naskah drama rev

5
SCENE 1 (Berita di TV mengenai tingginya kejadian gizi buruk pada bayi dan balita di Kabupaten Bandung)(Berita asli mengenai balita yang terkena gizi buruk ditampilkan) Angker (shally): Selamat siang pemirsa. Bertemu kembali dengan saya Shally Liyalkhairah. Berita pertama datang dari sebuah desa di Kabupaten Bandung. Dimana ditemukan seorang anak yang mengalami gizi buruk. Kondisi anak tersebut sangat memprihatinkan. Sampai air mata saya menetes. SCENE 2 (Zoom out dari berita tersebut, ada seorang ibu yg sedang menonton acara berita tersebut) Ibu I (rahmah): Aduhh.. Bagaimana jika ternyata lingkungan disini juga ada yg terkena gizi buruk ya? Apa yang harus saya lakukan? Bagaimana mengantisipasinya agar anak saya tidak tekena gizi buruk? Ehmm…. Sebaiknya saya ke perpustakaan untuk mencari informasi tentang gizi buruk. SCENE 3 (Kemudian si ibu merasa takut kalau anaknya/lingkungan sekitarnya ada yang terkena gizi buruk, maka ibu tersebut mencari referensi buku di perpustakaan) Narator (hami) : Setelah ibu tersebut mencari-cari buku mengenai gizi buruk akhirnya si ibu menemukan sebuah buku ajaib. Ibu 2 ( arina): ayahhh!! Ayah!!! Ayah (kang dedy): ada apa bunda? Ibu 2 (arina): ini yah anak kita menangis terus... diarenya juga ngga berhenti-berhenti ini yahh..

Upload: hamidah-nuruljanah

Post on 01-Feb-2016

190 views

Category:

Documents


31 download

DESCRIPTION

bunda

TRANSCRIPT

Page 1: Naskah Drama Rev

SCENE 1

(Berita di TV mengenai tingginya kejadian gizi buruk pada bayi dan balita di Kabupaten Bandung)(Berita asli mengenai balita yang terkena gizi buruk ditampilkan)

Angker (shally): Selamat siang pemirsa. Bertemu kembali dengan saya Shally Liyalkhairah. Berita pertama datang dari sebuah desa di Kabupaten Bandung. Dimana ditemukan seorang anak yang mengalami gizi buruk. Kondisi anak tersebut sangat memprihatinkan. Sampai air mata saya menetes.

SCENE 2

(Zoom out dari berita tersebut, ada seorang ibu yg sedang menonton acara berita tersebut)

Ibu I (rahmah): Aduhh.. Bagaimana jika ternyata lingkungan disini juga ada yg terkena gizi buruk ya? Apa yang harus saya lakukan? Bagaimana mengantisipasinya agar anak saya tidak tekena gizi buruk? Ehmm…. Sebaiknya saya ke perpustakaan untuk mencari informasi tentang gizi buruk.

SCENE 3

(Kemudian si ibu merasa takut kalau anaknya/lingkungan sekitarnya ada yang terkena gizi buruk, maka ibu tersebut mencari referensi buku di perpustakaan)

Narator (hami) : Setelah ibu tersebut mencari-cari buku mengenai gizi buruk akhirnya si ibu menemukan sebuah buku ajaib.

Ibu 2 ( arina): ayahhh!! Ayah!!!

Ayah (kang dedy): ada apa bunda?

Ibu 2 (arina): ini yah anak kita menangis terus... diarenya juga ngga berhenti-berhenti ini yahh..

Ayah (kang dedy): bagaimana ya bu kita tidak punya uang untuk dibawa ke rumah sakit. Kita minta bantuan ke bu fia aja dulu ya..

SCENE 4

Ayah (kang dedy): bu.. bu.. bu fiaa.. tolong buu

Tetangga (fia): Kenapa pa?

Ayah ( kang dedy): Anak saya sejak tadi nangis terus bu. Sudah beberapa hari terakhir diarenya tidak sembuh, perutnya buncit, badannya lemas dan tidak bisa berdiri. Tapi saya ngga punya uang untuk ke rumah sakitnya bu.

Tetangga (fia): kalau begitu kita ke bu nur aja dulu. Beliau kan seorang apoteker.

Page 2: Naskah Drama Rev

Ayah (kang dedy): baiklah kalau begitu bu..

SCENE 5

Ayah (kang dedy) dan ibu 2 (fia) : buuu nurrr !!!

Apoteker (teh nuy): ada apa ya?

Ayah(kang dedy): bu tolong bu.. Anak saya sudah beberapa hari terakhir diarenya tidak sembuh, perutnya buncit, badannya lemas dan tidak bisa berdiri. Sepertinya dia kesulitan menggerakkan badannya.

Apoteker (teh nuy): baiklah mari kita kerumah bapa.

SCENE 6

Narator(hami): Sang apoteker pun memperhatikan anak si ibu dengan seksama. Anak ibu tersebut terlihat sangat kurus, seperti tulang terbungkus kulit, pandangan mata sayu, wajah seperti orang tua, perut cekung, otot mengecil dan menangis terus menerus. Ia pun akhirnya menyimpulkan bahwa anak tersebut memang menderita gizi buruk.

Apoteker(teh nuy) : ibu, anak ibu terlihat sangat kurus. Berat badannya juga dibawah rata-rata anak seusianya. Apa ibu merasa ada yang aneh dengan pertumbuhan anak ibu?

Ibu 2 (arina): tidak. Hanya saja saya merasa aneh, dari bulan ke bulan, berat badan anak saya tidak bertambah. Justru semakin kurus. Bahkan beberapa tulangnya terlihat menonjol.

Apoteker (teh nuy) : begini bu, melihat gejala dan kondisi anak ibu sekarang, saya khawatir anak ibu menderita gizi buruk

Ibu 2 (arina) : gizi buruk?

Apoteker (teh nuy): iya bu, biar saya jelaskan ya bu. Jadi gizi buruk adalah kondisi dimana terjadi keadaan kurang gizi berat pada anak yang disebabkan karena kekurangan asupan energi dan protein serta nutrisi dalam jangka waktu lama.

Ibu 2 (arina): bagaimana bisa anak saya terkena gizi buruk?

Apoteker (teh nuy): Hal ini bisa diakibatkan karena kurangnya asupan makanan, pemilihan jenis makanan yang tidak tepat atau adanya penyakit infeksi yang menyebabkan tubuh kurang menyerap nutrisi dari makanan.

Ibu 2 (arina): (sang ibu tampak sedih) kalau sudah begini, apa yang harus saya lakukan? Apa tidak ada obat yang bias menyembuhkan anak saya?

Page 3: Naskah Drama Rev

Apoteker (teh nuy): ibu jangan khawatir. Kondisi gizi buruk yang diderita anak ibu masih dalam tahap ringan. ibu harus memulai perbaikan gizi dengan memberikan makanan yang bervariasi ya bu. Karena tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung beragam zat gizi. Nanti saya akan memberikan suplemen vitamin dan mineral ya Bu yang dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anak ibu. Saya juga akan memberikan obat diare untuk membantu mengobati diare anak ibu.

Ibu 2 (arina): baiklah, saya percayakan pada Ibu apoteker saja.

Tetangga (fia): Apa ada cara untuk mencegah agar hal ini tidak terjadi?

Apoteker(teh nuy): untuk mencegah agar tidak terjadi hal seperti ini, ibu wajib memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan. Setelah itu, baru diberikan makanan pendamping ASI. Makanannya juga harus bergizi seimbang antara kandungan protein, lemak, vitamin, dan mineral.

Tetangga (fia): bagaimana kita tahu anak kita terkena gizi buruk bu?

Apoteker (teh nuy): caranya ibu harus rajin menimbang berat badan dan tinggi badan anak dengan rutin untuk mengetahui jika anak kurang gizi.

Tetangga (fia): oh begitu. Informasinya sangat bermanfaat sekali.

Apoteker(teh nuy): kalau begitu saya permisi dulu. Saya akan membawakan beberapa suplemen vitamin dan obat antidiare untuk nak widra.

SCENE 7

(Apoteker kemudian menyerahkan suplemen vitamin dan obat anti diare kepada ibu 2 (arina)) ( ibu 2 (arina) memberi makan makanan yang bergizi kepada nak widra) (nak widra sehat kembali (tangan ke atas spt aku anak sehat))

Narator (hami): Apoteker pun membawakan suplemen vitamin dan obat antidiare. kemudian sang apoteker kembali untuk menyerahkan suplemen vitamin dan obat antidiare. Ia juga memberikan informasi terkait penggunaan obat dan terapi pendukung lainnya. Setelah itu sang ibu mulai gencar memberikan makanan bergizi tinggi pada anaknya. Tidak lupa ia menyertakan suplemen vitamin dan mineral untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisinya. Akhirnya, berangsur-angsur kondisi sang anak mulai membaik dan normal kembali.

SCENE 8

(Hanya ditampilkan foto/video ibu rahmah memberikan penyuluhan atau membagikan famplet)

Page 4: Naskah Drama Rev

Narator (hami): setelah membaca buku ajaib tersebut si ibu pun terinspirasi memberikan penyuluhan kepada warga disekitar rumahnya mengenai gizi buruk, mulai dari gejalanya, cara pencegahan, hingga penanganan jika ada yang menderita gizi buruk.