morfologi bahasa

102
MORFOLOGI BAHASA KELOMPOK 2 Anggota : 1. Kun Marti Hidayati (15108241036) 2. Nurmia Afiatun R (15108241052) 3. Nadhifatul Ulya (15108241070) 4. Hariadi (15108241155) PGSD- 1E

Upload: kunmartih

Post on 11-Apr-2017

421 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

MORFOLOGI BAHASA

KELOMPOK 2Anggota :1. Kun Marti Hidayati (15108241036)2. Nurmia Afiatun R (15108241052)3. Nadhifatul Ulya (15108241070)4. Hariadi (15108241155)

PGSD-1E

MORFOLOGI

MORPHE LOGOS

Pengertian Morfologi

• Kata Morfologi berasal dari kata morphologie yang berasal dari Yunani. Terdiri dari kata morphe dan logos. Morphe berarti bentuk dan logos berarti ilmu.

• Morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata.

Menurut ahli:1. Zaenal Arifin dan Juaiyah

Morfologi adalah ilmu bahasa tentang seluk-beluk bentuk kata (struktur kata)

2. J. W. M. Verhaar Morfologi adalah cabang linguistik yang

mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal

3. Menurut Ramlan Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau mempelajari seluk beluk struktur kata serta pengaruh perubahan-perubahan struktur kata terhadap golongan dan arti kata.

4. Menurut Crystal morfologi adalah cabang tata bahasa yang menelaah struktur atau bentuk kata, utamanya melalui penggunaan morfem.

5. Menurut Rusmaji Morfologi mencakup kata, bagian-

bagiannya, dan prosesnya.

Pengertian Mofem• Morfem adalah satuan gramatikal terkecil

yang mempunyai makna. Namun tidak semua morfem memiliki makna filosis. Morfem tidak bisa dibagi kedalam bentuk bahasa yang lebih kecil lagi.

Identifikasi MorfemKedua

Keempat

Ketiga

Kelima

Ternyata semua bentuk {ke} di samping mempunyai makna yang sama yaitu menyatakan tingkat atau derajat.

Karena merupakan bentuk terkecil yang berulang-ulang dan mempunyai makna yang sama, maka bentuk {ke} tersebut bisa dikatakan sebuah morfem.

Identifikasi MorfemKepasar

Kedapur

Kekampus

Keterminal

Ternyata semua bentuk {ke} di samping mempunyai makna yang sama yaitu menyatakan arah atau tujuan.

Karena merupakan bentuk terkecil yang berulang-ulang dan mempunyai makna yang sama, maka bentuk {ke} tersebut bisa dikatakan sebuah morfem.

(disini atuaran ejaan tidak diindahkan)

Apakah {ke} pada kedua deretan tersebut merupakan morfem yang sama atau tidak?

• Dalam hal ini karena makna bentuk {ke} pada kedua dan kepasar tidak sama, maka kedua {ke} itu bukanlah morfem yang sama. Keduanya merupakan dua morfem yang berbeda walaupun bentuknya sama.

• Jadi, kesamaan arti dan kesamaan bentuk merupakan ciri atau identitas sebuah morfem.

Alomorfmerasa

menduda

membantu

menyanyi

Bentuknya mirip atau hampir sama dan maknanya juga sama. Apakah me-, mem-, men-, meny-, meng-, dan menge- merupakan sebuah morfem yang sama?

Semua bentuk itu merupakan sebuah morfem karena meskipun bentuknya tidak sama persis tetapi perbedaannya dapat dijelaskan secara fonologis

membawa

mendengar

melihat

menggoda

menggali

menyikat

mengelas

mengetik

anggota satu morfem yang wujudnya berbeda, tetapi mempunyai fungsi dan makna yang sama disebut alomorf

Klasifikasi morfem• Morfem bebas: morfem yang tanpa kehadiran

morfem lain dapat muncul dalam pertuturan. Misalnya, bentuk pulang, makan, rumah, dan bagus. Morfem-morfem tersebut dapat berdiri sendiri dan dapat digunakan tanpa harus terlebih dahulu menggabungkannya dengan morfem lain.

Berdasarkan kebebasannya

Klasifikasi morfem• morfem terikat: morfem yang tanpa digabung

dengan morfem lain tidak dapat muncul dalam pertuturan. Contohnya adalah bentuk renta, kerontang, dan bugar. Morfem-morfem tersebut tidak dapat muncul dalam pertuturan tanpa terlebih dahulu mengalami proses morfologi.

Berdasarkan kebebasannya

Klasifikasi morfem

• morfem utuh: morfem yang terdiri dari satu kesatuan. Semua morfem bebas termasuk morfem utuh, seperti {meja}, {kursi}, {kecil}, {laut}, dan {pulpen}.

Berdasarkan bentuk formalnya

Klasifikasi morfem• morfem terbagi: morfem yang terdiri dari dua

buah bagian yang terpisah. Contohnya:1. kata kesatuan memiliki satu morfem utuh,

yaitu {satu} dan satu morfem terbagi yaitu {ke-/an}.

2. kata perbuatan, terdiri dari satu morfem utuh {buat} dan satu morfem terbagi {per-/an}.

Berdasarkan bentuk formalnya

Klasifikasi morfem

• Morfem segmental: morfem yang berwujud bunyi dan dibentuk oleh fonem-fonem segmental, seperti morfem {lihat}, {lah}, {sikat}, dan {ber}.

Berdasarkan jenis fonem yang membentuknya

Klasifikasi morfem

• morfem suprasegmental: morfem yang dibentuk oleh unsur-unsur suprasegmental, seperti tekanan, nada, durasi, dan sebagainya.

• Dalam bahasa Ngbaka (Kongo Utara) untuk mengungkapkan kalimat masa kini digunakan simbol nada turun (ˋ), kalimat masa lampau menggunakana nada datar ( ), kalimat masa nanti menggunakan ˉnada turun naik (ˇ), dan untuk kalimat imperatf menggunakan nada naik ( )ˊ

Berdasarkan jenis fonem yang membentuknya

Bahasa Indonesia tidak memiliki morfem suprasegmental

Klasifikasi morfem

• Morfem beralomorf zero (lambangnya berupa Ø): morfem yang salah satu alomorfnya tidak berwujud bunyi segmental maupun suprasegmental, melainkan berupa "kekosongan". Morfem beralomorf zero merupakan morfem penanda jamak dalam bahasa Inggris dan tidak berlaku pada Bahasa Indonesia.

Morfem Beralomorf Zero

Klasifikasi morfem

• Contohnya adalah bentuk sheep, baik bentuk tunggal maupun jamak, kata Sheep akan tetap menjadi sheep dan tidak mengalami perubahan.

• dalam bentuk tunggal dapat ditulis {sheep}• dalam bentuk jamak menjadi ({sheep}+{Ø}).

Morfem Beralomorf Zero

Klasifikasi morfem

• Morfem Bermakna Leksikal: morfem yang memiliki makna pada dirinya sendiri tanpa perlu berproses dengan morfem lain. Morfem bermakna leksikal jumlahnya tidak terbatas dan sangat produktif. Misalnya, {kuda}, {pergi}, {lari}, {makan} dan {merah}. Morfem seperti ini dengan sendirinya sudah dapat digunakan secara bebas.

Berdasarkan maknanya

Klasifikasi morfem

• Morfem tidak bermakna leksikal: morfem yang tidak memiliki makna apapun pada dirinya sendiri. Morfem ini baru mempunyai makna jika digabung dengan morfem lain dalam suatu proses morfologi. Termasuk morfem tidak bermakna leksikal adalah morfem-morfem afiks seperti, {ber-}, {me-}, dan {-ter}.

Berdasarkan maknanya

Proses Morfologi

Afiksasi

Reduplikasi

Komposisi

Abreviasi

Konversi

AFIKS (imbuhan)

Afiks adalah bentuk bahasa yang terkecil yang mempunyai arti dan selalu diimbuhkan pada morfem bebas atau kata dasar, biasanya berupa morfem terikat.

Sedangkan prosesnya sendiri di sebut afiksasi (affixation).

Dilihat dari posisinya dapat dibedakan atas :

Afiks

Konfiks

Sufiks

Infiks

Prefiks

1. PREFIKS (awalan)adalah imbuhan yang terletak di awal kata.

Proses awalan (prefiks) ini di sebut prefiksasi.

awalan dalam bahasa indonesia dibagi menjadi dua macam, yaitu imbuhan asli dan imbuhan serapan.

Awalan terdiri dari me, di, ke, ter, pe, per, se, ber,

Awalan me- pada sebuah kata dasar berfungsi untuk membentuk kata kerja aktif.

Awalan pe- pada suatu kata dasar dapat berfungsi menjadi kata benda.

Awalan ber- dan per- berfungsi membentuk kata kerja aktif.

1. Perubahan awalan me- menjadi meng-, pe- menjadi peng- terjadi jika kata dasar yang mengawali memiliki bunyi: /a/, /e/, /g/, /h/,/i/, /u/, /o/, /k/

Contoh: ambil – mengambil, hancur – penghancur2. Perubahan awalan me- menjadi men-, pe- menjadi pen- terjadi jika kata dasar yang mengawali memiliki bunyi: /c/, /d/, /j/

Contoh: coba – mencoba, dorong – pendorong

3. Perubahan awalan me- menjadi mem-, pe- menjadi pem- terjadi jika kata dasar yang mengawali memiliki bunyi: /b/,/f/, /v/

Contoh: beli – membeli, pembeli

4. Perubahan awalan me menjadi meny-, pe- menjadi peny- terjadi jika kata dasar yang mengawali memiliki bunyi: /s/

Contoh: siksa – menyiksa, penyiksa

5. Kata dasar yang memiliki bunyi /p/, /t/, /k/ diubah menjadi /m/ dan /n/

Contoh: pakai – memakai, pemakai

6. Kata dasar yang tidak mengalami perubahan bunyi awalan adalah: /l/, /m/, /n/, /r/.

Contoh: lamar – melamar, pelamar

7. Untuk kata dasar yang diawali dengan r, maka awalan ber- menjadi be-, per- menjadi pe-.

Contoh: Renang – berenang, perenang

8. Awalan di- dan ter- berfungsi membentuk kata kerja dan membawa arti yang pasif. Contoh: Kotoran itu diinjak oleh temanku. (membawa arti pasif)

Kotoran itu terinjak oleh temanku. (membawa arti pasif)

9. Awalan se- berfungsi untuk membentuk kata benda.

Contoh: Ikat – seikat, Indah – seindah

10. Awalan ke- berfungsi membentuk kata kerja intransitif Contoh: Luar –> keluar (Ia sedang keluar .)

Dalam –> kedalam (Mereka sedang kedalam.)

awalan-awalan (imbuhan dari bahasa asing) pada kata-kata serapan yang disadari adanya , adalah

sbb :

• a- seperti pada amoral, asosial, anonym, asimetris. Awalan ini mengandung arti ‘tidak’ atau ‘tidak ber’.

• anti- seperti pada antikomunis, antipemerintah, antiklimaks, antimagnet, antikarat yang artinya ‘melawan’ atau ‘bertentangan dengan’.

• bi- misalnya pada bilateral, biseksual, bilingual, bikonveks. Awalan ini artinya ‘dua’.

• de- seperti pada dehidrasi, devaluasi, dehumanisasi, deregulasi. Awalan ini artinya ‘meniadakan’ atau ‘menghilangkan’.

• eks- seperti pada eks-prajurit, eks-presiden, eks-karyawan, eks-partai terlarang. Awalan ini artinya ‘bekas’ yang sekarang dinyatakan dengan kata ‘mantan’.

• ekstra- seperti pada ekstra-universiter, ekstra-terestrial, ekstra linguistic, kadang juga dipakai pada kata-kata bahasa Indonesia sendiri. Contoh: ekstra-ketat, ekstra-hati-hati. Awalan ini artinya ‘tambah’, ‘diluar’, atau ‘sangat’.

• hiper- misalnya pada hipertensi, hiperseksual, hipersensitif. Awalan ini artinya ‘lebih’ atau ‘sangat’.

• in- misalnya pada kata inkonvensional, inaktif, intransitive. Awalan ini artinya ‘tidak’.

• infra- misalnya pada infrastruktur, inframerah, infrasonic. Awalan ini artinya ‘di tengah’.

• intra- misalnya pada intrauniversiter, intramolekuler. Awalan ini artinya ‘di dalam’.

• inter- misalnya interdental, internasional, interisuler, yang biasa di Indonesiakan dengan antar-.

• ko- misalnya pada kokulikuler, koinsidental, kopilot, kopromotor. Awalan ini artinya ‘bersama-sama’ atau ‘beserta’.

• kontra- misalnya pada kontrarevolusi, kontradiksi, kontrasepsi. Awalan ini artinya ‘berlawanan’ atau ‘menentang’.

• makro- misalnya pada makrokosmos, makroekonomi, makrolinguistik. Awalan ini artinya ‘besar’ atau ‘dalam arti luas’.

• mikro- seperti pada mikroorganisme, mikrokosmos, microfilm. Awalan ini artinya ‘kecil’ atau ‘renik’.

• multi- seperti padamultipartai, multijutawan, multikompleks, multilateral, multilingual. Awalan ini artinya ‘banyak’.

• neo- seperti pada neokolonialisme, neofeodalisme, neorealisme. Awalan ini artinya ‘baru’.

• non- seperti pada nongelar, nonminyak, nonmigas, nonberas, nonOpec. Awalan ini artinya ‘bukan’ atau ‘tidak ber-‘.

2. INFIKS (sisipan)

adalah imbuhan yang terletak di dalam kata. Prosesnya imbuhan kata tersebut di sebut infixation.

Sisipan terletak pada suku pertama kata dasarnya, yang memisahkan konsonan pertama dengan vokal pertama suku tersebut.

Imbuhan yang berupa sisipan seperti: -er-, -el-, -em- dan -in.

Sisipan ( infiks/ infix) dapat mempunyai makna, antara lain:

1. Menyatakan banyak dan bermacam-macam. Contohnya: tali→ temali,

artinya terdapat bermacam-macam tali.2. Menyatakan intensitas frekuentif / banyaknya waktu.

Contoh: getar→gemetar, artinya menunjukan banyaknya waktu

getar atau gerak suatu benda.

3. Menyatakan sesuatu yang mempunyai sifat seperti yang di sebut pada kata dasarnya.

Contoh: kata kerja→kinerja,

artinya sesuatu yang mempunyai sifat sama dengan kerja atau sesuatu sifat kegigihan

Arti sisipan er, el dan em

• menyatakan banyak– Contohnya : gerigi = banyak gigi, geletar = banyak

getar, kemilau = banyak kilau• alat untuk– Contohnya : telunjuk = alat untuk menunjuk

• pelaku pekerjaan– Contohnya : pelatuk = burung yg biasa mematuk-

matuk, temanggung = orang yang menanggung, dll• menyerupai– Contohnya : kemucing = menyerupai kucing.

• menyatakan berulang-ulang.– Contohnya : selidik = berulang-ulang diselidiki,

jelajah = berulang-ulang dijelajah

3. SUFIKS (akhiran)adalah imbuhan yang terletak di akhir kata.

Proses pembentukannya di sebut safiksasi.

Dalam proses pembentukan kata ini tidak pernah mengalami perubahan bentuk.

Akhiran terdiri dari kan, an, i, nya, man, wati, wan, asi, isme, in, wi,

1. akhiran untuk kata bendaContoh: -an + pikir→pikiran, -in +

hadir→hadirin,

2. akhiran yang berupa kata sifatcontoh : -if→aktif, sportif. -ik→magnetik,

elektronik. -is→praktis, anarkis.

Pada kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia kita jumpai akhiran-akhiran seperti berikut:

• –al misalnya pada actual, structural, emosional, intelektual. Kata-kata yang berakhiran –al ini tergolong kata sifat.

• –asi/isasi misalnya pada afiksasi, konfirmasi, nasionalisasi, kaderisasi, komputerisasi. Akhiran tersebut menyatakan ‘proses menjadikan’ atau ‘penambahan’.

• –asme misalnya pada pleonasme, aktualisme, sarkasme, antusiasme. Akhiran ini menyatakan kata benda.

• er seperti pada primer, sekunder, arbitrer, elementer. Akhiran ini menyatakan sifat.

• –et seperti pada operet, mayoret, sigaret, novelete. Akhiran ini menyatakan pengertian ‘kecil’. Jadi operet itu ‘opera kecil’, novelet itu ‘novel kecil’.

• –i/wi/iah misalnya pada hakiki, maknawi, asasi, asali, duniawi. Akhiran-akhiran ini menyatakan sifat.

• –if misalnya pada aktif, transitif, obyektif, agentif, naratif. Akhiran ini menyatakan sifat.

• –il seperti pada idiil, materiil, moril. Akhiran ini menyatakan sifat. Pada kata-kata lain kata-kata ini diganti dengan –al.

• –ik (1) seperti pada linguistik, statistik, semantic, dedaktik. Akhiran ini menyatakan ‘benda’ dalam arti ‘bidang ilmu’.

• -ik (2) seperti pada spesifik, unik, karakteristik, fanatik, otentik. Akhiran ini menyatakan sifat.

• –is (1) pada kata praktis, ekonomis, yuridis, praktis, legendaries, apatis. Akhiran ini menyatakan sifat.

• –is (2) pada kata ateis, novelis, sukarnois, marxis, prosaic, esei. Akhiran ini menyatakan orang yang mempunyai faham seperti disebut dalam kata dasar.

• –isme seperti pada nasionalisme, patriotisme, Hinduisme, bapakisme. Isme artinya ‘faham’.

• –logi seperti pada filologi, sosiologi, etimologi, kelirumologi, -logi artinya ‘ilmu’.

• –ir seperti pada mariner, avonturir, banker. Akhiran ini menyatakan orang yang bekerja pada bidang atau orang yang mempunyai kegemaran ber-.

• –or seperti pada editor, operator, deklamator, noderator. Akhiran ini artinya orang yang bertindak sebagai orang yang mempunyai kepandaian seperti yang tersebut pada kata dasar.

• –ur seperti pada donator, redaktur, kondektur, debitur, direktur. Akhiran ini menyatakan agentif atau pelaku;

• –itas seperti pada aktualitas, objektivitas, universitas, produktivitas. Akhiran ini menyatakan benda.

4. KONFIKS (awalan dan akhiran)

adalah awalan dan akhiran yang melekat pada kata secara bersamaan , tidak secara bertahap / tidak satu demi satu.

Jenis Konfiks :

1. Konfiks per-an / peng-an

Fungsi : membentuk kata benda Makna konfiks per-an / peng-an:

• Menyatakan tempatContoh : perhentian , pelabuhan , pengadilan , pemakaman

• Menyatakan hasil perbuatanContoh : pemalsuan , permainan , pengaduan , penahanan,

penghitungan

• Menyatakan peristiwa / hal perbuatan / proses Contoh : pengajaran , pencarian , pengaturan , pendidikan

2. Konfiks ke-anFungsi : membentuk kata benda , tetapi dalam jumlah

terbatas , konfiks ke-an juga berfungsi membentuk kata kerja (pasif) dan kata sifat/keadaan

Makna Konfiks ke-an :• Menyatakan tempat /daerah/wilayah

Contoh : kerajaan , kecamatan , kedutaan , kelurahan

• Menyatakan hal yang disebut dalam kata dasarContoh : kewajiban , kebersihan , kenyataan ,

ketuhanan , kesatuan , keindahan

• Terkena/menderita sesuatu halContoh : kehujanan , kepanasan , kedinginan , kekurangan , kesakitan, kelaparan , kehausan

• Perbuatan yang dilakukan secara tidak sengaja

Contoh : kelupaan , ketiduran , kemasukan , keguguran , kejatuhan

• Menyatakan terlalu Contoh : kebesaran, kekecilan,

kegemukan, kekurusan, kemahalan, kematangan• Mengandung sedikit sifat yang disebut dalam

kata dasar, agak, atau menyerupaiContoh : kekanak-kanakan, kemerah-

merahan, kekuning-kuningan

• 3. Konfiks ber-an• Fungsi : membentuk kata kerja Makna konfiks ber-

an :• Menyatakan saling atau perbuatan yang dilakukan

secara timbal balik (resiprok). Contoh : berkirim-kiriman, berkenalan, bersalam-salaman, berpelukan, bertangis-tangisan, berkejar-kejaran, berebutan

• Menyatakan perbuatan yang terjadi berulang-ulang (repetitif), atau perbuatan tetap berlangsung, atau pelakunya banyak. Contoh: bertaburan, berkilauan, berhamburan, berkeliaran, bercucuran, berdatangan

Reduplikasi

Reduplikasi adalah proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara keseluruhan, secara sebagian, maupun dengan perubahan bunyi.Kata ulang adalah kata yang telah mengalami proses reduplikasi. Kata ulang sebagai ciri utamanya adalah pasti memiliki kata dasar.

Berdasarkan pendapat para ahli, kata ulang dapat dibedakan 5 macam yaitu:

• 1. Kata ulang murni• 2. Kata ulang berimbuhan• 3. Kata ulang berubah bunyi• 4. Kata ulang semu• 5. Kata ulang dwipurwa

1. Kata Ulang Murni• Kata ulang murni adalah kata ulang yang

dihasilkan oleh unsur pengulangan secara penuh.• Contoh:• baca-baca malam-malam• meja-meja pagi-pagi• dua-dua lama-lama• hitam-hitam makanan-makanan• dia-dia tulisan-tulisan

2. Kata Ulang Berimbuhan

• Kata ulang berimbuhan adalah semua kata ulang yang salah satu unsurnya berimbuhan.

• Contoh:• membaca-membaca bersama-sama• menyebut-nyebut secepat-cepatnya• bersenang-senang tersenyum-senyum

Proses Terjadinya Kata Ulang Berimbuhan

a. Terjadi bersamaaan dengan afiksasiContoh:bermeter-meterberton-tonberjuta-jutaberkubik-kubik

b. Reduplikasi terjadi terlebih dahuluContoh:berlari-laribersama-sama

c. Afiksasi terjadi lebih dahuluContoh:menjerit-jeritmemukul-mukul

3. Kata Ulang Berubah BunyiKata ulang berubah bunyi: yang mengalami perubahan itu boleh unsur pertama boleh unsur kedua. Umumnya dalam bahasa Indonesia dijumpai jenis kedua itu.

Contoh: bolak-balik kedap-kedip sayur-mayur lalu-lalang

lauk-paukhingar-bingar

4. Kata Ulang Semu• Adalah kata yang hanya dijumpai dalam bentuk ulang

seperti itu. Bila tidak diulang, komponennya itu tidak mempunyai makna, atau mempunyai makna lain yang tidak ada hubunganya dengan kata ulang tersebut.

• Contoh:• agar-agar• ari-ari• hati-hati• kunang-kunang• kupu-kupu

5. Kata Ulang Dwipurwa

Kata ulang dwipurwa adalah kata ulang yang pengulanganya hanya terjadi pada suku kata awal dan disertai dengan penggantian vokal suku pertama itu dengan e pepet.Contoh: Dedaunankekayaanpepohonanrerumputanbebijian

Nosi kata ulang

Nosi kata ulang dapat menyatakan makna:a. “Jamak, bermacam-macam”, misalnya :• Orang-orang• Buah-buahanb. “Pekerjaan dilakukan berulang”, misalnya :• Bolak-balik

c. "Tiruan", misalnya :• Anak-anakan• Gunung-gunungan

d."agak", misalnya :• Kemerah-merahan

e. “walaupun", misalnya:• Pahit-pahit diminumnya obat itu.• Panas-panas mereka datang juga.

Pemajemukan atau komposisi

• Konstruksi majemuk terdiri atas dua morfem atau dua kata dan bisa lebih yang membentuk satu pengertian. Konstruksi majemuk tidak lagi menonjolkan makna tiap komponennya, tetapi menonjolkan makna yang ditimbulkan oleh gabungan komponen itu sekaligus.

Pembedaan Kata Majemuk Berdasarkan Cara Penulisannya

a. Kata Majemuk senyawa

Kata majemuk senyawa adalah kata majemuk yang cara penulisannya dirangkaikan. seolah-olah telah melebur menjadi satu kata baruMisalnya: matahari. hulubalang. bumiputra

b.Kata Majemuk tak-senyawa

Kata majemuk tak-senyawa adalah kata majemuk yang cara penulisan morfem -morfem dasarnya tetap terpisah. Misalnya: sapu tangan. kumis kucing. cerdik pandai

Pembedaan Kata Majemuk Berdasarkan Kelas Kala Pembentuknya

Berdasarkan kelas kata pembentuknya. kata majemuk dapat dibedakan atas:

a. Kata majemuk yang terdiri atas kata benda + kata bendaMisalnya: kapal udara. anak emas, sapu tangan

b. Kata majemuk yang terdiri atas kata benda + kata kerjaMisalnya: kapal terbang. anak pungut. meja makan

c. Kata majemuk yang terdiri atas kata benda + kata sifatMisalnya: orang tua. rumah sakit. pejabat tinggi

d. Kata majemuk yang terdiri atas kata sifat + kata benda

Misalnya: panjang tangan. tinggi hati. keras kepala

e. Kata majemuk yang terdiri atas kata bilangan + kata bendaMisalnya: pancaindera. dwiwarna. sapta marga

f. Kata majemuk yang terdiri atas kata kerja + kata kerja

Misalnya: naik turun. keluar masuk. pulang pergi

g. Kata majemuk yang terdiri atas kata sifat + kata sifatMisalnya: tua muda. cerdik pandai. besar kecil.

Pembedaan Kata Majemuk Berdasarkan Hubungan Kata Pembentuknya Ditinjau dari segi hubungannya.

Kata majemuk dapat dibedakan atas:1. Kata majemuk yang morfem pertama nya

merupakan awalan (prefiks). seperti: pra-sarana,prasejarah.

2. Kata majemuk yang morfem pertamanya merupakan pangkal kata. seperti: rumah sakit, kapal udara, meja belajar

3. Kata majemuk yang morfem keduanya merupakan pangkal kata. seperti: maha-siswa, purba-kala

4 Kata majemuk yang morfem pertamanya mempunyai hubungan sederajat dengan morfem keduanya. seperti naik turun, besar kecil, pulang pergi, sanak saudara

ABREVIASI• Abreviasi adalah proses penanggalan satu atau

beberapa bagian kata atau kombinasi kata sehingga jadilah bentuk baru. Kata lainabreviasi ialah pemendekan. Hasil proses abreviasi disebut kependekan. Bentuk kependekan dalam bahasa Indonesia munculkarena terdesak oleh kebutuhan untuk berbahasa secara praktis dan cepat.

Jenis abreviasi

Abreviasi

Singkatan

Penggalan

Akronim

Kontraksi

Lambang huruf

• a. Singkatan yaitu salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang dieja huruf demi huruf, seperti: PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar), DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta), dan KKN( Kuliah Kerja Nyata), maupun yang tidak dieja huruf demi huruf, seperti: dll. (dan lain-lain), dgn. (dengan), dst. (dan seterusnya).

• b. Penggalan yaitu proses pemendekan yang menghilangkan salah satu bagian dari kata seperti: Prof. (Profesor) Bu (Ibu) Pak (Bapak)

• c. Akronim, yaitu proses pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang memenuhi kaidah fonotaktik Indonesia, seperti:ABRI /abri/ dan bukan /a/, /be/, /er/, /i/AMPI /ampi/ dan bukan /a/, /em/ /pe, /i/

• d. Kontraksi, yaitu proses pemendekan yang meringkaskan kata dasar atau gabungan kata, seperti:tak dari tidaksendratari dari seni drama dan tari

• e. Lambang huruf, yaitu proses pemendekan yang menghasilkan satu huruf atau lebih yang menggambarkan konsep dasarkuantitas, satuan atau unsur, seperti:g (gram)Au (Aurum)

KONVERSI• Konversi adalah proses pembentukan kata dari

sebuah dasar berkategori tertentu menjadi kata berkategori lain, tanpa mengubah bentuk fisik dari dasar itu. Misalnya, kata cangkul dalam kalimat(1) adalah berkategori nomina, tetapi pada kalimat(2) adalah berkategori verba.

• (1) Petani membawa cangkul ke sawah.• (2) Cangkul dulu tanah itu, baru ditanami.

Proses Morfofonemik

• Morfofonemik (disebut juga morfonologi atau morfofonologi) adalah kajian mengenai terjadinya perubahan bunyi atau perubahan fonem sebagai akibat dari adanya proses mofologi.

Jenis Perubahan

• Dalam bahasa Indonesia ada beberapa jenis perubahan fonem berkenaan dengan proses morfologi. Di antaranya adalah :

• a. Pemunculan fonem, yakni munculnya fonem (bunyi) dalam proses morfologi yang pada mulanya tidak ada. Misalnya hari + an terbaca hari(y)an

• b. Pelepasan fonem, yakni hilangnya fonem dalam suatu proses morfologi. Misalnya, dalam proses pengimbuhan prefiks ber- pada dasar renang, maka bunyi [r] yang ada pada prefiks ber- dilesapkan.

• Contoh: ber + renang menjadi berenang

• c. Peluluhan fonem, yakni luluhnya sebuah fonem serta disenyawakan dengan fonem lain dalam suatu proses morfologi. Misalnya, dalam pengimbuhan prefiks me-pada dasar sikat, maka fonem [s] pada kata sikat itu diluluhkan dan disenyawakan dengan fonem nasa /ny/.

• Contoh: me + sikat menjadi menyikat

• d. Perubahan fonem, yakni berubahnya sebuah fonem atau sebuah bunyi, sebagai akibat terjadinya proses morfologi.

• Contohnya: ber + ajar menjadi belajar

• e. Pergeseran fonem, yakni berubahnya posisi sebuah fonem dari satu suku kata ke dalam suku kata yang lain.

• Contoh: Ja.wab + an menjadi ja.wa.ban

Morfofonemik dalam pembentukan kata bahasa Indonesia

• a. Morfofonemik prefiks meng-• 1) Jika prefiks meng- ditambahkan pada

dasar yang dimulai dengan fonem /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /k/, /h/, atau /x/, bentuk tetap meng- tetap meng-/men-/. Misalnya: mengawali, mengikuti, mengubah , mengekor, mengolah, mengarang, dan menghitung.

• 2) Jika prefiks meng- ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /l/, /m/, /n/, /r/, /y/, atau /w/, bentuk tersebut akan menjadi me-. Misalnya: melalui, meronta, meyakini, mewariskan.

• 3) Jika prefiks meng- ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /d/, atau /t/, bentuk tersebut menjadi men-. Misalnhya: mendengar, menulis.

• 4) Jika prefiks meng- ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /b/, /p/, atau /f/, bentuk tersebut menjadi mem-. Misalnya: membawa, memarkir, memfitnah.

• 5) Jika prefiks meng- ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /c/, /j/, dan /s/, bentuk tersebut menjadi men-, meny-, men-. Misalnya : mencubit, mencopot, menjadikan, menjajakan, menyapu.

• 6) Jika prefiks meng- ditambahkan pada dasar yang bersuku satu, bentuk tersebut menjadi menge-. Misalnya: mengelas, mengerem, mengecat, mengelap.

• b. Morfofonemik prefiks per-

• 1) Prefiks per- berubah menjadi pe- apabila ditambahkan pada dasar yang dimulai fonem /r/ atau dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /er/. Misalnya: perasa, peraba, pekerja, peserta.

• 2) Prefiks per- berubah menjadi pel- apabila ditambahkan pada bentuk dasar ajar. Misalnya: per- + ajari => pelajari.

• 3) Prefiks per- tidak mengalami perubahan bentuk jika bergabung dengan dasar lain di luar kaidah 1 dan 2 di atas. Misalnya: perdalam, perluas, perhalus, perkaya, perbaiki.

• c. Morfofonemik prefiks ber-• 1) Prefiks ber- berubah menjadi be- jika

ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /r/. Misalnya: beransel, berupa, berenang, berendam.

• 2) Prefiks ber- berubah menjadi be- jika ditambahkan pada dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /er/.

• Misalnya: ber- + kerja => bekerja• ber- + serta => beserta• ber- + pergi + an => bepergian

• 3) Prefiks ber- berubah menjadi bel- jika ditambahkan pada dasar tertentu.

• Misalnya: ber- + ajar => belajar

• 4) Prefiks ber- tdak berubah bentuknya apabila digabungkan dengan dasar di luar kaidah 1-3 di atas.

• Misalnya: ber- + layar => berlayar• ber- + peran => berperan

• d. Morfofonemik prefiks ter-• Prefiks ter- berubah menjadi te- jika

ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /r/. Misalnya: ter- + rebut => terebut

• ter- + rasa => terasa• Sebagaimana afiks per- dan ber-, afiks ter- juga

kehilangan fonem /r/ sehingga hanya ada satu r.

• 1) Jika suku pertama kata dasar berakhir dengan bunyi /er/, fonem /r/ pada prefiks ter- ada yang muncul dan ada pula yang tidak.

• Misalnya: ter- + percaya => terpercaya• ter- + cermin => tercermin

• 2) Di luar kedua kaidah di atas, ter- tidak berubah bentuknya.

• Misalnya: ter- + pilih => terpilih• ter- + bawa => terbawa