mulijanto, tugas jurusita(1)

28
 TUGAS JURUSITA PENGADILAN NEGERI DALAM PROSES PERKARA PERDATA Oleh Mulijanto PENDAHULUAN Jurusita merupakan bagian dari pelaksana tugas Pengadilan Negeri dalam memeriksa dan mengadili perkara perdata mempunyai peran yang tidak kalah penting dengan pejabat lain di Pengadilan, karena keberadaannya diperlukan sejak belum dimulainya persidangan hingga pelaksanaan putusan Pengadilan. Sebagai pejabat peradilan, keberadaannya diatur di dalam undang-undang (Peradilan Umum, Peradilan Agama dan Peradilan TUN) sedangkan bekerjanya diatur dalam hukum acara (RBg /HIR). Tidak mudah menemukan Literatur, khususnya yang membahas tentang kejurusitaan, tidak banyak mendapat perhatian dari para sarjana hukum kita dibandingkan dengan bidang tugas hukum lainnya di Pengadilan, disamping itu bidang kejurusitaan ini kurang diajarkan secara mendalam dalam pendidikan ilmu hukum. Padahal, bidang tugas kejurusitaan merupakan hal yang sangat penting dan sangat menentukan untuk memeriksa, mengadili dan menyelesaikan suatu perkara. Suatu perkara tidak mungkin dapat diselesaikan dengan baik dan benar menurut hukum, tanpa peran dan bantuan tugas di bidang kejurusitaan. Hakim tidak mungkin dapat menyelesaikan perkara tanpa dukungan jurusita/jurusita pengganti, sebaliknya  jurusita/juru sita penggant i juga tidak mungkin bertugas tanpa perintah Hakim. Keduanya dalam melaksanakan tugasnya tidak mungkin lepas sendiri-sendiri, kedua-dua nya saling memerlukan satu sama lain. Pembangunan hukum tidak hanya lahir dari pembentuk Undang-Undang, namum praktik peradilan tidak kecil peranannya untuk pembangunan hukum. Bahkan, pembaharuan hukum kebanyakan lahir dan diciptakan oleh praktik

Upload: garnisha-anish-utamas-n

Post on 15-Jul-2015

448 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1)

5/13/2018 Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mulijanto-tugas-jurusita1 1/27

 

TUGAS JURUSITA PENGADILAN NEGERIDALAM PROSES PERKARA PERDATA

Oleh Mulijanto

PENDAHULUAN

Jurusita merupakan bagian dari pelaksana tugas Pengadilan Negeri dalam

memeriksa dan mengadili perkara perdata mempunyai peran yang tidak kalah

penting dengan pejabat lain di Pengadilan, karena keberadaannya diperlukan

sejak belum dimulainya persidangan hingga pelaksanaan putusan Pengadilan.

Sebagai pejabat peradilan, keberadaannya diatur di dalam undang-undang

(Peradilan Umum, Peradilan Agama dan Peradilan TUN) sedangkan bekerjanya

diatur dalam hukum acara (RBg /HIR). Tidak mudah menemukan Literatur,

khususnya yang membahas tentang kejurusitaan, tidak banyak mendapat

perhatian dari para sarjana hukum kita dibandingkan dengan bidang tugas hukum

lainnya di Pengadilan, disamping itu bidang kejurusitaan ini kurang diajarkan

secara mendalam dalam pendidikan ilmu hukum. Padahal, bidang tugas

kejurusitaan merupakan hal yang sangat penting dan sangat menentukan untuk

memeriksa, mengadili dan menyelesaikan suatu perkara. Suatu perkara tidak

mungkin dapat diselesaikan dengan baik dan benar menurut hukum, tanpa peran

dan bantuan tugas di bidang kejurusitaan. Hakim tidak mungkin dapat

menyelesaikan perkara tanpa dukungan jurusita/jurusita pengganti, sebaliknya

  jurusita/jurusita pengganti juga tidak mungkin bertugas tanpa perintah Hakim.

Keduanya dalam melaksanakan tugasnya tidak mungkin lepas sendiri-sendiri,

kedua-duanya saling memerlukan satu sama lain.

Pembangunan hukum tidak hanya lahir dari pembentuk Undang-Undang,

namum praktik peradilan tidak kecil peranannya untuk pembangunan hukum.

Bahkan, pembaharuan hukum kebanyakan lahir dan diciptakan oleh praktik

Page 2: Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1)

5/13/2018 Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mulijanto-tugas-jurusita1 2/27

 

peradilan. Oleh karena itulah pemahaman dan penguasaan bidang teknis

peradilan sangatlah penting dikuasai oleh para pejabat peradilan, termasuk

  jurusita/jurusita pengganti. Bagi para pejabat peradilan, penguasaan hukum

acara dan bidang teknis peradilan merupakan pegangan pokok atau aturan

permainan sehari-hari untuk memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan

suatu perkara. Hukum acara dan teknis peradilan tidak hanya penting didalam

praktik peradilan saja, tetapi mempunyai pengaruh yang besar dalam praktik

diluar pengadilan.

Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan kepustakaan

(literatur) para pejabat peradilan, khususnya para jurusita/jurusita pengganti

dalam menjalankan tugas, sehingga melalui makalah ini diharapkan mereka

mendapat gambaran yang singkat namum mendalam tentang bidang tugas

kejurusitaan yang mesti dilaksanakannya. Disamping itu makalah ini juga

dimaksudkan sebagai bahan untuk diskusi dan tanya jawab bagi para peserta

Acara Sosialisasi Hukum Untuk Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri se

Kalimantan Selatan, yang bertema “Meningkatkan Pelayanan Pengadilan 

Dengan Penerapan Madiasi an Menyamakan Persepsi alam Pelaksanaan Tugas 

Kejurusitaan” agar dikemudian hari lebih memahami landasan teoritis dan segi-

segi praktis praktik kejurusitaan. Oleh karena itulah, dalam makalah ini bukan

hanya sekedar menguraikan tentang apa tugas seorang jurusita/jurusita

pengganti serta dasar pengaturannya atau pasal-pasalnya, tetapi lebih

menekankan pada pokok permasalahan dan penemuan hukum tentang

bagaimanakah praktik kejurusitaan mesti dilaksanakan secara baik dan benar

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ada.

Menyadari bahwa ilmu hukum memerlukan bahan-bahan dari praktik untuk

disistimatisir dan dikaji, sehingga memungkinkan lahirnya teori-teori baru.

Page 3: Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1)

5/13/2018 Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mulijanto-tugas-jurusita1 3/27

 

Sebaliknya praktik peradilan juga memerlukan dukungan ilmiah yang obyektif.

Oleh karena itulah berbekal pengalaman praktik kejurusitaan di lapangan oleh

para peserta, yang pasti ada yang unik dan menarik, maka makalah ini

diharapkan dapat memicu lahirnya pemikiran teoritis yang lahir dari pengalaman

praktis para peserta pelatihan, sehingga nantinya melalui makalah dan acara

pelatihan ini diharapkan dapat dihasilkan panduan bidang tugas kejurusitaan

yang ringkas, jelas dan terang yang dapat digunakan sebagai pegangan bagi kita

selaku pejabat peradilan.

JURUSITA/JURUSITA PENGGANTI SEBAGAI PEJABATPERADILAN;

Selain Hakim dan Panitera, pada setiap pengadilan ditetapkan adanya

 jurusita (deurwaander) dan jurusita pengganti (Pasal 40 sampai dengan Pasal 43

UU No. 8 tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 2 tahun 1986

tentang Peradilan Umum). Jurusita Pengadilan Negeri diangkat dan diberhentikan

oleh Mahkamah Agung atas usul Ketua Pengadilan yang bersangkutan.

Sedangkan jurusita pengganti diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Pengadilan

yang bersangkutan (Pasal 41 UU No. 8 tahun 2004).

Adapun sebagai syarat untuk diangkat menjadi jurusita, sorang calon

antara lain harus memenuhi syarat berpengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga)

tahun sebagai jurusita pengganti, sedangkan untuk dapat diangkat menjadi

  jurusita pengganti, seorang calon harus berpengalaman sekurang-kurangnya 3

(tiga) tahun sebagai pegawai negeri pada Pengadilan Negeri (Pasal 40 UU No. 8

tahun 2004). Dalam menjalankan tugasnya kecuali ditentukan lain oleh atau

berdasarkan undang-undang jurusita/jurusita pengganti tidak boleh merangkap

menjadi wali, pengampu, dan pejabat yang berkaitan dengan perkara yang

didalamnya ia sendiri berkepentingan. Disamping itu, ia juga tidak boleh

Page 4: Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1)

5/13/2018 Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mulijanto-tugas-jurusita1 4/27

 

merangkap menjadi advokad. Jabatan yang tidak boleh dirangkap oleh jurusita

akan diatur lebih lanjut oleh Mahkamah Agung (Pasal 43 UU No. 8 tahun 2004).

Sebelum memangku jabatannya, jurusita atau jurusita pengganti wajib

diambil sumpah atau janji menurut agamanya oleh Ketua Pengadilan yang

bersangkutan (Pasal 42 UU No. 8 tahun 2004). Dengan demikian jurusita/jurusita

pengganti adalah pegawai negeri yang diangkat berdasarkan peraturan

perundangan-undangan untuk melakukan tugas kejurusitaan di Pengadilan

(Negeri) dimana ia bertugas.

Memperhatikan syarat-syarat pengangkatan dan pelaksanaan tugas

seorang jurusita/jurusita pengganti yang diatur secara khusus oleh undang-

undang, sesungguhnya dapat menyadarkan kita betapa pentingnya kedudukan

dan tugas seorang jurusita/jurusita pengganti di pengadilan. Oleh karena itulah

pandangan yang meremehkan tugas seorang jurusita/jurusita pengganti tidaklah

dapat diterima, mengingat tugas seorang jurusita/jurusita pengganti dapat

menentukan berlangsung atau tidaknya suatu pemeriksaan di persidangan.

Kedudukan dan syarat-syarat pengangkatan seorang jurusita/jurusita

pengganti diatur secara khusus dalam Undang-undang tentang Peradilan Umum,

karena tugas-tugas yang dilakukan oleh seorang jurusita/jurusita pengganti

tersebut, termasuk tugas yang sangat penting. Sebagaimana diketahui, tugas

Pengadilan itu meliputi :

1. Tugas peradilan teknis justisial (Iurisdictio Contentiosa) ;  

2. Tugas non justisial (Iurisdictio Voluntaria) ;  

3. Tugas lain menurut Undang-Undang ;

4. Administerasi peradilan (admistration of justice),yang meliputi :

a) Administerasi perkara

b) Administerasi keuangan perkara

Page 5: Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1)

5/13/2018 Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mulijanto-tugas-jurusita1 5/27

 

5. Administerasi Umum 1 

Tugas seorang jurusita/jurusita pengganti merupakan tugas teknis justisial.

Tugas pengadilan yang bersifat teknis justisial pada dasarnya dimulai sejak

pendaftaran perkara, management (pengelolan) biaya perkara, penyelesaian

administerasi perkara, pengelolaan administerasi perkara, pengriman atau

penerimaan berkas ke Pengadilan Tinggi dan atau Mahkamah Agung (manakala

ada upaya hukum banding dan atau kasasi), serta pelaksanaan putusan perkara

perdata.

Sedangkan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh seorang juru

sita/jurusita penganti terdapat dalam berbagai peraturan perundang-undangan

antara lain dalam Pasal 65 UU No. 2 tahun 1986 tentang Peradilan Umum yang

sudah diubah dengan UU No. 8 tahun 2004 (bandingkan juga dengan ketentuan

Pasal 716 Rbg). Berdasarkan ketentuan tersebut, tugas jurusita/jurusita pengganti

antara lain meliputi :

- Melaksanakan pemanggilan atas perintah Ketua Pengadilan atau atas

perintah Hakim ;

- Menyampaikan pengumuman-pengumuman, teguran-teguran, dan

pemberitahuan putusan Pengadilan menurut cara-cara yang ditentukan

undang-undang ;

- Melakukan penyitaan atas perintah Ketua Pengadilan Negeri/Hakim;

- Membuat berita acara penyitaan yang salinan resminya diserahkan kepada

pihak-pihak yang berkepentingan.

1Soebyakto, Tentang Kejurusitaan Dalam Praktik Peradilan Perdata, Penerbit Djambatan, Jakarta,

1998, hal. 32. Mahkamah Agung RI dalam berbagai petunjuknya pada pokoknya telah membagitugas di Pengadilan meliputi administerasi perkara dan administerasi umum. Tugas administerasiperkara merupakan tugas teknis justisial yang dilakukan oleh Hakim, Panitera (Panitera Pengganti)dan jurusita (jurusita pengganti). Sedangkan tugas administerasi umum dilakukan oleh pejabatkesekretariatan pengadilan.

Page 6: Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1)

5/13/2018 Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mulijanto-tugas-jurusita1 6/27

 

Selanjutnya berdasarkan Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor

:KMA/055/SK/X/1996 tentang Tugas dan Tanggung Jawab serta Tata Kerja

Jurusita pada Pengadilan Negeri dan Pengadilan Agama, dalam Pasal 5 diatur

  jurusita mempunyai tugas untuk melakukan pemanggilan, melakukan tugas

pelaksanaan putusan, membuat berita acara pelaksanaan putusan yang salinan

resminya disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, melakukan

penawaran pembayaran uang, serta membuat berita acara penawaran

pembayaran uang dengan menyebutkan jumlah dan uraian jenis mata uang yang

ditawarkan.

Adapun wilayah kerja jurusita/jurusita pengganti adalah di daerah hukum

Pengadilan Negeri yang bersangkutan. Jadi beda dengan tugas seorang Panitera

atau Panitera Pengganti yang melaksanakan tugasnya di gedung Pengadilan,

seorang jurusita/jurusita pengganti justru melaksanakan tugasnya di luar gedung

Pengadilan.

Tugas dan tanggung jawab serta pola tata kerja seorang jurusita/jurusita

pengganti tentunya akan saling berkaitan serta tidak dapat dipisahkan dengan

pejabat peradilan yang lain, terutama Hakim. Haruslah disadari “tidak ada

pembentukan organisasi tanpa kaitan organ, struktur kerja, proses-cara kerja,

demikian pula tidak mungkin untuk menyusun suatu tugas dan tanggung jawab

serta tata kerja tanpa menyusun organisasinya”.2 Adalah suatu hal yang

menggembirakan, kalau saat ini berdasarkan Undang-undang No. 4 tahun 2004

tentang Kekuasaan Kehakiman, susunan organisasi peradilan telah berpuncak

pada Mahkamah Agung RI., sehingga Mahkamah Agung dapat menentukan

struktur organisasi, pembinaan dan pengawasan pejabat peradilan, termasuk

  jurusita. Selanjutnya, berdasarkan Keputusan Mahkamah Agung RI SK

2Subagyo, Peranan Organisasi Dan Managemen Dalam Badan Peradilan, Makalah disampaikan

dalam Pelatihan Teknis Fungsional Peningkatan Profesionalisme bagi Pejabat Kepaniteraan,Jakarta, 7 Agustus 2001, hal. 7

Page 7: Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1)

5/13/2018 Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mulijanto-tugas-jurusita1 7/27

 

004/SK/11/92 jurusita/jurusita pengganti adalah bagian dari kepaniteraan

pengadilan. Kepaniteraan adalah unsur pembantu pimpinan dan bertanggung

  jawab kepada ketua, bertugas memberi pelayanan teknis dibidang administrasi

perkara dan administrasi lain berdasar undang-undang dan berfungsi antara lain

dalam kegiatan pelayanan administrasi perkara dan persidangan serta

pelaksanaan putusan perkara perdata dimana jurusita tersebut terlibat

didalamnya.

Sebagai pejabat peradilan tanggung jawab jurusita/jurusita pengganti

dalam konteks kelembagaan adalah kepada Ketua Pengadilan, sedangkan secara

administratif tanggung jawab kepada Panitera. Hal ini diatur dalam Pasal 8

Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : KMA/055/SK /X/1996.

Memperhatikan tugas dan tanggung jawab jurusita yang demikian besar,

maka dalam makalah ini pertama-tama akan diuraikan bagaimanakah

sesungguhnya peranan dan tugas seorang jurusita/jurusita pengganti tersebut

harus dijalankan dengan baik dan benar menurut hukum. Untuk memudahkan

pemahaman, maka tugas jurusita/jurusita pengganti tersebut akan diuraikan mulai

tahap sebelum, pada saat dan sesudah pemeriksaan perkara di persidangan,

dengan berbagai kendala atau hambatan serta upaya penyelesaiannya,

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ada atau kebiasaan praktik

peradilan yang lahir dari sejumlah doktrin dan yurisprudensi.

TUGAS POKOK DAN FUNGSI JURUSITA/JURUSITA PENGGANTI;

A. Tugas Pemanggilan Dan Pemberitahuan.

Dalam persidangan perkara perdata, dimulai dengan pemanggilan para

pihak yang dapat dirinci dalam 3 (tiga) bagian :

a) Pemanggilan yang dijalankan sebelum pemeriksaan (persidangan) di mulai.

b) Pemanggilan yang harus dijalankan setelah pemeriksaan (sidang) berjalan.

Page 8: Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1)

5/13/2018 Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mulijanto-tugas-jurusita1 8/27

 

c) Pemanggilan yang harus dijalankan setelah pemeriksaan selesai dengan

acara putusan Hakim terakhir.3 

Ad. a) Pemanggilan Sebelum Pemeriksaan Dimulai

Pasal 145 RBg : (pasal 121 HIR.)

(1) Panggilan baru dapat mulai di jalankan apabila sudah ada penetapan

oleh Ketua Pengadilan Negeri (Hakim) tentang hari dan jam pemeriksaan

(persidangan), dalam penetapan mana sekaligus diperintahkan kepada

pegawai yang ditunjuk untuk memanggil kedua belah pihak supaya hadir

pada hari dan jam yang telah ditentukan. Biasanya Berita Acara

panggilan ini dibuat menjadi satu meskipun mungkin hari

pemanggilannya tidak sama, dalam mana harus dijelaskan berbicara

dengan siapa dan jika mungkin juga harus memuat tanda tangan masing-

masing yang dipanggil (dengan siapa ia berbicara), tapi panggilannya

terpisah juga diperbolehkan.

Pasal 145 ayat (2) RBg .(pasal 121 (2) HIR:)

(2) Terhadap tergugat pada waktu memanggil menurut pasal 121 ayat (2)

harus diserahkan satu turunan resmi dan surat gugatan asli, tindakan

mana harus dinyatakan dalam surat panggilan terhadap tergugat. Apabila

ada lebih dari satu tergugat, jika perlu mereka sendiri-sendiri harus diberi

surat turunan surat gugat resmi.

3Soebyakto, Op.Cit., hal 33. Menurut Wildan Suyuthi, Sita Eksekusi Praktik Kejurusitaan

Pengadilan, PT. Tatanusa, Jakarta, 2004, hal 11 yang dimaksud pemanggilan harus dilakukandengan patut, artinya :

- Bahwa yang bersangkutan telah dipanggil dengan cara pemanggilan menurut undang-undang. Yaitu pemanggilan dilakukan oleh juru sita dengan membuat berita acarapemanggilan pihak-pihak.

- Pemanggilan dilakukan terhadap yang bersangkutan atau wakilnya yang sah.- Pemanggilan tersebut dilakukan dengan memperhatikan tenggang waktu (kecuali dalam hal

yang sangat perlu tak boleh kurang dari 3 hari kerja lihat Pasal 122 atau 146 Rbg).Pemanggilan secara patut juga dirumuskan dalam Pasal 26 PP No. 9 tahun 1975 tentangPelaksanaan UU No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.

Page 9: Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1)

5/13/2018 Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mulijanto-tugas-jurusita1 9/27

 

Pasal 718 ayat (1) RBg. (pasal 121 (2) HIR) :

(3) Pada umumnya tiap-tiap panggilan, pemberitahuan dan sebagainya,

pokoknya semuanya yang disebut exploit  seperti diterangkan diatas

harus disampaikan pada orang yang bersangkutan sendiri (yaitu

penggugat maupun tergugat) ditempat kediamannya atau ditempat

tinggalnya, tetapi jika tidak dapat bertemu sendiri dengan orang yang

bersangkutan itu, harus disampaikan kepada kepala desanya atau

wakilnya yang selanjutnya berkewajiban segera memberitahu pada yang

bersangkutan sendiri tentang adanya panggilan tersebut.

Pasal 718 ayat(2) RBg.(pasal 390 (2) HIR :

(4) Apabila yang harus dipanggil ternyata telah meninggal dunia, maka

panggilan (exploit) harus disampaikan pada ahli warisnya dan jika ini

tidak ada, kepada Kepala Desanya.

Pasal 718 ayat (2) RBg.(pasal 390 (3) HIR) :

(4) Apabila yang bersangkutan tidak diketahui tempat tinggalnya maka

exploit  harus disampaikan kepada Bupati Kepala Daerah dimana

penggugat bertempat tinggal.

Ad.b Selama Pemeriksaan Sidang Berjalan

Pasal 150 RBg.(pasal 126 HIR:)

(1) Apabila pada hari pemeriksaan pertama salah satu pihak ataupun

kedua-duanya tidak hadir, meskipun telah ada panggilan yang sah, tapi

Hakim memandang perlu untuk memanggil lagi yang tidak hadir, maka

atas perintah Ketua (Hakim) Pengadilan dapat dilakukan lagi terhadap

yang tidak hadir, untuk kedua kalinya.

Pasal 151 RBg.(pasal 127 HIR:)

Page 10: Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1)

5/13/2018 Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mulijanto-tugas-jurusita1 10/27

 

(2) Apabila ada dua tergugat atau lebih dan pada sidang pertama ada

salah satu tergugat tidak hadir, tanpa menyuruh Kuasa atau Wakilnya

maka pemeriksaan harus ditunda dengan memanggil tergugat yang

tidak hadir pada hari sidang berikutnya.

Pasal 186 ayat (3) RBg.(pasal 159 ayat(3) HIR:)

(3) Apabila seorang penggugat atau tergugat yang pada hari sidang

pertama dan berikutnya hadir tetapi pada saat itu berhalangan hadir,

maka bila pemeriksaan ditunda, yang tidak hadir harus dipanggil untuk

hadir pada hari sidang berikutnya.

Pasal 165 ayat (1) RBg.(pasal 139 ayat (1) HIR;)

(4) Apabila baik penggugat maupun tergugat mengajukan permohonan

untuk memanggil saksi-saksinya, maka panggilannya harus dilakukan

oleh seorang juru sita, yang semuanya harus dinyatakan dalam satu

relaas .

Pasal 165 ayat (2) RBg.(pasal 139 ayat (2) HIR:)

(5) Kemungkinan selanjutnya dapat terjadi apabila bukan pihak yang

bersangkutan tetapi Pengadilan sendiri memandang perlu untuk

memanggil saksi.

(6) Akhirnya apabila saksi yang telah dipanggil dengan sah tidak datang,

hingga harus dipanggil lagi, caranya sama dengan panggilan-panggilan

untuk pertama kali.

Demikian macam-macam pengaturan dan kemungkinan yang harus

dilakukan selama pemeriksaan sedang berjalan dan belum selesai.

Ad.c Tahap apabila pemeriksaan sudah selesai (sudah ada putusan terakhir).

Pasal 148 RBg.(pasal 124 HIR:)

Page 11: Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1)

5/13/2018 Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mulijanto-tugas-jurusita1 11/27

 

Jika penggugat yang telah dipanggil dengan patut pada hari yang telah

ditentukan tidak datang menghadap di sidang Pengadilan Negeri dan

tidak menyuruh seseorang untuk datang untuknya, maka gugatannya

dinyatakan gugur dan dan penggugat dihukum untuk membayar biaya

acara dengan hak bahwa ia dapat mengajukan kembali gugatan tersebut

asal saja telah membayar biaya acara sebelumnya.

Pasal 149 ayat (1)RBg.(pasal 125 ayat(1) HIR)

(1)   jika pada hari sidang yang telah ditentukan tergughat yang telah

dipanggil dengan patut tidak datang menghadap dan tidak menyuruh

orang lain menghadap untuknya, maka gugatan dikabulkan dengan

verstek, kecuali apabila Pengadilan Negeri berpendapat bahwa

gugatan itu melawan hukum atau tidak beralasan; 

Pasal 152 ayat (1-2) RBg.(pasal 128 HIR:)

Dalam pemberitahuan (aanzegging) kepada tergugat sebagai pihak

yang kalah harus diberitahukan bahwa ia dalam 14 hari terhitung

mulai esok harinya setelah pemberitahuan itu dapat mengajukan

surat perlawanan atau verzet . Semuanya ini seperti apa yang

dijelaskan diatas verzet  juga harus dinyatakan dalam suatu berita

acara.

(2) Kemungkinan pemanggilan atau pemberitahuan dapat terjadi apabila

pada waktu pengumuman putusan terakhir salah satu pihak atau

kedua-duanya tidak hadir, maka isi putusan harus diberitahukan

kepada mereka masing-masing dengan keterangan jika dipandang

perlu mereka dapat naik banding.

Pasal 207 Rbg (Pasal 196 HIR)

Page 12: Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1)

5/13/2018 Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mulijanto-tugas-jurusita1 12/27

 

(9) Dalam hal sudah ada putusan terakhir, yang oleh pihak yang menang

dimintakan eksekusi, maka lebih dulu pihak yang kalah harus

dipanggil untuk ditegur (aanmaning) supaya memenuhi isinya

keputusan.

B. Tugas Penyitaan (beslag)

Ada 3 (tiga) macam penyitaan (beslag), yaitu :

a. Executorial beslag  (Pasal 208, 209 Rbg dan seterusnya, bandingkan

dengan Pasal 197 HIR)

b. Revindicatoir beslag (Pasal 260 Rbg/226 HIR)

c. Conservatoir beslag (Pasal 261 Rbg/227 HIR)

Ad. a. Executorial Beslag  

Penyitaan ini merupakan yang terpenting dari ketiga jenis sita yang lain,

karena mengenai pelaksanaan suatu putusan Hakim sebagai hasil sengketa

perdata. Sebelum dilaksanakan, lebih dahulu harus ada permohonan

eksekusi dari pihak yang menang, maka atas perintah Ketua Pengadilan Negeri

pihak yang kalah harus dipanggil untuk mendapat “teguran (aanmaning)” supaya

memenuhi putusan (Pasal 207 RBg). Apabila ternyata dalam waktu yang

ditetapkan, pihak yang ditegur tetap membangkang tidak mau melaksanakan

putusan, maka Ketua Pengadilan Negeri memerintahkan kepada Panitera atau

penggantinya dengan suatu surat perintah agar supaya menyita barang-barang

kepunyaan (miliknya) tergugat. Setelah selesai menjalankan penyitaan, jurusita

harus membuat berita acara tentang penyitaan tersebut dengan memberitahukan

segala sesuatu kepada si pemilik barang-barang yang disita, jika ia ikut hadir.

Dalam menjalankan tugasnya tersebut, jurusita tersebut harus dibantu oleh 2(dua)

orang saksi yang sudah dewasa dan dikenalnya. Segala barang milik tergugat

Page 13: Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1)

5/13/2018 Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mulijanto-tugas-jurusita1 13/27

 

boleh disita, kecuali hewan-hewan termasuk alat-alat yang digunakan untuk

membantu pekerjaannya. Setelah selesai melakukan penyitaan barang-barang

harus diserahkan atau ditinggalkan kepada pemiliknya, dalam hal mana jurusita

melaporkan kepada Kepala Desa agar barang-barang tersebut tidak

dijual/dipindahtangankan. Menurut pengalaman, jurusita sebelum melakukan

penyitaan sebaiknya terlebih dahulu memberitahukan akan dilakukannya

penyitaan kepada Kepala Desa. Kalau barang-barangnya ada diluar daerah

Pengadilan Negeri yang memutus, maka Ketua Pengadilan Negeri meminta

bantuan kepada Ketua Pengadilan Negeri didalam daerah barang yang harus

disita berada (Pasal 206 ayat 2-3 RBg).

Ad. b. Revindicatoir Beslag  

Diatur dalam Pasal 260 RBg (Pasal 226 ayat (1) HIR). Seseorang pemilik

barang bergerak yang berada ditangan orang lain, karena tidak mau

mengembalikan barang tersebut secara sukarela, maka pemilik tersebut dapat

mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri dalam daerah mana

pemegang barang tersebut berada, untuk menyita barang miliknya yang berada

ditangan orang lain tersebut.

Cara-cara penyitaannya sama dengan yang telah diterangkan pada bagian

Executie beslag tersebut di atas.

Ad. c. Conservatoir beslag 

Diatur dalam Pasal 261 RBg (Pasal 227 HIR). Dapat diajukan terhadap

barang-barang bergerak maupun tidak bergerak milik tergugat. Permohonannya

biasanya dibuat bersama-sama dengan surat gugatan, dengan alasan bahwa

tergugat berusaha untuk menjual atau menyingkirkan barang-barangnya sebelum

ada putusan.

Page 14: Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1)

5/13/2018 Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mulijanto-tugas-jurusita1 14/27

 

Menurut Retnowulan Sutantio, perbedaan antara sita conservatoir 

dan sita revindicatoir adalah :

1. Barang-barang yang disita dengan cara conservatoir adalah barangmilik tergugat, sedangkan barang-barang yang disita denganrevindicatoir adalah barang-barang milik penggugat, yangdikuasai/dipegang oleh tergugat.

2. Barang-barang yang disita dengan sita conservatoir adalah barangbergerak dan barang tidak bergerak, termasuk tanah, sedangkanbarang-barang yang disita dengan sita revindicatoir hanya barangbergerak saja.

3. Untuk sita conservatoir harus ada sangka yang beralasan, bahwatergugat sedang berdaya upaya untuk menghilangkan barang-

barangnya dengan maksud menghindari tuntutan penggugat. Untuksita revindicatoir hal ini tidaklah perlu.4. Apabila gugat dikabulkan, sita conservatoir akan dinyatakan sah dan

berharga dan dalam rangka eksekusi barang-barang tersebut akandiserahkan secara nyata kepada penggugat atau dalam hal yangdigugat adalah sejumlah uang, barang-barang tersebut akan dilelangcukup untuk memenuhi putusan, termasuk biaya perkara, sedangkanapabila gugat ditolak atau dinyatakan tidak dapat diterima, sitaconservatoir akan diperintahkan untuk diangkat. Sedangkan dalamsita revindicatoir. Apabila gugat dikabulkan, dan sita dinyatakan sahdan berharga, dalam rangka eksekusi barang itu akan diserahkan

kepada Penggugat. Kata revindicatoir berarti, meminta kembali .5. Oleh karena itu, barang yang disita dengan sita revindicatoir harusdisebutkan dengan jelas, juga ciri-cirinya, secara lengkap. Untuk sitaconservatoir hal itu tidak perlu.4 

Sedangkan persamaannya adalah :

1. Baik sita conservatoir, maupun sita revindicatoir, dalam hal gugatditolak atau dinyatakan tidak dapat diterima, akan diperintahkanuntuk diangkat.

2. Dalam rangka eksekusi, kedua sita tersebut akan secara otomatisberubah menjadi sita eksekusi.5 

Masih ada sita lain yang dinamakan marital beslag  (Pasal 823 Rv) yaitu

seorang isteri yang bersama-sama dengan suaminya tunduk pada hukum Barat

mengajukan permohonan untuk bercerai dengan suaminya, diberi hak juga untuk

mengajukan supaya diperintahkan untuk meletakkan sita terhadap barang-barang

4Retnowulan Sutantio, Jurusita, Tugas dan Tanggung jawabnya, Proyek Pembinaan Teknis

Yustisial Mahkamah Agung RI, MARI, Jakarta, tahun 1993, hal 165Ibid

Page 15: Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1)

5/13/2018 Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mulijanto-tugas-jurusita1 15/27

 

milik sang isteri sendiri maupun milik bersama yang berada dibawah kekuasaan

sang suami, untuk menjamin barang-barang tersebut tidak dijual dan

disembunyikan oleh suaminya.

Cara-cara pelaksanaan sitanya sama dengan yang diuraikan dibagian awal.

Sesungguhnya masih ada dasar pengaturan pelaksanaan tugas seorang

  jurusita/jurusita pengganti yaitu dibidang pelaksanaan putusan. Namum, oleh

karena dalam pelatihan saat ini tentang hal tersebut akan dibahas dalam sesion

tersendiri, maka dalam makalah ini sengaja tidak penulis uraikan.

HAMBATAN PELAKSANAAN TUGAS JURUSITA/-JURUSITA PENGGANTI

1. Tugas Dan Tanggung Jawab Di Bidang Pemanggilan/Pemberitahuan

Telah diuraikan di bagian awal, bahwa tugas jurusita/jurusita pengganti

yang diatur berdasarkan ketentuan undang-undang hanya terbatas, pada daerah

hukum Pengadilan Negeri dimana ia bekerja saja. Padahal, saat ini batas wilayah

didaerah kadang-kadang masih berupa sungai atau jalan desa setapak, yang

seringkali tidak nampak dengan jelas, maka hal tersebut memerlukan kejelian dari

  jurusita/jurusita pengganti pada saat melakukan tugasnya tersebut. Apabila ia

menemukan bahwa orang yang dipanggil atau diberitahu atau barang yang akan

disita, ternyata berada diwilayah hukum Pengadilan Negeri yang lain, maka ia

tidak berwenang untuk melakukan tindakan hukum tersebut. Jurusita/jurusita

pengganti tersebut harus kembali ke kantor agar Ketua Pengadilan Negeri

membuat penetapan yang baru dan meminta bantuan Ketua Pengadilan Negeri

yang membawahi orang yang akan dipanggil atau diberitahu dan atau barang-

barang yang akan disita itu berada.

Page 16: Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1)

5/13/2018 Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mulijanto-tugas-jurusita1 16/27

 

Manakala yang akan dipanggil adalah para pihak yang tugasnya adalah

anggota korps diplomatik di luar negeri, maka cara memanggilnya dengan cara

menyampaikan surat kepada Departemen Luar Negeri Dirjen Protokol dan

Konsuler dengan permohonan untuk memanggil orang/anggota korps diplomatik

tersebut (Perhatikan Surat Menteri Luar Negeri Direktorat Konsuler tertanggal 18

Juli 1990 Nomor : 295/90/07/44 yang ditujukan kepada Pengadilan Negeri Jakarta

Pusat). Sedangkan apabila pemanggilan dilakukan terhadap warga negara asing

yang berada diluar negeri, pemanggilannya dilakukan dengan cara

menyampaikan surat kepada Departemen Luar Negeri untuk meminta bantuan

kepada kedutaan besar negara pihak-pihak yang dipanggil untuk memanggil

orang tersebut, dengan catatan salinan gugatan harus diterjemahkan kedalam

bahasa Inggris (Surat Direktorat Protokol dan Konsuler Departeman Luar Negeri

tertanggal 31 April 1991 Nomor 202/91/45 yang ditujukan kepada Pengadilan

Negeri Jakarta Pusat).

Seorang jurusita/jurusita pengganti harus benar-benar mengerti dan

menghayati batas tugas dan kewenangannya dengan baik dan benar, apa yang

harus dilakukan olehnya dalam menghadapi keadaan tertentu dalam

melaksanakan tugasnya harus dapat dijalankan dengan baik. Misalnya, apakah

pemanggilan dan pemberitahuan dapat dilakukan pada hari minggu atau libur

nasional, atau dapatkah pemanggilan dan pemberitahuan dilakukan pada malam

hari, misalnya karena kehabisan BBM, maka kendaraannya mogok, maka

  jurusita/jurusita pengganti tersebut baru bisa jalan ketika hari sudah malam,

apakah ia langsung dapat melakukan pemanggilan, pemberitahuan dan ataupun

penyitaan ataukah harus menunggu keesokan harinya ? Apakah dapat panggilan

dititipkan liwat petugas kepolisian atau diserahkan kepada isteri atau suami dari

pihak yang dipanggil ? Bagaimana pula dengan uang makan dan penginapan,

kalau terpaksa ia harus menginap, apakah dapat dimasukkan dalam biaya

Page 17: Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1)

5/13/2018 Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mulijanto-tugas-jurusita1 17/27

 

perjalanan dinas ? Ketentuan hukum dalam RBg maupun HIR tidak mengatur hal-

hal tersebut. Namum ternyata dalam Reglement op de Burgerlijke 

Rechtsvordering (Rv) yaitu hukum acara perdata pada jaman penjajahan Belanda,

yang berlaku untuk beracara di Raad van Justitie  ada pengaturan tentang hal

tersebut.

Pasal 17 Rv menyatakan : Tidak satupun tindakan jurusita dapat

dilakukan pada hari minggu, kecuali berdasarkan perintah khusus dari

Ketua Pengadilan Negeri yang bersangkutan. Apabila hari terakhir untuk

melakukan panggilan atau pemberitahuan, .......maka tugas tersebut dapat

dilakukan esok harinya. Apabila reglemen ini memakai istilah sebulan,

maka hal itu berarti 30 hari.

Pasal 18 Rv menyatakan : Tidak satupun tindakan jurusita atau

pelaksanaan suatu putusan dapat dilakukan sebelum jam enam pagi dan

setelah jam enam sore, kecuali apabila Ketua Pengadilan Negeri yang

bersangkutan, dalam perkara tertentu yang memerlukan tindakan khusus

yang cepat, memberi perintah untuk itu. Ijin yang dimaksud dalam pasal ini

dan dalam pasal sebelumnya, dapat diberikan atas permohonan tertulis,

atau lisan dari pihak yang berkepentingan. Dalam hal ijin diberikan atas

permohonan lisan, maka ijin tersebut akan dicantumkan dibagian atas surat

panggilan atau berita acara pelaksanaan sita, sedangkan apabila ijin

diberikan atas permohonan tertulis, maka ijin tersebut akan dicantumkan di

bagian atas dari surat permohonan tersebut. Penetapan mengenai

pemberitahuan ijin tersebut dapat dilaksanakan dengan serta merta.

Tentang hal itu tidak akan diberitahukan kepada pihak lawan, melainkan

akan dicantumkan di bagian atas dari surat panggilan, surat pemberitahuan

Page 18: Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1)

5/13/2018 Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mulijanto-tugas-jurusita1 18/27

 

putusan atau berita acara yang bersangkutan. (diterjemahkan secara bebas

oleh Retnowulan Sutantio).

Hendaknya ketentuan tersebut, diperhatikan dan dilaksanakan dengan

sungguh dalam praktik kejurusitaan, karena adalah hal yang sangat ganjil dan

aneh serta tidak manusiawi, ketika pada malam takbiran atau hari raya misalnya,

tiba-tiba datang seorang jurusita/jurusita pengganti untuk memanggil tergugat agar

datang disuatu sidang pengadilan, karena suaminya atau isterinya minta cerai

atau tiba-tiba jurusita/jurusita pengganti tersebut melakukan penyitaan atas

barang-barang milik tergugat. Pengecualian dapat terjadi, yaitu dalam keadaan

yang sangat mendesak, dengan ijin Ketua Pengadilan Negeri, apabila hal itu

memang mutlak harus dilakukan, biarlah Ketua Pengadilan Negeri yang

menentukan ijin tersebut dengan arif lagi bijaksana.

Panggilan dan pemberitahuan harus disampaikan kepada pribadi yang

dipanggil dan atau diberitahu, jadi tidak boleh disampaikan kepada suami atau

isteri pihak tersebut, atau kepada anak atau pembantu rumah tangga penggugat,

tergugat atau turut tergugat. Karena undang-undang telah jelas mengatur, apabila

yang bersangkutan tidak dapat dijumpainya, panggilan disampaikan melalui Lurah

atau yang dipersamakan dengan itu. Jadi seandainya panggilan telah tidak dapat

disampaikan kepada orang yang dipanggil itu sendiri, maka jurusita/jurusita

pengganti harus langsung menuju ke kantor desa yang bersangkutan dan

menyerahkan surat panggilan kepada Lurah atau Kepala Desa yang

bersangkutan.

Penyerahan panggilan kepada Lurah atau Kepala Desa harus terbukti

dalam hukum, dengan lain perkataan Lurah atau Kepala desa harus

membubuhkan tanda tangannya dalam berita acara panggilan dan adalah lebih

Page 19: Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1)

5/13/2018 Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mulijanto-tugas-jurusita1 19/27

 

baik lagi, apabila tanda tangan tersebut dipertegas dengan cap/ stempel

Kelurahan/Desa.

Permasalahan lain yang harus diperhatikan adalah mencermati ketentuan

Pasal 146 RBg jo Pasal 718 RBg (bandingkan dengan Pasal 122 HIR jo Pasal 390

HIR), yang jelas berbeda dengan ketentuan dalam Pasal 26 ayat (4) PP No. 9

tahun 1975 tentang Pelaksanaan UU No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.

Dalam ketentuan Pasal 146 RBg jo Pasal 718 RBg (bandingkan dengan Pasal

122 HIR jo Pasal 390 HIR), jelas menyebutkan tenggang waktu antara panggilan

dengan hari sidang bukan 3 (tiga) hari, tetapi 3(tiga) hari kerja. Jadi jelas pada hari

minggu dan atau libur tidak dihitung. Sedangkan ketentuan Pasal 26 ayat (4) PP

No. 9 tahun 1975 tentang Pelaksanaan UU No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan,

hanya menyebutkan Pemanggilan dilakukan dan disampaikan secara patut dan

diterima oleh penggugat maupun tergugat atau kuasa mereka selambat-

lambatnya 3 (tiga) hari sebelum sidang dibuka, sehingga hari libur tentunya juga

dihitung. Hal tersebut penting diperhatikan, karena ada pengaruhnya terhadap

pemeriksaan perkara dengan acara istimewa, yaitu gugur atau verstek. 

2. Tugas dan Tanggung Jawab di Bidang Penyitaan Dan Eksekusi.

Di atas telah diuraikan dasar pengaturan dan macam-macam sita. Dalam

Buku Pedoman Pelaksanaan Tugas Dan administerasi Pengadilan Buku (II) diatur

sebagai berikut :

A. Sita Jaminan

- Sita jaminan dilakukan atas perintah Hakim/Ketua Majelis sebelum atau

selama proses pemeriksaan berlangsung, Hakim/Ketua Majelis

membuat surat penetapan. Penyitaan dilaksanakan oleh Jurusita/ 

Page 20: Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1)

5/13/2018 Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mulijanto-tugas-jurusita1 20/27

 

Panitera Pengadilan Negeri dengan dua orang pegawai pengadilan

sebagai saksi.

- Dalam hal dilakukan sita jaminan sebelum sidang dimulai, maka harus

diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Penyitaan hendaknya dilakukan terhadap barang milik tergugat (atau

dalam hal sita revindicatoir terhadap barang bergerak tertentu milik

penggugat yang ada ditangan tergugat yang dimaksud dalam surat

gugat) sekedar cukup untuk menjamin pelaksanaan putusan

dikemudian hari.

b. Apabila yang disita adalah sebidang tanah, dengan atau tanpa

rumah, maka berita acara penyitaan harus didaftarkan sesuai

dengan ketentuan yang terdapat dalam Pasal 227 ayat (3) Pasal 198

dan Pasal 199 HIR atau Pasal 261 jo Pasal 213 dan 214 Rbg.

Apabila penyitaan tersebut telah didaftarkan di Badan Pertanahan

Nasional atau Kelurahan, maka sejak didaftarkannya itu tersita

dilarang untuk menyewakan, mengalihkan dengan cara apapun atau

membebankan/menjaminkan tanah tersebut. Tindakan tersesita

yang bertentangan dengan larangan tersebut adalah batal demi

hukum.

c. Barang yang disita itu, meskipun jelas adalah milik penggugat yang

disita dengan sita conservatoir, harus tetap dipegang/ dikuasai oleh

tersita. Adalah salah untuk menitipkan barang itu kepada lurah atau

penggugat atau membawa barang itu untuk disimpan di gedung

Pegadilan Negeri.

- Ada dua macam sita jaminan yaitu sita conservatoir (terhadap milik

tergugat), dan sita revindicatoir (terhadap milik penggugat) (Pasal 227.

226 HIR 261, 260 Rbg).

Page 21: Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1)

5/13/2018 Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mulijanto-tugas-jurusita1 21/27

 

B. Sita Conservatoir

- Harus ada sangka yang beralasan, bahwa tergugat sedang berdaya

upaya untuk menghilangkan barang-barangnya untuk menghindari

gugatan penggugat.

- Yang disita adalah barang bergerak dan barang tidak bergerak milik

tergugat.

- Apabila yang disita adalah tanah, maka harus dilihat dengan seksama,

bahwa tanah tersebut milik tergugat dan luas serta batas-batasnya

harus disebutkan dengan jelas (Perhatikan SEMA No.

89/K/1018/M/1962 tertanggal 25 April 1962). Untuk menghindari salah

sita. Hendaknya kepala desa diajak serta untuk melihat keadaan tanah,

batas serta luas tanah yang akan disita.

- Penyitaan atas tanah harus dicatat dalam buku tanah yang ada di Desa,

selain itu sita atas tanah yang ada sertifikat harus pula didaftarkan, dan

atas tanah yang belum sertifikat diberitahukan pada kantor pertanahan

daerah tingkat II kotamadya atau kabupaten.

- Tentang penyitaan itu dicatat di buku khusus yang disediakan di

Pengadilan Negeri yang memuat catatan mengenai tanah-tanah yang

disita, kapan disita dan perkembangannya. Buku ini adalah terbuka

untuk umum.

- Sejak tanggal pendaftaran sita itu, tersita dilarang untuk menyewakan,

mengalihkan atau menjaminkan tanah yang disita itu. Semua tindakan

tersita yang dilakukan bertentangan dengan larangan itu adalah batal

demi hukum.

- Kepala Desa yang bersangkutan dapat ditunjuk sebagai pengawas agar

tanah tersebut tidak dialihkan kepada orang lain.

Page 22: Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1)

5/13/2018 Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mulijanto-tugas-jurusita1 22/27

 

- Penyitaan dilakukan terutama atas barang bergerak milik tergugat, juga

 jangan berlebihan, hanya cukup untuk menjamin dipenuhinya gugatan

penggugat. Apabila barang bergerak milik tergugat tidak cukup, biarlah

tanah/tanah dan rumah milik tergugat yang disita.

- Apabila gugatan dikabulkan sita jaminan dinyatakan sah dan berharga

oleh Hakim dalam amar putusannya, apabila gugatan ditolak atau

dinyatakan tidak dapat diterima, sita harus diperintahkan untuk diangkat.

- Apabila gugatan dikabulkan untuk sebagian dan selebihnya ditolak, sirta

 jaminan untuk sebagian dinyatakan sah dan berharga, dan untuk bagian

yang lain diperintahkan untuk diangkat. Namun apabila yang disita itu

sebidang tanah dan rumah, seandainya gugatan mengenai ganti rugi

dikabulkan hanya untuk sebagian, tidaklah dapat diputuskan

menyatakan sah dan berharga, sita jaminan (misalnya 1/3/ tanah dan

rumah yang bersangktan).

- Sita Jaminan dan sita eksekusi terhadap barang-barang milik negara

dilarang, kecuali seijin dari Mahkamah Agung, setelah mendengar

Jaksa Agung (Pasal 65 dan 66 ICW)

C. Sita Revindicatoir

- Yang disita adalah barang bergerak milik penggugat yang dikuasai

 /dipegang oleh tergugat.

- Gugatan diajukan untuk memperoleh kembali hak atas barang tersebut.

Kata revindicatoir berasal dari revindiceer, yang berarti minta kembali

miliknya.

-Barang yang dimohon agar disita, harus disebut dalam surat gugat

secara jelas dan terperinci, dengan menyebutkan ciri-cirinya.

Page 23: Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1)

5/13/2018 Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mulijanto-tugas-jurusita1 23/27

 

- Apabila gugatan dikabulkan untuk seluruhnya, sita revindicatoir

dinyatakan sah dan berharga dan tergugat dihukum untuk menyerahkan

barang tersebut kepada penggugat.

- Dapat terjadi, bahwa gugatan dikabulkan hanya untuk sebagian dan

untuk selebihnya ditolak. Apabila hal itu terjadi, maka sita revindicatoir

untuk barang-barang yang dikabulkan dengan putusan tersebut akan

dinyatakan sah dan berharga, sedangkan untuk barang-barang yang

lainnya, diperintahkan untuk diangkat.

- Dalam rangka eksekusi barang yang dikabulkan itu diserahkan kepada

penggugat.

- Untuk selanjutnya, segala sesuatu yang dikemukakan dalam membahas

sita conservatoir secara mutatis mutandis berlaku untuk sita

revindicatoir.

D. Sita Eksekusi

Ada dua macam sita eksekusi : yang langsung dan yang tidak

langsung.

D. 1. Sita eksekusi yang langsung.

Sita eksekusi yang langsung diletakkan atas barang bergerak dan

barang tidak bergerak milik debitor atau pihak yang kalah.

a. Sehubungan dengan pelaksanaan grosse akta pengakuan hutang

yang berkepala Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang

Maha Esa atau pelaksanaan grosse akta hipotik (berfungsi

sebagai grosse akta hipotik adalah sertifikat hipotik yang

dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Daerah tingkat II

kotamadya yang bersangkutan. Lihat Pasal 7 Peraturan Agraria

No. 15 tahun 1961 dan Pasal 14 ayat (3) UU No. 16 tahun 1985

 jo jo PP No. 24 tahun 1997).

b. Sita eksekusi lanjutan apabila barang-barang yang disita

sebelumnya dengan sita conservatoir, yang dalam rangka

Page 24: Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1)

5/13/2018 Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mulijanto-tugas-jurusita1 24/27

 

eksekusi telah berubah menjadi sita eksekusi dan dilelang,

hasilnya tidak cukup untuk membayar jumlah uang yang harus

dibayar berdasarkan putusan pengadilan, maka akan dilakukan

sita eksekusi lanjutan terhadap barang-barang milik tergugat

untuk kemudian dilelang.

D. 2. Sita eksekusi yang tidak langsung

Sita eksekusi yang tidak langsung adalah sita eksekusi yang berasal

dari sita jaminan yang telah dinyatakan sah dan berharga, dalam rangka eksekusi

otomatis berubah statusnya menjadi sita eksekusi. Dalam rangka eksekusi

dilarang untuk menyita hewan atau perkakas yang benar-benar dibutuhkan oleh

tersita untuk mencari nafkah (Pasal 197 ayat (8) HIR, 211 Rbg). Perlu

diperhatikan, bahwa yang tidak dapat disita adalah hewan yang benar-benar

dibutuhkan untuk mencari nafkah oleh tersita, jadi satu atau dua ekor sapi/kerbau

yang benar-benar dibutuhkan untuk mengerjakan sawah. Jadi bukan sapi-sapi

dari sebuah peternakan, ini selalu dapat disita. Binatang-binatang yang lain yaitu

kuda, anjing, kucing, burung yang kadang-kadang sangat tingi harganya dapat

saja disita.6 

Dalam praktik peradilan pelaksanaan sita sering kali banyak menimbulkan

permasalahan. Bisa saja pada waktu hendak dilakukan penyitaan, ternyata barang

yang hendak disita tidak ada, maka jurusita/jurusita pengganti akan membuat

berita acara bahwa tidak ada barang yang dapat disita. Lain lagi halnya, manakala

  jurusita/jurusita sewaktu hendak menyita menghadapi kenyataan, ternyata barang

yang hendak disitanya itu adalah barang bergerak yang sebelumnya sudah disita

eksekusi untuk orang lain, jadi sedang dibebani sita eksekusi oleh Pengadilan

atau Badan Urusan Piutang Lelang Negara (BUPLN). Dalam hal yang demikian,

6 Pedoman Pelaksanaan Tugas Dan Administerasi Pengadilan Buku II, diterbitkan MARI, Jakarta ,hal 121 s/d 125 

Page 25: Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1)

5/13/2018 Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mulijanto-tugas-jurusita1 25/27

 

  jurusita/juru sita pengganti tidak diperkenankan untuk menyita lagi barang-barang

yang sudah disita itu, akan tetapi ia setelah meminta agar berita acara sita

eksekusi yang dipegang oleh tersita diserahkan kepadanya, ia akan

mempersamakan berita acara tersebut dengan barang-barang milik tersita, dan

  jurusita/jurusita pengganti hanya bisa menyita barang milik tersita, yang belum

disita (Pasal 463 Rv). Berita acara sita persamaan ini berlaku sebagai suatu

sanggahan/pencegahan untuk menyerahkan uang hasil pelelangan barang-

barang tersebut kepada penyita yang pertama. Dengan lain perkataan yang

menyita kemudian akan berbagi hasil lelang itu. Bahkan dapat terjadi, ia akan

memperoleh lebih banyak dari penyita pertama, justru oleh karena memang

tagihannya lebih besar atau telah dijamin dengan fiducia umupamanya.

Lain lagi persoalannya, manakala ternyata penetapan Majelis Hakim

tentang sita jaminan ternyata batas-batasnya berbeda dengan keadaan yang

sesungguhnya diketemukan jurusita/jurusita penganti. Bila terdapat perbedaan

batas tanah yang mengakibatkan obyek sita berbeda, maka penyitaan tidak dapat

dilaksanakan dengan dibuat berita acara sita non bevending , karena obyek sita

tidak sesuai data-datanya. Akan tetapi, bila perbedaan batas tersebut tidak

mengakibatkan obyek berbeda, hanya karena tanah yang berbatasan dengan

obyek sita telah berubah kepemilikan, maka hal ini dinyatakan dalam berita acara

sita jaminan tersebut.

Manakala jurusita/jurusita pengganti ditugaskan untuk menjalan penyitaan

rekening di sebuah bank, maka jurusita/jurusita pengganti tersebut harus datang

ke Bank mengecek kebenaran tentang rekening tersebut, untuk selanjutnya

menuangkan dalam berita acara tanpa menyebutkan jumlah uangnya. (Perhatikan

Surat Bank Indonesia kepada Bank Rakyat Indonesia di seluruh Indonesia tanggal

24 Nopember 1987 Nomor : 20/12/UHO/HNI jo ANGKA 2/SE. BI Nomor :

Page 26: Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1)

5/13/2018 Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mulijanto-tugas-jurusita1 26/27

 

3/507/UPPB/BGB tertanggal 18 september 1970 jo Surat Direksi Bank Indonesia

kepada Bank-Bank di seluruh Indonesia tertanggal 20 Oktober 1987).

Masih banyak permasalahan hukum dan hambatan-hambatan yang dialami

oleh seorang jurusita/jurusita pengganti dalam melaksanakan tugasnya yang

mesti dipecahkan, namun dengan adanya berbagai keterbatasan, tidak mungkin

dapat diuraikan secara mendetail dalam makalah ini. Mudah-mudahan dalam

pelatihan ini, permasalahan hukum dan hambatan tugas seorang jurusita/jurusita

pengganti, dapat kita diskusikan dan dipecahkan bersama.

------------------------

Page 27: Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1)

5/13/2018 Mulijanto, TUGAS JURUSITA(1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mulijanto-tugas-jurusita1 27/27