modul dewa89s sistem pendukung keputusan pemberian kredit
DESCRIPTION
Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kreditfhgfhgfdghdghdbv gfdgds gg sdsdf dfgsdfgsf g gdsfgsdtryryrfghTRANSCRIPT
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT PADA BANK SYARIAH MANDIRI
CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
SKRIPSI
FARABY AZWANY 061401021
PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2010
Universitas Sumatera Utara
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT PADA BANK SYARIAH MANDIRI
CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Komputer
FARABY AZWANY 061401021
PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2010
Universitas Sumatera Utara
PERSETUJUAN Judul : SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
Kategori : SKRIPSI Nama : FARABY AZWANY Nomor Induk Mahasiswa : 061401021 Program Studi : SARJANA (S1) ILMU KOMPUTER Departemen : ILMU KOMPUTER Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan, 14 Desember 2010
Komisi Pembimbing : Pembimbing 2 Pembimbing 1 Maya Silvi Lydia, B.Sc., M.Sc Prof. Dr. Muhammad Zarlis 197401272002122001 NIP. 195707011986011003 Diketahui/Disetujui oleh Departemen Ilmu Komputer FMIPA USU Ketua, Prof. Dr. Muhammad Zarlis NIP. 195707011986011003
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT
PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya. Medan, 14 Desember 2010 FARABY AZWANY NIM 061401021
Universitas Sumatera Utara
PENGHARGAAN
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai dalam waktu yang telah ditetapkan. Tak lupa pula penulis junjungkan kehadirat Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis dan Ibu Maya Silvi Lydia,B.Sc,MSc selaku pembimbing I dan II yang telah membimbing dan memberikan masukan-masukan kepada penulis dengan tulus dan ikhlas dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Syahril Efendi S.Si, M.Si dan Bapak M. Andri Budiman, ST, M.CompSc, MEM selaku pembanding I dan II yang telah banyak memberikan masukan dan kritikan dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Ilmu Komputer FMIPA USU Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis dan Bapak Syahriol Sitorus, S.Si, MIT., Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua dosen dan pegawai pada Program Studi S1 Ilmu Komputer FMIPA USU, rekan-rekan mahasiswa S1 Ilmu Komputer khususnya stambuk 2006 serta semua pihak yang telah membantu dan memberi masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya, tidak lupa penulis menghaturkan ribuan terima kasih kepada ayahanda dan ibunda tercinta, Azwany Djoeneid dan Cut Soraya yang tidak henti-hentinya memberikan semangat, dukungan, motivasi serta selalu mendoakan penulis. Terima kasih juga penulis sampaikan untuk Abangku tercinta Andya Azwany, dan kedua adikku tersayang Asyieq Aldin Azwany dan M. Rizky Putra Azwany yang telah memberikan motivasi, dukungan serta selalu mendoakan penulis. Kepada seluruh keluarga besar papa, H. M. Djoeineid Yoesoef dan keluarga besar mama, T. M. Asyieq yang selalu mendoakan penulis. Serta para sahabat yang selalu membantu dan menjadi teman diskusi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini diantaranya Maulida. Z, Rifki Respati Ashari Lubis, S.Kom, Kak Rafiqah Dewi Lubis, S.Kom dan semua sahabat yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian. Amin.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sistem yang dapat membantu seseorang dalam mengambil keputusan yang akurat dan tepat sasaran. Banyak permasalahan yang dapat diselesaikan dengan menggunakan SPK, salah satunya adalah penentuan kelayakan nasabah penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR). Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam membangun suatu SPK diantaranya analytical hierarchy process (AHP). AHP merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam memecahkan permasalahan yang bersifat multikriteria, seperti dalam SPK penentuan kelayakan nasabah penerima KUR. Penelitian ini menggunakan metode AHP dalam menentukan kelayakan nasabah penerima KUR pada Bank Syariah Mandiri Cabang Medan. Dalam penentuan kelayakan nasabah penerima KUR, ada beberapa kriteria yang menjadi dasar pengambilan keputusan antara lain status kredit, produktivitas usaha, kondisi usaha, jaminan, dan kolektibilitas. Status kredit berarti calon penerima KUR tidak sedang menerima KUR di tempat lain. Produktivitas berarti apakah usaha yang dijalankan tersebut produktif atau tidak, dilihat dari lokasi usaha, jenis usaha, dan pendapatan perbulan. Kondisi usaha berarti apakah usaha yang dijalankan tersebut berjalan dalam kondisi yang baik atau tidak, dilihat dari manajemen usaha, peralatan usaha, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Jaminan berarti agunan dalam bentuk apa yang akan dijadikan agunan, seperti rumah/ruko, tanah, dan BPKB. Sedangkan kolektibilitas berarti kelancaran calon penerima KUR dalam membayar angsuran tiap bulannya. Adapun hasil akhir dalam penelitian ini adalah hasil prioritas global kriteria nasabah, yang diurutkan dari yang tertinggi hingga terendah, sehingga pihak bank dapat dengan mudah mengambil keputusan dengan melihat hasil tersebut.
Universitas Sumatera Utara
DECISION SUPPORT SYSTEM OF BANK SYARIAH MANDIRI MEDAN BRANCH IN CREDIT DELIVERING FOR PEOPLE BUSINESS
IS BASED ON THE METHOD OF ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
ABSTRACT Decision Support System (DSS) is a system which assists someone to make accurate and correct decisions. Many problems can be solved by using the DSS, one of which is to determine the feasibility of the customer prior to receiving business credit (KUR). There are several methods which can be used in building a DSS such as Analytical Hierarchy Process (AHP). AHP is the mostly used method as solution for multiple criteria problems, such as in SPK recipients KUR determining customer eligibility. This study uses the AHP method in determining customer eligibility KUR beneficiaries in Bank Syariah Mandiri, Medan Branch. In determining customer eligibility KUR beneficiaries, there are several criteria that form the basis of decision making, such as credit status, business productivity, business conditions, warranties, and collectibility. Credit status means that the prospective recipient is not receiving KUR elsewhere. Productivity means the business carried on whether productive or not, judging from the business location, business type, and monthly income. Business conditions means the business carried on is running in good condition, judged from business management, business equipment, and Human Resources (HR). Guarantee means the collateral, such as home/office, land, and BPKB. Meanwhile, the candidate receiving the collectibility means smooth KUR installment each month. The result of this research is the global priorities of customers criteria, sorted from highest to lowest, so the bank can easily make decisions by looking at these results.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan ii Pernyataan iii Penghargaan iv Abstrak v Abstract vi Daftar Isi vii Daftar Tabel x Daftar Gambar xii Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 3 1.3 Batasan Masalah 3 1.4 Tujuan Penelitian 3 1.5 Manfaat Penelitian 4 1.6 Metodologi Penelitian 4 1.7 Sistematika Penulisan 5
Bab 2 Tinjauan Teoretis 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 7 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan 7 2.1.2 Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan 8 2.1.3 Konsep Pengambilan Keputusan 8
2.1.3.1 Pengertian Keputusan 8 2.1.3.2 Pengertian Pengambilan Keputusan 9 2.1.4 Fase-fase Proses Pengambilan Keputusan 10
2.1.4.1 Fase Inteligensi 12 2.1.4.1.1 Identifikasi Masalah (Peluang) 12
2.1.4.1.2 Klasifikasi Masalah 13 2.1.4.1.3 Kepemilikan Masalah 13
2.1.4.2 Fase Desain 14 2.1.4.2.1 Memilih Sebuah Prinsip Pilihan 14
2.1.4.2.2 Mengembangkan (Menghasilkan) Alternatif-alternatif 14
2.1.4.2.3 Mengukur Hasil Akhir 14 2.1.4.3 Fase Pilihan 15 2.1.4.4 Fase Implementasi 16
2.1.5 Karakteristik dan Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan 16 2.1.6 Keuntungan Sistem Pendukung Keputusan 17 2.1.7 Komponen Sistem Pendukung Keputusan 18
Universitas Sumatera Utara
2.2 Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) 19 2.2.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode AHP 21 2.2.2 Prinsip Dasar AHP 23 2.3 Kredit Usaha Rakyat (KUR) 25 Bab 3 Analisis dan Perancangan Sistem 3.1 Analisis Sistem 28 3.1.1 Analisis Permasalahan 28 3.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem Pendukung Keputusan 29 3.1.3 Analisis Pemecahan Masalah dengan Metode AHP 30 3.1.4 Analisis Hasil dan Pembahasan 40 3.1.4.1 Nilai Matriks Kriteria 40 3.1.4.2 Nilai Matriks Nasabah per Kriteria 45 3.1.4.2.1 Status Kredit 45 3.1.4.2.2 Produktivitas Usaha 50 3.1.4.2.3 Kondisi Usaha 53 3.1.4.2.4 Jaminan 56 3.1.4.2.5 Kolektibilitas 59 3.2 Perancangan Flowchart Sistem 64 3.3 Perancangan Basis Data 67 3.3.1 Data Flow Diagram (DFD) 68
3.3.2 Perancangan Struktur Tabel 80 3.3.3 Kamus Data 84
3.4 Perancangan Antar Muka 89 3.4.1 Rancangan Halaman Utama 90 3.4.2 Rancangan Menu Sistem 90 3.4.3 Rancangan Menu Log in 91 3.4.4 Rancangan Menu Log out 92 3.4.5 Rancangan Menu Daftar Pengguna 92 3.4.6 Rancangan Menu Ganti Password 93 3.4.7 Rancangan Menu Register Data 94 3.4.8 Rancangan Menu Data Nasabah 94 3.4.9 Rancangan Menu Data Nasabah Terproses 95 3.4.10 Rancangan Menu Input Matriks 96 3.4.11 Rancangan Menu Matriks Kriteria 97 3.4.12 Rancangan Menu Tampil Prioritas Kriteria 98 3.4.13 Rancangan Menu Matriks Nasabah per Kriteria 98 3.4.14 Rancangan Menu Tampil Prioritas Nasabah per Kriteria 99 3.4.15 Rancangan Menu Penentuan Nilai Keputusan 100 3.4.16 Rancangan Menu Tentang Sistem 101 3.4.17 Rancangan Menu Versi Program 102 3.4.18 Rancangan Menu Profil Programmer 103 3.4.19 Rancangan Menu Keluar 103 Bab 4 Implementasi
4.1 Implementasi 104 4.1.1 Halaman Utama 104
4.1.1.1 Menu Log in ` 105
Universitas Sumatera Utara
4.1.1.2 Menu Daftar Pengguna 106 4.1.1.3 Menu Ganti Password 107 4.1.1.4 Menu Data Nasabah 107 4.1.1.5 Menu Matriks Kriteria 108 4.1.1.6 Menu Tampil Prioritas Kriteria 108 4.1.1.7 Menu Matriks Nasabah per Kriteria 109 4.1.1.8 Menu Tampil Prioritas Nasabah per Kriteria 109 4.1.1.9 Menu Penentuan Nilai Keputusan 110 4.1.1.10 Menu Nasabah Terproses 111 4.1.1.11 Menu Versi Sistem 112 4.1.1.12 Menu Profil Programmer 113 4.1.1.13 Menu Keluar 113
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan 114 5.2. Saran 115
Daftar Pustaka 116
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Indeks Random 22 Tabel 2.2 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan 24 Tabel 2.3 Contoh matriks perbandingan berpasangan 24 Tabel 3.1 Matriks Berpasangan untuk Kriteria Calon Penerima KUR 30 Tabel 3.2 Matriks berpasangan Calon Penerima KUR 33 Tabel 3.3 Masukan Nilai Perbandingan Kriteria Nasabah KUR 41 Tabel 3.4 Nilai Pembagian Jumlah Kolom Kriteria Nasabah KUR 41 Tabel 3.5 Nilai Prioritas Kriteria 42 Tabel 3.6 Nilai Masukan Matriks Kriteria Dikali Nilai Prioritas Kriteria 43 Tabel 3.7 Hasil Bagi Nilai Jumlah Baris Tabel 3.6 dengan Nilai Prioritas Kriteria 44 Tabel 3.8 Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria 46 Tabel 3.9 Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria 47 Tabel 3.10 Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria 47 Tabel 3.11 Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria 48 Tabel 3.12 Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.11 dengan Nilai Prioritas Nasabah 49 Tabel 3.13 Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria 50 Tabel 3.14 Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria 51 Tabel 3.15 Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria 51 Tabel 3.16 Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria 52 Tabel 3.17 Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.16 dengan Nilai Prioritas Nasabah 52 Tabel 3.18 Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria 53 Tabel 3.19 Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria 54 Tabel 3.20 Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria 54 Tabel 3.21 Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria 55 Tabel 3.22 Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.21 dengan Nilai Prioritas Nasabah 55 Tabel 3.23 Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria 56 Tabel 3.24 Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria 57 Tabel 3.25 Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria 57 Tabel 3.26 Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria 58 Tabel 3.27 Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.26 dengan Nilai Prioritas Nasabah 58 Tabel 3.28 Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria 59 Tabel 3.29 Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria 60 Tabel 3.30 Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria 60 Tabel 3.31 Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria 61 Tabel 3.32 Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.31 dengan Nilai Prioritas Nasabah 61 Tabel 3.33 Nilai Prioritas masing-masing nasabah tiap criteria 62 Tabel 3.34 Nilai Prioritas Tujuan masing-masing nasabah KUR 63
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.35 Prioritas Global Masing-masing Calon Nasabah KUR 64 Tabel 3.36 Struktur Tabel BPKB 81 Tabel 3.37 Struktur Tabel Kriteria 81 Tabel 3.38 Struktur Tabel Nasabah 82 Tabel 3.39 Struktur Tabel Pengguna 82 Tabel 3.40 Struktur Tabel Rumah 83 Tabel 3.41 Struktur Tabel Tanah 83 Tabel 3.42 Struktur Tabel Nasabah Terproses 84 Tabel 3.43 Kamus Data Log-in 84 Tabel 3.44 Kamus Data Ganti Password 85 Tabel 3.45 Kamus Data Daftar Pengguna 85 Tabel 3.46 Kamus Data Data Nasabah 86 Tabel 3.47 Kamus Data Cari Data Nasabah 87 Tabel 3.48 Kamus Data Prioritas Kriteria 87 Tabel 3.49 Kamus Data Prioritas Nasabah Tiap Kriteria 88 Tabel 3.50 Kamus Data Data Nasabah Terproses 89
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Pengambilan Keputusan / Proses Pemodelan SPK 11 Gambar 2.2 Model Konseptual SPK 19 Gambar 2.3 Struktur Hirarki AHP pada Sistem Pendukung Keputusan
Pemberian KUR 23 Gambar 3.1 Flowchart Penentuan Prioritas Kriteria 65 Gambar 3.2 Flowchart Penentuan Prioritas Nasabah 66 Gambar 3.3 Flowchart Penentuan Nilai Prioritas Global 67 Gambar 3.4 DFD Level 0 - Manajer 68 Gambar 3.5 DFD Level 1 - Manajer 70 Gambar 3.6 DFD Level 2 - Register Data oleh Manajer 72 Gambar 3.7 DFD Level 2 - Penentuan Prioritas Kriteria oleh Manajer 73 Gambar 3.8 DFD Level 2 - Penentuan Prioritas Nasabah Tiap Kriteria oleh Manajer 75 Gambar 3.9 DFD Level 2 - Penentuan Nilai Keputusan oleh Manajer 77 Gambar 3.10 DFD Level 0 - Operator 78 Gambar 3.11 DFD Level 1 – Operator 79 Gambar 3.12 Rancangan Halaman Utama 90 Gambar 3.13 Rancangan Menu Sistem 91 Gambar 3.14 Rancangan Menu Log-in 91 Gambar 3.15 Rancangan Menu Log-out 92 Gambar 3.16 Rancangan Menu Daftar Pengguna 93 Gambar 3.17 Rancangan Menu Ganti Password 93 Gambar 3.18 Rancangan Menu Register Data 94 Gambar 3.19 Rancangan Menu Data Nasabah 95 Gambar 3.20 Rancangan Menu Data Nasabah Terproses 96 Gambar 3.21 Rancangan Menu Input Matriks 97 Gambar 3.22 Rancangan Menu Matriks Kriteria 97 Gambar 3.23 Rancangan Menu Tampil Prioritas Kriteria 98 Gambar 3.24 Rancangan Menu Matriks Nasabah Per Kriteria 99 Gambar 3.25 Rancangan Menu Tampil Prioritas Nasabah Per Kriteria 100 Gambar 3.26 Rancangan Menu Hasil Akhir Nilai Keputusan 101 Gambar 3.27 Rancangan Menu Tentang Sistem 102 Gambar 3.28 Rancangan Menu Versi Program 102 Gambar 3.29 Rancangan Menu Tentang Programmer 103 Gambar 3.30 Rancangan Menu Keluar Sistem 103 Gambar 4.1 Form Halaman Utama 104 Gambar 4.2 Form Menu Log-in 105 Gambar 4.3 Form Halaman Utama Administrator 105 Gambar 4.4 Form Halaman Utama Operator 106 Gambar 4.5 Form Menu Daftar Pengguna 106 Gambar 4.6 Form Menu Ganti Password 107
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.7 Form Menu Data Nasabah 107 Gambar 4.8 Form Menu Matriks Kriteria 108 Gambar 4.9 Form Menu Tampil Prioritas Kriteria 108 Gambar 4.10 Form Menu Matriks Nasabah Per Kriteria 109 Gambar 4.11 Form Menu Tampil Prioritas Nasabah Per Kriteria 110 Gambar 4.12 Form Menu Hasil Akhir Nilai Keputusan 111 Gambar 4.13 Form Menu Nasabah Terproses 112 Gambar 4.14 Form Menu Versi Sistem 112 Gambar 4.15 Form Menu Tentang Programmer 113 Gambar 4.16 Form Menu Keluar Sistem 113
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sistem yang dapat membantu seseorang dalam mengambil keputusan yang akurat dan tepat sasaran. Banyak permasalahan yang dapat diselesaikan dengan menggunakan SPK, salah satunya adalah penentuan kelayakan nasabah penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR). Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam membangun suatu SPK diantaranya analytical hierarchy process (AHP). AHP merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam memecahkan permasalahan yang bersifat multikriteria, seperti dalam SPK penentuan kelayakan nasabah penerima KUR. Penelitian ini menggunakan metode AHP dalam menentukan kelayakan nasabah penerima KUR pada Bank Syariah Mandiri Cabang Medan. Dalam penentuan kelayakan nasabah penerima KUR, ada beberapa kriteria yang menjadi dasar pengambilan keputusan antara lain status kredit, produktivitas usaha, kondisi usaha, jaminan, dan kolektibilitas. Status kredit berarti calon penerima KUR tidak sedang menerima KUR di tempat lain. Produktivitas berarti apakah usaha yang dijalankan tersebut produktif atau tidak, dilihat dari lokasi usaha, jenis usaha, dan pendapatan perbulan. Kondisi usaha berarti apakah usaha yang dijalankan tersebut berjalan dalam kondisi yang baik atau tidak, dilihat dari manajemen usaha, peralatan usaha, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Jaminan berarti agunan dalam bentuk apa yang akan dijadikan agunan, seperti rumah/ruko, tanah, dan BPKB. Sedangkan kolektibilitas berarti kelancaran calon penerima KUR dalam membayar angsuran tiap bulannya. Adapun hasil akhir dalam penelitian ini adalah hasil prioritas global kriteria nasabah, yang diurutkan dari yang tertinggi hingga terendah, sehingga pihak bank dapat dengan mudah mengambil keputusan dengan melihat hasil tersebut.
Universitas Sumatera Utara
DECISION SUPPORT SYSTEM OF BANK SYARIAH MANDIRI MEDAN BRANCH IN CREDIT DELIVERING FOR PEOPLE BUSINESS
IS BASED ON THE METHOD OF ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
ABSTRACT Decision Support System (DSS) is a system which assists someone to make accurate and correct decisions. Many problems can be solved by using the DSS, one of which is to determine the feasibility of the customer prior to receiving business credit (KUR). There are several methods which can be used in building a DSS such as Analytical Hierarchy Process (AHP). AHP is the mostly used method as solution for multiple criteria problems, such as in SPK recipients KUR determining customer eligibility. This study uses the AHP method in determining customer eligibility KUR beneficiaries in Bank Syariah Mandiri, Medan Branch. In determining customer eligibility KUR beneficiaries, there are several criteria that form the basis of decision making, such as credit status, business productivity, business conditions, warranties, and collectibility. Credit status means that the prospective recipient is not receiving KUR elsewhere. Productivity means the business carried on whether productive or not, judging from the business location, business type, and monthly income. Business conditions means the business carried on is running in good condition, judged from business management, business equipment, and Human Resources (HR). Guarantee means the collateral, such as home/office, land, and BPKB. Meanwhile, the candidate receiving the collectibility means smooth KUR installment each month. The result of this research is the global priorities of customers criteria, sorted from highest to lowest, so the bank can easily make decisions by looking at these results.
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini permintaan kredit melalui Bank sudah berkembang dengan sangat pesat.
Kredit bukan hanya digunakan bagi masyarakat golongan menengah ke bawah saja
melainkan oleh semua lapisan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Salah satu jenis kredit yang cukup banyak peminatnya saat ini adalah Kredit
Usaha Rakyat (KUR). KUR adalah jenis kredit yang diberikan oleh pemerintah bagi
pelaku Usaha, Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKM-K).
Bank Syariah Mandiri (BSM) adalah salah satu Bank yang dipercaya oleh
pemerintah untuk memberikan fasilitas KUR kepada masyarakat. Semakin tingginya
minat masyarakat untuk mendapatkan KUR, membuat pihak Bank kesulitan dalam
menentukan siapa yang layak menerima KUR atau tidak. Selain itu, proses penentuan
siapa yang layak menerima KUR masih dilakukan secara manual, sehingga kurang
efisien dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, penulis berinisiatif untuk merancang
suatu sistem yang dapat membantu pihak Bank dalam menentukan siapa yang layak
menerima KUR, sehingga dapat lebih efisien dalam pelaksanaannya.
Ada beberapa model yang dapat digunakan untuk membangun sebuah SPK
salah satunya adalah Analytical Hierarchy Process (AHP). Dalam penelitian Dewi
(2009) disebutkan bahwa AHP dapat digunakan dalam pengambilan keputusan yang
multikriteria dan cukup baik dalam menyelesaikan permasalahan identifikasi customer
funding yang membutuhkan banyak kriteria. Amborowati (2008) juga melakukan
penelitian dengan metode AHP pada Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan
Universitas Sumatera Utara
Perumahan Menggunakan Expert Choice untuk memilih perumahan berdasarkan
kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Selain itu, di dalam metode AHP perbandingan
masing-masing kriteria dapat diperoleh dari perhitungan aktual maupun perhitungan
relatif dari derajat kesukaan, kepentingan maupun perasaan. Dengan demikian metode
AHP ini dapat diterapkan untuk mengukur hal-hal yang dianggap sulit dalam
penilaiannya seperti pendapat, perasaan, perilaku dan kepercayaan (Teknomo et al,
1999).
Di dalam penelitian Saaty (2008) disebutkan bahwa metode AHP telah banyak
diterapkan oleh banyak pihak seperti perusahaan-perusahaan besar dunia, pemerintah,
lembaga pendidikan, dan lainnya dalam mencari keputusan yang tepat dalam setiap
permasalahan. Sebagai contoh salah satu perusahaan komputer terbesar di dunia IBM
menggunakan AHP dalam merancang kesuksesan bisnis komputer kelas menengah
pada tahun 1991. British Airway:1998 juga menggunakan AHP untuk memilih
perusahaan sistem hiburan untuk seluruh pesawat miliknya. Bourgeois (2005) juga
menggunakan AHP untuk menyusun prioritas topik-topik penelitian yang akan
diusulkan oleh UNCAPSA, sebuah lembaga riset yang dikelola oleh UN-ESCAP.
Berdasarkan hal-hal ini, maka metode AHP digunakan dalam penelitian ini
yaitu untuk menentukan calon debitur mana yang layak menerima KUR dari BSM
dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh pihak Bank
tersebut. Adapun kriteria-kriteria yang menjadi dasar pengambilan keputusan oleh
pihak Bank dalam menentukan calon debiturnya adalah status kredit, produktivitas
usaha, kondisi usaha, jaminan, dan kolektibilitas. Walaupun pemilihan calon nasabah
yang akan menerima KUR tetap ditentukan sepenuhnya oleh pihak Bank, namun
Sistem Pendukung Keputusan ini akan menampilkan nilai prioritas global dari yang
tertinggi hingga terendah dari calon nasabah tersebut, sehingga akan memudahkan dan
membantu pihak Bank dalam mengambil keputusan.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
masalah yang akan diselesaikan dalam penelitian ini adalah merancang suatu sistem
yang dapat membantu pihak Bank dalam mengambil keputusan untuk menentukan
siapa yang layak menerima KUR berdasarkan urutan nilai prioritas global yang
tertinggi.
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan-batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Kriteria yang digunakan sebagai dasar penilaian diperoleh dari PT. Bank
Syariah Mandiri Cabang Medan.
2. Sistem Pendukung Keputusan ini hanya sebagai alat bantu bagi pihak Bank
dalam menentukan siapa yang layak menerima KUR atau tidak, berdasarkan
kriteria yang ditentukan oleh pihak Bank. Namun keputusan akhir tetap berada
di pihak Bank.
3. Metode yang digunakan dalam perancangan sistem ini adalah Analytical
Hierarchy Process (AHP).
4. Output dari SPK ini adalah urutan prioritas global calon nasabah yang layak
menerima KUR mulai dari yang tertinggi sampai terendah.
5. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Borland Delphi 7.0.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah merancang suatu perangkat lunak yang dapat
membantu pihak Bank dalam menentukan siapa calon nasabah yang layak menerima
KUR atau tidak dengan sistem yang terkomputerisasi sehingga proses pengambilan
keputusan ini dapat lebih efisien, hemat waktu dan Sumber Daya Manusia (SDM).
Universitas Sumatera Utara
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah untuk membantu pihak Bank dalam
mengambil keputusan untuk menentukan siapa yang layak menerima Kredit Usaha
Rakyat (KUR) dengan melihat nilai prioritas dari masing-masing calon nasabah yang
dibandingkan.
1.6 Metode Penelitian
Tahapan yang diambil dalam penelitian ini yaitu:
1. Studi Literatur
Penulisan ini dimulai dengan studi kepustakaan yaitu proses pengumpulan
bahan-bahan referensi baik dari buku, artikel, paper, jurnal, makalah, maupun
situs internet mengenai Sistem Pendukung Keputusan, metode Analytical
Hierarchy Process serta beberapa referensi lainnya untuk menunjang
pencapaian tujuan penelitian.
2. Analisis Data dengan Penelitian ke Lapangan (Field Research)
Pada tahap ini dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data
secara langsung dari perusahaan khususnya bank melalui riset lapangan
a. Pengumpulan sampel dokumentasi yang berhubungan dengan masalah
KUR pada Bank.
b. Mewawancara pihak yang berkompeten dalam masalah KUR pada Bank.
3. Merancang Desain Sistem
Desain yang dirancang adalah desain user interface dan struktur program
Sistem Pendukung Keputusan penentuan pemberian Kredit Usaha Rakyat.
4. Implementasi Sistem
Sistem diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak menggunakan bahasa
pemrograman Borland Delphi 7.0.
5. Pengujian dan Analisis Sistem
Pada tahap ini akan dilakukan pengujian sistem, untuk mencari kesalahan-
kesalahan sehingga dapat diperbaiki. Kemudian akan dilakukan analisis
Universitas Sumatera Utara
terhadap fokus permasalahan penelitian, apakah sudah sesuai seperti yang
diinginkan.
6. Dokumentasi Sistem
Pembuatan laporan Skripsi lengkap dengan analisis yang didapatkan.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari skripsi ini terdiri dari beberapa bagian utama sebagai
berikut:
BAB 1 : Pendahuluan
Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang pemilihan judul
penelitian “Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Usaha Rakyat
pada Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Menggunakan Metode
Analytical Hierarchy Process”, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB 2 : Tinjauan Teoretis
Bab ini akan membahas teori-teori yang berkaitan dengan sistem pendukung
keputusan, metode Analytical Hierarchy Process (AHP), Kredit Usaha
Rakyat (KUR)
BAB 3 : Analisis dan Perancangan Sistem
Bab ini akan menjelaskan tentang analisis data yang akan diolah dalam
sistem serta membuat perancangan sistem yang akan dibangun.
BAB 4 : Implementasi
Bab ini akan menjelaskan tentang bentuk antarmuka Sistem Pendukung
Keputusan Pemberian Kredit Usaha Rakyat pada Bank Syariah Mandiri
Cabang Medan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP).
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 : Kesimpulan dan Saran
Bab terakhir akan memuat kesimpulan isi dari keseluruhan uraian bab-bab
sebelumnya dan saran-saran dari hasil yang diperoleh yang diharapkan dapat
bermanfaat dalam pengembangan selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN TEORETIS
2.1 Sistem Pendukung Keputusan
2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Decision Support System atau Sistem Pendukung Keputusan yang selanjutnya kita
singkat dalam skripsi ini menjadi SPK, secara umum didefinisikan sebagai sebuah
sistem yang mampu memberikan kemampuan baik kemampuan pemecahan masalah
maupun kemampuan pemgkomunikasian untuk masalah semi-terstruktur. Secara
khusus, SPK didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mendukung kerja seorang
manajer maupun sekelompok manajer dalam memecahkan masalah semi-terstruktur
dengan cara memberikan informasi ataupun usulan menuju pada keputusan tertentu
(Hermawan, 2005).
Pembuatan keputusan merupakan fungsi utama seorang manajer atau
administrator. Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengidentifikasian masalah,
pencarian alternatif penyelesaian masalah, evaluasi dari alternatif-alternatif tersebut
dan pemilihan alternatif keputusan yang terbaik. Kemampuan seorang manajer dalam
membuat keputusan dapat ditingkatkan apabila ia mengetahui dan menguasai teori dan
teknik pembuatan keputusan. Dengan peningkatan kemampuan manajer dalam
pembuatan keputusan diharapkan dapat ditingkatkan kualitas keputusan yang
dibuatnya, dan hal ini tentu akan meningkatkan efisiensi kerja manajer yang
bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan
Pada awalnya Turban & Aronson (1998), mendefinisikan sistem penunjang keputusan
(Decision Suppo rt Systems – DSS) sebagai sistem yang digunakan untuk mendukung
dan membantu pihak manajemen melakukan pengambilan keputusan pada kondisi
semi terstruktur dan tidak terstruktur. Pada dasarnya konsep DSS hanyalah sebatas
pada kegiatan membantu para manajer melakukan penilaian serta menggantikan posisi
dan peran manajer.
Konsep DSS pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an oleh
Michael Scott Morton, yang selanjutnya dikenal dengan istilah “Management
Decision System”. Konsep DSS merupakan sebuah sistem interaktif berbasis
komputer yang membantu pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur.
DSS dirancang untuk menunjang seluruh tahapan pembuatan keputusan, yang dimulai
dari tahapan mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan
pendekatan yang digunakan dalam proses pembuatan keputusan sampai pada kegiatan
mengevaluasi pemilihan alternatif.
2.1.3 Konsep Pengambilan Keputusan
2.1.3.1 Pengertian Keputusan
Beberapa definisi keputusan yang dikemukakan para ahli dijelaskan sebagai berikut
(Hasan, 2004):
1. Menurut Ralph C. Davis
Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas.
Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan.
Keputusan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan
dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa
tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula.
Universitas Sumatera Utara
2. Menurut Mary Follet
Keputusan adalah suatu atau sebagai hukum situasi. Apabila semua fakta dari
situasi itu dapat diperolehnya dan semua yang terlibat, baik pengawas maupun
pelaksana mau mentaati hukumnya atau ketentuannya, maka tidak sama
dengan mentaati perintah. Wewenang tinggal dijalankan, tetapi itu merupakan
wewenang dari hukum situasi.
3. Menurut James A.F.Stoner
Keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif. Definisi ini
mengandung tiga pengertian, yaitu:
a. Ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan.
b. Ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih salah satu yang terbaik.
c. Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu makin mendekatkan
pada tujuan tertentu.
4. Menurut Prof. Dr. Prajudi Atmosudirjo, SH
Keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu
masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat
guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu
alternatif.
Dari pengertian-pengertian keputusan diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi
yag dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif.
2.1.3.2 Pengertian Pengambilan Keputusan
Beberapa definisi pengambilan keputusan yang dikemukakan para ahli dijelaskan
sebagai berikut (Hasan, 2004):
Universitas Sumatera Utara
1. Menurut George R. Terry
Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan)
tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
2. Menurut S.P. Siagian
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap
hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut
perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
3. Menurut James A.F. Stoner
Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu
tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Dari pengertian-pengertian pengambilan keputusan diatas, dapat disimpulkan
bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik
dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai
suatu cara pemecahan masalah
2.1.4 Fase-fase Proses Pengambilan Keputusan
Menurut Simon, proses pengambilan keputusan meliputi tiga fase utama yaitu
inteligensi, desain, dan kriteria. Ia Kemudian menambahkan fase keempat yakini
implementasi (Turban, 2005). Gambaran konseptual pengambilan keputusan menurut
Simon dapat dilihat pada gambar 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Pengambilan Keputusan / Proses Pemodelan SPK
Sumber: (Turban, 2005).
Proses pengambilan keputusan dimulai dari fase inteligensi. Realitas diuji, dan
masalah diidentifikasi dan ditentukan. Kepemilikan masalah juga ditetapkan.
Selanjutnya pada fase desain akan dikonstruksi sebuah model yang merepresentasikan
sistem. Hal ini dilakukan dengan membuat asumsi-asumsi yang menyederhanakan
realitas dan menuliskan hubungan di antara semua variabel. Model ini kemudian di
validasi dan ditentukanlah kriteria dengan menggunakan prinsip memilih untuk
Realisasi
Implementasi Solusi
Fase Inteligensi Sasaran Organisasional Prosedur Pemindaian dan Penelitian Pengumpulan Data Identifikasi Masalah Kepemilikan Masalah Klasifikasi Masalah Pernyataan Masalah
Fase Desain Formulasi Sebuah Model Menentukan Kriteria untuk Dipilih Mencari Alternatif Memprediksi dan Mengukur Hasil Akhir
Fase Pilihan Solusi untuk Model Analisis Sensitivitas Memilih Alternatif Terbaik Rencana Implementasi
Universitas Sumatera Utara
mengevaluasi alternatif tindakan yang telah diidentifikasi. Proses pengembangan
model sering mengidentifikasi solusi-solusi alternatif dan demikian sebaliknya.
Selanjutnya adalah fase pilihan yang meliputi pilihan terhadap solusi yang
diusulkan untuk model (tidak memerlukan masalah yang disajikan). Solusi ni diuji
untuk menentukan viabilitasnya. Begitu solusi yang diusulkan tampak masuk akal,
maka kita siap untuk masuk kepada fase terakhir yakni fase implementasi keputusan.
Hasil implementasi yang berhasil adalah dapat dipecahkannya masalah riil.
Sedangkan kegagalan implementasi mengharuskan kita kembali ke fase sabelumnya.
2.1.4.1 Fase Intelegensi
Inteligensi dalam pengambilan keputusan meliputi scanning (Pemindaian) lingkungan,
entah secara intermiten ataupun terus-menerus. Inteligensi mencakup berbagai
aktivitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang-peluang masalah.
2.1.4.1.1 Identifikasi Masalah (Peluang)
Fase inteligensi dimulai dengan identifikasi terhadap tujuan dan sasaran
organisasional yang berkaitan dengan isu yang diperhatikan (misal manajemen
inventori, seleksi kerja, kurangnya atau tidak tepatnya kehadiran Web), dan
determinasi apakah tujuan tersebut telah terpenuhi. Masalah terjadi karena
ketidakpuasan terhadap status quo. Ketidakpuasan merupakan hasil dari perbedaaan
antara apa yang kita inginkan (harapkan) dan apa yang terjadi. Pada fase pertama ini,
seseorang berusaha menentukan apakah ada suatu masalah, mengidentifikasi gejala-
gejalanya, menentukan keluasannya, dan mendefinisikannya secara eksplisit.
Eksistensi masalah dapat ditentukan dengan memonitor dan menganalisis
tingkat produktivitas organisasi. Ukuran produktivitas dan konstruksi sebuah model
didasarkan pada data riil.
Universitas Sumatera Utara
Menentukan apakah masalah benar-benar ada, dimana masalah tersebut, dan
seberapa signifikan, dapat dilakukan setelah investigasi awal selesai dilakukan. Poin
kunci adalah apakah sistem informasi melaporkan masalah atau hanya melaporkan
gejala-gejala dari sebuah masalah.
2.1.4.1.2 Klasifikasi Masalah
Klasifikasi masalah adalah konseptualisasi terhadap suatu masalah dalam rangka
menempatkannya dalam suatu kategori yang dapat didefinisikan, barangkali mengarah
kepada suatu pendekatan solusi standar. Pendekatan yang penting mengklasifikasikan
masalah-masalah sesuai tingkat strukturisasi pada masalah tersebut.
2.1.4.1.3 Kepemilikan Masalah
Menentukan kepemilikan masalah merupakan hal penting pada fase inteligensi.
Sebuah masalah ada di dalam sebuah organisasi hanya jika seseorang atau beberapa
kelompok mengambil tanggung jawab untuk mengatasinya dan jika organisasi punya
kemampuan untuk memecahkannya.
Ketika kepemilikan masalah tidak ditentukan, maka seseorang tidak
melakukan tugasnya atau masalah akan diidentifikasi sebagai masalah orang lain.
Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk secara sukarela “memilikinya” atau
menugaskannya kepada orang lain. Fase inteligensi berakir dengan pernyataan
masalah secara formal.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4.2 Fase Desain
Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan yang
mungkin untuk dilakukan. Hal ini meliputi pemahaman terhadap masalah dan menguji
solusi yang layak.
2.1.4.2.1 Memilih Sebuah Prinsip Pilihan
Prinsip pilihan adalah sebuah kriteria yang menggambarkan akseptabilitas dari sebuah
solusi (kemampuan untuk data diterima). Pada sebuah model, prinsip tersebut adalah
sebuah variabel hasil. Memilih sebuah prinsip pilihan bukanlah bagian dari fase
pilihan, namun melibatkan bagaimana kita membangun sasaran pengambilan
keputusan kita dan bagaimana sasaran tersebut disatukan ke dalam suatu model.
2.1.4.2.2 Mengembangkan (Menghasilkan) Alternatif-alternatif
Bagan signifikan dari proses pembangunan model adalah menghasilkan berbagai
alternatif. Pencarian terhadap berbagai alternative biasanya terjadi setelah kriteria
untuk mengevaluasi alternatif dilakukan. Sekuensi ini dapat mengurangi pencarian
alternative dan usaha yang dikeluarkan untuk mengevaluasinya, namun
mengidentifikasi alternatif-alternatif potensial kadang-kadang dapat membantu
mengidentifikasi kriteria.
2.1.4.2.3 Mengukur Hasil Akhir
Nilai dari sebuah alternatif dievaluasi dalam hal pencapaian tujuan. Kadang-kadang
suatu hasil dinyatakan secara langsung dalam istilah tujuan. Sebagai contoh, laba
adalah hasil akhir, maksimalisasi laba adalah suatu tujuan, dan keduanya dinyatakan
dalam terminologi dollar. Hasil akhir seperti keputusan pelanggan dapat diukur
Universitas Sumatera Utara
dengan jumlah keluhan, dengan tingkat loyalitas terhadap sebuah produk, atau dengan
rating hasil survei.
2.1.4.3 Fase Pilihan
Pilihan merupakan tindakan pengambilan keputusan yang kritis. Fase pilihan adalah
fase di mana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen untuk
mengikuti suatu tindakan tertentu. Batas antara fase pilihan dan desain sering tidak
jelas karena aktivitas tertentu dapat dilakukan selama kedua fase tersebut dank arena
orang dapat sering kembali dari aktivitas pilihan ke aktivitas desain. Sebagai contoh,
seseorang dapat menghasilkan alternatif baru selagi mengevaluasi alternatif yang ada.
Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang
tepat untuk model. Sebuha solusi untuk sebuah model adalah sekumpulan nilai
spesifik untuk variabel-variabel keputusan dalam suatu alternatif yang telah dipilih.
Memecahkan sebuah model tidak sama halnya dengan memecahkan masalah
yang direpresentasikan oleh model. Solusi untuk model menghasilkan sebuah solusi
yang direkomendasikan untuk masalah. Masalah dianggap dipecahkan hanya jika
solusi yang direkomendasikan sukses diterapkan.
Pemecahan sebuah model pengambilan keputusan melibatkan pencarian
terhadap suatu tindakan yang tepat. Pendekatan pencarian melibatkan teknik analitik
(memecahkan suatu formula), algoritma (prosedur langkah-demi-langkah), heuristik
(aturan utama), dan blind search (menembak didalam gelap, idealnya dalam suatu
cara yang logis).
Masing-masing alternatif harus dievaluasi. Jika suatu alternatif mempunyai
berbagai tujuan, maka semua tujuan harus diuji dan seimbang jika dihadapkan dengan
yang lainnya. Analisis sensitivitas digunakan untuk menentukan ketangguhan
sembarang alternatif yang diberikan (sedikit perubahan dalam perameter idelanya
mendorong ke sedikit atau tidak ada perubahan dalam alternatif yang dipilih).
Universitas Sumatera Utara
2.1.4.4 Fase Implementasi
Pada hakikatnya implementasi suatu solusi yang diusulkan untuk suatu masalah
adalah inisiasi terhadap hal baru, atau pengenalan terhadap perubahan.
Definisi implementasi sedikit rumit karena implementasi merupakan sebuah
proses yang panjang dan melibatkan batasa-batasan yang tidak jelas. Pendek kata,
implementasi berarti membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa bekerja, tidak
memerlukan implementasi suatu sistem komputer.
2.1.5 Karakteristik dan Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Turban (1996), ada beberapa karakteristik dari SPK, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Mendukung seluruh kegiatan organisasi
2. Mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi
3. Dapat digunakan berulang kali dan bersifat konstan
4. Terdapat dua komponen utama, yaitu data dan model
5. Menggunakan baik data ekternal maupun internal
6. Memiliki kemampuan what-if analysis dan goal seeking analysis
7. Menggunakan beberapa model kuantitatif
Selain itu, Turban juga memiliki kemampuan yang harus dimiliki oleh sebuah
sistem pendukung keputusan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Menunjang pembuatan keputusan manajemen dalam menangani masalah semi
terstruktur dan tidak terstruktur.
2. Membantu manajer pada berbagai tingkatan manajemen, mulai dari
manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah.
3. Menunjang pembuatan keputusan secara kelompok dan perorangan.
4. Menunjang pembuatan keputusan yang saling bergantungan dan berurutan.
5. Menunjang tahap-tahap pembuatan keputusan antara lain intelligence, design,
choice dan implementation.
Universitas Sumatera Utara
6. Menunjang berbagai bentuk proses pembuatan keputusan dan jenis keputusan.
7. Kemampuan untuk melakukan adaptasi setiap saat dan bersifat fleksibel.
8. Kemudahan melakukan interaksi sistem.
9. Meningkatkan efektivitas dalam pembuatan keputusan daripada efisiensi.
10. Mudah dikembangkan oleh pemakai akhir.
11. Kemampuan pemodelan dan analisis dalam pembuatan keputusan.
12. Kemudahan melakukan pengaksesan berbagai sumber dan format data.
Disamping berbagai kemampuan dan karakteristik seperti dikemukakan di
atas, sistem pendukung keputusan memiliki juga keterbatasan, antara lain:
1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat
dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya
mencerminkan persoalan yang sebenarnya.
2. Kemampuan suatu sistem pendukung keputusan terbatas pada pengetahuan
dasar serta model dasar yang dimilikinya.
3. Proses-proses yang dapat dilakukan oleh sistem pendukung keputusan
biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat lunak yang
digunakannya.
4. Sistem pendukung keputusan tidak memiliki intuisi seperti yang dimiliki oleh
manusia. Karena sistem pendukung keputusan hanya suatu kumpulan
perangkat keras, perangkat lunak dan sistem operasi yang tidak dilengkapi
oleh kemampuan berpikir.
Secara implisit, sistem pendukung keputusan berlandaskan pada kemampuan
dari sebuah sistem berbasis komputer dan dapat melayani penyelesaian masalah.
2.1.6 Keuntungan Sistem Pendukung Keputusan
Beberapa keuntungan penggunaan SPK antara lain adalah sebagai berikut (Surbakti,
2002):
Universitas Sumatera Utara
1. Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang
kompleks
2. Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam
konsisi yang berubah-ubah
3. Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi
berbeda secara cepat dan tepat
4. Pandangan dan pembelajaran baru
5. Sebagai fasilitator dalam komunikasi
6. Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja
7. Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM)
8. Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat
9. Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih
singkat dan dengan sedikit usaha
10. Meningkatkan produktivitas analisis
2.1.7 Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Adapun komponen-komponen dari SPK adalah sebagai berikut.:
1. Data Management
Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai
situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management System
(DBMS).
2. Model Management
Melibatkan model finansial, statistikal, management science, atau berbagai
model kualitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu
kemampuan analitis, dan manajemen software yang dibutuhkan.
3. Communication
User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui
subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.
Universitas Sumatera Utara
4. Knowledge Management
Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak atau
bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.
Untuk dapat lebih jelas memahami model konseptual SPK, perhatikan gambar 2.2.
Gambar 2.2. Model Konseptual SPK
Sumber: (Irfan Surbakti, 2002).
2.2 Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
Pada dasarnya, proses pengambilan keputusan adalah memilih suatu alternatif. AHP
umumnya digunakan dengan tujuan untuk menyusun prioritas dari berbagai alternatif
pilihan yang ada dan pilihan-pilihan tersebut bersifat kompleks atau multikriteria
(Bourgeois, 2005).
Penentuan prioritas inilah yang merupakan bagian penting dari penggunaan
metode AHP (Mulyono, 1996). Selanjutnya Mulyono (1996), menjelaskan bahwa
pada dasarnya metode AHP merupakan suatu teori umum tentang suatu konsep
pengukuran. Metode ini digunakan untuk menemukan suatu skala rasio baik dari
Universitas Sumatera Utara
perbandingan pasangan yang bersifat diskrit maupun kontinu. Perbandingan-
perbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau dari suatu skala dasar yang
mencerminkan kekuatan perasaan dan prefensi relatif.
Peralatan utama AHP adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya
persepsi manusia akan prioritas antara satu elemen dengan elemen yang lainnya.
Keberadaan hirarki memungkinkan dipecahnya masalah kompleks atau tidak
terstruktur dalam sub-sub masalah, lalu menyusunnya menjadi suatu bentuk hirarki.
Metode AHP yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty dapat memecahkan
masalah kompleks, dimana kriteria yang diambil cukup banyak, struktur masalah yang
belum jelas, ketidakpastian persepsi pembuat keputusan serta ketidakpastian
tersedianya data statistik yang akurat. Adakalanya timbul masalah keputusan yang
sulit untuk diukur secara kuantitatif dan perlu diputuskan secepatnya dan sering
disertai dengan variasi yang beragam dan rumit sehingga data tersebut tidak mungkin
dapat dicatat secara numerik karena data kualitatif saja yang dapat diukur yaitu
berdasarkan pada persepsi, preferensi, pengalaman, dan intuisi.
Beberapa kelebihan penggunaan metode AHP adalah sebagai berikut: (Suryadi
dan Ramdhani, 1998).
1. Struktur yang berbentuk hirarki sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipillih
sampai pada subkriteria yang paling dalam.
2. Memperhatikan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai
kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan keluaran analisis sensitivitas
pembuat keputusan.
Selain itu metode AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah
yang multi-objektif dan multikriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi dari
setiap elemen dalam hirarki. Jadi metode AHP merupakan suatu bentuk pemodelan
pembuatan keputusan yang sangat komprehensif.
Universitas Sumatera Utara
2.2.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode AHP
Pada dasarnya terdapat beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan metode AHP, antara lain (Suryadi & Ramdhani 1998):
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan
2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum dilanjutkan
dengan subtujuan-subtujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif
pada tingkatan kriteria yang paling bawah
3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi
relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau
kriteria yang setingkat diatasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan
judgment dari pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu
elemen dibandingkan elemen lainnya
4. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh nilai judgment
seluruhnya yaitu sebanyak n x [ (n-1)/2 ] buah dengan n adalah banyaknya
elemen yang dibandingkan
5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya jika tidak konsisten maka
pengambilan data diulangi
6. Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki
7. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai
vektor eigen merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis
judgment dalam penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki
terendah sampai pencapaian tujuan.
8. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilai lebih dari 10% (persen) atau 0,1
maka penilaian data harus diperbaiki.
Langkah-langkah dalam menggunakan metode AHP yang saya lakukan dalam
skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan jenis-jenis kriteria calon penerima KUR .
2. Menyusun kriteria-kriteria tersebut dalam bentuk matriks berpasangan.
3. Menjumlah matriks kolom.
4. Menghitung nilai elemen kolom kriteria dengan rumus masing-masing elemen
kolom dibagi dengan jumlah matriks kolom.
Universitas Sumatera Utara
5. Menghitung nilai prioritas kriteria dengan rumus menjumlah matriks baris
hasil langkah 4 dan hasilnya langkah 5 dibagi dengan jumlah kriteria.
6. Menentukan alternatif-alternatif yang akan menjadi pilihan.
7. Menyusun alternatif-alternatif yang telah ditentukan dalam bentuk matriks
berpasangan untuk masing-masing kriteria. Sehingga akan ada sebanyak n
buah matriks berpasangan antar alternatif.
8. Masing-masing matriks berpasangan antar alternatif sebanyak n buah matriks,
masing-masing matriksnya dijumlah perkolomnya.
9. Menghitung nilai prioritas alternatif masing-masing matriks berpasangan antar
alternatif dengan rumus seperti langkah 4 dan langkah 5.
10. Menguji konsistensi setiap matriks berpasangan antar alternatif dengan rumus
masing-masing elemen matriks berpasangan pada langkah 2 dikalikan dengan
nilai prioritas kriteria. Hasilnya masing-masing baris dijumlah, kemudian
hasilnya dibagi dengan masing-masing nilai prioritas kriteria sebanyak λ1, λ2,
λ3, ......, λn.
11. Menghitung nilai lamda maksimum dengan rumus: n∑= λ
λmax
12. Menghitung nilai Indeks Konsisten, dengan rumus 1
max
−−
=n
nCI
λ
13. Menghitung Rasio Konsistensi, dengan rumus RICICR =
Dimana: RI adalah nilai indek s random yang berasal dari tabel random seperti
Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Indeks Random
N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51
Jika CR<0,1, maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang
diberikan konsisten. Jika CR≥ 0,1, maka nilai perbandingan berpasangan pada
matriks kriteria yang diberikan tidak konsisten. Sehingga jika tidak konsisten,
maka pengisian nilai-nilai pada matriks berpasangan pada unsur kriteria
maupun alternatif harus diulang.
Universitas Sumatera Utara
14. Menyusun matriks baris antar alternatif versus kriteria yang isinya hasil
perhitungan proses langkah 7 , langkah 8, dan langkah 9.
15. Hasil akhir berupa prioritas global sebagai nilai yang digunakan oleh
pengambil keputusan berdasarkan nilai yang tertinggi.
2.2.2. Prinsip Dasar AHP
Dalam menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus
dipahami, diantaranya adalah:
1. Membuat Hirarki
Sistem yang kompleks bisa dipahami dengan memecahnya menjadi elemen-
elemen pendukung, menyusun elemen secara hirarki, dan menggabungkannya
atau mensistesisnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.3. Struktur Hirarki AHP pada Sistem Pendukung Keputusan
Pemberian KUR
2. Penilaian kriteria dan alternatif
Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan. Menurut
Saaty (1988), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik
untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari
skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Kriteria ke-1
Debitur ke-1
Pemberian Kredit Usaha Rakyat
Kriteria ke-2 Kriteria ke-n .....
Debitur ke-2
Debitur ke-3
Tidak Ya
Apakah anda
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan
Intensitas
Kepentingan
Keterangan
1 Kedua elemen sama pentingnya
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada
elemen yang lainnya
5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang
lainnya
7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada
elemen lainnya
9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen
lainnya
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-
pertimbangan yang berdekatan
Pengisian nilai tabel perbandingan berpasangan dilakukan berdasarkan
kebijakan pembuat keputusan dengan melihat tingkat kepentingan antar satu
elemen dengan elemen yang lainnya. Proses perbandingan berpasangan,
dimulai dari perbandingan kriteria misalnya A1, A2 dan A3. Maka susunan
elemen-elemen yang dibandingkan tersebut akan tampak seperti pada tabel
2.3.
Tabel 2.3. Contoh matriks perbandingan berpasangan
A1 A2 A3
A1 1
A2 1
A3 1
Untuk menentukan nilai kepentingan relatif antar elemen digunakan
skala bilangan dari 1 sampai 9 yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Apabila suatu elemen dibandingkan dengan dirinya sendiri maka diberi
nilai 1. Jika elemen i dibandingkan dengan elemen j mendapatkan nilai
Universitas Sumatera Utara
tertentu, maka elemen j dibandingkan dengan elemen i merupakan
kebalikannya.
3. Synthesis of Priority (Penentuan Prioritas)
Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan
(Pairwise Comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif dari seluruh alternatif
kriteria bisa disesuaikan dengan judgement yang telah ditentukan untuk
menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot atau prioritas dihitung dengan
manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematika.
4. Logical Consistency (Konsistensi Logis)
Konsistensi memiliki dua makna, pertama, objek-objek yang serupa bisa
dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut
tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.
2.3 Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Sejak diluncurkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 5
November 2007, jumlah KUR (Kredit Usaha Rakyat) telah mencapai Rp6,8 triliun
dengan 672 ribu debitor. Jika dibandingkan dengan jenis kredit lain, maka
pertumbuhan KUR yang hampir Rp.1 triliun per bulan merupakan prestasi yang luar
biasa. (Retnadi, 2008).
KUR adalah Kredit Modal Kerja (KMK) dan atau Kredit Investasi (KI) dengan
plafon kredit sampai dengan Rp500 juta yang diberikan kepada usaha mikro, kecil,
menengah dan koperasi (UMKM-K) yang memiliki usaha produktif yang akan
mendapat penjaminan dari Perusahaan Penjamin. UMK & K harus merupakan usaha
produktif yang layak (feasible), namun belum bankable. KUR mensyaratkan bahwa
agunan pokok kredit adalah proyek yang dibiayai. Namun karena agunan tambahan
yang dimiliki oleh UMKM-K pada umumnya kurang, maka sebagian di tanggulangi
dengan program penjaminan. Besarnya cakupan penjaminan maksimal 70 % dari
plafond kredit. Sumber dana KUR sepenuhnya berasal dari dana komersial Bank.
Universitas Sumatera Utara
Pada saat awal diluncurkan pada tanggal 5 November 2007, skim KUR hanya
satu jenis yaitu kredit untuk UMKM dengan plafon kredit sampai dengan Rp.500 juta.
Namun setelah berjalan beberapa waktu, Presiden R.I mengarahkan agar penyaluran
KUR lebih banyak untuk nasabah mikro dengan plafon kredit maksimal Rp. 5 juta.
Akhirnya pada tanggal 7 Mei 2008, dalam acara Rapat Koordinasi Terbatas yang
dipimpin oleh Menko Perekonomian berhasil dikeluarkan Addendum I Nota
Kesepahaman Bersama tentang pelaksanaan KUR Mikro dan KUR Linkage Program.
Dalam penelitian ini, kriteria-kriteria yang menjadi dasar pihak BSM dalam
mengambil keputusan penerima KUR ada 5 macam, yakni sebagai berikut:
1. Status Kredit
Maksud dari kriteria tersebut adalah calon penerima KUR tidak sedang
menerima kredit dalam bentuk apapun baik pada Bank BSM maupun Bank
lainnya. Hal ini sangat penting untuk melihat beban atau tanggungan yang
harus dibayar oleh calon penerima KUR. Semakin banyak ia menerima kredit
dari bank semakin banyak tanggungannya. Dan bila hal ini tidak sejalan
dengan kemampuan nasabah dalam membayar, maka kemungkinan nasabah
tersebut menerima KUR sangat kecil, karena bagaimanapun pihak bank tidak
mau menanggung resiko.
2. Produktivitas usaha
Produktivitas suatu usaha dilihat dari beberapa faktor diantara lokasi usaha,
jenis usaha dan pendapatan calon penerima KUR per bulan. Semakin baik nilai
faktor-faktor ini, maka semakin produktif pula usaha calon penerima KUR
tersebut.
Universitas Sumatera Utara
3. Kondisi usaha
Baik atau tidaknya kondisi usaha calon penerima KUR dapat dilihat pula dari
beberapa faktor seperti sumber daya manusia (SDM) baik dari sisi kuantitas
maupun kualitas, peralatan dan perlengkapan usaha maupun dari faktor
manajemen usaha.
4. Jaminan
Jaminan merupakan salah satu faktor penting dalam mempertimbangkan
seseorang layak atau tidak menerima KUR di BSM. Beberapa hal yang dapat
dijadikan jaminan adalah rumah/ruko, tanah maupun bpkb kendaraan.
5. Kolektibilitas
Kolektibilitas merupakan kelancaran nasabah dalam membayar cicilan kredit
tiap bulannya. Bank BSM mengklasifikasikan kolektibilitas ini ke dalam 5
kategori, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Lancar
2. Dalam Perhatian Khusus
3. Kurang Lancar
4. Diragukan
5. Macet
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis Sistem
Analisis sistem dalam penelitian ini akan dilakukan dalam beberapa tahap yakni
analisis sistem manual, analisis permasalahan dan analisis kebutuhan sistem
pendukung keputusan. Berikut akan dijelaskan masing-masing analisis tersebut.
3.1.1 Analisis Permasalahan
KUR adalah Kredit Modal Kerja (KMK) dan atau Kredit Investasi (KI) dengan plafon
kredit sampai dengan Rp500 juta yang diberikan kepada usaha mikro,
kecil,menengahdan koperasi (UMKM-K) yang memiliki usaha produktif yang akan
mendapat penjaminan dari Perusahaan Penjamin. UMK & K harus merupakan usaha
produktif yang layak (feasible), namun belum bankable.
KUR mensyaratkan bahwa agunan pokok kredit adalah proyek yang dibiayai.
Namun karena agunan tambahan yang dimiliki oleh UMKM-K pada umumnya
kurang, maka sebagian di-cover dengan program penjaminan. Sumber dana KUR
sepenuhnya berasal dari dana komersial Bank.
Banyak kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan pada
permasalahan KUR tersebut. Salah satunya adalah model penilaian yang bersifat
kuantitatif. Salah satu metode perhitungan kuantitatif tersebut adalah metode
Analytical Hierarchy Process (AHP).
Universitas Sumatera Utara
Metode AHP merupakan metode yang tepat digunakan untuk permasalah KUR
tersebut karena bersifat kompleks dan multikriteria. AHP umumnya digunakan dengan
tujuan untuk menyusun prioritas dari berbagai alternatif pilihan yang ada dan pilihan-
pilihan tersebut bersifat kompleks atau multikriteria (Bourgeois, 2005).
Dalam menentukan seseorang layak atau tidak menerima KUR semata mata
tidak hanya terletak pada dasar-dasar yang objektif, manun subjektifitas pada tiap
nasabah juga diperlukan. Hal-hal yang menyangkut sosial masyarakat, sikap dan
tingkah laku yang baik juga turut menjadi andil dalam mengambil keputusan siapa
yang layak atau tidak menerima KUR tersebut. Untuk itulah digunakan metode AHP
yang dapat merepresentasikan persepsi masusia sebagai masukan dalam pengambilan
keputusan.
Dari berbagai analisis tersebut, maka penulis akan merancang sebuah sistem
yang dapat memberikan suatu urutan prioritas nasabah yang layak menerima KUR
berdasarkan masukan dari manajer dengan menggunakan metode AHP. Diharapkan,
dengan adanya urutan prioritas nasabah tersebut, seorang manajer dapat lebih mudah
dalam mengambil keputusan siapa yang dapat menerima KUR dan siapa yang tidak.
3.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem Pendukung Keputusan
Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan
dalam sebuah sistem pendukung keputusan. Kebutuhan- kebutuhan yang dimaksud
antara lain:
1. Kebutuhan Data Masukan
Yaitu data-data yang dimasukkan ke dalam sistem untuk diolah/diproses. Data-
data tersebut antara lain berupa nilai matriks perbandingan baik antar kriteria
maupun antar nasabah untuk tiap kriteria.
2. Kebutuhan Data Keluaran
Yaitu data-data yang dikeluarkan sistem setelah diolah/diproses untuk
kemudian ditampilkan kepada pengguna sistem. Data keluaran dari sistem ini
Universitas Sumatera Utara
adalah urutan prioritas nasabah yang layak menerima KUR dari yang tertinggi
hingga terendah beserta tingkat persentasinya.
3.1.3 Analisis Pemecahan Masalah dengan Metode AHP
Urutan langkah-langkah pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan jenis-jenis kriteria calon penerima KUR. Kriteria-kriteria yang
dibutuhkan calon penerima KUR adalah status kredit, produktivitas usaha,
kondisi usaha, jaminan dan kolektibilitas.
2. Menyusun kriteria-kriteria calon penerima KUR dalam matriks berpasangan
seperti tabel 3.1.
Tabel 3.1 Matriks Berpasangan untuk Kriteria calon penerima KUR
Cara pengisian elemen-elemen matriks pada Tabel 3.2, adalah sebagai berikut:
a. Elemen a[i,j] = 1, dimana i = 1,2,3,.....n. Untuk penelitian ini, n = 5.
b. Elemen matriks segitiga atas sebagai input.
c. Elemen matriks segitiga bawah mempunyai rumus
Kriteria Status kredit
Produktivitas Usaha
Kondisi Usaha Jaminan Kolektibilitas
Status kredit Produktivitas
Usaha Kondisi
Usaha
Jaminan
Kolektibilitas
Jumlah
Universitas Sumatera Utara
[ ] [ ]jiaija
,[1, =
Untuk i ≠ j.
3. Menjumlah setiap kolom pada Tabel 3.1.
Ks = ∑=
n
iia
1]1,[
Kp =∑=
n
iia
1]2,[
Kk =∑=
n
iia
1]3,[
Kj =∑=
n
iia
1]4,[
Kko = ∑=
n
iia
1]5,[
Keterangan:
i = Baris
j = Kolom
n = banyak kriteria (5)
Ks = Jumlah kolom status kredit
Kp = Jumlah kolom produktivitas usaha Kk = Jumlah kolom kondisi usaha
Kj = Jumlah kolom jaminan
Kko = Jumlah kolom kolektibilitas
4. Menentukan nilai elemen kolom kriteria dengan rumus tiap-tiap sel pada Tabel
3.1 dibagi dengan masing-masing jumlah kolom pada langkah 3.
Hks = (Xs1…Xs5) / Ks
Hkp = (Xp1…Xp5) / Kp
Hkk = (Xk1…Xk5) / Kk
Hkj = (Xj1…Xj5) / Kj
Hkko = (Xko1…Xko5) / Kko
Universitas Sumatera Utara
Keterangan :
n = banyak kriteria (5)
Xsn = Setiap sel kolom status kredit
Xpn = Setiap Sel kolom produktivitas usaha
Xkn = Setiap Sel kolom kondisi usaha
Xjn = Setiap Sel kolom jaminan
Xkon = Setiap Sel kolom kolektibilitas
Hks = Hasil bagi setiap sel kolom status kredit dengan jumlah kolom status
kredit
Hkp = Hasil bagi setiap sel kolom produktivitas usaha dengan jumlah
kolom produktivitas usaha
Hkk = Hasil bagi setiap sel kolom kondisi usaha dengan jumlah kolom
kondisi usaha Hkj = Hasil bagi setiap sel kolom jaminan dengan jumlah kolom jaminan
Hkko = Hasil bagi setiap sel kolom kolektibilitas dengan jumlah kolom
kolektibilitas
5. Menentukan prioritas kriteria pada masing-masing baris pada Tabel 3.1 dengan
rumus jumlah baris dibagi dengan banyak kriteria.
Bs =∑
=
n
jja
1],1[
Bp =∑
=
n
jja
1],2[
Bk =∑
=
n
jja
1],3[
Bj =∑
=
n
jja
1],4[
Bko =∑
=
n
jja
1],5[
Ps = 5
sB
Universitas Sumatera Utara
Pp = 5
pB
Pk = 5
kB
Pj = 5
jB
Pko = 5koB
Keterangan :
n = banyak kriteria (5)
Bs = Jumlah baris status kredit Bp = Jumlah baris Produktivitas Usaha
Bk = Jumlah baris Kondisi Usaha
Bj = Jumlah baris Jaminan Bko = Jumlah baris Kolektibilitas Ps = Prioritas Status Kredit
Pp = Prioritas Produktivitas Usaha
Pk = Prioritas Kondisi Usaha
Pj = Prioritas jaminan
Pko = Prioritas Kolektibilitas
6. Memasukkan data-data nama calon penerima KUR dalam bentuk matriks
berpasangan seperti tabel 3.2.
Tabel 3.2 Matriks berpasangan calon penerima KUR
Status kredit Marina Gilang Ari Hendra Andi Marina Gilang
Ari Hendra Andi
Jumlah
Catatan: nama disamarkan
Universitas Sumatera Utara
7. Menjumlah setiap kolom pada Tabel 3.3.
Kds = ∑=
n
iia
1]1,[
Kdp =∑=
n
iia
1]2,[
Kdk =∑=
n
iia
1]3,[
Kdj =∑=
n
iia
1]4,[
Kdko = ∑=
n
iia
1]5,[
Keterangan:
i = Baris
j = Kolom
Kds = Jumlah kolom nasabah per status kredit
Kdp = Jumlah kolom nasabah per produktivitas usaha
Kdk = Jumlah kolom nasabah kondisi usaha
Kdj = Jumlah kolom nasabah per jaminan
Kdko = Jumlah kolom nasabah per kolektibilitas
8. Menentukan nilai elemen kolom nasabah dengan rumus tiap-tiap sel pada
Tabel 3.3 dibagi dengan jumlah kolom pada langkah 7.
Hdks = (Xds1…Xnsn) / Kds
Hdkp = (Xdp1…Xnpn) / Kdp
Hdkk = (Xdk1…Xdkn) / Kdk
Hdkj = (Xdj1…Xdjn) / Kdj
Hdkko = (Xdko1…Xdkon) / Kdko
Universitas Sumatera Utara
Keterangan :
n = banyak nasabah
Xdsn = Setiap sel kolom nasabah per status kredit
Xdpn = Setiap Sel kolom nasabah per produktivitas usaha
Xdkn = Setiap Sel kolom nasabah per kondisi usaha
Xdjn = Setiap Sel kolom nasabah per jaminan
Xdkon = Setiap Sel kolom nasabah per kolektibilitas
Hdks = Hasil bagi setiap sel kolom nasabah per status kredit dengan jumlah
kolom status kredit
Hdkp = Hasil bagi setiap sel kolom nasabah per produktivitas usaha dengan
jumlah kolom produktivitas usaha
Hdkk = Hasil bagi setiap sel kolom nasabah per kondisi usaha dengan jumlah
kolom kondisi usaha
Hdkj = Hasil bagi setiap sel kolom nasabah per jaminan dengan jumlah
kolom jaminan
Hdkko = Hasil bagi setiap sel kolom nasabah per kolektibilitas dengan jumlah
kolom kolektibilitas
9. Menentukan prioritas nasabah pada masing-masing baris pada Tabel 3.3
dengan rumus jumlah baris dibagi dengan banyak calon nasabah (dalam
penelitian ini ada 5).
Bds =∑
=
n
jja
1],1[
Bdp =∑
=
n
jja
1],2[
Bdk =∑
=
n
jja
1],3[
Bdj =∑
=
n
jja
1],4[
Bdko =∑
=
n
jja
1],5[
Universitas Sumatera Utara
Pds = n
Bns
Pdp = n
Bnp
Pdk = n
Bnk
Pdj = n
Bnj
Pdko = n
Bnko
Keterangan :
Bds = Jumlah baris nasabah per status kredit
Bdp = Jumlah baris nasabah per produktivitas usaha
Bdk = Jumlah baris nasabah per kondisi usaha
Bdj = Jumlah baris nasabah per jaminan
Bdko = Jumlah baris nasabah per kolektibilitas
Pds = Prioritas nasabah per status kredit
Pdp = Prioritas nasabah per produktivitas usaha
Pdk = Prioritas nasabah per kondisi usaha
Pdj = Prioritas nasabah per jaminan
Pdko = Prioritas nasabah per kolektibilitas
10. Menguji konsistensi matriks berpasangan.
Rs = (Xs1…Xsn) * Ps
Rp = (Xp1…Xpn) * Pp
Rk = (Xk1…Xkn) * Pk
Rj = (Xj1…Xjn) * Pj
Rko = (Xko1…Xkon) * Pko
Universitas Sumatera Utara
Keterangan :
Rs = Perkalian sel kolom status kredit dengan prioritas kriteria baris
status kredit
Rp = Perkalian sel kolom produktivitas usaha dengan prioritas kriteria
baris produktivitas usaha
Rk = Perkalian sel kolom kondisi usaha dengan prioritas kriteria baris
kondisi usaha
Rj = Perkalian sel kolom jaminan dengan prioritas kriteria baris jaminan
Rko = Perkalian sel kolom kolektibilitas dengan prioritas kriteria baris
kolektibilitas
Jumlah baris hasil perkalian inputan kriteria dengan prioritas kriteria
Bps =∑
=
n
jja
1],1[
Bpp =∑
=
n
jja
1],2[
Bpk =∑
=
n
jja
1],3[
Bpj =∑
=
n
jja
1],4[
Bpko =∑
=
n
jja
1],5[
Keterangan :
i = Baris
j = Kolom
Bps = Jumlah baris hasil perkalian inputan kolom status kredit dengan
prioritas status kredit
Bpp = Jumlah baris hasil perkalian inputan kolom produktivitas usaha
dengan prioritas produktivitas usaha
Universitas Sumatera Utara
Bpk = Jumlah baris hasil perkalian inputan kolom kondisi usaha dengan
prioritas kondisi usaha
Bpj = Jumlah baris hasil perkalian inputan kolom jaminan dengan prioritas
jaminan
Bpko = Jumlah baris hasil perkalian inputan kolom kolektibilitas dengan
prioritas kolektibilitas
11. Menghitung λ maksimum, CI dan CR.
sλ = s
ps
PB
pλ = p
pp
PB
kλ = k
pk
PB
jλ = j
pj
PB
koλ = ko
pko
PB
maxλ = 5
kojkps λλλλλ ++++
Keterangan:
n = Banyak kriteria (5)
sλ = λ status kredit
pλ = λ produktivitas usaha
kλ = λ kondisi usaha
jλ = λ jaminan
koλ = λ kolektibilitas
Universitas Sumatera Utara
Keterangan:
CI : Consistency Index (Indeks Konsistensi)
CR : Consistency Ratio (Rasio Konsistensi)
λ max : eigenvalue maksimum (bobot maksimum setiap elemen)
n : banyaknya kriteria
12. Menghitung nilai prioritas global.
Pts = (Pds1… Pdsn) * Ps
Ptp = (Pdp1… Pdpn) * Pp
Ptk = (Pdk1… Pdkn) * Pk
Ptj = (Pdj1… Pdjn) * Pj
Ptko = (Pdko1… Pdkon) * Pko
Prioritas tujuan: Perkalian nilai prioritas nasabah per kriteria dengan prioritas
kriteria
Keterangan:
Pts = prioritas tujuan nasabah per status kredit
Ptp = prioritas tujuan nasabah per produktivitas usaha
Ptk = prioritas tujuan nasabah per kondisi usaha
Ptj = prioritas tujuan nasabah per jaminan
Ptko = prioritas tujuan nasabah per kolektibilitas
Pgm = ∑=
n
jja
1],1[ Pgg = ∑
=
n
jja
1],2[ Pgar = ∑
=
n
jja
1],3[
CI = 1
max−−
nnλ
CR = RICI
Universitas Sumatera Utara
Pgh = ∑=
n
jja
1],4[ Pgan = ∑
=
n
jja
1],5[
Prioritas Global: Hasil penjumlahan baris nilai prioritas tujuan.
Keterangan:
Pgm = Prioritas Global Marina
Pgg = Prioritas Global Gilang
Pgar = Prioritas Global Ari Pgh = Prioritas Global Hendra
Pgan = Prioritas Global Andi
3.1.4 Analisis Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan rumus yang telah dijelaskan sebelumnya, pada subbab ini akan dibahas
tentang masukan data yang sebenarnya, proses perhitungan dan keluaran yang
diharapkan pada penelitian ini. Masukan sistem ini adalah nilai matriks kriteria dan
nilai matriks nasabah untuk tiap kriteria.
3.1.4.1 Nilai Matriks Kriteria
Menyusun kriteria-kriteria calon nasabah KUR pada matriks berpasangan. Misalkan
data yang dimasukkan dapat dilihat pada tabel 3.3 dengan rumus penjumlahan sebagai
berikut:
Ks = ∑=
n
iia
1]1,[ Kp = ∑
=
n
iia
1]2,[ Kk = ∑
=
n
iia
1]3,[
Kj = ∑=
n
iia
1]4,[ Kko =∑
=
n
iia
1]5,[
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.3 Masukan Nilai Perbandingan Kriteria Nasabah KUR
Setelah dimasukkan data pada Tabel 3.3 di atas, maka tahap selanjutnya adalah
membagi nilai masing-masing sel pada tabel 3.3 di atas dengan jumlah masing-masing
kolomnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.4 yaitu hasil perhitungan
yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini:
Hks = (Xs1…Xs5) / Ks
Hkp = (Xp1…Xp5) / Kp
Hkk = (Xk1…Xk5) / Kk
Hkj = (Xj1…Xj5) / Kj
Hkko = (Xko1…Xko5) / Kko
Tabel 3.4 Nilai Pembagian Jumlah Kolom Kriteria Nasabah KUR
Kriteria Status kredit Produktivitas Usaha
Kondisi Usaha Jaminan Kolektibilitas
Status kredit 1 3 5 5 7 Produktivitas
Usaha 0.3333 1 2 3 5
Kondisi Usaha 0.2 0.5 1 3 5
Jaminan 0.2 0.3333 0.3333 1 3
Kolektibilitas 0.1428 0.2 0.2 0.3333 1
Jumlah 1.8761 5.0333 8.5333 12.3333 21
Kriteria Status Kredit
Produktivitas Usaha
Kondisi Usaha Jaminan Kolektibilitas Jumlah
Baris
Status Kredit 0.5330 0.5960 0.5859 0.4054 0.3333 2.4536
Produktivitas Usaha 0.1776 0.1987 0.2344 0.2432 0.2381 1.0920
Kondisi Usaha 0.1066 0.0993 0.1172 0.2432 0.2381 0.8044
Jaminan 0.1066 0.0662 0.0390 0.0811 0.1428 0.4357
Kolektibilitas 0.0761 0.0397 0.0234 0.0270 0.0476 0.2138
Universitas Sumatera Utara
Menghitung prioritas kriteria dapat dilihat pada Tabel 3.5 yaitu hasil perhitungan yang
diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini:
Bs =∑
=
n
jja
1],1[ Bp
=∑=
n
jja
1],2[ Bk
=∑=
n
jja
1],3[
Bj =∑
=
n
jja
1],4[ Bko
=∑=
n
jja
1],5[
Ps = nBs Pp =
nBp
Pk = n
Bk
Pj = n
B j Pko =
nBko
Tabel 3.5 Nilai Prioritas Kriteria
Kriteria status kredit adalah kriteria paling penting dalam kasus ini, karena
memiliki nilai prioritas paling tinggi dibandingkan kriteria produktivitas usaha,
kriteria kondisi usaha, kriteria jaminan, dan kriteria kolektibilitas.
Langkah selanjutnya adalah nilai matriks pada kolom masukan pada tabel 3.3
dikalikan dengan prioritas kriteria pada tabel 3.5. Untuk lebih jelasnya perhatikan
Kriteria Prioritas Kriteria
Status Kredit 0.4907
Produktivitas Usaha 0.2184
Kondisi Usaha 0.1609
Jaminan 0.0871
Kolektibilitas 0.0428
Universitas Sumatera Utara
tabel 3.6 yaitu hasil perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut
ini:
Rs = (Xs1…Xs5) * Ps
Rp = (Xp1…Xp5) * Pp
Rk = (Xk1…Xk5) * Pk
Rj = (Xj1…Xj5) * Pj
Rko = (Xko1…Xko5) * Pko
Bps =∑
=
n
jja
1],1[ Bpp
=∑=
n
jja
1],2[ Bpk
=∑=
n
jja
1],3[
Bpj =∑
=
n
jja
1],4[ Bpko
=∑=
n
jja
1],5[
Tabel 3.6 Nilai Masukan Matriks kriteria Dikali Nilai Prioritas Kriteria
Kriteria Status kredit
Produktivitas Usaha
Kondisi Usaha Jaminan Kolektibilitas Jumlah
Baris
Status kredit 0.4907 0.6552 0.8045 0.4355 0.2996 2.6855
Produktivitas Usaha 0.1635 0.2184 0.3218 0.2613 0.2140 1.1790
Kondisi Usaha 0.0981 0.1092 0.1609 0.2613 0.2140 0.8435
Jaminan 0.0981 0.0728 0.0536 0.0871 0.1284 0.4400
Kolektibilitas 0.0701 0.0437 0.0322 0.0290 0.0428 0.2178
Universitas Sumatera Utara
Kemudian, jumlah baris yang dihasilkan pada tabel 3.6 di atas dibagi dengan nilai
prioritas masing-masing kriteria pada tabel 3.5. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.7
yaitu hasil perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini:
sλ = s
s
PBp
pλ = s
s
PBp
kλ = s
s
PBp
jλ = s
s
PBp
koλ = s
s
PBp
maxλ = 5
kojkps λλλλλ ++++
Tabel 3.7 Hasil Bagi Nilai Jumlah Baris Tabel 3.6 dengan Nilai Prioritas
Kriteria
Nilai total pada tabel di atas diperoleh dari penjumlahan semua nilai hasil bagi
kriteria, sedangkan nilai λ Max diperoleh dari nilai Total dibagi banyaknya kriteria
yang ada yakni 5.
Berikutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistency
Ratio (CR) dengan rumus sebagai berikut:
Kriteria Lamda (λ ) Status Kredit 5.4728
Produktivitas Usaha 5.3983 Kondisi Usaha 5.2424
Jaminan 5.0517 Kolektibilitas 5.0888
Total 26.2540
λ Max 5.2508
Universitas Sumatera Utara
Keterangan:
CI : Consistency Index (Indeks Konsistensi)
CR : Consistency Ratio (Rasio Konsistensi)
λ max : eigenvalue maksimum (bobot maksimum setiap elemen)
n : banyak kriteria
Selanjutnya masukkan data yang sudah dicari sebelumnya pada rumus
tersebut. Hasilnya adalah sebagai berikut:
CI : (λ max-n) / (n-1)
(5,2508 - 5) / (5-1)
(0,2508) / 4
0,0627
CR : CI / RI
0,0627 / 1,12
0,0560 ( CR < 0,1 , nilai ACCEPTABLE )
Setelah dihasilkan prioritas kriteria, langkah selanjutnya adalah menghitung
prioritas masing-masing calon nasabah penerima KUR dengan memasukkan nilai
pada masing-masing calon nasabah penerima KUR untuk tiap kriteria.
3.1.4.2 Nilai Matriks Nasabah per Kriteria
Ada 5 kriteria yang mendasari pengambilan keputusan pada calon penerima KUR, dan
kelima-limanya harus dibandingkan dengan tiap nasabah dalam matriks berpasangan.
3.1.4.2.1 Status kredit
Proses pencarian nilai konsistensi nasabah tiap kriteria sama dengan proses pencarian
nilai konsistensi kriteria pada langkah di atas, yakni memasukkan nilai perbandingan
Universitas Sumatera Utara
ke dalam matriks. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.8 yaitu hasil
perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini:
Menjumlah setiap kolom pada Tabel 3.8
Kds = ∑=
n
iia
1]1,[ Kds =∑
=
n
iia
1]2,[ Kds =∑
=
n
iia
1]3,[
Kds =∑=
n
iia
1]4,[ Kds = ∑
=
n
iia
1]5,[
Keterangan:
i = Baris
j = Kolom
Kds = Jumlah kolom nasabah per status kredit
Tabel 3.8. Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria
Setelah dimasukkan data pada Tabel 3.8 di atas, maka tahap selanjutnya adalah
membagi nilai masing-masing sel pada tabel 3.8 di atas dengan jumlah masing-masing
kolomnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.9 yaitu hasil perhitungan
yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini:
Hdks = (Xds1…Xds5) / Kds
Keterangan :
Xds = Setiap sel kolom nasabah per status kredit
Hdks = Hasil bagi setiap sel kolom nasabah per status kredit dengan jumlah kolom
status kredit
Status kredit Marina Gilang Ari Hendra Andi
Marina 1 1 1 1 1 Gilang 1 1 1 1 1
Ari 1 1 1 1 1 Hendra 1 1 1 1 1 Andi 1 1 1 1 1
Jumlah 5 5 5 5 5
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.9. Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria
Sedangkan untuk menghitung prioritas kriteria digunakan rumus jumlah baris
pada masing-masing sel pada Tabel 3.9 dibagi dengan banyak kriteria (5). Hasilnya
dapat dilihat pada Tabel 3.10 yaitu hasil perhitungan yang diperoleh dengan
menggunakan rumus berikut ini:
Bds =∑
=
n
jja
1],1[ Bds
=∑=
n
jja
1],2[ Bds
=∑=
n
jja
1],3[
Bds =∑
=
n
jja
1],4[ Bds
=∑=
n
jja
1],5[
Pds = n
Bds
Keterangan :
n = banyak nasabah
Bds = Jumlah baris nasabah per status kredit
Pds = Prioritas nasabah per status kredit
Tabel 3.10 Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria
Kriteria Nasabah Marina Gilang Ari Hendra Andi Jumlah baris
Status kredit
Marina 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 1
Gilang 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 1 Ari 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 1
Hendra 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 1 Andi 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 1
Nasabah Status kredit
Marina 0.2 Gilang 0.2
Ari 0.2 Hendra 0.2 Andi 0.2
Universitas Sumatera Utara
Langkah selanjutnya adalah nilai matriks pada kolom masukan pada tabel 3.8
dikalikan dengan prioritas kriteria masing-masing nasabah pada tabel 3.10. Untuk
lebih jelasnya perhatikan tabel 3.11 yaitu hasil perhitungan yang diperoleh dengan
menggunakan rumus berikut ini:
Rds = (Xds1…Xdsn) * Pds
Keterangan:
Rds = Perkalian sel kolom nasabah per status kredit dengan prioritas kriteria nasabah
baris status kredit
Bdps =∑
=
n
jja
1],1[ Bdps
=∑=
n
jja
1],2[ Bdps
=∑=
n
jja
1],3[
Bdps =∑
=
n
jja
1],4[ Bdps
=∑=
n
jja
1],5[
Keterangan:
Bdps = Jumlah baris hasil perkalian nasabah per status kredit
Tabel 3.11. Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap
Kriteria
Kemudian, jumlah baris yang dihasilkan pada tabel 3.11 di atas dibagi dengan
nilai prioritas masing-masing nasabah pada tabel 3.10. Hasilnya dapat dilihat pada
Status kredit Marina Gilang Ari Hendra Andi Jumlah
Baris
Marina 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 1
Gilang 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 1
Ari 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 1
Hendra 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 1
Andi 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 1
Universitas Sumatera Utara
tabel 3.12 yaitu hasil perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut
ini:
dsλ = ds
dps
PB
Keterangan:
Bdps = Jumlah baris hasil perkalian nasabah per status kredit
Pds = Prioritas nasabah per status kredit
λ ds = eigenvalue nasabah per status kredit
Tabel 3.12 Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.11 dengan Nilai Prioritas
Nasabah
Nilai total pada tabel di atas diperoleh dari penjumlahan semua hasil bagi
nasabah, sedangkan nilaiλ Max diperoleh dari nilai Total dibagi banyaknya nasabah
yakni 5 orang.
Berikutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistency
Ratio (CR).
CI : (λ max-n) / (n-1)
(5-5) / (5-1)
(0) / 4
0
Kriteria Lamda (λ ) Marina 5 Gilang 5
Ari 5 Hendra 5 Andi 5 Total 25 λ Max 5
Universitas Sumatera Utara
CR : CI / RI
0 / 1.12
0 ( CR < 0,1 , nilai ACCEPTABLE )
3.1.4.2.2 Produktivitas Usaha
Untuk proses yang pertama, kita harus memasukkan nilai tiap nasabah dengan kriteria
produktivitas usaha pada matriks berpasangan. Rumus yang digunakan sama seperti
rumus pada status kredit. Misalkan data yang dimasukkan dapat dilihat pada tabel
3.13.
Tabel 3.13. Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria
Setelah dimasukkan data pada Tabel 3.13 di atas, maka tahap selanjutnya
adalah membagi nilai masing-masing sel pada tabel 3.13 di atas dengan jumlah
masing-masing kolomnya. Misalnya nilai 1 pada kolom1 baris1 dibagi dengan 2.4166
yakni jumlah kolomnya, selanjutnya 0.25 dibagi 2.4166, begitu seterusnya hingga
semua sel selesai di bagi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.14.
Produktivitas Usaha Marina Gilang Ari Hendra Andi
Marina 1 4 3 3 2 Gilang 0.25 1 3 3 2
Ari 0.3333 0.3333 1 2 0.3333 Hendra 0.3333 0.3333 0.5 1 0.3333 Andi 0.5 0.5 3 3 1
Jumlah 2.4166 6.1666 10.5 12 5.6666
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.14. Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria
Sedangkan untuk menghitung prioritas kriteria digunakan rumus jumlah baris
pada masing-masing sel pada Tabel 3.14 dibagi dengan banyak nasabah (5). Hasilnya
dapat dilihat pada Tabel 3.15.
Tabel 3.15. Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria
Langkah selanjutnya adalah nilai matriks pada kolom masukan pada tabel 3.13
dikalikan dengan prioritas kriteria masing-masing nasabah pada tabel 3.15. Matriks
kriteria pada kolom 1 baris 1 dikalikan dengan nilai prioritas kriteria masing-masing
nasabah pada baris 1, begitu seterusnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel 3.16.
Kriteria Nasabah Marina Gilang Ari Hendra Andi Jumlah Baris
Produktivitas Usaha
Marina 0.4138 0.6486 0.2857 0.25 0.3529 1.9510
Gilang 0.1034 0.1622 0.2857 0.25 0.3529 1.1542
Ari 0.1379 0.0540 0.0952 0.1667 0.0588 0.5126
Hendra 0.1379 0.0540 0.0476 0.0833 0.0588 0.3816
Andi 0.2069 0.0811 0.2857 0.25 0.1765 1.0002
Nasabah Produktivitas Usaha
Marina 0.3902 Gilang 0.2308
Ari 0.1025 Hendra 0.0763 Andi 0.2000
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.16. Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria
Kemudian, jumlah baris yang dihasilkan pada tabel 3.16 di atas dibagi dengan
nilai prioritas masing-masing nasabah pada tabel 3.15. Hasilnya dapat dilihat pada
tabel 3.17.
Tabel 3.17. Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.16 dengan Nilai Prioritas Nasabah
Berikutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistency
Ratio (CR).
Produktivitas Usaha Marina Gilang Ari Hendra Andi Jumlah
Baris
Marina 0.3902 0.9232 0.3075 0.2289 0.4000 2.2498
Gilang 0.0975 0.2308 0.3075 0.2289 0.4000 1.2647
Ari 0.1300 0.0769 0.1025 0.1526 0.0667 0.5287
Hendra 0.1300 0.0769 0.0512 0.0763 0.0667 0.4011
Andi 0.1951 0.1154 0.3075 0.2289 0.2000 1.0469
Kriteria ( Produktivitas Usaha) Lamda (λ )
Marina 5.7658
Gilang 5.4796
Ari 5.1580
Hendra 5.2569
Andi 5.2345
Total 26.8948
λ Max 5.3790
Universitas Sumatera Utara
CI : (λ max-n)/(n-1) (5.3790-5)/(5-1) (0.3790)/4 0,0947
CR : CI / RI 0,0947 / 1.12
0,0845 ( CR < 0,1 , nilai ACCEPTABLE)
3.1.4.2.3 Kondisi Usaha
Untuk proses yang pertama, kita harus memasukkan nilai tiap nasabah dengan kriteria
kondisi usaha pada matriks berpasangan. Rumus yang digunakan sama seperti rumus
pada status kredit. Misalkan data yang dimasukkan dapat dilihat pada tabel 3.18.
Tabel 3.18. Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria
Setelah dimasukkan data pada Tabel 3.18 di atas, maka tahap selanjutnya
adalah membagi nilai masing-masing sel pada tabel 3.18 di atas dengan jumlah
masing-masing kolomnya. Misalnya nilai 1 pada kolom1 baris1 dibagi dengan 2.4999
yakni jumlah kolomnya, selanjutnya 0.3333 dibagi 2.4999 begitu seterusnya hingga
semua sel selesai di bagi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.19.
Kondisi
Usaha Marina Gilang Ari Hendra Andi
Marina 1 3 3 3 2
Gilang 0.3333 1 2 2 0.3333
Ari 0.3333 0.5 1 2 0.3333
Hendra 0.3333 0.5 0.5 1 0.3333
Andi 0.5 3 3 3 1
Jumlah 2.4999 8 9.5 11 3.9999
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.19. Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria
Sedangkan untuk menghitung prioritas kriteria digunakan rumus jumlah baris
pada msing-masing sel pada Tabel 3.19 dibagi dengan banyak nasabah (5). Hasilnya
dapat dilihat pada Tabel 3.20.
Tabel 3.20. Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria
Langkah selanjutnya adalah nilai matriks pada kolom masukan pada tabel 3.18
dikalikan dengan prioritas kriteria masing-masing nasabah pada tabel 3.20. Untuk
lebih jelasnya perhatikan tabel 3.21.
Kriteria Nasabah Marina Gilang Ari Hendra Andi Jumlah Baris
Kondisi Usaha
Marina 0.4000 0.3750 0.3158 0.2727 0.5000 1.8635
Gilang 0.1333 0.1250 0.2105 0.1818 0.0833 0.7339 Ari 0.1333 0.0625 0.1053 0.1818 0.0833 0.5662
Hendra 0.1333 0.0625 0.0526 0.0909 0.0833 0.4226 Andi 0.2000 0.3750 0.3158 0.2727 0.2500 1.4135
Nasabah Kondisi Usaha
Marina 0.3727 Gilang 0.1468
Ari 0.1132 Hendra 0.0845 Andi 0.2827
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.21. Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria
Kemudian, jumlah baris yang dihasilkan pada tabel 3.21 di atas dibagi dengan
nilai prioritas masing-masing nasabah pada tabel 3.20. Hasilnya dapat dilihat pada
tabel 3.22.
Tabel 3.22. Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.21 dengan Nilai Prioritas Nasabah
Berikutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistency
Ratio (CR).
CI : (λ max-n)/(n-1) (5.1960-5)/(5-1) (0.1960)/4 0,0490
Kondisi Usaha Marina Gilang Ari hendra Andi Jumlah
Baris
Marina 0.3727 0.4404 0.3396 0.2535 0.5654 1.9716
Gilang 0.1242 0.1468 0.2264 0.1690 0.0942 0.7606
Ari 0.1242 0.0734 0.1132 0.1690 0.0942 0.5740
Hendra 0.1242 0.0734 0.0566 0.0845 0.0942 0.4329
Andi 0.1863 0.4404 0.3396 0.2535 0.2827 1.5025
Kriteria ( Kondisi Usaha) Lamda ( λ )
Marina 5.2900 Gilang 5.1812
Ari 5.0707 Hendra 5.1231 Andi 5.3148 Total 25.9798 λ Max 5.1960
Universitas Sumatera Utara
CR : CI / RI 0,0490/ 1.12
0,0437 ( CR < 0,1 , nilai ACCEPTABLE)
3.1.4.2.4 Jaminan
Untuk proses yang pertama, kita harus memasukkan nilai tiap nasabah dengan kriteria
jaminan pada matriks berpasangan. Rumus yang digunakan sama seperti rumus pada
status kredit. Misalkan data yang dimasukkan dapat dilihat pada tabel 3.23.
Tabel 3.23. Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria
Jaminan Marina Gilang Ari Hendra Andi
Marina 1 3 5 3 3
Gilang 0.3333 1 3 4 2
Ari 0.2 0.3333 1 0.3333 0.3333
Hendra 0.3333 0.25 3 1 2
Andi 0.3333 0.5 3 0.5 1
Jumlah 2.1999 5.0833 15 8.8333 8.3333
Setelah dimasukkan data pada Tabel 3.23 di atas, maka tahap selanjutnya
adalah membagi nilai masing-masing sel pada tabel 3.23 di atas dengan jumlah
masing-masing kolomnya. Misalnya nilai 1 pada kolom1 baris1 dibagi dengan 2.1999
yakni jumlah kolomnya, selanjutnya 0.3333 dibagi 2.1999 begitu seterusnya hingga
semua sel selesai di bagi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.24.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.24. Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria
Sedangkan untuk menghitung prioritas kriteria digunakan rumus jumlah baris
pada masing-masing sel pada Tabel 3.24 dibagi dengan banyak nasabah (5). Hasilnya
dapat dilihat pada Tabel 3.25.
Tabel 3.25. Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria
Langkah selanjutnya adalah nilai matriks pada kolom masukan pada tabel 3.23
dikalikan dengan prioritas kriteria masing-masing nasabah pada tabel 3.25. Matriks
kriteria pada kolom 1 baris 1 dikalikan dengan nilai prioritas kriteria masing-masing
nasabah pada baris 1, begitu seterusnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel 3.26.
Kriteria Nasabah Marina Gilang Ari Hendra Andi Jumlah Baris
Jaminan
Marina 0.4546 0.5902 0.3333 0.3396 0.3600 2.0777
Gilang 0.1515 0.1967 0.2000 0.4528 0.2400 1.2410 Ari 0.0909 0.0656 0.0667 0.0377 0.0400 0.3009
Hendra 0.1515 0.0492 0.2000 0.1132 0.2400 0.7539 Andi 0.1515 0.0984 0.2000 0.0566 0.1200 0.6265
Nasabah Jaminan Marina 0.4155 Gilang 0.2482
Ari 0.0602 Hendra 0.1508 Andi 0.1253
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.26. Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria
Kemudian, jumlah baris yang dihasilkan pada tabel 3.26 di atas dibagi dengan
nilai prioritas masing-masing nasabah pada tabel 3.25. Hasilnya dapat dilihat pada
tabel 3.27.
Tabel 3.27. Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.26 dengan Nilai Prioritas Nasabah
Kriteria ( Jaminan) Lamda (λ )
Marina 5.5100 Gilang 5.7256
Ari 5.2840 Hendra 5.1890 Andi 5.1389 Total 26.8475 λ Max 5.3695
Berikutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistency
Ratio (CR).
CI : (λ max-n) / (n-1) ( 5.3695-5 ) / (5-1) (0,3695) / 4 0,0924
Jaminan Marina Gilang Ari Hendra Andi Jumlah Baris
Marina 0.4155 0.7446 0.3010 0.4524 0.3759 2.2894
Gilang 0.1385 0.2482 0.1806 0.6032 0.2506 1.4211
Ari 0.0831 0.0827 0.0602 0.0503 0.0418 0.3181
Hendra 0.1385 0.0620 0.1806 0.1508 0.2506 0.7825
Andi 0.1385 0.1241 0.1806 0.0754 0.1253 0.6439
Universitas Sumatera Utara
CR : CI / RI 0,0924/ 1.12 0,0825 ( CR < 0,1 , nilai ACCEPTABLE )
3.1.4.2.5 Kolektibilitas
Untuk proses yang pertama, kita harus memasukkan nilai tiap nasabah dengan kriteria
kolektibilitas pada matriks berpasangan. Rumus yang digunakan sama seperti rumus
pada status kredit. Misalkan data yang dimasukkan dapat dilihat pada tabel 3.28.
Tabel 3.28. Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria
Setelah dimasukkan data pada Tabel 3.28 di atas, maka tahap selanjutnya
adalah membagi nilai masing-masing sel pada tabel 3.28 di atas dengan jumlah
masing-masing kolomnya. Misalnya nilai 1 pada kolom1 baris1 dibagi dengan 2.5833
yakni jumlah kolomnya, selanjutnya 0.25 dibagi 2.5833 begitu seterusnya hingga
semua sel selesai di bagi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.29.
Kolektibilitas Marina Gilang Ari Hendra Andi
Marina 1 4 3 2 2
Gilang 0.25 1 3 2 2
Ari 0.3333 0.3333 1 0.3333 0.3333
Hendra 0.5 0.5 3 1 2
Andi 0.5 0.5 3 0.5 1
Jumlah 2.5833 6.3333 13 5.8333 7.3333
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.29. Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria
Sedangkan untuk menghitung prioritas kriteria digunakan rumus jumlah baris
pada masing-masing sel pada Tabel 3.29 dibagi dengan banyak nasabah (5). Hasilnya
dapat dilihat pada Tabel 3.30.
Tabel 3.30. Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria
Langkah selanjutnya adalah nilai matriks pada kolom masukan pada tabel 3.29
dikalikan dengan prioritas kriteria masing-masing nasabah pada tabel 3.30. Matriks
kriteria pada kolom 1 baris 1 dikalikan dengan nilai prioritas kriteria masing-masing
nasabah pada baris 1, begitu seterusnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel 3.31.
Kriteria Nasabah Marina Gilang Ari Hendra Andi Jumlah Baris
Kolektibilitas
Marina 0.3871 0.6316 0.2308 0.3428 0.2727 1.8650
Gilang 0.0968 0.1579 0.2308 0.3428 0.2727 1.1010
Ari 0.1290 0.0526 0.0769 0.0571 0.0454 0.3610
Hendra 0.1935 0.0789 0.2308 0.1714 0.2727 0.9473
Andi 0.1935 0.0789 0.2308 0.0857 0.1364 0.7253
Nasabah Kolektibilitas
Marina 0.3730
Gilang 0.2202
Ari 0.0722
Hendra 0.1895
Andi 0.1451
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.31. Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria
Kemudian, jumlah baris yang dihasilkan pada tabel 3.31 di atas dibagi dengan
nilai prioritas masing-masing nasabah pada tabel 3.30. Hasilnya dapat dilihat pada
tabel 3.32.
Tabel 3.32. Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.31 dengan Nilai Prioritas Nasabah
Berikutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistency
Ratio (CR).
CI : (λ max-n) / (n-1) (5.3790-5) / (5-1) (0,3790) / 4 0.0947
Kolektibilitas Marina Gilang Ari Hendra Andi Jumlah Baris
Marina 0.3730 0.8808 0.2166 0.3790 0.2902 2.1396
Gilang 0.0932 0.2202 0.2166 0.3790 0.2902 1.1992
Ari 0.1243 0.0734 0.0722 0.0632 0.0484 0.3815
Hendra 0.1865 0.1101 0.2166 0.1895 0.2902 0.9929
Andi 0.1865 0.1101 0.2166 0.0947 0.1451 0.7530
Kriteria ( Kolektibilitas) Lamda (λ )
Marina 5.7362 Gilang 5.4459
Ari 5.2839 Hendra 5.2396 Andi 5.1895 Total 26.8951 λ Max 5.3790
Universitas Sumatera Utara
CR : CI / RI 0,0947 / 1.12 0, 0845 ( CR < 0,1 , nilai ACCEPTABLE )
Dari penjelasan mengenai nilai matriks nasabah tiap kriteria diatas, maka
didapatkan hasil nilai prioritas masing-masing nasabah tiap kriteria pada tabel 3.33.
Tabel 3.33. Nilai Prioritas masing-masing nasabah tiap kriteria
Langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai prioritas masing-masing
nasabah dengan nilai prioritas kriteria sehingga didapatkan prioritas tujuan masing-
masing nasabah KUR dengan rumus nilai prioritas masing-masing nasabah pada Tabel
3.33 yaitu pada kolom status kredit dikalikan dengan nilai prioritas kriteria pada tabel
3.5 baris status kredit dan seterusnya. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.34 yaitu
hasil perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini:
Pts = (Pds1… Pdsn) * Ps
Ptp = (Pdp1… Pdpn) * Pp
Ptk = (Pdk1… Pdkn) * Pk
Ptj = (Pdj1… Pdjn) * Pj
Ptko = (Pdko1… Pdkon) * Pko
Nasabah Status
kredit
Produktivitas
Usaha
Kondisi
Usaha Jaminan Kolektabilitas
Marina 0.2 0.3902 0.3727 0.4155 0.3730 Gilang 0.2 0.2308 0.1468 0.2482 0.2202
Ari 0.2 0.1025 0.1132 0.0602 0.0722 Hendra 0.2 0.0763 0.0845 0.1508 0.1895 Andi 0.2 0.2000 0.2827 0.1253 0.1451
Universitas Sumatera Utara
Keterangan:
Pts = prioritas tujuan nasabah per status kredit
Ptp = prioritas tujuan nasabah per produktivitas usaha
Ptk = prioritas tujuan nasabah per kondisi usaha
Ptj = prioritas tujuan nasabah per jaminan
Ptko = prioritas tujuan nasabah per kolektibilitas
Tabel 3.34. Nilai Prioritas Tujuan masing-masing nasabah KUR
Langkah terakhir adalah menghitung prioritas global dengan cara
menjumlahkan baris pada Tabel 3.34, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.35 yaitu
hasil perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini:
Pgm = ∑=
n
jja
1],1[ Pgg = ∑
=
n
jja
1],2[ Pgar = ∑
=
n
jja
1],3[
Pgh = ∑=
n
jja
1],4[ Pgan = ∑
=
n
jja
1],5[
Keterangan:
Pgm = prioritas global Marina
Pgg = prioritas global Gilang
Pgar = prioritas global Ari Pgh = prioritas global Hendra
Pgan = prioritas global Andi
Nasabah Status
kredit
Produktivitas
Usaha
Kondisi
Usaha
Jaminan Kolektabilitas
Marina 0.0981 0.0852 0.0600 0.0362 0.0160
Gilang 0.0981 0.0504 0.0236 0.0216 0.0094
Ari 0.0981 0.0224 0.0182 0.0052 0.0031
Hendra 0.0981 0.0167 0.0136 0.0131 0.0081
Andi 0.0981 0.0437 0.0455 0.0109 0.0062
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.35 Prioritas Global Masing-Masing Calon Nasabah KUR
Tabel 3.35 menghasilkan nilai prioritas global untuk masing-masing calon
nasabah penerima KUR. Nilai prioritas global adalah nilai perbandingan antara nilai
prioritas kriteria dengan nilai prioritas nasabah per kriteria. Nilai tertinggi pada tabel
tersebut merupakan nilai keputusan. Jadi, berdasarkan simulasi melalui metode AHP
diperoleh informasi bahwa dari kelima calon nasabah yang paling layak menerima
KUR adalah nasabah Marina. Hal ini dikarenakan Marina memiliki nilai prioritas
global yang paling tinggi dari calon nasabah lainnya yaitu Gilang, Ari, Hendra, dan
Andi.
3.2 Perancangan Flowchart Sistem
Perancangan flowchart atau diagram alir akan memudahkan pengembang untuk
mengimplementasikan sistem ke dalam bahasa pemrograman, karena akan
menjelaskan bagaimana cara kerja sistem dari awal hingga akhir. Flowchart yang
akan dirancangan pada sistem pendukung keputusan ini terdiri dari flowchart
penentuan prioritas kriteria, penentuan prioritas nasabah tiap kriteria dan penentuan
prioritas global. Berikut masing-masing flowchart untuk proses tersebut.
Nasabah Prioritas Global
Marina 0.2955
Gilang 0.2031
Ari 0.1470
Hendra 0.1496
Andi 0.2044
Universitas Sumatera Utara
Mulai
Input nilai matriks kriteria n X n
Jumlahkan semua elemen pada setiap kolom matriks kriteria
Normalisasi matriks kriteria n X n
Jumlahkan semua elemen tiap baris pada matriks normalisasi kriteria
n = banyak nasabah
Input data nasabah
Bagikan hasil penjumlahan baris dengan n
Matriks prioritas kriteria
Kalikan nilai setiap inputan matriks kriteria dengan nilai masing-masing prioritas kriteria
Jumlahkan setiap baris dari hasil perkalian di atas
Matriks λ
Bagikan tiap hasil penjumlahan di atas dengan masing-masing nilai prioritas kriteria
Hitung λ maks
Hitung CI
Hitung CR
CR < 0,1
Selesai
Matriks kriteria konsisten
Tida
k
Ya
Gambar 3.1 Flowchart Penentuan Prioritas Kriteria
Universitas Sumatera Utara
Mulai
Input nilai matriks nasabah tiap kriteria n X n
Jumlahkan semua elemen pada setiap kolom matriks nasabah tiap kriteria
Normalisasi matriks nasabah tiap kriteria
Jumlahkan semua elemen tiap baris pada matriks normalisasi nasabah tiap kriteria
n = banyak nasabah
Input data nasabah
Bagikan hasil penjumlahan baris dengan n
Matriks prioritas nasabah tiap kriteria
Kalikan nilai setiap inputan matriks nasabah tiap kriteria dengan nilai masing-masing prioritas nasabah tiap kriteria
Jumlahkan setiap baris dari hasil perkalian di atas
Matriks λ
Bagikan tiap hasil penjumlahan di atas dengan masing-masing nilai prioritas nasabah tiap kriteria
Hitung λ maks
Hitung CI
Hitung CR
CR < 0,1
Selesai
Matriks nasabah tiap kriteria konsisten
Tida
k
Ya
Gambar 3.2 Flowchart Penentuan Prioritas Nasabah
Universitas Sumatera Utara
Mulai
Nilai prioritas nasabah tiap kriteria
Kalikan Masing-masing Nilai Prioritas Nasabah Tiap Kriteria dengan Masing-masing Nilai Prioroitas Kriterianya
Jumlahkan Semua elemen Tiap Baris pada Matriks Prioritas Tujuan
Nilai Matriks Prioritas Tujuan Tiap Nasabah
Nilai Prioritas Global
Urutkan Nilai Prioritas Global dari Tertinggi Hingga Terendah
Selesai
Nilai Prioritas Kriteria
Gambar 3.3 Flowchart Penentuan Nilai Prioritas Global
3.3 Perancangan Basis Data
Perancangan basis data dapat dilakukan dengan merancang Data Flow Diagram
(DFD). Berikut penjelasan selengkapnya.
Universitas Sumatera Utara
3.3.1 Data Flow Diagram (DFD)
Diagram Aliran Data / Data Flow Diagram (DFD) adalah sebuah teknis grafis yang
menggambarkan aliran informasi dan transformasi yang diaplikasikan saat data
bergerak dari input menjadi output. DFD dapat digunakan untuk menyajikan sebuah
sistem atau perangkat lunak pada setiap tingkat abstraksi. DFD memberikan suatu
mekanisme bagi pemodelan fungsional dan pemodelan informasi.
DFD tingkat 0, disebut juga dengan model sistem fundamental atau model
konteks, merepresentasikan seluruh elemen sistem sebagai sebuah lingkaran tunggal
dengan data input dan output yang ditunjukkan oleh anak panah yang masuk dan
keluar secara berurutan.
Pada penelitian ini, DFD dikelompokkan menjadi dua yakni DFD yang
menjelaskan proses yang dilakukan oleh manajer dan proses yang dilakukan oleh
seorang operator. Berikut DFD level 0 untuk sistem pendukung keputusan pemberian
KUR untuk masing-masing kelompok.
SPKPemberian
KURMANAJER data_user
user_invalid | form_aplikasi
data_register
hasil_data_register
nilai_matriks_kriteria
nilai_prioritas_kriteria
nilai_matriks_nasabah_tiap_kriteria
nilai_prioritas_nasabah_tiap_kriteria
nilai_keputusan_cari
hasil_nilai_keputusan_caril
Gambar 3.4 DFD Level 0 – Manajer
a. No. / Nama Proses: / SPK Pemberian KUR
b. Input : data_user, data_register, nilai_matriks_kriteria,
nilai_matriks_nasabah_tiap-kriteria,
nilai_keputusan_cari
Universitas Sumatera Utara
c. Proses : Seorang manajer harus memasukkan data dirinya
untuk menggunakan aplikasi. Selanjutnya manajer dapat
mencari nilai prioritas kriteria dengan memasukkan nilai
matriks kriteria dan mencari nilai prioritas nasabah
dengan memasukkan nilai matriks nasabah tiap kriteria.
Kemudian manajer dapat mencari nilai keputusannya.
d. Output : user_invalid | form_aplikasi, hasil_data_register,
nilai_prioritas_kriteria,
nilai_prioritas_nasabah_tiap_kriteria, hasil-
nilai_keputusan_cari
Proses yang ada pada DFD level 0 di atas dapat dipecah-pecah lagi menjadi
proses-proses yang lebih kecil dan terperinci. Proses-proses tersebut dapat dilihat pada
DFD level 1 pada gambar 3.5:
Universitas Sumatera Utara
1.0LOGIN
2.0REGISTER
DATA
3.0PENENTUAN
PRIORITAS KRITERIA
4.0PENENTUAN
PRIORITAS NASABAH
data_pengguna
MANAJER
PENGGUNA
data_pengguna
data_pengguna
user_invalid | form_aplikasi
5.0PENENTUAN
NILAIKEPUTUSAN
data_register
data_pengguna
hasil_data_pengguna_register
hasil_data_register {data_pengguna | data_nasabah}
NASABAH
data_nasabah hasil_data_nasabah_register
KRITERIA
NASABAH TIAP KRITERIA
nilai_matriks_kriteria
nilai_prioritas_kriterianilai_prioritas_kriteria
nilai_matriks_nasabah_tiap_kriteria
nilai_matriks_nasabah_tiap_kriteria
nilai_prioritas_nasabah_tiap_kriteria
nilai_prioritas_nasabah_tiap_kriteria
nilai_keputusan_cari
data_nasabah
nilai_keputusan_cari
hasil_nilai_keputusan_cari
hasil_nilai_keputusan_cari
data_nasabah
data_nasabah
data_nasabah
nilai_matriks_kriteria
NASABAH TERPROSES
Gambar 3.5 DFD Level 1 – Manajer
a. No. / Nama Proses: 1.0 / Login
b. Input : data_ pengguna, data_pengguna
c. Proses : Untuk menggunakan aplikasi seorang manajer harus
melakukan login terlebih dahulu yakni dengan
memasukkan data dirinya. Data pengguna tersebut akan
tersimpan ke dalam tabel pengguna dalam basis data.
d. Output : data_user , user_invalid | form_aplikasi
a. No. / Nama Proses: 2.0 / Register Data
b. Input : data_register, hasil_data_pengguna_register,
hasil_data_ nasabah_register
Universitas Sumatera Utara
c. Proses : Seorang manajer dapat melakukan registrasi data
pengguna dan data nasabah. Masing-masing data hasil
registrasi tersebut akan tersimpan ke dalam basis
datanya masing-masing yakni ke dalam tabel pengguna
dan tabel nasabah.
d. Output : data_pengguna, data_nasabah , hasil_data_register
{data pengguna | data_nasabah}
a. No. / Nama Proses: 3.0 / Penentuan Prioritas Kriteria
b. Input : nilai_matriks_kriteria, nilai_prioritas_kriteria
c. Proses : Seorang manajer dapat mencari nilai prioritas kriteria
dengan memasukkan nilai matriks kriteria ke dalam
sistem, selanjutnya sistem akan mengeluarkan nilai
prioritas kriteria ke manajer.
d. Output : nilai_matriks_kriteria , nilai_prioritas_kriteria
a. No. / Nama Proses: 4.0 / Penentuan Prioritas Nasabah
b. Input : nilai_matriks_nasabah_tiap_kriteria, data_nasabah ,
data_kriteria, nilai_prioritas_nasabah_tiap-kriteria
c. Proses : Seorang manajer dapat pula mencari nilai prioritas
nasabah tiap kriteria dengan memasukkan nilai matriks
nasabah tiap kriteria ke dalam sistem, selanjutnya sistem
akan mengeluarkan nilai prioritas nasabah tiap kriteria
ke manajer.
d. Output : data_nasabah , data_kriteria, nilai_matriks_nasabah
_tiap_kriteria , nilai_prioritas_nasabah_ tiap-kriteria
a. No. / Nama Proses: 5.0 / Penentuan Nilai Keputusan
b. Input : nilai_keputusan_cari, data_nasabah, hasil_nilai_
keputusan_cari
c. Proses : Bila manajer ingin melihat nilai keputusan yang
dihasilkan sistem, maka manajer cukup memasukkan
data keputusan yang akan dicari, maka sistem akan
Universitas Sumatera Utara
memprosesnya dan menampilkan nilai keputusan
kepada manajer, lalu hasil nasabah yang sudah diproses
disimpan ke dalam database nasabah terproses.
d. Output : nilai_keputusan_cari, data_nasabah, hasil_nilai_
keputusan_cari
DFD level 1 di atas masih dapat dipecah lagi menjadi proses-proses yang lebih
kecil dan terperinci ke dalam DFD level 2. Beberapa proses yang dapat di pecah dari
DFD level 1 di atas adalah proses register data, penentuan prioritas kriteria, penentuan
prioritas nasabah, penentuan nilai keputusan. Berikut ini DFD level 2 untuk masing-
masing proses tersebut.
2.1INPUT DATA
2.2TAMPIL DATA
MANAJER
PENGGUNA
NASABAH
hasil_data_register
data_pengguna
data_nasabah
hasil_data_nasabah_register
has
il_da
ta_p
engg
una_
regi
ster
data
_reg
ister
{ dat
a_pe
nggu
na |
data
_nas
abah
}
Gambar 3.6 DFD Level 2 – Register Data oleh Manajer
a. No. / Nama Proses: 2.1 / Input Data
b. Input : data_register {data_user | data_nasabah} ,
c. Proses : Pada saat manajer melakukan registrasi data baik data
user maupun nasabah, maka manajer harus
memasukkan data tersebut ke dalam sistem. Data user
Universitas Sumatera Utara
akan disimpan ke dalam tabel user sedangkan data
nasabah akan disimpan ke dalam tabel nasabah.
d. Output : data_user , data_nasabah
a. No. / Nama Proses: 2.2 / Tampil Data
b. Input : hasil_data_user_register, hasil_data_nasabah_register
c. Proses : Semua data yang telah diregistrasi oleh manajer baik
data user maupun nasabah akan ditampilkan kembalai
kepada manajer.
d. Output : hasil_data_register
3.1INPUT MATRIKS
KRITERIA
3.3TAMPILNILAI
PRIORITAS KRITERIA
MANAJER
KRITERIA
nila
i_m
atr
iks_
krite
ria
3.2PROSES NILAI
PRIORITASKRITERIA
nila
i_p
rio
rita
s_kr
iteria
nila
i_m
atr
iks_
krite
ria
nilai_prioritas_kriteria
Gambar 3.7 DFD Level 2 – Penentuan Prioritas Kriteria oleh Manajer
Universitas Sumatera Utara
a. No. / Nama Proses: 3.1 / Input Matriks Kriteria
b. Input : nilai_matriks_kriteria
c. Proses : Untuk mencari nilai prioritas kriteria, manajer harus
memasukkan nilai matriks kriteria ke dalam sistem,
selanjutnya sitem akan memproses data tersebut.
d. Output : nilai_matriks_kriteria
a. No. / Nama Proses: 3.2 / Proses Nilai Prioritas Kriteria
b. Input : nilai_matriks_kriteria
c. Proses : Nilai matriks kriteria yang dimasukkan manajer akan
diproses di dalam sistem untuk menghasilkan nilai
prioritas kriterianya dan akan disimpan ke dalam tabel
kriteria.
d. Output : nilai_prioritas_kriteria
a. No. / Nama Proses: 3.3 / Tampil Nilai Prioritas Kriteria
b. Input : nilai_prioritas_kriteria
c. Proses : Setelah nilai prioritas kriteria di dapat, selanjutnya
sistem akan menampilkan nilai prioritas kriteria tersebut
kepada manajer.
d. Output : nilai_prioritas_kriteria
Universitas Sumatera Utara
4.1INPUT MATRIKS
NASABAH
4.3TAMPIL NILAI
PRIORITAS NASABAH
MANAJER
NASABAH TIAP KRITERIA
nila
i_pr
iorit
as_n
asab
ah_
tiap_
krite
ria n
ilai_
mat
riks_
nasa
bah_
tiap_
krite
ria
4.2PROSES NILAI
PRIORITAS NASABAH
nila
i_pr
iorit
as_n
asab
ah_t
iap_
krite
ria
nila
i_m
atrik
s_na
saba
h_tia
p_kr
iteria
nilai_prioritas_nasabah_tiap_kriteria
NASABAH
data_nasabah
data_nasabah
Gambar 3.8 DFD Level 2 – Penentuan Prioritas Nasabah tiap Kriteria oleh
Manajer
a. No. / Nama Proses: 4.1 / Input Matriks Nasabah
b. Input : nilai_matriks_nasabah_tiap_kriteria
c. Proses : Untuk mencari nilai prioritas nasabah tiap kriteria,
manajer harus memasukkan nilai matriks masing-
masing nasabah ke dalam sistem, selanjutnya sitem akan
memproses data tersebut.
d. Output : nilai_matriks_nasabah_tiap_kriteria
Universitas Sumatera Utara
a. No. / Nama Proses: 4.2 / Proses Nilai Prioritas Nasabah
b. Input : nilai_matriks_nasabah_tiap_kriteria
c. Proses : Nilai matriks nasabah tiap kriteria yang dimasukkan
manajer akan diproses di dalam sistem untuk
menghasilkan nilai prioritas kriterianya dan akan
disimpan ke dalam tabel nasabah tiap kriteria.
Selanjutnya sistem akan memanggil data kriteria dan
data nasabah ke database mereka masing-masing untuk
kemudian akan ditampilkan bersama nilai prioritas
nasabah tiap kriteria.
d. Output : data_kriteria, data_nasabah, nilai_matriks_nasabah
_tiap_kriteria
a. No. / Nama Proses: 4.3 / Tampil Nilai Prioritas Nasabah
b. Input : data_kriteria, data_nasabah, nilai_prioritas_nasabah
_tiap_kriteria
c. Proses : Setelah nilai prioritas nasabah tiap kriteria di dapat,
selanjutnya sistem akan menampilkan nilai prioritas
nasabah tiap kriteria tersebut kepada manajer.
d. Output : nilai_prioritas_nasabah _tiap_kriteria
Universitas Sumatera Utara
5.1PROSES NILAI KEPUTUSAN
MANAJER
NASABAH TIAP KRITERIA n
ilai_
ke
pu
tusa
n_
ca
ri
5.2TAMPIL NILAI KEPUTUSAN
ha
sil_
nila
i_ke
pu
tusa
n_
ca
ri
nilai_keputusan_cari
NASABAH
da
ta_
na
sa
ba
hd
ata
_n
asa
ba
h
NASABAH TERPROSES
hasil_nilai_keputusan_cari
Gambar 3.9 DFD Level 2 – Penentuan Nilai Keputusan oleh Manajer
a. No. / Nama Proses: 5.1 / Proses Nilai Prioritas Kriteria
b. Input : nilai_keputusan_cari
c. Proses : Untuk memperoleh nilai prioritas global dari
keseluruhan data yang dimasukkan manajer, manajer
harus memasukkan proses cari nilai prioritas, maka
sistem akan memproses nilai tersebut dengan
memanggil data nasabah, kemudian hasil nilai prioritas
global tersimpan dalam basis data nasabah tiap kriteria
d. Output : data_nasabah , nilai_prioritas_global_cari
a. No. / Nama Proses: 5.2 / Tampil Nilai Prioritas Kriteria
b. Input : data_nasabah , nilai_keputusan_cari
c. Proses : Setelah masing-masing data yang dipanggil tersebut
ada dalam basis data, maka data tersebut akan di
Universitas Sumatera Utara
tampilkan ke manajer berupa hasil nilai keputusan dan
data nasabah yang telah diproses akan disimpan dalam
basis data nasabah terproses.
d. Output : hasil_nilai_keputusan
SPKPemberian
KUROPERATOR
3. password_user_ganti
4. hasil_password_user_baru
5. data_nasabah_register
6. hasil_data_nasabah_register
1. data_user
2. user_invalid | form_aplikasi
Gambar 3.10 DFD Level 0 – Operator
a. No. / Nama Proses: / SPK Pemberian KUR
b. Input : data_user , password_user_ganti,
data_nasabah_register
c. Proses : Sama halnya dengan manajer, operator juga harus
memasukkan data dirinya untuk menggunakan aplikasi
ini. Seorang operator hanya bisa melakukan registrasi
data nasabah, mengganti password dirinya pada aplikasi.
d. Output : user_invalid | form_aplikasi,
hasil_password_user_baru , hasil_data_nasabah_register
Proses yang ada pada DFD level 0 di atas dapat dipecah-pecah lagi menjadi
proses-proses yang lebih kecil dan terperinci. Proses-proses tersebut dapat dilihat pada
DFD level 1 di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
OPERATOR
3. data_user
1.0LOGIN
3.0REGISTER
DATANASABAH
1. data_userUSER
2. data_user
4. user_invalid | form_aplikasi
8. data_register
11. hasil_data_nasabah_register
NASABAH
10. data_nasabah
9. data_nasabah
2.0GANTI
PASSWORD
5. data_password {password_lama dan baru}
6. data_password
6. data_password_baru
7. data_password_baru
Gambar 3.11 DFD Level 1 – Operator
a. No. / Nama Proses: 1.0 / Login
b. Input : data_user, data_user
c. Proses : Untuk menggunakan aplikasi seorang operator juga
harus melakukan login terlebih dahulu yakni dengan
memasukkan data dirinya. Data user tersebut akan
tersimpan ke dalam tabel user dalam basis data. Jika
data yang dimasukkan benaar, maka sistem akan
menampilkan form aplikasi yang akan digunakan,
namun jika data yang dimasukkan salah, maka sistem
Universitas Sumatera Utara
akan mengeluarkan peringatan bahwa data yang
operator masukkan invalid, sehingga harus diulangi
kembali.
d. Output : data_user , user_invalid | form_aplikasi
a. No. / Nama Proses: 2.0 / Ganti Password
b. Input : data_password {password_lama dan baru},
data_password_baru
c. Proses : Operator juga dapat mengganti password dirinya untuk
masuk ke dalam sistem yakni dengan memasukkan data
password yang diminta, kemudian data password baru
secara otomatis akan tersimpan ke dalam basis data
user. Dan operator akan dapat menggunakan data
password baru tersebut.
d. Output : data_password , data_password_baru
a. No. / Nama Proses: 3.0 / Register Data Nasabah
b. Input : data_register , data_nasabah
c. Proses : Operator juga dapat melakukan registrasi data nasabah
ke dalam sistem. Data nasabah yang telah diregistrasi
tersebut akan disimpan di dalam tabel nasabah pada
basis data sistem. Kemudian data nasabah yang telah
diregister tersebut dapat dilihat kembali oleh operator.
d. Output : data_nasabah, hasil_data_nasabah_register
3.3.2 Perancangan Struktur Tabel
Perancangan struktur tabel berguna bagi pengembang sistem dalam merancang basis
data yang akan digunakan pada sistem nantinya. Sistem ini menggunakan beberapa
tabel diantaranya tabel bpkb, kriteria, nasabah, pengguna, rumah dan tanah. Berikut
struktur dari masing-masing tabel tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.36 Struktur Tabel BPKB
Tabel 3.37 Struktur Tabel Kriteria
No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
1 noid text 13 Nomor identitas masing-masing bpkb nasabah
2 merk text 20 Merk kendaraan
3 tipe text 10 Tipe kendaraan
4 tahun text 5 Tahun pembuatan kendaraan
5 warna text 10 Warna kendaraan
6 nama text 30 Nama dealer kendaraan
7 alamat text 50 Alamat dealer kendaraan
8 telp text 13 No. telp dealer kendaraan
No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
1 noid text 1 Nomor identitas masing-masing criteria
2 kredit text 50 Status kredit nasabah
3 produktivitas text 50 Produktivitas usaha nasabah
4 kondisi text 50 Kondisi usaha nasabah
5 jaminan text 50 Jaminan yang diberi
nasabah pada pihak Bank
6 kolektabilitas text 50 Kemampuan bekerjasama nasabah
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.38 Struktur Tabel Nasabah
Tabel 3.39 Struktur Tabel Pengguna
No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
1 noid text 13 Nomor identitas masing-masing nasabah
2 nama text 50 Nama nasabah
3 alamat text 50 Alamat nasabah
4 pekerjaan text 30 Pekerjaan nasabah
5 namausaha text 50 Nama usaha nasabah
6 alamatusaha text 50 Alamat usaha nasabah
7 jenisusaha text 50 Jenis usaha nasabah
8 notelp text 11 No.telp nasabah
9 nohp text 13 No.hp nasabah
10 pendapatan text 50 Pendapatan nasabah per
bulan
11 kondisiusaha text 12 Konsisi usaha nasabah
12 statuskredit text 10 Status kredit nasabah
13 kolektabilitas text 25 Kemampuan bekerjasama
nasabah
14 jaminan text 12 Jaminan yang diberikan
nasabah pada pihak Bank
No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
1 nama Text 15 Username pengguna sistem
2 pass Text 8 Password pengguna sistem
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.40 Struktur Tabel Rumah
Tabel 3.41 Struktur Tabel Tanah
No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
1 noid text 13 Nomor identitas jaminan rumah masing-masing nasabah
2 alamat text 50 Alamat nasabah 3 noimb text 20 No. IMB rumah nasabah 4 harga text 20 Harga rumah nasabah
5 namamilik text 30 Nama pemilik jaminan rumah
6 alamatmilik text 50 Alamat pemilik jaminan rumah
7 telpmilik text 13 No.telp pemilik jaminan rumah
8 tahun text 4 Tahun rumah dibangun 9 lt text 4 Luas tanah
10 lb text 4 Luas bangunan rumah
No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
1 noid text 13 Nomor identitas masing-masing jaminan tanah nasabah
2 alamat text 50 Alamat tanah nasabah
3 luas text 10 Luas tanah nasabah
4 status text 10 Status tanah
5 harga text 20 Harga kisaran tanah
6 namamilik text 30 Nama pemilik tanah
7 alamatmilik text 50 Alamat pemilik tanah
8 telpmilik text 13 No. telp pemilik tanah
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.42 Struktur Tabel Nasabah Terproses
3.3.3 Kamus Data
Kamus data dirancang untuk menentukan tabel-tabel apa saja yang akan muncul ke
dalam aplikasi dengan menggunakan data dalam basis data sistem. Berikut tabel-tabel
yang akan muncul di dalam aplikasi SPK pemberian KUR ini.
Tabel 3.43 Kamus Data Log-in
No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
1 noid text 13 Nomor identitas masing-masing nasabah
2 nama text 50 Nama nasabah
3 alamat text 50 Alamat nasabah
4 pekerjaan text 30 Pekerjaan nasabah
5 namausaha text 50 Nama usaha nasabah
6 alamatusaha text 50 Alamat usaha nasabah
7 jenisusaha text 50 Jenis usaha nasabah
8 notelp text 11 No.telp nasabah
9 nohp text 13 No.hp nasabah
10 pendapatan text 50 Pendapatan nasabah per
bulan
11 kondisiusaha text 12 Konsisi usaha nasabah
12 statuskredit text 10 Status kredit nasabah
13 kolektabilitas text 25 Kemampuan bekerjasama
nasabah
14 jaminan text 12 Jaminan yang diberikan
nasabah pada pihak Bank
No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
1 nama text 15 Username pengguna sistem
2 pass text 8 Password pengguna sistem
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.44 Kamus Data Ganti Password
Tabel 3.45 Kamus Data Daftar Pengguna
No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
1 nouser text 7 Nomor identitas pengguna 2 nama text 15 Username pengguna sistem
3 pass text 8 Password pengguna sistem
4 tingkat text 13 Tingkat dalam penggunaan sistem apakah operator atau
administrator
No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
1 nouser text 7 Nomor identitas pengguna 2 nama text 15 Username pengguna sistem
3 pass text 8 Password pengguna sistem
4 tingkat text 13 Tingkat dalam penggunaan sistem apakah operator atau
administrator
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.46 Kamus Data Nasabah
No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
1 noid text 13 Nomor identitas masing-masing nasabah
2 nama text 50 Nama nasabah
3 alamat text 50 Alamat nasabah
4 pekerjaan text 30 Pekerjaan nasabah
5 namausaha text 50 Nama usaha nasabah
6 alamatusaha text 50 Alamat usaha nasabah
7 jenisusaha text 50 Jenis usaha nasabah
8 notelp text 11 No.telp nasabah
9 nohp text 13 No.hp nasabah
10 pendapatan text 50 Pendapatan nasabah per
bulan
11 kondisiusaha text 12 Konsisi usaha nasabah
12 statuskredit text 10 Status kredit nasabah
13 kolektabilitas text 25 Kemampuan bekerjasama
nasabah
14 jaminan text 12 Jaminan yang diberikan
nasabah pada pihak Bank
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.47 Kamus Data Cari Data Nasabah
Tabel 3.48 Kamus Data Prioritas Kriteria
No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
1 noid text 13 Nomor identitas nasabah (diambil dari tabel nasabah)
2 nama text 50 Nama nasabah(diambil dari tabel nasabah)
3 namausaha text 50 Nama usaha nasabah(diambil dari tabel nasabah)
4 kolektabilitas text 50 Kemampuan kerjasama
nasabah(diambil dari tabel kriteria)
5 jenisusaha text 50 Jenis usaha nasabah(diambil dari tabel nasabah)
6 kondisiusaha text 12 No.telp nasabah(diambil dari tabel nasabah)
7 statuskredit text 13 No.hp nasabah(diambil dari tabel kriteria)
8 pendapatan text 50 Pendapatan nasabah per bulan(diambil dari tabel
nasabah)
9 jaminan text 12 Jaminan yang diberikan nasabah
pada pihak Bank(diambil dari tabel kriteria)
No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
1 noid text 1 Nomor identitas kriteria 2 kredit text 50 Nilai prioritas status kredit
3 produktivitas text 50 Nilai prioritas produktivitas usaha
4 kondisi text 50 Nilai prioritas kondisi usaha
5 jaminan text 50 Nilai prioritas jaminan usaha
6 kolektabilitas text 50 Nilai prioritas kolektabilitas nasabah
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.49 Kamus Data Prioritas Nasabah tiap Kriteria
No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
1 noid text 13 Nomor identitas nasabah dari tabel nasabah
2 kredit text 50 Nilai prioritas nasabah x
dengan kriteria status kredit
3 produktivitas text 50 Nilai prioritas nasabah x
dengan kriteria produktivitas usaha
4 kondisi text 50 Nilai prioritas nasabah x
dengan kriteria kondisi usaha
5 jaminan text 50 Nilai prioritas nasabah x
dengan kriteria jamina
6 kolektabilitas text 50 Nilai prioritas nasabah x dengan kriteria kolektabilitas
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.50 Kamus Data Nasabah Terproses
3.4 Perancangan Antar Muka
Perancangan antarmuka merupakan tampilan program aplikasi yang akan digunakan
oleh pengguna untuk dapat berkomunikasi dengan komputer. Tahapan ini sangat
penting karena antarmuka yang baik akan membuat pengguna merasakan kenyamanan
dalam menggunakan sebuah aplikasi komputer.
Untuk lebih memudahkan pembuatan antarmuka suatu sistem, perlu dilakukan
terlebih dahulu perancangan struktur menu program dari sistem yang akan dibangun,
hal ini sangat berguna untuk mengetahui urutan menu yang akan digunakan oleh
No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
1 noid text 13 Nomor identitas masing-masing nasabah
2 nama text 50 Nama nasabah
3 alamat text 50 Alamat nasabah
4 pekerjaan text 30 Pekerjaan nasabah
5 namausaha text 50 Nama usaha nasabah
6 alamatusaha text 50 Alamat usaha nasabah
7 jenisusaha text 50 Jenis usaha nasabah
8 notelp text 11 No.telp nasabah
9 nohp text 13 No.hp nasabah
10 pendapatan text 50 Pendapatan nasabah per
bulan
11 kondisiusaha text 12 Konsisi usaha nasabah
12 statuskredit text 10 Status kredit nasabah
13 kolektabilitas text 25 Kemampuan bekerjasama
nasabah
14 jaminan text 12 Jaminan yang diberikan
nasabah pada pihak Bank
Universitas Sumatera Utara
pengguna Berikut struktur menu-menu yang akan dirancang pada aplikasi sistem
pendukung keputusan ini.
3.4.1 Rancangan Halaman Utama
Halaman utama yang dimaksud adalah halaman atau jendela utama sistem yang
menampilkan menu utama sistem. Menu utama pada aplikasi ini terdiri dari 4 bagian,
yaitu menu sistem, menu register data, menu input matriks, dan menu tentang sistem.
Masing-masing menu akan terdiri dari beberapa sub menu. Tampilan rancangan
halaman utama dapat dilihat pada gambar 3.12.
Gambar 3.12 Rancangan Halaman Utama
3.4.2 Rancangan Menu Sistem
Pada menu Sistem terdapat beberapa sub menu, yaitu sub menu Log-In, Log-Out,
Daftar Pengguna. Ganti Password, dan Keluar. Tampilan rancangan menu sistem
dapat dilihat pada gambar 3.13.
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri
Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar
Tanggal Pengguna
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.13 Rancangan Menu Sistem
3.4.3 Rancangan Menu Login
Jendela Log-In dapat ditemukan pada menu Aplikasi. Jendela ini berfungsi menerima
masukan berupa username dan password untuk kemudian akan dicek apakah
username dan password tersebut telah valid. Jika ya, maka pengguna dapat
menggunakan aplikasi ini. Namun jika tidak, aplikasi ini akan menolak username dan
password tersebut dan aplikasi ini tidak dapat digunakan. Karena itu, jendela ini
didesain dengan tampilan yang cukup sederhana. Tampilan rancangan menu log in
dapat dilihat pada gambar 3.14.
Gambar 3.14 Rancangan Menu Log-in
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri
Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar
Tanggal Pengguna
Log in Log out Daftar Pengguna Ganti Password Keluar
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri
Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar
Tanggal Pengguna
Log in Username Password
Batal Ok
Universitas Sumatera Utara
3.4.4 Rancangan Menu Log-out
Jendela Log-Out akan ditampilkan jika pengguna mengklik menu Log-Out pada menu
Sistem. Jendela ini berfungsi bagi pengguna untuk keluar dari sistem tanpa harus
keluar dari aplikasi. Jika diperlukan, maka pengguna dapat melakukan Log-In
kembali. Sesuai dengan fungsinya, maka jendela ini berbentuk dialogue box untuk
mengkonfirmasi perintah Log-Out yang akan dilakukan. Tampilan rancangan menu
log out dapat dilihat pada gambar 3.15.
Gambar 3.15 Rancangan Menu Log-out
3.4.5 Rancangan Menu Daftar Pengguna
Pada menu Sistem terdapat sub menu Daftar Pengguna. Fungsi sub menu ini adalah
untuk melihat daftar pengguna yang memiliki akses terhadap aplikasi ini dan juga
melihat level pangguna. Level pengguna terdiri dari operator dan master. Hanya
pengguna pada level master yang dapat mengakses sub menu ini. Tampilan rancangan
menu daftar pengguna dapat dilihat pada gambar 3.16.
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri
Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar
Tanggal Pengguna
Log Out Sistem Keluar dari Sistem
Yes No
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.16 Rancangan Menu Daftar Pengguna
3.4.6 Rancangan Menu Ganti Password
Untuk mengakses sub menu Ganti Password, maka klik menu Sistem terlebih dahulu.
Pengguna dapat mengganti password miliknya pada sub menu ini. Tampilan
rancangan menu Ganti Password dapat dilihat pada gambar 3.17.
Gambar 3.17 Rancangan Menu Ganti Password
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri
Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar
Tanggal Pengguna
Ganti Password Username Password Lama Password Baru Validasi Password Baru
Batal Ganti
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri
Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar
Daftar Pengguna No No ID Username Password Level
Username
Password
Konfirmasi Password
Level
Tanggal Pengguna
Ok
Batal
Tambah Edit Hapus Keluar
Universitas Sumatera Utara
3.4.7 Rancangan Menu Register Data
Menu register data adalah menu untuk menyimpan semua data nasabah yang
diperlukan, sehingga apabila dibutuhkan dapat dicari pada menu ini. Tampilan
rancangan menu register data dapat dilihat pada gambar 3.18.
Gambar 3.18 Rancangan Menu Register Data
3.4.8 Rancangan Menu Data Nasabah
Menu data nasabah adalah menu yang berisi semua data-data nasabah calon penerima
KUR. Pada menu ini, kita dapat memanipulasi data nasabah yang ada, seperti
menambah data nasabah baru, mengeidt data nasabah dan menghapus data nasabah.
Tampilan rancangan menu data nasabah dapat dilihat pada gambar 3.19.
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri
Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar
Tanggal Pengguna
Data Nasabah Data Nasabah Terproses
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.19 Rancangan Menu Data nasabah
3.4.9 Rancangan Menu Data Nasabah Terproses Menu ini berfungsi untuk melihat semua data nasabah yang sudah diproses oleh
sistem. Semua data nasabah yang telah diproses akan tersimpan pada menu ini.
Tampilan rancangan menu data nasabah terproses dapat dilihat pada gambar 3.20.
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri
Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar
Data nasabah Penerima Kredit Bank Syariah Mandiri
Tanggal Pengguna
Keluar
No No Nasabah Nama Nasabah Nama Usaha Jenis Usaha
No Nasabah Nama Nasabah Nama Usaha Jenis Usaha Pendapatan Kondisi Usaha Kolektibilitas Jaminan
Data Nasabah Data Detail Nasabah
Tambah Edit Hapus
Cari
Batal
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.20 Rancangan Menu Data nasabah Terproses
3.4.10 Rancangan Menu Input Matriks Menu ini memiliki 2 sub menu yaitu menu matriks kriteria dan menu matriks nasabah
per kriteria. Tampilan rancangan menu input matriks dapat dilihat pada gambar 3.21.
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri
Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar
Data nasabah Terproses Penerima Kredit Bank Syariah Mandiri
Tanggal Pengguna
Keluar
No No Nasabah Nama Nasabah Nama Usaha Jenis Usaha
No Nasabah Nama Nasabah Nama Usaha Jenis Usaha Pendapatan Kondisi Usaha Kolektibilitas Jaminan
Data Nasabah Data Detail Nasabah
Tambah Edit Hapus
Cari
Batal
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.21 Rancangan Menu Input Matriks
3.4.11 Rancangan Menu Matriks Kriteria
Menu matriks kriteria ini adalah tempat untuk menginputkan nilai masukan awal
untuk mencari prioritas kriterianya. Nilai masukan yang dapat di gunakan hanya dari
1-9 sesuai dengan nilai yang terdapat pada tabel saaty. Tampilan rancangan menu
matriks kriteria dapat dilihat pada gambar 3.22.
Gambar 3.22 Rancangan Menu Matriks Kriteria
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri
Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar
Matriks Kriteria
Status Kredit
Produktivitas Usaha
Kondisi Usaha Jaminan Kolektabilitas
Status Kredit Produktivitas
Usaha
Kondisi Usaha
Jaminan Kolektabilitas
Tanggal Pengguna
Proses Ulang Keluar
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri
Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar
Tanggal Pengguna
Matriks Kriteria Matriks Nasabah Per Kriteria
Universitas Sumatera Utara
3.4.12 Rancangan Menu Tampil Prioritas Kriteria
Setelah semua elemen matriks kriteria di atas sudah terisi, maka selanjutnya tekan
tombol proses untuk melihat hasil nilai prioritasnya. Tampilan rancangan menu tampil
prioritas kriteria dapat dilihat pada gambar 3.23.
Gambar 3.23 Rancangan Menu Tampil Prioritas Kriteria
3.4.13 Rancangan Menu Matriks Nasabah Per Kriteria
Setelah mendapatkan nilai prioritas kriteria, maka langkah selanjutnya adalah
memasukkan nilai pada matriks nasabah berdasarkan tiap kriterianya. Nilai masukan
yang dapat di gunakan hanya dari 1-9 sesuai dengan nilai yang terdapat pada tabel
saaty. Tampilan rancangan menu matriks nasabah per kriteria dapat dilihat pada
gambar 3.24.
Proses Ulang Keluar
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri
Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar
Matriks Kriteria
Kriteria Prioritas Kriteria Persentase Kriteria
Status Kredit Produktivitas Usaha
Kondisi Usaha Jaminan
Kolektabilitas
Tanggal Pengguna
Keluar Ulang Proses
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.24 Rancangan Menu Matriks Nasabah Per Kriteria
3.4.14 Rancangan Menu Tampil Prioritas Nasabah Per Kriteria
Setelah semua elemen pada matriks nasabah tiap kriteria di atas sudah terisi, maka
selanjutnya tekan tombol proses untuk melihat hasil nilai prioritasnya. Tampilan
rancangan menu tampil prioritas nasabah per kriteria dapat dilihat pada gambar 3.25.
Status Kredit Produktivitas Usaha Kondisi Usaha Jaminan Kolektabilitas
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri
Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar
001 002 003 004 005
001 002 003 004 005
Tanggal Pengguna
Status Kredit Produktivitas Usaha Kondisi Usaha Jaminan Kolektabilitas
Data Nasabah Berdasarkan: o Produktivitas Usaha
o Kondisi Usaha
o Status Kredit
o Kolektabilitas
o Jaminan
o Semuanya
No.Nasabah Nama Nasabah Status Kredit
001 Marina Tidak 002 Gilang Tidak 003 Ari Tidak 004 Hendra Tidak 005 Andi Tidak
Ulang Proses
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.25 Rancangan Menu Tampil Prioritas Nasabah tiap Kriteria
3.4.15 Rancangan Menu Penentuan Nilai Keputusan
Setelah mendapat nilai prioritas masing-masing nasabah tiap kriteria, maka langkah
terakhir yang harus dilakukan untuk mendapatkan nilai keputusan adalah dengan
menekan tombol penentuan nilai keputusan. Nilai keputusan ini merupakan nilai
prioritas global dari masing-masing nasabah yang telah diurutkan dari nilai tertinggi
hingga terendah. Selain itu, pada menu ini pengguna juga dapat melihat hasil akhir
dalam bentuk diagram sehingga memudahkan pengguna untuk membandingkan nilai
antar nasabah. Tampilan rancangan menu penentuan nilai keputusan dapat dilihat pada
gambar 3.26.
Proses Ulang Keluar
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri
Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar
Matriks Nasabah tiap Kriteria
Status Kredit
Produktivitas Usaha
Kondisi Usaha
Jaminan Kolektabilitas
001 002 003 004 005
Tanggal Pengguna
Ulang Penentuan Nilai Keputusan Proses
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.26 Rancangan Menu Hasil Akhir Nilai Keputusan
3.4.16 Rancangan Menu Tentang Sistem
Tentang sistem teriri dari dua sub benu yakni menu versi sistem yang akan
menjelaskan data tentang sistem dan menu profil programmer yang akan
menampilkan biodata dari pengembang aplikasi SPK ini. Tampilan rancangan menu
tentang sistem dapat dilihat pada gambar 3.27.
Proses Ulang Keluar
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri
Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar
Hasil Akhir
Tanggal Pengguna
Ulang Proses
Nasabah Prioritas Global
001 0.2955 005 0.2044 002 0.2032 004 0.1496 003 0.1471
0
0.1
0.2
0.3
Marina Andi Gilang Hendra Ari
Marina
Andi
Gilang
Hendra
Ari
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.27 Rancangan Menu Tentang Sistem
3.4.17 Rancangan Menu Versi Program
Menu versi program akan menampilkan versi aplikasi sistem ini. Tampilan rancangan
menu versi program dapat dilihat pada gambar 3.28.
Gambar 3.28 Rancangan Menu Versi Program
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri
Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar
Tanggal Pengguna
Versi Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit
Bank Syariah Mandiri Versi 1.6
Keluar
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri
Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar
Tanggal Pengguna
Profil programmer
Bantuan
Versi Sitem
Universitas Sumatera Utara
3.4.18 Rancangan Menu Profil Programmer
Menu profil programmer berisi tentang biodata pengembang aplikasi SPK ini.
Tampilan rancangan menu profil programmer dapat dilihat pada gambar 3.29.
Gambar 3.29 Rancangan Menu Tentang Programmer
3.4.19 Rancangan Menu Keluar
Menu keluar merupakan fungsi yang digunakan jika pengguna ingin keluar dari
sistem. Tampilan rancangan menu keluar dapat dilihat pada gambar 3.30.
Gambar 3.30 Rancangan Menu Keluar Sistem
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri
Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar
Tanggal Pengguna
Apakah anda yakin ingin keluar dari sistem?
Ya Tidak
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri
Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar
Tanggal Pengguna
Tentang Programmer Nama : Faraby Azwany
NIM : 061401021
Program Studi : S1 Ilmu Komputer
Fakultas : MIPA
Universitas : USU
Email : [email protected]
Keluar
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
IMPLEMENTASI
4.1 Implementasi
Implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah perancangan aplikasi SPK
pemberian KUR pada Bank BSM. Dalam bab ini akan dijelaskan bagaimana cara
menjalankan aplikasi SPK tersebut.
Program aplikasi SPK ini terdiri dari beberapa halaman, diantaranya dapat
dilihat pada sub bab di bawah ini.
4.1.1 Halaman Utama
Halaman utama merupakan halaman yang pertama kali muncul pada saat kita
menjalankan program ini. Halaman utama ini terdiri dari beberapa menu yaitu: menu
sistem, menu register data, menu input matriks, tentang sistem, dan menu keluar.
Berikut tampilan form halaman utama pada sistem ini.
Gambar 4.1 Form Halaman Utama
Universitas Sumatera Utara
4.1.1.1 Menu Log-in
Halaman log-in berfungsi untuk memasukkan data pengguna yang ingin
menggunakan sistem. Jika data tersebut benar, maka pengguna akan masuk ke dalam
sistem, namun jika data tersebut salah, maka sistem akan memberi peringatan. Berikut
tampilan form menu log-in sistem ini.
Gambar 4.2 Form Menu Log-in
Ada dua tingkat pengguna dalam sistem ini, yakni administrator dan operator.
Seorang administrator dapat mengakses semua menu pada sistem, sedangkan operator
hanya dapat mengakses sebagian menu pada sistem. Berikut tampilan form yang akan
muncul pada saat pengguna berhasil log-in baik sebagai administrator maupun
operator.
Gambar 4.3 Form Halaman Utama Adminitrator
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.4 Form Halaman Utama Operator
4.1.1.2 Menu Daftar Pengguna
Pada menu Sistem terdapat sub menu Daftar Pengguna. Fungsi sub menu ini adalah
untuk melihat daftar pengguna yang memiliki akses terhadap aplikasi ini dan juga
melihat level pangguna. Level pengguna terdiri dari operator dan master. Hanya
pengguna pada level master yang dapat mengakses sub menu ini. Desain antarmuka
sub menu Daftar Pengguna dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4.5 Form Menu Daftar Pengguna
Universitas Sumatera Utara
4.1.1.3 Menu Ganti Password
Pengguna dapat mengganti password yang akan ia gunakan untuk masuk ke dalam
sistem. Berikut tampilan form menu ganti password pada sistem ini.
Gambar 4.6 Form Menu Ganti Password
4.1.1.4 Menu Data Nasabah
Menu data nasabah adalah menu yang berisi semua data-data nasabah calon penerima
KUR. Pada menu ini, kita dapat memanipulasi data nasabah yang ada, seperti
menambah data nasabah baru, mengedit data nasabah dan menghapus data nasabah.
Berikut tampilan menu data nasabah.
Gambar 4.7 Form Menu Data nasabah
Universitas Sumatera Utara
4.1.1.5 Menu Matriks Kriteria
Menu matriks kriteria ini adalah tempat untuk menginputkan nilai masukan awal
untuk mencari prioritas kriterianya. Nilai masukan yang dapat di gunakan hanya dari
1-9 sesuai dengan nilai yang terdapat pada tabel saaty. Berikut tampilan menu matriks
kriteria.
Gambar 4.8 Form Menu Matriks Kriteria
4.1.1.6 Menu Tampil Prioritas Kriteria
Setelah semua elemen matriks kriteria di atas sudah terisi, maka selanjutnya tekan
tombol proses untuk melihat hasil nilai prioritasnya. Berikut tampilan nilai prioritas
kriteria pada sistem ini.
Gambar 4.9 Form Menu Tampil Prioritas Kriteria
Universitas Sumatera Utara
4.1.1.7 Menu Matriks Nasabah per Kriteria
Setelah mendapatkan nilai prioritas kriteria, maka langkah selanjutnya adalah
memasukkan nilai pada matriks nasabah berdasarkan tiap kriterianya. Nilai masukan
yang dapat di gunakan hanya dari 1-9 sesuai dengan nilai yang terdapat pada tabel
saaty. Berikut tampilan menu matriks nasabah per kriteria.
Gambar 4.10 Form Menu Matriks Nasabah Per Kriteria 4.1.1.8 Menu Tampil Prioritas Nasabah per Kriteria
Setelah semua elemen pada matriks nasabah tiap kriteria di atas sudah terisi, maka
selanjutnya tekan tombol proses untuk melihat hasil nilai prioritasnya. Berikut
tampilan nilai prioritas nasabah tiap kriteria pada sistem ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.11 Form Menu Tampil Prioritas Nasabah tiap Kriteria
4.1.1.9 Menu Penentuan Nilai Keputusan
Setelah mendapat nilai prioritas masing-masing nasabah tiap kriteria, maka langkah
terakhir yang harus dilakukan untuk mendapatkan nilai keputusan adalah dengan
menekan tombol proses nilai keputusan. Nilai keputusan ini merupakan nilai prioritas
global dari masing-masing nasabah yang telah diurutkan dari nilai tertinggi hingga
terendah. Selain itu, pada menu ini pengguna juga dapat melihat hasil akhir dalam
bentuk diagram sehingga memudahkan pengguna untuk membandingkan nilai antar
nasabah. Berikut tampilan menu penentuan nilai keputusan pada sistem ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.12 Form Menu Hasil Akhir Nilai Keputusan
4.1.1.10 Menu Nasabah Terproses
Menu nasabah terproses berisi data nasabah yang telah diproses oleh sistem. Pada
menu ini manajer dan operator hanya dapat melihat data nasabah saja, tanpa bisa
memanipulasi datanya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.13 Form Menu Nasabah Terproses
4.1.1.11 Menu Versi Sistem
Menu versi program akan menampilkan versi aplikasi sistem ini. Berikut tampilan
menu versi program pada sistem ini.
Gambar 4.14 Form Menu Versi Sistem
Universitas Sumatera Utara
4.1.1.12 Menu Profil Programmer
Menu profil programmer berisi tentang biodata pengembang aplikasi SPK ini. Berikut
tampilan menu tentang programmer pada sistem ini.
Gambar 4.15 Form Menu Tentang Programmer
4.1.1.13 Menu Keluar
Menu keluar merupakan fungsi yang digunakan jika pengguna ingin keluar dari
sistem. Berikut tampilan menu keluar pada sistem ini.
Gambar 4.16 Form Menu Keluar Sistem
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian sistem yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan daiantaranya sebagai berikut:
1. Metode Analytical Hierarachy Process (AHP) dapat digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan pada penelitian ini yakni Sistem Pendukung
keputusan Pemberian Kredit usaha Rakyat (KUR) pada Bank Syariah Mandiri
(BSM) yang bersifat multikriteria.
2. Sistem Pendukung keputusan Pemberian Kredit usaha Rakyat (KUR) pada Bank
Syariah Mandiri (BSM) ini dapat membantu pihak Bank dalam menentukan
nasabah penerima KUR dengan mengambil nilai hasil akhir nasabah yang
tertinggi.
3. Pengurutan hasil akhir sistem dari nilai tertinggi hingga terendah dan
Penggunaan tampilan grafik/diagram dalam nilai keputusan akhir dapat
mengefisienkan waktu pihak Bank dalam mengambil keputusan dan dapat
memudahkan pihak Bank dalam membaca data nilai nasabah yang dihasilkan.
4. Tampilan aplikasi dalam bentuk grafis dan user friendly dapat membuat
pengguna lebih mudah dan nyaman dalam menggunakan aplikasi ini.
5. Sistem ini hanya menjadi alat bantu bagi pengambil keputusan, keputusan akhir
tetap berada di tangan pengambil keputusan.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran yang sebaiknya dilakukan guna
pengembangan sistem ini menjadi lebih baik, diantaranya sebagai berikut:
1. Penggabungan metode Analytical Hierarachy Process (AHP) dengan metode
matematika lain dapat membuat niai-nilai pendukung keputusan yang dihasilkan
lebih akurat dan terperinci.
2. Pembuatan laporan dalam bentuk print out dapat memudahkan manajer dalam
melihat nilai prioritas global masing-masing penerima KUR.
Universitas Sumatera Utara