my blog

30
my blog Home About Contact Beranda PROGRAM MENJAGA MUTU, PWS KIA DAN KOHORT Diposkan oleh ifana safitri on Rabu, 28 Januari 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang berkesinambungan, sistematis dan objektif dalam memantau dan menilai pelayanan yang diselenggarakan dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan, serta menyelesaikan masalah yang ditemukan untuk memperbaiki mutu pelayanan (Maltos and Keller, 1989). Pengukuran mutu kongkuren adalah pengukuran terhadap mutu layanan kesehatan, yang dilakukan selama layanan kesehatan di langsungan atau dselenggarakan. Pengukuran ini dilakukan melalui pengamatan langsung dan kadang-kadang perlu dilengkapi dengan peninjauan pada rekam medik, wawancara dengn pasien/ keluarga/ petugas kesehatan, dan mengadakan pertemuan dengan pasien/ keluarga/ petugas kesehatan. Yang termasuk dari konkuren, yaitu : PWS (Pemantauan Wilayah Setempat), KOHORT, MTBS(Manajement Terpadu Balita Sakit), dst.

Upload: ribka21

Post on 03-Feb-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

my

TRANSCRIPT

Page 1: my blog

my blog

Home About Contact

Beranda

PROGRAM MENJAGA MUTU, PWS KIA DAN KOHORT

Diposkan oleh ifana safitri on Rabu, 28 Januari 2015 BAB I

PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG

Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang berkesinambungan, sistematis dan

objektif dalam memantau dan menilai pelayanan yang diselenggarakan dibandingkan dengan

standar yang telah ditetapkan, serta menyelesaikan masalah yang ditemukan untuk

memperbaiki mutu pelayanan (Maltos and Keller, 1989).

Pengukuran mutu kongkuren adalah pengukuran terhadap mutu layanan kesehatan, yang dilakukan selama layanan kesehatan di langsungan atau dselenggarakan.  Pengukuran ini dilakukan melalui pengamatan langsung dan kadang-kadang perlu dilengkapi dengan peninjauan pada rekam medik, wawancara dengn pasien/ keluarga/ petugas kesehatan, dan mengadakan pertemuan dengan pasien/ keluarga/ petugas kesehatan.Yang termasuk dari konkuren, yaitu : PWS (Pemantauan Wilayah Setempat), KOHORT,

MTBS(Manajement Terpadu Balita Sakit), dst.

B.   TUJUAN

1.      Mempermudah mahasiswa dalam mempelajari program menjaga mutu

2.      Untuk mengetahui apa tujuan dari program menjaga mutu

3.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan program menjaga mutu konkuren

Page 2: my blog

BAB II

PEMBAHASAN

A.   Program Menjaga Mutu

1.      Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang berkesinambungan, sistematis dan objektif

dalam memantau dan menilai pelayanan yang diselenggarakan dibandingkan dengan standar

yang telah ditetapkan, serta menyelesaikan masalah yang ditemukan untuk memperbaiki

mutu pelayanan (Maltos and Keller, 1989).

2.      Program menjaga mutu adalah suatu upaya mengkaji secara periodik berbagai kondisi yang

mempengaruhi pelayanan, melakukan pemantauan terhadap pelayanan, serta menulusuri

keluaran yang dihasilkan, sedemikian rupa sehingga berbagai kekurangan dan penyebab

kekurangan dapat diketahui serta upaya perbaikan dapat dilakukan, kesemuanya untuk lebih

menyempurnakan taraf kesehatan dan kesejahteraan (Donabedian, 1980).

3.      Program menjaga mutu adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mengukur mutu

pelayanan yang diselenggarakan,  menganalisis berbagai kekurangan , menetapkan dan

melaksanakan tindakan perbaikan serta menilai hasil yang dicapai yang dilaksanakan secara

sistematis, berdaur ulang serta berdasarkan standar yang telah ditetapkan (Palmer, 1983).

4.      Program menjaga mutu adalah suatu proses untuk memperkecil kesenjangan antara

penampilan yang ditemukan dengan keluaran yang diinginkan dari suatu sistem, sesuai

dengan batas-batas teknologi yang dimiliki oleh sistem tersebut (Rueles & Frank, 1988).

5.      Program menjaga mutu adalah suatu upaya terpadu yang mencakup identifikasi dan

penyelesaian masalah yang diselenggarakan serta mencari dan memanfaatkan berbagai

peluang yang ada untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan (The American Hospital

Association, 1988).

6.      Program menjaga mutu adalah suatu program berlanjut yang disusun secara objektif dan

sistematik dalam memantau dan menilai mutu dan kewajaran pelayanan, menggunakan

berbagai peluang yang tersedia untuk meni ngkatkan pelayanan yang diselenggarakan serta

menyelesaikan berbagai masalah yang ditemukan (Joint Commossion on Acreditation of

Hospitals, 1988).

Page 3: my blog

7.      Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang terencana dan sistematis yang dipandang

perlu untuk dilakukan dalam rangka dapat dihasilkannya keluaran yang menyakinkan (Crout,

1974).

B.                           TUJUAN

  Tujuan Umum

Tujuan Umum Program Menjaga mutu adalah untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan.

  Tujuan Khusus

Tujuan khusus Program Menjaga Mutu dapat dibedakan atas lima macam yakni :

         Diketahuinya masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

         Diketahuinya penyebab munculnya masalah mut pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

         Tersusunnya upaya penyelesaian masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan

yang ditemukan

         Tersusunnya saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan.

C.   PENGUKURAN  MUTU KONKUREN

Pengukuran mutu kongkuren adalah pengukuran terhadap mutu layanan kesehatan, yang

dilakukan selama layanan kesehatan di langsungan atau dselenggarakan.  Pengukuran ini

dilakukan melalui pengamatan langsung dan kadang-kadang perlu dilengkapi dengan

peninjauan pada rekam medik, wawancara dengn pasien/ keluarga/ petugas kesehatan, dan

mengadakan pertemuan dengan pasien/ keluarga/ petugas kesehatan.

 pengamatan lagsung

pengamatan langsung dapat menghindarkan berbagai kesulitan yang berhubung dengan

rekontruksi kejadian hasil pemeriksaan pencatatan retrospektif dan dari jawaban terhadap

wawacancara atau koesioner. Pengamatan langsung mungkin merupakan satun -satunya cara

untuk melihat rincian penyelengaraan layanan kesehatan.

            Siapa yang menjadi pengamat memang sangat penting. Pengamatan langsung

terhadap aspek layanan kesehatan yang sangat teknis hampir tidak mungkin dilakukan oleh

orang yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang lanyanan kesehtan tersebut.

Sebaliknya , seorang peserta biasa dalam suatu kelompok layanan kesehatan yang sangat

Page 4: my blog

spesifik, mungkin tidak mampu melihat penyimpangan hal-hal yang sangt penting. Hal ini

disebabkan anggapan bahwa mereka mengetahui apa yang akan mereka lihat dan oleh karena

itu, lupa meperhatikannya.

`           adapun persaratan pengamat, antara lain:

         Harus mengerti terhadap apa yang diamati.

         Harus low profile tidak sok pintar

         Mempunyai latar belakang yang berhubungan dengan apa yang sedang diamati

         Harus dapat bersifat onjekti

Beberapa pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan telah mencoba memecahkan 

persoalan tersebut dengan melakukan pengamatan peer review atau ulas balik kesejawatan.

Artinya setiap petugas kesehatan akan menjadi pengamat pada tempat lain sedang pada

tempatnya sendiri petugas kesehatan itu akan diamati oleh sejawatnya yang datang dari

tempat lain. Dengan demikian, akan terjadi alih pengalaman dan hasil pencatatannya pasti

lebihakurat.

Suatu kesulitan dalam pengamatan langsung ialah berubahnya perilaku orang yang

sedang diamati. Dalam keranga jaminan mutu layanan kesehatn, petugas kesehatan yang

sedang diamati dimintak agar berperilaku yang terbaik. Kesulitan lain dalam melakukan

pengamatan langsung ialah penentuan apa dan kapan melakukan pencatatan. Jika pencatan

dibuat untuk suatu kejadian, sedang kejadiam lain segera terjadi, penctatan menjadi tidak

lengkap. Kesulitan ini dapat terpecahkan dengan membuat atau menentukan keriteria

sehimgapengamat dapat mengamti kejadian khusus tersebut.

Apabila kriteria tepat, kriteria dapat dinyatakan dengan cara lain dalam pertanyaan

sehingga dapat dijawab dengan “ya”, “tidak”, atau “tidak berlaku”. Akan sangat berguna jika

kriteria berisi dugaan berapa kali pengamatan itu akan dilakukan. Daftar tilik atau cheklist

merupakan salah satu alat yangdapat digunakan untuk memudahkan pengamatan selama

proses layanan kesehatan dilakukan.

Keuntungan pengamatan langsung, antara lain :

         Lebih cepat

         Bias retrospektif kurang

Kekurangan pengamatan langsung, antara lain :

         Terjadinya perilaku pura-pura atau kepalsuan

         Terjadinya bias pengamat karena ketidaktahuan

         Perlu keputusan tentang berapa kali pengamatan harus dilakukan

Page 5: my blog

         Pencatatan kurang akurat

Penentuan sampel

Semua tteknik pengukuran memerlukan sampel pengamatan. Berapa responden yang

harus diwawancarai? Berapa tenaga kesehatan yang harus diamati? Berapa pencatatan yang

harus dinilai?

Dengan demikian, sampel kelompok pasien dan petugas kesehatan harus dipilih

dengan teliti. Penentuan berapa besar sampel dapat dibaca dalam buku statistik, khususnya

statistik kesehatan ataukedokteran, tetapi hal-hal berikut perlu mendapat perhatian.

         Pertama, sampel yang terpilih harus bebas bias sehingga sampel sama atau hampir sama

dengan populasinya.

         Kedua, sampel harus menghasilkan ukuran dalam jumlah yang dapat dikerjakan secara

realistis atau mudah oleh kelompok. Tidak perlu membuat banyak kuesioner yang panjang

sehingga memerlukan banyak waktu untuk menganalisisnya. Sampel yang besar akan

mennjamin terwakilinya semua populasi, tetapi untuk memudahkan cukup digunakan sampel

yang kecil. Kelompok jaminan mutu layanan kesehatan akan menetukan besarnya sampel

agar kedua syarat tersebut dapat terakomodasi. Kelompok jaminan mutu layanan kesehatan

sebaiknya berkonsultasi dengan seseorang yang merupakan pakar dalam hal ini.

D.   YANG TERMASUK KONKUREN :

1.      PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak)

Pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak (PWS-KIA) adalah alat

manajemen program KIA untuk memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah

(puskesmas/kecamatan) secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat

dan tepat terhadap desa yang cakupan pelayanan KIA-nya masih rendah (Depkes, 1994).

TUJUAN :

         Tujuan Umum : meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA di wilayah kerja

puskesmas, melalui pemantauan cakupan pelayanan KIA di tiap desa secara terus menerus.

         Tujuan Khusus :

  Memantau cakupan pelayanan KIA yang dipilih sebagai indikator, secara teratur (bulanan) dan

berkesinambungan (terus menerus) untuk tiap desa.

  Menilai kesenjangan antara target yang ditetapkan dan pencapaian sebenarnya untuk tiap desa.

  Menentukan urutan desa prioritas yang akan ditangani secara intensif berdasarkan kan

besarnya kesenjangan antara target dan pencapaian.

Page 6: my blog

  Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersida dan yang dapat

digali.

  Membangkitkan peran pamong setempat dalam penggerakan sasaran dan mobilisasi sumber

daya.

BATASAN DAN INDIKATOR PEMANTAUAN

Batasan Indikator yaitu :

  Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional untuk ibu selama

masa kehamilannya sesuai standar 7T

  Deteksi dini kehamilan beresiko.

Bertujuan untuk menemukan bumil beresiko yang dapat dilakukan oleh kader, dukun bayi

dan tenaga kesehatan.

Kunjungan bumil

Kontak ibu hamil dengan tenaga profesional untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai

standar yang ditetapkan.

K1

Adakah kunjungan baru bumil yang pertama kali pada masa kehamilan.

K4

Adalah kontak bumil dengan nakes yang ke-4 atau lebih.

Kunjungan Neonatal (KN)

Kontak neonatal dengan nakes min 2X untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan

kesehatan neonatal baik di dalam maupun diluar gedung puskesmas.

KF

Adalah kunjungan bufas dengan tenaga kesehatan minimal 3X untuk mendapatkan pelayanan

dan pemeriksaan kesehatan bufas baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas, dengan

ketentuan sbb :

-          Kunjungan pertama kali ( hari 1-7 hari PP )

-          Kunjungan kedua kali pada hari ( 8 -28 hari PP )

-          Kunjungan ketiga kali pada hari ( 29 -42 hari PP )

Sasaran ibu hamil

Adalah jumlah semua ibu hamil di suatu wilayah dalam kurun waktu 1 tahun.

Ibu hamil beresiko

Adalah bumil yang mempunyai faktor resiko tinggi.

Page 7: my blog

INDIKATOR PEMANTAUAN

a.       Indikator pemantauan tehnisi

1.      Akses pelayanan antenatal ( cakupan K1 )

Digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan

progam dalam menggerakkan masyarakat. Dengan rumus :

Rumus :  Jumlah kunjungan baru (K1) bumil  X 100%

                Jumlah sasaran bumil dalam 1 th

Ket : jumlah sasaran ibu hamil dalam 1th dihitung berdasarkan jumlah perkiraan bumil dalam

1 wilayah tertentu,

2.      Cakupan K4

Dengan indikator ini dapat diketahui cakupan antenatal secara lengkap yang

menggambarkan tingkat perlindungan bumil di suatu wilayah.

Rumus :           jumlah kunjungan bumil ke-4 (K4) X100%

                        Jumlah sasaran bumil dalam 1 th

3.      Cakupan persalinan oleh nakes

Dapat di perkirakan proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan, serta

menggambarkan kemampuan managemen progam KIA dalam pertolongan persalinan secara

profesional.

Rumus :           jumlah persalinan oleh nakes                           X100%

                        Jumah sasaran persalinan dalam 1 th

4.      Deteksi bumil oleh masyarakat

Untuk mengukur tingkat kemampuan dan peran serta masyaraka dalam mendeteksi

dini bumil beresiko di suatu wilayah.

Rumus :

  Jumlah bumil yang dirujuk oleh dukun bayi/kader ke nakes X100%

            15 – 20 % jumlah sasaran bumil dalam 1 th

5.      Deteksi bumil beresiko tinggi oleh nakes

Dapat diperkirakan besarnya masalah yang dihadapi oleh program KIA dan harus di

tindak lanjuti dengan intervensi secara intensif.

Rumus :           jumlah ibu hamil baru dengan faktor resiko X100%

                                    Jumlah semua bumil dalam 1 th

6.      Cakupan pelayanan neonatus (KN) oleh nakes

Dapat di ketahui jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan neonatal serta

kemampuan dalam menggerakkan masyarakat untuk melakukan rujukan neonatal.

Page 8: my blog

Rumus :

Jml. Kunj bayi umur <1bulan mendapat pelyn oleh nakes X100%

            Juml. Sasaran bayi dlm 1 th

7.      Cakupan pelayanan nifas oleh nakes

Dapat diketahui jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu nifas.

Rumus :           juml. Pely ibu nifas oleh nakes min 3x   X100%

                        Jumlah sasaran ibu bersalin dlm 1 th

8.      Penanganan komplikasi obstetri

Dapat menunjukkan kemampuan sarana pelayanan kesehatan menangani kasus-kasus

kegawat daruratan obstetri pada ibu bersalin yangkemudian ditindak lanjuti dengan

kewenangan/dirujuk ketingkat pelayanan yang lebih tinggi.

Rumus :           juml. Kasus kegawat daruratan yg ditangani  X100%

                        15-20% jumlah sasaran ibu bersalin dlm 1 th

9.      Penanganan komplikasi neonatal

Kemampuan sarana pelayanan kesehatan dala menangani kasus – kasus kegawat

daruratan neonatal, yang kemudian di tindak lanjuti sesuai kewnanganannya/dirujuk

keyingkat pelayanan yang lebih tinggi.

10.  Cakupan pelayanan neonatus pertama (KN1)

Adalah persentase neonatus yang mendapatkan peayanan sesuai standar pada 6- 24

jam setelah lahir pada satu wlayah kerja dan kurun waktu tertentu.

Rumus :

Neonatus yg mendapatkan pely. 6-24 jam setelah lahir sesuai standar X100%

                        Jumlah sasaran bayi dlm 1 th

11.  Cakupan pelayanan kesehatan neonatus 0-28 hari (KN lengkap)

Adalah presentase neonatus yang mendapatkan pelayanan yang sesuai standar

sedikitnya 3X yaitu KN1,KN2,KN3 pada satu wilayah kerja atau kuru waktu tertentu.

Rumus :

Juml. Neonatus yg mendapatkan KN1,KN2,KN3 sesuai standar  X100%

            Jumlah sasaran bayi dalam 1 th

12.  Cakupan anak balita (12-59 bulan)

Adalah presentase anak balita yang memperoleh pelayanan sesuai standar.

Rumus :           cakupan pelayanan anak balita  X100%

Page 9: my blog

                        Julah anak balita dalam 1 th

13.  Pelayanan kesehatan anak balita sakit

Rumus :

jml. Anak balita yg sakit yg mendapatkan pelayanan sesuai standar X100%

jumlah anak nbalita dalam 1 th

14.  Cakupan pelayanan kesehatan bayi 29 hari- 12 bulan(kunjungan bayi)

Adalah prosentase bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna sesuai standar pada 1

wilayah kerja dan kurun waktu tertentu.

Rumus :

Jml. Bayi yg mendapatkan kunjungan bayi 1,2,3,4 sesuai standar X100%

            Jumlah anak balita dalam 1 th

15.  Peserta KB aktif

adalah peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai alat dan obat kontrasepsi

terus menerus hingga saat ini untuk menunda, menjarangkan kehamilan atau mengakhiri

kesuburan.

Rumus :           jumlah peserta KB aktif X100%

                        Jumlah PUS dlm 1 th

b.      Indikator Pemantauan non-teknisi

Ini di maksud untuk komunikasi dan motivasi kemajuan maupun masalah operasional

progam KIA kepada para penguasa diwilayah sehingga dimengerti dan mendapatkan bantuan

sesuai keperluan. Indikator tersebut disajikan setiap bulan menurut desa untuk menunjukan

desa yang telah maju dan tertinggal.

CARA MEMBUAT GRAFIK PWS KIA

Langkah-langkah dalam pembuatan grafik PWS KIA sbb :

1.      Pengumpulan data

Data diperoleh dari catatan bumil perdesaan, register kegiatan harian, register kohort ibu

dan bayi, kegiatan pemantauan bumil perdesaan, catatan posyandu, laporan dari

bidan/dr.praktek swasta, RS bersalin, dll.

Page 10: my blog

2.      Pengelolaan data

Sebagai contoh :

Pemantauan KIA dilakukan pada bulan juni 2008 maka data yang diperlukan :

         Cakupan komulatif perdesaan

         Cakupan bulan ini ( juni 2008 )

         Cakupan bulan lalu ( mei 2008)

Untuk penghitungan K1 dan K4. Rumus :

-          Perhitungan cakupan untuk K1

      Pencapaian komulatif perdesaan

Pencapaian cakupan komulatif K1 bumil perdesaan (januari-juni 2008)X100%

                Sasaran bumil perdesaan selama 1 th

         Pencapaian bulan ini

Pencapaian cakupan K1 bumil perdesaan bulan juni 2008 X100%

Sasaran bumil perdesaan selama 1 th

         Pencapaian bulan lalu

Pencapaian cakupan K1 bumil perdesaan bulan mei 2008 X100%

          Sasaran bumil perdesaan selama 1 th

-          Perhitungan indikator cakupan K4

         Pencapaian komulatif perdesaan

Pencapaian cakupan komulatif K4 bumil perdesaan(januari-juni2008) X100%

Sasaran bumil perdesa selama 1 th

         Pencapaian bulan ini

Pencapaian cakupan K4 bumil perdesa bulan juni 2008 X100%

Sasaran bumil perdesa selama 1 th

         Pencapaian bulan lalu

Pencapaian cakupan K4 bumil perdesa bulan mei 2008 X100%

Sasaran bumil perdesa selama 1 th

CARA MEMBUAT GRAFIK PWS KIA

Langkah-langkah dalam pembuatan grafik PWS KIA sbb :

Pengumpulan data

Data diperoleh dari catatan bumil perdesaan, register kegiatan harian, register kohort ibu

dan bayi, kegiatan pemantauan bumil perdesaan, catatan posyandu, laporan dari

bidan/dr.praktek swasta, RS bersalin, dll.

Page 11: my blog

Pengelolaan data

Sebagai contoh :

Pemantauan KIA dilakukan pada bulan juni 2008 maka data yang diperlukan :

         Cakupan komulatif perdesaan

         Cakupan bulan ini ( juni 2008 )

         Cakupan bulan lalu ( mei 2008)

Untuk penghitungan K1 dan K4. Rumus :

-          Perhitungan cakupan untuk K1

              Pencapaian komulatif perdesaan

Pencapaian cakupan komulatif K1 bumil perdesaan (januari-juni 2008)X100%

                Sasaran bumil perdesaan selama 1 th

         Pencapaian bulan ini

Pencapaian cakupan K1 bumil perdesaan bulan juni 2008 X100%

Sasaran bumil perdesaan selama 1 th

         Pencapaian bulan lalu

Pencapaian cakupan K1 bumil perdesaan bulan mei 2008 X100%

          Sasaran bumil perdesaan selama 1 th

-          Perhitungan indikator cakupan K4

         Pencapaian komulatif perdesaan

Pencapaian cakupan komulatif K4 bumil perdesaan(januari-juni2008) X100%

Sasaran bumil perdesa selama 1 th

         Pencapaian bulan ini

Pencapaian cakupan K4 bumil perdesa bulan juni 2008 X100%

Sasaran bumil perdesa selama 1 th

         Pencapaian bulan lalu

Pencapaian cakupan K4 bumil perdesa bulan mei 2008 X100%

Sasaran bumil perdesa selama 1 th

PENGGAMBARAN GRAFIK PWS KIA

Langkah-langkah :

a.       Menentukan target rata-rata perbulan untuk menggambarkan skala pada garis vertikal atau

sb.Y

Misalnya: target cakupan bumil K1 dalam 1 tahun di tentukan 90% (garis a) maka sasaran

rata-rata tiap bulan adalah :

Page 12: my blog

 90   % =7,5%

12 bulan

Maka sasaran pencapaian komulatif sampai dengan bulan juni adalah: ( 6 X 7,5%) = 45%

( garais b )

b.      Masukkan hasil perhitungan pencapaian komulatif bumil baru sampai dengan bulan juni

kedepan lajur presentasi komulatif secara berurutan sesuai peringkat

(50%,44%,42%,35%,25%). Pencapaian tertinggi disebelah kiri dan terendah disebelah kanan,

sedangkan pencapaian untuk puskesmas dimasukkan dalam kolom terakhir.

c.       Isilah nama-nama desa bersangkutan pada lajur desa sesuai peringkat dan gambaran grafik

pencapaian komulatif bumiol baru pada kolom diatasnya pada bentuk grafik balok.

d.      Masukkan hasil perhitungan pencapaian bulan ini (juni) dan pencapaian bulan lalu (mei)

untuk masing-masing desa yang bersangkutan. Perhoitungan tersebut berlaku juga untuk

pencapaian puskesmas.

e.       Lajur tren diisi dengan gambar anak panah bila prosentase tercapai bulan ini lebih besar

daripada pencapaian bulan lalu, maka anak panah di gambarkan ke atas (á). Sedangkan

presentasi pencapaian bulan ini lebih rendah dibandingkan dengan presentasi tercapai bulan

lalu maka anak panah di gambarkan kebawah (â). Bila presentase pencapaian bulan ini sama

dengan presentase pencapaian bulan lalu maka digambarkan dengan tanda (-).

4 MACAM STATUS CAKUPAN DESA :

1.      Status baik

Adalah desa / kelurahan dengan cakupan target yang ditetapkan pada bulan ini dan

mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang meningkat atau tetap jika dibandingkan

dengan cakupan bulan lalu.

2.      Status kurang baik

Adalah desa dengan cakupan di atas target bulan ini, namun mempunyai

kecenderungan cakupan bulan yang menurun jika dibandingkan dengan cakupan bulan lalu.

3.      Status cukup

Adalah desa/kelurahan dengan cakupan di bawah bulan ini namun mempunyai

kecenderungan cakupan bulanan yang meningkat jika dibandingkan dengan bulan lalu.

4.      Status jelek

Adalah desa dengan cakupan dibawah bulan ini dan mempunyai kecenderungan cakupan

bulanan yang menurun dibandingkan dengan bulan lalu.

Page 13: my blog

2.      KOHORT

Register kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas, neonatal, bayi dan

balita.

TUJUAN :

Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan ibu dan neonatal yang terdeteksi di rumah

tangga yang teridentinfikasi dari data bidan.

JENIS REGISTER KOHORT

1.      KOHORT IBU

a. Register kohort ibu

            Merupakan sumber data pelayanan ibu hamil dan bersalin, serta keadaan/resiko yang

dipunyai ibu yang di organisir sedemikian rupa yang pengkoleksiaannya melibatkan kader

dan dukun bayi diwilayahnya setiap bulan yang mana informasi pada saat ini lebih

difokuskan pada kesehatan ibu dan bayi baru lahir tanpa adanya duplikasi informasi.

b.  Register kohort bayi

Merupakan sumber data pelayanan kesehatan bayi, termasuk neonatal.

c.  Register kohort balita

Merupakan sumber data pelayanan kesehatan balita, umur 12 bulan sampai dengan 5

tahun. Pendataan suatu masyarakat yang baik bilamana dilakukan oleh komponen yang

merupakan bagian dari komunitas masyarakat bersangkutan, karena merekalah yang paling

dekat dan mengetahui situasi serta keadaan dari masyarakat tersebut. Sumber daya

masyarakat itu adaIah Kader dan dukun bayi serta Tokoh masyarakat

Bersama-sama dengan Bidan desa, pendataan ibu hamil, ibu bersalin, neonatal, bayi

dan balita dapat diIakukan. Dengan mendata seluruh ibu hamil yang ada di suatu komunitas

tanpa terIewatkan yang dilakukan oleh kader dan dukun bayi kemudian bidan desa

memasukan seluruh data ibu hamil ke dalam kohort yang telah disediakan di Pusesmas,

sehingga data yang ada di desa pun dimiliki puskesmas.

Dengan Puskesmas juga memiliki data dasar, bidan desa dan Puskesmas dalam hal ini

bidan puskesmas dan timnya dapat memonitor dan mengikuti setiap individu yang ada

didaerah tersebut.Dengan puskesmas memiliki seluruh data ibu hamil dan bidan desa

memberikan pemeriksaan seluruh ibu hamil tanpa melihat apakah ibu hamil lersebut

mempunyai faktor resiko atau tidak, sehingga dapat menyelamatkan jiwa ibu dan anak yang

dikandung.

Page 14: my blog

3. CARA PENGISIAN KOHORT IBU

Kolom

1. Di isi nomer urut

2. Di isi nomer indeks dari famili folder

3. Diisi nama ibu hamil

4. Diisi nama suami ibu hamil

5. Diisi alamat ibu hamil

6. Diisi umur ibu hamil

7. Diisi umur kehamilan pada kunjungan pertama dalam minggu/tanggal HPL

8. Faktor resiko : diisi v ( rumput) untuk umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35

tahun

9. Paritas diisi Gravidanya

10. Diisi bila jarak kahamilan < 2 tahun

11. Diisi bila BB ibu < 45 kg, lila < 23,5 cm

12. Diisi bila TB ibu < 145 cm

13. sd 17 Resiko tinggi : diisi dengan tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko tinggi, HB

diperiksa dan ditulis hasil pemeriksaannya

18. Pendeteksian faktor resiko : diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko tinggi oleh

tenaga kesehatan.

19. Diisi diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko tinggi oleh Non NAKES.

 20. sd 22 diisi tanggal immunisasi sesuai dengan statusnya.

            23. sd 34 diisi umur kehamilan dalam bulan kode pengisian sebagai berikut :

 K I :Kontak pertama kali dengan tenaga kesehatan dimana saja pada kehamilan I s/d 5 bulan

dengan rambu-rambu O dan secara langsung juga akses dengan rambu-rambu ◙. K4 :

Kunjungan ibu hamil yang keempat kalinya.

 Untuk memperoleh K4 dapat memakai rumus 1-1–2 atau 0-2-2 dengan rambu-rambu Δ

Perhatian: K4 tidak boleh rada usia kehamilan 7 bulan

Pada ibu hamil pertama kali kunjungan pada usia kehamilan 5 bulan pada bulan berikutnya

yaitu 6 bulan harus berkunjung atau dikunjungi agar tidak kehilangan K4. Pada ibu hamil

yang awalnya periksa diluar kota, dan pada akhir kehamilannya periksa di wilayah kita

karena untuk melahirkan dan penduduk setempat bisa mendapatkan K1, K4 dan sekaligus

Akses apabila ibu tersebut dapat menunjukan pemeriksaan dengan jelas Akses :Kontak

pertama kali dengan tenaga kesehatan tidak memandang usia kehamilan dengan rambu-

rambu Ο

Page 15: my blog

35. Penolong Persalinan, diisi tanggal penolong persalinan tenaga kesehatan

36. Diisi tanggal bila yang menolong bukan nakes.

37. Hasil akhir Kehamilan : Abortus diisi tanggal kejadian abortus

38. Diisi lahir mati

39. Diisi BB bila BBL < 2500 gram

 40. Diisi BB bila BBL > 2500 gram

41. Keadaan ibu bersalin,di beri tanda v bila sehat

42. Dijelaskan sakitnya

43. Diisi sebab kematiaannya

44. Diisi v (rumput)

45. Diisi apabila pindah, atau yang perlu diterangkan

4. KOHORT BAYI

Merupakan sumber data pelayanan kesehatan bayi, termasuk neonatal.

CARA PENGISIAN REGISTER KOHORT BAYI

Kolom Keterangan

1 Diisi nomor urut. Sebaiknya nomor urut bayi disesuaikan dengan nomor urut ibu pada

register kohort ibu.

2 Disi nomor indeks dari Family Folder

3-7 Jelas

8-10 Diisi angka berat bayi lahir dalam gram dan diisi tanggal pemeriksaan neonatal oleh

tenaga kesehatan

11 Diisi tanggal pemeriksaan post neonatal oleh petugas kesehatan

12-23 Diisi hasil penimbangan bayi dalam kg dan rambu gizi yaitu : N = naik, T = turun, R =

Bawah garis titik¬ – titik (BGT), BGM = Bawah garis merah

24-35 Diisi tanggal bayi tersebut mendapat immunisasi

36 Diisi tanggal bayi ditemukan meninggal.

37 Diisi penyebab kematian bayi tersebut

38 Diisi bila bayi pindah atau ada kolom yang perlu keterangan.

Setiap bulan data di kohort di rekap kedalam suatu laporan yang disebut dengan PWS

KIA atau Pemantauan wilayah setempat yaitu alat manajemen program KIA untuk memantau

cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah (puskesmas kecamatan) secara terus menerus agar

Page 16: my blog

dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap desa yang cakupan pelayanan

KIA nya masih rendah.

Penyajian PWS-KIA juga dapat dipakai sebagai alat motivasi dan komunikasi kepada

sektor terkait, khususnya Pamong setempat yang berperan dalam pendataan dan penggerakan

sasaran agar mendapatkan pelayanan KIA dan membantu memecahkan masalah nonteknis,

sehingga semua masalah ibu hamil dapat tertangani secara memadai, yang pada akhimya AKI

dan AKB akan turun sesuai harapan.

5. KOHORT BALITA

Cara pengisian register kohort balita

Kolom

1.Diisi nomor urut.Sebaiknya nomor urut bayi disestiaikan dengan nomor urut ibll pada

register kohort ibu.

2.Diisi nomor induks dari family folder

3.sd 7 jelas

8.sd 31 dibagi 2,diisi hasil penimbangan dalam kg dan rambu gizi 32 sd 35 diisi tanggal

pemberian vit A bulan februari dan agustus

36.Diisi tanggal bila ditemkan sakit

38.Diisi tanggal meninggal

39.Diisi sebab meninggal

40.Diisi tanggal bila ditemukan kelainan tumbuh kembang

41.Diisi jenis kelainan tumbuh kembang

42.Diisi bila ada keterangan penting tentang balita tersebut

Setiap bulan data di kohort di rekap kedalam suatu laporan yang disebut dengan PWS

KIA atau pemantauan wilayah setempat yaitu alat manajemen program KIA atau memantau

cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah (puskesmas kecamatan)secara terus-menerus agar

dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat  terhadap desa yang cakupan pelayanan

KIA nya masih rendah.

Penyajian  PWS-KIA juga dapat dipakai sebagai alat motivasi dan komunikasi kepada

sektor terkait,khususnya Pamong setempat yang berperan dalam pendataan dan penggerakan

sasaran agar mendapatkan pelayanan KIA dan membantu memecahkan masalah

Page 17: my blog

nonteknis,sehingga semua masalah ibu hamil dapat tertangani secara memadai,yang pada

akhirnya AKI dan AKB akan turun sesuai harapan.

3.      MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS)

MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) adalah set modul yang menjelaskan secara

rinci cara menerapkan proses keterpaduan pelayanan dalam menangani balita sakit yang

datang ke fasilitas rawat jalan. Keterpaduan pelayanan tidak hanya kuratif, tetapi promotif

dan preventif.

WHO/UNICEF pada tahun 1992 memperkenalkan konsep IMCI/MTBS yang meliputi

pedoman pengobatan malaria, pedoman tata laksanan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA),

pedoman penanganan diare, pedoman penanganan demam berdarah dengue (DBD), dan lalin-

lain yang diterapkan melalui MTBS sehingga penatalaksanaannya lebih komprehensif dan

efisien.

Ada 3 komponen dalam penerapan strategiMTBS yaitu:

1.Komponen I : meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita

sakit (dokter, perawat, bidan, petugas kesehatan)

2.Komponen II : Memperbaiki sistem kesehatan agar penanganan penyakit pada balita lebih

efektif

3.   Komponen III : Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan

upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan keluarga dan

masyarakat, yang dikenal sebagai “Manajemen Terpadu Balita Sakit berbasis masyarakat”).

Untuk keberhasilan penerapan MTBS, proporsi penekanan pada ketiga komponen harus sama

besar.

Proses manajemen kasus disussun dalam beberapa langkah sebagai berikut :

1.      Menilai anak usia 2-5 bulan atau bayi muda usia 1minggu sampai 2 bulan dan melakukan

anamnesis dan pemeriksaan fisik

2.      Membuat klasifikasi kategori untuk menentukan tindakan

3.      Menentukan tindakan

4.      Mengobati dengan membuat resep, cara memberi obat, dan tindakan yang lain yang perlu

dilakukan

5.      Memberi konseling bagi ibu

6.      Memberi pelayanan tindak lanjut

Page 18: my blog

Memilih bagan manajemen kasus harus tepat, yaitu setiap fasilitas kesehatan

mempunyai prosedur penerimaan rawat jaln, gawat-darurat/tindakan, KB/KIA atau imunisasi

yang setiap fasilitas kesehatan mempunyai prosedur pendaftaran pasien. Jika belumada,

tentukan dahulu kelompok usia anak.

1 komentar:

Puskesmas Sembung mengatakan...

Mohon ijin share ya...tks

22 September 2015 07.54

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Profil Facebook

Ifana Safitri

Create Your Badge

SOSMED

Follow us on Facebook Follow us on Twitter Follow us on Google+ Follow us on Pinterest Subscribe with RSS

+ Get Widget

Page 19: my blog

Blog Archive

Pages

Beranda

MY TIME

Diberdayakan oleh Blogger.

Follow by Email

Popular Posts

Upaya Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif dalam kesehatan

UPAYA PROMOTIF DAN PREVENTIF MENURUT LEAVEL DAN CLARK A.     Promosi Kesehatan dalam Teori Promosi kesehatan berasal dari kata dalam...

Pemeriksaan Protein Urine dan Glukosa Urine

BAHAN AJAR A.       PROTEIN URINE 1.         Pengertian Protein dan urine Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,...

KONSEP DASAR ASUHAN KEHAMILAN / ANTENATAL CARE (ANC)

KONSEP DASAR ASUHAN KEHAMILAN / ANTENATAL CARE (ANC) A.     PENDAHULUAN Tujuan utama asuhan antenatal (perawatan semasa kehamilan...

PROGRAM MENJAGA MUTU, PWS KIA DAN KOHORT

BAB I PENDAHULUAN A.    LATAR BELAKANG Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang berkesinambungan, sistematis dan objektif dalam m...

Silabus Askeb Kehamilan Terbaru

SILABUS MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN Jurusan/Prodi : Kebidanan/DIII Kebidanan Mata Kuliah                 ...

Page 20: my blog

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

BAHAN AJAR untuk Dosen Kebidanan A.       Latar Belakang Kondisi kesehatan ibu dan anak di Indonesia saat ini masih sangat penting untu...

Dokumentasi Kebidanan pada Bayi dan balita dengan Tumbuh Kembang

RANCANGAN FORMAT PENDOKUMENTASIAN SOAP PADA BAYI DAN BALITA DENGAN TUMBUH KEMBANG NORMAL Dalam pendokumentasian Tumbuh kembang meliputi...

Peran dan Fungsi Pembimbing Klinik

Clinical Instructure Pengertian Pembimbing Klinik/ Clinical Instructure adalah perawat yang terpilih, perawat yang ahli dalam prakt...

Kesehatan Reproduksi

A.   Definisi Kesehatan Reproduksi 1.     Definisi Sehat Pengertian sehat menurut WHO ( 1992 ) adalah suatu keadaan yang sempurna baik...

Kesehatan Reproduksi, Definisi, Tujuan, dan Alat Reproduksi Manusia

KESEHATAN REPRODUKSI A.   Definisi Kesehatan Reproduksi 1.     Definisi Sehat Pengertian sehat menurut WHO ( 1992 ) adalah suatu kead...

Followers

More Than About Me

ifana safitri Lihat profil lengkapku

Fish

 Copyright 2009 my blog All rights reserved | Powered by Blogger Distributed by: best blogger template ever free blogger template xml code | best vpn app for android best vpn solution Wordpress Theme by EZwpthemesSponsored by Otis Jones da