modul dewa89s sistem pendukung keputusan pemberian kredit

131
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SKRIPSI FARABY AZWANY 061401021 PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 Universitas Sumatera Utara

Upload: imam-muslimm

Post on 19-Jan-2016

64 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kreditfhgfhgfdghdghdbv gfdgds gg sdsdf dfgsdfgsf g gdsfgsdtryryrfgh

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT PADA BANK SYARIAH MANDIRI

CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SKRIPSI

FARABY AZWANY 061401021

PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT PADA BANK SYARIAH MANDIRI

CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Komputer

FARABY AZWANY 061401021

PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

PERSETUJUAN Judul : SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Kategori : SKRIPSI Nama : FARABY AZWANY Nomor Induk Mahasiswa : 061401021 Program Studi : SARJANA (S1) ILMU KOMPUTER Departemen : ILMU KOMPUTER Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, 14 Desember 2010

Komisi Pembimbing : Pembimbing 2 Pembimbing 1 Maya Silvi Lydia, B.Sc., M.Sc Prof. Dr. Muhammad Zarlis 197401272002122001 NIP. 195707011986011003 Diketahui/Disetujui oleh Departemen Ilmu Komputer FMIPA USU Ketua, Prof. Dr. Muhammad Zarlis NIP. 195707011986011003

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

PERNYATAAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT

PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya. Medan, 14 Desember 2010 FARABY AZWANY NIM 061401021

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

PENGHARGAAN

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai dalam waktu yang telah ditetapkan. Tak lupa pula penulis junjungkan kehadirat Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis dan Ibu Maya Silvi Lydia,B.Sc,MSc selaku pembimbing I dan II yang telah membimbing dan memberikan masukan-masukan kepada penulis dengan tulus dan ikhlas dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Syahril Efendi S.Si, M.Si dan Bapak M. Andri Budiman, ST, M.CompSc, MEM selaku pembanding I dan II yang telah banyak memberikan masukan dan kritikan dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Ilmu Komputer FMIPA USU Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis dan Bapak Syahriol Sitorus, S.Si, MIT., Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua dosen dan pegawai pada Program Studi S1 Ilmu Komputer FMIPA USU, rekan-rekan mahasiswa S1 Ilmu Komputer khususnya stambuk 2006 serta semua pihak yang telah membantu dan memberi masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya, tidak lupa penulis menghaturkan ribuan terima kasih kepada ayahanda dan ibunda tercinta, Azwany Djoeneid dan Cut Soraya yang tidak henti-hentinya memberikan semangat, dukungan, motivasi serta selalu mendoakan penulis. Terima kasih juga penulis sampaikan untuk Abangku tercinta Andya Azwany, dan kedua adikku tersayang Asyieq Aldin Azwany dan M. Rizky Putra Azwany yang telah memberikan motivasi, dukungan serta selalu mendoakan penulis. Kepada seluruh keluarga besar papa, H. M. Djoeineid Yoesoef dan keluarga besar mama, T. M. Asyieq yang selalu mendoakan penulis. Serta para sahabat yang selalu membantu dan menjadi teman diskusi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini diantaranya Maulida. Z, Rifki Respati Ashari Lubis, S.Kom, Kak Rafiqah Dewi Lubis, S.Kom dan semua sahabat yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian. Amin.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

ABSTRAK

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sistem yang dapat membantu seseorang dalam mengambil keputusan yang akurat dan tepat sasaran. Banyak permasalahan yang dapat diselesaikan dengan menggunakan SPK, salah satunya adalah penentuan kelayakan nasabah penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR). Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam membangun suatu SPK diantaranya analytical hierarchy process (AHP). AHP merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam memecahkan permasalahan yang bersifat multikriteria, seperti dalam SPK penentuan kelayakan nasabah penerima KUR. Penelitian ini menggunakan metode AHP dalam menentukan kelayakan nasabah penerima KUR pada Bank Syariah Mandiri Cabang Medan. Dalam penentuan kelayakan nasabah penerima KUR, ada beberapa kriteria yang menjadi dasar pengambilan keputusan antara lain status kredit, produktivitas usaha, kondisi usaha, jaminan, dan kolektibilitas. Status kredit berarti calon penerima KUR tidak sedang menerima KUR di tempat lain. Produktivitas berarti apakah usaha yang dijalankan tersebut produktif atau tidak, dilihat dari lokasi usaha, jenis usaha, dan pendapatan perbulan. Kondisi usaha berarti apakah usaha yang dijalankan tersebut berjalan dalam kondisi yang baik atau tidak, dilihat dari manajemen usaha, peralatan usaha, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Jaminan berarti agunan dalam bentuk apa yang akan dijadikan agunan, seperti rumah/ruko, tanah, dan BPKB. Sedangkan kolektibilitas berarti kelancaran calon penerima KUR dalam membayar angsuran tiap bulannya. Adapun hasil akhir dalam penelitian ini adalah hasil prioritas global kriteria nasabah, yang diurutkan dari yang tertinggi hingga terendah, sehingga pihak bank dapat dengan mudah mengambil keputusan dengan melihat hasil tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

DECISION SUPPORT SYSTEM OF BANK SYARIAH MANDIRI MEDAN BRANCH IN CREDIT DELIVERING FOR PEOPLE BUSINESS

IS BASED ON THE METHOD OF ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

ABSTRACT Decision Support System (DSS) is a system which assists someone to make accurate and correct decisions. Many problems can be solved by using the DSS, one of which is to determine the feasibility of the customer prior to receiving business credit (KUR). There are several methods which can be used in building a DSS such as Analytical Hierarchy Process (AHP). AHP is the mostly used method as solution for multiple criteria problems, such as in SPK recipients KUR determining customer eligibility. This study uses the AHP method in determining customer eligibility KUR beneficiaries in Bank Syariah Mandiri, Medan Branch. In determining customer eligibility KUR beneficiaries, there are several criteria that form the basis of decision making, such as credit status, business productivity, business conditions, warranties, and collectibility. Credit status means that the prospective recipient is not receiving KUR elsewhere. Productivity means the business carried on whether productive or not, judging from the business location, business type, and monthly income. Business conditions means the business carried on is running in good condition, judged from business management, business equipment, and Human Resources (HR). Guarantee means the collateral, such as home/office, land, and BPKB. Meanwhile, the candidate receiving the collectibility means smooth KUR installment each month. The result of this research is the global priorities of customers criteria, sorted from highest to lowest, so the bank can easily make decisions by looking at these results.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii Pernyataan iii Penghargaan iv Abstrak v Abstract vi Daftar Isi vii Daftar Tabel x Daftar Gambar xii Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 3 1.3 Batasan Masalah 3 1.4 Tujuan Penelitian 3 1.5 Manfaat Penelitian 4 1.6 Metodologi Penelitian 4 1.7 Sistematika Penulisan 5

Bab 2 Tinjauan Teoretis 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 7 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan 7 2.1.2 Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan 8 2.1.3 Konsep Pengambilan Keputusan 8

2.1.3.1 Pengertian Keputusan 8 2.1.3.2 Pengertian Pengambilan Keputusan 9 2.1.4 Fase-fase Proses Pengambilan Keputusan 10

2.1.4.1 Fase Inteligensi 12 2.1.4.1.1 Identifikasi Masalah (Peluang) 12

2.1.4.1.2 Klasifikasi Masalah 13 2.1.4.1.3 Kepemilikan Masalah 13

2.1.4.2 Fase Desain 14 2.1.4.2.1 Memilih Sebuah Prinsip Pilihan 14

2.1.4.2.2 Mengembangkan (Menghasilkan) Alternatif-alternatif 14

2.1.4.2.3 Mengukur Hasil Akhir 14 2.1.4.3 Fase Pilihan 15 2.1.4.4 Fase Implementasi 16

2.1.5 Karakteristik dan Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan 16 2.1.6 Keuntungan Sistem Pendukung Keputusan 17 2.1.7 Komponen Sistem Pendukung Keputusan 18

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

2.2 Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) 19 2.2.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode AHP 21 2.2.2 Prinsip Dasar AHP 23 2.3 Kredit Usaha Rakyat (KUR) 25 Bab 3 Analisis dan Perancangan Sistem 3.1 Analisis Sistem 28 3.1.1 Analisis Permasalahan 28 3.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem Pendukung Keputusan 29 3.1.3 Analisis Pemecahan Masalah dengan Metode AHP 30 3.1.4 Analisis Hasil dan Pembahasan 40 3.1.4.1 Nilai Matriks Kriteria 40 3.1.4.2 Nilai Matriks Nasabah per Kriteria 45 3.1.4.2.1 Status Kredit 45 3.1.4.2.2 Produktivitas Usaha 50 3.1.4.2.3 Kondisi Usaha 53 3.1.4.2.4 Jaminan 56 3.1.4.2.5 Kolektibilitas 59 3.2 Perancangan Flowchart Sistem 64 3.3 Perancangan Basis Data 67 3.3.1 Data Flow Diagram (DFD) 68

3.3.2 Perancangan Struktur Tabel 80 3.3.3 Kamus Data 84

3.4 Perancangan Antar Muka 89 3.4.1 Rancangan Halaman Utama 90 3.4.2 Rancangan Menu Sistem 90 3.4.3 Rancangan Menu Log in 91 3.4.4 Rancangan Menu Log out 92 3.4.5 Rancangan Menu Daftar Pengguna 92 3.4.6 Rancangan Menu Ganti Password 93 3.4.7 Rancangan Menu Register Data 94 3.4.8 Rancangan Menu Data Nasabah 94 3.4.9 Rancangan Menu Data Nasabah Terproses 95 3.4.10 Rancangan Menu Input Matriks 96 3.4.11 Rancangan Menu Matriks Kriteria 97 3.4.12 Rancangan Menu Tampil Prioritas Kriteria 98 3.4.13 Rancangan Menu Matriks Nasabah per Kriteria 98 3.4.14 Rancangan Menu Tampil Prioritas Nasabah per Kriteria 99 3.4.15 Rancangan Menu Penentuan Nilai Keputusan 100 3.4.16 Rancangan Menu Tentang Sistem 101 3.4.17 Rancangan Menu Versi Program 102 3.4.18 Rancangan Menu Profil Programmer 103 3.4.19 Rancangan Menu Keluar 103 Bab 4 Implementasi

4.1 Implementasi 104 4.1.1 Halaman Utama 104

4.1.1.1 Menu Log in ` 105

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

4.1.1.2 Menu Daftar Pengguna 106 4.1.1.3 Menu Ganti Password 107 4.1.1.4 Menu Data Nasabah 107 4.1.1.5 Menu Matriks Kriteria 108 4.1.1.6 Menu Tampil Prioritas Kriteria 108 4.1.1.7 Menu Matriks Nasabah per Kriteria 109 4.1.1.8 Menu Tampil Prioritas Nasabah per Kriteria 109 4.1.1.9 Menu Penentuan Nilai Keputusan 110 4.1.1.10 Menu Nasabah Terproses 111 4.1.1.11 Menu Versi Sistem 112 4.1.1.12 Menu Profil Programmer 113 4.1.1.13 Menu Keluar 113

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan 114 5.2. Saran 115

Daftar Pustaka 116

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Indeks Random 22 Tabel 2.2 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan 24 Tabel 2.3 Contoh matriks perbandingan berpasangan 24 Tabel 3.1 Matriks Berpasangan untuk Kriteria Calon Penerima KUR 30 Tabel 3.2 Matriks berpasangan Calon Penerima KUR 33 Tabel 3.3 Masukan Nilai Perbandingan Kriteria Nasabah KUR 41 Tabel 3.4 Nilai Pembagian Jumlah Kolom Kriteria Nasabah KUR 41 Tabel 3.5 Nilai Prioritas Kriteria 42 Tabel 3.6 Nilai Masukan Matriks Kriteria Dikali Nilai Prioritas Kriteria 43 Tabel 3.7 Hasil Bagi Nilai Jumlah Baris Tabel 3.6 dengan Nilai Prioritas Kriteria 44 Tabel 3.8 Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria 46 Tabel 3.9 Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria 47 Tabel 3.10 Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria 47 Tabel 3.11 Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria 48 Tabel 3.12 Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.11 dengan Nilai Prioritas Nasabah 49 Tabel 3.13 Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria 50 Tabel 3.14 Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria 51 Tabel 3.15 Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria 51 Tabel 3.16 Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria 52 Tabel 3.17 Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.16 dengan Nilai Prioritas Nasabah 52 Tabel 3.18 Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria 53 Tabel 3.19 Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria 54 Tabel 3.20 Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria 54 Tabel 3.21 Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria 55 Tabel 3.22 Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.21 dengan Nilai Prioritas Nasabah 55 Tabel 3.23 Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria 56 Tabel 3.24 Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria 57 Tabel 3.25 Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria 57 Tabel 3.26 Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria 58 Tabel 3.27 Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.26 dengan Nilai Prioritas Nasabah 58 Tabel 3.28 Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria 59 Tabel 3.29 Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria 60 Tabel 3.30 Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria 60 Tabel 3.31 Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria 61 Tabel 3.32 Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.31 dengan Nilai Prioritas Nasabah 61 Tabel 3.33 Nilai Prioritas masing-masing nasabah tiap criteria 62 Tabel 3.34 Nilai Prioritas Tujuan masing-masing nasabah KUR 63

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Tabel 3.35 Prioritas Global Masing-masing Calon Nasabah KUR 64 Tabel 3.36 Struktur Tabel BPKB 81 Tabel 3.37 Struktur Tabel Kriteria 81 Tabel 3.38 Struktur Tabel Nasabah 82 Tabel 3.39 Struktur Tabel Pengguna 82 Tabel 3.40 Struktur Tabel Rumah 83 Tabel 3.41 Struktur Tabel Tanah 83 Tabel 3.42 Struktur Tabel Nasabah Terproses 84 Tabel 3.43 Kamus Data Log-in 84 Tabel 3.44 Kamus Data Ganti Password 85 Tabel 3.45 Kamus Data Daftar Pengguna 85 Tabel 3.46 Kamus Data Data Nasabah 86 Tabel 3.47 Kamus Data Cari Data Nasabah 87 Tabel 3.48 Kamus Data Prioritas Kriteria 87 Tabel 3.49 Kamus Data Prioritas Nasabah Tiap Kriteria 88 Tabel 3.50 Kamus Data Data Nasabah Terproses 89

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Pengambilan Keputusan / Proses Pemodelan SPK 11 Gambar 2.2 Model Konseptual SPK 19 Gambar 2.3 Struktur Hirarki AHP pada Sistem Pendukung Keputusan

Pemberian KUR 23 Gambar 3.1 Flowchart Penentuan Prioritas Kriteria 65 Gambar 3.2 Flowchart Penentuan Prioritas Nasabah 66 Gambar 3.3 Flowchart Penentuan Nilai Prioritas Global 67 Gambar 3.4 DFD Level 0 - Manajer 68 Gambar 3.5 DFD Level 1 - Manajer 70 Gambar 3.6 DFD Level 2 - Register Data oleh Manajer 72 Gambar 3.7 DFD Level 2 - Penentuan Prioritas Kriteria oleh Manajer 73 Gambar 3.8 DFD Level 2 - Penentuan Prioritas Nasabah Tiap Kriteria oleh Manajer 75 Gambar 3.9 DFD Level 2 - Penentuan Nilai Keputusan oleh Manajer 77 Gambar 3.10 DFD Level 0 - Operator 78 Gambar 3.11 DFD Level 1 – Operator 79 Gambar 3.12 Rancangan Halaman Utama 90 Gambar 3.13 Rancangan Menu Sistem 91 Gambar 3.14 Rancangan Menu Log-in 91 Gambar 3.15 Rancangan Menu Log-out 92 Gambar 3.16 Rancangan Menu Daftar Pengguna 93 Gambar 3.17 Rancangan Menu Ganti Password 93 Gambar 3.18 Rancangan Menu Register Data 94 Gambar 3.19 Rancangan Menu Data Nasabah 95 Gambar 3.20 Rancangan Menu Data Nasabah Terproses 96 Gambar 3.21 Rancangan Menu Input Matriks 97 Gambar 3.22 Rancangan Menu Matriks Kriteria 97 Gambar 3.23 Rancangan Menu Tampil Prioritas Kriteria 98 Gambar 3.24 Rancangan Menu Matriks Nasabah Per Kriteria 99 Gambar 3.25 Rancangan Menu Tampil Prioritas Nasabah Per Kriteria 100 Gambar 3.26 Rancangan Menu Hasil Akhir Nilai Keputusan 101 Gambar 3.27 Rancangan Menu Tentang Sistem 102 Gambar 3.28 Rancangan Menu Versi Program 102 Gambar 3.29 Rancangan Menu Tentang Programmer 103 Gambar 3.30 Rancangan Menu Keluar Sistem 103 Gambar 4.1 Form Halaman Utama 104 Gambar 4.2 Form Menu Log-in 105 Gambar 4.3 Form Halaman Utama Administrator 105 Gambar 4.4 Form Halaman Utama Operator 106 Gambar 4.5 Form Menu Daftar Pengguna 106 Gambar 4.6 Form Menu Ganti Password 107

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Gambar 4.7 Form Menu Data Nasabah 107 Gambar 4.8 Form Menu Matriks Kriteria 108 Gambar 4.9 Form Menu Tampil Prioritas Kriteria 108 Gambar 4.10 Form Menu Matriks Nasabah Per Kriteria 109 Gambar 4.11 Form Menu Tampil Prioritas Nasabah Per Kriteria 110 Gambar 4.12 Form Menu Hasil Akhir Nilai Keputusan 111 Gambar 4.13 Form Menu Nasabah Terproses 112 Gambar 4.14 Form Menu Versi Sistem 112 Gambar 4.15 Form Menu Tentang Programmer 113 Gambar 4.16 Form Menu Keluar Sistem 113

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

ABSTRAK

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sistem yang dapat membantu seseorang dalam mengambil keputusan yang akurat dan tepat sasaran. Banyak permasalahan yang dapat diselesaikan dengan menggunakan SPK, salah satunya adalah penentuan kelayakan nasabah penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR). Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam membangun suatu SPK diantaranya analytical hierarchy process (AHP). AHP merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam memecahkan permasalahan yang bersifat multikriteria, seperti dalam SPK penentuan kelayakan nasabah penerima KUR. Penelitian ini menggunakan metode AHP dalam menentukan kelayakan nasabah penerima KUR pada Bank Syariah Mandiri Cabang Medan. Dalam penentuan kelayakan nasabah penerima KUR, ada beberapa kriteria yang menjadi dasar pengambilan keputusan antara lain status kredit, produktivitas usaha, kondisi usaha, jaminan, dan kolektibilitas. Status kredit berarti calon penerima KUR tidak sedang menerima KUR di tempat lain. Produktivitas berarti apakah usaha yang dijalankan tersebut produktif atau tidak, dilihat dari lokasi usaha, jenis usaha, dan pendapatan perbulan. Kondisi usaha berarti apakah usaha yang dijalankan tersebut berjalan dalam kondisi yang baik atau tidak, dilihat dari manajemen usaha, peralatan usaha, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Jaminan berarti agunan dalam bentuk apa yang akan dijadikan agunan, seperti rumah/ruko, tanah, dan BPKB. Sedangkan kolektibilitas berarti kelancaran calon penerima KUR dalam membayar angsuran tiap bulannya. Adapun hasil akhir dalam penelitian ini adalah hasil prioritas global kriteria nasabah, yang diurutkan dari yang tertinggi hingga terendah, sehingga pihak bank dapat dengan mudah mengambil keputusan dengan melihat hasil tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

DECISION SUPPORT SYSTEM OF BANK SYARIAH MANDIRI MEDAN BRANCH IN CREDIT DELIVERING FOR PEOPLE BUSINESS

IS BASED ON THE METHOD OF ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

ABSTRACT Decision Support System (DSS) is a system which assists someone to make accurate and correct decisions. Many problems can be solved by using the DSS, one of which is to determine the feasibility of the customer prior to receiving business credit (KUR). There are several methods which can be used in building a DSS such as Analytical Hierarchy Process (AHP). AHP is the mostly used method as solution for multiple criteria problems, such as in SPK recipients KUR determining customer eligibility. This study uses the AHP method in determining customer eligibility KUR beneficiaries in Bank Syariah Mandiri, Medan Branch. In determining customer eligibility KUR beneficiaries, there are several criteria that form the basis of decision making, such as credit status, business productivity, business conditions, warranties, and collectibility. Credit status means that the prospective recipient is not receiving KUR elsewhere. Productivity means the business carried on whether productive or not, judging from the business location, business type, and monthly income. Business conditions means the business carried on is running in good condition, judged from business management, business equipment, and Human Resources (HR). Guarantee means the collateral, such as home/office, land, and BPKB. Meanwhile, the candidate receiving the collectibility means smooth KUR installment each month. The result of this research is the global priorities of customers criteria, sorted from highest to lowest, so the bank can easily make decisions by looking at these results.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini permintaan kredit melalui Bank sudah berkembang dengan sangat pesat.

Kredit bukan hanya digunakan bagi masyarakat golongan menengah ke bawah saja

melainkan oleh semua lapisan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Salah satu jenis kredit yang cukup banyak peminatnya saat ini adalah Kredit

Usaha Rakyat (KUR). KUR adalah jenis kredit yang diberikan oleh pemerintah bagi

pelaku Usaha, Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKM-K).

Bank Syariah Mandiri (BSM) adalah salah satu Bank yang dipercaya oleh

pemerintah untuk memberikan fasilitas KUR kepada masyarakat. Semakin tingginya

minat masyarakat untuk mendapatkan KUR, membuat pihak Bank kesulitan dalam

menentukan siapa yang layak menerima KUR atau tidak. Selain itu, proses penentuan

siapa yang layak menerima KUR masih dilakukan secara manual, sehingga kurang

efisien dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, penulis berinisiatif untuk merancang

suatu sistem yang dapat membantu pihak Bank dalam menentukan siapa yang layak

menerima KUR, sehingga dapat lebih efisien dalam pelaksanaannya.

Ada beberapa model yang dapat digunakan untuk membangun sebuah SPK

salah satunya adalah Analytical Hierarchy Process (AHP). Dalam penelitian Dewi

(2009) disebutkan bahwa AHP dapat digunakan dalam pengambilan keputusan yang

multikriteria dan cukup baik dalam menyelesaikan permasalahan identifikasi customer

funding yang membutuhkan banyak kriteria. Amborowati (2008) juga melakukan

penelitian dengan metode AHP pada Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Perumahan Menggunakan Expert Choice untuk memilih perumahan berdasarkan

kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Selain itu, di dalam metode AHP perbandingan

masing-masing kriteria dapat diperoleh dari perhitungan aktual maupun perhitungan

relatif dari derajat kesukaan, kepentingan maupun perasaan. Dengan demikian metode

AHP ini dapat diterapkan untuk mengukur hal-hal yang dianggap sulit dalam

penilaiannya seperti pendapat, perasaan, perilaku dan kepercayaan (Teknomo et al,

1999).

Di dalam penelitian Saaty (2008) disebutkan bahwa metode AHP telah banyak

diterapkan oleh banyak pihak seperti perusahaan-perusahaan besar dunia, pemerintah,

lembaga pendidikan, dan lainnya dalam mencari keputusan yang tepat dalam setiap

permasalahan. Sebagai contoh salah satu perusahaan komputer terbesar di dunia IBM

menggunakan AHP dalam merancang kesuksesan bisnis komputer kelas menengah

pada tahun 1991. British Airway:1998 juga menggunakan AHP untuk memilih

perusahaan sistem hiburan untuk seluruh pesawat miliknya. Bourgeois (2005) juga

menggunakan AHP untuk menyusun prioritas topik-topik penelitian yang akan

diusulkan oleh UNCAPSA, sebuah lembaga riset yang dikelola oleh UN-ESCAP.

Berdasarkan hal-hal ini, maka metode AHP digunakan dalam penelitian ini

yaitu untuk menentukan calon debitur mana yang layak menerima KUR dari BSM

dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh pihak Bank

tersebut. Adapun kriteria-kriteria yang menjadi dasar pengambilan keputusan oleh

pihak Bank dalam menentukan calon debiturnya adalah status kredit, produktivitas

usaha, kondisi usaha, jaminan, dan kolektibilitas. Walaupun pemilihan calon nasabah

yang akan menerima KUR tetap ditentukan sepenuhnya oleh pihak Bank, namun

Sistem Pendukung Keputusan ini akan menampilkan nilai prioritas global dari yang

tertinggi hingga terendah dari calon nasabah tersebut, sehingga akan memudahkan dan

membantu pihak Bank dalam mengambil keputusan.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

masalah yang akan diselesaikan dalam penelitian ini adalah merancang suatu sistem

yang dapat membantu pihak Bank dalam mengambil keputusan untuk menentukan

siapa yang layak menerima KUR berdasarkan urutan nilai prioritas global yang

tertinggi.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan-batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Kriteria yang digunakan sebagai dasar penilaian diperoleh dari PT. Bank

Syariah Mandiri Cabang Medan.

2. Sistem Pendukung Keputusan ini hanya sebagai alat bantu bagi pihak Bank

dalam menentukan siapa yang layak menerima KUR atau tidak, berdasarkan

kriteria yang ditentukan oleh pihak Bank. Namun keputusan akhir tetap berada

di pihak Bank.

3. Metode yang digunakan dalam perancangan sistem ini adalah Analytical

Hierarchy Process (AHP).

4. Output dari SPK ini adalah urutan prioritas global calon nasabah yang layak

menerima KUR mulai dari yang tertinggi sampai terendah.

5. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Borland Delphi 7.0.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah merancang suatu perangkat lunak yang dapat

membantu pihak Bank dalam menentukan siapa calon nasabah yang layak menerima

KUR atau tidak dengan sistem yang terkomputerisasi sehingga proses pengambilan

keputusan ini dapat lebih efisien, hemat waktu dan Sumber Daya Manusia (SDM).

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah untuk membantu pihak Bank dalam

mengambil keputusan untuk menentukan siapa yang layak menerima Kredit Usaha

Rakyat (KUR) dengan melihat nilai prioritas dari masing-masing calon nasabah yang

dibandingkan.

1.6 Metode Penelitian

Tahapan yang diambil dalam penelitian ini yaitu:

1. Studi Literatur

Penulisan ini dimulai dengan studi kepustakaan yaitu proses pengumpulan

bahan-bahan referensi baik dari buku, artikel, paper, jurnal, makalah, maupun

situs internet mengenai Sistem Pendukung Keputusan, metode Analytical

Hierarchy Process serta beberapa referensi lainnya untuk menunjang

pencapaian tujuan penelitian.

2. Analisis Data dengan Penelitian ke Lapangan (Field Research)

Pada tahap ini dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data

secara langsung dari perusahaan khususnya bank melalui riset lapangan

a. Pengumpulan sampel dokumentasi yang berhubungan dengan masalah

KUR pada Bank.

b. Mewawancara pihak yang berkompeten dalam masalah KUR pada Bank.

3. Merancang Desain Sistem

Desain yang dirancang adalah desain user interface dan struktur program

Sistem Pendukung Keputusan penentuan pemberian Kredit Usaha Rakyat.

4. Implementasi Sistem

Sistem diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak menggunakan bahasa

pemrograman Borland Delphi 7.0.

5. Pengujian dan Analisis Sistem

Pada tahap ini akan dilakukan pengujian sistem, untuk mencari kesalahan-

kesalahan sehingga dapat diperbaiki. Kemudian akan dilakukan analisis

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

terhadap fokus permasalahan penelitian, apakah sudah sesuai seperti yang

diinginkan.

6. Dokumentasi Sistem

Pembuatan laporan Skripsi lengkap dengan analisis yang didapatkan.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari skripsi ini terdiri dari beberapa bagian utama sebagai

berikut:

BAB 1 : Pendahuluan

Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang pemilihan judul

penelitian “Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Usaha Rakyat

pada Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Menggunakan Metode

Analytical Hierarchy Process”, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2 : Tinjauan Teoretis

Bab ini akan membahas teori-teori yang berkaitan dengan sistem pendukung

keputusan, metode Analytical Hierarchy Process (AHP), Kredit Usaha

Rakyat (KUR)

BAB 3 : Analisis dan Perancangan Sistem

Bab ini akan menjelaskan tentang analisis data yang akan diolah dalam

sistem serta membuat perancangan sistem yang akan dibangun.

BAB 4 : Implementasi

Bab ini akan menjelaskan tentang bentuk antarmuka Sistem Pendukung

Keputusan Pemberian Kredit Usaha Rakyat pada Bank Syariah Mandiri

Cabang Medan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP).

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

BAB 5 : Kesimpulan dan Saran

Bab terakhir akan memuat kesimpulan isi dari keseluruhan uraian bab-bab

sebelumnya dan saran-saran dari hasil yang diperoleh yang diharapkan dapat

bermanfaat dalam pengembangan selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

BAB 2

TINJAUAN TEORETIS

2.1 Sistem Pendukung Keputusan

2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan

Decision Support System atau Sistem Pendukung Keputusan yang selanjutnya kita

singkat dalam skripsi ini menjadi SPK, secara umum didefinisikan sebagai sebuah

sistem yang mampu memberikan kemampuan baik kemampuan pemecahan masalah

maupun kemampuan pemgkomunikasian untuk masalah semi-terstruktur. Secara

khusus, SPK didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mendukung kerja seorang

manajer maupun sekelompok manajer dalam memecahkan masalah semi-terstruktur

dengan cara memberikan informasi ataupun usulan menuju pada keputusan tertentu

(Hermawan, 2005).

Pembuatan keputusan merupakan fungsi utama seorang manajer atau

administrator. Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengidentifikasian masalah,

pencarian alternatif penyelesaian masalah, evaluasi dari alternatif-alternatif tersebut

dan pemilihan alternatif keputusan yang terbaik. Kemampuan seorang manajer dalam

membuat keputusan dapat ditingkatkan apabila ia mengetahui dan menguasai teori dan

teknik pembuatan keputusan. Dengan peningkatan kemampuan manajer dalam

pembuatan keputusan diharapkan dapat ditingkatkan kualitas keputusan yang

dibuatnya, dan hal ini tentu akan meningkatkan efisiensi kerja manajer yang

bersangkutan.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

2.1.2 Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan

Pada awalnya Turban & Aronson (1998), mendefinisikan sistem penunjang keputusan

(Decision Suppo rt Systems – DSS) sebagai sistem yang digunakan untuk mendukung

dan membantu pihak manajemen melakukan pengambilan keputusan pada kondisi

semi terstruktur dan tidak terstruktur. Pada dasarnya konsep DSS hanyalah sebatas

pada kegiatan membantu para manajer melakukan penilaian serta menggantikan posisi

dan peran manajer.

Konsep DSS pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an oleh

Michael Scott Morton, yang selanjutnya dikenal dengan istilah “Management

Decision System”. Konsep DSS merupakan sebuah sistem interaktif berbasis

komputer yang membantu pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk

menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur.

DSS dirancang untuk menunjang seluruh tahapan pembuatan keputusan, yang dimulai

dari tahapan mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan

pendekatan yang digunakan dalam proses pembuatan keputusan sampai pada kegiatan

mengevaluasi pemilihan alternatif.

2.1.3 Konsep Pengambilan Keputusan

2.1.3.1 Pengertian Keputusan

Beberapa definisi keputusan yang dikemukakan para ahli dijelaskan sebagai berikut

(Hasan, 2004):

1. Menurut Ralph C. Davis

Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas.

Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan.

Keputusan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan

dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa

tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

2. Menurut Mary Follet

Keputusan adalah suatu atau sebagai hukum situasi. Apabila semua fakta dari

situasi itu dapat diperolehnya dan semua yang terlibat, baik pengawas maupun

pelaksana mau mentaati hukumnya atau ketentuannya, maka tidak sama

dengan mentaati perintah. Wewenang tinggal dijalankan, tetapi itu merupakan

wewenang dari hukum situasi.

3. Menurut James A.F.Stoner

Keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif. Definisi ini

mengandung tiga pengertian, yaitu:

a. Ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan.

b. Ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih salah satu yang terbaik.

c. Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu makin mendekatkan

pada tujuan tertentu.

4. Menurut Prof. Dr. Prajudi Atmosudirjo, SH

Keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu

masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat

guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu

alternatif.

Dari pengertian-pengertian keputusan diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan

bahwa keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi

yag dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif.

2.1.3.2 Pengertian Pengambilan Keputusan

Beberapa definisi pengambilan keputusan yang dikemukakan para ahli dijelaskan

sebagai berikut (Hasan, 2004):

Universitas Sumatera Utara

Page 26: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

1. Menurut George R. Terry

Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan)

tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.

2. Menurut S.P. Siagian

Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap

hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut

perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.

3. Menurut James A.F. Stoner

Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu

tindakan sebagai cara pemecahan masalah.

Dari pengertian-pengertian pengambilan keputusan diatas, dapat disimpulkan

bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik

dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai

suatu cara pemecahan masalah

2.1.4 Fase-fase Proses Pengambilan Keputusan

Menurut Simon, proses pengambilan keputusan meliputi tiga fase utama yaitu

inteligensi, desain, dan kriteria. Ia Kemudian menambahkan fase keempat yakini

implementasi (Turban, 2005). Gambaran konseptual pengambilan keputusan menurut

Simon dapat dilihat pada gambar 2.1.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Gambar 2.1. Pengambilan Keputusan / Proses Pemodelan SPK

Sumber: (Turban, 2005).

Proses pengambilan keputusan dimulai dari fase inteligensi. Realitas diuji, dan

masalah diidentifikasi dan ditentukan. Kepemilikan masalah juga ditetapkan.

Selanjutnya pada fase desain akan dikonstruksi sebuah model yang merepresentasikan

sistem. Hal ini dilakukan dengan membuat asumsi-asumsi yang menyederhanakan

realitas dan menuliskan hubungan di antara semua variabel. Model ini kemudian di

validasi dan ditentukanlah kriteria dengan menggunakan prinsip memilih untuk

Realisasi

Implementasi Solusi

Fase Inteligensi Sasaran Organisasional Prosedur Pemindaian dan Penelitian Pengumpulan Data Identifikasi Masalah Kepemilikan Masalah Klasifikasi Masalah Pernyataan Masalah

Fase Desain Formulasi Sebuah Model Menentukan Kriteria untuk Dipilih Mencari Alternatif Memprediksi dan Mengukur Hasil Akhir

Fase Pilihan Solusi untuk Model Analisis Sensitivitas Memilih Alternatif Terbaik Rencana Implementasi

Universitas Sumatera Utara

Page 28: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

mengevaluasi alternatif tindakan yang telah diidentifikasi. Proses pengembangan

model sering mengidentifikasi solusi-solusi alternatif dan demikian sebaliknya.

Selanjutnya adalah fase pilihan yang meliputi pilihan terhadap solusi yang

diusulkan untuk model (tidak memerlukan masalah yang disajikan). Solusi ni diuji

untuk menentukan viabilitasnya. Begitu solusi yang diusulkan tampak masuk akal,

maka kita siap untuk masuk kepada fase terakhir yakni fase implementasi keputusan.

Hasil implementasi yang berhasil adalah dapat dipecahkannya masalah riil.

Sedangkan kegagalan implementasi mengharuskan kita kembali ke fase sabelumnya.

2.1.4.1 Fase Intelegensi

Inteligensi dalam pengambilan keputusan meliputi scanning (Pemindaian) lingkungan,

entah secara intermiten ataupun terus-menerus. Inteligensi mencakup berbagai

aktivitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang-peluang masalah.

2.1.4.1.1 Identifikasi Masalah (Peluang)

Fase inteligensi dimulai dengan identifikasi terhadap tujuan dan sasaran

organisasional yang berkaitan dengan isu yang diperhatikan (misal manajemen

inventori, seleksi kerja, kurangnya atau tidak tepatnya kehadiran Web), dan

determinasi apakah tujuan tersebut telah terpenuhi. Masalah terjadi karena

ketidakpuasan terhadap status quo. Ketidakpuasan merupakan hasil dari perbedaaan

antara apa yang kita inginkan (harapkan) dan apa yang terjadi. Pada fase pertama ini,

seseorang berusaha menentukan apakah ada suatu masalah, mengidentifikasi gejala-

gejalanya, menentukan keluasannya, dan mendefinisikannya secara eksplisit.

Eksistensi masalah dapat ditentukan dengan memonitor dan menganalisis

tingkat produktivitas organisasi. Ukuran produktivitas dan konstruksi sebuah model

didasarkan pada data riil.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Menentukan apakah masalah benar-benar ada, dimana masalah tersebut, dan

seberapa signifikan, dapat dilakukan setelah investigasi awal selesai dilakukan. Poin

kunci adalah apakah sistem informasi melaporkan masalah atau hanya melaporkan

gejala-gejala dari sebuah masalah.

2.1.4.1.2 Klasifikasi Masalah

Klasifikasi masalah adalah konseptualisasi terhadap suatu masalah dalam rangka

menempatkannya dalam suatu kategori yang dapat didefinisikan, barangkali mengarah

kepada suatu pendekatan solusi standar. Pendekatan yang penting mengklasifikasikan

masalah-masalah sesuai tingkat strukturisasi pada masalah tersebut.

2.1.4.1.3 Kepemilikan Masalah

Menentukan kepemilikan masalah merupakan hal penting pada fase inteligensi.

Sebuah masalah ada di dalam sebuah organisasi hanya jika seseorang atau beberapa

kelompok mengambil tanggung jawab untuk mengatasinya dan jika organisasi punya

kemampuan untuk memecahkannya.

Ketika kepemilikan masalah tidak ditentukan, maka seseorang tidak

melakukan tugasnya atau masalah akan diidentifikasi sebagai masalah orang lain.

Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk secara sukarela “memilikinya” atau

menugaskannya kepada orang lain. Fase inteligensi berakir dengan pernyataan

masalah secara formal.

Universitas Sumatera Utara

Page 30: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

2.1.4.2 Fase Desain

Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan yang

mungkin untuk dilakukan. Hal ini meliputi pemahaman terhadap masalah dan menguji

solusi yang layak.

2.1.4.2.1 Memilih Sebuah Prinsip Pilihan

Prinsip pilihan adalah sebuah kriteria yang menggambarkan akseptabilitas dari sebuah

solusi (kemampuan untuk data diterima). Pada sebuah model, prinsip tersebut adalah

sebuah variabel hasil. Memilih sebuah prinsip pilihan bukanlah bagian dari fase

pilihan, namun melibatkan bagaimana kita membangun sasaran pengambilan

keputusan kita dan bagaimana sasaran tersebut disatukan ke dalam suatu model.

2.1.4.2.2 Mengembangkan (Menghasilkan) Alternatif-alternatif

Bagan signifikan dari proses pembangunan model adalah menghasilkan berbagai

alternatif. Pencarian terhadap berbagai alternative biasanya terjadi setelah kriteria

untuk mengevaluasi alternatif dilakukan. Sekuensi ini dapat mengurangi pencarian

alternative dan usaha yang dikeluarkan untuk mengevaluasinya, namun

mengidentifikasi alternatif-alternatif potensial kadang-kadang dapat membantu

mengidentifikasi kriteria.

2.1.4.2.3 Mengukur Hasil Akhir

Nilai dari sebuah alternatif dievaluasi dalam hal pencapaian tujuan. Kadang-kadang

suatu hasil dinyatakan secara langsung dalam istilah tujuan. Sebagai contoh, laba

adalah hasil akhir, maksimalisasi laba adalah suatu tujuan, dan keduanya dinyatakan

dalam terminologi dollar. Hasil akhir seperti keputusan pelanggan dapat diukur

Universitas Sumatera Utara

Page 31: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

dengan jumlah keluhan, dengan tingkat loyalitas terhadap sebuah produk, atau dengan

rating hasil survei.

2.1.4.3 Fase Pilihan

Pilihan merupakan tindakan pengambilan keputusan yang kritis. Fase pilihan adalah

fase di mana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen untuk

mengikuti suatu tindakan tertentu. Batas antara fase pilihan dan desain sering tidak

jelas karena aktivitas tertentu dapat dilakukan selama kedua fase tersebut dank arena

orang dapat sering kembali dari aktivitas pilihan ke aktivitas desain. Sebagai contoh,

seseorang dapat menghasilkan alternatif baru selagi mengevaluasi alternatif yang ada.

Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang

tepat untuk model. Sebuha solusi untuk sebuah model adalah sekumpulan nilai

spesifik untuk variabel-variabel keputusan dalam suatu alternatif yang telah dipilih.

Memecahkan sebuah model tidak sama halnya dengan memecahkan masalah

yang direpresentasikan oleh model. Solusi untuk model menghasilkan sebuah solusi

yang direkomendasikan untuk masalah. Masalah dianggap dipecahkan hanya jika

solusi yang direkomendasikan sukses diterapkan.

Pemecahan sebuah model pengambilan keputusan melibatkan pencarian

terhadap suatu tindakan yang tepat. Pendekatan pencarian melibatkan teknik analitik

(memecahkan suatu formula), algoritma (prosedur langkah-demi-langkah), heuristik

(aturan utama), dan blind search (menembak didalam gelap, idealnya dalam suatu

cara yang logis).

Masing-masing alternatif harus dievaluasi. Jika suatu alternatif mempunyai

berbagai tujuan, maka semua tujuan harus diuji dan seimbang jika dihadapkan dengan

yang lainnya. Analisis sensitivitas digunakan untuk menentukan ketangguhan

sembarang alternatif yang diberikan (sedikit perubahan dalam perameter idelanya

mendorong ke sedikit atau tidak ada perubahan dalam alternatif yang dipilih).

Universitas Sumatera Utara

Page 32: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

2.1.4.4 Fase Implementasi

Pada hakikatnya implementasi suatu solusi yang diusulkan untuk suatu masalah

adalah inisiasi terhadap hal baru, atau pengenalan terhadap perubahan.

Definisi implementasi sedikit rumit karena implementasi merupakan sebuah

proses yang panjang dan melibatkan batasa-batasan yang tidak jelas. Pendek kata,

implementasi berarti membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa bekerja, tidak

memerlukan implementasi suatu sistem komputer.

2.1.5 Karakteristik dan Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Turban (1996), ada beberapa karakteristik dari SPK, diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Mendukung seluruh kegiatan organisasi

2. Mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi

3. Dapat digunakan berulang kali dan bersifat konstan

4. Terdapat dua komponen utama, yaitu data dan model

5. Menggunakan baik data ekternal maupun internal

6. Memiliki kemampuan what-if analysis dan goal seeking analysis

7. Menggunakan beberapa model kuantitatif

Selain itu, Turban juga memiliki kemampuan yang harus dimiliki oleh sebuah

sistem pendukung keputusan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Menunjang pembuatan keputusan manajemen dalam menangani masalah semi

terstruktur dan tidak terstruktur.

2. Membantu manajer pada berbagai tingkatan manajemen, mulai dari

manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah.

3. Menunjang pembuatan keputusan secara kelompok dan perorangan.

4. Menunjang pembuatan keputusan yang saling bergantungan dan berurutan.

5. Menunjang tahap-tahap pembuatan keputusan antara lain intelligence, design,

choice dan implementation.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

6. Menunjang berbagai bentuk proses pembuatan keputusan dan jenis keputusan.

7. Kemampuan untuk melakukan adaptasi setiap saat dan bersifat fleksibel.

8. Kemudahan melakukan interaksi sistem.

9. Meningkatkan efektivitas dalam pembuatan keputusan daripada efisiensi.

10. Mudah dikembangkan oleh pemakai akhir.

11. Kemampuan pemodelan dan analisis dalam pembuatan keputusan.

12. Kemudahan melakukan pengaksesan berbagai sumber dan format data.

Disamping berbagai kemampuan dan karakteristik seperti dikemukakan di

atas, sistem pendukung keputusan memiliki juga keterbatasan, antara lain:

1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat

dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya

mencerminkan persoalan yang sebenarnya.

2. Kemampuan suatu sistem pendukung keputusan terbatas pada pengetahuan

dasar serta model dasar yang dimilikinya.

3. Proses-proses yang dapat dilakukan oleh sistem pendukung keputusan

biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat lunak yang

digunakannya.

4. Sistem pendukung keputusan tidak memiliki intuisi seperti yang dimiliki oleh

manusia. Karena sistem pendukung keputusan hanya suatu kumpulan

perangkat keras, perangkat lunak dan sistem operasi yang tidak dilengkapi

oleh kemampuan berpikir.

Secara implisit, sistem pendukung keputusan berlandaskan pada kemampuan

dari sebuah sistem berbasis komputer dan dapat melayani penyelesaian masalah.

2.1.6 Keuntungan Sistem Pendukung Keputusan

Beberapa keuntungan penggunaan SPK antara lain adalah sebagai berikut (Surbakti,

2002):

Universitas Sumatera Utara

Page 34: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

1. Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang

kompleks

2. Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam

konsisi yang berubah-ubah

3. Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi

berbeda secara cepat dan tepat

4. Pandangan dan pembelajaran baru

5. Sebagai fasilitator dalam komunikasi

6. Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja

7. Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM)

8. Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat

9. Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih

singkat dan dengan sedikit usaha

10. Meningkatkan produktivitas analisis

2.1.7 Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Adapun komponen-komponen dari SPK adalah sebagai berikut.:

1. Data Management

Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai

situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management System

(DBMS).

2. Model Management

Melibatkan model finansial, statistikal, management science, atau berbagai

model kualitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu

kemampuan analitis, dan manajemen software yang dibutuhkan.

3. Communication

User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui

subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

4. Knowledge Management

Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak atau

bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.

Untuk dapat lebih jelas memahami model konseptual SPK, perhatikan gambar 2.2.

Gambar 2.2. Model Konseptual SPK

Sumber: (Irfan Surbakti, 2002).

2.2 Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

Pada dasarnya, proses pengambilan keputusan adalah memilih suatu alternatif. AHP

umumnya digunakan dengan tujuan untuk menyusun prioritas dari berbagai alternatif

pilihan yang ada dan pilihan-pilihan tersebut bersifat kompleks atau multikriteria

(Bourgeois, 2005).

Penentuan prioritas inilah yang merupakan bagian penting dari penggunaan

metode AHP (Mulyono, 1996). Selanjutnya Mulyono (1996), menjelaskan bahwa

pada dasarnya metode AHP merupakan suatu teori umum tentang suatu konsep

pengukuran. Metode ini digunakan untuk menemukan suatu skala rasio baik dari

Universitas Sumatera Utara

Page 36: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

perbandingan pasangan yang bersifat diskrit maupun kontinu. Perbandingan-

perbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau dari suatu skala dasar yang

mencerminkan kekuatan perasaan dan prefensi relatif.

Peralatan utama AHP adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya

persepsi manusia akan prioritas antara satu elemen dengan elemen yang lainnya.

Keberadaan hirarki memungkinkan dipecahnya masalah kompleks atau tidak

terstruktur dalam sub-sub masalah, lalu menyusunnya menjadi suatu bentuk hirarki.

Metode AHP yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty dapat memecahkan

masalah kompleks, dimana kriteria yang diambil cukup banyak, struktur masalah yang

belum jelas, ketidakpastian persepsi pembuat keputusan serta ketidakpastian

tersedianya data statistik yang akurat. Adakalanya timbul masalah keputusan yang

sulit untuk diukur secara kuantitatif dan perlu diputuskan secepatnya dan sering

disertai dengan variasi yang beragam dan rumit sehingga data tersebut tidak mungkin

dapat dicatat secara numerik karena data kualitatif saja yang dapat diukur yaitu

berdasarkan pada persepsi, preferensi, pengalaman, dan intuisi.

Beberapa kelebihan penggunaan metode AHP adalah sebagai berikut: (Suryadi

dan Ramdhani, 1998).

1. Struktur yang berbentuk hirarki sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipillih

sampai pada subkriteria yang paling dalam.

2. Memperhatikan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai

kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan.

3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan keluaran analisis sensitivitas

pembuat keputusan.

Selain itu metode AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah

yang multi-objektif dan multikriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi dari

setiap elemen dalam hirarki. Jadi metode AHP merupakan suatu bentuk pemodelan

pembuatan keputusan yang sangat komprehensif.

Universitas Sumatera Utara

Page 37: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

2.2.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode AHP

Pada dasarnya terdapat beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam

menggunakan metode AHP, antara lain (Suryadi & Ramdhani 1998):

1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan

2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum dilanjutkan

dengan subtujuan-subtujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif

pada tingkatan kriteria yang paling bawah

3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi

relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau

kriteria yang setingkat diatasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan

judgment dari pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu

elemen dibandingkan elemen lainnya

4. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh nilai judgment

seluruhnya yaitu sebanyak n x [ (n-1)/2 ] buah dengan n adalah banyaknya

elemen yang dibandingkan

5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya jika tidak konsisten maka

pengambilan data diulangi

6. Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki

7. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai

vektor eigen merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis

judgment dalam penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki

terendah sampai pencapaian tujuan.

8. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilai lebih dari 10% (persen) atau 0,1

maka penilaian data harus diperbaiki.

Langkah-langkah dalam menggunakan metode AHP yang saya lakukan dalam

skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan jenis-jenis kriteria calon penerima KUR .

2. Menyusun kriteria-kriteria tersebut dalam bentuk matriks berpasangan.

3. Menjumlah matriks kolom.

4. Menghitung nilai elemen kolom kriteria dengan rumus masing-masing elemen

kolom dibagi dengan jumlah matriks kolom.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

5. Menghitung nilai prioritas kriteria dengan rumus menjumlah matriks baris

hasil langkah 4 dan hasilnya langkah 5 dibagi dengan jumlah kriteria.

6. Menentukan alternatif-alternatif yang akan menjadi pilihan.

7. Menyusun alternatif-alternatif yang telah ditentukan dalam bentuk matriks

berpasangan untuk masing-masing kriteria. Sehingga akan ada sebanyak n

buah matriks berpasangan antar alternatif.

8. Masing-masing matriks berpasangan antar alternatif sebanyak n buah matriks,

masing-masing matriksnya dijumlah perkolomnya.

9. Menghitung nilai prioritas alternatif masing-masing matriks berpasangan antar

alternatif dengan rumus seperti langkah 4 dan langkah 5.

10. Menguji konsistensi setiap matriks berpasangan antar alternatif dengan rumus

masing-masing elemen matriks berpasangan pada langkah 2 dikalikan dengan

nilai prioritas kriteria. Hasilnya masing-masing baris dijumlah, kemudian

hasilnya dibagi dengan masing-masing nilai prioritas kriteria sebanyak λ1, λ2,

λ3, ......, λn.

11. Menghitung nilai lamda maksimum dengan rumus: n∑= λ

λmax

12. Menghitung nilai Indeks Konsisten, dengan rumus 1

max

−−

=n

nCI

λ

13. Menghitung Rasio Konsistensi, dengan rumus RICICR =

Dimana: RI adalah nilai indek s random yang berasal dari tabel random seperti

Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Indeks Random

N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51

Jika CR<0,1, maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang

diberikan konsisten. Jika CR≥ 0,1, maka nilai perbandingan berpasangan pada

matriks kriteria yang diberikan tidak konsisten. Sehingga jika tidak konsisten,

maka pengisian nilai-nilai pada matriks berpasangan pada unsur kriteria

maupun alternatif harus diulang.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

14. Menyusun matriks baris antar alternatif versus kriteria yang isinya hasil

perhitungan proses langkah 7 , langkah 8, dan langkah 9.

15. Hasil akhir berupa prioritas global sebagai nilai yang digunakan oleh

pengambil keputusan berdasarkan nilai yang tertinggi.

2.2.2. Prinsip Dasar AHP

Dalam menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus

dipahami, diantaranya adalah:

1. Membuat Hirarki

Sistem yang kompleks bisa dipahami dengan memecahnya menjadi elemen-

elemen pendukung, menyusun elemen secara hirarki, dan menggabungkannya

atau mensistesisnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.3. Struktur Hirarki AHP pada Sistem Pendukung Keputusan

Pemberian KUR

2. Penilaian kriteria dan alternatif

Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan. Menurut

Saaty (1988), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik

untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari

skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Kriteria ke-1

Debitur ke-1

Pemberian Kredit Usaha Rakyat

Kriteria ke-2 Kriteria ke-n .....

Debitur ke-2

Debitur ke-3

Tidak Ya

Apakah anda

Universitas Sumatera Utara

Page 40: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Tabel 2.2. Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan

Intensitas

Kepentingan

Keterangan

1 Kedua elemen sama pentingnya

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada

elemen yang lainnya

5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang

lainnya

7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada

elemen lainnya

9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen

lainnya

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-

pertimbangan yang berdekatan

Pengisian nilai tabel perbandingan berpasangan dilakukan berdasarkan

kebijakan pembuat keputusan dengan melihat tingkat kepentingan antar satu

elemen dengan elemen yang lainnya. Proses perbandingan berpasangan,

dimulai dari perbandingan kriteria misalnya A1, A2 dan A3. Maka susunan

elemen-elemen yang dibandingkan tersebut akan tampak seperti pada tabel

2.3.

Tabel 2.3. Contoh matriks perbandingan berpasangan

A1 A2 A3

A1 1

A2 1

A3 1

Untuk menentukan nilai kepentingan relatif antar elemen digunakan

skala bilangan dari 1 sampai 9 yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Apabila suatu elemen dibandingkan dengan dirinya sendiri maka diberi

nilai 1. Jika elemen i dibandingkan dengan elemen j mendapatkan nilai

Universitas Sumatera Utara

Page 41: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

tertentu, maka elemen j dibandingkan dengan elemen i merupakan

kebalikannya.

3. Synthesis of Priority (Penentuan Prioritas)

Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan

(Pairwise Comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif dari seluruh alternatif

kriteria bisa disesuaikan dengan judgement yang telah ditentukan untuk

menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot atau prioritas dihitung dengan

manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematika.

4. Logical Consistency (Konsistensi Logis)

Konsistensi memiliki dua makna, pertama, objek-objek yang serupa bisa

dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut

tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.

2.3 Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Sejak diluncurkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 5

November 2007, jumlah KUR (Kredit Usaha Rakyat) telah mencapai Rp6,8 triliun

dengan 672 ribu debitor. Jika dibandingkan dengan jenis kredit lain, maka

pertumbuhan KUR yang hampir Rp.1 triliun per bulan merupakan prestasi yang luar

biasa. (Retnadi, 2008).

KUR adalah Kredit Modal Kerja (KMK) dan atau Kredit Investasi (KI) dengan

plafon kredit sampai dengan Rp500 juta yang diberikan kepada usaha mikro, kecil,

menengah dan koperasi (UMKM-K) yang memiliki usaha produktif yang akan

mendapat penjaminan dari Perusahaan Penjamin. UMK & K harus merupakan usaha

produktif yang layak (feasible), namun belum bankable. KUR mensyaratkan bahwa

agunan pokok kredit adalah proyek yang dibiayai. Namun karena agunan tambahan

yang dimiliki oleh UMKM-K pada umumnya kurang, maka sebagian di tanggulangi

dengan program penjaminan. Besarnya cakupan penjaminan maksimal 70 % dari

plafond kredit. Sumber dana KUR sepenuhnya berasal dari dana komersial Bank.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Pada saat awal diluncurkan pada tanggal 5 November 2007, skim KUR hanya

satu jenis yaitu kredit untuk UMKM dengan plafon kredit sampai dengan Rp.500 juta.

Namun setelah berjalan beberapa waktu, Presiden R.I mengarahkan agar penyaluran

KUR lebih banyak untuk nasabah mikro dengan plafon kredit maksimal Rp. 5 juta.

Akhirnya pada tanggal 7 Mei 2008, dalam acara Rapat Koordinasi Terbatas yang

dipimpin oleh Menko Perekonomian berhasil dikeluarkan Addendum I Nota

Kesepahaman Bersama tentang pelaksanaan KUR Mikro dan KUR Linkage Program.

Dalam penelitian ini, kriteria-kriteria yang menjadi dasar pihak BSM dalam

mengambil keputusan penerima KUR ada 5 macam, yakni sebagai berikut:

1. Status Kredit

Maksud dari kriteria tersebut adalah calon penerima KUR tidak sedang

menerima kredit dalam bentuk apapun baik pada Bank BSM maupun Bank

lainnya. Hal ini sangat penting untuk melihat beban atau tanggungan yang

harus dibayar oleh calon penerima KUR. Semakin banyak ia menerima kredit

dari bank semakin banyak tanggungannya. Dan bila hal ini tidak sejalan

dengan kemampuan nasabah dalam membayar, maka kemungkinan nasabah

tersebut menerima KUR sangat kecil, karena bagaimanapun pihak bank tidak

mau menanggung resiko.

2. Produktivitas usaha

Produktivitas suatu usaha dilihat dari beberapa faktor diantara lokasi usaha,

jenis usaha dan pendapatan calon penerima KUR per bulan. Semakin baik nilai

faktor-faktor ini, maka semakin produktif pula usaha calon penerima KUR

tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 43: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

3. Kondisi usaha

Baik atau tidaknya kondisi usaha calon penerima KUR dapat dilihat pula dari

beberapa faktor seperti sumber daya manusia (SDM) baik dari sisi kuantitas

maupun kualitas, peralatan dan perlengkapan usaha maupun dari faktor

manajemen usaha.

4. Jaminan

Jaminan merupakan salah satu faktor penting dalam mempertimbangkan

seseorang layak atau tidak menerima KUR di BSM. Beberapa hal yang dapat

dijadikan jaminan adalah rumah/ruko, tanah maupun bpkb kendaraan.

5. Kolektibilitas

Kolektibilitas merupakan kelancaran nasabah dalam membayar cicilan kredit

tiap bulannya. Bank BSM mengklasifikasikan kolektibilitas ini ke dalam 5

kategori, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Lancar

2. Dalam Perhatian Khusus

3. Kurang Lancar

4. Diragukan

5. Macet

Universitas Sumatera Utara

Page 44: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

Analisis sistem dalam penelitian ini akan dilakukan dalam beberapa tahap yakni

analisis sistem manual, analisis permasalahan dan analisis kebutuhan sistem

pendukung keputusan. Berikut akan dijelaskan masing-masing analisis tersebut.

3.1.1 Analisis Permasalahan

KUR adalah Kredit Modal Kerja (KMK) dan atau Kredit Investasi (KI) dengan plafon

kredit sampai dengan Rp500 juta yang diberikan kepada usaha mikro,

kecil,menengahdan koperasi (UMKM-K) yang memiliki usaha produktif yang akan

mendapat penjaminan dari Perusahaan Penjamin. UMK & K harus merupakan usaha

produktif yang layak (feasible), namun belum bankable.

KUR mensyaratkan bahwa agunan pokok kredit adalah proyek yang dibiayai.

Namun karena agunan tambahan yang dimiliki oleh UMKM-K pada umumnya

kurang, maka sebagian di-cover dengan program penjaminan. Sumber dana KUR

sepenuhnya berasal dari dana komersial Bank.

Banyak kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan pada

permasalahan KUR tersebut. Salah satunya adalah model penilaian yang bersifat

kuantitatif. Salah satu metode perhitungan kuantitatif tersebut adalah metode

Analytical Hierarchy Process (AHP).

Universitas Sumatera Utara

Page 45: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Metode AHP merupakan metode yang tepat digunakan untuk permasalah KUR

tersebut karena bersifat kompleks dan multikriteria. AHP umumnya digunakan dengan

tujuan untuk menyusun prioritas dari berbagai alternatif pilihan yang ada dan pilihan-

pilihan tersebut bersifat kompleks atau multikriteria (Bourgeois, 2005).

Dalam menentukan seseorang layak atau tidak menerima KUR semata mata

tidak hanya terletak pada dasar-dasar yang objektif, manun subjektifitas pada tiap

nasabah juga diperlukan. Hal-hal yang menyangkut sosial masyarakat, sikap dan

tingkah laku yang baik juga turut menjadi andil dalam mengambil keputusan siapa

yang layak atau tidak menerima KUR tersebut. Untuk itulah digunakan metode AHP

yang dapat merepresentasikan persepsi masusia sebagai masukan dalam pengambilan

keputusan.

Dari berbagai analisis tersebut, maka penulis akan merancang sebuah sistem

yang dapat memberikan suatu urutan prioritas nasabah yang layak menerima KUR

berdasarkan masukan dari manajer dengan menggunakan metode AHP. Diharapkan,

dengan adanya urutan prioritas nasabah tersebut, seorang manajer dapat lebih mudah

dalam mengambil keputusan siapa yang dapat menerima KUR dan siapa yang tidak.

3.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem Pendukung Keputusan

Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan

dalam sebuah sistem pendukung keputusan. Kebutuhan- kebutuhan yang dimaksud

antara lain:

1. Kebutuhan Data Masukan

Yaitu data-data yang dimasukkan ke dalam sistem untuk diolah/diproses. Data-

data tersebut antara lain berupa nilai matriks perbandingan baik antar kriteria

maupun antar nasabah untuk tiap kriteria.

2. Kebutuhan Data Keluaran

Yaitu data-data yang dikeluarkan sistem setelah diolah/diproses untuk

kemudian ditampilkan kepada pengguna sistem. Data keluaran dari sistem ini

Universitas Sumatera Utara

Page 46: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

adalah urutan prioritas nasabah yang layak menerima KUR dari yang tertinggi

hingga terendah beserta tingkat persentasinya.

3.1.3 Analisis Pemecahan Masalah dengan Metode AHP

Urutan langkah-langkah pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Menentukan jenis-jenis kriteria calon penerima KUR. Kriteria-kriteria yang

dibutuhkan calon penerima KUR adalah status kredit, produktivitas usaha,

kondisi usaha, jaminan dan kolektibilitas.

2. Menyusun kriteria-kriteria calon penerima KUR dalam matriks berpasangan

seperti tabel 3.1.

Tabel 3.1 Matriks Berpasangan untuk Kriteria calon penerima KUR

Cara pengisian elemen-elemen matriks pada Tabel 3.2, adalah sebagai berikut:

a. Elemen a[i,j] = 1, dimana i = 1,2,3,.....n. Untuk penelitian ini, n = 5.

b. Elemen matriks segitiga atas sebagai input.

c. Elemen matriks segitiga bawah mempunyai rumus

Kriteria Status kredit

Produktivitas Usaha

Kondisi Usaha Jaminan Kolektibilitas

Status kredit Produktivitas

Usaha Kondisi

Usaha

Jaminan

Kolektibilitas

Jumlah

Universitas Sumatera Utara

Page 47: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

[ ] [ ]jiaija

,[1, =

Untuk i ≠ j.

3. Menjumlah setiap kolom pada Tabel 3.1.

Ks = ∑=

n

iia

1]1,[

Kp =∑=

n

iia

1]2,[

Kk =∑=

n

iia

1]3,[

Kj =∑=

n

iia

1]4,[

Kko = ∑=

n

iia

1]5,[

Keterangan:

i = Baris

j = Kolom

n = banyak kriteria (5)

Ks = Jumlah kolom status kredit

Kp = Jumlah kolom produktivitas usaha Kk = Jumlah kolom kondisi usaha

Kj = Jumlah kolom jaminan

Kko = Jumlah kolom kolektibilitas

4. Menentukan nilai elemen kolom kriteria dengan rumus tiap-tiap sel pada Tabel

3.1 dibagi dengan masing-masing jumlah kolom pada langkah 3.

Hks = (Xs1…Xs5) / Ks

Hkp = (Xp1…Xp5) / Kp

Hkk = (Xk1…Xk5) / Kk

Hkj = (Xj1…Xj5) / Kj

Hkko = (Xko1…Xko5) / Kko

Universitas Sumatera Utara

Page 48: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Keterangan :

n = banyak kriteria (5)

Xsn = Setiap sel kolom status kredit

Xpn = Setiap Sel kolom produktivitas usaha

Xkn = Setiap Sel kolom kondisi usaha

Xjn = Setiap Sel kolom jaminan

Xkon = Setiap Sel kolom kolektibilitas

Hks = Hasil bagi setiap sel kolom status kredit dengan jumlah kolom status

kredit

Hkp = Hasil bagi setiap sel kolom produktivitas usaha dengan jumlah

kolom produktivitas usaha

Hkk = Hasil bagi setiap sel kolom kondisi usaha dengan jumlah kolom

kondisi usaha Hkj = Hasil bagi setiap sel kolom jaminan dengan jumlah kolom jaminan

Hkko = Hasil bagi setiap sel kolom kolektibilitas dengan jumlah kolom

kolektibilitas

5. Menentukan prioritas kriteria pada masing-masing baris pada Tabel 3.1 dengan

rumus jumlah baris dibagi dengan banyak kriteria.

Bs =∑

=

n

jja

1],1[

Bp =∑

=

n

jja

1],2[

Bk =∑

=

n

jja

1],3[

Bj =∑

=

n

jja

1],4[

Bko =∑

=

n

jja

1],5[

Ps = 5

sB

Universitas Sumatera Utara

Page 49: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Pp = 5

pB

Pk = 5

kB

Pj = 5

jB

Pko = 5koB

Keterangan :

n = banyak kriteria (5)

Bs = Jumlah baris status kredit Bp = Jumlah baris Produktivitas Usaha

Bk = Jumlah baris Kondisi Usaha

Bj = Jumlah baris Jaminan Bko = Jumlah baris Kolektibilitas Ps = Prioritas Status Kredit

Pp = Prioritas Produktivitas Usaha

Pk = Prioritas Kondisi Usaha

Pj = Prioritas jaminan

Pko = Prioritas Kolektibilitas

6. Memasukkan data-data nama calon penerima KUR dalam bentuk matriks

berpasangan seperti tabel 3.2.

Tabel 3.2 Matriks berpasangan calon penerima KUR

Status kredit Marina Gilang Ari Hendra Andi Marina Gilang

Ari Hendra Andi

Jumlah

Catatan: nama disamarkan

Universitas Sumatera Utara

Page 50: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

7. Menjumlah setiap kolom pada Tabel 3.3.

Kds = ∑=

n

iia

1]1,[

Kdp =∑=

n

iia

1]2,[

Kdk =∑=

n

iia

1]3,[

Kdj =∑=

n

iia

1]4,[

Kdko = ∑=

n

iia

1]5,[

Keterangan:

i = Baris

j = Kolom

Kds = Jumlah kolom nasabah per status kredit

Kdp = Jumlah kolom nasabah per produktivitas usaha

Kdk = Jumlah kolom nasabah kondisi usaha

Kdj = Jumlah kolom nasabah per jaminan

Kdko = Jumlah kolom nasabah per kolektibilitas

8. Menentukan nilai elemen kolom nasabah dengan rumus tiap-tiap sel pada

Tabel 3.3 dibagi dengan jumlah kolom pada langkah 7.

Hdks = (Xds1…Xnsn) / Kds

Hdkp = (Xdp1…Xnpn) / Kdp

Hdkk = (Xdk1…Xdkn) / Kdk

Hdkj = (Xdj1…Xdjn) / Kdj

Hdkko = (Xdko1…Xdkon) / Kdko

Universitas Sumatera Utara

Page 51: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Keterangan :

n = banyak nasabah

Xdsn = Setiap sel kolom nasabah per status kredit

Xdpn = Setiap Sel kolom nasabah per produktivitas usaha

Xdkn = Setiap Sel kolom nasabah per kondisi usaha

Xdjn = Setiap Sel kolom nasabah per jaminan

Xdkon = Setiap Sel kolom nasabah per kolektibilitas

Hdks = Hasil bagi setiap sel kolom nasabah per status kredit dengan jumlah

kolom status kredit

Hdkp = Hasil bagi setiap sel kolom nasabah per produktivitas usaha dengan

jumlah kolom produktivitas usaha

Hdkk = Hasil bagi setiap sel kolom nasabah per kondisi usaha dengan jumlah

kolom kondisi usaha

Hdkj = Hasil bagi setiap sel kolom nasabah per jaminan dengan jumlah

kolom jaminan

Hdkko = Hasil bagi setiap sel kolom nasabah per kolektibilitas dengan jumlah

kolom kolektibilitas

9. Menentukan prioritas nasabah pada masing-masing baris pada Tabel 3.3

dengan rumus jumlah baris dibagi dengan banyak calon nasabah (dalam

penelitian ini ada 5).

Bds =∑

=

n

jja

1],1[

Bdp =∑

=

n

jja

1],2[

Bdk =∑

=

n

jja

1],3[

Bdj =∑

=

n

jja

1],4[

Bdko =∑

=

n

jja

1],5[

Universitas Sumatera Utara

Page 52: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Pds = n

Bns

Pdp = n

Bnp

Pdk = n

Bnk

Pdj = n

Bnj

Pdko = n

Bnko

Keterangan :

Bds = Jumlah baris nasabah per status kredit

Bdp = Jumlah baris nasabah per produktivitas usaha

Bdk = Jumlah baris nasabah per kondisi usaha

Bdj = Jumlah baris nasabah per jaminan

Bdko = Jumlah baris nasabah per kolektibilitas

Pds = Prioritas nasabah per status kredit

Pdp = Prioritas nasabah per produktivitas usaha

Pdk = Prioritas nasabah per kondisi usaha

Pdj = Prioritas nasabah per jaminan

Pdko = Prioritas nasabah per kolektibilitas

10. Menguji konsistensi matriks berpasangan.

Rs = (Xs1…Xsn) * Ps

Rp = (Xp1…Xpn) * Pp

Rk = (Xk1…Xkn) * Pk

Rj = (Xj1…Xjn) * Pj

Rko = (Xko1…Xkon) * Pko

Universitas Sumatera Utara

Page 53: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Keterangan :

Rs = Perkalian sel kolom status kredit dengan prioritas kriteria baris

status kredit

Rp = Perkalian sel kolom produktivitas usaha dengan prioritas kriteria

baris produktivitas usaha

Rk = Perkalian sel kolom kondisi usaha dengan prioritas kriteria baris

kondisi usaha

Rj = Perkalian sel kolom jaminan dengan prioritas kriteria baris jaminan

Rko = Perkalian sel kolom kolektibilitas dengan prioritas kriteria baris

kolektibilitas

Jumlah baris hasil perkalian inputan kriteria dengan prioritas kriteria

Bps =∑

=

n

jja

1],1[

Bpp =∑

=

n

jja

1],2[

Bpk =∑

=

n

jja

1],3[

Bpj =∑

=

n

jja

1],4[

Bpko =∑

=

n

jja

1],5[

Keterangan :

i = Baris

j = Kolom

Bps = Jumlah baris hasil perkalian inputan kolom status kredit dengan

prioritas status kredit

Bpp = Jumlah baris hasil perkalian inputan kolom produktivitas usaha

dengan prioritas produktivitas usaha

Universitas Sumatera Utara

Page 54: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Bpk = Jumlah baris hasil perkalian inputan kolom kondisi usaha dengan

prioritas kondisi usaha

Bpj = Jumlah baris hasil perkalian inputan kolom jaminan dengan prioritas

jaminan

Bpko = Jumlah baris hasil perkalian inputan kolom kolektibilitas dengan

prioritas kolektibilitas

11. Menghitung λ maksimum, CI dan CR.

sλ = s

ps

PB

pλ = p

pp

PB

kλ = k

pk

PB

jλ = j

pj

PB

koλ = ko

pko

PB

maxλ = 5

kojkps λλλλλ ++++

Keterangan:

n = Banyak kriteria (5)

sλ = λ status kredit

pλ = λ produktivitas usaha

kλ = λ kondisi usaha

jλ = λ jaminan

koλ = λ kolektibilitas

Universitas Sumatera Utara

Page 55: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Keterangan:

CI : Consistency Index (Indeks Konsistensi)

CR : Consistency Ratio (Rasio Konsistensi)

λ max : eigenvalue maksimum (bobot maksimum setiap elemen)

n : banyaknya kriteria

12. Menghitung nilai prioritas global.

Pts = (Pds1… Pdsn) * Ps

Ptp = (Pdp1… Pdpn) * Pp

Ptk = (Pdk1… Pdkn) * Pk

Ptj = (Pdj1… Pdjn) * Pj

Ptko = (Pdko1… Pdkon) * Pko

Prioritas tujuan: Perkalian nilai prioritas nasabah per kriteria dengan prioritas

kriteria

Keterangan:

Pts = prioritas tujuan nasabah per status kredit

Ptp = prioritas tujuan nasabah per produktivitas usaha

Ptk = prioritas tujuan nasabah per kondisi usaha

Ptj = prioritas tujuan nasabah per jaminan

Ptko = prioritas tujuan nasabah per kolektibilitas

Pgm = ∑=

n

jja

1],1[ Pgg = ∑

=

n

jja

1],2[ Pgar = ∑

=

n

jja

1],3[

CI = 1

max−−

nnλ

CR = RICI

Universitas Sumatera Utara

Page 56: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Pgh = ∑=

n

jja

1],4[ Pgan = ∑

=

n

jja

1],5[

Prioritas Global: Hasil penjumlahan baris nilai prioritas tujuan.

Keterangan:

Pgm = Prioritas Global Marina

Pgg = Prioritas Global Gilang

Pgar = Prioritas Global Ari Pgh = Prioritas Global Hendra

Pgan = Prioritas Global Andi

3.1.4 Analisis Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan rumus yang telah dijelaskan sebelumnya, pada subbab ini akan dibahas

tentang masukan data yang sebenarnya, proses perhitungan dan keluaran yang

diharapkan pada penelitian ini. Masukan sistem ini adalah nilai matriks kriteria dan

nilai matriks nasabah untuk tiap kriteria.

3.1.4.1 Nilai Matriks Kriteria

Menyusun kriteria-kriteria calon nasabah KUR pada matriks berpasangan. Misalkan

data yang dimasukkan dapat dilihat pada tabel 3.3 dengan rumus penjumlahan sebagai

berikut:

Ks = ∑=

n

iia

1]1,[ Kp = ∑

=

n

iia

1]2,[ Kk = ∑

=

n

iia

1]3,[

Kj = ∑=

n

iia

1]4,[ Kko =∑

=

n

iia

1]5,[

Universitas Sumatera Utara

Page 57: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Tabel 3.3 Masukan Nilai Perbandingan Kriteria Nasabah KUR

Setelah dimasukkan data pada Tabel 3.3 di atas, maka tahap selanjutnya adalah

membagi nilai masing-masing sel pada tabel 3.3 di atas dengan jumlah masing-masing

kolomnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.4 yaitu hasil perhitungan

yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini:

Hks = (Xs1…Xs5) / Ks

Hkp = (Xp1…Xp5) / Kp

Hkk = (Xk1…Xk5) / Kk

Hkj = (Xj1…Xj5) / Kj

Hkko = (Xko1…Xko5) / Kko

Tabel 3.4 Nilai Pembagian Jumlah Kolom Kriteria Nasabah KUR

Kriteria Status kredit Produktivitas Usaha

Kondisi Usaha Jaminan Kolektibilitas

Status kredit 1 3 5 5 7 Produktivitas

Usaha 0.3333 1 2 3 5

Kondisi Usaha 0.2 0.5 1 3 5

Jaminan 0.2 0.3333 0.3333 1 3

Kolektibilitas 0.1428 0.2 0.2 0.3333 1

Jumlah 1.8761 5.0333 8.5333 12.3333 21

Kriteria Status Kredit

Produktivitas Usaha

Kondisi Usaha Jaminan Kolektibilitas Jumlah

Baris

Status Kredit 0.5330 0.5960 0.5859 0.4054 0.3333 2.4536

Produktivitas Usaha 0.1776 0.1987 0.2344 0.2432 0.2381 1.0920

Kondisi Usaha 0.1066 0.0993 0.1172 0.2432 0.2381 0.8044

Jaminan 0.1066 0.0662 0.0390 0.0811 0.1428 0.4357

Kolektibilitas 0.0761 0.0397 0.0234 0.0270 0.0476 0.2138

Universitas Sumatera Utara

Page 58: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Menghitung prioritas kriteria dapat dilihat pada Tabel 3.5 yaitu hasil perhitungan yang

diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini:

Bs =∑

=

n

jja

1],1[ Bp

=∑=

n

jja

1],2[ Bk

=∑=

n

jja

1],3[

Bj =∑

=

n

jja

1],4[ Bko

=∑=

n

jja

1],5[

Ps = nBs Pp =

nBp

Pk = n

Bk

Pj = n

B j Pko =

nBko

Tabel 3.5 Nilai Prioritas Kriteria

Kriteria status kredit adalah kriteria paling penting dalam kasus ini, karena

memiliki nilai prioritas paling tinggi dibandingkan kriteria produktivitas usaha,

kriteria kondisi usaha, kriteria jaminan, dan kriteria kolektibilitas.

Langkah selanjutnya adalah nilai matriks pada kolom masukan pada tabel 3.3

dikalikan dengan prioritas kriteria pada tabel 3.5. Untuk lebih jelasnya perhatikan

Kriteria Prioritas Kriteria

Status Kredit 0.4907

Produktivitas Usaha 0.2184

Kondisi Usaha 0.1609

Jaminan 0.0871

Kolektibilitas 0.0428

Universitas Sumatera Utara

Page 59: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

tabel 3.6 yaitu hasil perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut

ini:

Rs = (Xs1…Xs5) * Ps

Rp = (Xp1…Xp5) * Pp

Rk = (Xk1…Xk5) * Pk

Rj = (Xj1…Xj5) * Pj

Rko = (Xko1…Xko5) * Pko

Bps =∑

=

n

jja

1],1[ Bpp

=∑=

n

jja

1],2[ Bpk

=∑=

n

jja

1],3[

Bpj =∑

=

n

jja

1],4[ Bpko

=∑=

n

jja

1],5[

Tabel 3.6 Nilai Masukan Matriks kriteria Dikali Nilai Prioritas Kriteria

Kriteria Status kredit

Produktivitas Usaha

Kondisi Usaha Jaminan Kolektibilitas Jumlah

Baris

Status kredit 0.4907 0.6552 0.8045 0.4355 0.2996 2.6855

Produktivitas Usaha 0.1635 0.2184 0.3218 0.2613 0.2140 1.1790

Kondisi Usaha 0.0981 0.1092 0.1609 0.2613 0.2140 0.8435

Jaminan 0.0981 0.0728 0.0536 0.0871 0.1284 0.4400

Kolektibilitas 0.0701 0.0437 0.0322 0.0290 0.0428 0.2178

Universitas Sumatera Utara

Page 60: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Kemudian, jumlah baris yang dihasilkan pada tabel 3.6 di atas dibagi dengan nilai

prioritas masing-masing kriteria pada tabel 3.5. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.7

yaitu hasil perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini:

sλ = s

s

PBp

pλ = s

s

PBp

kλ = s

s

PBp

jλ = s

s

PBp

koλ = s

s

PBp

maxλ = 5

kojkps λλλλλ ++++

Tabel 3.7 Hasil Bagi Nilai Jumlah Baris Tabel 3.6 dengan Nilai Prioritas

Kriteria

Nilai total pada tabel di atas diperoleh dari penjumlahan semua nilai hasil bagi

kriteria, sedangkan nilai λ Max diperoleh dari nilai Total dibagi banyaknya kriteria

yang ada yakni 5.

Berikutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistency

Ratio (CR) dengan rumus sebagai berikut:

Kriteria Lamda (λ ) Status Kredit 5.4728

Produktivitas Usaha 5.3983 Kondisi Usaha 5.2424

Jaminan 5.0517 Kolektibilitas 5.0888

Total 26.2540

λ Max 5.2508

Universitas Sumatera Utara

Page 61: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Keterangan:

CI : Consistency Index (Indeks Konsistensi)

CR : Consistency Ratio (Rasio Konsistensi)

λ max : eigenvalue maksimum (bobot maksimum setiap elemen)

n : banyak kriteria

Selanjutnya masukkan data yang sudah dicari sebelumnya pada rumus

tersebut. Hasilnya adalah sebagai berikut:

CI : (λ max-n) / (n-1)

(5,2508 - 5) / (5-1)

(0,2508) / 4

0,0627

CR : CI / RI

0,0627 / 1,12

0,0560 ( CR < 0,1 , nilai ACCEPTABLE )

Setelah dihasilkan prioritas kriteria, langkah selanjutnya adalah menghitung

prioritas masing-masing calon nasabah penerima KUR dengan memasukkan nilai

pada masing-masing calon nasabah penerima KUR untuk tiap kriteria.

3.1.4.2 Nilai Matriks Nasabah per Kriteria

Ada 5 kriteria yang mendasari pengambilan keputusan pada calon penerima KUR, dan

kelima-limanya harus dibandingkan dengan tiap nasabah dalam matriks berpasangan.

3.1.4.2.1 Status kredit

Proses pencarian nilai konsistensi nasabah tiap kriteria sama dengan proses pencarian

nilai konsistensi kriteria pada langkah di atas, yakni memasukkan nilai perbandingan

Universitas Sumatera Utara

Page 62: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

ke dalam matriks. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.8 yaitu hasil

perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini:

Menjumlah setiap kolom pada Tabel 3.8

Kds = ∑=

n

iia

1]1,[ Kds =∑

=

n

iia

1]2,[ Kds =∑

=

n

iia

1]3,[

Kds =∑=

n

iia

1]4,[ Kds = ∑

=

n

iia

1]5,[

Keterangan:

i = Baris

j = Kolom

Kds = Jumlah kolom nasabah per status kredit

Tabel 3.8. Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria

Setelah dimasukkan data pada Tabel 3.8 di atas, maka tahap selanjutnya adalah

membagi nilai masing-masing sel pada tabel 3.8 di atas dengan jumlah masing-masing

kolomnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.9 yaitu hasil perhitungan

yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini:

Hdks = (Xds1…Xds5) / Kds

Keterangan :

Xds = Setiap sel kolom nasabah per status kredit

Hdks = Hasil bagi setiap sel kolom nasabah per status kredit dengan jumlah kolom

status kredit

Status kredit Marina Gilang Ari Hendra Andi

Marina 1 1 1 1 1 Gilang 1 1 1 1 1

Ari 1 1 1 1 1 Hendra 1 1 1 1 1 Andi 1 1 1 1 1

Jumlah 5 5 5 5 5

Universitas Sumatera Utara

Page 63: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Tabel 3.9. Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria

Sedangkan untuk menghitung prioritas kriteria digunakan rumus jumlah baris

pada masing-masing sel pada Tabel 3.9 dibagi dengan banyak kriteria (5). Hasilnya

dapat dilihat pada Tabel 3.10 yaitu hasil perhitungan yang diperoleh dengan

menggunakan rumus berikut ini:

Bds =∑

=

n

jja

1],1[ Bds

=∑=

n

jja

1],2[ Bds

=∑=

n

jja

1],3[

Bds =∑

=

n

jja

1],4[ Bds

=∑=

n

jja

1],5[

Pds = n

Bds

Keterangan :

n = banyak nasabah

Bds = Jumlah baris nasabah per status kredit

Pds = Prioritas nasabah per status kredit

Tabel 3.10 Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria

Kriteria Nasabah Marina Gilang Ari Hendra Andi Jumlah baris

Status kredit

Marina 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 1

Gilang 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 1 Ari 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 1

Hendra 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 1 Andi 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 1

Nasabah Status kredit

Marina 0.2 Gilang 0.2

Ari 0.2 Hendra 0.2 Andi 0.2

Universitas Sumatera Utara

Page 64: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Langkah selanjutnya adalah nilai matriks pada kolom masukan pada tabel 3.8

dikalikan dengan prioritas kriteria masing-masing nasabah pada tabel 3.10. Untuk

lebih jelasnya perhatikan tabel 3.11 yaitu hasil perhitungan yang diperoleh dengan

menggunakan rumus berikut ini:

Rds = (Xds1…Xdsn) * Pds

Keterangan:

Rds = Perkalian sel kolom nasabah per status kredit dengan prioritas kriteria nasabah

baris status kredit

Bdps =∑

=

n

jja

1],1[ Bdps

=∑=

n

jja

1],2[ Bdps

=∑=

n

jja

1],3[

Bdps =∑

=

n

jja

1],4[ Bdps

=∑=

n

jja

1],5[

Keterangan:

Bdps = Jumlah baris hasil perkalian nasabah per status kredit

Tabel 3.11. Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap

Kriteria

Kemudian, jumlah baris yang dihasilkan pada tabel 3.11 di atas dibagi dengan

nilai prioritas masing-masing nasabah pada tabel 3.10. Hasilnya dapat dilihat pada

Status kredit Marina Gilang Ari Hendra Andi Jumlah

Baris

Marina 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 1

Gilang 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 1

Ari 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 1

Hendra 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 1

Andi 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 1

Universitas Sumatera Utara

Page 65: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

tabel 3.12 yaitu hasil perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut

ini:

dsλ = ds

dps

PB

Keterangan:

Bdps = Jumlah baris hasil perkalian nasabah per status kredit

Pds = Prioritas nasabah per status kredit

λ ds = eigenvalue nasabah per status kredit

Tabel 3.12 Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.11 dengan Nilai Prioritas

Nasabah

Nilai total pada tabel di atas diperoleh dari penjumlahan semua hasil bagi

nasabah, sedangkan nilaiλ Max diperoleh dari nilai Total dibagi banyaknya nasabah

yakni 5 orang.

Berikutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistency

Ratio (CR).

CI : (λ max-n) / (n-1)

(5-5) / (5-1)

(0) / 4

0

Kriteria Lamda (λ ) Marina 5 Gilang 5

Ari 5 Hendra 5 Andi 5 Total 25 λ Max 5

Universitas Sumatera Utara

Page 66: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

CR : CI / RI

0 / 1.12

0 ( CR < 0,1 , nilai ACCEPTABLE )

3.1.4.2.2 Produktivitas Usaha

Untuk proses yang pertama, kita harus memasukkan nilai tiap nasabah dengan kriteria

produktivitas usaha pada matriks berpasangan. Rumus yang digunakan sama seperti

rumus pada status kredit. Misalkan data yang dimasukkan dapat dilihat pada tabel

3.13.

Tabel 3.13. Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria

Setelah dimasukkan data pada Tabel 3.13 di atas, maka tahap selanjutnya

adalah membagi nilai masing-masing sel pada tabel 3.13 di atas dengan jumlah

masing-masing kolomnya. Misalnya nilai 1 pada kolom1 baris1 dibagi dengan 2.4166

yakni jumlah kolomnya, selanjutnya 0.25 dibagi 2.4166, begitu seterusnya hingga

semua sel selesai di bagi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.14.

Produktivitas Usaha Marina Gilang Ari Hendra Andi

Marina 1 4 3 3 2 Gilang 0.25 1 3 3 2

Ari 0.3333 0.3333 1 2 0.3333 Hendra 0.3333 0.3333 0.5 1 0.3333 Andi 0.5 0.5 3 3 1

Jumlah 2.4166 6.1666 10.5 12 5.6666

Universitas Sumatera Utara

Page 67: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Tabel 3.14. Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria

Sedangkan untuk menghitung prioritas kriteria digunakan rumus jumlah baris

pada masing-masing sel pada Tabel 3.14 dibagi dengan banyak nasabah (5). Hasilnya

dapat dilihat pada Tabel 3.15.

Tabel 3.15. Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria

Langkah selanjutnya adalah nilai matriks pada kolom masukan pada tabel 3.13

dikalikan dengan prioritas kriteria masing-masing nasabah pada tabel 3.15. Matriks

kriteria pada kolom 1 baris 1 dikalikan dengan nilai prioritas kriteria masing-masing

nasabah pada baris 1, begitu seterusnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel 3.16.

Kriteria Nasabah Marina Gilang Ari Hendra Andi Jumlah Baris

Produktivitas Usaha

Marina 0.4138 0.6486 0.2857 0.25 0.3529 1.9510

Gilang 0.1034 0.1622 0.2857 0.25 0.3529 1.1542

Ari 0.1379 0.0540 0.0952 0.1667 0.0588 0.5126

Hendra 0.1379 0.0540 0.0476 0.0833 0.0588 0.3816

Andi 0.2069 0.0811 0.2857 0.25 0.1765 1.0002

Nasabah Produktivitas Usaha

Marina 0.3902 Gilang 0.2308

Ari 0.1025 Hendra 0.0763 Andi 0.2000

Universitas Sumatera Utara

Page 68: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Tabel 3.16. Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria

Kemudian, jumlah baris yang dihasilkan pada tabel 3.16 di atas dibagi dengan

nilai prioritas masing-masing nasabah pada tabel 3.15. Hasilnya dapat dilihat pada

tabel 3.17.

Tabel 3.17. Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.16 dengan Nilai Prioritas Nasabah

Berikutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistency

Ratio (CR).

Produktivitas Usaha Marina Gilang Ari Hendra Andi Jumlah

Baris

Marina 0.3902 0.9232 0.3075 0.2289 0.4000 2.2498

Gilang 0.0975 0.2308 0.3075 0.2289 0.4000 1.2647

Ari 0.1300 0.0769 0.1025 0.1526 0.0667 0.5287

Hendra 0.1300 0.0769 0.0512 0.0763 0.0667 0.4011

Andi 0.1951 0.1154 0.3075 0.2289 0.2000 1.0469

Kriteria ( Produktivitas Usaha) Lamda (λ )

Marina 5.7658

Gilang 5.4796

Ari 5.1580

Hendra 5.2569

Andi 5.2345

Total 26.8948

λ Max 5.3790

Universitas Sumatera Utara

Page 69: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

CI : (λ max-n)/(n-1) (5.3790-5)/(5-1) (0.3790)/4 0,0947

CR : CI / RI 0,0947 / 1.12

0,0845 ( CR < 0,1 , nilai ACCEPTABLE)

3.1.4.2.3 Kondisi Usaha

Untuk proses yang pertama, kita harus memasukkan nilai tiap nasabah dengan kriteria

kondisi usaha pada matriks berpasangan. Rumus yang digunakan sama seperti rumus

pada status kredit. Misalkan data yang dimasukkan dapat dilihat pada tabel 3.18.

Tabel 3.18. Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria

Setelah dimasukkan data pada Tabel 3.18 di atas, maka tahap selanjutnya

adalah membagi nilai masing-masing sel pada tabel 3.18 di atas dengan jumlah

masing-masing kolomnya. Misalnya nilai 1 pada kolom1 baris1 dibagi dengan 2.4999

yakni jumlah kolomnya, selanjutnya 0.3333 dibagi 2.4999 begitu seterusnya hingga

semua sel selesai di bagi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.19.

Kondisi

Usaha Marina Gilang Ari Hendra Andi

Marina 1 3 3 3 2

Gilang 0.3333 1 2 2 0.3333

Ari 0.3333 0.5 1 2 0.3333

Hendra 0.3333 0.5 0.5 1 0.3333

Andi 0.5 3 3 3 1

Jumlah 2.4999 8 9.5 11 3.9999

Universitas Sumatera Utara

Page 70: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Tabel 3.19. Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria

Sedangkan untuk menghitung prioritas kriteria digunakan rumus jumlah baris

pada msing-masing sel pada Tabel 3.19 dibagi dengan banyak nasabah (5). Hasilnya

dapat dilihat pada Tabel 3.20.

Tabel 3.20. Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria

Langkah selanjutnya adalah nilai matriks pada kolom masukan pada tabel 3.18

dikalikan dengan prioritas kriteria masing-masing nasabah pada tabel 3.20. Untuk

lebih jelasnya perhatikan tabel 3.21.

Kriteria Nasabah Marina Gilang Ari Hendra Andi Jumlah Baris

Kondisi Usaha

Marina 0.4000 0.3750 0.3158 0.2727 0.5000 1.8635

Gilang 0.1333 0.1250 0.2105 0.1818 0.0833 0.7339 Ari 0.1333 0.0625 0.1053 0.1818 0.0833 0.5662

Hendra 0.1333 0.0625 0.0526 0.0909 0.0833 0.4226 Andi 0.2000 0.3750 0.3158 0.2727 0.2500 1.4135

Nasabah Kondisi Usaha

Marina 0.3727 Gilang 0.1468

Ari 0.1132 Hendra 0.0845 Andi 0.2827

Universitas Sumatera Utara

Page 71: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Tabel 3.21. Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria

Kemudian, jumlah baris yang dihasilkan pada tabel 3.21 di atas dibagi dengan

nilai prioritas masing-masing nasabah pada tabel 3.20. Hasilnya dapat dilihat pada

tabel 3.22.

Tabel 3.22. Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.21 dengan Nilai Prioritas Nasabah

Berikutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistency

Ratio (CR).

CI : (λ max-n)/(n-1) (5.1960-5)/(5-1) (0.1960)/4 0,0490

Kondisi Usaha Marina Gilang Ari hendra Andi Jumlah

Baris

Marina 0.3727 0.4404 0.3396 0.2535 0.5654 1.9716

Gilang 0.1242 0.1468 0.2264 0.1690 0.0942 0.7606

Ari 0.1242 0.0734 0.1132 0.1690 0.0942 0.5740

Hendra 0.1242 0.0734 0.0566 0.0845 0.0942 0.4329

Andi 0.1863 0.4404 0.3396 0.2535 0.2827 1.5025

Kriteria ( Kondisi Usaha) Lamda ( λ )

Marina 5.2900 Gilang 5.1812

Ari 5.0707 Hendra 5.1231 Andi 5.3148 Total 25.9798 λ Max 5.1960

Universitas Sumatera Utara

Page 72: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

CR : CI / RI 0,0490/ 1.12

0,0437 ( CR < 0,1 , nilai ACCEPTABLE)

3.1.4.2.4 Jaminan

Untuk proses yang pertama, kita harus memasukkan nilai tiap nasabah dengan kriteria

jaminan pada matriks berpasangan. Rumus yang digunakan sama seperti rumus pada

status kredit. Misalkan data yang dimasukkan dapat dilihat pada tabel 3.23.

Tabel 3.23. Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria

Jaminan Marina Gilang Ari Hendra Andi

Marina 1 3 5 3 3

Gilang 0.3333 1 3 4 2

Ari 0.2 0.3333 1 0.3333 0.3333

Hendra 0.3333 0.25 3 1 2

Andi 0.3333 0.5 3 0.5 1

Jumlah 2.1999 5.0833 15 8.8333 8.3333

Setelah dimasukkan data pada Tabel 3.23 di atas, maka tahap selanjutnya

adalah membagi nilai masing-masing sel pada tabel 3.23 di atas dengan jumlah

masing-masing kolomnya. Misalnya nilai 1 pada kolom1 baris1 dibagi dengan 2.1999

yakni jumlah kolomnya, selanjutnya 0.3333 dibagi 2.1999 begitu seterusnya hingga

semua sel selesai di bagi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.24.

Universitas Sumatera Utara

Page 73: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Tabel 3.24. Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria

Sedangkan untuk menghitung prioritas kriteria digunakan rumus jumlah baris

pada masing-masing sel pada Tabel 3.24 dibagi dengan banyak nasabah (5). Hasilnya

dapat dilihat pada Tabel 3.25.

Tabel 3.25. Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria

Langkah selanjutnya adalah nilai matriks pada kolom masukan pada tabel 3.23

dikalikan dengan prioritas kriteria masing-masing nasabah pada tabel 3.25. Matriks

kriteria pada kolom 1 baris 1 dikalikan dengan nilai prioritas kriteria masing-masing

nasabah pada baris 1, begitu seterusnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel 3.26.

Kriteria Nasabah Marina Gilang Ari Hendra Andi Jumlah Baris

Jaminan

Marina 0.4546 0.5902 0.3333 0.3396 0.3600 2.0777

Gilang 0.1515 0.1967 0.2000 0.4528 0.2400 1.2410 Ari 0.0909 0.0656 0.0667 0.0377 0.0400 0.3009

Hendra 0.1515 0.0492 0.2000 0.1132 0.2400 0.7539 Andi 0.1515 0.0984 0.2000 0.0566 0.1200 0.6265

Nasabah Jaminan Marina 0.4155 Gilang 0.2482

Ari 0.0602 Hendra 0.1508 Andi 0.1253

Universitas Sumatera Utara

Page 74: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Tabel 3.26. Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria

Kemudian, jumlah baris yang dihasilkan pada tabel 3.26 di atas dibagi dengan

nilai prioritas masing-masing nasabah pada tabel 3.25. Hasilnya dapat dilihat pada

tabel 3.27.

Tabel 3.27. Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.26 dengan Nilai Prioritas Nasabah

Kriteria ( Jaminan) Lamda (λ )

Marina 5.5100 Gilang 5.7256

Ari 5.2840 Hendra 5.1890 Andi 5.1389 Total 26.8475 λ Max 5.3695

Berikutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistency

Ratio (CR).

CI : (λ max-n) / (n-1) ( 5.3695-5 ) / (5-1) (0,3695) / 4 0,0924

Jaminan Marina Gilang Ari Hendra Andi Jumlah Baris

Marina 0.4155 0.7446 0.3010 0.4524 0.3759 2.2894

Gilang 0.1385 0.2482 0.1806 0.6032 0.2506 1.4211

Ari 0.0831 0.0827 0.0602 0.0503 0.0418 0.3181

Hendra 0.1385 0.0620 0.1806 0.1508 0.2506 0.7825

Andi 0.1385 0.1241 0.1806 0.0754 0.1253 0.6439

Universitas Sumatera Utara

Page 75: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

CR : CI / RI 0,0924/ 1.12 0,0825 ( CR < 0,1 , nilai ACCEPTABLE )

3.1.4.2.5 Kolektibilitas

Untuk proses yang pertama, kita harus memasukkan nilai tiap nasabah dengan kriteria

kolektibilitas pada matriks berpasangan. Rumus yang digunakan sama seperti rumus

pada status kredit. Misalkan data yang dimasukkan dapat dilihat pada tabel 3.28.

Tabel 3.28. Masukan Nilai Perbandingan Nasabah tiap Kriteria

Setelah dimasukkan data pada Tabel 3.28 di atas, maka tahap selanjutnya

adalah membagi nilai masing-masing sel pada tabel 3.28 di atas dengan jumlah

masing-masing kolomnya. Misalnya nilai 1 pada kolom1 baris1 dibagi dengan 2.5833

yakni jumlah kolomnya, selanjutnya 0.25 dibagi 2.5833 begitu seterusnya hingga

semua sel selesai di bagi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.29.

Kolektibilitas Marina Gilang Ari Hendra Andi

Marina 1 4 3 2 2

Gilang 0.25 1 3 2 2

Ari 0.3333 0.3333 1 0.3333 0.3333

Hendra 0.5 0.5 3 1 2

Andi 0.5 0.5 3 0.5 1

Jumlah 2.5833 6.3333 13 5.8333 7.3333

Universitas Sumatera Utara

Page 76: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Tabel 3.29. Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah tiap Kriteria

Sedangkan untuk menghitung prioritas kriteria digunakan rumus jumlah baris

pada masing-masing sel pada Tabel 3.29 dibagi dengan banyak nasabah (5). Hasilnya

dapat dilihat pada Tabel 3.30.

Tabel 3.30. Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria

Langkah selanjutnya adalah nilai matriks pada kolom masukan pada tabel 3.29

dikalikan dengan prioritas kriteria masing-masing nasabah pada tabel 3.30. Matriks

kriteria pada kolom 1 baris 1 dikalikan dengan nilai prioritas kriteria masing-masing

nasabah pada baris 1, begitu seterusnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel 3.31.

Kriteria Nasabah Marina Gilang Ari Hendra Andi Jumlah Baris

Kolektibilitas

Marina 0.3871 0.6316 0.2308 0.3428 0.2727 1.8650

Gilang 0.0968 0.1579 0.2308 0.3428 0.2727 1.1010

Ari 0.1290 0.0526 0.0769 0.0571 0.0454 0.3610

Hendra 0.1935 0.0789 0.2308 0.1714 0.2727 0.9473

Andi 0.1935 0.0789 0.2308 0.0857 0.1364 0.7253

Nasabah Kolektibilitas

Marina 0.3730

Gilang 0.2202

Ari 0.0722

Hendra 0.1895

Andi 0.1451

Universitas Sumatera Utara

Page 77: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Tabel 3.31. Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah tiap Kriteria

Kemudian, jumlah baris yang dihasilkan pada tabel 3.31 di atas dibagi dengan

nilai prioritas masing-masing nasabah pada tabel 3.30. Hasilnya dapat dilihat pada

tabel 3.32.

Tabel 3.32. Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.31 dengan Nilai Prioritas Nasabah

Berikutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistency

Ratio (CR).

CI : (λ max-n) / (n-1) (5.3790-5) / (5-1) (0,3790) / 4 0.0947

Kolektibilitas Marina Gilang Ari Hendra Andi Jumlah Baris

Marina 0.3730 0.8808 0.2166 0.3790 0.2902 2.1396

Gilang 0.0932 0.2202 0.2166 0.3790 0.2902 1.1992

Ari 0.1243 0.0734 0.0722 0.0632 0.0484 0.3815

Hendra 0.1865 0.1101 0.2166 0.1895 0.2902 0.9929

Andi 0.1865 0.1101 0.2166 0.0947 0.1451 0.7530

Kriteria ( Kolektibilitas) Lamda (λ )

Marina 5.7362 Gilang 5.4459

Ari 5.2839 Hendra 5.2396 Andi 5.1895 Total 26.8951 λ Max 5.3790

Universitas Sumatera Utara

Page 78: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

CR : CI / RI 0,0947 / 1.12 0, 0845 ( CR < 0,1 , nilai ACCEPTABLE )

Dari penjelasan mengenai nilai matriks nasabah tiap kriteria diatas, maka

didapatkan hasil nilai prioritas masing-masing nasabah tiap kriteria pada tabel 3.33.

Tabel 3.33. Nilai Prioritas masing-masing nasabah tiap kriteria

Langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai prioritas masing-masing

nasabah dengan nilai prioritas kriteria sehingga didapatkan prioritas tujuan masing-

masing nasabah KUR dengan rumus nilai prioritas masing-masing nasabah pada Tabel

3.33 yaitu pada kolom status kredit dikalikan dengan nilai prioritas kriteria pada tabel

3.5 baris status kredit dan seterusnya. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.34 yaitu

hasil perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini:

Pts = (Pds1… Pdsn) * Ps

Ptp = (Pdp1… Pdpn) * Pp

Ptk = (Pdk1… Pdkn) * Pk

Ptj = (Pdj1… Pdjn) * Pj

Ptko = (Pdko1… Pdkon) * Pko

Nasabah Status

kredit

Produktivitas

Usaha

Kondisi

Usaha Jaminan Kolektabilitas

Marina 0.2 0.3902 0.3727 0.4155 0.3730 Gilang 0.2 0.2308 0.1468 0.2482 0.2202

Ari 0.2 0.1025 0.1132 0.0602 0.0722 Hendra 0.2 0.0763 0.0845 0.1508 0.1895 Andi 0.2 0.2000 0.2827 0.1253 0.1451

Universitas Sumatera Utara

Page 79: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Keterangan:

Pts = prioritas tujuan nasabah per status kredit

Ptp = prioritas tujuan nasabah per produktivitas usaha

Ptk = prioritas tujuan nasabah per kondisi usaha

Ptj = prioritas tujuan nasabah per jaminan

Ptko = prioritas tujuan nasabah per kolektibilitas

Tabel 3.34. Nilai Prioritas Tujuan masing-masing nasabah KUR

Langkah terakhir adalah menghitung prioritas global dengan cara

menjumlahkan baris pada Tabel 3.34, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.35 yaitu

hasil perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini:

Pgm = ∑=

n

jja

1],1[ Pgg = ∑

=

n

jja

1],2[ Pgar = ∑

=

n

jja

1],3[

Pgh = ∑=

n

jja

1],4[ Pgan = ∑

=

n

jja

1],5[

Keterangan:

Pgm = prioritas global Marina

Pgg = prioritas global Gilang

Pgar = prioritas global Ari Pgh = prioritas global Hendra

Pgan = prioritas global Andi

Nasabah Status

kredit

Produktivitas

Usaha

Kondisi

Usaha

Jaminan Kolektabilitas

Marina 0.0981 0.0852 0.0600 0.0362 0.0160

Gilang 0.0981 0.0504 0.0236 0.0216 0.0094

Ari 0.0981 0.0224 0.0182 0.0052 0.0031

Hendra 0.0981 0.0167 0.0136 0.0131 0.0081

Andi 0.0981 0.0437 0.0455 0.0109 0.0062

Universitas Sumatera Utara

Page 80: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Tabel 3.35 Prioritas Global Masing-Masing Calon Nasabah KUR

Tabel 3.35 menghasilkan nilai prioritas global untuk masing-masing calon

nasabah penerima KUR. Nilai prioritas global adalah nilai perbandingan antara nilai

prioritas kriteria dengan nilai prioritas nasabah per kriteria. Nilai tertinggi pada tabel

tersebut merupakan nilai keputusan. Jadi, berdasarkan simulasi melalui metode AHP

diperoleh informasi bahwa dari kelima calon nasabah yang paling layak menerima

KUR adalah nasabah Marina. Hal ini dikarenakan Marina memiliki nilai prioritas

global yang paling tinggi dari calon nasabah lainnya yaitu Gilang, Ari, Hendra, dan

Andi.

3.2 Perancangan Flowchart Sistem

Perancangan flowchart atau diagram alir akan memudahkan pengembang untuk

mengimplementasikan sistem ke dalam bahasa pemrograman, karena akan

menjelaskan bagaimana cara kerja sistem dari awal hingga akhir. Flowchart yang

akan dirancangan pada sistem pendukung keputusan ini terdiri dari flowchart

penentuan prioritas kriteria, penentuan prioritas nasabah tiap kriteria dan penentuan

prioritas global. Berikut masing-masing flowchart untuk proses tersebut.

Nasabah Prioritas Global

Marina 0.2955

Gilang 0.2031

Ari 0.1470

Hendra 0.1496

Andi 0.2044

Universitas Sumatera Utara

Page 81: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Mulai

Input nilai matriks kriteria n X n

Jumlahkan semua elemen pada setiap kolom matriks kriteria

Normalisasi matriks kriteria n X n

Jumlahkan semua elemen tiap baris pada matriks normalisasi kriteria

n = banyak nasabah

Input data nasabah

Bagikan hasil penjumlahan baris dengan n

Matriks prioritas kriteria

Kalikan nilai setiap inputan matriks kriteria dengan nilai masing-masing prioritas kriteria

Jumlahkan setiap baris dari hasil perkalian di atas

Matriks λ

Bagikan tiap hasil penjumlahan di atas dengan masing-masing nilai prioritas kriteria

Hitung λ maks

Hitung CI

Hitung CR

CR < 0,1

Selesai

Matriks kriteria konsisten

Tida

k

Ya

Gambar 3.1 Flowchart Penentuan Prioritas Kriteria

Universitas Sumatera Utara

Page 82: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Mulai

Input nilai matriks nasabah tiap kriteria n X n

Jumlahkan semua elemen pada setiap kolom matriks nasabah tiap kriteria

Normalisasi matriks nasabah tiap kriteria

Jumlahkan semua elemen tiap baris pada matriks normalisasi nasabah tiap kriteria

n = banyak nasabah

Input data nasabah

Bagikan hasil penjumlahan baris dengan n

Matriks prioritas nasabah tiap kriteria

Kalikan nilai setiap inputan matriks nasabah tiap kriteria dengan nilai masing-masing prioritas nasabah tiap kriteria

Jumlahkan setiap baris dari hasil perkalian di atas

Matriks λ

Bagikan tiap hasil penjumlahan di atas dengan masing-masing nilai prioritas nasabah tiap kriteria

Hitung λ maks

Hitung CI

Hitung CR

CR < 0,1

Selesai

Matriks nasabah tiap kriteria konsisten

Tida

k

Ya

Gambar 3.2 Flowchart Penentuan Prioritas Nasabah

Universitas Sumatera Utara

Page 83: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Mulai

Nilai prioritas nasabah tiap kriteria

Kalikan Masing-masing Nilai Prioritas Nasabah Tiap Kriteria dengan Masing-masing Nilai Prioroitas Kriterianya

Jumlahkan Semua elemen Tiap Baris pada Matriks Prioritas Tujuan

Nilai Matriks Prioritas Tujuan Tiap Nasabah

Nilai Prioritas Global

Urutkan Nilai Prioritas Global dari Tertinggi Hingga Terendah

Selesai

Nilai Prioritas Kriteria

Gambar 3.3 Flowchart Penentuan Nilai Prioritas Global

3.3 Perancangan Basis Data

Perancangan basis data dapat dilakukan dengan merancang Data Flow Diagram

(DFD). Berikut penjelasan selengkapnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 84: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

3.3.1 Data Flow Diagram (DFD)

Diagram Aliran Data / Data Flow Diagram (DFD) adalah sebuah teknis grafis yang

menggambarkan aliran informasi dan transformasi yang diaplikasikan saat data

bergerak dari input menjadi output. DFD dapat digunakan untuk menyajikan sebuah

sistem atau perangkat lunak pada setiap tingkat abstraksi. DFD memberikan suatu

mekanisme bagi pemodelan fungsional dan pemodelan informasi.

DFD tingkat 0, disebut juga dengan model sistem fundamental atau model

konteks, merepresentasikan seluruh elemen sistem sebagai sebuah lingkaran tunggal

dengan data input dan output yang ditunjukkan oleh anak panah yang masuk dan

keluar secara berurutan.

Pada penelitian ini, DFD dikelompokkan menjadi dua yakni DFD yang

menjelaskan proses yang dilakukan oleh manajer dan proses yang dilakukan oleh

seorang operator. Berikut DFD level 0 untuk sistem pendukung keputusan pemberian

KUR untuk masing-masing kelompok.

SPKPemberian

KURMANAJER data_user

user_invalid | form_aplikasi

data_register

hasil_data_register

nilai_matriks_kriteria

nilai_prioritas_kriteria

nilai_matriks_nasabah_tiap_kriteria

nilai_prioritas_nasabah_tiap_kriteria

nilai_keputusan_cari

hasil_nilai_keputusan_caril

Gambar 3.4 DFD Level 0 – Manajer

a. No. / Nama Proses: / SPK Pemberian KUR

b. Input : data_user, data_register, nilai_matriks_kriteria,

nilai_matriks_nasabah_tiap-kriteria,

nilai_keputusan_cari

Universitas Sumatera Utara

Page 85: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

c. Proses : Seorang manajer harus memasukkan data dirinya

untuk menggunakan aplikasi. Selanjutnya manajer dapat

mencari nilai prioritas kriteria dengan memasukkan nilai

matriks kriteria dan mencari nilai prioritas nasabah

dengan memasukkan nilai matriks nasabah tiap kriteria.

Kemudian manajer dapat mencari nilai keputusannya.

d. Output : user_invalid | form_aplikasi, hasil_data_register,

nilai_prioritas_kriteria,

nilai_prioritas_nasabah_tiap_kriteria, hasil-

nilai_keputusan_cari

Proses yang ada pada DFD level 0 di atas dapat dipecah-pecah lagi menjadi

proses-proses yang lebih kecil dan terperinci. Proses-proses tersebut dapat dilihat pada

DFD level 1 pada gambar 3.5:

Universitas Sumatera Utara

Page 86: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

1.0LOGIN

2.0REGISTER

DATA

3.0PENENTUAN

PRIORITAS KRITERIA

4.0PENENTUAN

PRIORITAS NASABAH

data_pengguna

MANAJER

PENGGUNA

data_pengguna

data_pengguna

user_invalid | form_aplikasi

5.0PENENTUAN

NILAIKEPUTUSAN

data_register

data_pengguna

hasil_data_pengguna_register

hasil_data_register {data_pengguna | data_nasabah}

NASABAH

data_nasabah hasil_data_nasabah_register

KRITERIA

NASABAH TIAP KRITERIA

nilai_matriks_kriteria

nilai_prioritas_kriterianilai_prioritas_kriteria

nilai_matriks_nasabah_tiap_kriteria

nilai_matriks_nasabah_tiap_kriteria

nilai_prioritas_nasabah_tiap_kriteria

nilai_prioritas_nasabah_tiap_kriteria

nilai_keputusan_cari

data_nasabah

nilai_keputusan_cari

hasil_nilai_keputusan_cari

hasil_nilai_keputusan_cari

data_nasabah

data_nasabah

data_nasabah

nilai_matriks_kriteria

NASABAH TERPROSES

Gambar 3.5 DFD Level 1 – Manajer

a. No. / Nama Proses: 1.0 / Login

b. Input : data_ pengguna, data_pengguna

c. Proses : Untuk menggunakan aplikasi seorang manajer harus

melakukan login terlebih dahulu yakni dengan

memasukkan data dirinya. Data pengguna tersebut akan

tersimpan ke dalam tabel pengguna dalam basis data.

d. Output : data_user , user_invalid | form_aplikasi

a. No. / Nama Proses: 2.0 / Register Data

b. Input : data_register, hasil_data_pengguna_register,

hasil_data_ nasabah_register

Universitas Sumatera Utara

Page 87: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

c. Proses : Seorang manajer dapat melakukan registrasi data

pengguna dan data nasabah. Masing-masing data hasil

registrasi tersebut akan tersimpan ke dalam basis

datanya masing-masing yakni ke dalam tabel pengguna

dan tabel nasabah.

d. Output : data_pengguna, data_nasabah , hasil_data_register

{data pengguna | data_nasabah}

a. No. / Nama Proses: 3.0 / Penentuan Prioritas Kriteria

b. Input : nilai_matriks_kriteria, nilai_prioritas_kriteria

c. Proses : Seorang manajer dapat mencari nilai prioritas kriteria

dengan memasukkan nilai matriks kriteria ke dalam

sistem, selanjutnya sistem akan mengeluarkan nilai

prioritas kriteria ke manajer.

d. Output : nilai_matriks_kriteria , nilai_prioritas_kriteria

a. No. / Nama Proses: 4.0 / Penentuan Prioritas Nasabah

b. Input : nilai_matriks_nasabah_tiap_kriteria, data_nasabah ,

data_kriteria, nilai_prioritas_nasabah_tiap-kriteria

c. Proses : Seorang manajer dapat pula mencari nilai prioritas

nasabah tiap kriteria dengan memasukkan nilai matriks

nasabah tiap kriteria ke dalam sistem, selanjutnya sistem

akan mengeluarkan nilai prioritas nasabah tiap kriteria

ke manajer.

d. Output : data_nasabah , data_kriteria, nilai_matriks_nasabah

_tiap_kriteria , nilai_prioritas_nasabah_ tiap-kriteria

a. No. / Nama Proses: 5.0 / Penentuan Nilai Keputusan

b. Input : nilai_keputusan_cari, data_nasabah, hasil_nilai_

keputusan_cari

c. Proses : Bila manajer ingin melihat nilai keputusan yang

dihasilkan sistem, maka manajer cukup memasukkan

data keputusan yang akan dicari, maka sistem akan

Universitas Sumatera Utara

Page 88: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

memprosesnya dan menampilkan nilai keputusan

kepada manajer, lalu hasil nasabah yang sudah diproses

disimpan ke dalam database nasabah terproses.

d. Output : nilai_keputusan_cari, data_nasabah, hasil_nilai_

keputusan_cari

DFD level 1 di atas masih dapat dipecah lagi menjadi proses-proses yang lebih

kecil dan terperinci ke dalam DFD level 2. Beberapa proses yang dapat di pecah dari

DFD level 1 di atas adalah proses register data, penentuan prioritas kriteria, penentuan

prioritas nasabah, penentuan nilai keputusan. Berikut ini DFD level 2 untuk masing-

masing proses tersebut.

2.1INPUT DATA

2.2TAMPIL DATA

MANAJER

PENGGUNA

NASABAH

hasil_data_register

data_pengguna

data_nasabah

hasil_data_nasabah_register

has

il_da

ta_p

engg

una_

regi

ster

data

_reg

ister

{ dat

a_pe

nggu

na |

data

_nas

abah

}

Gambar 3.6 DFD Level 2 – Register Data oleh Manajer

a. No. / Nama Proses: 2.1 / Input Data

b. Input : data_register {data_user | data_nasabah} ,

c. Proses : Pada saat manajer melakukan registrasi data baik data

user maupun nasabah, maka manajer harus

memasukkan data tersebut ke dalam sistem. Data user

Universitas Sumatera Utara

Page 89: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

akan disimpan ke dalam tabel user sedangkan data

nasabah akan disimpan ke dalam tabel nasabah.

d. Output : data_user , data_nasabah

a. No. / Nama Proses: 2.2 / Tampil Data

b. Input : hasil_data_user_register, hasil_data_nasabah_register

c. Proses : Semua data yang telah diregistrasi oleh manajer baik

data user maupun nasabah akan ditampilkan kembalai

kepada manajer.

d. Output : hasil_data_register

3.1INPUT MATRIKS

KRITERIA

3.3TAMPILNILAI

PRIORITAS KRITERIA

MANAJER

KRITERIA

nila

i_m

atr

iks_

krite

ria

3.2PROSES NILAI

PRIORITASKRITERIA

nila

i_p

rio

rita

s_kr

iteria

nila

i_m

atr

iks_

krite

ria

nilai_prioritas_kriteria

Gambar 3.7 DFD Level 2 – Penentuan Prioritas Kriteria oleh Manajer

Universitas Sumatera Utara

Page 90: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

a. No. / Nama Proses: 3.1 / Input Matriks Kriteria

b. Input : nilai_matriks_kriteria

c. Proses : Untuk mencari nilai prioritas kriteria, manajer harus

memasukkan nilai matriks kriteria ke dalam sistem,

selanjutnya sitem akan memproses data tersebut.

d. Output : nilai_matriks_kriteria

a. No. / Nama Proses: 3.2 / Proses Nilai Prioritas Kriteria

b. Input : nilai_matriks_kriteria

c. Proses : Nilai matriks kriteria yang dimasukkan manajer akan

diproses di dalam sistem untuk menghasilkan nilai

prioritas kriterianya dan akan disimpan ke dalam tabel

kriteria.

d. Output : nilai_prioritas_kriteria

a. No. / Nama Proses: 3.3 / Tampil Nilai Prioritas Kriteria

b. Input : nilai_prioritas_kriteria

c. Proses : Setelah nilai prioritas kriteria di dapat, selanjutnya

sistem akan menampilkan nilai prioritas kriteria tersebut

kepada manajer.

d. Output : nilai_prioritas_kriteria

Universitas Sumatera Utara

Page 91: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

4.1INPUT MATRIKS

NASABAH

4.3TAMPIL NILAI

PRIORITAS NASABAH

MANAJER

NASABAH TIAP KRITERIA

nila

i_pr

iorit

as_n

asab

ah_

tiap_

krite

ria n

ilai_

mat

riks_

nasa

bah_

tiap_

krite

ria

4.2PROSES NILAI

PRIORITAS NASABAH

nila

i_pr

iorit

as_n

asab

ah_t

iap_

krite

ria

nila

i_m

atrik

s_na

saba

h_tia

p_kr

iteria

nilai_prioritas_nasabah_tiap_kriteria

NASABAH

data_nasabah

data_nasabah

Gambar 3.8 DFD Level 2 – Penentuan Prioritas Nasabah tiap Kriteria oleh

Manajer

a. No. / Nama Proses: 4.1 / Input Matriks Nasabah

b. Input : nilai_matriks_nasabah_tiap_kriteria

c. Proses : Untuk mencari nilai prioritas nasabah tiap kriteria,

manajer harus memasukkan nilai matriks masing-

masing nasabah ke dalam sistem, selanjutnya sitem akan

memproses data tersebut.

d. Output : nilai_matriks_nasabah_tiap_kriteria

Universitas Sumatera Utara

Page 92: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

a. No. / Nama Proses: 4.2 / Proses Nilai Prioritas Nasabah

b. Input : nilai_matriks_nasabah_tiap_kriteria

c. Proses : Nilai matriks nasabah tiap kriteria yang dimasukkan

manajer akan diproses di dalam sistem untuk

menghasilkan nilai prioritas kriterianya dan akan

disimpan ke dalam tabel nasabah tiap kriteria.

Selanjutnya sistem akan memanggil data kriteria dan

data nasabah ke database mereka masing-masing untuk

kemudian akan ditampilkan bersama nilai prioritas

nasabah tiap kriteria.

d. Output : data_kriteria, data_nasabah, nilai_matriks_nasabah

_tiap_kriteria

a. No. / Nama Proses: 4.3 / Tampil Nilai Prioritas Nasabah

b. Input : data_kriteria, data_nasabah, nilai_prioritas_nasabah

_tiap_kriteria

c. Proses : Setelah nilai prioritas nasabah tiap kriteria di dapat,

selanjutnya sistem akan menampilkan nilai prioritas

nasabah tiap kriteria tersebut kepada manajer.

d. Output : nilai_prioritas_nasabah _tiap_kriteria

Universitas Sumatera Utara

Page 93: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

5.1PROSES NILAI KEPUTUSAN

MANAJER

NASABAH TIAP KRITERIA n

ilai_

ke

pu

tusa

n_

ca

ri

5.2TAMPIL NILAI KEPUTUSAN

ha

sil_

nila

i_ke

pu

tusa

n_

ca

ri

nilai_keputusan_cari

NASABAH

da

ta_

na

sa

ba

hd

ata

_n

asa

ba

h

NASABAH TERPROSES

hasil_nilai_keputusan_cari

Gambar 3.9 DFD Level 2 – Penentuan Nilai Keputusan oleh Manajer

a. No. / Nama Proses: 5.1 / Proses Nilai Prioritas Kriteria

b. Input : nilai_keputusan_cari

c. Proses : Untuk memperoleh nilai prioritas global dari

keseluruhan data yang dimasukkan manajer, manajer

harus memasukkan proses cari nilai prioritas, maka

sistem akan memproses nilai tersebut dengan

memanggil data nasabah, kemudian hasil nilai prioritas

global tersimpan dalam basis data nasabah tiap kriteria

d. Output : data_nasabah , nilai_prioritas_global_cari

a. No. / Nama Proses: 5.2 / Tampil Nilai Prioritas Kriteria

b. Input : data_nasabah , nilai_keputusan_cari

c. Proses : Setelah masing-masing data yang dipanggil tersebut

ada dalam basis data, maka data tersebut akan di

Universitas Sumatera Utara

Page 94: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

tampilkan ke manajer berupa hasil nilai keputusan dan

data nasabah yang telah diproses akan disimpan dalam

basis data nasabah terproses.

d. Output : hasil_nilai_keputusan

SPKPemberian

KUROPERATOR

3. password_user_ganti

4. hasil_password_user_baru

5. data_nasabah_register

6. hasil_data_nasabah_register

1. data_user

2. user_invalid | form_aplikasi

Gambar 3.10 DFD Level 0 – Operator

a. No. / Nama Proses: / SPK Pemberian KUR

b. Input : data_user , password_user_ganti,

data_nasabah_register

c. Proses : Sama halnya dengan manajer, operator juga harus

memasukkan data dirinya untuk menggunakan aplikasi

ini. Seorang operator hanya bisa melakukan registrasi

data nasabah, mengganti password dirinya pada aplikasi.

d. Output : user_invalid | form_aplikasi,

hasil_password_user_baru , hasil_data_nasabah_register

Proses yang ada pada DFD level 0 di atas dapat dipecah-pecah lagi menjadi

proses-proses yang lebih kecil dan terperinci. Proses-proses tersebut dapat dilihat pada

DFD level 1 di bawah ini:

Universitas Sumatera Utara

Page 95: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

OPERATOR

3. data_user

1.0LOGIN

3.0REGISTER

DATANASABAH

1. data_userUSER

2. data_user

4. user_invalid | form_aplikasi

8. data_register

11. hasil_data_nasabah_register

NASABAH

10. data_nasabah

9. data_nasabah

2.0GANTI

PASSWORD

5. data_password {password_lama dan baru}

6. data_password

6. data_password_baru

7. data_password_baru

Gambar 3.11 DFD Level 1 – Operator

a. No. / Nama Proses: 1.0 / Login

b. Input : data_user, data_user

c. Proses : Untuk menggunakan aplikasi seorang operator juga

harus melakukan login terlebih dahulu yakni dengan

memasukkan data dirinya. Data user tersebut akan

tersimpan ke dalam tabel user dalam basis data. Jika

data yang dimasukkan benaar, maka sistem akan

menampilkan form aplikasi yang akan digunakan,

namun jika data yang dimasukkan salah, maka sistem

Universitas Sumatera Utara

Page 96: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

akan mengeluarkan peringatan bahwa data yang

operator masukkan invalid, sehingga harus diulangi

kembali.

d. Output : data_user , user_invalid | form_aplikasi

a. No. / Nama Proses: 2.0 / Ganti Password

b. Input : data_password {password_lama dan baru},

data_password_baru

c. Proses : Operator juga dapat mengganti password dirinya untuk

masuk ke dalam sistem yakni dengan memasukkan data

password yang diminta, kemudian data password baru

secara otomatis akan tersimpan ke dalam basis data

user. Dan operator akan dapat menggunakan data

password baru tersebut.

d. Output : data_password , data_password_baru

a. No. / Nama Proses: 3.0 / Register Data Nasabah

b. Input : data_register , data_nasabah

c. Proses : Operator juga dapat melakukan registrasi data nasabah

ke dalam sistem. Data nasabah yang telah diregistrasi

tersebut akan disimpan di dalam tabel nasabah pada

basis data sistem. Kemudian data nasabah yang telah

diregister tersebut dapat dilihat kembali oleh operator.

d. Output : data_nasabah, hasil_data_nasabah_register

3.3.2 Perancangan Struktur Tabel

Perancangan struktur tabel berguna bagi pengembang sistem dalam merancang basis

data yang akan digunakan pada sistem nantinya. Sistem ini menggunakan beberapa

tabel diantaranya tabel bpkb, kriteria, nasabah, pengguna, rumah dan tanah. Berikut

struktur dari masing-masing tabel tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 97: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Tabel 3.36 Struktur Tabel BPKB

Tabel 3.37 Struktur Tabel Kriteria

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

1 noid text 13 Nomor identitas masing-masing bpkb nasabah

2 merk text 20 Merk kendaraan

3 tipe text 10 Tipe kendaraan

4 tahun text 5 Tahun pembuatan kendaraan

5 warna text 10 Warna kendaraan

6 nama text 30 Nama dealer kendaraan

7 alamat text 50 Alamat dealer kendaraan

8 telp text 13 No. telp dealer kendaraan

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

1 noid text 1 Nomor identitas masing-masing criteria

2 kredit text 50 Status kredit nasabah

3 produktivitas text 50 Produktivitas usaha nasabah

4 kondisi text 50 Kondisi usaha nasabah

5 jaminan text 50 Jaminan yang diberi

nasabah pada pihak Bank

6 kolektabilitas text 50 Kemampuan bekerjasama nasabah

Universitas Sumatera Utara

Page 98: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Tabel 3.38 Struktur Tabel Nasabah

Tabel 3.39 Struktur Tabel Pengguna

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

1 noid text 13 Nomor identitas masing-masing nasabah

2 nama text 50 Nama nasabah

3 alamat text 50 Alamat nasabah

4 pekerjaan text 30 Pekerjaan nasabah

5 namausaha text 50 Nama usaha nasabah

6 alamatusaha text 50 Alamat usaha nasabah

7 jenisusaha text 50 Jenis usaha nasabah

8 notelp text 11 No.telp nasabah

9 nohp text 13 No.hp nasabah

10 pendapatan text 50 Pendapatan nasabah per

bulan

11 kondisiusaha text 12 Konsisi usaha nasabah

12 statuskredit text 10 Status kredit nasabah

13 kolektabilitas text 25 Kemampuan bekerjasama

nasabah

14 jaminan text 12 Jaminan yang diberikan

nasabah pada pihak Bank

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

1 nama Text 15 Username pengguna sistem

2 pass Text 8 Password pengguna sistem

Universitas Sumatera Utara

Page 99: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Tabel 3.40 Struktur Tabel Rumah

Tabel 3.41 Struktur Tabel Tanah

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

1 noid text 13 Nomor identitas jaminan rumah masing-masing nasabah

2 alamat text 50 Alamat nasabah 3 noimb text 20 No. IMB rumah nasabah 4 harga text 20 Harga rumah nasabah

5 namamilik text 30 Nama pemilik jaminan rumah

6 alamatmilik text 50 Alamat pemilik jaminan rumah

7 telpmilik text 13 No.telp pemilik jaminan rumah

8 tahun text 4 Tahun rumah dibangun 9 lt text 4 Luas tanah

10 lb text 4 Luas bangunan rumah

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

1 noid text 13 Nomor identitas masing-masing jaminan tanah nasabah

2 alamat text 50 Alamat tanah nasabah

3 luas text 10 Luas tanah nasabah

4 status text 10 Status tanah

5 harga text 20 Harga kisaran tanah

6 namamilik text 30 Nama pemilik tanah

7 alamatmilik text 50 Alamat pemilik tanah

8 telpmilik text 13 No. telp pemilik tanah

Universitas Sumatera Utara

Page 100: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Tabel 3.42 Struktur Tabel Nasabah Terproses

3.3.3 Kamus Data

Kamus data dirancang untuk menentukan tabel-tabel apa saja yang akan muncul ke

dalam aplikasi dengan menggunakan data dalam basis data sistem. Berikut tabel-tabel

yang akan muncul di dalam aplikasi SPK pemberian KUR ini.

Tabel 3.43 Kamus Data Log-in

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

1 noid text 13 Nomor identitas masing-masing nasabah

2 nama text 50 Nama nasabah

3 alamat text 50 Alamat nasabah

4 pekerjaan text 30 Pekerjaan nasabah

5 namausaha text 50 Nama usaha nasabah

6 alamatusaha text 50 Alamat usaha nasabah

7 jenisusaha text 50 Jenis usaha nasabah

8 notelp text 11 No.telp nasabah

9 nohp text 13 No.hp nasabah

10 pendapatan text 50 Pendapatan nasabah per

bulan

11 kondisiusaha text 12 Konsisi usaha nasabah

12 statuskredit text 10 Status kredit nasabah

13 kolektabilitas text 25 Kemampuan bekerjasama

nasabah

14 jaminan text 12 Jaminan yang diberikan

nasabah pada pihak Bank

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

1 nama text 15 Username pengguna sistem

2 pass text 8 Password pengguna sistem

Universitas Sumatera Utara

Page 101: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Tabel 3.44 Kamus Data Ganti Password

Tabel 3.45 Kamus Data Daftar Pengguna

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

1 nouser text 7 Nomor identitas pengguna 2 nama text 15 Username pengguna sistem

3 pass text 8 Password pengguna sistem

4 tingkat text 13 Tingkat dalam penggunaan sistem apakah operator atau

administrator

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

1 nouser text 7 Nomor identitas pengguna 2 nama text 15 Username pengguna sistem

3 pass text 8 Password pengguna sistem

4 tingkat text 13 Tingkat dalam penggunaan sistem apakah operator atau

administrator

Universitas Sumatera Utara

Page 102: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Tabel 3.46 Kamus Data Nasabah

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

1 noid text 13 Nomor identitas masing-masing nasabah

2 nama text 50 Nama nasabah

3 alamat text 50 Alamat nasabah

4 pekerjaan text 30 Pekerjaan nasabah

5 namausaha text 50 Nama usaha nasabah

6 alamatusaha text 50 Alamat usaha nasabah

7 jenisusaha text 50 Jenis usaha nasabah

8 notelp text 11 No.telp nasabah

9 nohp text 13 No.hp nasabah

10 pendapatan text 50 Pendapatan nasabah per

bulan

11 kondisiusaha text 12 Konsisi usaha nasabah

12 statuskredit text 10 Status kredit nasabah

13 kolektabilitas text 25 Kemampuan bekerjasama

nasabah

14 jaminan text 12 Jaminan yang diberikan

nasabah pada pihak Bank

Universitas Sumatera Utara

Page 103: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Tabel 3.47 Kamus Data Cari Data Nasabah

Tabel 3.48 Kamus Data Prioritas Kriteria

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

1 noid text 13 Nomor identitas nasabah (diambil dari tabel nasabah)

2 nama text 50 Nama nasabah(diambil dari tabel nasabah)

3 namausaha text 50 Nama usaha nasabah(diambil dari tabel nasabah)

4 kolektabilitas text 50 Kemampuan kerjasama

nasabah(diambil dari tabel kriteria)

5 jenisusaha text 50 Jenis usaha nasabah(diambil dari tabel nasabah)

6 kondisiusaha text 12 No.telp nasabah(diambil dari tabel nasabah)

7 statuskredit text 13 No.hp nasabah(diambil dari tabel kriteria)

8 pendapatan text 50 Pendapatan nasabah per bulan(diambil dari tabel

nasabah)

9 jaminan text 12 Jaminan yang diberikan nasabah

pada pihak Bank(diambil dari tabel kriteria)

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

1 noid text 1 Nomor identitas kriteria 2 kredit text 50 Nilai prioritas status kredit

3 produktivitas text 50 Nilai prioritas produktivitas usaha

4 kondisi text 50 Nilai prioritas kondisi usaha

5 jaminan text 50 Nilai prioritas jaminan usaha

6 kolektabilitas text 50 Nilai prioritas kolektabilitas nasabah

Universitas Sumatera Utara

Page 104: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Tabel 3.49 Kamus Data Prioritas Nasabah tiap Kriteria

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

1 noid text 13 Nomor identitas nasabah dari tabel nasabah

2 kredit text 50 Nilai prioritas nasabah x

dengan kriteria status kredit

3 produktivitas text 50 Nilai prioritas nasabah x

dengan kriteria produktivitas usaha

4 kondisi text 50 Nilai prioritas nasabah x

dengan kriteria kondisi usaha

5 jaminan text 50 Nilai prioritas nasabah x

dengan kriteria jamina

6 kolektabilitas text 50 Nilai prioritas nasabah x dengan kriteria kolektabilitas

Universitas Sumatera Utara

Page 105: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Tabel 3.50 Kamus Data Nasabah Terproses

3.4 Perancangan Antar Muka

Perancangan antarmuka merupakan tampilan program aplikasi yang akan digunakan

oleh pengguna untuk dapat berkomunikasi dengan komputer. Tahapan ini sangat

penting karena antarmuka yang baik akan membuat pengguna merasakan kenyamanan

dalam menggunakan sebuah aplikasi komputer.

Untuk lebih memudahkan pembuatan antarmuka suatu sistem, perlu dilakukan

terlebih dahulu perancangan struktur menu program dari sistem yang akan dibangun,

hal ini sangat berguna untuk mengetahui urutan menu yang akan digunakan oleh

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

1 noid text 13 Nomor identitas masing-masing nasabah

2 nama text 50 Nama nasabah

3 alamat text 50 Alamat nasabah

4 pekerjaan text 30 Pekerjaan nasabah

5 namausaha text 50 Nama usaha nasabah

6 alamatusaha text 50 Alamat usaha nasabah

7 jenisusaha text 50 Jenis usaha nasabah

8 notelp text 11 No.telp nasabah

9 nohp text 13 No.hp nasabah

10 pendapatan text 50 Pendapatan nasabah per

bulan

11 kondisiusaha text 12 Konsisi usaha nasabah

12 statuskredit text 10 Status kredit nasabah

13 kolektabilitas text 25 Kemampuan bekerjasama

nasabah

14 jaminan text 12 Jaminan yang diberikan

nasabah pada pihak Bank

Universitas Sumatera Utara

Page 106: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

pengguna Berikut struktur menu-menu yang akan dirancang pada aplikasi sistem

pendukung keputusan ini.

3.4.1 Rancangan Halaman Utama

Halaman utama yang dimaksud adalah halaman atau jendela utama sistem yang

menampilkan menu utama sistem. Menu utama pada aplikasi ini terdiri dari 4 bagian,

yaitu menu sistem, menu register data, menu input matriks, dan menu tentang sistem.

Masing-masing menu akan terdiri dari beberapa sub menu. Tampilan rancangan

halaman utama dapat dilihat pada gambar 3.12.

Gambar 3.12 Rancangan Halaman Utama

3.4.2 Rancangan Menu Sistem

Pada menu Sistem terdapat beberapa sub menu, yaitu sub menu Log-In, Log-Out,

Daftar Pengguna. Ganti Password, dan Keluar. Tampilan rancangan menu sistem

dapat dilihat pada gambar 3.13.

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri

Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar

Tanggal Pengguna

Universitas Sumatera Utara

Page 107: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Gambar 3.13 Rancangan Menu Sistem

3.4.3 Rancangan Menu Login

Jendela Log-In dapat ditemukan pada menu Aplikasi. Jendela ini berfungsi menerima

masukan berupa username dan password untuk kemudian akan dicek apakah

username dan password tersebut telah valid. Jika ya, maka pengguna dapat

menggunakan aplikasi ini. Namun jika tidak, aplikasi ini akan menolak username dan

password tersebut dan aplikasi ini tidak dapat digunakan. Karena itu, jendela ini

didesain dengan tampilan yang cukup sederhana. Tampilan rancangan menu log in

dapat dilihat pada gambar 3.14.

Gambar 3.14 Rancangan Menu Log-in

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri

Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar

Tanggal Pengguna

Log in Log out Daftar Pengguna Ganti Password Keluar

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri

Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar

Tanggal Pengguna

Log in Username Password

Batal Ok

Universitas Sumatera Utara

Page 108: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

3.4.4 Rancangan Menu Log-out

Jendela Log-Out akan ditampilkan jika pengguna mengklik menu Log-Out pada menu

Sistem. Jendela ini berfungsi bagi pengguna untuk keluar dari sistem tanpa harus

keluar dari aplikasi. Jika diperlukan, maka pengguna dapat melakukan Log-In

kembali. Sesuai dengan fungsinya, maka jendela ini berbentuk dialogue box untuk

mengkonfirmasi perintah Log-Out yang akan dilakukan. Tampilan rancangan menu

log out dapat dilihat pada gambar 3.15.

Gambar 3.15 Rancangan Menu Log-out

3.4.5 Rancangan Menu Daftar Pengguna

Pada menu Sistem terdapat sub menu Daftar Pengguna. Fungsi sub menu ini adalah

untuk melihat daftar pengguna yang memiliki akses terhadap aplikasi ini dan juga

melihat level pangguna. Level pengguna terdiri dari operator dan master. Hanya

pengguna pada level master yang dapat mengakses sub menu ini. Tampilan rancangan

menu daftar pengguna dapat dilihat pada gambar 3.16.

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri

Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar

Tanggal Pengguna

Log Out Sistem Keluar dari Sistem

Yes No

Universitas Sumatera Utara

Page 109: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Gambar 3.16 Rancangan Menu Daftar Pengguna

3.4.6 Rancangan Menu Ganti Password

Untuk mengakses sub menu Ganti Password, maka klik menu Sistem terlebih dahulu.

Pengguna dapat mengganti password miliknya pada sub menu ini. Tampilan

rancangan menu Ganti Password dapat dilihat pada gambar 3.17.

Gambar 3.17 Rancangan Menu Ganti Password

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri

Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar

Tanggal Pengguna

Ganti Password Username Password Lama Password Baru Validasi Password Baru

Batal Ganti

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri

Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar

Daftar Pengguna No No ID Username Password Level

Username

Password

Konfirmasi Password

Level

Tanggal Pengguna

Ok

Batal

Tambah Edit Hapus Keluar

Universitas Sumatera Utara

Page 110: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

3.4.7 Rancangan Menu Register Data

Menu register data adalah menu untuk menyimpan semua data nasabah yang

diperlukan, sehingga apabila dibutuhkan dapat dicari pada menu ini. Tampilan

rancangan menu register data dapat dilihat pada gambar 3.18.

Gambar 3.18 Rancangan Menu Register Data

3.4.8 Rancangan Menu Data Nasabah

Menu data nasabah adalah menu yang berisi semua data-data nasabah calon penerima

KUR. Pada menu ini, kita dapat memanipulasi data nasabah yang ada, seperti

menambah data nasabah baru, mengeidt data nasabah dan menghapus data nasabah.

Tampilan rancangan menu data nasabah dapat dilihat pada gambar 3.19.

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri

Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar

Tanggal Pengguna

Data Nasabah Data Nasabah Terproses

Universitas Sumatera Utara

Page 111: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Gambar 3.19 Rancangan Menu Data nasabah

3.4.9 Rancangan Menu Data Nasabah Terproses Menu ini berfungsi untuk melihat semua data nasabah yang sudah diproses oleh

sistem. Semua data nasabah yang telah diproses akan tersimpan pada menu ini.

Tampilan rancangan menu data nasabah terproses dapat dilihat pada gambar 3.20.

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri

Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar

Data nasabah Penerima Kredit Bank Syariah Mandiri

Tanggal Pengguna

Keluar

No No Nasabah Nama Nasabah Nama Usaha Jenis Usaha

No Nasabah Nama Nasabah Nama Usaha Jenis Usaha Pendapatan Kondisi Usaha Kolektibilitas Jaminan

Data Nasabah Data Detail Nasabah

Tambah Edit Hapus

Cari

Batal

Universitas Sumatera Utara

Page 112: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Gambar 3.20 Rancangan Menu Data nasabah Terproses

3.4.10 Rancangan Menu Input Matriks Menu ini memiliki 2 sub menu yaitu menu matriks kriteria dan menu matriks nasabah

per kriteria. Tampilan rancangan menu input matriks dapat dilihat pada gambar 3.21.

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri

Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar

Data nasabah Terproses Penerima Kredit Bank Syariah Mandiri

Tanggal Pengguna

Keluar

No No Nasabah Nama Nasabah Nama Usaha Jenis Usaha

No Nasabah Nama Nasabah Nama Usaha Jenis Usaha Pendapatan Kondisi Usaha Kolektibilitas Jaminan

Data Nasabah Data Detail Nasabah

Tambah Edit Hapus

Cari

Batal

Universitas Sumatera Utara

Page 113: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Gambar 3.21 Rancangan Menu Input Matriks

3.4.11 Rancangan Menu Matriks Kriteria

Menu matriks kriteria ini adalah tempat untuk menginputkan nilai masukan awal

untuk mencari prioritas kriterianya. Nilai masukan yang dapat di gunakan hanya dari

1-9 sesuai dengan nilai yang terdapat pada tabel saaty. Tampilan rancangan menu

matriks kriteria dapat dilihat pada gambar 3.22.

Gambar 3.22 Rancangan Menu Matriks Kriteria

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri

Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar

Matriks Kriteria

Status Kredit

Produktivitas Usaha

Kondisi Usaha Jaminan Kolektabilitas

Status Kredit Produktivitas

Usaha

Kondisi Usaha

Jaminan Kolektabilitas

Tanggal Pengguna

Proses Ulang Keluar

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri

Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar

Tanggal Pengguna

Matriks Kriteria Matriks Nasabah Per Kriteria

Universitas Sumatera Utara

Page 114: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

3.4.12 Rancangan Menu Tampil Prioritas Kriteria

Setelah semua elemen matriks kriteria di atas sudah terisi, maka selanjutnya tekan

tombol proses untuk melihat hasil nilai prioritasnya. Tampilan rancangan menu tampil

prioritas kriteria dapat dilihat pada gambar 3.23.

Gambar 3.23 Rancangan Menu Tampil Prioritas Kriteria

3.4.13 Rancangan Menu Matriks Nasabah Per Kriteria

Setelah mendapatkan nilai prioritas kriteria, maka langkah selanjutnya adalah

memasukkan nilai pada matriks nasabah berdasarkan tiap kriterianya. Nilai masukan

yang dapat di gunakan hanya dari 1-9 sesuai dengan nilai yang terdapat pada tabel

saaty. Tampilan rancangan menu matriks nasabah per kriteria dapat dilihat pada

gambar 3.24.

Proses Ulang Keluar

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri

Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar

Matriks Kriteria

Kriteria Prioritas Kriteria Persentase Kriteria

Status Kredit Produktivitas Usaha

Kondisi Usaha Jaminan

Kolektabilitas

Tanggal Pengguna

Keluar Ulang Proses

Universitas Sumatera Utara

Page 115: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Gambar 3.24 Rancangan Menu Matriks Nasabah Per Kriteria

3.4.14 Rancangan Menu Tampil Prioritas Nasabah Per Kriteria

Setelah semua elemen pada matriks nasabah tiap kriteria di atas sudah terisi, maka

selanjutnya tekan tombol proses untuk melihat hasil nilai prioritasnya. Tampilan

rancangan menu tampil prioritas nasabah per kriteria dapat dilihat pada gambar 3.25.

Status Kredit Produktivitas Usaha Kondisi Usaha Jaminan Kolektabilitas

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri

Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar

001 002 003 004 005

001 002 003 004 005

Tanggal Pengguna

Status Kredit Produktivitas Usaha Kondisi Usaha Jaminan Kolektabilitas

Data Nasabah Berdasarkan: o Produktivitas Usaha

o Kondisi Usaha

o Status Kredit

o Kolektabilitas

o Jaminan

o Semuanya

No.Nasabah Nama Nasabah Status Kredit

001 Marina Tidak 002 Gilang Tidak 003 Ari Tidak 004 Hendra Tidak 005 Andi Tidak

Ulang Proses

Universitas Sumatera Utara

Page 116: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Gambar 3.25 Rancangan Menu Tampil Prioritas Nasabah tiap Kriteria

3.4.15 Rancangan Menu Penentuan Nilai Keputusan

Setelah mendapat nilai prioritas masing-masing nasabah tiap kriteria, maka langkah

terakhir yang harus dilakukan untuk mendapatkan nilai keputusan adalah dengan

menekan tombol penentuan nilai keputusan. Nilai keputusan ini merupakan nilai

prioritas global dari masing-masing nasabah yang telah diurutkan dari nilai tertinggi

hingga terendah. Selain itu, pada menu ini pengguna juga dapat melihat hasil akhir

dalam bentuk diagram sehingga memudahkan pengguna untuk membandingkan nilai

antar nasabah. Tampilan rancangan menu penentuan nilai keputusan dapat dilihat pada

gambar 3.26.

Proses Ulang Keluar

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri

Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar

Matriks Nasabah tiap Kriteria

Status Kredit

Produktivitas Usaha

Kondisi Usaha

Jaminan Kolektabilitas

001 002 003 004 005

Tanggal Pengguna

Ulang Penentuan Nilai Keputusan Proses

Universitas Sumatera Utara

Page 117: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Gambar 3.26 Rancangan Menu Hasil Akhir Nilai Keputusan

3.4.16 Rancangan Menu Tentang Sistem

Tentang sistem teriri dari dua sub benu yakni menu versi sistem yang akan

menjelaskan data tentang sistem dan menu profil programmer yang akan

menampilkan biodata dari pengembang aplikasi SPK ini. Tampilan rancangan menu

tentang sistem dapat dilihat pada gambar 3.27.

Proses Ulang Keluar

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri

Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar

Hasil Akhir

Tanggal Pengguna

Ulang Proses

Nasabah Prioritas Global

001 0.2955 005 0.2044 002 0.2032 004 0.1496 003 0.1471

0

0.1

0.2

0.3

Marina Andi Gilang Hendra Ari

Marina

Andi

Gilang

Hendra

Ari

Universitas Sumatera Utara

Page 118: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Gambar 3.27 Rancangan Menu Tentang Sistem

3.4.17 Rancangan Menu Versi Program

Menu versi program akan menampilkan versi aplikasi sistem ini. Tampilan rancangan

menu versi program dapat dilihat pada gambar 3.28.

Gambar 3.28 Rancangan Menu Versi Program

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri

Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar

Tanggal Pengguna

Versi Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Bank Syariah Mandiri Versi 1.6

Keluar

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri

Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar

Tanggal Pengguna

Profil programmer

Bantuan

Versi Sitem

Universitas Sumatera Utara

Page 119: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

3.4.18 Rancangan Menu Profil Programmer

Menu profil programmer berisi tentang biodata pengembang aplikasi SPK ini.

Tampilan rancangan menu profil programmer dapat dilihat pada gambar 3.29.

Gambar 3.29 Rancangan Menu Tentang Programmer

3.4.19 Rancangan Menu Keluar

Menu keluar merupakan fungsi yang digunakan jika pengguna ingin keluar dari

sistem. Tampilan rancangan menu keluar dapat dilihat pada gambar 3.30.

Gambar 3.30 Rancangan Menu Keluar Sistem

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri

Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar

Tanggal Pengguna

Apakah anda yakin ingin keluar dari sistem?

Ya Tidak

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Bank Syariah Mandiri

Sistem Register Data Input Matriks Tentang Sistem Keluar

Tanggal Pengguna

Tentang Programmer Nama : Faraby Azwany

NIM : 061401021

Program Studi : S1 Ilmu Komputer

Fakultas : MIPA

Universitas : USU

Email : [email protected]

Keluar

Universitas Sumatera Utara

Page 120: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

BAB 4

IMPLEMENTASI

4.1 Implementasi

Implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah perancangan aplikasi SPK

pemberian KUR pada Bank BSM. Dalam bab ini akan dijelaskan bagaimana cara

menjalankan aplikasi SPK tersebut.

Program aplikasi SPK ini terdiri dari beberapa halaman, diantaranya dapat

dilihat pada sub bab di bawah ini.

4.1.1 Halaman Utama

Halaman utama merupakan halaman yang pertama kali muncul pada saat kita

menjalankan program ini. Halaman utama ini terdiri dari beberapa menu yaitu: menu

sistem, menu register data, menu input matriks, tentang sistem, dan menu keluar.

Berikut tampilan form halaman utama pada sistem ini.

Gambar 4.1 Form Halaman Utama

Universitas Sumatera Utara

Page 121: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

4.1.1.1 Menu Log-in

Halaman log-in berfungsi untuk memasukkan data pengguna yang ingin

menggunakan sistem. Jika data tersebut benar, maka pengguna akan masuk ke dalam

sistem, namun jika data tersebut salah, maka sistem akan memberi peringatan. Berikut

tampilan form menu log-in sistem ini.

Gambar 4.2 Form Menu Log-in

Ada dua tingkat pengguna dalam sistem ini, yakni administrator dan operator.

Seorang administrator dapat mengakses semua menu pada sistem, sedangkan operator

hanya dapat mengakses sebagian menu pada sistem. Berikut tampilan form yang akan

muncul pada saat pengguna berhasil log-in baik sebagai administrator maupun

operator.

Gambar 4.3 Form Halaman Utama Adminitrator

Universitas Sumatera Utara

Page 122: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Gambar 4.4 Form Halaman Utama Operator

4.1.1.2 Menu Daftar Pengguna

Pada menu Sistem terdapat sub menu Daftar Pengguna. Fungsi sub menu ini adalah

untuk melihat daftar pengguna yang memiliki akses terhadap aplikasi ini dan juga

melihat level pangguna. Level pengguna terdiri dari operator dan master. Hanya

pengguna pada level master yang dapat mengakses sub menu ini. Desain antarmuka

sub menu Daftar Pengguna dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.5 Form Menu Daftar Pengguna

Universitas Sumatera Utara

Page 123: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

4.1.1.3 Menu Ganti Password

Pengguna dapat mengganti password yang akan ia gunakan untuk masuk ke dalam

sistem. Berikut tampilan form menu ganti password pada sistem ini.

Gambar 4.6 Form Menu Ganti Password

4.1.1.4 Menu Data Nasabah

Menu data nasabah adalah menu yang berisi semua data-data nasabah calon penerima

KUR. Pada menu ini, kita dapat memanipulasi data nasabah yang ada, seperti

menambah data nasabah baru, mengedit data nasabah dan menghapus data nasabah.

Berikut tampilan menu data nasabah.

Gambar 4.7 Form Menu Data nasabah

Universitas Sumatera Utara

Page 124: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

4.1.1.5 Menu Matriks Kriteria

Menu matriks kriteria ini adalah tempat untuk menginputkan nilai masukan awal

untuk mencari prioritas kriterianya. Nilai masukan yang dapat di gunakan hanya dari

1-9 sesuai dengan nilai yang terdapat pada tabel saaty. Berikut tampilan menu matriks

kriteria.

Gambar 4.8 Form Menu Matriks Kriteria

4.1.1.6 Menu Tampil Prioritas Kriteria

Setelah semua elemen matriks kriteria di atas sudah terisi, maka selanjutnya tekan

tombol proses untuk melihat hasil nilai prioritasnya. Berikut tampilan nilai prioritas

kriteria pada sistem ini.

Gambar 4.9 Form Menu Tampil Prioritas Kriteria

Universitas Sumatera Utara

Page 125: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

4.1.1.7 Menu Matriks Nasabah per Kriteria

Setelah mendapatkan nilai prioritas kriteria, maka langkah selanjutnya adalah

memasukkan nilai pada matriks nasabah berdasarkan tiap kriterianya. Nilai masukan

yang dapat di gunakan hanya dari 1-9 sesuai dengan nilai yang terdapat pada tabel

saaty. Berikut tampilan menu matriks nasabah per kriteria.

Gambar 4.10 Form Menu Matriks Nasabah Per Kriteria 4.1.1.8 Menu Tampil Prioritas Nasabah per Kriteria

Setelah semua elemen pada matriks nasabah tiap kriteria di atas sudah terisi, maka

selanjutnya tekan tombol proses untuk melihat hasil nilai prioritasnya. Berikut

tampilan nilai prioritas nasabah tiap kriteria pada sistem ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 126: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Gambar 4.11 Form Menu Tampil Prioritas Nasabah tiap Kriteria

4.1.1.9 Menu Penentuan Nilai Keputusan

Setelah mendapat nilai prioritas masing-masing nasabah tiap kriteria, maka langkah

terakhir yang harus dilakukan untuk mendapatkan nilai keputusan adalah dengan

menekan tombol proses nilai keputusan. Nilai keputusan ini merupakan nilai prioritas

global dari masing-masing nasabah yang telah diurutkan dari nilai tertinggi hingga

terendah. Selain itu, pada menu ini pengguna juga dapat melihat hasil akhir dalam

bentuk diagram sehingga memudahkan pengguna untuk membandingkan nilai antar

nasabah. Berikut tampilan menu penentuan nilai keputusan pada sistem ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 127: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Gambar 4.12 Form Menu Hasil Akhir Nilai Keputusan

4.1.1.10 Menu Nasabah Terproses

Menu nasabah terproses berisi data nasabah yang telah diproses oleh sistem. Pada

menu ini manajer dan operator hanya dapat melihat data nasabah saja, tanpa bisa

memanipulasi datanya.

Universitas Sumatera Utara

Page 128: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Gambar 4.13 Form Menu Nasabah Terproses

4.1.1.11 Menu Versi Sistem

Menu versi program akan menampilkan versi aplikasi sistem ini. Berikut tampilan

menu versi program pada sistem ini.

Gambar 4.14 Form Menu Versi Sistem

Universitas Sumatera Utara

Page 129: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

4.1.1.12 Menu Profil Programmer

Menu profil programmer berisi tentang biodata pengembang aplikasi SPK ini. Berikut

tampilan menu tentang programmer pada sistem ini.

Gambar 4.15 Form Menu Tentang Programmer

4.1.1.13 Menu Keluar

Menu keluar merupakan fungsi yang digunakan jika pengguna ingin keluar dari

sistem. Berikut tampilan menu keluar pada sistem ini.

Gambar 4.16 Form Menu Keluar Sistem

Universitas Sumatera Utara

Page 130: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengujian sistem yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan daiantaranya sebagai berikut:

1. Metode Analytical Hierarachy Process (AHP) dapat digunakan untuk

menyelesaikan permasalahan pada penelitian ini yakni Sistem Pendukung

keputusan Pemberian Kredit usaha Rakyat (KUR) pada Bank Syariah Mandiri

(BSM) yang bersifat multikriteria.

2. Sistem Pendukung keputusan Pemberian Kredit usaha Rakyat (KUR) pada Bank

Syariah Mandiri (BSM) ini dapat membantu pihak Bank dalam menentukan

nasabah penerima KUR dengan mengambil nilai hasil akhir nasabah yang

tertinggi.

3. Pengurutan hasil akhir sistem dari nilai tertinggi hingga terendah dan

Penggunaan tampilan grafik/diagram dalam nilai keputusan akhir dapat

mengefisienkan waktu pihak Bank dalam mengambil keputusan dan dapat

memudahkan pihak Bank dalam membaca data nilai nasabah yang dihasilkan.

4. Tampilan aplikasi dalam bentuk grafis dan user friendly dapat membuat

pengguna lebih mudah dan nyaman dalam menggunakan aplikasi ini.

5. Sistem ini hanya menjadi alat bantu bagi pengambil keputusan, keputusan akhir

tetap berada di tangan pengambil keputusan.

Universitas Sumatera Utara

Page 131: Modul Dewa89s Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran yang sebaiknya dilakukan guna

pengembangan sistem ini menjadi lebih baik, diantaranya sebagai berikut:

1. Penggabungan metode Analytical Hierarachy Process (AHP) dengan metode

matematika lain dapat membuat niai-nilai pendukung keputusan yang dihasilkan

lebih akurat dan terperinci.

2. Pembuatan laporan dalam bentuk print out dapat memudahkan manajer dalam

melihat nilai prioritas global masing-masing penerima KUR.

Universitas Sumatera Utara