pandangan dunia dalam naskah drama dunia dalam naskah drama ha

25
PANDANGAN DUNIA DALAM NASKAH DRAMA HA<RU<T WA MA<RU<T KARYA ALI< ACHMAD BA<KATSI<R SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Disusun Oleh: Rahmat Hidayat C1011038 FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015

Upload: truongnhi

Post on 21-Apr-2019

333 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: PANDANGAN DUNIA DALAM NASKAH DRAMA DUNIA DALAM NASKAH DRAMA HA

PANDANGAN DUNIA DALAM NASKAH DRAMA

HA<RU<T WA MA<RU<T KARYA ALI< ACHMAD BA<KATSI<R

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

Guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Program Studi Sastra Arab

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh:

Rahmat Hidayat

C1011038

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2015

Page 2: PANDANGAN DUNIA DALAM NASKAH DRAMA DUNIA DALAM NASKAH DRAMA HA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Drama Arab adalah salah satu seni sastra yang menggambarkan peristiwa

baik yang sifatnya fakta atau imajinasi yang didukung dengan percakapan dan

gerakan (Badr, 1411 H:188). Berdasarkan pengertiannya drama Arab memang

menggambarkan suatu peristiwa yang dialami oleh masyarakat. Hal tersebut

merupakan imajinasi sastrawan untuk penyampaian pesan kemasyarakatan dalam

bentuk drama.

Ha>ru>t wa Ma>ru>t merupakan salah satu drama karya Ali> Achmad Ba>katsi>r,

yang mengangkat tema tentang dua malaikat yakni Ha>ru>t dan Ma>ru>t. Kisah dalam

naskah drama ini menggambarkan sosok malaikat yang bertolak belakang dengan

gambaran malaikat yang selama ini diyakini. Kepastian-kepastian malaikat

diantaranya, malaikat adalah makhluk Allah yang tidak akan pernah

membangkang pada segala perintah Allah, selalu berdzikir kepada-Nya, berbuat

kebaikan, selalu jujur, tidak akan pernah menipu, dan tidak akan pernah tidur,

makan, dan minum, namun, Ba>katsi>r berani memutarbalikkan hal-hal tersebut

(Hidayah, 2007:xii).

Ali> Achmad Ba>katsi>r merupakan sastrawan Mesir yang piawai dalam

menulis kisah-kisah drama berlatarbelakang sejarah. Ba>katsi>r memulai dunia

kesastrawaannya melalui puisi, dia sudah mampu menggubah puisi saat

Page 3: PANDANGAN DUNIA DALAM NASKAH DRAMA DUNIA DALAM NASKAH DRAMA HA

2

umurnya belum genap tiga belas tahun. Karya-karya Ba>katsi>r dilatarbelakangi

berbagai pengalaman dan lawatan yang dilakukan. Ba>katsi>r sering berpergian ke

berbagai negara seperti Perancis, Inggris, Uni Soviet, Romania, dan negara Arab

seperti Suriah, Libanon, dan Kuwait (www.Bakatheer.com di akses pada tanggal:

31/01/2015 pukul 21.00).

Karya-karya sastranya berbentuk prosa dan puisi, karya prosanya meliputi

novel dan naskah drama, baik drama lirik maupun drama prosa. Karyanya dalam

bentuk drama liris yaitu Huma<m au fi Bila<di al-Ahqa<f, Rumiyu< wa Juliyyi<t,

‘Akhna<tun wa Nafarti<ti<, Qasru al-Huda<j, Al-Watan al-‘Akbar, ‘A<syiq min

H>>}ad}ramaut. Karyanya dalam bentuk drama prosa adalah Syailu<k al-Jadi<d, Al-

Fir’aun al-Ma’u<d, ‘Audah al-Firdaus, Ad-duktu<r H}a<zim, Sirru al-H}a<kim bi

‘Amrilla<h, Ibrahi<m Ba<sya<, Ma’satu Audaib, Ma’sa<tu Zainab, As-Silsilah wa al-

G}ufra<n, Ad-Dunya< Faud{a, Abu< Dala<mah, Mis{marun Juha<, Ma{srahu as-Siya<sah,

Ambiraturiyah fi al-Ma<zad, Sirru Syahraza<d, Sya’bullah al-Mukhta<r, ‘Auzi<ri<s,

Az-Za’im al ‘Auh{ad, Ila<hu Isra<’i<l, Da<r ibnu Luqma<n, Malhamah ‘Umr, Qit{qt{un

wa Fa’ra<nun, Ha<ru<t wa Ma<ru<t, J{ulfida<n Ha<nim, Ha<kaz|a Laqiyalla<h ‘Umrun,

Jabalu al-Gasi<l, Al-Falla<hu al-Fas}ih, Ad-Dauda<h wa as-S|’aban, ‘Ahla<m

Nabiliyu<n, Qadiyatu Ahla ar-Rab’i, Fa<wasat al-Jadi<d, H}arba al-Busu<s. Naskah

dramanya mengangkat tema-tema sosial, politik, dan sejarah (Fathoni, 2007:39).

Salah satunya adalah naskah drama Ha<ru<t wa Ma<ru<t yang telah diterbitkan pada

tahun 1962 dengan dilatar belakangi oleh peristiwa sejarah peradaban dunia pada

masa Babilonia.

Page 4: PANDANGAN DUNIA DALAM NASKAH DRAMA DUNIA DALAM NASKAH DRAMA HA

3

Pada umumnya karya sastra lahir dari situasi yang terjadi di sekitar

pengarang. Sastra merupakan gambaran masyarakat. Hal ini berarti bahwa

kejadian-kejadian atau problem kehidupan yang terjadi dalam masyarakat direkam

oleh pengarang dan didasarkan daya imajinasi dan kreasinya masalah-masalah

tersebut dituangkan dalam karya sastra. Pengarang mengajak pembaca untuk

melihat, merasakan, dan menghayati makna pengalaman hidup seperti yang

dirasakan pengarang melalui karyanya.

Pandangan tentang dunia yang lebih jelas diidentifikasi sebagai ideologi.

Ideologi ini merupakan materi sastra yang berisi konsepsi tentang dunia dalam

sastra, yang nantinya akan berperan dalam membentuk dunia atau sejarah, politik,

bahkan hegemoni (Kurniawan, 2012:83).

Pandangan dunia pengarang merupakan produk interaksi antara pengarang

dengan situasi sekitarnya. Pandangan dunia pengarang terbentuk atas hubungan

antara konteks sosial dalam karya sastra dengan konteks sosial kehidupan nyata

dan latar sosial budaya pengarang dengan karya yang dihasilkan. Pandangan dunia

pengarang akan dapat terungkap melalui tokoh problematiknya (problematic

hero). Pandangan dunia bagi Goldmann selalu terbayang dalam karya sastra

agung, adalah abstraksi (bukan fakta empiris yang memiliki eksistensi objektif).

Abstraksi itu akan mencapai bentuknya yang konkret dalam sastra. Oleh karena

pandangan dunia itu suatu bentuk kesadaran kolektif yang mewakili identitas

kolektifnya, maka dia secara sahih dapat mewakili kelas sosialnya. Pandangan

inilah yang menentukan struktur karya sastra (Endraswara, 2013:57).

Page 5: PANDANGAN DUNIA DALAM NASKAH DRAMA DUNIA DALAM NASKAH DRAMA HA

4

Karya sastra dipandang sebagai refleksi zaman yang mewakili pandangan

dunia pengarang, tidak sebagai individu melainkan anggota masyarakat atau

kelompok sosial tertentu. Karya sastra juga dipandang sebagai refleksi zaman

yang dapat mengungkapkan aspek sosial, budaya, politik, ekonomi, dan

sebagainya. Karya sastra pasti diciptakan oleh pengarang sebagai individu yang

berasa dalam masyarakat dan zaman tertentu (Cahyaningsih, 1:2005).

Harjana (1981:71) mengatakan bahwa karya sastra, merupakan potret

kehidupan yang mengangkut persoalan sosial tertentu. Untuk itulah, lahirnya

karya sastra tidak terlepas dari aspek sosial masyarakat tempat karya sastra itu

diciptakan, artinya karya sastra itu juga sebagai hasil imajinasi pengarang dan

fenomena sosial dari lingkungan masyarakat tempat pengarang berada.

Para sastrawan sengaja menonjolkan kekayaan budaya masyarakat, suku

bangsa atau bangsanya. Naskah drama merupakan salah satu bentuk karya sastra

yang di dalamnya terdapat berbagai cerita tentang persoalan kehidupan, baik

masalah budaya, ekonomi, sosial, maupun politik, dan sebagainya. Semua itu

merupakan hasil imajinatif sastrawan yang diperoleh dari perenungan dalam

kehidupan nyata yang kemudian menafsirkannya, menjelaskan atau bereaksi

dalam salah satu karya imajinatifnya. Pandangan dunia pengarang akan

berpengaruh pada penciptaan karya sastra (Cahyaningsih, 2005:5).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil judul PANDANGAN

DUNIA DALAM NASKAH DRAMA HA<RU<T WA MA<RU<T KARYA ALI<

ACHMAD BA<KATSI<R sebagai judul penelitiannya. Karena penulis tertarik

Page 6: PANDANGAN DUNIA DALAM NASKAH DRAMA DUNIA DALAM NASKAH DRAMA HA

5

untuk meneliti lebih dalam tentang gagasan-gagasan pengarang yang dipaparkan

secara implisit dalam naskah drama tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana struktur teks naskah drama Ha<ru<t wa Ma<ru<t karya Ali>

Achmad Ba>katsi>r?

2. Bagaimana pandangan dunia pengarang yang terefleksi dalam

naskah drama Ha<ru<t wa Ma<ru<t ?

C.Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan latar belakang dan perumusan masalah di atas, penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui kehidupan sosial para tokoh didalam naskah

drama Ha<ru<t wa Ma<ru<t (1962) karya Ali> Achmad Ba>katsi>r. Kajian ini

menggunakan kajian struktural genetik, dalam hal ini mencakup:

1. Mendeskripsikan struktur teks dalam naskah drama Ha<ru<t wa

Ma<ru<t (1962) karya Ali> Achmad Ba>katsi>r.

2. Mendeskripsikan pandangan dunia pengarang dalam naskah drama

Ha<ru<t wa Ma<ru<t.

Page 7: PANDANGAN DUNIA DALAM NASKAH DRAMA DUNIA DALAM NASKAH DRAMA HA

6

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian in diharapkan memberikan manfaat atau sumbangsih,

baik secara teoretis maupun secara praktis, yaitu:

1. Manfaat Teoretis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat dalam dunia sastra, khususnya sastra Arab. Selain itu

memberikan faedah dan menambah wawasan mengenai naskah

drama Ha<ru<t wa Ma<ru<t karya Ali> Achmad Ba>katsi>r dalam hal teori

strukturalisme genetik.

2. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan memeberikan manfaat

kepada pembaca mengenai problematika kehidupan yang dialami

masyarakat Timur Tengah dengan melihat pandangan dunia

pengarang lewat karyanya sehingga dapat memberikan masukan

yang berguna bagi pembaca untuk mengatasi berbagai

permasalahan yang sering terjadi pada diri seseorang maupun

masalah yang muncul di masyarakat dalam naskah drama Ha<ru<t wa

Ma<ru<t karya Ali> Achmad Ba>katsi>r.

Page 8: PANDANGAN DUNIA DALAM NASKAH DRAMA DUNIA DALAM NASKAH DRAMA HA

7

E.Tinjauan Pustaka

Penelitian seseorang dapat diketahui keasliannya melalui tinjauan pustaka,

yang merupakan paparan hasil penelitian yang dilkukan oleh peneliti lainnya.

terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini sebagai tinjauan

pustaka yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian

sebelumnya.

Berdasarkan sisi kepengarangan, karya Ali> Achmad Ba>katsi>r telah diteliti

oleh Syarofah. (2011). Skripsi, dengan judul penelitian “Nash al-Masrihiyah

Mismaru Juha li-Ali Ahmad Bakatsir (Dirasah Tahliliyah Gramatikiyah)”. Hasil

penelitiannya adalah mengetahui nilai-nilai moralitas yang terkandung dalam

Nash al-Masrihiyah Mismaru Juha li-Ali Ahmad Bakatsir (Dirasah Tahliliyah

Gramatikiyah). Perbedaannya adalah judul naskahnya, Syarofah meneliti karya

Ali Ahmad Bakatsir dengan judul Al-masrihiyah mismaru juha sedangkan peneliti

meneliti karya Ali> Achmad Ba>katsi>r dengan judul Ha>ru>t wa Ma>ru>t.

Fitarini (2013). Skripsi, dengan judul penelitian “Tindak Tutur Dalam

Naskah Qad}}iyyatu Ahli Ar-Rab’i Karya Ali> Achmad Ba>katsi>r: Analisis

Pragmatik”. Hasil penelitiannya adalah menunjukkan bahwa tindak tutur dalam

naskah drama Qad}}iyyatu Ahli Ar-Rab’i menggunakan beberapa bentuk tindak

tutur, yakni tindak lokusi, ilokusi, perlokusi, langsung, literal, dan tidak literal.

Penelitian selanjutnya berdasarkan objek material, yaitu Ha<ru<t wa Ma<ru<t,

telah diteliti oleh Hidayah (2009). Tesis, dengan judul penelitian “Konsep

Malaikat dalam Ha<ru<t wa Ma<ru<t karya Ali> Achmad Ba>katsi>r: Analisis Semiotik.

Page 9: PANDANGAN DUNIA DALAM NASKAH DRAMA DUNIA DALAM NASKAH DRAMA HA

8

Hasil penelitian ini adalah naskah drama Ha<ru<t wa Ma<ru<t mengandung simbol-

simbol yang mengajak manusia untuk beriman kepada Tuhan dan tidak

mendewakan materi. Dengan menggunakan akal dan kesadaran yang dimiliki oleh

manusia.

Hasan (2015). Skripsi, dengan judul penelitian “Pelanggaran Prinsip

Kerja Sama dalam Naskah Drama Ha<ru<t wa Ma<ru<t karya ‘Ali Achmad Ba >katsi<r.

Hasil dari penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis pelanggaran dan tujuan para

tokoh dalam drama ini melakukan pelanggaran tersebut.

Lisdariyani (2012). Skripsi, dengan judul penelitian “Ha<ru<t dan Ma<ru<t

dalam Al-Qur’an (Studi Komparatif Penafsiran Mufasir Klasik dan Modern)”.

Penelitian tersebut dilakukan dengan tujuan mengetahui perbandingan tafsiran

mufasir klasik dan modern tentang siapa Ha<ru<t dan Ma<ru<t, bagaimana cara

mereka mengajarkan sihir pada manusia, dan apa tujuannya. Hasil penelitian ini

adalah para mufasir bersepakat bahwa keduanya datang bertujuan untuk menguji

manusia. Orang yang imannya kuat bisa bertambah imannya, sementara orang

yang imannya lemah bisa menjadi kufur karena sihir yang mereka ajarkan.

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, hasil pelacakan dan pengamatan

penulis, penelitian dengan judul “Pandangan dunia dalam naskah drama Ha<ru<t

wa Ma<ru<t (1962) karya ‘Ali Ahmad Bakatsi<r belum pernah dilakukan oleh

peneliti terdahulu atau belum pernah dikaji sebelumnya.

Page 10: PANDANGAN DUNIA DALAM NASKAH DRAMA DUNIA DALAM NASKAH DRAMA HA

9

F. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah perlu dilakukan agar sebuah penelitian mempunyai

arah yang tepat dan tidak keluar atau menyimpang dari sasaran yang akan dicapai.

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Analisis struktur teks naskah drama Ha<ru<t wa Ma<ru<t.

2. Mengungkapkan pandangan dunia pengarang yang terefleksi dalam

naskah drama Ha<ru<t wa Ma<ru<t.

G. Teori

Teori dalam KBBI (1990:93) diartikan pendapat yang didasarkan pada

penelitian dan penemuan yang didukung oleh data dan argumentasi. Teori (theory)

pada intinya merupakan pernyataan mengenai sebab-akibat atau mengenai adanya

suatu hubungan positif antara fenomena yang diteliti dalam masyarakat atau

dalam teks-teks sastra tulis atau teks-teks sastra lisan (Mely G.Tan dalam

Sangidu, 2004:13).

1. Strukturalisme Genetik

Strukturalisme genetik yang dikonsepkan oleh Goldmann berpijak pada

pandangan bahwa karya sastra adalah sebuah struktur yang bersifat dinamis

karena merupakan produk sejarah dan budaya yang berlangsung secara terus

menerus (Faruk, 2012:56). Kedinamisan struktur sastra ini terbentuk karena relasi

genetiknya, yaitu hubungan dialektis antara penulis dengan masyarakat. penulis

adalah individu yang menjadi anggota masyarakat. masyarakat menjadi tempat

Page 11: PANDANGAN DUNIA DALAM NASKAH DRAMA DUNIA DALAM NASKAH DRAMA HA

10

tumbuh dan berkembangnya visi dunia yang berdialog dengan penulis, sehingga

kondisi masyarakat berperan besar dalam membentuk visi dunia penulis.

Penelitian strukturalisme genetik memandang karya sastra dari dua sudut

yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Studi diawali dari kajian unsur intrinsik (kesatuan

dan koherensinya) sebagai data dasarnya. Selanjutnya penelitian akan

menggabungkan berbagai unsur dengan realitas masyarakatnya. Karya sastra

sebagai refleksi zaman dapat mengungkapkan aspek sosial, budaya, politik,

ekonomi dan budaya. Peristiwa-peristiwa penting pada zamannya akan

dihubungkan langsung dengan unsur-unsur intrinsik karya sastra (Endraswara,

2013:56)

Strukturalisme-Genetik memandang karya sastra sebagai sebuah struktur,

sistem relasi antar elemennya (Faruk, 1999:12). Sistem relasi struktur itu sendiri

bukanlah sesuatu yang statis, melainkan merupakan produk dari proses sejarah

yang terus berlangsung, proses strukturasi dan destrukturasi yang hidup dan

dihayati oleh masyarakat asal karya satra yang bersangkutan (Faruk, 1999:12).

Goldmann dalam menelaah karya sastra pertama-tama yang ia lakukan

adalah meneliti struktur-struktur tertentu dalam teks, dan selanjutnya

menghubungkan struktur-struktur tersebut dengan kondisi sosial dan historis yang

kongret, dengan kelompok sosial dan kelas sosial si pengarang, dan dengan

pandangan dunia kelas yang bersangkutan. Perhatian utama pendekatan ini

dicurahkan pada teks itu sendiri dan kepada sejarah sebagai suatu proses (Damono

dalam Cahyaningsih, 2005:13).

Page 12: PANDANGAN DUNIA DALAM NASKAH DRAMA DUNIA DALAM NASKAH DRAMA HA

11

Goldmann memberikan rumusan penelitian struktural genetik ke dalam

tiga hal, yaitu: 1) penelitian sastra terhadap karya sastra seharusnya dilihat sebagai

satu kesatuan; 2) karya sastra yang diteliti mestinya karya yang bernilai sastra

yang biasanya mengandung tegangan (tension) antara keragaman dan kesatuan

dalam suatu keseluruhan (a coherent whole); 3) jika kesatuan telah ditemukan,

kemudian dianalisis dalam hubungannya dengan latar belakang sosial. Sifat

hubungan tersebut: (a) yang berhubungan latar belakang sosial adalah unsur

kesatuan, (b) latar belakang yang dimaksud adalah pandangan dunia suatu

kelompok sosial yang dilahirkan oleh pengarang sehingga hal tersebut dapat

dikonkretkan (Endaswara, 2013:57).

Hipotesis Goldmann yang mendasari penemuan word view (pandangan dunia)

adalah tiga hal yang masih perlu direnungkan bagi peneliti strukturalisme genetik,

yaitu sebagai berikut:

1. Semua perilaku manusia mengarah pada hubungan rasionalitas,

maksudnya selalu berupa respon terhadap lingkungannya;

2. Kelompok sosial mempunyai tendensi untuk menciptakan pola

tertentu yang berbeda dari pola yang sudah ada;

3. Perilaku manusia adalah usaha yang dilakukan secara tetap menuju

transendensi, yaitu aktifitas, transformasi, dan kualitas kegiatan

dari semua aksi sosial dan sejarah.

Berdasarkan pandangan tersebut, dapat diartikan bahwa strukturalisme

genetik merupakan embrio penelitian sastra dari aspek sosial yang kelak disebut

sosiologi sastra, tetapi strukturalisme genetik tetap mengedepankan juga aspek

Page 13: PANDANGAN DUNIA DALAM NASKAH DRAMA DUNIA DALAM NASKAH DRAMA HA

12

struktur. Baik struktur dalam maupun struktur luar tetap dianggap penting bagi

pemahaman karya sastra. Penelitian strukturalisme genetik sekurang-kurangnya

meliputi tiga hal, yaitu: 1) aspek intrinsik teks sastra, 2) latar belakang pencipta,

dan 3) latar belakang sosial budaya serta sejarah masyarakatnya. Strukturalisme

genetik juga mengedepankan aspek kesejarahan lahirnya karya sastra

(Endraswara, 2013:60).

2. Fakta Kemanusiaan

Fakta kemanusiaan adalah segala aktivitas atau perilaku manusia baik

yang verbal maupun yang fisik, yang berusaha dipahami oleh ilmu pengetahuan.

Fakta itu dapat berwujud aktivitas sosial tertentu seperti sumbangan bencana

alam, aktivitas politik tertentu seperti pemilu, maupun kreasi kultural seperti

filsafat, seni rupa, seni musik, seni patung, dan seni sastra (Faruk, 2012:57).

Fakta kemanusiaan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fakta

individual dan fakta sosial. Fakta yang kedua mempunyai peranan dalam sejarah,

sedangkan fakta yang pertama tidak memiliki hal itu. Fakta yang pertama hanya

merupakan hasil dari perilaku libidinal seperti mimpi, tingkah laku orang gila, dan

sebagainya sedangkan fakta pertama mempunyai dampak dalam hubungan sosial,

ekonomi, maupun politik antar-anggota masyarakat.

Goldmann (1981:40) menganggap semua fakta kemanusiaan merupakan

suatu struktur yang berarti, maksudnya adalah bahwa fakta-fakta itu sekaligus

mempunyai struktur tertentu dan arti tertentu. Fakta itu mempunyai struktur

karena terikat oleh satu tujuan yang menjadi artinya. Dikatakan juga, bahwa fakta-

fakta kemanusiaan mempunyai arti karena merupakan respon-respon dari subjek

Page 14: PANDANGAN DUNIA DALAM NASKAH DRAMA DUNIA DALAM NASKAH DRAMA HA

13

kolektif atau individual, pembangunan suatu percobaan untuk memodifikasi

situasi yang ada agar cocok bagi aspirasi-aspirasi subjek itu.

3. Subjek Kolektif

Subjek kolektif merupakan subjek fakta sosial (historis). Goldmann

(1981:97) Revolusi sosial, politik, ekonomi, dan karya-karya kultural yang besar,

merupakan fakta sosial (historis). Individu dengan dorongan libidonya tidak akan

mampu menciptakannya. Hanya subjek trans-individual yang mampu

menciptakan unsur tersebut. Subjek trans-individual bukanlah kumpulan individu-

individu yang berdiri sendiri, melainkan merupakan satu kesatuan, satu

kolektivitas. Subjek demikian menjadi subjek karya sastra yang besar, sebab karya

sastra seperti itu merupakan hasil aktivitas yang objeknya sekaligus alam semesta

dan kelompok manusia. Subjek kolektif juga dapat berupa kelompok kekerabatan,

kelompok sekerja, kelompok teritorial, dan sebagainya.

4. Struktur Karya Sastra

Karya sastra yang besar merupakan produk strukturasi dari subjek kolektif.

Oleh karena itu, karya sastra mempunyai struktur yang koheren dan terpadu.

Dalam konteks strukturalisme genetik konsep struktur karya sastra berbeda dari

konsep struktur yang umum dikenal.

Goldmann (1981:55) mengemukakan dua pendapat mengenai karya sastra

pada umumnya. Pertama, bahwa karya sastra merupakan ekspresi pandangan

dunia secara imajiner. Kedua, bahwa dalam usahanya mengekspresikan

pandangan dunia itu, pengarang menciptakan semesta tokoh-tokoh, objek-objek,

dan relasi-relasi secara imajiner. Dengan mengemukakan dua hal tersebut

Page 15: PANDANGAN DUNIA DALAM NASKAH DRAMA DUNIA DALAM NASKAH DRAMA HA

14

Goldmann dapat membedakan karya sastra dari filsafat dan sosiologi. Menurut

Goldmann, filsafat mengekpresikan pandangan dunia secara konseptual,

sedangkan sosiologi mengacu pada empirisitas.

Berdasarkan kedua pendapatnya itu jelas Goldmann mempunyai konsep

struktur yang bersifat tematik. Yang menjadi pusat perhatiannya adalah relasi

antar tokoh dengan tokoh dan tokoh dengan objek yang ada di sekitarnya.

5. Metode Dialektik

Goldmann (1977:8) mengembangkan sebuah metode yang disebutnya

metode dialektik. Menurutnya, metode itu merupakan yang khas yang berbeda

dari metode positivistik, metode intuitif, dan metode biografis psikologis.

Berdasarkan segi titik awal dan titik akhirnya, metode dialektik sama

dengan metode positivistik. Keduanya sama-sama bermula dan berakhir pada teks

sastra. Hanya saja, kalau metode positivistik tidak mempertimbangkan persoalan

koherensi struktural, metode dialektik memperhitungkannya (Goldmann, 1977:8).

Prinsip dasar dari metode dialektik yang membuatnya berhubungan

dengan masalah koherensi adalah pengetahuan mengenai fakta-fakta kemanusiaan

yang akan tetap abstrak apabila tidak dibuat konkret dengan mengintegrasikan ke

dalam keseluruhan. Menurut Goldmann (1977:5), sudut pandang dialektik

mengukuhkan perihal tidak pernah adanya titik awal yang secara mutlak benar,

tidak adanya persoalan yang secara final dapat dipecahkan. Oleh karena itu, dalam

sudut pandang tersebut pikiran tidak pernah bergerak seperti garis lurus. Setiap

fakta atau gagasan individual mempunyai arti hanya jika ditempatkan dalam

keseluruhan.

Page 16: PANDANGAN DUNIA DALAM NASKAH DRAMA DUNIA DALAM NASKAH DRAMA HA

15

Karena keseluruhan tidak dapat dipahami tanpa bagian dan bagian tidak

dapat dimengerti tanpa keseluruhan, proses pencapaian pengetahuan dengan

metode dialektik menjadi semacam gerak yang melingkar secara terus-menerus,

tanpa diketahui tempat atau titik yang menjadi pangkal atau ujungnya (Goldmann,

1977:5).

6. Pandangan Dunia

Menurut Goldmann (1977:17) pandangan dunia merupakan istilah yang

cocok secara kompleks dan menyeluruh dari gagasan-gagasan, aspirasi-aspirasi,

dan perasaan-perasaan, yang menghubungkan secara bersama-sama anggota-

anggota suatu kelompok sosial tertentu dan yang mempertentangkannya dengan

kelompok sosial yang lain. Sebagai suatu kesadaran kolektif, pandangan dunia itu

berkembang sebagai hasil dari situasi sosial dan ekonomik tertentu yang dihadapi

oleh subjek kolektif yang memilikinya. Pandangan dunia pengarang tidak lahir

dengan tiba-tiba, karena pandangan dunia itu merupakan produk interaksi antara

pengarang dengan situasi sekitarnya.

Menurut Goldmann, karya sastra sebagai struktur bermakna itu akan

mewakili pandangan dunia (vision du monde) penulis, tidak sebagai individu

melainkan sebagai anggota masyarakatnya. Dengan demikian, dapat dinyatakan

bahwa strukturalisme genetik merupakan penelitian sastra yang menghubungkan

antara struktur sastra dengan struktur masyarakat melalui pandangan dunia atau

ideologi yang diekspresikannya. Karya sastra tidak akan dapat dipahami secara

utuh jika totalitas kehidupan masyarakat yang telah melahirkan teks sastra

diabaikan begitu saja (Endraswara 2013:57).

Page 17: PANDANGAN DUNIA DALAM NASKAH DRAMA DUNIA DALAM NASKAH DRAMA HA

16

Pandangan dunia yang bagi Goldmann selalu terbayang dalam karya sastra

agung adalah abstraksi (bukan fakta empiris yang memiliki eksistensi objektif).

Abstraksi itu akan mencapai bentuk yang konkrit dalam sastra. Pandangan dunia

bentuk kesadaran kolektif yang mewakili identitas kolektifnya, maka dia secara

sahih dapat mewakili kelas sosialnya. Pandangan inilah yang menentukan struktur

suatu karya sastra. Karya sastra dapat dipahami asal dan terjadinya (unsur

genetiknya) dari latar belakang sosial tertentu yang bagi Goldmann merupakan

hubungan genetik, sehingga disebut strukturalisme genetik. Karya sastra harus

dipandang dari asalnya dan kejadiannya (Endraswara 2013:57).

Pandangan dunia yang ditampilkan pengarang lewat tokoh problematik

(problematic hero) merupakan suatu struktur global yang bermakna. Pandangan

dunia ini bukan semata-mata fakta empiris yang bersifat langsung, tetapi

merupakan suatu gagasan, aspirasi dan perasaan yang dapat mempersatukan suatu

kelompok sosial masyarakat. Pandangan dunia itu memperoleh bentuk konkret di

dalam karya sastra. Pandangan dunia bukan fakta. Pandangan dunia tidak

memiliki eksistensi objektif, tetapi merupakan ekspresi teoritis dari kondisi dan

kepentingan suatu golongan masyarakat tertentu.

Hal-hal tersebut di atas dimaksudkan untuk menjembatani fakta estetik.

(Goldmann, 1977:269). Fakta estetik dibagi menjadi dua tataran hubungan

meliputi:

a) Hubungan antara pandangan dunia sebagai suatu realitas yang dialami dan

alam ciptaan pengarang.

Page 18: PANDANGAN DUNIA DALAM NASKAH DRAMA DUNIA DALAM NASKAH DRAMA HA

17

b) Hubungan alam ciptaan dengan alat sastra tertentu seperti diksi, sintaksis,

dan style yang merupakan hubungan struktur cerita yang dipergunakan

pengarang dalam ciptaannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pandangan dunia

terbentuk atas dua aspek yaitu (1) hubungan antara konteks sosial dalam karya

sastra dengan konteks sosial kehidupan nyata, (2) hubungan latar sosial budaya

pengarang dengan karya sastra yang dihasilkannya.

a) Konteks Sosial

Suharianto (dalam Cahyaningsih, 2005:20) berpendapat bahwa

sastra juga memegang peranan aktif dan dapat dijadikan pedoman,

walaupun kebenaran sastra merupakan kebenaran yang indrawi tetapi juga

dapat dijadikan cermin norma masyarakat. Selaras dengan itu, Sumardjo

(dalam Cahyaningsih, 2005:20) berpendapat bahwa sastra adalah produk

masyarakat, berada di tengah masyarakat, karena dibentuk oleh anggota

masyarakat berdasarkan desakan emosional dan rasional dari masyarakat.

Konteks sosial novel merupakan karya sastra yang lahir di tengah-

tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya

terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya. Kehadiran karya sastra

merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, sebuah karya sastra berakar

pada kultur tertentu dan masyarakat tertentu (Jabrohim, 2001:61).

Page 19: PANDANGAN DUNIA DALAM NASKAH DRAMA DUNIA DALAM NASKAH DRAMA HA

18

b) Latar Belakang Sosial Budaya

Seorang pengarang adalah anggota kelas sosial, maka lewat suatu

kelaslah ia berhubungan dengan perubahan sosial dan politik yang besar.

Perubahan sosial dan politik itu sendiri adalah ekspresi antanogis kelas, dan

jelas mempengaruhi kesadaran kelas.

Kelas sosial pengarang akan mempengaruhi bentuk dan karya yang

diciptakannya, sebagaimana dikatakan Griff (dalam Cahyaningsih, 2005:22)

sekolah dan latar belakang keluarga dengan nilai-nilai dan tekanannya

mempengaruhi apa yang dikerjakan oleh sastrawan.

c) Ideologi Pengarang

Ideologi atau pandangan pengarang akan memunculkan pandangan

dunia pengarang, karena pandangan dunia pengarang terbentuk dari

pandangan pengarang setelah ia berinteraksi dengan pandangan kelompok

sosial masyarakat pengarang.

Pandangan pengarang atau ideologi pengarang dengan pandangan

suatu kelompok sosial tidak ada kemestian untuk melakukannya. Paling

kurang, jangan dihubungkan dengan suatu ideologi yang eksplisit. Dengan

cara begini, penulis dengan dunianya sendiri mendapat tempat yang wajar.

Pengarang bukan hanya penyalur dari suatu pandangan dunia kelompok

masyarakat tetapi juga menyuarakan reaksinya terhadap fenomena

sosiobudaya dan mengeluarkan pikirannya tentang satu peristiwa

(Cahyaningsih 2005:22).

Page 20: PANDANGAN DUNIA DALAM NASKAH DRAMA DUNIA DALAM NASKAH DRAMA HA

19

H. Objek Penelitian

Sangidu (2004:61) menyatakan bahwa objek penelitian sastra adalah

pokok atau topik penelitian sastra. Objek penelitiannya adalah struktur naskah

drama Ha<ru<t wa Ma<ru<t karya Ali> Achmad Ba>katsi>r dan pandangan dunia yang

direpresentasikan oleh pengarang melalui teks drama Ha<ru<t wa Ma<ru<t (1962)

karya Ali> Achmad Ba>katsi<r.

I. Sumber Data dan Data

1. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kepustakaan

yakni berupa buku, transkip, dan lain sebagainya. Hal ini diperjelas dengan

perincian sebagai berikut:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer yang merupakan rujukan utama dalam

penelitian ini yaitu berupa naskah drama Ha<ru<t wa Ma<ru<t karya

Ali> Achmad Ba>katsi<r, yang terdiri dari empat babak.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yang digunakan peneliti adalah data yang

berasal dari penelitian yang sudah ada, seperti buku-buku, hasil

resensi, artikel, surat kabar, majalah, situs di internet, al-Qur’an

yang membahas tentang teks drama Ha<ru<t wa Ma<ru<t karya Ali>

Achmad Ba>katsi<r.

Page 21: PANDANGAN DUNIA DALAM NASKAH DRAMA DUNIA DALAM NASKAH DRAMA HA

20

2. Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh teks yang

terdapat dalam naskah drama Ha<ru<t wa Ma<ru<t karya Ali> Ahmad Ba>katsi<r yang

mengungkapkan visi Tuhan, visi dunia, dan visi manusia serta pandangan dunia

yang dijadikan ideologi pengarang dalam naskah drama Ha<ru<t wa Ma<ru<t karya

Ali> Achmad Ba>katsi<r.

J. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah pengumpulan data menggunakan

sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan naskah drama Ha<ru<t wa Ma<ru<t (1962) karya Ali> Achmad Ba>katsi<r.

Teknisnya, peneliti akan membaca, mengamati, mengutip setiap data-data yang

akan menjadi bahasan dalam penelitian ini.

K. Teknik Analisis Data

Subana (2001:22) mengatakan bahwa analisis data berarti mencoba

memahami makna data dan mendapatkan maknanya. Analisis dilakukan sejak

diperolehnya data pada awal penelitian dan berlanjut terus menerus sepanjang

penelitian.

Naskah drama Ha<ru<t wa Ma<ru<t karya Ali> Achmad Ba>katsi>r ini peneliti

menggunakan pengolahan data sebagai berikut:

Page 22: PANDANGAN DUNIA DALAM NASKAH DRAMA DUNIA DALAM NASKAH DRAMA HA

21

1. Teknik deskripsi, seluruh data yang diperoleh dari naskah drama

Ha<ru<t wa Ma<ru<t (1962) karya Ali> Achmad Ba>katsi>r dihubungkan

dengan persoalan kemudian dilakukan tahap pendeskripsian.

2. Teknik klasifikasi, setelah data di deskripsikan kemudian data

dikelompokan sesuai dengan masalah-masalah yang ada.

3. Teknik analisis, semua data yang telah diklasifikasikan maka data

akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan struktural

kemudian menggunakan pendekatan sosiologi sastra yang

menjelaskan pandangan dunia pengarang.

4. Teknik interpretasi data, upaya penafsiran dan pemahaman

terhadap hasil analisis data sehingga didapat pemecahan secara

menyeluruh dan utuh.

5. Teknik evaluasi, seluruh data yang sudah dianalisis dan

diinterpretasikan tidak langsung ditarik kesimpulan, tetapi data-

data akan diteliti kembali agar memperoleh penilaian yang dapat

dipertanggungjawabkan.

L. Metode Penelitian

Metode dalam sebuah penelitian merupakan cara yang sistematis untuk

memecahkan suatu masalah, melalui metode penelitian diharapkan masalah-

masalah yang dirumuskan dapat dipecahkan. Metode adalah betul-betul langkah-

langkah yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian (Udasmoro,

2012:35).

Page 23: PANDANGAN DUNIA DALAM NASKAH DRAMA DUNIA DALAM NASKAH DRAMA HA

22

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang

bersifat deskriptif. Menurut Miles dan Huberman (1992:16-20) ada empat tahapan

dalam metode analisis kualitatif, yaitu:

1. Pengumpulan Data

Data yang digunakan merupakan yang berwujud kata-kata

dan bukan rangkaian angka. Data ini dikumpulkan dengan cara

membaca serta mengamati naskah drama Ha<ru<t wa Ma<ru<t karya

Ali> Achmad Ba>katsi>r.

2. Reduksi Data

Reduksi data sebagai proses pemiihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transsformasi data kasar

yang muncul dari catatan-catatan yang terkumpul. Reduksi data

berlangsung secara terus menerus selama penelitian yang

beroriantasi kualitatif berlangsung, bahkan sebelum data benar-

benar terkumpul. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis

yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang

yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian

rupa hingga kesimpulan.

3. Penyajian Data

Penyajian data dapat memahami apa yang sedang terjadi

dan apa yang harus dilakukan, lebih jauh menganalisis ataukah

mengambil tindakaan yang berdasarkan atas pemahaman yang

Page 24: PANDANGAN DUNIA DALAM NASKAH DRAMA DUNIA DALAM NASKAH DRAMA HA

23

didapat. Jadi, fungsi dari penyajian data ini adalah penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan.

4. Menarik Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian merupakan kegiatan

menghimpun data-data dari tahapan yang sebelumnya.

M. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian dibagi menjadi tiga bab: Bab I

pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, tinjauan pustaka, pembatasan masalah, objek penelitian, teknik

pengumpulan data, teknik analisis data, metode penelitian, dan sistematika

penulisan. Bab II pembahasan, analisis struktur teks dari naskah drama Ha<ru<t wa

Ma<ru<t, berupa pemaparan visi Tuhan, visi dunia dan visi manusia. Kemudian

dilanjutkan dengan pemaparan tentang pandangan dunia pengarang drama Ha<ru<t

wa Ma<ru<t karya Ali> Achmad Ba>katsi>r. Bab III penutup berisi kesimpulan dan

saran. Selanjutnya dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

Page 25: PANDANGAN DUNIA DALAM NASKAH DRAMA DUNIA DALAM NASKAH DRAMA HA