napza

25
SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : NARKOBA Sub Pokok Bahasan : Definisi NARKOBA Factor-faktor penyebab penyalahgunaan NARKOBA Penggolongan NARKOBA Cara kerja NARKOBA dan pengaruhnya pda otak Pengaruh berbagai jenis NARKOBA pada tubuh Akibat penyalahgunaan NARKOBA Peran orang tua dalam mencegah dan menanggulangi penyalahgunaan NARKOBA Tempat : Rumah Sakit Jiwa Islam Klender Sasaran : Semua pengunjung Rumah Sakit Jiwa Islam Klender A. Tujuan Tujuan umum Peserta penyuluhan diharapkan dapat mengetahui, memahami dan melaksanakan pencegahan dan penanggulangan bahaya NARKOBA Tujuan khusus Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit sasaran diharapkan mampu : 1. Pengunjung mengetahui beberapa pengertian NARKOBA 1

Upload: fahrurozizamzami

Post on 14-Nov-2015

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan

: NARKOBASub Pokok Bahasan

: Definisi NARKOBAFactor-faktor penyebab penyalahgunaan NARKOBA

Penggolongan NARKOBACara kerja NARKOBA dan pengaruhnya pda otakPengaruh berbagai jenis NARKOBA pada tubuhAkibat penyalahgunaan NARKOBAPeran orang tua dalam mencegah dan menanggulangi penyalahgunaan NARKOBATempat

: Rumah Sakit Jiwa Islam KlenderSasaran

: Semua pengunjung Rumah Sakit Jiwa Islam Klender

A. Tujuan

Tujuan umum

Peserta penyuluhan diharapkan dapat mengetahui, memahami dan melaksanakan pencegahan dan penanggulangan bahaya NARKOBATujuan khusus

Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit sasaran diharapkan mampu :

1. Pengunjung mengetahui beberapa pengertian NARKOBA2. Pengunjung mengetahui factor-faktor penyebab penyalahgunaan NARKOBA3. Pengunjung mengetahui penggolongan NARKOBA4. Pengunjung mengetahui cara kerja NARKOBA dan pengaruhnya pada otak

5. Pengunjung mengetahui pengaruh berbagai jenis NARKOBA pada tubuh

6. Pengunjung mengetahui akibat penyalahgunaan NARKOBA7. Pengunjung mengetahui peran orang tua dalam mencegah dan menanggulangi penyalahgunaan NARKOBAB. Media dan Alat

Leaflet dan Flipchart

C. Metode

Penyuluhan dan Tanya Jawab

Evaluasi

:Memberikan pertanyaan kepada seluruh audiens penyuluhan

Materi

: Terlampir

BAB IPENDAHULUANKetergantungan dan penyalahgunaan zat bukan merupakan masalah baru di Indonesia. Lebih tiga ratus tahun yang lalu, salah satu bahan mentah sejenis zat psikoatkif yang disebut opium (atau opioid) telah diperdagangkan dan disalahgunakan oleh sekelompok masyarakat di jawa dan sumatera. Kemudian pada awal tahun 1970an, peredaran morfin, juga sejenis golongan opioid, menyebar dibeberapa kota besar di Indonesia yang kemudian diikuti oleh penyalahgunaan turunan opioid lainnya seperti petidin. Pada tahun 1990an, peredaran zat psikoaktif golongan opioid mennajak tajam terutama dari heroin, diikuti golongan amphetamine type stimulans (amfetamin, ecstasy, shabu).

Dewasa ini, diperkirakan di Indonesia terdapat peningkatan jumlah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (Napza) dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 prevalensi penyalahgunaan napza sebesar 1,99% dari penduduk Indonesia pada kelompok berumur 10-59 tahun (sekitar 3,6 juta jiwa), sedangkan pada tahun 2010 prevalensi tersebut diproyeksikan naik menjadi 2,21% dan tahun 2015 naik menjadi 2,8% atau setara dengan 5,1-5,6 juta orang (Badan Narkotika Nasional, 2008). Jumlah penyalahguna Napza yang diperkirakan membutuhkan rehabilitasi berdasarkan estimasi jumlah pecandu teratur pakai adalah sebesar 700.000 (27%). Pemerintah memiliki fasilitas rehabilitasi dengan kapasitas 2134 orang sedangkan fasilitas swasta memiliki kapasitas 4046 orang. Dari seluruh penyalahgunaan Napza hanya kurang dari 10 ribu orang yang tersentuh layanan terapi : seribu orang dalam terapi substitusi metadon, 500 orang terapi substisusi buprenorfin, kurang dari 1000 orang dalam rehabilitasi , 2000 orang dalam layanan medis lain dan sekitar 4000 orang menjadi penghuni lembaga pemasyarakatan dan tahanan polisi.

Para penyalahguna Napza dengan cara suntik berisiko untuk mendapatkan infeksi HIV. Berdasarkan IBBS (2011) prevalensi HIV pada populasi sebagai berikut : 41% pada penyalahguna Napza dengan cara suntik, 36% pada kelompok heteroseksual, 8% pada kelompok laki-laki suka laki-laki dan 4,7% dari transmisi perinatal. Badan Narkotika Nasional memperkirakan terdapat 15% penyalahguna Napza dengan cara suntik.

NAPZA, yaitu singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan-bahan (atau obat-obatan, zat adiktif lain) berbahaya. NAPZA ada yang semata-mata berasal dari tumbuh-tumbuhan (natural,alami) seperti : ganja, ada yang sintesis (shabu) dan ada pula yang semi-sintesis (putauw). Napza didefinisikan sebagai setiap bahan kimia/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi fungsi tubuh secara fisik dan psikologi.

Dalam penulisan makalah ini membahas tentang berbagai macam NAPZA dan pengetahuan berbagai dampak negatif yang ditimbulkan, sehingga diharapkan dapat mengurangi penyalahgunaan NAPZA di kalangan masyarakat luas.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

NARKOBAA. Definisi

Narkoba adalah narkotik dan obat-obatan berbahaya yang disebut juga Napza (Narkotik, Alkohol dan Zat Aktif). Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan (Martono, 2000) Narkotika menurut UU No. 22 tahun 1997 adalah zat atau obat berbahaya yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan maupun perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Wresniwiro dkk. 1999). Menurut Kepmenkes RI No. 996/MENKES/SK/VIII/2002, psikotropika adalah zat atau obat, baik sintesis maupun semisintesis yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Zat adiktif lainnya adalah zat, bahan kimia, dan biologi dalam bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan lingkungan hidup secara langsung dan tidak langsung yang mempunyai sifat karsinogenik, teratogenik, mutagenik, korosif, dan iritasi. NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/ zat/ obat yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/ susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik,psikis, dan fungsi sosialnya krn trjd kebiasaan, ketagihan, dan ketergantungan. Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba yang dilakukan tidak untuk maksud pengobatan, tetapi ingin menikmati pengaruhnya, dalam jumlah berlebih yang secara kurang teratur dan berlangsung cukup lama, sehingga menyebabkan gangguan fisik, mental, dan kehidupan sosialnya (Joewono, 2004).B. Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan NARKOBATerdapat 3 faktor (alasan) yang dapat dikatakan sebagai pemicu seseorang dalam penyalahgunakan narkoba. Ketiga faktor tersebut adalah faktor diri, faktor lingkungan, dan faktor kesediaan narkoba itu sendiri.

1. Faktor Diri

a. Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau brfikir panjang tentang akibatnya di kemudian hari.b. Keinginan untuk mencoba-coba kerena penasaran.c. Keinginan untuk bersenang-senang.d. Keinginan untuk dapat diterima dalam satu kelompok (komunitas) atau lingkungan tertentu.e. Workaholic agar terus beraktivitas maka menggunakan stimulant (perangsang).f. Lari dari masalah, kebosanan, atau kegetiran hidup.g. Mengalami kelelahan dan menurunya semangat belajar.h. Menderita kecemasan dan kegetirani. Kecanduan merokok dan minuman keras. Dua hal ini merupakan gerbang ke arah penyalahgunaan narkoba.j. Karena ingin menghibur diri dan menikmati hidup sepuas-puasnya.k. Upaya untuk menurunkan berat badan atau kegemukan dengan menggunakan obat penghilang rasa lapar yang berlebihan.l. Merasa tidak dapat perhatian, tidak diterima atau tidak disayangi, dalam lingkungan keluarga atau lingkungan pergaulan.m. Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan.n. Ketidaktahuan tentang dampak dan bahaya penyalahgunaan narkoba.o. Pengertian yang salah bahwa mencoba narkoba sekali-kali tidak akan menimbulkan masalah.

p. Tidak mampu atau tidak berani menghadapi tekanan dari lingkungan atau kelompok pergaulan untuk menggunakan narkoba.q. Tidak dapat atau tidak mampu berkata TIDAK pada narkoba.2. Faktor Lingkungana. Keluarga bermasalah atau broken home.b. Ayah, ibu atau keduanya atau saudara menjadi pengguna atau penyalahguna atau bahkan pengedar gelap nrkoba.c. Lingkungan pergaulan atau komunitas yang salah satu atau beberapa atau bahkan semua anggotanya menjadi penyalahguna atau pengedar gelap narkobad. Sering berkunjung ke tempat hiburan (caf, diskotik, karoeke, dll.).e. Mempunyai banyak waktu luang, putus sekolah atau menganggur.f. Lingkungan keluarga yang kurang / tidak harmonis.g. Lingkungan keluarga di mana tidak ada kasih sayang, komunikasi, keterbukaan, perhatian, dan saling menghargai di antara anggotanya.h. Orang tua yang Otoriter,.i. Orang tua/keluarga yang permisif, tidak acuh, serba boleh, kurang/tanpa pengawasan.j. Orang tua/keluarga yang super sibuk mencari uang/di luar rumah.k. Lingkungan sosial yang penuh persaingan dan ketidakpastian.l. Kehidupan perkotaan yang hiruk pikuk, orang tidak dikenal secara pribadi, tidak ada hubungan primer, ketidakacuan, hilangnya pengawasan sosial dari masyarakat, kemacetan lalu lintas, kekumuhan, pelayanan public yang buruk, dan tingginya tingkat kriminalitas.m. Kemiskinan, pengangguran, putus sekolah, dan keterlantaran.3. Faktor Ketersediaan Narkoba. Narkoba itu sendiri menjadi faktor pendorong bagi seseorang untuk memakai narkoba karena :a. Narkoba semakin mudah didapat dan dibeli.b. Harga narkoba semakin murah dan dijangkau oleh daya beli masyarakat.c. Narkoba semakin beragam dalam jenis, cara pemakaian, dan bentuk kemasan.d. Modus Operandi Tindak pidana narkoba makin sulit diungkap aparat hukume. Masih banyak laboratorium gelap narkoba yang belum terungkap.f. Sulit terungkapnya kejahatan computer dan pencucian uang yang bisa membantug. Bisnis perdagangan gelap narkoba.h. Semakin mudahnya akses internet yang memberikan informasi pembuatan narkoba.i. Bisnis narkoba menjanjikan keuntugan yang besarj. Perdagangan narkoba dikendalikan oleh sindikat yagn kuat dan professional.C. Penggolongan NarkobaKarena bahaya ketergantungan, penggunaan, dan peredaran narkoba diatur dalam undang-undang, yaitu undang-undang Nomor 22 tahun 1997 tentang narkotika, undang-undang Nomor 5 tahun 1997 tentang psikotropika. Penggolongan jenis-jenis narkoba didasarkan pada peraturan perundang-undangan adalah sebagai berikut:

1. NarkotikaMenurut undang-undang Nomor 22 tahun 1997, narkotika dibagi menurut potensi yang menyebabkan ketergantungannya adalah sebagai berikut :

Narkotika Golongan I : berpotensi sangat tinggi menyebabkan ketergantungan, tidak digunakan untuk terapi (pengobatan). Contoh : heroin, kokain dan ganja. Putauw adalah heroin tidak murni berupa bubuk.

Narkotikan Golongan II : berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan, digunakan pada terapi sebagai pilihan terakhir. Contoh : morfin, petidin dan metadon.

Narkotika Golongan III : berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan dan banyak digunakan dalam terapi. Contoh : kodein.

2. PsikotropikaMenurut undang-undang Nomor 5 tahun 1997 psikotropika dibagi menurut potensi yang dapat menyebabkan ketergantungan antara lain :

Psikotropika Golongan I : amat kuat menyebabkan ketergantungan dan tidak digunakan dalam terapi. Contoh : MDMA (ekstasi)

Psikotropika Golongan II : kuat menyababkan ketergantungan, digunakan terbatas pada terapi. Contoh : amfetamin, metamfetamin (sabu), fensiklidin, dan ritalin.

Psikotropika Golongan III : potensi sedang menyebabkan ketergantungan, banyak digunakan dalam terapi. Contoh : pentobarbital dan flunitrazepam.

Psikotropika Golongan IV : potensi ringan menyebabkan ketergantungan dan sangat luas digunakan dalam terapi. Contoh : diazepam, klobazam, fenobarbital, barbital, klorazepam, klordiazepoxide, dan nitrazepam (nipam, pil KB/koplo)

3. Zat psiko-aktif lain

Tidak tercantum dalam peraturan perundang-undangan tentang narkotika dan psikotropika. Yang sering disalah gunakan adalah :

Alkohol, yang terdapat pada berbagai jenis minuman keras

Inhalasia/sovel, yaitu gas atau zat yang mudah menguap yang terdapat pada berbagai keperluan pabrik, kantor dan rumah tangga.

Nikotin yang terdapat pada tembakau

Kafein pada kopi, minuman penambah energi dan obat sakit kepala tertentu.

Penggolongan narkotiba, psikotropika, dan zat adiktik lainnya menurut WHO didasarkan atas pengaruhnya terhadap tubuh manusia antara lain :

Opioida : mengurangi rasa nyeri dan menyebabkan mengantuk atau turunnya kesadaran. Contoh : opium, morfin, heroin dan petidin.

Ganja : menyebabkan perasaan riang, meningkatkan daya khayal, dan perubahan perasaan waktu. Contoh : mariyuana, hasis.

kokain dan daun koka, tergolong stimulansia (meningkatkan aktivitas otak/fungsi organ tubuh lain).

Golongan amfetamin, tergolong stimulansia. Contoh : ekstasi, sabu.

Alkohol, yang terdapat pada minuman keras.

Halusinogen, memberikan halusinasi (khayal). Contoh : Lysergic Acid (LSD) sering disebut acid, red dragon, blue heaven, sugar cuber, trips dan tabs.

Sedativa dan Hipnotika (obat penenang/obat tidur, seperti pil BK, MG)

Solven dan inhalasi : gas atau uap yang dihirup. Contoh : tiner dan lem

Nikotin, terdapat pada tembakau (termasuk stimulansia).

Kafein, terdapat dalam kopi, berbagai jenis obat penghilang rasa sakit atau nyeri, dan minuman kola (termasuk stimulansia).D. Cara Kerja Narkoba Dan Pengaruhnya Pada Otak

Narkoba berpengaruh pada bagian otak yang bertanggung jawab atas kehidupan perasaan yang disebut sistem limbus. Hipotalamus merupakan pusat kenikmatan pada otak adalah bagian dari sistem limbus. Narkoba menghasilkan perasaan High dengan mengubah susunan biokimia molekul pada sel otak yang disebut neurotransmitter. Otak dilengkapi alat untuk menguatkan rasa nikmat dan menghindarkan rasa sakit atau tidak enak, guna membantu kita memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti rasa lapar, haus, rasa hangat dan tidur. Mekanisme ini merupakan mekanisme pertahanan diri. Jika kita lapar, otak menyampaikan pesan agar mencari makanan yang kita butuhkan, kita berupaya mencari makanan itu dan menempatkat diatas segala-galanya, kita rela meninggalkan pekerjaan dan kegiatan lain demi memperoleh makanan itu. Yang terjadi pada adiksi adalah semacam pembelajaran sel-sel otak pada pusat kenikmatan (hipotalamus), jika mengonsumsi narkoba, otak akan membaca tanggapan kita jika nikmat otak akan menngeluarkan neurotransmitter yang menyampaikan pesan zat ini berguna bagi mekanisme pertahanan tubuh, jadi ulangi pemakaiannya jika memakai narkoba lagi, kita kembali merasa nikmat seolah-olah kebutuhan kita terpuaskan. Otak akan merekamnya sebagai suatu yang harus dicari sebagai prioritas akibatnya otak membuat program salah, seolah-olah kita memang memerlukanya sebagai mekanisme pertahanan diri maka terjadilah kecanduan.

E. Pengaruh Berbagai Jenis Narkoba Pada Tubuh1. Opioidaa. Pengaruh jangka pendek : hilangnya rasa nyeri, ketegangan berkurang, rasa nyaman (eforik) diikuti perasaan seperti mimpi dan rasa mengantuk.b. Pengaruh jangka panjang : ketergantungan (gejala putus zat, toleransi) dan meninggal dunia karena over dosis. Dapat menimbulkan komplikasi seperti sembelit, gangguan mentruasi dan impotensi. Karena pemakaian jarum suntik tidak steril timbul abses dan tertulas hepatitis B/C atau penyakit HIV/AIDS.2. Ganja (mariyuana, cimeng, gelek, dan hasis)a. Pengaruh jangka pendek : segera setelah pemakaian akan timbul rasa cemas, gembira, banyak bicara, tertawa cekikikan, halusinasi, dan berubahnya perasaan waktu (lama dikira sebentar) dan ruang (jauh dikira dekat), peningkatan denyut jantung, mata merah, mulut dan tenggorokan kering, selera makan meningkat.b. Pengaruh jangka panjang : daya pikir berkurang, motivasi belajar turun, perhatian ke sekitarnya berkurang, daya tahan terhadap infeksi menurun, aliran darah ke jantung berkurang dan perubahan pada sel-sel otak.3. Kokaina. Pengaruh jangka pendek : rasa percaya diri meningkat, banyak bicara, rasa lelah hilang, kebutuhan tidur berkurang, minat seksual meningkat, halusinasi visual dan taktil (seperti ada serangga merayap), waham curiga dan waham kebesaran.b. Pengaruh jangka panjang : kurang gizi, anemia, sekat hidung rusak/berlubang, dan gangguan jiwa psikotik.4. Alkohola. Pengaruh jangka pendek : alkohol dapat menyebabkan mabuk, jalan sempoyongan, bicara cadel, kekerasan atau perbuatan merusak, ketidakmampuan belajar dan mengingat dan menyababkan kecelakaan karena mengendarai dalam keadaan mabuk.b. Pengaruh jangka panjang : menyebabkan kerusakan pada hati, kelenjar getah lambung, saraf tepi, otak, gangguan jantung, meningkatkan risiko kanker, dan bayi lahir cacat dari ibu pecandu alkohol.5. Golongan amfetamina. Pengaruh jangka pendek : tidak tidur (terjaga), rasa riang, perasaan melambung (fly), rasa nyaman, meningkatkan keakraban. Namun setelah itu timbul rasa tidak enak, murung, nafsu makan hilang, berkeringat, rasa haus, rahang kaku dan bergerak-gerak, badan gemetar, jantung berdebar dan tekanan darah meningkat.b. Pengaruh jangka panjang : kurang gizi, anemia, penyakit jantung, dan gangguan jiwa. Pembuluh darah otak dapat pecah sehingga mengalami stroke atau gagal jantung yang dapat menyebabkan kematian.6. Halusinogen (lysergic acid)a. Pengaruh jangka pendek : pengaruh LSD tak dapat diduga dimana sensasi dan perasaan berubah secara dramatis, mengalami flasbacks dan bad trips (halusinasi) secara berulang tanpa peringatan sebelumnya, pupil melebar, tidak dapat tidur, selera makan hilang, suhu tubuh meningkat, berkeringat, denyut nadi dan tekanan darah meningkat.b. Pengaruh jangka panjang : merusak sel otak, gangguan daya ingat, dan pemusatan perhatian, meningkatnya resiko kejang, kegagalan pernafasan dan jantung.7. Sedativa dan hipnotika (obat penenang dan obat tidur)a. Pengaruh jangka pendek : perasaan tenang dan otot-otot mengendur. Pada dosis lebih besar dapat terjadi gangguan bicara (pelo), persepsi terganggu, dan jalan sempoyongan, untuk dosis lebih tinggi mengakibatkan tertekannya pernafasan, koma, dan kematian.b. Pengaruh jangka panjang : gejala ketergantungan.8. Solven dan inhalasia. Pengaruh jangka pendek : dapat mengakibatkan kematian mendadak karena otak kekurangan oksigen atau karena ilusi, halusinasi dan persepsi salah (merasa bisa terbang sehingga mati ketika terjun dari tempat tinggi).b. Pengaruh jangka panjang : kerusakan otak, paru-paru, ginjal, sumsum tulang dan jantung.9. Nikotina. Menyebabkan kanker paru, penyempitan pembuluh darah, penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.F. Akibat Penyalahgunaan Narkoba1. Bagi diri sendiria. Terganggunya fungsi otak dan perkembangan normal remaja seperti :

1) Daya ingat sehingga mudah lupa2) Perhatian sehingga sulit berkonsentrasi3) Perasaan sehingga tidak dapat bertindak rasional dan impulsive4) Persepsi sehingga memberi perasaan semu/khayal5) Motivasi sehingga keinginan dan kemampuan belajar merosot, persahabatan rusak, minat dan cita-cita semula padamb. Intoksikasi (keracunan)Yaitu gejala yang timbul akibat pemakaian narkoba dalam jumlah yang cukup berpengaruh pada tubuh dan perilakunya. Gejalanya tergantung jenis, jumlah dan cara penggunaannya.

c. Over dosisDapat menyebabkan kematian karena terhentinya pernafasan (heroin) atau perdarahan otak (amfetamin,sabu). Over dosis terjadi karena toleransi maka perlu dosis yang lebih besar, atau karena sudah lama berhenti pakai, lalu memakai lagi dengan dosis yang dahulu digunakan.

d. Gejala putus zatYaitu gejala ketika dosis yang dipakai berkurang atau dihentikan pemakiannya. Berat ringan gejala bergantung jenis zat, dosis dan lama pemakaian.

e. Berulang kali kambuhYaitu ketergantungan yang menyebabkan craving (rasa rindu pada narkoba), walau telah berhenti pakai. Narkoba dan perangkatnya seperti kawan-kawan sesama pemakai, suasana dan tempat-tempat penggunaannya dahulu mendorong untuk memakai narkoba kembali. Itu sebabnya pecandu akan berulang kali kambuh.

f. Gangguan perilaku/mental-sosialSikap acuh tak acuh, sulit mengendalikan diri, mudah tersinggung, menarik diri dari pergaulan, hubungan dengan keluarga dan teman terganggu, terjadi perubahan mental diantaranya gangguan pemusatan perhatian, motivasi belajar/bekerja lemah, ide paranoid, gejala parkinson.

g. Gangguan kesehatanYaitu kerusakan atau gangguan fungsi organ tubuh seperti hati, jantung, paru, ginjal, kelenjar endokrin, alat reproduksi, infeksi hepatitis B/C, HIV/AIDS, penyakit kulit dan kelamin, kurang gizi dan gigi berlubang.

h. Kendornya nilai-nilaiMengendornya nilai-nilai kehidupan agama, sosial, budaya seperti perilaku seks bebas dengan akibatnya (penyakit kelamin, kehamilan yang tidak diinginkan), sopan santun hilang, menjadi asosial, mementingkan diri sendiri dan tidak memperdulikan kepentingan orang lain.

i. Keuangan dan hukumYaitu keuangan menjadi kacau karena harus memenuhi kebutuhan akan narkoba. Itu sebabnya ia akan mencuri, menipu dan menjual barang-barang milik sendiri atau orang lain. Jika masih sekolah,uang sekolah digunakan untuk membeli narkoba sehingga akan terancam putus sekolah. Dapat juga malakukan tindakan kriminal sehingga bisa terkena sanksi hukum (ditahan, dipenjara atau didenda).

2. Bagi keluarga

Suasana hidup nyaman dan tentram menjadi terganggu, membuat keluarga resah karena barang-barang berharga di rumah hilang. Anak berbohong, mencuri, menipu, bersikap kasar, acuh tak acuh dengan urusan keluarga, tidak bertanggung jawab, hidup semaunya dan asosial. Orang tua menjadi malu karena memiliki anak pecandu, merasa bersalah, tetapi juga sedih dan marah. Perilakunya ikut berubah sehingga fungsi keluarga terganggu. Orang tua menjadi putus asa karena masa depan anak tidak jelas, stres meningkat dan membuat kehidupan ekonomi morat-marit, pengeluaran uang meningkat karena pemakaian narkoba atau karena harus berulang kali dirawat dan bahkan mungkin mendekam di penjara.

3. Bagi sekolah

Narkoba merusak disiplin dan motivasi yang sangat penting bagi proses belajar. Siswa penyalahguna narkoba mengganggu suasana belajar-mengajar di kelas dan prestasi belajar turun drastis. Penyalahgunaan narkoba juga berkaitan dengan kenakalan dan putus sekolah, kemungkinan siswa penyalahguna narkoba membolos lebih besar dari siswa lain.Penyalahgunaan narkoba juga berhubungan dengan kejahatan dan perilaku asosial lain yang mengganggu suasana tertib dan aman, perusakan barang-barang milik sekolah, meningkatnya perkelahian. Mereka juga menciptakan iklim acuh tak acuh dan tidak menghormati pihak lain. Banyak diantara mereka menjadi pengedar atau pencuri barang milik teman atau karyawan sekolah.

4. Bagi masyarakat, bangsa dan Negara

Mafia perdagangan gelap selalu berusaha memasok narkoba. Terjalin hubungan antara pengedar/bandar dan korban sehingga tercipta pasar gelap. Oleh karena itu, sekali pasar terbentuk akan sulit memutus mata rantai peredarannya. Masyarakat yang rawan narkoba tidak memiliki daya tahan, sehingga kesinambungan pembangunan terancam. Negara menderita kerugian karena masyarakatnya tidak produktif dan tingkat kejahatan meningkat, belum lagi sarana dan prasarana yang harus disediakan.

G. Peran Orang Tua Dalam Mencegah Dan Menanggulangi Penyalahgunaan Narkoba.

Orang tua dapat berperan dalam mencegah dan menanggulangi penyalahgunaan narkoba dengan jalan melaksanakan tugas sebagai berikut:

1. Mengajarkan standar perilaku benar/salah dan baik/buruk serta menunjukkan keteladanan dalam standar perilaku tersebut dengan cara :

a. Menjadi contoh yang baik bagi anak dan tidak memakai narkoba

b. Menjelaskan sedini mungkin kepada anak sampai remaja bahwa penyalahgunaan narkoba tidak dapat dibenarkan dan berbahaya

c. Mendisiplinkan anak dengan memberi tugas harian untuk melatih tanggung jawab atas kegiatan dan perilakunya sehari-hari.

d. Mendorong anak agar berdiri teguh jika menghadapi tekanan kelompok sebaya untuk memakai narkoba.

2. Membantu anak menolak tekanan kelompok sebaya untuk memakai narkoba, mengawasi kegiatan, mengetahui teman-teman anak dan berbicara dengan mereka mengenai minat dan permasalahannya dengan cara :

a. Mengetahui kegiatan anak sehari-hari dan teman-temannya

b. Meningkatkan komunikasi keluarga dan mendengarkan anak secara aktif

c. Membahas hal-hal yang berhubungan dengan penyalahgunaan narkoba

d. Bersikap selektif terhadap acara televisi dan film yang ditonton annak.

3. Memiliki pengetahuan tentang narkoba dan tanda-tanda penyalahgunaannya, jika menemukan gejala segera mengambil langkah yang diperlukan, dengan cara :

a. Mempelajari luasnya permasalahan penyalahgunaan narkoba di lingkungannya dan di sekolah anaknya.

b. Terampil mengenal tanda-tanda penyalahgunaan narkoba

c. Jika anak diduga menyalahgunakan narkoba membahas hal itu dengan tenang bersama anak, tidak pada saat anak memakai narkoba, membuat peraturan yang dapat menjauhkan anak dari lingkungan yang memungkinkan terjadinya penyalahgunaan narkoba.

d. Bersama para orang tua membahas masalah penyalahgunaan narkoba di sekolah, menciptakan mekanisme informasi mengenai penyalahgunaan narkoba.

4. Mendukung kebijakan sekolah bebas narkoba dengan :

a. Mendukung mereka yang giat dibidang penanggulangan penyalahgunaan narkoba.

b. Membantu sekolah memonitor kehadiran siswa, merencanakan dan mendukung kegiatan-kegiatan yang disponsori sekolah.

c. Berkomunikasi teratur dengan sekolah perihal perilaku anaknya.DAFTAR PUSTAKA1. BNN-RI. 2009. Advokasi pencegahan penyalahgunaan narkoba. Jakarta : Departemen Sosial RI2. Badan Narkotika Nasional (2010). Terapi Komunitas Dalam Rehabilitasi Sosial Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta : Departemen Sosial RI3. http:// www.Kompas.co.id/ Merokok dan Narkoba Sama Bahayanya.4. http:// www.infonarkoba.com/ Gerbang Informasi Dan Solusi Masalah Narkoba.5. Joewana, Satya (2005) Pencegahan Dan Penanggulanagan Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah. Jakarta : PT Balai Pustaka6. Martono, L. Harlina (2007) Pendidikan Sebagai Sarana Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta : Badan Pembina Kesehatan Jiwa Masyarakat (BPKJM)

15