modul penyuluhan kesehatan

4
MODUL PENYULUHAN KESEHATAN Modul penyuluhan kesehatan ini bersifat sebagai kertas panduan untuk mengarahkan pembaca mencari literatur atau sumber lain guna kepentingan masing-masing. Isi modul ini sangat sederhana dan dasar sehingga membutuhkan pengembangan dari pembaca. Modul ini terbagi atas lima bagian, yakni Masalah Sampah di Desa Kluwut, Pengaruh Sampah pada Diri dan Lingkungan, Penyakit Terinduksi Sampah, Perbandingan Sampah Organik dan Anorganik, dan Pencegahan dan Penanggulangan Masalah karena Sampah. Masalah Sampah di Desa Kluwut 1. Tidak adanya fasilitas pembuangan sampah maupun pengolahan sampah. Di desa ini tidak ada fasilitas tempat pembuangan sementara (TPS) maupun tempat pembuangan akhir (TPA). Juga tidak ada sistem pemungutan sampah (seperti pasukan kuning). 2. Kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan. Karena tidak ada TPS maupun TPA, masyarakat membuang sampah di pekarangan sekitar rumah yang masih kosong. Terdapat banyak lahan tidur di desa ini dan banyak yang digunakan sebagai tempat pembuangan sampah liar. Umumnya sampah ditemukan di bantaran sungai-sungai kecil, perempatan jalan, dan di pekarangan yang ditumbuhi rumput liar. 3. Kebiasaan masyarakat membakar sampah yang menumpuk di pekarangan. Selain sekedar dibuang secara sembarangan, beberapa orang juga membakar sampah yang dikumpulkan selama seminggu. Sampah ini masih bercampur antara sampah organik dan anorganik, sehingga dapat menyebabkan keracunan bila terhirup dan berpotensi memunculkan pencemaran udara serta memicu kebakaran bangunan dan lahan. 4. Sampah yang hanyut oleh sungai. Pada saat-saat tertentu, sampah-sampah ini ikut masuk ke saluran irigasi sawah dan mengganggu pertanian warga. 5. Belum adanya program pemerintah desa untuk menanggulangi masalah sampah. 6. Masyarakat mengetahui perbedaan antara sampah organik dan anorganik, tetapi tidak mempedulikannya dalam praktik sehari-hari. Dalam fakta lapangan, masyarakat masih tetap membuang kedua jenis sampah secara tercampur aduk. 7. Masyarakat yang secara umum dan mendasar belum sadar pentingnya kebersihan diri dan lingkungan serta pengaruh sampah terhadap diri dan lingkungan. Pengaruh Sampah pada Diri dan Lingkungan 1. Sampah menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari penyakit yang tidak berbahaya hingga penyakit yang dapat mengancam nyawa. Lebih lanjutnya dibahas di bawah. 2. Sampah berkontribusi mempercepat pemanasan global karena menghasilkan gas methana (CH4). Gas metan dapat meningkatkan suhu hingga 1,3ºC per tahun.

Upload: maudhyana

Post on 29-Jan-2016

374 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

masalah kesehatan saat ini

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Penyuluhan Kesehatan

MODUL PENYULUHAN KESEHATAN

Modul penyuluhan kesehatan ini bersifat sebagai kertas panduan untuk mengarahkan pembaca mencari literatur atau sumber lain guna kepentingan masing-masing. Isi modul ini sangat sederhana dan dasar sehingga membutuhkan pengembangan dari pembaca. Modul ini terbagi atas lima bagian, yakni Masalah Sampah di Desa Kluwut, Pengaruh Sampah pada Diri dan Lingkungan, Penyakit Terinduksi Sampah, Perbandingan Sampah Organik dan Anorganik, dan Pencegahan dan Penanggulangan Masalah karena Sampah.

Masalah Sampah di Desa Kluwut

1. Tidak adanya fasilitas pembuangan sampah maupun pengolahan sampah. Di desa ini tidak ada fasilitas tempat pembuangan sementara (TPS) maupun tempat pembuangan akhir (TPA). Juga tidak ada sistem pemungutan sampah (seperti pasukan kuning).

2. Kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan. Karena tidak ada TPS maupun TPA, masyarakat membuang sampah di pekarangan sekitar rumah yang masih kosong. Terdapat banyak lahan tidur di desa ini dan banyak yang digunakan sebagai tempat pembuangan sampah liar. Umumnya sampah ditemukan di bantaran sungai-sungai kecil, perempatan jalan, dan di pekarangan yang ditumbuhi rumput liar.

3. Kebiasaan masyarakat membakar sampah yang menumpuk di pekarangan. Selain sekedar dibuang secara sembarangan, beberapa orang juga membakar sampah yang dikumpulkan selama seminggu. Sampah ini masih bercampur antara sampah organik dan anorganik, sehingga dapat menyebabkan keracunan bila terhirup dan berpotensi memunculkan pencemaran udara serta memicu kebakaran bangunan dan lahan.

4. Sampah yang hanyut oleh sungai. Pada saat-saat tertentu, sampah-sampah ini ikut masuk ke saluran irigasi sawah dan mengganggu pertanian warga.

5. Belum adanya program pemerintah desa untuk menanggulangi masalah sampah.

6. Masyarakat mengetahui perbedaan antara sampah organik dan anorganik, tetapi tidak mempedulikannya dalam praktik sehari-hari. Dalam fakta lapangan, masyarakat masih tetap membuang kedua jenis sampah secara tercampur aduk.

7. Masyarakat yang secara umum dan mendasar belum sadar pentingnya kebersihan diri dan lingkungan serta pengaruh sampah terhadap diri dan lingkungan.

Pengaruh Sampah pada Diri dan Lingkungan

1. Sampah menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari penyakit yang tidak berbahaya hingga penyakit yang dapat mengancam nyawa. Lebih lanjutnya dibahas di bawah.

2. Sampah berkontribusi mempercepat pemanasan global karena menghasilkan gas methana (CH4). Gas metan dapat meningkatkan suhu hingga 1,3ºC per tahun.

Page 2: Modul Penyuluhan Kesehatan

3. Sampah meningkatkan kemungkinan terjadinya banjir. Banjir ini dapat terjadi entah di wilayah pembuangan sampah tersebut entah di wilayah sampah tersebut menumpuk. Bila sampah dibuang di daerah yang lebih tinggi, banjir memang tidak terjadi di daerah tersebut, namun terjadi di daerah yang lebih rendah.

4. Sampah mencemari air dan tanah. Bila dibuang di sungai, selain menyebabkan banjir di kemudian hari, juga dapat meracuni air. Pencemaran sungai ini pada akhirnya akan mempengaruhi pertanian yang diirigasi dari sungai tersebut. Bila dibuang di tanah lapang akan mencemari tanah dan dapat merusak hasil bumi di sekitarnya karena terdapat emisi zat beracun di dalam tanaman.

5. Sampah dapat mencemari udara bila dibakar. Selain mempercepat lepasnya gas methana, sampah yang dibakar juga menghasilkan gas CO dan CO2. Gas CO bersifat sangat beracun karena mengikat hemoglobin lebih kuat dari O2 dan dapat menyebabkan asfiksi yang berpotensi mematikan. Gas CO2 berperan dalam pemanasan global.

6. Sampah secara kualitatif merusak keindahan alam dan menyebabkan bau kurang sedap yang akan mengurangi kualitas hidup masyarakat yang membuang sampah secara sembarangan.

7. Kebiasaan membuang sampah secara sembarangan dapat mempengaruhi kebiasaan hidup lainnya, terutama kebersihan diri dan kepedulian terhadap lingkungan.

Penyakit Terinduksi Sampah

Di bawah ini telah tertulis beberapa contoh penyakit. Daftar di bawah ini berupa ringkasan sekaligus arahan dan perlu dikembangkan lagi oleh pembaca.

1. Diare: Disebabkan oleh berbagai macam virus dan bakteri yang dapat ditemukan dalam sampah, termasuk juga parasit seperti Entamoeba coli.

2. Kolera: Disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae. Ciri utamanya adalah muntah yang seperti cucian beras.

3. Tifus: Disebabkan berbagai bakteri.

4. Disentri: Disebabkan oleh parasit Giardia lamblia (ciri-cirinya bab berlemak), bakteri Shigella, Campylobacter jejuni, dan lainnya.

5. Demam berdarah: Ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang bisa berkembang di kubangan-kubangan air yang masih relatif jernih.

6. Malaria: Disebabkan oleh Plasmodium sp. yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Nyamuk Anopheles secara khusus berkembang biak di air yang keruh. Malaria masih merupakan penyakit penyebab kematian utama di daerah tropis.

7. Relapsing fever: Disebabkan bakteri Borrelia recurrentis. Ditularkan oleh kutu.

Page 3: Modul Penyuluhan Kesehatan

8. Penyakit kulit dan gatal-gatal: Dapat disebabkan jamur, bakteri, atau kutu. Termasuk scabies karena Sarcoptes scabiei.

Selain itu, juga perlu diingat bahwa penumpukan sampah di DAS (daerah aliran sungai) dapat menyebabkan banjir dan juga pencemaran air. Kedua kejadian ini pada akhirnya dapat menjadi pencetus munculnya penyakit-penyakit di atas.

Perbandingan Sampah Organik dan Anorganik

Secara sederhana, berikut adalah ciri-ciri sampah organik dan anorganik:

1. Sampah Organik: Merupakan sampah yang berupa tanaman, hewan, berasal dari tanaman atau hewan, atau berupa olahan tanaman atau hewan. Secara sederhana, sampah organik berasal dari makhluk hidup, sisa makhkluk hidup, atau olahan makhluk hidup. Contoh sederhananya adalah nasi sisa, buah busuk, ranting pepohonan, dedaunan kering, dan tempe basi. Secara umum sampah organik mudah diuraikan oleh alam.

2. Sampah Anorganik: Merupakan sampah yang berasal dari hasil alam bukan makhluk hidup/nabati-hewani serta hasil olahannya. Olahan kayu yang berupa furnitur dapat masuk ke dalam kategori ini karena lebih sulit penguraiannya. Contoh lainnya adalah kertas, plastik, limbah besi, minyak bumi, dan karet. Limbah kertas perlu mendapat perhatian khusus karena merupakan yang paling mudah didaur ulang.

Yang perlu diperhatikan mengenai perbedaan sampah organik dan anorganik bukan saja untuk mengetahui perbedaannya, namun menggunakan perbedaan itu dalam sistem pengolahan sampah. Sampah-sampah organik dan anorganik sebaiknya dipisah sedari awal. Sampah-sampah anorganik tersebut lalu dapat dipilah-pilah lagi menurut bahannya. Hal ini selain mempermudah pengolahan ulang juga dapat mengurangi jumlah sampah yang memang tidak dapat didaur ulang lagi dan harus dibuang.

Pencegahan dan Penanggulangan Masalah karena Sampah

Pengolahan sampah memiliki prinsip 4 R, yaitu Reduce, Reuse, Recycle, dan Replace. Berikut penjelasan masing-masing prinsip:

1. Reduce (mengurangi): meminimalisasi barang atau material yang digunakan. Bila material yang digunakan berkurang, sampah yang dihasilkan juga berkurang.

2. Reuse (menggunakan kembali): memilih barang-barang yang dapat digunakan kembali (bukan barang single use/disposable). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum barang benar-benar tidak dapat dipakai lagi.

3. Recycle (mendaur ulang): mengolah ulang barang-barang yang tidak berguna menjadi berguna lagi. Contohnya pintu yang rusak dapat didaur ulang menjadi furnitur lain.

4. Replace (mengganti): mengganti barang-barang yang biasa digunakan namun tidak tahan lama dengan barang yang lebih tahan lama namun tetap ramah lingkungan.

Page 4: Modul Penyuluhan Kesehatan

Dalam mengelola usaha daur ulang, kita hanya dapat melakukan satu dari kegiatan-kegiatan berikut ini : pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian, dan pembuangan produk/material bekas pakai. Jika usaha daur ulang berkembang dengan pesat, kita bisa melakukan semua kegiatan tersebut secara bersamaan.

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah munculnya masalah sampah:

1. Membuat tempat pembuangan sampah sementara dan akhir.

2. Membuat sistem pemungutan dan pengumpulan sampah untuk dibawa ke TPS dan TPA.

3. Mendaur ulang sampah organik dan anorganik. Sampah organik dapat dibentuk menjadi kompos dengan sistem takakura atau sistem lain. Sampah anorganik dapat diolah menjadi material lain atau dijadikan bahan dasar kembali (sampah kertas menjadi kertas daur ulang, plastik menjadi bijih plastik, besi menjadi bijih besi).

4. Mengurangi kebiasaan membuang sampah sembarangan. Dapat dibantu dengan menempatkan tong sampah yang tahan lama di tempat-tempat strategis.

5. Meningkatkan kepedulian lingkungan dengan memungut sampah yang ada dan dibuang ke tempat sampah.

6. Mengurangi penggunaan barang-barang dan menggunakan barang yang tahan lama dan ramah lingkungan.

7. Tidak membuang sampah di DAS, di tanah lapang, atau di sembarang tempat lain.

Hal-hal berikut dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah yang sudah ada:

1. Membentuk TPS dan TPA, lalu mengumpulkan sampah-sampah yang berceceran ke tempat-tempat tersebut.

2. Membersihkan sungai dari sampah yang sudah ada.

3. Melakukan pemilahan terhadap sampah, dapat dilakukan dengan pemilahan sampah organik, sampah anorganik, sampah plastik, dan sampah kertas.

4. Membuat sampah organik yang sudah dipilah menjadi pupuk kompos dengan berbagai macam cara.

5. Mengolah sampah anorganik menjadi barang yang dapat dipakai kembali.

6. Menjual sampah yang sudah dikilokan untuk kesejahteraan bersama warga.

7. Melakukan pengobatan terhadap penyakit-penyakit yang muncul karena sampah, seperti diare, disentri, tifus, dan malaria.

8. Membasmi nyamuk dan sarang nyamuk bila ada.