modul tugas distosia bahu
TRANSCRIPT
PRESENTASI MODUL TUGAS
Kasus 1
Kasus 1
Seorang wanita, 28 tahun, G4P3, hamil 40 minggu, inpartu kala I aktif dan ketuban pecah dini. Berdasarkan pemeriksaan selama kehamilan, dia disarankan pengaturan diet karena menderita diabetes gestasional. Tiga kehamilan melahirkan dengan partus normal, anak yang paling besar lahir dengan berat 4000 g. Tinggi badan wanita tersebut 150 cm dengan berat badan 110 kg. TFU 42 cm, dengan denyut janin positif normal. Perkiraan berat janin 3800 g. Kala I tidak berjalan dengan baik, 10 menit masuk kala II, kepala bayi lahir namun mengalami retraksi pada vulva (turtle sign positif). Usaha traksi normal dilakukan, namun tidak berhasil menarik bahu bagian depan.
Apa diagnosa pada pasien tersebut?Apa langkah selanjutnya?
Kata Kunci
Wanita 28 tahun G4P3: kehamilan ke empat, sudah melahirkan 3 kali Hamil 40 minggu Inpartu kala 1 aktif: pembukaan servik yang
berlangsung antara pembukaan 4-10 cm, bagian terendah bayi mulai turun ke dalam panggul ibu, ibu mulai merasakan desakan untuk mengejan, biasanya berlangsung 5 jam untuk nulipara dan 2 jam untuk multipara.
Ketuban pecah dini: pecahnya selaput ketuban sebelum terjadi proses persalinan yang dapat terjadi pada usia kehamilan cukup waktu atau kurang waktu.
Cont. Kata Kunci
Diabetes gestasional: suatu kondisi medis yang ditandai dengan peningkatan gula darah tinggi yang menetap sewaktu kehamilan pada wanita yang sebelumnya tidak menderita diabetes sebelum hamil.
TB ibu: 150 cm = 1,5 m, BB: 110 kg BMI: 110/(1,5)² = 48,9 ( obesitas ) TFU = 42 cm BBJ = 3800 gram (N:2,5-4 kg) Retraksi pada vulva : kepala bayi sudah tampak
divulva tetapi tampak tertarik balik kedalam vagina.
Diagnosa Banding
Distensi uterus Ibu bersalin dengan uterus yang lebih besar
dari umur kehamilannya
Distosia bahu Kepala janin sudah dilahirkan tetapi bahu
tersangkut dan tidak dapat dilahirkan secara normal
Diagnosa Kerja
Distosia Bahu kegagalan persalinan bahu setelah kepala
lahir, dengan mencoba salah satu metoda persalinan bahu ( Manuaba, 2001).
Kejadiannya sulit diperkirakan setelah kepala lahir, kepala seperti kura-kura, dan persalinan bahu mengalami kesulitan (Manuaba, 2001).
Tanda diagnosa turtle sign
Cont. Diagnosa Kerja
Distosia bahu ada hubungannya dengan : obesitas ibu pertambahan berat badan yang berlebihan bayi berukuran besar riwayat saudara kandung yang besar dan
diabetes pada ibu(Hakimi, 2003)
Faktor resiko distosia bahu pada kasus salah satunya adalah makrosomia. Dilihat dari besarnya uterus pada umur 40 minggu usia kehamilan ibu
Faktor Resiko Distosia Bahu
Maternal Kelainan anatomi panggul Diabetes Gestational Kehamilan postmatur Riwayat distosia bahu Tubuh ibu pendek
Fetal Dugaan macrosomia
Mekanisme & Tanda-Tanda Distosia Bahu
Diagnosa Distosia Bahu
Pemeriksaan fisik :Palpasi dan Balotemen: Leopold I teraba kepala (balotemen) di fundus uteriVaginal Toucher: teraba bokong yang lunak dan iregular
Cont. Diagnosa Distosia BahuPemeriksaan Penunjang:X-ray : membedakan dengan presentasi kepala dan menentukan jenis presentasi sungsang dan jumlah kehamilan serta adanya kelainan kongenital lain
Ultrasonografi dapat menentukan :Presentasi janinUkuranJumlah kehamilanLokasi plasentaJumlah cairan amnionMalformasi jaringan lunak atau tulang janin
Cont. Diagnosa Distosia BahuDistosia bahu dapat dikenali apabila didapatkan adanya:Kepala bayi sudah lahir, tetapi bahu tertahan dan tidak dapat dilahirkanKepala bayi sudah lahir, tetapi menekan vulva dengan kencangDagu tertarik dan menekan perineumTraksi pada kepala tidak berhasil melahirkan bahu yang tetap tertahan di kranial simfisis pubis
Algoritma Penegakan Diagnosa Distosia Bahu
PENANGANAN/ PERTOLONGAN DISTOSIA BAHU
Ask for help Panggil bantuan, meminta ibu untuk kooperatif. Hubungi dokter anakCatat lama waktu terjadinya distosia, tidak boleh ada tarikan pada kepala selama bahu belum dilahirkan.Lift the legs and buttocks Dilakukan manuver Mc Roberts. Fleksi paha ke abdomenMembutuhkan asisten70% kasus berhasil diatasi dengan manuver ini
ALARMER
Cont. PENANGANAN/ PERTOLONGAN DISTOSIA BAHU
rotate to oblique Vaginal approachLetakkan jari ke dalam vagina dibelakang oksiput bayi, dan dorong bahu depan untuk menjadi miring (manuver Rubin)Tidak melakukan dorongan fundusPertimbangkan episiotomi
Anterior disimpaction of shoulder
Cont. PENANGANAN/ PERTOLONGAN DISTOSIA BAHU
suprapubic pressureDilakukan penekanan pada suprapubic. (Manuver Massanti) Tidak boleh dilakukan penekanan pada fundus, karena akan semakin menekan bahu janin ke simfisis pubis dan dapat mengakibatkan rupture uteri.
Cont. PENANGANAN/ PERTOLONGAN DISTOSIA BAHU
Tekan bagian depan dari bahu belakang → ke arah punggung bayi
Lakukan manuver Wood’s Screw.
Dapat dikombinasi dengan anterior disimpaction
Tidak melakukan dorongan fundus
Rotation of the posterior shoulder – manuver Wood
Cont. PENANGANAN/ PERTOLONGAN DISTOSIA BAHU
Lengan belakang difleksikan pada siku dan disapu melewati dada janin, kemudian lahirkan tangan.
Bila lengan tidak fleksi, dorong lengan pada siku
Dorong lengan kearah dada
Ambil tangan dan kemudian lahirkan tangan
Dengan episiotomi
Manual removal of posterior arm
Cont. PENANGANAN/ PERTOLONGAN DISTOSIA BAHU
Episiotomy Dilakukan episiotomi. Jangan ragu untuk membuat irisan yang lebar hingga mencapai mukosa rectumTindakan terakhir : Fraktur klavikula cephalic replacement (manuver Zavenelli) Simfisiotomi
Cont. PENANGANAN/ PERTOLONGAN DISTOSIA BAHU
Setelah selesai tindakan : Antisipasi PPP (perdarahan post partum)Eksplorasi laserasi dan trauma Pemeriksaan fisik bayi untukMenjelaskan proses persalinan dan manuver yang dilakukan. Catat tindakan yang dilakukan
Hindari 4 “P” : PanicPulling = menarik (pada kepala bayi) Pushing = mendorong (pada fundus) Pivoting (memutar kepala secara tajam, dengan koksigis sebagai tumpuan)
Roll Over
Cont. PENANGANAN/ PERTOLONGAN DISTOSIA BAHU
Membersihkan jalan nafas
Penilaian bayi waktu lahir (assessmant at birth)
Memotong tali pusar Mempertahankan suhu
tubuh bayi Memberikan vitamin K Ukur lingkar dada
Memberi obat salep/tetes mata
Identifikasi bayi Pengukuran
anthopometri Penimbangan berat
badan Pengukuran panjang
badan Ukur lingkar kepala
Penanganan Setelah Persalinan
Cont. PENANGANAN/ PERTOLONGAN DISTOSIA BAHU
Kepala Wajah Mata Hidung Mulut Telinga Leher Klavikula Tangan Dada Abdomen Genetalia
Anus dan rectum Tungkai Spinal Kulit Perhatikan kondisi kulit bayi Jelaskan pada ibu atau
keluarga tentang hasil pemeriksaan
Rapikan bayi Bereskan alat Lakukan pendokumentasian
tindakan dan hasil pemeriksaan
Pemeriksaan fisik :
PENCEGAHAN/ ANTISIPASI RESIKO DISTOSIA BAHU
Rekomendasi dari American College of Obstetricians and Gynecologist (2002) untuk penatalaksanaan pasien dengan riwayat distosia bahu pada persalinan :Perlu dilakukan evaluasi cermat terhadap perkiraan berat janin, usia kehamilan, intoleransi glukosa maternal, dan tingkatan cedera janin pada kehamilan sebelumnya.Pertimbangan untuk dilakukannya tindakan SC dibahas secara baik dengan pasien dan keluarganya.
KOMPLIKASI DISTOSIA BAHU
Perdarahan pasca persalinan
Fistula Rectovaginal Simfisiolisis atau
diathesis, dengan atau tanpa “transient femoral neuropathy”
Robekan perineum derajat III atau IV
Ruptur Uteri
Brachial plexus palsy Fraktura Clavicle Kematian janin Hipoksia janin,
dengan atau tanpa kerusakan neurololgis permanen
Fraktura humerus
Komplikasi pada maternal Komplikasi pada janin
PENCEGAHAN UNTUK MENGURANGI KOMPLIKASI DISTOSIA BAHU
Menawarkan pilihan dilakukan seksio sesaria pada rencana persalinan pervaginam dengan janin luar biasa besar (> 5000 g ), janin sangat besar ( >4500 g ) dengan ibu diabetes, janin besar ( >4000 g ) dengan riwayat distosia bahu pada persalinan sebelumnya atau kala II memanjang dengan janin besar.
Mengidentifikasi dan mengobati diabetes pada ibu. Selalu bersiap bila sewaktu-waktu terjadi. Mengenali adanya distosia seawal mungkin. Upaya mengejan,
menekan suprapubis atau fundus, dan traksi berpotensi meningkatkan resiko cedera janin.
Memperhatikan waktu dan segera meminta pertolongan begitu distosia diketahui. Bantuan diperlukan untuk membuat posisi McRoberts, pertolongan persalinan, resusitasi bayi, dan tindakan anesthesia (bila perlu).
Terima Kasih