sistem pendukung keputusan penyeleksian pemberian kredit

24
1 Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Pemberian Kredit Bagi Calon Nasabah dengan Metode Simple Additive Weighting (Studi Kasus : BPR DutaBhakti Insani Kunduran Kab.Blora) Artikel Ilmiah Peneliti: Puput Yunita Sari (682011038) Yani Rahardja, S.E, M.M Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Januari 2017

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Pemberian Kredit

1

Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Pemberian

Kredit Bagi Calon Nasabah dengan Metode

Simple Additive Weighting

(Studi Kasus : BPR DutaBhakti Insani Kunduran

Kab.Blora)

Artikel Ilmiah

Peneliti:

Puput Yunita Sari (682011038)

Yani Rahardja, S.E, M.M

Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Januari 2017

Page 2: Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Pemberian Kredit

2

Page 3: Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Pemberian Kredit

3

Page 4: Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Pemberian Kredit

4

Page 5: Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Pemberian Kredit

5

Page 6: Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Pemberian Kredit

6

Page 7: Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Pemberian Kredit

7

1. Pendahuluan

Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang mempunyai banyak

aktivitas dimana salah satunya adalah melayani kegiatan perkreditan. Demi

kelancaran kegiatan perkreditan antara pihak bank dengan nasabah, pihak bank

perlu menilai dan menentukan calon nasabah terlebih dahulu sebelum

memberikan keputusan untuk menerima atau menolak permintaan kreditnya.

Adanya kegiatan pengkreditan pada sebuah bank tentunya merupakan salah satu

keuntungan bagi pihak bank termasuk juga pada nasabah. Perlu adanya penilaian

bagi calon nasabah sebelum pihak bank memberi keputusan menerima atau

menolak permintaan calon nasabah, hal ini dilakukan mengingat resiko piutang

cukup besar.

Sistem Pengambilan Keputusan yang dilakukan pada BPR Insani

DutaBhakti saat ini yaitu masih secara manual, serta penilaian yang dilakukan tiap

petugas di lapangan tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan sehingga

membutuhkan waktu beberapa hari untuk menentukan kelayakan pemberian

kredit kepada nasabah. Penyebabnya adalah proses perhitungan untuk tiap kriteria

dikerjakan secara manual sebelum dianalisa oleh sistem. Sesuai dengan peraturan

yang sudah ditentukan oleh pihak bank untuk memperoleh pinjaman, dibutuhkan

kriteria-kriteria untuk menentukan siapa yang diutamakan untuk menerima

pinjaman. permasalahan yang ada, diperlukan sebuah sistem pendukung

keputusan guna membantu penentuan dalam menetapkan seseorang yang layak

menerima pinjaman. Para pengambil keputusan dalam menentukan kebijakan

secara tepat, efisien, dan efektif memerlukan suatu model Sistem Pendukung

Keputusan (SPK). SPK merupakan alat bantu pengolahan data disertai perangkat

lunaknya guna memperbesar kemampuan pembuat keputusan, meningkatkan

ketelitian, dan mempercepat proses.

Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu Simple Additive

Weighting (SAW). Penggunaaan metode ini dipilih karena mampu menentukan

nilai untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perangkingan yang

akan menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif, metode SAW juga

memberikan rekomendasi penerima pinjaman dari sejumlah alternatif calon

nasabah dengan memperhitungkan kelebihan dan kekurangan calon nasabah pada

setiap kriteria penilaian yang telah ditentukan. Metode SAW ini mengharuskan

pembuat keputusan menentukan nilai bagi setiap kriteria. Total nilai untuk

alternatif diperoleh dengan menjumlahkan seluruh hasil perkalian antara ratting

(yang dapat dibandingkan lintas kriteria) dan nilai tiap kriteria. Penelitian ini akan

mengangkat suatu kasus yaitu mencari alternatif terbaik berdasarkan kriteria-

kriteria yang telah ditentukan. Proses seleksi menggunakan metode SAW akan

memberikan urutan alternatif calon nasabah yang layak memperoleh kredit

sebagai hasil akhirnya.

Page 8: Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Pemberian Kredit

8

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang sistem pendukung keputusan yang berhubungan dengan

pemberian kredit diantaranya, yaitu penelitian yang membahas tentang

Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Kredit CV untuk Calon

Nasabah (Studi Kasus pada BMT AL Mu’awanah Bringin Kab. Semarang), pada

penelitian ini dibahas tentang sistem pendukung keputusan untuk menentukan

calon nasabah yang layak memperoleh kredit dengan menggunakan metode

Analisa Multi Kriteria (AMK) sebagai metode penyelesaian masalahnya.

Penggunaan AMK dapat memecahkan masalah kompleks dengan jumlah kriteria

yang cukup banyak dan dapat memberikan keputusan bertingkat atau berturut-

turut. Kriteria yang digunakan dalam penelitian adalah kemampuan membayar

kembali, nilai agunan, jangka waktu, lama usaha, dan status rumah. Terhadap

penilaian dilakukan dengan pemberian skor tertentu terhadap data permohonan

kredit pada setiap kriteria. Skor yang diberikan mulai dari nilai 3 yang mempunyai

kriteria sangat baik, nilai 2 mempunyai kriteia baik, nilai 1 mempunyai kriteria

cukup, dan nilai 0 mempunyai kriteria buruk, hasil penelitian menunjukan dengan

adanya aplikasi sistem pendukung keputusan dalam kelayakan pemberian kredit

maka proses analisa data calon nasabah menjadi efektif dan efisien dan sistem

tersebut dapat memberikan keputusan serta solusi saran alternatif kepada

manajerial dalam penentuan pemberian kredit. [1]

Penelitian lainnya yang dilakukan tentang Sistem Pendukung Keputusan

Kelayakan Pemberian Kredit (Studi Kasus pada BKM Artha Kawula), pada

penelitian ini menggunakan Analitycal Hierarchy Process (AHP) untuk

membantu memutuskan nasabah mana yang akan dipilih. Kriteria yang digunakan

adalah harga barang (jaminan), kualitas barang (jaminan), jumlah pinjaman, gaji

nasabah, AHP digunakan sebagai perhitungan yang nantinya akan memberikan

gambaran yang jelas dan rasional kepada pengambil keputusan tentang keputusan

yang dihasilkan. Hasil pengujian aplikasi cukup baik, sesuai dengan data-data

yang berkaitan dengan permohonan kredit. Kesimpulannya sistem yang dihasilkan

dapat memberikan kemudahan bagi manajer dalam menilai kelayakan calon

kreditor dan aplikasi yang user friendly, dimana user hanya perlu memasukkan

data-data permohonan kredit kemudian sistem yang akan mengolah data-data

tersebut dan menghasilkan suatu keputusan dalam persetujuan pengajuan kredit.

[2]

Dibandingkan dengan dua penelitian sebelumnya yang membahas tentang

SPK kelayakan kredit. Penelitian ini membahas pembuatan aplikasi Sistem

Pendukung Keputusan Penyeleksian dengan menggunakan Hypertext Prepocessor

(PHP), yaitu bahasa pemrograman yang digunakan secara luas untuk penanganan

pembuatan dan pengembangan sebuah situs web dan bisa digunakan bersamaan

dengan HyperText Markup Language (HTML), PHP diciptakan oleh Rasmus

Lerdorf pertama kali tahun 1994, dan dipadukan dengan metode SAW. Output

yang dihasilkan berupa sebuah sistem yang akan menentukan layak atau tidak

layaknya calon nasabah memperoleh kredit.

Page 9: Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Pemberian Kredit

9

Sistem Pendukung Keputusan Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System

(DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott

Morton dengan istilah Management Decision System. Memiliki pengertian suatu

sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil

keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan

berbagai persoalan yang tidak terstruktur. Tujuan sistem pendukung keputusan

dalam pengambilan keputusan bukan menggantikan manajer melainkan alat yang

mendukung manajer dalam mengambil keputusan. [3]

Decision Support System adalah sistem informasi interaktif yang

menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem ini

digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang

semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tidak seorang pun tahu

secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. [4]

Pengertian Kredit

Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani “Credere” yang berarti

kepercayaan, atau “Credo” yang berarti saya percaya, karena itu dasar dari kata

kredit adalah kepercayaan bahwa seseorang atau penerima kredit akan memenuhi

segala sesuatu yang telah diperjanjikan terlebih dahulu pada masa yang akan

datang. Pengertian kredit dalam arti ekonomi adalah suatu penundaan

pembayaran, yaitu uang atau barang (prestasi) yang diterima sekarang akan

dikembalikan pada masa yang akan datang berikut tambahan suatu kontra prestasi.

Secara singkat kredit berarti “suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak

kepada pihak lain dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu

yang akan datang disertai dengan suatu kontra prestasi berupa bunga”. Menurut

undang-undang pokok Perbankan No.14 tahun 1967, kredit didefinisikan sebagai

penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan berdasarkan

persetujuan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain. Berdasarkan

definisi kredit, maka pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah

jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan. [5]

Metode Simple Additive Weighting (SAW)

Metode Simple Additive Weighting sering juga dikenal istilah metode

penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan

terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut

(Fishburn,1967) (MacCrimmon, 1968). Metode SAW membutuhkan proses

normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan

dengan semua rating alternatif yang ada. [6]

Metode SAW ini mengharuskan pembuat keputusan menentukan bobot

bagi setiap atribut. Nilai total untuk alternatif diperoleh dengan menjumlahkan

seluruh hasil perkalian antara rating (yang dapat dibandingkan lintas atribut) dan

tingkatan tiap atribut. Rating tiap atribut haruslah bebas dimensi dalam arti telah

melewati proses normalisasi matriks sebelumnya.

Page 10: Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Pemberian Kredit

10

Kelebihan Metode Simple Additive Weighting (SAW)

Kelebihan dari metode Simple Additive Weighting dibanding dengan

model pengambil keputusan lainnya terletak pada kemampuannya untuk

melakukan penilaian secara lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan

bobot preferensi yang sudah ditentukan, selain itu SAW juga dapat menyeleksi

alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada karena adanya proses

perangkingan setelah menentukan bobot untuk setiap atribut. [6]

Langkah- langkah penyelesaian SAW adalah: [6]

a. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan

keputusan, yaitu Ci.

b. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif.

c. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (Ci), kemudian melakukan

normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut

(atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks

ternormalisasi R.

d. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dan perkalian

matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar

yang dipilih sebagai alternatif yang terbaik (Ai) sebagai solusi.

Diberikan persamaan. sebagai berikut :

Dimana rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut

Cj ; i=1,2,...,m dan j=1,2,...,n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi)

diberikan sebagai berikut :

Vi = nilai prefensi

wj = bobot rangking

rij = rating kinerja ternormalisasi

Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih

terpilih.[1]

Langkah-langkah Penggunaan Metode SAW adalah: [6]

a. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan

keputusan, yaitu C.

b. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.

c. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (C), kemudian melakukan

normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis

Page 11: Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Pemberian Kredit

11

atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks

ternormalisasi R.

d. Hasil akhir diperoleh dari proses perangkingan yaitu penjumlahan dari

perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai

terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik (A) sebagai solusi.

3. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam perancangan aplikasi SPK ini adalah metode

prototyping. Prototyping merupakan proses yang digunakan dalam

pengembangan perangkat lunak. Hal tersebut dikarenakan prototype memberikan

keuntungan-keuntungan diantaranya dengan adanya komunikasi yang baik antara

user dengan sistem. Sistem dan user berperan aktif dalam pengembangan sistem,

penentuan kebutuhan dalam pengembangan sistem lebih mudah diwujudkan dan

mempersingkat waktu pengembangan sistem. Secara lengkap, alur model

prototying digambarkan seperti pada Gambar 1 [7]

Gambar 1 Bagan Prototype Model (Sommervile, 1995)

Keuntungan dari metode Prototype ini, yaitu prototype lebih

mengedepankan pada requirement sehingga mampu menghasilkan sistem yang

berkualitas dan sesuai dengan keinginan dari user. Berikut ini adalah penjelasan

dari bagan prototype :

Pengumpulan Kebutuhan, pada tahap ini dilakukan analisa seluruh

kebutuhan yang diperlukan dalam perancangan perangkat lunak yang diinginkan

oleh pengguna, meliputi analisa sistem, analisa kebutuhan bahasa pemrograman

dalam membangun aplikasi sistem. Dalam pengumpulan kebutuhan sistem,

dilakukan pendekatan melalui proses wawancara dengan narasumber Kepala

Bagian Kredit BPR DutaBhakti Insani yakni Bapak Panca. Hasil dari wawancara

berupa data yang digunakan untuk penentuan kriteria-kriteria yang digunakan

dalam pengambilan keputusan seperti pekerjaan, penghasilan, nilai jaminan,

jumlah tanggungan, dan status rumah.

Perancangan, pada tahap ini dilakukan pembuatan rancangan desain sistem

menggunakan Unified Modelling Language (UML). UML adalah notasi grafis

berupa metamodel, yang membantu pendeskripsian dan desain sistem perangkat

lunak, khususnya sistem yang dibangun menggunakan pemrograman berorientasi

objek, dengan UML masalah dapat didefinisikan dengan notasi grafis, sehingga

akan mempermudah pemahaman akan sebuah sistem yang kompleks. [7]

Page 12: Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Pemberian Kredit

12

Diagram Use Case adalah teknik untuk merekam persyaratan fungsional sebuah

sistem. Use Case mendeskripsikan interaksi typical antara para pengguna sistem

dengan sistem itu sendiri, dengan memberi sebuah narasi tentang bagaimana

sistem tersebut digunakan.

Evaluasi prototype, tahap evaluasi akan melakukan pengujian dan

pengevaluasian terhadap sistem untuk mengetahui apakah sistem sudah benar -

benar sesuai dengan apa yang telah dirancang pada tahap sebelumnya, apakah

sistem tersebut berhasil menggunakan metode SAW dengan benar.

Berikut diagram Use Case untuk sistem penyeleksian pemberian kredit bagi

calon nasabah yang digambarkan pada Gambar 2

Gambar 2 Diagram Use Case

Pada Gambar 2 dapat diketahui admin melakukan login terlebih dahulu,

kemudian memasukkan data kriteria, memasukkan data subkriteria, memasukkan

data alternatif, memasukkan data bobot, memproses data. Setelah melakukan

input data yang sudah selesai diproses, admin memberikan laporan kepada kepala

bagian untuk melihat hasil laporan dimana hasil akhir ini akan membantu kepala

kredit dalam menentukan keputusan pemberian kredit kepada calon nasabah.

4. Hasil dan Pembahasan

Setelah melakukan tahap perancangan aplikasi, maka pada bab ini akan

membahas pemberian bobot pada tiap kriteria, hasil perhitungan manual

menggunakan rumus persamaan metode SAW, implementasi dari perancangan,

pengujian sistem, dan hasil penelitian.

Pemberian Bobot Kriteria

Langkah awal metode Simple Additive Weighting adalah pemberian bobot di

setiap kriteria nasabah kredit. Ada lima kriteria yang telah ditetapkan yaitu :

Tabel 1 Kriteria

Kode Kriteria Bobot

C1 Pekerjaan 20 %

C2 Penghasilan 25 %

C3 Nilai Jaminan 25 %

C4 Jumlah

Tanggungan 10 %

C5 Status Rumah 20 %

Page 13: Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Pemberian Kredit

13

Dari kriteria pada tabel 1, dibuat suatu tingkatan kiteria berdasarkan

identitas nasabah yang telah ditentukan kedalam nilai. Selanjutnya pengambil

keputusan memberikan bobot untuk masing-masing kriteria sebagai W terlihat

pada tabel :

Tabel 2 Penentuan Nilai W

Setelah melakukan pemberian nilai bobot pada tiap kriteria, proses

selanjutnya yang dilakukan adalah rating kecocokan tiap kriteria. Berikut rating

kecocokan tiap kriteria :

1. Pekerjaan (C1)

Tabel 3 Kriteria Pekerjaan

Kriteria Kriteria Nasabah Nilai

Pekerjaan

Petani 1

Karyawan

Swasta 2

Pedagang 3

PNS 4

2. Penghasilan (C2)

Tabel 4 Kriteria Penghasilan

Kriteria Kriteria

Nasabah Nilai

Penghasilan

< 1,5 juta 1

1,5 - 3 juta 2

3 juta - 5 juta 3

> 5juta 4

3. Nilai Jaminan (C3) Tabel 5 Kriteria Pinjaman

Kriteria Kriteria Nasabah Nilai

Nilai

Jaminan

125 - 150 % dari pinjaman 1

151 - 175 % dari pinjaman 2

176- 200 % dari pinjaman 3

> 200 % dari pinjaman 4

Kriteria Bobot Range %

C1 20 0,2

C2 25 0,25

C3 25 0,25

C4 10 0,1

C5 20 0,2

Page 14: Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Pemberian Kredit

14

4. Jumlah Tanggungan (C4)

Tabel 6 Kriteria Tanggungan

Kriteria Kriteria Nasabah Nilai

Jumlah

Tanggungan

(Anak&Istri)

< 3 Orang 1

4 - 6 Orang 2

7 - 9 Orang 3

< 10 Orang 4

5. Status Rumah (C5)

Tabel 7 Kriteria Status Rumah Kriteria Kriteria Nasabah Nilai

Status

Rumah

Kontrak 1

KPR 2

Milik Orang tua 3

Milik Sendiri 4

Penghitungan Manual

Penghitungan secara manual dilakukan dengan cara perhitungan

menggunakan rumus persamaan metode SAW yang telah dibahas pada bab

sebelumnya. Data calon nasabah yang akan dilakukan seleksi pemebrian kredit

dapat dilihat pada Tabel 8. Berdasarkan kriteria dan rating kecocokan setiap

alternatif pada setiap kriteria, ditentukan penjabaran alternatif setiap kriteria yang

dikonversikan dengan nilai. Berikut perhitungan berdasarkan contoh kasus :

Tabel 8 Alternatif

Berdasarkan data di atas, dibentuk matriks keputusan dengan label [X] yang

dikonversikan dengan nilai, seperti tabel berikut : Tabel 9 Rating Kecocokan

Semua kriteria yang diberikan diasumsikan sebagai kriteria keuntungan

(benefit). Pengambil keputusan memberi bobot preferensi sebagai berikut :

C1: 20%, C2: 25%, C3:25%, C4: 10%, C5: 20

W = (0,2, 0,25, 0,25, 0,1, 0,2)

Alternatif

Kriteria

Pekerjaan

Penghasilan

Nilai

Jaminan

Jumlah

Tanggungan

Status Rumah

Febri Petani 3 juta 125 % 0 Milik Sendiri

Mukminah Karyawan Swasta 2 juta 125 % 2 Orang tua

Suratno PNS 6 juta 250 % 4 Milik Sendiri

Yuli Pedagang 13 juta 200 % 4 Milik Sendiri

Alternatif

Kriteria

C1 C2 C3 C4 C5

A1 1 2 1 1 4

A2 2 2 1 1 3

A3 4 4 4 2 4

A4 3 4 3 2 4

Page 15: Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Pemberian Kredit

15

Matriks keputusan dibuat dari tabel kecocokan sebagai berikut :

1 2 1 1 4

2 2 1 1 3

X 4 4 4 2 4

3 4 3 2 4

Pertama dilakukan normalisasi matriks X berdasarkan persamaan diatas : r11 = 1 = 1 = 0,25 r12 = 2 = 2 = 0,5

Max 1 2 4 3 4 Max 2 2 4 4 4

r21 = 2 = 2 = 0,5 r22 = 2 = 2 = 0,5

Max 1 2 4 3 4 Max 2 2 4 4 4

r31 = 4 = 4 = 1 r32 = 4 = 4 = 1

Max 1 2 4 3 4 Max 2 2 4 4 4

r41 = 3 = 3 = 0,75 r42 = 4 = 4 = 1

Max 1 2 4 3 4 Max 2 2 4 4 4

r13 = 1 = 1 = 0,25 r14 = 1 = 1 = 0,5

Max 1 1 4 3 4 Max 1 1 2 2 2

r23 = 1 = 1 = 0,25 r24 = 1 = 1 = 0,5

Max 1 1 4 3 4 Max 1 1 2 2 2

r33 = 4 = 4 = 1 r34 = 2 = 2 = 1

Max 1 1 4 3 4 Max 1 1 2 2 2

r43 = 3 = 3 = 0,75 r44 = 2 = 2 = 1

Max 1 1 4 3 4 Max 1 1 2 2 2

r15 = 4 = 4 = 1

Max 4 3 4 4 4

r25 = 3 = 3 = 0,75

Max 4 3 4 4 4

r35 = 4 = 4 = 1

Max 4 3 4 4 4

r45 = 4 = 4 = 1

Max 4 3 4 4 4

Sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R sebagai berikut :

0,25 0,5 0,25 0,5 1

R 0,5 0,5 0,25 0,5 0,75

1 1 1 1 1

0,75 1 0,75 1 1

Page 16: Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Pemberian Kredit

16

Proses perangkingan diperoleh berdasarkan persamaan diatas sebagai berikut :

V1 = (0,25)( 0,2) + (0,5)(0,25) + (0,25)(0,25) + (0,5)(0,1) + (1)(0,2) = 0,4875

V2 = (0,5)( 0,2) + (0,5)(0,25) + (0.25)(0,25) + (0,5)(0,1) + (0,75)(0,2) = 0,4875

V3 = (1)( 0,2) + (1)(0,25) + (1)(0,25) + (1)(0,1) + (1)(0,2) = 1

V4 = (0.75)( 0,2) + (1)(0,25) + (0,75)(0,25) + (1)(0,1) + (1)(0,2) = 0,8875

Maka dapat disimpulkan dari hasil perhitungan nilai tertingggi sampai

nilai terendah dari sistem pendukung keputusan penyeleksian pemberian

kredit bagi calon nasabah adalah V3,V4 merupakan nilai tertinggi, V1,V2

merupakan nilai terendah. Dalam kasus ini nilai kelayakannya adalah 0,59 - 1.

Jadi Suratno dan Yuli yang layak mendapatkan pinjaman, sedangkan Febri

dan Mukminah tidak layak mendapat pinjaman.

Impelementasi

Implementasi merupakan realisasi perancangan menjadi nyata, berikut

penjelasan hasil implementasi sistem berdasarkan rancangan sistem terlihat

pada gambar dibawah ini:

Gambar 3 Form Menu Utama

Gambar 3 terdapat tampilan form menu utama yaitu halaman pertama

yang muncul ketika sistem pertama kali dijalankan. Pada menu utama terdapat

halaman depan yang berisi sejarah berdirinya BPR DutaBhakti Insani.

Gambar 4 Login Administrator

Page 17: Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Pemberian Kredit

17

Gambar 4 merupakan halaman login, untuk memulai menggunakan

aplikasi ini, hal pertama yang harus dilakukan adalah memasukan username

dan password terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan dan

privasi data. Pada aplikasi ini, hanya admin yang dapat mengakses sistem

serta melihat isi data.

Gambar 5 Form Menu User

Gambar 5 merupakan tampilan form setelah login, maka akan muncul

menu user yang terdiri dari data kriteria, data subkriteria, data alternatif, hasil

akhir, ubah password dan logout.

Gambar 6 Form Data Kriteria

Gambar 6 menampilkan form data kriteria seperti pekerjaan,

penghasilan, nilai jaminan, jumlah tanggungan, status rumah. Pada data

krtiteria ini admin dapat melakukan input data kriteria baru, edit dan delete.

Page 18: Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Pemberian Kredit

18

Gambar 7 Form Data Subkriteria

Gambar 7 merupakan form pilihan beberapa subkriteria seperti

subkriteria jumlah tanggungan, subkriteria nilai jaminan, subkriteria

pekerjaan, subkriteria penghasilan, dan subkriteria status rumah.

Gambar 8 Form Subkriteria Jumlah Tanggungan

Gambar 8 diketahui bahwa tampilan subkriteria berisi jumlah tanggungan

dimana pada subkriteria jumlah tanggungan dibedakan beberapa kisaran yaitu

lebih dari 10 orang, 9 sampai 7 orang, 6 sampai 4 orang, dan kurang dari 3 orang.

Selain dibedakaan dari jumlah tanggungan juga terdapat pemberian nilai dengan

ranking untuk membedakan jumlah tangunggan.

Gambar 9 Form Data Subkriteria Nilai Jaminan

Page 19: Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Pemberian Kredit

19

Gambar 9 dapat diketahui bahwa tampilan subkriteria, berisi nilai jaminan

dimana pada subkriteria nilai jaminan dibedakan beberapa kisaran yaitu 120

sampai 150% dari pinjaman, 151 sampai 175% dari pinjaman, 175 sampai 200%

dari pinjaman, lebih dari 200 % dari pinjaman.

Gambar 10 Form Data Subkriteria Pekerjaan

Gambar 10, diketahui bahwa dalam form subkriteria pekerjaan

digolongkan dengan nilai pekerjaan dimana jenis pekerjaan yang diberi

penilaian angka yaitu petani dengan nilai 1, karyawan swasta nilai 2,

pedagang nilai 3, dan PNS diberi nilai 4.

Gambar 11 Form Data Subkriteria Penghasilan

Gambar 11 merupakan tampilan form subkriteria, berisi nilai penghasilan

dimana pada subkriteria penghasilan dibedakan beberapa kisaran yaitu lebih

kecil dari 1.500.000, 1.500.00 – 3.000.000, 3.000.000, lebih besar dari

5.000.000.

Page 20: Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Pemberian Kredit

20

Gambar 12 Form Subkriteria Status Rumah

Gambar 12 merupakan tampilan form subkriteria, berisi nilai status

rumah dimana pada subkriteria status rumah dibedakan menjadi kontrak, KPR,

milik orang tua, dan milik sendiri.

Gambar 13 Form Data Alternatif

Gambar 13 merupakan tampilan form data alternatif yang berisi nama,

jenis kelamin, alamat, jumlah tanggungan, nilai jaminan, pekerjaan,

penghasilan, status rumah serta terdapat pilihan button simpan dan batal.

Page 21: Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Pemberian Kredit

21

Gambar 14 Hasil Akhir

Gambar 14 merupakan tampilan hasil akhir atau proses perhitungan

yang telah dilakukan, diperoleh A3 memiliki nilai tertinggi yaitu 1 urutan

pertama, A4 memiliki nilai 0,8875 urutan kedua, A2 memiliki nilai 0,4875

urutan ketiga, dan A1 memilik nilai 0,4875 sebagai urutan terakhir.

Pengujian Sistem

Proses pengujian sistem adalah tahap dimana data – data yang ada

dimasukkan diuji bersamaan dengan komponen dari sistem yang dibangun

untuk mengetahui dan memastikan bahwa setiap komponen sistem telah

berfungsi sesuai dengan yang diharapakan. Metode yang digunakan dalam

proses pengujian sistem ini adalah metode BlacxBox. Pengujian BlacxBox

merupakan metode pengujian yang berfokus pada persyaratan fungsional

perangkat lunak yang dibuat. Adapun pengujian sistem dengan metode

BlacxBox akan dijelaskan pada Tabel 10

Page 22: Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Pemberian Kredit

22

Pola

Pengujian

Validasi

Input

Data Input Klik Hasil Uji Status

Uji Login Username

dan Password

Username

dan

Password

Valid

Username

dan

Password

dikosongkan

OK Login

Berhasil

Login

Gagal

Diterima

Form Form Menu

User,

Data Kriteria,

Subkriteria,

Jumlah

Tanggungan,

Nilai

Jaminan,

Pekerjaan,

Penghasilan,

Status

Rumah, Data

Alternatif

Data Valid

Data Invalid

OK Data

berhasil

tersimpan

Pesan

lengkapi

data

Proses Hasil

Penilaian by

Nasabah,

Periode,

History

Nasabah

Data Valid Proses Tampil Diterima

Report Hasil

Penilaian by

Form Menu

User, Periode,

List Nasabah,

Data Valid Proses Tampil Diterima

Hapus Delete All

User,

Data Kriteria,

Subkriteria,

Jumlah

Tanggungan,

Nilai

Jaminan,

Pekerjaan,

Penghasilan,

Status

Rumah, Data

Alternatif

Menu Terhapus Diterima

Logout Menu Yes

No

Kembali

ke Menu

Login

Kembali

ke Menu

Utama

Diterima

Page 23: Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Pemberian Kredit

23

Berdasarkan hasil pengujian BlacxBox yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa sistem ini sudah berjalan secara fungsional dan dapat

menghasilkan output sesuai dengan yang diharapkan.

Hasil pengujian sistem dilakukan untuk memastikan bahwa sistem yang

dibangun telah memenuhi uji kriteria dengan penyesuaian terhadap peraturan

yang berlaku dan membuktikan bahwa setelah sistem diuji, diperoleh hasil

yang seimbang dengan penilaian yang sebelumnya dilakukan secara manual.

Hasil inilah yang kemudian dapat digunakan sebagai data pednukung bagi

pengambil keputusan untuk menentukan calon nasabah yang akan terpilih

untuk memperoleh kredit. Dengan demikian, pada dasarnya sistem telah

menjawab kebutuhan dengan hasil pengujian sistem yang diterima serta

dipandang layak untuk diterapkan sebagai sistem penyeleksian kredit untuk

proses pengambilan keputusan.

Berdasarkan hasil perhitungan manual dan pengujian sisten yang telah

dilakukan, dapat diketahui bahwa hasil perhitungan keduanya bernilai sama

dimana diperoleh alternatif A3 yaitu Suratno bernilai 1 sehingga dinyatakan

layak mendapat pinjaman.

5. Simpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini dana pembahasan yang

telah dilakukan tentang aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian

Pemberian Kredit bagi Calon Nasabah dengan Metode Simple Additive

Weighting pada BPR DutaBhakti Insani Kec Kunduran Kab. Blora

membutuhkan kriteria – kriteria penilaian kelayakan kredit yang dinilai

sesuai dengan teknik penilaian kredit pada BPR DutaBhakti Insani. Hasil dari

penilaian tiap kriteria dijadikan sebagai masukkan awal dalam membuat

matriks ternormalisasi yang merupakan matriks awal dalam perhitungan

metode SAW untuk mencari alternatif terbaik, yaitu calon nasabah yang

layak memperoleh kredit yang hasilnya dirangking dari nilai tertinggi hingga

nilai terendah.

Adapun saran yang perlu dipertimbangkan antara lain (1).

Pengambilan keputusan kelayakan pemberian kredit diharapkan lebih

dikembangkan kedepannya tidak hanya menggunakan metode Simple

Additive Weighting, serta dapat lebih dikembangkan tidak hanya pada

kelayakan pemberian kredit pinjaman saja. (2). Dalam menerapkan sistem

secara terkomputerisasi, sebaiknya dilakukan pelatihan bagi karyawan oleh

BPR DutaBhakti Insani Kec Kunduran Kab. Blora, hal ini untuk

meningkatkan kemampuan karyawan dalam mengikuti perkembangan

teknologi.

Page 24: Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Pemberian Kredit

24

Daftar Pustaka

[1] Afifudin, 2010, Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Kredit

Untuk Calon Nasabah (Studi Kasus pada BMT AL Mu’awanah Bringin Kab.

Semarang) dengan metode Analisa Multi Kriteria (AMK), Jurnal Program Studi

Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro,

Semarang, Indonesia.

[2] Kurniawan, 2010, Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Pemberian Kredit

(Studi Kasus pada BKM Artha Kawula) menggunakan metode Analytical

Hierarchy Process (AHP), Jurnal Program Studi Teknik Informatika, Fakultas

Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Indonesia.

[3] Suryadi, Kadarsah, Ali Ramdhani. 2002. Sistem Pendukung Keputusan.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

[4] Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta:

Penerbit Andi.

[5] Kasmir. 2006. Dasar-Dasar Perbankan . Jakarta: Raja Grafindo Persada.

[6] Kusumadewi, Sri, dkk. 2006. Fuzzy Multi Attribute Decison Making(Fuzzy-

MADM ) Edisi 1. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

[7] I.Sommerville. 2003. Software Engineering (Rekayasa Perangkat Lunak)/Ian

Sommerville; alih bahasa, Dra Yuhilza Hanum M.Eng.; Hilarius Wibi Hardani.

Ed. 6. Jakarta: Erlangga.

[8] Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan UML. Yogyakarta: Graha Ilmu

[9] H.M, Jogiyanto. 2001. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta:

Penerbit Andi.

[10] Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta:

Penerbit Andi.

[11] Daihani, Dadan Umar. 2011. Komputerisasi Pengambilan Keputusan. Jakarta:

PT. Elex Media Komputindo.

[12] Turban, E, dkk. 2005. Decision Support Systems And Inteligence System.

Yogyakarta. Jilid 2: Penerbit Andi.

[13] Sakur, Stendy B. 2010. PHP 5 Pemograman Berorientasi Objek Konsep dan

Implementasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

[14] A. Suhendar dan H. Gunadi, 2002. Visual Modelling Menggunakan UML dan

Rational Rose. Informatika.

[15] A. Kadir. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.