nanin dwi rinawati 1506 100 042 dosen pembimbing: n.d...
TRANSCRIPT
Nanin Dwi Rinawati
1506 100 042
DOSEN PEMBIMBING:
N.D. Kuswytasari,S.Si.,M.Si
Awik Puji Dyah Nurhayati, S.Si., M.Si
Latar Belakang
Kendala budidaya
ikan
Penyakit Bakteri Vibrio alginolyticus
Vibriosis pada udang dan ikan terutama ikan
kerapu
Pencegahan
Kandungan senyawa kimia pada Tumbuhan
Majapahit
Bahan alami
Kelemahan:
-Organisme patogen menjadi resisten
- residu dapat mencemari lingkungan
perairan
Antibiotik
RUMUSAN
PERMASALAHAN Pengaruh ekstrak daun, buah, kulit batang Majapahit (C. cujete L.) terhadap pertumbuhan bakteri V. alginolyticus???
BATASAN PERMASALAHAN • Daun, kulit batang dan buah
dalam bentuk ekstrak kering dan basah
• Maserasi dengan pelarut etanol 96%
• Nilai zona hambat, MIC (Minimum Inhibitory Concentration), dan MBC (Minimum bactericidal Concentration) pada V. alginolyticus
TUJUAN Mengetahui daya antibakteri ekstrak daun, kulit batang dan buah Majapahit(C. cujete L.) terhadap bakteri V. alginolyticus
MANFAAT memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat tumbuhan Majapahit (C.cujete L.) sebagai bahan alternatif pengganti antibiotik untuk pencegahan penyakit ikan air payau dan air laut
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu • Maret – Juli 2010
Tempat
• Lab. Botani jurusan Biologi FMIPA ITS Surabaya
• Tropical Disease Center (TDC)
• Lab. Mikrobiologi jurusan Biologi FMIPA ITS Surabaya.
Cara
Kerja
Ekstraksi Daun, Buah dan Kulit Batang Majapahit
(Crescentia cujete L.)
Kultur Bakteri
Vibrio alginolyticus
Pembuatan Larutan 0,5 Mc Farland & Suspensi Bakteri
Vibrio alginolyticus
Pengamatan Zona bening
Metode Penentuan MIC (Minimum Inhibitory
Concentration)
Metode Penentuan MBC (Minimum Bactericidal Concentration)
3 kali ulangan
12 perlakuan dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90% dan 100% serta kontrol positif (Eritromosin) dan kontrol negatif (Akuades)
Rancangan Penelitian Dan Analisis Data
Metode difusi (Zona bening)
• Diamati secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif
• Dianalisis dengan Analysis of Varian (ANOVA) one way
• Apabila berbeda nyata akan dilanjutkan dengan uji Tukey (Gasperz, 1991)
Metode dilusi (MIC & MBC)
• Dianalisis secara deskriptif kualitatif dan dibandingkan dengan kontrol
Tipe Ekstrak Diameter zona bening
(mm)
Respon hambat
Kontrol negatif (akuades) 0a -
Buah kering 0a -
Buah segar 8,8b -
Kulit batang kering 9b -
Kulit batang segar 9,4b -
Daun kering 11,1bc +
Daun segar 19,8 d ++
Kontrol positif (Eritromisin) 26,1e +++
Tabel 4.1 Diameter zona bening yang menentukan respon hambat ekstrak Crescentia cujete L. terhadap pertumbuhan bakteri V. alginolyticus pada inkubasi 24 jam
Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama yang didampingi oleh huruf kecil yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95%.
Tanda (-) : Tidak ada respon hambatan, (+) : respon hambatan lemah, (++) respon hambatan sedang, (+++) : respon hambatan kuat.
0
5
10
15
20
25
30
Eritromisin Akuades Daun segar Daun kering Kulit batang
segar
Kulit batang
kering
Buah segar Buah kering
Dia
mete
r Z
on
a B
en
ing
(m
m)
Tipe Ekstrak
18 jam
24 jam
48 jam
Gambar 4.1 Grafik hubungan antara diameter zona bening dengan tipe ekstrak pada konsentrasi 100% terhadap bakteri
V. alginolyticus
• Perbedaan ukuran zona bening dipengaruhi
oleh: Kadar senyawa metabolit sekunder Tingkat kehalusan bahan Proses pengeringan
• Terbentuknya zona bening adanya senyawa
metabolit sekunder saponin, alkaloid, polifenol, flavonoid, dan tanin (Hutapea, 1993;
Ogbuagu, 2008 ).
Uji antibakteri dengan metode difusi
Ekstrak daun segar diameter zona bening terbesar & respon hambat tergolong sedang
Metode dilusi konsentrasi minimum yang dapat menghambat dan membunuh bakteri
Konsentrasi Ekstrak Penentuan Nilai MIC ∑ Koloni Bakteri
0% Keruh *
10% Keruh *
20% Keruh *
30% Keruh *
40% Keruh *
50% Keruh *
60% Jernih 0,00107 x 105
70% Jernih 0,00067 x 105
80% Jernih 0,00033 x 105
90% Jernih 0
100% Jernih 0
Tabel 4.2 Nilai MIC dan MBC ekstrak daun segar tumbuhan Majapahit (C. cujete L.) terhadap pertumbuhan V. alginolyticus
Keterangan : : Menunjukkan nilai MIC (Minimum Inhibitory Concentration) : Menunjukkan nilai MBC (Minimum bactericidal Concentration) * : Tidak dihitung
Mekanisme penghambatan
Alkaloid Gugus basa bereaksi dengan senyawa asam amino perubahan struktur dan susunan susunan rantai DNA berubah perubahan keseimbangan genetik pada rantai DNA kerusakan sel lisis kematian sel pada bakteri (Gunawan, 2009)
Saponin Membentuk senyawa kompleks dengan membran sel melalui ikatan hidrogen (Cannell, 1998) menghancurkan sifat permeabilitas dinding sel kematian sel (Noer, dkk., 2006)
Tanin
Merusak membran sel bakteri permeabilitas sel terganggu sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup pertumbuhan terhambat kematian sel. (Ajizah, 2004).
Polifenol dan flavonoid
Fenol berikatan dengan protein struktur protein rusak Ketidakstabilan pada dinding sel dan membran sitoplasma fungsi metabolisme sel terganggu makromolekul dan ion lolos sel kehilangan bentuknya lisis (Susanti 2008).
• Ekstrak daun segar dan kering, kulit batang segar dan kering, serta buah segar majapahit (Crescentia cujete L.) daya antibakteri terhadap bakteri Vibrio alginolyticus, kecuali pada ekstrak buah kering.
• Zona bening terbesar adalah 19,8 mm, dihasilkan dari ekstrak daun segar majapahit (C. cujete L.), diikuti dengan daun kering sebesar 11,1 mm, kulit batang segar sebesar 9,4 mm, kulit batang kering sebesar 9 mm, dan buah segar sebesar 8,8 mm.
• Nilai MIC (Minimum Inhibitory Concentration) ekstrak daun segar majapahit terhadap pertumbuhan bakteri V. alginolyticus adalah 60% dan nilai MBC adalah 90%.
Kesimpulan
• Uji antibakteri ekstrak daun majapahit (C. cujete L.) terhadap ikan air payau atau laut yang terserang bakteri V. alginolyticus sehingga dapat diketahui efektifitas dari ekstrak tersebut.
• Pemisahan senyawa metabolit sekunder pada ekstrak daun majapahit (C. cujete L.), sehingga dapat diketahui senyawa yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri V. alginolyticus.
Saran