akan
meningkat pesat. Hal ini disebapkan oleh
respon konsumen terhadap produk atau
jasa tersebut semakin positif.
3) Tahap III adalah tahapan pertumbuhan
stabil, dalam tahapan ini tingkat
permintaan masih terus meningkat, tetapi
dengan laju pertumbuhan semakin
menurun.
4) Tahap IV adalah tahap pendewasaan, pada
tahap ini penjualan produk atau jasa akan
mencapai titik kejenuhan dimana
penjualan produk hanya berkisar pada satu
titik tertentu. Pada umumnya cara – cara
promosipun tidak dapat mendongkrak
tingkat penjualan.
5) Tahap V adalah tahap kemunduran dan
akhir dari produk tersebut. Jika produsen
tidak melakukan inovasi maka prodak
akan mati begitu saja.
2. Metode KANO
Metode Kano dikembangkan oleh
Noriaki Kano (Kano,1984). Metode Kano adalah
metode yang bertujuan untuk mengkategorikan
atributatribut dari produk maupun jasa
berdasrkan seberapa baik produk/ jasa tersebut
mampu memuaskan kebutuhan pelanggan.
Memprioritaskan pengembangan
produk. Sebagai contoh , tidak akan berguna
berinvestasi untuk meningkatkan atribut
berkategori must-be yang merupakan tingkat
kebutuhan dasar, tetapi lebih meningkatkan
atribut berkategori onedimensional atau
attractive yang mempunyai pengaruh lebih besar
dalam penerimaan kualitas produk dan
konsekwensinya meningkatkan kepuasan
pelanggan.
Metode Kano memberikan bantuan yang
bernilai dalam menghadapi kondisi pada tahap
pengembangan produk maupun jasa. Dapat di
aplikasikan juga dalam penyedia layanan jasa.
Model Kano untuk kepuasan pelanggan
digunakan sebagai prasyarat untuk
mengidentifikasi kebutuhan, hierarki dan
prioritas pelanggan. (Griffin/Hauser, 1993).
Atribut-atribut kebutuhan pelanggan
dapat dibedakan menjadi enam kategori yaitu:
a. Attractive (excitement needs) merupakan
kategori yang tingkat kepuasan pelanggan
akan meningkat sangat tinggi dengan
meningkatnya kinerja atribut. Sedangkan
penurunan kinerja atribut tidak akan
menyebabkan penurunan tingkat kepuasan.
b. One dimensional (performance needs) adalah
kategori yang apabila terpenuhi maka dapat
meningkatkan kepuasan pelanggan dan akan
menyebabkan ketidakpuasan bila tidak
terpenuhi. Atau dengan kata lain tingkat
kepuasan pelanggan berhubungan linier
dengan kinerja atribut, sehingga menurunnya
kinerja atribut akan menurunkan pula tingkat
kepuasan pelanggan.
c. Must be (basic needs) merupakan kategori
dimana pelanggan menjadi tidak puas apabila
kinerja dari atribut yang bersangkutan rendah
tetapi kepuasan pelanggan tidak akan
meningkat jauh diatas netral meskipun
kinerja dari atribut tersebut tinggi. Kategori
ini merupakan kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi oleh penyedia jasa kepada
konsumennya. Bila perusahaan ingin
meningkatkan performansi pada kategori ini
maka tidak akan meningkatkan kepuasan
tetapi atribut-atribut ini wajib dipenuhi oleh
perusahaan dengan kata lain atribut tersebut
harus ada pada setiap produk atau jasa agar
dapat diterima karena bila tidak maka
konsumen tidak akan memakai jasa yang kita
sediakan.
d. Indefferent terjadi jika ada maupun tidaknya
layanan tidak akan memberikan pengaruh
kepada kepuasan konsumen.
e. Reverse merupakan kategori kebalikan dari
kategori one dimensional yaitu derajat
kepuasan konsumen lebih tinggi jika layanan
berlangsung tidak semestinya, dibandingkan
layanan yang berjalan lebih baik.
f. Questionable merupakan kondisi yang
kadangkala konsumen puas atau tidak puas
jika layanan itu diberikan atau tidak
diberikan.
Tabel 1 Evaluasi kano
Dari tabel ini dapat disimpulkan
apakah kebutuhan pelanggan ini termasuk: A =
Attractive (Menarik), M = Must-be (Harus
Ada), O = One-Dimensional (Satu Dimensi), R
= Reverse (Kebalikan), Q = Questionable
(Diragukan), I = Indifferent (Biasa Saja).
Setelah masing-masing jawaban
pertanyaan dikonversi ke dalam bentuk
AMORQI, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan penghitungan jumlah masing-
masing komponen A, M, O, R, Q, dan I untuk
setiap pertanyaan. Dari hasil yang telah kita
peroleh ini, dapat pula kita hitung koefisien
kepuasan konsumen dengan rumusan: Tingkat
kepuasan, Koefisian tingkat kepuasan berkisar
antara 0 sampai dengan 1, semakin dekat
dengan nilai 1 maka semakin mempengaruhi
kepuasan konsumen, sebaliknya jika nilai
mendekati ke 0 maka dikatakan tidak begitu
mempengaruhi kepuasan konsumen.
A + O
A + O +M+ I
Tingkat Kekecewaan, Jika nilai semakin
mendekati angka -1 maka pengaruh terhadap
kekecewaan konsumen semakin kuat,
sebaliknya jika nilainya 0 maka tidak
mempengaruhi kekecewaan konsumen.
O +M
A + O +M+ I X(−1)
Tanda minus yang disimpan di depan koefisien
tingkat kekecewaan konsumen adalah untuk
menegaskan pengaruh negative dari kepuasan
konsumen pada kualitas produk yang tidak
dipenuhi.
a. Tahapan metode Kano
1) Identification of product requirements
(identifikasi kebutuhan produk) adalah
kegiatan atau usaha untuk menentukan
produk yang akan dibuat.
2) Membuat koisioner KANO, sifat dari
koisioner model kano adalah setiap satu
pertanyaan memiliki dua bagian yaitu
functional dan dysfunctional. I like it that
way (suka), it must be that way (harus), I
am neutral (netral), I can live with it that
way (boleh), I dislike it that way (tidak
suka).
3) Memproses hasil jawaban Kuisioner
dengan menggunakan Tabulation of
Surveys seperti terlihat pada Tabel 2.3,
untuk memproses hasil jawaban Tabel
Evaluasi Kano.
Tabel 2.3 Tabulation of Surveys
4) Menganalisa hasil proses. Langkah yang
dilakukan dengan memposisikan setiap
atribut pertanyaan.
Gambar 2.4 Memposisikan Atribut
sumber CQM (The Center Quality
Management Journal)
METODOLOGI PENELITIAN
1. Kerangka Pemecahan Masalah
Tidak
Ya
Mulai
1. Rumusan masalah
2. Batasan masalah
3. Tujuan
4. Study pustaka
Survey lapangan
1. Interview
2. Observasi
Penerapan metode KANO
1. Perancangan/desain
2. Pengembangan konsep
3. Pemilihan bahan baku
1. Perencangan produk
2. Simulasi produk
3. Tinjauan rancangan produk
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Penyusunan, penyebaran, pengujian koisioner
Uji Reliabilitas
ralpha ≥ rtable
Ya
Uji Validitas
rcalculation ≥ rtabelTidak
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan dilakukan di Balai Besar
Rahabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) di
jalan Tentara Pelajar, jebres, solo, jawa tengah.
Dengan jumalah responden 21 dan 18 variabel.
2. Pengolahan Data
a. Uji Validitas
Software yang digunakan untuk uji
validitas adalah SPSS 16. Data dinyatakan
valid jika rkalkulasi ≥ rtabel, menggunakan
toleransi kesalahan sebesar 5% dengan nilai
df=n-2=21-2=19 dengan rtabel = 0.433.
Tabel 1 Uji Validitas Pertama
Butiran soal
Corrected
Item-Total
Correlation
Keterangan
Nomor_1 0.610 Valid
nomor_2 0.607 Valid
Nomor_3 0.275 Tidak valid
Nomor_4 0.588 Valid
Nomor_5 0.554 Valid
Nomor_6 0.581 Valid
Nomor_7 0.534 Valid
Nomor_8 0.500 Valid
Nomor_9 0.592 Valid
Nomor_10 0.631 Valid
Nomor_11 0.760 Valid
Nomor_12 0.486 Valid
Nomor_13 0.468 Valid
Nomor_14 0.662 Valid
Nomor_15 0.713 Valid
Nomor_16 0.075 Tidak valid
Nomor_17 0.692 Valid
Nomor_18 0.762 Valid
Total 1 Valid
Dari 18 variabel ada 2 variabel yang tidak
valid, maka kedua variabel tersebut di hapus
dan di uji kembali.
Tabel 2 Uji Validitas kedua
Butiran soal
Corrected Item-
Total
Correlation
Keterangan
Nomor_1 0.640 Valid
nomor_2 0.573 Valid
Nomor_4 0.600 Valid
Nomor_5 0.587 Valid
Nomor_6 0.575 Valid
Nomor_7 0.504 Valid
Nomor_8 0.528 Valid
Nomor_9 0.566 Valid
Nomor_10 0.640 Valid
Nomor_11 0.752 Valid
Nomor_12 0.477 Valid
Nomor_13 0.475 Valid
Nomor_14 0.717 Valid
Nomor_15 0.724 Valid
Nomor_17 0.717 Valid
Nomor_18 0.777 Valid
Total 1.000 Valid
Hasil dari uji validitas yang kedua ini
hasilnya adalah valid seluruhnya dikarenakan
rkalkulasi ≥ 0.433. hasil akhir dari uji
validitas ini adalah 16 variable yang valid
b. Uji Reliabilitas
Tabel 3 Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value 0.821
N of Items 9a
Part 2 Value 0.566
N of Items 8b
Total N of Items 17
Correlation Between Forms
0.903
Spearman-Brown Coefficient Equal Length 0.949
Unequal Length 0.949
Guttman Split-Half Coefficient 0.776
Variable dinyatakan reliable jika ralpha
> rtable Dalam hal ini, nilai rtabel jika level
ke-signifikanan sebesar 5% dan derajat
kebebasan db=n-2=21-2=19 adalah 0.433.
Nilai ralpha dapat dilihat pada nilai Guttman
Split-Half Coefficient pada tabel 4.3 yaitu
0.776. Jadi hasil dari uji reliabilitas
menyatakan nilai ralpha > rtabel yaitu 0.776 >
0.301, maka data kuisioner dinyatakan
reliable.
3. Metode Kano
a. Tabulasi Of Survei
Tabel 4 Tabulasi Of Survei
Butiran
soal A M O I Q R Total Grade
1 1 8 7 5 0 0 21 M
2 4 11 6 0 0 0 21 M
3 4 2 10 5 0 0 21 O
4 6 9 3 3 0 0 21 M
5 4 7 6 4 0 0 21 M
6 2 12 6 1 0 0 21 M
7 2 13 3 3 0 0 21 M
8 2 12 6 1 0 0 21 M
9 10 5 3 3 0 0 21 M
10 2 11 7 1 0 0 21 M
11 3 12 3 3 0 0 21 M
12 2 13 5 1 0 0 21 M
13 3 10 6 2 0 0 21 M
14 2 9 7 3 0 0 21 M
15 2 11 6 2 0 0 21 M
16 1 12 7 1 0 0 21 M
Setelah data dari butiran soal
dimasukan dalam tabel tabulasi survei maka
dapat diketahui tingkat kepuasan pengguna
pada tabel 5:
Tabel 5 Hasil Tabulasi
Kategori Atribut Grade
Desain
1
Alat bantu ini
hanya dapat
digunakan bagi
pengguna kursi
roda.
Must be
2
Alat bantu dapat di
aplikasikan dalam
minibus apapun.
Must be
3
Desain alat bantu
ini sudah sesuai
dengan yang saya
inginkan.
One
dimension
al
Cara
karja 4
Alat bantu ini
melalui pintu
belakang mobil.
Must be
5
Mengunakan
tombol pengontrol
alat bantu.
Must be
6 Cara menggunakan
alat bantu mudah. Must be
7
Adanya buku
petunjuk
penggunaan alat
bantu.
Must be
Manfaat
8
Alat bantu ini
memberikan
kenyamaanan pada
saat digunakan.
Must be
9
Alat bantu ini
memberikan
keamanan pada saat
digunakan.
Must be
10
Mempermudah
keluar masuk
mobil.
Must be
Kesehatan
11
Tidak adanya efek
samping pada saat
penggunaan.
Must be
12
Mengurangi cidera
tangan akibat
keluar masuk
minibus.
Must be
13
Mengurangi cidera
punggung akibat
keluar masuk
minibus.
Must be
Material
14
Lantai tumpuan
kursi roda tidak
licin.
Must be
15
Bahan baku
pembutan alat
bantu yang
berkwalitas dan
bermutu tinggi.
Must be
16 Alat bantu mudah
dalam perawatan. Must be
b. Memposisikan Atribut
Memposisikan atribut ialah
memasukkan data kedalam bentuk diagram
scatter agar sesuai dengan metode kano.
Maka terlebih dahulu di kali dengan 100%
dan menemukan nilai extent of satisfaction
dan extent dissatisfacition dengan
mengunakan rumus.
Tabel 6 extent of satisfaction dan extent dissatisfacition
Butiran
soal A % M % O % I %
Q
% R %
Total
% SI DI
1 4.76 38.10 33.33 23.81 0 0 100% 0.38 -0.71
2 19.05 52.38 28.57 0.00 0 0 100% 0.48 -0.81
3 19.05 9.52 47.62 23.81 0 0 100% 0.67 -0.57
4 28.57 42.86 14.29 14.29 0 0 100% 0.43 -0.57
5 19.05 33.33 28.57 19.05 0 0 100% 0.48 -0.62
6 9.52 57.14 28.57 4.76 0 0 100% 0.38 -0.86
7 9.52 61.90 14.29 14.29 0 0 100% 0.24 -0.76
8 9.52 57.14 28.57 4.76 0 0 100% 0.38 -0.86
9 47.62 23.81 14.29 14.29 0 0 100% 0.62 -0.38
10 9.52 52.38 33.33 4.76 0 0 100% 0.43 -0.86
11 14.29 57.14 14.29 14.29 0 0 100% 0.29 -0.71
12 9.52 61.90 23.81 4.76 0 0 100% 0.33 -0.86
13 14.29 47.62 28.57 9.52 0 0 100% 0.43 -0.76
14 9.52 42.86 33.33 14.29 0 0 100% 0.43 -0.76
15 9.52 52.38 28.57 9.52 0 0 100% 0.38 -0.81
16 4.76 57.14 33.33 4.76 0 0 100% 0.38 -0.90
Dari hasil extent of satisfaction dan extent dissatisfacition di posisikan dalam metode kano.
00
1
1
0,5
1
SI
DI
2
3
4
5
6
10
8
9
11
7
12
1314
15 16
-0,5
AttractiveOne
Dimensional
Must BeIndefferent
Gambar 1 Diagram Atribut Model Kano
4. Rancangan Produk
Gambar 2 rancangan produk
Gambar 3 posisi alat bantu
Desain produk ini menggunakan sistem
hidrolik pada sistem penggeraknya dengan
tekanan cairan yang dapat di atur sesuai
kebutuhan pengguna. Hidrolik ini digekkan olah
pompa yang tenaganya didapat dari motor,
dengan motor listrik yang berkekuatan 12Volt
yang pasokan listrikya didapat dari accu mobil
yang kuat memasok listrik pada motor listrik.
Dengan perbandingan roda gigi 8/16 sehingga
putaran motor listrik dapat memutar pompa
hidrolik dengan ringan dan penggunaan listrik
yang minimum. Pengoperasian alat bantu
menggunakan saklar on dan off untuk
menyalakan dan mengaktifkan pengaman. Jika
tombol on ditekan maka alat bantu akan menyala
dan pengaman akan terbuka, jika menekan
tombol off maka pengaman akan aktif dan alat
bantu akan mati. Posisi saklar penggerak alat
bantu berada didalam semping pintu belakang.
Saklar 3 kaki yang dan terhubung pada motor
listrik. Saklar ada tiga posisi posisi pertama
posisi netral berarti alat bantu tidah dapat
bergerak keluar maupun masuk ke dalam mini
bus. Posisi kedua adalah posisi mundur dimana
saklar tuasnya mengarah ke belakang guna
mengelurkan alat bantu dari dalam mini bus.
Posisi ketiga adalah posisi maju untuk
menggerakkan alat bantu yang telah keluar mini
bus dan memasukkanya kembali kedalam mini
bus. Keamanan pada alat bantu ada pada bagian
lantai diberi pembatas agar pengguna kursi roda
selalu berada pada posisi lurus dan berada tepat
diatas lantai alat bantu.
Cara menggukan alat bantu ialah :
1. Membuka pintu bagian belakang minibus
secara maksimal.
Gambar 4 Posisi Pintu Belakang
2. Buka pengaman untuk menggunakan alat
bantu. Klik saklar menjadi on.
Gambar 5 Posisi Alat Bantu Dengan Pengaman
Gambar 6 Posisi Alat Bantu Dengan Pengaman
Terbuka
3. Saklar penggerak yang berfungsi
mengoperasikan alat bantu diklik pada posisi
keluar yang awalnya pada posisi netral.
4. Maka alat bantu akan keluar dari minibus
dengan sendirinya.
Gambar 7 Posisi Alat Bantu Keluar Dari Mobil.
5. Setelah alat bantu keluar dari minibus dan
berada pada posisi sempurna maka pengguna
dapat bersiap - siap untuk naik ke atas lantai
guna masuk kedalam minibus.
Gambar 8 Posisi Sempurna Alat Bantu
6. Pengguna kursi roda naik ke atas lantai alat
bantu.
Gambar 9 Pengguan Kursi Roda Berada Di
Lantai
7. Kunci roda pada kursi roda yang telah
tersedia pada setiap kursi roda.
8. Klik saklar maju untuk menggerakkan alat
bantu masuk kedalam mini bus.
Gambar 10 Posisi Kursi Roda Di Dalam Mini
Bus
9. Pengguna kursi roda masuk kedalam mini
bus.
Gambar 11 Posisi Pengguna Kursi Roda Masuk
Mini Bus
10. Klik saklar ke tengah pada posisi netral agar
alat bantu tidak bergerak dari posisinya.
11. Klik saklar off untuk mematikan alat bantu
dan mengaktifkan pengaman.
Gambar 12 Posisi Pengaman diaktifkan
12. Tutup kembali pintu belakang dengan
sempurna dan kunci pintu belakang dengan
kunci yang tersedia.
Gambar 4.45 Posisi Pintu Tertutup
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, maka dapat disumpukan bahwa:
1. Alat bantu di rancang untuk membantu
pengguna kursi roda keluar masuk mini bus,
melalui pintu belakang yang sistem
pengoprasianya menggunakan hidrolik.
2. Pengguna kursi roda tidak lagi membutuhkan
pertolongan orang lain untuk masuk kedalam
mini bus. tidak terjadi cidera pada saat keluar
masuk mini bus karena diangkat untuk
berpindah tempat dari kursi roda kedalam
kursi mini bus.
6. Daftar Pustaka
Berger C. Blauth R. Boger D. et al., 1993,
"Kano methods for understanding
customer-defined quality", Hinshitsu:
Journal of the Japanese Society for
Quality Control.
Fitriadi, Taufiq. 2008. Perancangan Alat Bantu
Jalan (Kruk) yang Praktis dan Ergonomis
dengan Menggunakan Software Catia.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hurban, Glen L & Hauser, John R. 1993. Design
And Marketing Of New Products.
Englewood Cliffs: Prentice Hall.
Klik saya. 2009. Produk : Definisi, Klasifikasi,
Dimensi Kualitas dan Tingkatan Produk.
http://jurnal-
sdm.blogspot.com/2009/07/produk-
definisi-klasifikasi-dimensi_30.html.
diakses 3 desember 2012.
Kotler & Amstrong. 1996. Principle Of
Marketing. Englewood Cliff: Prentice
Hall.
Kotler, Philip. 2003. Marketing Management ed
11. New Jersey: Pearson Education
International.
Kotler & Amstrong. 2006. Prinsip Prinsip
Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip; Lamarto, Yohanes [Ptjm]. 1996.
Prinsip pemasaran 1. Jakarta: Erlangga.
Kotler & Amstrong; Alih Bahasa, Sindoro;
Petinjau Bahasa, Sarwiji. 2004. Dasar –
Dasar Pemasaran - Ed 9 - jil 2. Jakarta: PT
indeks.
Nia, Hery, & Laila. 2012. Analisis Kualitas
Pelayanan dengan Menggunakan Integrasi
Importance Performance Analysis (Ipa)
Dan Model Kano (Studi Kasus di PT.
Perusahaan Air Minum Lyonnaise Jaya
Jakarta). Teknik Industri UNDIP.
Nurhayati, Sri. 2011. Analisis Kebutuhan Proses
Bisnis Menggunakan Metode Kano.
Unikom.
Tjiptono. F., 1997, Prinsip-prinsip Total Quality
Service, Penerbit Andi. Yogyakarta.
Tiena & ponti. 2012. Pengukuran Kepuasan
Pelanggan Menggunakan Metode Kano
dan Root Cause Analysis. Universitas
Trisakti.
Sauerwein, Elmar. 1996. The Kano Model: How
To Delight Your Customers. University of
Innsbruck.
Suwandi, Arif. 2011. Manajemen Proyek. Pusat
pengembangan bahan ajar – UMB.
Stanton, William; Tjiptono, Fandi [Ptjm]. 1996.
Prinsip Pemasaran 1. Jakarta: Erlangga.