m.yogi dj prassetya ( 1308059 ) uut & k3

23
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ( K3 ) PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN ( PPPK ) M.YOGI DJ PRASSETYA 1308059 M.YOGI DJ PRASSETYA 1308059 TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2014

Upload: yogi-dj-prassetya

Post on 24-Nov-2015

44 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ( K3 )

    PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN ( PPPK )

    M.YOGI DJ PRASSETYA

    1308059

    M.YOGI DJ PRASSETYA

    1308059

    TEKNIK PERTAMBANGAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS NEGERI PADANG

    2014

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dankarunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudulPERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN.

    Tak lupa juga saya haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantudalam menyelesaikan tugas ini. Begitupun kepada dosen yang membimbing gunamenyelesaikan makalah ini.

    Meskipun masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam makalah ini, tapi penulisselalu berusaha agar makalah yang kami buat bisa bermanfaat baik bagi kami sendiri maupunorang lain.

    penulis sangat berharap kepada siapa saja yang bisa memberikan kritik dan saran agarkedepannya, kami bisa membuat makalah yang lebih baik lagi.

    Padang, Mei 2014

    Hormat Saya

    Penulis

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dankarunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudulPERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN.

    Tak lupa juga saya haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantudalam menyelesaikan tugas ini. Begitupun kepada dosen yang membimbing gunamenyelesaikan makalah ini.

    Meskipun masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam makalah ini, tapi penulisselalu berusaha agar makalah yang kami buat bisa bermanfaat baik bagi kami sendiri maupunorang lain.

    penulis sangat berharap kepada siapa saja yang bisa memberikan kritik dan saran agarkedepannya, kami bisa membuat makalah yang lebih baik lagi.

    Padang, Mei 2014

    Hormat Saya

    Penulis

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dankarunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudulPERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN.

    Tak lupa juga saya haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantudalam menyelesaikan tugas ini. Begitupun kepada dosen yang membimbing gunamenyelesaikan makalah ini.

    Meskipun masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam makalah ini, tapi penulisselalu berusaha agar makalah yang kami buat bisa bermanfaat baik bagi kami sendiri maupunorang lain.

    penulis sangat berharap kepada siapa saja yang bisa memberikan kritik dan saran agarkedepannya, kami bisa membuat makalah yang lebih baik lagi.

    Padang, Mei 2014

    Hormat Saya

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR I

    DAFTAR II

    BAB I PENDAHULUAN 01

    1.1 Latar Belakang 01

    1.2 Definisi 011.3 Rumusan Masalah 01

    BAB II PEMBAHASAN

    2.1 Penanganan patah tulang ( Fraktur ) 022.1.1 Pengertian Patah tulang 02

    2.1.2 Jenis Patah Tulang 022.1.3 Pertolongan Pertama untuk Patah tulang 03

    2.2 Penyelamatan Darurat 062.2. Pengertiam Penyelamatan darurat 062.2.1 Gejala,tanda dan penanganan pada kedaruratan medis 06

    2.3 Penggunaan pembalut luka 122.3.1 Definisi Pembalut luka 122.3.2 Tujuan pembalut luka 122.3.3 Prinsip-prinsip pembalutan 122.3.4 Macam Macam Bahan Pembalut luka 122.3.5 Prosedur Pembalutan 14

    2.4 Pengangkutan Korban 152.4.1 Pengertian Pengangkutan Korban 152.4.2 MEKANIKA TUBUH 152.4.3 MEMINDAHKAN KORBAN 162.4.4 Beberapa Macam Cara Pemindahan Korban 17

    BAB III PENUTUP 22

    DAFTAR KEPUSTAKAAN

  • BAB IPENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangKegiatan Pertambangan adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan di lokasi yang

    berupa hutan, perbukitan, pantai dll. Kegiatan Pertambangan memiliki resiko yang cukuptinggi. Karena tidak seperti pekerjaan lainnya yang didukung oleh fasilitas yang menunjangkeselamatan pekerja, Kegiatan Pertambangan justru sangat rentan terjadinya kecelakaankarena memang kegiatan ini dilaksanakan ditempat yang telah dikondisikan sedemikian rupa,dan kondisi \ lainnya yang berpotensi menimbulkan bahaya dan juga mempersulit upayapenyelamatan bagi korban atau penderita.

    Meskipun bukan suatu hal yang diharapkan, kecelakaan (accident) memerlukan langkahantisipatif yang diantaranya dengan mengetahui atau mendiagnosa penyakit maupun akibatkecelakaan, penanganan terhadap korban dan evakuasi korban bila diperlukan. Hal inimemerlukan pengetahuan agar korban tidak mengalami resiko cidera yang lebih besar.

    1.2 Definisi

    Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadapkorban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkanperawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlahtindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuhdari penyakit yang dialami. Pertolongan Pertama biasanya diberikan oleh orang-orangdisekitar korban yang diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan terdekat.Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat sebab penanganan yang salah dapatberakibat buruk, cacat tubuh bahkan kematian.

    1.3 Rumusan Masalah

    a. Penanganan Patah Tulang ( Fraktur )

    b. Penyelamatan Darurat

    c. Penggunaan Pembalut Luka

    d. Pengangkutan Korban

  • BAB IIPEMBAHASAN

    2.1 Pengertian Patah Tulang ( Fraktur )

    Suatu patah tulang atau fraktur tulang terjadi ketika kekuatan yang diberikan terhadaptulang lebih kuat dari tulang dapat menanggung. Ini mengganggu struktur dan kekuatantulang, dan menyebabkan rasa sakit, hilangnya fungsi dan kadang-kadang pendarahan dancedera di sekitar lokasi.Suatu patah tulang atau fraktur tulang terjadi ketika kekuatan yangdiberikan terhadap tulang lebih kuat dari tulang dapat menanggung. Kerangka kita terdiri daritulang. Tulang adalah jenis jaringan ikat, diperkuat dengan kalsium dan tulang sel. Tulangmemiliki pusat yang lebih lembut, yang disebut sumsum, di mana sel-sel darah dibuat. Fungsiutama dari kerangka kita untuk mendukung tubuh kita, memungkinkan gerakan danmelindungi organ-organ internal kita.Ada berbagai jenis patah tulang. Beberapa lebih parahdaripada yang lain, tergantung pada kekuatan dan arah gaya, tulang tertentu yang terlibat, danusia seseorang dan kesehatan umum. Patah tulang umum meliputi pergelangan tangan,pergelangan kaki dan pinggul. Patah tulang panggul paling sering terjadi pada orang tua.Patah tulang memakan waktu sekitar empat sampai delapan minggu untuk menyembuhkan,tergantung pada usia dan kesehatan orang dan jenis istirahat.

    2.1.2 Jenis patah tulang

    Berbagai jenis fraktur meliputi:

    patah Tertutup (sederhana) patah tulang tidak menembus kulit patah Terbuka (gabungan) patah tulang menonjol keluar melalui kulit, atau luka

    mengarah ke situs fraktur. Infeksi dan perdarahan eksternal lebih mungkin Fraktur greenstick sesuatu yang kecil, retak ramping dalam tulang. Hal ini dapat

    terjadi pada anak-anak, karena tulang mereka lebih fleksibel dibanding tulang orangdewasa

    Fraktur lembut bentuk paling umum adalah mengalami cedera tulang kaki, seringterjadi di kaki atau kaki bagian bawah sebagai akibat dari tekanan berulang dariaktivitas seperti jogging atau berjalan

    Fraktur kompleks struktur sekitarnya patah tulang yang terluka. Mungkin adakerusakan pada vena, arteri atau saraf, dan ada juga mungkin cedera pada lapisantulang (periosteum)

    Fraktur kominuta tulang hancur menjadi potongan-potongan kecil. Jenis frakturrumit cenderung untuk menyembuhkan lebih lambat

    Fraktur avulsi otot bertumpu pada tulang dengan tendon, jenis jaringan ikat.Kontraksi otot yang kuat dapat merenggut tendon yang bebas dan menarik keluarpotongan-potongan tulang. Jenis fraktur lebih sering terjadi pada sendi lutut dan bahu

  • Fraktur kompresi terjadi ketika dua tulang dipaksa terhadap satu sama lain. Tulang-tulang tulang belakang, yang disebut vertebra, dapat memiliki jenis fraktur ini. Orangtua, terutama mereka dengan osteoporosis, berada pada risiko yang lebih tinggi.

    Tidak semua fraktur merupakan pada lengan atau kaki seseorang. Trauma pada kepala, dada,tulang belakang atau panggul bisa patah tulang seperti tengkorak dan tulang rusuk. Patahtulang ini semakin dipersulit dengan struktur tubuh yang mendasari yang tulang biasanyamelindungi. Beberapa patah tulang ini bisa sangat sulit untuk mengelola menggunakanprinsip pertolongan pertama hanya karena dapat mewakili cedera yang mengancam jiwa.Selalu mencari bantuan darurat jika Anda menduga jenis fraktur.

    2.1.3 Pertolongan pertama untuk patah tulang

    Beberapa hal yang mungkin di temukan pada patah tulang yaitu :

    - Terjadi perubahan bentuk pada anggota badan yang patah

    - Nyeri/Sakit pada daerah yang patah, kaku bila di tekan atau digerakan.

    - Ada sensasi tidak enak pada ujung tulang tubuh yang terluka.

    - Bengkak/Memar atau perubahan warna.

    - Ukuran panjang tulang berbeda dengan sisi yang tidak patah.

    - Pada beberapa kasus terdengar suara berderak/krepitasi pada daerah yang patah.

    - Pada Fraktur terbuka, terlihat bagian tulang yang patah pada luka.

    Apabila menemui gejala-gejala di atas, penanganan darurat yang dapat dilakukan adalah:

    1. Penolong dan korban jangan panik.

    2. Pastikan penderita tersebut bernafas, mendapat cukup ruang udara ( Tidakdikerumuni orang)

    3. Posisikan tidur terlentang.

    4. Gunting atau lepaskan pakaian si korban pada bagian yang patah, yangmenutupi/mengganggu pandangan si penolong.

    5. Lakukan pembidaian bila tidak terjadi perdarahan, untuk mencegah pergerakan ataupergeseran dari ujung tulang yang patah, mengurangi cedera baru di sekitar tulangyang patah, memberikan istirahat bagian tubuh yang patah, mengurangi nyeri.

  • 6. Bila terjadi perdarahan seperti pada patah tulang terbuka, tekanlah dengan keraspembuluh darah yang sedang mengeluarkan darah dengan menggunakanpembalut/kain kasa yang steril. Berikan ganjalan dibawah bidai untuk meninggikanbagian tubuh tersebut supaya bengakak dan perdarahan berkurang.

    7. Jika terlihat ada tulang yang menonjol keluar dari kulit, tutuplah dengan kasa sterildan pakaikan sebuah bidai.

    8. Anggota badan sebaiknya tetap/tidak berubah pada posisi sewaktu patah tulangterjadi.

    9. Bawa ke Rumah sakit terdekat.

    Pembidaian

    Penanganan patah tulang yang paling utama adalah dengan melakukan pembidaian.Pembidaian adalah berbagai tindakan dan upaya untuk mengistirahatkan bagian yang patah.

    Tujuan pembidaian

    1. Mencegah pergerakan/pergeseran dari ujung tulang yang patah.2. Mengurangi terjadinya cedera baru disekitar bagian tulang yang patah.3. Memberi istirahat pada anggota badan yang patah.4. Mengurangi rasa nyeri.5. Mempercepat penyembuhan

    Beberapa macam jenis bidai :

    1. Bidai keras.

    Umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik atau bahan lain yang kuatdan ringan. Pada dasarnya merupakan bidai yang paling baik dan sempurna dalamkeadaan darurat. Kesulitannya adalah mendapatkan bahan yang memenuhi syarat dilapangan.

    Contoh : bidai kayu, bidai udara, bidai vakum.

    1. Bidai traksi.

    Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya dipergunakanoleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah tulang paha.

    Contoh : bidai traksi tulang paha

  • 1. Bidai improvisasi.

    Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk penopang.Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan kemampuanimprovisasi si penolong.

    Contoh : majalah, koran, karton dan lain-lain.

    1. Gendongan/Belat dan bebat.

    Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai mitela (kain segitiga)dan memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan pergerakandaerah cedera.

    Contoh : gendongan lengan.

    Pedoman umum pembidaian

    Membidai dengan bidai jadi ataupun improvisasi, haruslah tetap mengikuti pedoman umum.

    1. Sedapat mungkin beritahukan rencana tindakan kepada penderita.

    2. Sebelum membidai paparkan seluruh bagian yang cedera dan rawat perdarahan bilaada.

    3. Selalu buka atau bebaskan pakaian pada daerah sendi sebelum membidai, bukaperhiasan di daerah patah atau di bagian distalnya.

    4. Nilai gerakan-sensasi-sirkulasi (GSS) pada bagian distal cedera sebelum melakukanpembidaian.

    5. Siapkan alat-alat selengkapnya.

    6. Jangan berupaya merubah posisi bagian yang cedera. Upayakan membidai dalam posisi ketikaditemukan.

    7. Jangan berusaha memasukkan bagian tulang yang patah.

    8. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang diukur lebih dulupada anggota badan penderita yang sehat.

    9. Bila cedera terjadi pada sendi, bidai kedua tulang yang mengapit sendi tersebut. Upayakanjuga membidai sendi distalnya.

    10. Lapisi bidai dengan bahan yang lunak, bila memungkinkan.

  • 11. Isilah bagian yang kosong antara tubuh dengan bidai dengan bahan pelapis.

    12. Ikatan jangan terlalu keras dan jangan longgar.

    13. Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sendi yang banyak bergerak, kemudian sendi atasdari tulang yang patah.

    14. Selesai dilakukan pembidaian, dilakukan pemeriksaan GSS kembali, bandingkan denganpemeriksaan GSS yang pertama.

    15. Jangan membidai berlebihan.

    2.2 Penyelamatan Darurat

    Semua yang dialami korban yang tidak tergologn dalam kecelakaan dimasukan dalamkelompok kedaruratan medis. Seseorang yang mengalami kasus medis mungkin juga dapatmengalami cedera sebagai akibat dari gejala gangguan fungsi tubuh yang terjadi misalnyakehilangan kesadaran lalu terjatuh sehingga terjadi suatu luka.

    Dalam penatalaksanaan Pertolongan Pertama kasus medis tidak banyak berbedaantara yang satu dengan yang lainnya. Hal yang paling penting adalah mengenalikedaruratannya, terutama secara dini. Kesimpulan mengenai keadaan yang dihadapi hampir80% diperoleh berdasarkan wawancara dengan penderita bila sadar, keluarganya atau saksimata dan sumber informasi lainnya. Dalam penatalaksanaan penderita yang paling pentingadalah menjaga jalan napas dan memantau tanda vital penderita secara teratur.

    2.2.1 Gejala dan tanda pada kedaruratan medis.

    Gejala dan tanda pada kedaruratan medis sangat beragam, khas maupun tidak khas.Perubahan yang tidak normal dari tanda vital penderita sudah mengarah pada kedaruratanmedis. Beberapa hal yang dapat diamati pada penderita yang mengarahkan kecurigaan kitapada adanya masalah medis adalah :

    Gejala :

    1. Demam

    2. Nyeri

    3. Mual, muntah

    4. Buang air kecil berlebihan atau tidak sama sekali

    5. Pusing, perasaan mau pingsan, merasa akan kiamat

  • 6. Sesak atau merasa sukar bernapas

    7. Rasa haus atau lapar berlebihan, rasa aneh pada mulut

    Tanda :

    1. Perubahan status mental (tidak sadar, bingung)

    2. Perubahan irama jantung : nadi cepat atau sangat lambat, tidak teratur, lemah atausangat kuat.

    3. Perubahan pernapasan: irama dan kualitas warna pada selaput lendir (pucat, kebiruan,terlalu merah)

    4. Perubahan keadaan kulit : suhu, kelembaban, keringat berlebihan, sangat kering,termasuk perubahan warna pada selaput lendir (pucat, kebiruan, terlalu merah)

    5. Manik mata : sangat lebar, atau sangat kecil

    6. Bau khas dari mulut atau hidung

    7. Aktivitas otot misalnya kejang atau kelumpuhan

    8. Gangguan saluran cerna : mual, muntah atau diare

    9. Tanda-tanda lainnya yang seharusnya tidak ada.

    Anggap semua keluhan penderita adalah benar. Bila penderita merasa tidak enak ataunyaman maka perlakukan sebagai kasus medis

    Beberapa gangguan medis yang umum ditemukan adalah :

    1. Pingsan (Syncope/collapse) :

    Terjadi karena peredaran darah yang ke organ otak berkurang, yang dapat terjadiakibat emosi yang hebat, berada dalam ruangan yang penuh orang tanpa udara segar yangcukup, letih dan lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga.

    Gejala dan tanda:

    1. Perasaan limbung.

    2. Pandangan berkunang-kunang dan telinga berdenging.

  • 3. Lemas, keluar keringat dingin.

    4. Menguap.

    5. Dapat menjadi tidak ada respon, yang biasanya berlangsung hanya beberapa menit.

    6. Denyut nadi lambat.

    Penatalaksanaan :

    1. Baringkan penderita dengan tungkai ditinggikan.

    2. Longgarkan pakaian.

    3. Usahakan penderita menghirup udara segar.

    4. Periksa cedera lainnya.

    5. Beri selimut, agar badannya hangat.

    6. Bila pulih, usahakan istirahatkan beberapa menit.

    7. Bila tidak cepat pulih, maka:

    - periksa napas dan nadi.

    - posisikan stabil.

    - bawa ke fasilitas kesehatan

    2. Paparan panas

    Panas dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Umumnya ada 3 macam gangguanyang terjadi:

    A. Kram panas

    Terjadi akibat kehilangan garam tubuh yang berlebihan melalui keringat.

    Gejala dan Tanda:

    1. Kejang pada otot yang disertai nyeri

    2. Tungkai dan perut.

    3. Kelelahan.

  • 4. Mual

    5. Mungkin pingsan

    Penatalaksanaan :

    1. Baringkan penderita di tempat teduh.

    2. Beri minum kepada penderita, bila perlu campur sedikit garam. JANGANMEMBUANG WAKTU UNTUK MENCARI GARAM.

    3. Rujuk ke fasilitas kesehatan.

    B. Kelelahan Panas

    Terjadi akibat kondisi yang tidak fit pada saat melakukan aktivitas di lingkungan yangsuhu udaranya relatif tinggi, yang mengakibatkan terganggunya aliran darah.

    Gejala dan tanda :

    1. Pernapasan cepat dan dangkal.

    2. Nadi lemah.

    3. Kulit teraba dingin, keriput, lembab dan selaput lendir pucat

    4. Pucat, keringat berlebihan.

    5. Lemah.

    6. Pusing, kadang tidak repon.

    Penatalaksanaan :

    1. Baringkan penderita di tempat yang teduh.

    2. Kendorkan pakaian yang mengikat.

    3. Tinggikan tungkai penderita sekitar 20 30 cm.

    4. Berikan oksigen bila ada.

    5. Beri minum bila penderita sadar.

    6. Rujuk ke fasilitas kesehatan.

  • Sengatan Panas

    Merupakan keadaan yang mengancam nyawa. Suhu tubuh menjadi terlalu tinggi danpada banyak kasus penderita tidak lagi berkeringat. Bila tidak diatasi dengan segera, maka selotak akan segera mati.

    Gejala dan tanda:

    1. Pernapasan cepat dan dalam.

    2. Nadi cepat dan kuat diikuti nadi cepat tetapi lemah.

    3. Kulit teraba kering, panas kadang kemerahan

    4. Manik mata melebar.

    5. Kehilangan kesadaran.

    6. Kejang umum atau gemetar pada otot.

    Penatalaksanaan :

    1. Turunkan suhu tubuh penderita secepat mungkin.

    2. Letakkan kantung es pada ketiak, lipat paha, dibelakang lutut dan sekitar mata kakiserta di samping leher.

    3. Bila memungkinkan, masukkan penderita ke dalam bak berisi air dingin dantambahkan es ke dalamnya.

    4. Rujuk ke fasilitas kesehatan.

    3. Paparan dingin (Hipotermia)

    Udara dingin dapat menyebabkan suhu tubuh menurun. Suhu lingkungan tidak perlusampai beku untuk mencetuskan hipotermia. Ada beberapa keadaan yang memperburukhipotermia yaitu faktor angin dan kekurangan makanan.

    Gejala dan tanda

    Hipotermia sedang :

    1. Menggigil.

    2. Terasa melayang.

  • 3. Pernapasan cepat, nadi lambat.

    4. Gangguan penglihatan.

    5. Reaksi mata lambat.

    6. Gemetar.

    Hipotermia berat :

    1. Pernapasan sangat lambat.

    2. Denyut nadi sangat lambat.

    3. Tidak ada respon.

    4. Manik mata melebar dan tidak bereaksi.

    5. Alat gerak kaku.

    6. Tidak menggigil.

    Penanganan hipotermia:

    Rawat penderita dengan hati hati, berikan rasa nyaman.

    1. Penilaian dini dan pemeriksaan penderita.

    2. Pindahkan penderita dari lingkungan dingin.

    3. Jaga jalan napas dan berikan oksigen bila ada.

    4. Ganti pakaian yang basah, selimuti penderita, upayakan agar tetap kering.

    5. Bila penderita sadar dapat diberikan minuman hangat secara pelan pelan.

    6. Pantau tanda vital secara berkala.

    7. Rujuk ke fasilitas kesehatan

  • 2.3 Penggunaan Pembalut Luka

    2.3.1 Definisi Pembalut

    Pembalutan adalah penutupan suatu bagian tubuh yang cedera dengan bahan tertentu dandengan tujuan tertentu.

    2.3.2 Tujuan

    Tujuan pembalutan meliputi satu atau lebih hal-hal berikut:

    1. Menahan sesuatu seperti: menahan penutup luka menahan pita traksi kulit menahan bidai menahan bagian tubuh yang cedera dari gerakan dan geseran (sebagai splint) menahan rambut kepala di tempat

    2. Memberikan tekanan, seperti terhadap : kecenderungan timbulnya perdarahan atau hematom adanya ruang mati (dead space)

    3. Melindungi bagian tubuh yang cedera.4. Memberikan support terhadap bagian tubuh yang cedera.

    2.3.3 Prinsip-prinsip pembalutan

    Balutan harus rapat rapi jangan terialu erat karena dapat mengganggu sirkulasi. Jangan terialu kendor sehingga mudah bergeser atau lepas. Ujung-ujung jari dibiarkan terbuka untuk merigetahui adanya gangguan sirkulasi. Bila ada keluhan balutan terialu erat hendaknya sedikit dilonggarkan tapi tetap rapat,

    kemudian evaluasi keadaan sirkulasi.

    Syarat-syarat pembalutan- Mengetahui tujuan yang akan dikerjakan mengetahui seberapa batas fungsi bagiantubuh tersebut dikehendaki dengan balutan.- Tersedia bahan-bahan memadai sesuai dengan tujuan pembalutan, bentuk besamyabagian tubuh yang akan dibalut.

    2.3.4 Macam-macam bahan pembalutan

    1. Pembalut segitiga (mitella)

    Terbuat dan kain tipis, lemas, kuat, biasanya berwama putih. Bentuk segitiga sama kaki-tegaklurus dengan panjang kaki-kakinya 90 cm 100 cm. (40 inch).Cara memakainya bisa dilebarkan atau dilipat-lipat sehingga berbentuk dasi (Cravat) atau

  • seperti kain pramuka.Terdapat 3 macam pembalut segitiga :

    a. Segitiga biasa,b. Segitiga plantenga,c. Segitiga funda,

    Penggunaannya bisa untuk pembalut biasa, tourniquet, penahan bidai atau penyangga (sling).Teknik Pembalutanb. Pembalut Segitiga

    1. Untuk kepala2. Untuk pembungkus kepala/penahan rambut3. Untuk fiksasi cedera tulang/sendi pada wajah4. Untuk pembalut mata/telinga/perdarahan temporal5. Untuk pembalut sendi bahu, sendi panggul6. Untuk pembalut punggung/dada, penyangga buah dada7. Untuk pembalut sendi siku/lutut/tumit/pergelangan tangan8. Untuk pembalut tangan/kaki9. Untuk penyangga lengan/bahu (sling)

    2. Pembalut pitaPembalut bentuk pita ada bermacam-macam :

    A. Pembalut kasa gulung,Biasanya untuk pembalut luka sederhana atau pembalut gips.Pembalut kasa dipakai

    bila diperlukan pembalut yang kaku dan kuat misalnya untuk penutup kepala, bidai, pembalutgips (saat ini jarang dipakai) . Disamping itu bisa juga dibuat dari kain katun atau kain flanel,dan seringkali dipakai untuk tujuan PPGD. Pembalut elastic Tersedia di toko dengan ukuran4 dan 6 inch. Bisa dipakai untuk berbagai tujuan: penahan, penekanan, pelindung danpenyangga, sehingga pemakaiannya sangat luas.B. Pembalut tricot

    Terdiri dari Rain seperti kain kasa sehingga agak elastik bagian tengahnya diisi kapassehingga berbentuk bulat panjang. Tersedia di toko dengan berbagai ukuran : 2, 4 , 6 dan 10inch. Pemakaiannya sebagai bebat, tekan, penahan, penyangga dan pelindung.Lain lainStocking elastik, terbuat dari bahan elastik dengan tekanan tertentu.Yang lain misalnyabaju elastik.Butterfly, terbuat dan plester kecil untuk merapatkan luka-luka kecil tanpadijahit. Pembalut Pita Pembalut gulung dapat dibuat dari kain katun, kain kasa, flanel,ataupun bahan yang elastik. Tetapi yang banyak dijual di apotik-apotik ialah yang terbuat darikain kasa. Keuntungan kain kasa ini ialah: mudah menyerap air atau darah dan tidakgampang bergeser sehingga mengendor.

    a. Untuk kepala dan wajahb. Untuk anggota badan berbentuk bulat panjangc. Untuk anggota badan berbentuk lonjongd. Untuk persendian)e. Beberapa metode lain-lain

  • 3. PlesterTerdiri dari pita berperekat, dipergunakan untuk :

    a. melekatkan kassa penutup lukab. untuk fiksasic. untuk adaptasi, mendekatkan tepi-tepi luka lama yang sudah bersih.Saat ini telah tersedia lembaran/anyaman berperekat yang tahan air (Hipafix). Untuk

    melekatkan penutup luka secara berkeliling dengan sedikit penekanan dan agak kedap air.Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi pada sendi yang terkilir, untukmerekatkan pada kelainan patah tulang. Cara pembidaian langsung dengan plester disebutstrapping. Plester dibebatkan berlapis-lapis dari distal ke proksimal dan untuk membatasigerakan perlu pita yang masing-masing ujungnya difiksasi dengan plester.Untuk menutupluka yang sederhana dapat dipakai plester yang sudah dilengkapi dengan kasa yangmengandung antiseptik (Tensoplast, Band-aid, Handyplast dsb).

    4. Pembalut Dasi (cravat)Merupakan mitella yang dilipat-lipat dari salah satu ujungnya sehingga berbentuk pita

    dengan kedua ujung-ujungnya lancip dan lebarnya antara 5-10 cm. Pembalut ini biasadipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau bagian kepala yang lain), rahang, ketiak,lengan, siku, paha, lutut, betis, dan kaki yang terkilir. Cara membalut:

    Bebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua ujungnya dapat diikatkan.Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor, dengan cara sebelum diikat arahnya salingmenarik Kedua ujung diikatkan secukupnya.

    5. Pembalut LainnyaSnelverband: pembalut pita yang sudah ditambah kasa penutup luka, dan steril. Baru

    dibuka saat akan digunakan, sering dipakai untuk menutup luka-luka lebar. Sofratulle: kasasteril yang sudah direndam dalam antibiotika. Digunakan untuk menutup luka-luka kecil.

    2.3.5 Prosedur Pembalutan:1. Perhatikan tempat atau letak bagian tubuh yang akan dibalut dengan menjawabpertanyaan ini: Bagian dari tubuh yang mana? (untuk menentukan macam pembalut yangdigunakan dan ukuran pembalut bila menggunakan pita) Luka terbuka atau tidak? (untuk perawatan luka dan menghentikan perdarahan) Bagaimana luas luka? (untuk menentukan macam pembalut) Perlu dibatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak? (untuk menentukan perludibidai/tidak?)

    2. Pilih jenis pembalut yang akan digunakan. Dapat satu atau kombinasi.3. Sebelum dibalut, jika luka terbuka perlu diberi desinfektan atau dibalut denganpembalut yang mengandung desinfektan. Jika terjadi disposisi/dislokasi perludireposisi. Urut-urutan tindakan desinfeksi luka terbuka: Letakkan sepotong kasa steril di tengah luka (tidak usah ditekan) untuk melindungi

  • luka selama didesinfeksi. Kulit sekitar luka dibasuh dengan air, disabun dan dicuci dengan zat antiseptik. Kasa penutup luka diambil kembali. Luka disiram dengan air steril untuk membasuhbekuan darah dan kotoran yang terdapat di dalamnya. Dengan menggunakan pinset steril (dibakar atau direbus lebih dahulu) kotoran yangtidak hanyut ketika disiram dibersihkan. Tutup lukanya dengan sehelai sofratulle atau kasa steril biasa. Kemudian di atasnyadilapisi dengan kasa yang agak tebal dan lembut. Kemudian berikan balutan yang menekan.Apabila terjadi pendarahan, tindakan penghentian pendarahan dapat dilakukan dengancara:

    Pembalut tekan, dipertahankan sampai pendarahan berhenti atau sampai pertolonganyang lebih mantap dapat diberikan. Penekanan dengan jari tangan di pangkal arteri yang terluka. Penekanan paling lama15 menit. Pengikatan dengan tourniquet.o. Digunakan bila pendarahan sangat sulit dihentikan dengan cara biasa.o. Lokasi pemasangan: lima jari di bawah ketiak (untuk pendarahan di lengan) danlima jari di bawah lipat paha (untuk pendarahan di kaki)o. Cara: lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki, sebelumnya dialasi dengan kainatau kasa untuk mencegah lecet di kulit yang terkena torniket. Untuk torniket kain,perlu dikencangkan dengan sepotong kayu.4. Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan: Dapat membatasi pergeseran/gerak bagian tubuh yang memang perlu difiksasi Sesedikit mungkin membatasi gerak bgaian tubuh yang lain Usahakan posisi balutan paling nyaman untuk kegiatan pokok penderita. Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya balutan berlapis, yang paling bawahletaknya di sebelah distal dan balutan tidak mudah lepas.

    2.4 Pengangkutan Korban ( Evakuasi )

    2.4.1 Pengertian

    1.Evakuasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu kelompok manusia yangmempunyai kemampuan untuk memindahkan penduduk dari tempat bencana/ terancambahaya ke tempat lain yang lebih aman untuk sementara waktu.2.Pemindahan korban adalah proses pemindahan korban dari tempat kejadian dengan atautanpa sarana angkutan guna mendapatkan pertolongan medis yang lebih memadai di tempatrujukan.

    2.4.2 MEKANIKA TUBUH

    Penggunaan tubuh dengan baik untuk memfasilitasi pengangkatan dan pemindahan korbanuntuk mencegah cedera pada penolong.

  • Cara yang salah dapat menimbulkan cedera. Saat mengangkat ada beberapa hal yang harusdiperhatikan :

    Rencanakan pergerakan sebelum mengangkat

    Gunakan tungkai jangan punggung

    Upayakan untuk memindahkan beban serapat mungkin dengan tubuh

    Lakukan gerakan secara menyeluruh dan upayakan agar bagian tubuh saling menopang

    Bila dapat kurangi jarak atau ketinggian yang harus dilalui korban

    Perbaiki posisi dan angkatlah secara bertahap

    Hal-hal tersebut di atas harus selalu dilakukan bila akan memindahkan atau mengangkatkorban. Kunci yang paling utama adalah menjaga kelurusan tulang belakang. Upayakan kerjaberkelompok, terus berkomunikasi dan lakukan koordinasi.

    Mekanika tubuh yang baik tidak akan membantu mereka yang tidak siap secara fisik.

    2.4.3 MEMINDAHKAN KORBAN

    Kapan penolong harus memindahkan korban sangat tergantung dari keadaan. Secaraumum, bila tidak ada bahaya maka jangan memindahkan korban. Lebih baik tangani ditempat.

    a. Pemindahan Darurat

    Pemindahan ini hanya dilakukan bila ada bahaya langsung terhadap korban

    Contoh situasi yang membutuhkan pemindahan segera:

    Kebakaran atau bahaya kebakaran

    Ledakan atau bahaya ledakan

    Sukar untuk mengamankan korban dari bahaya di lingkungannya :

    Bangunan yang tidak stabil

    Mobil terbalik

    Kerumunan masa yang resah

    Material berbahaya

  • Tumpahan minyak

    Cuaca ekstrim

    Memperoleh akses menuju korban lainnya

    Bila tindakan penyelamatan nyawa tidak dapat dilakukan karena posisi korban, misalnyamelakukan RJP

    Bahaya terbesar pada pemindahan darurat adalah memicu terjadinya cedera spinal. Inidapat dikurangi dengan melakukan gerakan searah dengan sumbu panjang badan danmenjaga kepala dan leher semaksimal mungkin

    2.4.4 Beberapa macam pemindahan darurat

    a. ManusiaManusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah pengangkut mempengaruhi caraangkut yang dilaksanakan.Bila satu orang maka penderita dapat:

    Dipondong : untuk korban ringan dan anak-anak Digendong : untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang Dipapah : untuk korban tanpa luka di bahu atas Dipanggul/digendong Merayap posisi miring

    Bila dua orang maka penderita dapat:Maka pengangkutnya tergantung cidera penderita tersebut dan diterapkan bila korban takperlu diangkut berbaring dan tidak boleh untuk mengangkut korban patah tulang leher atautulang punggung.

    Dipondong : tangan lepas dan tangan berpegangan Model membawa balok Model membawa kereta

    2. Alat bantu

    Tandu permanen Tandu darurat Kain keras/ponco/jaket lengan panjang Tali/webbing

    PersiapanYang perlu diperhatikan:

  • 1. Kondisi korban memungkinkan untuk dipindah atau tidak berdasarkan penilaiankondisi dari: keadaan respirasi, pendarahan, luka, patah tulang dan gangguanpersendian

    2. Menyiapkan personil untuk pengawasan pasien selama proses evakuasi3. Menentukan lintasan evakusi serta tahu arah dan tempat akhir korban diangkut4. Memilih alat5. Selama pengangkutan jangan ada bagian tuhuh yang berjuntai atau badan penderita

    yang tidak daolam posisi benar

  • BAB III

    PENUTUP

    Pertolongan Pertama adalah sebagai suatu tindakan antisipatif dalam keadaan daruratnamun memiliki dampak yang sangat besar bagi penderita atau korban. Kesalahan diagnosadan penanganan dapat mendatangkan bahaya yang lebih besar, cacat bahkan kematian. Satuhal yang perlu diingat adalah Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yangdiberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum sikorban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama(PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar sipenderita sembuh dari penyakit yang dialami. Serahkan penanganan selanjutnya (biladiperlukan) pada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Korps Sukarela PMI Unit UNSOED, Materi Latihan PP OSPEK, Purwokerto. 2006

    Pra dan Orientasi Shio Ular XX, Pertolongan Pertama di Alam Terbuka

    Wahyu Handoko, Arianto, Aku Seorang Pecinta Alam, Materi Pendidikan Dasar, Yogyakarta. 1992

    www. ALKES B alat pembalut.htm

    Aip Syarifuddin dan Muhadi. 1991. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

    Alsa, Asmadi. 2003. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Serta Kombinasinya dalamPenelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

    Gabe Mirkin dan Marshall Hoffman. 1984. Kesehatan Olahraga. Jakarta: PT GrafidianJaya.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Pertolongan_Pertama_Pada_Kecelakaan

    Mashoed dan Djonet Soetatmo. 1981. Massage olahraga, Pertolongan Pertama PadaKecelakaan dan Pendidikan Keselamatan. Jakarta: Departemen Pendidikan danKebudayaan.