mozaik 2012 11

8
BULETIN BULANAN SURAU BAITUL AMIN DEPOK EDISI 11 2012 Analogi kedekatan hati yang ada diantara bayi dan ibu maupun suster tersebut menjelaskan pola hubungan yang tengah dibentuk dalam lembaga yang yang tugas dan fungsinya adalah meng- koordinasikan kegiatan-kegiatan alqah atau tempat berdzikir yang berada di bawah naungan Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya (YPDKY). Lembaga terse- but adalah Badan Koordinasi Kesurauan (BKK). Jauh dimata, dekat di hati. Ungkapan tersebut mungkin sedikit banyak dapat menjelaskan strategi Abangda Drs. H. Akhmad Farki, Ketua Staff BKK yang baru dalam melakukan tugasnya mengelola tempat-tempat wirid Tarekat Naqsya- bandiyah Al-Khalidiyah (TN) di bawah naungan YPDKY yang kini berjumlah sekitar 650 dan tersebar di seluruh propinsi di Indonesia, juga di luar negeri, yakni di Malaysia dan Amerika Serikat. Dengan adanya kedekatan hati, walaupun secara jarak terpaut jauh namun nantinya diharapkan tetap terasa seperti tiada jarak. Abangda Drs. H. Akhmad Farki, yang merupakan salah seorang putra dari Pendiri Yayasan belum lama ini dilantik sebagai Ketua Staff BKK oleh Pimpinan Yayasan. Tepatnya, pada tanggal 7 Oktober 2012 lalu di Kompleks Universitas Panca Budi, Medan. Tugas Ketua Staff BKK adalah untuk mengelola surau, bukan aspek spiritu- alnya, demikian penjelasan Bang Ifer, panggilan akrab bagi Abangda Drs. H. Akhmad Farki. “Cakupan kerjanya adalah pada sisi manajemen dan administrasi. Sementara ruang lingkup BKK yang berkaitan dengan ibadah akan tetap dipegang oleh Pimpinan Yayasan, Sayyidi Syaikh H. Abdul Khalik Fajduani, SH. Fungsinya yaitu memudahkan jamaah tarekat ini beribadah dan berguru serta memudahkan tempat-tempat beramal melaksanakan dzikrullah,” lanjut beliau yang kemudian menambahkan keinginan- nya agar perwiridan berjalan dengan baik, iktikaf atau suluk jalan dengan baik, serta hubungan dengan TN serumpun tetap di jaga dan tetap dilanjutkan. Lebih lanjut, Bang Ifer menjelaskan bahwa rencana BKK kedepan adalah fokus pada tiga program kerja utama. Yang pertama adalah menjaga amalan Tarekat Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah yang telah diajarkan oleh Pendiri Yayasan. Yang kedua, membangun komu- nikasi. Dan program yang ketiga adalah optimal- isasi sistem-sistem yang sudah ada, yang dampak langsungnya Komunikasi, Mendekatkan Hati Di suatu rumah sakit, seorang anak bayi yang baru berusia beberapa hari tengah menangis dan menjerit kencang. Dari seluruh orang yang ada di sana, hanya ada dua orang; ibunya dan seorang suster, yang dapat menenangkan dan membuatnya berhenti menangis. Mengapa demikian? Karena keduanya mempunyai kedekatan hati dengan sang bayi. Ibunya secara fisik dekat selama masa mengandungnya, dan sang suster telah mengasuhnya sejak ia lahir. Ketua Staf Badan Koordinasi Kesurauan (BKK) Tgl. 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 Shubuh 4:06 4:06 4:07 4:07 4:07 4:08 4:08 4:10 4:10 4:10 4:12 4:12 4:15 4:15 4:15 4:18 Zhuhur 11:45 11:45 11:47 11:47 11:47 11:49 11:49 11:51 11:51 11:51 11:54 11:54 11:56 11:56 11:56 11:59 Ashar 15:00 15:00 15:12 15:12 15:12 15:15 15:15 15:17 15:17 15:17 15:20 15:20 15:28 15:28 15:28 15:25 Maghrib 17:58 17:58 18:00 18:00 18:00 18:03 18:03 18:05 18:05 18:05 18:08 18:08 18:10 18:10 18:10 18:18 Isya’ 19:12 19:12 19:14 19:14 19:14 19:17 19:17 19:20 19:20 19:20 19:28 19:28 19:25 19:25 19:25 19:28 Jadwal Sholat Desember 2012 Untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya Tarekat Dalam Islam Syaikh Abdul Qadir Jailani, Pemimpin Para Wali Baitul Amin Medical Center Syukuran dengan Sunat Gratis Idul Adha 1433 H di SBA Hewan Qurban Sehat, Penerima Dimudahkan Seri Tombo Ati Berkumpul Dengan Orang Sholeh Kisah Hikmah Orang Yang Paling Bahagia 4 5 6 7 8 Mari Bicara Cinta Halaman 6 (Bersambung ke hal. 2) Abangda Drs. H. Akhmad Farki

Upload: baitul-amin

Post on 04-Aug-2015

363 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Mozaik Surau Edisi 11 tahun 2012 mengetengahkan perihal Komunikasi untuk mendekatkan hati laporan dari Staff Badan Koordinasi Kesurauan, Seri Tombo Ati - Berkumpul dengan Orang Sholeh serta Mari bicara tentang Cinta bersama Bang Arie dan Bang Ramon

TRANSCRIPT

Page 1: Mozaik 2012 11

B U L E T I N B U L A N A NS U R A U B A I T U L A M I N D E P O K

E D I S I

112012

Analogi kedekatan hati yang ada diantara bayi dan ibu maupun suster tersebut menjelaskan pola hubungan yang tengah dibentuk dalam lembaga yang yang tugas dan fungsinya adalah meng-koordinasikan kegiatan-kegiatan alqah atau tempat berdzikir yang berada di bawah naungan Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya (YPDKY). Lembaga terse-but adalah Badan Koordinasi Kesurauan (BKK).

Jauh dimata, dekat di hati. Ungkapan tersebut mungkin sedikit banyak dapat menjelaskan strategi Abangda Drs. H. Akhmad Farki, Ketua Staff BKK yang baru dalam melakukan tugasnya mengelola tempat-tempat wirid Tarekat Naqsya-bandiyah Al-Khalidiyah (TN) di bawah naungan YPDKY yang kini berjumlah sekitar 650 dan tersebar di seluruh propinsi di Indonesia, juga di luar negeri, yakni di Malaysia dan Amerika Serikat. Dengan adanya kedekatan hati, walaupun secara jarak terpaut jauh namun nantinya diharapkan tetap terasa seperti tiada jarak.

Abangda Drs. H. Akhmad Farki, yang merupakan salah seorang putra dari Pendiri Yayasan belum lama ini dilantik sebagai Ketua Staff BKK oleh Pimpinan Yayasan. Tepatnya, pada tanggal 7 Oktober 2012 lalu di Kompleks Universitas Panca Budi, Medan.

Tugas Ketua Staff BKK adalah untuk mengelola surau, bukan aspek spiritu-alnya, demikian penjelasan Bang Ifer,

panggilan akrab bagi Abangda Drs. H. Akhmad Farki. “Cakupan kerjanya adalah pada sisi manajemen dan administrasi. Sementara ruang lingkup BKK yang berkaitan dengan ibadah akan tetap dipegang oleh Pimpinan Yayasan, Sayyidi Syaikh H. Abdul Khalik Fajduani, SH.

Fungsinya yaitu memudahkan jamaah tarekat ini beribadah dan berguru serta memudahkan tempat-tempat beramal melaksanakan dzikrullah,” lanjut beliau yang kemudian menambahkan keinginan-nya agar perwiridan berjalan dengan baik, iktikaf atau suluk jalan dengan baik, serta hubungan dengan TN serumpun tetap di jaga dan tetap dilanjutkan.

Lebih lanjut, Bang Ifer menjelaskan bahwa rencana BKK kedepan adalah fokus pada tiga program kerja utama. Yang pertama adalah menjaga amalan Tarekat Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah yang telah diajarkan oleh Pendiri Yayasan. Yang kedua, membangun komu-nikasi. Dan program yang ketiga adalah optimal-isasi sistem-sistem yang sudah ada, yang dampak l a n g s u n g n y a

Komunikasi, Mendekatkan HatiDi suatu rumah sakit, seorang anak bayi yang baru berusia beberapa hari tengah menangis dan menjerit kencang. Dari seluruh orang yang ada di sana, hanya ada dua orang; ibunya dan seorang suster, yang dapat menenangkan dan membuatnya berhenti menangis. Mengapa demikian? Karena keduanya mempunyai kedekatan hati dengan sang bayi. Ibunya secara fisik dekat selama masa mengandungnya, dan sang suster telah mengasuhnya sejak ia lahir.

Ketua Staf Badan Koordinasi Kesurauan (BKK)

mudah-mudahan akan segera terasa oleh para jamaah saat menjalankan ibadah di surau, pos dan iop dimana mereka berada. Sebagai catatan, iop adalah singkatan dari ‘izin operasional’, sebutan bagi tempat wirid yang bertaraf paling sederhana dari segi fasilitas dan kegiatan-nya di bawah YPDKY.

Membangun Komunikasi - “The Right Man in the Right Place”

Yang paling menarik sebagai bahan pembahasan dan untuk kita pelajari dari program kerja ini adalah mengenai mem-bangun komunikasi. Sebagaimana dalam tubuh manusia, “Fungsinya adalah untuk memperlancar metabolisme,” jelas Bang Ifer mengenai fungsi program kerja terse-but.

Hubungan baik bermula dengan niat baik, dilanjutkan dengan komunikasi yang baik. Demikian pesan Bang Ifer, mengin-gatkan kembali strateginya dalam mengelola sekitar 44 Badan Kerjasama Surau (BKS) yang membawahi sekitar 650 surau, pos, dan iop.

Komunikasi akan dibangun mengikut alur yang ada, dimana Kepala Staff BKK akan dibantu oleh beberapa koordinator. “Tidak mungkin komunikasi dilakukan hanya oleh staff BKK. Oleh karenanya diangkat 6 koordinator yang membina BKS di Indonesia,” lanjut beliau.

Selain Ketua Staff BKK sendiri, 5 koordinator lainnya adalah, H. Akhmad Qadri Ramadhany (Bang Dhany, yang menjabat Ketua BKS DKI Jakarta dan Jawa Barat), H. Akhmad Syukran Bestari (Bang Arie, Pengurus Surau Baitul Amin, Bojongsari, Depok), H. Akhmad Muttaqien (Bang Opin, Putra Pimpinan Yayasan yang terdahulu), serta H. Wahyu Wijaya, dan H. Suhaemi yang merupakan tokoh yang dituakan dan petugas senior peramalan di lingkungan YPDKY.

Bang Arie, yang berkenan hadir dalam wawancara, juga menyampaikan bahwa tugas koordinator BKK termasuk meny-ampaikan informasi tentang hal-hal yang bersifat teknis, dan pengambilan

keputusan-keputusan yang teknis.Pemilihan koordinator tersebut

ditetapkan berdasarkan kedekatan historis dan penerimaan jamaah dalam wilayah binaannya yang notabene sangat beragam latar belakangnya. “Punya pengalaman, kemampuan, dan latar belakang historis,” demikian beliau meng-istilahkannya. Para koordinator adalah nama-nama yang dikenal dengan sangat baik oleh jamaah dan pengurus-pengurus tempat dzikir di lingkungan YPDKY.

“Prioritas kuncinya adalah kedekatan hati, lebih utama daripada sistem yang baku. Banyak hal yang sulit dapat tersele-saikan dengan kedekatan hati. Bagaimana tekniknya, itu diserahkan kepada kebija-kan masing-masing koordinator ataupun stafnya,” ungkap beliau yang tidak akan menetapkan suatu gaya (sistem) kepada para koordinator dalam melakukan pembi-naan. Setiap koordinator akan diberikan kebebasan dalam mengembangkan metode koordinasinya.

Inilah yang menjadi sudut pandan-gnya. Beliau mengharapkan dengan komunikasi yang dibangun itu, pengurus surau dan BKS jeli melihat latar belakang sosial, budaya, ideologi dan masalah politis yang ada di wilayah. “Kita menghar-gai hal-hal yang bersifat situasional,” pesannya.

Lebih jauh Bang Ifer menjelaskan,

bahwa setiap koordinator akan dibantu oleh beberapa orang anggota yang ditetapkan oleh Surat Keputusan dan bila dipandang perlu dapat ditambah dengan anggota yang bersifat partisipatif. Dan saat ini jumlah koordinator dan anggotanya-nya mencapai 40 orang yang membawahi 8 wilayah dan secara total menaungi 44 BKS dari seluruh propinsi. Sebelumnya, hanya tiga orang yang melayani para pengurus BKS. “Selama ini jalur komuni-kasi ini sudah berjalan. Sekarang (ditambah) untuk semakin memperlancar pertukaran informasinya.” Dan dengan pendekatan tersebut diharapkan komuni-kasi akan menjadi lebih cepat dan efisien,

seperti yang diistilahkan oleh Bang Ifer, “Jatuh pun jarum di Jayapura, paling lama dalam 1 jam Jakarta ataupun Medan tahu.”

Dalam mengemban perannya, para koordinator dan anggotanya akan menempati 2 sekretariat yang berkedudu-kan di Jakarta dan Medan. Alasannya terkait dengan pelayanan, dimana tujuan ziarah para jemaah ada di kedua kota ini.

Jadi, tak lain tujuannya adalah pening-katan pelayanan bagi para jamaah Tarekat Naqsyabandiyah Al Khalidiyah, baik yang datang dari Indonesia, maupun dari luar negeri. “Agar jamaah-jamaah ini, bila ke Jakarta dan Medan, ada yang mengu-rusnya. Kalau komunikasi hubungan baik, informasi pun cepat,” demikian Bang Ifer menyampaikan. Harapan beliau, akan tercipta komunikasi yang semakin baik, ukhuwah yang baik, persahabatan yang baik. “Banyak tantangan-tantangan yang sebenarnya dapat diselesaikan dengan sederhana, yaitu dengan komunikasi yang baik,” beliau menjelaskan.

Kedekatan juga akan dibangun saat adanya acara-acara yang sudah cukup banyak dilaksanakan di lingkungan surau, baik iktikaf (10 kali setiap tahunnya di Surau Darul Amin, Medan dan Surau Baitul Amin Bojongsari, Depok), perayaan Hari Besar Islam, maupun kegiatan-kegiatan lainnya seperti berbagai pelatihan

mulai dari yang bertema bisnis Islami, keluarga unggul, dan pesantren kilat.

Saat-saat seperti itulah para koordina-tor dan anggotanya dapat membangun komunikasi dengan

Ketua-ketua BKS dalam wilayah koordi-nasinya. Pendekatan komunikasi intensif setiap hari via telpon, email, dan media komunikasi lainnya sesuai dengan kebiasaan para Pimpinan BKS di masing-masing wilayah cakupan koordinator lebih besar bobotnya dibanding kunjungan-kunjungan ke daerah-daerah yang tentu-nya lebih memakan waktu dan biaya.

“Seiring waktu, jika chemistry (kedekatan) sudah terbangun koordinator dengan binaannya dapat saling mengun-jungi,” jelas Bang Ifer sembari menyatakan dukungan penuhnya secara moril dan finansial kepada para koordinator dan anggotanya.

Lahan Subur untuk Bibit yang BaikProgram komunikasi ini merupakan

kelanjutan dan sejalan dengan berbagai program yang diluncurkan Pimpinan Yayasan untuk membentuk akhlakul karimah sebagai warna budaya di lingkun-gan YPDKY. “Visinya tetap, yaitu memban-gun masyarakat dzikrullah yang berakhlakul karimah. Membangunnya melalui komunitas yang baik, komunitas yang berakhlakul karimah,” demikian disampaikan oleh Ketua Staff BKK, yang mengibaratkannya, “Sebagai lahan yang subur untuk tumbuhnya bibit-bibit yang baik, sehingga bibit-bibit tersebut diharap-kan akan dapat tumbuh subur juga.”

Hal tersebut juga dapat dimaknai dari pesan Bang Arie, bahwa dengan komuni-kasi yang semakin baik, kecurigaan-kecurigaan tidak ada. “Landasannya tetap Akhlakul Karimah. Hubungan yang baik dari hati itulah (bagian dari akhlakul karimah),” beliau menjelaskan, dan menambahkan bahwa silaturrahim, melayani, rendah hati dan memperlakukan orang dengan baik adalah bagian dari membangun komunikasi tersebut.

Komunikasi yang “Situasional”Tidak hanya internal, Ketua Staff BKK

juga memperhatikan pembinaan komuni-kasi dengan masyarakat luar, melalui pola yang menyesuaikan dengan kondisi dan adat istiadat masyarakat setempat. Dengan demikian, beliau menyampaikan, cara berkomunikasi bisa saja tidak akan sama untuk setiap wilayah. Dalam pelak-sanaannya akan lebih bersifat situasional dan secara teknis akan dipercayakan kepada masing-masing BKS yang lebih tahu karakter wilayahnya.

Beliau menambahkan, bahwa untuk lebih memperat komunikasi dengan masyarakat, BKK akan melibatkan “bintang tamu” yaitu istilah untuk jamaah TN yang sudah terkenal, dekat dan diper-

cayai oleh masyarakat setempat. Dengan pola tersebut, diharapkan komunikasi akan lebih cepat dan efektif, tidak ada informasi yang tersumbat.

Manajemen Kedekatan HatiPelayanan BKK akan dibangun melalui

kedekatan hati, yang dalam pelaksanaan-nya memberi ruang agar berbagai warna; dalam hal sistem dan gaya, dapat tumbuh memperindah setiap koordinasi yang terjalin antara koordinator dengan BKS dalam wilayah binaannya. Untuk itu Ketua Staff BKK menekankan bahwa diperlukan berbagai kebijaksanaan, kemampuan memaklumi orang lain dan kelompok lain.

Meskipun dibangun melalui kedekatan hati, tetap ada batasnya, yaitu niat untuk senantiasa hanya mengharapkan Ridha

Allah. “Dan ada Al Furqon, yaitu memilah mana yang haq dan mana yang batil, sesuai dengan syariat Islam,” jelas Bang Ifer, yang ketegasan dan keluasan peng-etahuan menjadikannya sosok yang sangat dicintai oleh jamaah di lingkungan Yayasan.

Sebagai latar belakang, diantara banyak hal yang menjadi minatnya, Bang Ifer mempunyai pemahaman yang mendalam atas sejarah peradaban manu-sia, sehingga seringkali menjadi narasum-ber yang menarik dalam forum diskusi, seminar atau pelatihan di lingkungan Surau Baitul Amin dan YPDKY secara umum. Selain ‘ahli sejarah’, beliau juga pengusaha perkebunan sawit dan peter-nakan sapi.

“Tetap senantiasa harapkan Ridho Allah, berpedoman Al Quran dan hadist. Tidak lebih, tidak gak kurang. Singkat saja.” Demikian bagian dari sambutan Bang Ifer saat beliau dilantik, yang dapat kita maknai sebagai pesan yang sangat penting bagi kita semua.

Kiranya diperkenankan mengambil kesimpulan dari strategi Ketua Staff BKK kedepan untuk kita semua maknai, tak lain semua berujung pada pelayanan dan akhlak yang baik. Mengutip pesan beliau, “Kuncinya bagaimana koordinator mem-perlakukan ketua BKS-nya dengan baik. Kalau kita menekan, sifatnya dia akan menekan kebawah. Saya mengharapkan akan memberikan kegembiraan ke bawahnya. Kita akan memberikan yang terbaik untuk dia (red-ketua BKS).”

Sukses kepada Bang Ifer sebagai Ketua Staff BKK yang baru dan segenap jajarannya dalam melaksanakan tugas mulianya, yaitu memudahkan pelaksanaan dzikrullah, dan dalam mengelola lahan subur untuk bertumbuh-kembangnya bibit-bibit unggul yang nantinya mampu memberikan kebaikan dimana-mana. [ASD/RH]

Tgl.

1

3

5

7

9

11

13

15

17

19

21

23

25

27

29

31

Shubuh

4:06

4:06

4:07

4:07

4:07

4:08

4:08

4:10

4:10

4:10

4:12

4:12

4:15

4:15

4:15

4:18

Zhuhur

11:45

11:45

11:47

11:47

11:47

11:49

11:49

11:51

11:51

11:51

11:54

11:54

11:56

11:56

11:56

11:59

Ashar

15:00

15:00

15:12

15:12

15:12

15:15

15:15

15:17

15:17

15:17

15:20

15:20

15:28

15:28

15:28

15:25

Maghrib

17:58

17:58

18:00

18:00

18:00

18:03

18:03

18:05

18:05

18:05

18:08

18:08

18:10

18:10

18:10

18:18

Isya’

19:12

19:12

19:14

19:14

19:14

19:17

19:17

19:20

19:20

19:20

19:28

19:28

19:25

19:25

19:25

19:28

Jadwal Sholat Desember 2012Untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya

Tarekat Dalam Islam Syaikh Abdul Qadir Jailani,

Pemimpin Para Wali

Baitul Amin Medical CenterSyukuran dengan Sunat Gratis

Idul Adha 1433 H di SBAHewan Qurban Sehat,

Penerima Dimudahkan

Seri Tombo AtiBerkumpul Dengan

Orang Sholeh

Kisah HikmahOrang Yang Paling Bahagia

4

5

6

7

8Mari Bicara Cinta

Halaman 6

(Bersambung ke hal. 2)

Abangda Drs. H. Akhmad Farki

Page 2: Mozaik 2012 11

2

2

Analogi kedekatan hati yang ada diantara bayi dan ibu maupun suster tersebut menjelaskan pola hubungan yang tengah dibentuk dalam lembaga yang yang tugas dan fungsinya adalah meng-koordinasikan kegiatan-kegiatan alqah atau tempat berdzikir yang berada di bawah naungan Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya (YPDKY). Lembaga terse-but adalah Badan Koordinasi Kesurauan (BKK).

Jauh dimata, dekat di hati. Ungkapan tersebut mungkin sedikit banyak dapat menjelaskan strategi Abangda Drs. H. Akhmad Farki, Ketua Staff BKK yang baru dalam melakukan tugasnya mengelola tempat-tempat wirid Tarekat Naqsya-bandiyah Al-Khalidiyah (TN) di bawah naungan YPDKY yang kini berjumlah sekitar 650 dan tersebar di seluruh propinsi di Indonesia, juga di luar negeri, yakni di Malaysia dan Amerika Serikat. Dengan adanya kedekatan hati, walaupun secara jarak terpaut jauh namun nantinya diharapkan tetap terasa seperti tiada jarak.

Abangda Drs. H. Akhmad Farki, yang merupakan salah seorang putra dari Pendiri Yayasan belum lama ini dilantik sebagai Ketua Staff BKK oleh Pimpinan Yayasan. Tepatnya, pada tanggal 7 Oktober 2012 lalu di Kompleks Universitas Panca Budi, Medan.

Tugas Ketua Staff BKK adalah untuk mengelola surau, bukan aspek spiritu-alnya, demikian penjelasan Bang Ifer,

panggilan akrab bagi Abangda Drs. H. Akhmad Farki. “Cakupan kerjanya adalah pada sisi manajemen dan administrasi. Sementara ruang lingkup BKK yang berkaitan dengan ibadah akan tetap dipegang oleh Pimpinan Yayasan, Sayyidi Syaikh H. Abdul Khalik Fajduani, SH.

Fungsinya yaitu memudahkan jamaah tarekat ini beribadah dan berguru serta memudahkan tempat-tempat beramal melaksanakan dzikrullah,” lanjut beliau yang kemudian menambahkan keinginan-nya agar perwiridan berjalan dengan baik, iktikaf atau suluk jalan dengan baik, serta hubungan dengan TN serumpun tetap di jaga dan tetap dilanjutkan.

Lebih lanjut, Bang Ifer menjelaskan bahwa rencana BKK kedepan adalah fokus pada tiga program kerja utama. Yang pertama adalah menjaga amalan Tarekat Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah yang telah diajarkan oleh Pendiri Yayasan. Yang kedua, membangun komu-nikasi. Dan program yang ketiga adalah optimal-isasi sistem-sistem yang sudah ada, yang dampak l a n g s u n g n y a

http://facebook.com/mozaiksurau http://twitter.com/baitulamin http://blog.baitulamin.org

Artikel dan informasi seputar kegiatan kesurauan, Islam dan Tasawuf berupa soft copy dapat dikirimkan disertai data diri pengirim ke Kontak Redaksi yang tertulis diatas. Redaksi berhak untuk mengedit isi artikel atau tidak menerbitkan artikel

yang telah dikirimkan. Untuk informasi selengkapnya, kunjungi situs web: http://media.baitulamin.org

Penanggung Jawab H. Akhmad Syukran Bestari, SE, MMSI | Pemimpin Umum Drs. H. Tugirin Yusuf Sonokarto, MM | Pemimpin Redaksi M. Reza Hoesin, SE, MM | Kontak Redaksi

Kampus Baitul Amin, Jl. Curug Raya No. 35, Curug, Bojongsari, Depok 16517, Email: [email protected] | Kontak Iklan dan Sirkulasi: 085717161716, Email: [email protected]

www.baitulamin.org

mudah-mudahan akan segera terasa oleh para jamaah saat menjalankan ibadah di surau, pos dan iop dimana mereka berada. Sebagai catatan, iop adalah singkatan dari ‘izin operasional’, sebutan bagi tempat wirid yang bertaraf paling sederhana dari segi fasilitas dan kegiatan-nya di bawah YPDKY.

Membangun Komunikasi - “The Right Man in the Right Place”

Yang paling menarik sebagai bahan pembahasan dan untuk kita pelajari dari program kerja ini adalah mengenai mem-bangun komunikasi. Sebagaimana dalam tubuh manusia, “Fungsinya adalah untuk memperlancar metabolisme,” jelas Bang Ifer mengenai fungsi program kerja terse-but.

Hubungan baik bermula dengan niat baik, dilanjutkan dengan komunikasi yang baik. Demikian pesan Bang Ifer, mengin-gatkan kembali strateginya dalam mengelola sekitar 44 Badan Kerjasama Surau (BKS) yang membawahi sekitar 650 surau, pos, dan iop.

Komunikasi akan dibangun mengikut alur yang ada, dimana Kepala Staff BKK akan dibantu oleh beberapa koordinator. “Tidak mungkin komunikasi dilakukan hanya oleh staff BKK. Oleh karenanya diangkat 6 koordinator yang membina BKS di Indonesia,” lanjut beliau.

Selain Ketua Staff BKK sendiri, 5 koordinator lainnya adalah, H. Akhmad Qadri Ramadhany (Bang Dhany, yang menjabat Ketua BKS DKI Jakarta dan Jawa Barat), H. Akhmad Syukran Bestari (Bang Arie, Pengurus Surau Baitul Amin, Bojongsari, Depok), H. Akhmad Muttaqien (Bang Opin, Putra Pimpinan Yayasan yang terdahulu), serta H. Wahyu Wijaya, dan H. Suhaemi yang merupakan tokoh yang dituakan dan petugas senior peramalan di lingkungan YPDKY.

Bang Arie, yang berkenan hadir dalam wawancara, juga menyampaikan bahwa tugas koordinator BKK termasuk meny-ampaikan informasi tentang hal-hal yang bersifat teknis, dan pengambilan

keputusan-keputusan yang teknis.Pemilihan koordinator tersebut

ditetapkan berdasarkan kedekatan historis dan penerimaan jamaah dalam wilayah binaannya yang notabene sangat beragam latar belakangnya. “Punya pengalaman, kemampuan, dan latar belakang historis,” demikian beliau meng-istilahkannya. Para koordinator adalah nama-nama yang dikenal dengan sangat baik oleh jamaah dan pengurus-pengurus tempat dzikir di lingkungan YPDKY.

“Prioritas kuncinya adalah kedekatan hati, lebih utama daripada sistem yang baku. Banyak hal yang sulit dapat tersele-saikan dengan kedekatan hati. Bagaimana tekniknya, itu diserahkan kepada kebija-kan masing-masing koordinator ataupun stafnya,” ungkap beliau yang tidak akan menetapkan suatu gaya (sistem) kepada para koordinator dalam melakukan pembi-naan. Setiap koordinator akan diberikan kebebasan dalam mengembangkan metode koordinasinya.

Inilah yang menjadi sudut pandan-gnya. Beliau mengharapkan dengan komunikasi yang dibangun itu, pengurus surau dan BKS jeli melihat latar belakang sosial, budaya, ideologi dan masalah politis yang ada di wilayah. “Kita menghar-gai hal-hal yang bersifat situasional,” pesannya.

Lebih jauh Bang Ifer menjelaskan,

bahwa setiap koordinator akan dibantu oleh beberapa orang anggota yang ditetapkan oleh Surat Keputusan dan bila dipandang perlu dapat ditambah dengan anggota yang bersifat partisipatif. Dan saat ini jumlah koordinator dan anggotanya-nya mencapai 40 orang yang membawahi 8 wilayah dan secara total menaungi 44 BKS dari seluruh propinsi. Sebelumnya, hanya tiga orang yang melayani para pengurus BKS. “Selama ini jalur komuni-kasi ini sudah berjalan. Sekarang (ditambah) untuk semakin memperlancar pertukaran informasinya.” Dan dengan pendekatan tersebut diharapkan komuni-kasi akan menjadi lebih cepat dan efisien,

seperti yang diistilahkan oleh Bang Ifer, “Jatuh pun jarum di Jayapura, paling lama dalam 1 jam Jakarta ataupun Medan tahu.”

Dalam mengemban perannya, para koordinator dan anggotanya akan menempati 2 sekretariat yang berkedudu-kan di Jakarta dan Medan. Alasannya terkait dengan pelayanan, dimana tujuan ziarah para jemaah ada di kedua kota ini.

Jadi, tak lain tujuannya adalah pening-katan pelayanan bagi para jamaah Tarekat Naqsyabandiyah Al Khalidiyah, baik yang datang dari Indonesia, maupun dari luar negeri. “Agar jamaah-jamaah ini, bila ke Jakarta dan Medan, ada yang mengu-rusnya. Kalau komunikasi hubungan baik, informasi pun cepat,” demikian Bang Ifer menyampaikan. Harapan beliau, akan tercipta komunikasi yang semakin baik, ukhuwah yang baik, persahabatan yang baik. “Banyak tantangan-tantangan yang sebenarnya dapat diselesaikan dengan sederhana, yaitu dengan komunikasi yang baik,” beliau menjelaskan.

Kedekatan juga akan dibangun saat adanya acara-acara yang sudah cukup banyak dilaksanakan di lingkungan surau, baik iktikaf (10 kali setiap tahunnya di Surau Darul Amin, Medan dan Surau Baitul Amin Bojongsari, Depok), perayaan Hari Besar Islam, maupun kegiatan-kegiatan lainnya seperti berbagai pelatihan

mulai dari yang bertema bisnis Islami, keluarga unggul, dan pesantren kilat.

Saat-saat seperti itulah para koordina-tor dan anggotanya dapat membangun komunikasi dengan

Ketua-ketua BKS dalam wilayah koordi-nasinya. Pendekatan komunikasi intensif setiap hari via telpon, email, dan media komunikasi lainnya sesuai dengan kebiasaan para Pimpinan BKS di masing-masing wilayah cakupan koordinator lebih besar bobotnya dibanding kunjungan-kunjungan ke daerah-daerah yang tentu-nya lebih memakan waktu dan biaya.

“Seiring waktu, jika chemistry (kedekatan) sudah terbangun koordinator dengan binaannya dapat saling mengun-jungi,” jelas Bang Ifer sembari menyatakan dukungan penuhnya secara moril dan finansial kepada para koordinator dan anggotanya.

Komunikasi, Mendekatkan Hati

(Sambungan dari hal. 1)

Ketua Staf BKK

Visinya tetap, yaitu membangun masyarakat dzikrullah yang berakhlakul karimah.

Membangunnya melalui komunitas yang baik, komunitas yang berakhlakul karimah

Lahan Subur untuk Bibit yang BaikProgram komunikasi ini merupakan

kelanjutan dan sejalan dengan berbagai program yang diluncurkan Pimpinan Yayasan untuk membentuk akhlakul karimah sebagai warna budaya di lingkun-gan YPDKY. “Visinya tetap, yaitu memban-gun masyarakat dzikrullah yang berakhlakul karimah. Membangunnya melalui komunitas yang baik, komunitas yang berakhlakul karimah,” demikian disampaikan oleh Ketua Staff BKK, yang mengibaratkannya, “Sebagai lahan yang subur untuk tumbuhnya bibit-bibit yang baik, sehingga bibit-bibit tersebut diharap-kan akan dapat tumbuh subur juga.”

Hal tersebut juga dapat dimaknai dari pesan Bang Arie, bahwa dengan komuni-kasi yang semakin baik, kecurigaan-kecurigaan tidak ada. “Landasannya tetap Akhlakul Karimah. Hubungan yang baik dari hati itulah (bagian dari akhlakul karimah),” beliau menjelaskan, dan menambahkan bahwa silaturrahim, melayani, rendah hati dan memperlakukan orang dengan baik adalah bagian dari membangun komunikasi tersebut.

Komunikasi yang “Situasional”Tidak hanya internal, Ketua Staff BKK

juga memperhatikan pembinaan komuni-kasi dengan masyarakat luar, melalui pola yang menyesuaikan dengan kondisi dan adat istiadat masyarakat setempat. Dengan demikian, beliau menyampaikan, cara berkomunikasi bisa saja tidak akan sama untuk setiap wilayah. Dalam pelak-sanaannya akan lebih bersifat situasional dan secara teknis akan dipercayakan kepada masing-masing BKS yang lebih tahu karakter wilayahnya.

Beliau menambahkan, bahwa untuk lebih memperat komunikasi dengan masyarakat, BKK akan melibatkan “bintang tamu” yaitu istilah untuk jamaah TN yang sudah terkenal, dekat dan diper-

cayai oleh masyarakat setempat. Dengan pola tersebut, diharapkan komunikasi akan lebih cepat dan efektif, tidak ada informasi yang tersumbat.

Manajemen Kedekatan HatiPelayanan BKK akan dibangun melalui

kedekatan hati, yang dalam pelaksanaan-nya memberi ruang agar berbagai warna; dalam hal sistem dan gaya, dapat tumbuh memperindah setiap koordinasi yang terjalin antara koordinator dengan BKS dalam wilayah binaannya. Untuk itu Ketua Staff BKK menekankan bahwa diperlukan berbagai kebijaksanaan, kemampuan memaklumi orang lain dan kelompok lain.

Meskipun dibangun melalui kedekatan hati, tetap ada batasnya, yaitu niat untuk senantiasa hanya mengharapkan Ridha

Allah. “Dan ada Al Furqon, yaitu memilah mana yang haq dan mana yang batil, sesuai dengan syariat Islam,” jelas Bang Ifer, yang ketegasan dan keluasan peng-etahuan menjadikannya sosok yang sangat dicintai oleh jamaah di lingkungan Yayasan.

Sebagai latar belakang, diantara banyak hal yang menjadi minatnya, Bang Ifer mempunyai pemahaman yang mendalam atas sejarah peradaban manu-sia, sehingga seringkali menjadi narasum-ber yang menarik dalam forum diskusi, seminar atau pelatihan di lingkungan Surau Baitul Amin dan YPDKY secara umum. Selain ‘ahli sejarah’, beliau juga pengusaha perkebunan sawit dan peter-nakan sapi.

“Tetap senantiasa harapkan Ridho Allah, berpedoman Al Quran dan hadist. Tidak lebih, tidak gak kurang. Singkat saja.” Demikian bagian dari sambutan Bang Ifer saat beliau dilantik, yang dapat kita maknai sebagai pesan yang sangat penting bagi kita semua.

Kiranya diperkenankan mengambil kesimpulan dari strategi Ketua Staff BKK kedepan untuk kita semua maknai, tak lain semua berujung pada pelayanan dan akhlak yang baik. Mengutip pesan beliau, “Kuncinya bagaimana koordinator mem-perlakukan ketua BKS-nya dengan baik. Kalau kita menekan, sifatnya dia akan menekan kebawah. Saya mengharapkan akan memberikan kegembiraan ke bawahnya. Kita akan memberikan yang terbaik untuk dia (red-ketua BKS).”

Sukses kepada Bang Ifer sebagai Ketua Staff BKK yang baru dan segenap jajarannya dalam melaksanakan tugas mulianya, yaitu memudahkan pelaksanaan dzikrullah, dan dalam mengelola lahan subur untuk bertumbuh-kembangnya bibit-bibit unggul yang nantinya mampu memberikan kebaikan dimana-mana. [ASD/RH]

Page 3: Mozaik 2012 11

3

Analogi kedekatan hati yang ada diantara bayi dan ibu maupun suster tersebut menjelaskan pola hubungan yang tengah dibentuk dalam lembaga yang yang tugas dan fungsinya adalah meng-koordinasikan kegiatan-kegiatan alqah atau tempat berdzikir yang berada di bawah naungan Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya (YPDKY). Lembaga terse-but adalah Badan Koordinasi Kesurauan (BKK).

Jauh dimata, dekat di hati. Ungkapan tersebut mungkin sedikit banyak dapat menjelaskan strategi Abangda Drs. H. Akhmad Farki, Ketua Staff BKK yang baru dalam melakukan tugasnya mengelola tempat-tempat wirid Tarekat Naqsya-bandiyah Al-Khalidiyah (TN) di bawah naungan YPDKY yang kini berjumlah sekitar 650 dan tersebar di seluruh propinsi di Indonesia, juga di luar negeri, yakni di Malaysia dan Amerika Serikat. Dengan adanya kedekatan hati, walaupun secara jarak terpaut jauh namun nantinya diharapkan tetap terasa seperti tiada jarak.

Abangda Drs. H. Akhmad Farki, yang merupakan salah seorang putra dari Pendiri Yayasan belum lama ini dilantik sebagai Ketua Staff BKK oleh Pimpinan Yayasan. Tepatnya, pada tanggal 7 Oktober 2012 lalu di Kompleks Universitas Panca Budi, Medan.

Tugas Ketua Staff BKK adalah untuk mengelola surau, bukan aspek spiritu-alnya, demikian penjelasan Bang Ifer,

panggilan akrab bagi Abangda Drs. H. Akhmad Farki. “Cakupan kerjanya adalah pada sisi manajemen dan administrasi. Sementara ruang lingkup BKK yang berkaitan dengan ibadah akan tetap dipegang oleh Pimpinan Yayasan, Sayyidi Syaikh H. Abdul Khalik Fajduani, SH.

Fungsinya yaitu memudahkan jamaah tarekat ini beribadah dan berguru serta memudahkan tempat-tempat beramal melaksanakan dzikrullah,” lanjut beliau yang kemudian menambahkan keinginan-nya agar perwiridan berjalan dengan baik, iktikaf atau suluk jalan dengan baik, serta hubungan dengan TN serumpun tetap di jaga dan tetap dilanjutkan.

Lebih lanjut, Bang Ifer menjelaskan bahwa rencana BKK kedepan adalah fokus pada tiga program kerja utama. Yang pertama adalah menjaga amalan Tarekat Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah yang telah diajarkan oleh Pendiri Yayasan. Yang kedua, membangun komu-nikasi. Dan program yang ketiga adalah optimal-isasi sistem-sistem yang sudah ada, yang dampak l a n g s u n g n y a

mudah-mudahan akan segera terasa oleh para jamaah saat menjalankan ibadah di surau, pos dan iop dimana mereka berada. Sebagai catatan, iop adalah singkatan dari ‘izin operasional’, sebutan bagi tempat wirid yang bertaraf paling sederhana dari segi fasilitas dan kegiatan-nya di bawah YPDKY.

Membangun Komunikasi - “The Right Man in the Right Place”

Yang paling menarik sebagai bahan pembahasan dan untuk kita pelajari dari program kerja ini adalah mengenai mem-bangun komunikasi. Sebagaimana dalam tubuh manusia, “Fungsinya adalah untuk memperlancar metabolisme,” jelas Bang Ifer mengenai fungsi program kerja terse-but.

Hubungan baik bermula dengan niat baik, dilanjutkan dengan komunikasi yang baik. Demikian pesan Bang Ifer, mengin-gatkan kembali strateginya dalam mengelola sekitar 44 Badan Kerjasama Surau (BKS) yang membawahi sekitar 650 surau, pos, dan iop.

Komunikasi akan dibangun mengikut alur yang ada, dimana Kepala Staff BKK akan dibantu oleh beberapa koordinator. “Tidak mungkin komunikasi dilakukan hanya oleh staff BKK. Oleh karenanya diangkat 6 koordinator yang membina BKS di Indonesia,” lanjut beliau.

Selain Ketua Staff BKK sendiri, 5 koordinator lainnya adalah, H. Akhmad Qadri Ramadhany (Bang Dhany, yang menjabat Ketua BKS DKI Jakarta dan Jawa Barat), H. Akhmad Syukran Bestari (Bang Arie, Pengurus Surau Baitul Amin, Bojongsari, Depok), H. Akhmad Muttaqien (Bang Opin, Putra Pimpinan Yayasan yang terdahulu), serta H. Wahyu Wijaya, dan H. Suhaemi yang merupakan tokoh yang dituakan dan petugas senior peramalan di lingkungan YPDKY.

Bang Arie, yang berkenan hadir dalam wawancara, juga menyampaikan bahwa tugas koordinator BKK termasuk meny-ampaikan informasi tentang hal-hal yang bersifat teknis, dan pengambilan

keputusan-keputusan yang teknis.Pemilihan koordinator tersebut

ditetapkan berdasarkan kedekatan historis dan penerimaan jamaah dalam wilayah binaannya yang notabene sangat beragam latar belakangnya. “Punya pengalaman, kemampuan, dan latar belakang historis,” demikian beliau meng-istilahkannya. Para koordinator adalah nama-nama yang dikenal dengan sangat baik oleh jamaah dan pengurus-pengurus tempat dzikir di lingkungan YPDKY.

“Prioritas kuncinya adalah kedekatan hati, lebih utama daripada sistem yang baku. Banyak hal yang sulit dapat tersele-saikan dengan kedekatan hati. Bagaimana tekniknya, itu diserahkan kepada kebija-kan masing-masing koordinator ataupun stafnya,” ungkap beliau yang tidak akan menetapkan suatu gaya (sistem) kepada para koordinator dalam melakukan pembi-naan. Setiap koordinator akan diberikan kebebasan dalam mengembangkan metode koordinasinya.

Inilah yang menjadi sudut pandan-gnya. Beliau mengharapkan dengan komunikasi yang dibangun itu, pengurus surau dan BKS jeli melihat latar belakang sosial, budaya, ideologi dan masalah politis yang ada di wilayah. “Kita menghar-gai hal-hal yang bersifat situasional,” pesannya.

Lebih jauh Bang Ifer menjelaskan,

bahwa setiap koordinator akan dibantu oleh beberapa orang anggota yang ditetapkan oleh Surat Keputusan dan bila dipandang perlu dapat ditambah dengan anggota yang bersifat partisipatif. Dan saat ini jumlah koordinator dan anggotanya-nya mencapai 40 orang yang membawahi 8 wilayah dan secara total menaungi 44 BKS dari seluruh propinsi. Sebelumnya, hanya tiga orang yang melayani para pengurus BKS. “Selama ini jalur komuni-kasi ini sudah berjalan. Sekarang (ditambah) untuk semakin memperlancar pertukaran informasinya.” Dan dengan pendekatan tersebut diharapkan komuni-kasi akan menjadi lebih cepat dan efisien,

seperti yang diistilahkan oleh Bang Ifer, “Jatuh pun jarum di Jayapura, paling lama dalam 1 jam Jakarta ataupun Medan tahu.”

Dalam mengemban perannya, para koordinator dan anggotanya akan menempati 2 sekretariat yang berkedudu-kan di Jakarta dan Medan. Alasannya terkait dengan pelayanan, dimana tujuan ziarah para jemaah ada di kedua kota ini.

Jadi, tak lain tujuannya adalah pening-katan pelayanan bagi para jamaah Tarekat Naqsyabandiyah Al Khalidiyah, baik yang datang dari Indonesia, maupun dari luar negeri. “Agar jamaah-jamaah ini, bila ke Jakarta dan Medan, ada yang mengu-rusnya. Kalau komunikasi hubungan baik, informasi pun cepat,” demikian Bang Ifer menyampaikan. Harapan beliau, akan tercipta komunikasi yang semakin baik, ukhuwah yang baik, persahabatan yang baik. “Banyak tantangan-tantangan yang sebenarnya dapat diselesaikan dengan sederhana, yaitu dengan komunikasi yang baik,” beliau menjelaskan.

Kedekatan juga akan dibangun saat adanya acara-acara yang sudah cukup banyak dilaksanakan di lingkungan surau, baik iktikaf (10 kali setiap tahunnya di Surau Darul Amin, Medan dan Surau Baitul Amin Bojongsari, Depok), perayaan Hari Besar Islam, maupun kegiatan-kegiatan lainnya seperti berbagai pelatihan

mulai dari yang bertema bisnis Islami, keluarga unggul, dan pesantren kilat.

Saat-saat seperti itulah para koordina-tor dan anggotanya dapat membangun komunikasi dengan

Ketua-ketua BKS dalam wilayah koordi-nasinya. Pendekatan komunikasi intensif setiap hari via telpon, email, dan media komunikasi lainnya sesuai dengan kebiasaan para Pimpinan BKS di masing-masing wilayah cakupan koordinator lebih besar bobotnya dibanding kunjungan-kunjungan ke daerah-daerah yang tentu-nya lebih memakan waktu dan biaya.

“Seiring waktu, jika chemistry (kedekatan) sudah terbangun koordinator dengan binaannya dapat saling mengun-jungi,” jelas Bang Ifer sembari menyatakan dukungan penuhnya secara moril dan finansial kepada para koordinator dan anggotanya.

IKLAN IKLANIKLAN

Cuman Perlu PowerPoint buat ngedesain sendiri

iklan Mozaik SurauYang penting format dan ukurannya sesuai ketentuan. Silahkan unduh

(download) templatenya di http://bit.ly/iklanpptmozaik, pilih

ukurannya, dan langsung deh ngedesain iklan Mozaik pake

PowerPoint 2003, 2007 ato 2010.

Juga menerima file Adobe Illustrator (.AI), Adobe Acrobat (.PDF) dan

Macromedia Freehand MX (.FH11).

Untuk pemasangan iklan, hubungi Sdr. Fajar di 0817131815 atau email ke [email protected].

http://media.baitulamin.org

Lahan Subur untuk Bibit yang BaikProgram komunikasi ini merupakan

kelanjutan dan sejalan dengan berbagai program yang diluncurkan Pimpinan Yayasan untuk membentuk akhlakul karimah sebagai warna budaya di lingkun-gan YPDKY. “Visinya tetap, yaitu memban-gun masyarakat dzikrullah yang berakhlakul karimah. Membangunnya melalui komunitas yang baik, komunitas yang berakhlakul karimah,” demikian disampaikan oleh Ketua Staff BKK, yang mengibaratkannya, “Sebagai lahan yang subur untuk tumbuhnya bibit-bibit yang baik, sehingga bibit-bibit tersebut diharap-kan akan dapat tumbuh subur juga.”

Hal tersebut juga dapat dimaknai dari pesan Bang Arie, bahwa dengan komuni-kasi yang semakin baik, kecurigaan-kecurigaan tidak ada. “Landasannya tetap Akhlakul Karimah. Hubungan yang baik dari hati itulah (bagian dari akhlakul karimah),” beliau menjelaskan, dan menambahkan bahwa silaturrahim, melayani, rendah hati dan memperlakukan orang dengan baik adalah bagian dari membangun komunikasi tersebut.

Komunikasi yang “Situasional”Tidak hanya internal, Ketua Staff BKK

juga memperhatikan pembinaan komuni-kasi dengan masyarakat luar, melalui pola yang menyesuaikan dengan kondisi dan adat istiadat masyarakat setempat. Dengan demikian, beliau menyampaikan, cara berkomunikasi bisa saja tidak akan sama untuk setiap wilayah. Dalam pelak-sanaannya akan lebih bersifat situasional dan secara teknis akan dipercayakan kepada masing-masing BKS yang lebih tahu karakter wilayahnya.

Beliau menambahkan, bahwa untuk lebih memperat komunikasi dengan masyarakat, BKK akan melibatkan “bintang tamu” yaitu istilah untuk jamaah TN yang sudah terkenal, dekat dan diper-

cayai oleh masyarakat setempat. Dengan pola tersebut, diharapkan komunikasi akan lebih cepat dan efektif, tidak ada informasi yang tersumbat.

Manajemen Kedekatan HatiPelayanan BKK akan dibangun melalui

kedekatan hati, yang dalam pelaksanaan-nya memberi ruang agar berbagai warna; dalam hal sistem dan gaya, dapat tumbuh memperindah setiap koordinasi yang terjalin antara koordinator dengan BKS dalam wilayah binaannya. Untuk itu Ketua Staff BKK menekankan bahwa diperlukan berbagai kebijaksanaan, kemampuan memaklumi orang lain dan kelompok lain.

Meskipun dibangun melalui kedekatan hati, tetap ada batasnya, yaitu niat untuk senantiasa hanya mengharapkan Ridha

Allah. “Dan ada Al Furqon, yaitu memilah mana yang haq dan mana yang batil, sesuai dengan syariat Islam,” jelas Bang Ifer, yang ketegasan dan keluasan peng-etahuan menjadikannya sosok yang sangat dicintai oleh jamaah di lingkungan Yayasan.

Sebagai latar belakang, diantara banyak hal yang menjadi minatnya, Bang Ifer mempunyai pemahaman yang mendalam atas sejarah peradaban manu-sia, sehingga seringkali menjadi narasum-ber yang menarik dalam forum diskusi, seminar atau pelatihan di lingkungan Surau Baitul Amin dan YPDKY secara umum. Selain ‘ahli sejarah’, beliau juga pengusaha perkebunan sawit dan peter-nakan sapi.

“Tetap senantiasa harapkan Ridho Allah, berpedoman Al Quran dan hadist. Tidak lebih, tidak gak kurang. Singkat saja.” Demikian bagian dari sambutan Bang Ifer saat beliau dilantik, yang dapat kita maknai sebagai pesan yang sangat penting bagi kita semua.

Kiranya diperkenankan mengambil kesimpulan dari strategi Ketua Staff BKK kedepan untuk kita semua maknai, tak lain semua berujung pada pelayanan dan akhlak yang baik. Mengutip pesan beliau, “Kuncinya bagaimana koordinator mem-perlakukan ketua BKS-nya dengan baik. Kalau kita menekan, sifatnya dia akan menekan kebawah. Saya mengharapkan akan memberikan kegembiraan ke bawahnya. Kita akan memberikan yang terbaik untuk dia (red-ketua BKS).”

Sukses kepada Bang Ifer sebagai Ketua Staff BKK yang baru dan segenap jajarannya dalam melaksanakan tugas mulianya, yaitu memudahkan pelaksanaan dzikrullah, dan dalam mengelola lahan subur untuk bertumbuh-kembangnya bibit-bibit unggul yang nantinya mampu memberikan kebaikan dimana-mana. [ASD/RH]

Abangda Drs. H. Akhmad Farki (Bang Ifer) memberikan kata sambutan saat pelantihan beliau sebagai Ketua Staf BKK.

Hadist

#Ubudiyah

Berita

#Akhlak

#AkhlakNabi

Informasi

Quran#TomboAti

Ikuti update bermanfaat dari Baitul Amin...

Sudahkah anda ?

http://facebook.com/mozaiksurau

Mozaik Surau

Page 4: Mozaik 2012 11

4

4

Analogi kedekatan hati yang ada diantara bayi dan ibu maupun suster tersebut menjelaskan pola hubungan yang tengah dibentuk dalam lembaga yang yang tugas dan fungsinya adalah meng-koordinasikan kegiatan-kegiatan alqah atau tempat berdzikir yang berada di bawah naungan Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya (YPDKY). Lembaga terse-but adalah Badan Koordinasi Kesurauan (BKK).

Jauh dimata, dekat di hati. Ungkapan tersebut mungkin sedikit banyak dapat menjelaskan strategi Abangda Drs. H. Akhmad Farki, Ketua Staff BKK yang baru dalam melakukan tugasnya mengelola tempat-tempat wirid Tarekat Naqsya-bandiyah Al-Khalidiyah (TN) di bawah naungan YPDKY yang kini berjumlah sekitar 650 dan tersebar di seluruh propinsi di Indonesia, juga di luar negeri, yakni di Malaysia dan Amerika Serikat. Dengan adanya kedekatan hati, walaupun secara jarak terpaut jauh namun nantinya diharapkan tetap terasa seperti tiada jarak.

Abangda Drs. H. Akhmad Farki, yang merupakan salah seorang putra dari Pendiri Yayasan belum lama ini dilantik sebagai Ketua Staff BKK oleh Pimpinan Yayasan. Tepatnya, pada tanggal 7 Oktober 2012 lalu di Kompleks Universitas Panca Budi, Medan.

Tugas Ketua Staff BKK adalah untuk mengelola surau, bukan aspek spiritu-alnya, demikian penjelasan Bang Ifer,

panggilan akrab bagi Abangda Drs. H. Akhmad Farki. “Cakupan kerjanya adalah pada sisi manajemen dan administrasi. Sementara ruang lingkup BKK yang berkaitan dengan ibadah akan tetap dipegang oleh Pimpinan Yayasan, Sayyidi Syaikh H. Abdul Khalik Fajduani, SH.

Fungsinya yaitu memudahkan jamaah tarekat ini beribadah dan berguru serta memudahkan tempat-tempat beramal melaksanakan dzikrullah,” lanjut beliau yang kemudian menambahkan keinginan-nya agar perwiridan berjalan dengan baik, iktikaf atau suluk jalan dengan baik, serta hubungan dengan TN serumpun tetap di jaga dan tetap dilanjutkan.

Lebih lanjut, Bang Ifer menjelaskan bahwa rencana BKK kedepan adalah fokus pada tiga program kerja utama. Yang pertama adalah menjaga amalan Tarekat Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah yang telah diajarkan oleh Pendiri Yayasan. Yang kedua, membangun komu-nikasi. Dan program yang ketiga adalah optimal-isasi sistem-sistem yang sudah ada, yang dampak l a n g s u n g n y a

mudah-mudahan akan segera terasa oleh para jamaah saat menjalankan ibadah di surau, pos dan iop dimana mereka berada. Sebagai catatan, iop adalah singkatan dari ‘izin operasional’, sebutan bagi tempat wirid yang bertaraf paling sederhana dari segi fasilitas dan kegiatan-nya di bawah YPDKY.

Membangun Komunikasi - “The Right Man in the Right Place”

Yang paling menarik sebagai bahan pembahasan dan untuk kita pelajari dari program kerja ini adalah mengenai mem-bangun komunikasi. Sebagaimana dalam tubuh manusia, “Fungsinya adalah untuk memperlancar metabolisme,” jelas Bang Ifer mengenai fungsi program kerja terse-but.

Hubungan baik bermula dengan niat baik, dilanjutkan dengan komunikasi yang baik. Demikian pesan Bang Ifer, mengin-gatkan kembali strateginya dalam mengelola sekitar 44 Badan Kerjasama Surau (BKS) yang membawahi sekitar 650 surau, pos, dan iop.

Komunikasi akan dibangun mengikut alur yang ada, dimana Kepala Staff BKK akan dibantu oleh beberapa koordinator. “Tidak mungkin komunikasi dilakukan hanya oleh staff BKK. Oleh karenanya diangkat 6 koordinator yang membina BKS di Indonesia,” lanjut beliau.

Selain Ketua Staff BKK sendiri, 5 koordinator lainnya adalah, H. Akhmad Qadri Ramadhany (Bang Dhany, yang menjabat Ketua BKS DKI Jakarta dan Jawa Barat), H. Akhmad Syukran Bestari (Bang Arie, Pengurus Surau Baitul Amin, Bojongsari, Depok), H. Akhmad Muttaqien (Bang Opin, Putra Pimpinan Yayasan yang terdahulu), serta H. Wahyu Wijaya, dan H. Suhaemi yang merupakan tokoh yang dituakan dan petugas senior peramalan di lingkungan YPDKY.

Bang Arie, yang berkenan hadir dalam wawancara, juga menyampaikan bahwa tugas koordinator BKK termasuk meny-ampaikan informasi tentang hal-hal yang bersifat teknis, dan pengambilan

keputusan-keputusan yang teknis.Pemilihan koordinator tersebut

ditetapkan berdasarkan kedekatan historis dan penerimaan jamaah dalam wilayah binaannya yang notabene sangat beragam latar belakangnya. “Punya pengalaman, kemampuan, dan latar belakang historis,” demikian beliau meng-istilahkannya. Para koordinator adalah nama-nama yang dikenal dengan sangat baik oleh jamaah dan pengurus-pengurus tempat dzikir di lingkungan YPDKY.

“Prioritas kuncinya adalah kedekatan hati, lebih utama daripada sistem yang baku. Banyak hal yang sulit dapat tersele-saikan dengan kedekatan hati. Bagaimana tekniknya, itu diserahkan kepada kebija-kan masing-masing koordinator ataupun stafnya,” ungkap beliau yang tidak akan menetapkan suatu gaya (sistem) kepada para koordinator dalam melakukan pembi-naan. Setiap koordinator akan diberikan kebebasan dalam mengembangkan metode koordinasinya.

Inilah yang menjadi sudut pandan-gnya. Beliau mengharapkan dengan komunikasi yang dibangun itu, pengurus surau dan BKS jeli melihat latar belakang sosial, budaya, ideologi dan masalah politis yang ada di wilayah. “Kita menghar-gai hal-hal yang bersifat situasional,” pesannya.

Lebih jauh Bang Ifer menjelaskan,

bahwa setiap koordinator akan dibantu oleh beberapa orang anggota yang ditetapkan oleh Surat Keputusan dan bila dipandang perlu dapat ditambah dengan anggota yang bersifat partisipatif. Dan saat ini jumlah koordinator dan anggotanya-nya mencapai 40 orang yang membawahi 8 wilayah dan secara total menaungi 44 BKS dari seluruh propinsi. Sebelumnya, hanya tiga orang yang melayani para pengurus BKS. “Selama ini jalur komuni-kasi ini sudah berjalan. Sekarang (ditambah) untuk semakin memperlancar pertukaran informasinya.” Dan dengan pendekatan tersebut diharapkan komuni-kasi akan menjadi lebih cepat dan efisien,

seperti yang diistilahkan oleh Bang Ifer, “Jatuh pun jarum di Jayapura, paling lama dalam 1 jam Jakarta ataupun Medan tahu.”

Dalam mengemban perannya, para koordinator dan anggotanya akan menempati 2 sekretariat yang berkedudu-kan di Jakarta dan Medan. Alasannya terkait dengan pelayanan, dimana tujuan ziarah para jemaah ada di kedua kota ini.

Jadi, tak lain tujuannya adalah pening-katan pelayanan bagi para jamaah Tarekat Naqsyabandiyah Al Khalidiyah, baik yang datang dari Indonesia, maupun dari luar negeri. “Agar jamaah-jamaah ini, bila ke Jakarta dan Medan, ada yang mengu-rusnya. Kalau komunikasi hubungan baik, informasi pun cepat,” demikian Bang Ifer menyampaikan. Harapan beliau, akan tercipta komunikasi yang semakin baik, ukhuwah yang baik, persahabatan yang baik. “Banyak tantangan-tantangan yang sebenarnya dapat diselesaikan dengan sederhana, yaitu dengan komunikasi yang baik,” beliau menjelaskan.

Kedekatan juga akan dibangun saat adanya acara-acara yang sudah cukup banyak dilaksanakan di lingkungan surau, baik iktikaf (10 kali setiap tahunnya di Surau Darul Amin, Medan dan Surau Baitul Amin Bojongsari, Depok), perayaan Hari Besar Islam, maupun kegiatan-kegiatan lainnya seperti berbagai pelatihan

mulai dari yang bertema bisnis Islami, keluarga unggul, dan pesantren kilat.

Saat-saat seperti itulah para koordina-tor dan anggotanya dapat membangun komunikasi dengan

Ketua-ketua BKS dalam wilayah koordi-nasinya. Pendekatan komunikasi intensif setiap hari via telpon, email, dan media komunikasi lainnya sesuai dengan kebiasaan para Pimpinan BKS di masing-masing wilayah cakupan koordinator lebih besar bobotnya dibanding kunjungan-kunjungan ke daerah-daerah yang tentu-nya lebih memakan waktu dan biaya.

“Seiring waktu, jika chemistry (kedekatan) sudah terbangun koordinator dengan binaannya dapat saling mengun-jungi,” jelas Bang Ifer sembari menyatakan dukungan penuhnya secara moril dan finansial kepada para koordinator dan anggotanya.

Tidak mengherankan jika bayi calon sufi ini sejak lahir sudah memiliki keunikan tersendiri. Menurut penuturan ibunya, bayi Abdul Qadir selama bulan suci Ramadhan tidak pernah menyusu pada siang hari. Ia baru menyusu bila waktu maghrib telah tiba.

Tumbuh dan menetap di kota kelahirannya hingga berusia delapan belas tahun, ia kemudian menimba ilmu di Baghdad dan menetap di kota ini hingga wafat. Selanjutnya Jailan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari nama atau jati diri tokoh sufi ini, yakni Syaikh Abd al-Qadir al-Jailani.

Pendidikan agama yang pertama digoreskan pada diri syaikh sufi ini adalah kecintaan pada Al-Qur’an. Belajar membaca Al-Qur’an dan mendalami kandungannya pada Abu al-Wafa Ali ibn Aqli dan Abu al-Khattab Mahfuz al-Kalwadzani. Kedua ulama ini berasal dari kalangan Mazhab Hambali.

Syaikh Abdul Qadir mempelajari hadits Nabi dari beberapa ulama hadits terkenal pada zamannya. Salah satunya adalah Abu Ghalib Muhammad ibn al-Hasan al-Balaqalani. Adapun pendala-man ilmu fiqihnya dilakukan pada ulama fiqih Mazhab Hambali, seperti Abu Sa’d al-Mukharrami. Sedangkan bidang bahasa dan sastra dipelajari dari Abu Zakarya ibn Ali al-Tibrizi. Sementara itu, di bidang tasawuf diambilnya dari Hammad al-Dabbas.

Syaikh mulai memimpin majelis ilmu di Madrasah Abu Sa’d al-Mukharrami di Baghdad sejak Syawal 521 H. Sejak itu namanya harum sebagai seorang sufi yang zuhud. Majelis yang diselenggarakan di madrasah ini penuh sesak dengan pengunjung yang haus mencari ilmu dan pencerahan ruhani. Madrasah itu pun diperluas, namun tetap tidak dapat menampung hadirin. Akhirnya majelis atau forum ilmiah itu diadakan di beberapa masjid di luar kota Baghdad. Setiap Syaikh datang memberikan nasihat, yang hadir bisa mencapai tujuh puluh ribu orang. Syaikh menjadi sufi yang menyejukkan umat dan menjadi sumber mata air ruhani yang terus memancarkan kehidupan batin.

Murid-murid Syaikh dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan. Pertama, mereka yang hanya datang untuk mengikuti

forum pengajian yang dibimbingnya. Golongan ini tidak terus-menerus hidup bersama Syaikh. Kedua, mereka yang hidup bersama Syaikh dalam waktu yang cukup lama. Golongan ini menjalani kehidupan intelektual dan keruhanian di bawah bimbin-gan Syaikh.

Syaikh mendapat beberapa gelar kehormatan. Pertama, di belakang namanya sering dilengkapi dengan sebutan Muhyl al-Din wa al-Sunnah. Sebutan ini secara bahasa berarti tokoh yang menghidupkan agama dan Sunnah Nabi. Melekat dengan gelar tersebut beliau juga mendapat gelar kehormatan Mumit al-Bid’ah, yakni tokoh yang gigih menghapuskan bid’ah atau penyimpangan di dalam agama dari berbagai perbuatan yang tidak sejalan dengan Sunnah Nabi.

Syaikh mendapat gelar kehormatan al-Imam al-Zahid, pemimpin yang bersikap zuhud dalam kehidupan dunia. Gelar ini mencerminkan reputasinya sebagai tokoh sufi yang memandang dunia dan kehidupan ini sebagai modal untuk meningkatkan kualitas ruhani, meraih nilai keabadian, dan mendapatkan kehidu-pan ukhrawi. Dunia bukan tujuan pokok dalam hidup, bukan ujung dalam perjalanan dan bukan pula segalanya. Syaikh berkata, “layanilah Tuhanmu dengan sepenuh hati, dunia akan melayanimu.”

Syaikh sering dipanggil dengan gelar kehormatan al-Arif al-Qudwah. Secara bahasa gelar ini berarti seorang yang patut menjadi teladan. Gelar ini mencerminkan tingkat kesufian Syaikh yang sudah mencapai maqam Arif bi Allah, yakni posisi sangat mengenal Tuhannya. Syaikh juga mendapatkan gelar kehormatan Sultan al-Awliya’, pemimpin para wali.

Sebelum tahun 521 H, atau sebelum beliau berusia 51 tahun, beliau belum menampakkan dirinya kepada khalayak ramai dan tidak perpikir untuk menikah, karena menurutnya berkeluarga akan menghambat seseorang dalam perjalanan menuju Allah. Setelah berusia 51 tahun beliau mengikuti sunnah Nabi Muham-mad SAW menikah dengan empat orang wanita yang baik dan taat kepadanya. Dari perkawinan tersebut beliau dikaruniai anak sebanyak empat puluh sembilan orang; laki-laki sebanyak dua puluh tujuh dan lainnya wanita.

Empat orang putranya menjadi orang-orang yang terkenal karena pelajaran dan ilmunya. Mereka itu adalah: Syaikh Abdul Wahhab, putra sulung. Ia mempunyai ilmu yang luas dan dalam. Ia diberi kewenangan menjaga madrasah ayahnya pada tahun 543 H. Setelah ayahnya wafat, dialah yang memberikan ajaran dan fatwa tentang syariat Islam. Ia memegang suatu jabatan di dalam negara dan menjadi seorang yang sangat terkenal.

Putra berikutnya adalah Syaikh Isa, seorang guru hadits dan ahli fiqih yang agung. Ia adalah seorang pengarang puisi dan juru penerang yang baik, di samping seorang penulis buku-buku sufisme. Ia tinggal dan wafat di Mesir.

Berikutnya, Syaikh Abdul Razzaq, seorang alim dan

hafizh hadist. Seperti halnya ayahnya, ia juga terkenal dengan kejujuran dan kebenaran serta di dalam kesufian dan populari-tasnya di Baghdad.

Keempat adalah Syaikh Musa, seorang alim ulama yang ulung. Ia pindah ke Damaskus dan meninggal dunia di sana.

Melalui Syaikh Isa, tujuh puluh ajaran ayahnya dalam buku Futuhul Ghaib sampai kepada kita. Sedangkan Abdul Wahab adalah sumber dua ajaran terakhir dalam buku itu. Ia hadir ketika ayahnya terbaring sakit, sebelum kembali ke Rahmatullah.

Sayyid Abdul Qadir dilahirkan di Naif, di kawasan daerah Jailan, Persia. Ia dilahirkan pada bulan Ramadhan 470 H, kurang lebih bertepatan dengan tahun 1077. Ayahnya bernama Abi Shalih Abd Allah Janki Dusti, seorang yang taat kepada Allah dan mempunyai garis keturunan dengan Hasan RA. Ibunya adalah Umm al-Khayr Fatimah binti Abi Abd Allah al-Sawma’i yangbergaris keturunan dengan Husain RA.

Syaikh Abdul Qadir Jailani, Pemimpin Para WaliTarekat Dalam Islam

Makam Syaikh Abdul Qadir Jailani di Baghdad, Irak. [foto: wikipedia.org]

Lahan Subur untuk Bibit yang BaikProgram komunikasi ini merupakan

kelanjutan dan sejalan dengan berbagai program yang diluncurkan Pimpinan Yayasan untuk membentuk akhlakul karimah sebagai warna budaya di lingkun-gan YPDKY. “Visinya tetap, yaitu memban-gun masyarakat dzikrullah yang berakhlakul karimah. Membangunnya melalui komunitas yang baik, komunitas yang berakhlakul karimah,” demikian disampaikan oleh Ketua Staff BKK, yang mengibaratkannya, “Sebagai lahan yang subur untuk tumbuhnya bibit-bibit yang baik, sehingga bibit-bibit tersebut diharap-kan akan dapat tumbuh subur juga.”

Hal tersebut juga dapat dimaknai dari pesan Bang Arie, bahwa dengan komuni-kasi yang semakin baik, kecurigaan-kecurigaan tidak ada. “Landasannya tetap Akhlakul Karimah. Hubungan yang baik dari hati itulah (bagian dari akhlakul karimah),” beliau menjelaskan, dan menambahkan bahwa silaturrahim, melayani, rendah hati dan memperlakukan orang dengan baik adalah bagian dari membangun komunikasi tersebut.

Komunikasi yang “Situasional”Tidak hanya internal, Ketua Staff BKK

juga memperhatikan pembinaan komuni-kasi dengan masyarakat luar, melalui pola yang menyesuaikan dengan kondisi dan adat istiadat masyarakat setempat. Dengan demikian, beliau menyampaikan, cara berkomunikasi bisa saja tidak akan sama untuk setiap wilayah. Dalam pelak-sanaannya akan lebih bersifat situasional dan secara teknis akan dipercayakan kepada masing-masing BKS yang lebih tahu karakter wilayahnya.

Beliau menambahkan, bahwa untuk lebih memperat komunikasi dengan masyarakat, BKK akan melibatkan “bintang tamu” yaitu istilah untuk jamaah TN yang sudah terkenal, dekat dan diper-

cayai oleh masyarakat setempat. Dengan pola tersebut, diharapkan komunikasi akan lebih cepat dan efektif, tidak ada informasi yang tersumbat.

Manajemen Kedekatan HatiPelayanan BKK akan dibangun melalui

kedekatan hati, yang dalam pelaksanaan-nya memberi ruang agar berbagai warna; dalam hal sistem dan gaya, dapat tumbuh memperindah setiap koordinasi yang terjalin antara koordinator dengan BKS dalam wilayah binaannya. Untuk itu Ketua Staff BKK menekankan bahwa diperlukan berbagai kebijaksanaan, kemampuan memaklumi orang lain dan kelompok lain.

Meskipun dibangun melalui kedekatan hati, tetap ada batasnya, yaitu niat untuk senantiasa hanya mengharapkan Ridha

Allah. “Dan ada Al Furqon, yaitu memilah mana yang haq dan mana yang batil, sesuai dengan syariat Islam,” jelas Bang Ifer, yang ketegasan dan keluasan peng-etahuan menjadikannya sosok yang sangat dicintai oleh jamaah di lingkungan Yayasan.

Sebagai latar belakang, diantara banyak hal yang menjadi minatnya, Bang Ifer mempunyai pemahaman yang mendalam atas sejarah peradaban manu-sia, sehingga seringkali menjadi narasum-ber yang menarik dalam forum diskusi, seminar atau pelatihan di lingkungan Surau Baitul Amin dan YPDKY secara umum. Selain ‘ahli sejarah’, beliau juga pengusaha perkebunan sawit dan peter-nakan sapi.

“Tetap senantiasa harapkan Ridho Allah, berpedoman Al Quran dan hadist. Tidak lebih, tidak gak kurang. Singkat saja.” Demikian bagian dari sambutan Bang Ifer saat beliau dilantik, yang dapat kita maknai sebagai pesan yang sangat penting bagi kita semua.

Kiranya diperkenankan mengambil kesimpulan dari strategi Ketua Staff BKK kedepan untuk kita semua maknai, tak lain semua berujung pada pelayanan dan akhlak yang baik. Mengutip pesan beliau, “Kuncinya bagaimana koordinator mem-perlakukan ketua BKS-nya dengan baik. Kalau kita menekan, sifatnya dia akan menekan kebawah. Saya mengharapkan akan memberikan kegembiraan ke bawahnya. Kita akan memberikan yang terbaik untuk dia (red-ketua BKS).”

Sukses kepada Bang Ifer sebagai Ketua Staff BKK yang baru dan segenap jajarannya dalam melaksanakan tugas mulianya, yaitu memudahkan pelaksanaan dzikrullah, dan dalam mengelola lahan subur untuk bertumbuh-kembangnya bibit-bibit unggul yang nantinya mampu memberikan kebaikan dimana-mana. [ASD/RH]

Adapun Syaikh Musa, ada dinyatakan di akhir buku itu, di dalam ajaran ketujuhpuluh sembilan dan kedelapan puluh. Dalam dua ajaran terakhir, ada disebutkan dua putranya yang hadir ketika ayahnya akan berpulang, yaitu Abdul Razzaq (nomor tiga) dan Abdul Aziz.

Setelah Wali Allah ini tutup usia pada 10 Rabiul Akhir 561 H dalam usia 91 tahun, anak-anak dan murid-muridnya mendirikan suatu organisasi yang bertujuan menanamkan ruh ke-Islaman yang sejati dan membetulkan ajaran-ajaran Islam di tengah-tengah umat manusia. Organisasi ini disebut ‘Thariqah Qadiri-yyah’, yang hingga hari ini terkenal dengan keteguhannya di dalam memegang syariat Islam. Thariqah inipun telah memberi-

kan andil yang besar kepada Islam. Ada tiga ajaran dan nasehatnya yang terkenal di seluruh dunia, yang paling agung adalah Futuhul Ghaib, yang kedua Fathul Rabbani, yaitu kumpu-lan enam puluh delapan ajaran yang disusun pada 545-546 H. Sedangkan, yang ketiga adalah qashidah atau puisi yang menceritakan peranan dan keberadaan Aulia Allah, yang menurut istilah sufisme dinamakan Qasidatul Ghautsiyyah.

Sumber: • Syaikh Abdul Qadir Jailani, Kunci Tasawuf Menyingkap Rahasia

Kegaiban Hati (Terjemahan dari buku asli Futuhul Ghaib), Penerbit Husaini,

Bandung (1985) ; • Tim UIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Tasawuf, Penerbit

Angkasa, Bandung (2008)

Dunia bukan tujuan pokok dalam hidup, bukan ujung dalam perjalanan

dan bukan pula segalanya.

Page 5: Mozaik 2012 11

5

Analogi kedekatan hati yang ada diantara bayi dan ibu maupun suster tersebut menjelaskan pola hubungan yang tengah dibentuk dalam lembaga yang yang tugas dan fungsinya adalah meng-koordinasikan kegiatan-kegiatan alqah atau tempat berdzikir yang berada di bawah naungan Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya (YPDKY). Lembaga terse-but adalah Badan Koordinasi Kesurauan (BKK).

Jauh dimata, dekat di hati. Ungkapan tersebut mungkin sedikit banyak dapat menjelaskan strategi Abangda Drs. H. Akhmad Farki, Ketua Staff BKK yang baru dalam melakukan tugasnya mengelola tempat-tempat wirid Tarekat Naqsya-bandiyah Al-Khalidiyah (TN) di bawah naungan YPDKY yang kini berjumlah sekitar 650 dan tersebar di seluruh propinsi di Indonesia, juga di luar negeri, yakni di Malaysia dan Amerika Serikat. Dengan adanya kedekatan hati, walaupun secara jarak terpaut jauh namun nantinya diharapkan tetap terasa seperti tiada jarak.

Abangda Drs. H. Akhmad Farki, yang merupakan salah seorang putra dari Pendiri Yayasan belum lama ini dilantik sebagai Ketua Staff BKK oleh Pimpinan Yayasan. Tepatnya, pada tanggal 7 Oktober 2012 lalu di Kompleks Universitas Panca Budi, Medan.

Tugas Ketua Staff BKK adalah untuk mengelola surau, bukan aspek spiritu-alnya, demikian penjelasan Bang Ifer,

panggilan akrab bagi Abangda Drs. H. Akhmad Farki. “Cakupan kerjanya adalah pada sisi manajemen dan administrasi. Sementara ruang lingkup BKK yang berkaitan dengan ibadah akan tetap dipegang oleh Pimpinan Yayasan, Sayyidi Syaikh H. Abdul Khalik Fajduani, SH.

Fungsinya yaitu memudahkan jamaah tarekat ini beribadah dan berguru serta memudahkan tempat-tempat beramal melaksanakan dzikrullah,” lanjut beliau yang kemudian menambahkan keinginan-nya agar perwiridan berjalan dengan baik, iktikaf atau suluk jalan dengan baik, serta hubungan dengan TN serumpun tetap di jaga dan tetap dilanjutkan.

Lebih lanjut, Bang Ifer menjelaskan bahwa rencana BKK kedepan adalah fokus pada tiga program kerja utama. Yang pertama adalah menjaga amalan Tarekat Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah yang telah diajarkan oleh Pendiri Yayasan. Yang kedua, membangun komu-nikasi. Dan program yang ketiga adalah optimal-isasi sistem-sistem yang sudah ada, yang dampak l a n g s u n g n y a

mudah-mudahan akan segera terasa oleh para jamaah saat menjalankan ibadah di surau, pos dan iop dimana mereka berada. Sebagai catatan, iop adalah singkatan dari ‘izin operasional’, sebutan bagi tempat wirid yang bertaraf paling sederhana dari segi fasilitas dan kegiatan-nya di bawah YPDKY.

Membangun Komunikasi - “The Right Man in the Right Place”

Yang paling menarik sebagai bahan pembahasan dan untuk kita pelajari dari program kerja ini adalah mengenai mem-bangun komunikasi. Sebagaimana dalam tubuh manusia, “Fungsinya adalah untuk memperlancar metabolisme,” jelas Bang Ifer mengenai fungsi program kerja terse-but.

Hubungan baik bermula dengan niat baik, dilanjutkan dengan komunikasi yang baik. Demikian pesan Bang Ifer, mengin-gatkan kembali strateginya dalam mengelola sekitar 44 Badan Kerjasama Surau (BKS) yang membawahi sekitar 650 surau, pos, dan iop.

Komunikasi akan dibangun mengikut alur yang ada, dimana Kepala Staff BKK akan dibantu oleh beberapa koordinator. “Tidak mungkin komunikasi dilakukan hanya oleh staff BKK. Oleh karenanya diangkat 6 koordinator yang membina BKS di Indonesia,” lanjut beliau.

Selain Ketua Staff BKK sendiri, 5 koordinator lainnya adalah, H. Akhmad Qadri Ramadhany (Bang Dhany, yang menjabat Ketua BKS DKI Jakarta dan Jawa Barat), H. Akhmad Syukran Bestari (Bang Arie, Pengurus Surau Baitul Amin, Bojongsari, Depok), H. Akhmad Muttaqien (Bang Opin, Putra Pimpinan Yayasan yang terdahulu), serta H. Wahyu Wijaya, dan H. Suhaemi yang merupakan tokoh yang dituakan dan petugas senior peramalan di lingkungan YPDKY.

Bang Arie, yang berkenan hadir dalam wawancara, juga menyampaikan bahwa tugas koordinator BKK termasuk meny-ampaikan informasi tentang hal-hal yang bersifat teknis, dan pengambilan

keputusan-keputusan yang teknis.Pemilihan koordinator tersebut

ditetapkan berdasarkan kedekatan historis dan penerimaan jamaah dalam wilayah binaannya yang notabene sangat beragam latar belakangnya. “Punya pengalaman, kemampuan, dan latar belakang historis,” demikian beliau meng-istilahkannya. Para koordinator adalah nama-nama yang dikenal dengan sangat baik oleh jamaah dan pengurus-pengurus tempat dzikir di lingkungan YPDKY.

“Prioritas kuncinya adalah kedekatan hati, lebih utama daripada sistem yang baku. Banyak hal yang sulit dapat tersele-saikan dengan kedekatan hati. Bagaimana tekniknya, itu diserahkan kepada kebija-kan masing-masing koordinator ataupun stafnya,” ungkap beliau yang tidak akan menetapkan suatu gaya (sistem) kepada para koordinator dalam melakukan pembi-naan. Setiap koordinator akan diberikan kebebasan dalam mengembangkan metode koordinasinya.

Inilah yang menjadi sudut pandan-gnya. Beliau mengharapkan dengan komunikasi yang dibangun itu, pengurus surau dan BKS jeli melihat latar belakang sosial, budaya, ideologi dan masalah politis yang ada di wilayah. “Kita menghar-gai hal-hal yang bersifat situasional,” pesannya.

Lebih jauh Bang Ifer menjelaskan,

bahwa setiap koordinator akan dibantu oleh beberapa orang anggota yang ditetapkan oleh Surat Keputusan dan bila dipandang perlu dapat ditambah dengan anggota yang bersifat partisipatif. Dan saat ini jumlah koordinator dan anggotanya-nya mencapai 40 orang yang membawahi 8 wilayah dan secara total menaungi 44 BKS dari seluruh propinsi. Sebelumnya, hanya tiga orang yang melayani para pengurus BKS. “Selama ini jalur komuni-kasi ini sudah berjalan. Sekarang (ditambah) untuk semakin memperlancar pertukaran informasinya.” Dan dengan pendekatan tersebut diharapkan komuni-kasi akan menjadi lebih cepat dan efisien,

seperti yang diistilahkan oleh Bang Ifer, “Jatuh pun jarum di Jayapura, paling lama dalam 1 jam Jakarta ataupun Medan tahu.”

Dalam mengemban perannya, para koordinator dan anggotanya akan menempati 2 sekretariat yang berkedudu-kan di Jakarta dan Medan. Alasannya terkait dengan pelayanan, dimana tujuan ziarah para jemaah ada di kedua kota ini.

Jadi, tak lain tujuannya adalah pening-katan pelayanan bagi para jamaah Tarekat Naqsyabandiyah Al Khalidiyah, baik yang datang dari Indonesia, maupun dari luar negeri. “Agar jamaah-jamaah ini, bila ke Jakarta dan Medan, ada yang mengu-rusnya. Kalau komunikasi hubungan baik, informasi pun cepat,” demikian Bang Ifer menyampaikan. Harapan beliau, akan tercipta komunikasi yang semakin baik, ukhuwah yang baik, persahabatan yang baik. “Banyak tantangan-tantangan yang sebenarnya dapat diselesaikan dengan sederhana, yaitu dengan komunikasi yang baik,” beliau menjelaskan.

Kedekatan juga akan dibangun saat adanya acara-acara yang sudah cukup banyak dilaksanakan di lingkungan surau, baik iktikaf (10 kali setiap tahunnya di Surau Darul Amin, Medan dan Surau Baitul Amin Bojongsari, Depok), perayaan Hari Besar Islam, maupun kegiatan-kegiatan lainnya seperti berbagai pelatihan

mulai dari yang bertema bisnis Islami, keluarga unggul, dan pesantren kilat.

Saat-saat seperti itulah para koordina-tor dan anggotanya dapat membangun komunikasi dengan

Ketua-ketua BKS dalam wilayah koordi-nasinya. Pendekatan komunikasi intensif setiap hari via telpon, email, dan media komunikasi lainnya sesuai dengan kebiasaan para Pimpinan BKS di masing-masing wilayah cakupan koordinator lebih besar bobotnya dibanding kunjungan-kunjungan ke daerah-daerah yang tentu-nya lebih memakan waktu dan biaya.

“Seiring waktu, jika chemistry (kedekatan) sudah terbangun koordinator dengan binaannya dapat saling mengun-jungi,” jelas Bang Ifer sembari menyatakan dukungan penuhnya secara moril dan finansial kepada para koordinator dan anggotanya.

Tidak mengherankan jika bayi calon sufi ini sejak lahir sudah memiliki keunikan tersendiri. Menurut penuturan ibunya, bayi Abdul Qadir selama bulan suci Ramadhan tidak pernah menyusu pada siang hari. Ia baru menyusu bila waktu maghrib telah tiba.

Tumbuh dan menetap di kota kelahirannya hingga berusia delapan belas tahun, ia kemudian menimba ilmu di Baghdad dan menetap di kota ini hingga wafat. Selanjutnya Jailan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari nama atau jati diri tokoh sufi ini, yakni Syaikh Abd al-Qadir al-Jailani.

Pendidikan agama yang pertama digoreskan pada diri syaikh sufi ini adalah kecintaan pada Al-Qur’an. Belajar membaca Al-Qur’an dan mendalami kandungannya pada Abu al-Wafa Ali ibn Aqli dan Abu al-Khattab Mahfuz al-Kalwadzani. Kedua ulama ini berasal dari kalangan Mazhab Hambali.

Syaikh Abdul Qadir mempelajari hadits Nabi dari beberapa ulama hadits terkenal pada zamannya. Salah satunya adalah Abu Ghalib Muhammad ibn al-Hasan al-Balaqalani. Adapun pendala-man ilmu fiqihnya dilakukan pada ulama fiqih Mazhab Hambali, seperti Abu Sa’d al-Mukharrami. Sedangkan bidang bahasa dan sastra dipelajari dari Abu Zakarya ibn Ali al-Tibrizi. Sementara itu, di bidang tasawuf diambilnya dari Hammad al-Dabbas.

Syaikh mulai memimpin majelis ilmu di Madrasah Abu Sa’d al-Mukharrami di Baghdad sejak Syawal 521 H. Sejak itu namanya harum sebagai seorang sufi yang zuhud. Majelis yang diselenggarakan di madrasah ini penuh sesak dengan pengunjung yang haus mencari ilmu dan pencerahan ruhani. Madrasah itu pun diperluas, namun tetap tidak dapat menampung hadirin. Akhirnya majelis atau forum ilmiah itu diadakan di beberapa masjid di luar kota Baghdad. Setiap Syaikh datang memberikan nasihat, yang hadir bisa mencapai tujuh puluh ribu orang. Syaikh menjadi sufi yang menyejukkan umat dan menjadi sumber mata air ruhani yang terus memancarkan kehidupan batin.

Murid-murid Syaikh dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan. Pertama, mereka yang hanya datang untuk mengikuti

forum pengajian yang dibimbingnya. Golongan ini tidak terus-menerus hidup bersama Syaikh. Kedua, mereka yang hidup bersama Syaikh dalam waktu yang cukup lama. Golongan ini menjalani kehidupan intelektual dan keruhanian di bawah bimbin-gan Syaikh.

Syaikh mendapat beberapa gelar kehormatan. Pertama, di belakang namanya sering dilengkapi dengan sebutan Muhyl al-Din wa al-Sunnah. Sebutan ini secara bahasa berarti tokoh yang menghidupkan agama dan Sunnah Nabi. Melekat dengan gelar tersebut beliau juga mendapat gelar kehormatan Mumit al-Bid’ah, yakni tokoh yang gigih menghapuskan bid’ah atau penyimpangan di dalam agama dari berbagai perbuatan yang tidak sejalan dengan Sunnah Nabi.

Syaikh mendapat gelar kehormatan al-Imam al-Zahid, pemimpin yang bersikap zuhud dalam kehidupan dunia. Gelar ini mencerminkan reputasinya sebagai tokoh sufi yang memandang dunia dan kehidupan ini sebagai modal untuk meningkatkan kualitas ruhani, meraih nilai keabadian, dan mendapatkan kehidu-pan ukhrawi. Dunia bukan tujuan pokok dalam hidup, bukan ujung dalam perjalanan dan bukan pula segalanya. Syaikh berkata, “layanilah Tuhanmu dengan sepenuh hati, dunia akan melayanimu.”

Syaikh sering dipanggil dengan gelar kehormatan al-Arif al-Qudwah. Secara bahasa gelar ini berarti seorang yang patut menjadi teladan. Gelar ini mencerminkan tingkat kesufian Syaikh yang sudah mencapai maqam Arif bi Allah, yakni posisi sangat mengenal Tuhannya. Syaikh juga mendapatkan gelar kehormatan Sultan al-Awliya’, pemimpin para wali.

Sebelum tahun 521 H, atau sebelum beliau berusia 51 tahun, beliau belum menampakkan dirinya kepada khalayak ramai dan tidak perpikir untuk menikah, karena menurutnya berkeluarga akan menghambat seseorang dalam perjalanan menuju Allah. Setelah berusia 51 tahun beliau mengikuti sunnah Nabi Muham-mad SAW menikah dengan empat orang wanita yang baik dan taat kepadanya. Dari perkawinan tersebut beliau dikaruniai anak sebanyak empat puluh sembilan orang; laki-laki sebanyak dua puluh tujuh dan lainnya wanita.

Empat orang putranya menjadi orang-orang yang terkenal karena pelajaran dan ilmunya. Mereka itu adalah: Syaikh Abdul Wahhab, putra sulung. Ia mempunyai ilmu yang luas dan dalam. Ia diberi kewenangan menjaga madrasah ayahnya pada tahun 543 H. Setelah ayahnya wafat, dialah yang memberikan ajaran dan fatwa tentang syariat Islam. Ia memegang suatu jabatan di dalam negara dan menjadi seorang yang sangat terkenal.

Putra berikutnya adalah Syaikh Isa, seorang guru hadits dan ahli fiqih yang agung. Ia adalah seorang pengarang puisi dan juru penerang yang baik, di samping seorang penulis buku-buku sufisme. Ia tinggal dan wafat di Mesir.

Berikutnya, Syaikh Abdul Razzaq, seorang alim dan

hafizh hadist. Seperti halnya ayahnya, ia juga terkenal dengan kejujuran dan kebenaran serta di dalam kesufian dan populari-tasnya di Baghdad.

Keempat adalah Syaikh Musa, seorang alim ulama yang ulung. Ia pindah ke Damaskus dan meninggal dunia di sana.

Melalui Syaikh Isa, tujuh puluh ajaran ayahnya dalam buku Futuhul Ghaib sampai kepada kita. Sedangkan Abdul Wahab adalah sumber dua ajaran terakhir dalam buku itu. Ia hadir ketika ayahnya terbaring sakit, sebelum kembali ke Rahmatullah.

Lahan Subur untuk Bibit yang BaikProgram komunikasi ini merupakan

kelanjutan dan sejalan dengan berbagai program yang diluncurkan Pimpinan Yayasan untuk membentuk akhlakul karimah sebagai warna budaya di lingkun-gan YPDKY. “Visinya tetap, yaitu memban-gun masyarakat dzikrullah yang berakhlakul karimah. Membangunnya melalui komunitas yang baik, komunitas yang berakhlakul karimah,” demikian disampaikan oleh Ketua Staff BKK, yang mengibaratkannya, “Sebagai lahan yang subur untuk tumbuhnya bibit-bibit yang baik, sehingga bibit-bibit tersebut diharap-kan akan dapat tumbuh subur juga.”

Hal tersebut juga dapat dimaknai dari pesan Bang Arie, bahwa dengan komuni-kasi yang semakin baik, kecurigaan-kecurigaan tidak ada. “Landasannya tetap Akhlakul Karimah. Hubungan yang baik dari hati itulah (bagian dari akhlakul karimah),” beliau menjelaskan, dan menambahkan bahwa silaturrahim, melayani, rendah hati dan memperlakukan orang dengan baik adalah bagian dari membangun komunikasi tersebut.

Komunikasi yang “Situasional”Tidak hanya internal, Ketua Staff BKK

juga memperhatikan pembinaan komuni-kasi dengan masyarakat luar, melalui pola yang menyesuaikan dengan kondisi dan adat istiadat masyarakat setempat. Dengan demikian, beliau menyampaikan, cara berkomunikasi bisa saja tidak akan sama untuk setiap wilayah. Dalam pelak-sanaannya akan lebih bersifat situasional dan secara teknis akan dipercayakan kepada masing-masing BKS yang lebih tahu karakter wilayahnya.

Beliau menambahkan, bahwa untuk lebih memperat komunikasi dengan masyarakat, BKK akan melibatkan “bintang tamu” yaitu istilah untuk jamaah TN yang sudah terkenal, dekat dan diper-

cayai oleh masyarakat setempat. Dengan pola tersebut, diharapkan komunikasi akan lebih cepat dan efektif, tidak ada informasi yang tersumbat.

Manajemen Kedekatan HatiPelayanan BKK akan dibangun melalui

kedekatan hati, yang dalam pelaksanaan-nya memberi ruang agar berbagai warna; dalam hal sistem dan gaya, dapat tumbuh memperindah setiap koordinasi yang terjalin antara koordinator dengan BKS dalam wilayah binaannya. Untuk itu Ketua Staff BKK menekankan bahwa diperlukan berbagai kebijaksanaan, kemampuan memaklumi orang lain dan kelompok lain.

Meskipun dibangun melalui kedekatan hati, tetap ada batasnya, yaitu niat untuk senantiasa hanya mengharapkan Ridha

Allah. “Dan ada Al Furqon, yaitu memilah mana yang haq dan mana yang batil, sesuai dengan syariat Islam,” jelas Bang Ifer, yang ketegasan dan keluasan peng-etahuan menjadikannya sosok yang sangat dicintai oleh jamaah di lingkungan Yayasan.

Sebagai latar belakang, diantara banyak hal yang menjadi minatnya, Bang Ifer mempunyai pemahaman yang mendalam atas sejarah peradaban manu-sia, sehingga seringkali menjadi narasum-ber yang menarik dalam forum diskusi, seminar atau pelatihan di lingkungan Surau Baitul Amin dan YPDKY secara umum. Selain ‘ahli sejarah’, beliau juga pengusaha perkebunan sawit dan peter-nakan sapi.

“Tetap senantiasa harapkan Ridho Allah, berpedoman Al Quran dan hadist. Tidak lebih, tidak gak kurang. Singkat saja.” Demikian bagian dari sambutan Bang Ifer saat beliau dilantik, yang dapat kita maknai sebagai pesan yang sangat penting bagi kita semua.

Kiranya diperkenankan mengambil kesimpulan dari strategi Ketua Staff BKK kedepan untuk kita semua maknai, tak lain semua berujung pada pelayanan dan akhlak yang baik. Mengutip pesan beliau, “Kuncinya bagaimana koordinator mem-perlakukan ketua BKS-nya dengan baik. Kalau kita menekan, sifatnya dia akan menekan kebawah. Saya mengharapkan akan memberikan kegembiraan ke bawahnya. Kita akan memberikan yang terbaik untuk dia (red-ketua BKS).”

Sukses kepada Bang Ifer sebagai Ketua Staff BKK yang baru dan segenap jajarannya dalam melaksanakan tugas mulianya, yaitu memudahkan pelaksanaan dzikrullah, dan dalam mengelola lahan subur untuk bertumbuh-kembangnya bibit-bibit unggul yang nantinya mampu memberikan kebaikan dimana-mana. [ASD/RH]

Adapun Syaikh Musa, ada dinyatakan di akhir buku itu, di dalam ajaran ketujuhpuluh sembilan dan kedelapan puluh. Dalam dua ajaran terakhir, ada disebutkan dua putranya yang hadir ketika ayahnya akan berpulang, yaitu Abdul Razzaq (nomor tiga) dan Abdul Aziz.

Setelah Wali Allah ini tutup usia pada 10 Rabiul Akhir 561 H dalam usia 91 tahun, anak-anak dan murid-muridnya mendirikan suatu organisasi yang bertujuan menanamkan ruh ke-Islaman yang sejati dan membetulkan ajaran-ajaran Islam di tengah-tengah umat manusia. Organisasi ini disebut ‘Thariqah Qadiri-yyah’, yang hingga hari ini terkenal dengan keteguhannya di dalam memegang syariat Islam. Thariqah inipun telah memberi-

kan andil yang besar kepada Islam. Ada tiga ajaran dan nasehatnya yang terkenal di seluruh dunia, yang paling agung adalah Futuhul Ghaib, yang kedua Fathul Rabbani, yaitu kumpu-lan enam puluh delapan ajaran yang disusun pada 545-546 H. Sedangkan, yang ketiga adalah qashidah atau puisi yang menceritakan peranan dan keberadaan Aulia Allah, yang menurut istilah sufisme dinamakan Qasidatul Ghautsiyyah.

Sumber: • Syaikh Abdul Qadir Jailani, Kunci Tasawuf Menyingkap Rahasia

Kegaiban Hati (Terjemahan dari buku asli Futuhul Ghaib), Penerbit Husaini,

Bandung (1985) ; • Tim UIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Tasawuf, Penerbit

Angkasa, Bandung (2008)

Berderet duduk di kursi, wajah anak-anak itu terlihat cerah. Secerah hari di Minggu pagi tanggal 14 Oktober lalu. Anak-anak ini menunggu salah satu momen yang akan paling diingat dalam hidup mereka, sunat. Sunat sendiri dipan-dang sebuah kewajiban untuk lelaki muslim, sebagaimana hadits Nabi SAW (HR. Abu Dawud dan Ahmad), “Hilangkan darimu rambut kekafiran (yang menjadi alamat orang kafir) dan berkhitanlah”.

Dua dari mereka, Hero dan Kelvin dengan tersenyum. “Tidak takut, Om...” jawab mereka berdua saat ditanya kesia-pannya untuk sunat. Anak-anak ini berasal dari Desa Curug dan sekitarnya, tempat BAMC, atau yang juga sering disebut sebagai Klinik Baitul Amin, berada.

Selama hampir empat tahun, BAMC melayani pengobatan dan pemeriksaan kesehatan masyarakat di sekitar Surau Baitul Amin. “Alhamdulillah, kita bisa

melayani selama empat tahun di gedung lama, dengan gedung baru ini semoga pelayanan kita semakin baik,” ujar dr. Yusuf Wibisono dalam sambutannya mewakili BAMC.

Pada kesempatan yang sama, Pengu-rus II Surau Baitul Amin, Abangda H. Akhmad Syukran Bestari, SE., MMSI., menuturkan bahwa momen ini adalah syukuran. "Ini tasyakuran BAMC. Adik-adik, sunat itu sakit, tapi kita usahakan sakitnya sedikit," ungkap beliau sambil tersenyum.

Salah satu orang tua, Abangda Deddy Doreis mengatakan, “Sunatan gratis BAMC cukup bagus dan membantu perekonomian jamaah dan masyarakat sekitarnya. Coba bayangkan kalau saya atau masyarakat mau nyunatin anak, mau berapa biayanya? Gede, mahal!”

Walaupun esok Seninnya ada ujian di sekolah, anak Abangda Doreis yang

bernama Ahmad Busthomi tetap mau disunat. Abangda Doreis pun sebagai orang tua tidak memusingkan tes terse-but. Baginya kebahagiaan anaknya bisa disunat secara gratis lebih dari pentingnya sekolah.

BAMC Melayani MasyarakatSelanjutnya, dr. Yusuf mengatakan

bahwa pertimbangan sunat gratis sebagai bentuk syukuran karena aktivitas ini mem-beri manfaat kepada masyarakat. “Sunat itu tepat, karena langsung ke masyarakat. Apalagi buat anak yatim dan dhuafa,” terangnya.

Apalagi menurutnya BAMC sudah berpengalaman dalam sunat massal seperti di Festival Baitul Amin (Fesba) 2010. BAMC dalam layanan kesehatannya juga melayani sunat alias khitan. Adu dua jenis khitan yang ditawarkan, electro cauter dan smart clamp. “Cauter lebih cepat sembuh, namun untuk kenyamanan lebih enak smart clamp,” jelas dr. Yusuf.

Target awal adalah tiga puluh anak, saat di hari H ternyata 22 anak yang terdaf-tar. Ada tiga tim medis yang menangani anak-anak ini. Setelah masuk ruang operasi, anak-anak yang telah disunat kemudian ke ruang observasi. Mereka tiduran sambil nonton film, sebagian masih terisak. Kemudian mereka pulang dengan membawa bingkisan. [NAV]

Rasa syukur atas sesuatu bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk. Termasuk sunat gratis. Itu yang dilakukan oleh Baitul Amin Medical Center (BAMC). Tasyakuran gedung baru BAMC diwujudkan dalam bentuk sunat atau khitan gratis untuk anak yatim dan kaum dhuafa.

Syukuran dengan Sunat GratisBaitul Amin Medical Center

“Tidak takut Om..,” jawab Hero dan Kevin berdua saat ditanya kesiapannya untuk sunat.

Pengurus II Surau Baitul Amin, H. Akhmad Syukran Bestari, SE, MMSi (tengah, berbaju biru) berfoto bersama panitia khitan gratis Baitul Amin Medical Center.

Page 6: Mozaik 2012 11

6

6

Analogi kedekatan hati yang ada diantara bayi dan ibu maupun suster tersebut menjelaskan pola hubungan yang tengah dibentuk dalam lembaga yang yang tugas dan fungsinya adalah meng-koordinasikan kegiatan-kegiatan alqah atau tempat berdzikir yang berada di bawah naungan Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya (YPDKY). Lembaga terse-but adalah Badan Koordinasi Kesurauan (BKK).

Jauh dimata, dekat di hati. Ungkapan tersebut mungkin sedikit banyak dapat menjelaskan strategi Abangda Drs. H. Akhmad Farki, Ketua Staff BKK yang baru dalam melakukan tugasnya mengelola tempat-tempat wirid Tarekat Naqsya-bandiyah Al-Khalidiyah (TN) di bawah naungan YPDKY yang kini berjumlah sekitar 650 dan tersebar di seluruh propinsi di Indonesia, juga di luar negeri, yakni di Malaysia dan Amerika Serikat. Dengan adanya kedekatan hati, walaupun secara jarak terpaut jauh namun nantinya diharapkan tetap terasa seperti tiada jarak.

Abangda Drs. H. Akhmad Farki, yang merupakan salah seorang putra dari Pendiri Yayasan belum lama ini dilantik sebagai Ketua Staff BKK oleh Pimpinan Yayasan. Tepatnya, pada tanggal 7 Oktober 2012 lalu di Kompleks Universitas Panca Budi, Medan.

Tugas Ketua Staff BKK adalah untuk mengelola surau, bukan aspek spiritu-alnya, demikian penjelasan Bang Ifer,

panggilan akrab bagi Abangda Drs. H. Akhmad Farki. “Cakupan kerjanya adalah pada sisi manajemen dan administrasi. Sementara ruang lingkup BKK yang berkaitan dengan ibadah akan tetap dipegang oleh Pimpinan Yayasan, Sayyidi Syaikh H. Abdul Khalik Fajduani, SH.

Fungsinya yaitu memudahkan jamaah tarekat ini beribadah dan berguru serta memudahkan tempat-tempat beramal melaksanakan dzikrullah,” lanjut beliau yang kemudian menambahkan keinginan-nya agar perwiridan berjalan dengan baik, iktikaf atau suluk jalan dengan baik, serta hubungan dengan TN serumpun tetap di jaga dan tetap dilanjutkan.

Lebih lanjut, Bang Ifer menjelaskan bahwa rencana BKK kedepan adalah fokus pada tiga program kerja utama. Yang pertama adalah menjaga amalan Tarekat Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah yang telah diajarkan oleh Pendiri Yayasan. Yang kedua, membangun komu-nikasi. Dan program yang ketiga adalah optimal-isasi sistem-sistem yang sudah ada, yang dampak l a n g s u n g n y a

mudah-mudahan akan segera terasa oleh para jamaah saat menjalankan ibadah di surau, pos dan iop dimana mereka berada. Sebagai catatan, iop adalah singkatan dari ‘izin operasional’, sebutan bagi tempat wirid yang bertaraf paling sederhana dari segi fasilitas dan kegiatan-nya di bawah YPDKY.

Membangun Komunikasi - “The Right Man in the Right Place”

Yang paling menarik sebagai bahan pembahasan dan untuk kita pelajari dari program kerja ini adalah mengenai mem-bangun komunikasi. Sebagaimana dalam tubuh manusia, “Fungsinya adalah untuk memperlancar metabolisme,” jelas Bang Ifer mengenai fungsi program kerja terse-but.

Hubungan baik bermula dengan niat baik, dilanjutkan dengan komunikasi yang baik. Demikian pesan Bang Ifer, mengin-gatkan kembali strateginya dalam mengelola sekitar 44 Badan Kerjasama Surau (BKS) yang membawahi sekitar 650 surau, pos, dan iop.

Komunikasi akan dibangun mengikut alur yang ada, dimana Kepala Staff BKK akan dibantu oleh beberapa koordinator. “Tidak mungkin komunikasi dilakukan hanya oleh staff BKK. Oleh karenanya diangkat 6 koordinator yang membina BKS di Indonesia,” lanjut beliau.

Selain Ketua Staff BKK sendiri, 5 koordinator lainnya adalah, H. Akhmad Qadri Ramadhany (Bang Dhany, yang menjabat Ketua BKS DKI Jakarta dan Jawa Barat), H. Akhmad Syukran Bestari (Bang Arie, Pengurus Surau Baitul Amin, Bojongsari, Depok), H. Akhmad Muttaqien (Bang Opin, Putra Pimpinan Yayasan yang terdahulu), serta H. Wahyu Wijaya, dan H. Suhaemi yang merupakan tokoh yang dituakan dan petugas senior peramalan di lingkungan YPDKY.

Bang Arie, yang berkenan hadir dalam wawancara, juga menyampaikan bahwa tugas koordinator BKK termasuk meny-ampaikan informasi tentang hal-hal yang bersifat teknis, dan pengambilan

keputusan-keputusan yang teknis.Pemilihan koordinator tersebut

ditetapkan berdasarkan kedekatan historis dan penerimaan jamaah dalam wilayah binaannya yang notabene sangat beragam latar belakangnya. “Punya pengalaman, kemampuan, dan latar belakang historis,” demikian beliau meng-istilahkannya. Para koordinator adalah nama-nama yang dikenal dengan sangat baik oleh jamaah dan pengurus-pengurus tempat dzikir di lingkungan YPDKY.

“Prioritas kuncinya adalah kedekatan hati, lebih utama daripada sistem yang baku. Banyak hal yang sulit dapat tersele-saikan dengan kedekatan hati. Bagaimana tekniknya, itu diserahkan kepada kebija-kan masing-masing koordinator ataupun stafnya,” ungkap beliau yang tidak akan menetapkan suatu gaya (sistem) kepada para koordinator dalam melakukan pembi-naan. Setiap koordinator akan diberikan kebebasan dalam mengembangkan metode koordinasinya.

Inilah yang menjadi sudut pandan-gnya. Beliau mengharapkan dengan komunikasi yang dibangun itu, pengurus surau dan BKS jeli melihat latar belakang sosial, budaya, ideologi dan masalah politis yang ada di wilayah. “Kita menghar-gai hal-hal yang bersifat situasional,” pesannya.

Lebih jauh Bang Ifer menjelaskan,

bahwa setiap koordinator akan dibantu oleh beberapa orang anggota yang ditetapkan oleh Surat Keputusan dan bila dipandang perlu dapat ditambah dengan anggota yang bersifat partisipatif. Dan saat ini jumlah koordinator dan anggotanya-nya mencapai 40 orang yang membawahi 8 wilayah dan secara total menaungi 44 BKS dari seluruh propinsi. Sebelumnya, hanya tiga orang yang melayani para pengurus BKS. “Selama ini jalur komuni-kasi ini sudah berjalan. Sekarang (ditambah) untuk semakin memperlancar pertukaran informasinya.” Dan dengan pendekatan tersebut diharapkan komuni-kasi akan menjadi lebih cepat dan efisien,

seperti yang diistilahkan oleh Bang Ifer, “Jatuh pun jarum di Jayapura, paling lama dalam 1 jam Jakarta ataupun Medan tahu.”

Dalam mengemban perannya, para koordinator dan anggotanya akan menempati 2 sekretariat yang berkedudu-kan di Jakarta dan Medan. Alasannya terkait dengan pelayanan, dimana tujuan ziarah para jemaah ada di kedua kota ini.

Jadi, tak lain tujuannya adalah pening-katan pelayanan bagi para jamaah Tarekat Naqsyabandiyah Al Khalidiyah, baik yang datang dari Indonesia, maupun dari luar negeri. “Agar jamaah-jamaah ini, bila ke Jakarta dan Medan, ada yang mengu-rusnya. Kalau komunikasi hubungan baik, informasi pun cepat,” demikian Bang Ifer menyampaikan. Harapan beliau, akan tercipta komunikasi yang semakin baik, ukhuwah yang baik, persahabatan yang baik. “Banyak tantangan-tantangan yang sebenarnya dapat diselesaikan dengan sederhana, yaitu dengan komunikasi yang baik,” beliau menjelaskan.

Kedekatan juga akan dibangun saat adanya acara-acara yang sudah cukup banyak dilaksanakan di lingkungan surau, baik iktikaf (10 kali setiap tahunnya di Surau Darul Amin, Medan dan Surau Baitul Amin Bojongsari, Depok), perayaan Hari Besar Islam, maupun kegiatan-kegiatan lainnya seperti berbagai pelatihan

mulai dari yang bertema bisnis Islami, keluarga unggul, dan pesantren kilat.

Saat-saat seperti itulah para koordina-tor dan anggotanya dapat membangun komunikasi dengan

Ketua-ketua BKS dalam wilayah koordi-nasinya. Pendekatan komunikasi intensif setiap hari via telpon, email, dan media komunikasi lainnya sesuai dengan kebiasaan para Pimpinan BKS di masing-masing wilayah cakupan koordinator lebih besar bobotnya dibanding kunjungan-kunjungan ke daerah-daerah yang tentu-nya lebih memakan waktu dan biaya.

“Seiring waktu, jika chemistry (kedekatan) sudah terbangun koordinator dengan binaannya dapat saling mengun-jungi,” jelas Bang Ifer sembari menyatakan dukungan penuhnya secara moril dan finansial kepada para koordinator dan anggotanya.

kalau orang Jawa bilang. Cinta datang karena biasa bertemu," jelasnya. Kata kuncinya ada pada proses. Jika sering datang ke surau, rasa cinta itu pasti akan tumbuh.

Menurut Bang Arie alasan seseorang untuk cinta kepada surau bisa berbeda-beda, tapi tujuannya pasti sama. Ada banyak cara untuk menunjukkan kecintaan terhadap surau. Cinta bersurau itu banyak jenisnya, namun tetap yang paling utama adalah tegakkan zikirullah.

"Kalau cinta surau buat saja apapun untuk surau. Yang paling jelas yang bisa kita lakukan adalah berzikir, bentuk kewajiban kita terhadap surau. Masing-masing punya kewajiban yang harus kita kerjakan. Kalau tidak dikerjakan berarti tidak cinta," jelas Bang Arie.

Berkaitan dengan cinta, Kakanda Nur Amri El Insiyati bertanya, "Bagaimana dengan cinta kepada orang tua? Karena kadang sebagai anak merasa tidak cocok terhadap orang tua dan muncul perasaan negatif."

"Tetap harus berprasangka positif terhadap orang tua, tidak boleh negatif. Kita tidak boleh berprasangka karena sumber rezeki juga ada dari doa orang tua. Salah satu pintu rezeki dunia dan akherat (adalah) doa orang tua," jawab Bang Arie di akhir acara. [ANG]

Minggu, 7 Oktober 2012, di Ruang Pelatihan Surau Baitul Amin (SBA) Bojongsari, berkumpul lebih dari seratus jamaah. Dengan duduk bersila di karpet biru para jamaah siap untuk mendengarkan sharing dari Abangda H. Akhmad Syukran Bestari, SE., MMSI, selaku pengurus II dan Abangda Rahman Moenggah, SH., LLM., pengurus III SBA. Sekitar pukul 19.45 WIB acara Sehari Bersama Bang Arie dan Bang Ramon, panggilan akrab mereka, dimulai.

Dengan tema Cinta Bersurau, Abangda Wafi yang bertugas menjadi moderator malam itu bertanya apa yang dimaksud dengan tema tersebut? Kenapa cinta surau? Sebenarnya bagaimana yang dimaksud? Pertanyaan Bang Wafi dibalas dengan pertanyaan lagi oleh Bang Arie, apa arti cinta?

Beberapa jamaah bingung ketika ditanya satu per satu. Kakanda Dyah Ayu Sumrahwati kemudian menjawab, dengan cinta jadi berani melakukan apapun. Abangda Rio Yudha Boniek menjawab cinta itu sayang yang banyak dan pengorbanan. Ada unsur terpukau, menurut Abangda Herman.

Bang Ramon menjelaskan bahwa cinta adalah perasaan emosional kepada seseorang atau sesuatu. Lebih lanjut beliau mengutip seorang psikoanalis berkebangsaan Jerman bernama Erich Fromm, dalam bukunya The Art Of Loving menyebutkan bahwa ada empat gejala cinta yang semuanya muncul secara seimbang. Yaitu care (peduli), responsiblity (tanggung jawab), respect (menghargai), dan terakhir knowledge (pemahaman).

"Cinta itu pasti ada proses. Witing tresno jalaran seko kulino

Mari Bicara Cinta

Hewan Qurban Sehat, Penerima Dimudahkan

Sehari Bersama Bang Arie dan Bang Ramon

Sehari Bersama Bang Arie dan Bang Ramon (07/10). Menurut Bang Arie alasan seseorang untuk cinta kepada surau bisa berbeda-beda, tapi tujuannya pasti sama.

Cinta. Kata yang mudah sekali diucapkan oleh siapa saja dan sering kali kita dengar. Bahkan mungkin kita baru saja mengucapkannya pada orang yang disayang. Tapi ketika ditanya mendadak apa artinya, sontak bingunglah apa definisinya.

Lahan Subur untuk Bibit yang BaikProgram komunikasi ini merupakan

kelanjutan dan sejalan dengan berbagai program yang diluncurkan Pimpinan Yayasan untuk membentuk akhlakul karimah sebagai warna budaya di lingkun-gan YPDKY. “Visinya tetap, yaitu memban-gun masyarakat dzikrullah yang berakhlakul karimah. Membangunnya melalui komunitas yang baik, komunitas yang berakhlakul karimah,” demikian disampaikan oleh Ketua Staff BKK, yang mengibaratkannya, “Sebagai lahan yang subur untuk tumbuhnya bibit-bibit yang baik, sehingga bibit-bibit tersebut diharap-kan akan dapat tumbuh subur juga.”

Hal tersebut juga dapat dimaknai dari pesan Bang Arie, bahwa dengan komuni-kasi yang semakin baik, kecurigaan-kecurigaan tidak ada. “Landasannya tetap Akhlakul Karimah. Hubungan yang baik dari hati itulah (bagian dari akhlakul karimah),” beliau menjelaskan, dan menambahkan bahwa silaturrahim, melayani, rendah hati dan memperlakukan orang dengan baik adalah bagian dari membangun komunikasi tersebut.

Komunikasi yang “Situasional”Tidak hanya internal, Ketua Staff BKK

juga memperhatikan pembinaan komuni-kasi dengan masyarakat luar, melalui pola yang menyesuaikan dengan kondisi dan adat istiadat masyarakat setempat. Dengan demikian, beliau menyampaikan, cara berkomunikasi bisa saja tidak akan sama untuk setiap wilayah. Dalam pelak-sanaannya akan lebih bersifat situasional dan secara teknis akan dipercayakan kepada masing-masing BKS yang lebih tahu karakter wilayahnya.

Beliau menambahkan, bahwa untuk lebih memperat komunikasi dengan masyarakat, BKK akan melibatkan “bintang tamu” yaitu istilah untuk jamaah TN yang sudah terkenal, dekat dan diper-

cayai oleh masyarakat setempat. Dengan pola tersebut, diharapkan komunikasi akan lebih cepat dan efektif, tidak ada informasi yang tersumbat.

Manajemen Kedekatan HatiPelayanan BKK akan dibangun melalui

kedekatan hati, yang dalam pelaksanaan-nya memberi ruang agar berbagai warna; dalam hal sistem dan gaya, dapat tumbuh memperindah setiap koordinasi yang terjalin antara koordinator dengan BKS dalam wilayah binaannya. Untuk itu Ketua Staff BKK menekankan bahwa diperlukan berbagai kebijaksanaan, kemampuan memaklumi orang lain dan kelompok lain.

Meskipun dibangun melalui kedekatan hati, tetap ada batasnya, yaitu niat untuk senantiasa hanya mengharapkan Ridha

Allah. “Dan ada Al Furqon, yaitu memilah mana yang haq dan mana yang batil, sesuai dengan syariat Islam,” jelas Bang Ifer, yang ketegasan dan keluasan peng-etahuan menjadikannya sosok yang sangat dicintai oleh jamaah di lingkungan Yayasan.

Sebagai latar belakang, diantara banyak hal yang menjadi minatnya, Bang Ifer mempunyai pemahaman yang mendalam atas sejarah peradaban manu-sia, sehingga seringkali menjadi narasum-ber yang menarik dalam forum diskusi, seminar atau pelatihan di lingkungan Surau Baitul Amin dan YPDKY secara umum. Selain ‘ahli sejarah’, beliau juga pengusaha perkebunan sawit dan peter-nakan sapi.

“Tetap senantiasa harapkan Ridho Allah, berpedoman Al Quran dan hadist. Tidak lebih, tidak gak kurang. Singkat saja.” Demikian bagian dari sambutan Bang Ifer saat beliau dilantik, yang dapat kita maknai sebagai pesan yang sangat penting bagi kita semua.

Kiranya diperkenankan mengambil kesimpulan dari strategi Ketua Staff BKK kedepan untuk kita semua maknai, tak lain semua berujung pada pelayanan dan akhlak yang baik. Mengutip pesan beliau, “Kuncinya bagaimana koordinator mem-perlakukan ketua BKS-nya dengan baik. Kalau kita menekan, sifatnya dia akan menekan kebawah. Saya mengharapkan akan memberikan kegembiraan ke bawahnya. Kita akan memberikan yang terbaik untuk dia (red-ketua BKS).”

Sukses kepada Bang Ifer sebagai Ketua Staff BKK yang baru dan segenap jajarannya dalam melaksanakan tugas mulianya, yaitu memudahkan pelaksanaan dzikrullah, dan dalam mengelola lahan subur untuk bertumbuh-kembangnya bibit-bibit unggul yang nantinya mampu memberikan kebaikan dimana-mana. [ASD/RH]

Shalat Idul Adha 1433 H (26/10) di Surau Baitul Amin (SBA) diikuti oleh ribuan jamaah dari Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, Bekasi dan sekitarnya. Sebagai imam dan khatib pada kali ini adalah KH. M. Zarkasyi Jazuli.

Saat Idul Adha di SBA juga dihadiri petugas kesehatan dari Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Depok. Kehadiran petugas tersebut adalah untuk memastikan bahwa sehatnya semua hewan qurban. Pemeriksaan pun dilakukan dua kali, sebelum dan setelah disembelih

Pada Idul Adha kali ini terkumpul 18 sapi qurban. Disembelih 10 ekor pada hari pertama, sisanya disembelih keesokan harinya. Proses penyembelihan hewan qurban langsung dilakukan oleh Pengurus II SBA, H. Akhmad Syukran Bestari dan H. Akhmad Qadri Ramadhany.

Seperti biasa, daging kurban dibagikan langsung kepada penerima. Proses penyaluran qurban tanpa antrian tersebut merupakan bentuk nyata salah satu prinsip yang ditekankan oleh pengurus SBA yakni mempermudah urusan orang lain.

Idul Adha 1433 H di Surau Baitul Amin

Page 7: Mozaik 2012 11

7

Teman dan sahabatnya tersebut secara langsung dan tidak langsung akan mempengaruhi pembentukan dirinya. Pertumbuhan jiwanya akan berkembang selain karena bakat alam yang dibawa sejak lahir, juga akan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, termasuk lingkungan pergaulan dan persahabatan. Hal ini sejalan dengan apa dikatakan oleh Sayyidina Ali r.a, “Kalau kalian ingin melihat kepribadian seseorang, lihatlah bagaimana teman-temannya.”

Persahabatan, menurut al-Suhrawardi, dapat diibaratkan seperti pintu yang akan mengantar manusia menuju sorga atau neraka. Karena persahabatan dapat menimbulkan kebaikan dan keburukan sekaligus. Seperti yang diutarakan oleh Ibn Abbas, “Tidak ada yang dapat merusak manusia selain manusia itu sendiri.”

Di kalangan umat Islam, terutama di kalangan kaum sufi dan orang-orang yang menaruh perhatian terhadap pendidikan moral umat, pengaruh positif-negatif dari pergaulan dan persahabatan menjadi bahasan utama. Sehingga tidak mengher-ankan bila wacana tersebut selalu mewar-nai karya-karya mereka. Salah satunya seperti yang terdapat dalam syair ketiga tembang Tombo Ati (Obat Hati), karya Sunan Bonang, yaitu “Berkumpullah dengan orang sholeh”.1

Secara spesifik Allah SWT juga memerintahkan agar kita selalu bersama dengan orang-orang yang baik, seperti yang difirmankan-Nya dalam QS. At Taubah: 119, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur)."

Dan Rasulullah juga mengajarkan kepada kita agar bersahabat dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering menasehati kita, seperti yang diceritakan oleh sahabat Abu Musa (HR. Bukhari no. 2101), “Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholeh dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiah-kan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.”

Ciri-ciri Orang SholehCiri-ciri orang sholeh dapat dilihat dari

karakter Rasulullah sendiri dan para

sahabatnya. Dalam lembaran sejarah, kita dapat melihat betapa agung dan terpuji karakter mereka. Serta betapa indahnya persahabatan di antara mereka.

Persahabatan Rasulullah dengan para sahabatnya tersebut ditegakkan diatas nilai-nilai yang terpuji di sisi Allah SWT. Seperti keimanan yang kuat kepada Allah SWT dan hari penghabisan dengan berlomba mengerjakan pelbagai kebaji-kan, Allah berfirman di QS. Al-Imran: 114, “Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.”

Saling tolong-menolong dalam kebai-kan, QS. Al-Maidah: 2, “….Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”

Saling berpesan dalam kebenaran QS. Al-Balad: 17, “Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.”

Dan saling kasih-mengasihi di antara mereka QS. Al-Fath: 29, “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terha-dap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenang-kan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-

orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerja-kan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.”

Manfaat Berkumpul dengan Orang Sholeh

Allah SWT menyatakan bahwa salah satu penyebab utama yang membantu menguatkan iman para sahabat Nabi, adalah keberadaan Rasulullah SAW di tengah-tengah mereka. Seperti yang difirmankan dalam QS. Ali 'Imran: 101,

"Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rasul-Nyapun berada ditengah-tengah kalian? Dan siapa saja yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesung-guhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus."

Ibnul Qayyim mengisahkan, “Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau muncul dalam diri kami prasangka-prasangka buruk atau ketika kami merasa-kan sempit dalam menjalani hidup, kami segera mendatangi Ibnu Taimiyah untuk meminta nasehat. Maka dengan hanya memandang wajah beliau dan menden-garkan nasehat beliau serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang.”

Demikian pentingnya bergaul dengan orang-orang sholeh, sehingga dapat kembali membangkitkan semangat keimanan kita dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Dapat membangkitan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang, dan kita pun dapat menularkan nuansa kebaikan kepada lingkungan sekitar kita. Sehingga Allah SWT menegaskannya dalam QS. Al Imran: 103,

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersau-dara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”

Semoga Allah SWT senantiasa mem-pertemukan dan mempersatukan kita dengan orang-orang sholeh di dunia maupun di surga-Nya kelak. Aamiin Ya Robbal ‘Aalamiin. [ASD]------------------------------------------------1) Tombo Ati (Obat Hati), menjadi topik berseri

Mozaik sejak edisi 12/2011, terdiri dari lima

perkara: (1) membaca Al Quran dengan

maknanya, (2) sholat malam dirikanlah, (3)

berkumpullah dengan orang sholeh, (4) perban-

yaklah berpuasa, (5) dzikir malam perpanjanglah.

Analogi kedekatan hati yang ada diantara bayi dan ibu maupun suster tersebut menjelaskan pola hubungan yang tengah dibentuk dalam lembaga yang yang tugas dan fungsinya adalah meng-koordinasikan kegiatan-kegiatan alqah atau tempat berdzikir yang berada di bawah naungan Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya (YPDKY). Lembaga terse-but adalah Badan Koordinasi Kesurauan (BKK).

Jauh dimata, dekat di hati. Ungkapan tersebut mungkin sedikit banyak dapat menjelaskan strategi Abangda Drs. H. Akhmad Farki, Ketua Staff BKK yang baru dalam melakukan tugasnya mengelola tempat-tempat wirid Tarekat Naqsya-bandiyah Al-Khalidiyah (TN) di bawah naungan YPDKY yang kini berjumlah sekitar 650 dan tersebar di seluruh propinsi di Indonesia, juga di luar negeri, yakni di Malaysia dan Amerika Serikat. Dengan adanya kedekatan hati, walaupun secara jarak terpaut jauh namun nantinya diharapkan tetap terasa seperti tiada jarak.

Abangda Drs. H. Akhmad Farki, yang merupakan salah seorang putra dari Pendiri Yayasan belum lama ini dilantik sebagai Ketua Staff BKK oleh Pimpinan Yayasan. Tepatnya, pada tanggal 7 Oktober 2012 lalu di Kompleks Universitas Panca Budi, Medan.

Tugas Ketua Staff BKK adalah untuk mengelola surau, bukan aspek spiritu-alnya, demikian penjelasan Bang Ifer,

panggilan akrab bagi Abangda Drs. H. Akhmad Farki. “Cakupan kerjanya adalah pada sisi manajemen dan administrasi. Sementara ruang lingkup BKK yang berkaitan dengan ibadah akan tetap dipegang oleh Pimpinan Yayasan, Sayyidi Syaikh H. Abdul Khalik Fajduani, SH.

Fungsinya yaitu memudahkan jamaah tarekat ini beribadah dan berguru serta memudahkan tempat-tempat beramal melaksanakan dzikrullah,” lanjut beliau yang kemudian menambahkan keinginan-nya agar perwiridan berjalan dengan baik, iktikaf atau suluk jalan dengan baik, serta hubungan dengan TN serumpun tetap di jaga dan tetap dilanjutkan.

Lebih lanjut, Bang Ifer menjelaskan bahwa rencana BKK kedepan adalah fokus pada tiga program kerja utama. Yang pertama adalah menjaga amalan Tarekat Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah yang telah diajarkan oleh Pendiri Yayasan. Yang kedua, membangun komu-nikasi. Dan program yang ketiga adalah optimal-isasi sistem-sistem yang sudah ada, yang dampak l a n g s u n g n y a

mudah-mudahan akan segera terasa oleh para jamaah saat menjalankan ibadah di surau, pos dan iop dimana mereka berada. Sebagai catatan, iop adalah singkatan dari ‘izin operasional’, sebutan bagi tempat wirid yang bertaraf paling sederhana dari segi fasilitas dan kegiatan-nya di bawah YPDKY.

Membangun Komunikasi - “The Right Man in the Right Place”

Yang paling menarik sebagai bahan pembahasan dan untuk kita pelajari dari program kerja ini adalah mengenai mem-bangun komunikasi. Sebagaimana dalam tubuh manusia, “Fungsinya adalah untuk memperlancar metabolisme,” jelas Bang Ifer mengenai fungsi program kerja terse-but.

Hubungan baik bermula dengan niat baik, dilanjutkan dengan komunikasi yang baik. Demikian pesan Bang Ifer, mengin-gatkan kembali strateginya dalam mengelola sekitar 44 Badan Kerjasama Surau (BKS) yang membawahi sekitar 650 surau, pos, dan iop.

Komunikasi akan dibangun mengikut alur yang ada, dimana Kepala Staff BKK akan dibantu oleh beberapa koordinator. “Tidak mungkin komunikasi dilakukan hanya oleh staff BKK. Oleh karenanya diangkat 6 koordinator yang membina BKS di Indonesia,” lanjut beliau.

Selain Ketua Staff BKK sendiri, 5 koordinator lainnya adalah, H. Akhmad Qadri Ramadhany (Bang Dhany, yang menjabat Ketua BKS DKI Jakarta dan Jawa Barat), H. Akhmad Syukran Bestari (Bang Arie, Pengurus Surau Baitul Amin, Bojongsari, Depok), H. Akhmad Muttaqien (Bang Opin, Putra Pimpinan Yayasan yang terdahulu), serta H. Wahyu Wijaya, dan H. Suhaemi yang merupakan tokoh yang dituakan dan petugas senior peramalan di lingkungan YPDKY.

Bang Arie, yang berkenan hadir dalam wawancara, juga menyampaikan bahwa tugas koordinator BKK termasuk meny-ampaikan informasi tentang hal-hal yang bersifat teknis, dan pengambilan

keputusan-keputusan yang teknis.Pemilihan koordinator tersebut

ditetapkan berdasarkan kedekatan historis dan penerimaan jamaah dalam wilayah binaannya yang notabene sangat beragam latar belakangnya. “Punya pengalaman, kemampuan, dan latar belakang historis,” demikian beliau meng-istilahkannya. Para koordinator adalah nama-nama yang dikenal dengan sangat baik oleh jamaah dan pengurus-pengurus tempat dzikir di lingkungan YPDKY.

“Prioritas kuncinya adalah kedekatan hati, lebih utama daripada sistem yang baku. Banyak hal yang sulit dapat tersele-saikan dengan kedekatan hati. Bagaimana tekniknya, itu diserahkan kepada kebija-kan masing-masing koordinator ataupun stafnya,” ungkap beliau yang tidak akan menetapkan suatu gaya (sistem) kepada para koordinator dalam melakukan pembi-naan. Setiap koordinator akan diberikan kebebasan dalam mengembangkan metode koordinasinya.

Inilah yang menjadi sudut pandan-gnya. Beliau mengharapkan dengan komunikasi yang dibangun itu, pengurus surau dan BKS jeli melihat latar belakang sosial, budaya, ideologi dan masalah politis yang ada di wilayah. “Kita menghar-gai hal-hal yang bersifat situasional,” pesannya.

Lebih jauh Bang Ifer menjelaskan,

bahwa setiap koordinator akan dibantu oleh beberapa orang anggota yang ditetapkan oleh Surat Keputusan dan bila dipandang perlu dapat ditambah dengan anggota yang bersifat partisipatif. Dan saat ini jumlah koordinator dan anggotanya-nya mencapai 40 orang yang membawahi 8 wilayah dan secara total menaungi 44 BKS dari seluruh propinsi. Sebelumnya, hanya tiga orang yang melayani para pengurus BKS. “Selama ini jalur komuni-kasi ini sudah berjalan. Sekarang (ditambah) untuk semakin memperlancar pertukaran informasinya.” Dan dengan pendekatan tersebut diharapkan komuni-kasi akan menjadi lebih cepat dan efisien,

seperti yang diistilahkan oleh Bang Ifer, “Jatuh pun jarum di Jayapura, paling lama dalam 1 jam Jakarta ataupun Medan tahu.”

Dalam mengemban perannya, para koordinator dan anggotanya akan menempati 2 sekretariat yang berkedudu-kan di Jakarta dan Medan. Alasannya terkait dengan pelayanan, dimana tujuan ziarah para jemaah ada di kedua kota ini.

Jadi, tak lain tujuannya adalah pening-katan pelayanan bagi para jamaah Tarekat Naqsyabandiyah Al Khalidiyah, baik yang datang dari Indonesia, maupun dari luar negeri. “Agar jamaah-jamaah ini, bila ke Jakarta dan Medan, ada yang mengu-rusnya. Kalau komunikasi hubungan baik, informasi pun cepat,” demikian Bang Ifer menyampaikan. Harapan beliau, akan tercipta komunikasi yang semakin baik, ukhuwah yang baik, persahabatan yang baik. “Banyak tantangan-tantangan yang sebenarnya dapat diselesaikan dengan sederhana, yaitu dengan komunikasi yang baik,” beliau menjelaskan.

Kedekatan juga akan dibangun saat adanya acara-acara yang sudah cukup banyak dilaksanakan di lingkungan surau, baik iktikaf (10 kali setiap tahunnya di Surau Darul Amin, Medan dan Surau Baitul Amin Bojongsari, Depok), perayaan Hari Besar Islam, maupun kegiatan-kegiatan lainnya seperti berbagai pelatihan

mulai dari yang bertema bisnis Islami, keluarga unggul, dan pesantren kilat.

Saat-saat seperti itulah para koordina-tor dan anggotanya dapat membangun komunikasi dengan

Ketua-ketua BKS dalam wilayah koordi-nasinya. Pendekatan komunikasi intensif setiap hari via telpon, email, dan media komunikasi lainnya sesuai dengan kebiasaan para Pimpinan BKS di masing-masing wilayah cakupan koordinator lebih besar bobotnya dibanding kunjungan-kunjungan ke daerah-daerah yang tentu-nya lebih memakan waktu dan biaya.

“Seiring waktu, jika chemistry (kedekatan) sudah terbangun koordinator dengan binaannya dapat saling mengun-jungi,” jelas Bang Ifer sembari menyatakan dukungan penuhnya secara moril dan finansial kepada para koordinator dan anggotanya.

Berkumpul Dengan Orang SholehSeri Tombo Ati

Sebagai makhluk sosial, adalah fitrahnya seseorang akan mencari teman dan sahabat dalam menjalani kehidupannya. Dijelaskan oleh Abu Hafs Syihabuddin As-Suhrawardi Al-Baghdadi dalam bukunya 'Awarif al-Ma'arif, bahwa persahabatan itu sebagai kecenderungan fitri manusia. Itu juga merupakan salah satu dari sekian banyak nikmat dan anugerah Allah SWT.

Lahan Subur untuk Bibit yang BaikProgram komunikasi ini merupakan

kelanjutan dan sejalan dengan berbagai program yang diluncurkan Pimpinan Yayasan untuk membentuk akhlakul karimah sebagai warna budaya di lingkun-gan YPDKY. “Visinya tetap, yaitu memban-gun masyarakat dzikrullah yang berakhlakul karimah. Membangunnya melalui komunitas yang baik, komunitas yang berakhlakul karimah,” demikian disampaikan oleh Ketua Staff BKK, yang mengibaratkannya, “Sebagai lahan yang subur untuk tumbuhnya bibit-bibit yang baik, sehingga bibit-bibit tersebut diharap-kan akan dapat tumbuh subur juga.”

Hal tersebut juga dapat dimaknai dari pesan Bang Arie, bahwa dengan komuni-kasi yang semakin baik, kecurigaan-kecurigaan tidak ada. “Landasannya tetap Akhlakul Karimah. Hubungan yang baik dari hati itulah (bagian dari akhlakul karimah),” beliau menjelaskan, dan menambahkan bahwa silaturrahim, melayani, rendah hati dan memperlakukan orang dengan baik adalah bagian dari membangun komunikasi tersebut.

Komunikasi yang “Situasional”Tidak hanya internal, Ketua Staff BKK

juga memperhatikan pembinaan komuni-kasi dengan masyarakat luar, melalui pola yang menyesuaikan dengan kondisi dan adat istiadat masyarakat setempat. Dengan demikian, beliau menyampaikan, cara berkomunikasi bisa saja tidak akan sama untuk setiap wilayah. Dalam pelak-sanaannya akan lebih bersifat situasional dan secara teknis akan dipercayakan kepada masing-masing BKS yang lebih tahu karakter wilayahnya.

Beliau menambahkan, bahwa untuk lebih memperat komunikasi dengan masyarakat, BKK akan melibatkan “bintang tamu” yaitu istilah untuk jamaah TN yang sudah terkenal, dekat dan diper-

cayai oleh masyarakat setempat. Dengan pola tersebut, diharapkan komunikasi akan lebih cepat dan efektif, tidak ada informasi yang tersumbat.

Manajemen Kedekatan HatiPelayanan BKK akan dibangun melalui

kedekatan hati, yang dalam pelaksanaan-nya memberi ruang agar berbagai warna; dalam hal sistem dan gaya, dapat tumbuh memperindah setiap koordinasi yang terjalin antara koordinator dengan BKS dalam wilayah binaannya. Untuk itu Ketua Staff BKK menekankan bahwa diperlukan berbagai kebijaksanaan, kemampuan memaklumi orang lain dan kelompok lain.

Meskipun dibangun melalui kedekatan hati, tetap ada batasnya, yaitu niat untuk senantiasa hanya mengharapkan Ridha

Allah. “Dan ada Al Furqon, yaitu memilah mana yang haq dan mana yang batil, sesuai dengan syariat Islam,” jelas Bang Ifer, yang ketegasan dan keluasan peng-etahuan menjadikannya sosok yang sangat dicintai oleh jamaah di lingkungan Yayasan.

Sebagai latar belakang, diantara banyak hal yang menjadi minatnya, Bang Ifer mempunyai pemahaman yang mendalam atas sejarah peradaban manu-sia, sehingga seringkali menjadi narasum-ber yang menarik dalam forum diskusi, seminar atau pelatihan di lingkungan Surau Baitul Amin dan YPDKY secara umum. Selain ‘ahli sejarah’, beliau juga pengusaha perkebunan sawit dan peter-nakan sapi.

“Tetap senantiasa harapkan Ridho Allah, berpedoman Al Quran dan hadist. Tidak lebih, tidak gak kurang. Singkat saja.” Demikian bagian dari sambutan Bang Ifer saat beliau dilantik, yang dapat kita maknai sebagai pesan yang sangat penting bagi kita semua.

Kiranya diperkenankan mengambil kesimpulan dari strategi Ketua Staff BKK kedepan untuk kita semua maknai, tak lain semua berujung pada pelayanan dan akhlak yang baik. Mengutip pesan beliau, “Kuncinya bagaimana koordinator mem-perlakukan ketua BKS-nya dengan baik. Kalau kita menekan, sifatnya dia akan menekan kebawah. Saya mengharapkan akan memberikan kegembiraan ke bawahnya. Kita akan memberikan yang terbaik untuk dia (red-ketua BKS).”

Sukses kepada Bang Ifer sebagai Ketua Staff BKK yang baru dan segenap jajarannya dalam melaksanakan tugas mulianya, yaitu memudahkan pelaksanaan dzikrullah, dan dalam mengelola lahan subur untuk bertumbuh-kembangnya bibit-bibit unggul yang nantinya mampu memberikan kebaikan dimana-mana. [ASD/RH]

Page 8: Mozaik 2012 11

8

8Sewaktu menunggu,

pria tua itu nampak gelisah, ia sebentar-sebentar melirik ke jam tangannya. Saya merasa kasihan. Jadi ketika sedang luang, saya sempatkan untuk memeriksa lukanya. Nampaknya cukup baik, sudah kering dan tinggal membuka jahitan dan memasang perban baru. Pekerjaan yang tidak terlalu sulit, atas persetu-juan dokter, saya putuskan untuk melaku-kannya sendiri.

Sambil menangani lukanya, saya bertanya apakah dia punya janji lain hingga tampak terburu-buru. Lelaki tua itu menjawab tidak, dia hanya hendak ke rumah jompo untuk makan siang bersama istrinya, dan ia melakukannya tiap hari.

Dia menceritakan bahwa istrinya sudah dirawat di sana sejak beberapa waktu dan istrinya mengidap penyakit Alzheimer. Saya bertanya apakah istrinya akan marah kalau dia terlambat. Ia menjawab, “Lima tahun ini istri saya sudah

Ketika diwawancarai sejumlah media seusai upacara, Kasal Laksamana TNI Soeparno mengungkapkan bahwa melihat kondisi kepulauan Indonesia, diperlukan peningkatan kemampuan TNI Angkatan Laut, termasuk Korps Marinir, guna menjaga perbatasan Indonesia.

“Kita harapkan Korps Marinir statusnya meningkat, dan sudah sepan-tasnya Korps Marinir dipimpin oleh seorang Letnan Jenderal,” harap Kasal.

Sadar bahwa faktor kepemimpinan sangat me- nentukan dalam tugasnya, Bang Faridz mengupayakan agar 7 Nilai Dasar Yayasan selalu menjadi pegangan.

“Dulu saya dikenal temperamental. Namun setelah mendalami tarekat perilaku saya berubah. Sepertinya ada yang meng-ingatkan agar tidak sombong,” ujarnya saat diwawancara Mozaik sebelumnya. Bagi sebagian besar anak buahnya, ia dikenal sebagai pimpi-nan yang ramah dengan mengedepankan kerendahan hati.

“Kalau bisa disenyumin, kenapa harus dimarahin?”, tambahnya.

Bang Faridz adalah alumni AAL

Angkatan 28 tahun 1983, sebelumnya menjabat sebagai Kepala Staf Korps Marinir. Beliau menjadi pengamal Tarekat Naqsyabandiyah naungan Yayasan Prof. DR. H. Kadirun Yahya (YPDKY) sejak 25 Maret 1990. Selain mengemban tugas negara, Bang Faridz senantiasa berkontri-busi untuk berbagai kegiatan surau, seperti dalam pelatihan Anshor-man dan pengamanan Festival Baitul Amin 2012.

Melalui tulisan ini, segenap Keluarga Besar Surau Baitul Amin mengucapkan Selamat kepada Abangda Mayjen TNI (Mar) Ahmad Faridz Washington atas kenaikan pangkatnya sekaligus jabatan barunya sebagai Komandan Korps Marinir Indonesia. Selamat mengemban tugas baru. [MFH/RH/berbagai sumber]

tidak mengenali saya lagi.”

Saya sangat terkejut dan berkata, "Bapak masih pergi kesana setiap hari walaupun istri Bapak tidak kenal lagi?"

Dia tersenyum sambil menepuk tanganku dan berkata, "Istri saya memang tidak mengenali saya, tetapi saya masih mengenali dia 'kan?"

Saya terus menahan air mata sampai kakek itu

pergi, tangan saya masih tetap merinding. Cinta kasih seperti itulah yang Saya mau dalam hidup. Cinta sesungguhnya tidak bersifat fisik atau romantis. Cinta sejati adalah menerima apa adanya yang terjadi saat ini, yang sudah terjadi, yang akan terjadi, dan yang tidak akan pernah terjadi.

Bagi saya pengalaman ini menyampai-kan satu pesan penting: Orang yang paling berbahagia tidaklah harus memiliki segala sesuatu yang terbaik, melainkan mereka dapat berbuat yang terbaik dengan apa yang mereka miliki. [DHY/ASD]

Analogi kedekatan hati yang ada diantara bayi dan ibu maupun suster tersebut menjelaskan pola hubungan yang tengah dibentuk dalam lembaga yang yang tugas dan fungsinya adalah meng-koordinasikan kegiatan-kegiatan alqah atau tempat berdzikir yang berada di bawah naungan Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya (YPDKY). Lembaga terse-but adalah Badan Koordinasi Kesurauan (BKK).

Jauh dimata, dekat di hati. Ungkapan tersebut mungkin sedikit banyak dapat menjelaskan strategi Abangda Drs. H. Akhmad Farki, Ketua Staff BKK yang baru dalam melakukan tugasnya mengelola tempat-tempat wirid Tarekat Naqsya-bandiyah Al-Khalidiyah (TN) di bawah naungan YPDKY yang kini berjumlah sekitar 650 dan tersebar di seluruh propinsi di Indonesia, juga di luar negeri, yakni di Malaysia dan Amerika Serikat. Dengan adanya kedekatan hati, walaupun secara jarak terpaut jauh namun nantinya diharapkan tetap terasa seperti tiada jarak.

Abangda Drs. H. Akhmad Farki, yang merupakan salah seorang putra dari Pendiri Yayasan belum lama ini dilantik sebagai Ketua Staff BKK oleh Pimpinan Yayasan. Tepatnya, pada tanggal 7 Oktober 2012 lalu di Kompleks Universitas Panca Budi, Medan.

Tugas Ketua Staff BKK adalah untuk mengelola surau, bukan aspek spiritu-alnya, demikian penjelasan Bang Ifer,

panggilan akrab bagi Abangda Drs. H. Akhmad Farki. “Cakupan kerjanya adalah pada sisi manajemen dan administrasi. Sementara ruang lingkup BKK yang berkaitan dengan ibadah akan tetap dipegang oleh Pimpinan Yayasan, Sayyidi Syaikh H. Abdul Khalik Fajduani, SH.

Fungsinya yaitu memudahkan jamaah tarekat ini beribadah dan berguru serta memudahkan tempat-tempat beramal melaksanakan dzikrullah,” lanjut beliau yang kemudian menambahkan keinginan-nya agar perwiridan berjalan dengan baik, iktikaf atau suluk jalan dengan baik, serta hubungan dengan TN serumpun tetap di jaga dan tetap dilanjutkan.

Lebih lanjut, Bang Ifer menjelaskan bahwa rencana BKK kedepan adalah fokus pada tiga program kerja utama. Yang pertama adalah menjaga amalan Tarekat Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah yang telah diajarkan oleh Pendiri Yayasan. Yang kedua, membangun komu-nikasi. Dan program yang ketiga adalah optimal-isasi sistem-sistem yang sudah ada, yang dampak l a n g s u n g n y a

Kisah Hikmah

Orang Yang Paling Bahagia

mudah-mudahan akan segera terasa oleh para jamaah saat menjalankan ibadah di surau, pos dan iop dimana mereka berada. Sebagai catatan, iop adalah singkatan dari ‘izin operasional’, sebutan bagi tempat wirid yang bertaraf paling sederhana dari segi fasilitas dan kegiatan-nya di bawah YPDKY.

Membangun Komunikasi - “The Right Man in the Right Place”

Yang paling menarik sebagai bahan pembahasan dan untuk kita pelajari dari program kerja ini adalah mengenai mem-bangun komunikasi. Sebagaimana dalam tubuh manusia, “Fungsinya adalah untuk memperlancar metabolisme,” jelas Bang Ifer mengenai fungsi program kerja terse-but.

Hubungan baik bermula dengan niat baik, dilanjutkan dengan komunikasi yang baik. Demikian pesan Bang Ifer, mengin-gatkan kembali strateginya dalam mengelola sekitar 44 Badan Kerjasama Surau (BKS) yang membawahi sekitar 650 surau, pos, dan iop.

Komunikasi akan dibangun mengikut alur yang ada, dimana Kepala Staff BKK akan dibantu oleh beberapa koordinator. “Tidak mungkin komunikasi dilakukan hanya oleh staff BKK. Oleh karenanya diangkat 6 koordinator yang membina BKS di Indonesia,” lanjut beliau.

Selain Ketua Staff BKK sendiri, 5 koordinator lainnya adalah, H. Akhmad Qadri Ramadhany (Bang Dhany, yang menjabat Ketua BKS DKI Jakarta dan Jawa Barat), H. Akhmad Syukran Bestari (Bang Arie, Pengurus Surau Baitul Amin, Bojongsari, Depok), H. Akhmad Muttaqien (Bang Opin, Putra Pimpinan Yayasan yang terdahulu), serta H. Wahyu Wijaya, dan H. Suhaemi yang merupakan tokoh yang dituakan dan petugas senior peramalan di lingkungan YPDKY.

Bang Arie, yang berkenan hadir dalam wawancara, juga menyampaikan bahwa tugas koordinator BKK termasuk meny-ampaikan informasi tentang hal-hal yang bersifat teknis, dan pengambilan

keputusan-keputusan yang teknis.Pemilihan koordinator tersebut

ditetapkan berdasarkan kedekatan historis dan penerimaan jamaah dalam wilayah binaannya yang notabene sangat beragam latar belakangnya. “Punya pengalaman, kemampuan, dan latar belakang historis,” demikian beliau meng-istilahkannya. Para koordinator adalah nama-nama yang dikenal dengan sangat baik oleh jamaah dan pengurus-pengurus tempat dzikir di lingkungan YPDKY.

“Prioritas kuncinya adalah kedekatan hati, lebih utama daripada sistem yang baku. Banyak hal yang sulit dapat tersele-saikan dengan kedekatan hati. Bagaimana tekniknya, itu diserahkan kepada kebija-kan masing-masing koordinator ataupun stafnya,” ungkap beliau yang tidak akan menetapkan suatu gaya (sistem) kepada para koordinator dalam melakukan pembi-naan. Setiap koordinator akan diberikan kebebasan dalam mengembangkan metode koordinasinya.

Inilah yang menjadi sudut pandan-gnya. Beliau mengharapkan dengan komunikasi yang dibangun itu, pengurus surau dan BKS jeli melihat latar belakang sosial, budaya, ideologi dan masalah politis yang ada di wilayah. “Kita menghar-gai hal-hal yang bersifat situasional,” pesannya.

Lebih jauh Bang Ifer menjelaskan,

bahwa setiap koordinator akan dibantu oleh beberapa orang anggota yang ditetapkan oleh Surat Keputusan dan bila dipandang perlu dapat ditambah dengan anggota yang bersifat partisipatif. Dan saat ini jumlah koordinator dan anggotanya-nya mencapai 40 orang yang membawahi 8 wilayah dan secara total menaungi 44 BKS dari seluruh propinsi. Sebelumnya, hanya tiga orang yang melayani para pengurus BKS. “Selama ini jalur komuni-kasi ini sudah berjalan. Sekarang (ditambah) untuk semakin memperlancar pertukaran informasinya.” Dan dengan pendekatan tersebut diharapkan komuni-kasi akan menjadi lebih cepat dan efisien,

seperti yang diistilahkan oleh Bang Ifer, “Jatuh pun jarum di Jayapura, paling lama dalam 1 jam Jakarta ataupun Medan tahu.”

Dalam mengemban perannya, para koordinator dan anggotanya akan menempati 2 sekretariat yang berkedudu-kan di Jakarta dan Medan. Alasannya terkait dengan pelayanan, dimana tujuan ziarah para jemaah ada di kedua kota ini.

Jadi, tak lain tujuannya adalah pening-katan pelayanan bagi para jamaah Tarekat Naqsyabandiyah Al Khalidiyah, baik yang datang dari Indonesia, maupun dari luar negeri. “Agar jamaah-jamaah ini, bila ke Jakarta dan Medan, ada yang mengu-rusnya. Kalau komunikasi hubungan baik, informasi pun cepat,” demikian Bang Ifer menyampaikan. Harapan beliau, akan tercipta komunikasi yang semakin baik, ukhuwah yang baik, persahabatan yang baik. “Banyak tantangan-tantangan yang sebenarnya dapat diselesaikan dengan sederhana, yaitu dengan komunikasi yang baik,” beliau menjelaskan.

Kedekatan juga akan dibangun saat adanya acara-acara yang sudah cukup banyak dilaksanakan di lingkungan surau, baik iktikaf (10 kali setiap tahunnya di Surau Darul Amin, Medan dan Surau Baitul Amin Bojongsari, Depok), perayaan Hari Besar Islam, maupun kegiatan-kegiatan lainnya seperti berbagai pelatihan

mulai dari yang bertema bisnis Islami, keluarga unggul, dan pesantren kilat.

Saat-saat seperti itulah para koordina-tor dan anggotanya dapat membangun komunikasi dengan

Ketua-ketua BKS dalam wilayah koordi-nasinya. Pendekatan komunikasi intensif setiap hari via telpon, email, dan media komunikasi lainnya sesuai dengan kebiasaan para Pimpinan BKS di masing-masing wilayah cakupan koordinator lebih besar bobotnya dibanding kunjungan-kunjungan ke daerah-daerah yang tentu-nya lebih memakan waktu dan biaya.

“Seiring waktu, jika chemistry (kedekatan) sudah terbangun koordinator dengan binaannya dapat saling mengun-jungi,” jelas Bang Ifer sembari menyatakan dukungan penuhnya secara moril dan finansial kepada para koordinator dan anggotanya.

Pagi itu klinik sangat sibuk. Sekitar jam 9.30 WIB pagi seorang kakek berusia 70-an datang untuk membuka jahitan pada luka di ibu-jarinya. Saya me- nyiapkan berkasnya dan memintanya menunggu. Semua dokter masih sibuk dan mungkin dia baru dapat ditangani setidaknya satu jam lagi.

IKLAN

IKLAN

Lahan Subur untuk Bibit yang BaikProgram komunikasi ini merupakan

kelanjutan dan sejalan dengan berbagai program yang diluncurkan Pimpinan Yayasan untuk membentuk akhlakul karimah sebagai warna budaya di lingkun-gan YPDKY. “Visinya tetap, yaitu memban-gun masyarakat dzikrullah yang berakhlakul karimah. Membangunnya melalui komunitas yang baik, komunitas yang berakhlakul karimah,” demikian disampaikan oleh Ketua Staff BKK, yang mengibaratkannya, “Sebagai lahan yang subur untuk tumbuhnya bibit-bibit yang baik, sehingga bibit-bibit tersebut diharap-kan akan dapat tumbuh subur juga.”

Hal tersebut juga dapat dimaknai dari pesan Bang Arie, bahwa dengan komuni-kasi yang semakin baik, kecurigaan-kecurigaan tidak ada. “Landasannya tetap Akhlakul Karimah. Hubungan yang baik dari hati itulah (bagian dari akhlakul karimah),” beliau menjelaskan, dan menambahkan bahwa silaturrahim, melayani, rendah hati dan memperlakukan orang dengan baik adalah bagian dari membangun komunikasi tersebut.

Komunikasi yang “Situasional”Tidak hanya internal, Ketua Staff BKK

juga memperhatikan pembinaan komuni-kasi dengan masyarakat luar, melalui pola yang menyesuaikan dengan kondisi dan adat istiadat masyarakat setempat. Dengan demikian, beliau menyampaikan, cara berkomunikasi bisa saja tidak akan sama untuk setiap wilayah. Dalam pelak-sanaannya akan lebih bersifat situasional dan secara teknis akan dipercayakan kepada masing-masing BKS yang lebih tahu karakter wilayahnya.

Beliau menambahkan, bahwa untuk lebih memperat komunikasi dengan masyarakat, BKK akan melibatkan “bintang tamu” yaitu istilah untuk jamaah TN yang sudah terkenal, dekat dan diper-

cayai oleh masyarakat setempat. Dengan pola tersebut, diharapkan komunikasi akan lebih cepat dan efektif, tidak ada informasi yang tersumbat.

Manajemen Kedekatan HatiPelayanan BKK akan dibangun melalui

kedekatan hati, yang dalam pelaksanaan-nya memberi ruang agar berbagai warna; dalam hal sistem dan gaya, dapat tumbuh memperindah setiap koordinasi yang terjalin antara koordinator dengan BKS dalam wilayah binaannya. Untuk itu Ketua Staff BKK menekankan bahwa diperlukan berbagai kebijaksanaan, kemampuan memaklumi orang lain dan kelompok lain.

Meskipun dibangun melalui kedekatan hati, tetap ada batasnya, yaitu niat untuk senantiasa hanya mengharapkan Ridha

Allah. “Dan ada Al Furqon, yaitu memilah mana yang haq dan mana yang batil, sesuai dengan syariat Islam,” jelas Bang Ifer, yang ketegasan dan keluasan peng-etahuan menjadikannya sosok yang sangat dicintai oleh jamaah di lingkungan Yayasan.

Sebagai latar belakang, diantara banyak hal yang menjadi minatnya, Bang Ifer mempunyai pemahaman yang mendalam atas sejarah peradaban manu-sia, sehingga seringkali menjadi narasum-ber yang menarik dalam forum diskusi, seminar atau pelatihan di lingkungan Surau Baitul Amin dan YPDKY secara umum. Selain ‘ahli sejarah’, beliau juga pengusaha perkebunan sawit dan peter-nakan sapi.

“Tetap senantiasa harapkan Ridho Allah, berpedoman Al Quran dan hadist. Tidak lebih, tidak gak kurang. Singkat saja.” Demikian bagian dari sambutan Bang Ifer saat beliau dilantik, yang dapat kita maknai sebagai pesan yang sangat penting bagi kita semua.

Kiranya diperkenankan mengambil kesimpulan dari strategi Ketua Staff BKK kedepan untuk kita semua maknai, tak lain semua berujung pada pelayanan dan akhlak yang baik. Mengutip pesan beliau, “Kuncinya bagaimana koordinator mem-perlakukan ketua BKS-nya dengan baik. Kalau kita menekan, sifatnya dia akan menekan kebawah. Saya mengharapkan akan memberikan kegembiraan ke bawahnya. Kita akan memberikan yang terbaik untuk dia (red-ketua BKS).”

Sukses kepada Bang Ifer sebagai Ketua Staff BKK yang baru dan segenap jajarannya dalam melaksanakan tugas mulianya, yaitu memudahkan pelaksanaan dzikrullah, dan dalam mengelola lahan subur untuk bertumbuh-kembangnya bibit-bibit unggul yang nantinya mampu memberikan kebaikan dimana-mana. [ASD/RH]

Berita Jamaah SBA: Brigjen TNI (Mar) A. Faridz Washington

Selamat Mengemban Tugas BaruPertengahan September 2012 lalu, Brigjen TNI (Mar) A. Faridz Washington resmi dilantik sebagai Komandan Korps Marinir (Dankormar) TNI AL. Bang Faridz, demikian sapaan akrabnya di lingkungan Surau Baitul Amin (SBA), menggantikan Letjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin yang selanjutnya menja-bat sebagai Kepala Badan SAR Nasional. Serah terima tongkat komando ini dilakukan Rabu (12/9/2012) di Bhumi Marinir Cilandak, Jakarta Selatan.

Bang Dhani, Bang Faridz dan Bang Arie (dari kiri ke kanan) bersilatur- rahim di tengah pelaksanaan Festival Baitul Amin, 19 Mei 2012.

Amalia Bhakti JayaP E R C E TA K A N

Mesin Cetak:• Komori Excel 32 - 4 Warna, 83 x 64 cm.• Grampus 66 - 1 Warna, 48 x 64 cm.• Finishing: Lem Panas, Mesin Potong, dll.

Melayani desain & cetak brosur, buku, flyer, kalender, poster, dsb. Terima ongkos cetak.

Jl. Pertanian Tengah No. 1, Klender, Jakarta Timur. Telp. (021) 8613589

Email: [email protected]