modul clts_rev_20 nov 06

31
MODUL PELATIHAN CLTS JAM HARI I HARI II HARI III HARI IV 09.00 11.00 o Pembukaan o Perkenalan dan pencairan suasana) o Tujuan dan Harapan Alur Pelatihan o Kontrak Relajar Alat-alat utama PRA dalam CLTS, faktor yang dapat dipicu dan penghambat pemicuan o Pengen alam PRA dan alat-alat PRA dalam CLTS ) o Pemuta ran film Briefing untuk persiapan pemicuan dan persiapan ke lapangan (TIM) o Kompilasi Temuan Praktek Lapangan dan Evaluasi Praktek Pemicuan o POA Peserta o Rangkuman materi dan evaluasi pelatihan o Penutupan Latihan 11.00 11.15 Istirahat Istirahat 11.15 – 12. 45 Refleksi program Sanitasi Sebelumnya) Lanjutan Alat- alat utama: o Simulasi penggunaan alat utama PRA Praktek pemicuan 12.45 13.45 Istirahat Istirahat o Rencana Tindak Lanjut (RTL) di Masyarakat * (Tim) Catatan : * Waktu untuk RTL tergantung hasil kesepakatan dengan 13.45 15.45 Pengenalan CLTS o Latar Belakang CLTS o Defenisi CLTS o Prinsip- prinsip CLTS o Perbedaan Pendekatan target driven dengan CLTS o Pengalaman diberbagai tempat - Sanitation ladder - Petunjuk Praktis dan Persiapan Pemicuan o Do and dont dalam pemicuan o Langkah Pemicuan o Pembagian kelompok dan tugas kelompok 1

Upload: zein-ulhaque

Post on 23-Jun-2015

202 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Clts_rev_20 Nov 06

MODUL PELATIHAN CLTS

JAM HARI I HARI II HARI III HARI IV09.00 – 11.00

o Pembukaan o Perkenalan dan

pencairan suasana)o Tujuan dan

Harapan Alur Pelatihan

o Kontrak Relajar

Alat-alat utama PRA dalam CLTS, faktor yang dapat dipicu dan penghambat pemicuan o Pengena

lam PRA dan alat-alat PRA dalam CLTS )

o Pemutaran film

Briefing untuk persiapan pemicuan

dan persiapan ke lapangan (TIM)

o Kompilasi Temuan Praktek Lapangan dan Evaluasi Praktek Pemicuan

o POA Peserta

o Rangkuman materi dan evaluasi pelatihan

o Penutupan Latihan

11.00 – 11.15

Istirahat Istirahat

11.15 – 12. 45

Refleksi program Sanitasi Sebelumnya)

Lanjutan Alat-alat utama: o Simulasi

penggunaan alat utama PRA

Praktek pemicuan12.45 – 13.45 Istirahat Istirahat

o Rencana Tindak Lanjut (RTL) di Masyarakat * (Tim)

Catatan: * Waktu untuk RTL tergantung hasil kesepakatan dengan masyarakat. Diusahakan agar RTL bisa dilaksanakan pada hari ke 4 atau 5. Menurut pengalaman RTL akan efektif jika dilakukan pada malam hari.

13.45 – 15.45

Pengenalan CLTS o Latar Belakang

CLTSo Defenisi CLTSo Prinsip-prinsip

CLTSo Perbedaan

Pendekatan target driven dengan CLTS

o Pengalaman diberbagai tempat

- Sanitation ladder

- Petunjuk Praktis dan Persiapan Pemicuano Do and dont

dalam pemicuan o Langkah

Pemicuan o Pembagian

kelompok dan tugas kelompok

15.45 – 16.00

Istirahat Istirahat

16.00 – 17.30

Tingkatan Partisipasi dan Perubahan perilakuo Tingkatan

Partisipasi o Perubahan

perilaku (o Tiga PilarPRA

Sebagai dasar Untuk perubahan prilaku

o Simulasi pemicuan

17.30 - Istirahat Istirahat Istirahat

1

Page 2: Modul Clts_rev_20 Nov 06

PEMBUKAAN, PERKENALAN DAN PENCAIRAN SUASANA PELATIHAN

TUJUAN: Peserta, fasilitator dan panitia saling mengenal, sehingga terbangun komunikasi

yang kondusif dalam pelatihan Peserta mengetahui jenis pelatihan yang akan mereka terima, lama pelatihan dan

pemandu yang akan memfasilitasi pelatihan. Membangun hubungan antar partisipan yang kondusif (suasana kesetaraan: tidak

kaku, tidak formal, tidak ada sekat-sekat) untuk mencapai tujuan pelatihan dalam tingkat optimal.

WAKTU: 75 menit

METODE: Penjelasan tentang pelatihan yang akan dilakukan Permainan

ALAT BANTU: Sesuai dengan permainan yang akan dilakukan

PROSES:1. Salam pembuka dan penjelasan dari fasilitator tentang latihan apa yang akan

dilakukan, berapa lama latihan akan dilakukan, siapa saja pesertanya dan siapa yang akan memfasilitasi latihan

2. Perkenalan Perkenalan dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain :

Berkenalan dengan menyebutkan nama binatang o Fasilitator meminta peserta untuk berdiri dalam satu lingkaran, agar peserta satu

satu sama lain termasuk fasilitator dapat saling melihato Fasilitator menjelaskan aturan perkenalan sebagai berikut;

Setiap peserta secara bergantian akan memperkenalkan dirinya dengan cara menyebutkan nama lengkap dan nama panggilannya, asal lembaga, suku, dan binatang kesayangan atau binatang yang dibenci/tidak disukai, kemudian menirukan gerakan atau suara binatang tersebut.sesuai dengan zodiacnya. Setiap peserta selesai memperkenalkan diri, semua peserta diminta untuk mengatakan : “ Selamat datang...............(sambil menirukan gerakan yang telah diperlihatkan ketika menyebutkan nama binatang kesayangan/dibenci. Dengan cara yang sama dilanjutkan kepada peserta di sebelah kanannya hingga semua peserta mendapat giliran.

Berkenalan berkelompoko Bagi peserta ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5 -6 orang.

o Minta semua orang yang bergabung di dalam masing-masing kelompok untuk memperkenalkan diri dan memberikan informasi tentang dirinya ( nama, alamat,

2

Page 3: Modul Clts_rev_20 Nov 06

status perkawinan, jumlah anak, tempat kerja dan pemimpin atau artis sinetron yang menjadi idolanya) kepada anggota lainnya, sampai semua anggota kelompok saling mengenal satu sama lain.

o Setelah itu minta semua peserta untuk membuat lingkaran besar, kemudian salah seorang anggota kelompok yang dipilih fasilitator secara acak memperkenalkan semua anggota kelompoknya secara rinci sesuai dengan informasi yang telah diberikan oleh masing-masing anggota kelompok. Teruskan sampai kemlompok memperkenalkan anggota masing-masing.

o Jika seluruh anggota kelompok telah diperkenalkan, cobalah bersama dengan seluruh partisipan untuk menghafal bersama nama seluruh partisipan pelatihan. Tanyakan siapa yang paling banyak hafal nama partisipan dan minta dia untuk menyebutkan nama dan menunjuk orangnya satu per satu. Atau pilih peserta secara acak dan minta peserta tersebut untuk menyebut 5 peserta di sebelah kiri dan 5 peserta di sebelah kanannya. Lanjutkan dengan 2 atau 3 peserta lainnya.

3. Pencairan suasana.Untuk mencairkan suasana dan membangun suasana kesetaraan antar peserta, lakukan permainan berikut ini.

Permainan tali berkait- Siapkan tali rapia ukuran 1 meter sebanyak 4 helai.- Minta perwakilan peserta 4 orang terdiri dari 2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan

untuk menjadi pemain dan minta mereka berpasangan menurut jenis kelamin.- Minta kepada peserta yang akan bermain untuk saling berhadapan - Ikat kedua tangan mereka dengan tali yang saling menyilang (tali peserta yang satu

dengan yang lain mengait).- Minta kepada peserta untuk melepaskan kaitan tali tersebut setelah hitungan ke tiga,

tanpa melepaskan tali dan menggunakan peralatan.- Berikan kesempatan kepada peserta yang lain untuk membantu melepaskan tali

tersebut.- Permainan selesai jika ada kelompok yang berhasil membebaskan diri dari kaitan. - Jika tidak ada peserta yang berhasil melepaskan tali, maka fasilitator menjelaskan cara

melepaskan. - Jelaskan hubungan permainan tadi dengan CLTS.

Catatan untuk fasilitator : Jelaskan tentang makna permainan sbb :1) kaitan ibarat belenggu yang membuat seseorang merasa tidak berdaya untuk mengubah kondisi yang sudah melekat dengan kehidupannya sehari-hari ; 2) Dengan usaha dan berfikir ternyata ada cara yang sangat mudah dilakukan untuk membebaskan diri dari belenggu tanpa bantuan alat atau orang lain; 3). Selama ini petugas selalu menganggap sulit untuk mengubah perilaku BAB masyarakat karena se-olah-olah perilaku itu sudah sangat melekat pada masyarakat, namun dengan mendorong masyarakat untuk berfikir dan berubah, ternyata selalu ada solusi yang sebenarnya mudah dilakukan dan dapat dilakukan oleh masyarakat tanpa bantuan pihak luar.

Permainan memindahkan tali - Minta peserta untuk membagi diri dalam 2 kelompok (usahakan agar masing-masing

kelompok mempunyai jumlah anggota yang sama.

3

Page 4: Modul Clts_rev_20 Nov 06

- Bagikan kepada masing-masing kelompok seutas tali rafi yang sudah diikat kedua ujungnya sehingga membentuk lingkaran.

- Minta semua peserta di masing kelompok berdiri memanjang dalam posisi saling berhadapan antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya dengan saling berpegangan tangan.

- Minta masing-masing kelompok untuk memindahkaan tali dari satu orang ke orang orang berikutnya tanpa memegang tali tersebut - dengan cara menggerakkna tubuh dan tangan yang saling menggenggam satu sama lain – sampai tali bisa keluar dari orang yang berada di ujung.

- Jelaskan hubungan permainan tadi dengan CLTS.

Catatan untuk fasilitator Jelaskan makna permainan sbb: 1). Tali ibarat persoalan sanitasi yang telah membelit masyarakat dan sepertinya tidak bisa diselesaikan, karena keterbatasan sumber dana dan daya (diibaratkan dengan tubuh dan tangan yang gerakannya terbatas karena saling menggenggam satu sama lain); 2). Dengan tekad yang kuat dan kerjasama yang baik dari semua peserta, maka tali dapat keluar dari tubuh semua peserta tanpa bantuan pihak luar. Begitu pula dengan masyarakat, mereka akan dapat mengatasi masalah sanitasi jika mereka bertekad untuk berubah, kompak dan mau memanfaatkan apa yang mereka miliki.

4. Jelaskan kepada peserta bahwa kedua jenis permainan ini akan digunakan untuk pencairan suasana ketika akan memulai pemicuan di lapangan. Selain kedua permainan tersebut, banyak cara/permainan yang bisa digunakan untuk pencairan sebelum pemicuan, antara lain permainan “ siap....tembak...dor”; “menghitung cara India”, “Tujuh...Boom”; dll.

4

Page 5: Modul Clts_rev_20 Nov 06

HARAPAN PESERTA, TUJUAN DAN ALUR LATIHAN

TUJUAN: Diperolehnya gambaran harapan yang ingin dicapai peserta selama pelatihan. Diperolehnya gambaran ranah harapan peserta (pemahaman, ketrampilan, strategi,

metode, langkah-langkah, dll.) Diperolehnya gambaran kekhawatiran peserta yang perlu dieliminir, agar tidak

mengganggu pencapaian tujuan pelatihan. Peserta mengetahui tujuan dan Alur latihan yang akan dilakukan

WAKTU: 30 menit

METODE: Penugasan individual Diskusi pleno. Penjelasan

ALAT BANTU: Metaplan 2 warna (merah dan biru) Spidol (jika mungkin untuk setiap peserta) Sticky cloth untuk menempelkan kertas-kertas pernyataan.

PROSES:1. Fasilitator menjelaskan bahwa peserta ketika datang ke proses latihan tentu

memiliki harapan-harapan terhadap proses latihan ini dan kemungkinan juga menyimpan kekhawatiran.

2. Bagilah peserta ke dalam 4 kelompok. Setiap kelompok diminta mendiskusikan tentang HARAPAN dan KEKHAWATIRAN setiap individu dalam pelatihan. Setiap pernyataan ditulis dalam 1 lembar kertas metaplan dengan membedakan antara pernyataan HARAPAN dan KEKHAWATIRAN (warna biru untuk HARAPAN dan warna merah untuk KEKHAWATIRAN). Pernyataan yang sama cukup dituliskan 1 kali, sehingga tidak perlu terjadi duplikasi dalam kelompok.

3. Mintalah peserta meletakkan hasil diskusinya di lantai, pisahkan dalam area yang berbeda antara pernyataan-pernyataan HARAPAN dan KEKHAWATIRAN.

4. Ajaklah peserta untuk berkonsentrasi pada pernyataan-pernyataan HARAPAN. Sambil mengklarifikasi kejelasan setiap pernyataan, ajaklah peserta mengelompokkan rumusan-rumusan tersebut ke dalam topik berikut : PEMAHAMAN, KETRAMPILAN, STRATEGI, METODE, LANGKAH-LANGKAH, dan lain-lain. Tempelkanlah pernyataan-pernyataan sesuai topik pada sticky cloth yang telah disiapkan (catatan untuk fasilitator : Tulis topik-topik tersebut di atas pada potongan kertas dan tempel pada sticky cloth)

5. Lanjutkan dengan membahas pernyataan-pernyataan KEKHAWATIRAN, namun sebatas mengklarifikasikan maksudnya dan membahas secara cepat tentang langkah untuk mengeliminirnya, serta kemudian menempelkannya di sticky cloth.

5

Page 6: Modul Clts_rev_20 Nov 06

CATATAN UNTUK FASILITATOR:o Bisa jadi rumusan HARAPAN peserta ada yang hanya bisa dicapai pasca pelatihan.

Hal ini tidak perlu dipermasalahkan, karena akan terklarifikasi pada saat pembahasan Tujuan dan Alur Pelatihan.

o Demikian pula untuk pernyataan KEKHAWATIRAN, bisa jadi muncul pernyataan yang terlalu jauh ke depan, misalnya: takut uji coba gagal. Tetaplah melakukan pembahasan pernyataan serupa itu, karena akan menjadi modal untuk implementasi program.

6. Jelaskanlah rumusan tujuan pelatihan yang telah direncanakan. Kemudian lanjutkan dengan pembahasan sejauh mana rumusan tujuan tersebut mampu menjawab rumusan harapan peserta. Bilamana ada harapan-harapan yang tidak mungkin tercapai oleh tujuan pelatihan tersebut, bahaslah bagaimana pencapaiannya.

7. Jelaskanlah alur pelatihan yang akan dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan tersebut.

8. Buatlah kesepakatan untuk bersama-sama mencapai tujuan pelatihan dengan mengikuti alur yang sudah disusun.

KONTRAK BELAJAR

TUJUAN:Terbangunnya komitmen pembelajaran bersama seluruh komponen pelatihan, dalam bentuk:

Kesepakatan waktu/jadwal Tata tertib dan sanksi.

WAKTU: 15 menit

METODE: Curah pendapat (Brainstorming).

ALAT BANTU: Papan, stickycloth dan kertas flipchart. Jadwal pelatihan

PROSES:1. Jelaskanlah jadwal pelatihan yang sudah dirancang. Berikanlah kesempatan kepada

peserta untuk bertanya, tetapi lebih terfokus untuk mempertajam penjelasan, bukan untuk mengusulkan perubahan substansial atas jadwal. Buatlah kesepakatan jika jadwal telah dipahami peserta.

2. Diskusikanlah secara pleno berbagai hal yang perlu diatur bersama dan menentukan keberhasilan pelatihan, misalnya: penggunaan handphone, kebiasaaan merokok, pakaian, dan sebagainya. Buatlah kesepakatan tentang tata tertib pelatihan beserta sanksinya. Tuliskanlah dalam flipchart untuk ditempel di tempat strategis yang bisa dibaca semua partisipan.

3. Jelaskanlah pula peran berbagai pihak (peserta, fasilitator dan panitia) dalam rangka keberhasilan pelatihan ini.

6

Page 7: Modul Clts_rev_20 Nov 06

PB 1REFLEKSI PENGALAMAN PROYEK/PROGRAM SANITASI SEBELUMNYA

TUJUAN: Peserta memperoleh informasi tentang keberhasilan, kekuatan, kelemahan dan

keberlanjutan proyek sanitasi sebelumnya. Peserta memahami perbedaan paradigma antara program-program yang lalu dengan

kecenderungan saat ini.

WAKTU: Maksimal 90 menit

METODE:

Alternatif 1 Alternatif 2 Diskusi kelompok Presentasi Kelompok Diskusi Pleno Presentasi / penjelasan

Presentasi tentang proyek Diskusi kelompok Diskusi pleno

ALAT BANTU: Sarana dan prasarana untuk presentasi sesuai dengan ketersediaan setempat: kertas

plano, spidol atau transparansi, LCD Hand Out Dll.

PROSES:Buka sessi dengan menjelaskan tujuan sesi ini.

A. Alternatif 1 (jika mayoritas peserta telah memiliki pengalaman terlibat dalam pelaksanaan proyek/program sanitasi sebelumnya):

1. Ajukan pertanyaan kepada peserta tentang proyek sanitasi yang pernah dan sudah selesai dilaksanakan di kabupaten ini. Sepakatilah dengan peserta 2-3 program/proyek yang akan dianalisis bersama tentang KELEBIHAN, KEKURANGAN, KEBERLANJUTAN dan PERUBAHAN YANG TERJADI DI LOKASI pasca proyek tersebut.

2. Mintalah peserta berbagi dalam 2-3 kelompok sesuai dengan keterlibatan atau pemahamannya terhadap program/proyek yang akan dianalisis. Mintalah kepada peserta yang tidak pernah terlibat atau kurang paham terhadap program/proyek yang akan dianalisa untuk bergabung di salah satu kelompok. Aturlah agar jumlah peserta setiap kelompok relative berimbang.

3. Mintalah kepada setiap kelompok untuk menganalisis/mendiskusikan program/proyek yang menjadi pilihannya (selama 30 menit) dengan pokok-pokok kajian, sebagai berikut:

o KELEBIHAN o KEKURANGAN

7

Page 8: Modul Clts_rev_20 Nov 06

o KEBERLANJUTANo PERUBAHAN YANG TERJADI DI LOKASI

4. Setelah seluruh kelompok menyelesaikan diskusinya, mintalah masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya selama 10 menit. Berikan kesempatan kepada peserta lain untuk mengajukan pertanyaan klarifikasi, tetapi bukan pertanyaan diskusi.

5. Kembangkanlah diskusi pleno untuk mengkaji setiap program/proyek yang sudah dipresentasikan terkait dengan hal-hal sebagai berikut:o Bagaimana cakupan proyek ?o Indikator apa yang digunakan untuk melihat keberhasilan

program?o Dukungan apa yang diberikan oleh program/proyek kepada

masyarakat?o Siapa yang memberikan contoh-contoh model sarana?o Siapa sasaran utama (penerima manfaat) program/proyek?o Siapa yang merancang kegiatan program/proyek?o Bagaimana keberlanjutan program? Jika tidak berlanjut, mengapa?o Apakah ada yang berhasil memfasilitasi masyarakat sehingga ada desa yang

100% bebas dari BAB di tempat terbuka? Jika tidak mengapa?

6. Di akhir diskusi, bersama-sama dengan peserta, rangkum hasil diskusi dan ajukan pertanyaan berikut :

o Berapa biaya yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga donor untuk membantu masyarakat dalam perbaikan sanitasi ?

o Apakah bantuan (subsidi) tersebut terbukti bisa menyelesaikan masalah sanitasi ?o Dengan melihat cakupan sanitasi dasar di Indonesia (dalam lingkup luas) atau

dalam lingkup kecil–Kabupaten, berapa biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan jamban (cakupan pengguna jamban 100 %)? Sanggupkah pemerintah memenuhi kebutuhan tersebut?.

B. Alternatif 2(Jika hanya sebagian kecil peserta yang memiliki pengalaman terlibat dalam pelaksanaan proyek/program sanitasi sebelumnya)Sebelum proses di dalam kelas (bisa sehari atau beberapa jam sebelumnya), mintalah kepada beberapa peserta (3-4 orang) yang berpengalaman dalam pengelolaan proyek/program sanitasi (yang telah selesai) untuk mempersiapkan presentasi pengalamannya tentang proyek/program tersebut, terutama mengenai hal-hal sebagai berikut:o KELEBIHAN o KEKURANGANo PENCAPAIAN PADA AKHIR PROYEK/PROGRAMo KEBERLANJUTAN

1. Bagilah peserta ke dalam beberapa kelompok sesuai jumlah orang yang mempunyai pengalaman dalam mengelola atau terlibat dalam suatu proyek/program sanitasi. Aturlah agar jumlah peserta setiap kelompok relatif berimbang. Setiap kelompok akan berperan sebagai Konsultan Internasional dari negara lain yang sedang melakukan

8

Page 9: Modul Clts_rev_20 Nov 06

kajian. Peserta yang sudah berpengalaman dalam melaksanakan proyek/program akan berperan sebagai Project Director.

2. Berikan kesempatan kepada Project Director untuk menyampaikan presentasi tentang proyek yang pernah dikelolanya selama lebih kurang 10 menit. Tugaskan kepada setiap kelompok Konsultan Internasional untuk melakukan wawancara mendalam (selama 15 menit) kepada Project Director. Adapun topik wawancara terutama berpusat kepada topik:

a. KEBERLANJUTAN PROGRAM (pemeliharaan serta pengembangan)b. PERUBAHAN YANG TERJADI DI LOKASIc. KEBERHASILAN MEMFASILiTASI MASYARAKAT UNTUK MENCAPAI

100% BEBAS DARI BAB DI TEMPAT TERBUKA?

3. Setelah setiap kelompok selesai melakukan wawancara, minta kepada angota kelompok tim konsultan untuk membuat rangkuman dari hasil temuan mereka, kemudian minta salah seorang wakil tim konsultan untuk mempresentasikan hasil temuan mereka kepada kelompok besar. Waktu untuk presentasi setiap kelompok sekitar 5 menit saja.

4. Setelah seluruh perwakilan tim Konsultan mempresentasikan hasil kajiannya, kembangkanlah diskusi pleno untuk membahas beberapa hal berikut ini (dihubungungkan dengan proyek terdahulu yang sudah dipresentasikan):a. Bagaimana cakupan proyek ?b. Indikator apa yang digunakan untuk melihat keberhasilan program?c. Dukungan apa yang diberikan oleh program/proyek kepada masyarakat?d. Siapa yang memberikan contoh-contoh model sarana?e. Siapa sasaran utama (penerima manfaat) program/proyek?f. Siapa yang merancang kegiatan program/proyek?g. Bagaimana keberlanjutan program? Jika tidak berlanjut, mengapa?h. Apakah ada yang berhasil memfasilitasi masyarakat sehingga ada desa yang

100% bebas dari BAB di tempat terbuka? Jika tidak mengapa?Rangkum semua jawaban peserta dan tulis di atas kertas flipchart

5. Ajak peserta untuk mencoba menghitung kebutuhan dana untuk pembangunan sarana sanitasi (sedikitnya untuk kebutuhan 1 kabupaten). Contoh perhitungan:- Berapa jumlah KK per/desa, berapa desa/kabupaten , berapa KK/kabupaten (....

KK X ....desa)- Berapa cakupan sanitasi dasar se Kabupaten? Berapa % yang belum

menggunakan sarana sanitasi? Berapa kebutuhan sarana sanitasi untuk mencapai % pengguna?

- Jika satu sarana membutuhkan dana minimal Rp. 300,000,- Berapa dana yang harus dialokasikan untuk mencapai 100 % pengguna jamban?

Setelah menghasilkan suatu angka perhitungan, misal XXXX rupiah, ajukan pertanyaan berikut :Apakah kita akan tetap melanjutkan pendekatan “target driven” yang telah terbukti kurang efektif dan membutuhkan biaya yang sangat besar untuk mencapai 100 % kebutuhan sanitasi dasar? Pendekatan seperti apa yang seharusnya kita terapkan untuk mencapai tujuan tanpa harus mengeluarkan dana yang besar? Rangkum dan catat semua “perubahan pendekatan” yang disebutkan peserta.

6. Tutup Pokok bahasan dengan memberikan penekanan pada beberapa hal berikut ini:

9

Page 10: Modul Clts_rev_20 Nov 06

Perubahan sikap dan perilaku lebih memungkinkan untuk terjadinya perkembangan sarana dibandingkan sebaliknya.

Dukungan subsidi sanitasi mendorong ketergantungan, sehingga keberlanjutan melemah.

Program/proyek yang dirancang oleh masyarakat sendiri, akan meningkatkan rasa percaya diri dan tanggung jawab mereka.

PB 2 PENGENALAN CLTS

TUJUAN: Peserta mampu memahami latar belakang lahirnya pendekatan CLTS Peserta memahami konsep CLTS Peserta memahami, menerima dan berkomitmen untuk memegang prinsip-prinsip CLTS Peserta memperoleh gambaran pengalaman penerapan CLTS di berbagai negara/daerah

WAKTU: Maksimal 150 menit (2 jam)

METODE: Penjelasan fasilitator Brainstorming Diskusi Pleno Pemutaran film/VCD CLTS India Testimoni peserta yang pernah melihat proses dan hasil penderapan pendekatan CLTS di

daerah lain.

ALAT BANTU: Stikycloth Flipchart, Spidol VCD Player, screen. VCD tentang CLTS di Maharashtra – India

PROSES:

1. Putarlah film/VCD CLTS di Maharashtra – India (sebelumnya berikan pengantar bahwa peserta diminta untuk menyimak apa yang dilihatnya di film tersebut).

2. Diskusikan dengan peserta apa yang mereka pelajari dari film tersebut ?

3. Lanjutkanlah dengan penjelasan tentang Pengenalan CLTS ( latar belakang, sejarah, apa itu CLTS dan prinsip-prinsip CLTS) dan Pengalaman di Berbagai Negara/Daerah (slide no 1-11 “ Pengenalan CLTS”). Hubungkan penjelasan dengan film yang tadi diputar.

4. Bukalah ruang bagi proses tanya jawab dan diskusi pleno untuk memperjelas berbagai hal yang mungkin diragukan oleh peserta.

5. Jelaskan tentang “Perubahan dari Sistem Target Driven menjadi Community Lead Proses Approach” (slide no 12 -14 “Pengenalan CLTS)

10

Page 11: Modul Clts_rev_20 Nov 06

6. Minta salah seorang peserta yang pernah berkunjung ke daerah yang sudah menerapkan pendekatan CLTS (misal Pandeglang, dll) untuk menyampaikan apa yang sudah mereka lihat di lapangan.

7. Tutup sessi dengan meminta peserta untuk mengulang kembali hal-hal penting untuk menegaskan pemahaman peserta tentang CLTS.

11

Page 12: Modul Clts_rev_20 Nov 06

PB 3PERUBAHAN PERILAKU DAN TINGKATAN PARTISIPASI

TUJUAN: Peserta memahami tiga pilar PRA untuk perubahan perilaku. Peserta memahami dan berkomitmen akan merubah sikap dan perilaku dan kebiasaan

dalam memfasilitasi/pemicuan dari ‘konsep atasan bawahan (Upper-lower) menjadi pembelajaran bersama.

Peserta memahami konsep partipasipasi dan tingkatan partisipasi yang ada dimasyarakat

WAKTU: Maksimal 120 menit.

METODE: Presentasi / penjelasan Diskusi kelompok Diskusi pleno Bermain peran Kerja perorangan

ALAT BANTU: Potongan – potongan kartu (metaplan), spidol, flipchart, kertas A4 untuk menggambar Sticky cloth Visualisasi 4 tingkatan partisipasi masyarakat Hand Out

PROSES:

Tiga Pilar PRA dan Perubahan Perilaku

1. Buka sesi dengan menjelaskan bahwa : “Dalam hubungan antar manusia biasanya ada orang atau kelompok yang merasa stratanya atau statusnya lebih tinggi (“Upper”) daripada orang atau kelompok yang lainnya (“Lower”). Cara pandang ini akan mempengaruhi bagaimana orang berperilaku atau bersikap”.

2. Kemudian ajukan diskusi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut : Mengapa ada pandangan bahwa ada orang/kelompok yang berada di tingkat atas (upper)

dan orang/kelompok yang berada di tingkat bawah ?

Minta peserta untuk menyebutkan contoh siapa saja yang dianggap upper dan siapa yang dianggap lower dalam hubungan individual ( misal : orang tua (“upper”) >< anak (lower) dst; institutional ( kepala desa>< masyarakat, dll) dan profesional (dokter><bidan, dll).

3. Lakukan simulasi untuk menunjukkan posisi upper dan lower. Skenario : Pilih 3 orang peserta yang paling aktif untuk berperan sebagai pimpinan rapat dalam permainan simulasi yang akan dilakukan. Jelaskan tentang peran masing-masing orang.

12

Page 13: Modul Clts_rev_20 Nov 06

Orang pertama akan menjadi Pimpinan rapat yang bersikap sebagai seorang pejabat yang berpengaruh, sehingga pada saat proses tidak ada peserta yang berani mengomentari dan melaporkan kondisi yang sebenarnya, dan setiap peserta yang mau komentar tidak diberi kesempatan.

Orang kedua akan menjadi Pimpinan rapat yang menempatkan dirinya setara dengan peserta, sangat akomodatif dan menunjukkan kemampuan terjadinya proses yang partisipatif. Dia lebih banyak bertanya, dan banyak memberi kesempatan pada peserta untuk memberikan pendapat dan komentar.

Orang ketiga akan menjadi Pimpinan rapat yang tidak percaya diri dan bersikap ragu-ragu karena peserta rapat sebagian besar terdiri dari para tokoh masyarakat dan orang-orang yang berpengaruh. Dia tidak bisa mengendalikan proses sehingga rapat lebih didominasi oleh peserta yang merasa dirinya tokoh masayarakat /orang yang berpengaruh, dan rapat tidak menghasilkan apa-apa. (catatan : fasitator harus meminta beberapa orang “peserta rapat” untuk berperan sebagai tokoh masyarakat /orang berpengaruh dan mendominasi /mengendalikan rapat, ketika orang ketiga memimpin rapat).

Fasilitator membagi peserta dalam 3 kelompok kecil dan setiap kelompok akan dipimpin oleh peserta yang sudah disebutkan di atas. Setiap kelompok akan melakukan simulasi proses rapat selama 5 – 10 menit.

4. Setelah semua kelompok selesai, fasilitator menanyakan kepada peserta apa yang mereka lihat dari proses yang telah dilakukan tersebut?

5. Lanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan berikut :- Dari peragaan tersebut, siapa yang masih menunjukkan sikap upper

? dan siapa yang bersikap lower. Mengapa yang satu dipandang berperilaku/bersikap “upper” dan mengapa yang lainnya berperilaku/bersikap “lower”? Apakah hubungan upper -lower dapat terlihat dari bahasa tubuh?

- Apa yang terjadi jika dalam memfasilitasi kelompok masyarakat, fasilitator berperilaku/bersikap upper ? Dan apa yang terjadi jika fasilitator berperilaku/bersikap lower?

- Bagaimana semestinya sikap fasilitator yang baik, dan apa yang semestinya dilakukan oleh seorang fasilitator?

- Bahasa tubuh yang bagaimana yang sesuai untuk pendekatan CLTS (didasarkan pada pemahaman bahwa tidak ada yang dianggap upper dan lower).

6. Fasilitator menjelaskan tentang 3 pilar PRA dalam penerapan pendekatan CLTS yang penting untuk dijadikan pegangan dasar dalam melakukan pemicuan di masyarakat. . (Slide : Tiga Pilar PRA Sebagai Dasar untuk Pemicuan CLTS).

Tingkat partisipasi

7. Minta masing-masing peserta menggambarkan contoh partisipasi masyarakat dari pengalaman sendiri yang mereka pahami, dalam bentuk gambar (masing-masing mengambil selembar kertas dan alat tulis/gambar).

13

Page 14: Modul Clts_rev_20 Nov 06

8. Sementara mereka membuat gambar, Fasilitator menyiapkan kartu-kartu yang bertuliskan tingkatan partisipasi yang terdiri dari 4 kriteria (tingkat terendah sampai dengan tertinggi):

9. Tempelkan keempat tingkatan kelompok tersebut pada dinding atau kain yang sudah diberi perekat (sticky cloth). Tanpa memberikan tingkatan partisipasi.

10. Saat peserta telah selesai menggambar, tempelkan gambar-gambar tersebut di dinding. Setelah itu minta mereka menjelaskan maksud dari gambar-gambar tersebut, fasilitator memandu peserta untuk mengelompokkan gambar mereka kedalam kelompok-kelompok tingkat partisipasi mana yang ada dalam keempat kelompok tersebut.

11. Minta peserta untuk membuat peringkat tingkat partisipasi dari yang terendah sampai tertinggi (dimulai dengan tingkat terendah dan tertinggi, baru kemudian yang ada diantaranya).

12. Lakukan curah pendapat untuk mengetahui apa yang diketahui peserta tentang „pengertian Partisipasi“ dan „ciri-ciri kegiatan yang partisipatif“.

13. Dengan merujuk PB terdahulu ( refleksi project terdahulu), tanyakan: - Pada tingkatan mana masyarakat berpartisipasi dalam proyek-proyek terdahulu ?- Pada tingkatan mana kita harapkan masyarakat akan partisipasi dalam proses

pelaksanaan CLTS? Mengapa ?

Sampaikan penjelasan tentang tingkatan partisipasi ( Slide : Partisipasi dan Tingkatan Partisipasi).

14. Tutup sesi dengan menegaskan kembali pentingnya perubahan perilaku/kebiasaan dalam proses fasilitasi/pemicuan masyarakat dan tingkatan partisipasi masyarakat yang diharapkan terjadi dengan menerapkan pendekatan CLTS.

14

Membuat keputusan secara bersama-

sama antara masyarakat dan

Mendapatkan wewenang atas kontrol sumber

daya dan keputusan

Diajak Berunding

Menerima Informasi

Page 15: Modul Clts_rev_20 Nov 06

PB 4ALAT – ALAT UTAMA PRA DALAM CLTS, FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT DIPICU

DAN FAKTOR PENGHAMBAT PEMICUAN

TUJUAN:o Peserta mengetahui dan menyepakati alat-alat PRA yang digunakan.

o Peserta akan dapat menemukan dan menyepakati faktor-faktor pemicu dan faktor-faktor penghambat pemicuan (serta alat yang paling sesuai untuk masing-masing faktor pemicu) baik yang bersifat umum maupun spesifik lokal, serta memahami dan berkomitmen tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari saat fasilitasi (do dan don’t).

o Peserta memiliki ketrampilan dasar memfasilitasi CLTS dengan alat-alat utama yang disepakati.

WAKTU: Sekitar 180 menit (termasuk simulasi alat-alat PRA oleh peserta)

METODE: Diskusi Pemaparan Simulasi

ALAT BANTU: Kertas potong (metaplan) untuk menuliskan pernyataan-pernyataan dan simulasi alur

kontaminasi VCD player dan VCD tentang yang menggambarkan penggunaan alat PRA (VCD

Pandeglang) Bubuk kapur/tepung beberapa warna (untuk peta sosial) Air minum untuk peragaan kontaminasi Air bersih untuk peragaan kontaminasi Spidol warna-warni

PROSES:

Pengenalan Alat PRA1. Tanyakan kepada peserta siapa yang pernah mengenal dan mengimplemen-tasikan metode

Participatory Rural Appraisal (PRA). Jika sebagian ada yang sudah mengenal, minta peserta untuk menyebutkan alat-alat PRA

apa saja yang dipakai untuk fasilitasi di masyarakat, yang berkaitan dengan program sanitasi dan untuk program apa saja alat-alat ini dapat digunakan?

Jika belum ada yang mengenal PRA, kenalkan secara ringkas tentang PRA dan alat apa saja yang akan digunakan dalam pemicuan CLTS ( Slide no 1 - 5: Alat-alat Utama PRA dan Faktor Pemicu).

15

Page 16: Modul Clts_rev_20 Nov 06

2. Bagilah peserta menjadi 4 kelompok, kemudian mintalah mereka mendiskusikan dalam kelompok masing-masing (selama 15-20 menit) topik berikut ini:

o Kelompok 1 dan 2 Faktor-faktor apa yang bisa digunakan untuk memicu terjadinya perubahan perilaku masyarakat dalam bidang sanitasi?

o Kelompok 3 dan 4 Hal-hal apa saja yang menjadi penghambat dalam pemicuan di masyarakat?

Mintalah agar setiap jawaban dituliskan dalam lembar-lembar kertas (metaplan), setiap lembar untuk 1 pernyataan.

3. Jika diskusi telah selesai, mintalah masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. o Mulailah dengan kelompok 1 dan 2, lakukanlah klarifikasi dan pendalaman agar tidak

ada faktor-faktor yang relevan namun tidak terungkap. Kembangkan diskusi pleno untuk merumuskan bersama alat-alat PRA yang tepat untuk digunakan dalam pemicuan setiap faktor. Kemudian sajikan slide no 6 – 12 : Alat-alat Utama PRA dan Faktor Pemicu.

o Lanjutkan dengan kelompok 3 dan 4, lakukan juga klarifikasi dan pendalaman agar tidak ada hal-hal yang relevan namun tidak terungkap. Kembangkan diskusi pleno untuk menegaskan bahwa hal-hal tersebut harus kita hindari dalam proses pemicuan disertai alasannya. Kemudian sajikan slide no 13 -15 : Alat-alat Utama PRA dan Faktor Pemicu.

4. Kembangkanlah diskusi mendalam untuk menemukan faktor-faktor dan hal-hal yang spesifik terkait dengan komunitas tertentu yang mungkin tidak tepat pada komunitas lainnya. Lakukan penggalian juga tentang metode-metode pemicuan lain yang bisa dikembangkan, misalnya: penggunaan pertunjukan/kesenian rakyat, pelibatan anak-anak dalam kampanye, lembaga dan kegiatan keagamaan, dll.

5. Bagikan hand out tentang “Alat-alat Utama PRA dan Faktor Pemicu“. Minta setiap peserta untuk membaca “PETUNJUK PENGGUNAAN ALAT-ALAT UTAMA PRA DALAM PEMICUAN CLTS’ (slide no 16 - 38). Beri waktu selama 5 menit. Setelah selesai, tanyakan apakah ada hal-hal yang masih kurang jelas dan memerlukan penjelasan lebih rinci.

Simulasi penggunaan alat utama PRA

6. Putar film tentang proses pemicuan di masyarakat (VCD Pandeglang hasil karya Stefano atau yang dibuat oleh tim Nabire atau Sambas/Lumajang). Minta peserta untuk menyimak proses yang terjadi dan penggunaan alat PRA dalam film tersebut. “Pause” film setiap akhir penggunaan alat dan jelaskan alat apa yang digunakan.

7. Bagi peserta menjadi 5 kelompok. Tugaskan masing-masing kelompok untuk mendiskusikan dan menyiapkan peralatan yang akan digunakan untuk simulasi masing-masing alat PRA. Tegaskan bahwa mereka akan melakukan simulasi penggunaan alat PRA untuk pemicuan CLTS.

16

Page 17: Modul Clts_rev_20 Nov 06

Penugasan kelompok:- kelompok 1 : Mapping (pemetaan)- kelompok 2 : Transect walk - Kelompok 3 : Alur kontaminasi- Kelompok 4 : Menghitung volume tinja- Kelompok 5 : Pencemaran air minum Beri waktu selama 10 – 15 menit kepada setiap kelompok untuk melakukan persiapan. I

8. Minta setiap kelompok untuk mempraktekkan masing-masing alat tersebut secara bergantian. Pada saat simulasi, anggota kelompok lain akan berperan sebagai masyarakat.

Catatan untuk fasilitator:Pada saat dilakukan simulasi oleh masing-masing kelompok, fasilitator akan langsung memberikan arahan dan masukan agar menjadi catatan dan pengetahuan bagi semua peserta. Usahakan praktek dilakukan di luar ruangan dan mengunakan peralatan seperti yang akan digunakan pada saat pemicuan sebenarnya di masyarakat.

8. Tutup PB ini dengan mengulas kembali hal-hal penting antara lain elemen-elemen yang hendak dipicu serta alat yang akan digunakan dan faktor-faktor yang mungkin akan menghambat pemicuan.

CATATAN PENTING:

Selain faktor yang umum berlaku di komunitas mana pun, faktor-faktor Pemicu dan Hal-hal yang Menghambat untuk setiap komunitas bisa saja ada perbedaan. Perbedaan ini penting untuk digali, agar pemicuan bisa terlaksana secara optimal .

Pastikan agar peserta memahami alur fasilitasi. Umumnya fasilitasi dimulai dengan Pemetaan Sosial, namun untuk seterusnya sangat fleksibel, disesuaikan dengan situasi yang berkembang.

17

Page 18: Modul Clts_rev_20 Nov 06

PB 5SANITATION LADDER (TAHAPAN SARANA SANITASI)

TUJUAN: Peserta mampu menjelaskan tahapan perkembangan sanitasi yang bisa dikembangkan

oleh masyarakat.

WAKTU: Maksimal 45 menit

METODE: Penjelasan Diskusi Pleno

ALAT BANTU: LCD ATK (Spidol, Plipchart) Matriks/Bagan Sanitation Ladder Foto contoh-contoh sarana sanitasi yang dibuat oleh masyarakat.

PROSES:1. Fasilitator membagi kelompok menjadi 5 – 6 kelompok, kemudian tugaskan peserta

untuk membuat gambar sarana sanitasi yang meraka ketahui di atas kertas flipchart.

2. Setiap kelompok menyajikan hasil kerja kelompoknya, dan beri kesempatan pada kelompok lain untuk memberi komentar.

3. Tegaskan bahwa sesuai dengan kemampuan dan kemauan masyarakat, sarana sanitasi bisa berkembang mulai dari yang paling sederhana sampai yang memenuhi standard kesehatan. Paparkan slide : Sanitation Ladder . Paparkan juga slide yang menunjukkan contoh-contoh jamban yang telah dibangun oleh masyarakat.

4. Beri kesempatan pada peserta untuk bertanya atau mendiskusikan materi yang baru disampaikan.

5. Tutup PB ini dengan menegaskanlah beberapa hal penting berikut ini: Penjelasan tentang sanitation ladder ini hendaklah disampaikan bilamana proses

fasilitasi masyarakat memang sudah sampai pada tingkatan sulit menggali ide-ide dan pengalaman masyarakat dalam membangun sarana sanitasi. Bilamana masyarakat masih bisa berbagi (sharing) pengalaman dan informasi, fasilitator hendaknya mengembangkan proses bertumpu pada hasil sharing tersebut, agar kepercayaaan diri dan solidaritas antar masyarakat bisa ditingkatkan.

Tahapan-tahapan yang ada tidaklah berarti proses pengembangan harus dimulai dari tingkat paling dasar ke tingkat-tingkat berikutnya secara berurutan. Pengembangan bisa dimulai dari tahapan manapun sesuai kemampuan masyarakat. Namun,

18

Page 19: Modul Clts_rev_20 Nov 06

penjelasan tahapan yang dari paling sederhana sangatlah diperlukan untuk meyakinkan masyarakat (terutama yang paling tidak mampu), bahwa pengembangan sanitasi bisa dimulai dari tahapan yang paling sederhana itu.

PB 6PETUNJUK PRAKTIS DAN PERSIAPAN PEMICUAN

TUJUAN: Peserta mengetahui hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam pemicuan Peserta memahami dan mampu mengingat langkah-langkah yang akan dilakukan pada

saat pemicuan. Peserta memahami tugas dan peran masing-masing dalam proses pemicuan Peserta mampu mempraktekkan cara pemicuan dan mempersiapakan praktek pemicuan

WAKTU: 300 menit.

METODE: Brainstorming Diskusi Penjelasan fasilitator

ALAT BANTU: Kertas plano LCD

PROSES:1. Buka sesi dengan permainan (games) berikut :

Tiga orang fasilitator akan berebut bola-bola yang sudah disiapkan sebelumnya. 1 orang akan mengambil bola tersebut dengan kedua tangannya saja; 1 orang akan mengambil dengan tangan dan juga melibatkan lengan; orang ke 3 mengambil dengan berbagai cara. Setelah permainan selesai tanyakan pada peserta hikmah apa yang didapat dari games tersebut?

Catatan untuk fasilitator:Pada saat melakukan pemicuan CLTS, jangan berlaku seperti pengambil bola ke 2 dan ke 3 yang berambisi ingin mendapatkan banyak bola, tapi justru tidak bisa mengumpulkan banyak, tapi pengumpul bola ke 1 justru dapat lebih banyak padahal hanya dua tangan saja. Artinya dalam pemicuan nantinya; jangan hanya karena ingin banyak orang yang terpicu kemudian melakukan cara apa saja, padahal keluar dari prinsip-prinsip CLTS. Makna lain dari permainan ini adalah bahwa fasilitator harus realistis, jika orang mampunya membuat jamban yang sederhana mengapa harus menunggu untuk membuat yang bagus, sementara akibat dari persoalan itu menghantui kita).

Do and Don’t (apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam proses pemicuan)

2. Diskusikan dengan peserta tentang “apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan” pada saat melakukan pemicuan. Paparkan slide : “Apa yang Boleh (Do) dan Tidak Boleh (Don’t) Dilakukan Dalam Pemicuan”.

LangkahPemicuan

19

Page 20: Modul Clts_rev_20 Nov 06

3. Fasilitator menjelaskan tentang langkah-langkah pemicuan (slide : “Langkah Pemicuan”), kemudian beri kesempatan peserta untuk bertanya tentang hal-hal yang belum mereka pahami.

4. Tegaskan hal-hal penting berikut : Dalam fasilitasi (pemicuan), sebenarnya urutan tidaklah dibakukan, namun pemetaan

sosial semestinya dilakukan pertama sebelum alat-alat lain digunakan. Lokasi pemetaan sosial sebaiknya di lahan terbuka (halaman), namun hasilnya harus

segera dipindahkan ke kertas plano. Peta yang sudah dipindahkan ke kertas plano ini akan digunakan dalam diskusi pleno bersama masyarakat untuk menyusun RTL setelah pemicuan.

Lokasi pemicuan dengan alat-alat oral - faecal, menghitung tinja, dll. tidak harus dilakukan di ruang pertemuan tertutup, tetapi sebaiknya di lokasi-lokasi yang bisa mengoptimalkan rasa jijik, takut penyakit, berdosa, dll.

Pembagian Kelompok dan tugas anggota kelompok5. Jelaskanlah kepada peserta, bahwa pada hari ketiga akan dilaksanakan Praktek Lapang

Fasilitasi CLTS (Pemicuan dan Perencanaan) di 4 Komunitas, sehingga peserta akan dibagi menjadi 4 kelompok.

6. Berikanlah gambaran tentang komposisi tim fasilitasi yang biasanya digunakan dalam memfasilitasi CLTS di komunitas, sebagai berikut:

Peran TugasLead facilitator ( 1 orang) Fasilitator utama, yang menjadi motor utama proses

fasilitasi, biasanya 1 orang

Co – facilitator (2 atau 3 orang)

Membantu fasilitator utama dalam memfasilitasi proses sesuai dengan kesepakatan awal atau tergantung pada perkembangan situasi.

Content recorder (1 atau 2 orang)

Perekam proses, bertugas mencatat proses dan hasil untuk kepentingan dokumentasi /pelaporan program.

Process facilitator ( 1 orang) Penjaga alur proses fasilitasi, bertugas mengontrol agar proses sesuai alur dan waktu, dengan cara mengingatkan fasilitator (dengan kode-kode yang disepakati) bilamana ada hal-hal yang perlu dikoreksi.

Environment Setter ( 2 orang)

Penata suasana, menjaga suasana ‘serius’ proses fasilitasi, misalnya dengan: mengajak anak-anak bermain agar tidak mengganggu proses (sekaligus juga bisa mengajak mereka terlibat dalam kampanye sanitasi, misalnya dengan: menyanyi bersama, meneriakkan slogan, dsb.), mengajak berdiskusi, memisah partisipan yang mendominasi atau mengganggu proses dari kelompok, dsb.

7. Lakukan pembagian kelompok. Setiap kelompok diharapkan merupakan gabungan dari individu-individu yang mewakili berbagai komponen yang ada, sehingga diharapkan semua

20

Page 21: Modul Clts_rev_20 Nov 06

kelompok memikili kapasitas yang berimbang. Begiru pula dengan komposisi perempuan dan laki-laki hendaknya dengan jumlah yang berimbang. Tuliskan daftar nama anggota setiap kelompok pada papan tulis/ kertas plano.

8. Mintalah panitia untuk menjelaskan lokasi praktek lapang dan gambaran awal jika tersedia, rencana keberangkatan (waktu, perlengkapan yang harus dibawa, kendaraan, alur perjalanan, dll.)

Simulasi dan Persiapan Pemicuan 9. Minta kelompok untuk berdiskusi dalam kelompok masing-masing tentang pembagian

tugas dalam masing-masing kelompok dan persiapan yang harus mereka lakukan untuk mensimulasikan praktek pemicuan dalam kelas. Tegaskan bahwa semua orang/peserta harus berperan dalam pemicuan/proses fasilitasi dalam pemicuan. Setiap kelompok harus didampingi oleh fasilitator dalam diskusi kelompok.

10. Berikan contoh bagaimana melakukan pemicuan (fasilitator pelatihan berperan sebagai fasilitator yang melakukan pemicuan, sedangkan peserta latih berperan sebagai masyarakat).

11. Alternatif lain adalah dengan memutar ulang film proses pemicuan (Pandeglang, Sambas/Lumajang, dll). Minta semua peserta untuk menyimak semua proses dalam film tersebut. Beri kesempatan bagi peserta untuk bertanya dan berdiskusi setelah pemutaran fim selesai.

12. Minta masing-masing kelompok untuk mensimulasikan praktek pemicuan di depan kelas atau di halaman terbuka. Jika waktu memungkinkan, lakukan semua langkah, tetapi jika waktu tidak memungkin proses bisa diringkas. Ingatkan peserta bahwa dalam pemicuan, semua proses harus dilakukan secara lengkap sampai didapatkan masyarakat yang terpicu, lakukan setiap alat dengan utuh. Jangan hanya mengejar orang terpicu saja tapi juga memperhatikan proses yang dilakukan.

13. Tutup sessi dengan menyampaikan penegasan-penegasan tentang pelaksanaan pemicuan, prinsip-prinsip yang harus dipegang, dll.

14. Minta masing-masing kelompok untuk mempersiapkan peralatan yang akan digunakan dalam melakukan pemicuan esok harinya.

21

Page 22: Modul Clts_rev_20 Nov 06

PB 7KOMPILASI TEMUAN dan PENYUSUNAN RENCANA AKSI TIM KABUPATEN

TUJUAN: Tersusunnya item-item pembelajaran dari praktek lapang setiap kelompok Tersusunnya laporan proses dan hasil praktek lapang setiap kelompok Tersusunnya rencana tindak lanjut tim Kabupaten dalam rangka:

o Pendampingan implementasi rencana kegiatan (RTL) masyarakat yang telah terpicuo Pengembangan kegiatan CLTS di lokasi lainnya.

WAKTU: 2 jam

METODE: Diskusi kelompok

ALAT BANTU: Kertas plano dan peralatan lain sesuai kreatifitas peserta Hasil praktek lapang

PROSES:1. Minta semua kelompok untuk menyampaikan secara ringkas, temuan mereka dalam

praktek pemicuan, pelajaran apa yang meraka dapat dan hasil dari pemicuan dari masing-masing lokasi praktek pemicuan dan menyampaikan Rencana Tindak lanjut yang sudah mereka susun dengan masyarakat pada saat proses pemicuan di masing-masing lokasi.

2. Beri kesempatan pada fasilitator yang mendampingi atau peserta dari kelompok lain yang ingin bertanya atau memberikan saran, masukan dan catatan-catan untuk masing-masing kelompok.

3. Jelaskan tentang Strategi Aksi Penerapan Pendekatan CLTS

Persiapan memfasilitasi penyusunan RTL di masyarakat4. Jelaskan tentang petunjuk praktis memfasilitasi pertemuan untuk menyusun RTL di tingkat

masyarakat. Tegaskan bahwa pada saat penyusunan RTL akan ditemukan orang-orang yang akan menjadi pimpinan informal (Natural Leader). Orang- orang ini akan berperan penting untuk menjamin keberhasilan pendekatan CLTS.

Penyusunan Rencana Tindak Tingkat Kabupaten5. Bagi peserta ke dalam 4 kelompok yakni : kelompok kampung 1, Kelompok kampung 2,

kelompok kampung 3 dan Kelompok Kabupaten. Tugaskan mereka untuk menyusun Plan of Action (POA - Rencana Aksi) tim yang mencakup :- Rencana pendampingan masyarakat dalam rangka pelaksanaan

RTL yang sudah disusun oleh masyarakat yang sudah dipicu.- Rencana pemantauan hasil upaya masyarakat yang sudah terpicu- Rencana pengembangan penerapan pendekatan CLTS di lokasi

lainnya.

22

Page 23: Modul Clts_rev_20 Nov 06

Kegiatan Tujuan Waktu Biaya Penanggungjawab

6. Minta setiap kelompok untuk menyampaikan POA masing-masing kelompok.

7. Lanjutkan dengan membahas alat yang akan digunakan untuk memonitor perkembangan CLTS.

8. Tutup PB ini dengan menegaskan bahwa motor utama kegiatan adalah mereka, karena merekalah yang akan terus bersama masyarakat di kabupaten ini.

EVALUASI

TUJUAN: Diperolehnya masukan dari peserta tentang tingkat keberhasilan pelatihan dan saran-saran

untuk perbaikan.

WAKTU: 30 menit

METODE: Pemilihan demokratis Diskusi pleno

ALAT BANTU: Sesuai metode yang digunakan.

PROSES:

Proses evaluasi tergantung kepada metode yang digunakan (tertulis, lisan, kombinasi gerakan dan lisan, dsb.). Komponen-komponen yang perlu dievaluasi, biasanya mencakup: pencapaian tujuan pelatihan, kegunaan/manfaat pelatihan terhadap pekerjaan peserta, partisipasi peserta selama pelatihan, ketrampilan fasilitator dalam mendinamisir proses, tingkat layanan panitia, dukungan materi tertulis, dukungan konsumsi dan akomodasi, dll. Skala penilaian bisa menggunakan: prosentase atau gradasi kepuasan (sangat puas s/d sangat tidak puas).

23