morfologi-anggrek

16
MORFOLOGI ANGGREK Oleh : Nama : Hasan NIM : B1J012204 Rombongan : II Kelompok : 3 Asisten : Demas Pancar R LAPORAN PRAKTIKUM ORKHIDOLOGI

Upload: hasan

Post on 16-Sep-2015

400 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

laporan praktikum orkhidologi

TRANSCRIPT

MORFOLOGI ANGGREK

Oleh :

Nama : HasanNIM : B1J012204Rombongan: IIKelompok : 3 Asisten : Demas Pancar RLAPORAN PRAKTIKUM ORKHIDOLOGI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SEODIRMAN

FAKULTAS BIOLOGI

PURWOKERTO

2015I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anggrek merupakan tanaman hias yang mempunyai nilai estetika tinggi karena berbunga indah dengan warna-warna yang menarik. Tanaman anggrek selain sebagai tanaman hias juga sebagai tanaman bunga potong yang mempunyai arti penting dalam dunia perdagangan bunga, sehingga bunga anggrek merupakan sumber devisa potensial bagi negara dan sumber penghasilan bagi masyarakat yang membudidayakannya (Sutater, 1996). Anggrek merupakan tumbuhan kelima terbanyak jumlah jenisnya di dunia. Diketahui 5.000 jenis berada di Indonesia. Sekitar kawasan Sumatera ditemukan 1118 spesies anggrek, 458 jenis diantaranya merupakan anggrek endemik Sumatera terutama pada daerah pegunungan di Bukit Barisan (Musa, et al., 2013).Bunga anggrek adalah bunga yang identik dengan keindahan dan kecantikan. Mendengar kata anggrek atau orchid, orang akan membayangkan sosok bunga atau untaian bunga yang mempesona dan tahan lama. Anggrekmemang tanaman yang termasuk dalam suku anggrek-anggrekan atau orchidaceae. Merupakan suku tumbuhan berbunga yang memilikianggota/ jenis terbanyak. Para ahli berkeyakinan anggrek mempunyai lebih dari 25.000 species yang tersebar diseluruh dunia. Jenis anggrek tumbuh dari kutub utara sampai daerah khatulistiwa dan terus ke selatan, pada semua benua kecuali Antartika. Sebagian besar jenisnya ditemukan di daerah tropis. Indonesia sendiri diyakini memiliki tak kurang dari 5000 jenis anggrek yang tersebar di berbagai pulau dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi sampai Papua. Struktur tanaman anggrek terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan buah. Sifat-sifat khas tanaman dari famili orchidaceae ini dapat terlihat dari karakter akar, batang, daun dan bunganya (Suryowinoto, 1976).B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini yaitu mengetahui morfologi organ vegetatif tanaman anggrek, dapat membedakan akar, batang, dan daun anggrek berkaitan dengan cara hidupnya.

II. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat yang digunakan pada praktikum kali meliputi buku gambar, alat tulis, dan kamera.

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini meliputi anggrek Dendrobium sp. , Mokara sp. , dan Vanda sp.B. Metode

1. Disiapkan tanaman anggrek Dendrobium sp., Mokara sp. dan Vanda sp.2. Bagian organ dan tipe pertumbuhannya diamati.

3. Tanaman digambar di atas kertas gambar menggunakan pensil.

4. Gambar diberi keterangan dan klasifikasi.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 1. Anggrek Dendrobium sp. Gambar 2. Anggrek Mokara sp.

Gambar 3. Anggrek Vanda sp.

B. PembahasanKlasifikasi Dendrobium sp. menurut Puchooa (2004) yaitu:Kingdom : Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Liliopsida

Ordo : Asparagales

Family : Orchidaceae

Genus : DendrobiumSpesies: Dendrobium sp.

Dendrobium sp. sebagian besar bersifat epifit, namun ada pula yang hidup sebagai litofit. Pola pertumbuhan Dendrobium sp. termasuk simpodial, yaitu mempunyai pertumbuhan pseudobulb terbatas. Anggrek Dendrobium sp. disukai masyarakat karena rajin berbunga dengan warna dan bentuk bunga yang bervariasi dan menarik (Bechtel, 1992). Keunggulan anggrek Dendrobium sp. dari anggrek lainnya adalah mudah berbunga tanpa memerlukan perlakuan khusus. Anggrek hibrida untuk Dendrobium sp. berwarna lembayung muda, putih, kuning keemasan atau kombinasi dari warna-warna tersebut.Anggrek dendrobium adalah tanaman bunga potong yang tahan lama dan berwarna-warni. Genus Dendrobium adalah yang terbesar ketiga dalam keluarga Orchidaceae, terdiri 1.184 spesies di seluruh dunia. Genus Dendrobium telah diproduksi dalam rangka untuk mendapatkan pilihan warna baru untuk tanaman hias. Tanaman Dendrobium adalah salah satu anggrek yang paling umum dalam produksi komersial sebagai tanaman pot dan bunga potong. Genus ini sangat populer dalam industri perkebunan (Mehraj, 2014).

Klasifikasi Mokara sp. yaitu:Kingdom : Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Liliopsida

Ordo : Asparagales

Family : Orchidaceae

Genus : DendrobiumSpesies: Mokara sp.

Mokara sp. adalah anggrek hasil silangan antara dua marga yakni arakhis dan ascocenda. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan sifat-sifat baik dari keduanya, misalnya mendapatkan jenis dan tatanan kuntum bunga yang sempurna. Anggrek mokara banyak digunakan sebagai bunga potong. Anggrek jenis morara miri dengan vanda sp. bedanya adalah jarak antar ruas daun yang lebih lebar.Klasifikasi Vanda sp. menrut Rentoul (2003) yaitu:Kingdom : Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Liliopsida

Ordo : Asparagales

Family : Orchidaceae

Genus : Vanda

Spesies: Vanda sp.

Vanda adalah genus dalam keluarga anggrek (Orchidaceae), meskipun tidak besar jumlah spesiesnya (sekitar lima puluh spesies), adalah salah satu jenis anggrek yang paling populer di masyarakat. Genus ini dan spesiesnya dianggap sebagai yang paling berkembang dari semua anggrek dalam Orchidaceae. Genus ini sangat berharga dalam pameran-pameran hortikultura karena wangi, bunga tahan lama, dan berwarna-warni (Rentoul, 2003).Genus ini memiliki pertumbuhan monopodial dengan daun yang sangat bervariasi sesuai dengan habitat. Beberapa memiliki bentuk daun datar, biasanya luas, daun bulat telur, sementara yang lain memiliki bentuk silinder, daun berdaging. Batang anggrek ini sangat bervariasi dalam ukuran, ada tanaman yang kecil dan tanaman dengan panjang sampai beberapa meter. Tanaman dapat menjadi cukup besar dalam habitat dan pembudidayaan, dan spesies epifit memiliki sangat besar, dengan sistem akar udara (Rentoul, 2003).Menurut Haryani (1993), berdasarkan tempat tumbuhnya, anggrek terbagi menjadi empat yaitu:

a. Anggrek epifit, yaitu anggrek yang tumbuh menumpang pada pohon lain tanpa merugikan tanaman inangnya dan membutuhkan naungan dari cahaya matahari, misalnya Cattleya sp. memerlukan cahaya +40%, Dendrobium sp. 5060%, Phalaenopsis sp. +30 %, dan Oncidium sp. 6075 %.

b. Anggrek terestrial, yaitu anggrek yang tumbuh di tanah dan membutuhkan cahaya matahari langsung, misalnya Aranthera sp., Renanthera sp., Vanda sp. dan Arachnis sp. Tanaman anggrek terestrial membutuhkan cahaya matahari 70 100 % dengan suhu siang berkisar antara 19 380C, dan malam hari 18210C, sedangkan untuk anggrek jenis Vanda sp. yang berdaun lebar memerlukan sedikit naungan.

c. Anggrek litofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada batu-batuan, dan tahan terhadap cahaya matahari penuh, misalnya Dendrobium dan Phalaenopsis.d. Anggrek saprofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung humus atau daun-daun kering, serta membutuhkan sedikit cahaya matahari, misalnya Goodyera sp.Tipe pertumbuhan anggrek dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

1. Monopodial

Anggrek ini hanya memiliki satu batang dan satu titik tumbuh saja. Bunganya tumbuh dari ujung batang. Anggrek ini dapat diperbanyak dengan stek batang dan biji. contoh: Vanda sp., dan Phalaenopsis sp. (Anggrek Bulan).

2. SimpodialAnggek ini memiliki lebih dari satu titik tumbuh. Tunas baru muncul dari sekitar batang utama. Bunga bisa muncul di pucuk atau sisi batang, tetapi ada juga yang muncul dari akar tinggal. Batangnya merupakan umbi semu. Anggrek ini dapat diperbanyak dengan cara split, pemisahan keiki, biji. Contoh: Dendrobium sp., Cattleya sp. sp. (Haryani, 1993).Anggrek memiliki beberapa karakteristik yang unik dan banyak kehadiran mereka beragam mungkin disebabkan hubungan mereka dengan jamur mikoriza. Arsitektur akar memiliki makna fungsional dalam hal serapan hara oleh tanaman , mikoriza bergantung pada kebugaran tanaman. Perubahan dalam jumlah akar rambut dan panjang dianggap adaptasi terhadap berbagai ketersediaan sumber daya nutrisi. Spesies tanaman dengan panjang rambut akar lebih efisien dalam mengakses nutrisi dari substrat dibandingkan spesies dengan rambut akar yang lebih sedikit atau pendek. Tebal tanaman berakar dengan rambut akar kurang berkembang adalah sangat tergantung pada jamur mikoriza (Sathiyadash, et al., 2012).Menurut Suryowinoto (1976), tubuh anggrek terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah. Akar anggrek tanah berbentuk serabut, tidak terlalu dalam. Jenis-jenis epifit umumnya mengembangkan akar sukulen, melekat pada batang pohon tempatnya tumbuh dan tumbuh tanpa melekat pada substrat (akar udara), namun tidak merugikan pohon inang. Ada pula yang tumbuh geofitis, dengan istilah lain terestrial artinya tumbuh di tanah dengan akar-akar di dalam tanah. Ada pula yang bersifat saprofit, tumbuh pada media daun-daun kering dan kayu-kayu lapuk yang telah membusuk menjadi humus. Pada permukaan akar seringkali ditemukan jamur akar (mikoriza) yang bersimbiosis dengan anggrek.

Batang anggrek beruas-ruas. Anggrek yang hidup di tanah (anggrek tanah) batangnya pendek dan cenderung menyerupai umbi. Sementara itu, anggrek epifit batangnya tumbuh baik, seringkali menebal dan terlindungi lapisan lilin untuk mencegah penguapan berlebihan. Pertumbuhan batang dapat bersifat memanjang (monopodial) atau melebar (simpodial), tergantung genusnya. Daun anggrek biasanya oval memanjang dengan tulang daun memanjang pula, khas daun monokotil. Daun dapat pula menebal dan berfungsi sebagai penyimpan air.Bunga anggrek berbentuk khas dan menjadi penciri yang membedakannya dari anggota suku lain. Bunga-bunga anggrek tersusun majemuk, muncul dari tangkai bunga yang memanjang, muncul dari ketiak daun. Bunganya simetri bilateral. Helaian kelopak bunga (sepal) biasanya berwarna mirip dengan mahkota bunga (sehingga disebut tepal). Satu helai mahkota bunga termodifikasi membentuk semacam "lidah" yang melindungi suatu struktur aksesoris yang membawa benang sari dan putik. Benang sari memiliki tangkai sangat pendek dengan dua kepala sari berbentuk cakram kecil yang disebut pollinia dan terlindung oleh struktur kecil yang harus dibuka oleh serangga penyerbuk atau manusia dan membawa serbuk sari ke mulut putik. Tanpa bantuan organisme penyerbuk, tidak akan terjadi penyerbukan.Buah anggrek berbentuk kapsul yang berwarna hijau dan jika masak mengering dan terbuka dari samping. Bijinya sangat kecil dan ringan, sehingga mudah terbawa angin. Biji anggrek tidak memiliki jaringan penyimpan cadangan makanan, bahkan embrionya belum mencapai kematangan sempurna. Perkecambahan baru terjadi jika biji jatuh pada medium yang sesuai dan melanjutkan perkembangannya hingga kemasakan.

IV. KESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanBerdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Anggrek memiliki organ vegetatif meliputi akar, batang, daun, dan memiliki bunga sebagai organ generatif. 2. Cara hidup anggrek dapat dibedakan menjadi empat yaitu anggrek terrestrial, epifit, litofit dan saprofit. Tipe pertumbuhan anggrek dapat dibedakan menjadi anggrek monopodial dan simpodial.B. Saran

Dalam praktikum morfologi anggrek diharap praktikan lebih teliti dalam mengidentifikasi morfologi dari bagian-bagian anggrek supaya dapat mengetahui ciri-ciri masing-masing jenis anggrek..

DAFTAR REFERENSIBechtel, H., P. Cribb, dan E. Launert. 1992. The Manual of Cultivated Orchids Species. Blandford Press, London. 585 pp.H. Mehraj., K. J. Shikha., A. Nusrat., I. H. Shiam., and A. F. M. Jamal Uddin. 2014. Growth and Flowering Behaviour of Dendrobium Cultivars. Journal of Bioscience and Agriculture Research. 02(02), Pp.90-95.Haryani dan B. Sayaka. 1993. Anggrek Phalaenopsis. Penebar Swadaya. Jakarta. 187 hal.Musa, F., F., Syamsuardi, Arbain, A. 2013. Keanekaragaman Jenis Orchidaceae (Anggrek-anggrekan) Di Kawasan Hutan Lindung Gunung Talang Sumatera Barat. Jurnal Biologi Universitas Andalas, pp153-160.Puchooa. 2004. Comparison of different culture media for the in vitro culture of Dendrobium (Orchidaceae). Int. J. Agric. Biol. 15608530 : 884888.

Rentoul, J. N. 2003. Growing Orchid, Complete and Unhibridged. Singapore Publishing Solutions.Sathiyadash, K., Muthukumar, T., Uma, E., Pandey R. R. 2012. Mycorrhizal association and morphology in orchids. Journal of Plant Interactions, pp.238-247.Sutater, T. 1996. Pengembangan tehnologi budidaya menuju usaha anggrek berciri Indonesia. Rangkuman hasil seminar anggrek PAI. Yayasan anggrek Indonesia. p 53-66.Suryowinoto, M. 1976. Mengenal Anggrek Alam Indonesia. Penebar Swadaya. Jakarta.