mudik bareng tekan risiko kecelakaan fileten bekasi) dan cimone (kota tangerang). selain check...

1
kendaraan yang membawa ba- rang-barang material bangunan wajib membayar uang jago ke- pada mereka. “Begitu juga jika ada yang membawa barang elektronik, akan dicegat dan di- mintai uang Rp100 ribu-Rp200 ribu,” tuturnya. Aksi premanisme sejenis juga sudah lama dikeluhkan warga yang tinggal di perumahan elite Lippo Village maupun Permata Karawaci, yang manajemennya juga di bawah Lippo Village. Para preman yang berkedok tukang ojek akan menyetop ken- daraan yang masuk perumahan. Mereka memaksa pengantar barang untuk membayar uang jago. “Selain itu, setiap ada yang membangun rumah harus mem- berikan uang kepada mereka. Mengapa praktik hukum rimba seperti ini dibiarkan?” ujar Alex yang mengaku harus menge- luarkan uang Rp5 juta saat me- mulai membangun rumahnya di kawasan Permata. (San/J-1) 4 | Megapolitan SELASA, 7 SEPTEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Mudik Bareng Tekan Risiko Kecelakaan Hampir seribu pe- mudik motor ditilang karena membon- cengkan lebih dari satu penumpang dan tidak memakai helm standar. Nesty Trioka Pamungkas depan Kantor KPU (Kabupa- ten Bekasi) dan Cimone (Kota Tangerang). Selain check point, polisi juga menyiapkan 90 pos pengawas- an yang dibagi dalam beberapa titik, yakni 10 di terminal bus, 9 di stasiun kereta, 10 di bandara dan pelabuhan, 17 di mal atau pusat perbelanjaan, 44 di titik rawan macet di daerah Bekasi, Daan Mogot, dan Cikupa, yang diprediksi akan banyak kenda- raan roda dua. Guna mengantisipasi kese- hatan pemudik yang terganggu, dalam pos-pos tersebut, juga terdapat pelayanan kesehatan dan ambulans. (FD/J-2) [email protected] lainnya naik bus. “Kita meme- rintahkan agar si penumpang melanjutkan perjalanan meng- gunakan bus, sedangkan un- tuk pengemudi diperbolehkan untuk menggunakan sepeda motor,” sebutnya. Penertiban terhadap pemu- dik tersebut dilakukan di be- berapa check point yang tersebar di beberapa wilayah di dalam kota, seperti Perempatan Cem- pa ka Putih (Jakarta Pusat), depan Kantor Samsat Jakarta Barat, perempatan Bintang Mas (Jakarta Utara), bawah jem batan layang Jagakarsa (Jakarta Selatan). Kemudian Cakung (Jakarta Timur), Citra Raya (Kabupaten Tangerang), Perempatan Juanda (Depok), Sementara itu, pihak kepo- lisian mulai bertindak tegas kepada para pemudik yang me- langgar aturan. Sebanyak 994 surat tilang diberikan kepada para pemudik. “Ada 994 pelanggaran dari hari pertama Operasi Ketupat Jaya. Pelanggaran paling banyak tidak memenuhi syarat, seperti penumpang lebih dari dua dan helm tidak standar,” ungkap Koordinator Traffic Manage- ment Centre (TMC) Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Komisaris Indra Jafar Indra. Para pengendara sepeda mo- t or yang melanggar dengan mem bawa muatan melebihi kapasitas bisa meneruskan per- jalanan setelah penumpang Kejahatan Bius Mengintai di Tempat Publik P ROGRAM mudik ba- reng yang digagas oleh banyak perusahaan di- yakini bisa menurun- kan risiko kecelakaan di jalan. Selain itu, mudik bareng diha- rapkan juga dapat mengurangi kemacetan lalu lintas. Kemarin, PT Jasa Raharja memberangkatkan 200 bus un- tuk mengantarkan belasan robi pemudik dari Jakarta ke 33 kota di Jawa Barat, Jawa Tengah, Ja- wa Timur, dan Lampung. Sebelumnya produsen jamu Sidomuncul, Bank Rakyat Indo- nesia, Bank Tabungan Negara, Bank Negara Indonesia, dan beberapa perusahaan lainnya juga telah memberangkatkan para pemudik secara gratis. “Program mudik bareng de- ngan bus ini sebagai pengalihan para pemudik dengan motor ke bus. Ini untuk mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas yang selama ini sering terjadi pada pengguna motor,” kata Direktur Utama PT Jasa Raharja Diding S Anwar saat melepas peserta mudik bareng Jasa Ra- harja di Jakarta, kemarin. Pelepasan dilakukan bersa- ma Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar, Wakil Men- teri Perhubungan Bambang Su- santono, Gubernur DKI Fauzi Bowo, Kapolda Timor Pradopo, dan Ditlantas Polda Metro Jaya Condro Kirono. Data yang ada menunjukkan bahwa biaya asuransi kecela- kaan pada 2008 mencapai Rp1 triliun. Jumlah ini meningkat pada 2009 menjadi Rp1,3 trili- un. Diupayakan pada tahun ini bisa turun jadi Rp500 miliar. Pelanggar ditindak Gubernur DKI Fauzi Bowo menyambut baik program mu- dik gratis ini. Hal ini akan me- ringankan beban jutaan warga Jabodetabek yang akan mudik. Ia mengimbau kepada para pemudik untuk tidak kembali ke Ibu Kota dengan membawa sanak saudaranya. rin siang belum sadar. Korban ditemukan pingsan di dalam bus Primajasa saat berada di Terminal Terpadu Merak. Menurut kondektur Primajasa yang saat membawa korban ke puskesmas, korban menumpang bus dari Bekasi dengan tujuan Balaraja, Tangerang. Di dalam bus, korban berkenalan dengan seorang lelaki. Kemudian, Hana- pi diberi segelas kopi oleh orang tersebut. Kemudian korban tidak sadarkan diri. (FD/M-6) Kramatjati untuk mendapatkan perawatan. “Sementara Rangga masih belum ditemukan sam- pai sekarang,” kata Dasuki. Pada hari yang sama, seorang karyawan swasta di Bekasi juga menjadi korban pembiusan dan mendapat perawatan medis di Unit Gawat Darurat Puskesmas Pulomerak. Erni, petugas Unit Gawat Darurat Puskesmas Pulomerak, mengatakan, korban bernama Api Hanapi, 25, hingga kema- Bahkan, Rangga bisa dibujuk seorang pelaku untuk belanja elektronik di sebuah pasar gro- sir sehingga terpisah dengan Akhsin. “Ketika di dalam bus itu, pelaku menawarkan minuman gelas yang telah dibubuhi obat bius,” kata Dasuki. Akhsin yang tidak sadar lalu barang bawaannya digasak dan ia diturunkan di depan proyek Apartemen Kalibata City. Uang Rp3 juta pun raib dibawa lari. Akhsin lalu dibawa ke RS PELAKU pembiusan semakin merajalela. Mereka beraksi di seluruh tempat publik yang menjadi lokasi pemberangkat- an mudik Lebaran. Bukan ha- nya di terminal bus atau stasiun kereta api, aksi mereka pun terekam di bandar udara. Seperti yang terjadi pada M Akhsin, 22, yang dibius setelah mendarat di Bandara Soekarno- Hatta. “Akhsin ditemukan ter- geletak di depan Apartemen Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (5/9) sore,” kata Kapolsek Pancoran Komisaris Dasuki Herlambang, saat di- hubungi kemarin. Dasuki menceritakan, Akhsin merupakan pekerja di Sulawesi Barat yang dalam perjalanan pulang kampung untuk mera- yakan Idul Fitri di Bogor ber- sama temannya, Rangga. Saat hendak naik bus DAMRI ke Pasar Rebo, Akhsin dan Rang- ga didekati tiga pria. Ketiganya mencoba mengakrabkan diri. Penghasilan Kami tidak Cukup untuk Naik Bus ruang bagi motor, seperti kereta api ataupun kapal laut, tidak terlalu diminati para pemudik. Bahkan, karena tidak ada peminat, kapal laut yang sedianya bisa mengangkut ribuan motor pemudik tujuan Semarang dan Surabaya tidak jadi diberangkatkan pada hari Minggu (5/9). Untuk kereta api, minat masyarakat masih lumayan. Selama lima hari, tercatat 1.587 sepeda motor diangkut dengan kereta komunitas. Kini tugas dari pemerintah untuk menjamin agar para pemudik motor ini bisa sampai ke tujuan dan pulang dengan selamat. Jerih payah yang telah mereka tabung untuk bisa ber-Lebaran di kampung jangan sampai sia-sia karena nyawa mereka melayang di jalanan. (Golda Eksa/Nesty T Pamungkas/J-2) “Untuk makan saat berhenti di jalan dan ditambah bensin, paling besar Rp150 ribu. Murah, kan,” kata dia. Murahnya mudik dengan motor agaknya menjadi jawaban mengapa angkutan mudik yang juga menyediakan Hal yang sama diamini Fathudin, 40, warga Kelurahan Harapan Jaya, Kota Bekasi. Bersama sang istri, Sulastri, 39, dan dua anaknya, Ipan, 6, serta Andi, 4, mereka menunggang motor ke Cirebon, Jawa Barat. P APA aku mau pi- pis. Berhenti dulu, ya,” ucap Khafta, 4, kepada Mohamad Arif, 30, sang ayah. Sejenak laju motor yang dikemudikan berhenti di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Jalan Ahmad Yani atau samping Mega Bekasi Hypermall (MBH), Kota Bekasi. “Mama, Mama, cepat temani aku,” tambahnya. “Iya, sabar dulu, Kakak,” jawab Pipit Haryanti, 28, sembari melepaskan helm mungil yang melekat di kepala putra sulungnya itu. Keluarga yang tinggal di Kota Depok ini tiap tahun selalu mudik menggunakan sepeda motor Honda Supra Fit-nya. Apa yang dilakukan keluarga muda ini juga dilakoni puluhan ribu bahkan ratusan pemudik motor lainnya. Mereka rela nekat menerjang bahaya untuk mudik dengan sepeda motor karena lebih hemat ketimbang menggunakan bus atau kereta api. “Kalau menggunakan jasa kereta atau bus, sangat mahal. Penghasilan saya dari berjualan bakso tidak cukup, Mas,” katanya. MUDIK DENGAN SEPEDA MOTOR: Pemudik dari Jakarta menggunakan sepeda motor melintas di pertigaan Kanci, Cirebon, Jawa Barat, Minggu (5/9). MI/RAMDANI MUDIK BERSAMA JASA RAHARJA: Pemudik melambaikan tangan setelah bus yang ditumpangi meninggalkan Parkir Timur Senayan dalam acara mudik gratis bersama Jasa Raharja 2010, Jakarta, kemarin. Mudik khusus bagi pengendara sepeda motor tujuan Pulau Jawa dan Lampung tersebut memecahkan rekor Muri Pengalihan Pemudik Sepeda Motor ke Transportasi Bus dengan Kota Tujuan Terbanyak. ANTARA/ISMAR PATRIZKI/MES KELUHAN warga perumahan elite atas aksi pemerasan para preman disikapi Direktorat Ke- amanan Transnasional Badan Reserse Kriminal (Kamtranas Bareskrim) Mabes Polri dengan melakukan operasi penyamaran. Empat orang ditangkap di Peru- mahan Griya Loka Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang. Wakil Direktur Kamtranas Bareskrim Mabes Polri Kombes Muhamad Iriawan, kemarin, mengungkapkan penangkapan dilakukan akhir pekan lalu. Ke- empat tersangka yakni Aprizal, Suwardi, Adi, dan Roi, telah diserahkan ke Polda Metro Jaya untuk diproses secara hukum. Keempat tersangka disergap saat beraksi di Kompleks Pe- rumahan Kereta Kencana Loka 04/06 Sektor 12 BSD, Tangerang. Barang bukti yang disita berupa uang tunai pecahan Rp100 ribu sebanyak satu lembar. Cadi, salah satu warga Kom- pleks Griya Loka, BSD, menu- turkan untuk menghindari para preman, warga sering sekali mengirim barang pada malam hari. “Kalau saya belanja kulkas atau televisi yang tidak bisa diangkut dengan mobil pribadi, saya minta supaya dikirim pada malam hari. Sebab jika ketahuan sama para preman itu maka kita harus bayar setidaknya Rp300 ribu,” keluhnya. Namun warga yang tengah merenovasi atau membangun rumah selalu ketempuhan. Pa- salnya, pengusaha material ba- ngunan menolak mengirim bangunan di atas pukul 16.00 WIB. Jika pengiriman dilaku- kan pukul 19.00, barang akan lolos sebab para preman angkat kaki dari perumahan menjelang magrib. Menurut Iriawan, Aprizal dan kawan-kawan sudah seki- tar setahun beraksi di kawasan tersebut. Modusnya, setiap MI/ROMMY P Empat Pemeras di Perumahan Ditangkap Yang membawa barang elektronik akan dicegat dan dimintai uang Rp100 ribu-Rp200 ribu.’’ Muhamad Iriawan Wakil Direktur Kamtranas Bareskrim Mabes Polri

Upload: trinhthu

Post on 30-Apr-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mudik Bareng Tekan Risiko Kecelakaan fileten Bekasi) dan Cimone (Kota Tangerang). Selain check point, polisi juga menyiapkan 90 pos pengawas-an yang dibagi dalam beberapa titik, yakni

kendaraan yang membawa ba-rang-barang material bangun an wajib membayar uang jago ke-pada mereka. “Begitu juga jika ada yang membawa barang elektronik, akan dicegat dan di-mintai uang Rp100 ribu-Rp200 ribu,” tuturnya.

Aksi premanisme sejenis juga sudah lama dikeluhkan warga yang tinggal di perumahan elite Lippo Village maupun Permata Karawaci, yang manajemennya juga di bawah Lippo Village.

Para preman yang berkedok tukang ojek akan menyetop ken-daraan yang masuk perumahan. Mereka memaksa pengantar barang untuk membayar uang jago. “Selain itu, setiap ada yang membangun rumah harus mem-berikan uang kepada mereka. Mengapa praktik hukum rimba seperti ini dibiarkan?” ujar Alex yang mengaku harus menge-luarkan uang Rp5 juta saat me-mulai membangun rumahnya di kawasan Permata. (San/J-1)

4 | Megapolitan SELASA, 7 SEPTEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Mudik Bareng TekanRisiko Kecelakaan

Hampir seribu pe-mudik motor ditilang karena membon-cengkan lebih dari satu penumpang dan tidak memakai helm standar.

Nesty Trioka Pamungkas

depan Kantor KPU (Kabupa-ten Bekasi) dan Cimone (Kota Tangerang).

Selain check point, polisi juga menyiapkan 90 pos pengawas-an yang dibagi dalam beberapa titik, yakni 10 di terminal bus, 9 di stasiun kereta, 10 di bandara dan pelabuhan, 17 di mal atau pusat perbelanjaan, 44 di titik rawan macet di daerah Bekasi, Daan Mogot, dan Cikupa, yang diprediksi akan banyak kenda-raan roda dua.

Guna mengantisipasi kese-hatan pemudik yang terganggu, dalam pos-pos tersebut, juga terdapat pelayanan kesehatan dan ambulans. (FD/J-2)

[email protected]

lainnya naik bus. “Kita meme-rintahkan agar si penumpang melanjutkan perjalanan meng-gunakan bus, sedangkan un-tuk pengemudi diperbolehkan untuk menggunakan sepeda motor,” sebutnya.

Penertiban terhadap pemu-dik tersebut dilakukan di be-berapa check point yang tersebar di beberapa wilayah di dalam kota, seperti Perempatan Cem-pa ka Putih (Jakarta Pusat), depan Kantor Samsat Jakarta Barat, perempatan Bintang Mas (Jakarta Utara), bawah jem batan layang Jagakarsa (Jakarta Selatan). Kemudian Cakung (Jakarta Timur), Citra Raya (Kabupaten Tangerang), Perempatan Juanda (Depok),

Sementara itu, pihak kepo-li sian mulai bertindak tegas ke pada para pemudik yang me-langgar aturan. Sebanyak 994 surat tilang diberikan kepada para pemudik.

“Ada 994 pelanggaran dari hari pertama Operasi Ketupat Jaya. Pe langgaran paling banyak ti dak memenuhi syarat, seperti penumpang lebih dari dua dan helm tidak standar,” ungkap Koordinator Traffic Manage-ment Centre (TMC) Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Komisaris Indra Jafar Indra.

Para pengendara sepeda mo-t or yang melanggar dengan mem bawa muatan melebihi ka pasitas bisa meneruskan per-jalanan setelah penumpang

Kejahatan Bius Mengintai di Tempat Publik

PROGRAM mudik ba-reng yang digagas oleh banyak perusahaan di-yakini bisa menurun-

kan risiko kecelakaan di jalan. Selain itu, mudik bareng diha-rapkan juga dapat mengurangi kemacetan lalu lintas.

Kemarin, PT Jasa Raharja memberangkatkan 200 bus un-tuk mengantarkan belasan robi pemudik dari Jakarta ke 33 kota di Jawa Barat, Jawa Tengah, Ja-wa Timur, dan Lampung.

Se belumnya produsen jamu Sidomuncul, Bank Rakyat Indo-nesia, Bank Tabungan Negara, Bank Negara Indonesia, dan beberapa perusahaan lainnya juga telah memberangkatkan para pemudik secara gratis.

“Program mudik bareng de-ngan bus ini sebagai pengalihan para pemudik dengan motor ke bus. Ini untuk mengurangi ri siko kecelakaan lalu lintas yang selama ini sering terjadi pa da pengguna motor,” kata Direktur Utama PT Jasa Raharja Diding S Anwar saat melepas peserta mudik bareng Jasa Ra-harja di Jakarta, kemarin.

Pelepasan dilakukan bersa-ma Menteri Negara Badan Usa ha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar, Wakil Men-teri Perhubungan Bambang Su-santono, Gubernur DKI Fauzi

Bowo, Kapolda Timor Pradopo, dan Ditlantas Polda Metro Jaya Condro Kirono.

Data yang ada menunjukkan bahwa biaya asuransi kecela-kaan pada 2008 mencapai Rp1 triliun. Jumlah ini meningkat pada 2009 menjadi Rp1,3 trili-un. Diupayakan pada tahun ini bisa turun jadi Rp500 miliar.

Pelanggar ditindakGubernur DKI Fauzi Bowo

me nyambut baik program mu-dik gratis ini. Hal ini akan me-ringankan beban jutaan warga Jabodetabek yang akan mudik. Ia mengimbau kepada para pe mudik untuk tidak kembali ke Ibu Kota dengan membawa sanak saudaranya.

rin siang belum sadar. Korban ditemukan pingsan di dalam bus Primajasa saat berada di Ter minal Terpadu Merak.

Menurut kondektur Primaja sa yang saat membawa korban ke puskesmas, korban me numpang bus dari Bekasi dengan tujuan Balaraja, Tangerang. Di dalam bus, korban berkenalan dengan seorang lelaki. Kemudian, Hana-pi diberi segelas kopi oleh orang tersebut. Kemudian korban tidak sadarkan diri. (FD/M-6)

Kra matjati untuk mendapatkan perawatan. “Sementara Rangga masih belum ditemukan sam-pai sekarang,” kata Dasuki.

Pada hari yang sama, seorang karyawan swasta di Bekasi juga menjadi korban pembiusan dan mendapat perawatan medis di Unit Gawat Darurat Puskesmas Pulomerak.

Erni, petugas Unit Gawat Darurat Puskesmas Pulomerak, mengatakan, korban bernama Api Hanapi, 25, hingga kema-

Bahkan, Rangga bisa dibujuk seorang pelaku untuk belanja elektronik di sebuah pasar gro-sir sehingga terpisah dengan Akhsin. “Ketika di dalam bus itu, pelaku menawarkan minuman gelas yang telah dibubuhi obat bius,” kata Dasuki.

Akhsin yang tidak sadar lalu barang bawaannya digasak dan ia diturunkan di depan proyek Apartemen Kalibata City. Uang Rp3 juta pun raib dibawa lari.

Akhsin lalu dibawa ke RS

PELAKU pembiusan semakin me rajalela. Mereka beraksi di se luruh tempat publik yang men jadi lokasi pemberangkat-an mudik Lebaran. Bukan ha-nya di terminal bus atau stasiun ke reta api, aksi mereka pun ter ekam di bandar udara.

Seperti yang terjadi pada M Akhsin, 22, yang dibius setelah mendarat di Bandara Soekarno-Hatta. “Akhsin ditemukan ter-ge letak di depan Apartemen Ka libata City, Pancoran, Jakarta

Selatan, Minggu (5/9) sore,” kata Kapolsek Pancoran Komisaris Dasuki Herlambang, saat di-hubungi kemarin.

Dasuki menceritakan, Akhsin merupakan pekerja di Sulawesi Barat yang dalam perjalanan pu lang kampung untuk mera-ya kan Idul Fitri di Bogor ber-sama temannya, Rangga.

Saat hendak naik bus DAMRI ke Pasar Rebo, Akhsin dan Rang-ga didekati tiga pria. Ketiganya mencoba mengakrabkan diri.

Penghasilan Kami tidak Cukup untuk Naik Busruang bagi motor, seperti kereta api ataupun kapal laut, tidak terlalu diminati para pemudik.

Bahkan, karena tidak ada peminat, kapal laut yang sedianya bisa mengangkut ribuan motor pemudik tujuan Semarang dan Surabaya tidak jadi diberangkatkan pada hari Minggu (5/9).

Untuk kereta api, minat masyarakat masih lumayan. Selama lima hari, tercatat 1.587 sepeda motor diangkut dengan kereta komunitas.

Kini tugas dari pemerintah untuk menjamin agar para pemudik motor ini bisa sampai ke tujuan dan pulang dengan selamat. Jerih payah yang telah mereka tabung untuk bisa ber-Lebaran di kampung jangan sampai sia-sia karena nyawa mereka melayang di jalanan. (Golda Eksa/Nesty T Pamungkas/J-2)

“Untuk makan saat berhenti di jalan dan ditambah bensin, paling besar Rp150 ribu. Murah, kan,” kata dia.

Murahnya mudik dengan motor agaknya menjadi jawaban mengapa angkutan mudik yang juga menyediakan

Hal yang sama diamini Fathudin, 40, warga Kelurahan Harapan Jaya, Kota Bekasi. Bersama sang istri, Sulastri, 39, dan dua anaknya, Ipan, 6, serta Andi, 4, mereka menunggang motor ke Cirebon, Jawa Barat.

”PAPA aku mau pi-pis. Berhenti dulu, ya,” ucap Khafta,

4, kepada Mohamad Arif, 30, sang ayah. Sejenak laju motor yang dikemudikan berhenti di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Jalan Ahmad Yani atau samping Mega Bekasi Hypermall (MBH), Kota Bekasi.

“Mama, Mama, cepat temani aku,” tambahnya. “Iya, sabar dulu, Kakak,” jawab Pipit Haryanti, 28, sembari melepaskan helm mungil yang melekat di kepala putra sulungnya itu.

Keluarga yang tinggal di Kota Depok ini tiap tahun selalu mudik menggunakan sepeda motor Honda Supra Fit-nya.

Apa yang dilakukan keluarga muda ini juga dilakoni puluhan ribu bahkan ratusan pemudik motor lainnya. Mereka rela nekat menerjang bahaya untuk

mudik dengan sepeda motor karena lebih hemat ketimbang menggunakan bus atau kereta api. “Kalau menggunakan jasa kereta atau bus, sangat mahal. Penghasilan saya dari berjualan bakso tidak cukup, Mas,” katanya.

MUDIK DENGAN SEPEDA MOTOR: Pemudik dari Jakarta menggunakan sepeda motor melintas di pertigaan Kanci, Cirebon, Jawa Barat, Minggu (5/9).

MI/RAMDANI

MUDIK BERSAMA JASA RAHARJA: Pemudik melambaikan tangan setelah bus yang ditumpangi meninggalkan Parkir Timur Senayan dalam acara mudik gratis bersama Jasa Raharja 2010, Jakarta, kemarin. Mudik khusus bagi pengendara sepeda motor tujuan Pulau Jawa dan Lampung tersebut memecahkan rekor Muri Pengalihan Pemudik Sepeda Motor ke Transportasi Bus dengan Kota Tujuan Terbanyak.

ANTARA/ISMAR PATRIZKI/MES

KELUHAN warga perumahan elite atas aksi pemerasan para pre man disikapi Direktorat Ke-amanan Transnasional Badan Reserse Kriminal (Kamtranas Bareskrim) Mabes Polri dengan melakukan operasi penyamar an. Empat orang ditangkap di Peru-mahan Griya Loka Bu mi Serpong Damai (BSD) Tangerang.

Wakil Direktur Kamtranas Bareskrim Mabes Polri Kombes Muhamad Iriawan, kemarin, mengungkapkan penangkapan dilakukan akhir pekan lalu. Ke-empat tersangka yakni Aprizal, Suwardi, Adi, dan Roi, telah diserahkan ke Polda Metro Jaya untuk diproses secara hukum.

Keempat tersangka disergap saat beraksi di Kompleks Pe-rumahan Kereta Kencana Loka 04/06 Sektor 12 BSD, Tangerang. Barang bukti yang disita berupa uang tunai pecahan Rp100 ribu sebanyak satu lembar.

Cadi, salah satu warga Kom-pleks Griya Loka, BSD, menu-turkan untuk menghindari para preman, warga sering sekali mengirim barang pada malam hari. “Kalau saya belanja kulkas atau televisi yang tidak bisa diangkut dengan mobil pribadi, saya minta supaya dikirim pada malam hari. Sebab jika ketahuan sama para preman itu maka kita harus bayar setidaknya Rp300 ribu,” keluhnya.

Namun warga yang tengah me renovasi atau membangun rumah selalu ketempuhan. Pa-sal nya, pengusaha material ba-ngunan menolak mengirim ba ngunan di atas pukul 16.00 WIB. Jika pengiriman dilaku-kan pukul 19.00, barang akan lo los sebab para preman angkat kaki dari perumahan menjelang magrib.

Menurut Iriawan, Aprizal dan kawan-kawan sudah seki-tar setahun beraksi di kawasan tersebut. Modusnya, setiap

MI/ROMMY P

Empat Pemeras di Perumahan

Ditangkap

Yang membawa barang elektronik akan dicegat dan dimintai uang Rp100 ribu-Rp200 ribu.’’Muhamad Iriawan Wakil Direktur Kamtranas Bareskrim Mabes Polri