penerapan unsur warna pada interior museum dengan objek ......penerapan unsur warna pada interior...

16
Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek Sejarah Perkembangan Islam di Jawa Sheila Sjach Putri, Rinawati P. Handajani, Chairil B. Amiuza Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia E-mail: [email protected] ABSTRAK Kawasan religi Ampel merupakan pangkal dari kegiatan wisata religi Wali Songo membutuhkan sarana edukasi sebagai penengah dari aktivitas budaya, sejarah dan kepercayaan tersebut sesuai perkembangan jaman dan pola pikir masyarakat. Sarana Edukasi dapat berfungsi maksimal jika dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat. Komunikasi dan interaksi dalam sebuah ruang dapat dicapai maksimal jika mampu membangkitkan emosi pengunjung dengan melibatkan panca indra manusia dengan menciptakan susunan ruang yang mampu memberikan pengalaman tersendiri bagi manusia. Hal tersebut direlisasikan dengan memberikan penekanan pada variabel-variabel ruang tertentu yang dapat menciptakan berbagai pengalaman ruang sesuai objek yang diwadahi. Mendesain sebuah ruang pamer yang memberi pengalaman ruang pertama dapat dilakukan dengan mengkaji terlebih dahulu sejarah dan karakteristik tiap objek pamer kemudian disimpulkan menjadi kata kunci yang merupakan ciri khas kuat tiap wali yang dikembangkan menjadi tema dan karakter tiap ruang pamer. Tema dan karakter ruang kemudian dikaji dengan unsur desain interior yaitu garis, bentuk, tekstur, warna, bahan dan pencahayaan yang juga mengacu pada prinsip interior meliputi skala dan titik berat. Batasan kajian unsur dan prinsip interior tersebut didasarkan pada unsur dan prinsip pembentuk pengalaman ruang. Dari unsur dan prinsip desain interior pembentuk pengalaman ruang yang berbeda disesuaikan dengan tema ruang, didapatkan bahwa unsur yang paling utama membentuk karakteristik ruang adalah warna yang dihubungkan dengan pencahayaan. Warna merupakan unsur yang mudah ditangkap oleh indera visual manusia dan unsur yang paling berpengaruh dalam psikologi manusia. Sehingga pengunjung akan mudah menangkap makna ruang pertama melalui warna kemudian menuju ke bentuk dan elemen lainnya dalam ruang. Kata kunci : sarana edukasi, sejarah wali songo, interior, pengalaman ruang, warna

Upload: others

Post on 05-Feb-2020

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek ......Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek Sejarah Perkembangan Islam di Jawa Sheila Sjach Putri, Rinawati

Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum

dengan Objek Sejarah Perkembangan Islam di Jawa

Sheila Sjach Putri, Rinawati P. Handajani, Chairil B. Amiuza

Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kawasan religi Ampel merupakan pangkal dari kegiatan wisata religi Wali Songo membutuhkan sarana

edukasi sebagai penengah dari aktivitas budaya, sejarah dan kepercayaan tersebut sesuai perkembangan

jaman dan pola pikir masyarakat. Sarana Edukasi dapat berfungsi maksimal jika dapat berkomunikasi dan

berinteraksi dengan masyarakat. Komunikasi dan interaksi dalam sebuah ruang dapat dicapai maksimal

jika mampu membangkitkan emosi pengunjung dengan melibatkan panca indra manusia dengan

menciptakan susunan ruang yang mampu memberikan pengalaman tersendiri bagi manusia. Hal tersebut

direlisasikan dengan memberikan penekanan pada variabel-variabel ruang tertentu yang dapat

menciptakan berbagai pengalaman ruang sesuai objek yang diwadahi.

Mendesain sebuah ruang pamer yang memberi pengalaman ruang pertama dapat dilakukan dengan

mengkaji terlebih dahulu sejarah dan karakteristik tiap objek pamer kemudian disimpulkan menjadi kata

kunci yang merupakan ciri khas kuat tiap wali yang dikembangkan menjadi tema dan karakter tiap ruang

pamer. Tema dan karakter ruang kemudian dikaji dengan unsur desain interior yaitu garis, bentuk, tekstur,

warna, bahan dan pencahayaan yang juga mengacu pada prinsip interior meliputi skala dan titik berat.

Batasan kajian unsur dan prinsip interior tersebut didasarkan pada unsur dan prinsip pembentuk

pengalaman ruang.

Dari unsur dan prinsip desain interior pembentuk pengalaman ruang yang berbeda disesuaikan dengan

tema ruang, didapatkan bahwa unsur yang paling utama membentuk karakteristik ruang adalah warna

yang dihubungkan dengan pencahayaan. Warna merupakan unsur yang mudah ditangkap oleh indera

visual manusia dan unsur yang paling berpengaruh dalam psikologi manusia. Sehingga pengunjung akan

mudah menangkap makna ruang pertama melalui warna kemudian menuju ke bentuk dan elemen lainnya

dalam ruang.

Kata kunci : sarana edukasi, sejarah wali songo, interior, pengalaman ruang, warna

Page 2: Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek ......Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek Sejarah Perkembangan Islam di Jawa Sheila Sjach Putri, Rinawati

Sheila Sjach Putri - 0810650082 Jurusan Arsitektur - Universitas Brawijaya

ruang

panca

berat ini

maka hal

dan hidup

dalam bidang

pola

P

peta

Songo wali Wali

85%

mampu yang

pengalaman

indra

menciptakan

Komunikasi rekreatif.

bertitik museum

tersebut

masyarakat

termasuk

dengan

pikir berbanding

perlu sendiri.

interaksi

maupun tersebut

umum, baik untuk

masyarakat. masyarakat, menjadi destinasi

menyuguhkan Indonesia

Hal banyaknya menggunakan

rancangan Indonesia

sejatinya diwujudkan

memiliki museum.

peziarah masyarakat sebagian

(rute) Sehingga

mengetahui selanjutnya.

pengunjung

keberadaan

memperkenalkan dengan

penduduk jumlah ajaran

dari penganut

merupakan Indonesia

dan lurus jaman.

susunan

memberikan

dan dalam sebuah ruang dapat

dalam perancangan

belajar Permasalahan

Sementara

tersebut

para dengan sebutan

dari

museum masih

terlihat museum

masih diagungkan hingga kini. Hal ini secara

nyata terlihat dari budaya masyarakat Jawa yang kental akan budaya ziarah

makam. Surabaya tepatnya

manusia

sejarah bangsanya

PENDAHULUAN ermasalahan utama museum di

negara dengan penduduk Muslim terbanyak di

adalah terlalu monoton,

yang terkesan eksklusif

dengan dan hanya sebagai ruang pamer.

adalah

Islam. Pendekatan dilakukan oleh wali

dan mengajarkan Agama Islam melalui akulturasi dan asimilasi kebudayaan

yang disesuaikan dengan adat istiadat tradisi bangsa Indonesia. Di pulau Jawa

dari yang

bangunan lama tanpa mengadakan perbaharuan sesuai jaman. Selain itu tidak semua museum di

fungsi rekreatif dalam pendekatannya pada

dikenal sisi belum

bagi publik secara

berekreasi.

mengakibatkan kurang maksimalnya

kawasan Ampel biasanya dijadikan pangkal dari kegiatan wisata religi Wali Songo dan

berakhir di kota Cirebon. Tidak semua

antara objek museum dan kelompok sasaran masyarakat tertentu terutama golongan muda yang sangat

edukasi

yang datang ke Ampel memiliki niat dan tujuan yang sama.

Bagi para pengunjung yg memiliki niat melakukan perjalanan religi dari Jawa

Timur sampai Jawa Barat hendaknya

Perkembangan selera masyarakat perkembangan

Masyarakat selalu menuntut kekinian

perjalanan pada

pelaksanaan kegiatan kunjungan religi berikutnya para masyarakat memiliki

bekal dan angan-angan jelas tentang Wali Songo dengan harapan perjalanan

religi tersebut dapat dimaknai dengan benar oleh para peziarah dari berbagai

kalangan masyarakat. Sedangkan bagi

arsitektur.

hendaknya dapat berbaur dengan pola

pergerakan aktifitas para pengunjung di kawasan

wisata religi Ampel. Untuk memenuhi

perancangan arsitektur dalam hal ini desain sebuah

museum hendaknya menyesuaikan baik

wali songo dengan tujuan baru mengenal

walisongo dengan tidak melanjutkan perjalanan ke rute berikutnya mungkin

terkendala dengan waktu,tenaga, biaya untuk melanjutkan wisata religi hingga akhir terpaksa tidak bisa mendapatkan

edukasi wali songo dengan utuh dan pemaknaan yang benar. Maka untuk

memenuhi kedua kebutuhan tersebut

dari segi ruang luar (eksterior) maupun ruang dalam (interior). Kajian desain

pada pengolahan ruang dalam (interior)

sebagai wadah komunikasi, interaksi, edukasi yang kreatif (kekinian) dan

interaksi dicapai

maksimal jika mampu membangkitkan emosi pengunjung dengan melibatkan

dapat dalam

fungsi

diwadahi bangunan

edukasi

dengan

tersendiri bagi manusia. Hal tersebut direlisasikan dengan memberikan

dunia,

yang

dan yang

berupa

segala hal

Page 3: Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek ......Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek Sejarah Perkembangan Islam di Jawa Sheila Sjach Putri, Rinawati

Sheila Sjach Putri - 0810650082 Jurusan Arsitektur - Universitas Brawijaya

Jati. Sunan

dan

Tahap A.

runtut secara hanya

yang desain

wali cerita

tahap.

(2005) Sari

tidak tanpa warna,

untuk biasa

suatu

warna

fisik

unsur Warna

dalam

unsur Warna mudah

sesuai

yang

sering

yang ruang

pada

Sedangkan Gunung

melalui peninggalannya

perancangan

berjalan

sebagai interior

interior konsep

unsur-unsur

ke dalam

pendekatan

metode

dengan terhadap

gagasan, (primer

perumusan pengumpulan

beberapa menjadi

interior Perancangan

dijelaskan

cahaya

menggerakkan

merupakan

interior

diterapkan banyak

dikenal

warna.

manusia

mengenai Pembelajaran

memiliki manusia

sebagai

dengan merupakan

dengan yang berbeda

dikesampingkan. kali karakter

pengalaman

pengalaman berbagai

penekanan

museum pengalaman ruang.

karakter pengalaman

transformasi perkembangan Islam di

ide/ data setelah

pada dengan metode transformasi

dan penting

ruang objek yang diwadahi. Karakter

itu analisa dan

yang tahap data-data

terdapat

dengan Psikologi

selanjutnya,

pengalaman

disajikan tahap dan dilanjutkan

variabel-variabel ruang tertentu yang dapat menciptakan

oleh secara psikologi

bahwa warna memberikan

sesuai pada

setiap objek juga dapat mempengaruhi

sesuatu yang fundamental dan sangat kuat pada pengalaman manusia.

ingin disajikan, akan tetapi saat ini karakter

Padahal

objek tersebut bisa menjadi tema untuk

memberikan

ingin tersebut.

Dari unsur dan prinsip desain

METODE PERANCANGAN

museum sejarah

perkembangan islam di Jawa ini terbagi

Tahapan tersebut adalah sebagai berikut: tahap

sekunder),

tema ruang, didapatkan bahwa unsur yang

paling utama membentuk karakteristik ruang adalah warna yang dihubungkan

pencahayaan.

yang

ditangkap oleh indera visual manusia dan unsur yang paling berpengaruh

sintesa telah

terkumpul. Analisa dilakukan dengan

sejarah Jawa secara

deskripsi kualitatif untuk menggali alur

dalam penyebaran Islam beserta peninggalan-

psikologi (Arheim,2012).

manusia peninggalannya ditransformasikan

kemudian

yang berpengaruh pada kondisi psikologis

berbagai karakteristik energi yang berbeda –

beda apabila diaplikasikan pada tubuh.

pembentuk

ruang pada interior. Proses analisa dan sintesa dilakukan untuk menghasilkan

akan digunakan sebagai dasar dalam tahap

pengaruh warna terhadap perilaku, emosi dan

ini sebutan psikologi

dalam perancangan interior suatu ruangan.

Dalam bukunya yang berjudul Color in Interior Design, John Pile mengatakan

bahwa penggunaan warna adalah fokus

yaitu tahap perancangan

media Proses tersebut tidak

dan berhenti pada tahapan akhir, melainkan

ada kemungkinan terjadi feedback pada

salah satu tahapan ke tahapan lainnya. Berikut merupakan variabel pada tiap

tahap perancangan yaitu :

faktor

penentu kesuksesan suatu proyek (1997 : 1).

Warna memiliki kekuatan luar

secara

emosional. Studi tentang warna dimulai dengan interaksi antara cahaya dan

pertama

merupakan tahap menganalisa karakter setiap periodesasi sejarah wali songo

strategi analogic design. Pada tahap ini variabel

yang muncul adalah periodesasi sejarah

yaitu masa wali yang pertama, Maulana Malik Ibrahim hingga yang ke sembilan

dapat mengamati warna, bentuk atau ruang.

Tetapi apresiasi terhadap cahaya lebih penting dari pada secara fisik, seperti

sub variabelnya berupa peristiwa-peristiwa sejarah

pada tiap objek

ruang apa ruang pada

utama dalam desain

yang

yang pada setiap

Page 4: Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek ......Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek Sejarah Perkembangan Islam di Jawa Sheila Sjach Putri, Rinawati

Sheila Sjach Putri - 0810650082 Jurusan Arsitektur - Universitas Brawijaya

pada masuk

kajian

berada studi Tapak

di hasil

Tahap C.

yang Songo

kajian dari

2.

dan

dan

dan

sub

sesuai

Tahap B.

dengan dihubungkan

Bentuk menyesuaikan

bangunan. memanjang

Sebelum

sedikit lingkungan

ini memperhatikan

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan Ruang Luar (Eksterior)

dengan dikembangkan

analisis dua, dimana

perancangan

berasal

merupakan

unsur warna. Karena unsur

latarbelakang dengan Namun

perancangan Prinsip

dengan sub variabel berupa

dibatasi

perancangan prinsip

kemudian menonjol

beberapa Dari tersebut

sebelumnya memunculkan

perancangan prinsip

perancangan

periode

warna pembentuk

pada perancangan

melalui

sub peristiwa-peristiwa

analogi variabel sejarah

dengan pengalaman

sebagai dasar kajian.

sejarah peninggalannya.

peninggalan- pendekatan transformasi melalui strategi adopsi

kedua merupakan tahap analisis unsur dan

dan analogi.

dengan

tema. Tema berasal dari kajian sejarah perkembangan Islam di Jawa oleh Wali

Songo yang telah dianalisis di tahap

yang berupa

yang terdapat pada setiap periode sejarah dan

peninggalan-peninggalannya.

variabel disimpulkan menjadi satu yang paling

diturunkan menjadi sebuah tema. Dan terakhir

tema tersebut dikaji sesuai dengan unsur

interior. Variabel yang muncul pada tahap ini

unsur interior

pengalaman ruang yaitu :

prinsip pembentuk Gambar 1. Kerangka metode perancangan

perancangan interior

garis, bentuk, tekstur, warna, bahan, dan

pencahayaan.

interior dengan sub variabel berupa skala dan

titik berat.

dan permasalahan, kajian ini berfokus pada

variable

unsur

pengalaman ruang yang paling mudah ditangkap indera visual manusia dan

unsur yang paling berpengaruh dalam psikologi manusia.sehingga pada tahap

perancangan kedua, unsur warna dikaji lebih dalam sesuai tema dan karakter

sejarah perkembangan Islam di Jawa oleh Wali

dianalisa pertama melalui analogi.

pada

kawasan religi Ampel yang merupakan kawasan berkarakter. Sehingga dalam

banyak

sekitar

kajian Interior maka dilakukan kajian bentuk

bangunan dengan

bentuk tapak yang juga tidak beraturan. Terdiri dari dua kelompok massa yang

jembatan penghubung. Terbatasnya lahan hijau

pada kawasan menjadi pertimbangan untuk sebisa mungkin mempertahankan lahan terbuka hijau untuk itu konsep

bangunan panggung dengan luas lantai bawah lebih kecil daripada lantai atas

diterapkan pada desain.

ketiga merupakan tahap lanjutan dari tahap

tahap satu dan dua menjadi acuan konsep perancangan kemudian

dan

1. Unsur

ruang

pada tahap

yang

Page 5: Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek ......Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek Sejarah Perkembangan Islam di Jawa Sheila Sjach Putri, Rinawati

Sheila Sjach Putri - 0810650082

Jurusan Arsitektur - Universitas Brawijaya

yang

linear

ini kajian

ruang

B.

pada

upaya masjid

hijau dan

Dan fokus

lantai dua dari lebih tidak

lebih yang bentuk

ini karena

terbuka

difungsikan koridor

menggunakan sirkulasi koridor

mengarahkan

merupakan

Sirkulasi

bangunan dengan kesesuaian

diterapkan kombinasi

masjid, bangunan islami desain sebagai

sebagai

putih,krem,coklat,

kawasan. sebagai

dengan berebut Tetapi

kontras berkesan perhatian.

bangunan

Tampilan menggunakan

masjid sebagai

bangunan dapat menjadi pendukung

wisata religi Ampel. Pengolahan fasade mengadopsi bentukan masjid

bangunan kontras

penyesuaian konsep dengan

dan maksud

bangunan utama kawasan, Warna yang digunakan pada fasade masjid adalah

biru. Konsep warna museum selaras dengan

kompatible.

Warna netral putih diterapkan sebagai dasar utama warna bangunan sedangkan coklat digunakan pada elemen bukaan.

Warna hijau biru yang memberi kesan

pada museum ini juga digunakan

pada kolom, penerapan pada kolom ini selain

masjid sebagai ikon juga dimaksudkan agar

terdapat kesatuan warna antara eksterior Gambar 2. Pengolahan tata massa

Kompatible

bangunan sendiri.

interior bangunan

merupakan bangunan yang ditambahkan pada suatu

kawasan yang berkarakter kuat yang merupakan cagar budaya. Pertimbangan lain menggunakan kompatible kontras

adalah perbedaan fungsi bangunan yaitu berupa museum berbasis edukasi dan

rekreatif sehingga pengolahannya lebih sederhana. Selain itu dengan kompatible

kontras fasade bangunan museum tidak akan serupa yang dapat mengurangi

kesakralan masjid Ampel sebagai ikon kawasan dan juga tidak akan terlalu

sehingga penarik

tersebut kawasan

yang Ampel

adalah kemiringan atap dan bentuk kolom, sedangkan elemen arsitektural yang dikembangkan adalah motif dan

disederhanakan. Selain itu konsep ketinggian bangunan

dengan pertimbangan skyline bangunan tidak terlalu berbeda dengan masjid ampel

yang terakhir menjadi fokus kajian adalah

dengan

Gambar 3. Pengolahan warna pada tampilan bangunan

Pengolahan (Interior)

1. Sirkulasi

pamer museum dengan objek pamer pada

sejarah perkembangan Islan di Jawa yang

terikat urutan waktu. Sirkulasi utama dalam ruang menggunakan sirkulasi

pengunjung untuk dapat menikmati dengan runtut

objek yang disajikan

Sirkulasi

ke ruang, dengan pengolahan pada area

sebagai zona transisi dari ruang ke ruang.

Pengolahan koridor dilakukan dengan terbuka

memberikan

warna fasade

dan itu

Ruang Dalam

antar ruang

semi

Page 6: Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek ......Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek Sejarah Perkembangan Islam di Jawa Sheila Sjach Putri, Rinawati

Sheila Sjach Putri - 0810650082 Jurusan Arsitektur - Universitas Brawijaya

berupa pamer objek

pamer objek

alami.

c.

berat

2D, slide Poto c.

media

media vitrin

faktor

dibuat

untuk diolah

pencahayaan menggunakan

Konsep

dengan

cahaya pengarah

masuknya

sirkulasi bersifat

dengan sehingga

dengan Plafond

pengarah ataupun

3. Pengolahan Elemen Ruang dalam

a. Lantai dengan perubahan material lantai yang telah disesuaikan dengan

hasil analisa tema ruang. Lantai tidak

replika peninggalannya.

difungsikan untuk

Namun dengan keamanan.

bangunan penyajiannya

koridor

pengunjung kesempatan

sekaligus

untuk istirahat secara visual dapat juga

memberikan hubungan visual antar ruang. Selain itu pada beberapa area

menampilakn informasi berupa data dan poto yang

ditampilkan secara digital.

mendukung pengalaman ruang suatu ruang pamer.

Gambar 7. Desain display 2D

Gambar 4. Sirkulasi ruang dalam banyak mempermainkan 2. Tata display ketinggian dengan pertimbangan Objek yang dipamerkan pada museum ini adalah sejarah disajikan berupa mini diorama dan miniatur

luasan ruang yang terbatas.

b. Dinding dengan pengolahan yang mengarahkan pengunjung pada titik

sehingga menggunakan

pertimbangan

ke ruang berikutnya. Pengolahan disesuaikan

dengan hasil analisa unsur interior vitrin

dengan bukaan fleksible agar dapat dilakukan perawatan secara berkala.

Berikut konsep desain vitrin pada ruang pamer.

a. Vitrin dengan satu sisi bukaan

tiap ruang.

permainan ketinggian plafon yang disesuaikan

pengunjung mengarahkan.

Bagian plafon tertinggi merupakan display diorama pendekatan para wali dan

barang-barang

sirkulasi

Bagian plafon lebih rendah merupakan area

pencahayaan buatan memberi kesan lebih fokus.

4. Konsep Cahaya

pencahayaan menggunakan pencahayaan alami dan

cahaya buatan yang mengarah pada

Gambar 5. Desain vitrin diorama

b. Vitrin dengan bukaan di semua sisi, difungsikan untuk media display maket kawasan para wali melakukan

dakwahnya.

pencahayaan downlight. Pada area tertentu yang

uplight sebagai point of interest. Konsep

warna disesuaikan dengan tema dan karakter tiap ruang serta objek yang

diwadahi.

C. Pengolahan Interior Pembentuk Pengalaman Ruang

Materi pokok dalam proses

Gambar 6. Desain vitrin maket kawasan Penjabaran konsep dasar perancangan ini adalah sejarah pengenalan dan

Sirkulasi

antar ruang

Sirkulasi utama

terlau

Page 7: Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek ......Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek Sejarah Perkembangan Islam di Jawa Sheila Sjach Putri, Rinawati

Sheila Sjach Putri - 0810650082 Jurusan Arsitektur - Universitas Brawijaya

berat

adalah ruang

pamer ruang Tema

1.

pada tetap

yang

yang

hal

yang

dapat desain

suatu

dalam ada yang tokoh

ruang,

setiap

Tema dan

dalam khas

hal dari

dari

wali yang

tetapi

tokoh

karena

juga perhatian

sebagai

tanaman arsitektural mengarah

Konsep

berpegang

borrowing, transformasi

merupakan

berbeda, karakter

sehingga

sehingga

menjadi diwujudkan

pengunjung sehingga

ruang memudahkan

berbeda

Perbedaan

sebagai inspirasi perancangan.

pengenalan

menonjol didapat

Berangkat

tersebut sejarah

memiliki tiap sendiri-sendiri

ada terlibat.

banyak sembilan

merupakan

hidup (roof

ke meggunakan

sesuatu menjadi bentuk desain

yang dikarenakan latar

akan baik

pada untuk

terjalin antara

elemen Sebelum

landasan dalam

perjalanan panjang

perkembangan Islam di Jawa oleh Wali Songo. Jika dijelaskan secara

rinci menyeluruh, sejarah perjuangan

komunikasi

ruang pengunjung di dalamnya.

suatu dengan

yang

Walaupun sebenarnya ke sembilan wali tersebut memiliki keterkaitan

hubungan keluarga atau pendidikan

Setiap periode ruang memiliki

itu belakang alur cerita

yang berbeda. Oleh karena itu sejarah

abstrak

riil (nyata) pun membutuhkan proses

cara berbeda-beda

dalam pengenalan dan pendekatan Islam ke masyarakat. Berangkat dari

hal tersebut , maka alur perjalanan

proses

desain yang berpijak pada substansi dari luar bidang arsitektur dengan

interpretasi mengenai fungsi arsitektur.

dikelompokkan berdasarkan periode waktu.

Ruang Ibrahim

Maulana

masing- masing sejarah pada setiap periode tiap wali di atas maka tersusunlah

suatu karakter dan kata kunci yang

yang dilakukan tiap wali yang menjadi ciri

Maulana Malik Ibrahim adalah segar tenang didapat dari karakter Maulana Malik

Ibrahim yang sabar dan kata kunci dari gambaran umum Maulana Malik

Ibrahim yang melakukan pendekatan

dan pendekatan Islam di masyarakat.

pemikiran melakukan

Islam utama pada masyarakat lewat jalur sosial bercocok tanam.

Berikut adalah pengembangan desain

dari tema dan kata kunci yang telah

karakter pada tiap wali memunculkan tema

yang berbeda pula. Tema pada setiap ruang telah ditentukan sesuai dengan

hasil analisis yang telah dijelaskan sebelumnya. Pembagian tema ruang

dianalisa sebelumnya : a. Konsep Ruang

interior lansekap yang sekaligus digunakan

menggunakan

sebagai garden).

bertujuan

pengunjung dalam memaknai suatu

tidak akan bingung dengan alur cerita tiap

sejarah

perkembangan Islam oleh wali songo. Penyajian objek koleksi diatur dan dikelompokkan sedemikian rupa dan

berdasarkan ruang tiap wali.

Tema ruang yang ada akan

pengarah

berupa tanaman pada elemen interior

ruang pada dinding. Menggunakan dominasi unsur garis lurus horisontal

pada dinding memberi kesan tenang. b. Konsep Warna

Warna yang digunakan adalah warna utama analogus hijau kuning -hijau -

hijau biru memberi kesan tenang dan

desain

yang berdasar pada karakter dan kata kunci yang dikaji ke setiap unsur

segar. Warna hijau didapat dari warna tanaman sebagai elemen pembentuk

pengalaman ruang. warna tambahan

ditangkap dengan baik oleh indera pengunjung

coklat berkesan tenang dan abu-abu intensitas rendah sebagai penurun

melalui analisis persepsi mereka kontras.

Wali Songo ini yang

alur cerita

yang

dan

Pamer Malik

titik berat

titik

Page 8: Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek ......Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek Sejarah Perkembangan Islam di Jawa Sheila Sjach Putri, Rinawati

Sheila Sjach Putri - 0810650082

Jurusan Arsitektur - Universitas Brawijaya

tema

musik adalah

dan sangat

tema hasil Dari

agung. kesan

terang ke gelap

ruang

dari

tema

Islam

ruang Islami

bonang

pendekatan

merubah

keras masyarakat

formal dijauhi

didapat Dinamis dinamis.

analisa

3. Sunan Bonang.

geometris (motif) pola-pola

memberi

dengan

Konsep rendah

tema pengalaman

maksudnya pendidik

analisa Dari Ampel

2. Ruang Pamer Sunan Ampel

cara

lebih

untuk memberikan pengalaman ruang bagi

pengunjung. Pengolahan

tema formal

tenang pada menjadi menghadapi menggunakan

elemen

yang sebelumnya:

a. Konsep ruang

pengolahan

memperkuat geometris Islami.

yang sebelumnya:

b. Konsep Warna

Konsep warna menggunakan warna hijau yang melambangkan Islam dan

warna abu-abu yang memberi kesan formal (pendidikan) dengan skema monokromatis.

Gambar 8. Aplikasi unsur warna pada ruang Maulana Malik Ibrahim

adalah

merupakan turunan dari kata kunci

sunan Ampel melakukan pendekatan Islam

di masyarakat lewat jalur pendidikan dengan sistem pesantren.

Berikut pengembangan desain dari dianalisa

Konsep pada ruang Ampel mengacu pada konsep vertikalitas yang diambil

dari

meninggi mengarah ke titik berat. Tidak hanya dari rendah ke tinggi

dihadirkan

Gambar 9. Aplikasi unsur warna pada ruang Ampel

ruang pamer sunan Bonang adalah tenang

dari karakter sunan Bonang yang pada awalnya

membuatnya

kemudian beradaptasi menyesuaikan

berdakwahnya

dinding dengan penggunaan garis vertikal

selain memberi kesan formal juga

Untuk menambah kesan Islami ditambahkan

yang

disusun vertikal. Pada elemen plafon dan lantai menggunakan pola-pola

suasana

dalam masyarakat

jalur musik. Kata kunci Sunan Bonang

yang diapikasikan pada elemen dinding. Berikut pengembangan desain dari

dianalisa

hasil

telah

formal Islami.

ruang juga

diri

telah

Page 9: Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek ......Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek Sejarah Perkembangan Islam di Jawa Sheila Sjach Putri, Rinawati

Sheila Sjach Putri - 0810650082 Jurusan Arsitektur - Universitas Brawijaya

dan coklat

yang Warna

warna

tema

sunan ruang tema

pada dan

Islam

namun

tinggi pada

unsur berat

digunakan

Menggunakan pengunjung.

aplikasi

analisa

gotong solidaritas,

dengan berbeda Namun,

4. Sunan Drajat Pendekatan

untuk

kesan pada dinding

menghadirkan menggunakan

Sebagai Bonang.

intensitas kasar

abu-abu tekstur

Penempatan diagonal.

tetap tenang

yang warna

pada sehingga memberi

warna sebagai

hijau unsur

dianalisa

bertitikberat

a. Konsep Ruang

Konsep ruang dinamis didapat dari pengolahan dinding dan pengolahan

pada masyarakat yang dilakukan sunan

menggunakan Drajat adalah lewat jalur pendidikan.

titik

ruang ada pada replika susunan alat musik bonang yang dapat dimainkan oleh pengunjung.

b. Konsep Warna

Konsep warna menggunakan warna

sunan

Ampel, pendidikan yang diajarkan sunan Drajat merupakan pendidikan informal

royong kebersamaan. Sehingga dari hasil

dengan lantai

menggambarkan sifat keras sunan

Drajat adalah akrab merupakan turunan dari

solidaritas

gambaran penyesuaian diri dengan tekstur yang

lebih halus. Kemudian penggunaan warna jingga sebagai kesan dinamis

kebersamaan.

Berikut pengembangan desain dari

yang sebelumnya:

a. Konsep ruang

Ruang pengola

dengan

sekaligus

pengikat, Dan warna coklat tekstur pada plafon memberi kesan tenang dan akrab (lebih menekan).

elemen interior

pengaruh lebih hangat, akrab pada

unsur bentuk beraturan yang saling terkait disusun membentuk garis horisontal

memperkuat kesan akrab. b. Konsep Warna

untuk memberi kesan akrab adalah warna

hangat seperti skema warna analogus

kuning jingga-jingga-jingga dominasi kuning jingga.

hijau peneduh warna panas.

sebagai

Gambar 10. Aplikasi unsur warna pada ruang Bonang

plafon yang

yang

kata kunci dan

telah

dibuat rendah

han

merah

biru

Page 10: Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek ......Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek Sejarah Perkembangan Islam di Jawa Sheila Sjach Putri, Rinawati

Sheila Sjach Putri - 0810650082

Jurusan Arsitektur - Universitas Brawijaya

warna

yang digital

Giri

ruang tema

dan unsur dari

tiap yang warna

dan

Islam ajaran

di sifat

nusantara,

digambarkan

Wilayah

khatulistiwa

memberi

nusantara Dinding

diambil Indonesia. pergerakan

keberhasilan

hingga

6. Sunan Giri

Konsep

cat Penambahan warna

mewakili

lengkung simbol

diagonal sebagai

perpaduan Menggambarkan

harmonisasi. menjadi

Maksudnya

budaya

paksaan

dengan

diperkenalkan

memasukan

sarana pendekatannya

toleransinya

5. Sunan Kudus

Sunan Kudus dikenal dengan

jamrut dengan

hijau dan biru. Konsep

dari melakuka

tanpa

diterima masyarakat

dari yang

dikombinasikan

Giri seluruh

Gambar 11. Aplikasi unsur warna pada ruang Drajat

masyarakat. Kebudayaan hindu dan Jawa yang

digunakan

pada masyarakat dengan tetap menghargai

budaya hindu dan jawa kemudian

yang disesuaikan dengan budaya setempat.

Sehingga pada saat itu Islam dapat Gambar 12. Aplikasi unsur warna pada ruang Kudus

dan baik.

Sehingga konsep tema ruang pamer sunan Kudus ini adalah anekaragam,

harmonisasi. latarbelakang

beranekaragam

Berikut pengembangan desain dari tema yang

telah dianalisa sebelumnya a. Konsep Ruang

hindu dan Islam Menggunakan unsur garis

vertikal keagungan

diaplikasikan pada elemen interior (dinding). b. Konsep Warna

Warna yang digunakan merupakan

Giri

adalah keanekaragaman dan dinamis. Tema ruang keanekaragaman didapat

menyebar pelosok

Dinamis

yang

pendekatan dalam segala bidang baik dari jalur pendidikan, pemerintahan

dan kesenian.

a. Konsep ruang

merupakan dinding dengan layar peta indonesia

informasi penyebaran Islam oleh sunan Giri di

Indonesia.

b. Konsep Warna

unsur

arsitektur yang ada. Arsitektur hindu diwakili dengan warna abu-abu di dapat dari unsur bebatuan . Arsitektur

jawa diwakili dengan warna coklat di dapat dari unsur kayu. Dan arsitektur

Islam diwakili warna hijau di dapat

tanaman. putih sebagai

penurun kontras diantara ketiga unsur warna tersebut.

dinamis diwujudkan dengan warna jingga. Sehingga skema warna yang

digunakan komplementer terbelah.

saat itu masih kental

dari Islam

Page 11: Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek ......Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek Sejarah Perkembangan Islam di Jawa Sheila Sjach Putri, Rinawati

Sheila Sjach Putri - 0810650082

Jurusan Arsitektur - Universitas Brawijaya

agar air,

ruang tema

8.

Warna

maka

titik

ruang

kuat dan

elemen sebagai sendu

analogus

Berikut tembang.

Sunan Muria Konsep

digunakan yang

menggunakan

berat. membentuk

sebagai wayang

konsep Sehingga

karakter menjadi

7. Sunan Kalijaga

Konsep tema ruang sunan Kalijaga adalah tenang, akrab. a. Konsep Ruang

Pendekatan seni yang paling dikenal

Dimana tekstur yang memberi kesan ruang

background tekstur halus.

b. Konsep Warna

seperti coklat

hijau biru dominasi

Gambar 14. Aplikasi unsur warna pada ruang Kalijaga

Gambar 13. Aplikasi unsur warna pada ruang Giri

adalah tenang dari kata kunci berlaut dan

sunan Kalijaga adalah pagelaran wayang.

pamer kalijaga menghadirkan Siluet wayang

siluet kasar

lebih akrab. Namun karena tema utama

ruang adalah tenang maka pada sisi lain menggunakan tekstur halus, Hal

ini juga dikarenakan Objek pamer sunan kalijaga memiliki tekstur kasar

sehingga agar tidak timpang tindih meggunakan

akrab warna hangat yaitu

kuning jingga, untuk mengimbangi kesan tenang digunakan warna hijau

dan coklat dan untuk menurunkan kontras digunakan warna putih.

pengembangan desain dari tema yang telah dianalisa

sebelumnya: a. Konsep ruang

Konsep ruang menggunakan elemen

air sebagai titik berat. Tema tenang diwujudkan dengan garis horisontal

dominan dan permainan unsur garis lengkung menggambarkan seni dan

laut (ombak) diterapkan pada plafon dan lantai. b. Konsep warna

Konsep warna yang digunakan adalah kuning-hijau-hijau

hijau biru

tidak dikombinasikan dengan warna netral

dan putih yang juga memberi kesan tenang.

Gambar 15. Aplikasi unsur warna pada

ruang Muria

Page 12: Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek ......Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek Sejarah Perkembangan Islam di Jawa Sheila Sjach Putri, Rinawati

Sheila Sjach Putri - 0810650082 Jurusan Arsitektur - Universitas Brawijaya

dan Tema

dahulu

objek

semua pada juga

itu

yang

studi objek

Dalam

merah. warna

warna

pada ruang

jiwa

ruang tema

juga mengacu pada prinsip

karakter

sejarah terlebih

dengan Museum

KESIMPULAN DAN SARAN

muncul

pengikat harmonisasi antar

keterkaitan,

ini, karakter tiap objek pamer berbeda namun antara satu dengan lainnya

coklat

keagungan

berfungsi

lambang merupakan

Konsep

vertikal efek

Pengaplikasian

Konsep formal, tegas

ruang. Simpulan hasil desain warna pengikat

yang muncul di semua ruang adalah hijau-kuning yang merupakan warna Islami sesuai dengan tema museum.

untuk

warna

garis memberi

Dikombinasikan

memberi kerajaan

sebagai

sebagai

prinsip

9. Sunan Gunung Jati

adalah didapat dari kajian

sejarah gunung jati yang memiliki

diupayakan memberikan pengalaman ruang yang berbeda pada setiap ruang

mempertimbangkan

kedudukan unsur

kepemimpinan

pendekatannya di masyarakat. a. Konsep ruang

ruang

sehingga muncul warna pengikat. Warna pengikat tidak muncul antar ruang satu dengan berikutnya tetapi

dinding

meninggi memberi kesan kekuatan. Pengalaman ruang yang dihadirkan pada ruang pamer gunung jati ini

kekontrasan dengan

Berikut tabel penerapan unsur warna b. Konsep warna pada ruang pamer museum.

menggambarkan keagungan, kekuasaan digambarkan

dengan warna utama merah yang juga

keberanian. Tema tegas disini digabarkan dengan

kekontrasan sehingga dipilih warna pendukung yaitu warna hijau yang

merupakan komplementer dari warna

dengan suasana

sekaligus meninggikan

Gambar 17. Hasil Keterkaitan warna

kekontrasan.

A. KESIMPULAN

Pada perancangan ruang pamer

pamer Perkembangan Islam di Jawa oleh Wali

songo ini disimpulkan bahwa dalam mendesain sebuah ruang pamer yang

memberi pengalaman ruang pertama dilakukan dengan mengkaji

dan karakteristik tiap objek pamer (wali)

kemudian disimpulkan menjadi kata kunci yang merupakan ciri khas kuat tiap wali yang dikembangkan menjadi

Gambar 16. Aplikasi unsur warna pada

ruang Gunung Jati tema dan karakter tiap ruang pamer.

ruang kemudian dikaji dengan unsur desain

memiliki penerapan

diterapkan

unsur

pada elemen arsitektur

interior yaitu garis, bentuk, tekstur, warna, bahan dan pencahayaan yang

interior meliputi skala dan titik berat. Batasan

interior

dalam

adalah warna.

unsur

namun tetap

warna

dapat

kajian unsur dan

Page 13: Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek ......Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek Sejarah Perkembangan Islam di Jawa Sheila Sjach Putri, Rinawati

Sheila Sjach Putri - 0810650082 Jurusan Arsitektur - Universitas Brawijaya

warna unsur 4.

ruang

2.

yang hal Ada

serta skala dan berat titik

alami

warna

beton,

warna

dapat

yang ruang

yang

dapat yang

ke

dalam

unsur Warna mudah

tempat namun

dengan

Museum

Indonesia seluruh museum di

museum disampaikan. Perancangan

Penerapan

(putih.kuning intensitas terang,

dapat

menggunakan

Harmonisasi

hendaknya

beberapa

material memberi

dari dapat

bebatuan, kayu, bambu,

pengalaman pada pembentuk

Pengikat berbeda.

perubahan merasakan

dirasakan

berbeda tema-tema

menjadi

menuju kemudian

manusia. psikologi

dengan merupakan

tidak

penyimpanan

atau mepengaruhi

cahaya redup)

warna

maupun antar ruang

diatas

pengalaman ruang yang lebih

sejarah

dikembangkan

yang intensitas warna instensitas

suatu

dapat dengan menggunakan skema

didasari objek pamer.

mungkin mendukung

dengan

tersebut didasarkan pada unsur dan prinsip pembentuk pengalaman ruang.

Dari unsur dan prinsip desain interior pembentuk pengalaman ruang

yang berbeda disesuaikan dengan tema ruang, didapatkan bahwa unsur yang paling utama membentuk karakteristik ruang adalah warna yang dihubungkan

B. SARAN

dapat diperhatikan dalam penerapan unsur warna pada elemen interior pembentuk

ruang yaitu:

1. Penetapan penerapan unsur warna dengan

pencahayaan.

yang

ditangkap oleh indera visual manusia dan unsur yang paling berpengaruh

ruang dicapai

warna sebagai acuan. Tidak sekedar mengacu

Sehingga pengunjung akan mudah menangkap

makna ruang pertama melalui warna

pada skema warna, harmonisasi antar

dicapai warna pengikat

bentuk elemen lainnya dalam ruang.

muncul pada setiap ruang.

3. Penerapan unsur warna hendaknya Warna juga merupakan unsur memperhatikan hue (hitam,putih) dan

pengikat harmonisasi antar ruang pamer dengan

sehingga terjadi irama perubahan pengalaman

warna yang mempengaruhi makna yang ditangkap

pengunjung. Sehingga pengunjung dengan runtut

terasa perjalanan sejarahnya, tidak terlalu

kontras dan kaget sehingga merasa ada pada waktu dan cerita sejarah yang

visual.

dengan material alami hendaknya disesuaikan

juga dengan karakteristik objek pamer,

kontras, sesuai dengan makna yang

dari

ruang ke ruang lain dapat menggunakan skema warna.

Unsur warna yang diterapkan

dengan penerapan unsur warna pada elemen

interior pembentuk pengalaman ruang

ruang tidak hanya didapat dari bahan cat,

namun juga bisa menggunakan soft material berupa aneka tanaman, unsur

air, kain. Dan hard material berupa

ini diperlukan terutama bagi museum-

yang kurang mendapat perhatian baik dari

pemerintah maupun dari masyarakat. sekedar

dan kaca. Penerapan unsur warna dengan menggunakan

selayaknya

metode desain semacam ini diharapkan menarik pengunjung

bisa dirasakan secara visual mempengaruhi

banyak lagi untuk mengunjungi dan memahami sejarah dan pesan objek

secara sentuhan karena mengandung tekstur.

yang dipamerkan.

dan

satu dikaji

kajian

yang

atau

ingin

dapat lebih

Page 14: Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek ......Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek Sejarah Perkembangan Islam di Jawa Sheila Sjach Putri, Rinawati

Sheila Sjach Putri - 0810650082

Jurusan Arsitektur - Universitas Brawijaya

dalam

2005. Ruang Jurnal

Sari,

unsur

Desain

dan Prinsip-prinsip

Bahrul. Akram,

DAFTAR PUSTAKA

1997. Usaha-usaha Inovasi Tata Pameran di Museum.

Ching, Francis D.K. Corky Binggeli. 2011. Edisi Kedua : Desain Interior dengan Illustrasi. Jakarta : PT.Indeks

Laksmiwati, Triandi. 2012. Unsur-

Dasar Desain Interior. Malang : Bargie Media

Pile, John. 1997. Color in Interior Design.

Sriti Implementasi

Mayang. Pengalaman

Interior.

Dimensi Interior volume 3 nomor 2. Universitas Kristen Petra. Desember 2005.

Page 15: Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek ......Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek Sejarah Perkembangan Islam di Jawa Sheila Sjach Putri, Rinawati

Sheila Sjach Putri - 0810650082

Jurusan Arsitektur - Universitas Brawijaya

ARTIKEL ILMIAH

PENERAPAN UNSUR WARNA PADA INTERIOR MUSEUM DENGAN OBJEK SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI JAWA

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Teknik

Disusun Oleh :

SHEILA SJACH PUTRI

0810650082-65

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

MALANG

2013

Page 16: Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek ......Penerapan Unsur Warna pada Interior Museum dengan Objek Sejarah Perkembangan Islam di Jawa Sheila Sjach Putri, Rinawati

Sheila Sjach Putri - 0810650082 Jurusan Arsitektur - Universitas Brawijaya