modul materi ujian perpindahan pfm · pdf filebab ii etika, moral, dan etiket ..... 4 bab iii...
TRANSCRIPT
MODUL
MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL
PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI
PEGAWAI NEGERI SIPIL
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
MATA PELAJARAN:
PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
`
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
2012
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 2
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi .................................................... 2
BAB I Pendahuluan .................................................... 3
BAB II Etika, Moral, dan Etiket .................................................... 4
BAB III Jiwa Korps dan Nilai-Nilai Dasar
Pegawai Negeri Sipil .................................................... 7
Bab IV Etika Pegawai Negeri Sipil .................................................... 10
Bab V Penegakan Kode Etik .................................................... 17
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 3
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
BAB I
PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Dalam modul ini akan mendapatkan uraian pengertian mengenai etika, moral,
dan etiket. Peserta dapat memahami pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri
Sipil, Nilai-nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil, Etika Pegawai Negeri Sipil,
termasuk Larangan dan Kewajiban Pegawai Negeri Sipil serta Penegakan Kode
Etik.
2. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah mempelajari modul ini para peserta diharapkan mampu memahami dan
menerapkan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsi sebagai Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Pertama.
3. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Setelah mempelajari modul ini, para peserta Diklat diharapkan dapat :
a. Menguraikan tentang pengertian etika, moral, dan etiket.
b. Menjelaskan tentang pembinaan jiwa korps dan nilai-nilai dasar Pegawai
Negeri Sipil.
c. Menguraikan Etika Pegawai Negeri Sipil.
d. Menjelaskan Penegakan Kode Etik.
4. Materi Bahasan
Materi bahasan mata pelajaran ini terdiri dari 4 (empat) kegiatan belajar :
a. Etika, moral, dan etiket.
b. Jiwa Korps dan Nilai-nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil.
c. Etika Pegawai Negeri Sipil.
d. Penegakan Kode Etik.
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 4
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
BAB II
ETIKA, MORAL, DAN ETIKET
1. Etika
Etika memiliki arti secara harfiah sebagai adat-istiadat atau kebiasaan hidup
yang dianggap baik oleh kalangan masyarakat tertentu. Jika ditinjau dari sudut
bahasa, maka etika dapat diartikan sebagai berikut :
a. Ethos (Yunani), atau sama dengan watak kesusilaan atau adat.
b. Mores (Latin), atau sama dengan cara hidup atau adat.
c. Susila (Sansekerta), atau aturan hidup yang lebih baik.
d. Akhlak (Arab), atau budi pekerti, atau kelakuan.
Etika dapat diartikan juga sebagai nilai-nilai dan norma-norma moral yang
menjadi pegangan seseorang atau sekelompok orang dalam mengatur tingkah
lakunya. Etika juga lebih merupakan pola perilaku atau kebiasaan yang baik
dan dapat diterima oleh lingkungan pergaulan seseorang atau sesuatu
organisasi tertentu. Dengan demikian, tergantung kepada situasi dan cara
pandangnya, seseorang dapat menilai etika yang digunakan atau diterapkan itu
bersifat baik atau buruk.
2. Moral
Moral adalah kata yang cukup dekat dengan etika. Moral berasal dari bahasa
Latin “mos” (jamak: “mores”), yang berarti kebiasaan, adat. Secara etimologi
kata “moral” berarti adat kebiasaan. Secara harfiah, istilah moral sama dengan
etika yang berarti adat istiadat, kebiasaan yang baik, tata cara hidup yang baik.
Moralitas adalah merupakan kesesuaian sikap dan perilaku seseorang dengan
norma-norma yang ada, yang terkait dengan baik buruknya suatu perbuatan.
Moralitas merupakan salah satu instrumen kemasyarakatan apabila suatu
kelompok sosial menghendaki adanya penuntun tindakan (action guide) untuk
segala pola hidup dan perilaku yang dikenal sebagai pola sikap dan perilaku
yang bermoral. Moralitas dimaksudkan untuk menentukan seberapa jauh
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 5
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
seseorang memiliki dorongan untuk melakukan atau tidak melakukan perbuatan
yang sesuai dengan prinsip-prinsip etika.
3. Etiket
Etiket berasal dari bahasa Inggris ‘etiquette’ yang berarti aturan untuk hubungan
formal atau sopan santun. Pemakaian kata etiket, misalnya tampak pada
kombinasi etiket pergaulan, etiket makan, dan sebagainya.
Etiket tidak sama dengan etika, meskipun ada kaitannya. Kaitan antara etiket
dan etika adalah keduanya sama-sama menyangkut tentang perilaku manusia,
dan keduanya bersifat normatif (etika mengacu pada norma kelaziman).
Perbedaan antara etika dengan etiket sebagai berikut :
a. Etiket menunjukkan cara yang dianggap tepat dan diterima atas suatu
tindakan yang harus dilakukan manusia dalam suatu kalangan tertentu,
misalnya; dalam budaya tertentu jika menyerahkan sesuatu benda dengan
tangan kiri dianggap melanggar etiket. Sebaliknya, etika berkaitan dengan
apakah suatu tindakan boleh dilakukan atau tidak. Di sini etika memberi
norma moral pada tindakan itu, misalnya; jangan berbohong, jangan
mencuri, jangan korupsi merupakan norma-norma moral.
b. Etiket hanya berlaku jika ada orang atau pihak lain yang menyaksikan suatu
tindakan, misalnya ada aturan etiket yang mengatur kita makan (kita
dianggap melanggar etiket, apabila kita makan sambil berbunyi atau dengan
meletakkan kaki di atas meja, tetapi apabila saya makan sendiri, saya tidak
dianggap melanggar etiket walaupun makan dengan cara seperti itu).
Sebaliknya, etika berlaku baik ketika orang atau pihak lain yang
menyaksikan maupun tidak. Larangan-larangan untuk mencuri, korupsi, atau
menyontek, dan sebagainya, berlaku kapan saja apakah tindakan itu
disaksikan orang lain atau tidak.
c. Etiket bersifat relatif, tergantung pada anggapan kalangan atau budaya yang
memberlakukan etiket. Misalnya makan dengan menggunakan tangan atau
bersendawa waktu makan. Sebaliknya, etika lebih bersifat universal.
Larangan-larangan korupsi, mencuri, menyontek, dan sebagainya berlaku
pada semua kalangan dan budaya.
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 6
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
d. Etiket hanya bersifat lahiriah (dalam tindakan), sedangkan etika lebih bersifat
kepribadian.
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 7
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
BAB III
JIWA KORPS DAN NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL
1. Jiwa Korps Pegawai Negeri Sipil
Jiwa Korps Pegawai Negeri Sipil adalah rasa kesatuan dan persatuan,
kebersamaan, kerja sama, tanggung jawab, dedikasi, disiplin, kreativitas,
kebanggaan dan rasa memiliki organisasi Pegawai Negeri Sipil dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil dimaksudkan untuk meningkatkan
perjuangan, pengabdian, kesetiaan, dan ketaatan Pegawai Negeri Sipil kepada
negara kesatuan dan Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil bertujuan untuk :
a. Membina karakter/watak, memelihara rasa persatuan dan kesatuan secara
kekeluargaan guna mewujudkan kerjasama dan semangat pengabdian
kepada masyarakat serta meningkatkan kemampuan, dan keteladanan
Pegawai Negeri Sipil.
b. Mendorong etos kerja Pegawai Negeri Sipil untuk mewujudkan Pegawai
Negeri Sipil yang bermutu tinggi dan sadar akan tanggung jawabnya
sebagai unsur aparatur negara, dan abdi masyarakat.
c. Menumbuhkan dan meningkatkan semangat, kesadaran, dan wawasan
kebangsaan Pegawai Negeri Sipil sehingga dapat menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ruang lingkup pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil mencakup :
a. Peningkatan etos kerja dalam rangka mendukung produktivitas kerja dan
profesionalitas Pegawai Negeri Sipil.
Etos kerja aparatur yang dimaksudkan disini adalah kegiatan atau upaya-
upaya untuk menggali dan menerapkan nilai-nilai positif dalam
organisasi/instansi Pemerintah yang disepakati oleh para anggota
(Pegawai Negeri Sipil) untuk meningkatkan produktivitas kerja. Lingkup
kegiatan etos kerja aparatur adalah bersifat off job relation, artinya kegiatan
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 8
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
tersebut berada di luar kewenangan-kewenangan formal dalam
mendukung pencapaian tujuan organisasi.
b. Partisipasi dalam penyusunan kebijakan Pemerintah yang terkait dengan
Pegawai Negeri Sipil.
c. Peningkatan kerja sama antara Pegawai Negeri Sipil untuk memelihara
dan memupuk kesetiakawanan dalam rangka meningingkatkan jiwa korps
Pegawai Negeri Sipil.
d. Perlindungan terhadap hak-hak sipil atau kepentingan Pegawai Negeri Sipil
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan tetap
mengedepankan kepentingan rakyat, bangsa, dan negara.
Untuk mewujudkan pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil dan menjunjung
tinggi kehormatan serta keteladanan sikap, tingkah laku dan perbuatan
Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas kedinasan dan pergaulan
hidup sehari-hari, Kode Etik dipandang merupakan landasan yang dapat
mewujudkan hal tersebut.
2. Nilai-Nilai Dasar bagi Pegawai Negeri Sipil
Nilai-nilai Dasar yang harus dijunjung tinggi oleh Pegawai Negeri Sipil meliputi :
a. Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
c. Semangat nasionalisme.
d. Mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan.
e. Ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang-unwdangan.
f. Penghormatan terhadap hak asasi manusia.
g. Tidak diskriminatif.
h. Profesionalisme, netralitas, dan bermoral tinggi.
i. Semangat jiwa korps.
Nilai-nilai dasar ini merupakan pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan
yang berlaku bagi seluruh Pegawai Negeri Sipil tanpa membedakan dimana
yang bersangkutan bekerja. Nilai-nilai dasar ini wajib dijunjung tinggi karena
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 9
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya merupakan nilai-nilai yang hidup dan
berkembang dalam kehidupan masyarakat, bangsa, negara, dan Pemerintah.
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 10
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
BAB IV
ETIKA PEGAWAI NEGERI SIPIL
1. Kewajiban dan Larangan Pegawai Negeri Sipil
Nilai-nilai etika yang harus ditaati oleh Pegawai Negeri Sipil, tercermin dalam
kewajiban dan larangan bagi Pegawai Negeri Sipil. Kewajiban dan larangan
Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Kewajiban Pegawai Negeri Sipil sebagai berikut :
a. Mengucapkan sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil.
b. Mengucapkan sumpah/janji jabatan.
c. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Pemerintah.
d. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada Pegawai
Negeri Sipil dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab.
f. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat Pegawai
Negeri Sipil.
g. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan.
h. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah
harus dirahasiakan.
i. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan
negara.
j. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal
yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah
terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil.
k. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja.
l. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan.
m. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-
baiknya.
n. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat.
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 11
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
o. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas.
p. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier;
dan
q. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
Setiap Pegawai Negeri Sipil dilarang untuk :
a. Menyalahgunakan wewenang.
b. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang
lain dengan menggunakan kewenangan orang lain.
c. Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain
dan/atau lembaga atau organisasi internasional.
d. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya
masyarakat asing.
e. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen
atau surat berharga milik negara secara tidak sah.
f. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan,
atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan
untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung
atau tidak langsung merugikan negara.
g. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik
secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk
diangkat dalam jabatan.
h. Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang
berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya.
i. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya.
j. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga
mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani.
k. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan.
l. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dengan cara :
1) Ikut serta sebagai pelaksana kampanye.
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 12
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
2) Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau
atribut Pegawai Negeri Sipil.
3) Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan Pegawai Negeri
Sipil lain; dan/atau
4) Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara.
m. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan
cara:
1) Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye;
dan/atau
2) Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan
sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan,
seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit
kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
n. Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah
atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan
surat dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat
Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundangundangan; dan
o. Memberikan dukungan kepada calon KepalaDaerah/Wakil Kepala Daerah,
dengan cara :
1) Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah.
2) Menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan
kampanye.
3) Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye;
dan/atau
4) Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan
sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan,
seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit
kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 13
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
2. Kode Etik Pegawai Negeri Sipil
Kelancaran tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional sangat
dipengaruhi oleh kesempurnaan pengabdian aparatur negara. Pegawai Negeri
Sipil adalah merupakan unsur aparatur negara yang bertugas memberikan
pelayanan yang terbaik, adil dan merata kepada masyarakat. Untuk menjamin
tercapainya tujuan pembangunan nasional, diperlukan Pegawai Negeri Sipil
yang netral, mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, profesional, dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas, serta penuh kesetiaan dan
ketaatan kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan
Pemerintah Republik Indonesia. Agar Pegawai Negeri Sipil mampu
melaksanakan tugasnya sebagaimana tersebut di atas secara berdaya guna
dan berhasil guna, diperlukan pembinaan secara terus menerus dan
berkesinambungan.
Pembinaan jiwa korps akan berhasil dengan baik apabila diikuti dengan
pelaksanaan dan penerapan kode etik dalam kehidupan sehari-hari Pegawai
Negeri Sipil. Dengan adanya kode etik bagi Pegawai Negeri Sipil dimaksudkan
sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas Pegawai Negeri Sipil dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Pembinaan Jiwa Korps, Nilai-nilai Dasar
Pegawai Negeri Sipil, dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps
dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.
Kode Etik Pegawai Negeri Sipil adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan
perbuatan Pegawai Negeri Sipil di dalam melaksanakan tugasnya dan
pergaulan hidup sehari-hari.
Dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan sehari-hari setiap Pegawai
Negeri Sipil wajib bersikap dan berpedoman pada etika dalam bernegara/dalam
penyelenggaraan Pemerintahan, dalam berorganisasi (9 butir), dalam
bermasyarakat (5 butir), serta terhadap diri sendiri (8 butir), dan sesama
Pegawai Negeri Sipil (7 butir).
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 14
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
a. Etika dalam Bernegara
Etika dalam bernegara meliputi :
1) Melaksanakan sepenuhnya Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
2) Mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara.
3) Menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
4) Menaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam
melaksanakan tugas.
5) Akuntabel dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan
yang bersih dan berwibawa.
6) Tanggap, terbuka, jujur, dan akurat, serta tepat waktu dalam
melaksanakan setiap kebijakan dan program Pemerintah.
7) Menggunakan atau memanfaatkan semua sumber daya Negara
secara efisien dan efektif.
8) Tidak memberikan kesaksian palsu atau keterangan yang tidak benar.
b. Etika dalam Berorganisasi
Etika dalam berorganisasi adalah :
1) Melaksanakan tugas dan wewenang sesai ketentuan yang berlaku.
2) Menjaga informasi yang bersitat rahasia.
3) Melaksanakan setiap kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
4) Membangun etos kerja untnk meningkatkan kinerja organisasi.
5) Menjalin kerja sama secara kooperatif dengan unit kerja lain yang
terkait dalam rangka pencapaian tujuan.
6) Memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas.
7) Patuh dan taat terhadap standar operasional dan tata kerja.
8) Mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inovatif dalam rangka
peningkatan kinerja organisasi.
9) Berorientasi pada upaya peningkatan kualias kerja.
c. Etika dalam Bermasyarakat
Etika dalam bermasyarakat meliputi :
1) Mewujudkan pola hidup sederhana.
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 15
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
2) Memberikan pelayanan dengan empati hormat dan santun tanpa
pamrih dan tanpa unsur pemaksaan.
3) Memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka, dan adil serta
tidak diskriminatif.
4) Tanggap terhadap keadaan lingkungan masyarakat.
5) Berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam
melaksanakan tugas.
d. Etika terhadap Diri Sendiri
Etika terhadap diri sendiri meliputi :
1) Jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang tidak benar.
2) Bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan.
3) Menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok, maupun golongan.
4) Berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan, kemampuan,
keterampilan, dan sikap.
5) Memiliki daya juang yang tinggi.
6) Memelihara kesehatan jasmani dan rohani.
7) Menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga.
8) Berpenampilan sederhana, rapih, dan sopan.
e. Etika terhadap Sesama Pegawai Negeri Sipil
Etika terhadap sesama Pegawai Negeri Sipil :
1) Saling menghormati sesama warga negara yang memeluk
agama/kepercayaan yang berlainan.
2) Memelihara rasa persatuan dan kesatuan sesama Pegawai Negeri
Sipil.
3) Saling menghormati antara teman sejawat, baik secara vertikal
maupun horizontal dalam suatu unit kerja, instansi, maupun antar
instansi.
4) Menghargai perbedaan pendapat.
5) Menjunjung tinggi harkat dan martabat Pegawai Negeri Sipil.
6) Menjaga dan menjalin kerjasama yang kooperatif sesama Pegawai
Negeri Sipil.
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 16
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
7) Berhimpun dalam satu wadah Korps Pegawai Republik Indonesia yang
menjamin terwujudnya solidaritas dan soliditas semua Pegawai Negeri
Sipil dalam memperjuangkan hak-haknya.
Yang dimaksud dengan wadah Korps Pegawai Republik Indonesia
adalah wahana Pembinaan jiwa korps dalam rangka, membangun
sikap, tingkah laku, etos kerja, dan perbuatan terpuji yang harus
dilaksanakan oleh setiap Pegawai Negeri Siril dalam kedinasan dan
kehidupan sehari-hari.
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 17
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
BAB V
PENEGAKAN KODE ETIK
Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran Kode Etik dikenakan sanksi
moral. Sanksi moral dibuat secara tertulis dan dinyatakan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian. Pelanggaran adalah segala bentuk ucapan tulisan atau perbuatan
Pegawai Negeri Sipil yang bertentangan dengan butir-butir jiwa korps dan kode etik.
Sanksi moral dapat berupa :
1. Pernyataan secara tertutup.
Pernyataan secara tertutup, disampaikan oleh pejabat yang berwenang atau
pejabat lain yang ditunjuk dalam ruang tertutup. Pengertian dalam ruang tertutup
yaitu bahwa penyampaian pernyataan tersebut hanya diketahui oleh Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan, pejabat yang menyampaikan pernyataan, serta
pejabat lain yang terkait, dengan catatan pejabat terkait tidak boleh berpangkat
lebih rendah dari Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan.
2. Pernyataan secara terbuka.
Pernyataan secara terbuka, dapat disampaikan melalui forum-forum pertemuan
resmi Pegawai Negeri Sipil, upacara bendera, media massa, dan forum lainnya
yang dipandang sesuai untuk itu.
Dalam pemberian sanksi moral, harus disebutkan jenis pelanggaran kode etik yang
dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil.
Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran kode etik selain dikenakan
sanksi moral, dapat dikenakan tindakan administratif sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yaitu dijatuhi hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil atau
tindakan administratif lainnya oleh Pejabat yang berwenang menghukum, atas
rekomendasi Majelis Kehormatan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya
disingkat Majelis Kode Etik.
Penjatuhan hukuman disiplin bagi Pegawai Negeri Sipil, harus berdasarkan
ketentuan yang diatur didalam Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil).
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 18
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
Majelis Kode Etik adalah lembaga non struktural pada instansi pemerintah yang
bertugas melakukan penegakan pelaksanaan serta menyelesaikan pelanggaran
kode etik yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil.
Untuk menegakkan kode etik dan memperoleh obyektivitas dalam menentukan
seorang Pegawai Negeri Sipil melanggar kode etik, maka pada setiap instansi
dibentuk Majelis Kode Etik. Pembentukan Majelis Kode Etik ditetapkan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian. Majelis Kode Etik bersifat temporer, yaitu hanya dibentuk
apabila ada Pegawai Negeri Sipil yang disangka melakukan pelanggaran terhadap
kode etik. Dalam hal instansi Pemerintah mempunyai instansi vertikal di daerah,
maka Pejabat Pembina Kepegawaian dapat mendelegasikan wewenangnya kepada
pejabat lain di daerah untuk menetapkan pembentukan Majelis Kode Etik.
Keanggotaan Majelis Kode Etik, terdiri dari :
1. 1 (satu) orang Ketua merangkap Anggota.
2. 1 (satu) orang Sekretaris merangkap Anggota; dan
3. Sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang Anggota.
Dalam hal Anggota Majelis Kode Etik lebih dari 5 (lima) orang, maka jumlahnya
harus ganjil.
Jabatan dan pangkat Anggota Majelis Kode Etik tidak boleh lebih rendah dari
jabatan dan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang diperiksa karena disangka
melanggar kode etik.
Majelis Kode Etik mengambil keputusan setelah memeriksa Pegawai Negeri Sipil
yang disangka melanggar kode etik. Untuk mendapatkan objektivitas atas sangkaan
pelanggaran kode etik, Majelis Kode Etik disamping dapat memanggil dan
memeriksa Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan, juga dapat mendengar pejabat
lain atau pihak lain yang dipandang perlu.
Majelis Kode Etik mengambil keputusan setelah Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan diberi kesempatan membela diri. Keputusan Majelis Kode Etik diambil
secara musyawarah mufakat. Dalam hal musyawarah mufakat tidak tercapai,
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 19
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
keputusan diambil dengan suara terbanyak. Keputusan Majelis Kode Etik bersifat
final. Keputusan Majelis Kode Etik bersifat final, yaitu bahwa keputusan Majelis
Kode Etik tidak dapat diajukan keberatan.
Majelis Kode Etik wajib menyampaikan keputusan hasil sidang majelis kepada
Pejabat yang berwenang sebagai bahan dalam memberikan sanksi moral dan/atau
sanksi lainnya kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan.
Pejabat yang berwenang adalah Pejabat Pembina Kepegawaian atau Pejabat yang
berwenang menghukum atau Pejabat lain yang ditunjuk.
Ketentuan ini menegaskan bahwa yang memberikan sanksi moral kepada Pegawai
Negeri Sipil yang melanggar kode etik adalah Pejabat yang berwenang atau pejabat
lain yang ditunjuk. Sanksi moral hanya dapat diberikan apabila Majelis Kode Etik
telah merekomendasikan bahwa yang bersangkutan dinyatakan telah melanggar
kode etik Pegawai Negeri Sipil.