mozaik 3a
DESCRIPTION
Materi tentang fisika intiTRANSCRIPT
Mozaik 3
DEFEK MASSA DAN ENERGI IKAT
Defek Massa
Energi Ikat
Energi Ikat per Nukleon
Catatan Kuliah Fisika Inti
1. Defek Massa (Mass Defect)
Dalam suatu eksperimen penghitungan massa atom ternyata selalu
didapatkan selisih dari massa atom sebenarnya (kemudian hanya
disebut massa atom) dengan jumlah massa partikel pembangunnya
(jumlah massa proton, neutron, dan elektronnya). Selisih inilah yang
kemudian disebut dengan defek massa (mass defect). Salah satu
contoh yang paling sederhana adalah adanya defek massa
deuterium ( H12 ). Secara teoritik seharusnya massa deuterium adalah
sama dengan massa hidrogen ditambah dengan massa 1 buah
neutron yaitu 2,016490u. Dengan mengingat massa hidrogen adalah
1,007825 u dan massa neutron adalah 1,008665 u. Namun secara
eksperimen massa atom deuterium adalah 2,014102 u sehingga
didapatlah selisihnya 0,002388 u yang merupakan defek massanya.
Dari pengertian di atas maka secara matematis dapat dirumuskan
defek massa untuk nuklida netral seperti pada pers. 3.1
(3.1)Dengan : Δm = defek massa (u)
mA = massa atom (u)mp = massa proton (u)me = massa elektron (u)mn = massa neutron (u)Z = nomor atomA = nomor massa
∆ m=¿
Defek Massa dan Energi Ikati
2. Energi Ikat (Binding Energy)
Setelah kita membahas masalah defek massa maka marilah kita
tinjau, kemanakah massa yang hilang tersebut?
Untuk dapat meninjau permasalahan massa yang hilang tersebut
maka mari kita ingat adanya konversi massa menjadi energi yang
dipostulatkan oleh Albert Einstein. Melalui relativitas khusus yang
diterapkan pada suatu energi, ia mempostulatkan bahwa untuk
massa yang diam maka massa dapat dikonversi dengan persamaan
yang sangat terkenal yaitu:
E=mc2 (3.2)
Dengan : E = Energi (Joule atau MeV)
m = massa yang terkonversi (u)
c = kecepatan cahaya (2,998×108 m/s)
melalui rumusan tersebut maka dapat kita pikirkan bahwa massa
yang hilang dalam atom sebenarnya terkonversi menjadi suatu
energi. Dan energi tersebut disebut dengan energi ikat. Sehingga
secara matematis energi ikat dapat dirumuskan dengan:
(3.3)
Dengan : B = energi ikat (MeV)
Δm = defek massa (u)
B=∆mc2
Catatan Kuliah Fisika Inti
c = kecepatan cahaya (2,998×108 m/s)
Lalu dengan mengingat bahwa:
1 u c² = (1,66054 × 10−27 kg) × (2,99792 × 108 m/s)²
= 1,49242 × 10−10 kg (m/s)²
= 1,49242 × 10−10 J× (1 MeV / 1,60218 × 10−13 J)
= 931,5 MeV
Sehingga untuk memudahkan pekerjaan kita maka hubungan antara
energi ikat dengan defek massa per atomic mass units yaitu:
(3.4)
Namun sebenarnya apakah energi ikat itu? Pada Mozaik 1 kita telah
mengenal jenis-jenis gaya pada inti atom, salah satunya adalah gaya
inti. Dan sebenarnya energi ikat adalah suatu energi yang mengikat
nukleon-nukleon pada inti. Dan energi inilah yang menyebabkan
proton dan neutron dapat saling berikatan pada inti.
Sebagai contoh, pada deuterium dengan defek massa 0,002388 amu
maka itu artinya inti deuterium – yang disebut dengan deutron –
memiliki energi ikat 2,22442 MeV. Dari hasil ini suatu informasi yang
dapat diperoleh adalah apabila deutron terbentuk dari proton dan
neutron yang bergabung maka ia akan melepaskan energi 2,22442
B=∆m× 931,5MeVu
Defek Massa dan Energi Ikati
MeV. Dan sebaliknya apabila ingin memecah deutron menjadi
proton dan neutron maka kita minimal membutuhkan energi
2,22442 MeV pula. Teori ini terbukti melalui eksperimen
fotodesintegrasi deutron yang menunjukkan bahwa sinar gamma
minimal harus berenergi 2,22442 MeV agar dapat memecah
deutron.
Gambar 3.1 Energi ikat deutron adalah 2,22442 MeV. Hal ini dibuktikan oleh sinar gamma minimal berenergi 2,22442 MeV agar dapat memecah deutron menjadi proton dan neutron
Selain energi ikat, dikenal juga adanya energi pemisahan neutron
(Sn) dan energi pemisahan proton (SP). Sn adalah energi yang
dibutuhkan untuk melepas neutron dari inti nuklida XZA , sehingga Sn
merupakan selisih energi ikat antara XZA dengan XZ
A−1 atau secara
matematis:
Sn=B ¿
¿{m¿ (3.5)
Sedangkan Sp adalah energi yang dibutuhkan untuk melepaskan
proton dari inti yang secara matematis dirumuskan:
Catatan Kuliah Fisika Inti
Sp=B ¿
¿{m¿ (3.6)
Berikut ini beberapa contoh dari energi ikat, energi pemisahan
neutron, dan energi pemisahan proton dari beberapa nuklida:
Tabel 3.1. Energi ikat, energi pemisahan neutron, dan energi pemisahan proton dari beberapa nuklida
Nuklida B (MeV) Sn (MeV) Sp (MeV)
O-16 7,9762 15,66 12,13O-17 7,7507 4,14 13,78F-17 7,5423 16,81 0,60Ca-40 8,5513 15,64 8,33Ca-41 8,5467 8,36 8,89Sc-41 8,3691 16,19 1,09Pb-208 7,8674 7,37 8,01Pb-209 7,8486 3,94 8,15Bi-209 7,8480 7,46 3,80
3. Energi Ikat per Nukleon
Energi ikat per nukleon adalah suatu kuantitas yang didapat dengan
membagi energi ikat total dengan jumlah nukleonnya. Melalui
perhitungan ini kita akan mendapatkan suatu informasi yang sangat
menarik terkait dengan kemantapan suatu inti. Semakin besar nilai
energi ikatnya maka itu berarti semakin mantap pula intinya.
Defek Massa dan Energi Ikati
Melalui perhitungan tersebut maka diperolah grafik seperti pada
Gambar 3.2. Dari grafik tersebut maka dapat dilihat bahwa mula-
mula kurva meningkat dengan tajam kemudian akan mencapai
maksimum ketika 8,76 MeV untuk Fe-56. Setelah melalui Fe-56
maka kurva akan turun secara perlahan hingga sekitar 7,6 MeV
untuk nomor massa tertinggi.
Gambar 3.2 Grafik energi ikat per nukleon sebagai fungsi jumlah nukleon dalam inti atomnya. Diambil dari http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/53/Binding_energy_curve_-_common_isotopes.svg/350px-Binding_energy_curve_-_common_isotopes.svg.png
Catatan Kuliah Fisika Inti
Berdasarkan kurva tersebut maka kita dapat menyimpulkan bahwa
inti bermassa sedang merupakan inti yang paling mantap karena
untuk dapat melepaskan nukleon-nukleonnya dibutuhkan energi
yang besar.