modul mek flu
TRANSCRIPT
5/11/2018 Modul Mek Flu - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-mek-flu-55a0d14385619 1/9
2010
Workshop Instrumentasi
Disusun oleh:Dewan Asisten
[MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA]
5/11/2018 Modul Mek Flu - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-mek-flu-55a0d14385619 2/9
Dewan Asisten Workshop Instrumentasi
2
P1
Hubungan laju aliran volumetric dengan kedalaman fluida
Pengertian laju aliran volumetrik
Laju aliran volumetrik (V) dari suatu sistem adalah ukuran volume cairan melewati
sebuah titik dalam sistem per satuan waktu. Laju aliran volumetrik dapat dihitung sebagai
produk cross sectional area (A) untuk aliran dan kecepatan aliran rata-rata (v). Misalnya,
sebuah keran air mengeluarkan 10m3
fluida dalam tiap detiknya, berarti laju alirannya
adalah 10m3
per sekon. Laju aliran volumetric juga dikenal dengan sebutan debit.
Hubungan laju aliran volumetric dengan luasan pipa yang digunakan adalah:
Q = v A
Dimana Q = debit
A = luasan
V = kecepatan aliran
Catatan: Antara kecepatan aliran dengan kecepatan aliran volumetric berbeda.
Pengertian tekanan hidrostatis
Dalam materi ini, tekanan hidrostatik diperhitungkan dalam menentukan hubungan
kedalaman air dengan laju aliran volumetric pada dasar sebuah bejana. tekanan hidrostatis
adalah tekanan yang diberikan oleh fluida pada kesetimbangan karena gaya gravitasi.
Sebuah cairan dalam kondisi ini dikenal sebagai cairan hidrostatik . Tekanan hidrostatik
dapat ditentukan dari analisis volume atur dari sebuah kubus sangat kecil cairan. KarenaTekanan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada area uji (p = F / A, dengan p:
tekanan, F: gaya normal ke daerah A, A: area), dan satu-satunya gaya yang bekerja pada
setiap potongan kubus kecil (yang diartikan sebagai dv) dalam dasar fluida adalah berat
kolom fluida diatasnya di atasnya. Jika berat kolom fluida diatasnya adalah densitas
dikalikan gravitasi, sehingga tekanan hidrostatis dapat dihitung menurut rumus berikut:
Dari rumus diatas, terbukti bahwa tekanan hidrostatis hanya dipengaruhi oleh komponen
dalam sumbu z (vertical). Sehingga, secara umum:
P = ρgh
dengan: P = tekanan hidrostatis
ρ = densitas fluida
h = kedalaman fluida
Hubungan laju aliran volumetric dengan kedalamanPerhatikan gambar berikut:
5/11/2018 Modul Mek Flu - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-mek-flu-55a0d14385619 3/9
Dewan Asisten Workshop Instrumentasi
3
Gambar 1.
Untuk menyelesaikan hubungan v dan h pada gambar diatas, dianalisa dulu kecepatan
aliran yang keluar dari sebuah wadah. Seperti gambar dibawah ini.
Gambar 2
Kita terapkan persamaan Bernoulli pada titik 1 (permukaan wadah) dan titik 2 (permukaan
lubang). Karena diameter kran/lubang pada dasar wadah jauh lebih kecil dari diameter
wadah, maka kecepatan zat cair di permukaan wadah dianggap nol (v1 = 0). Permukaan
wadah dan permukaan lubang/kran terbuka sehingga tekanannya sama dengan tekanan
atmosfir (P1 = P2). Dengan demikian, persamaan Bernoulli untuk kasus ini adalah :
Jika kita ingin menghitung kecepatan aliran zat cair pada lubang di dasar wadah, maka
persamaan diatas menjadi :
Tahanan hiperbolikus
Tahanan hiperbolikus adalah tahanan yang disebabkan karena adanya pipa
sepanjang l yang menahan laju aliran keluaran (v2) pada gambar 2. Karena aliran fluidaberbelok menuju pipa keluaran, dapat diartikan tahanan hiperbolikus adalah suatu keadaan
5/11/2018 Modul Mek Flu - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-mek-flu-55a0d14385619 4/9
Dewan Asisten Workshop Instrumentasi
4
dimana terjadi tahanan geser yang berlebihan ketika menuju tikungan. Besarnya tahanan
hiperbolikus adalah dipengaruhi oleh panjang pipa dan diameter pipa. Sehingga,
persamaan kecepatan keluaran fluida (v2) menjadi.
Sehingga v adalah:
keterangan:
v = laju aliran (m/s)
A = luasan penampang pipa (m2)
D = diameter penampang pipa (m)
g = percepatan grafitasi (m/s2) (9,8 m/s
2)
h = ketinggian air (m)
K = konstanta yang telah dihitung sebesar 1,612
Alat dan prosedur percobaan
Alat percobaan (P1)
Siapkan alat-alat yang di butuhkan untuk memulai percobaan
- Gelas ukur 1 buah.
- Penggaris 1 buah.
- Plant level
- Stop watch 1 buah.
Percobaan laju aliran (P1)
1. Siapkan alat-alat yang di butuhkan
2. Ukur diameter pipa dan panjang pipa.
3. Ukur ketinggian level air, dan menjaga level sesuai arahan dari asisten.
4. Letakan gelas ukur pada keluaran air dan hitung volumenya selama beberapa detik
catat waktu yang di butuhkan.
5. Variasikan ketinggian level sesuai arahan asisten.6. Ulangi poin 2,3 dan 4 untuk ketinggian level yang lain
7. Catat hasil percobaan.
5/11/2018 Modul Mek Flu - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-mek-flu-55a0d14385619 5/9
Dewan Asisten Workshop Instrumentasi
5
P2
Headloss dan pressure loss
Aliran Laminer dan Turbulen
Aliran laminer dan turbulen ditentukan oleh bilangan Reynolde
R yang dinyatakan :
turbulenaliran R
er laaliran Rbila DV
R
e
ee
2300
min2300
Aliran Laminer
Kecepatan aliran pada sebuah titik dipertahankan konstan terhadap perubahan waktu , hal
ini ditunjukka Gambar 3 dibawah ini.
Gambar 3 Kecepatan pada sebuah titik dalam aliran laminer
Aliran Turbulen
Ditunjukkan adanya trace kecepatan (jejak kecepatan) yang berfluktuasi secara
random (acak) dari seketika itu kecepatan u bervariasi terhadap waktu kecepatan rata-
rata U dan komponen fluktuasinya u , hal ini ditunjukkan Gambar 4 dibawah ini.
Maka kecepatan seketika itu u adalah jumlahan kecepatan rata-rata waktu dan
komponen kecepatan fluktuasinya u , maka dinyatakan :
uuu
Catatan: Karena aliran steady , maka kecepatan rata-rata u tidak bervariasi terhadap
perubahan waktu.
Dalam aliran satu demensi laminer , dimana tegangan geser yx (komponen tangensial
dari gaya permukaan) sebanding dengan gradien kecepatan arah y , maka dinyatakan :
dy
du yx
5/11/2018 Modul Mek Flu - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-mek-flu-55a0d14385619 6/9
Dewan Asisten Workshop Instrumentasi
6
Gambar 4. Kecepatan pada sebuah titik dalam aliran turbulen
Head loss
Untuk perhitungan head loss yang terdiri dari major loss dan minor loss, pertama
harus mengetahui dulu profil alirannya apakah laminar atau turbulen. Dengan bilanganreynold sebesar:
Dv
Q
v
D
D
Q
v
DV DV R
e
44
2
Total head loss T l
h merupakan jumlahan dari Major Losses lh (didapat dari
effek gesekan aliran fully developed dengan luas penampang pipa konstan) dan Minor
Losses lm
h (didapat dari : entrance , fittings dan perubahan luas penampang pipa).
Major loss dapat diartikan sebagai pressure drop pada saat keadaan pipa lurus dan
horisontal. Sehingga besarnya mayor loss adalah sebesar ∆p. Hubungan antara major loss
dan laju aliran volumetrik adalah sebagai berikut:
L
D p
L
R p
L
p RQ
12888
444
Sehingga, besarnya laju aliran pressure drop (major loss):
Atau dengan rumus lain major loss yaitu:
2
2
21
V
D
L f p p p
Sedangkan, untuk minor loss adalah loss yang disebabkan oleh elbow/ tikungan.
Head loss pada pipa membengkok (Elbow) lebih besar dari pada aliran fully developed
pipa panjang yang luas penampangnya sama. Loss pertama dihasilkan dari aliran kedua
dan lebih umum dinyatakan bahwa sebanding dengan panjang dari pipa lurus.
Kesebandingan panjang , tergantung relatip terhadap jari-jari kurva membengkok
pipa nya (jari-jari Elbow nya), bila membengkok nya 090 hal ini ditunjukkan oleh
Gambar 5 .
5/11/2018 Modul Mek Flu - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-mek-flu-55a0d14385619 7/9
Dewan Asisten Workshop Instrumentasi
7
Gambar 5. Le/D elbow 90 sebesar 60
Dalam percobaan ini yang digunakan adalah elbow 90. Besarnya minor loss dapat
diformulasikan:2
2
V
D
L f h e
lm
Alat dan Prosedur Percobaan
Alat percobaan (P2)
Siapkan alat-alat yang di butuhkan untuk memulai percobaan
- Gelas ukur 1 buah..
- Pipa besi elbow
- Stop watch 1 buah.
Percobaan laju aliran (P1)
8. Siapkan alat-alat yang di butuhkan
9. Ukur diameter pipa dan panjang pipa.
10. Nyalakan pompa sehingga air bergerak didalam pipa dengan kecepatan v
11. Perhaikan pressure gauge untuk mengetahui pressure dropnya.
12. Letakan gelas ukur pada keluaran air dan hitung volumenya selama beberapa detik
catat waktu yang di butuhkan
13. Setelah tau debitnya, hitung v alirannya
5/11/2018 Modul Mek Flu - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-mek-flu-55a0d14385619 8/9
Dewan Asisten Workshop Instrumentasi
8
14. Untuk menghitung mayor loss pada sisi pipa lurus, gunakan rumus:
2
2
21
V
D
L f p p p , terlebih dahulu hitung bilangan reynold untuk
mengetahui f, jika relative roughness sebesar 0,1
15. Hitung minor loss dengan rumus: 2
2
V
D
L f h e
lm
16. hitung head loss yang merupakan pejumlahan dari seluruh loss yang dilewati pipa.
Note:
untuk mencari friction factor gunakan kurva yang ada pada lampiran.
Apapun yang kurang jelas dapat ditanyakan ke aisiten