namaku izrail
DESCRIPTION
Sebuah novel imajinal dialog dengan Malaikat Maut IzrailTRANSCRIPT
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Namaku Izrail!______________________________________________________2
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Namaku Izrail !
Risalah Mawas Diri
Atmonadi
Namaku Izrail!______________________________________________________3
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Prakata
Bismillahirrahmaannirraahiim
Segala puji dan syukur sepatutnya hanya ditujukan untuk Allah SWT, Sang Maha
Pencipta yang menebarkan kasih sayang untuk semua makhluk-Nya, yang maujud
dalam bentuk materi fisik maupun yang diselimuti kegaiban-Nya dan yang
menggenggam kehidupan semua makhluk-Nya. Al-Iradah-Nya adalah kehendak dan
keinginan-Nya yang tak terbantahkan, al-Qudrah-Nya adalah Arasy
Kemahakuasaan-Nya yang menopang semua alam yang ada beserta isinya, yang
menghendaki Keserbarahasian-Nya terungkap dari Perbendaharaan-Nya yang
tersembunyi dalam maujud al-Haba (gelombang gravitasi) dan Nur Muhammad
(gelombang elektromagnetik) dengan perintah “Kun Fa Yakuun”.
Shalawat dan salam kusampaikan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai maujud
Af’al, Asma-asma dan Sifat-sifat-Nya yang paripurna, Adimanusia, Insan Kamil dan
Gurujati semua manusia, keluarga dan kerabatnya, para sahabatnya, para aulia dan
para pewaris serta penyampai ilmunya, yang meneruskan rahmatnya kepada seluruh
alam dan penghuninya, yang merentang menembus batas-batas ruang-waktu : dulu,
kini dan nanti.
Kematian pastilah akan datang, kepada semua makhluk yang bernyawa, dimanapun
ia berada, dan dalam keadaan apapun. Maka dalam banyak kesempatan, Nabi
Muhammad SAW selalu mengingatkan kepada umatnya untuk mewaspadai setiap
saat gerak-geriknya. Bahkan, ia yang menjadi Habib Allah (Kekasih Allah) penutup
para Nabi dan Rasul pun tidak luput dari datangnya ajal, lengkap dengan segala rasa
takut , kengerian, dan penderitaannya. Kematian yang dialami oleh Nabi SAW
adalah suatu hikmah dan pelajaran bagi kita semua, bahwa Allah SWT Maha
Berkehendak, sehingga dahsyatnya sakratul maut dan datangnya Malaikat Maut tak
Namaku Izrail!______________________________________________________4
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
akan dapat dielakkan oleh semua makhluk-Nya.
Dalam literatur Islam, malaikat maut dikenal dengan nama Izrail, dialah yang
merupakan salah satu malaikat utama Allah yang bertugas mencabut nyawa semua
makhluk yang bernyawa. Izrail yang akan datang setiap saat kepada manusia,
adalah suatu peringatan yang nyata, bahwa manusia semestinya lebih mawas diri
atas segala perilakunya sendiri selama ia hidup di dunia. Risalah tentang Izrail ini,
yang saya beri judul “Namaku Izrail!”, kurang lebih dimaksudkan untuk mengingatkan
saya dan kita semua, bahwa Izrail pasti akan datang. Ia adalah pelaksana kiamat
kecil yang nampaknya saat ini banyak tidak disadari oleh kita semua. Sehingga,
seringkali kita alpa dan lalai untuk mengingat mati. Risalah ini memang risalah
mawas diri tentang kematian, tentang berakhirnya semua peluang kita untuk
mengumpulkan bekal guna kembali kepada-Nya. Apakah kita kembali dengan meniti
Shiraatal Mustaqim atau terpelanting dari jembatan itu, maka sudah menjadi
kewajiban kita untuk mengingat kematian.
Tak ada bekal yang dapat kita bawa saat kematian kita, kecuali amal shaleh sebagai
orang yang beriman kepada-Nya dan kain kafan, tidak harta benda, intan, emas,
permata, tidak juga istri yang kita cinta, ataupun anak-anak kita, kecuali amal shaleh
yang diridhai oleh-Nya. Maka ingatlah kematian, dan bersiap-siaplah dengan bekal
yang dapat Anda bawa.
Akhir kata, semoga risalah tentang kematian ini dapat menjadi pelajaran bagi kita
semua.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb
Lebak Bulus, 27 November 2004
Atmonadi
Namaku Izrail!______________________________________________________5
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
“Wahai anakku! Jika ada sesuatu yang tak bisa kau pastikan bila dia datang,maka
persiapkan dirimu untuk menghadapinya sebelum dia mendatangimu sedang engkau
dalam keadaan lengah” (Nasihat Luqman kepada anaknya)
Namaku Izrail!______________________________________________________6
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Bab 1. Prolog
"Namaku Izrail".
Tiba-tiba saja ia berdiri dihadapanku. Memperkenalkan diri entah dari mana. Terus
terang, aku melongo ketika orang atau lebih tepatnya mahluk itu ada dihadapanku.
Tapi, entah kenapa, aku tidak terlalu kaget. Hanya, memang muncul rasa heran dan
takut. Dalam harap dan cemas yang juga ikut membeku, tubuhku yang terbaring di
atas tempat tidur setengah terangkat. Aku menatap bengong melihatnya berdiri di
hadapanku. Meski rasa takut menyergapku, aku seakan-akan tidak merasa asing
dengan sosok ini. Kayanya pernah kenal, tapi dimana gitu. Dalam beberapa saat aku
seperti pikun. Lupa. Tepatnya nggak tau apakah pernah bertemu dengannya atau
tidak. Sepertinya aku mengalami dejavu, pikirku.
Cukup lama ia memandangku dengan diam, setelah dia menyebutkan namanya
begitu saja. Padahal aku nggak minta diperkenalkan. Boro-boro perkenalan, dia
begitu saja mengada, makanya siapa diapun aku nggak ngeh. Izrail katanya. Siapa
ya? Rasanya nama itu pernah kukenal dengan baik. Tapi aku lagi-lagi tidak mampu
menggali memori dari otakku yang tiba-tiba menjadi beku.
Dalam kebekuan sesaat yang mendadak itu, sel-sel otakku terasa mulai melumer. Ia,
nampaknya, termasuk mahluk yang tak mau tau. Tepatnya super cuek. Apakah aku
mau atau tidak, ia memang tak peduli. Bilamana ia mau, ia akan memperkenalkan
diri. Bila tidak, ya sudah, lewat begitu saja. Tak peduli orang yang disapanya mau
atau tidak. Apakah yang di datanginya jantungan atau tidak. Baginya, semua itu tidak
Namaku Izrail!______________________________________________________7
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
menjadi soal benar. Apalagi kemunculannya yang tiba-tiba begitu. Seperti
menyergap dari ketiadaan, muncul begitu saja. Bagi yang penakut, mungkin
kemunculannya bisa membuat semaput. Dia seperti hantu. Untung, aku termasuk
bukan manusia yang kagetan. Sehingga kemunculannya yang tiba-tiba itu tidak
terlalu membuatku semaput. Tapi yang jelas memang otakku jadi beku. Seperti
sekarang ini. Memandang dengan bodoh kesosok yang luar biasa ganteng ini.
Sekali lagi aku menatapnya tanpa harap dan cemas. Asa yang biasa bagai awan
gelap yang menggayut seolah telah sirna begitu saja.
Kupikir-pikir, memang aku belum pernah melihat wajah seperti dia ini. Wajahnya
lebih mirip manekin yang dipajang ditoko-toko ketimbang manusia. Halus, berkulit
bersih, bahkan seperti menimbulkan pendar sinar. Meskipun begitu, kebersihan
kulitnya agak sedikit tidak lazim dengan warna bersih yang memerah dadu seperti
pipi bayi itu. Merinding juga aku melihat sosok itu, persis kalau kita melihat sosok
yang tidak lazim kita lihat. Dia senyam-senyum dikulum, seperti seorang teman lama
yang sedang menggoda. Wah, pikirku, ni orang kalau ikut kontes Indonesian Idol
barangkali langsung menang, yang lainnya langsung bertumbangan.
"Sudah tau siapa aku?", katanya, memecah senyap membuyarkan kebingunganku.
"Eh..emmmm yyyaa...siapa ya", dengan sedikit gemetaran dan tergagap-gagap aku
menjawab dengan gugup.
Lagi-lagi, kesan aneh membuatku agak merinding, aku masih belum ngeh siapakah
dia, padahal dia sudah menyebutkan namanya. Nama itu memang terdengar tidak
asing. Cuma, aku lagi-lagi lupa dimana pernah mendengar nama itu.
Dia tersenyum simpul. Swear, senyumnya termasuk kategori senyum manis bagi
makhluk berjenis kelamin laki-laki (terus terang saja, jenis jender ini perlu saya buat
dengan font italyc karena saya sendiri bingung ini orang laki-laki atau perempuan).
Kemudian dengan perlahan ia berkata, "Aku diminta menjemputmu...".
"Siapa?", tanyaku masih bingung.
"Dia...", katanya pendek.
Namaku Izrail!______________________________________________________8
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
"Dia siapa ya?", tanyaku lagi, otakku masih belum pulih dari kebekuan, aku tidak bisa
menduga dan tidak tahu dengan apa yang ia maksud.
"Kkkamu sendiri siapa?", tanyaku dengan sedikit gagap tetapi lebih mantap.
Keberanianku bangkit, muncul begitu saja. Nampaknya, ia tidak kaget dengan
reaksiku yang nampak masih belum begitu jelas. Aku sendiri masih mencoba
mengingat –ingat, mencoba mengkonsentrasikan kalor panas tubuhku ke bagian
otak supaya kebekuan di bagian itu lebih mampu mencairkan suasana kaku.
Tapi, rasanya memang sel-sel kelabu otakku masih beku, tumpul tidak bisa berpikir
dengan wajar seperti biasa. Entah kenapa, daya pikirku mandeg dan tersendat,
ingatanku terputus-putus secara perlahan dan berputar-putar tidak menentu. Aku
masih belum bisa mengatur alur logis yang benar. Melompat-lompat dan terputus-
putus begitu saja seperti zarah atom Hidrogen yang berganti posisi orbitnya.
Otak yang menjadi komputer biologisku jadi seperti perangkat keras yang perangkat
lunaknya error karena virus. Kira-kira pernah kenal dimana dengan sosok aneh ini,
aku masih membatin sambil terus berupaya mencairkan kebekuan pikiranku. Tanpa
ba bi bu lagi nongol dan langsung memperkenalkan diri.
Kucoba mengingat-ingat sekiranya aku pernah bertemu dengannya. Disuatu tempat,
di suatu waktu.
Disela-sela kepikunanku, ingatanku mulai mengatur dirinya dalam alur sejarah yang
nampak kacau. Apakah teman sekolahku dulu pikirku. Ah, kelihatannya bukan. Tapi
tetap tak bisa kuingat, siapakah pemilik sosok ganjil dihadapanku ini. Lagi pula kami
masih sering kumpul-kumpul satu sama lain, meskipun sudah hampir sedasawarsa
lebih angkatan kami habis alias pada lulus dari bangku kuliah. Ah, nampaknya
bukan. Pelan-pelan kuhimpun daya ingatku, sedikit demi sedikit aku merasakan sel
kelabu yang terlindungi di dalam batok kepalaku melumer.
Namaku Izrail!______________________________________________________9
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Tak ada dari temanku yang penampilannya mirip dia ini. Meskipun dari lain jurusan,
aku masih ingat satu persatu beberapa temanku semasa kuliah dulu. Frame demi
frame aku mencoba memutar kembali wajah-wajah temanku. Si Bambang yang
pernah dipenjara dulu karena aksi bakar ban di kampus. Atau si Nirwande yang jadi
budayawan. Walaupun aku cuma satu dua kali ketemu dengan dia toh aku masih
mengingat wajahnya. Bahkan beberapa teman satu kampus yang cuma kenal muka
pun aku masih rada-rada ingat. Lha, yang ada didepanku ini benar-benar asing
banget. Walaupun samar-samar wajah itu seperti familiar dengan ku.
Wajah sesosok wanita melintas sekilas, Ah tapi bukan dia, bukan dia, dia sudah
lama pergi. Aku tepiskan bayangan yang melintas dari masa lalu itu. Entah kapan
ketemunya akupun tidak tau. Tapi memang ada satu wajah yang sempat melintas
dikepalaku, tapi tidak mungkin dia, soalnya dia memang cewek. Tapi, yah yang
berdiri di hadapanku ini memang susah kujelaskan apakah cewek atau cowok.
Ahhh, mungkin kawan se SMA dulu pikirku. Mencoba tidak menyerah, untuk
mengingat dia yang tiba-tiba berdiri didepanku. Ingatanku pun melayang ke SMA
dulu untuk mencari-cari dan mencocokkan siapa gerakan teman SMA yang mirip-
mirip dia ini. Lagi-lagi aku tidak menemukan seorang pun yang mirip dia. Kemudian
kujelajahi kenangan SMP dan sekolah dasar.
Blank...
Benar-benar blank nih pikirku, kali ini pikiranku persis komputer yang tidak ada
BIOS-nya. Siapa dia ini ya. Aku membatin, sambil menatap sosoknya. Mereka-reka,
mencoba mengingat dan menggali lagi dari sel-sel kelabu diotakku, mencari ruang-
ruang kenangan yang mungkin masih tersimpan di tempat tersembunyi, di maa lalu
maupun masa yang lebih jauh lagi.
Uhh..., tapi...., rasanya...nggak ada ingatan sama sekali tentang sosok yang satu ini.
"Ngomong-ngomong sebenarnya kamu ini siapa...", kegugupan dan kebengonganku
sudah hampir lenyap. Ganti keingintahuanku muncul tentang dia sendiri.
Namaku Izrail!______________________________________________________10
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Sejenak ia menatapku lekat-lekat, kemudian "Ehm..aku sebenarnya pernah kamu
kenal duluuuuu sekali".
Sekarang, ia yang nampak malah menjadi sedikit grogi. Ia mencoba memberi
penekanan pada kata dulu. Jadinya terdengar sedikit aneh. Dan terus terang,
senyum dikulumnya itu membuat beberapa bulu-bulu halus ditekukku mulai
meremang kembali.
"Dddulu kapan yyya?" lanjutku kembali dengan setengah gemetar menuntaskan
keingintahuanku.
"Ya dulu, sewaktu kamu baru mau disinari oleh Dia".
Ha....apa maksudnya "disinari". Disinari apaan ya.
(Sepotong ayat tiba-tiba melintas, membuka suatu kenangan asosiatif masa yang
telah lama sekali berlalu, Alif Laam Mim Raa,(QS 13:1)).
Lagi pula, kok ucapannya sangat takzim sewaktu ia ucapkan "Dia". Bahkan setengah
takut-takut.
"Aku diminta segera menjemputmu", katanya sedikit lebih takzim kepadaku.
"Haaa".
Aku melongo antara bingung, heran, takut, dan takjub menjadi satu .
Namaku Izrail!______________________________________________________11
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
2. Post Mortalitas
Beberapa hari ini aku agak lemes. Ya bener lemes banget. Padahal aku nggak
merasa lelah lho. Santai-santai saja malah. Kawan-kawanku dikantor malah
melihatku sedikit lebih tenang.
"Kok tumben lu rada alim sekarang", ujar Andi yang biasanya memulai obrolan
dengan ledekan dulu. Cengar-cengir aku menanggapinya dengan malas-malasan.
"Iya Nih. Gue juga nggak tau beberapa hari ini gue kayanya lebih tenang. Santai
BGT. Ndak risau apapun. Walaupun proyek bejibun gini...". Kuhisap Djisamsoe-ku
lalu kuhembuskan asapnya kemukanya. Dia batuk-batuk.
“Brengsek lu...!”, umpatnya. Aku nyengir jahil.
Mulanya aku sendiri tidak terlalu menyadari kediamanku ini. Dirumah pun aku
cenderung berdiam diri atau melakukan aktivitas yang jarang-jarang kulakukan
dengan rutin. Beberes buku lah, merapikan lemari lah, menyapu kolong tempat tidur
lah. Atau jalan-jalan seputar kampung sambil sesekali menyapa tetangga yang lama
tak ketemu. Padahal, biasanya aku rada cuek juga. Keluarpun rumah pun kalau
bukan untuk makan, ke kantor, ya kalau ada keperluan lain seperti ke warnet atau ke
toserba. Selain itu, belakangan ini kata si Bibi, aku kok kaya orang dapat kelebihan
rejeki. Menghamburkan uang dengan murah hatinya.
“Hehehe...tumben nih dapet rejeki nomplok ya”, kata bi Ida cengengesan sewaktu
aku memberikan tip 50 ribu dengan tiba-tiba. Padahal aku nggak minta tolong apa-
apa kepadanya. Terus sewaktu ada pengamen atau tukang minta-minta, akupun
Namaku Izrail!______________________________________________________12
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
merogoh kocek dengan enteng. Bukan 500 atau 1000 perak seperti biasanya kalau
memberi. Namun 10 ribu, 5 ribu. Bi Ida cuma bisa melongo saja melihat kemurah
hatianku yang mendadak itu. Ngiri juga kali. 10 ribu buat dia akan berarti juga.
Biasanya dia cuma akan berkata, "Lumayan, untuk jajan anak-anak", katanya setiap
kali aku beri 10 ribu
perak karena mau membelikan makanan untukku atau sekedar mengambilkan
cucian jasku di binatu Nyai Salamis yang jaraknya cuma beberapa rumah saja dari
tempat tinggalku.
Aku sendiri sejauh ini merasa biasa-biasa saja, walaupun orang lain melihatnya
sedikit bingung. Yang kupikir-pikir agak aneh malah aku melihat segala benda
menjadi tanpa makna, tanpa arti.
Koleksi bukuku yang kubiarkan bertumpuk akhir-akhir ini, kok kelihatannya seperti
onggokan sampah yang menggunung. Isinya kok kayanya sampah dan salah tulis
semua. Demikian juga tumpukan baju dan jasku, aku melihatnya seperti gombal
biasa saja. Padahal jangan salah lho, aku ini termasuk orang yang cukup berselera
juga kalau membeli buku atau pakaian. Bukan nyombong. Cuma memang aku ini
termasuk selektif dalam memilih buku, baju, kaos atau celana panjang. Pokoknya
kalau nggak pas benar dengan seleraku, nggak bakal kubeli, walaupun murah
banget. Begitu juga kalau pun itu berharga cukup mahal, tapi kalau sudah pas
dengan seleraku pasti kubeli, berapapun harganya. Meskipun aku harus
menggesekkan duit plastikku yang tagihannya masih lumayan banyak. Tapi
begitulah, namanya juga selera. Apapun akan dilakukan walau nantinya aku mesti
sedikit berhemat dengan uang gajiku.
Selain itu, pulsa hp-ku pun belakangan ini cepat habis. Baru dua minggu sebenarnya
aku mengisi hp-ku dengan sejuta pulsa.Ya satu juta padahal biasanya cuma seratus
ribu. Biasanya sih ini cukup untuk satu setengah bulan. Tapi seminggu ini aku getol
banget menelpon kawan-kawan yang nomernya ada di hp. Bahkan yang tak pernah
ku telpon pun iseng-iseng kutelpon juga. Ber-haha-hihi-hehe atau cuma sekedar
nanya keluarganya.
Namaku Izrail!______________________________________________________13
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Apalagi ke Mimi1 di Cirebon, hampir tiap hari pagi, siang, sore atau malam kutelpon
menanyakan kabarnya. Mimiku yang di Cirebon nampaknya cuma terbengong-
bengong saja mendengar ulahku yang seperti Miss Ring-ring2. SMS apalagi, entah
berapa ratus SMS belakangan ini dengan gencar kukirimkan ke semua orang. Ada
saja yang kukirim. Kalau bukan SMS lucu, SMS cinta, SMS iseng ya SMS hikmah.
O iya, SMS Hikmah, aku jadi ingat kok ini SMS yang paling sering kukirimkan ke
teman-teman. Ke mantan cewekku dan teman-teman cewekku pun begitu. Aku tiba-
tiba saja rajin ber-SMS dan bertelpon ria menanyakan kabarnya. Mantan cewekku
baru saja dua bulan kuputuskan jadi mantan. Kami berpisah dengan baik-baik sih
sebenarnya. Soalnya dia ragu dan aku jadi ragu setelah kali ketiga ia masih bimbang
sewaktu kuajak menikah tahun ini. Ahhh..., secara teknis belakangan ini memang
aku lagi patah hati walaupun tidak terlalu menyakitkan. “Mungkin memang bukan
jodoh”, ujar mamanya sewaktu aku kabari dengan setengah memelas bahwa kami
memutuskan untuk berpisah. Akupun cuma bisa mengiyakan. Pasrah.
Juga, baru sebulan yang lalu aku mengunjungi pernikahan orang yang pernah begitu
lekat di pikiranku. Mengucapkan selamat dan menyerahkan kado yang ia inginkan.
Gelang emas 22 karat berukir "Dariku, Untukmu". Well, semuanya itu seperti mimpi,
begitu saja berlalu. Tanpa sesal ataupun kehilangan yang terlalu mendalam.
Mungkin, beda sekali kalau kejadian yang terlihat seperti "menyedihkan" ini terjadi
beberapa bulan yang lalu. Barangkali aku akan kelimpungan layaknya lelaki
kehilangan cinta. Tapi belakangan ini kok aku nampaknya cuek-cuek saja tuh.
Swear, aku tidak merasa tidak kehilangan apapun.
Khususnya dua minggu terakhir ini.
1 Mimi = Bahasa Cirebon untuk Ibu atau Mama2 Miss Ring-ring, julukan untuk orang yang hobbi menelpon via hp
Namaku Izrail!______________________________________________________14
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
3. Izrail Sang Malaikat
"Ya Allah", ujarku setengah tak percaya.
"Engkau...engkau...Izrail malaikat maut?", tanyaku setengah tak yakin.
Ia mengangguk dan tersenyum manis. Terlalu manis malah. Perasaanku mendadak
mengerut nyusut.
Baru kusadari, ia yang berdiri dihadapanku ini membangkitkan sensasi yang agak
aneh. Kulitnya sangat bersih. Bahkan bisa kubilang bersinar. Persis seperti
gambaran buku-buku atau pun film tentang orang-orang yang ahli ibadah. Halus,
nyaris tanpa otot dan bulu. Ya mirip kulit bayilah.Ya bulu, sama sekali tak ada bulu
dikulitnya. Di kejauhan mungkin akan nampak halus seperti...pualam.
Wajahnya ganteng, boleh dibilang nyaris cantik. Pipinya yang halus dihiasi rona
memerah. Mungkin kenyal-kenyal dikit kalau dipegang-pegang seperti bunyi iklan
sabun mandi “Dove”, pikirku. Aku yakin, ia bisa menjadi Casanova nomor wahid
kalau ia mau. Atau, kalau mau jadi iklan sabun mandi, mungkin cocok untuk sabun
mandi apapun. Dalam arti sabun mandi kecantikan atau kegantengan. Soalnya,
memang sampai saat ini, kalau saja ia tidak bersuara, sulit sekali membedakan jenis
kelamionnya, apakah ia laki-laki atau wanita.
Rambutnya teratur rapi tidak terlalu panjang, lurus lemas tergerai di atas pundak
yang lebar. Panjang sedang-sedang saja, tidak seperti orang yang habis bercukur
maupun tidak bercukur lama. Nampaknya ia tidak pernah ditumbuhi kumis atau
Namaku Izrail!______________________________________________________15
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
jambang. Tak ada bekas apapun di sekitar pipi, dagu, dan mulutnya yang berbibir
tipis. Kedua alis matanya hitam dan rapih, nyaris bertemu diatas hidungnya yang
bangir dengan bentuk tulang yang lurus kalau dilihat dari depan. Dari samping tentu
akan terlihat bangir sempurna.
Sorot matanya lembut namun dingin, kerling dan kilatannya agak sedikit...menggoda.
Bibirnya seolah terus-menerus tersenyum simpul, setengah meledek melihat
kebingungan dan sekarang kekagetanku. Bibirnya, ya bibirnya...., sebenarnya lebih
mirip bibir joker musuh bebuyutannya tokoh komik Batman dan Robin. Walah...,
senyumnya..., memang mirip senyum salah satu bintang sabun mandi bintang film
yang terkenal.
Tidak ada yang aneh sebenarnya kalau saja orang tidak berada dalam jarak dekat
dengannya. Aku yang cuma beberapa puluh senti darinya bisa melihat lebih jelas
keganjilan sosok yang nampak jangkung dan tampan ini. Bau harum yang tak pernah
kucium dari bunga atau pewangi manapun semerbak di kamarku, terhirup hidungku,
menjadi bagian dari nafasku.
Bebauan itu...Kkok rasanya seperti paduan dari bau harum, manis, dan
membangkitkan sensasi. Kok ya, si Izrail ini pake wewangian darimana pikirku. Bisa
membuat aroma terapi seperti itu. Mungkin efek wewangian ini juga yang
menenangkan diriku. Entahlah, aku sendiri masing dipengaruhi kebengongan dan
kebingungan dalam wewangian aroma terapi yang menghambur dari bau
kehadirannya.
Aku masih membanding-bandingkan sosoknya dengan beberapa public figure yang
sering kulihat di bioskop dan televisi. Seingatku tidak ada peragawan ataupun
bintang film yang mirip dengan dia ini. Leonardo Di Caprio yang tampan imut-imut
pun tidak seperti dia, atau Pau Min Che yang aktor F4 pun jauh banget. Entah suku
apa si Izrail ini.
Dari melongo, kaget, bingung sekarang lagi-lagi ada yang merambat pelan-pelan
disekujur tubuhku. Bulu-bulu kudukku berdiri kembali secara serempak. Tapi,
sekarang dengan kesadaran yang meremang diantara keringatku yang mulai
Namaku Izrail!______________________________________________________16
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
merembes dan terasa dingin disekujur tubuh dan tanganku. Aku kembali mendadak
disergap rasa takut amat sangat.
Namun itu tak berlangsung lama. Entah darimana datangnya, perasaanku yang
campur aduk itu menemukan titik keseimbangannya lagi manakala mencermati
sosok yang berdiri dihadapanku ini. Wah, memang efek wewangian ini yang
membuatku tenang pikirku.
Tubuhku sudah kembali ke posisi rebahan di pembaringan. Tanpa daya. Kuamati
lagi sosok Izrail yang ada di hadapanku. Tepatnya bukan dihadapanku. Tapi di ujung
ranjangku.
Ya, saat itu aku sebenarnya lagi terbaring lemes dipembaringanku. Bukan sakit atau
pun meriang. Cuma seperti kurang gairah. Waktu itu sudah menjelang tengah
malam. Jadi sebenarnya aku sudah bersiap-siap mau rebahan untuk tidur setelah
membolak-balik beberapa lembar surat dari Kitab Al Qur'an versi H.B. Jassin yang
diberi judul “Bacaan Mulia”3. Namun kedatangannya yang tiba-tiba membuyarkan
kantukku. Tidak ada yang bisa kukatakan saat itu. Pelan-pelan, karena kulihat ia juga
cuma berdiri disitu, aku mulai mencoba menenangkan diri kembali dan menatap
sosoknya dengan tolol.
Lalu kuberanikan diri mencoba membuka dialog lagi setelah beberapa detik kebisuan
melanda kami berdua. Dalam ketenangan yang bisu, Aku mulai menyadari
datangnya sesuatu yang sudah menjadi kepastian semua makhluk yang
hidup...Kematian.
"Sudah waktunyakah aku...", tanyaku pelan.
Sangat pelan sekali. Kupikir ia tak mendengar ucapanku.
"Ya, sudah saatnya menghadap Dia", katanya.
Beberapa jenak aku pun cuma bisa menatapnya lagi. Tanpa komentar dan rasa
apapun. Hambar....gitu. Lalu... entah bagaimana tiba-tiba saja aku nyeletuk tenang.
3 H.B. Jassin , “Bacaan Mulia”, Penerbit Halco Jaya
Namaku Izrail!______________________________________________________17
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Lagi-lagi, kurasakan ketenanganku karena pengaruh aroma wewangiannya.
" Boleh aku meminta sesuatu sebelum engkau mengambilku...", harapku spontan.
Ia tidak kelihatan bimbang, malah sepertinya sudah tau kalau aku akan sedikit rewel.
Ia cuma mengangguk. Lalu, entah ide darimana, lidahku fasih bertanya.
"Ceritakan tentang kamu...".
4. Hikayat Izrail
Seperti bersyair, Izrail mengungkapkan kisah dirinya.
Begitu saja.
Ketika Dia Berkehendak melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya,
maka aku mengada seperti yang lainnya dari jenisku.
Tercipta begitu saja dari Nur Muhammad dan al-Haba,
berkas-berkas debu dan cahaya yang memanifestasikan perintah penciptaan semua
makhluk - Kun Fa Yakuun.
Aku adalah satu diantara yang tak terhitung,
yang Dia ciptakan untuk menjaga kelangsungan Kun FaYakuun,
sebagai suatu proses.
Aku adalah bagian dari Niat, Hasrat, Keinginan, Kehendak dan Kemahakuasaan-Nya
untuk dikenal.
Aku adalah bagian dari Perbendaharaan Tersembunyi MilikNya,
yang menjadi misteri bagi semua makhluk yang dihidupkan dan
dimatikan oleh-Nya jua.
Ada milyaran proses yang menyertai Kemahakuasaan dan Kemahabesaran yang
dinyatakan-Nya. Sejumlah itulah kami ada.
Namaku Izrail!______________________________________________________18
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Baik yang nyata maupun yang kasat mata.
Baik yang terasa maupun tidak terasa.
Baik di dalam maupun di tapal batas semesta.
Masing-masing dari kami, mempunyai tugas-tugas yang spesifik.
Aku adalah salah satunya yang bertugas dengan kepatuhan HambaNya setiap saat,
bersiap sedia bilamana semua makhluk sudah tiba untuk dipanggilNya untuk
kembali, baik dengan RahmatNya maupun MurkaNya.
Karena aku dari jenis makhluk yang mengikuti kepatuhan-Nya,
maka aku sebenarnya tidak pernah terikat oleh ruang dan waktu, maupun
kesementaraan. Meski begitu, aku selalu mengikuti arus Sang Waktu,
seperti layaknya mahluk lain yang berada dalam kisaran tersebut.
Jadi pendeknya aku tak pernah mati, sebelum yang lainnya kumatikan atas
kehendak-Nya. Atau makhluk semacam itulah;
Aku dapat bertasbih tanpa kenal lelah, tak kenal waktu
ataupun pengertian-pengertian relativistik seperti yang dinyatakan ada pada
kaummu,
yang ditakdirkan dari Kehendak-Nya dengan Kemahabijaksanaan-Nya
sebagai Bani Adam, si Pengemban Amanat Penciptaan.
Tugasku, ya seperti yang kamu rasakan ini,
mengembalikan serpihan-serpihan cahaya kembali ke asalnya,
ke awal mula penyaksian-Nya,
ketika washilah kalian bersaksi “Benar (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi!”4.
Aku, biasanya cuma sekedar menerima catatan dari Lauh Mahfuzh,
siapa-siapa yang harus kujemput saat itu.
Hanya saja, karena aku tak pernah dipengaruhi gerak-gerik Sang Waktu,
aku bisa berada dimana saja, kapan saja, 4 QS 7:172 “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Benar (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)"
Namaku Izrail!______________________________________________________19
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
tapi bukan Coca Cola lho.
O.. ya, ngomong-nomong soal Nur Muhammad & Al-Haba, cahaya awal mula dan
debu semesta pertama, memang Aku terbuat dari serpihan-serpihan cahaya & debu,
yang menjaga proses Kun Fayakuun.
Sebenarnya, aku dan yang lainnya ada karena Dia mempunyai Kehendak dan
Keinginan Yang Tak Terbantahkan;
Dia ada karena Kemestian dan Kemutlakan Diri-Nya, Kemandirian-Nya,
Kewenangan dan Perintah-Nya,
sehingga bagi selain-Nya, Dia adalah Perbendaharaan Tersembunyi,
dan bagi manusia yang mengemban amanatNya,
maka Perbendaharaan Tersembunyi itu adalah Harta TerpendamNya
yang berada di kedalaman Jiwa yang menjadi washilah penyaksian ke-Esa-an-Nya.
Sedangkan Aku adalah bagian dari washilah yang menjadi Harta Terpendam-Nya di
kedalaman Samudera Jiwa Para Penyaksi,
seperti halnya malaikat yang lain pun ada di dalamnya,
bahkan Azazil Sang Iblis pun bagian dari Harta TerpendamNya
yang menyusup di kedalaman Jiwa Penyaksi sejak manusia pertama
yang disebut Adam dan Hawa dihadirkanNya
dengan sekali perintah yang dinyatakanNya
dengan Kun FaKuun, Bismillahir al-Rahmaan al-Rahiim.
Aku ada, makhluk lainnya juga ada sebagai kemestian dari Keberadaan-Nya. Jadi,
jangan terbalik, makhluk ada karena Dia Maha Ada,
dan keberadaan makhluk semata-mata karena limpahan rahmat dan kasih sayang-
Nya saja, tak lebih dari itu.
Hingga ketika Dia mendeklarasikan Kemandirian-Nya dan Keberadaan-Nya yang
Absolut maka Dia berkata:
“Aku adalah Perbendaharaan Tersembunyi,
Namaku Izrail!______________________________________________________20
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Aku ingin dikenal,
Aku ciptakan makhluk,
maka dengan-Ku makhluk akan mengenal-Ku,
dengan Rahmat dan Kasih Sayang-Ku,
Makhluk akan sampai pada-Ku”.
Dia ucapkan kalimat yang mewakili Kemahagungan dan KemahaindahanNya -
Bismillahir al-Rahmaan al-Rahiim, kalimat itu adlaah kunci dari Perbendaharaan
Tersembunyi Diri-Nya. Siapapun yang menerima kunci itu maka ia akan mampu
melimpahkan Rahmat bagi semua makhluk ciptaan-Nya.
Semua itu dasarnya adalah Cinta yang tak akan dapat dinilai oleh apapun jua kecuali
dari ketulusan hati hambaNya yang sholeh, yang menjadi Pecinta dan Yang Dicinta.
Dan CintaNya pada semua makhluk tak akan terbalaskan kecuali oleh Rahmat dan
Hidayah-Nya sendiri. Si Hamba yang menjadi rahasia CintaNya, adalah maujud dari
Cinta-Nya pada semua makhluk karena si hamba tersebut menebarkan cinta juga
kepada hamba-hamba lainnya tanpoa pamrih. Dan rahasia ktulusan sperti itu akan
diturunkanNya pada semua hambaNya,yang Dia inginkan untuk menyatakan
CintaNya itu. Maka, ia si hamba menjadi Rahmat bagi semua alam dimana
didalamnya terdapat bentuk-bentuk kehidupan.
Dalam pemeliharaan Asma-asma Utama-Nya, semua kenyataan hidup ditopang oleh
Nama-namaNya Yang Terbaik - Allah, Ar-Rahmaan dan ar-Rahiim, dengan
lingkupan Diri-Nya Yang Maha Hidup & Maha Mematikan.
Firman yang dinyatakan dari Kehendak dan Kekuasaan-Nya itu mengalir dan
menjadi dengan Pengetahuan Tentang DiriNya, Allah, Rabbul ‘Aalamin, Yang Maha
Esa, Yang Sempurna, Maha Mengetahui, Suci dan Maha Tinggi.
Ketika “Kun FaYakuun” dikatakan menjadi Firman-Nya, ia muncul dengan rahmat
dari Cahaya Kemegahan-Nya sebagai Nur Muhammad, hakikat dari citra cinta awal
mula yang cahayanya sempurna; Nur Muhammad adalah penyaksi ke-Esa-an Diri-
Namaku Izrail!______________________________________________________21
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Nya, Yang Maha Esa. Kemudian aku pun menyadari bahwa melalui Nur Muhammad
itu aku pun akan benar-benar mengenal Penciptaku.
Dalam pusaran wawu,
Hasrat dan Keinginan Diri-Nya berputar melawan detak Sang Waktu
Tersembunyi di balik tabir Keseimbangan MutlakNya yang Maha Diam dan Maha
Berubah. Aku sebagai Izrail berada dalam pusaran itu.
Didalam rahasia Pusaran Wawu aku disisipkan-Nya untuk membalik kenyataan dan
harapan, lantas disembunyikan esensi ku dalam pusaran Thaa.
Disana, didalam pusaran huruf Thaa lahir huruf yang muncul dari semua Kehendak-
Nya untuk dikenal menjadi hamparan Maghfirah-Nya;
Maghfirah adalah permadani ampunan dan tobat yang digelar guna meluaskan
semesta kesadaran-ruang-waktu yang tak bertepi.
Dan beruntunglah semau makhluk, samudera kehidupan DiciptakanNya dengan
Rahmat dan AmpunanNya sebelum Aku dihadirkan dihadapan semua yang hendak
kurenggut masanya.
Mim meluas mengikuti pusaran Thaa sebagai lapisan tipis yang terhampar diatas,
didalam, dan dibawah Maghfirah. Ia, Mim yang menghidupkan kehidupan, memberi
kuasa kesejukan, kuasda untuk bertaubat, ampunan, harapan, dan memantulkan. Ia
menjani benang yang menjulur dan direkatkan oleh cahaya di atas cahaya yang
wujud dari Cinta DiriNya untuk dikenal. Diatas rajutan dan lem perekat itu, pantulan-
pantulan cahaya berkilau muncul dan lenyap secara terus menerus, sampai Dia
kelak nyatakan segala sesuatunya harus kembali padaNya. Dan itu berarti semua
permadani kehidupan digulung kembali, dan kiamat global telah tiba masanya.
Dari kejernihan, kelembutan yang dihamparkanNya didalam Mim yang maujud
menjadi Maghfirah, gerak semua hasratNya dinyatakan sebagai pembuka Rahmat.
Dialah yang langsung menggerakkan realitas maujud sebagai Muthaa – si
Penggerak Pertama.
Namaku Izrail!______________________________________________________22
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Dari DiriNya sebagai Penggerak Pertama, kesempurnaan yang tampil dinyatakan
sebagai sesuatu yang dihidupkan dan dimatikanNya. Al-Fatihah kemudian
dilantunkan dari dawai pengetahuan Malaikat Jibril menjadi firman Pembuka rahmat
dan kasih sayang. Didalamnya ada pintu tersembunyi yang sejatinya tersembunyi
didalam diri setiap makhluk yang diciptakan untuk sampai pada rahasia DiriNya yang
nyata maupun yang ghaib. Dan pintu itu membutuhkan kunci untuk membukanya,
sedangkan untuk menemukan kunci itu, semua yang ingin selamat harus menjejaki
kehidupan Muhammad yang lurus, dengan ikhlas, seikhlas-ikhlasnya.
Cahaya KemegahanNya adalah Nur Muhammad, adalah Cahaya-Nya yang tidak
tercitrakan di alam nyata namun daya hidup semua makhluk dinyatakan dari Nur
Muhammad itu. Karena itu, Nur Muhammad bagaikan baju terbaik yang pertama Dia
ciptakan, dengan jubah KebesaranNya, yang disedekahkanNya bagi semua
hambaNya yang ikhlas agar si hamba menjadi yang terbaik dalam menjalani
kehidupan, dan dengan kebaikan Ilahiyah itu ia dimampukan untuk mencitrakan
Kemahaindahan dan KemahaagunganNya.
Ketika Nur Muhammad itu dinyatakanNya sebagai tanda kehadiran diriNya di dalam
kehidupan, maka ia adalah baju terbaik yang terakhir dikenakan kepada makhluk
pilihanNya untuk menjadi washilah-Nya, sebagai guru manusia yang menjadi pusat
ampunan dan taubat, rahmat bagi semua manusia yang mau mengikuti akhlak dan
perilakunya.
Muhammad yang manusia adalah Insan Kamil, Manusia Paripurna, ia adalah
panutan dan tuntunan, realitas dari kehadiran asma, sifat dan PerbuatanNya yang
terbaik yang direspon manusia dengan Ketundukkan dan Berserah Diri atau Islam
sebagai perjanjian primordial para Nabi dan Rasul agar dinyatakan dalam tatanan
kehidupan sehari-hari.
Karena itu, ia sebagai Muhammad adalah ia yang menjadi Cahaya Kehidupan
semua makhluk yang hidup. Didalam dirinya sebagai makhluk maka Nur Muhammad
sebagai Muhammad yang makhluk, yang kawin mawin beranak pinak, yang masih
makan nasi kebuli dan gulai kambing adalah Rasulullah, ia adalah pengemban
amanat pertama, sekaligus yang paling akhir dihadirkan dalam sejarah manusia.
Namaku Izrail!______________________________________________________23
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Sesudah dirinya, tak ada lagi Nabi dan Rasul karena masanya telah usai. Hanya
yang sombong dan tamak yang gagal menapaki martabat kehambaan, keikhlasan
dan ketulusan saja yang kelak akan mengaku-aku menjadi Nabi maupun Rasul. Dan
bila ini muncul maka tidak salah lagi, mereka tak lain para penipu dan yang tertipu
daya karena ilusi kesucian dirinya yang dibarengi dengan ketamakan dna kerakusan
untuk berkuasa di dunia. Maka, hati-hatilah jangan kamu terkecoh dengan pernak
pernik kenabian dan kerasulan yang sudah usai masanya, itu bukan lagi jatah bagi
masa depan karena telah ditranformasikan oleh Muhammad Rasulullah sebagai Nabi
dan Rasul Terakhir menjadi Pengetahuan Tauhid, Jalan Yang luas, Shirathaal
Mustaqiim.
Muhammad yang Ummi sebagai Muhammdurrasulullah adalah akhlaknya yang akan
selalu hadir dalam kehidupan manusia sepanjang sejarahnya sebagai Insaana Fii
Ahsaani Taqwiim, yang mampu membaca dari keummian, yang menyucikan jiwa dari
ketercelaan dan kelalaian dengan kehambaan dan keikhlasan bukan dengan
kesombongan dan kebergantungan pada selain Allah (tidak mandiri).
Karena semua itulah kenapa Nur Muhammad dapat dikatakan sebagai esensi dari
Niat Awal mulaNya untuk dikenal oleh semua makhluk ciptaanNya.
Ia hanya menjadi sekedar realitas dari segala sesuatu yang hidup,
bagi mereka yang memiliki ketaatan, ketundukan, keberserah dirian
sebagai hamba-Nya yang sadar dan selaras dengan
menyelaraskan hati, akal pikiran dan perbuatannya,
bashirah dari Kemahalembutan-Nya,
dengan qolbu penyaksi yang Mukminin,
dan mereka yang menempatkan dirinya
sebagai bagian dari-Nya sebagai al-Mukmin.
Ketika Nur Muhammad menyinari zarah tanpa massa,
yang kelak ditakdirkan menjadi al-Haba,
maka dalam kuatnya pusaran wawu,
dinyatakanNya Thaaha sebagai Asma-asma-Nya
yang dinyatakan-Nya menjadi ketetapan.
Namaku Izrail!______________________________________________________24
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Dan disanalah, Aku Izrail, adalah bagian dari ketetapanNya, selalu menatap dengan
waspada pada setiap makhluk yang hidup, untuk menunaikan perintah dan tugas
mulia mengembalikan jiwa-jiwa kembali kepada asal mulanya yaitu Nur Muhammad.
Dalam masa-masa primordial, disebutkan-Nya sebuah huruf menjadi firman yakni :
Shaad, menjadi semua ketentuan primordial yang terasakan menjadi
fenomena-fenomena kehidupan, citra-citra gerak dan rasa perubahan inderawi,
imajinal, dan kehidupan. Akupun menelisip disana juga, karena itu esensi semua
ketentuan sebenarnya adalah ketentuan untuk dijalani dengan sadar bahwa semua
akan dikembalikan, dimatikan, dan dipertanggungjawabkan melalui diriku sebagai
Izrail, elmaul, Sang Pencabut Nyawa.
Di Awal penciptaan, Cahaya-Nya yang semburat meluaskan fondasi semesta.
Diatas cahayanya sebagai Nur Muhammad,
Cahaya DiriNya adalah kebeningan yang menjadi lem perekat realitas dengan
CintaNya. Lantas dikatakanNya : Thaasin
Disinipun aku juga menjadi bagian semua yang diciptakanNya. Kenapa begitu?
Karena dibalik firman singkat itu roda kehidupan mulai diputar,
setiap putaran yang benar maka kehidupan yang benar akan berjalan,
setiap putaran yang salah, maka Aku kemungkinan akan tampil sebagai kenyataan
yang dipaksakan karena sebab dan akibat perbuatan yang dinyatakan dari
kelalaian yang melampaui keseimbangan dan timbangan al-Mizan.
Semua itu tetap menjadi ketentuan yang masih berada dalam koridor sunnatullah-
Nya. Jadi, aku , Izrail pun, sebenarnya bagian dari sunnatulah yang berjalan dan
ditetapi oleh semua makhluk. Maka, makhluk yang tak sadar mungkin lalai kalau aku
sebenarnya mengiringi semua langkahnya. Aku bukan mengancam, tapi aku
mengiringi setiap kelalaian yang fatal, kelalaian yang melampaui batas, kelalaian
yang akan mencelakakan.
Dari Thaasin juga Kehendak dan Kekuasaan-Nya maujud,
dalam diri yang menghamba hanya pada-Nya dengan ikhlas-Nya.
Namaku Izrail!______________________________________________________25
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Jikalau Thaasin itu dinyatakan dengan kesadaran akan Kelahiran dan Penciptaan,
maka beruntunglah semua makhluk yang berpikir dan berperasaan
sebagai manusia yang utuh
karena dari kepahaman yang utuh, yang integralistis dan holistis itu,
akan tercipta perasan sari kehidupan bagai minyak penuh rahmat,
minyak itulah yang sering disebut minyak zaitun yang diberkahi,
yang kilau kemilaunya mampu menerangi, kendati tanpa disentuh api5;
Kilau kemilau cahaya minyak zaitun adalah
Simetri Kegaiban Mutlak-Nya yang pecah mandiri
dengan rupa dan bentuk,
rasa dan gerak huruf WaWu, Thaa, Thaaha, Thaasin,
melahirkan Cinta-Nya dengan Niat dan Hasrat-Nya semata
yang menghamparkan MaghfirahNya bagi semua ciptaan.
Setelah semua itu,
sebuah suara kemudian menggema dalam ruang waktu ciptaan
Yang dikatakanNya sebagai Lembah Thuwaa, tempat dimana Musa menerima
sepuluh perintah DariNya sebagai gema (Echo) dari
Suara Jiwa Yang Satu yang menjadi rahasia bashirah ke-Esa-an DiriNya
Yang Maha Esa.
Ketika Kegaiban Mutlak-Nya terbuka bagai cadar perawan belia,
Rahmat dan Kasih Sayang-Nya melimpah tumpah, cinta dan citaNya tumpah ruah ke
semua arah, menghampar meluas di semua sudut ruang dan waktu yang
Menjadi hambaNya. Tak ada tuan selain DiriNya Yang Maha Esa, selain dirinya
adlaah hambaNya semata.
Lantas, ketika kesadaran Jiwa Semesta mulai mekar tumbuh,
5 QS 24:35 Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Namaku Izrail!______________________________________________________26
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
mengembang, menguncup, mengembang, dan tumbuh lagi
dalam Diri-Nya yang Maha Hidup dan Maha Mematikan,
al-Iradah-Nya goncangkan kegaiban
al-Qudrah-Nya menjalar menjadi denyut hasrat
yang maujud dari niatNya untuk dikenal.
Gemulainya menari dan menjulur
mencapai batas-batas semua ketetapan
al-Haba hadir sebagai debu awal mula dalam
semburat cahaya Nur Muhammad yang meneranginya.
Dengan ledakan-ledakan yang hanya bisa kau ketahui dari sisa-sisanya saja, maka
Diserukannya perintah penciptaan :
“Jadilah! (kun)”, maka lelehan minyak zaitun itu seperti minyak tak tembus cahaya,
lantas kehendak-Nya terkonfirmasikan menjadi PertolonganNya,
rahasia dari huruf Wawu, darinya muncul kekuasaanNya sebagai Pencipta,
Pemelihara dan Pendidik semua makhlukNya, dan Dialah Allah, Rabbul ‘Aalamin.
Bentuk-bentuk makhluk DinyatakanNya dari semua
Hasrat Cinta DiriNya berupa plasma awal mula
yang meleleh dan meledak-ledak dengan sendirinya,
ciptakan gelombang Dentuman Awal Mula (Big-Bang),
yang lontarkan al-Haba jadi debu-debu materi pemula,
potensi-potensiNya lahir dari cahaya fisikal,
energi dan materi kemudian diikatkan menjadi Jibril dan oleh Jibril meluas ruang
awal-mula dalam ketakberhinggaan Sang Waktu yang mengada
menjadi fondasi alam nyata;
darinya muncul salah satu kaumku yang mampu menjangkau setiap
sudut-sudut semesta; membangun superspace6 awal mula;
Dari Nur Muhammad,
maujud salah satu kaumku mengikat dan merajut
semua maujud al-Haba menjadi semua makhluk,
6 Superspace, struktur ruang-waktu alam semesta
Namaku Izrail!______________________________________________________27
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
baik sendiri-sendiri sebagai gelembung-gelembung kuantum,
maupun sintesa dari banyak zarah menjadi citarasa-citarasa7,
yang hanya bisa diraba dan dirasa dengan tiga warna
sebagai bahan baku dari bentuk-bentuk yang terbaik
yang kelak bisa dikenal manusia dengan merajutnya dari cahaya
Merah, Hijau dan Biru
menjadi
inti-inti dan atom-atom awal mula
yang melahirkan nafas rahmat-Nya dengan Pengetahuan-Nya dan
kehambaan makhluk-Nya,
kilatan Kekuasaan-Nya menerangi dengan firman-Nya
Alif-Laam-Raa (QS 2:1)
membangun ikatan-ikatan Rahmataan Lil ‘Aalamin
menjadi
molekul-molekul,
gen-gen,
sel-sel,
jaringan-jaringan,
organ-organ,
obyek-obyek,
menjadi
semesta kehidupan dengan galaksi-galaksi,
bintang-bintang,
planet-planet,
batuan-batuan,
gunung-gunung,
mata air,
samudera, lautan, danau, dan sungai,
tumbuhan, binatang, manusia,
dan menjadi bagian demi bagian dirimu
yang lahir dan yang batin adalah Arasy Kerahasiaan Perintah Penciptaan
dengan Kun FaYakuun dan Basmalah,
7 Quark, dikenal sebagai materi elementer terkecil dalam fisika teoritis yang hanya dapat dimengerti dengan citarasa-citarasa keatas, kebawah, menyenangkan, dan ungkapan metafisi lainnya.
Namaku Izrail!______________________________________________________28
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Kemahakuasaan dan Kemahabesaran,
Kemahaagungan dan Kemahaindahan-Nya yang tak boleh kamu ucapkan
tanpa seidzin-Nya.
Dengan Rahmat yang dinyatakanNya sebagai nama teragungNya sebagai al-
Rahmaan, maka alam semesta dan semua isinya ada dalam Nama DiriNya sebagai
al-Rahiim.
Karena itu, semua realitas yang dinyatakannya sebagai Manusia Adam yang
dikatakanNya sebagai Adam Awlia, Insaan Fii Ahsaani Taqwiim, adalah anak-anak
kandung yang fitri yang dilahirkan dari al-RahiimNya,
anak-anak alam semesta yang dilahirkan dari ke-ummi-an makhluk untuk menjadi
pewaris dari Washilah Penyaksi ke-Esa-anNya.
Mereka adalah Nur Muhammad dalam setiap esensi,
Muhammad dalam setiap maujud yang lahir,
yang bisa menjadi semua manusia
yang selalu sadar akan kehambaannya di hadapan Allah
dengan menghadapkan wajahnya secara total untuk Berserah Diri
dalam suatu lingkupan yang dirahmatiNya dengan sebutan Mukminun (orang yang
beriman) menjadi al-Mukmin (orang yang mukminun yang patuh dengan semua
ketentuanNya dan menjauhi laranganNya).
Apakah mereka (semua makhluk termasuk manusia) mengakuinya atau tidak bahwa
dirinya adalah bagian dari aktualitas “Laa ilaaha illaa Allah, Muhammadurrasulullah”
yang menjadi fondasi denyut Kehidupan,
dihadapan Sang Pencipta semua realitas ciptaan akan diam tak mampu bicara,
karena hanya Dia sebagai al-Haqq melalui UtusanNya sebagai Penyeru Yang Dekat
sajalah (al-Munad, QS 50:41) yang akan berbicara dalam Dialog dan Interogasi
Akbar di Padang Masyar, Padang dimana semua Realitas PengetahuanNya
dinyatakan tanpa manusia berkutik lagi kalau itulah fakta dan bukti dari
Dia, Yang Maha Esa, bukti nyata (al-Bayyinah, QS 98) dari Dia yang NamaNya
harus dinyatakan dengan kesucian sebagai Nama Yang Maha Tinggi
yang memusnahkan semua asma-asmaNya, semua maujud makhluk ciptaanNya.
Namaku Izrail!______________________________________________________29
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Dia yang NamaNya sebagai ikrar yang mengikat realitas kehidupan
yang dinyatakan dengan dua belas huruf dari cahaya “Laa ilaaha illaa Allah”(165).
Dari duabelas huruf, aktualitas namaNya sebagai Allah dikenali dari Cahaya Yang
Dipegang al-Munad sebagai Jiwa Fitri yang mengalir bebas dari esensi Nur
Muhammad, sumber yang berseru, mewawancarai, menulis dan berbicara untuk
mengaktualitaskan nama-nama semua makhluk, mulai dari Ism AgungNya, Asma Ul
Husna, nama-nama Malaikat , Nabi, Rasul, kaum arifin dan semua nama manusia
maupun semua bentuk bahasa serta istilahnya. Dia sebagai al-Munad adalah
Rasuulun Kariim, pengajar dan yang juga diajari, pelajar yang juga mengajar, murid
yang juga murad, yang diikuti dan dipatuhi untuk menjadi Pewaris PilihanNya.
Kaum mu, tercipta dari proses setelah milyaran tahun Kun FaYakuun
berjalan dalam ketentuan azali sebagai yang terukur,
dengan syarat keseimbangan yang menjadi citra Kemahabijaksanaan Diri-Nya yang
tanpa cacat, sampai kaummu mampu mengenali-Nya
dari niat dan hasrat-Nya untuk dikenal
dengan rasa, gerak, simbol-simbol, bentuk-bentuk, bilangan-bilangan,
huruf-huruf, dan kata-kata bermakna.
Dari setiap sudut yang tercitrakan olehmu,
bagian-bagian awal mula dirimu yang berserakan di muka Bumi
kukumpulkan dengan sayap-sayapku.
Itulah tanah lempung dari seluruh penjuru bumi,
yang pernah kuambil dulu.
Lantas,
Dia tiupkan Ruh dari cahaya-Nya dengan perintah-Nya.
Dia berfirman ketika itu,
Alif Laam Mim Ra (Qs 13:1)
Cahayamu.
Namaku Izrail!______________________________________________________30
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Dia ciptakan dengan penuh rahmat, kasih sayang dan kemuliaan-Nya
Dengan menganugerahkan Pengetahuan-Nya.
Maka “Jadilah!”,
kaummu yang mengemban semua amanat kesempurnaan citra-Nya;
Amanat yang tak sanggup diemban kaumku,
amanat yang tak sanggup diemban oleh semua makhluk kecuali kaummu.
Adam yang diciptakan sebagai manusia sempurna pertama,
adalah moyangmu, Manusia Parnipura, Purnawarman,
yang memahami asmaa-a-kullahaa,
yang menjadi khalifah pertama mengemban amanat itu.
Dia lah yang dinamakan Awlia Pertama Adam Awlia
dengan sebutan khusus sebagai Insaana fii Ahsaani Taqwiim.(QS 95:4).
Kamu mungkin heran,
kalau aku sendiri sebenarnya mahluk yang sangat tak kasat mata.
Serpihan al-Haba dan Nur Muhammad adalah bahan bakuku,
yang terhalus ciptakan diriku.
Disaat tertentu, kaumku jadi sangat nyata dan
bisa berbentuk apa saja.
Persis seperti cahaya yang memantul atau
bayang-bayang yang timbul dari setiap makhluk dibawah cahaya.
Karena aku dekat dengan esensi dirimu,
maka penampakkanku sebenarnya sangat tergantung
pada apapun yang menggerakkan tindakanmu,
motivasimu, dan niat-niatmu.
Bagi kaum sejenis ku, bentuk tak berarti apa-apa.
Selama milyaran tahun, Dia telah menetapkan masing-masing dari kami
dengan urusan-urusan yang spesifik.
Dia telah berfirman,
Thaahaa (QS 20:1)
Namaku Izrail!______________________________________________________31
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Sebagai ketetapan untuk mengungkapkan maghfirah-Nya dengan Pengetahuan-
Nya.
Semua itu, dinyatakan-Nya untuk menyingkapkan segala sesuatu
dari Asma-asma-Nya, Sifat-sifat-Nya, Perbuatan-Nya, Inti Dzat-Nya
yang menjadi ketentuan-Nya, yang kelak engkau kenal sebagai berbagai simbol
yang dapat kamu tafsirkan sesuai dengan kecondonganmu pada Diri-Nya.
Ketahuilah, Kami adalah kaum spesialis, dengan perintah-perintah-Nya, yang tak
bisa kami bantah.
Kami menyertai setiap gerak-gerik segala makhluk selain kaum kami. Karena tugas
kami memang begitu.
Kami awasi segala perilaku dan tindak tanduk kaummu, kesesatanmu, kemuliaanmu.
Kami bukan memata-matai, tetapi sekedar mencatat atau tugas-tugas khusus
lainnya.
Semuanya kami catat sesuai dengan yang kami ketahui. Tapi lebih tepatnya menjadi
saksi atas proses kesempurnaanmu, dengan rahmat, anugerah, kasih sayang,
hikmah, kemahaadilan dan kemahabijaksaan-Nya. Dia telah berfirman dengan
kelembutan sebelum semuanya ditampilkan dengan Basmalah,
Kaf ha ya Ain Shaad (Qs 19:1)
Kelembutan itu adalah “yatalaththaf” (Qs 18:19) yang memunculkan Rahmat dan
Kasih Sayangnya ketika Kun fa Yakuun (Qs 36:82) dicetuskan sebagai perintah
penciptaan dengan ketentuan yang pasti terjadi (QS 69:1).
Ketika kalimat Bismillahir al-Rahmaan al-Rahiim dinyatakan-Nya, ketahuilah didalam
kalimat penciptaan itulah semua rahasia “Pengetahuan Tentang Dirimu dan
Penciptamu” tersimpan bagai Perbendaharaan Tersembunyi. Maka ketahuilah,
“siapa yang mengenal dirinya, akan mengenal Penciptanya”.
Namaku Izrail!______________________________________________________32
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Tugas yang kuemban entah sampai kapan, Aku sendiri tidak pernah diberi tahu
sampai kapan semua harus dimusnahkan. Seperti aku misalnya. Tugasku sangat
spesifik untuk mengembalikan ruh segala mahluk kembali kepada-Nya. Setelah itu,
ya sudah, petugas yang lain dari jenisku akan meneruskan proses itu. Begitu saja
setiap saat dari waktu ke waktu. Monoton memang. Tapi entah kenapa aku senang-
senang saja menjalankan titah-Nya itu. Bagiku menjalankan perintah-Nya bukan
sekedar tugas atau perintah. Tapi menggairahkan unsur-unsur pembentukanku.
Tugasku adalah jalan makrifatullah bagiku, begitulah setiap makhluk sesungguhnya
telah diberi potensi dariNya sebagai anugerahNya, untuk mematuhiNya, menjadi
hambaNya.
Entah sudah berapa banyak aku mengembalikan ruh setiap makhluk di semesta ini.
Dari kaum apa saja, dari ras apa saja. Yang baik-baik ataupun yang durhaka. Yang
sedang sekarat ataupun yang sehat-sehat saja. Pokoknya, yang berdiam disetiap
sudut semesta, yang mengikuti proses sejak Kun Fa yakuun difirmankan.
Aku sendiri, tentu saja menjadi bagian dari proses itu. Tapi karena kuasa-Nya, tugas
kami memang cuma menjaga agar proses itu berjalan seperti yang Ia Kehendaki.
Kehendak-Nya adalah Kemutlakkan-Nya. Maka kaum kami seringkali merupakan
bagian dari apa yang disebut sunnatullah. Aturan dan ketetapan-ketetapan yang
menyertai kun fa yakuun dan kalimat Basmalah, baik yang pasti atau tidak pasti.
Kenapa Aku?
Kenapa aku yang ditugasi begitu?
Ini ada sejarahnya.
Kan tadi sudah kukatakan, bahwa aku dulu pernah mengambil debu dari bumi.
Ketika Dia hendak menciptakan Adam, moyangmu itu, Dia mengutus satu malaikat
yang sebenarnya tugasnya memikul 'Arsy untuk membawa debu dari bumi.
Ketika dia ngotot ingin mengambil debu dari bumi, Bumi berkata "Aku memintamu
demi Zat Yang telah mengutus agar engkau tidak mengambil apa pun dariku
Namaku Izrail!______________________________________________________33
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
sekarang yang neraka pun memiliki bagian darinya". Malaikat pemikul Arsy terkejut,
maka dia pun batal mengambil debu bumi.
Ketika ia melaporkan kepada-Nya, Dia berfirman "Apa yang mencegahmu untuk
membawa apa yang telah Aku perintahkan padamu?".
Dengan gemetar dia menjawab, "Bumi telah meminta kepadaku demi keagungan-
Mu, sehingga aku merasa berat untuk menolak sesuatu yang meminta demi
Keagungan-Mu". Maka Allah kemudian mengutus malaikat lainnya kepada Bumi,
tetapi Bumi mengatakan alasan yang persis sama seperti sebelumnya.
Demikian sampai entah berapa milyar tahun dalam ukuranmu sampai Allah
mengutus semuanya.
Akhirnya Allah mengutusku untuk mengambil debu. Bumi pun mengatakan seperti
sebelumnya. Tapi, sudah menjadi kehendak-Nya kalau segala sesuatu yang
berhubungan dengan debu dan tanah liat akan ditugaskan kepadaku.
Aku berkata kepada Bumi,"Sesungguhnya Dia yang mengutusku lebih berhak untuk
ditaati daripada kamu".
Bumipun bungkam seribu bahasa dan pasrah atas kehendak-Nya. Akupun
mengambil dari permukaan Bumi seluruh tanah yang baik dan buruk, semua unsur
yang ada di Bumi yang mengandung Carbon, Hidrogen dan Oksigen, dan
membawanya kepada-Nya. Lalu Dia mengucurkan air kehidupan dari surga dimana
kilau kemilau Nur Muhammad nampak memantul dan memendarkan citra warna
aneka rupa. Dengan kalimat Basmalah, dituangkanNya Air Kehidupan kekumpulan
debu bumi itu sehingga menjadi lumpur hitam yang diberi bentuk yaitu minthiin (Qs
23:12), dan darinya Ia menciptakan Manusia Adam sebagai artikulator pertama bagi
kaumnya untuk mengenal DiriNya sebagai Yang Patut Disembah, DiriNya sebagai
Rabbul Aalamiin." 8 Itulah sebabnya kenapa aku ditugaskan untuk mengambil ruh
manusia dan mengembalikannya ke Yang Berhak Menentukan Nasib.
8 Diriwayatkan oleh Said bin Manshur, Ibnul Munzir, dan Ibn Abi Hatim dari Abu Hurairah, ref 10, hal 50-51
Namaku Izrail!______________________________________________________34
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Aku tak mengenal belas kasihan. Dulu, aku pernah berbelas kasih kepada manusia
yang hendak kucabut nyawanya. Namun, kehendak Allah mengandung rahasia-
rahasia yang tersembunyi, sehingga akupun malu melakukan penentangan
Kehendak-Nya.
Suatu hari, aku diperintahkan mencabut nyawa seorang perempuan di padang pasir
yang panas. Ketika kudatangi, dia baru saja melahirkan anak laki-laki. Aku menaruh
belas kasihan kepada perempuan itu karena keterpencilannya, dan juga kasihan
terhadap anak laki-laki perempuan itu karena masih bayi namun tidak terawat di
tengah padang pasir yang buas. Namun fatal akibatnya, karena anak kecil dimana
aku menaruh belas kasih itu ternyata adalah penguasa lalim dan tiran yang tak ada
duanya di Bumi. Dari situ, aku memahami bahwa “Mahasuci Dia yang
memperlihatkan kebaikan kepada yang dikehendaki-Nya!”. Ketika aku berbelas
kasihan, maka aku tidak mencabut nyawa bayi itu, tapi aku kemudian menyesalinya
karena apa yang kuanggap kebaikan ternyata benih kejahatan yang kubiarkan
tumbuh karena aku salah menafsirkan kehendak Tuhan.
Izrail terdiam sejenak. Agaknya ia masih mengenang apa yang dilakukannya dulu.
Kemudian ia melanjutkan.
Jangan tanya siapakah ibu bapakku, seperti layaknya makhluk lainnya yang beribu
bapak. Katakan saja, aku manifestasi Kehendak Yang Kuasa. Manifestasi al-Qudrah
setelah Ia memfirmankan “Kun!”. Seperti saya bilang tadi, kaum sejenisku tercipta
begitu saja karena Ia Berkehendak.
Kalau kamu bertanya berapakah banyak tugas yang telah kulakukan? Aku sendiri
tidak tahu. Benar-benar tidak tahu. Karena pengetahuan tentang itu tidak kami miliki.
Ada yang lain dari jenisku yang melakukan hitung menghitung. Itu bukan tugasku.
Aku memang mahluk yang sangat spesifik. Sebenarnya kalau soal spesialisasi
begini, kami tidak ada apa-apanya dibanding kalian manusia. Soalnya, hanya kaum
kalianlah yang diberi kehendak bebas untuk berpikir, memilah dan memilih dengan
bertanggung jawab. Kaum kami tak sanggup memikulnya, karena kami telah melihat
dampak-dampaknya yang mengerikan.
Namaku Izrail!______________________________________________________35
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Dia pun menghendaki kami bertasbih dan sujud dihadapan nenek moyangmu.
Pernah kami protes begini-begitu sewaktu kami diberitahu bahwa Dia Berkehendak
menciptakan mahluk manusia. Namun, Dia Maha Mengetahui atas apapun yang
terjadi sejak Awal dan Akhir.
Kami sebenarnya terikat Sang Waktu seperti kaummu. Sang Waktu adalah kaum
sejenisku, namun ia (Sang Waktu) adalah DiriNya yang menyatakan nafas
kehidupan kehidupan sebagai RahmaatNya yang tidak pandang bulu. Sang Waktu
adalah bagian dari realitas yang lebih imajinal, tidak nyata tapi terasa, tidak terasa
tapi berdampak, ia berasal dari esensi Nur Muhammad dimana didalamnya
tersembunyi hakikat dari kehidupan dengan rahmat dan washilah yang
menyelamatkan umat manusia dari kelalainnya, ia hadir dengan nama dan sifat
Allah, al-Hayyu, al-Qoyyum. Ialah yang memungkinkan perubahan dalam ketentuan-
ketentuan yang pasti terjadi, berulang, berputar bagaikan Roda dengan Seribu bilah
yang berputar secara terus menerus untuk menyatakan Jamal dan Jalal Allah
sampai Dia menghendaki semuanya akan musnah.
Kami sebenarnya pun tau kalau manusia akan selalu begini begitu di semesta yang
Dia ciptakan dengan rahmat dan kasih Sayang-Nya yang tak terbalaskan. Karena
memang kaum kamu bukan yang pertama dalam masa siklus ini, namun kaum yang
telah berulang kali dihadirkan di muka Bumi ini.
Kaummu menerima amanat sebagai sesuatu yang tidak kami miliki. Keinginan, akal,
dan atribut lain yang kami tidak tahu bakal jadi apa nantinya, apakah bermanfaat
atau bermasalah. Karena itulah kaum kami bisa menjadi lebih rendah dari kaummu.
Kami memang sedikit iri, sampai Dia menunjukkan kuasaNya atas semua makhluk
manusia. Kalian sebenarnya lebih tahu dari kami atas segala mahluk yang pernah Ia
ciptakan.
Kami pun lalu sujud dihadapan nenek moyangmu, Adam. Cuma satu makhluk yang
tak mau sujud. Ialah Iblis yang kemudian akan selalu mendampingi kalian dalam
proses Kun Fa yakuun. Ia menjadi bagian dirimu, bagai bayang-bayang yang selalu
menyertai semua langkahmu. Maka, iapun terkutuk. Allah berfirman :
Namaku Izrail!______________________________________________________36
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
“Keluarlah engkau dari (penyetaraan atau penyerupaan derajat atas diri) nya,
karena sesungguhnya engkau terkutuk,
dan sesungguhnya laknat atasmu sampai hari kemudian (QS 15:34-35).”9
Begitulah, Iblis-pun menjadi musuh abadimu dan musuhmu yang sejati. Ia menyusup
di kumpulan-kumpulan debu yang sekarang maujud menjadi semua bentuk, karena
keinginan, karena hasrat, karena syahwat, karena ketamakan, kerakusan,
kesombongan, dan penyakit-penyakit Sang Iblis lainnya. Aku tak kuasa mengusirnya
dari sekitarmu, soalnya memang bukan tugasku. Kan tadi sudah kubilang kaumku
adalah kaum spesialis. Begitulah aku.
Aku terpana dan tak bisa menyela sampai Izrail mengakhiri kisahnya. Dan beberapa
jeda yang hening menyadarkan aku kalau Izrail sudah selesai mengisahkan
hikayatnya sendiri, dengan caranya sendiri, yang kuterima tanpa dorongan untuk
menolak ceritanya atau pun meragukannya. Aku pun seperti kertas kosong yang
tiba-tiba saja terisi penuh oleh oret-oretan Izrail.
9 QS 15: 34-35
Namaku Izrail!______________________________________________________37
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
5. Pengambilan Ruh
Aku masih diam. Pikiranku masih mengembara membayangkan tugas-tugas
monotonik Izrail. Kemudian, karena tugas-tugasnya itu aku bertanya tentang cara dia
mengakhiri kehidupan seseorang, cara dia mengambil ruh makhluk bernyawa.
“Proses pengambilan ruh? “, dia mengangkat alisnya.
Sebenarnya bagaimana caraku mengambil ruhmu itu tergantung dari banyak hal.
Dan semuanya ada didiri kamu sendiri. Ada yang mungkin menurutmu kelihatan
mudah, ada juga yang sulit. Ada yang berkesan ada juga yang tidak menyimpan
kesan apa-apa. Aku sendiri tidak tau kenapa bisa tidak berkesan sama sekali. Dia
maunya begitu kok.
Cara mengambilnya pun macam-macam. Kan sudah kubilang kalau bahan dasarku
adalah cahaya. Penampakanku sebenarnya tergantung dari kamu sendiri. Ada
banyak hal yang mempengaruhi penampakan ku. Tapi, yang utama memang segala
gerak gerik dan tingkah laku yang pernah kamu lakukan di semesta ini, akan
mempengaruhi wujud penampakkanku. Demikian juga cara mengambil ruh
kehidupan yang bersemayam di wujud fisikmu, tergantung pada kebandelan dan
kepatuhanmu. Memang kaum mu ini termasuk makhluk yang diistimewakan-Nya.
Namaku Izrail!______________________________________________________38
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Sangat disayang, sangat sempurna dibanding makhluk lainnya. Hanya, seringkali
kaum kamu itu ngeyel.
Kalau tidak, malah bisa dibilang pin-pinbo alias pintar pintar bodoh.
Paling menjengkelkan, kalau kaum kamu ini sudah dikuasai oleh penyakitnya Sang
Iblis yang terusir. Walah, susahnya minta ampun. Padahal pengambilan ini
sebenarnya proses yang biasa-biasa saja. Kamu sendiri kan tahu tiap saat ada saja
yang kuambil. Dengan baik-baik atau dengan paksa, dengan sendiri-sendiri atau
berkelompok, dengan senang atau dengan ketakutan.
Memang sih aku sering datang tiba-tiba. Maklum namanya cuma makhluk yang
cuma menjalankan perintah. Aku sendiri tidak tahu kapan harus segera
menemuimu. Itu rahasia Dia Yang Penuh Rahasia.
Kaum kamipun, yang bisa dibilang 100 % patuh dan selalu beribadah kepada-Nya,
tak tau apa-apa kalau menyangkut urusan takdir makhluk. Sungguh, tugas kaum
kami cuma memenuhi perintah Dia. Memang sih seringkali ada delay sewaktu kami
menjalankan tugas. Biasanya kalau ada delay, kehadiran kami akan didahului aura
yang mempengaruhi kelakukan mahluk yang akan kami ambil. Mungkin kamu sendiri
tidak menyadari hal itu. Tapi ada beberapa orang yang menyadari hal itu.
Tapi begitulah. Kaum kamu sebenarnya ada di dalam genggaman-Nya dengan ketat.
Ada yang digenggam erat-erat. Ada yang direnggangkan, sampai kesombongan
menyergapnya. Dan mengira, dirinya sangat hebat dan berkuasa, sampai-sampai
diapun menafikan peran Tuhannya. Padahal, semua malapetaka, semua kehinaan,
semua hal yang buruk-buruk dapat terhindar dari dia semata-mata karena Dia sangat
menyayanginya. Akhirnya, kesombongan itu menjerumuskan dirinya dalam banyak
kesesatan dan kebodohan.
Benar, sombong, bodoh dan sesat itu sebenarnya hampir beriringan, karena itulah
karakter Azazil, sang Iblis yang mengira dirinya pantas disujudi karena ilusi
kesuciannya. Banyak kaummu yang terkena ilusi palsu itu. Maka berhati-hatilah,
sebenarnya semua manusia mempunyai peluang untuk tergelincir ke dalam
perangkap tipu daya Sang Durjana yang dikutuk oleh-Nya.
Namaku Izrail!______________________________________________________39
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Kami yang mempunyai tugas mengambil sebenarnya cuma satu. Berhubung kami
tidak terikat dalam proses yang kalian jalani, tidak oleh ruang maupun waktu,
sepintas kami kelihatan ada banyak. Memang begitulah kejadiannya. Dalam satu
waktu ukuran kalian, kami bisa serentak mengambil banyak ruh dengan berbagai
cara, dimana saja.
Sudah tak terbilang, berapa milyar ruh yang kuputuskan
dari semua harapan dan impiannya,
dari semua angan-angan dan cita-citanya,
dari semua keasyikannya,
dari semua kesenangannya,
hartanya, istrinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya,
rumah-rumahnya,
mobil-mobilnya,
perusahaan-perusahaannya,
jabatan-jabatannya,
pacar-pacar gelapnya, dan lain-lainnya.
Tapi, itu tak cukup untuk mengingatkan manusia yang lalai.
Hingga iapun seperti keledai dipenggilingan masa,
terperosok di lubang yang sama dari masa ke masa.
Kelalaian manusia dari mengingat kedatanganku nampaknya sudah menjadi
penyakit zaman. Dari waktu ke waktu melakukan tugasku, kelalaian mereka terhadap
kedatanganku menimbulkan rasa sombong dan berpanjang angan-angan. Entah
sudah berapa banyak aku menghanguskan “business plan” mereka. Kaummu
semestinya mengingat syair yang dibuat oleh seorang arif ini,
Kita lalai dari mati di pagi dan sore hari
Seperti penghuni dunia yang lalai
Dari kematian di sore dan pagi hari
Seseorang berjalan di suatu hari seperti tubuh tanpa ruh
Didepan mataku, setiap yang hidup adalah isyarat kematian
Namaku Izrail!______________________________________________________40
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Merintihlah jiwamu wahai orang miskin, bila engkau merintih
Sungguh, kau akan mati meski kau berumur seperti Nuh.[17]
Aku rasanya sudah kebal dengan semua keadaan ruh yang kutarik dalam keadaan
apapun. Pembantu-pembantuku sejumlah mahluk berruh yang ada di semesta ini.
Jadi, setiap saat sebenarnya aku mengintip semua makhluk, mengincar semua
makhluk. Begitu sinyal terakhir diisyaratkan Allah SWT maka akupun akan beraksi
memadamkan semua kepongahan dan harapan manusia.
Ketahuilah, sesungguhnya ruh dalam keadaan telanjang dalam tubuh seorang
hamba, ia akan diambil apabila dikehendaki dan dilepaskan apabila dikehendaki
oleh-Nya. Maka [17],
Bersiaplah untuk mati wahai jiwa dan berusahalah untuk selamat,
orang bijak yang siap meyakini bahwa
tak ada keabadian bagi kehidupan dan tak ada tempat pelarian dari kematian.
Engkau hanya peminjam apa yang mesti dikembalikan.
Kita bukanlah pemilik kehidupan ini, juga bukan pemilik tempat hidup ini.
Kita tak berharta, tak berkeluarga, tidak juga anak-anak kita miliki.
Semuanya orang-orang telanjang
Jiwa kita menuju masa yang dekat,
yang Meminjamkan akan mengambil yang dipinjamkan.
Sebenarnya aku juga ditugaskan untuk mematikan malaikat, setan, iblis, pohon,
binatang, dan makhluk bernyawa lainnya. Maka ia yang bernyawa, pastilah akan
gemetar melihat kedatanganku.
Sebenarnya, ada banyak cara aku menarik ruh dari tubuh atau jasad mahluk
bernyawa. Hal itu sebenarnya tergantung dari segala hal yang membentuk kamu,
amal-amal kamu, dan kelakukan kamu. Mau tau bagaimana aku menarik ruh dari
tubuh manusia? Aku menariknya langsung dari jasad yang hidup melalui ubun-ubun
kepala.
Namaku Izrail!______________________________________________________41
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Kamu seringkan menyedot minuman dari dalam botol? Persis! Seperti itulah aku
menarik ruh manusia dari tubuhnya. Saat itu kulakukan, seluruh sel-sel genetis
tubuhmu mulai dari ujung kaki, sedikit demi sedikit akan mati. Maka, jemari kakilah
yang akan mengalami kematian pertama kali, baru kemudian bergerak ke telapak
kaki, tungkai, kemudian ke betis, lalu paha dan seterusnya. Pada keadaan ruh
kutarik, ujung-ujung kaki akan mengejang, kaku. Dengan cara yang sama setiap
bagian tubuh pelan-pelan akan kesakitan amat sangat dan kemudian mati rasa,
bertanda ruh sudah melalui bagian itu. Maka, berpisahnya tubuh dengan ruh akan
terjadi setelah ruh dan tubuh merasakan sakit yang sangat dahsyat.
Bagaimana rasanya. Susah kugambarkan, karena aku cuma melihat saja, kan aku
yang mencabut nyawa. Aku cuma melihat saja bagaimana manusia yang kucabut
nyawanya berkelojotan dengan berbagai ekspresi rasa sakit yang dia rasakan saat
itu. Jadi aku sendiri ndak tahu bagaimana rasanya ketika ruh kutarik dari jasad
manusia.
Tapi, baiklah, dari pengalamanku mungkin gambarannya bisa kusimpulkan
demikian : Rasanya seperti disayat-sayat karena ruh kehidupanmu10, yang
menempel disetiap atom tubuhmu, sel-sel genetismu yang menjadi jaringan syaraf,
otot, pembuluh darah, persendian, rambut, kulit kepala, kulit yang membungkus
tubuhmu, dan semua bagian tubuhmu kutarik-tarik, kubetot-betot dengan keras.
Bayangkan saja jika ruhmu enggan meninggalkan dunia, maka semakin enggan,
semakin sakitlah rasanya. Kalau ndak percaya, coba saja kamu cubit kulitmu keras-
keras. Sakit kan!
Kamu pernah kan mengalami luka disayat. Perih! Begitulah teriakan sebagian dari
mereka yang kucabut ruhnya. Tapi luka tersayat yang sering dialami manusia tidak
seberapa dibandingkan dengan tercabutnya ruh dari jasadmu dengan paksa. Kalau
sayatan luka kan cuma terjadi di sekitar luka saja, itupun sakitnya sudah luar biasa
dan terasa di bagian tubuh lainnya. Bisa dibayangkan bagaimana kalau seluruh sel
tubuh terasa disayat-sayat. Jangan heran kalau manusia akan berkeringat, menjerit,
10 Dalam istilah Al-Ghazali, ruh kehidupan terdiri dari hayat atau ruh yang memberi energi kehidupan dan Ruh Ilahiah yang mengenal Ilahi
Namaku Izrail!______________________________________________________42
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
melolong-lolong, meraung-raung, dan menggeliat-geliat berkelojotan ketika ruh
ditarik keluar dari kepompong tubuhnya. Manusia akan terkuras tenaganya, akibat
kelelahannya, ia bahkan tak lagi dapat bernafas, ia akan merasakan seperti tertimpa
beban berat kesombongan, kedengkian, ketamakan, kemaksiatan, dan kejahilan
lainnya. Namun demikian, apabila tubuh kuat, suara yang dikeluarkan ketika
bernafas akan berbeda-beda. Ada yang dengan susah payah, ada yang mudah.
Sesuai dengan reaksi dari amal yang pernah dilakukan tubuhnya. Ketahuilah apa
yang ada melekat padamu sebenarnya menerima beban yang serupa tapi tak sama
dari apa yang sudah kamu nyatakan dengan semua tindak tandukmu setiap saat,
aksi sama dengan reaksi itu merupakan bagian dari hukum-hukum Allah yang lahir
dan terlihat nyata seperti halnya engkau memukul tembok maka tanganmu dan
tubuhmu merasakan kesakitan dari semua tenaga yang kamu keluarkan untuk
memukul tembok itu. Demikian juga akhlak dan perilakumu ke arah luar akan
memantul ke arah dalam, ke dalam jiwamu, mempengaruhi semua perangaimu, dan
juga cara ruh kamu ditarik melalui lorong kematianmu.
Rasa sakit yang tak terkira muncul karena ruh yang lembut menjadi jinak dan
menyatu setelah berhubungan dengan tubuh. Keduanya kemudian bercampur dan
saling merasuki satu sama lain, sehingga keduanya seperti menjadi sesuatu yang
satu. Ruh dan jasad menjadi melekat. Keduanya tak akan terpisahkan, kecuali
dengan suatu upaya penarikan yang kuat, sehingga manusia merasakannya sebagai
suatu kepayahan yang amat sangat dan sakit yang luar biasa.
Ketahuilah, kesukaanmu akan syahwat, nafsu dan materi serta keduniawian
cenderung akan semakin melekatkan ruhmu dalam jasadmu. Kenapa demikian, ini
karena atom-atom tubuhmu semakin memiliki energi yang tinggi, sehingga ikatan-
ikatan atomis dalam tubuhmu akan semakin kuat. Dikatakan bahwa tubuhmu
menyimpan energi dalam yang berlebihan, sehingga seringkali energi berlebihan ini
melonjak-lonjak dengan liar dan menumbuhkan berbagai syahwat dan nafsu.
Kromosom-kromosommu akan terganggu, kode-kodenya yang asli akan jungkir
balik, bahkan akibat langsungnya akan muncul menjadi berbagai penyakit yang
payah seperti kanker, jantung, atau pikun. Itulah yang akan mencelakakanmu, akan
menyiksamu. Jadi semakin lekat ruh dalam jasad maka semakin sakitlah engkau
Namaku Izrail!______________________________________________________43
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
rasakan ketika aku menarik-nariknya karena keengganan ruhmu meninggalkan
jasadmu. Setelah rasa sakit tak terkira dan kekuatan jasad menurun, suara akan
berangsur hilang, dan setiap bagian tubuh perlahan-lahan akan menjadi kaku.
Sakitnya penarikan ruh memang menggentarkan siapapun juga. Jangankan
manusia biasa, para nabi dan rasul pun menggigil ketakutan manakala aku datang.
Karena alasan itulah, seorang nabi yang paling dimuliakan diantara nabi-nabi dan
rasul-rasul, Muhammad SAW, memohon kepada Allah SWT agar membebaskan
beliau dari penderitaan dan kepedihan kematian. Beliaupun sudah mengingatkan,
“Perbanyaklah mengingat sesuatu yang menghancurkan kelezatan, yakni
kematian.”11 Banyak orang arif dan ulama yang membuat syair tentang hilangnya
kelezatan ketika aku datang. Kata mereka,
Ingatlah kematian yang menghancurkan kelezatan
Dan bersiaplah untuk kematian yang akan datang
Wahai yang hatinya lalai dari mengingat kematian
Ingatlah tempatmu sebelum tiba saat perjumpaan
Bertobatlah kepada Allah dari kelalaian dan segala yang lezat
Sesungguhnya kematian sangatlah dekat
Ingatlah musibah hari-hari dan saat-saat yang terlewat
Jangan merasa tenang dengan dunia dan perhiasannya yang melekat [17].
Dalam Al Qur’an, Allah menggambarkan kesakitan saat penarikan ruh dalam firman
dengan gambaran berikut “Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan) (QS 75:29)”,
yang banyak ditafsirkan oleh ulama sebagai berhimpunnya rasa sakit sakratul maut
dengan kerugian karena melepaskan ridha Allah. Allah menyebut keadaan tersebut
dengan “sakrah”, karena sakitnya kematian disertai dengan keburukan yang
dihimpun akan membuat semaput pemiliknya, sehingga biasanya kesadarannya
hilang. Allah berfirman, “Dan datanglah sakratul maut dengan sebenar-benarnya.
Itulah yang kamu selalu lari daripadanya (QS 50:19)”[17].
Bagaimana gambaran yang jelas mengenai rasa sakit dan penderitaan kematian
memang bermacam-macam. Sehingga terdapat gambaran yang tidak persis sama,
11 HR Tirmidzi no 2307, dikutip dari ref 17
Namaku Izrail!______________________________________________________44
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
namun intinya serupa yaitu suatu rasa sakit dengan takut dan cemas yang tak
terkirakan, tidak tergambarkan oleh yang masih hidup. Kamu mungkin dapat
menyimak dari beberapa kisah tentang kematian yang pernah diriwayatkan oleh
kaum arifin terdahulu. Rasakanlah makna dan maksud kata-kata yang disampaikan.
Jangan perbandingkan dengan kenyataan sesungguhnya karena bagaimanapun
juga, kalau berhubungan dengan kematian, tak ada orang yang benar-benar bisa
memaparkannya dengan utuh. Karena itu, bagi kaum arif terdahulu ia
menjelaskannya dengan analogi di masanya yang relevan dan sesuai dengan
pengalaman keseharian masa itu.
Hasan putra khalifah terakhir sayidina Ali Kwj pernah mendengar sabda Nabimu
yang mulia yang mengatakan padanya bahwa “pedihnya kematian setara dengan
luka-luka tiga ratus tusukan pedang”. Ali Bin Abu Thalib kwj bahkan menyebutkan
setara dengan seribu pukulan pedang. Bisa kamu bayangkan bukan bagaimana
sakitnya. Jangankan dipukul pedang, lha luka tergores silet saja bisa membuat
manusia mengaduh-aduh nggak karuan, apalagi dipukul-pukul seribu kali dengan
pedang.
Gambaran lain menyebutkan, kalau pedihnya kematian itu lebih tajam dari gigi
gergaji, lebih tajam dari mata gunting, lebih menyakitkan daripada dipanggang diatas
kawah panas gunung berapi. Makanya ada pepatah yang mengatakan bahwa “maut
lebih menyakitkan daripada tusukan pedang, gergaji, atau sayatan gunting”.
Para nabi dan rasulpun mempunyai gambaran yang menakutkan betapa pedihnya
ketika aku datang dan beraksi dengan tugas-tugasku sebagai pencabut nyawa.
Dikisahkan ketika Nabi Musa a.s meninggal dunia dan ditanya Allah bagaimana rasa
sakitnya kematian yang ia rasakan, ia menjawab bahwa kejadian itu seperti seekor
burung yang dipanggang hidup-hidup, tapi nyawanya tidak juga lepas dan ia tidak
menemukan cara untuk melepaskan diri. Musa juga menggambarkan peristiwa itu
seperti kambing hidup yang sedang dikuliti.
Bukankah Aisyah r.a pernah juga mengatakan bahwa ketika Nabi SAW akan
meninggalkan dunia fana ini, ada secangkir air penuh tergeletak didekat beliau.
Namaku Izrail!______________________________________________________45
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Beliau mencelupkan tangannya kedalam cangkir berulang-ulang dan membasahi
dan membasuh wajahnya. Beliau berdoa kepada Allah supaya dibebaskan dari
sakratul maut.
Demikian juga, khalifah kedua Umar bin Khatab r.a. meminta Ka'ab menggambarkan
keadaan ketika seseorang dalam sakratul maut . Dia menjawab "Pencabutan nyawa
dari badan dapat dibandingkan dengan pencabutan duri-duri dari tubuh manusia
sedemikian rupa sehingga seluruh tubuh merasakan cengkeraman rasa sakit yang
amat sangat."
Itulah sekelumit gambaran yang sebenarnya hanya menjelaskan suatu fenomena
bagaimana kami melakukan tugas pencabutan ruh dari tubuh manusia dan rasa sakit
yang dirasakannya. Perlu kamu ketahui juga, kalau pengaruh pencabutan ruh, atau
kematian itu tidak cuma sekedar ketika ruh dicabut dari jasadmu. Namun
pengaruhnya akan terus-menerus dirasakan sampai keliang lahat.
Akan kuceritakan sebuah riwayat lama yang menginformasikan keadaan dari hal ini.
Pernah sekelompok orang datang kekuburan dan berdoa kepada Allah untuk
menghidupkan seseorang yang telah meninggal. Maksud mereka adalah ingin
mengetahui bagaimana penderitaan yang dialami si mati pada saat aku beraksi. Atas
idzin Allah , si mati yang kebetulan seorang yang bertakwa pun hidup kembali. Ia
berkata, "Aku meninggal 50 tahun yang lalu, namun hingga kini rasa pedihnya belum
hilang dari hatiku!”. Bayangkan! Rasa sakit yang dialami ruh si mati yang nampaknya
tidak hilang begitu saja, namun terasakan hingga puluhan tahun.
Aura kedatanganku yang menguat biasanya kalian sebut sebagai Sakratul Maut.
Dalam keadaan sakratul maut, setiap saat sekarat demi sekarat akan manusia lalui,
penderitaan demi penderitaan akan dirasakan, sakit demi sakit akan mengingatkan
manusia pada semua perbuatannya, dan hal itu terus akan terjadi sampai ruhnya
mencapai kerongkongannya.
Pada titik kritis ini, berhentilah perhatian manusia kepada dunia dan semua yang ada
di dalamnya. Berhentilah semua harapan-harapan dan angan-angan mereka. Saat
itu, simetri kegaiban pun terkuak dihadapannya, pemandangan alam akhirat pun
Namaku Izrail!______________________________________________________46
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
muncul begitu saja. Pintu tobatpun ditutup dan manusia pun diliputi oleh kesedihan
dan penyesalan. Ia mungkin akan teringat sabda Rasulullah SAW “Tobat seorang
manusia tetap diterima selama dia belum sampai pada kondisi sakratul maut (yaitu
sampainya nyawa di kerongkongan) 12”. Maka semakin menyesallah ia. Tapi semua
itu terlambat dan ketika aku menampakkan diriku semakin nyata, maka saat itu
jangan pernah bertanya tentang pahit getirnya kematian ketika sakratul maut tiba.
Pendek kata karena kengerian tentang kedatanganku maka Rasulullah SAW pernah
bersabda
tentang aku, dengan sabdanya beliau sebenarnya hanya ingin mengingatkan
manusia, katanya:
“Kalau kalian melihat ajal dan perjalanannya,
pastilah kalian akan membenci angan-angan dan tipu dayanya.
Tak seorangpun penghuni rumah kecuali ada Malaikat Maut
yang memperhatikan mereka dua kali sehari.
Orang yang didapati ajalnya telah habis, maka dia cabut nyawanya.
Bila keluarganya menangis sedih, dia bertanya ‘Mengapa kalian menangis?’
Dan mengapa kalian bersedih?
Demi Allah, Aku tidak mengurangi umur kalian,
tidak pula mengekang rezeki kalian,
dan akupun tidak berdosa.
Sesungguhnya aku benar-benar akan kembali
kepada kalian (yang masih hidup saat itu),
kemudian kembali,
dan kemudian kembali,
sehingga aku tidak menyisakan seorangpun dari kalian.’ ”13
Demikianlah, aku akan datang tanpa diundang dan pergi tanpa diantar. Ia yang
saatnya sudah ditentukan, maka ia akan menghadapi aku sesuai dengan
keadaannya, rasa sakitnya, dan kengeriannya.
12 QS 4:1813 Diriwayatkan oleh ad-Dailami dari Zaid bin Tsabit, ref 10 hal 51
Namaku Izrail!______________________________________________________47
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Banyak orang yang bertanya-tanya bagaimanakah rasanya mati, ada apa setelah
kematian, dan lain sebagainya. Beberapa nampak meyakinkan dengan kisah-kisah
mendekati kematian. Namun, ketahuilah semua itu tidak selalu benar karena proses
kematian adalah pengalaman yang sifatnya pribadi, tak ada orang yang mati akan
berkisah ini atau itu, sehingga bagi yang hidup kembali sebenarnya ia belum
mengalami mati sesungguhnya namun merupakan bagian dari suatu proses yang
bisa mencerahkannya ataupun justru membuat mereka menjadi sombong dan
semakin lalai. Ketahuilah, mereka yang mengalami keadaan menjelang kematian
atau near death experience sesungguhnya telah berada di ambang batas dari
ketetapan dan keseimbangan yang dinyatakan Allah, mereka diambang batas al-
Mizan. Jadi, pengalaman seperti itu semestinya bisa memberikan banyak hikmah
bagi yang mengalaminya.
Banyak ungkapan yang menggambarkan bagaimana rasa sakit ketika aku mencabut
nyawa manusia. Namun, percayalah itu semua tidaklah lengkap benar karena
keluarbiasaan sakratul maut tidak dapat diketahui dengan pasti, kecuali oleh orang
yang merasakannya sendiri. Tahukah kamu, bahwa pencabutan nyawa termasuk
kondisi spiritual yang cuma bisa dirasakan oleh orang yang kucabut nyawanya. Jadi,
orang lain mungkin menggambarkan dengan ungkapan yang berbeda-beda. Tapi,
begitulah kematian, ia hanya bisa dirasakan oleh yang meregang nyawanya
sendirian.
Karena kematian termasuk keadaan ruhani, maka menjadi jelas bahwa keadaan
ruhanimu sangat mempengaruhi bagaimana rasanya mati. Orang lain cuma bisa
mengira-ngira saja dengan menganalogikannya dengan rasa sakit yang benar-benar
pernah dialaminya, atau dengan cara mengamati orang lain yang sedang meregang
nyawa. Lewat analogi pula akan diketahui bahwa setiap anggota badan yang tidak
bernyawa, tidak bisa lagi merasakan rasa sakit.
Akan kuperjelas lagi bagaimana rasa sakitnya kematian. Gambarkan saja satu
bagian dirimu terbakar api, maka rasa sakit yang dialami akan menjalar keseluruh
tubuh dan jiwa. Dan sesuai dengan kadar yang menjalar ke jiwa, maka sebesar itu
pula kadar yang dialami oleh seseorang. Akan tetapi, rasa sakit yang dirasakan
selama sakratul maut menghunjam jiwa dan menyebar keseluruh tubuh. Sehingga
Namaku Izrail!______________________________________________________48
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
bagi yang sedang sekarat, maka ia merasakan dirinya ditarik-tarik, dibetot, dan
dicerabut dari setiap sel, urat nadi, syaraf, persendian, dari setiap akar rambut yang
tumbuh dibadannya dan kulit kepala, hingga kaki. Jadi, jangan Anda tanyakan lagi
bagaimana derita dan rasa sakit yang tengah dialami oleh mereka yang dijemput
olehku!
Maka, perhatikanlah sekiranya kamu mengalami suatu peristiwa yang berhubungan
dengan kematian, apakah itu kematian salah satu keluargamu, tetanggamu, atau
teman-temanmu. Perhatikan bagaimanakah keadaannya! Gunakan pengalamanmu
dalam mengiringi kematian sebagai pelajaran dan peringatan bagimu, bahwa tak ada
yang abadi, semua pasti akan mati!
Namaku Izrail!______________________________________________________49
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
6. Portofolio Izrail
“Pengalamanku? Wah kan sudah kukatakan banyakkk sekaleee. Aku tak bisa
menghitungnya.”, Izrail masih tersenyum ditepi ranjangku ketika kutanyakan
pengalamannya. Kemudian dia melanjutkan.
“Memang banyak peristiwa yang bisa kuingat sewaktu aku menjalankan tugasku.
Dari banyak ragam manusia. Mulai dari yang gila, sehat, sakit, yang soleh, yang
bejat dan durjana, yang menjadi wali, nabi, dan rasul. Pokoknya sebanyak jenis
manusia yang pernah ada di muka bumi ini, pernah aku alami. Nah apa pengalaman
yang bagaimana yang ingin kau ketahui?” Dia balik bertanya kepadaku.
Sejenak aku merenung, menghimpun daftar pengalaman Izrail yang ingin kuketahui.
Seringkali, saat menuju kantor atau sekedar jalan-jalan, aku melihat banyak sekali
orang-orang yang gila baik secara fisik dan psikologis, ataupun yang nampak
sebagai orang gila beneran maupun secara tersamar, aku melihat aspek-aspek
tekanan psikologis yang menuju kegilaan pada beberapa orang yang kutemui. Psst..,
asal tahu saja, salah satu keahlianku memang membaca karakter seseorang baik
dari perilaku, gaya bertutur, wajah, maupun berbagai aspek perilaku lainnya. Jadi,
Namaku Izrail!______________________________________________________50
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
analisaku pada orang-orang yang sering kutemui seringkali tidak meleset jauh dari
kesimpulan umum yang kuambil, kendati baru sekali bertemu.
Salah satu yang menarik adalah kegilaan ini. Khususnya orang yang gila secara total
: psikis dan fisiologis, sehingga ia sama sekali tidak sadar akan kemanusiaannya,
kemudian menggelandang di jalanan dalam keadaan yang menyedihkan; maupun
kegilaan jenis lain seperti gila wanita, gila harta, gila kehormatan, gila jabatan, gila
uang, gila kekuasaan, gila karena syarafnya error, gila karena Allah, dan kegilaan
lainnya.
Gila dunia sudah jelas menjadi penyakit kronis dari sebagian orang yang gelagapan
diterjang derasnya gelombang peradaban. Mereka belum siap menghadapi
ganasnya
dan kuatnya peradaban yang datang menggelombang berupa kemajuan, kekayaan,
kebudayaan, pemikiran, dan lain sebagainya sehingga akal dan pikirannya menjadi
gelap gulita. Akhirnya dalam kegelapan akal pikirannya itu, maka kegilaan duniawilah
yang muncul karena akal pikirannya tidak sanggup merespon gelombang yang
datang dengan wajar.
Gila karena Allah adalah yang nampak pada orang-orang tertentu sebagai kegilaan
spiritual yaitu orang yang gila karena cintanya kepada Allah SWT. Gila yang
demikian memang sedikit tidak masuk akal bagi orang-orang yang ada di setiap
zaman, kendati dari mulutnya meluncur kata-kata bijak penuh hikmah. Nah, ini saja
kali yang akan kutanyakan pertama kali. Akupun kemudian bertanya, ”Bagaimana
sebenarnya kamu mencabut nyawa orang yang gila beneran dan gila karena Allah?”
Izrail sekilas mengernyitkan alisnya yang rapih kemudian bertutur dengan cueknya.
Orang gila sebenarnya terbebas dari beban syariat Allah. Kalau kegilaannya itu
karena kerusakan fisik seperti syaraf yang rusak, maka syariatnya hanya sebatas dia
waras saja. Sedangkan orang yang gila karena dunia maka dia tetap menanggung
semua amal perbuatan karena kegilaan yang condong kepada keduniawian itu.
Maka hati-hatilah, karena kegilaan yang disebabkan hasrat keduniawian yang tak
Namaku Izrail!______________________________________________________51
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
terkendalikan sangat membahayakan. Inilah kegilaan si Iblis yang akhirnya terjebak
dalam kebutaan matahati, ia akan lahir menjadi generasi Dajjal dan Yakjuj Makjuj,
generasi penunggang kuda hawa nafsu, ia akan menjadi takabur, sombong, dan
membangun ilusi dengan kesucian diri, merasa paling patut untuk dihormati,
sehingga iapun akhirnya menentang perintah Allah untuk menghormati nenek
moyangmu. Bagi dia yang gila karena mencintai Allah, maka Allah akan
menggenggam kehidupannya. Ia kekal dalam genggaman cinta-Nya. Maka iapun
tidak pernah menoleh kembali kepada dunia.
Kegilaan sebenarnya memang identik dengan mereka yang tertutup akal pikiran dan
kesehatan kejiwaannya. Gila secara fisis dan psikologis dapat disebabkan berbagai
hal. Seperti kamu sebutkan tadi, ada gila harta, gila wanita, gila hormat, penyakit
syaraf, dan yang lainnya. Disini, kamu harus melihat bagaimana Allah sebenarnya
menciptakan semua makhluk dengan awal mula yang sempurna dan fitri. Ketika
makhluk ditempatkan dalam ruang waktu, maka makhluk sebenarnya diharuskan
untuk selaras dengan semua Kehendak Allah SWT, baik yang berupa perintah-
perintah, larangan-larangan, hukum-hukum alam, maupun berbagai petunjuk yang
diungkapkan oleh para Nabi dan Rasul.
Tapi, gudang lalai adalah manusia, kendati semua itu sudah terhampar dalam dirinya
dan di alam semesta, tetap saja manusia tergelincir. Ketika manusia mengabaikan
semua petunjuk-petunjuk itu, maka berbagai ketentuan Allah pun terabaikan.
Pengabaian inilah yang menyebabkan potensi manusia berubah tidak sesuai dengan
aslinya. Percayalah ini semua proses dalam ruang-waktu, semua makhluk bila tidak
selaras dengan Kehendak Allah akan menerima konsekuensi, baik dirasakannya di
dunia maupun di akhirat; baik saat itu juga ataupun nanti.
Ketika seseorang terlahir dengan wujud fisik yang tidak sempurna, katakanlah cacat
mental, maka ruh yang ditiupkan Allah SWT yang memiliki kesempurnaan ditiupkan
ke dalam jasad. Ketika jasad terintegrasi dengan ruh, maka keseimbangan yang gaib
dan yang nyata terjadi. Ia yang terlahir cacat fisik, mungkin tidak akan memiliki
keseimbangan yang optimum. Boleh jadi dalam pandangan manusia, ia disebut
cacat mental atau bahkan tidak waras.
Namaku Izrail!______________________________________________________52
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Tapi, kenapa bisa tidak waras, bukankah Allah selalu menciptakan dengan
kesempurnaan?
Itulah makna penting dari keselarasan dengan Kehendak Allah. Jasad biologis
adalah produk ikhtiar manusia. Dalam arti, kendati Allah melakukan intervensi
langsung dalam proses penciptaan, maka manusia sebenarnya berperan dalam
menentukan kontinuitas penciptaan keturunannya. Maka seringkali Allah
menyebutkan diri-Nya sebagai “Kami” di dalam Al Qur’an untuk menjelaskan adanya
peran makhluk di dalam penciptaan itu, khususnya dengan pasangan yang menjadi
Ibu dan Bapak. Ketika manusia lalai atas kenyataan ini, dan kemudian ia tidak
mematuhi perintah Allah,
maka boleh jadi apa yang menjadi salah satu ciri alamiahnya di dunia, meneruskan
keturunan akan mengikuti alur yang tidak menyenangkan.
Ketika engkau diperintahkan untuk tidak berzinah, tapi engkau membangkang, maka
potensi-potensi biologismu akan berubah. Boleh jadi dari dirimu akan lahir makhluk-
makhluk yang tidak sempurna, baik dari segi jasmani maupun ruhani. Ketahuilah,
kendati manusia pada akhirnya memiliki berbagai bentuk fisik yang biasanya kalian
sebut sempurna dan tidak sempurna, Allah sebenarnya menginformasikan bahwa
pembawaan fisik manusia tidak berpengaruh pada jatidirimu yang halus dan lembut
(lathifah14, yaitu qolbu).
Allah berfirman bahwa ”Lalu kami jadikan ia makhluk yang lain (QS 23:14)” berarti
memanusiakan dirimu dari jasad yang hanya terdiri dari daging dan urat-urat syaraf
dengan susunan unsur-unsur dan tabiat, keadaan, dan kecenderungan tubuh yang
paduannya menyebabkan pengaruh pada kesehatan seseorang , baik kesehatan
lahir maupun batin [22].
14 Lathifah dalam istilah sufi mengacu kepada suatu makna yang lebih mendalam, sedangkan lathifah manusia adalah jiwa rasional yaitu qolbu. Qolbu pada hakikatnya berperan “menurunkan” derajat atau kualitas ruh pada tingkat yang lebih mendekati dan sesuai dengan diri manusia di satu sisi , yaitu jasadnya, akan tetapi tetap sesuai dengan ruh di sisi lain, catatan kaki raf 22 hal 34
Namaku Izrail!______________________________________________________53
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Maka, ketika ruh ditiupkan kedalam jasad, difirmankan oleh Allah bahwa “Dia
membentukmu, lalu menyeimbangkanmu (QS 82:7)”. Jadi, dalam firman ini Allah
menginformasikan bahwa asal muasalmu yang diciptakan dari min thiin menjadi
segumpal darah (QS 23:12) dalam naik-turunnya tahapan-tahapan perkembangan
manusia (QS 23:14); dan ketika ruh ditiupkan maka terjadilah sinkronisasi antara
unsur material dan immaterial manusia sehingga dari integrasi dan sintesis kedua
unsur pembentuk manusia tersebut muncullah apa yang disebut sebagai watak atau
tabiat manusia, yang pada akhirnya mempengaruhi akhlak dan perilakunya.
Apakah itu berakhir dengan sempurna atau tidak sempurna, maka faktor-faktor yang
mempengaruhi manusia secara utuhlah yang lebih banyak mempengaruhinya.
Sehingga dikatakan oleh sabda Nabi SAW bahwa manusia terlahir dengan fitrah
yang suci, namun lingkunganlah (ibu bapaknya, pengasuhnya, teman-temannya, dll.)
akhirnya yang akan membentuknya menjadi ini atau itu.
Jadi, perhatikanlah bahwa aspek-aspek biologis dan psikis manusia pada akhirnya
tergantung dari keselarasannya dengan sunnatullah, baik dalam pembentukannya
maupun dalam pendidikannya setelah dilahirkan ke dunia, jadi akhlak manusia
dipengaruhi aspek genetis dan lingkungannya. Itulah bagian-bagian dari makna
tersembunyi dari Allah, Rabbul ‘Aalamin yang dilekatkan sebagai sifat-sifat manusia
dari bani Adam.
Kebolehjadian adalah manifestasi dari Kehendak Allah yang nyata terekam dalam
sel-sel genetis (gnome) manusia. Karena disitu tersimpan sejarah tentang nenek
moyangmu, kehidupanmu, takdirmu, dan qadā dan qadar anak cucumu.
Ketika anakmu cacat mental atau fisik, maka boleh jadi ada sesuatu yang salah
dalam dirimu, ayahmu, kakekmu atau moyangmu. Ini bukan dosa turunan, karena
fitrah asal manusia sebagai ruh yang ditiupkan didalam jasad adalah tersucikan dari
dosa. Boleh jadi ini karena aktivitas fisikmu di dunia, jasad biologismu yang
mengendalikan dirimu, sehingga segala nafsu syahwat merajalela. Ketika
keturunanmu cacat fisik, cacat mental, ada apakah ini? Kenapakah demikian?
Apakah Allah tidak adil? Maka, sebelum melontarkan pertanyaaan ini, lihatlah ke
dirimu sendiri? Apa yang salah dengan diriku, kehidupanku, apa yang aku makan
Namaku Izrail!______________________________________________________54
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
dan minum, cara aku memperoleh makanan dan minuman, cara aku menyikapi
kehidupan? Dan cara bagaimana manusia beradab di hadapan Penciptanya dengan
syariat, hakikat dan makrifat; dengan dzikir, fikir dan ikhtiar.
Renungkanlah dengan pikiran yang terbuka, bukan dengan pikiran yang terbelenggu
oleh nafsu. Karena pikiran yang terbelenggu hawa nafsu adalah manifestasi Iblis
yang bersemayam dalam jiwa dan ragamu. Ia akan membisikkan dirimu dengan
buruk sangka dan berkata “Tuhanmu tidak adil maka ikutlah aku (Iblis)”. Ketika
engkau ikuti bisikan Sang Durjana itu, maka engkau menjadi budaknya, yang
menepiskan realitas hakiki akan Tuhanmu yang menciptakan semua makhluk
dengan limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya.
Ketika kegilaan fisis-biologis menimpa seseorang, tekanan mental yang dahsyat
muncul karena potensi jasad dan ruhanimu tidak terolah dengan benar, sehingga
semua fakta yang tercerap inderawi menjadi suatu beban yang tidak tertahankan.
Ibarat cangkir, maka cangkirmu terlalu kecil sehingga tidak mampu menampung
semua limpahan rahmat dan kasih sayang Allah yang terus menerus, baik berupa
kemajuan-kemajuan zaman, peradaban, keduniawian, maupun limpahan-limpahan
ruhaniah. Maka pecahlah cangkir itu. Ia yang kemudian menjadi gila secara fisis
biologis, adalah ia yang terenggut dalam genggaman Allah dan mati sebelum
dimatikan. Ibarat cermin, maka cerminmu penuh kotoran yang tidak pernah
dibersihkan sehingga gambaran tentang realitas yang muncul di cermin itu menjadi
tidak utuh dan terdistorsi. Ketika cermin itu semakin kotor dan kaku, maka cermin itu
menjadi retak bahkan bisa jadi pecah berantakan.
Aku biasanya tidak terlalu dipusingkan dengan keadaan lahir seseorang ketika
mencabut nyawanya. Hanya saja, dampak-dampak perilaku yang menyebabkan
kegilaannya seringkali membuatku terpaku, maka si gila yang meregang maut
adalah
ia yang meregang dalam genggaman Allah. Hanya Dialah yang tahu bagaimana si
gila akan diperlakukan, kecuali kegilaannya itu jelas sebagai kegilaan si Iblis yang
terhalusinasi akan kesucian diri dan kesombongannya.
Namaku Izrail!______________________________________________________55
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Si gila karena cintanya kepada Allah adalah si gila yang menjadi tenggelam dalam
genggaman Allah. Entah kenapa, Allah sepertinya membiarkan kegilaan kepada-Nya
bagaikan memberikan contoh kepada manusia bagaimana kegilaan makhluk yang
ter-baqa-kan dalam diri-Nya. Ia yang majnun15 dalam genggaman Allah kurenggut
dengan citarasa kegilaan karena cinta-Nya. Maka seringkali akan engkau temui
syair-syair penuh kerinduan kepada-Nya dan mayat-mayat yang menggeletak di
sembarang tempat dengan senyum keabadian Sang Pecinta yang terlampiaskan
kerinduannya.
Sejenak aku masih menatap Izrail menyelesaikan kisah tentang si gila.
Pikiranku masih mengambang tanpa memikirkan apa-apa kecuali cerapan rasa takut
yang makin meliputi diriku. Kemudian terlintas seorang teman yang telah
mendahuluiku. Ia meninggal dalam keadaan yang biasa-biasa saja. Tanpa tanda-
tanda ataupun firasat-firasat, baik kesehatan maupun yang sifatnya spiritual.
Entah kalau ia sendiri mengalaminya. Aku tidak tahu. Yang jelas, ia sedang berolah
raga kegemarannya ketika Sang Maut menjemput dengan tiba-tiba di usianya yang
masih muda. Lalu, tercetus pertanyaanku, ”Bagaimanakah untuk orang sehat
walafiat yang mendadak meninggal?”
“Haa, kamu teringat temanmu ya, atau dirimu sendiri yang merasakan kedatanganku
yang tiba-tiba”, ia melihat kepadaku dan tersenyum dikulum. Aku menganguk
perlahan. “Oke, akan aku ceritakan bagaimana aku mencabut yang sehat”, ujarnya.
Banyak orang yang masih mengira bahwa kesehatan yang baik akan membawa
umur panjang. Pendapat ini , kalau ditinjau dari sisi manusia, memang benar adanya.
Setidaknya, ia yang menjaga kesehatannya berupaya untuk selaras dengan
sunnatullah. Tetapi, ketahuilah bahwa masalah “hidup dan mati” adalah kehendak
Allah yang penuh ketidakpastian dan keserbamungkinan. Aku sendiri tidak tahu
kapan si A, si B, atau si C mati. Akan tetapi, yang jelas aku pasti mendatangi setiap
15 Majnun adalah tokoh fiksi dalam sastra Arab Kuno yang tergila-gila kepada seorang gadis cantik bernama Laila, sehingga ia menjadi sedemikian gilanya. Maka muncul istilah Majnun ynag identik dengan gila karena cinta.
Namaku Izrail!______________________________________________________56
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
makhluk kalau sudah diinginkan-Nya, karena kematian adalah suatu kepastian.
Namun, kapan aku akan datang, itu tergantung kehendak-Nya semata.
Tetapi, sadarilah!
Aku selalu mengikuti setiap makhluk dalam setiap detik sang waktu berjalan.
Percayalah, Sang Waktu dan aku sebenarnya selalu beriringan, sehingga dalam
setiap saat “hidup dan mati” sebenarnya sekedar anugerah Allah semata. Ketika Dia
perintahkan aku untuk beraksi, maka saat itu juga aku beraksi. Maka manusia
sebenarnya harus berhati-hati, karena setiap saat aku selalu mengincar dirinya.
Ketika
Dia berkehendak padaku untuk mengambil si A atau si B saat itu, aku tinggal
mengiyakan dan saat itu juga dia yang dikehendaki-Nya mati akan mati.
Jadi, ingatlah selalu bahwa posisi semua makhluk sebenarnya sangat kritis sekali.
Bagi yang bertasbih setiap saat maka tasbihnya adalah penghambaannya yang
mutlak, seperti kaumku yang selalu bertasbih kepada-Nya. Bagi manusia maka
bertasbihlah setiap saat dengan selalu “mengingat-Nya”, lakukan dzikir. Tanpa itu
maka boleh jadi engkau akan mati dalam keadaan “bermaksiat kepada-Nya”. “Na
udzu
billah min dzalik”. Sekiranya semua manusia menyadari hal ini, aku yakin bahwa
bumi ini akan sepi dari semua aktivitas karena rasa takut akan kedatanganku.
Karena itu dalam keadaan sehat, selalu ingatlah kepada-Nya, bertasbihlah selalu
dengan dzikir-dzikir qolbu yang ikhlas dan ridha bahwa kehidupan dan kesehatanmu
sebenarnya sekedar anugerah-Nya semata. Ia yang kucabut dalam keadaan
sehatnya, akan mati sesuai dengan kondisinya saat itu. Aku sekedar melempangkan
perintah dan kehendak-Nya, sehingga seringkali dia yang kucabut nyawanya tidak
merasakan kedatanganku.
Seringkali, aku beraksi ketika ia sedang duduk minum kopi, membaca koran, di bis
kota, di jalanan, ketika manusia sedang giat-giatnya berolah raga, sedang
bermaksiat, dan sebagainya. Makanya, seringkali kamu akan temui nasihat-nasihat
dari si bijak untuk berhati-hati dalam setiap tindak tandukmu. Namun, hal ini rupanya
Namaku Izrail!______________________________________________________57
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
tidak disadari oleh banyak manusia bahwa “hidup dan matinya” tak lebih sekedar
Kehendak-Nya semata. Maka waspadalah dan ingatlah sabda Nabi berikut
“Kematian yang tiba-tiba adalah rahmat bagi orang yang beriman, dan nestapa bagi
pendosa (HR Abu Daud)[11]”.
“Dia yang selalu mengingat Allah SWT, menyadari dirinya adalah hamba-Nya
semata, maka iapun menjalankan kesolehan seperti yang dijelaskan oleh para nabi,
rasul, wali, dan para pewaris ilmu Nabi. Ikutilah kesolehannya, berkumpullah dengan
mereka baik dalam keadaan senang maupun susah. Ia yang soleh sebenarnya
dititipi cahaya ilahiah sehingga dalam setiap langkahnya adalah ibadahnya.” Ujar
Izrail, kemudian dia menyitir salah satu firman Tuhan,”Dan sembahlah Tuhanmu
sehingga datang kepadamu yang diyakini (ajal) (QS 15:99)”. Semua bulan, tahun,
malam dan siang hari
merupakan ketentuan ajal dan waktu untuk beramal. Semua akan berakhir dan
berlalu dengan cepat. Maka, dalam setiap detik waktu yang berjalan, sesungguhnya
bagi mereka yang beriman terdapat amal-amal ketaatan yang ditetapkan oleh Allah.
Maka, jangan sia-siakan waktumu!
Aku belum sempat bertanya lagi ketika Izrail bertutur meneruskan ceritanya tanpa
kuminta. Kemudian ia melanjutkan kisahnya tentang bagaimana ia seringkali merasa
malu kalau mendatangi orang yang soleh, oleh karena kesolehannya.
Dia yang mematuhi semua perintah Allah, dalam keadaan apapun, sebenarnya
contoh yang indah bagaimana aku dengan kelembutan mengantarkan dirinya
memasuki keabadian. Kesolehannya akan menjadi penerang dirinya di alam barzakh
yang luas.
Disana, ia akan menanti keputusan, bahkan sebenarnya tidak menanti, sebab
penantiannya tidak memiliki makna temporal yang berarti baginya. Sehari serasa
seribu tahun16. Dan ia merasakan kebahagiaan yang hakiki ketika berkumpul dengan
orang-orang yang soleh juga. Mereka bergerombol dalam kesolehannya. Sekali-
sekali, iapun bisa berkomunikasi dengan karib kerabatnya yang masih ada di dunia,
16 QS 32:5 Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.
Namaku Izrail!______________________________________________________58
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
melalui mimpi, melalui getaran-getaran qolbu mukminin yang soleh, yang mampu
menembus batas-batas kegaiban alam barzakh. Semuanya terjadi atas kehendak-
Nya semata, karena semua hasrat dan keinginan dirinya telah terbaqakan dengan
Kehendak-Nya semata.
Aku mendatangi mereka yang soleh dengan kesantunan yang sebisa mungkin tidak
mengagetkan dirinya. Bahkan aura kedatanganku sebenarnya sudah ia cium jauh-
jauh hari sebelum aku dikehendaki oleh-Nya untuk melakukan penarikan ruhnya
yang tercerahkan.
Ahhh, seringkali aku merasakan kerinduan-kerinduan mereka kepada-Nya.
Biasanya auraku yang mendatanginya akan menyebabkan dirinya tergerak dengan
Kehendak-Nya semata. Ia berbuat sesuai dengan Kehendak Allah. Ia menjadi asing
atas perbuatan dirinya, kalau ia sadari hal itu. Namun, biasanya mereka sendiri tidak
sadar bahwa semua gerak-geriknya sudah bukan lagi gerak-gerik yang disebabkan
keinginan dirinya. Bisa dikatakan, bahwa si soleh yang menjelang kematiannya
sudah terfanakan dan terbaqakan dalam semua Kehendak-Nya.
Bagi yang matahatinya awas, boleh jadi gerak geriknya akan terpahami sebagai
bukan gerak gerik dirinya. Bagi yang tidak memahami, keasingan dirinya baru akan
tersadari setelah kematiannya. Tidak disadari oleh semua orang kalau gerak-
geriknya adalah kehendak Allah semata. Ketika aku datang, maka aku biasanya
datang diam-diam
supaya tidak mengagetkannya. Maka kucabut ia dalam sujud shalat lima waktunya,
dalam shalat malamnya, dalam tafakkurnya, dalam tidurnya, dalam sakitnya, dalam
sehatnya, dan dalam keadaan apapun ia berada saat itu. Kewaspadaannya akan
kedatanganku, menyebabkan ia tidak lalai mengingat Allah, ia tidak alpa untuk
waspada terhadap kedatanganku yang mendadak. Hal ini menyebabkan aku malu
menemuinya langsung. Maka akupun datang diam-diam dalam setiap keadaan
dirinya. Maka iapun akan kucabut dengan keselamatan akhirat yang selalu
melingkupinya.
Namaku Izrail!______________________________________________________59
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Boleh jadi kematian bagi mereka yang soleh akan dirasakan sangat ringan dan juga
sangat berat. Bagi yang berat maka boleh jadi ia masih mempunyai hajat untuk
mencapai derajat tertentu, yang belum berhasil dicapainya melalui amal
perbuatannya, maka kematian baginya sangat menyakitkan karena lepasnya
peluang untuk mencapai derajatnya di surga.
Bagi yang kurang iman, katakanlah si kafir, terjadi sebaliknya khususnya bagi si kafir
yang mempunyai amal baik yang belum memperoleh balasan. Maka ia akan
dimudahkan dalam kematian sebagai balas jasa kebaikannya dan nanti ia akan
langsung mendapatkan tempatnya di neraka. Jadi, jangan merasa selamat kalau ada
amal kebaikan yang belum terbalas. Karena boleh jadi balasan itu hanya akan
diterimanya sebatas saat kematiannya saja. Setelah itu, semua amal akan dihisab
sesuai kadarnya masing-masing.
“Tapi, kesolehan bukanlah mutlak keselamatan dariku. Maka engkau harus hati-hati.”
Tiba-tiba ia berkata begitu. Kemudian ia terus menuturkan.
Yang soleh sekalipun sebenarnya masih rentan terhadap dua jenis keadaan
menentukan yang berujung pada “akhir yang buruk”. Salah satunya yang berbahaya
adalah “pada saat sekarat dan mengalami kengerian maut, hatinya mungkin diliputi
oleh keraguan atau pun kekufuran, hingga ketika ruhnya dicabut, dia masih berada
dalam keadaan seperti itu”, Yang kedua adalah, “pada saat kematian, kecintaan
pada materi atau kesenangan duniawi mungkin telah menguasai hatinya....maka
diapun akan menghadapkan wajahnya ke dunia, dan sebanding dengan
kecondongan seseorang kepada dunia, itu semua akan menyebabkan tabir, yang
menyebabkan turunnya siksa”.
Aku menggigil mengingat Izrail berkata seperti itu. Lha..., yang soleh saja belum
tentu selamat dalam menghadapi kematian, bagaimana dengan yang setengah hati
solehnya, atau yang sama sekali keblinger?
Namaku Izrail!______________________________________________________60
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
“O ya, aku akan perdengarkan untaian nasihat dari sufi generasi terdahulu”. Katanya
tiba-tiba saja ia menjadi romantis. Judulnya “Delapan Nasihat Hatim”17. Izrail pun
pun bersenandung [21].
Cintailah amal saleh,
ia dapat memutuskan rantai kepemilikanmu kepada dunia,
ia akan menjadi penerang kuburmu,
pendampingmu disana dan
tidak meninggalkanmu sendirian.
Taatilah perintah Allah dengan ridha,
karena dengan keridhaan pada ketaatan-Nya maka
keinginan hawa nafsumu akan terbelenggu (QS 79:40).
Sedekahkanlah bagian duniamu kepada Allah Ta'ala,
karena apa yang ada disisimu semua akan lenyap,
sedekah adalah tabunganmu disisi Allah,
dan apa yang ada disisi-Nya adalah kekal (QS 16:96)
Bertaqwalah kepada Allah SWT,
karena disitu tersimpan Kemuliaan dan Keagunganmu (QS 49:13)
sebagai suatu anugerah ketaqwaanmu kepada-Nya.
Ridhalah kepada semua ketentuan Allah SWT,
karena pembagian dari Allah sudah ditentukan sejak azali (Qs 43:32).
Tanpa keridhaan pada semua ketentuan Ilahi,
maka engkau akan dihinggapi hasud,
penyakit Iblis yang timbulkan iri dan dengki
karena harta, kedudukan, dan ilmu
yang akan timbulkan saling cela dan gunjing diantaramu.
17 Abu Abdur Rahman Hatim bin Unwan Al Ashamm (“si Tuli”), seorang sufi generasi awal dari pribumi Balkh, adalah murid Syaqiq al-Bakhi. Hatim mengunjungi Baghdad dan meninggal dunia di Wasyjard di dekat Tirmiz pada tahun 237 H/852 M, lihat ref. 23, hal 190
Namaku Izrail!______________________________________________________61
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Musuhilah syeitan, ia adalah musuh yang sangat nyata bagimu (QS 35:6).
Ia mewujud dari semua hasrat , keinginan, penguasaan, dan kepemilikanmu;
Ia muncul menjadi berbagai bentuk nafsu dan syahwat,
yang akan mengikatkanmu kepada materi, duniawi, dan segala maksiat.
Putuskan semua harapanmu dari selain Allah,
jangan terpedaya dengan rasa takut akan rezekimu,
Dia yang maha Pemberi telah menjamin dan menanggung
semua rezeki makhluk-Nya (Qs 11:6), tanpa kecuali.
Karena itu, perhatikan pencarian kehidupanmu
dari syubhat,
dari halal dan haram,
dari yang menghinakan dirimu,
dari yang merendahkan kedudukanmu.
Bertawakkalah kepada Allah SWT semata (QS 65:3).
Dialah yang akan menjaminmu, mencukupkan keperluanmu,
dimanapun kamu berada, dalam keadaan apapun.
Jangan gantungkan dirimu pada tali gantungan syeitan
yaitu uang, kekayaan, kekuasaan, kerajaan, pekerjaan,
dan bergantung kepada makhluk lainnya.
Gantungkan dirimu hanya pada Kehendak Allah SWT semata.
Izrail tersenyum, alunan suara dan makna-makna yang terkandung dalam puisi
“Delapan Nasihat Hatim” itu benar-benar semakin menggigilkan diriku, seolah
mengingatkan bahwa aku masih jauh dari gambaran yang disampaikan Hatim.
Aku masih tercenung di hadapan Izrail yang kulihat menatapku dengan lebih lembut
seolah menenangkan diriku. Lantas, aku teringat Malin Kundang si anak durhaka.
Bagaimanakah orang-orang seperti itu menghadapi sakratul maut sedangkan yang
soleh saja masih bisa dikatakan belum tentu bisa selamat melaluinya. Aku bertanya
Namaku Izrail!______________________________________________________62
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
lagi, ”Pernahkah engkau mendengar kisah Malin Kundang?” , kataku kepada Izrail.
Ia menjawab, “Ya, aku mengetahuinya. Bahkan di banyak belahan dunia, di setiap
zaman, kisah-kisah si anak durhaka semacam itu cukup dikenal”.
Izrail melanjutkan bagaimana ia menghadapi anak durhaka semacam itu, baik yang
terhitung soleh maupun tidak.
Banyak kisah yang mengerikan bagi manusia yang durjana. Namun, barangkali tidak
ada yang paling mengerikan bagi ia yang durhaka kepada orang tuanya sendiri.
Silaturahim adalah kaitan fundamental yang membangun suatu masyarakat dan
peradaban yang sebenarnya aktualisasi dari Rahmaatan Lil Aalamin. Bila silaturahim
ini rusak maka bisa diprediksikan bahwa semua tatanan masyarakat cepat atau
lambat akan mengalami kerusakan. Dan keluarga adalah tatanan masyarakat
terkecil yang melibatkan lebih dari satu orang. Maka pemutusan silaturahim, apalagi
kalau hal itu melibatkan keluarga antara anak dan orang tua, maka bayang-bayang
malapetaka seperti menaungi kehidupan seseorang. Maka hati-hatilah dalam
menjaga hubungan demikian. Tanpa alasan yang pasti, bahwa silaturahim itu mesti
terputus karena Allah semata, maka hati-hatilah karena pemutusan itu akan
menyebabkan terputusnya barokah Allah kepadamu.
Bukankah dongeng klasik dari negerimu tentang si Malin Kundang yang membatu
berhubungan dengan kedurhakaan karena menyia-nyiakan ibundanya. Ingat sajalah
cerita-cerita kearifan bagaimana sakit hati orang tua akan mencegah si anak
memasuki kematian dengan wajar. Ada ancaman Allah disana, karena ridha ibunda
adalah ridha Allah. Hati-hatilah dengan hal ini. Seburuk apapun hubunganmu
dengan
ibumu, Nabi SAW menyebutkannya sebanyak tiga kali berurutan ketika seseorang
bertanya tentang keutamaan bakti anak terhadap orang tua, khususnya ibundanya.
Dalam banyak kesempatan, hubungan keluarga memang sangat fundamental untuk
membangun masyarakat dan peradaban. Namun, tanpa pijakan akan kebenaran,
maka mempertahankan silaturahim yang membuta akan membahayakan karena
yang lahir adalah fanatisme yang dungu maujud niat busuk Iblis yang menelusup
Namaku Izrail!______________________________________________________63
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
kedalam dada manusia yang tidak waspada. Oleh karena itu, bila memang
diperlukan, silaturahim dapat diputuskan karena Allah semata. Dalam era awal Islam,
Nabi SAW menyadari hal ini sehingga ketika keputusan untuk berperang ditetapkan,
maka sebagian dari pengikut Nabi SAW (bahkan Nabi sendiri) mengalami dilema ini,
yaitu terputusnya tali silaturahim. Namun, kehendak Allah sudah demikian jelas
bahwa bila putusnya silaturahim itu karena mempertahankan akidah yang benar,
maka belalah Allah SWT. Allah memang patut dibela, oleh karena keberadaan dirimu
di dunia sebenarnya bagian dari proses yang memaujudkan Kehendak-Nya. Dan
ketika satu keluarga berselisih mempertahankan akidah kebenaran dari Yang Maha
Benar, maka pilihlah Jalan yang diterangi Cahaya Allah yaitu Shirathaal Mustaqiim.
Ketahuilah bahwa kekafiran atau kesesatan seseorang adalah pilihannya sendiri,
keakuan yang ia nyatakan dari kebodohan dan kegelapan yang meliputinya karena
ia telah menutup dirinya dari Kebenaran Mutlak (al-Haqq). Namun, ingatlah juga,
keimanan dan kesolehan seseorang semata-mata adalah hidayah dan anugerah-
Nya. Manusia tidak mampu memberikan hidayah dan anugerah, sehingga ketika
engkau sudah menyampaikan apa yang benar dari Allah, maka suatu kewajiban
untuk mempertahankannya meskipun hal itu akan memutuskan semua ikatan-ikatan
silaturahim. Tetapi sekali lagi bila memang itu diperlukan dan tidak bisa dihindari.
Ingat saja kisah Nabi Nuh yang tidak mampu menyelamatkan istri dan anaknya
ketika banjir tiba, kendati mereka istri dan anak seorang Nabi, namun tanpa hidayah
Allah maka tidaklah akan hadir keimanan meskipun sekecil zarah atom. Ingat juga
kisah anak-anak Nabi Yaqub yang menipu orang tuanya sehingga nabi Yusuf, yang
nota bene adiknya saudara sekandungnya sendiri, mereka celakakan sampai Allah
menetapkan keputusan bahwa mereka akan dihadirkan kehadapan Yusuf dalam
kehinaan karena kelaparan. Namun, Yusuf Yang Nabi maha pemaaf sehingga
mereka yang menghianati dirinya dimaafkannya. Ingat juga paman Nabi SAW, Abu
Thalib, kendati ia begitu sayang dan mati-matian melindungi Nabi, namun tanpa
hidayah Allah SWT, Nabi SAW pun tidak dapat berbuat banyak untuk
mengislamkannya.
Namaku Izrail!______________________________________________________64
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Akan tetapi, sekali lagi, perlu kehati-hatian dalam menjaga hubungan silaturahim,
kendati orang tuamu sesat dan sangat tersesat, maka nasihatilah dengan perkataan
yang baik-baik. Setelah itu, berserah dirilah kepada Allah SWT, karena hanya Allah
lah yang berhak memberikan hidayah dan anugerah kepada orang tuamu berupa
keimanan yang benar kepada-Nya.
Hindarilah kedurhakaan kepada orang tua yang berkepanjangan, apalagi kalau
orang tuamu adalah orang tua yang solehah dan penuh kasih sayang kepadamu.
Maka celakalah anak yang mendurhakai orang tua yang solehah. Tidak saja berdosa
secara harfiah sebagai orang yang mendurhakai orang tua, tetapi kutukan Tuhan
akan melingkupi dirinya dalam setiap kehidupannya. Tanpa ridha orang tua, maka
semua perbuatannya akan sia-sia, shalatnya tidak bermakna, puasanya tidak
berguna, semua amaliahnya musnah tanpa guna. Sesoleh apapun kamu
kelihatannya, ketika engkau sakiti orang tuamu yang seiman, yang selalu berdoa dan
memohon ampunan dari Tuhan, maka semua ibadahmu sia-sia. Jadi, berupayalah
dengan kesabaran dan kerelaan ketika engkau berselisih dengan kedua orang
tuamu. Jangan tanggapi perselisihan itu dengan percikan-percikan api syeitan
sehingga ia akan menjerumuskan dirimu dalam penyesalan yang tidak
berkesudahan.
Akan kuceritakan sebuah kisah lama sebagai rujukan untuk manusia. Kisah ini
memang bisa dibilang contoh umum bagaimana seseorang yang durhaka kepada
orang tuanya akan mengalami kesulitan ketika aku menjemputnya. Diceritakan
bahwa suatu hari seseorang mendatangi Nabi SAW dan memberitahu seseorang
bahwa seorang pemuda membutuhkan bantuan untuk dituntun mengucapkan
kalimat tayyibah18 menjelang kematiannya. Nabi mengatakan apakah anak muda
tersebut sudah terbiasa mengucapkan kalimat tayyibah selama ia hidup sehat.
Orang-orang
kemudian menjawab bahwa si pemuda sudah terbiasa mengucapkan kalimat
tayyibah.
18 Laa Ilaaha Ilaa Allaah
Namaku Izrail!______________________________________________________65
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Nabi keheranan karena orang tersebut terbiasa mengucapkan kalimat tayyibah,
tetapi mengalami kesulitan untuk mengucapkannya menjelang detik terakhir
kehidupannya. Nabi kemudian mendatangi pemuda tersebut dan memandunya untuk
mengucapkan kalimat tayyibah, namun dia tetap tidak mampu mengucapkannya.
Nabi kemudian berkata kenapa dia seperti itu. Anak muda itu memberitahukan
bahwa hal itu terjadi karena dia tidak patuh kepada ibunya karena dipengaruhi
istrinya. Nabi bertanya apakah ibunya masih hidup. Dia membenarkan. Nabi
kemudian meminta orang-orang
untuk memanggil ibu pemuda tersebut. Ketika perempuan itu datang, beliau bertanya
kepadanya, apakah pemuda itu anaknya. Dia membenarkan. Kemudian bertanya
apa yang akan dia lakukan jika anaknya itu dibakar hidup-hidup di dalam api yang
menyala-nyala. Perempuan itu menangis. Ia memahami maksud Nabi SAW untuk
memaafkan anaknya. Ia lalu menjawab bahwa ia akan memaafkan anaknya itu.
Perempuan itu lalu melakukannya. Kemudian Nabi memerintahkan pemuda itu
mengucapkan kalimat tayyibah. Dengan mudah, pemuda itu melakukannya. Nabi
merasa senang dan berkata bahwa Tuhan telah menyelamatkan pemuda itu dari
hukuman neraka19.
Begitulah bagaimana hubungan anak dan orang tuanya sangat berperan untuk
memperoleh ridha Allah dalam setiap keadaan. Bukan saja ketika masih hidup,
namun menjelang kematian pun, hubungan anak dan orang tua yang kurang
harmonis akan berakibat fatal. Kesusahan yang muncul ketika nyawa di ujung
kehidupan sebenarnya bukan keenggananku untuk mencabut nyawa pemuda itu.
Tetapi semata-mata hanya kasih sayang Allah SWT kepada pemuda tersebut,
mengingat kesolehannya di dunia. Namun, ketika ia menyakiti orang tuanya, yaitu
ibunya, maka semua amalnya seolah tanpa guna, sehingga Allah masih memberikan
suatu peluang terakhir kepada dirinya agar ibunya mau memaafkannya. Kalau tidak,
maka sia-sialah semua upaya amal pemuda itu selama ia hidup di dunia. Sesoleh
apapun pemuda itu, tanpa maaf orang tua maka akupun akan sejenak menunggu
sampai ibunya memaafkannya. Apakah hal
ini adzab atau Kemahamurahan Allah? Maka jelaslah hal ini merupakan
Kemahapemurahan Allah untuk memberikan kesempatan bagi ibu pemuda tersebut
19 HR Baihaqi dan Thabrani
Namaku Izrail!______________________________________________________66
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
untuk memberikan maafnya. Kendati si anak berdosa, sebagai orang tua, maka
diapun memiliki tanggung jawab untuk memaafkannya. Orang tua bagaimanapun
juga memiliki tanggung jawab kenapa seorang anak bisa begini atau begitu. Karena,
sebagai orang tua yang bertanggung jawab, ia sebenarnya menjadi bagian kenapa si
anak menjadi tersesat, atau terhalang amalnya. Yang dibutuhkan sebenarnya adalah
ridha orang tua sebagai orang tua, dan menyadari bahwa orang tualah yang
berperan dalam menentukan apakah seorang anak dikemudian hari menjadi majusi,
nasrani, atau yang lainnya.
Aku masih meresapi cerita Izrail tentang hubungan anak dan orangtua, serta akibat-
akibatnya di kemudian hari. Bayang-bayang keretakan dalam keluarga yang makin
hari makin sering kudengar atau kulihat sendiri menjadi jelas, bahwa dalam keadaan
apapun, silaturahim harus tetap dijaga. Dalam skala yang luas, retaknya silaturahim
adalah retaknya suatu jalinan sosial. Maka, bila silaturahim sudah terjadi dalam skala
yang luas, ancaman keretakan akan terlihat dipermukaan sebagai jatuhnya
masyarakat ke dalam cengkeraman ketimpangan sosial dan ketidakadilan.
Ketimpangan sosial dan ketidakadilan adalah sumber dari segala angkara murka,
sumber dari iri dan dengki, sumber permusuhan yang memperlebar jurang antara
yang kaya dan yang miskin, yang berpangkat dan yang tidak berpangkat, sehingga
yang nampak hanyalah kesombongan-kesombongan yang dikenakan untuk
menutupi kekurangan-kekurangan; yang kaya akan mengenakan kekayaannya untuk
menutupi kekurangannya; yang miskin akan menutupi kemiskinannya dengan
kesombongan sebagai si miskin untuk menutupi kekurangannya; yang beriman akan
menutupi kekurangannya dengan kefanatikannya tanpa ilmu dan iman yang benar;
dan lain sebagainya. Banyak masalah sosial yang terjadi di negeri ini dan di zaman
ini muncul karena ketidakadilan, ketika yang satu mengabaikan yang lainnya, yang
satu menelantarkan hak-hak hidup yang lainnya, maka jangan heran bila selalu akan
terjadi pergesekan-pergesekan sosial yang menghancurkan tali-tali silaturahim.
Ketidakadilan adalah juga ketidakseimbangan. Maka ketika hal itu terjadi juga
kepada alam lingkungan dimana manusia hidup, maka ketidakadilan itu akan
menimbulkan
Namaku Izrail!______________________________________________________67
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
ketidakselarasan dengan hukum-hukum alam (sunnatullah) sebagai suatu kehendak
Allah. Maka hati-hatilah, ketika ketidakadilan bersinggungan dengan alam lingkungan
yang kadarnya tidak mungkin diubah manusia, maka bencana-bencana alam akan
mengintai sebagai gempa bumi, kehancuran fisik, longsor, banjir, kebakaran, kabut
asap, penyakit, dan bencana-bencana alam lainnya. Ketika bencana alam itu
mengharubirukan semua manusia di muka Bumi, maka jangan salahkan keadilan
Tuhan. Dia Maha Adil dan Bijaksana sesuai dengan apa yang sudah Dia firmankan
dalam kitab wahyu Al Qur’an. Tinjaulah alam semesta dan dirimu sendiri dan
selaraslah dengan kehendak Allah dengan ridha, sehingga sebuah bencana ataupun
malapetaka yang memutuskan semua harapan dan angan-angan-mu, yang
membangkitkan semua rasa takutmu akan adzab yang menimpa suatu kaum, tak
lebih dari suatu peringatan atas kelalaian dan kebodohanmu karena mengabaikan
keadilan yang sudah ditetapkan sebagai hukum-hukum alam yang mestinya
dipahami oleh manusia.
Tiba-tiba Izrail menyela lamunanku. Ia sepertinya memang bisa membaca apa yang
kupikirkan.
Ada kalanya aku mencabut nyawa orang yang disesatkan Allah SWT dalam keadaan
yang mengerikan. Seolah adzab neraka disegerakan terhadap orang-orang yang
sesat dan murtad. Mereka termasuk golongan yang disesatkan Iblis semata-mata
karena kesombongan dirinya. Biasanya orang yang demikian, menurut tolok ukuran
kamu dianggap sukses dan pandai, padahal itulah manusia yang paling bodoh yang
termanifestasikan dari kebodohan dan kesombongan Iblis. Kebodohan dan
Kesombongan adalah dua sisi mata uang yang sama, yaitu mata uang Iblis Sang
pendurhaka. Orang yang demikian dikatakan sebagai orang yang benar-benar sakit
jiwa dan terpenjara dalam rumah sakit jiwa yang disebut dunia. Ia sakit jiwa karena
terbelenggu oleh akalnya. Sementara, dirinya terbelenggu akalnya, nafsu nya pun
membentengi dirinya sehingga iapun mengisolasi diri, jauh dari fitrah asal dan
mengira akalnya adalah tuhannya.
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah
mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas
Namaku Izrail!______________________________________________________68
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah
(membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (QS
45:23)”
Hati-hatilah dengan orang yang seperti itu, karena mereka biasanya menebar bau
busuknya neraka dalam kehidupan kamu. Mereka tidak segan untuk bermanis muka,
namun menikammu dari belakang, memfitnah, dan menebarkan kejahatan dalam
kehidupan kamu. Kendati akalnya seperti berjalan, ia sebenarnya makhluk bodoh
seperti robot yang hanya digerakkan oleh nafsu syahwatnya, yang sudah menjadi
tuhannya. Ia termasuk manusia yang menjadi syeitan karena menuhankan nafsu dan
syahwatnya, merobohkan sendi-sendi agama, dan tidak segan untuk berdusta. Ia
dapat berada disekitar kehidupanmu sebagai kawan, sebagai boss-mu, teman
mainmu, sebagai lawan, sebagai pejabat, sebagai guru, sebagai kiai, sebagai ustad,
sebagai pengusaha, sebagai pengacara, sebagai dukun, sebagai artis, sebagai
penyiar, sebagai pedagang, sebagai petani, sebagai pengemis, sebagai maling,
sebagai polisi, sebagai tentara, dan banyak lagi yang lainnya.
Aku mencabut mereka sesuai dengan keadaanya. Maka ia yang kucabut dalam
kesesatan dan kemurtadan adalah ia yang merasakan hawa panas dan busuknya
api
neraka. Akan sering kautemui bagaimana mereka akhirnya. Mata melotot, tubuh
disana-sini meregang kaku, bau yang busuk, kadang disertai keganjilan, mayat yang
sangat berat karena jasadnya menyimpan beban perbuatannya, dan keadaan-
keadaan lainnya yang mengerikan. Kalau saja engkau mampu mendengar dan
melihat sesuai dengan keadaan mereka, maka akan kau lihat kengerian paling
mengerikan yang dihadapi mereka ketika aku temui dengan tanpa basa-basi. Lantas,
kuhempaskan dia dalam kubur dengan kerelaan bumi ataupun tidak. Disana, ia akan
menghadapi siksa kubur yang tak pernah berhenti sampai kiamat tiba. Dalam
barzakh
yang sempit, maka penantiannya sampai kiamat tiba adalah kengerian abadi yang
akan disesalinya.
Ketahuilah, ketika aku mencabut mereka yang sesat dan murtad, aku mewujud
sesuai dengan perbuatan mereka yang bodoh. Manusia yang paling kuat dan
Namaku Izrail!______________________________________________________69
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
beranipun tak akan akan sanggup melihat wujudku ketika aku mencabut orang yang
penuh dosa.
Dulu, Nabi Ibrahim a.s pernah juga ingin mengetahui rupa asliku ketika aku
mencabut nyawa si pendosa. Kendati aku memperingatkannya bahwa dia tidak
akan sanggup melihat wujudku, namun ia memaksaku. Akhirnya akupun
menampakkan wujudku kepadanya dalam bentuk seorang yang berkulit hitam
legam, dengan rambut berdiri, berbau busuk, dengan pakaian berwarna hitam. Dari
mulut dan lubang hidungku keluar jilatan api . Melihat wujudku yang mengerikan itu,
Nabi Ibrahim a.s. pun klenger20. Ketika sadar kembali, ia kemudian berkata, “Wahai
Izrail, seandainya seorang pelaku kejahatan pada saat kematiannya tidak
menghadapi sesuatu yang lain kecuali wajahmu, niscaya cukuplah itu sebagai
hukuman atas dirinya.”
Itu baru melihat rupa asliku untuk si pendosa. Ketika aku mencabut ruh si pendosa,
kamu tidak akan bisa membayangkan bagaimana siksaku ketika sakratul maut
sebelum aku cabut nyawanya, siksa kubur yang akan diembannya, dan siksa neraka
yang akan dialaminya.
Tubuhku bergetar membayangkan kengerian dari mereka yang sesat dan murtad
ketika Izrail mendatanginya. Aku masih menggigil ketika kulihat wajah Izrail tampak
seperti udang direbus, kemerahan menahan gejolak saat-saat ia mencabut manusia
yang sesat dan murtad. Kemudian, dia menoleh kepadaku dan berkata “apalagikah
yang ingin kau tanyakan”, katanya.
Aku masih berfikir, kira-kira apalagikah yang ingin kuketahui. Selama ini, apa yang
selalu kukhawatirkan di dunia adalah menyusupnya hal-hal yang diharamkan dalam
kehidupanku. Salah satunya adalah melalui profesi yang kugeluti. Menurutku, profesi
yang sebenarnya ideal untuk mendapatkan rezeki halal adalah berdagang. Karena
dengan berdagang orang sebenarnya dapat menentukan sendiri tingkat kehalalan
yang ia jual belikan. Tentunya dengan norma-norma yang sesuai dengan ajaran
Islam. Namun, anehnya, banyak pedagang kulihat tidak mau tahu dengan hal ini,
sehingga dalam banyak aspek, apa yang semestinya halal menjadi haram karena
20 klenger=pingsan
Namaku Izrail!______________________________________________________70
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
praktek perdagangannya yang tidak jujur dan tidak wajar. Seolah hanya
keuntunganlah yang dipikirkan sehingga tega-teganya ia menaikkan harga
komoditas dan barang ketika
bulan Ramadhan, lalu kemudian ia turunkan lagi setelah lebaran usai, kemudian ia
naikkan lagi. Ah demikian bodohnya para pedagang itu sehingga tanpa sadar ia
meracuni dirinya dan keluarganya dengan hal-hal yang semestinya dijauhi dan
dihindari. Nah aku mau menanyakan hal ini sajalah. “Bagaimana dengan pedagang
yang curang? “, lanjutku.
Yang mati dengan mengerikan salah satunya adalah mereka yang curang dalam
berdagang. Aku akan ceritakan sebuah kisah bagaimana aku mencabut nyawa
pedagang yang menggunakan dua timbangan, yaitu timbangan saat menjual dan
saat membeli. Ini juga berlaku untuk mereka yang berdagang dengan keuntungan
yang semena-mena yang sering terjadi di zamanmu. Contohnya ketika gaji pegawai
pemerintah naik, pedagang dengan seenaknya menaikkan harga bahan pokok.
Tanpa pernah turun lagi. Ketika Ramadhan atau Lebaran tiba, harga-harga
komoditas yang
dibutuhkan masyarakat naik tanpa kompromi. Demikian juga, ini berlaku bagi mereka
yang menipu dalam berdagang, menimbun barang sehingga harga melonjak,
menggoreng saham, calo-calo yang menaikkan harga seenaknya, menjual
komoditas yang jelas-jelas haram, menimbun minyak, atau aktivitas perdagangan
yang curang lainnya. Bagi pedagang yang demikian, maka segala perbuatannya
menumpuk harta tidak halal di dunia akan tampak bagai dua gunung api dari neraka
yang sangat panas dan menyala-nyala, sehingga akan membuat yang melihatnya
menggigil ketakutan. Pedagang yang sekarat akan disuruh untuk mendaki kedua
gunung itu. Setelah itu barulah aku mencabut nyawanya tanpa ampun.
Membayangkan dua gunung api yang menyala-nyala dari harta dunia yang haram
memang mengerikan. Lha wong kita sering melihat tukang sulap berjalan di atas
bara-bara api saja membuat kita meringis, maka membayangkan kondisi seperti
berjalan di atas gunung api sebelum nyawa dicabut Izrail benar-benar tidak habis
pikir bagaimana rasanya. Mungkin panas yang tidak berkesudahan, badan yang
kelojotan menahan panas seperti ikan dipanggang, lidah yang mengelu, hidung
Namaku Izrail!______________________________________________________71
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
seperti tersumbat asap yang tidak bisa keluar, persis ketika kita flu burung dan
hidung kita tersumbat, betapa tersiksanya. Entah berapa lama siksaan itu akan
berlangsung. Mungkin gunung api itu dalam bentuk sakit yang tidak berkesudahan
dari penumpukkan harta haramnya, yang tidak tersembuhkan bahkan dengan dokter
termahal maupun dukun tersakti sekalipun, sakit yang mnguras seluruh harta
kekayaannya. Aku tidak bisa membayangkan lebih jauh kondisi mereka yang curang
dalam berdagang ini ketika Izrail mulai mengincarnya.
“Mungkin kamu pernah mendengar cerita bagaimana susahnya orang dalam
sakratul maut mengucapkan syahadat”, Izrail meneruskan ceritanya tanpa kuminta.
Aku masih tetap mendengarkannya dengan takjub.
Ya, mereka yang kelu lidah saat aku akan mencabut nyawanya umumnya
dikarenakan sifat mereka selama ini yang suka bergunjing, memfitnah, iri dan
pemabuk. Berkali-kali sebenarnya kitab-kitab suci mengingatkan penyakit-penyakit
iblis yang satu ini. Tapi, entahlah, barangkali kaummu memang susah dibilangin.
Kegiatan yang merupakan warisan penyakit Iblis itu malah akhir-akhir ini menjadi
semacam profesi saja. Wartawan, tukang gunjing di radio, televisi, di pasar dan di
rumah, pengkhutbah yang menebarkan fitnah dan bau busuk tipu daya yang
menyesatkan, malah disukai. Padahal aktivitas itu sangat berpotensi untuk
menggelincirkan manusia kedalam dosa seperti di atas.
Dulu pernah ada seorang murid alim ulama terkenal yaitu Imam Fudhail Bin Iyad
yang sedang menghadapi sakaratul maut. Terdorong oleh rasa sayang dan
tanggung jawabnya, Sang Guru mengunjungi muridnya yang nampak sedang
kepayahan tersebut. Iapun kemudian membacakan surah Yasin. Tapi bukannya
bacaan itu menentramkannya malah bacaan surah Yasin itu membuat si murid
menjadi gelisah dan susah meninggal dengan tenang. Fudhail pun kebingungan.
Kemudian si guru pun membacakan syahadat. Namun, bacaan tauhid tersebut tetap
tidak bisa menolongnya.
Begitulah, telinga terasa budeg, lidah kelu dan mata membuta ketika aku mulai
bertugas. Setelah dengan susah payah, akhirnya aku pun mencabut nyawanya dan
Namaku Izrail!______________________________________________________72
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
menyerahkannya ke pada malaikat yang bertanggung jawab dalam penghisaban di
kuburan. Sang Guru menangis tersedu-sedu karena muridnya ternyata telah
kehilangan keimanannya karena suka memfitnah, bergunjing, iri dan minum arak.
Aku masih menatapnya dalam diam sambil melayangkan imajinasi pada berbagai
infotainment yang sepertinya sudah menjadi komoditas hiburan. Membuang waktu
dengan membicarakan aib orang lain. Wah, repot juga. Padahal, hampir sebagian
besar acara televisi yang disukai tidak lepas dari membicarakan orang lain. Apakah
itu suatu kebenaran, atau cuma sekedar bumbu penyedap untuk mendongkrak rating
sebuah acara yang membuat orang lain naik pitam. Namun, dilain pihak mungkin
akan membuat orang lain meraih kekayaan, hidup makmur diatas penderitaan orang
lain atau dengan mempermainkan hidup orang lain. Aku menggigil ngeri.
Ah, betapa lalainya manusia kalau sudah menyinggung yang satu ini. Kekayaan.
Sehingga iapun lupa bahwa kekayaan yang diraihnya dari membicarakan orang lain
seperti orang yang memakan bangkai saudaranya sendiri. Hmm, aku masih
memikirkan mereka yang meraih kekayaan dengan cara-cara yang tidak etis seperti
itu. Di negeri ini, menjadi kaya memang jadi impian banyak orang. Sehingga
seringkali tidak peduli lagi bagaimana kekayaannya itu ia kumpulkan, ia raih, dan
kemudian menjerumuskan dirinya sendiri.
Aku menatap Izrail sekali lagi, seolah masih tidak percaya bahwa aku dapat
bercengkerama dengannya seperti ini. Kemudian aku bertanya, “Wahai Izrail
bagaimanakah engkau mencabut nyawa orang yang kaya raya?”
“Orang kaya?”, Izrail sedikit mengernyitkan keningnya. Alisnya terangkat sedikit,
amboi indahnya alis itu.
Yah orang kaya tidak beda sebenarnya dengan makhluk Allah lainnya. Saat
kematian menjemput, maka kekayaannya tidak akan berarti apa-apa. Sebab,
kekayaan yang akan dinilai oleh-Nya adalah amaliah yang muncul dari dasar
hatinya. Kekayaan duniawi hanya berguna untuk anak cucu dan jandanya (dudanya)
saja.
Namaku Izrail!______________________________________________________73
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
“Yang paling menyebalkan adalah kalau aku mencabut nyawa orang yang kaya
karena menggadaikan kemanusiaannya”, Izrail menegaskan. Kelihatan benar dia
geregetan dan gemas.
Itulah kekayaan yang diraih dari jalan yang diharamkan Allah. Mereka yang korupsi,
menipu, merampas harta anak yatim, membohongi publik, pura-pura membangun
yayasan, karena riba, dan cara-cara lain pengambilan kekayaan yang tidak sah.
Mereka sebenarnya sebodoh-bodohnya manusia. Mereka bisa dikatakan terkelabui.
Mungkin kaummu sering mengucapkan pepatah “Muda Foya-foya, Tua Kaya Raya,
Mati masuk Surga”. Itulah peribahasa kaum hedonis yang mengira dengan tipu
muslihatnya bisa menipu Allah SWT. Mereka lupa bahwa dari mulai bapak-ibunya
bertemu sampai ajal menjemput, Allah menggenggam kehidupan mereka, baik
digenggam dalam Kebaikan-Nya maupun Kemurkaan-nya. Bodohlah manusia yang
mengira kekayaaan yang diperoleh dengan jalan haram, bisa ditebus dengan
aktivitas amal-amal lahir, apakah itu dengan berzakat , berumroh dan berhaji,
mendirikan rumah yatim piatu, atau mendirikan masjid-masjid dengan tiang-tiang
yang besar. Selama kesyirikan dan riya masih menempel dalam lubuk hati mereka
yang terdalam, meskipun sebesar zarah atom sekalipun (QS 99:7-8), kesyirikannya
dan kekurang ajarannya dengan menyogok Allah akan berdampak mengerikan.
Orang yang kaya seperti ini, seakan membawa kesombongannya selama di dunia
dengan menganggap Allah pun bisa disogok. Padahal Kesombongan adalah
Selendang-Nya.
Karena itu, akupun tidak sungkan untuk menampakkan diri dalam bentuk yang paling
mengerikan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Aku akan cabut nyawa
mereka sesuai dengan tindakan-tindakan mereka. Aku akan menyeret roh mereka
dari dalam tubuhnya yang membusuk secara perlahan-lahan. Agar ia bisa mencium
sendiri kebusukannya itu sebelum sakratul maut tuntas menunaikan tugasnya.
Rohnya akan kuseret seperti diseretnya tubuh melalui dinding bergerigi, yang sakit
dan sangat menyakitkan. Banyak yang tidak kuat melalui fase ini, dan menangis
meraung-raung, tidak saja dalam wujud jasadnya yang membusuk. Namun, juga
Namaku Izrail!______________________________________________________74
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
ruhnya akan meraung dan bersedih, sekaligus juga tidak rela meninggalkan
kekayaannya yang tersisa yang tidak sempat dinikmatinya.
Keringat dingin meleleh didahiku, ketakutanku muncul. Lalu terbata-bata aku
berkata, ”Tttapi kan tidak semua orang kaya diperoleh dari tipu menipu dan
kejahatan,” protesku.
“O, ya jelas. Ada juga orang kaya yang tidak seperti itu. Tapi kebanyakan, kekayaan
telah membutakan matahati seseorang sehingga alpa dari menelusuri dan
menggunakan kekayaannya.” Ujar Izrail menjelaskan.
Dia melanjutkan,” Hanya sedikit orang kaya yang menyadari apa arti kekayaannya
itu.”. “Dari yang sedikit itu, lebih sedikit lagi yang lolos dengan mulus”, tegasnya.
“Kekayaan cenderung menghalangi tugas-tugasku.” Ucap Izrail sedikit iba.
Pernah suatu ketika aku mendatangi orang kaya raya. Karena ia tahu kedatanganku,
maka ia pun gemetar dan memerintahkan semua harta bendanya untuk dikumpulkan
dihadapanku. Setelah semua hartanya berada didepan matanya, dia berkata
mencaci maki harta bendanya ”Semoga Allah mengutukmu sebab engkau telah
memalingkan aku dari beribadah kepada Tuhanku dan menghalang-halangi aku dari
pengabdian kepada-Nya”.
Allah kemudian membuat harta bendanya berbicara,
”Mengapa engkau menghinaku, sedangkan karena akulah engkau bisa
diterima oleh presiden, para pejabat, pengusaha, selebritis, kalangan jet-set,
dan golongan yang mengandalkan kekayaan dunia lainnya, padahal orang-
orang yang bertakwa kepada Allah malah diusir dari pintu rumahmu?
Karena akulah engkau bisa mengawini wanita-wanita lacur, duduk bersama
raja-raja, pelesiran ke tempat-tempat yang hina, dan membelanjakan aku di
jalan keburukan. Namun, aku tidak pernah membantah.
Namaku Izrail!______________________________________________________75
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Seandainya saja engkau membelanjakan aku di jalan kebajikan, niscaya aku
akan memberi manfaat kepadamu. Engkau dan semua anak Adam diciptakan
dari tanah, kemudian sebagian dari mereka memberikan sedekah, sedang
yang lain berbuat keji seperti dirimu yang bodoh dan terkelabui oleh gemerlap
diriku.”
Aku pun tanpa basa-basi lagi mencabut orang kaya yang bodoh itu, maka robohlah
ia ke tanah dengan penyesalan yang mendalam.
“Lalu bagaimana dengan orang yang miskin secara duniawi, secara materi?”,
lanjutku menanyakan.
“Ketahuilah, dimata Rabb-mu, kekayaan dan kemiskinan tidak dapat dijadikan alasan
dari lalai terhadap-Nya”, Izrail berkata sebelum melanjutkan ceritanya.
Orang miskin, sebenarnya memiliki peluang besar untuk merasakan nikmatnya kasih
sayang Allah. Tapi, kemiskinan tidak jarang juga menyebabkan kekufuran. Di
zamanmu ini, kemiskinan sudah seperti kekayaan, mereka yang merasa miskin
kebanyakan jatuh ke dalam kekufuran karena kemiskinannya tidak identik dengan
kezuhudan dan kejujuran, tidak identik dengan ridha terhadap semua ketentuan
Allah SWT.
Bila kekufuran menimpa si miskin, maka ini tak ubahnya si orang kaya yang mencari
kekayaan dengan cara-cara yang tidak halal. Disinilah pentingnya mereka yang
miskin mengetahui. Jangan sampai sudah miskin di dunia, di akhirat jauh lebih
miskin lagi. Nabi Muhammad Yang Ummi mengatakannya sebagai “orang yang
bangkrut total”. Ini ibarat merubuhkan rumah di dunia dan rumah diakhirat. Dunia tak
dapat, akhirat tak selamat. Sangat merugi, sangat merugi, benar-benar sangat
merugi.
Namaku Izrail!______________________________________________________76
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Maka, jangan jadikan kemiskinan menjadi alasan dan tameng kekufuran dan
kemungkaran. Ia yang miskin dan terikat dengan kemiskinannya, akan cenderung
tergelincir dalam jerat-jerat nafsu si bodoh Iblis. Jadi, gunakankah kemiskinamu pada
materi untuk memupuk kekayaanmu disisi-Nya. Engkau boleh jadi si fakir dunia, tapi
disisi-Nya semua itu tidak berarti apa-apa. Maka dekatilah Dia dengan
kehambaanmu,
jangan dekati Dia dengan kesombonganmu atau keluh kesahmu. Jangan jadikan
kemiskinan menjadikan dirimu lalai atas semua perintah Allah, larangan-larangan-
Nya, sunnatullah-Nya, dan petunjuk dari Nabi Muhammad SAW.
Jangan dikira bahwa kemiskinan manusia itu menjadi belenggu sehingga ia harus
bertahan hidup dengan melupakan Allah. Jangan dikira bahwa kemiskinan menjadi
alasan yang bagus untuk menghadapi murka Allah. Percayalah, kalau mau
dibandingkan dengan kehidupan Nabi SAW dan sebagian sahabat yang berbaju bulu
domba, yang hidup di emperan masjid Nabi dahulu (Asy Shufa), menggelandang di
padang pasir nan panas, maka kemiskinan yang dialami oleh masyarakat di
zamanmu saat ini tidak seberapa. Galilah hikmah dari kehidupan Nabi SAW yang
bersahaja. Ia yang pernah mengganjal perutnya dengan batu selama tiga hari dua
malam, tidak pernah mengeluh atas kelaparannya. Lha, manusia di zaman ini
memang aneh. Kendati peradaban mampu memberikan kemudahan-kemudahan,
namun seringkali ini malah menjadi godaan kesenangan. Maunya serba instan,
sehingga ketika Allah uji dengan kepapaan, kemiskinan, kemelaratan, dan
kekurangan lainnya, sebagian besar manusia semakin jatuh ke dalam kemiskinan
dan kekufuran. Sebagian lagi malah benar-benar jadi seperti binatang,
menghalalkan segala cara, demi isi perut belaka. Sungguh ini sangat bodoh, seolah
hidup sekedar untuk makan saja. Padahal, kalimat bijak sering mampir di telinga
bahwa makanlah secukupnya hanya untuk menegakkan tubuh dan meneruskan
kehidupan.
Aku yang mencabut nyawa si miskin, kadangkala tidak habis mengerti. Kenapa
manusia bisa begitu bodoh. Padahal, kemampuannya melebihi kemampuan kaumku
Namaku Izrail!______________________________________________________77
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
(malaikat). Yah, akhirnya sering sekali aku mencabut nyawa si miskin dalam
kebusukan dunia dan kebusukan akhirat. Benar-benar orang yang merugi.
Izrail mengakhiri cerita bagaimana mengurus si kaya dan si miskin yang terkelabui
oleh bedak-bedak duniawi. Ia sekarang sudah duduk disampingku, menatap dengan
kelembutan malaikatnya. Pertanyaan selanjutnya bergulir begitu saja menyambung
dari kekayaan, kemiskinan, dan kekuasaan. Ketiganya dapat menjadi berkah bagi
manusia, namun dapat juga dapat menjadi pembawa bencana. “Bagaimana
penguasa yang meninggal?”, lanjutku, meneruskan pertanyaan.
Penguasa sebenarnya diberi mandat oleh Allah untuk membawa rakyatnya ke jalan
yang diridhai-Nya. Ia yang mampu menjalankan kekuasaanya di bawah naungan
Cahaya Ilahi, maka ia sebenarnya khalifah Allah.
Akan tetapi, kalau penguasa lupa diri, cenderung memperkaya diri, lebih
mementingkan keluarganya, kelompoknya daripada kepentingan rakyat banyak,
maka Allah sebenarnya menyiapkan adzab yang menyengsarakan sebelum aku
mencabut rezekinya yang terakhir baginya dan seluruh rakyatnya. Itulah saat
kematian.
Penguasa yang lalim, akan tersiksa oleh kelalimannya yang maujud dalam bentuk
rasa takut mati, kepikunan yang berlarut-larut, sakit yang menahun, sampai tubuhnya
yang tak lebih dari bangkai membusuk yang menunggu tebasan pedang waktu. Saat
itulah, akupun harus menutup hidung ketika ruhnya kucabut degan paksa. Dan
dikembalikan kepada-Nya, lantas dihempaskan-Nya ke dalam adzab akhirat yang
kekal.
Ketahuilah, aku berjalan bersama Sang Waktu, melihat banyak kerusakan di muka
bumi karena penguasa yang lupa diri. Dahulu, sepeninggal nabi yang Ummi,
kepongahan jahiliyah muncul kembali dalam bentuk ketamakan atas kekuasaan,
kesombongan atas kesukuan, dan kejahilan jahiliyah yang sebenarnya ingin di
hapuskan oleh Nabi Muhammad SAW. Maka, kehancuran Umat Islam pun kemudian
dimulai ketika sebagian mencela sebagian lainnya, sebagian merasa diri paling
Namaku Izrail!______________________________________________________78
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
benar, sebagian sangat buta mata hati sehingga tidak mampu berfikir jernih tentang
kebenaran yang sudah di ajarkan Nabi Muhammad SAW.
Sudah banyak zaman kulalui, maka keruntuhan peradaban karena lemahnya
penguasa sering aku lihat. Dan selama itu pula berbagai jenis penguasa yang lalai
dan lupa diri sering kucabut nyawanya dalam penderitaan dirinya. Lucunya, banyak
juga yang masih buta matahati, kendati kucabut nyawanya dalam kesesatannya,
anak cucunya makin terjebak ilusi dengan membangun istana-istana kesia-siaan.
Mereka bangun kuburan-kuburan yang megah untuknya, mereka kira kemegahan
kuburan itu dapat menyelamatkan si mati. Tidak tahukah mereka bahwa hanya amal
salehlah yang dapat menerangi ruh simati di alam kubur sana? Dungu, sungguh
dungu perilaku penguasa yang lupa diri itu. Ia kira bisa menyogok Ilahi dengan
membangun tiang-tiang besar di kuburannya.
Izrail kemudian bercerita tentang tugasnya mencabut penguasa lalim Bani Israil.
Ketika itu Sang Tiran sedang duduk-duduk seorang diri di istananya tanpa ditemani
oleh salah seorang istrinya. Aku kemudian masuk melalui istananya dengan tiba-
tiba. Penguasa Tiran itu marah dan berkata dengan pongah, ”Siapakah Engkau?
Siapa yang mengizinkanmu masuk kedalam istanaku?”
Aku menjawab,
”Yang mengizinkanku masuk kedalam rumah ini adalah pemilik istana ini.
Sedangkan aku adalah yang tak bisa dihalangi oleh seorang pengawalpun
dan tidak butuh izin apapun untuk masuk kesini.
Bahkan terhadap raja-raja sekalipun,
aku tak perlu izin apapun,
tidak pernah takut pada kekuatan raja-raja yang perkasa,
dan tidak pernah diusir oleh penguasa tiran yang keras kepala
atau setan pembangkang sekalipun.”
Mendengar seruanku, penguasa lalim itu menutup mukanya. Agaknya ia sadar siapa
yang dihadapinya. Dia pun jatuh tersungkur. Kemudian bangkit dengan memelas dan
mengiba-iba.
Namaku Izrail!______________________________________________________79
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
”Jadi Engkau adalah Malaikat Maut?” , katanya.
Aku menjawab “Ya”.
Kemudian dia menawar dengan cengeng, ”Sudikah engkau memberiku kesempatan
agar aku bisa memperbaiki kelakukanku?”.
Aku menjawab, ”Alangkah bodohnya engkau ini; waktumu telah habis; nafas dan
masa hidupmu telah berakhir; tidak ada jalan lagi untuk memperoleh penangguhan.”
Penguasa tiran itu menangis tersedu-sedu, lalu ia bertanya,”kemana engkau akan
membawaku?”
Aku menjawab, “Kepada amal-amalmu yang telah engkau kerjakan sebelumnya dan
juga ke tempat tinggal yang telah engkau dirikan sebelumnya.”
Sang tiran menjawab bingung, “Bagaimana mungkin? Aku belum pernah
mempersiapkan amal baik dan rumah baik apapun juga.”
Aku menjawab, ”Kalau begitu, ke neraka, yang menggigit hingga ke pinggir-pinggir
tulang kamu akan ditempatkan.”
Akupun kemudian mencabut nyawa penguasa tiran itu yang jatuh mati ditengah-
tengah keluarganya dengan mata melotot penuh penyesalan, di tengah-tengah
mereka yang kemudian meratap-ratap dan menjerit-jerit. Andai saja mereka
mengetahui bagaimana buruknya neraka bagi si lalim itu, mungkin mereka akan
menangis lebih keras lagi.
Keringat dingin tanpa terasa makin menderas, membasahi dahi dan leherku. Izrail
kulihat masih berdiam diri seolah tahu aku masih mempunyai beberapa pertanyaan
lain yang menggelayut di pikiranku.
“Ketika engkau mencabut nyawa seseorang, baik dalam waktu yang berlainan
maupun bersamaan, engkau nampaknya tidak memiliki kesukaran apapun juga.
Bagaimanakah dengan kematian di medan perang atau bencana alam dimana
terdapat puluhan bahkan mungkin puluhan ribu nyawa yang secara bersamaan
melayang?”, pertanyaanku meluncur begitu saja. Izrailpun nampaknya masih tenang-
Namaku Izrail!______________________________________________________80
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
tenang saja dan tidak terburu-buru. Ia merapikan rambutnya yang berkilauan, setelah
melontarkan senyumnya, ia kembali bercerita.
Peperangan maupun benaca alam adalah bagian dari sunnatullah Tuhan. Bagian
dari keseimbangan alamiah karena kaummu seringkali overdosis dalam banyak hal.
Itulah senyatanya kejelekan manusia yang utama karena dicengkeram ketidakadilan
dan keangkaramurkaan.
Peperangan, meskipun kamu seringkali tidak terima akan adanya peperangan, tapi
Tuhan punya timbangan sendiri, yang semestinya diperhatikan oleh umat manusia.
Namun, sudah menjadi ketentuan sejak awal penciptaan bahwa manusia pada
akhirnya terbelenggu dengan berbagai persoalan karena ketidakmampuannya
mengenal dirinya sendiri. Belenggu kepemilikan, penguasaan, keserakahan, dan
nafsu ingin menguasai lainnya akhirnya akan menyeret umat manusia ke dalam
peperangan demi peperangan.
Peperangan jangan ditangisi. Kalau timbangan sunnatullah sudah bergeser ke titik
yang tak dapat balik, maka setekun apapun doa-doamu, sunnatullah tetap terjadi.
Ambil saja contoh di Afghanistan, Irak, Palestina, atau di belahan dunia lainnya.
Kendati di situ banyak Umat Islam, namun sunnatullah tidak pernah bisa dikelabui, ia
akan berjalan apa adanya, sesuai ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkannya.
Ketika umat lalai akan arti pentingnya peradaban, ukhuwah, ilmu pengetahuan,
keadilan, lupa arti pentingnya kesatuan, maka peperangan dapat menjadi guru untuk
mengingatkan manusia, bahwa itulah akibat kalau umat menjadi bodoh dan bercerai
berai. Mereka seperti buih-buih yang akan mudah menjadi bulan-bulanan gelombang
zaman yang tidak menentu. Apakah engkau lupa kalau dulupun adzab peperangan
menimpa Umat Islam ketika Jenghis Khan dan tentara Mongolnya mengamuk di
kawasan Jazirah Arab, menghancurleburkan negeri-negeri Islam dari India sampai
Baghdad karena kelemahan umat? Manusia mungkin berkewajiban meminimalisir
dampak-dampak perang, itu perbuatan mulia. Tapi apakah perang lantas berhenti,
serahkan saja kepada-Nya. Karena justru dengan peperangan manusia semestinya
akan mengerti bagaimana dampak-dampak perbuatannya, kebodohannya,
keangkaramurkaan, dan kesombongannya. Namun, manusia itu seringkali mirip
Namaku Izrail!______________________________________________________81
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
keledai. Meskipun, perang demi perang dilalui. Toh tetap saja terjadi dan celakanya
dianggap sebagai solusi.
Dalam peperangan maupun bencana lokal sampai yang berskala global, manusia itu
seperti onggokan kacang yang dimasukkan ke dalam kuali. Aku lebih mudah
melakukan tugas saat itu, karena sekali sentil dengan kedua jariku maka ribuan
orang akan mati. Persis kacang dalam kuali, dengan sekali pukul puluhan kacang
dalam kuali remuk redam. Wujud pukulanku bermacam-macam. Seringkali peluru,
meriam, roket, rudal, bahkan pernah juga bom Atom, tsunami, gempa bumi, banjir
besar, banjir lumpur, wabah penyakit dan berbagai bentuk ketentuan lainnya.
Tapi, peperangan zaman sekarang lebih kejam dari dahulu. Dahulu, sekali tebas
badan terbelah atau leher terputus mempercepat kematian. Memang bagi manusia
terlihat kejam. Tapi manusia sudah mengembangkan kekejaman dalam beberapa
format yang terlihat halus, berbudi, namun sebenarnya lebih kejam dan mengerikan.
Lha sekarang, peperangan di satu tempat memberikan dampak di tempat lain
dimana
orang tidak tahu menahu masalah yang terjadi. Belum lagi penderitaan rakyat tak
berdosa. Apalagi kalau para spekulan ekonomi dan provokator politik mulai bermain
mata, seperti menggoreng saham, melambungkan harga bahan pangan, minyak,
menjual senjata, membuat desas-desus tidak jelas, dan lain sebagainya. Maka
penderitaan peperanganpun akan menjalar ke seluruh dunia.
Nyawa yang kucabut saat perang di masa kamu tidak seberapa dibandingkan
peperangan jaman dulu. Tapi nyawa yang meregang-regang di telan penderitaan
akibat dampak perang dan pasca perang seperti keracunan, kelaparan, kemiskinan,
penyakit, cacat, sakit mental, dan lain-lainnya malah tumbuh subur, memperpanjang
usia penderitaan banyak orang.
Perang sekarang sudah menjadi komoditas. Alasan perang pun kebanyakan tak lagi
berhubungan dengan kebenaran di Jalan Allah. Tapi sekedar memenuhi kebutuhan
ekonomi semata. Jadi sebenarnya tidak jauh-jauh dari urusan perut. Bahkan tidak
jarang perang muncul karena kedunguan manusia, hingga perangpun berkecamuk
Namaku Izrail!______________________________________________________82
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
karena adu domba dan fitnah. Urusan perut yang sederhana bisa menjadi bencana
perang yang membuat merana.
Maka, sudah jarang sebenarnya prajurit-prajurit yang berperang dijalan Tuhan.
Padahal, ada kemuliaan bagi mereka yang murni berjihad di jalan Tuhan. Meski
mereka disebut mati, tetapi mereka sebenarnya hidup dan sudah memilih kehidupan
yang lain.
Aku pun seringkali trenyuh, penderitaan manusia semakin memanjang dari satu
nasib ke nasib lainnya. Dari takdir buruk yang satu ke takdir buruk lainnya. Seolah
keledai di penggilingan masa. Tapi, semua itu adalah takdir dan sunnatullah.
Dan semua itu bukan lagi menjadi tugasku, karena sebenarnya itu adalah karena
kebodohan kaummu sendiri. Tuhan cuma sekedar menetapkan hukum-hukumNya.
Manusia menjalaninya, kalau mereka berbuat kebaikan, selaras dengan ruang dan
waktunya, dalam arti selaras dengan kehendak Allah, maka hasilnya pun baik dan
semata-mata karena anugerah-Nya. Tapi ketika kalian berbuat tanpa keselarasan,
menolak harmoni dalam kedinamisan alam semesta, dirinya dan dengan Tuhannya,
maka itulah akibat ulah kalian sendiri. Sama halnya dengan mereka yang tidak
mempercayai akhirat setelah aku datang. Mereka memang pantas dijuluki “penjudi
yang bodoh”, yang berspekulasi dapat menciptakan kesejahteraan dengan
peperangan demi isi perut sendiri.
Aku setengah terpana mendengar uraiannya tentang peperangan. Sebagai pencabut
nyawa, aku sendiri tidak pernah mengira bahwa Izrail dapat menangkap banyak
makna-makna tersembunyi di balik peperangan, mulai dari keseimbangan alam,
sebagai suatu contoh buat manusia, maupun sebagai suatu pengajaran bagi
manusia untuk menarik hikmah tentang kehidupan. Yah, peperangan memang
sepertinya sudah menjadi bagian dari peradaban manusia sejak dahulu kala, apapun
alasannya, peperangan sepertinya sudah menjadi bagian solusi manusia. Aku
membatin.
Namaku Izrail!______________________________________________________83
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Seberapa berharga sebenarnya manusia menghargai kehidupannya, memang suatu
misteri. Di satu sisi ada yang mati-matian tidak menyerah dengan kehidupannya,
bahkan dengan jalan peperangan sekalipun, namun ada juga sebenarnya yang
malah menyia-nyiakan kehidupannya. Seolah dirinya sudah menjadi Tuhan untuk
menentukan nasib sendiri. Sehingga dalam titik yang ekstrim, maka bunuh diri
kadangkala menjadi suatu solusi. “Bagaimanakah engkau mencabut nyawa orang
yang bunuh diri?”, setengah nyeletuk aku kembali bertanya kepada Izrail.
Bunuh diri sangat dicela oleh Tuhan. Karena tidak saja mengabaikan tugas dan
amanat, tetapi selemah-lemahnya manusia. Bahkan binatang yang tak berakal pun
jauh lebih mulia dari mereka yang mengambil jalan pintas untuk bunuh diri. Tidak
ada
ampun untuk mereka yang bunuh diri dengan semena-mena. Kenapa begitu?
Karena Tuhan tidak menginginkan ruh manusia yang bunuh diri. Senyatanya, bunuh
diri adalah perbuatan Setan dan Iblis. Oleh karena itu, sebenarnya aku tidak segan-
segan
mengambilnya, dan mencampakkannya kedalam jahanam yang kekal. Tetapi karena
kebodohan manusia saja maka ia melakukan bunuh diri. Aku cuma instrumen yang
digerakkan oleh kehendak Allah. Ruh yang bunuh diri tidak akan pernah menjadi ruh
penasaran, tapi ia akan ditempatkan di alam barzakh yang sempit dan gelap. Itulah
alam kegaiban tempatnya semua arwah yang melupakan Tuhan. Orang yang bunuh
diri adalah mereka yang tidak saja menyalahi amanat Ilahi. Tetapi, menjadi sangat
dimurkai Allah SWT. Bunuh diri ibarat kebodohan dan pembangkangan Iblis yang
menolak perintah-Nya untuk bersujud kepada Adam. Dalam konteks demikian
kemurkaan Allah SWT begitu besar sehingga Ia tidak lagi menerima arwah atau roh
ditempat semestinya. Ketahuilah, Allah telah berfirman tentang mereka yang bunuh
diri, “Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu (QS 4:29)”.
“Aku tidak dapat bercerita banyak tentang orang bunuh diri”, Ujar Izrail setengah
bersedih. Ia kemudian melanjutkan. Orang yang bunuh diri bukan lagi menjadi
tanggung jawabku sejak ia memutuskan untuk mematikan diri sendiri. Yang patut
kamu ketahui adalah, bunuh diri adalah buah dari kesesatan manusia yang
Namaku Izrail!______________________________________________________84
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
sesesatnya. Amal ibadah dan kebaikannya akan musnah seperti debu-debu
beterbangan. Persis seperti musnahnya amal dan ibadah Iblis yang sudah mengabdi
kepada-Nya selama ribuan tahun.
Bagi yang bunuh diri, maka di akhirat ia akan mengalami siklus bunuh diri yang terus
menerus tanpa henti sebagai wujud siksaannya di akhirat. Ia yang minum racun akan
terus menerus minum racun, ia yang bunuh diri dengan belati akan disiksa sesuai
dengan cara bagaimana ia bunuh diri. Akibatnya, siklus penyiksaan dengan cara
bunuh dirinya akan terus menerus dialami sebagai siksa yang tidak pernah berhenti.
Ia yang bunuh diri, akan abadi dengan siklus bunuh dirinya di akhirat, namun dengan
siksa yang lebih berat.
Izrail mengakhiri penjelasan tentang orang yang bunuh diri dengan sedikit masgul,
kemudian ia mengatakan, ”Aku akan meneruskan bagaimana aku mencabut nyawa
mereka yang dibunuh, baik dalam kesesatannya, mempertahankan kehormatannya,
maupun dalam keadaan yang tidak diinginkannya.”
Pembunuhan tanpa alasan yang jelas merupakan tindakan manusia yang dimurkai
oleh Allah. Dimurkai dalam arti bukan saja menghilangkan nyawa manusia tetapi
dalam arti merusak makhluk ciptaan-Nya yang merupakan citra diri-Nya yang
sempurna. Pembunuhan di luar arena peperangan sangat diharamkan, bahkan Allah
mengatakan harus menebusnya dengan taubatan nasuha.
Bila si pembunuh sadar. Ia harus menebusnya dengan penghambaan kepada-Nya
sepanjang hidupnya. Bila ia semakin tersesat, menganggap nyawa manusia seperti
miliknya sendiri, maka ia akan dihempaskan kedalam kenestapaan neraka dunia. Ia
akan semakin diselimuti nafsu ammarah yang sudah menjelma menjadi Iblis sang
Durjana. Yang menafikan semua perintah-Nya, yang membangkang karena
kesombongan dirinya. Ia pun sudah menjadi budak si Iblis.
Mereka yang dibunuh akan mati dalam banyak keadaan. Ada yang dibunuh karena
kesesatannya, dan ini merupakan hukuman Allah yang disegerakan. Ada yang
Namaku Izrail!______________________________________________________85
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
dibunuh karena kesewenang-wenangan, ada yang dibunuh karena membela
kehormatan, ada pula yang dibunuh karena membela keluarganya, atau agamanya
bukan dalam peperangan. Mereka yang dibunuh dalam rangka membela agama,
keluarga, kehormatannya, tanah air, dan dibunuh karena memegang keyakinan di
jalan Allah akan menjadi syahid. Dia akan hidup disisi Allah.
Demikian juga, hati-hatilah dalam bersikap. Sebenarnya makhluk lain tidak berhak
untuk menentukan hidup makhluk lainnya. Temasuk disini meminta kematian atas
makhluk lainnya. Di zamanmu, keinginan untuk meminta kematian21 terlihat seperti
sesuatu yang wajar, lumrah dan manusiawi. Tapi hati-hatilah, kematian yang
dipaksakan tanpa alasan tidaklah dibenarkan oleh Islam. Semenderita apapun
engkau rasakan suatu penderitaan, tanpa kesadaran diri bahwa itu semua adalah
ujian dari-Nya, maka celakalah bagi mereka yang meminta kematian baik untuk
dirinya maupun orang lain. Ketahuilah bahwa Allah tidak akan melewati batas dalam
menguji semua manusia (QS 2:286). Dia sudah menentukan suatu keadaan yang
optimum bahwa penderitaan yang ditanggung oleh seseorang adalah ujian yang
masih dalam batas-batas kemampuannya. Ketika kamu menyerah, dengan alasan
tidak sanggup lagi, maka ketahuilah bahwa apa yang muncul di pikiranmu
senyatanya bisikan-bisikian syeitan yang akan membawamu kepada penyangkalan
atas
kebijaksanaan Tuhan Yang Maha Bijaksana. Ketika engkau menyerah dengan
alasan tidak sanggup menanggung derita yang engkau alami, maka waspadailah
atas keputusan yang akan membawa penyesalan di kemudian hari. Sesungguhnya
apa yang engkau sebut penderitaan adalah suatu ujian. Ketika engkau menyadari
hal ini, dan lolos dari ujian yang berupa penderitaan, maka engkau sebenarnya telah
melewati suatu fase kritis dalam kehidupanmu, yaitu fase bertambahnya keimananan
dirimu akan Keadilan dan Kebijaksaaan Tuhan, Rahmat, dan Kasih Sayang-Nya.
Ingatlah penderitaan seorang anak manusia bernama “Ahad”22, seorang anak berkulit
hitam yang hidup di Amerika sana, yang kehilangan setengah dari otaknya karena
letusan Magnum kaliber 3,2. Setengah dari batok kepala sebelah kanannya hancur 21 Eutanasia22 Kisah tentang Ahad, seorang kulit hitam dari keluarga muslim Amerika, pernah ditayangkan stasiun TV Indosiar dalam acara Guinness Book Of Records pada tanggal 28 November 2004, pagi hari seusai subuh.
Namaku Izrail!______________________________________________________86
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
karena letusan peluru. Namun, semangatnya untuk hidup tak pernah padam. Bahkan
semangat hidupnya tidak pernah padam kendati para dokter ahli yang merawatnya
memperkirakan harapan hidupnya sangat kecil. Pernahkah engkau bayangkan
seorang manusia dapat hidup tanpa otak kanannya dengan sebelah batok kepalanya
menganga lebar-lebar. Namun, itulah buah dari mentalitas tahan ujian seorang anak
manusia. Kendati tanpa tanpa otak kanan, yang menyebabkan tubuh sebelah kirinya
lumpuh, ia berhasil melalui suatu fase krisis dalam kehidupannya. Ia mampu
menjalani semua itu dengan ketabahan seorang manusia yang berakal, yang mampu
menyelaraskan diri dengan sunnatullah, mampu memahami pengetahuan, dengan
dukungan tim-medis pemerintahnya yang menghargai kehidupan, dengan bantuan
kasih sayang orang tua dan kerabatnya yang tak pernah padam. Maka Ahad yang
malang pun menjalani kehidupan kembali dengan normal, dengan kepala yang
setengah darinya telah digantikan dengan batok kepala buatan. Ia, keluarganya, dan
mereka yang bertangguh jawab terhadap kesehatan masyarakatnya, menghargai
kehidupan yang telah dianugerahkan Allah kepadanya, sehingga dengan ikhtiar dan
keyakinan dirinya akan kasih sayang Tuhan yang melimpah tanpa batas, Ahad dapat
menjalani kehidupan seperti manusia normal umumnya. Aku saat itu, terus terang
saja, bersiap-siap untuk menjemputnya. Tetapi, Allah berkehendak lain, maka Ahad
pun tetap menjalani kehidupannya dengan hikmah yang lebih mendalam tentang arti
rahmat dan kasih sayang Tuhan.
Ingat juga penderitaan seseorang yang berada dalam keadaan antara hidup dan
mati, yang koma selama berbulan-bulan. Namun, dengan ketabahan seseorang
yang menyadari arti upaya manusia dan kasih sayang Tuhan. Hanya keridhaanlah
yang akhirnya mengakhiri kehidupan seorang anak manusia dalam rengkuhan kasih
sayang Tuhan. Jadi, jangan cengeng menyikapi semua penderitaanmu. Engkau dan
kaummu yang sudah dianugerahi akal dan pikiran, semestinya dapat memahami
hikmah-hikmah kehidupan. Bukannya menyerah dan meminta kematian, sedangkan
Dia yang memberikan dan memiliki kehidupan belum menetapkan kematian pada
mereka yang mengalami penderitaan seberat apapun menurut ukuran kamu. Jangan
pernah merasa bahwa keinginan untuk mematikan adalah suatu jalan terbaik.
Selama Dia belum menetapkan, maka keinginanmu tidak lebih dari putusnya
harapanmu atas rahmat dan anugerah-Nya. Ketika engkau menginginkan kematian
Namaku Izrail!______________________________________________________87
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
untuk dirimu atau pun orang lain, maka ketahuilah bahwa engkau tak lebih dari
pengecut yang lari dan lalai bahwa rahmat dan anugerah-Nya melimpah tanpa batas.
Ada banyak hikmah ketika seseorang mesti mati dalam peristiwa-peristiwa yang
disebut manusia sebagai tragedi. Banyak hikmah yang tersembunyi disana. Aku
tidak mengetahui apakah hikmah yang dirahasiakan Allah dariku. Itu adalah hak
prerogatif-Nya yang cuma Dialah yang mengetahuinya. Ada kematian tragis di usia
muda, di usia remaja, di usia paruh baya, dalam sakit yang tak terkira, sampai di usia
tua, atau kematian masal karena bencana-bencana alam atau keteledoran manusia.
Aku sekedar menjalankan perintah-Nya sehingga aku pun tak tahu kenapa si A mati
muda, mati remaja, kenapa seseorang harus koma, atau kematian lainnya. Bagiku
semuanya sama saja, karena tugasku sekedar mencabut nyawa.
“Pernahkah engkau dapati mereka yang ingin kau habisi berusaha bersembunyi”,
tanyaku. Izrail, mengernyitkan alisnya yang rapih. Lucu juga melihat wajahnya dalam
posisi itu. Persis tokoh-tokoh game animasi Jepang “Final Fantasy”.
“Hmm, ya rasanya pernah juga tuh. Dulu sekali sewaktu aku mengunjungi Nabi
Sulaiman setiap hari”, ujarnya kalem. Dia sekarang sudah duduk disamping
ranjangku, seperti seorang Bapak mendongeng disamping tempat tidur anaknya.
Ya dulu aku setiap hari diperintahkan oleh Allah untuk mengunjungi Sulaiman. Setiap
hari, aku tanyakan kepadanya apakah ada yang bisa kubantu sekedar ini atau itu.
Kalau dia bilang “ya”, maka aku menyelesaikan perintahnya dengan tuntas. Kalau
“tidak”, ya aku cuma celingukan saja jalan-jalan di istananya yang indah. Terus balik
kembali ketempatku. Begitu saja setiap hari.
Suatu hari, seperti biasanya aku mengunjungi dia. Di balairung, ia sedang
bercengkerama dengan rakyatnya. Tiba-tiba pandanganku tertuju kepada seseorang
yang hadir di balairung itu. Lama sekali kuperhatikan orang itu. Orang itu pun
menoleh kepadaku, dan terlihat makin lama dia semakin tegang dan ketakutan.
Akupun kemudian mengalihkan perhatian darinya, supaya dia tidak terlalu tegang.
Setelah seharian di istana Sulaiman, aku kemudian berpamitan.
Namaku Izrail!______________________________________________________88
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Esoknya, aku pun kembali ke kerajaan Sulaiman, dan melihat pada keramaian di
balairung seperti kemarin. Aku mencari-cari orang yang kemarin kutatap itu, namun
tidak ketemu juga. Setelah pertemuan usai, kutemui Nabi Sulaiman a.s.
“Wahai Nabi Allah, siapakah orang yang kemarin kulihat ada di balairung”.
“Ohh si Polan yang kamu pelototin itu...”, ujar Nabi Sulaiman.
“Ya benar, si Polan kemanakah dia perginya?”.
“Lho memang kenapa kamu tanyakan orang itu.”, ujar Nabi Sulaiman tidak
menjawab pertanyaanku.
“Lusa kemarin, aku diperintahkan oleh Allah untuk mengambilnya hari ini, tapi kok
aneh dia kemarin masih disini.”, aku bertanya sedikit bingung.
“Ya, memang dia ketakutan melihatmu dan menanyakan kamu.” Nabi menjawab.
“Lalu, ketika kuberitahu bahwa kamu adalah malaikat pencabut nyawa, dia memohon
kepadaku untuk dikirimkan ke India.”
“Maka dengan ilmuku, kukirimlah dia ke suatu tempat di India sesuai dengan
permintaannya.” Nabi Sulaiman menjelaskan.
“O, ya benar India, aku memang heran kemarin itu. Karena Allah memerintahkan aku
untuk mencabut nyawa si Polan itu di India hari ini”, kemudian akupun segera
berpamitan kepada Nabi Sulaiman a.s. Dalam sekejap aku berada di India. Kulihat si
Polan sedang sekarat menggelepar-gelepar di suatu dataran tinggi di India. Lantas
akupun mencabut nyawanya. Begitulah, kalau ajal sudah mendekat, tak ada tempat
untuk sembunyi.
“Bagaimana dengan wali Allah?” Aku kembali bertanya padanya. Ia melihat
kepadaku. Tersenyum.
“Seorang wali mempunyai kedudukan yang istimewa di mata Allah”, ia mengawali
ceritanya.
Setelah Nabi Muhammad SAW menutup era para Nabi dan rasul. Tidak ada lagi
nabi-nabi dan rasul-rasul lainnya, maka akupun sudah tidak pernah lagi mencabut
nyawa dengan kebahagiaan seperti saat mengantarkan ruh para nabi kepada-Nya.
Namaku Izrail!______________________________________________________89
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Kecuali para kekasih Allah yang gugur dan berjihad di jalan-Nya dan yang menjadi
guru manusia dengan keikhlasan tanpa batas. Itulah para Wali Allah yang jumlahnya
dalam setiap zaman beribu-ribu. Kadang ada yang kaya, yang miskin, yang jadi
penguasa, yang jadi karyawan, yang jadi tukang sapu, yang jadi gembel, yang jadi
prajurit, yang jadi tukang sol sepatu, yang jadi pemelihara makhluk-Nya yang disia-
siakan manusia, yang diperkenalkan kepada umum, yang tersembunyi, dan lain
sebagainya.
Merekalah yang menegakkan warisan Nabi terakhir Muhammad SAW. Meneruskan
rahmatnya kepada semua makhluk. Biasanya aku dititipin sesuatu oleh yang Maha
Kuasa kalau aku menerima daftar wali-wali-Nya yang harus kucabut nyawanya. Allah
biasanya menitipkan salam seperti ini,
”Salam kesejahteraan bagimu, wahai wali Allah.
Berdiri dan keluarlah dari rumahmu yang engkau robohkan
menuju rumahmu yang engkau makmurkan!”
Biasanya para wali itu bergegas-gegas kalau aku sudah berteriak-teriak di halaman
rumahnya seperti itu. Dan begitulah, akupun kemudian masuk dengan senyum
sumringah Wali Allah. Seringkali, aku mencabut nyawa Sang Wali dalam berbagai
keadaan. Ada kalanya aku mencabut dalam kegilaannya kepada Allah. Seringkali
juga
ada yang kucabut dalam kefakirannya terhadap dunia, menggelandang di emper-
emper toko atau masjid. Ada pula yang telanjang bulat dan tanpa pakaian, kecuali
cintanya kepada Allah yang membuatnya menjadi majnun. Ada juga yang sedang
enak-enaknya membaca ayat-ayat suci kucabut. Juga ada yang sedang istirahat
dengan tenang sambil duduk-duduk minum kopi seusai subuh. Ada juga yang
melalui sakit menahun yang dinikmatinya karena semata-mata ridhanya atas semua
ketentuan Allah SWT.
Demikian juga dalam peperangan. Wali yang langsung kuraih dengan lemparan
peluru atau dentuman meriam sang maut. Badannya hancur lebur, tapi ruhnya
terbang bersamaku dengan kegembiraan tak terkira.
Namaku Izrail!______________________________________________________90
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Yang sadispun ada. Seperti terpotong-potong tubuhnya di tiang gantungan karena
sudah tidak merasakan lagi segala macam kesakitan yang menimpanya. Itulah si
Mansyur al-Hallaj yang gelagapan di telan kebaqaan-Nya. Darah yang muncrat
berceceran dari tubuh Wali Allah kadangkala, dengan kehendak-Nya, seperti
menjadi saksi dan menuliskan lafaz Allah ..Allah..Allah...
Mencekam memang, tapi begitulah keadaan wali-wali yang sering kutemui saat Allah
sudah menghendakinya kembali kepada-Nya. Bagiku, mencabut nyawa Sang Wali
seperti mendapat kehormatan dan barokah Allah, karena dari situ aku bisa
merasakan gairah cintanya pada Allah SWT.
Hamba Allah yang diridhai Allah mengalami kondisi yang menakjubkan. Seperti
pernah disabdakan oleh Nabi SAW ketika menceritakan bagaimana hamba Allah
yang diridahi Allah menjelang kematiannya. “Jika Allah SWT ridha terhadap hamba-
Nya, maka Dia kan berfirman, ’Wahai Malaikat Maut, pergilah kepada si Anu dan
bawalah kepadaku ruhnya untuk kuanugerahi kebahagiaan. Amalnya kupandang
sudah mencukupi: Aku telah mengujinya dan mendapatinya seperti yang
kuinginkan.’” Kalau Allah sudah menghendaki begitu, maka akupun turun dengan
limaribu malaikat lain. Semuanya membawa tongkat yang terbuat dari kayu manis
dan akar-akar tanaman yang wangi, setiap malaikat itu menyampaikan pesan dari
Tuhannya.
Kemudian, para malaikat itu membentuk dua barisan untuk mempersiapkan
keberangkatan ruhnya. Ketika setan melihat mereka, dia meletakkan tangannya di
atas kepala mereka dan menjerit keras-keras. Para bala tentaranya bertanya, “Ada
apa Tuanku?” Setan menjawab, “Tidakkah kamu melihat kehormatan yang telah
diberikan manusia ini?”. Mereka menjawab, ”Kami telah berusaha sekeras-kerasnya
terhadapnya, tapi dia tak bisa dipengaruhi.”
Ketahuilah, ketika aku hendak mengambil nyawa orang arif, maka Allah Ta’ala
menampakkan pada telapak tanganku “Bismillahirrrahmaanirrahiim”, dengan tulisan
dari cahaya yang berpendar dan bersinar, lalu Dia memerintahkan aku untuk
membentangkan tanganku kepada orang arif itu, sehingga iapun melihat tulisan itu.
Namaku Izrail!______________________________________________________91
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Bila ruh orang arif itu melihatnya, tulisan itu terbang kepadanya lebih cepat dari
kejapan mata. Itulah tanda Rahmat dan Kasih Sayang Allah kepadanya. Al Hasan
berkata,
Tidak ada yang kebahagiaan bagi mereka yang beriman
kecuali perjumpaan dengan Allah,
dan barangsiapa dianugerahi perjumpaan tersebut,
maka hari kematiannya adalah
hari kegembiraannya,
kebahagiaannya,
keterpesonaannya,
keagungannya,
dan kehormatannya
Itulah sekelumit kemuliaan yang diperoleh para Wali Allah yang bisa kuceritakan.
Ada banyak kemuliaan disana, baik yang dapat kamu tangkap dengan tanda-tanda
lahiriah, maupun batiniah, gaib maupun nyata.
Sedangkan bagi yang bukan wali, atau mengaku-ngaku wali, akupun akan berteriak
kepadanya,
”Berdiri! Keluarlah dari rumahmu yang engkau makmurkan
menuju rumahmu yang engkau robohkan!”
Kalau sudah kuteriakkan begitu, maka mereka yang mengaku wali, atau ulama yang
lupa diri, akan menggigil, gemetaran dan pucat pasi di ranjangnya. Tapi aku tak
peduli dan aku akan menampakkan diri sesuai dengan apa yang telah dilakukannya,
yaitu menipu manusia atas nama Tuhan.
Kendati para wali dan kaum arifin merasakan kengerian juga menjelang ajal tiba,
namun bagi mereka saat kematian merupakan undangan yang ditunggu-tunggu,
sehingga banyak diantara mereka malah membuat syair-syair yang syahdu tentang
aku.
Namaku Izrail!______________________________________________________92
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Izrail nampak terlihat sumringah. Senyum di wajahnya yang halus dan luar biasa
terlihat mengembang. Sesekali ia mengerlingkan matanya keatas, kemudian ia
menatapku dan bersyair dengan untaian syair kaum arifin :
Kerinduan hati para arifin adalah kepada zikir,
dan zikir mereka ada dalam kesunyian munajat.
Cangkir takdir diedarkan diantara mereka,
dan mereka berpaling dari dunia bagai orang mabuk.
Rasa rindu mereka berkeliling di perkemahan,
Jika ada pecinta Tuhan yang bersinar bagai bintang gemilang.
Jasad mereka terbujur karena cinta-Nya,
dan ruh ruh mereka yang tertabir,
pergi di malam hari menuju keagungan.
Perhentian mereka hanyalah disisi Sang Kekasih;
Dan mereka tak lagi disimpangkan kesengsaraan atau bahaya
(Abu Said al-Kharraz)
Demi kebenaranMu, tak akan kupandang selain Engkau
dengan mata cinta
Hingga aku bertemu denganMu
Aku melihat-Mu sebagai Penyiksaku,
Yang melemahkan penglihatanku,
Dan membuat pipiku merah karena rasa malu pada-Mu.
(Abu Ali Al-Rudzbari)
Rumah yang kau tempati, tak lagi perlu lentera.
Wajah-Mu yang kami harap jadi bukti
Di hari ketika manusia memerlukan bukti.
Semoga Tuhan tidak memberikan kebahagiaan kepadaku
Jika baru hari ini aku bersimpuh memohon.
(Al-Syibli)
Namaku Izrail!______________________________________________________93
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Ketika hatiku mengeras dan jalanku menyempit,
Kujadikan harapan-harapanku sebagai titian menuju ampunan-Mu
Dosaku begitu besar, namun, kubandingkan dengan ampunan-Mu,
Ternyata ampunan-Mu lebih besar.
Engkau selalu mengampuni dosa,
Dan Engkau selalu bermurah hati
dan pemaaf karena sifat-Mu yang Pemurah.
Tetapi, seandainya bukan karena Engkau,
Tak seorangpun yang akan digoda Iblis;
Maka bagaimana,
sedangkan dia telah menggoda insan pilihan-Mu,
Adam?
(Al-Syafii)
Lucu juga melihat malaikat bersyair, ia terbang mengelilingi kamarku, meliuk-liuk dan
menari-nari dengan gemulai seolah alunan nada syair itu mengombak dan
menggelombang seirama dengan gerakan tubuhnya. Pakaiannya yang putih kemilau
dibawah sinar lampu kamarku semakin cemerlang dengan diikuti percikan bintang-
bintang.
Aku tersenyum-senyum bahagia terbawa arus syair yang ia lantunkan. Beberapa
jenak kemudian, ia sudah kembali disampingku, sambil memegang tanganku yang
lemas seperti tanpa tenaga.
“Kalau para Nabi bagaimana?”, tanyaku sedikit merajuk seperti masa kanak-kanak
dulu aku merajuk minta dongengan pada ibundaku dulu.
“Para Nabi mempunyai kisah yang berbeda-beda”, tuturnya melanjutkan seolah ingin
memuaskan rasa ingin tahuku yang tak pernah berhenti.
Namaku Izrail!______________________________________________________94
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Nabi Musa misalnya, galaknya minta ampun. Dulu aku mendatangi manusia terang-
terangan. Aku mendatangi Musa waktu itu. Aku kira Allah sudah menginformasikan
Musa akan kudatangi. Tidak tahunya, dia menempeleng dan mencungkil mataku.
Akupun lalu kembali dan mengadu kepada-Nya, ”Wahai Tuhanku, Musa telah
mencungkil mataku. Kalau bukan kemuliaan atas-Mu, pastilah aku akan
menyusahkannya.”
Allah kemudian berfirman, ”Pergilah kepada hamba-Ku (Musa) dan katakan padanya
agar meletakkan tangannya di atas kulit sapi, maka setiap rambut yang disentuh
tangannya umurnya akan bertambah selama setahun”.
Akupun kemudian kembali dan menyampaikan firman Allah itu kepada Musa.
Lalu Musa bertanya,”Lalu apakah setelah itu?”.
Aku menjawab , “Kematian”.
Musa kemudian tergesa-gesa berkata, ”Kalau begitu, sekarang saja.”
Lalu aku menciumnya dan mencabut nyawanya. Allah pun kemudian
mengembalikan mataku. Setelah kejadian itu, aku pun kemudian mendatangi
manusia secara diam-diam. Maka akupun menyamar jadi bermacam-macam hal.
Ada wabah penyakit, kecelakaan, peperangan, kegembiraan, kesedihan, dan lain
sebagainya. Disetiap kesempatan, di setiap waktu, aku bisa saja membuka
penyamaranku, dan mencabut nyawa setiap makhluk.
Nabi Ibrahim a.s juga mempunyai jalinan kisah yang menarik ketika aku
mendatanginya. Aku datang kepada Ibrahim a.s. dengan mengatakan kepadanya
bahwa Tuhan sudah memerintahkan diriku untuk mencabut nyawanya dengan cara
yang paling ringan, seperti ketika aku mencabut nyawa seorang Mukmin.
Ibrahim kemudian menjawab,”Sesungguhnya aku memintamu dengan hak Yang
Mengutusmu untuk memohon pertimbangan kepada-Nya tentang penundaan
kematianku”.
Namaku Izrail!______________________________________________________95
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Mendengar ia berkata begitu, akupun kembali menghadap Allah SWT dan berkata
pada-Nya, “Sesungguhnya kekasih-Mu meminta agar aku meminta pertimbangan
kepada-Mu tentang menunda kematiannya.”
Allah kemudian berfirman, “Datangilah dia dan katakan padanya, ‘Sesungguhnya
Sang Kekasih sangat ingin bertemu dengan kekasih-Nya’.”
Aku kemudian kembali kepada Ibrahim a.s. dan menyampaikan firman Allah
tersebut. Ibrahim a.s kemudian berkata, ”Laksanakanlah apa yang diperintahkan-
Nya!”.
Aku juga kemudian bertanya padanya, ”Wahai Ibrahim, pernahkah engkau minum
minuman keras?”
Dia menjawab, ”Belum pernah sama sekali”.
Aku kemudian menciumkan bau wanginya arak dari surga dan mencabut nyawa
Ibrahim Khalil Allah dalam keadaan seperti itu. Mabuk oleh harumnya bau wangi
arak surgawi. 23
“Adakah saat-saat yang mengesankan ketika engkau menunaikan perintah-Nya?”,
aku masih melanjutkan pertanyaan tentang caranya mengambil ruh para nabi.
Yang paling berkesan? Wah apa ya yang paling berkesan. Barangkali kalau kuingat -
ingat ada tiga peristiwa pengambilan yang paling berkesan sepanjang karirku. Yang
pertama mungkin sewaktu aku mengambil nenek moyangmu, Adam.
Ya, aku ingat saat itu.
Itulah tugas resmiku yang pertama kali dilakukan saat mencabut manusia sempurna
yang pertama. Adam yang malang, kelalaianya menyebabkan Dia mengusirnya dari
Alam Surgawi yang tak terkira indahnya. Padahal, dulu kami pernah bersama-sama
disana. Aku pernah melihatnya ketika awal mula, sejenak setelah materi
pembentuknya selesai dibuat oleh-Nya.
23 Diriwayatkan oleh Abu Asy Syaikh dari ref 10, hal. 62
Namaku Izrail!______________________________________________________96
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Ia diajar langsung oleh-Nya, dari perbendaharaan-Nya yang tersembunyi. Tentang
nama-nama, hukum-hukum alam, dan tentang manusia itu sendiri. Itulah asmaa-a-
kulahaa yang ia pelajari dari Dia Yang Memiliki Perbendaharaan Tersembunyi. Dan
dengan pengetahuan-Nya itu, Adam mengalahkan semua pengetahuan kami.
Ketika kami protes pada-Nya, dan kamipun harus tahu diri dengan keluasan
pengetahuannya, kami pun mengerti, Dia lebih tahu segalanya. Karena kami
sesungguhnya tidak tahu apa-apa atas keluasan Ilmu-Nya. Itupun lebih banyak
disebabkan karena kadar yang sudah kami terima sebagai penyampai pengetahuan
belaka atau sebagai spesialis untuk tugas-tugas tertentu. Kami tidak memiliki memori
yang mampu dikembangkan lebih jauh. Menthok! Cuma sebatas kadar saya sebagai
malaikat semata – sebagai pencabut nyawa. Lebih dari itu, cuma Adamlah yang
memilikinya, namun karena itu pula Adam dan anak cucunya memerlukan ruang-
waktu. Tanpa ruang waktu, Adam tak bedanya dengan kami. Sebab itulah Adam
yang merupakan tajali-Nya yang sempurna, harus menanggung beban karena ilmu
dan kelemahannya. Dan lalai, rupanya bakal menjadi sifat anak cucunya di dunia.
Itulah tugasku yang terberat, sekaligus menjadi kewajibanku.
Oh terkutuklah si Iblis yang membangkang. Ia jerumuskan Adam dan Hawa untuk
menanggung beban di dunia. Ketika ilusi kesombongannya mencuat, Iblis berkata:
"Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia
Engkau ciptakan dari tanah"(QS 38:76). Allah pun mengusirnya dari surga, Allah
berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang
terkutuk, sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan" (QS
38:77-78). Iblis yang ngeyel putus asa, karena ia tahu kutukan-Nya adalah tak
terbantahkan, maka Iblis kembali berkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai
hari mereka dibangkitkan" (QS 38:79). Allah yang Maha Bijaksana kemudian
berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai
kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari kiamat)" (QS 38:80-81). Iblis
menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,
kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. (QS 38:82-83). Allah Yang
Maha Benar berfirman: "Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya
Namaku Izrail!______________________________________________________97
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
kebenaran itulah yang Ku-katakan". (QS 38:84). Sesungguhnya Aku pasti akan
memenuhi neraka Jahanam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang
mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya (QS 38:85). Begitulah, Iblis pun
terusir dari surga dengan mengancam anak cucu Adam sampai kiamat, katanya
"Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan
(menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan
mendatangi mereka dari muka dan dari
belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan
mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)” (QS 7:16-17)
Tapi, Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang, pemberi rahmat bagi semua
makhluknya, kemudian membukakan pintu-pintu ampunan-Nya setiap saat24,
walaupun kemudian banyak manusia-manusia bodoh yang mengabaikannya.
Padahal pintu itu selalu Dia buka, dan terus terbuka, sampai aku diperintahkan-Nya
untuk menutupnya. Itu terjadi kalau ruh manusia sudah berada dalam genggamanku,
dikerongkongannya, dimana ia meregang nyawa, mempertahankan nafas
terakhirnya. Maka pintu tobat itupun akan menutup, menghapus semua harapan.
Manusia paling bodoh sajalah yang menyia-nyiakan hidayah Dia Yang Maha
Memberi. Hingga senjata pamungkas untuk melawan tipu daya Iblis pun di sia-
siakannya. Malang benar nasib anak cucu Adam, dan Adam pun seringkali menangis
manakala ia menengok kesebelah kirinya. Ia melihat milyaran manusia menjadi
arang bara Jahanam. Tapi itulah jalan ceritanya, yang akupun tak sanggup
mencerna
Kemahabijaksaan-Nya. Hanya mereka yang ingat jalan kembalilah yang akan
mengetahui rahasia-rahasia penciptaan makhluk-Nya.
Diusianya yang keseribu, aku kemudian diperintahkan-Nya untuk mencabut nyawa
manusia sempurna yang pertama. Itulah Adam. Moyang semua manusia.
24 QS 2:37 Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
Namaku Izrail!______________________________________________________98
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Ia yang kudatangi saat itu, sudah tua renta. Guratan nasib menghiasi wajahnya.
Disitu aku melihat guratan kesedihan seorang makhluk, yang karena kelalainya
terpaksa menjalani kehidupan di ruang terbatas yang ilutif. Disitu aku lihat jejak
kesedihan tragedi Qabil dan Habil, yang menjadi drama pembunuhan pertama, yang
terekam dalam ingatan sejarah manusia yang pelupa, yang menghitamkan bulu-bulu
si gagak,
manakala ia menjadi saksi muncratnya darah anak Adam yang pertama, oleh
saudaranya sendiri. Si gagak adalah Utusan Allah yang menjadi saksi melihat
kengerian pertama kalinya, dari makhluk yang membuas bernama manusia. Ia pun
seperti memperoleh kutukan, untuk mengikuti setiap langkahku, ketika nyawa harus
dicabutkan dari tubuh anak cucu Adam.
Di wajah Adam, aku melihat guratan-guratan nasib anak cucunya dimasa depan,
seolah Dia telah mewaskitakan kepadanya, bahwa milenium demi milenium akan
terlewati dengan simbahan darah. Persis seperti apa yang pernah kami lihat dan
kami khawatirkan sebelumnya. Kami melihat ke masa depan dan kemasa lalu tak
ada bedanya, makanya bagi kami apa yang akan terjadi pada manusia cuma
sekedar sekelebatan saja.
Kami telah melihat simbahan darah manusia di muka bumi sebelum bumi itu sendiri
terbentuk menjadi Planet Kehidupan. Abad demi abad, anak cucunya mandi darah
dengan peperangan, dengan penyakit, dengan khayal dan angan-angan akal,
dengan kesombongan Iblis dan kebodohan-kebodohannya sendiri. Iblis yang telah
bersumpah menyesatkan anak cucunya dari depan, belakang, kiri, dan kanannya
berpesta pora ketika kesuksesan demi kesuksesan diraihnya, menjerumuskan anak
cucu Adam dan Hawa. Virus kesombongan yang ia buat pertama kali, akhirnya
menyebar menjadi benih-benih penyakit hati, yang mengendap ke banyak dada
manusia; yang
menumbuhkan rantai kepemilikan, kesombongan, kedengkian, keserakahan,
kemaksiatan, diseluruh penjuru dada anak cucunya.
Namaku Izrail!______________________________________________________99
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Tapi, diantara anak cucunya pula muncul pahlawan-pahlawan kemanusiaan, yang
menjadi petunjuk jalan, menjadi guru manusia, untuk kembali mengingatkan bahwa
asal dari manusia adalah dari Kehendak-Nya dan akan kembali kepada-Nya. Hanya
ia yang berpikir dan berakal sesuai fitrahnya saja yang kemudian akan tersadar akan
dirinya; ia yang membukakan matahatinya dihening malam, memikirkan penciptaan
dirinya, memikirkan penciptaan alam semesta, memikirkan Tuhannya, akan
menemukan jalan kembali kepada-Nya, dengan ridha dan ridha-Nya.
Adam masih tercenung ketika aku hadir dihadapannya. Sekilas, aku melihat air mata
kesedihan meleleh di pipinya. Nenek moyang manusia itu menangis. Rupanya ia
sudah mendapat waskita, kalau kemanusiaanya dibatasi oleh sangkar ruang-waktu.
Ia tak lagi bisa abadi di dunia. Ia harus kembali.
Takdir-Nya akan berjalan sesuai dengan ketetapan-Nya. Ketika aku
memperkenalkan diri kepadanya, ia pelan-pelan menganggukkan kepalanya,
kemudian ia berkata “innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun (Sesungguhnya kami milik
Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kami kembali) (QS 2:156 )”
Akupun mengiringi ruhnya untuk kembali kepada-Nya. Di surga sana, Adam tinggal
di langit pertama, sebagai pintu gerbang menuju keabadian al-malakut.
Setelah Adam, tinggalah Hawa yang dicekam kesedihan. Ia yang selama ini
dibimbing oleh Adam menjadi pemurung. Hari demi hari ia lalui dengan
merenungkan perjalanan kehidupannya. Adam yang ia cinta, yang ia jadikan
pendampingnya, yang membimbingnya, yang memperkenalkannya tentang ini dan
itu, telah kembali kepada-Nya. Air matanya perlahan jatuh meleleh. Sunyi dan sepi
alam ini tanpanya.
Ia yang sudah menjadi Ibu dari puluhan anak-anak zaman, mengingat kembali masa-
masa awalnya dulu. Disana, di suatu taman yang tertutup, yang keindahannya
tidaklah ia bisa lupakan begitu saja.
Kesedihan Hawa berimbas kelingkungannya, angin seolah enggan berhembus
mengiringi kesendiriannya, pohon enggan berbisik, daun-daunnya diam, kuda,
Namaku Izrail!______________________________________________________100
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
lembu, rusa, kodok, kadal, ular, kalajengking enggan beringsut seolah ingin meresapi
kesedihan alam atas kembalinya Bapak Para Manusia Adam. Ia terawangkan
kembali kebodohannya dulu, kemanjaannya dan bujuk rayunya dulu yang memaksa
Adam untuk melahap buah yang terlarang, karena bujuk rayu, khayal dan angan-
angan kekekalan, tapi itulah yang ciptakan kesengsaraan.
Ohhh, menyesalnya dia. Ular yang terkutuk desisnya. Iblis dajal pendengki, yang
telah menjerumuskan aku. Ia membujuk dengan kemalaikatan dan kekekalan. Ia
pun mengaku-ngaku sebagai penasehat buat kami. “Sesungguhnya aku ini adalah
penasehat bagi kamu bedua (QS 2:21)”, begitu bujuknya. Dan akupun termakan tipu
dayanya. Sang penipu itu telah lari begitu dahan buah terlarang ia sentuh. Seolah
takut diciprati getah dahan pohon terlarang, yang sudah terlanjur ia petik. Begitulah
perilakunya di setiap zaman, menjadi ciri dari setiap tipu daya yang ia ciptakan.
Bagai kutukan, Iblis dan sekutunya selalu akan berkata :
"Ya Tuhan kami, mereka inilah orang-orang yang kami sesatkan itu;
kami telah menyesatkan mereka sebagaimana kami (sendiri) sesat,
kami menyatakan berlepas diri (dari mereka) kepada Engkau,
mereka sekali-kali tidak menyembah kami". (QS 28:63)
(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan
ketika dia berkata kepada manusia: "Kafirlah kamu",
maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata:
"Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut
kepada Allah Tuhan semesta alam". (QS 56:19)
...setan itu balik ke belakang seraya berkata:
“Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu; sesungguhnya saya dapat
melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya
takut kepada Allah.” Dan Allah sangat keras siksa-Nya. (QS 8:48)
Namaku Izrail!______________________________________________________101
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Itulah yang mereka katakan setelah berhasil menyesatkan manusia. Maka hati-
hatilah manusia terhadap siapa dan kepada siapa kamu bertaklid dengan membuta.
Waspadalah! Waspadalah! Waspadalah!
Ohh, benih kesombongan dan kedengkian itu, merasuk begitu dalam, begitu
dahsyat, menggoncangkan keseimbangan jagat. Disetiap waktu, di setiap tempat.
Manusia yang tidak waspada akan masuk ke dalam perangkap Iblis dan sekutunya.
Ohh, Hawa yang malang, kesedihannya adalah kesedihan dari keindahan.
Keindahan yang seringkali begitu gampang memurukkan dan melupakan.
Ohh, Hawa yang malang, ia mengingat kembali serbuk-serbuk buah terlarang yang
kadangkala diam-diam masih ia gunakan. Menjadi bedak, menjadi permata, menjadi
perhiasan dunia lainnya. Ia terawangkan matanya menembus ke masa depan.
Disana, ia melihat anak cucu dari kaum sejenisnya masih menyukai pahitnya buah
terlarang.
Ia melihat pemandangan yang membuatnya makin bersedih. Ia lihat melihat
Cleopatra, Matahari, Marylin Monroe, Madonna, Britney Spear, dan lain-lainnya yang
masih melekatkan serbuk-serbuk buah terlarang ketubuhnya. Ia melihat kaumnya
mengikuti, mencintai, menyukai, bahkan sampai-sampai menggadaikan
kemanusiaannya, akidahnya, berlomba-lomba mengecap pahitnya sisa-sisa racun
buah terlarang. Ilusi tentang keabadian.
“Ohhh, kaumku yang malang”, Hawa mengeluh iba. Iblis yang terusir, telah membuat
tipu daya dengan memulas pahitnya buah terlarang itu dengan ilusi kemewahan.
Yang berubah wujud menjadi kesenangan, kemaksiatan, keangkuhan,
kesombongan, bahkan dengan kecantikan. Ia melihat anak cucunya semakin
tertutup bedak-bedak pohon terlarang, ia melihat pantat bergoyang, ia melihat aurat
tergelar dimana-mana, di televisi, di jalanan, di bioskop, di mall-mall, diwarung-
warung, diremang-remang malam; bahkan ia melihat di rumah-rumah, bahkan di
rumah-rumah Tuhanpun, kaumnya masih suka berbedak pohon terlarang.
Hawa menangis. Disela tangisnya ia kadang tersenyum dan tertawa ketika melihat
Namaku Izrail!______________________________________________________102
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Siti Khadijah, Aisyah, Fatimah Az Zahra, Rabiah, Joan D’Arc, Kartini, Bunda Teresa,
dan yang lainnya. Lalu ia kembali hanyut dalam kesedihannya.
Sedih, siapa lagikah yang akan membimbingku? Kepergianmu bagaikan lenyapnya
separoh dari hatiku. Hawa menangis kembali dan terus menangis.
Aku masih berdiri dihadapan Hawa. Melihatnya menangis, melihatnya bersedih,
melihatnya ketakutan, dicekam kengerian, akan kesendiriannya di dunia ini. Setelah
tangis dan kesedihan itu kulihat mereda, kuhampiri Ibu semua manusia itu.
“Wahai Hawa, Aku akan membawamu juga”, sapaku dengan lembut.
Hawa menoleh, matanya yang menua masih memperlihatkan pesonanya yang
menundukkan Adam sehingga ia pun petik buah terlarang untuknya.
“Engkaukah Izrail?”, tanyanya.
“Ya.”, aku menjawab pendek.
Senyumnya mengembang. Seketika itu, ia meraih tanganku.
“Bawalah aku pergi.”, mohonnya.
Akupun mengangguk. Lalu kubawalah Hawa pergi.
Kembali ke Sang Kekasih, kepada Adam di alam tinggi sana.
Bumi serasa berhenti berputar kala itu. Anak-anak dan cucu-cucunya meraung,
getarkan semua dahan dan ranting tumbuhan di muka bumi, sebagian menangis
sedih, sebagian lagi marah, sebagian lagi bergembira, karena lepas sudah kekang
terakhir atas tingkah lakunya, Ibunda Semua Manusia.
Aku termenung, melihat kepada Izrail yang juga termenung mengenang
pengalamannya membawa Adam dan Hawa kepada sang Khaliq. Kemudian, ia
memecahkan keheningan :
“Sekali waktu, aku ditugaskan untuk mengambil ruh paling mulia, yang sebenarnya
menyebabkan aku dan alam semesta ada. Dialah benih Kun yang sebenarnya,
Muhammad SAW – Utusan Allah, yang cahayanya sudah ditakdirkan
mengguncangkan kelahiran semesta sejak awal mula”. Izrail meneruskan seolah-
olah mencabut pertanyaan yang masih menggantung di kepalaku.
Namaku Izrail!______________________________________________________103
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Pemimpin orang-orang yang baik itu diperintahkan untuk mengakhiri usianya dengan
kebaikan. Kulihat ia dikelilingi sahabat dan keluarganya. Makhluk yang sempurna
itupun terbujur menanti diriku. Di pembaringan, sekilas ia masih terlihat ragu dan
melihat kesekelilingnya. Seakan, ia khawatir akan umat yang ditinggalkannya.
“Umatku...umatku..umatku..”, sesekali ia seperti ngeri melihat umatnya di masa
depan.
Ketahuilah, bahkan Nabi Muhammad pun menghadapi kematian sebagai manusia
biasa, dengan kegelisahan, rasa takut, dan kengerian. Allah seperti hendak
menunjukkan kepada manusia bahwa bahkan seorang Nabi Yang Paling Sempurna
diantara semua Nabi pun kematian menjadi suatu hal yang memang sepantasnya
ditakuti. Apalagi bagi manusia biasa. Maka sungguh lalai bila manusia mengabaikan
hal ini. Ketahuilah bahwa dalam kematian Nabi Muhammad SAW terdapat suri
tauladan tentang kehidupan dan kematian, tentang perkataan dan perbuatan. Tidak
ada manusiapun yang lebih mulia dibandingkan dengan Nabi Muhammad SAW yang
menjadi Habib Allah (Kekasih Allah), sehingga pada kematiannya tidak ada
keistimewaan tertentu kecuali dari keagungannya yang ditangisi oleh seluruh alam
dan seisinya.
Allah menugaskan malaikat-malaikat yang mulia untuk menjemput ruh beliau yang
suci dan membawanya keridhaan-Nya, puncak kebaikan, kesempurnaan, kepada
Singhasana Kebenaran di Hadirat Yang Pengasih. Namun, bersamaan dengan itu
penderitaan yang dirasakan beliau saat sakratul maut sangatlah berat. Apa yang dia
rasakan saat itu, penderitaan yang dia alami sangat terdengar jelas bagi semua yang
melihatnya. Kegelisahannya memuncak dan suaranya mengeras ketika mengerang.
Menahan rasa takut dan sakit, yang tak seorangpun boleh menanggungnya kecuali
dirinya sendiri, sebagai suatu pelajaran bahwa kematian dan sakratul maut tak boleh
diabaikan. Warna kulitnya berubah, dahinya basah oleh keringat dan tarikan maupun
hembusan nafasnya mengguncangkan tulang-tulang rusuk kiri dan kanannya,
sehingga siapapun yang hadir ketika itu menangis menyaksikan beliau berjuang
menahan rasa sakit [11].
Namaku Izrail!______________________________________________________104
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Perhatikanlah, bahwa jabatan kenabian tidak mengecualikan beliau dari ketentuan
Ilahi, dari dahsyatnya sakratul maut menjelang kematian. Semua yang dirasakannya,
tidak mendorongnya untuk memohon kekecualian dari Allah SWT karena beliau
adalah penolong Kebenaran dan pembawa kabar gembira dan peringatan kepada
umat manusia. Beliau melaksanakan yang telah diperintahkan dan mengikuti yang
tertulis pada Lauh Mahfuzh. Demikianlah keadaan Nabi SAW ketika menjelang
kematiannya, meskipun beliau memiliki tempat terpuji – Al-Maqam al-Mahmūd (QS
17:79) - di sisi Allah, dan telaga kemuliaan yang tak pernah surut - Al-Haudh al-
Maurūd. Maka ketahuilah bahwa apa yang dialami Nabi SAW saat-saat menjelang
meninggalkan kefanaan dunia adalah suatu pelajaran bagi semua manusia, bahwa
semua amaliah kita tidak menjamin keistimewaan tertentu saat-saat maut mendekat.
Jadi cermatilah, mawas dirilah atas apa yang telah dilakukan di dunia, sadarilah
bahwa betapa sulitnya perjalanan menuju Surga Abadi.
Tapi Sang Kekasih sudah lama menunggu. Akupun turun kebumi saat itu. Langit
yang cerah mendadak sepi dan hening, awan berhenti berarak, semesta seakan
berhenti bernafas, dengusnya yang biasanya kudengar menderu-deru, saat itu
terlihat diam terhenyak. Hari ini aku ditugaskan mencabut nyawa makhluk pembawa
rahmat bagi
seluruh alam. Bahkan dari semua jenis makhluk yang hidup di semua alam,
rahmatnya itu tak akan pernah berhenti sepanjang waktu, sepanjang zaman karena
replikasi dari dirinya dengan esensi Nur Muhammad akan selalu hadir sebagai
Muhammadurrasulullah, guru-guru zaman yang mengajarkan manusia tentang
kehidupan dan rahasia dirinya sebagai Perbendaharaan Tersembunyi dari
PenciptaNya.
Muhammadurrasulullah, Muhammad Utusan Allah, hamba Allah yang Insan Kamil,
Maujud sempurna dari semua penampakkan Af’al, Asma-asma dan Sifat-sifatNya,
Harus kembali juga kepada-Nya. Tak ada yang perlu ditangisi, apalagi
keagungannya disalahgunakan dengan mengkultuskannya. Ia tetaplah manusia.
Hanya dalam format kesempurnaan, menjadi Insan Kamil, menjadi Adimanusia,
menjadi Logos, menjadi Gurujati semua manusia.
Namaku Izrail!______________________________________________________105
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Ia menjadi hamba Allah sejati, Kekasih Allah sebenarnya, menjadi guru semua
manusia, menjadi khalifah semua makhluk; Ia adalah maujud tentang segala sesuatu
yang terjadi di semesta. Yang mengikutinya akan selamat sampai akhirat. Karena ia
sebenarnya menjadi petunjuk dalam membangun titian kehidupan yang setipis
rambut dibelah tujuh. Titian Shiraat al Mustaqiim. Jalan yang lurus, jalan Ilahiah,
jalan para Nabi dan Rasul yang berserah diri (ISLAM), jalan yang diridhai oleh-Nya.
Siapa yang mengabaikan fakta-fakta ini, maka ia akan menyia-nyiakan suatu
peluang untuk menemukan jalan kehidupan yang sebenarnya.
Izrail terdiam sejenak seperti mengenang apa yang sudah ia laksanakan. Kemudian
ia melanjutkan.
Ketika aku akan menjemputnya, di hari-hari akhirnya di dunia, aku mendatanginya.
Cukup lama aku bercakap-cakap dengannya. Akupun mengatakan kepadanya
bahwa Allah telah mengutusku dan kukatakan bahwa aku diperintahkan oleh-Nya
agar tidak masuk ke rumahnya tanpa seizinnya. Jika beliau tidak mengizinkan maka
aku akan kembali, tetapi jika dia mengizinkan maka aku akan masuk. Allah juga
memerintahkanku untuk tidak mencabut nyawanya bila beliau tidak berkenan. Jadi
aku tanyakan saja apa yang dia inginkan sekarang. Kemudian Nabi SAW berkata
untuk menunggu kedatangan Jibril, karena di waktu itulah dia biasanya datang
mengunjunginya.
Saat itu, tak seorangpun sanak saudara Rasulullah SAW yang berbicara karena
peliknya persoalan itu dan rasa takut yang hinggap dihati mereka. Kemudian Jibril
datang dan menyampaikan salam Allah kepada-Nya serta menanyakan keadaannya.
Apa yang dirasakan Rasulullah saat itu kemudian dijelaskan Jibril bahwa
keadaannya itu adalah suatu kehormatan baginya karena derajatnya berada jauh di
atas semua makhluk lainnya, agar beliau menjadi suri tauladan bagi umatnya. Nabi
merasakan kesakitan. Lantas, dijelaskan oleh Jibril bahwa beliau harus bergembira
karena Allah
telah berkehendak untuk membawanya kepada yang telah dipersiapkan-Nya.
Namaku Izrail!______________________________________________________106
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Beliau kemudian menceritakan kedatanganku kepada Jibril. Kemudian Jibril berkata,
”Wahai Muhammad! Tuhanmu merindukanmu! Apakah dia tidak
memberitahukan maksud-Nya kepadamu? Sesungguhnya Izrail (Malaikat Maut)
sama sekali belum pernah meminta izin dari siapapun kalau hendak melaksanakan
tugasnya. Hal itu semata-mata karena Tuhanmu berkehendak menyempurnakan
kehormatanmu dan ia merindukanmu”.
Lalu Nabi SAW berkata supaya Jibril jangan meninggalkannya sampai aku datang
kembali kepadanya. Setelah Nabi SAW memberikan izin kepada sanak saudaranya
masuk dan bercakap-cakap beberapa waktu lamanya, akupun datang kepadanya
dengan mengucapkan salam dan meminta izin untuk masuk. Beliau mengizinkannya,
dan akupun masuk kemudian bertanya kepadanya sekiranya beliau menginginkan
sesuatu. “Bawalah aku sekarang kepada Tuhanku”, katanya kepadaku. “Ya”,
jawabku singkat.
Kemudian aku berkata kepadanya, ”Hari ini, sungguh Tuhan Anda rindu kepadamu.
Belum pernah Dia memperhatikan seorang manusia seperti ia memperhatikan Anda.
Belum pernah pula Dia melarang saya masuk tanpa izin untuk menemui siapapun
yang lain. Tapi sekarang, saat kematian Anda berada di depan Anda.” Kemudian aku
keluar lagi dari kamarnya. Lalu Jibril kembali masuk, dia berkata, ”Assalamualaikum,
wahai Rasulullah! Ini adalah kali yang terakhir saya turun ke dunia. Wahyu telah
ditutup, dunia telah dilipat, dan saya tidak punya urusan lagi selain dengan Anda.
Saya tidak punya tujuan apa-apa kecuali hadir di dekat Anda. Setelah itu saya akan
tetap berada di tempat saya. Tidak! Demi Dia yang telah mengutus Muhammad
dengan kebenaran, tak seorangpun di dalam rumah ini yang dapat mengubah satu
katapun dari yang telah saya sampaikan. Dia tidak akan pernah diutus kembali
kepada umatnya betapapun pentingnya berita yang akan disampaikannya dan
meskipun dengan adanya kasih sayang maupun simpati kami.”
Saat itu aku dapat melihat bagaimana manusia yang disempurnakan oleh-Nya itu
akhirnya pingsan di dada Aisyah. Dari keningnya keringat mengucur dengan deras.
Bau harum keringatnya semerbak memenuhi kamarnya. Ketika beliau sadar kembali,
Namaku Izrail!______________________________________________________107
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
dia berkata kepada Aisyah, ”Wahai Aisyah, ruh orang beriman keluar bersama
keringatnya, sedangkan ruh orang kafir keluar melalui kedua rahangnya seperti
nyawa keledai”.
Mendengar itu Aisyah takut dan memanggil keluarganya. Namun sebelum semuanya
berdatangan, aku melakukan tugasku. Ketahuilah, Rasulullah wafat sebelum
kedatangan siapapun kecuali Aisyah karena Tuhan telah menahan mereka dari
beliau dan telah menyerahkan beliau ke tangan Jibril dan Mikail. Sebelum pingsan,
masih kuingat beliau selalu mengatakan,”Bahkan, sahabat tertinggi!”, seolah-olah
pilihan telah dijatuhkan kepada-Nya. Dan ketika beliau mampu berbicara kembali,
beliau mengatakan “Shalat!shalat!Kalian semua akan bersatu jika kalian senantiasa
shalat bersama-sama”. “Shalat! Shalat! ”, beliau terus berpesan mengenai hal itu
hingga ruhnya kucabut dalam keadaan mengatakan “Shalat!Shalat!”[11].
Maka menjelang tengah hari, pada hari Senin, tanggal 12 Rabi’ul Awwal 1 H, dengan
usia enam puluh tiga tahun lebih empat hari, kubawalah Muhammad SAW pergi
kembali kepada Sang Kekasih Yang Maha Tinggi. Kulihat, ia sekilas melihat
kedatanganku. Kemudian ia tersenyum.
Kematian Nabi Yang Ummi, yang membawa rahmat bagi seluruh alam memang
menggoncangkan Umat Islam saat itu. Sehingga umat saat itupun kebingungan dan
meratap kehilangan. Sampai kedatangan Al-Khidhr a.s dan Alyasa (Elias) a.s yang
kemudian berkata [11]:
“Assalammualaikum, wahai Ahli Bait!25.
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.
Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.
Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga,
maka sungguh ia telah beruntung.
Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan
yang memperdayakan.(QS 3:185).
Sesungguhnya Allah menyediakan pengganti bagi setiap orang,
25 Ahli Bait, sebutan untuk sanak keluarga Nabi Muhammad SAW
Namaku Izrail!______________________________________________________108
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
pencapaian setiap keinginan,
dan keterbebasan dari setiap rasa takut.
Oleh karena itu, pautkanlah harapanmu
dan sikap tawakalmu kepada Allah.”
“Wahai Ahli Bait! Ingatlah kepada Allah
dan pujilah Dia dalam setiap keadaan.
Sesungguhnya, disisi Allah terdapat pelipur lara
dan penggant ibagi kekasih yang hilang.
Oleh karena itu, taatilah Allah.
Bekerjalah atas dasar perintah-Nya.”
“Demikilanlah ceritaku ketika aku menjemput Nabi Muhammad SAW”, Izrail
mengakhiri ceritanya.
7. Kematian Izrail
Aku masih termangu-mangu mendengar semua kisahnya. Kematian, betapapun juga
pada akhirnya memang akan menghampiri semua makhluk. Secara tabiat, manusia
memang membenci bahkan takut dengan kematian. Saking takutnya maka
manusiapun kemudian berangan-angan bahwa akhirat itu tidak ada. Merekapun
kemudian menjadi ateis. Mereka berangan-angan kosong dan mengira Tuhan tidak
ada. Sungguh bodoh sekali manusia seperti itu. Bahkan, saking bodohnya manusia
yang menafikan akhirat dan ateis, Sayyidina Ali bin Abu Thalib pernah berkata
bahwa “Jika apa yang Anda katakan tentang tidak adanya akhirat itu benar, maka
Anda akan selamat begitu pula kami. Tetapi jika yang kami katakan bahwa akhirat itu
benar adanya, maka kami akan selamat, sedangkan Anda akan binasa.”
Namaku Izrail!______________________________________________________109
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Orang yang ateis memang seperti penjudi yang bodoh. Disebut demikian karena
mereka berani bertaruh “untuk tidak mendapatkan apa-apa” atau “doing for nothing”
atau untuk kesia-siaan. Keyakinan dan keimanan atas AdaNya Sang Pencipta Yang
Maha Esa sebenarnya merupakan aturan main yang ditetapkan Allah sesuai dengan
citra anatomis manusia maupun citra keruhanian manusia yang nampak abstrak
sebagai makhluk yang mengemban amanat penciptaan untuk mengungkapkan
hubungan dirinya dengan PenciptaNya, Allah Rabbul ‘Aalamin. Karena itu, dari segi
manapun juga, dari arah sudut pandang 360 derajat, beriman kepada Allah dan hari
akhir dengan pembalasan yang setara atau sebanding dengan amal perbuatan
manusia di dunia akan mengeluarkan jawaban optimum atas pertanyaan tentang
“makna kehidupan manusia” sebagai jawaban yang memberikan barokah “Win-Win
Solution”. Jadi jawaban yang menjadi sistem kepercayaan dan keimanan bahwa
Pencipta itu Ada dan Dia Maha Esa adalah jawaban yang memberikan kemungkinan
untuk selalu memberikan kemenangan, baik di dunia maupun di akhirat nanti yang
merupakan alam yang sama sekali berbeda dengan alam nyata, alam yang potensi
pengetahuan Tuhan yang dinyatakanNya tidak kita ketahui dengan pasti. Karena itu,
menjadi manusia dengan mempercayai Allah sebagai Rabbul ‘Aalamin merupakan
solusi aman dimanapun manusia berada, baik ia masih hidup maupun setelah mati.
Hanya manusia yang telah diliputi kegelapan dan kebutaan matahati secara totallah
yang akan menolak keberadaan Penciptanya. Manusia demikianlah yang disebut
kelompok summum bukmum umyun alias Dajjal dan gerombolan suku Yakjuj dan
Makjuj yang oenuh khayal dan angan-angan. Tidak ada ruginya untuk mengimani
adanya Pencipta. Keimanan sekecil apapun akan tetap diakui sebagai tanda
pengakuan atas keberadaan Realitas Absolut yaitu Al-Haqq, Allah Yang Maha
Esa[21].
Kematian memang sudah ketentuan Allah. Seperti pernah diriwayatkan oleh Nabi
SAW melalui Abu Hurairah bahwa Allah berfirman : “Aku tidak pernah ragu dalam
sesuatu yang Kukerjakan, seperti halnya ketika mencabut jiwa hamba-hamba-Ku
yang beriman yang membenci kematian dan Aku benci untuk menyakitinya. Tetapi
hal itu meskti kulakukan.” Sehingga kematian adalah suatu realitas sebenarnya bagi
semua orang, baik dia nabi, rasul, wali, dan manusia lainnya. Kematian adalah
Namaku Izrail!______________________________________________________110
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
kiamat sebenarnya bagi manusia yang sadar akan hal ini. Kiamat yang pasti datang
dalam waktu yang sangat dekat. Berapa lamakah usia manusia? 1,5,10, 20, 63, 75,
80, ataupun seribu tahun, Izrail pastilah akan datang. Maka risaukanlah kedatangan
Izrail. Ucapku membatin, mengenang peran dan tugas malaikat maut yang digelari
Izrail yang seringkali kedatangannya dilupakan banyak orang.
Aneh, pikirku, seringkali kulihat manusia ketakutan pada datangnya kiamat besar
yang juga pasti datang. Namun entah kapan. Namun, manusia seringkali lupa pada
kiamat kecil yang nyata sekali pasti datang setiap saat kalau memang sudah
diinginkan Allah.
Kiamat kecilitu adalah Kematian. Jadi sungguh aneh bila manusia makin lama kok
makin tidak takut mati, lupa diri, seolah dirinya akan hidup selamanya. Padahal,
sudah jelas bahwa semua orang diperingatkan tentang dekatnya ajalnya oleh uban
dan keriputnya kulit disekujur tubuhnya, itulah tanda-tanda perubahan masa karena
akan datangnya kematian.
Cukuplah, ajal yang mendekat ditunjukkan dengan hilangnya masa muda
dan bertambahnya uban di kepala, juga berubahnya masa
Dan apakah setelahnya, orang-orang yang berakal menghendaki kekekalan
Ketika kebeliaan terus berubah dan keadaan hidup terus berputar [17].
Makin anehlah aku kalau melihat manusia yang dengan kesombongan dan
kepongahan Iblis berbuat semena-mena dengan mengabaikan apa yang sudah
begitu jelas menjadi petunjuk kepada jalan keselamatan : mengabaikan perintah
Allah, melanggar larangan-larangan-Nya, melanggar sunnatullah, mengabaikan apa
yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah berupa akhlak yang mulia. Manusia tidak
segan-segan melakukan berbagai kemaksiatan dan tidak malu-malu pula
mempertontonkannya tanpa takut mati, seolah dirinya akan selamat dari sergapan
dan siksa sakratul maut dan sergapan Izrail Sang Maut. Aku menghela nafasku yang
kurasakan semakin berat. Keringat dinginku sudah membasahi bajuku. Semilir
hembusan angin malam yang masuk ke kamarku menyebabkan tubuhku semakin
mendingin.
Lantas aku memberanikan diri untuk bertanya “Bagaimanakan kamu mati?”
Namaku Izrail!______________________________________________________111
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
“Semua makhluk pastilah akan binasa, karena hanya Allah lah yang kekal. Akupun
demikian pula, akan binasa ketika waktunya tiba. Aku termasuk makhluk paling akhir
yang akan dibinasakan oleh-Nya”, ujar Izrail mengawali cerita bagaimana iapun akan
binasa.
Aku (Izrail), Jibril, Mikail, dan Israfil adalah makhluk-makhluk Allah yang pertama kali
diciptakan-Nya, terakhir kali dimatikan-Nya, dan pertama kali dihidupkan-Nya
kembali.
Karena kamilah yang membagi-bagi segala urusan. Kami termasuk kelompok
malaikat yang dimuliakan Allah. Jibril adalah pengurus peperangan dan para rasul,
Mikail adalah pengurus setiap tetesan hujan dan daun yang tumbuh dan jatuh, yang
membawa rezeki kepada semua makhluk-Nya di dunia. Israfil adalah malaikat
kepercayaan Allah antara-Nya dan para malaikat lainnya, sedangkan aku ditugasi
mencabut nyawa setiap hamba, di manapun ia berada26.
Sesuai dengan tugas yang kuemban, maka aku akan ada di setiap saat Sang Waktu
lewat, mengintip setiap rumah kalau-kalau ada seseorang yang harus kucabut
nyawanya. Tugasku memang berat, kadang-kadang akupun merasa menzalimi
semua yang bernyawa. Namun apa daya, aku hanya makhluk yang tidak menzalimi ,
tidak bisa menangguhkan ajal, tidak mempercepat takdir, dan kamipun tidak berdosa
dalam mencabut nyawa semua yang mesti kucabut ketika saatnya tiba. Bahkan
untuk mencabut nyawa seekor nyamukpun aku sebenarnya tidak kuasa sebelum
Allah memberi izin mencabutnya. Ketahuilah, aku sendiri sebenarnya tidak
mengetahui siapa-siapa yang akan kucabut. Aku hanya diberi sebuah buku catatan
yang di dalamnya ada beberapa nama.
Izrail kemudian mengeluarkan sebuah lembaran dimana disitu kulihat daftar nama-
nama yang akan dihampirinya. Kemudian ia melanjutkan.
Aku biasanya menerima lembaran kematian pada pertengahan bulan Sya’ban, Allah
mewahyukan kepadaku untuk mencabut setiap nyawa manusia yang diinginkan-Nya
26 Diriwayatkan oleh Abu asy-Syaikh dari Ikrimah bin Khalid bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Rasul, kemudian ia menjelaskannya seperti itu. Dikutip dari Ref 10 hal 29
Namaku Izrail!______________________________________________________112
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
pada tahun itu27. Maka jangan heran kalau Nabi Muhammad SAW seringkali
berpuasa di bulan itu.
Setelah semua makhluk mati, termasuk semua malaikat pun dimusnahkan, maka
akulah yang akan terakhir dimatikan langsung oleh Allah SWT. Dalam arti yang
harfiah, maka semua yang mewujud di alam semesta, yang masih memerlukan
intervensi kaumku akan dimusnahkan. Setelah itu, adalah hal yang menentukan
bagaimana semua makhluk akan kembali dalam penghisaban. Ketika saat
kematianku tiba, maka
Dia berkata “Wahai Malaikat Maut, matilah engkau!” Akupun berteriak keras, yang
bila penghuni langit penghuni langit dan bumi mendengarnya, pastilah mereka akan
mati ketakutan. Akupun kemudian matilah. Kematian yang menimpa diriku bisa
dikatakan sebagai kematian terdahsyat dari kematian semua makhluk28.
8. Epilog : Semua Makhluk Pasti Mati
Kami berdua terdiam. Mungkin cuma sejenak, tapi keheningan yang mencekam
seperti keheningan berhentinya detik sang waktu. Khususnya bagi diriku yang
tergolek tanpa daya dihadapannya. Akhirnya nuansa keheningan itu seperti tanpa
makna, kekosongan yang maha luas dan hamparan tak bertepi seperti menyelimuti
diriku. Kehampaanku terhadap dunia makin terasa. Tanpa sadar aku berguman
27 Diriwayatkan oleh ad-Dainuri di dalam al-Mujasalah dari Rasyid bin Said, ref 10 hal. 6028 Diriwayatkan oleh Ibnu Amid Dunya, ref. 10 hal. 63
Namaku Izrail!______________________________________________________113
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
pelan, ”Bawalah aku..”, lalu syahadat meluncur begitu saja “La iIlaaha Illaa Allaah,
Muhammadurrasulullah”.
Sesaat aku cuma merasakan betotan dahsyat yang diceritakannya tentang
kematian, lalu tidak kurasakan lagi aksi dan reaksi dari ujung kakiku. Aku seperti
buntung tanpa kaki, kemudian tanpa paha, kemudian tanpa tubuh, kemudian tanpa
tangan, kemudian tanpa leher, dan akhirnya semua kesadaran tentang ruang-waktu
lenyap sama sekali.
Kurasakan aku menjadi berkas-berkas cahaya yang melesat dan meluas dalam
sekejap, kemudian masuk kedalam lorong yang mendadak menyedotku, aku
rasakan menjadi padam dan memasuki zona tanpa batas-batas yang jelas, apakah
aku berada dalam suatu ruang, aku tidak tahu. Sejenak kesadaran yang kurasakan
kembali tanpa nuansa duniawi menggugah diriku, aku masih celingukan mencari
Izrail. Kudengar lagi suaranya tanpa rupa “Aku cuma mengantarmu sampai disini,
selamat jalan, temuilah Rabb-Mu yang mengasihimu”. Sayup-sayup masih kudengar
suaranya bersenandung
Akulah Izrail Sang Elmaut,
datang tanpa diundang,
pulang tanpa diantar.
Aku jemput siapa pun yang harus kujemput.
Aku antar siapa pun yang harus kuantar.
Dengan kelembutan-Nya.
ataupun dengan Kemurkaan-nya.
Hanya ia yang berjalan di jalan-Nya
saja akan selamat dari kedahsyatanku,
rasa takutnya akan hadir menjadi rindunya
karena hanya si perindu saja yang akan
menganggap diriku berkah keabadian dalam rengkuhan keabadian cinta-Nya.
Dia yang menyia-nyiakan waktunya didunia,
terlena dalam ilusi dan kesombongan Sang Durjana,
akan merana dalam keabadian Murka-Nya.
Namaku Izrail!______________________________________________________114
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Sebelum ia lenyap dari kesadaranku, aku sempat meneriakkan pertanyaan terakhir
kepadanya, “kamu mau kemana setelah aku?”. Suaraku langsung lenyap dalam
gaung yang menjauh senyap. Sayup-sayup masih kudengar suara Izrail menjawab,
“Menemui salah satu pembaca risalahmu ini”.
“innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun (QS 2:156)”
Cintailah siapa saja yang ingin engkau cintai,
namun ingatlah bahwa pasti engkau akan berpisah dengannya;
hiduplah dengan gaya kehidupan yang engkau inginkan,
namun ingatlah bahwa engkau akan mati;
dan berbuatlah apa saja yang engkau kehendaki,
namun ingatlah bahwa engkau pasti dibalas
[Sabda rasullullah SAW; HR Hakim, Thabrani]
Atmonadi, [email protected]
Lebak Bulus, 27 November 2004
Referensi :
1. Al Qur’an Terjemahan Departemen Agama, 1984
2. Al Qur’an Terjemah Indonesia, PT Sari Agung, Cetakan ke-13, 1999
3. HB Yassin, “Al Qur’an Bacaan Mulia”, Yalco Jaya, Cetakan ke-4, 2002
4. Choiruddin Hadhiri SP, “Klasifikasi Kandungan Al Qur’an”, Gema Insani Press,
1999
5. Syaikh Hamami Zadah, “Menyelami Lubuk Al Qur’an: Tafsir Surah Yasiin”,
Namaku Izrail!______________________________________________________115
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Penerbit IIMAN & Penerbit Hikmah, Februari 2003.
6. M. Quraish Shihab, “Tafsir Al Mishbah”, Jilid 1 & 11, Lentera Hati, 2003
7. Imam Az-Zabidi, “Ringkasan Shahih Al-Bukhari”, Mizan, Cetakan ke-4, 2000
8. Rachmat Taufik Hidayat et al, ”Almanak Alam Islami”, Pustaka Jaya, 2000
9. Faruq Sherif, “Al Quran Menurut Al; Quran”, Serambi, November, 2001
10. Imam Jalaludin as-Suyuthi, “Menjelajah Alam Malaikat”, Pustaka Hidayah,
Januari 2003
11.Al Ghazali, “Metode Menjemput Maut”, Mizan, 2001
12.Ahmad Barizi, “Malaikat Diantara Kita”, Hikmah, Januari 2004
13.Khawaja Muhammad Islam, “Mati Itu Spektakuler”, Serambi, April, 2001
14.Al-Harits bin Assad al-Muhasibi, “Menuju Hadirat Ilahi”, Al bayan-Mizan, 2003
15.Al-Harits bin Assad al-Muhasibi, “Menjelajah Alam Akhirat”, Arasy-Mizan, Mei,
2003
16. Ibnu Qayyim Al jauziyah,”Roh”, Pustaka Al Kautsar, 1999
17. Ibnu Rajab Al Hanbali, “Setahun Bersama Nabi”, Pustaka Hidayah, 2002
18. Yunasril Ali, “Ruh dan Jenjang-jenjang Ruhani”, Serambi, 2003
19. Salim Said Bawazier, “Memahami Hakikat Takdir”, Iqra Insan Press, 2003
20. M. Quraish Shihab, “Yang Tersembunyi : Jin, Iblis, Setan dan Malaikat”,
Lentera Hati, 1999
21.Atmonadi, “Kun fa Yakuun: Mengenal Diri, Mengenal Ilahi”, Kunfayakuun
Publishing, e-Book Release 3, Oktober, 2004
22. Ibnu Arabi, “Menghampiri Sang Mahakudus”, Mizan, Maret 2002
23.Fariduddin Al-Attar, “Warisan Para Awliya”, Penerbit Pustaka, Cetakan ke III,
2000 M
Riwayat Hidup Penulis
Atmonadi, sehari-hari biasa dipanggil “Atmo” atau nickname di Internet “Atmoon”, di
situs myquran memperkenalkan diri sebagai "myQadmin" karena memang yang
membuat dan menggagasnya pada pertengahan 1999. Dilahirkan kurang lebih 4
dasawarsa yang lalu di sebuah kota yang dulu dikenal sebagai Kota Udang, pada
tanggal sebelas bulan lima di tahun yang kemudian menjadi tahun duka cita bagi
Namaku Izrail!______________________________________________________116
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Bangsa Indonesia, tahun dimana disebut oleh seorang sineas asing menjadi “The
Years Living Dangerously”, 1965. Saat ini, berprofesi sebagai konsultan Teknologi
Informasi dan Internet independen.
Dalam segmen-segmen kehidupan yang dilalui, menulis memang bukan sesuatu
yang asing. Pengalaman menulis yang intensif sebenarnya terjadi selama periode
menjadi mahasiswa pada sekitar tahun 1988 sampai 1992, sebagai penulis lepas
untuk bidang teknologi penerbangan dan militer. Selama periode tersebut, tulisan
yang dibuat umumnya berhubungan dengan desain pesawat udara penumpang,
pesawat tempur siluman, pesawat mata-mata tanpa awak, sistem radar,
telekomunikasi, dan sistem persenjataan yang dimuat di rubrik iptek pada beberapa
harian nasional seperti Kompas, Bisnis Indonesia, Pikiran Rakyat, majalah
Teknologi, dan majalah Teknologi & Strategi Militer (TSM). Dalam urusan tulis
menulis, pernah mendapatkan penghargaan karya tulis dari PT Telkom Indonesia
dengan judul “Menuju Perusahaan Adaptif Menjadi Urat Nadi Globalisasi” (1990).
Kemudian, bersama salah satu rekan kuliahnya, menulis artikel iptek populer dan
tulisannya meraih penghargaan karya tulis populer Ristek (1991) yang membahas
masalah pesawat N-250. Setelah bosan menjadi mahasiswa, ia menyelesaikan
kuliahnya dan meraih gelar kesarjanaan dari jurusan Teknik Aeronautika ITB (1992);
setengah tahun kemudian (1993) bekerja di Sempati Air sebagai Engineer; tiga tahun
kemudian (1995) ia memutuskan beralih profesi menjadi software development
supervisor di perusahaan yang sama.
Tahun 1996 internet mulai marak di Tanah Air. Terpesona dengan kemampuan
hyperlink jejaring global tersebut, iapun memutuskan mengundurkan diri dari
Sempati Air dan bekerja sebagai web developer di sebuah perusahaan yang
dibangun oleh kenalannya di Internet yaitu Bubu Internet. Akhir dasawarsa sembilan
puluhan, Internet semakin populer dan bisnis dot.com booming, komunitas gaul di
internet bermunculan, namun sayangnya belum ada komunitas gaul yang khusus
untuk remaja Islam, maka ia pun nekat membangun Komunitas Islam Online
myQuran.com (1999, http://www.myquran.com) dan kemudian setidaknya mampu
menggugah banyak orang bahwa Umat Islam perlu memanfaatkan Internet baik
untuk tujuan pergaulan maupun dakwah. Setelah beberapa tahun mengelola situs
independen myQuran, dibantu dengan pengunjung yang rajin menulis artikel, puisi
Namaku Izrail!______________________________________________________117
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
ataupun sekedar numpang nulis, iapun kemudian menjadi tidak terlalu aktif
mengelola myquran karena kesibukkannya. Sebagai gantinya, pengelolaan myQuran
diserahkan ke salah satu anggota dan fans beratnya Hasanudin.
Pada tahun 2000 ia mengundurkan diri dari Bubu Internet dan bekerja di beberapa
proyek perusahaan sebagai Technology Advisor, menjadi nara sumber tetap di radio
MSTRI FM Jakarta (2000-2002), radio Ramako Jakarta, dan Metro TV untuk acara
yang berhubungan dengan teknologi informasi dan internet. Akhir tahun 2001
kembali bekerja di Bubu untuk menangani Production & Development, kemudian
mengundurkan diri pada akhir tahun 2003 dan awal 2004 mendirikan Getwo
Advanced sebuah biro konsultan teknologi informasi, internet dan multimedia.
Sejak akhir tahun 2002 sampai sekarang ikut aktif dalam majelis pengajian tasawuf
Al-Hikam tarekat Syadziliyah Jakarta dengan ustad Bapak M. Luqman Hakiem dan
Guru mursyid almarhum Syeik KH Abdul Djalil Mustaqiim dan Syeikh Hadlir
Shalahuddin Al Ayyubi Pengasuh Pondok Pesatren Thariqot Agung (Peta)
Tulungagung Jawa Timur. Dalam perjalanannya kemudian menulis risalah "Kun Fa
Yakuun" sebagai sebuah perenungan panjang tentang diri, perjalanan kehidupan,
alam semesta, dan Penciptanya. Risalah “Kun!” kemudian menjadi sebuah Risalah
Mawas Diri bagi seorang hamba dan juga sebuah risalah yang dimaksudkan untuk
semua Umat Islam (tentunya bagi yang mau membacanya), khususnya yang
menjadi bagian dari Bangsa Indonesia yang memang masih perlu banyak belajar
dan istiqamah (konsisten dan teguh) di jalan yang lurus, atau Shiraat al-Mustaqiim,
agar tidak mudah “Digoda” oleh goyangan ke kiri dan ke kanan yang memabukkan,
yang dapat menyelewengkannya dari jalan lurus yang di ridhai Ilahi. Setelah itu
tulisan-tulisan lainnya meluncur begitu saja yang baru berani didistribusikan kepada
teman-temannya saja karena berbagai masalah yang dibahas terhitung sangat pelik.
Risalah yang beredar di kalangan terbatas antara lain “Prima Kausa: Al Qur’an
sebagai Kosmos Islam”, “Superunifikasi (Kajian tentang huruf-huruf hijaiah dan
makna simbolis geometrisnya)”, “Komposisi Dan Kodefikasi Al Qur’an”, dan
beberapa risalah lainnya yang umumnya bercorak tasawuf dengan perpektif
perkembangan ilmu pengetahuan manusia saat ini, khususnya berkaitan dengan
perkembangan Abad Dijital yang dianggapnya sebagai Abad Pemurnian Tauhid
karena basis dijital sejatinya basis dari Pengetahuan Tauhid yaitu kaidah Biner atau
Namaku Izrail!______________________________________________________118
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
huruf Ba alias 1001 (seribu satu malam).
“Namaku Izrail” adalah tulisan singkat yang bercorak populer yang menggambarkan
pertemuan imajiner dengan Malaikat Elmaut yang ditakuti yaitu Izrail, berdialog
dengannya dengan merujuk pada gambaran tentang malaikat Izrail dari berbagai
bacaan yang menjadi sumber-sumber inspirasinya. “Namaku Izrail” bukan
dimaksudkan untuk menakut-nakuti pembacanya, namun lebih tepat dikatakan
sebagai suatu mawas diri akan keterbatasan manusia terhadap takdirnya yang pasti
terjadi yaitu “kematian”, sebagai kehidupan yang sebenarnya. Dengan mengulas
gambaran malaikat Izrail yang mengambil debu bumi untuk kemudian dengan tanah
lempung Allah menciptakan makhluk yang hidup di sistem tatasurya, gambaran yang
ditampilkan bukan sekedar kisah tentang Izrail Sang Malaikat sebagai Pencabut
Nyawa yang menyeramkan, namun gambaran yang lebih utuh tentang akibat dari
semua akhlak dan perilaku manusia ketika ia hidup sampai akhirnya kematian dapat
datang menjemput tanpa diduga, dimana saja, dan kapan saja. Kemudian kondisi
demikian diproyeksikan kepada diri sendiri, sudah siapkah kita menghadapinya untuk
kemudian mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita di dunia?
Namaku Izrail!______________________________________________________119