modul pendampingan materi 4 gizi

35
D. MATERI BACAAN 4 1. Mengapa penting menjaga gizi sehat? Gizi (nutrisi) adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makluk hidup untuk menerima bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut agar dapat menghasilkan pelbagai aktivitas penting dalam tubuhnya sendiri. Bahan- bahan tersebut dikenal dengan istilah nutrient/zat gizi (zat makanan). Zat makanan yang di sebut juga zat gizi atau nutrient berbeda dengan bahan makanan, Zat makanan sebagai bahan- bahan dasar yang menyusun bahan makanan. Bahan makanan di sebut juga komoditas pangan dalam perdagangan ialah apa yang kita beli, kita masak dan kita susun menjadi hidangan . Contoh beras, jagung,daging, telur, dsb. Zat makanan atau zat gizi adalah setiap zat yang di cerna, di serap dan digunakan untuk mendorong kelangsungan faal tubuh. Zat Makanan, zat gizi (nutrient) yang kita kenal ialah : Karbohidrat atau Hidrat arang Protein atau zat putih telur Lemak Vitamin-vitamin Mineral 2. Fungsi Zat-zat Makanan Secara Umum 1

Upload: cahyawati-arisusilo-marzuqi

Post on 18-Dec-2015

50 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

D

D. MATERI BACAAN 4

1. Mengapa penting menjaga gizi sehat?

Gizi (nutrisi) adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makluk hidup untuk menerima bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut agar dapat menghasilkan pelbagai aktivitas penting dalam tubuhnya sendiri. Bahan- bahan tersebut dikenal dengan istilah nutrient/zat gizi (zat makanan).Zat makanan yang di sebut juga zat gizi atau nutrient berbeda dengan bahan makanan, Zat makanan sebagai bahan-bahan dasar yang menyusun bahan makanan. Bahan makanan di sebut juga komoditas pangan dalam perdagangan ialah apa yang kita beli, kita masak dan kita susun menjadi hidangan . Contoh beras, jagung,daging, telur, dsb. Zat makanan atau zat gizi adalah setiap zat yang di cerna, di serap dan digunakan untuk mendorong kelangsungan faal tubuh.

Zat Makanan, zat gizi (nutrient) yang kita kenal ialah :

Karbohidrat atau Hidrat arang

Protein atau zat putih telur

Lemak

Vitamin-vitamin

Mineral

2. Fungsi Zat-zat Makanan Secara Umum

Fungsi zat-zat makanan secara umum ialah:

1. Sebagai sumber energi atau tenaga;

2. Menyokong pertumbuhan badan;

3. Memelihara jaringan tubuh, mengganti yang rusak atau aus terpakai

4. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan, misalnya keseimbangan air, keseimbangan asam-basa dan keseimbangan mineral di dalam cairan tubuh;

5. Berperan di dalam mekanisma pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit, misalnya sebagai antitoksin dan antibodi lainnya.

Kalau tubuh tidak cukup mendapat zat-zat gizi, maka fungsi-fungsi itu akan terhambat dan terganggu. 3. Penggolongan Bahan Makanan Berdasarkan Fungsi Zat Gizinya

Ada penggolongan lain dari bahan makanan, berdasarkan fungsi dari zat gizinya:

1. Zat gizi penghasil enersi, yaitu karbohidrat, lemak dam protein.

Zat gizi penghasil energi ini sebagian besar dihasilkan oleh bahan makanan pokok.

2. Zat gizi pembangun sel, terutama diduduki oleh protein, sehingga bahan pangan lauk-pauk tergolong dalam bahan makanan sumber zat pembangun.

3. Zat gizi pengatur, yang termasuk dalam kelompok ini vitamin dan mineral. Maka bahan pangan sumber mineral dan vitamin, ialah sayur dan buah termasuk golongan bahan makanan sumbar zat-zat pengatur.

4. Kesehatan Remaja

Laju pertumbuhan anak, wanita dan pria, hampir sama cepatnya sampai pada usia 9 tahun. Selanjutnya antara 10-12 tahun, pertumbuhan anak perempuan mengalami percepatan lebih dahulu karena tubuhnya memerlukan persiapan menjelang usia reproduksi, sementara pria baru dapat menyusul dua tahun kemudian.

Masa remaja adalah jalan panjang yang menjembatani periode kehidupan anak dan dewasa, yang berawal pada usia 9-10 tahun dan berakhir di usia 18 tahun, memang suatu dunia yang lengang dan rentang dalam artian fisik, psikis, sosial dan gizi.

Masalah kesehatan remaja bisa jadi berawal pada usia yang sangat dini. Gejala sisa infeksi dan malnutrisi (kurang gizi) ketika kanak-kanak misalnya, akan menjadi beban pada usia remaja. Mereka yang dapat selamat dari penyakit diare dan infeksi kronis saluran nafas yang terkait dengan malnutrisi semasa bayi, tidak akan mungkin tumbuh (termasuk perkembangan mental dan psikososial) sempurna menjadi remaja normal yang akhirnya menjadi tenaga kerja yang kurang produktif. Penyakit lain seperti penyakit jantung, rematik dan tuberkolosis yang pernah diderita semasa anak-anak, sering kambuh pada usia remaja.

Wanita yang fisiknya tidak pernah tumbuh sempurna beresiko melahirkan bayi berberat badan rendah. Jika janin yang mereka kandung tumbuh normal, jalan lahir kemudian menjadi masalah, karena panggul mereka sempit, yang selanjutnya menyebabkan partus macet. Di tempat yang jauh dari fasilitas kesehatan atau keluarga yang bersangkutan memang tidak mampu mengakses fasilitas itu, dapat membahayakan janin saat lahir maupun ancaman untuk ibu yang memiliki panggul sempit.

Disamping penyakit atau kondisi yang terbawa sejak lahir, penyalahgunaan obat, kecanduan alkohol dan rokok, serta hubungan seksual yang terlalu dini, terbukti menambah beban para remaja.

5. Gizi Remaja

Pada masa ini, remaja merasa bertanggung jawab dan bebas menentukan makanan sendiri, tidak lagi ditentukan oleh orang tua. Pada waktu bersamaan, sangat intensif bergaul dengan teman-teman dan mempersiapkan diri untuk masa depan sebagai orang dewasa. Tekanan-tekanan sosial sering dialami ketika harus memutuskan beberapa alternatif, misalnya harus berbadan langsing atau bertubuh atletis, merokok atau tidak merokok, vegetarian atau berdiet dan lain-lain.

Masalah gizi yang biasa terjadi pada remaja seperti anemia defisiensi besi (anemia kurang zat besi), kelebihan berat badan (obesitas) dan kekurangan berat badan (KEK: Kurang Energi Kronis). Sedikit sekali yang diketahui tentang asupan pangan remaja. Meskipun asupan kalori dan protein sudah tercukupi, namun elemen lain seperti besi, kalsium dan beberapa vitamin ternyata masih kurang. Salah satu masalah serius saat ini adalah konsumsi makanan olahan, seperti yang ditayangkan dalam iklan televisi, secara berlebihan. Makanan ini, meski dalam iklan di klaim kaya akan vitamin dan mineral, sering terlalu banyak gula dan lemak, disamping zat aditif (zat pengawet). Konsumsi makanan jenis ini secara berlebihan dapat berakibat kekurangan zat gizi lain. Kegemaran pada makanan olahan yang mengandung zat ini menyebabkan remaja mengalami perubahan patologis yang terlalu dini.

Kebiasaan makan yang diperoleh semasa remaja akan berdampak pada kesehatan dalam fase kehidupan selanjutnya, setelah dewasa dan berusia lanjut. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan anemia dan keletihan, kondisi yang menyebabkan mereka tidak mampu merebut kesempatan kerja.

Remaja memerlukan lebih banyak zat besi dan wanita membutuhkan lebih banyak lagi untuk menggantikan darah yang keluar bersama haid. Dampak negatif kekurangan mineral kerap tidak kelihatan sebelum mereka mencapai usia dewasa. Contoh, kalsium sangat penting untuk pembentukan tulang pada usia remaja dan dewasa muda. Kekurangan kalsium selagi muda merupakan penyebab osteoporosis di usia lanjut, dan keadaan ini tidak dapat ditanggulangi dengan meningkatkan zat ini ketika (tanda) penyakit ini sudah nampak.

Ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran mengakibatkan bertambahnya berat badan. Obesitas yang mundul pada usia remaja cenderung berlanjut hingga ke dewasa dan usia lanjut. Sementara obesitas itu sendiri merupakan salah satu faktor resiko penyakit degenaratif (penyakit jantung, Diabetes Melitus, Artritis dan lain-lain).

Pada remaja, badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis (KEK). Umumnya KEK disebabkan oelh porsi makanan yang terlalu sedikit. Turunnya berat badan remaja perempuan secara drastis erat hubungannya dengan faktor emosional, misalnya takut gemuk seperti ibunya, atau dipandang kurang seksi oleh lawan jenis. Banyak remaja kurang mengetahui bahwa deposit lemak pada paha, dada, bahu dan abdomen adalah normal dan sehat buat seorang perempuan sebagai calon ibu.

Remaja yang menderita kurang gizi yaitu terlalu kurus (KEK). Kekurangan zat besi (Anemia), kekurangan kalsium, Vitamin D, Yodium, Seng (Zn) dan kekurangan vitamin serta mineral lainnya, akan memperngaruhi proses reproduksinya.

Khususnya pada remaja puteri:

Pertumbuhan terganggu sehingga pendek dan tulang panggul tidak sempurna akibanya sulit melahirkan (calon ibu dengan TB