morf, morfem, dan alomorf

6
TUGAS MORFOLOGI HAKIKAT MORFOLOGI OLEH PIPIN ZAHARA 14017066 SASTRA B FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Upload: pipin-zahara-raeder

Post on 22-Jul-2015

204 views

Category:

Education


29 download

TRANSCRIPT

Page 1: Morf, Morfem, dan Alomorf

TUGAS MORFOLOGI

HAKIKAT MORFOLOGI

OLEH

PIPIN ZAHARA

14017066

SASTRA B

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Page 2: Morf, Morfem, dan Alomorf

HAKIKAT MORFOLOGI

MORFEM, MORF, ALOMORF, DAN KATA

Morfem ialah satuan gramatik yang paling kecil, satuan gramatik yang tidak mempunyai satuan lain

sebagai unsurnya. Setiap bentuk tunggal, baik yang termasuk golongan satuan bebas, maupun

satuan terikat, merupakan satu morfem.

Banyak morfem yang hanya mempunyai satu struktur fonologik, misalnya morfem baca, yang

fonem-fonemnya, banyaknya fonem serta urutan fonemnyaselalu demikian, ialah terdiri dari empat

fonem, ialah /b,a,c, dan a/ dengan urutan fonem : /b/ dimuka sekali, diikuti/a/, diikuti /c/, diikuti / a/.

Tetapi disamping itu, ada pula morfem yang mempunyai beberapa struktur fonologik. Misalnya

morfem meN- yang mempunyai struktur fonologik mem-, men-, meny-, meng-, menge-, dan me-,

misalnya pada membawa, mendatang, menyuruh, menggalai, mengebom, dan melerai. Bentuk-

bentuk mem-, men-, meny-, meng-, menge-, dan me- itu, masing-masing disebut morf, yang

semuanya alomorf dari morfem meN-. Demikianlah morfem meN- mempunyai morf- morf mem-,

men-, meny-, meng-, menge-, dan me- sebagai alomorfnya.

Yang dimaksud dengan kata ialah satuan bebas yang paling kecil, atau dengan kata lain, setiap

satuan bebas merupakan kata. Jadi satuan-satuan rumah, duduk, pendudukan, kedudukan, negara,

negarawan, kenegaraan, pemimpin, kepemimpinan, ruang, ruangan, buku, ketidakadilan,

mencampuradukkan, mempertanggungjawabkan, dan sebagainya, masing-masing merupakan kata

karena masing-masing merupakan satu satuan bebas.

Satuan-satuan dari, kepada, sebagai, tentang, karena, meskipun, lah, dan sebagainya, juga termasuk

golongan kata. Satuan-satuan tersebut, meskipun tidak merupakan satuan bebas, tetapi secara

gramatik mempunyai sifat bebas.

Satuan-satuan seperti ku, mu ,nya dan sebagainya tidak dapat dimasukkan kedalam golongan afiks,

melainkan termasuk golongan yang biasa disebut Klitik. Seperti yang terlihat pada satuan

berjuang,pejuang, bertemu, dan sebagainya. Karena itu satuan-satuan itu merupakan golongan

tersendiri, yang disebut pokok kata. Satuan yang dapat dimasukkan kedalam pokok kata ialah alir,

sandar, baca, ambil, pembesar, pertiga, ketahu, jabat, main, rangkak, dan masih banyak lagi.

Contoh morfem: satuan bernyanyi, terdiri dari dua morfem, ialah morfem ber- dan morfem nyanyi,

satuan bernyanyi ke luar kota terdiri dari lima morfem ialah, ber-, nyanyi, ke, dan kota.

Contoh : morfem –an, -di, me-, ter, -lah jika digabungkan dengan kata makan, dapat

membentuk kata-kata baru; makaan, dimakan, memakan, termakan, makanlah, kata-kata

itu mempunyai makna baru dan berbeda dengan kata makan.

Contoh: morf [n-],[ng-],[m-],dan [ny-] bentuk morf tersebut merupakan realisasi dari

morfem {N-}.

Contoh Alomorf:

1. Alomorf me-

Alomorf me- terbentuk jika bertemu dengan kata yang berhuruf awal r, w, m, n, ng, ny.

Page 3: Morf, Morfem, dan Alomorf

Contoh : rasa – merasa wajib – mewajibkan

nanti – menanti nyanyi – menyanyi

2. Alomorf mem-

Alomorf mem- terbentuk jika bertemu dengan kata yang berhuruf awal b, p, f, dan v.

Contoh : buru – memburu foto – memfoto

pisah – memisah vonis – memvonis

3. Alomorf men-

Alomorf men- terbentuk jika bertemu dengan kata yang berhuruf awal c, d, j, sy, dan t.

Contoh : catat – mencatat datang – mendatangi

tendang – menendang syukur – mensyukuri

4. Alomorf meng-

Alomorf meng- terbentuk jika bertemu dengan kata yang berhuruf awal a, i, u, e, o, g, h, k.

Contoh : asuh – mengasuh usir – mengusir

5. Alomorf menge-

Alomorf menge- terbentuk jika bertemu dengan kata dasar yang terdiri dari suku kata.

Contoh : cat – mengecat lap – mengelap

BENTUK TUNGGAL DAN BENTUK KOMPLEKS

Bentuk tunggal adalah satuan gramatik yang tidak terdiri dari satuan yang lebih kecil lagi.

Bentuk kompleks adalah satuan yang terdiri dari satuan-satuan yang lebih kecil lagi.

Satuan-satuan ber-, sepeda, ke, luar, kota, ia, meN-, beli, dan baru, masing-masing merupakan

bentuk tunggal. Sedangkan satuan-satuan bersepeda, bersepeda ke luar kota, ia membeli sepeda

baru, merupakan bentuk kompleks.

Satuan-satuan ber-, sepeda, ke, luar, kota, ia,men, beli, dan baru, masing-masing merupakan bentuk

tunggal, sedangkan satuan-satuan bersepeda, bersepeda ke luar kota, ia membeli sepeda baru,

merupakan bentuk kompleks

SATUAN GRAMATIK BEBAS DAN SATUAN GRAMATIK TERIKAT

Satuan-satuan atau bentuk-bentuk linguistik ada yang dapat berdiri sendiri atau selalu terikat pada

bentuk lain. Bentuk buku, misalnya termasuk ke dalam bentuk yang dapat berdiri sendiri di dalam

tuturan biasa, umpamanya merupakan jawaban terhadap pertanyaan Anda membaca apa? Anda

membeli apa? Dan sebagainya. Berbeda dengan bentuk buku, misalnya bentuk ber-. Bentuk ber-

tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa, bentuk ber- selalu terikat pada bentuk yang lain,

artinya selalu dipakai bersama-sama dengan bentuk yang lain. Umpamanya, bersama-sama dengan

bentuk jalan, rumah, baju, bicara, lari, dan sebagainya

menjadi berjalan, berumah, berbaju, berbicara, berlari, dan sebagainya. Satuan atau bentuk

Page 4: Morf, Morfem, dan Alomorf

linguistik yang dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa, seperti buku, jalan, rumah, dan sebagainya

disebut bentuk bebas, sedangkan bentuk linguistik yang tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan

biasa, seperti ber-disebut bentuk terikat.

Diantara bentuk-bentuk yang tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa, ada yang secara

gramatik mempunyai sifat bebas seperti halnya satuan-satuan yang dalam tuturan biasa dapat

berdiri sendiri. Bentuk-bentuk yang dimaksud

ialah dari, kepada, sebagai, tentang, karena, meskipun, lah, dan masih banyak lagi. Sifat

bebas dari dan lah misalnya dapat dilihat dari jajaran-jajaran sebagai berikut:

dari toko

dari suatu toko

dari dua buah toko

dari hampir semua toko

berjalanlah

berjalan cepatlah

berjalan ke utaralah

berjalan ke utara sajalah

Bentuk dari kelihatannya terikat pada toko, tetapi dengan adanya frasa dari sutu toko, dua buah

toko, dan dari hampir semua toko, jelaslah bahwa bentuk dari secara gramatik dapat dipisahkan

dari toko.demikian pula dengan bentuk lah padaberjalanlah. Bentuk ini kelihatannya terikat pada

berjalan, tetapi dengan adanya frasa berjalan cepatlah, berjalan ke utaralah, berjalan ke utara

sajalah, jelaslah bahwa lah secara gramatik tidak terikat pada berjalan.

Bentuk-bentuk ber-, ter-, men-, per-, -kan, –an, -i, ke-an, per-an, dan sebagainya, jelas tidak dapat

berdiri sendiri, baik dalam tuturan biasa, maupun secara gramatik. Bentuk-bentuk tersebut bersama

dengan bentuk lain membentuk bentuk kata, misalnya ber- bersama dengan jalan membentuk

kata berjalan, ter- bersama dengan pandai membentuk kata terpandai, men-

dengan alir membentukmengalir, dan sebagainya. Dilihat dari sudut artileksikal, akan tetapi

memiliki arti gramatikal, sebagai akibat pertemuannya dengan bentuk lain. Karena itu, bentuk-

bentuk seperti ber-, ter-, men-, dan sebagainya itu termasuk dalam golongan afiks.

Bentuk-bentuk ku, mu, nya, kau, dan isme, dalam tuturan biasa juga tidak dapat berdiri sendiri, dan

secara gramatik juga tidak mempunyai kebebasan. Jelaslah bahwa bentuk-bentuk itu termasuk

golongan bentuk terikat, namun demikian, ada perbedaan antara bentuk terikat. Namun demikian,

ada perbedaan antara bentuk-bentuk ber-, ter-, men-, dan sebagainya. Perbedaannya ialah

bentukku, mu, nya, dan sebagainya memiliki arti leksikal. Karena itu, bentuk-bentuk

seperti ku, mu, nya, dan sebagainya dapat dimasukkan ke dalam golongan afiks, melainkan termasuk

golongan yang dimaksud klitik. Klitik dapat dibedakan menjadi dua golongan ialah proklitik dan

Page 5: Morf, Morfem, dan Alomorf

enklitik. Proklitik terletak di muka, misalnya ku, pada kuambil, kau pada kauambil, sedangkan enklitik

terletak di belakang, misalnya ku pada rumahku, mu pada rumahmu, nya pada rumahnya.

Bentuk juang misalnya dalam berjuang, perjuangan, pejuang,memperjuangkan,

bentuk temu misalkan dalam bertemu, pertemuan, menemukan,menemui, penemuan, juga

merupakan bentuk-bentuk yang tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa, dan secara gramatik

tidak memiliki sifat sebab. Namun demikian, bentuk-bentuk itu tidak dapat dimasukkan ke dalam

golongan afiks maupun klitik karena bentuk-bentuk itu mempunyai sifat tersendiri ialah dapat

dijadikan bentuk dasar, seperti terlihat pada bentuk-bentuk berjuang,bertemu dan sebagainya.

Karena itu, bentuk-bentuk itu merupakan golongan tersendiri yang disebut pokok kata. Bentuk-

bentuk lain yang dapat dimasukkan ke dalam golongan pokok kata

ialah alir, ketahu, sandar, puluh, rangkak, dan sebagainya. (Ramlan, 1985: 25-28).

BENTUK DASAR DAN BENTUK ASAL

Bentuk asal ialah satuan yang paling kecil yang menjadi asal sesuatu kata kompleks. Misalnya

kata berpakaian terbentuk dari bentuk asal dari pakai mendapat bubuhan afiks –an menjadi

kata pakaian, kemudian mendapat bubuhan afiks ber- menjadi berpakaian. Contoh lain, misalnya

kata berkesudahan. Kata ini terbentuk dari bentuk asal sudah mendapat bubuhan afiks ke-

an menjadikesudahan, kemudian mendapat bubuhan afiks ber- menjadi berkesudahan.

Bentuk dasar ialah bentuk, baik tunggal maupun kompleks, yang menjadi dasar bentukan bagi

bentuk yang lebih besar. Kata berpakaian, misalnya, terbentuk dari bentuk dasar pakaian dengan

afiks ber-, selanjutnya kata pakaianterbentuk dari bentuk dasar pakai dengan afiks –an.

Kata berkesudahan terbentuk dari bentuk dasar kesudahan dengan afiks ber-, dan selanjutnya

kata kesudahanterbentuk dari bentuk dasar sudah dengan afiks ke-an.

Bentuk asal selalu bentuk tunggal, sedangkan bentuk bisa bentuk tunggal dan bisa bentuk kompleks.

Page 6: Morf, Morfem, dan Alomorf