narkotika adalah zat atau obat yg berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun...

18
 NARKOTIKA adalah zat atau obat yg berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yg dpt menyebabkan penurunan atau perubahan kesadar an, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan kete rgantungan. PSIKOTROPIKA adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan Narkotika, yg  berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yg meny ebabkan  perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Sedang kan ZAT ADIKTIF LAIN adalah  bahan/zat yg berpengaruh psikoaktif diluar y g disebut Narkotika dan Psikotropika. Golongan Narkotika natara lain :  Narkotika Golongan I : Narkotika y g hanya dpt digun akan untuk tujuan ilmu pengetahua n, dan tdk ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan ketergantungan, (Contoh : heroin/putauw, kokain, ganja).  Narkotika Golongan II : Narkotika yg berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dlm terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan (Contoh morfin, petidin).  Narkotika Golongan III : Narkotika yg berkhasiat pengobatan dan banyak dig unakan dlm terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan Contoh : kodein. Golongan Psikotripika antara lain : Psikotropika golongan I : Psikotropika yg hanya dpt digunakan untuk kepentingan ilmu  pengetahuan dan tidak digun akan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh: ekstasi, shabu, LSD). Psikotropika golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan da pat digunakan dalam terapi, dan/atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh: amfetamin, metilfenidat atau ritalin). Psikotropika golongan III : Psikotropika yg berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan (Contoh: pentobarbital, Flunitrazepam). Psikotropika golongan IV : Psikotropika yg berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dlm terapi dan/atau utk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan (Contoh : diazepam, bromazepam, Fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam, seperti pil BK, pil Koplo, Rohip, Dum, MG). Sedangkan Zat adiktif lainnya antara lain : Minuman beralkohol, yaitu : Golongan A : kadar etanol 1-5%, (Bir) Golongan B :kadar etanol 5-20%, (Berbagai jenis minuman anggur) Golongan C:kadar etanol 20-45 %, (Whiskey, Vodca, TKW, Manson House, Johny Walker, Kamput.) Inhalansia (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa senyawa organik, yg sering disalah gunakan: Lem, t hinner, penghapus cat kuku, bensin. Tembakau : Pemakaian tembakau yg mengandung nikotin sangat luas di msy. Pd upa ya  penanggulangan NAPZ A di msy, pemakaian rokok dan alkohol terutama pd remaja, hrs menjadi bagian dari upaya pencegahan, krn rokok dan alkohol sering menjadi pintu msk  penyalahgunaan NAPZA lain y g lebih berbahaya. Golongan Narkoba Berdasarkan Efek terhadap Tubuh Manusia : Depresan (Downer): yaitu jenis NARKOBA yg berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini membuat pemakaiannya merasa tenang, pendiam dan bahkan membuatnya tertidur dan tdk sadarkan diri. Gol ini termasuk Opioida (morfin, heroin/putauw, kodein), Sedatif (penenang), hipnotik (otot tidur), dan tranquilizer (anti cemas).

Upload: riko-jumattullah

Post on 14-Oct-2015

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

NARKOTIKA adalah zat atau obat yg berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yg dpt menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. PSIKOTROPIKA adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan Narkotika, yg berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yg menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Sedangkan ZAT ADIKTIF LAIN adalah bahan/zat yg berpengaruh psikoaktif diluar yg disebut Narkotika dan Psikotropika.Golongan Narkotika natara lain :Narkotika Golongan I : Narkotika yg hanya dpt digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, dan tdk ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan ketergantungan, (Contoh : heroin/putauw, kokain, ganja).Narkotika Golongan II : Narkotika yg berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dlm terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan (Contoh morfin, petidin).Narkotika Golongan III : Narkotika yg berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dlm terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan Contoh : kodein.Golongan Psikotripika antara lain :Psikotropika golongan I : Psikotropika yg hanya dpt digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh: ekstasi, shabu, LSD).Psikotropika golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi, dan/atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh: amfetamin, metilfenidat atau ritalin).Psikotropika golongan III : Psikotropika yg berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan (Contoh: pentobarbital, Flunitrazepam).Psikotropika golongan IV : Psikotropika yg berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dlm terapi dan/atau utk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan (Contoh : diazepam, bromazepam, Fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam, seperti pil BK, pil Koplo, Rohip, Dum, MG).Sedangkan Zat adiktif lainnya antara lain :Minuman beralkohol, yaitu :Golongan A : kadar etanol 1-5%, (Bir)Golongan B :kadar etanol 5-20%, (Berbagai jenis minuman anggur)Golongan C:kadar etanol 20-45 %, (Whiskey, Vodca, TKW, Manson House, Johny Walker, Kamput.)Inhalansia (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa senyawa organik, yg sering disalah gunakan: Lem, thinner, penghapus cat kuku, bensin.Tembakau : Pemakaian tembakau yg mengandung nikotin sangat luas di msy. Pd upaya penanggulangan NAPZA di msy, pemakaian rokok dan alkohol terutama pd remaja, hrs menjadi bagian dari upaya pencegahan, krn rokok dan alkohol sering menjadi pintu msk penyalahgunaan NAPZA lain yg lebih berbahaya.Golongan Narkoba Berdasarkan Efek terhadap Tubuh Manusia :Depresan (Downer): yaitu jenis NARKOBA yg berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini membuat pemakaiannya merasa tenang, pendiam dan bahkan membuatnya tertidur dan tdk sadarkan diri. Gol ini termasuk Opioida (morfin, heroin/putauw, kodein), Sedatif (penenang), hipnotik (otot tidur), dan tranquilizer (anti cemas).Stimulan(Upper) : yaitu jenis NARKOBA yg dpt merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini membuat pemakainya menjadi aktif, segar dan bersemangat. Zat yg termasuk gol ini ad : Amfetamin (shabu, esktasi), Kafein, Kokain.Halusinogen: yaitu jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan dan pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu. Golongan ini tidak digunakan dalam terapi medis. Golongan ini termasuk : Kanabis (ganja), LSD (Lysergyc Acid Diethylamide), Mescalin.Dampak bahaya Penyalahgunaan Narkoba :Dampak Fisik :1.Gangguan pada sistem saraf (neorologis) : kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan saraf tepi.2.Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) : infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah.3.Gangguan pada kulit (dermatologis) : penanahan, bekas suntikan dan alergi.4.Gangguan pada paru-paru (pulmoner) : penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, penggesaran jaringan paru-paru, pengumpulan benda asing yang terhirup.5.Dapat terinfeksi virus HIV dan AIDS, akibat pemakain jarum suntik secara bersama-sama.Dampak psikologis :Berfikir tidak normal, berperasaan cemas, tubuh membutuhkan jumlah tertentu untuk menimbulkan efek yang di inginkan, ketergantungan / selalu membutuhkan obat.Dampak sosial dan ekonomi: Selalu merugikan masyarakat baik ekonomi, sosial, kesehatan & hukum.Ciri-ciri penyalahguna Narkoba :1. Perubahan fisik dan lingkungan sehar-hari : jalan sempoyongan; penampilan dunguk; bicara tidak jelas; mata merah; kurus dan nyeri tulang.2. Perubahan psikologis :gelisah, bingung, apatis, suka menghayal, dan linglung.3. Perubahan prilaku sosial :menghindari kontak mata langsung; suka melawan; mudah tersinggung; ditemukan obat2an, jarum suntik dalam kamar/ tas; suka berbohong; suka bolos sekolah; malas belajar, suka mengurung diri di kamar.Usulan untuk sekolah :1.Mendirikan organisasi anti narkoba di sekolah dgn anggota 10 siswa/i2.Melakukan pengontrolan terhadap rekan-rekan sekolah dilaksanakan seminggu 1 atau 2 kali3.Setiap siswa/i yang baru, ada pernyataan dari siswa/i dan orang tua sanggup menerima hukuman dikeluarkan dari sekolah bila kedapatan terlibat narkoba.4. Laporkan ke BNNP jika ada hal-hal yang masuk pada kriteria tersebut di atas.Kegiatan ini ditutup oleh Kepala SMA Neg I Makassar (Dr. Drs. H. Sakaruddin, M.Pd). Beliau menyampaikan terima kasih kepada tim BNNP Sulsel serta kepada siswanya. Harapannya semoga siswanya tidak ada yang terlibat penyalahgunaan narkoba serta apa yang disampaikan oleh tim BNNP dapat dipahami selanjutnya diamalkan dimanapun nantinya berada.

A. Definisi Narkoba dan Golongan/ Jenis Narkoba Sebagai Zat terlarang.Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati, serta perilaku jika masuk kedalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntikan, intravena, dll.Narkoba dapat digolongkan menjadi 3 golongan yaitu :1. Narkotika, untuk menurunkan kesadaran atau rasa.2. Psikotropika, mempengaruhi psikis dari pengaruh selektif sususnan saraf pusat otak.3. Obat atau zat berbahaya.

B. Tanda-tanda sederhana yang dapat dikenali jika kecanduan narkoba.1. Perubahan perangai atau perilaku seperti : yang biasanya periang tiba-tiba menjadi pemurung, mudah tersinggung dan cepat marah tanpa alasan yang jelas.2. Sering menguap dan mengantuk, malas, melamun, dan tidak memperdulikan kebersihan atau penampilan diri.3. Menjadi tidak disiplin, atau sering kabur, baik dirumah maupun disekolah.4. Nilai rapor atau prestasi lainnya turun.5. bersembunyi di tempat gelap atau sepi agar tidak terlihat orang.6. Lebih memilih bergaul dengan orang-orang tertentu saja yang mempunyai ciri-ciri seperti tanda-tanda diatas.7. Mencuri apa saja milik orang tua atau saudara untuk membeli minuman atau obat-obatan terlarang.8. Sering cemas, mudah stress atau gelisah, sukar tidur.9. Pelupa, seperti orang bego atau pikun.10. Mata merah seperti mengantuk terus atau memakai kecamata hitam.

Apabila kita atau teman kita menggunakan secara terus menerus selama satu bulan atau lebih maka akan menjurus pada gejala :1. Malas makan, sehingga fisik lemah dan kekurangan gizi.2. Hidup jorok, sehingga terkena ekzim, penyakit kelamin, lebih lanjut paru-paru, hepatitis.3. Sering sakit kepala mual-mual, muntah, murus-murus dan sulit tidur.4. Gangguan otot jantung dan TD tinggi.5. G3 gerak dan keseimbangan tubuh.6. Lambat kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah.7. Hilang kepercayaan diri, apatis, penghayal, penuh curiga.8. Cenderung menyakiti diri bahkan bunuh diri.

Menggunakan narkoba dapat berakibat buruk bagi kelangsungan hidup kita dan keturunan kita, diantaranya:1. Pola hidup yang jorok dan merupakan norma susila, sering mengakibatkan tertular penyakit kelamin (PMS, HIV/AIDS) yang menularkan kepada pasangan dan dapat pula secara langsung menular pada bayi yang dikandung atau bayi lahir cacat.2. Wanita-wanita pemakai mempunyai sikap hidup yang malas dan kekurangan gizi sehingga mengakibatkan bayi dalam kandungan gugur, berat rendah atau cacat.

C. Pencegahan.Pencegahan adalah suatu bagian dari proses menyeluruh dengan target masyarakat secara meluas agar mampu mengurangi berbagai peristiwa yang diakibatkan oleh penyalah gunaan narkotika dan zat adektif. Menawarkan kepada masyarakat untuk menghindari masalah narkotika dan zat adiktif sebelum mereka menggunakan, memberikan harapan kepada kelompok masyarakat tertentu melalui kegiatan/ latihan untuk mengarahkan kepembiasaan tingkah laku yang sehat.

Cara pencegahannya yaitu :1. Beri anak tanggung jawab, anak-anak akan merasa berarti dan bernilai untuk keluarga dan masyarakat.2. Support, berikan support ketika membutuhkan.3. Peduli, tunjukkan bahwa anak anda begitu berarti buat anda.4. Paparkan bukan perintahkan, paparkan perasaan anda tentang nilai-nilai dan latar belakang yang berhubungan dengan nilai-nilai dan alasan-alasan sehingga anda memutuskan dan menerima nilai-nilai tersebut.5. Sediakan waktu, lakukan kegiatan yang menyenangkan perasaan anak.6. Jangan memojokkan, Diskusikan atau komentari suatu persoalan tanpa memojokkan atau menghubungkan dengan karakter anak.7. Pujian meningkatkan harga diri, jangan pelit untuk memuji atau mengungkapkan terima kasih.

PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNGDINAS KESEHATANPUSKESMAS KOTO ALAM

I. ANAMNESANAMALAMA DIAREUMURADA DARAHALAMATPENYAKIT PENYERTAKONSISTENSI TINJA

II. PEMERIKSAANKEADAAN UMUMCUBITAN KULITMATA CEKUNGSUHUADA AIR MATABBMUKOSASTATUS GIZIHAUS

III. KLASIFIKASI DIAGNOSADIARE TANPA DEHIDRASIDIARE DENGAN DEHIDRASI RINGAN/SEDANGDIARE DENGAN DEHIDRASI BERATDIARE PERSISTEN BERATDISENTRI

IV. PENATALAKSANAANORALIT / CAIRAN RUMAH TANGGARENCANA A DIARE TANPA DEHIDRASIRENCANA B DIARE DENGAN DEHIDRASI RINGAN/SEDANGRENCANA C DIARE DENGAN DEHIDRASI BERATTANPA ANTIBIOTIKA KECUALI TINJA BERDARAH @ TERSANGKA KOLERATANPA ANTI DIARE

V. KONSELINGCAIRAN LEBIH BANYAK ( TERMASUK ASI ) PEMBERIAN MAKANANTANDA BAHAYACARA MENCAMPUR, JUMLAH & MINUM ORALITCARA PENCEGAHAN DIARE

Koto Alam, Februari 2012 Dokter Puskesmas Koto Alam

dr. Riko JumattullahNIP.198204162010011013

PUSKESMAS KOTO ALAM

PROSUDUR TETAP PEMERIKSAAN LUKA JALAN LAHIRDAN ROBEKAN PORSIO

PENGERTIAN : Pemeriksaan yang dilakukan pada jalan lahir setelah plasenta lahir.

TUJUAN : -Untuk menemukan lokasi dan tingkat robekan pada jalan lahir -Mengurangi perdarahan pada robekan.

KEBIJAKAN : Robekan jalan lahir terpantau dengan tepat dan benar

PERSIAPAN : 1.Handscoen 2.Gaas steril 3.Lampu sorot 4.Tang ovum 5.Spekulum sun 6.kapas DTT 7.Larutan klorin 0,5% 8.APD

PROSEDUR : 1.Jelaskan pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan 2.Penolong memakai APD 3.Pastikan kontraksi uterus baik 4.Bersihkan vulva dengan gaas untuk memudahkan melihat jalan lahir 5.Membuka labia dan asisten disuruh untuk memfokuskan lampu sorot 6.Melihat perlukaan dari perinium, sepanjang labia dan dinding dengan melakukan penekanan menggunakan tangan7.Jika tidak ada perlukaan tetapi perdarahan masih aktif dan kontraksi uterus baik,waspada adanya robekan porsio

8.Pasang spekulum sims/L pada sisi atas dan bawah 9.Jepit bibir atas dan bawah porsio dengan tang ovom.Gerakkan ke kanan untuk melihat robekan pada sisi kiri dan gerakkan ke kiri untuk melihat robekan pada sisi kanan. 10.Jika tidak ada perlukaan jalan lahir,bersihkan tubuh ibu.jika ada perlukaan,lanjutkan ke teknik penjahitan

PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNGDINAS KESEHATANPUSKESMAS BANJARANGKAN II

I. ANAMNESANAMAG/ SULIT BERNAFASUMURG/ KEJANGG/ BATUKBISA MINUMLAMA BATUKDEMAM

II. PEMERIKSAANFREKWENSISTRIDORTARIKAN DINDING DADAWHEEZINGSUHUSTATUS GIZI

III. KLASIFIKASI DIAGNOSAPNEUMONIA BERATPNEUMONIABUKAN PNEUMONIA

IV. PENATALAKSANAANRUJUK DENGAN TANDA BAHAYA1 DOSIS ANTIBIOTIKA DENGAN PNEUMONIA BERATRUJUK SEGERA PNEUMONIA BERATANTIBIOTIKA TEPATDOSIS TEPATPARACETAMOL BILA DEMAMBATUK, PILEK TANPA ANTIBIOTIKABILA WHEEZING BERI BRONKODILATOR

V. KONSELINGTANDA BAHAYAKONTROL 2 HARIMEMBURUK SEGERA KEMBALICARA PEMBERIAN OBATCARA PERAWATAN DI RUMAH

Mengetahui Takmung, 29 Desember 2007Kepala Puskesmas Banjarangkan II Dokter Puskesmas Banjarangkan II

Dr. I Nyoman Adiputra dr. I. Dw. Gd. Wangsa P. NIP. 140216569 NIP. 600015903

PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNGDINAS KESEHATANPUSKESMAS BANJARANGKAN II

PROTAP PENANGANAN LUKA KULIT KEPALA

PENGERTIAN: Penanganan yang dilakukan pada daerah kulit kepalaTUJUAN: Sebagai pedoman kerja bagi petugas medis/paramedis dalam menangani kasus luka pada kulit kepalaPERSIAPAN: 1. Pisau cukur2. Gaas steril3. Lidokain 2 %4. Adrenalin5. Aquabidest6. Spuit7. NaCl 0,9%8. Chromic/vicril/dexon9. Silk/nylonPROSEDUR:1. Cukur rambut 3 cm di sekitarnya.2. Desinfeksi kulit di sekitarnya.3. Lokal anestesi (dewasa : lidokain 1 %, adrenalin 1 : 100.000). Cara membuatnya yaitu 1 ml adrenalin (1/1000) ditambahkan 9 ml aqua kemudian buang 9 ml, sisanya 1 ml ditambahkan 5 ml lidokain 2 % dan 4 ml aquabidest.4. Eksplorasi cari adanya likuor, jaringan otak, deformitas tulang (bila ada maka dicuci dengan NaCl 0,9 % steril secukupnya tanpa merangsang perdarahan baru, tutup kasa steril, bebat lalu rujuk).5. Cuci dengan larutan NaCl 0,9 % steril sebersih-bersihnya.6. Rawat perdarahan7. Jahit luka 2 lapis : Galea dijahit dengan chromic/vicril/dexon Kutis dan subkutis dengan silk/nylon8. Jahitan diangkat hari ke-5

Mengetahui Takmung,4 Februari 2008Kepala Puskesmas Banjarangkan II Ketua Pelaksana Rawat Inap Puskesmas Banjarangkan II

Dr. I Nyoman Adiputra Dr. I.D.G. Wangsa P. NIP. 140216569 NIP. 600015903

PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNGDINAS KESEHATANPUSKESMAS BANJARANGKAN II

PROTAP PELAYANAN TINDAKAN HECTING ( JAHIT LUKA ) DI RUANG PENGOBATAN PUSKESMAS BANJARANGKAN II

Pelayanan: Pengobatan.Prosedur: Tindakan Hecting ( Jahit Luka )

1. TUJUAN:Sebagai Pedoman kerja bagi petugas medis / paramedis dalam melakukan pelayanan tindakan Hecting ( Jahit luka ) di ruang Pengobatan.

2. SASARAN:Tenaga Medis / Paramedis dalam melakukan pelayanan tindakan Hecting ( Jahit luka ) di ruang Pengobatan.. 3. URAIAN UMUM: Sterilisasi alat: Tindakan mensterilisasi alat-alat hecting dengan alat sterilisator.

Penjahitan luka ( hecting ): Tindakan menjahit luka ( hecting ) dengan alat yang telah disterilkan dan membersihkan luka sesuai dengan keadaan luka ( luka bersih dengan Betadin dan luka kotor dengan H2O2, cairan steril serta Betadin ).

Perawatan Luka: Menutup luka dengan kasa steril dan menganjurkan untuk kontrol kembali 2 hari lagi. Pemberian Antibiotika dan Analgetik.

Pemberian ATS : Penyuntikan. ATS disesuaikan dengan: Sifat luka Kondisi luka Status Imunisasi.

4. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN:a. Pasien luka dibawa ke Ruang Tindakan ( R. Pengobatan ).b. Petugas menyiapkan anestesi lokal dan alat hecting steril.c. Petugas mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan steril.d. Petugas melakukan antiseptis pada daerah luka dan menutupnya dengan kain steril.f. Petugas melakukan anestesi dengan lidocain pada sekitar tepi luka.e. Petugas membersihkan luka dengan betadin pada luka yang bersih dan dengan H2O2, cairan steril serta betadin pada luka yang kotor..g. Petugas menjahit luka dengan alat hecting yang telah disterilkan.h. Petugas merapikan jahitan dengan pinset cirurgis.i. Petugas membersihkan jahitan dengan betatin.j. Petugas menutup luka dengan kasa steril dan drekatkan dengan plester.k. Petugas memberikan ATS bila diperlukan tergantung dari sifat luka, kondisi luka dan status imunisasi sebelumnya.l. Petugas menganjurkan kepada pasien agar kontrol kembali setelah 2 hari lagi.m. Petugas memberikan resep antibiotika dan analgetik untuk diambil di apotik Puskesmas.

Mengetahui Kepala Puskesmas Banjarangkan II

Dr.I Nyoman AdiputraNIP: 140216569

Takmung, 4 Februari 2008Ketua Pelaksana Rawat InapPuskesmas Banjarangkan II

Dr. I.D.G. Wangsa P.NIP: 600015903

PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNGDINAS KESEHATANPUSKESMAS BANJARANGKAN II

PROTAP PELAYANAN TINDAKAN INJEKSI ( PENYUNTIKAN ) DI RUANG PELAYANAN PUSKESMAS BANJARANGKAN II

Pelayanan: Pasien dengan indikasi injeksi di ruang pelayanan.Prosedur: Tindakan Injeksi ( Penyuntikan ).

5. TUJUAN:Sebagai Pedoman kerja bagi petugas medis / paramedis dalam melakukan pelayanan tindakan Injeksi di ruang Pelayanan.

6. SASARAN:Tenaga Medis / Paramedis dalam melakukan pelayanan / tindakan Injeksi ( SC, IM, IV. ) dan Penatalaksanaan Syok Anafilaktik di Ruang Pelayanan.. 7. URAIAN UMUM: Injeksi SC: Tindakan penyuntikan dimana ujung jarum suntik ditusukkan hanya sampai menembus di bawah kulit ( subcutan ) tanpa menembus jaringan otot di bawahnya..

Injeksi IM: Tindakan penyuntikan dimana ujung jarum suntik disuntikkan sampai menembus dalam jaringan otot ( intramuskuler ).

Injeksi IV: Tindakan penyuntikan dimana ujung jarum suntik ditusukkan ke dalam pembuluh darah vena ( intravena ).

Penatalaksanaan Syok Anafilaktik: Penyuntikan. Adrenalin 0,3 cc SC / IM bila pasien mengalami syok setelah penyuntikan ( dengan tanda-tanda : sesak, pingsan, kelainan kulit ).

8. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN:a. Petugas membaca resep obat suntik / injeksi yang dintruksikan dokter.b. Petugas menyiapkan alat dan obat suntik sesuai dengan resep.c. Petugas melakukan aspirasi obat suntik ke dalam spuit injeksi sesuai dosis dalam resep.

d. Sebelum penyuntikan obat petugas melakukan skin test untuk obat suntik tertentu untuk memastikan obat tersebut tdak akan menimbulkan reaksi alergi setelah obat disuntikkan.e. Petugas melakukan aseptik / antiseptik pada lokasi penyuntikan.f. Petugas menusukkan jarum suntik dari spuit yang telah diisi obat sebelumnya pada lokasi yang telah diaseptik ( SC / IM / IV sesuai petunjuk ).g. Petugas melakukan aspirasi dengan ketentuan:: Injeksi SC / IM tidak boleh ada darah masuk ke dalam spuit, bila ada darah maka suntikan agar diperdalam / dipindahkan sampai tidak ada darah masuk setelah diaspirasi kembali. Injeksi IV harus ada darah masuk ke dalam spuit untuk memastikan bahwa jarum suntik sudah masuk ke dalam pembuluh darah vena, bila tidak ada darah masuk ke dalam spuit maka ujung jarum diupaya agar menembus pembuluh darah vena atau lokasi penyuntikan dipindahkan sampai dapat menembus ke dalam pembuluh darah vena.

h. Petugas menyemprotkan obat suntik sesuai dosis yang ditentukan.i. Petugas mencabut jarum suntik dari lokasi suntikan dan melakukan aseptik pada luka bekas suntikan.j. Petugas mengatasi bila terjadi syok anafilaktik dengan adrenalin 0,3 cc SC / IM sam bil mengevaluasi vital sign ( Tensi, Nadi, Respirasi ) sampai syok teratasi.k. Petugas menyerahkan resep obat minum kepada pasien untuk diambil di apotik Puskesmas.l. Petugas membersihkan dan membuang alat suntik bekas tadi ke dalam tempat khusus sampah medis.