naskah publikasi analisis pengaruh pad, dbh, dau, dak, dan...

26
NASKAH PUBLIKASI Analisis Pengaruh PAD, DBH, DAU, DAK, dan SiLPA terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah dengan Realisasi Belanja Modal sebagai Variabel Intervening (Studi pada Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana pada Program Studi Akuntansi STIE YKPN Disusun oleh: Muhammad Fajar Shidiq 11.12.25032 PROGRAM SARJANA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA YOGYAKARTA 2016

Upload: others

Post on 02-Dec-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NASKAH PUBLIKASI Analisis Pengaruh PAD, DBH, DAU, DAK, dan …repository.stieykpn.ac.id/377/1/RINGKASAN SKRIPSI... · 2019. 7. 15. · Analisis Pengaruh PAD, DBH* DAU, DAK, dan SiLPA

NASKAH PUBLIKASIAnalisis Pengaruh PAD, DBH, DAU, DAK, dan SiLPA

terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah dengan RealisasiBelanja Modal sebagai Variabel Intervening

(Studi pada Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana

pada Program Studi Akuntansi STIE YKPN

Disusun oleh:

Muhammad Fajar Shidiq

11.12.25032

PROGRAM SARJANASEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARAYOGYAKARTA

2016

Page 2: NASKAH PUBLIKASI Analisis Pengaruh PAD, DBH, DAU, DAK, dan …repository.stieykpn.ac.id/377/1/RINGKASAN SKRIPSI... · 2019. 7. 15. · Analisis Pengaruh PAD, DBH* DAU, DAK, dan SiLPA

Analisis Pengaruh PAD, DBH* DAU, DAK, dan SiLPAterhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah dengan Realisasi

Belanja Modal sebagai Variabel Intervening(Studi pada Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah)

Dipersiapkan dan disusun oleh:

MI]HAMMAD FAJAR SHIDIQ

telah dipresentasikan di depan Ti Agustus 2016 dan dinyatakan telahmemenuhi syarat untuk diteri untuk mencapai gelar SarjanaEkonomi Jurusan Akuntansi

Yogyakarta, 3 1 Agustus 2016

ul

No Mahasiswa: 1l 1225032

Pembimbing,

Bambang Suripto, Dr., M.Si., Ak., CA.

Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN

Haryono Subiyakto, Dr., M.Si.

Page 3: NASKAH PUBLIKASI Analisis Pengaruh PAD, DBH, DAU, DAK, dan …repository.stieykpn.ac.id/377/1/RINGKASAN SKRIPSI... · 2019. 7. 15. · Analisis Pengaruh PAD, DBH* DAU, DAK, dan SiLPA

xiv

Analisis Pengaruh PAD, DBH, DAU, DAK, dan SiLPAterhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah dengan Realisasi

Belanja Modal sebagai Variabel Intervening

ABSTRAK

Upaya yang perlu dilakukan pemerintah daerah dalam meningkatkanpelayanan publik adalah dengan menganggarkan dana untuk belanja modal.Pendanaan belanja modal berasal dari pendapatan daerah dan pembiayaan daerah.Pengoptimalan penerimaan daerah berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD),Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Selisih LebihPerhitungan Anggaran (SiLPA). Peran realisasi belanja modal dalammeningkatkan pelayanan publik terlihat dari tersedianya sarana dan prasaranapublik yang dapat memperlancar kegiatan ekonomi masyarakat sehingga padaakhirnya akan memacu pertumbuhan ekonomi daerah.

Tujuan penelitian adalah memberikan bukti empiris mengenai pengaruhpositif Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana AlokasiUmum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Selisih Lebih PerhitunganAnggaran (SiLPA) terhadap realisasi belanja modal serta pengaruh positifrealisasi belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi daerah denganpertumbuhan penduduk dan rata-rata lama sekolah sebagai variabel kontrol.Metode penelitian menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuansoftware SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PAD berpengaruh positifterhadap realisasi belanja modal, sedangkan DBH, DAU, DAK, dan SiLPA tidakberpengaruh terhadap realisasi belanja modal. Realisasi Belanja Modal sebagaivariabel intervening tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

Kata kunci: Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), DanaAlokasi Khusus (DAK), Selisih Lebih Perhitungan Anggaran(SiLPA), Belanja Modal (BM), Pertumbuhan Penduduk (PP), Rata-Rata Lama Sekolah (RLS), dan Pertumbuhan Ekonomi (PE).

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 4: NASKAH PUBLIKASI Analisis Pengaruh PAD, DBH, DAU, DAK, dan …repository.stieykpn.ac.id/377/1/RINGKASAN SKRIPSI... · 2019. 7. 15. · Analisis Pengaruh PAD, DBH* DAU, DAK, dan SiLPA

1

1. Pendahuluan

Perubahan paradigma pengelolaan keuangan daerah terjadi sejak era

otonomi daerah diterapkan pada tahun 2001. Pengelolaan keuangan daerah diatur

dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (sebagai

pengganti Undang-Undang No. 32 Tahun 2004). Di dalam Undang-Undang

tersebut diatur kewenangan daerah untuk melaksanakan otonomi daerah.

Penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan prinsip-prinsip demokrasi,

partisipasi masyarakat, pemerataan, dan keadilan, serta memperhatikan potensi

dan keanekaragaman daerah. Oleh karena itu, pelaksanaan otonomi daerah

memberikan peluang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk mengelola

keuangan daerahnya secara optimal sesuai potensi daerah masing-masing.

Konsekuensi dari diterapkannya otonomi daerah adalah timbulnya

desentralisasi fiskal yang mendorong pemerintah daerah untuk mengelola

keuangan secara mandiri dengan kewenangan untuk menggali potensi dan

kekhasan daerah sebagai sumber pendapatan daerah berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Pengelolaan keuangan daerah terangkum dalam APBD yang merupakan

ringkasan rencana kerja dan anggaran pemerintah daerah untuk melaksanakan

program dan kegiatan pembangunan daerah dalam satu periode anggaran.

Penyusunan APBD dengan cermat akan membuat program dan kegiatan

pembangunan daerah dapat terlaksana dengan efisien dan efektif. Namun, proses

penyusunan APBD tersebut tidaklah mudah. Permasalahan mendasar yang

dihadapi oleh pemerintah daerah dalam penganggaran sektor publik adalah terkait

keterbatasan sumber penerimaan untuk pengalokasian anggaran. Keterbatasan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 5: NASKAH PUBLIKASI Analisis Pengaruh PAD, DBH, DAU, DAK, dan …repository.stieykpn.ac.id/377/1/RINGKASAN SKRIPSI... · 2019. 7. 15. · Analisis Pengaruh PAD, DBH* DAU, DAK, dan SiLPA

2

tersebut sebaiknya menjadi pertimbangan pemerintah daerah untuk lebih

mengalokasikan penerimaan daerah yang diperoleh pada belanja daerah yang

bersifat produktif. Belanja daerah yang bersifat produktif dapat dilaksanakan

untuk program dan kegiatan layanan publik, misalnya untuk melakukan kegiatan

pembangunan infrastruktur daerah. Salah satu belanja daerah yang bersifat

produktif adalah belanja modal. Belanja modal merupakan belanja pemerintah

yang sangat erat kaitannya dengan pembangunan daerah dan dapat memacu

pertumbuhan ekonomi daerah. Seperti yang telah disebutkan oleh Danayanti

(2014), belanja modal digunakan untuk membiayai segala kebutuhan masyarakat

daerah berupa fasilitas, sarana dan prasarana publik, dan pembangunan

infrastruktur daerah yang dapat meningkatkan produktivitas masyarakat dan iklim

investasi di daerah.

Sumber penerimaan daerah untuk merealisasikan belanja modal dapat

berasal dari pendapatan daerah (pendapatan asli daerah, dana perimbangan, lain-

lain pendapatan daerah yang sah) dan penerimaan pembiayaan (selisih lebih

perhitungan anggaran tahun sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil

penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman, penerimaan

kembali pemberian pinjaman).

Penelitian ini dilaksanakan untuk melakukan pengujian pengaruh

pendapatan daerah sebagai sumber pendanaan terhadap alokasi belanja modal.

Sumber pendanaan yang digunakan dalam penelitian ini mencakup Pendapatan

Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana

Alokasi Khusus (DAK), dan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun

sebelumnya sebagai variabel bebas (variabel independen). Dalam penelitian ini,

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 6: NASKAH PUBLIKASI Analisis Pengaruh PAD, DBH, DAU, DAK, dan …repository.stieykpn.ac.id/377/1/RINGKASAN SKRIPSI... · 2019. 7. 15. · Analisis Pengaruh PAD, DBH* DAU, DAK, dan SiLPA

3

pengalokasian sumber pendanaan tersebut diduga mempengaruhi realisasi belanja

modal sebagai variabel intervening. Kemudian, penelitian ini menguji pengaruh

realisasi belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi tahun berikutnya sebagai

variabel terikat (variabel dependen).

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka yang menjadi pertanyaan

penelitian adalah:

a. Apakah PAD berpengaruh positif terhadap realisasi belanja modal?

b. Apakah DBH berpengaruh positif terhadap realisasi belanja modal?

c. Apakah DAU berpengaruh positif terhadap realisasi belanja modal?

d. Apakah DAK berpengaruh positif terhadap realisasi belanja modal?

e. Apakah SiLPA tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap realisasi

belanja modal?

f. Apakah realisasi belanja modal berpengaruh positif terhadap pertumbuhan

ekonomi tahun mendatang?

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Belanja Modal

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 menyatakan

bahwa belanja modal adalah belanja barang/jasa pada pengeluaran APBD yang

digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pengadaan aset tetap

berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk

digunakan dalam kegiatan pemerintahan. Nilai aset tetap berwujud yang

dianggarkan dalam belanja modal sebesar harga beli/bangun aset ditambah

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 7: NASKAH PUBLIKASI Analisis Pengaruh PAD, DBH, DAU, DAK, dan …repository.stieykpn.ac.id/377/1/RINGKASAN SKRIPSI... · 2019. 7. 15. · Analisis Pengaruh PAD, DBH* DAU, DAK, dan SiLPA

4

seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset sampai aset

tersebut siap digunakan. Aset tetap tersebut dipergunakan untuk operasional

kegiatan sehari-hari di daerah dan bukan untuk dijual kembali.

Menurut Halim (2008), belanja modal adalah investasi yang berupa

pengadaan/pembelian aset yang bermanfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan dan

aset tersebut digunakan dalam kegiatan pemerintahan yang bermanfaat secara

ekonomis, sosial, dan manfaat lainnya sehingga dapat meningkatkan kemampuan

pemerintah dalam melayani masyarakat.

2.2 Sumber Pendanaan Belanja Modal

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan

peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan (UU No. 33 Tahun

2004). Dengan diterapkannya desentralisasi fiskal, pemerintah dituntut untuk

lebih kreatif dalam mengelola potensi daerah yang ada sehingga dapat menambah

penerimaan daerah untuk meningkatkan pelayanan publik.

Menurut Tiebout (1956), masyarakat di daerah sebagai pembayar pajak

memiliki preferensi yang tinggi terhadap pemenuhan fasilitas publik dan

pelayanan publik yang menjadi tanggung jawab pemerintah. Hal ini berarti bahwa

dengan membayar pajak, masyarakat menginginkan pelayanan publik yang

memadai sesuai harapan masyarakat.

Dana Bagi Hasil (DBH)

Dana Bagi Hasil (DBH) adalah dana yang bersumber dari pendapatan

APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase untuk

mendanai kebutuhan daerah dalam rangka desentralisasi. Pola bagi hasil ini

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 8: NASKAH PUBLIKASI Analisis Pengaruh PAD, DBH, DAU, DAK, dan …repository.stieykpn.ac.id/377/1/RINGKASAN SKRIPSI... · 2019. 7. 15. · Analisis Pengaruh PAD, DBH* DAU, DAK, dan SiLPA

5

dilakukan dengan menggunakan persentase tertentu yang didasarkan atas daerah

penghasil (by origin) dan bersumber dari pajak dan sumber daya alam.

Dana Alokasi Umum (DAU)

Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang bersumber dari pendapatan

APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar

daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan

desentralisasi. DAU merupakan transfer dana yang bersifat block grant, yang

berarti penggunaan DAU diserahkan ke daerah sesuai kebutuhan dan aspirasi

masing-masing daerah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam

rangka otonomi daerah.

Dana Alokasi Khusus (DAK)

Berdasarkan UU No. 33 Tahun 2004, Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah

dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah

tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang

merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. DAK merupakan

dana transfer yang bersifat specific grant, yang berarti penggunaan DAK untuk

pembangunan yang sudah ditentukan dari pusat sesuai program-program nasional

yang lebih diprioritaskan untuk belanja modal.

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)

PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah menyatakan

bahwa Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) adalah selisih lebih realisasi

penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran. SiLPA yang

terbentuk pada akhir tahun anggaran merupakan sisa anggaran yang tidak

dibelanjakan pada tahun berjalan yang kemudian akan menjadi sumber

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 9: NASKAH PUBLIKASI Analisis Pengaruh PAD, DBH, DAU, DAK, dan …repository.stieykpn.ac.id/377/1/RINGKASAN SKRIPSI... · 2019. 7. 15. · Analisis Pengaruh PAD, DBH* DAU, DAK, dan SiLPA

6

penerimaan pembiayaan pada tahun anggaran berikutnya. Pada dasarnya, dana

SiLPA merupakan dana yang menganggur (idle fund). Apabila tidak dimanfaatkan

dengan cermat, dana SiLPA tidak akan memberikan efek pengganda (multiplier

effect) bagi perekonomian daerah. Oleh karena itu, dana SiLPA yang terlalu besar

harus dihindari dalam pengelolaan keuangan daerah.

2.3 Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu indikator dalam pencapaian kesejahteraan masyarakat adalah

pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses yang

mencerminkan aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu bagaimana suatu

perekonomian berkembang dan berubah dari waktu ke waktu (Boediono, 1999).

Pertumbuhan ekonomi yang meningkat menunjukkan pendapatan per kapita

masyarakat meningkat. Dengan demikian, kesejahteraan masyarakat juga

meningkat seiring peningkatan pertumbuhan ekonomi.

2.4 Akumulasi Modal Manusia

Investasi dapat dilakukan pada bidang fisik dan non fisik. Investasi fisik

tercermin dalam belanja modal untuk pengadaan sarana dan prasarana daerah,

sedangkan investasi non fisik meliputi bidang pendidikan, pelatihan, kesehatan,

dan lapangan kerja. Investasi non fisik lebih dikenal dengan investasi sumber daya

manusia. Modal manusia (human capital) adalah istilah yang sering digunakan

oleh para ekonom untuk pendidikan, kesehatan, dan kapasitas manusia yang lain

yang dapat meningkatkan produktivitas jika hal-hal tersebut ditingkatkan.

Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja dianggap sebagai faktor positif

dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Bertambahnya penduduk semakin

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 10: NASKAH PUBLIKASI Analisis Pengaruh PAD, DBH, DAU, DAK, dan …repository.stieykpn.ac.id/377/1/RINGKASAN SKRIPSI... · 2019. 7. 15. · Analisis Pengaruh PAD, DBH* DAU, DAK, dan SiLPA

7

menambah pula jumlah tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar akan

menambah jumlah tenaga kerja produktif, sedangkan pertumbuhan penduduk

yang lebih besar akan meningkatkan luasnya pasar domestik (Todaro, 2004).

Rata-Rata Lama Sekolah

Rata-rata lama sekolah adalah jumlah tahun belajar penduduk usia 15 tahun ke

atas yang telah diselesaikan dalam pendidikan formal (tidak termasuk tahun yang

mengulang). Untuk menghitung Rata-rata Lama Sekolah dibutuhkan informasi: a)

Partsipasi sekolah; b) Jenjang dan jenis pendidikan yang pernah/sedang diduduki;

c) Ijazah tertinggi yang dimiliki; d) Tingkat/kelas tertinggi yang pernah/sedang

diduduki.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Darwanto dan Yustikasari (2007) yang

meneliti tentang pengaruh pertumbuhan ekonomi, PAD, dan DAU terhadap

pengalokasian anggaran belanja modal pemerintahan daerah di Jawa dan Bali

menghasilkan bukti bahwa PAD dan DAU berpengaruh positif terhadap belanja

modal, sedangkan pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh terhadap belanja

modal.

Tuasikal (2008) meneliti tentang pengaruh PAD, DAK, PAD, dan PDRB

terhadap belanja modal pemerintahan daerah di kabupaten/kota di Indonesia.

Hasil penelitian yang dilakukannya adalah DAU, DAK, dan PAD berpengaruh

positif terhadap belanja modal, sedangkan PDRB tidak berpengaruh terhadap

belanja modal.

Putro (2010) meneliti tentang pengaruh pertumbuhan ekonomi, PAD, dan

DAU terhadap alokasi anggaran belanja modal pemerintahan daerah di

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 11: NASKAH PUBLIKASI Analisis Pengaruh PAD, DBH, DAU, DAK, dan …repository.stieykpn.ac.id/377/1/RINGKASAN SKRIPSI... · 2019. 7. 15. · Analisis Pengaruh PAD, DBH* DAU, DAK, dan SiLPA

8

kabupaten/kota di Jawa Tengah. Hasil penelitian yang dilakukannya adalah

pertumbuhan ekonomi dan PAD berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

belanja modal, sedangkan DAU tidak berpengaruh terhadap belanja modal.

Kusnandar dan Siswantoro (2011) meneliti tentang DAU, PAD, SiLPA,

dan luas wilayah terhadap belanja modal. Hasil penelitian yang dilakukannya

adalah PAD, SiLPA, dan luas wilayah berpengaruh positif terhadap belanja

modal, sedangkan DAU tidak berpengaruh terhadap belanja modal.

Hendriwiyanto (2013) meneliti tentang pengaruh pendapatan daerah

terhadap pertumbuhan ekonomi dengan variabel mediasi yaitu belanja modal.

Hasil penelitian yang dilakukannya adalah PAD, DBH, dan DAU berpengaruh

positif terhadap alokasi belanja modal. Penelitian yang dilakukannya juga

menunjukkan bahwa belanja modal berpengaruh positif terhadap pertumbuhan

ekonomi.

Danayanti (2014) meneliti tentang pengaruh PAD, DAK, dan SiLPA tahun

sebelumnya terhadap realisasi belanja modal dan pertumbuhan ekonomi

pemerintahan daerah di Jawa dan Bali 2008-2011. Penelitian yang dilakukan

Danayanti (2014) menguji pengaruh PAD, DAK, dan SiLPA terhadap realisasi

belanja modal serta pengaruh realisasi belanja modal terhadap pertumbuhan

ekonomi. Hasil penelitian yang dilakukannya adalah PAD, DAK, dan SiLPA

berpengaruh positif terhadap realisasi belanja modal. Selain itu, penelitian yang

dilakukannya juga menunjukkan realisasi belanja modal berpengaruh positif

terhadap pertumbuhan ekonomi.

Kuspita (2015) meneliti pengaruh PAD, DAU, DAK, dan SiLPA terhadap

realisasi belanja modal serta pengaruh realisasi belanja modal, investasi swasta,

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 12: NASKAH PUBLIKASI Analisis Pengaruh PAD, DBH, DAU, DAK, dan …repository.stieykpn.ac.id/377/1/RINGKASAN SKRIPSI... · 2019. 7. 15. · Analisis Pengaruh PAD, DBH* DAU, DAK, dan SiLPA

9

dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian yang

dilakukannya adalah PAD, DAU, dan SiLPA berpengaruh positif terhadap belanja

modal, sedangkan DAK tidak berpengaruh terhadap belanja modal. Penelitian

yang dilakukan Kuspita (2015) juga menunjukkan belanja modal berpengaruh

positif terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan investasi swasta dan tenaga

kerja tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

2.6 Pengembangan Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan temuan-temuan terdahulu, peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut:

a. H1: PAD berpengaruh positif terhadap realisasi belanja modal.

b. H2: DBH berpengaruh positif terhadap realisasi belanja modal.

c. H3: DAU berpengaruh positif terhadap realisasi belanja modal.

d. H4: DAK berpengaruh positif terhadap realisasi belanja modal.

e. H5: SiLPAt-1 berpengaruh positif terhadap realisasi belanja modal.

f. H6: Realisasi belanja modal berpengaruh positif terhadap pertumbuhan

ekonomi daerah.

3. Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dan data yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh secara

tidak langsung dari objek penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini

bersumber dari data statistik yang dipublikasikan di website BPS dan Laporan

Realisasi APBD pemerintah daerah kabupaten dan kota di Jawa Tengah tahun

2012-2013 yang dipublikasikan di website Ditjen Perimbangan Keuangan.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 13: NASKAH PUBLIKASI Analisis Pengaruh PAD, DBH, DAU, DAK, dan …repository.stieykpn.ac.id/377/1/RINGKASAN SKRIPSI... · 2019. 7. 15. · Analisis Pengaruh PAD, DBH* DAU, DAK, dan SiLPA

10

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear

berganda. Statistik deskriptif dan pengujian asumsi klasik (uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi) dilakukan terlebih

dahulu sebelum melakukan analisis regresi berganda (uji simultan, uji parsial, dan

uji koefisien determinasi).

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1 Statistik Deskriptif

Data variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Pendapatan

Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana

Alokasi Khusus (DAK), Sisa lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya

(SiLPA), Belanja Modal (BM), Pertumbuhan Penduduk (PP), Rata-Rata Lama

Sekolah (RLS), dan Pertumbuhan Ekonomi (PE).

Tabel 4.1Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PAD 70 77.798.870.961 925.919.310.506 156.803.140.431,20 130.246.325.106,767DBH 70 24.609.560.290 182.896.969.776 55.933.475.997,27 29.465.912.346,117DAU 70 325.710.016.000 1.197.315.060.000 753.094.290.742,86 201.977.420.374,179DAK 70 14.993.022.000 118.901.780.000 63.022.384.885,71 22.735.213.554,183SiLPA 70 33.462.940.243 635.457.569.772 135.562.507.037,73 88.072.902.044,738BM 70 69.203.906.339 591.011.412.262 199.818.150.335,10 90.882.083.186,718PP 70 0,16799 2,71343 0,7071620 0,40848039RLS 70 6,07 10,53 7,6520 1,15943PE 70 2,09225 6,88937 5,3137636 0,82044579Valid N (listwise) 70

Hasil statistik deskriptif penelitian menunjukkan variabel PAD memiliki

nilai minimum Rp77.798.870.961, nilai maksimum Rp925.919.310.506 dengan

rata-rata sebesar Rp156.803.140.431,20 dan standar deviasi sebesar

Rp130.246.325.106,767. Variabel DBH memiliki nilai minimum

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 14: NASKAH PUBLIKASI Analisis Pengaruh PAD, DBH, DAU, DAK, dan …repository.stieykpn.ac.id/377/1/RINGKASAN SKRIPSI... · 2019. 7. 15. · Analisis Pengaruh PAD, DBH* DAU, DAK, dan SiLPA

11

Rp24.609.560.290, nilai maksimum Rp182.896.969.776 dengan rata-rata sebesar

Rp55.933.475.997,27 dan standar deviasi sebesar Rp29.465.912.346,117.

Variabel DAU memiliki nilai minimum Rp325.710.016.000, nilai maksimum

Rp1.197.315.060.000 dengan rata-rata sebesar 753.094.290.742,86 dan standar

deviasi sebesar Rp201.977.420.374,179. Variabel DAK memiliki nilai minimum

Rp14.993.022.000, nilai maksimum Rp118.901.780.000 dengan rata-rata sebesar

Rp63.022.384.885,71 dan standar deviasi sebesar Rp22.735.213.554,183.

Variabel SiLPA memiliki nilai minimum Rp33.462.940.243, nilai maksimum

Rp635.457.569.772 dengan rata-rata sebesar Rp135.562.507.037,73 dan standar

deviasi sebesar Rp88.072.902.044,738.

Variabel BM memiliki nilai minimum Rp69.203.906.339, nilai maksimum

Rp591.011.412.262 dengan rata-rata sebesar Rp199.818.150.335,10 dan standar

deviasi sebesar Rp90.882.083.186,718. Variabel PP memiliki nilai minimum

0,16799%, nilai maksimum 2,71343% dengan rata-rata sebesar 0,7071620% dan

standar deviasi sebesar 0,40848039%. Variabel RLS memiliki nilai minimum 6,07

tahun, nilai maksimum 10,53 tahun dengan rata-rata sebesar 7,6520 tahun dan

standar deviasi sebesar 1,15943 tahun. Variabel PE memiliki nilai minimum

2,09225%, nilai maksimum 6,88937% dengan rata-rata sebesar 5,3137636% dan

standar deviasi sebesar 0,82044579%.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 15: NASKAH PUBLIKASI Analisis Pengaruh PAD, DBH, DAU, DAK, dan …repository.stieykpn.ac.id/377/1/RINGKASAN SKRIPSI... · 2019. 7. 15. · Analisis Pengaruh PAD, DBH* DAU, DAK, dan SiLPA

12

4.2 Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Tabel 4.2Hasil Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnov Test

IndikatorUnstandardized Residual

Belanja Modal (LnBM) Pertumbuhan Ekonomi (LnPE)N 70 70

Kolmogorov-Smirnov Z 0,465 0,880Asymp. Sig. (2-tailed) 0,982 0,421

Hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov dengan data sebanyak 70 daerah

menunjukkan bahwa nilai K-S pada residual belanja modal adalah 0,465 dengan

nilai signifikansi sebesar 0,982. Nilai signifikansi yang dihasilkan di atas 0,05

(0,982 > 0,05), maka H0 diterima atau data terdistribusi normal. Nilai K-S pada

residual pertumbuhan ekonomi adalah 0,880 dengan nilai signifikansi sebesar

0,421. Nilai signifikansi yang dihasilkan di atas 0,05 (0,421 > 0,05), maka H0

diterima atau data terdistribusi normal. Berdasarkan analisis hasil uji normalitas

tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa residual pada kedua model regresi

terdistribusi normal.

Uji Multikolinearitas

Tabel 4.3Hasil Uji Multikolinearitas Model I

Variabel Independen Collinearity Statistics KeputusanTolerance VIF

LnPAD 0,527 1,899 Tidak terjadi multikolinearitasLnDBH 0,704 1,420 Tidak terjadi multikolinearitasLnDAU 0,241 4,158 Tidak terjadi multikolinearitasLnDAK 0,334 2,992 Tidak terjadi multikolinearitas

LnSiLPA 0,452 2,211 Tidak terjadi multikolinearitas

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 16: NASKAH PUBLIKASI Analisis Pengaruh PAD, DBH, DAU, DAK, dan …repository.stieykpn.ac.id/377/1/RINGKASAN SKRIPSI... · 2019. 7. 15. · Analisis Pengaruh PAD, DBH* DAU, DAK, dan SiLPA

13

Hasil pengujian multikolinearitas model pertama menunjukkan nilai

Tolerance variabel independen LnPAD, LnDBH, LnDAU, LnDAK, dan LnSiLPA

lebih besar dari 0,1 (> 0,1). Nilai VIF variabel independen LnPAD, LnDBH,

LnDAU, LnDAK, dan LnSiLPA lebih kecil dari 10 (< 10). Berdasarkan hasil nilai

Tolerance dan VIF, dapat disimpulkan bahwa variabel independen LnPAD,

LnDBH, LnDAU, LnDAK, dan LnSiLPA bebas dari masalah multikolinearitas

atau tidak terjadi multikolinearitas.

Tabel 4.4Hasil Uji Multikolinearitas Model II

VariabelIndependen

Collinearity StatisticsKeputusanTolerance VIF

LnBM 0,985 1,015 Tidak terjadi multikolinearitasLnPP 0,958 1,044 Tidak terjadi multikolinearitasLnRLS 0,948 1,055 Tidak terjadi multikolinearitas

Hasil pengujian multikolinieritas model kedua menunjukkan nilai

Tolerance variabel independen LnBM, LnPP, dan LnRLS lebih besar dari 0,1 (>

0,1). Nilai VIF variabel independen LnBM, LnPP, dan LnRLS lebih kecil dari 10

(< 10). Berdasarkan hasil nilai Tolerance dan VIF, dapat disimpulkan bahwa

variabel independen LnBM, LnPP, dan LnRLS bebas dari masalah

multikolinearitas atau tidak terjadi multikolinearitas.

Berdasarkan analisis hasil uji multikolinearitas tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa semua variabel independen dalam model pertama dan model

kedua lolos dari masalah multikolinearitas yang berarti setiap variabel independen

tidak saling berhubungan.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 17: NASKAH PUBLIKASI Analisis Pengaruh PAD, DBH, DAU, DAK, dan …repository.stieykpn.ac.id/377/1/RINGKASAN SKRIPSI... · 2019. 7. 15. · Analisis Pengaruh PAD, DBH* DAU, DAK, dan SiLPA

14

Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4.5Hasil Uji Heteroskedastisitas Model I

Uji Glejser

Model Signifikansi (AbsRes_LnBM) Keputusan(Constant) 0,857 -

LnPAD 0,951 Tidak terjadi heteroskedastisitasLnDBH 0,449 Tidak terjadi heteroskedastisitasLnDAU 0,228 Tidak terjadi heteroskedastisitasLnDAK 0,395 Tidak terjadi heteroskedastisitas

LnSiLPA 0,303 Tidak terjadi heteroskedastisitas

Hasil uji heteroskedastisitas model pertama dengan menggunakan uji

Glejser menunjukkan bahwa variabel LnPAD, LnDBH, LnDAU, LnDAK, dan

LnSiLPA memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (> 0,05), maka bisa

disimpulkan bahwa variabel LnPAD, LnDBH, LnDAU, LnDAK, dan LnSiLPA

tidak terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4.6Hasil Uji Heteroskedastisitas Model II

Uji Glejser

Model Signifikansi (AbsRes_LnPE) Keputusan(Constant) 0,623 -

LnBM 0,074 Tidak terjadi heteroskedastisitasLnPP 0,112 Tidak terjadi heteroskedastisitasLnRLS 0,561 Tidak terjadi heteroskedastisitas

Hasil uji heteroskedastisitas model kedua dengan menggunakan uji Glejser

menunjukkan bahwa variabel LnBM, LnPP, dan LnRLS memiliki nilai

signifikansi lebih besar dari 0,05 (> 0,05), maka bisa disimpulkan bahwa variabel

LnBM, LnPP, dan LnRLS tidak terjadi heteroskedastisitas.

Berdasarkan hasil pengujian heteroskedastisitas nilai signifikansi semua

variabel yang dimasukkan dalam kedua model regresi lebih besar dari 0,05

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 18: NASKAH PUBLIKASI Analisis Pengaruh PAD, DBH, DAU, DAK, dan …repository.stieykpn.ac.id/377/1/RINGKASAN SKRIPSI... · 2019. 7. 15. · Analisis Pengaruh PAD, DBH* DAU, DAK, dan SiLPA

15

sehingga kedua model regresi dapat disimpulkan baik karena tidak terjadi

heteroskedastisitas. Hal ini berarti semua variabel independen yang dimasukkan

dalam kedua model regresi memiliki kesamaan varian dari residual pengamatan

satu ke pengamatan yang lain.

Uji Autokorelasi

Tabel 4.7Hasil Uji Autokorelasi

Uji Runs Test

Variabel Dependen Nilai Tes Signifikansi KeputusanLnBM -0,00718 0,054 Tidak ada autokorelasiLnPE 0,01164 0,092 Tidak ada autokorelasi

Hasil pengujian autokorelasi model pertama dengan menggunakan uji

Runs test menunjukkan bahwa nilai nilai tes sebesar -0,00718 dengan probabilitas

0,054. Nilai probabilitas tersebut tidak signifikan pada 5% (0,054 > 0,05) yang

berarti H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa residual random atau tidak

terjadi autokorelasi antar nilai residu. Hasil pengujian autokorelasi model kedua

dengan menggunakan uji Runs test menunjukkan bahwa nilai nilai tes sebesar

0,01164 dengan probabilitas 0,092. Nilai probabilitas tersebut tidak signifikan

pada 5% (0,092 > 0,05) yang berarti H0 diterima sehingga dapat disimpulkan

bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai residu.

Berdasarkan hasil pengujian autokorelasi nilai signifikansi semua variabel

yang dimasukkan dalam kedua model regresi lebih besar dari 0,05 sehingga kedua

model regresi dapat disimpulkan baik karena tidak terjadi autokorelasi. Hal ini

berarti semua variabel independen yang dimasukkan dalam kedua model regresi

memiliki residual yang acak atau random.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 19: NASKAH PUBLIKASI Analisis Pengaruh PAD, DBH, DAU, DAK, dan …repository.stieykpn.ac.id/377/1/RINGKASAN SKRIPSI... · 2019. 7. 15. · Analisis Pengaruh PAD, DBH* DAU, DAK, dan SiLPA

16

4.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Tabel 4.8Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Model I

Model Koefisien Regresi(Constant) -2,128

LnPAD 0,270LnDBH 0,140LnDAU 0,435LnDAK 0,160

LnSiLPA 0,073

Berdasarkan tabel 4.8 dapat disusun persamaan regresi pertama, yaitu

LnBMt = -2,128 + 0,270LnPADt + 0,140LnDBHt + 0,435LnDAUt +

0,160LnDAKt + 0,073LnSiLPAt-1. Penjelasan dari persamaan regresi tersebut

adalah:

1. Konstanta (a) sebesar -2,128 menyatakan bahwa nilai LnBMt sebesar -

2,128 jika kelima variabel independen dianggap konstan.

2. Apabila LnPADt meningkat sebesar 1 persen, maka LnBMt akan

meningkat sebesar 27,0 dengan asumsi variabel lain konstan.

3. Apabila LnDBHt meningkat sebesar 1 persen, maka LnBMt akan

meningkat sebesar 14,0 dengan asumsi variabel lain konstan.

4. Apabila LnDAUt meningkat sebesar 1 persen, maka LnBMt akan

meningkat sebesar 43,5 dengan asumsi variabel lain konstan.

5. Apabila LnDAKt meningkat sebesar 1 persen, maka LnBMt akan

meningkat sebesar 16,0 dengan asumsi variabel lain konstan.

6. Apabila LnSiLPAt-1 meningkat sebesar 1 persen, maka LnBMt akan

meningkat sebesar 7,3 dengan asumsi variabel lain konstan.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 20: NASKAH PUBLIKASI Analisis Pengaruh PAD, DBH, DAU, DAK, dan …repository.stieykpn.ac.id/377/1/RINGKASAN SKRIPSI... · 2019. 7. 15. · Analisis Pengaruh PAD, DBH* DAU, DAK, dan SiLPA

17

Tabel 4.9Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Model II

Model Koefisien Regresi(Constant) 14,124

LnBM -0,093LnPP 0,035

LnRLS 0,162

Berdasarkan tabel 4.9 dapat disusun persamaan regresi kedua, yaitu

LnPEt+1 = 14,124 - 0,093LnBMt + 0,035LnPPt+1 + 0,162LnRLSt. Penjelasan dari

persamaan regresi tersebut adalah:

1. Konstanta (a1) sebesar 14,124 menyatakan bahwa nilai LnPEt+1 sebesar

14,124 jika ketiga variabel independen dianggap konstan.

2. Apabila LnBMt meningkat sebesar 1 persen, maka LnPEt+1 akan menurun

sebesar 9,3 dengan asumsi variabel lain konstan.

3. Apabila LnPPt+1 meningkat sebesar 1 persen, maka LnPEt+1 akan

meningkat sebesar 3,5 dengan asumsi variabel lain konstan.

4. Apabila LnRLSt meningkat sebesar 1 persen, maka LnPEt+1 akan

meningkat sebesar 16,2 dengan asumsi variabel lain konstan.

Uji Statistik F (Uji Simultan)

Tabel 4.10Hasil Uji Statistik F

Variabel Dependen Predictors (Variabel Independen) SignifikansiLnBM (Constant), LnPAD, LnDBH,

LnDAU, LnDAK, LnSiLPA0,000

LnPE (Constant), LnBM, LnPP, LnRLS 0,104

Hasil uji statistik F model pertama menunjukkan bahwa nilai signifikansi

yang dihasilkan sebesar 0,000 sementara derajat signifikansi yang ditetapkan

sebesar 5%. Hal ini menyatakan bahwa nilai signifikansi yang dihasilkan kurang

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 21: NASKAH PUBLIKASI Analisis Pengaruh PAD, DBH, DAU, DAK, dan …repository.stieykpn.ac.id/377/1/RINGKASAN SKRIPSI... · 2019. 7. 15. · Analisis Pengaruh PAD, DBH* DAU, DAK, dan SiLPA

18

dari 5% (0,000 < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak atau HA

diterima. Artinya variabel-variabel independen seperti LnPAD, LnDBH, LnDAU,

LnDAK, dan LnSiLPA secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel

LnBM.

Hasil uji statistik F model kedua menunjukkan bahwa nilai signifikansi

yang dihasilkan sebesar 0,104 sementara derajat signifikansi yang ditetapkan

sebesar 5%. Hal ini menyatakan bahwa nilai signifikansi yang dihasilkan kurang

dari 5% (0,104 > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima atau HA

ditolak. Artinya variabel-variabel independen seperti LnBM, LnPP, dan LnRLS

secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel LnPE.

Koefisien Determinasi

Tabel 4.11Hasil Koefisien Determinasi

Variabel Dependen Predictors (Variabel Independen) Adjusted R SquareLnBM (Constant), LnPAD, LnDBH,

LnDAU, LnDAK, LnSiLPA0,481

LnPE (Constant), LnBM, LnPP, LnRLS 0,047

Hasil koefisien determinasi model pertama menunjukkan bahwa nilai

Adjusted R Square sebesar 0,481. Hal ini menyatakan bahwa variabel yang diteliti

dalam model regresi seperti LnPAD, LnDBH, LnDAU, LnDAK, dan LnSiLPA

mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap LnBM sebesar 48,1%, sedangkan

sisanya sebesar 51,9% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam

penelitian ini. Hasil koefisien determinasi model kedua menunjukkan bahwa nilai

Adjusted R Square sebesar 0,047. Hal ini menyatakan bahwa variabel yang diteliti

dalam model regresi seperti LnBM, LnPP, dan LnRLS mampu menjelaskan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 22: NASKAH PUBLIKASI Analisis Pengaruh PAD, DBH, DAU, DAK, dan …repository.stieykpn.ac.id/377/1/RINGKASAN SKRIPSI... · 2019. 7. 15. · Analisis Pengaruh PAD, DBH* DAU, DAK, dan SiLPA

19

pengaruhnya terhadap LnPE sebesar 4,7%, sedangkan sisanya sebesar 95,3%

dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Uji Statistik t (Uji Parsial)

Tabel 4.12Hasil Uji t Model I

Model Hipotesis KoefisienRegresi Signifikansi Keputusan

LnPAD (+) Signifikan 0,270 0,022 MenerimaLnDBH (+) Signifikan 0,140 0,178 MenolakLnDAU (+) Signifikan 0,435 0,079 MenolakLnDAK (+) Signifikan 0,160 0,274 Menolak

LnSiLPA (+) Signifikan 0,073 0,475 Menolak

Hasil uji statistik t model pertama menunjukkan bahwa koefisien regresi

LnPAD bernilai positif dengan nilai signifikansi sebesar 0,022 kurang dari derajat

signifikansi yang ditetapkan yaitu sebesar 5% (0,022 < 0,05). Jadi, secara statistik

variabel LnPAD berpengaruh positif signifikan terhadap LnBM. Di sisi lain,

koefisien regresi LnDBH, LnDAU, LnDAK, dan LnSiLPA bernilai positif dengan

nilai signifikansi yang lebih besar dari derajat signifikansi yang ditetapkan yaitu

sebesar 5% (> 0,05). Jadi, secara statistik variabel LnDBH, LnDAU, LnDAK, dan

LnSiLPA berpengaruh positif tidak signifikan terhadap LnBM.

Tabel 4.13Hasil Uji t Model II

Model Hipotesis KoefisienRegresi Signifikansi Keputusan

LnBM (+) Signifikan -0,093 0,068 MenolakLnPP - 0,035 0,407 -

LnRLS - 0,162 0,295 -

Hasil uji statistik t model kedua menunjukkan bahwa koefisien regresi

LnBM bernilai negatif dengan nilai signifikansi sebesar 0,068 lebih besar dari

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 23: NASKAH PUBLIKASI Analisis Pengaruh PAD, DBH, DAU, DAK, dan …repository.stieykpn.ac.id/377/1/RINGKASAN SKRIPSI... · 2019. 7. 15. · Analisis Pengaruh PAD, DBH* DAU, DAK, dan SiLPA

20

derajat signifikansi yang ditetapkan yaitu sebesar 5% (0,068 > 0,05). Jadi, secara

statistik variabel LnBM tidak berpengaruh terhadap LnPE. Koefisien regresi LnPP

dan LnRLS bernilai positif dengan nilai signifikansi lebih besar dari derajat

signifikansi yang ditetapkan yaitu sebesar 5% (0,407 > 0,05). Jadi, secara statistik

variabel LnPP dan LnRLS tidak berpengaruh terhadap LnPE.

5. Penutup

5.1 Kesimpulan

1. Variabel independen (LnDBH, LnDAU, LnDAK, dan LnSiLPA) pada

persamaan regresi pertama secara simultan melalui uji statistik F

berpengaruh terhadap variabel dependen (LnBM), sedangkan variabel

independen (LnBM, LnPP, dan LnRLS) pada persamaan regresi kedua

secara simultan melalui uji statistik F tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen (LnPE).

2. Pada persamaan regresi pertama, Variabel LnPAD secara individual

(parsial) melalui uji statistik t berpengaruh positif dan signifikan terhadap

realisasi belanja modal (LnBM), sedangkan keempat variabel lainnya tidak

berpengaruh terhadap realisasi belanja modal (LnBM).

3. Pada persamaan regresi kedua, variabel independen (LnBM, LnPP, dan

LnRLS) secara individual (parsial) melalui uji statistik t tidak berpengaruh

terhadap pertumbuhan ekonomi daerah (LnPE).

5.2 Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian hanya mengambil sampel pada ruang lingkup Provinsi Jawa

Tengah pada tahun 2012-2013.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 24: NASKAH PUBLIKASI Analisis Pengaruh PAD, DBH, DAU, DAK, dan …repository.stieykpn.ac.id/377/1/RINGKASAN SKRIPSI... · 2019. 7. 15. · Analisis Pengaruh PAD, DBH* DAU, DAK, dan SiLPA

21

2. Penelitian hanya menguji data keuangan yang diperoleh dalam realisasi

anggaran sehingga diduga ada faktor-faktor lain yg bersifat kualitatif yang

dapat mempengaruhi alokasi belanja modal.

3. Hasil penelitian menunjukkan variabel kontrol belum mampu mendukung

variabel intervening dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

5.3 Saran Penelitian

1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PAD berpengaruh positif

signifikan terhadap belanja modal. Oleh karena itu, pemerintah daerah

diharapkan dapat meningkatkan sumber penerimaan asli daerah tersebut

untuk meningkatkan pelayanan publik agar tidak terlalu bergantung pada

dana perimbangan dari pemerintah pusat dalam membiayai pengeluaran

daerah.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan bisa menambah ruang lingkup dan

periode penelitian yang lebih luas.

3. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan data lain yang lebih bersifat

kualitatif untuk menjelaskan pengaruhnya terhadap pengalokasian belanja

modal.

4. Penelitian selanjutnya dapat mengganti atau menambah variabel kontrol

lain yang lebih mampu mendukung variabel intervening dalam

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 25: NASKAH PUBLIKASI Analisis Pengaruh PAD, DBH, DAU, DAK, dan …repository.stieykpn.ac.id/377/1/RINGKASAN SKRIPSI... · 2019. 7. 15. · Analisis Pengaruh PAD, DBH* DAU, DAK, dan SiLPA

22

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, S dan Asmara, J. H. 2006. Perilaku Oportunistik Legislatif dalamPenganggaran Daerah: Bukti Empiris atas Aplikasi Agency Theorydi Sektor Publik. Simposium Nasional akuntansi IX, 23-26 Agustus 2006.

Abdullah, S dan Halim, A. 2006. Studi atas Belanja Modal pada AnggaranPemerintah Daerah dalam Hubungannya dengan Belanja Pemeliharaandan Sumber Pendapatan. Jurnal Akuntansi Pemerintahan. Vol. 2 No. 2,17-32.

Badrudin, Rudy. 2012. Ekonomika Otonomi Daerah. Edisi 1. Yogyakarta: UPPSTIM YKPN.

Boediono. 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi. BPFE Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.

Danayanti, Mauli. 2014. Analisis Pengaruh PAD, DAK, SiLPA terhadap RealisasiBelanja Modal dan Pertumbuhan Ekonomi Pemerintah Kabupaten/Kota diJawa dan Bali. Tesis Program Studi Magister Akuntansi UGM.Yogyakarta.

Darwanto dan Yustikasari, Y. 2007. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, PendapatanAsli Daerah, dan Dana Alokasi Umum terhadap Pengalokasian AnggaranBelanja Modal. Simposium Nasional Akuntansi X, 26-28 Juli 2007.

Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. 2013. Laporan Evaluasi BelanjaModal Daerah. Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Jakarta.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19.Edisi Kelima. Universitas Diponegoro. Semarang.

Halim, Abdul. 2008. Seri Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah: AnalisisInvestasi (Belanja Modal) Sektor Publik Pemerintah Daerah. UPP STIMYKPN. Yogyakarta.

Hendriwiyanto, G. 2013. Pengaruh Pendapatan Daerah Terhadap PertumbuhanEkonomi Dengan Belanja Modal sebagai Variabel Mediasi. JurnalUniversitas Brawijaya Malang.

Kuspita, Maya. 2015. Pengaruh PAD, DAU, DAK, dan SiLPA terhadap RealisasiBelanja Modal serta Pengaruh Realisasi Belanja Modal, Investasi swasta,dan Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi PemerintahKabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah. Tesis Program Studi MagisterAkuntansi UGM. Yogyakarta.

Kusnandar dan Siswantoro, Dodik. 2010. Pengaruh Dana Alokasi Umum,Pendapatan Asli Daerah, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, dan LuasWilayah terhadap Belanja Modal. Universitas Indonesia. Jakarta.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 26: NASKAH PUBLIKASI Analisis Pengaruh PAD, DBH, DAU, DAK, dan …repository.stieykpn.ac.id/377/1/RINGKASAN SKRIPSI... · 2019. 7. 15. · Analisis Pengaruh PAD, DBH* DAU, DAK, dan SiLPA

23

Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Andi.Yogyakarta

Putro, Nugroho Suratno. 2010. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan AsliDaerah, dan Dana Alokasi Umum terhadap Pengalokasian AnggaranBelanja Modal di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah. AkuntansiUniversitas Diponegoro. Semarang.

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah.

________________. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.

________________. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang PajakDaerah dan Retribusi Daerah.

________________. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

________________. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

________________. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentangPengelolaan Keuangan Daerah.

________________. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang DanaPerimbangan.

Tiebout, Charles. 1956. A Pure Theory of Local Expenditures. The Journal ofPolitical Economy Vol. 64 No. 5, 416-424.

Todaro, M.P. 2004. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. GhaliaIndonesia: Jakarta.

Tuasikal, Askam. 2008. Pengaruh DAU, DAK, PAD, dan PDRB terhadap BelanjaModal Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia. Jurnal Telaahdan Riset Akuntansi Vol. 1 No. 2, 142-155.

Sidik, Machfud. 2002. Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah sebagaiPelaksanaan Desentralisasi Fiskal (Antara Teori dan Aplikasinya diIndonesia). Seminar “Setahun Implementasi Kebijaksanaan OtonomiDaerah di indonesia”, 13 Maret 2002.

www.bps.go.id

www.djpk.depkeu.go.id

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id