naskah publikasi analisis komparatif usahatani … filedengan pertimbangan di kecamatan tersebut...

35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI MELON VARIETAS ACTION 434 DENGAN USAHATANI MELON VARIETAS SWEET M-1000 DI KABUPATEN SRAGEN Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Oleh : Dian Yulianto H 1307012 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: phamdung

Post on 01-Apr-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI MELON VARIETAS ACTION 434 DENGAN

USAHATANI MELON VARIETAS SWEET M-1000 DI KABUPATEN SRAGEN

Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Oleh : Dian Yulianto

H 1307012

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN Dengan ini kami selaku tim pembimbing skripsi mahasiswa Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis : Nama : Dian Yulianto NIM : H 1307012 Jurusan / Program Studi : Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Menyetujui naskah publikasi ilmiah yang disusun oleh yang bersangkutan, dipublikasikan dengan/tanpa*) mencantumkan Tim Pembimbing sebagai Co-Author.

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ir. Sugiharti Mulya H., MP Erlyna Wida Riptanti, SP. MP NIP. 19650626 199003 2 001 NIP. 19780708 200312 2 002

*) Coret yang tidak perlu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI MELON VARIETAS ACTION 434 DENGAN

USAHATANI MELON VARIETAS SWEET M-1000 DI KABUPATEN SRAGEN

Dian Yulianto1

Ir. Sugiharti Mulya H., MP2 Erlyna Wida Riptanti, SP. MP3

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan pendapatan dan

efisiensi usahatani melon varietas Action 434 dengan usahatani melon varietas Sweet M-1000.

Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif analitik dan pelaksanaannya menggunakan teknik survey. Penelitian dilakukan di Kabupaten Sragen. Pengambilan daerah penelitian dilakukan secara sengaja atau purposive sampling, dengan pertimbangan di kecamatan tersebut banyak petani yang mengusahakan melon varietas Action 434 dan melon varietas Sweet M-1000. Berdasarkan kriteria tersebut, terpilih Kecamatan Tanon. Selanjutnya, dipilih desa sebagai lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa di desa tersebut banyak petani yang mengusahakan melon varietas Action 434 dengan melon varietas Sweet M-1000. Berdasarkan kriteria tersebut, terpilihlah Desa Slogo, Desa Padas, Desa Gawan, dan Desa Jono. Petani sampel yang diambil masing-masing berjumlah 30 orang baik pada usahatani melon varietas Action 434 maupun usahatani melon varietas Sweet M-1000. Pemilihan sampel responden dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling) dengan menggunakan undian. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh dengan melakukan observasi, wawancara, dan pencatatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan usahatani melon varietas Action 434 (Rp 47.296.885,71/Ha/MT) lebih besar daripada rata-rata pendapatan usahatani melon varietas Sweet M-1000. Usahatani melon yang menggunakan varietas Action 434 (1,762) lebih efisien daripada usahatani melon yang menggunakan varietas Sweet M-1000 (1,591).

Kata Kunci : Usahatani Melon, Varietas Action dan Varietas Sweet M-1000, Pendapatan. 1 Mahasiswa Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan NIM H 1307012 2 Dosen Pembimbing Utama 3 Dosen Pembimbing Pendamping

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

COMPARATIVE ANALYSIS OF FARMING MELON VARIETY ACTION 434 WITH

FARMING MELON VARITY SWEET M-1000 IN SRAGEN REGENCY

Dian Yulianto 1

Ir. Sugiharti Mulya H,. MP2 Erlyna Wida Riptanti, SP. MP3

ABSTRACT

This research aims to know and compare income and efficiency of farming of melon varieties Action 434 with farming of melon variety Sweet M-1000.

Basic method of this research is descriptive analytic and its application use technique of survey. The research was performed purposively sampling with consideration that there are a lot of farmers who plant melon varieties of Action 434 and melon variety of Sweet M-1000. Based on the criteria, district of Tanon was selected. Then village as location of research was selected which was performed with consideration that in that village there are a lot of farmers who plant melon variety of Sweet M-1000. Based on that criteria, many villages were selected, they are: Slogo, Padas, Gawan, and Jono village. Sample of farmer which were taken is amounting 30 peoples, whether farmers who plant melon variety of Action 434 or farming of melon variety of Sweet M-1000. Sample selection of respondent was performed simple randomly by using draw lots. Data used is primary data and secondary data which gained by doing observation, interview and recording.

The result of the research showed that average income of farming of melon variety Action 434 (Rp. 47.296.885,71 /Ha/ MT) is greater than average income of farming of melon variety of Sweet M-1000. Farming of melon which uses variety of Action 434 (1,762) is more efficient than farming of melon which use variety Sweet M-1000 (1,591). Keywords: Farming of Melon, Variety of Action and Variety of Sweet M-1000, income. 1 Student of Agriculture Social Economic/Agribusiness Program Sebelas Maret

University Surakarta with NIM. H 1307012 2 Main Guide Lecturer 3 Assistant Guide Lecturer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor penting dalam pertumbuhan

ekonomi nasional. Sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di pedesaan dan

lebih dari setengah jumlah penduduknya menggantungkan hidup pada sektor

pertanian. Perkembangan sektor pertanian tidak hanya komoditas tanaman

pangan, akan tetapi juga tanaman perkebunan dan hortikultura. Kegiatan pertanian

khususnya bidang hortikultura terbagi menjadi empat golongan yaitu tanaman

buah-buahan, tanaman sayuran, tanaman hias dan tanaman obat yang semakin

banyak diminati petani, karena mampu memberikan keuntungan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan tanaman palawija pada areal yang sama. Beberapa

komoditas hortikultura khususnya tanaman buah-buahan seperti semangka dan

melon menuntut pekerjaan yang lebih intensif dan biaya yang lebih besar, namun

demikian keuntungan yang diraih juga sesuai dengan pengorbanan yang dilakukan

(Samadi, 1995: 11).

Menurut Rukmana (1994: 13), melon merupakan salah satu alternatif

konsumsi buah-buahan yang digemari masyarakat luas. Buah melon umumnya

dikonsumsi sebagai buah segar atau buah meja untuk cuci mulut atau pelepas

dahaga. Buah melon juga dijadikan pencampuran minuman atau dibuat juice.

Bahkan dewasa ini buah melon dijadikan bahan baku industri minuman. Selain itu

harga buah melon yang relatif tinggi dibandingkan komoditas sejenis merupakan

peluang besar untuk peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani melon.

Permintaan pasar (konsumen) cenderung terus meningkat dari waktu ke

waktu, karena buah melon semakin digemari oleh berbagai kalangan masyarakat.

Celah dan peluang pasar ini dimanfaatkan oleh para petani dan pengusaha tani

untuk membudidayakan melon di berbagai daerah (Rukmana, 1994: 12).

Kabupaten Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar dan Sragen

merupakan Kabupaten di Eks Karesidenan dimana kabupaten tersebut

membudidayakan tanaman melon. Data luas lahan, produksi, dan produktivitas

tanaman melon di Eks Karesidenan Surakarta dapat dilihat pada Tabel 1.

1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Tabel 1. Luas Lahan, Produksi dan Produktivitas Tanaman Melon Se-Eks Karesidenan Surakarta Tahun 2009

NO Kabupaten Luas Lahan

(Ha) Produksi

(Ku) Produktivitas

(Ku/Ha) 1. Boyolali 44 6.916 157,18 2. Klaten 64 10.738 167,78 3. Sukoharjo 77 14.610 189,74 4. Wonogiri 32 4.828 150,87 5. Karanganyar 21 1.280 60,85 6. Sragen 168 38.657 230,10 Jumlah 406 77.029 189,73

Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka 2010

Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui luas lahan, produksi, dan produktivitas

tertinggi adalah di Kabupaten Sragen dengan luas lahannya sebesar 168 Ha,

produksi sebesar 38.657 kuintal, dan produktivitas sebesar 230,10 Ku/Ha.

Sedangkan luas lahan, produksi, dan produktivitas terendah di Kabupaten

Karanganyar dengan luas lahan sebesar 21 Ha, produksi sebesar 1.280 kuintal,

dan produktivitas sebesar 60,85 Ku/Ha.

Buah-buahan yang dibudidayakan di Kabupaten Sragen antara lain

semangka dan melon. Masa tanam melon dari proses pengolahan tanah sampai

panen, hanya membutuhkan waktu kurang lebih 3 bulan. Tanaman melon

dibudidayakan secara bergantian dengan tanaman padi. Hal ini dikarenakan

apabila lahan pertanian ditanami melon terus menerus maka hasil yang akan

diperoleh juga tidak baik. Pola tanam yang biasanya dilakukan oleh petani di

Kabupaten Sragen adalah sebagai berikut: musim tanam pertama (bulan Oktober

sampai Januari) menanam padi, musim tanam ke dua (bulan Februari-Mei)

menanam tanaman sayur, buah, atau padi. Tanaman sayuran yang bisanya ditanam

petani adalah cabai, terong, bawang merah, tomat, kacang panjang atau oyong.

Sedangkan saat musim tanam ke tiga (bulan Juni-September) petani menanam

palawija atau padi. Jenis tanaman palawija yang biasanya ditanam petani adalah

jagung atau kacang hijau. Pada umumnya tanaman melon di Kabupaten Sragen

dibudidayakan di lahan sawah sebanyak satu kali musim tanam yaitu pada MT 2

(bulan Februari-Mei) dalam kurun waktu satu tahun, karena petani

mempertimbangkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan dan resiko yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dihadapi juga terlalu tinggi dalam usahatani tersebut. Resiko yang paling utama

dihadapi petani adalah gangguan hama seperti trips, lalat buah. Penyakit yang

paling utama mengganggu tanaman melon yaitu karat daun dan pucuk tunas yang

keriting.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi adalah

menanam varietas hibrida. Dewasa ini beberapa varietas benih hibrida

berkembang dengan pesat. Hal ini dikarenakan varietas hibrida memiliki beberapa

kelebihan diantaranya daya hasilnya tinggi, ukuran, warna dan ben-tuk buahnya

seragam, dan memiliki ketahanan terhadap penyakit tertentu seperti layu batang,

embun tepung dan lain-lain. Diantara varietas melon hibrida yang sekarang

dibudidayakan di Kabupaten Sragen yaitu melon berdaging kuning atau putih

terdapat beberapa varietas seperti: varietas Sweet M-10 dan Sweet M-1000

produksi PT. Primasid Andalan Utama, varietas Action 434 produksi PT. Bisi

Internasional Tbk. Sedangkan melon berdaging merah atau orange verietasnya

adalah Mai 119 produksi CV. Multi Global Agrindo.

Varietas Action 434 produksi PT. Bisi Internasional Tbk, muncul di

Kabupaten Sragen sejak tahun 1999. Melon varietas Action 434 merupakan

varietas yang memiliki ciri fisik tekstur kulit buah berwarna hijau dan berjaring

halus, daging buah berwarna hijau keputihan, berat buah 2-3 Kg, bentuk buah

bulat. Melon varietas Action 434 merupakan golongan varietas hibrida yang tahan

terhadap penyakit layu batang, embun tepung, dan juga tahan terhadap hama lalat

buah.

Varietas Sweet M-1000 produksi PT. Primasid Andalan Utama, muncul di

Kabupaten Sragen sejak tahun 2003. Melon varietas Sweet M-1000 merupakan

varietas yang memiliki ciri fisik tekstur kulit buah berwarna kekuningan dan

berjaring tebal, daging buah berwarna hijau kekuningan, berat buah 1,5-2,5 Kg,

bentuk buah bulat. Melon varietas Sweet M-1000 merupakan golongan varietas

hibrida yang tahan terhadap penyakit embun tepung.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Perumusan Masalah

1. Apakah pendapatan usahatani melon varietas Action 434 lebih besar

dibandingkan dengan pendapatan usahatani melon varietas Sweet M-1000 di

Kabupaten Sragen?

2. Apakah usahatani melon varietas Action 434 lebih efisien dibandingkan

dengan usahatani melon varietas Sweet M-1000 di Kabupaten Sragen?

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pendapatan usahatani melon varietas Action 434 dibandingkan

dengan pendapatan usahatani melon varietas Sweet M-1000 di Kabupaten

Sragen.

2. Mengetahui efisiensi usahatani melon varietas Action dibandingkan dengan

efisiensi usahatani melon varietas Sweet M-1000 di Kabupaten Sragen.

Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Gambar 1. Skema Teori Pendekatan Masalah

Hipotesis

1. Pendapatan usahatani melon varietas Action 434 diduga lebih besar

dibandingkan dengan pendapatan usahatani melon varietas Sweet M-1000.

2. Usahatani melon varietas Action 434 diduga lebih efisien dibandingkan

dengan usahatani melon varietas Sweet M-1000.

Asumsi-asumsi

1. Petani dalam usahatani melon varietas Action 434 maupun Sweet M-1000

bersifat rasional, artinya petani selalu berusaha untuk memperoleh

Input Output

Total Biaya Mengusahakan (TC)

Penerimaan (TR) (Py x Y)

Pendapatan (Pd) (TR-TC)

Efisiensi Usahatani R/C Ratio

Perbedaan Pendapatan dan efisiensi

(uji t)

Usahatani melon varietas Action 434 dengan varietas Sweet M-1000

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

pendapatan yang maksimal dengan keterbatasan sumberdaya yang

dimilikinya.

2. Seluruh input produksi pada usahatani melon varietas Action 434 maupun

varietas Sweet M-1000 yang digunakan petani berasal dari pembelian.

3. Keadaan geografis daerah yang diteliti seperti kesuburan tanah, curah hujan,

iklim, dan intensitas cahaya matahari berpengaruh normal terhadap proses

usahatani melon.

4. Semua produksi yang dihasilkan dijual seluruhnya.

Pembatasan Masalah

1. Data penelitian yang digunakan data dalam satu musim tanam yaitu pada

musim tanam ke dua pada tahun 2011 (Bulan Februari 2011- Mei 2011)

2. Penelitian dilakukan pada usahatani melon varietas Action 434 dengan

usahatani melon varietas Sweet M-1000 yang bersifat monokultur pada lahan

sawah di Kabupaten Sragen.

II. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

analitik, yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data yang

tidak hanya mengumpulkan dan menyusun data namun meliputi analisis dan

interpretasi tentang arti data itu. Metode penelitian ini memusatkan pada ma-

salah-masalah yang muncul pada saat sekarang ini. Data yang dikumpulkan

disusun dan dijelaskan kemudian dianalisis (Surakhmad, 1994 : 139).

Teknik pelaksanaan yang digunakan dalam penelitian adalah teknik

survey. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989 : 25), teknik survey yaitu

penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi yang menggunakan

kuisioner sebagai salah satu alat pengambil data pokok.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Metode Penentuan Sampel Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sragen yang merupakan

salah satu daerah penghasil melon di Jawa Tengah. Penentuan daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

sampel dalam penelitian dilakukan secara purposive sampling, yaitu cara

pengambilan sampel dengan sengaja dengan pertimbangan di kecamatan

tersebut banyak petani yang mengusahakan melon varietas Action 434 dan

varietas Sweet M-1000. Data luas panen dan produksi melon di beberapa

kecamatan di Kabupaten Sragen dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Luas Panen dan Produksi Melon di Beberapa Kecamatan Di Kabupaten Sragen Tahun 2009

No Kecamatan Luas Panen (Ha) Produksi (Kuintal) 1. Plupuh 6 1.381 2. Masaran 4 920 3. Kedawung 1 230 4. Sambung Macan 21 4.831 5. Ngrampal 17 3.912 6. Tanon 90 20.722 7. Gemolong 25 5741 Jumlah 168 38.657

Sumber : BPS Kabupaten Sragen Dalam Angka 2010

Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui Kecamatan Tanon memiliki

luas lahan dan produksi melon terbesar di Kabupaten Sragen yaitu sebesar

90 Ha dan produksi sebesar 20.722 kuintal. Berdasarkan pertimbangan

tersebut, dipilihlah Kecamatan Tanon sebagai sampel kecamatan. Data

mengenai luas lahan dan produksi tanaman melon dirinci per desa di

Kecamatan Tanon dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Luas Panen dan Produksi Melon Dirinci Per Desa Di Kecamatan Tanon Tahun 2009

No Desa Luas Panen (Ha) Produksi (Kuintal) 1. Slogo 32 8.360 2. Jono 29 7.582 3. Gawan 10 2.637 4. Kecik 7 1.613 5. Padas 8 2.123 6. Pengkol 4 924 Jumlah 90 20.722

Sumber : BPS Kabupaten Sragen Dalam Angka 2010

Selanjutnya dari kecamatan terpilih, yaitu Kecamatan Tanon, diambil

sampel desa sebagai lokasi penelitian yang juga dilakukan secara sengaja

(purposive sampling). Pemilihan desa sebagai lokasi penelitian dilakukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

dengan pertimbangan bahwa di desa tersebut banyak petani yang

mengusahakan melon varietas Action 434 dengan varietas Sweet M-1000.

Berdasarkan kriteria tersebut, terpilihlah Desa Slogo, Desa Padas, Desa

Gawan, dan Desa Jono.

2. Metode Pengambilan Sampel Responden

Sampel responden yang akan diamati dalam penelitian ini adalah 30

petani untuk usahatani melon varietas Action 434 dan 30 petani untuk

usahatani melon varietas Sweet M-1000. Pengambilan sampel masing-

masing desa terpilih dilakukan secara proporsional, menggunakan rumus:

30N

NKni ´=

Keterangan:

ni = Jumlah sampel setiap desa

Nk = Jumlah populasi petani melon varietas Action 434 atau varietas

Sweet M-1000 tiap desa terpilih

N = Jumlah populasi petani melon varietas Action 434 atau varietas

Sweet M-1000 dari seluruh desa terpilih

30 = Jumlah sampel petani melon varietas Action 434 atau varietas

Sweet M-1000

Berdasarkan rumus diatas maka sampel masing-masing desa terpilih

yang diambil dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Jumlah Sampel Petani Melon Dirinci Per Desa Di Kecamatan Tanon Musim Tanam Ke-2 Bulan Februari-Mei 2011

No Desa Jumlah Populasi Jumlah Sampel Action 434

Sweet M-1000

Action 434

Sweet M-1000

1. Slogo 29 23 11 13 2. Jono 31 18 12 10 3. Gawan 12 10 4 5 4. Padas 8 4 3 2 Jumlah 80 55 30 30

Sumber : Koordinator Penyuluh Kecamatan Tanon

Pengambilan petani sampel pada masing-masing desa dilakukan

dengan secara simple random sampling yaitu proses pemilihaan sampel

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

dengan cara menggunakan undian sehingga setiap unit sampel mendapat

peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Undian dilakukan

dengan cara semua petani melon tersebut ditulis dalam kertas kemudian

digulung dan dimasukkan ke dalam kotak. Setelah dikocok kemudian

mengambil gulungan kertas. Kertas yang terambil menjadi responden yang

akan diteliti, kemudian gulungan tersebut dikembalikan lagi sampai sesuai

dengan jumlah responden yang direncanakan.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

2. Data Sekunder

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

2. Wawancara

3. Pencatatan

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui pendapatan usahatani melon varietas Action 434

maupun usahatani melon varietas Sweet M-1000, terlebih dahulu harus

mengetahui besarnya biaya mengusahakan dan penerimaan.

a. Biaya Mengusahakan

Biaya yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya meng-

usahakan, yaitu biaya yang dihitung dari biaya alat-alat luar yang dike-

luarkan oleh petani dalam kegiatan usahataninya yang meliputi (biaya

obat-obatan, benih, pajak, upah tenaga kerja luar, irigasi, selamatan,

pengangkutan, dan lain-lain) ditambah dengan biaya tenaga kerja

keluarga sendiri. Biaya mengusahakan yang dikeluarkan selama satu

musim tanam, dinyatakan dalam satuan rupiah per hektar per musim

tanam (Rp/Ha/MT).

b. Penerimaan usahatani

Besarnya penerimaan usahatani yang diterima oleh petani dapat

diketahui dengan menggunakan rumus :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

TR = PY x Y

Keterangan :

TR = Total Revenue atau penerimaan usahatani melon varietas

Action 434 atau usahatani melon varietas Sweet M-1000

(Rp/Ha/MT)

PY = Harga produksi melon varietas Action 434 atau usahatani

melon varietas Sweet M-1000 per Kg (Rp)

Y = Hasil produksi melon varietas Action 434 atau usahatani

melon varietas Sweet M-1000 (Kg)

c. Pendapatan usahatani

Pd = TR - TC

Keterangan :

Pd = Pendapatan usahatani melon varietas Action 434 atau

usahatani melon varietas Sweet M-1000 (Rp/Ha/MT)

TR = Total Revenue atau Penerimaan usahatani melon varietas

Action 434 atau usahatani melon varietas Sweet M-1000

(Rp/Ha/MT)

TC = Total cost atau total biaya mengusahakan usahatani melon

varietas Action 434 atau varietas Sweet M-1000

(Rp/Ha/MT)

d. Analisis statistika untuk menguji hipotesis apakah pendapatan

usahatani melon varietas Action 434 lebih besar daripada pendapatan

usahatani melon varietas Sweet M-1000, maka dilakukan dengan

tahapan sebagai berikut:

1) Formulasi hipotesis

H0 : µ1 = µ2

H1 : µ1 > µ2

Keterangan:

µ1 = Rata-rata pendapatan usahatani melon varietas Action 434

µ2 = Rata-rata pendapatan usahatani melon varietas Sweet M-1000

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

2) Taraf nyata atau tingkat signifikan

α = 5% = 0,05

3) Uji Statistik dengan menggunakan rumus:

t hitung =

÷÷ø

öççè

æ+

++

2121

222

211

21

n1

n1

2 - )n n(

S 1) - (n S 1) - (n

µ - µ

Keterangan :

1µ = Rata-rata pendapatan usahatani melon varietas Action 434

2µ = Rata-rata pendapatan usahatani melon varietas Sweet M-1000

S12 = Varian pendapatan usahatani melon varietas Action 434

S22= Varian pendapatan usahatani melon varietas Sweet M-1000

n1 = Jumlah petani sampel usahatani melon varietas Action 434

n2= Jumlah petani sampel usahatani melon varietas Sweet M-1000

4) Kriteria pengujian

a) Jika t hitung ≤ t tabel, maka hipotesis nol (H0) diterima. Jadi

pendapatan usahatani melon varietas Action 434 lebih kecil

atau sama dengan pendapatan usahatani melon varietas Sweet

M-1000.

b) Jika t hitung > t tabel, maka hipotesis nol (H0) ditolak. Jadi

pendapatan usahatani melon varietas Action 434 lebih besar

daripada pendapatan usahatani melon varietas Sweet M-1000.

5) Kesimpulan

Kesimpulan pengujian merupakan penerimaan atau penolakan H0.

2. Untuk mengetahui efisiensi usahatani melon varietas Action 434 maupun

usahatani melon varietas Sweet M-1000 digunakan Revenue Cost Ratio,

dirumuskan sebagai berikut :

R/C ratio = CR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Keterangan :

R = Revenue atau besarnya penerimaan usahatani melon varietas

Action 434 atau usahatani melon varietas Sweet M-1000

(Rp/Ha/MT)

C = Cost atau Besarnya biaya yang dikeluarkan usahatani melon

varietas Action 434 atau usahatani melon varietas Sweet M-1000

(Rp/Ha/MT)

Dengan kriteria sebagai berikut :

a. R/C ratio > 1, berarti bahwa usahatani melon varietas Action 434

maupun usahatani melon varietas Sweet M-1000 tersebut telah efisien.

b. R/C ratio ≤ 1, berarti bahwa usahatani melon varietas Action 434

maupun usahatani melon varietas Sweet M-1000 tersebut tidak efisien.

Untuk menguji hipotesis apakah usahatani melon varietas Action

434 lebih efisien daripada usahatani melon varietas Sweet M-1000, maka

dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Formulasi hipotesis

H0 : 1ε = 2ε

H1 : 1ε > 2ε

Keterangan:

1ε = Efisiensi usahatani melon varietas Action 434

2ε = Efisiensi usahatani melon varietas Sweet M-1000

b. Taraf nyata atau tingkat signifikan

α = 5% = 0,05

c. Uji Statistik dengan menggunakan rumus:

t hitung =

÷÷ø

öççè

æ+

++

2121

222

211

21

n1

n1

2 - )n n(

S 1) - (n S 1) - (n

ε - ε

Keterangan :

1ε = Rata-rata efisiensi usahatani melon varietas Action 434

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

2ε = Rata-rata efisiensi usahatani melon varietas Sweet M-1000

S12 = Varian efisiensi usahatani melon varietas Action 434

S22= Varian efisiensi usahatani melon varietas Sweet M-1000

n1 = Jumlah petani sampel usahatani melon varietas Action 434

n2= Jumlah petani sampel usahatani melon varietas Sweet M-1000

d. Kriteria pengujian

1) Jika t hitung ≤ t tabel, maka hipotesis nol (H0) diterima. Jadi efisiensi

usahatani melon varietas Action 434 lebih kecil atau sama dengan

efisiensi usahatani melon varietas Sweet M-1000.

2) Jika t hitung > t tabel, maka hipotesis nol (H0) ditolak. Jadi efisiensi

usahatani melon varietas Action 434 lebih besar daripada

usahatani usahatani melon varietas Sweet M-1000.

e. Kesimpulan

Kesimpulan pengujian merupakan penerimaan atau penolakan H0.

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pola Tanam Petani Responden

Pola tanam yang biasanya dilakukan oleh petani sampel di Kabupaten

Sragen adalah sebagai berikut: musim tanam pertama (bulan Oktober sampai

Januari) menanam padi, musim tanam ke dua (bulan Februari-Mei) menanam

tanaman sayur, buah, atau padi. Tanaman sayuran yang bisanya ditanam

petani adalah cabai, terong, bawang merah, tomat, kacang panjang atau

oyong. Sedangkan saat musim tanam ke tiga (bulan Juni-September) petani

menanam, buah, palawia atau padi. Jenis tanaman palawija yang biasanya

ditanam petani adalah jagung atau kacang tanah. Di Kabupaten Sragen,

umumnya melon ditanam pada musim tanam 2 dan musim tanam 3. Hal ini

dikarenakan petani menghindari apabila cuacanya sangat panas yaitu bulan

September, Oktober, serta bulan-bulan yang sangat basah yaitu bulan

Desember dan Januari. Saat bulan-bulan panas tanaman melon sering

terserang kriting yang sampai saat ini belum dapat dicari obatnya. Sedangkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

pada bulan-bulan basah tanaman sering terserang bakteri dan jamur, sehingga

perlu pengendalian secara intensif.

B. Budidaya Tanaman Melon Varietas Action 434 Dan Varietas Sweet

M-1000 Di Kabupaten Sragen

Teknik budidaya yang dipakai oleh petani pada penelitian meliputi

beberapa tahap. Tahap-tahap dalam budidaya melon adalah sebagai berikut:

1. Pengolahan Tanah

a. Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan sawah dilakukan dengan cara digarpu. Sebelum

digarpu. Pengolahan tanah dilakukan sedalam 30 cm sehingga gulma

maupun pangkal batang tanaman dapat terangat. Setelah digarpu

dibiarkan selama 5-7 hari agar kering. Selanjutnya bongkahan-

bongkahan tanah dicangkul tipis-tipis hingga hancur sampai didapatkan

struktur tanah yang gembur (butiran tanah menjadi lebih halus) dan

sekaligus tanah diratakan.

b. Pembuatan Bedengan

Bedengan dibentuk dengan ukuran panjang 8-10 meter atau sesuai

dengan keadaan lahan, lebar bedengan 100 cm, tinggi bedengan 30 cm,

jarak antar bedengan 40 cm.

2. Pemupukan Dasar

Pemberian pupuk dasar dilakukan dengan pupuk organik dan non

organik. Pupuk organik yang biasanya digunakan petani berasal dari

kotoran sapi. Hal ini dikarenakan banyak petani yang mempunyai ternak

sapi, sehingga petani memanfaatkan kotoran sapi sebagai pupuk organik.

Pupuk anorganik yang digunakan saat pemupukan dasar yaitu pupuk SP-

36, NPK Phondska, ZA dan KCl dengan perbandingan 2:1:2:1.

3. Pemasangan Mulsa

Mulsa plastik dipancang dan harus diusahakan agar menutup

permukaan tanah secara sempurna. Cara pemasangannya adalah dengan

dijepit belahan bambu yang panjangnya 20-25 cm pada bagian sisi kanan-

kiri bedengan dan juga kedua ujung bedengan. Selanjutnya dilakukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

pelubangan mulsa menggunakan kaleng bekas yang diisi oleh arang

dengan jarak 50x50 cm atau sesuai dengan jarak tanam.

4. Persemaian

a. Rumah pembibitan

Rumah pembibitan dibentuk seperti rumah sederhana dengan

ukuran panjang 4 meter, lebar 2 meter, tinggi 2 meter. Susunan

konstruksi terbuat dari bambu, sedangkan bahan yang digunakan

sebagai penutup adalah bahan plastik transparan.

b. Media Persemaian

Media semai yang digunakan adalah campuran tanah dan pupuk

kandang dengan perbandingan 2:1 kemudian diaduk hingga rata.

c. Pemeraman Benih

Benih direndam dalam air hangat selama 3-4 jam. Tujuan benih

melon direndam dengan air panas supaya mempermudah proses

perkecambahan. Kemudian benih melon diperam dengan kertas koran

basah dan ditaruh pada baki. Benih didiamkan selama 2 malam 1 hari

pada suhu kamar.

d. Penyemaian Benih

Penyemaian benih menggunakan kantong plastik bening

berukuran 7x10 cm. Media semai yang digunakan berupa campuran

tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1.

e. Perawatan Bibit

Perawatan bibit dilakukan dengan melakukan penyiraman

dilakukan setiap pagi dan sore hari. Media persemaian harus dijaga

kelembabannya agar tidak sampai kering karena akan menghambat

perkembangan akar yang pada akhirnya berpengaruh terhadap

pertumbuhan bibit.

5. Penanaman

Bibit melon yang siap untuk ditanam berumur 14 hari setelah semai.

Jarak tanam yang digunakan adalah 50x50 cm. Penanaman bibit sebaiknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

dilakukan pada sore hari sekitar pukul 16.00 untuk menghindari tanaman

mengalami stress karena terik matahari.

6. Pemasangan Ajir

Ukuran tinggi ajir adalah 180 cm terbuat dari belahan bambu.

Konstruksi ajir yang digunakan yaitu dengan palang ganda. Kedua ajir

tegak yang saling berhadapan akan berpotongan pada satu titik, yakni pada

bagian tengah ajir dan pada potongan tersebut diikat tali rafia. Setelah itu

pada potongan tersebut diberi palang dan diikat dengan rafia.

7. Pemeliharaan Tanaman

a. Penyulaman

Sejak tanaman berumur 5 hari setelah tanam, tanaman melon

harus diamati. Apabila terdapat tanaman yang mati atau

pertumbuhannya lambat segera dicabut dan diganti bibit yang baru.

b. Penyiraman

Penyiraman dilakukan 3 sampai 4 kali seminggu dan dilakukan

saat sore hari. Penyiraman biasanya dilakukan menggunakan ember dan

gayung.

c. Penyiangan

Gulma yang tumbuh bervariasi antara lain: rumput teki, tuton,

bekas tanaman padi, dan lain-lain. Cara menanggulanginya dilakukan

secara manual yaitu dengan cara mencabut semua gulma yang tumbuh

di sekitar perakaran tanaman dan di selokan.

d. Pengikatan Tanaman

Pengikatan tanaman melon dilakukan saat tanaman tingginya

sudah 40 cm. Pengikatan dilakukan menggunakan tali raffia, dilakukan

sampai mencapai ujung ajir.

e. Pemangkasan Tanaman

Pemangkasan pada tanaman melon adalah pembuangan tunas-

tunas baru dan bunga yang tumbuh pada ketiak daun. Tunas-tunas baru

yang muncul pada ruas ke-1 sampai ke-8 tidak ada gunanya, maka perlu

dipangkas. Sedangkan tunas-tunas baru yang tumbuh diketiak daun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

pada ruas ke-9 sampai ke-11 tidak dipangkas tetapi dipelihara untuk

memperoleh buah sementara sebelum diseleksi. Di atas ruas ke-11,

tunas baru dan bunga dipangkas lagi dan titik tumbuh juga dipangkas

apabila tinggi tanaman mencapai ujung ajir agar perkembangan buah

berlangsung normal.

f. Pemupukan Susulan

Jenis pupuk susulan yang digunakan antara lain: NPK Phondska,

NPK mutiara, Za, KNO3 Merah, KNO3 Putih, Supermes. Pemupukan

susulan biasaya dikocor, ditugal, atau disemprot menggunakan sprayer.

g. Seleksi Buah

Buah pada tanaman melon yang baik berasal dari bunga yang

muncul dari ketiak daun ruas ke-9 sampai 11. Karena bunga pada ruas

tersebut memiliki kualitas buah yang tinggi dengan ukuran buah yang

optimum. Setelah buah tumbuh sebesar telur ayam, dipilih satu sampai

dua buah yang paling baik (tidak cacat, bentuknya lonjong) untuk terus

dipelihara sampai besar. Buah yang sudah dipilih, tangkai buah diikat

dengan tali rafia pada ajir palang.

h. Pengendalian Hama Dan Penyakit

Hama yang sering menyerang tanaman melon yaitu kutu daun,

lalat buah, thrips, ulat daun, dan lain-lain. Sedangkan serangan penyakit

pada tanaman melon disebabkan oleh serangan mikroorganisme

patogenik berupa bakteri, jamur, dan virus. Penyakit yang biasanya

menyerang tanaman melon antara lain: karat daun, embun tepung,

busuk buah, nematoda, mozaik, layu fusarium, dan lain-lain. Cara

pengendalian hama tersebut biasanya dengan menggunakan cara

mekanis maupun kimiawi.

8. Panen dan Pasca Panen

Pada umumnya buah melon dapat dipanen pada umur 60-65 hari

sejak ditanam. Biasanya petani langsung menjual melonnya kepada

penebas. Jadi sebelum melakukan pemanenan harga buah melon sudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

disepakati antara penebas dan petani, sehingga tidak ada perlakuan buah

melon setelah panen.

C. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Petani Responden

Tabel 5. Karakteristik Petani Sampel Usahatani Melon Varietas Action 434 Maupun Melon Varietas Sweet M-1000 MT (Februari-Mei 2011)

NO Uraian Varietas

Action 434 Varietas

Sweet M-1000 1. Jumlah petani responden (Orang) 30 30 2. Rata-rata umur responden (Th) 45 44 3. Rata-rata pendidikan responden

(tahun) 9 9 4. Rata-rata jumlah anggota keluarga

(orang) 4 4 5. Rata-rata jumlah anggota keluarga

yang aktif dalam usahatani melon (orang) 2 2

6. Rata-rata luas lahan (Ha) 0,3025 0,3000 7. Rata-rata pengalaman usahatani

melon (Tahun) 8 9

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui rata-rata umur petani

menunjukkan usia produktif, sehingga dimungkinkan untuk bisa

meningkatkan ketrampilannya dalam berusahatani dan dapat menyerap

teknologi baru dalam rangka peningkatan pendapatan usahataninya.

Rata-rata pendidikan petani melon varietas Action 434 maupun

varietas Sweet M-1000 adalah kurang lebih 9 tahun yaitu sampai jenjang

SMP. Selain pendidikan formal, petani responden tersebut memperoleh

pendidikan non formal dari berbagai kegiatan kelompok tani maupun

penyuluhan dari PPL.

Sedikitnya anggota keluarga yang aktif dalam usahatani akan

berpengaruh pada besarnya penggunaan tenaga kerja luar pada kegiatan

usahatani yang dijalankan. Lama pengalaman dalam berusahatani akan

berpengaruh pada pengetahuan yang diperoleh petani tentang usahatani

yang dilakukannya, sehingga pengetahuan tersebut akan dapat membantu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

petani dalam mengelola usahataninya di masa yang akan datang terutama

dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan usahataninya.

Petani memilih varietas Ation 434 dikarenakan hasil produksi melon

varietas Action 434 tinggi, rata-rata berat buah antara 2-3 Kg, Harga jual

melon varietas Action Rp 3.000,00 - Rp 3.500,00, dan petani sudah fanatik

dengan varietas Action 434. Sedangkan petani memilih varietas Sweet M-

1000 dikarenakan petani sudah fanatik dengan varietas Sweet M-1000, dan

harga benih melon varietas Sweet M-1000 lebih murah.

2. Modal Usahatani Melon

Biaya yang dibutuhkan untuk budidaya tanaman melon sangat

banyak, tidak semua petani dapat memenuhi modalnya, sehingga sebagian

petani menggunakan modal usahatani dari pinjaman tanpa bunga dari

kelompok tani yang menyalurkan program bantuan pinjaman dari

pemerintah. Kelompok tani di Kabupaten Sragen sudah mendapatkan

bantuan modal dari program pemerintah malalui Dinas Pertanian, untuk

mengembangkan budidaya melon. Program bantuan tersebut yaitu PMD

(Penggerak Masyarakat Desa). PMD merupakan bantuan modal yang

diberikan kepada setiap kelompok tani yang membudidayakan tanaman

melon sebesar Rp 47.000.000,00 setiap kelompok tani.

Selain itu petani juga ada yang melakukan pinjaman sarana produksi

di toko saprodi. Pinjaman diberikan sesuai dengan kebutuhan para petani

saat itu, mulai dari benih, pupuk, pestisida, mulsa, dan lain sebaginya.

Namun pengembalian pinjaman dilakukan pada saat panen, masyarakat

setempat menyebut sebagai yarnen melon. Pinjaman sarana produksi

pertanian dihargai sama dengan harga umumnya pada saat transaksi

dilakukan. Pemberian pinjaman dilakukan tanpa syarat, tidak ada bunga,

tidak ada surat perjanjian, semua dilakukan berdasarkan kepercayaan

semata.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

3. Penggunaan Tenaga Kerja

Tabel 6. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani Melon Varietas Action 434 Maupun Melon Varietas Sweet M-1000 MT (Februari-Mei 2011) dengan Satuan HKP

Uraian UT Melon Varietas Action 434 UT melon Varietas Sweet M-1000

Per UT Per Ha Per UT Per Ha TK TL TK TL TK TL TK TL

Pembuatan bedengan 0,00 46,76 0,00 156,60 0,00 45,38 0,00 150,94 Pemupukan dasar 1,25 2,04 4,53 6,86 1,46 2,14 5,74 7,22 Pasang dan lubang mulsa

1,33

2,32

4,71

8,07

1,50

2,93

5,64

10,00

Pemasangan ajir 1,65 3,57 5,91 12,26 1,82 3,24 6,93 11,95 Rumah pembibitan 1,76 1,23 6,20 4,30 1,77 1,10 6,67 3,53 Media semai 2,09 3,66 7,29 12,14 2,55 2,86 9,15 10,27 Penyemaian benih 1,09 1,07 4,03 3,56 1,45 0,66 5,34 2,43 Pemeliharaan bibit 3,45 2,51 11,50 8,30 3,75 2,74 13,17 8,32 Penanaman 0,75 2,13 2,62 7,26 0,90 2,24 3,38 7,68 Penyiraman 5,45 16,16 19,56 53,52 6,59 18,32 24,30 66,51 Penyulaman 0,78 0,79 2,87 2,70 0,82 0,68 3,08 2,32 Penyiangan 2,20 2,91 7,31 9,57 2,52 2,48 9,33 8,03 Penjarangan buah 4,26 12,03 14,75 41,00 4,58 11,17 16,77 39,55 Pemangkasan 13,41 27,83 47,44 95,84 14,10 27,32 52,17 96,95 Pemupukan susulan 4,21 9,18 14,97 31,85 5,01 9,72 18,82 32,98 Pengairan 3,03 4,16 10,04 13,27 3,53 3,05 12,63 8,37 Pengendalian OPT 12,81 27,22 45,04 93,39 12,24 26,78 46,02 92,86

Jumlah 59,51 165,55 208,79 560,48 64,59 162,82 239,14 559,90

Sumber : Analisis Data Primer Keterangan: TK = Tenaga Kerja Keluarga (HKP) TL = tenaga Kerja Luar Keluarga (HKP)

Budidaya tanaman melon membutuhkan jumlah tenaga kerja yang

lebih banyak dan lebih intensif. Karena jenis-jenis pekerjaan cukup banyak

dan rumit, sehingga diperlukan tambahan tenaga kerja yang berasal dari

luar keluarga. Penggunaan tenaga kerja paling banyak yaitu kegiatan

pembuatan bedengan. Hal ini disebabkan dalam pembuatan bedengan

menggunakan sistem borongan, sehingga memerlukan jumlah tenaga kerja

yang lebih banyak dibandingkan dengan kegiatan lainnya.

Untuk kegiatan ringan seperti pemasangan ajir, pembuatan media

semai, penyemaian benih, penanaman, penyiraman, pemangkasan dan

penyulaman umumnya dikerjakan oleh tenaga kerja perempuan.

Sedangkan untuk pekerjaan yang relatif berat seperti pembuatan bedengan,

pemasangan dan melubangi mulsa, pemasangan ajir, pembuatan rumah

pembibitan, pemeliharaan bibit, penjarangan buah, pengairan, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

pengandalian OPT umumnya dikerjakan oleh tenaga kerja laki-laki. Untuk

kegiatan penyiangan, kebutuhan tenaga kerja tergantung pada banyak atau

sedikitnya gulma. Jika gulma semakin banyak, maka tenaga kerja juga

semakin banyak pula. Penggunaan tenaga kerja luar juga lebih banyak

dibutuhkan dalam kegiatan usahatani melon. Hal ini dikarenakan tenaga

kerja keluarga tidak mencukupi dalam penyelesaian kegiatan tersebut.

4. Penggunaan Sarana Produksi

Tabel 7. Rata-rata Penggunaan Sarana Usahatani Melon Varietas Action 434 Maupun Sweet M-1000 MT (Februari-Mei 2011)

NO Uraian UT Melon Varietas

Action 434 UT Melon Varietas

Sweet M-1000 Per UT Per Ha Per UT Per Ha

1. Benih (bungkus) 12,50 41,02 6,07 20,15 2. Pupuk a. SP-36 (Kg) 146,50 492,18 144,17 470,83 b. Za (Kg) 100,00 340,43 103,33 335,00 c. KCl (Kg) 53,33 170,67 49,17 154,17 d. NPK Phonska (Kg) 188,33 648,02 163,33 556,67 e. NPK Mutiara (Kg) 70,17 275,07 65,83 231,67 f. Organik (kg) 576,67 1946,67 556,67 1958,33 g. KNO3 Merah (Kg) 13,47 44,68 14,33 49,50 h. KNO3 Putih (Kg) 15,53 51,77 16,77 59,53 i. Supermes (Ltr) 1,93 6,25 1,83 6,13 3. Pestisida a. Agrimec (Ltr) 0,18 0,58 0,16 0,51 b. Antracol (Kg) 3,68 12,11 3,90 12,70 c. Buldog (Ltr) 1,33 4,31 1,25 3,82 d. Dhitane (Kg) 1,53 4,95 1,43 4,75 e. Furadan (Kg) 3,83 13,26 4,27 14,70 f. Harmoni BS (Ltr) 0,80 2,82 1,03 3,30 g. Marshal (Ltr) 2,20 7,21 2,40 8,15 h.Methamindophos (Ltr) 0,77 2,52 0,77 2,64 i. Prevaton (Ltr) 0,31 0,94 0,28 0,83 j. Ridomil (Kg) 0,97 3,22 1,28 4,18 k. Regent Cair (Ltr) 1,08 3,62 1,23 4,23 l. Texsa (Ltr) 1,40 4,49 1,47 4,77 4. Mulsa (Rol) 4,90 16,08 5,37 18,40 5. Ajir (Batang) 7.580,00 25.026,92 7.716,67 25.966,67 6. Polybag (Kg) 1,28 4,24 1,43 4,79 7. Plastik sungkup (Mtr) 7,07 24,52 7,37 26,50 8. Bensin (Ltr) 39,17 130,97 39,83 135,50 9. Tali Rafia (Kg) 12,90 42,59 11,00 37,53 10. Arang (Kg) 2,52 8,39 2,35 8,13

Sumber : Analisis Data Primer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Jumlah penggunaan sarana produksi antara usaha tani melon

varietas Action 434 maupun varietas Sweet M-1000 hampir sama.

Perbedaanya pada penggunaan berat benih yang digunakan. Rata-rata

penggunaan benih pada usahatani melon verietas Action 434 beratnya

lebih banyak daripada melon varietas Sweet M-1000. Hal ini disebabkan

berat benih dalam kemasan melon varietas Action 434 lebih sedikit

dibandingkan dengan varietas Sweet M-1000.

Penggunaan pupuk, baik pupuk dasar maupun pupuk susulan

jumlahnya tergantung kebiasaan petani, tergantung kebutuhan tanaman

melon, dan tergantung cuacanya. Penggunaan pupuk dasar biasanya

dilakukan secara ditugal atau disebar diatas bedengan. Sedangkan pupuk

susulan dilakukan secara dikocor dengan air. Selain itu tanaman melon

juga memerlukan Pupuk Pelengkap Cair (PPC) yaitu supermes. Pupuk

Pelengkap Cair ini merupakan pupuk yang digunakan dengan cara

disemprot pada daun, sehingga daun tumbuh subur. Pupuk organik yang

biasanya digunakan petani berupa kotoran sapi. Hal ini disebabkan petani

banyak yang memelihara sapi sehingga kotorannya dimanfaatkan sebagai

pupuk organik.

Pengendalian hama dan penyakit pada usahatani melon varietas

Action 434 dan usahatani melon varietas Sweet M-1000 dilakukan dengan

menyemprotkan pestisida pada tanaman melon. Penyemprotan dilakukan

biasanya 4 hari sekali. Penggunaan pestisida jumlahnya tergantung

kebiasaan petani, tergantung hama dan penyakit yang menyerang tanaman

melon, dan tergantung cuacanya.

Sarana produksi lainnya berupa mulsa, ajir, polybag, plastik

sungkup, bensin, tali rafia, dan arang. Ajir berfungsi tempat merambatnya

tanaman dan penopang buah melon. Tali rafia berfungsi sebagai pengikat

batang tanaman pada ajir agar batang dapat tumbuh tegak. Selain itu tali

rafia juga berfungsi sebagai pengikat tangkai buah pada ajir sehingga

dapat menopang buah melon yang sudah besar. Mulsa yang digunakan

berupa mulsa hitam perak. Penggunaan mulsa dapat mengurangi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

tumbuhnya gulma sehingga dapat mengurangi biaya tenaga kerja

penyiangan. Plastik polybag yang digunakan biasanya berwarna putih

ukuran 7x10 cm. Dinding rumah pembibitan terbuat dari plastik berwarna

putih. Hal ini disebabkan pembibitan dilakukan saat musim penghujan,

sehingga plastik sungkup dapat melindungi bibit dari air hujan.

5. Biaya Usahatani

Tabel 8. Rata-rata Biaya Tenaga Kerja Usahatani Melon Varietas Action 434 Maupun Sweet M-1000 MT (Februari-Mei 2011)

No Uraian UT Melon Varietas

Action 434 (Rp) UT Melon Varietas Sweet M-1000 (rp)

Per UT Per Ha Per UT Per Ha 1. Pembuatan bedengan 1.716.666,67 5.640.750,49 1.637.500,00 5.385.833,33 2. Pemupukan dasar 120.166,67 409.306,04 130.416,67 467.000,00 3. Pasang dan lubang

mulsa 134.166,67 461.483,43 162.000,00 568.583,33

4. Pemasangan ajir 194.833,33 669.039,96 187.833,33 696.000,00 5. Rumah pembibitan 112.833,33 390.172,51 108.333,33 385.833,33 6. Media semai 212.000,00 700.795,32 198.333,33 706.166,67 7. Penyemaian benih 80.833,33 280.723,20 77.666,67 283.166,67 8. Pemeliharaan bibit 231.845,83 763.020,76 245.833,33 803.020,83 9. Penanaman 105.958,33 357.751,46 115.791,67 403.625,00 10. Penyiraman 800.083,33 2.656.398,64 899.166,67 3.255.000,00 11. Penyulaman 57.020,83 199.069,93 54.520,83 194.010,42 12. Penyiangan 193.083,34 628.279,73 185.875,00 644.458,33 13. Penjarangan buah 598.666,67 2.015.058,48 569.333,33 2.016.166,67 14. Pemangkasan 1.520.500,00 5.197.570,18 1.504.866,67 5.370.333,33 15. Pemupukan susulan 493.041,67 1.692.374,51 523.750,00 1.827.083,33 16. Pengairan 274.358,33 876.108,77 247.558,33 785.000,00 17. Pengendalian OPT 1.471.166,67 4.999.218,32 1.425.804,17 5.034.895,17

Jumlah 8.317.225,00 27.937.121,73 8.274.583,33 28.826.177,08

Sumber : Analisis Data Primer

Perhitungan penggunaan tenaga kerja dalam penelitian usahatani

menggunakan satuan Hari Kerja Pria (HKP). Tenaga kerja yang ada di

daerah penelitian baik untuk varietas Action 434 maupun melon varietas

Sweet M-1000 dalam satu hari bekerja kurang lebih selama 8 jam mulai

dari pukul 06.00 WIB – 11.00 WIB, dilanjutkan siang pukul 13.00-16.00

WIB. Upah yang diterima oleh tenaga kerja perempuan umumnya sebesar

Rp 20.000,00 sampai Rp 25.000,00 per hari dengan memberi satu kali

makan, yaitu makan pagi. Sedangkan upah yang diterima oleh tenaga kerja

laki-laki dibedakan menjadi dua kategori yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

a. Kategori tenaga ahli diberi upah Rp 30.000,00 per hari, diberi makan

dua kali yaitu sarapan, makan siang, untuk tenaga yang berasal dari luar

wilayah Sragen diberi fasilitas menginap gratis di rumah pemilik lahan

dan rokok satu bungkus.

b. Kategori tenaga bantu diberi upah Rp 25.000,00 per hari dengan diberi

makan satu kali yaitu makan pagi dan rokok satu bungkus.

Tabel 9. Rata-rata Biaya Sarana Produksi Usahatani Melon Varietas Action 434 Maupun Melon Varietas Sweet M-1000 MT (Februari-Mei 2011)

No Uraian UT Melon Varietas

Action 434 (Rp) UT Melon Varietas Sweet M-1000 (Rp)

Per UT Per Ha Per UT Per Ha 1. Benih 1.328.666,67 4.353.618,42 718.000,00 2.384.666,67 2. Pupuk a. SP-36 299.000,00 984.366,47 288.333,33 941.666,67 b. Za 140.000,00 476.607,21 144.666,67 469.000,00 c. KCl 293.333,33 938.712,23 270.416,67 847.916,67 d. NPK Phondska 433.500,00 1.492.104,78 379.333,33 1.297.000,00 e. NPK Mutiara 635.750,00 2.206.695,91 527.333,33 1.855.000,00 f. Organik 387.000,00 1.309.333,33 384.666,67 1.341.666,67 g. KNO3 Merah 142.450,00 471.684,99 149.166,67 516.500,00 h. KNO3 Putih 209.183,33 697.770,61 229.633,33 815.466,67 i. Supermes 49.766,67 159.303,22 46.166,67 154.366,67 3. Pestisida a. Agrimec 198.633,33 638.917,15 176.500,00 559.066,67 b. Antracol 334.766,67 1.100.428,07 354.000,00 1.152.250,00 c. Buldog 211.366,67 679.617,25 194.416,67 593.250,00 d. Dhitane 123.966,67 400.226,22 115.333,33 383.000,00 e. Furadan 40.066,67 138.276,61 44.333,33 153.400,00 f. Harmoni BS 20.266,67 71.516,67 25.933,33 82.950,00 g. Marshal 195.366,67 640.855,70 214.250,00 725.450,00 h.Methamindophos 141.000,00 465.864,04 139.916,67 481.250,00 i. Prevaton 129.250,00 397.217,54 118.000,00 347.675,00 j. Ridomil 183.166,67 610.157,41 244.500,00 796.416,67 k. Regent Cair 230.083,33 768.976,61 267.750,00 919.333,33 l. Texsa 24.500,00 78.171,93 23.650,00 76.383,33 4. Mulsa 2.199.000,00 7.211.964,91 2.408.333,33 8.266.666,67 5. Ajir 1.656.683,33 5.465.746,49 1.713.583,33 5.755.166,67 6. Polybag 12.983,33 42.884,99 14.350,00 48.000,00 7. Plastik sungkup 19.816,67 68.607,12 20.366,67 74.050,00 8. Bensin 176.250,00 589.359,65 179.250,00 609.750,00 9. Tali Rafia 126.766,67 419.614,81 109.633,33 373.366,67 10. Arang 6.716,67 22.392,50 6.550,00 22.908,33

Jumlah 9.949.300,00 32.900.992,84 9.508.366,67 32.043.583,33

Sumber : Analisis Data Primer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Penggunaan biaya terbesar pada usahatani melon varietas Action 434

maupun varietas Sweet M-1000 adalah pada biaya pembelian pupuk.

Pupuk yang digunakan petani dalam usahatani melon varietas Action 434

dan varietas Sweet M-1000 di Kabupaten Sragen meliputi pupuk

anorganik yaitu SP-36, Za, KCl, NPK Phonska, NPK Mutiara, KNO3

Merah, KNO3 putih. Selain menggunakan pupuk anorganik, untuk

menjaga kesuburan lahan juga digunakan pupuk organk berupa kotoran

sapi. Namun penggunaan pupuk organik belum semua petani

menggunakannya. Petani juga menggunakan pupuk Pelengkap Cair (PPC)

dengan merek dagang Supermes. Pupuk Pelengkap Cair (PPC) ini

digunakan dengan cara disemprot pada daun tanaman melon.

Tabel 10. Rata-rata Biaya Lain-lain Pada Usahatani Melon Varietas Action 434 Maupun Varietas Sweet M-1000 MT (Februari-Mei 2011)

No Uraian UT Melon Varietas

Action 434 (Rp) UT Melon Varietas Sweet M-1000 (Rp)

Per UT Per Ha Per UT Per Ha 1. Pajak Lahan 8.647,50 28.376,58 8.018,33 27.015,83 2. Selamatan 170.833,33 590.516,57 162.500,00 589.583,33 3. Penyusutan Alat a. Cangkul 4.727,78 15.708,81 4.776,39 17.476,39 b. Sprayer 28.141,67 94.992,62 30.666,67 109.169,44 c. Sabit 2.942,78 10.463,70 3.575,56 12.929,31 d. Garpu 5.450,00 18.676,22 7.061,11 26.029,17 e. Disel 111.131,94 403.928,69 106.291,67 406.166,67 f. Ember 4.222,22 14.758,28 4.956,94 19.119,44 g. Gayung 1.683,33 5.888,60 2.012,50 7.483,33 h. Gunting Pangkas 16.622,22 58.145,22 16.461,11 59.733,33 i. Drum 4.713,89 17.332,83 4.563,89 17.309,72 j. Tugal 1.077,78 3.733,48 1.151,39 4.129,17 k. Pelubang Mulsa 694,44 2.465,5 556,67 1.950,00 l. Baki 910,56 3.034,41 655,56 2.278,33

Jumlah 361.318,61 1.268.021,16 353.247,77 1.300.373,47

Sumber : Analisis Data Primer

Penggunaan biaya lain-lain terbesar pada usahatani melon varietas

Action 434 maupun varietas Sweet M-1000 adalah biaya penyustan alat.

Hal ini disebabkan jumlah peralatan yang digunakan dalam budidaya

tanaman melon banyak jenisnya meliputi: cangkul, sabit, garpu, disel,

ember, gayung, gunting pangkas, drum, tugal, pelubang mulsa, dan baki.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Besarnya pajak lahan dipengaruhi oleh luas lahan, kesuburan tanah

tersebut, juga dipengaruhi oleh keadaan tanah, seperti lokasi dari tanah

tersebut. Semakin luas, subur dan strategis lokasi tanah tersebut maka

pajaknya akan semakin mahal.

Selamatan dilakukan petani saat tanaman melon mau ditanam.

Selamatan dilakukan di lahan yang akan ditanami melon. Kepercayaan ini

masih menjadi tradisi bagi masyarakat sekitar, karena telah menjadi tradisi

yang turun menurun maka selamatan dapat dikatakan menjadi syarat wajib

bagi petani apabila akan menanam melon. Proses selamatan dilakukan di

lahan yang akan ditanami melon, maksud dari dilakukannya selamatan

adalah harapan agar melon yang akan ditanam tidak mengalami gangguan

dan hasil yang diperoleh dapat memuaskan petani.

Tabel 11. Rata-rata Biaya Mengusahakan Pada Usahatani Melon Varietas Action 434 Maupun Melon Varietas Sweet M-1000 MT (Februari-Mei 2011)

No Uraian UT Melon Varietas

Action 434 (Rp) UT Melon Varietas Sweet M-1000 (Rp)

Per UT Per Ha Per UT Per Ha 1. Saprodi 9.949.300,00 32.900.992,84 9.508.366,67 32.043.583,33 2. Tenaga Kerja 8.317.225,00 27.937.121,73 8.274.583,33 28.826.177,08 3. Lain-lain 361.799,44 1.268.021,16 353.247,77 1.300.373,48

Jumlah 18.628.324,44 62.106.135,73 18.136.197,78 62.170.133,89

Sumber : Analisis Data Primer

Penggunaan biaya terbesar pada usahatani melon varietas Action

434 maupun varietas Sweet M-1000 adalah biaya saprodi. Hal ini

disebabkan karena pupuk yang digunakan dalam budidaya tanaman melon

banyak jenisnya, baik pupuk organik, pupuk anorganik, maupun pupuk

pelengkap cair (PPC). Selain itu untuk menjaga tanaman melon agar tidak

terserang hama dan penyakit diperlukan penyemprotan pestisida secara

rutin. Petani di Kabupaten Sragen rata-rata melakukan penyemprotan

antara 4 hari sekali. Pestisida yang disemprotkan meliputi insektisida,

fungisida, maupun bakterisida. Selain pupuk dan pestisida sarana produksi

lain yang digunakan dalam usahatani melon baik varietas Action 434

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

maupun varietas Sweet M-1000 yaitu benih, mulsa, ajir, plastik sungkup,

polybag, bensin, tali rafia, dan arang.

6. Penerimaan Usahatani

Tabel 12. Rata-rata Penerimaan Pada Usahatani Melon Varietas Action 434 Maupun Varietas Sweet M-1000 MT (Februari-Mei 2011)

No Uraian UT Melon Varietas

Action 434 (Rp) UT Melon Varietas Sweet M-1000 (Rp)

Per UT Per Ha Per UT Per Ha 1. Produksi(Kg) 10.277,51 33.931,36 9.305,31 31.791,47 2. Harga per Kg 3.226,67 3.226,67 3.120,00 3.120,00 3. Penerimaan(Rp) 33.133.333,33 109.403.021,44 29.183.333,33 98.916.666,67

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 12, dapat diketahui bahwa rata-rata produksi

usahatani melon varietas Action 434 lebih tinggi dibandingkan dengan

varietas Sweet M-1000. Hal ini disebabkan karena dalam satu pohon

tanaman melon varietas Action 434 dapat menghasilkan 1-2 buah per

tanaman dengan rata-rata berat setiap buah sebesar 2-3 Kg sedangkan

melon varietas Sweet M-1000 dapat menghasilkan 1 buah per tanaman

dengan rata-rata berat setiap buah sebesar 1,5-2,5 Kg.

Rata-rata harga jual melon varietas Action 434 juga lebih tinggi

daripada melon varietas Sweet M-1000. Hal ini disebabkan buah melon

varietas Action 434 buahnya lebih besar dibandingkan melon varietas

Sweet M-1000, sehingga menyebabkan harga melon varietas Action 434

lebih tinggi dibandingkan melon varietas Sweet M-1000.

Rata-rata penerimaan usahatani melon varietas Action 434 lebih

tinggi daripada rata-rata penerimaan melon varietas Sweet M-1000. Hal ini

dipengaruhi oleh rata-rata produksi dan harga jual melon varietas Action

434 yang lebih tinggi daripada rata-rata produksi dan harga jual melon

varietas Sweet M-1000.

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden bahwa sistim panen

tanaman melon dilakukan dengan cara ditebas berdasarkan harga satuan

luas tanam dan keadaan buah melon yang akan dipanen. Alasan utamanya

adalah karena petani di Kabupaten Sragen merasa lebih praktis, tidak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

merepotkan, bisa segera melaksanakan kegiatan lainnya karena waktu

tidak banyak tersita untuk mengurusi berbagai hal yang berkaitan pasca

panen melon, untuk memenuhi kebutuhan dana yang sifatnya segera dan

petani tidak mengetahui jalur pemasaran yang baik.

7. Pendapatan Usahatani

Tabel 13. Rata-rata Pendapatan Pada Usahatani Melon Varietas Action 434 Maupun Varietas Sweet M-1000 MT (Februari-Mei 2011)

No Uraian UT Melon Varietas

Action 434 (Rp) UT Melon Varietas Sweet M-1000 (Rp)

Per UT Per Ha Per UT Per Ha 4. Penerimaan 33.133.333,33 109.403.021,44 29.183.333,33 98.916.666,67 5. Biaya total 18.628.324,44 62.106.135,73 18.136.197,78 62.170.133,89 6. Pendapatan 14.505.008,89 47.296.885,71 11.047.135,56 36.746.532,78

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui rata-rata penerimaan usahatani

melon varietas Action 434 lebih tinggi daripada usahatani melon varietas

Sweet M-1000, sedangkan rata-rata biaya mengusahakan yang harus

dikeluarkan oleh petani melon varietas Action 434 lebih rendah daripada

rata-rata biaya mengusahakan pada usahatani melon varietas Sweet

M-1000. Oleh karena itu, rata-rata pendapatan usahatani melon varietas

Action 434 lebih tinggi daripada usahatani melon varietas Sweet M-1000

sebesar. Hal ini disebabkan karena harga jual buah melon Varietas Action

434 rata-rata Rp 3.000,00 sampai Rp 3.500,00. Sedangkan harga jual buah

melon varietas Sweet M-1000 lebih rendah yaitu sebesar Rp 2.800,00

sampai Rp 3.200,00. Selain itu rata-rata produksi buah melon Varietas

Action 434 juga lebih tinggi dibandingkan melon varietas Sweet M-1000.

8. Efisiensi Usahatani

Tabel 14. Rata-rata Efisiensi Pada Usahatani Melon Varietas Action 434 Maupun Varietas Sweet M-1000 MT (Februari-Mei 2011)

No Uraian UT Melon Varietas

Action 434 UT Melon Varietas

Sweet M-1000 Per Ha Per Ha

1. Penerimaan (Rp) 109.403.021,44 98.916.666,67 2. Biaya total (Rp) 62.106.135,73 62.170.133,89 3. Efisiensi 1,762 1,591

Sumber : Analisis Data Primer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Berdasarkan Tabel 14 di atas menunjukkan bahwa R/C Ratio pada

usahatani melon varietas Action 434 besarnya 1,762 berarti bahwa untuk

setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan pada saat awal usahatani melon

varietas Action 434 akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,762 pada

akhir kegiatan usahataninya. Sedangkan R/C Ratio pada usahatani melon

varietas Sweet M-1000 besarnya 1,591 berarti bahwa untuk setiap Rp 1,00

biaya yang dikeluarkan pada saat awal usahatani melon varietas Sweet

M-1000 akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,591 pada akhir

kegiatan usahatani. Nilai R/C Ratio pada usahatani melon varietas Action

434 lebih tinggi. Hal ini berarti bahwa usahatani melon varietas Action

434 lebih efisien daripada usahatani melon varietas Sweet M-1000.

9. Analisis Perbedaan Pendapatan Dan Efisiensi

Hasil perhitungan perbandingan pendapatan antara usahatani melon

varietas Action 434 dengan varietas Sweet M-1000, hasil uji t

menunjukkan bahwa thitung besarnya 5,484, sedangkan ttabel (α=0,05)

besarnya 2,001. Karena thitung lebih besar daripada ttabel, maka hipotesis nol

(H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Sehingga hipotesis yang

diajukan diterima yaitu pendapatan usahatani melon varietas Action 434

lebih besar (Rp 47.296.885,71/Ha/MT) daripada pendapatan usahatani

melon varietas Sweet M-1000 (Rp 36.746.532,78/Ha/MT).

Perbedaan pendapatan tersebut dikarenakan rata-rata penerimaan

usahatani melon varietas Action 434 lebih besar dibandingkan dengan

rata-rata penerimaan usahatani melon varietas Sweet M-1000 meskipun

biaya mengusahakan melon varietas Action 434 lebih kecil dibandingkan

dengan biaya mengusahakan melon varietas Sweet M-1000. Selain itu

harga jual buah melon Varietas Action 434 Rp 3.000,00 sampai

Rp 3.500,00 lebih tinggi dibandingkan dengan harga jual buah melon

varietas Sweet M-1000 yaitu sebesar Rp 2.800,00 sampai Rp 3.200,00.

Harga jual melon varietas Action 434 di Kabupaten Sragen cukup

tinggi karena dalam satu pohon tanaman melon varietas Action 434 dapat

menghasilkan 1-2 buah per tanaman dengan rata-rata berat buah melon

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

sebesar 2-3 Kg sedangkan melon varietas Sweet M-1000 dapat

menghasilkan 1 buah per tanaman dengan rata-rata berat buah melon

sebesar 1,5-2,5 Kg.

Hasil perhitungan perbandingan efisiensi antara usahatani melon

varietas Action 434 dengan varietas Sweet M-1000, hasil uji t (lampiran

45) menunjukkan bahwa thitung besarnya 4,593 sedangkan ttabel (α=0,05)

besarnya 2,001. Karena thitung lebih besar daripada ttabel, maka hipotesis nol

(H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Sehingga hipotesis yang

diajukan diterima yaitu usahatani melon varietas Action 434 lebih efisiensi

daripada usahatani melon varietas Sweet M-1000. efisiensi usahatani

melon varietas Action 434 (1,762) lebih tinggi daripada pendapatan

usahatani melon varietas Sweet M-1000 (1,591).

Efisiensi usahatani melon varietas Action 434 lebih tinggi

dibandingkan dengan usahatani melon varietas Sweet M-1000 dikarenakan

penerimaan yang diperoleh perani melon varietas Action 434 lebih besar

dibandingkan penerimaan melon varietas Sweet M-1000, sedangkan total

biaya yang dikeluarkan petani melon varietas Action 434 lebih sedikit

dibandingkan total biaya yang dikeluarkan petani melon varietas Sweet

M-1000, sehingga mengakibatkan efisiensi usahatani melon varietas

Action 434 lebih besar dibandingkan usahatani melon varietas Sweet

M-1000.

Permasalahan yang dihadapi di dalam budidaya tanaman melon

cukup kompleks. Baik dari aspek budidaya, maupun aspek permodalan.

Kendala yang dihadapi dalam usahatani melon meliputi:

a. Modal yang digunakan

Budidaya tanaman melon tidak bisa digunakan sebagai ajang

coba-coba, karena untuk melakukan budidaya tanaman melon

diperlukan modal yang cukup besar, sehingga apabila terjadi

kegagalan, petani akan dapat mengalami kerugian yang besar, bahkan

bisa mengalami kebangkrutan. Untuk mengatasi hambatan

permodalan biasanya petani meminjam dari kelompok tani. Selain itu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

biasanya petani meminjam di toko sarana produksi. Pinjaman

diberikan sesuai dengan kebutuhan para petani saat itu, mulai dari

benih, pupuk, pestisida, mulsa, dan lain sebaginya. Namun

pengembalian pinjaman dilakukan pada saat panen.

b. Serangan hama dan penyakit.

Kesulitan utama yang dialami petani pada saat menanam

tanaman melon adalah pengendalian hama dan penyakit. Banyak

sekali jenis-jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman melon,

baik itu bakteri, jamur, serangga bahkan pengaruh cuaca yang ekstrim

seperti saat ini. Misalnya bila terjadi cuaca yang panas, maka akan

menyebabkan kriting pada daun tanaman melon. Sampai saat ini

belum diketahui bagaimana caranya mengatasi permasalahan daun

keriting tersebut. Atau misalnya pada saat cuaca panas, akan tetapi

tiba-tiba turun hujan, maka tanaman mudah sekali mengalami

kelayuan. Untuk mengatasi hambatan hama dan penyakit tanama

melon, petani selalu berusaha bertanya kepada petani lainnya, juga

kepada pemilik kios penjual sarana produksi pertanian mengenai

racun pemberantasan hama dan penyakit yang paling baik untuk

mengatasinya di lapangan.

c. Harga jual melon yang anjlok saat panen

Petani melon tampaknya masih tergantung seratus persen

kepada tengkulak lokal dalam memasarkan hasil panennya. Terbukti

berapapun harga yang ditawarkan para spekulan, petani cenderung

tidak bisa menolak. Meski keputusan yang diambil tersebut bakal

membatasi keuntungan yang dikantonginya. para tengkulak biasanya

sudah sama-sama sepakat dengan harga yang ditawarkan. Sehingga

petani kesulitan untuk menjual lebih mahal. Meski harga ditingkat

konsumen bisa berlipat ganda.

Petani di Kabupaten Sragen mengeluhkan permainan distributor

yang telah mematok harga diabawah standar. Meski permintaan buah

segar terus mengalami kenaikan, bukan berarti petani mengalami

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

keuntungan melimpah. Kondisi itulah yang menjadi kendala utama

kenapa petani buah melon khususnya, tidak dapat menikmati jerih

payahnya secara maksimal.

Harga yang ditawarkan spekulan kepada petani saat sudah

musim panen Rp 2.500,00 sampai Rp 3.500,00 per kilogram. Harga

itu bisa berlipat ganda ditangan konsumen. Yakni bisa menembus

harga Rp 6.000,00 per kilogram. Musim panen kali ini, hasil panennya

cukup bagus. Dengan luas lahan yang sama, hasilnya bisa dua kali

lipat dibanding musim panen sebelumnya. Harga yang fluktuatif

menjadi kendala besar bagi petani melon di Kabupaten Sragen.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Analisis Komparatif Usahatani

Melon Varietas Action 434 Dengan Usahatani Melon Varietas Sweet M-1000

Di Kabupaten Sragen, kesimpulan yang dapat diambil antara lain :

1. Pendapatan usahatani melon varietas Action 434 lebih besar dibandingkan

dengan pendapatan usahatani melon varietas Sweet M-1000.

2. Usahatani melon varietas Action 434 lebih efisien dibandingkan dengan

usahatani melon yang menggunakan varietas Sweet M-1000.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang Analisis Komparatif Usahatani

Melon Varietas Action 434 Dengan Usahatani Melon Varietas Sweet M-1000

Di Kabupaten Sragen dapat disarankan agar petani melon varietas Sweet

M-1000 menanam dengan jarak tanam 50x50 cm karena lebih efisien

dibandingkan menanam dengan jarak tanam 40x40 cm.