musyarakah
TRANSCRIPT
Oleh :
Muhammad Yusuf
M Rizki Al-jundy
Kamis, 27 Februari 2014
Mengenal Produk Musyarakah pada
Bank Islam
Materi pembahasan
• Pendahuluan + Pemutaran Vidio
• Pengertian Akad Musyarakah
• Rukun dan Syarat Musyarakah
• Landasan Hukum
• Pembagian Akad Musyarakah
• Praktek Musyarakah Pada IB
• Musyarakah Mutanaqishah
• Manfaat Musyarakah Buat IB
• Kesimpulan
• Allah menciptakan manusia makhluk yang
berinteraksi sosial dan saling membutuhkan satu
sama lainnya.
• Dalam musyarakah, dapat ditemukan aplikasi
ajaran islam tentang ta’awun (gotong royong),
ukhuwah (persaudaraan) dan keadilan.
• Dengan berkumpulnya dua jenis orang ini
diharapkan dapat memaksimalkan pengembangan
harta dengan pertambhan Modal.
“Untuk itulah Islam memperbolehkan syarikat”
Pendahuluan
Pengertian
Secara etimologi:
Al-Musyarakah atau “Asy-Syirkah” berarti “percampuran”
atau percampuran antara sesuatu dengan yang lainnya.
Secara terminology :
“akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu
usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan
konstribusi dana (atau amal/expertise) dengan kesepakatan
bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama
sesuai kesepakatan. “
Para Ulama berbeda dalam memberikan pengertian
Musyarakah itu diantaranya ialah:
Hanafiah: akad yang dilakukan oleh dua orang yang
bersyirkah (bekerjasama) dalam modal dan keuntungan
Malikiah: suatu keizinan untuk bertindak secara hukum
bagi dua orang yang bekerjasama terhadap harta mereka
Syafi’iyah: ketetapan hak atas sesuatu bagi dua orang –
atau lebih- yang melakukan kerjasama dengan cara yang
diketahui (masyhur)
Hanabilah: al-musyarakah adalah berkumpul (sepakat)
dalam suatu hak dan perbuatan/tindakan
Mankiw et al. Principles of Microeconomics, 2nd Canadian Edition Chapter 14: Page 5
Rukun Akad Musyarakah
Rukun Akad Musyarakah atau Unsur – unsur yang harus ada
dalam akad musyarakah ialah:
• Pelaku terdiri dari para mitra
• Porsi kerjasama (berupa modal dan kerja)
• Objek musyarakah (Proyek/Usaha)
• Ijab qabul
• Nisbah keuntungan (bagi hasil)
Syarat Akad Musyarakah
Syarat Akad Musyarakah atau ketentuan syariah dalam
musyarakah:
1. Pelaku mitra harus cakap hukum dan baligh
2. Objek musyarakah, harus ada :
Modal
Jika modal berbentuk aset, harus terlebih dahulu dinilai dengan
tunai dan disepakati oleh para mitra.
Porsi Kerjasama
merupakan dasar pelaksanaan musyarakah Setiap mitra bekerja atas
dirinya atau mewakili mitra’
Meskipun porsi mitra yang satu dengan yang lainnya tidak harus sama.
Syarat Akad Musyarakah
3. Ijab qabul
Ijab qabul disini adalah pernyataan tertulis dan ekspresi
saling ridha antara para pelaku akad.
4. Nisbah
- Pembagian keuntungan harus disepakati oleh para mitra.
- Perubahan nisbah harus disepakati para mitra.
- Keuntungan yang dibagi tidak boleh menggunakan nilai
proyeksi akan tetapi harus menggunakan nilai realisasi
keuntungan.
#ketentuan yang lain juga bisa dilihat pada FATWA
DEWAN SYARI’AH NASIONAL NO: 08/DSN-MUI/IV/2000
Tentang PEMBIAYAAN MUSYARAKAH
Landasan Hukum Akad
Musyarakah
Firman Allah QS. Shad [38]: 24
ن الخلطاء ليبغي بعضهم على بعض إل الاا وللي وإن كثيرا م ا هم الين مو ا وعلل ا ال م
Hadits Rasulullah SAW
بينهماانا ثالث شريكين مالم يخن احدهما صاحبه فاذا خانه خرجت من
Al-Ijma’ (Konsensus)
Para tokoh ulama sepanjang zaman telah melakukan ijma’
(consensus) terhadap akad Musyarakah, karena kebutuhan
manusia terhadap hal tersebut jelas terlihat
Secara rasio
setiap individu atau golongan tertentu sangat memerlukan
adanya transaksi musyarakah (kegiatan partnership dengan
yang lainnya) baik dalam aktifitas perdagangan atau investasi
guna terwujudnya saling manfaat antara satu sama lain
Pembagian Musyarakah
secara garis besar terbagi dalam dua pembagian,
yaitu berupa:
1. Syirkat al-amlak (musyarakah pemilikan) yaitu
persekutuan (kerjasama partnership) antara dua
orang atau lebih dengan salah satu sebab
kepemilikan.
2. Syirkat al-’uqud (musyarakah akad/kontrak) yaitu
akad kerjasama antara dua orang atau lebih dan
bersepakat untuk berserikat dalam modal dan
keuntungan dan merupakan salah satu jenis
transaksi yang dikenal dalam transaksi akad
Tijarah
“Syirkat al-’uqud” (akad musyarakah /kontrak)
ulama membagi Musyarakah kedalam 5 Jenis, yaitu :
1. Musyarakah Mufawadah
2. Musyarakah al-‘Inan
3. Musyarakah Al-abdan
4. Musyarakah Wujuh
5. Musyarakah Mudharabah
Musyarakah Mufawadah adalah transaksi
kerjasama antara dua orang atau lebih, dengan
porsi dana (modal) yang sama dan berpartisipasi
dalam kerja/usaha, masing-masing setiap pihak
membagi keuntungan dan kerugian secara sama.
kata “mufawadah” adalah “musawah”
1
Skema Musyrakah mufawadah
Pengusaha 1 Pengusaha 2
Modal X Modal X
usaha
Laba/Rugi
Bagi hasil sesuai Kesepakatan
Musyarakah al-‘Inan adalah kontrak
Kerjasama antara dua orang atau lebih
dengan porsi dana yang tidak mesti sama,
sesuai dengan kesepakatan mereka.
2
Skema Musyrakah Al-’inan
Pengusaha 1 Pengusaha 2
Modal Xx Modal Yy
usaha
Laba/Rugi
Bagi hasil sesuai Kesepakatan
Musyarakah Al-Abdan adalah kontrak kerja sama
antara dua orang seprofesi untuk menerima
pekerjaan secara bersama dan berbagi
keuntungan, seperti kerjasama para dokter,
advokasi, dan kerjasama seprofesi lainnya.
Kerjasama ini sering juga disebut “syarikah al-
amal” atau “syarikah ash-shanâi’”.
3
Skema Musyrakah Al-‘abdan
Pengusaha 1 Pengusaha 2
Profesionalisme Profesionalisme
usaha
Laba/Rugi
Bagi hasil sesuai Kesepakatan
Musyarakah Wujuh adalah kontrak
kerjasama antara dua orang atau lebih yang
tidak memiliki modal, namun memiliki
“reputasi dan prestise baik” atau ahli dalam
bisnis. Dengan reputasi dan prestise itu, ia
membeli barang dengan bentuk kredit lalu
menjualnya secara tunai.
4
Skema Musyrakah Wujuh
Pengusaha 1 Pengusaha 2
Dana Kredibilitas
usaha
Laba/Rugi
Bagi hasil sesuai Kesepakatan
Syirkah Mudharabah adalah syirkah dua pihak
atau lebih dengan ketentuan, satu pihak
menjalankan kerja (amal) sedangkan pihak lain
mengeluarkan modal (mal).
(An-Nabhani, 1990: 152)
5
Skema Musyrakah
Mudharabah
Pemilik Usaha Pemilik Modal
Profesionalisme Modal 100%
usaha
Laba/Rugi
Bagi hasil sesuai Kesepakatan
Praktek Akad Musyarakah dalam
Perbankan
• Dalam “pembiayaan proyek”, al-musyarakah
biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek,
dimana nasabah dan bank sama-sama
menyediakan dana untuk proyek tersebut.
• Jenis usaha yang dapat dibiayai antara lain
perdagangan, industri/manufacturing, usaha atas
dasar kontrak, dan lain-lain berupa modal kerja
dan investasi.
Musyarakah mutanaqishah adalah musyarakah atau
syirkah yang kepemilikan aset (barang) atau modal
salah satu pihak (syarik) berkurang disebabkan
pembelian secara bertahap oleh pihak lainnya.
Kesimpulan
• Secara umum, inti musyarakah dapat kita pahami
sebagai suatu usaha kerja sama dari dua pihak
atau lebih terhadap suatu proyek untuk
menghasilkan keuntungan dengan kesepakatan
dalam kontrak
• Prinsip bagi hasil dalam mudharabah/musyarakah
ini berbeda dengan prinsip bunga tetap, dimana
bank akan menagih penerima pembiayaan
(nasabah),sekalipun merugi (krisis ekonomi)