m.p kuant terbaru (1)

18
PROPOSAL METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF “Pengaruh Tingkat Rasionalitas danTingkat Persepsi Merek Barang Terhadap Keputusan Pembelian Barang (Iphone, Samsung, Blackberry) Pada Mahasiswa Fisip” Nama Kelompok: 1. Fiqieh Pusparani (071211431001) 2. M. Riza Mustofah (071211431098) 3. Angelina Londa (071211431100) 4. Rani Deviany (071211431101) 5. Ajeng Kartini Putri (071211431103)

Upload: angelina-londa

Post on 31-Jan-2016

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: M.P KUANT TERBARU (1)

PROPOSAL METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF

“Pengaruh Tingkat Rasionalitas danTingkat Persepsi Merek

Barang Terhadap Keputusan Pembelian Barang (Iphone, Samsung,

Blackberry) Pada Mahasiswa Fisip”

Nama Kelompok:

1. Fiqieh Pusparani (071211431001)

2. M. Riza Mustofah (071211431098)

3. Angelina Londa (071211431100)

4. Rani Deviany (071211431101)

5. Ajeng Kartini Putri (071211431103)

6. Nareswari Lila .P (071211432018)

7. Shinta Anggraeni .K (071211433033)

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 2: M.P KUANT TERBARU (1)

PENDAHULUAN

BAB 1

1.1 Latar Belakang Masalah

Gaya hidup kelas menengah atas sering kali menjadi sorotan karena di nilai

mempunyai gaya hidup yang konsumtif dan dapat terlihat dari pemilihan barang yang mereka

miliki serta keputusan pembelian barang dilakukan karena ingin terlihat berbeda dari orang

lain. Gaya hidup diekspresikan melalui apa yang dikenakan seseorang, apa yang ia konsumsi,

dan bagaimana ia bersikap atau berperilaku ketika dihadapan orang lain. Gaya hidup

memperlihatkan mengenai bagaimana Seseorang dalam memilih produk apa yang dibeli dan

dikonsumsi, bukan sekedar karena kebutuhan barang tersebut, tetapi sering kali justru karena

didorong oleh makna simbolis barang tersebut yang mempunyai tujuan untu kmenjaga

gengsi, serta bagaimana masyarakat memaknai itu bagi proses penegasan status sosialnya.

Gaya hidup adalah pola-pola tindakan yang membedakan satu orang dengan yang lain

(Chaney, 2004: 40). Terkadang kelas menengah atas mengkonsumsi barang-barang bermerek

yang mereka gunakan dalam keseharian, hal ini dikarenakan barang bermerek mempunyai

kualitas yang lebih bagus dan harga tinggi yang menjadi alasan utama mereka untuk

membelinya. Karena masyarakat di era kapitalisme sekarang ini lebih melihat tingginya harga

yang dijual daripada memperhatikan kualitas, hal ini di karena kan harga sebagai penentu

seberapa kaya orang tersebut serta ingin tampil elegan dan borju di depan mata memandang

dan semua itu tak lain karena ingin mendapat simbolik dari masyarakat.

Merek dapat dijadikan sebagai tolak ukur barang yang akan di konsumsi. Kita bisa

temukan gejala mengagungkan barang-barang dengan produk merek terkenal yang dijual

dengan harga tinggi. Banyak orang membeli barang-barang tersebut karena dijadikan sebagai

patokan dari harga diri atau derajat status sosial seseorang dan mereka yang membeli dan

menggunakan benda-benda itu seolah-olah menjelma menjadi orang yang lebih baik, lebih

berharga, dan lebih terhormat. Selain itu yang menjadi hobi utama mereka adalah berbelanja

barang-barang bermerek (branded) bagi mereka kalangan kelas menengah atas yang berduit.

Page 3: M.P KUANT TERBARU (1)

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi konsumen ketika akan memutuskan untuk

membeli suatu produk. Baik berasal dari faktor internal yaiu dalam diri sendiri maupun factor

eksternal seperti pengaruh lingkungan. Jika dilihat dari factor internal, factor gaya hidup

merupakan salah satu faktor yang cukup berpengaruh terhadap proses pembelian suatu

produk dan merek yang dapat menjadi salah satu pemicu seseorang untuk memutuskan

melakukan pembelian. Gaya hidup sendiri merupakan suatu cara yang dapat menggambarkan

perilaku seseorang, yaitu bagaimana hidup, menggunakan uangnya dan memanfaatkan waktu

yang dimilikinya (Sumarwan, 2002:56).

Gaya hidup berkaitan erat dengan tingkat rasionalitas yang mana dalam keputusan

membeli barang-barang seperti gadget (smarphone) dengan brand ternama dan kualitas yang

sudah tidak diragukan lagi kecanggihannya, namun senyatanya masyarakat kini membeli

barang bukan didasarkan pada kualitas nama, lebih terhadap kuantitas yang mereka beli,

karena semakin tinggi atau mahal barang tersebut maka akan semakin dipandang sebagai

orang kaya yang modern dan dianggap tidak ketinggalan jaman. Pembelian barang yang

berdasarkan kepada kuantitas seringkali masyarakat akan memberikan citra atau simbol

tersendiri bagi pemiliknya.

Setiap individu pasti ingin mendapatkan pengakuan dari lingkungan sosialnya banyak

cara yang dapat di tempuh untuk mendapatkan pengakuan tersebut, salah satunya adalah

dengan memiliki barang-barang yang dianggap berkelas dan mahal. Barang bermerek

seringkali dikaitkan dengan status sosial seseorang. Para pemakainya seringkali dianggap

sebagai pribadi kelas atas, elegan, dan terpandang. Merek adalah jaminan tidak langsung

sebuah kualitas, dimana ada harga disitu ada kualitas. Bagi orang yang mampu, mereka dapat

membeli handphone dengan harga yang tinggi, brand yang terkenal yang sedang up to

date.Hal demikian akan menimbulkan rasa senang, gembira, puas bahkan rasa bahagia yang

pada gilirannya memberi rasa percaya diri yang besar (Mappiare, 1982). Sehingga mereka

cenderung untuk bertindak irrasional karena sudah tidak bisa membedakan antara kebutuhan

mendesak dan tidak mendesak.

Seseorang ketika memutuskan membeli handphone baru, sering kali bukan karena

handphone lama yang ia miliki telah rusak atau tidak lagi bisa digunakan, melainkan lebih

banyak didorong karena kebutuhan untuk menjaga citra diri, image, bahwa ia bukan termasuk

orang yang ketinggalan zaman atau karena ia sebetulnya tengah berusaha menjaga citra

sebagai bagian dari kelompok kelas sosial atas yang selayaknya memiliki handphone seri

Page 4: M.P KUANT TERBARU (1)

terbaru seperti smartphone yang lebih canggih dengan fitur-fitur yang lebih lengkap serta

kemudahan dalam memcari informasi. Terkadang keputusan pembelian smartphone baru

tersebut atas dasar irasionalitas karena mereka lebih memilih kuantitas dan tidak melihat

kualitas dari barang tersebut serta tingkat pembelian semakin tinggi, namun jika seseorang

atas dasar rasionalitas maka ia akan melihat kualitas serta manfaat dan lebih selektif dalam

memilih barang yang akan ia beli.Tindakan tersebut termasuk kedalam tindakan irrasional

yang hanya membeli sesuatu karena kesenangan, kepuasan, dan simbolik yang diterima dari

masyarakat. Namun masyarakat sudah terbius dengan budaya belanja seperti itu karena

dianggap mampu mengangkat status dan mengikuti trend yang sedang berkembang luas di

masyarakat.

Penelitian yang dilakukan oleh Yuliana (2009) yaitu tentang “pengaruh gaya hidup

terhadap keputusan pembelian pakaian batik tulis danar hadi (studi konsumen wanita pada

outlet danar hadi diponegoro Surabaya)” memperkuat penelitian ini, dimana hasil penelitian

tersebut menjelaskan bahwa factor gaya hidup mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

keputusan pembelian sebesar 69,5 persen (menunjukan hubungan yang kuat) dan sisanya

sebesar 30,5 persen dipengaruhi oleh variable lain seperti usia dan tahap daur hidup pembeli,

jabatan, keadaan ekonomi, kepribadian, konsepdiri, motivasi, persepsi, proses pembelajaran,

kepercayaan, sikap, factor lingkungan dan factor strategi pemasaran. Berdasarkan pemaparan

diatas maka penelitian ini dilakukan untuk menghubungkan gaya hidup dan merek dikaitkan

pengaruhnya terhadap perilaku pembelian konsumen, dan melihat pengaruh merek sebagai

variable moderasi.

Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hal yang lebih mendalam

mengenai apakah terdapat hubungan antara tingkat rasionalitas dengan selektivitas pembelian

gadget serta bagaimana pengaruh tingkat rasionalitas terhadap selektivitas pembelian gadget.

Subyek penelitan ini ditujukan kepada para mahasiswa khususnya mahasiswa fakultas ilmu

social dan ilmu politik Universitas Airlangga.

Page 5: M.P KUANT TERBARU (1)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat hubungan antara tingkat rasionalitas dengan selektivitas pembelian

gadget dikalangan mahasiswa fisip?

2. Bagaimana pengaruh tingkat rasionalitas terhadap tingkat selektifitas dalam

pembelian gadget?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini, yakni:

1. Untuk mengetahui adanya hubungan antara gaya hidup dengan intensitas pembelian

gadget

2. Untuk mengetahui adanya pengaruh gaya hidup terhadap selektifitas pembelian

gadget

1.5 Manfaat Penelitian

Akademis:

1. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi perkuliahan metodologi penelitian

kuantitatif

2. Untuk mengembangkan pola pikir ilmiah mahasiswa agar lebih kritis dalam melihat

realitas atau fenomena yang ada terkait gaya hidup dalam keputusan pembelian

barang

3. Memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman kepada mahasiswa dalam proses

menganalisis dan mengidentifikasi masalah – masalahterkait gaya hidup dalam

keputusan pembelian barang

Praktis:

1. Diharapkan dapat memberikan manfaat positif pada mahasiswa fisip terkait gaya

hidup dalam keputusan pembelian barang

Page 6: M.P KUANT TERBARU (1)

1.6 Kerangka Teori

George Ritzer (2002)

McDonalisasi

Di dalam teori McDonalisasi pengaruh dari globalisasi yang merambah ke

berbagai penjuru dunia. Cara kerja sebagaimana diterapkan dalam McDonalisasi yang

menekankan pada efisiensi, kemudahan diperhitungkan, kemudahan diprediksi,

kontrol melalui tehnologi, dan secara paradoksal ketidakrasionalan rasionalitas, bukan

saja kemudian diterapkan dalam proses pengelolaan berbagai jenis usaha yang lain,

tetapi juga memengaruhi aktivitas dan perilaku sosial masyarakat di era post-

industrial. Secara garis besar, prinsip-prinsip yang berlaku dalam McDonalisasi,

antara lain:

1. Efisiensi yang berarti memilih sarana optimal bagi tujuan akhir yang telah ditetapkan.

Dalam definisi ini terkandung penjelasan: optimal dalam hal ini bermakna sebagai

upaya mendapatkan dan memanfaatkan sarana sebaik mungkin. Pengertian ini

sebenarnya buka pengertian umum seperti yang biasa kita pahami, namun dalam

masyarakat yang di-McDonalisasi lebih merupakan pengertian yang tidak pernah bisa

dilacak sarana terbaik bagi tujuan akhirnya. Mereka pada kenyataannya menjadi

cenderung menggantungkan pada sarana yang ditemukan dan dilembagakan. Dengan

kata lain mereka digiring memiliki “hasrat lebih efisien”. Jika dikaitkan dengan

tehnologi seperti tehnologi maka efisiensi digunakan dalam memilih smartphone

karena mempertimbankan bagaimana kecanggihan smartphone tersebut dalam

ketepatan pengoperasian aplikasi.

2. Prinsip kemudahan diperhitungkan, McDonalisasi menekankan pada sesuatu yang

bisa dikalkulasikan, dihitung dan dibilang, serta menitikberatkan kuantitas menjadi

pengganti kualitas. Penekanan pada kuantitas ini terutama berkaitan dengan

perhitungan waktu, menyangkut proses maupun hasil akhir. Pada proses,

penekanannya lebih pada kecepatan. Adapun pada hasil akhir, fokusnya terletak pada

jumlah produksi yang dihasilkan dan disajikan. Aplikasi dimensi ini pada akhirnya

diharapkan membawa pengaruh pada efisiensi, karena sesuatu yang didesain mampu

dihitung akan mendukung prinsip efisiensi.Penekanan pada kuantifikasi dibanding

kualitas produk dalam prinsip kemudahan diperhitungkan tersebut juga diikuti dengan

penciptaan ilusi kuantitas di benak konsumen serta bagaimana mengatur proses

Page 7: M.P KUANT TERBARU (1)

produksi dan layanan menjadi bilangan yang bisa dikontrol. Jika dikaitkan dengan

tehnologi yang berupa smartphone kemudahan dalam mengakses informasi karena

smartphone yang akan dibeli diharapkan dapat memberikan manfaat serta kemudahan

mengakses informasi, disini kuantitas suatu produk diperhitungkan karena semakin

mahal harga suatu produk maka kemudahan dalam mengakses informasi juga

dijadikan spesifikasi yang penting atau diperhitungkan.

3. Prinsip prediski, yakni bagaimana cara kerja ala McDonalisasi memberikan suatu

kepastian dalam berbagai hal yang menyangkut banyak aspek, mulai bagi karyawan,

organisasi, maupun konsumen. Bagi karyawan, prinsip ini memberikan “kepastian”

tentang hal yang berkaitan dengan cakupan bidang kerja. Pada organisasi, daya

prediksi produk dalam beberapa aspek (ukuran, warna,baterai, kecepatan dan

sebagainya) akan mudah dilakukan dengan melalui penyeragaman, penerapan

teknologi sejenis, dalam proses produksi serta sistem pengepakan. McDonalisasi

menawarkan daya prediksi agar produk dan layanannya tetap konsisten sepanjang

waktu dan di semua tempat. Aplikasi prisip prediksi ini bisa dijumpai dalam praktik

bisnis bidang hiburan, olahraga, mal belanja, wisata, dan perumahan.

4. Penekanan pada pengaruh negatif praktik McDonalisasi. Prinsip rasional yang

mendasari bekerjanya organisasi modern dalam McDonalisasi pada akhirnya sering

kali dianggap malah melahirkan irasionalitas dalam berbagai bentuk, di antaranya

inefisiensi, ketidakmampuan prediksi, ketidakmampuan dihitung, serta hilangnya

kontrol. Dan yang paling penting adalah irasionalitas yang mengarah pada

pengingkaran prinsip nonmanusia.

1.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah kesimpulan sementara atau proposisi tentatif mengenai hubungan

antara dua variabel atau lebih (Kerlinger, 1973; dalam Singarimbun, Sofian Effendi,

1985). Hipotesis penelitian baru diperlukan jika peneliti mempersoalkan hubungan

antarvariabel (Faisal, 2008). Oleh karena itu, tipe penelitiannya adalah studi eksplanasi,

yaitu menjelaskan hubungan antarvariabel. Menurut Faisal (2008), rumusan hipotesis

hendaknya dinyatakan dalam bentuk pernyataan deklaratif. Pernyataan deklaratif itu dapat

menyatakan “arah hubungan” diantara variabel yang dipermasalahkan (directional

hypothesis), atau “tidak menyatakan arah hubungan” di antara variabel yang

dipermasalahkan keterhubungannya (nondirectional hypothesis).

Page 8: M.P KUANT TERBARU (1)

Dengan bersumber pada hasil mengamati, menjajaki, atau mengalami sejumlah kasus

empiris (Faisal, 2008), hipotesis penelitian ini dirumuskan dengan “tidak menyatakan

arah”. Untuk hipotesis penelitian yang berusaha mengetahui pengaruh antar variabel tanpa

menunjukan arah hubungan dirumuskan sebagai berikut:

1. H1: Ada hubungan antara pengaruh tingkat rasionalitas terhadap tingkat selektivitas

pembelian barang.

H0: Tidak ada hubungan antara pengaruh tingkat rasionalitas terhadap tingkat

selektivitas pembelian barang.

2. H1: Ada hubungan antara tingkat persepsi merek barang terhadap tingkat selektivitas

pembelian barang.

H0: Tidak ada hubungan antara tingkat persepsi merek barang terhadap tingkat

selektivitas pembelian barang.

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory research) yang

menjelaskan mengenai keadaan realitas serta lebih menjelaskan secara terperinci mengenai

penelitian yang akan dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif.

Teknik Pengumpulan Data

Instrumen atau alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuesioner yang berisi daftar pertanyaan serta pedoman

wawancara untuk kepentingan kelengkapan penjelasan (eksplanasi) data

primer, termasuk untuk kepentingan pengamatan. Data yang

dikumpulkan dalam penelitian ini terbagi dalam 2 sumber, yaitu data

primer dan data sekunder. Data-data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer, yaitu data mengenai variabel utama yang

meliputi beberapa indikator variabel-variabel yang diteliti.

Data atau informasi ini diperoleh melalui wawancara

(kuesioner) dengan responden yang merupakan mahasiswa

pemilik gadget.

Page 9: M.P KUANT TERBARU (1)

2. Data Sekunder

Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari akademik

kampus yang berupa nama-nama mahasiswa pada setiap

jurusan di fakultas ilmu sosial dan ilmu politik.

Lokasi dan waktu

1. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di kampus B yakni di fakultas ilmu sosial dan ilmu

politik Universitas Airlangga.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada :

Tanggal : 12 November 2014

Lokasi : Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Kampus B universitas

Airlangga

Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan daripada unit-unit analisis yang

memiliki spesifikasi atau ciri-ciri tertentu (Y. Slamet,2008: 40). Sedangkan

Sukardi (2007: 28) berpendapat bahwa “populasi adalah keseluruhan

elemen dalam kelompok yang memiliki satu atau lebih karakteristik tertentu

yang sama, dari mana sampel diambil dan kesimpulan hasil dikenakan”.

Menurut Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady akbar (2003: 181),

populasi ialah “semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran,

baik kuantitatif maupun kualitatif, dari pada karakteristik tertentu

mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas”. Sedangkan

Suharsimi Arikunto (2006: 130) mengatakan bahwa “populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian”. Pendapat tersebut memiliki arti bahwa

populasi adalah sekelompok subjek yang telah ditentukan oleh peneliti

sebagai subjek penelitian yang nantinya akan dikenai generalisasi hasil

penelitian.

Page 10: M.P KUANT TERBARU (1)

Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasisiwa fakultas

ilmu sosial dan ilmu politik yang merupakan mahasiswa kelas menengah atas.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan obyek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Soekidjo. 2005 : 79). Sampel

adalah sebagian objek yang diambil dari keseluruhan   objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi. (Notoatmojo, 2003). Sampel adalah

sebagian atau wakil populasi  yang diteliti (Suharsimi Arikunto. 2002 : 109).

3. Teknik Pengambilan Sampel

Untuk mendapatkan sampel yang representatif, diperlukan suatu teknik

dalam mengambil sampel atau biasa disebut dengan teknik pengambilan

sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik stratified sampling.

Dalam penelitian ini kami menggunakan metode penarikan sample

stratified sampling yaitu penarikan sampel diambil secara berstrata atau

bertingkat mulai dari lapisan atas hingga lapisan bawah. Dalam teknik ini

populasi biasanya digolongkan menurut ciri-ciri tertentu dan sesuai dengan

penelitian dan penggolongan itu sendiri disebut sebagai stratifikasi, kemudian

dari setiap lapisan diambil sejumlah subjek dari setiap lapisan (strata) adalah

sampel penelitiannya . Alasan kami memilih metode ini adalah kami memiliki

kerangka sampling dari setiap jurusan di FISIP yang mana jurusan tersebut

akan diambil dua jurusan saja yang berasal dari angkatan 2012-2013. Karena

kelompok kami tidak menggunakan sistem acak (non random) kami hanya

memilih yang sesuai dengan penelitian ini.

1.8 Metode dan Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu langkah yang terpenting dalam suatu

kegiatan penelitian. Analisis data ini digunakan untuk memaparkan hasil tentang

bagaimana pengaruh tingkat rasionalitas dan tingkat selektivitas

terhadap persepsi merek barang (gadget) pada kalangan mahasiswa di

Universitas Airlangga. Data-data yang sudah diperoleh kemudian diolah terlebih

dahulu. Pengolahan data tersebut dilakukan dengan cara, Pertama memberikan penilaian

melalui kode-kode yang telah ditentukan untuk setiap jawaban yang ada pada kuesioner

Page 11: M.P KUANT TERBARU (1)

(koding). Kedua jawaban – jawaban yang sudah dikoding tersebut dimasukkan ke dalam

SPSS. Ketiga setelah semua data masuk kedalam SPSS kemudian dianalisis.

MATRIKS

KONSEP VARIABEL INDIKATOR DEVINISI OPRASIONAL

RASIONALITAS

TINGKAT SELEKTIVITAS

- Pemilihan Aplikasi

- Daya beli

- Kebutuhan

- Harga

- Model

- Pengetahuan (produk knowledge)

- Melihat ukuran yang dipakai Mahasiswa dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan saat memilih

TINGKAT PERSEPSI MEREK

BARANG

CITRA PRODUK - Merek

- Image

- keinginan

- Mengetahui penilaian mahasiswa terhadap produk barang yang akan dibeli

Page 12: M.P KUANT TERBARU (1)

DAFTAR PUSTAKA

Suyanto, Bagong, 2013. Sosiologi Ekonomi Kapitalisme dan Konsumsi di Era Masyarakat

http://id.m.wikipedia.org/wiki/penelitian_eksplanasi

http://yhoen-yulia.blogsppot.com/2012/09/penelitian-deskriptif-dan-eksplanatif.html?m=1

repository.uinjkt.ac.id/.../RIFKY%20AN...

jurnal.feunsika.ac.id/.../pengaruh-perilaku-konsumen-terhadap-keputusan-pembelian-barang

ejournal.undip.ac.id/index.php/jenis/article/view/4314/3935

ejournal.unesa.ac.id/article/2997/56/article.pdf

http://ojs.unud.ac.id/index.php/manajemen/article/viewfile/7470/6335