modul 8 kelainan tumor dan pigmentasi

9
Modul 8 TUMOR DAN PIGMENTASI SUB MODUL 8.1 MILIUM TUJUAN UMUM Pembelajaran dan pelatihan modul ini dirancang untuk menyiapkan peserta didik agar mampu mendiagnosis, melakukan pencegahan dan penatalaksaan kasus milium TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN 1. Mengenali gejala dan tanda klinis milium; 2. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan klinis; 3. Mampu mendiagnosis dan bila perlu diagnosis banding; 4. Menetapkan prognosis; 5. Melakukan penatalaksanaan secara paripurna; 6. Melakukan komunikasi, memberikan informasi dan edukasi (KIE) kepada pasien termasuk keluarga dan masyarakat. GAMBARAN UMUM / INTRODUKSI Milium adalah kista epidermoid yang dipenuhi oleh keratin, diduga akibat penyumbatan kelenjar keringat ekrin atau kelenjar pilosebasea. Milium memiliki gambaran klinis papul berukuran 1-2 mm, berwarna putih, sering pada pipi atau kelopak mata dewasa. Pada bayi, sering terdapat pada wajah dan mukosa. Milium dapat membaik secara spontan, namun juga dapat diterapi dengan cara elektrodesikasi untuk mengeluarkan keratin. TUGAS DISKUSI MODUL Buatlah kasus penderita milium untuk dipresentasikan yang berisikan 1. Identitas 1

Upload: iwakiwak

Post on 16-Nov-2015

221 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

kulit

TRANSCRIPT

SKABIES NORWEGIAN

Modul 8

TUMOR DAN PIGMENTASI SUB MODUL 8.1 MILIUMTUJUAN UMUMPembelajaran dan pelatihan modul ini dirancang untuk menyiapkan peserta didik agar mampu mendiagnosis, melakukan pencegahan dan penatalaksaan kasus miliumTUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN1. Mengenali gejala dan tanda klinis milium; 2. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan klinis;3. Mampu mendiagnosis dan bila perlu diagnosis banding;4. Menetapkan prognosis;5. Melakukan penatalaksanaan secara paripurna;6. Melakukan komunikasi, memberikan informasi dan edukasi (KIE) kepada pasien termasuk keluarga dan masyarakat.GAMBARAN UMUM / INTRODUKSIMilium adalah kista epidermoid yang dipenuhi oleh keratin, diduga akibat penyumbatan kelenjar keringat ekrin atau kelenjar pilosebasea. Milium memiliki gambaran klinis papul berukuran 1-2 mm, berwarna putih, sering pada pipi atau kelopak mata dewasa. Pada bayi, sering terdapat pada wajah dan mukosa. Milium dapat membaik secara spontan, namun juga dapat diterapi dengan cara elektrodesikasi untuk mengeluarkan keratin.

TUGAS DISKUSI MODULBuatlah kasus penderita milium untuk dipresentasikan yang berisikan

1. Identitas

2. Anamnesis / riwayat penyakit

3. Pemeriksaan klinis

4. Diagnosis banding

5. Pemeriksaan penunjang

6. Diagnosis

7. Penatalaksanaan

SUB MODUL 8.2. MELASMA

Tujuan Umum:Pembelajaran dan pelatihan modul ini dirancang untuk menyiapkan peserta didik agar mampu membangun diagnosis dan melakukan penatalaksanaan kasus melasma. Tujuan khusus pembelajaran:

1. Mengenali proses melanogenesis dan patogenesis melasma.

2. Mengenali gejala klinis dan tanda melasma.

3. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

4. Melakukan pemeriksaan penunjang dan interpretasi pemeriksaan untuk membantu membangun diagnosis.

5. Membangun diagnosis dan bila perlu diagnosis banding.

6. Melakukan penatalaksanaan secara holistik.

7.Melakukan komunikasi, memberikan informasi dan edukasi kepada

pasien termasuk keluarga dan masyarakat.

Referensi Buku Wajib

1. Ortonne JP, Bahadaro P, Fitzpatrick TB, Mosher DB, Hori Y. Hypomelanoses and hypermelanoses. In : Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff AK, Austen KF, Goldsmith LA, Katz SI, Fitzpatrick TB, eds. Dermatology in general medicine. 5th ed, vol 1. New York; Mc Graw-Hill comp, 2003 : 868 867.

2. Trout Cr, Levine N, Chang MW. Disorder of hyperpigmentation. In: Moschella Sl, Hurley HJ, eds. Dermatology. 3rd ed, vol 1. Philadelpia; WB Saunder comp, 2004 : 975 976

Gambaran Umum / Introduksi

BATASAN

Melasma adalah suatu hipermelanosis yang didapat (acquired), terutama terdapat pada daerah yang sering terpapar sinar matahari.

PATOFISIOLOGI

Patogenesis yang pasti tidak diketahui. pada 1/3 kasus wanita dan kebanyakan pada pria adalah idiopatik. Terutama pada wanita usia subur dan 10% terdapat pada laki-laki. Sering terjadi eksaserbasi setelah paparan sinar matahari, kehamilan, penggunaan kontrasepsi oral dan obat-obat anti epilepsi tertentu. Melasma juga ada hubungannya dengan faktor genetik dan kelainan dan kurang jelas pada musim dingin.

GEJALA KLINIS

Makula coklat, batas jelas, irreguler seperti peta dan biasanya simetris.. penjelasan penyakit kronis dan mengalami aksaserbasi bila kena sinar matahari atau sinar buatan UVA dan UVB.

Melasma sering terjadi setelah kehamilan yang berulang-ulang dan dapat mengadakan resolusi setelah melahirkan atau penghentian oral kontrasepsi.

Ada 3 bentuk klinis:

Bentuk sentrofasial : tersering, terutama pada pipi, dahi, bibir atas, hidung dan dagu.

Bentuk malar : pada pipi dan hidung.

Bentuk mandibuler : pada ramus mandibule.

Histopatologi:

Epidermal warna coklat

Dermal warna biru abu-abu

Pemeriksaan dengan Sinar Wood:

Tipe epidermal: batas jelas

Tipe dermal: batas tidak jelas

Tipe campuran: batas jelas / tidak jelas

Terapi hanya berhasil pada tipe epidermal dan pada tipe campuran hanya memberi hasil pada bagian epidermalnya saja.

DIAGNOSIS

Dapat berdasarkan gejala klinis dan sinar Wood

DIAGNOSIS BANDING

Hiperpigmentasi paska radang.

PENYULIT

Okronosis eksogen (exogenous ochonosis): warna hitam bertambah setelah penggunaan hydroquinone konsentrasi tinggi, disebabkan adanya timbunan pigmen di dalam dermis seperti yang terdapat pada okronosis.

PENATALAKSANAAN

Terapi meliputi: obat-obat bleaching (pemutih), tabir surya dan bila perlu bedah kimia:

1. Bleaching

Hydroquinone 2-5% dalam bentuk krim (dosis makin besar iritasi makin besar)

Formula Kligman:

Krim yang mengandung Hydroquinone 5% + tretinoin 0,1% + deksametason 0,1%.

2. Tabir surya

Sebaiknya berbentuk opaque (bahan fisik : mengandung titanium dioxyde dan zinc oxyde)

Tanpa penggunaan tabir surya yang opaque terapi akan gagal.

3. Bedah kimia

Larutan glicolic acid 20-50% 3-4 minggu sekali

Solusio Jesner:Asam salisilat 14 g, resorsinol 14 g.

Asam laktat (85%) 14 g, etanol ad 100 ml.

Epidermal melasma:

Tabir surya opaque pagi hari, hydroquinone dan tretinoin malam hari.

Hasil pengobatan mulai terlihat setelah 2 bulan dan melasma hilang setelah 6 bulan pengobatan.

Dermal Melasma:

Hasil pengobatan minimal, tetapi pilihan dengan kosmetika opaque.

Terapi tidak menjanjikan.

Pengobatan melasma bersama penggunaan kontraseptif oral mengurangi keberhasilan pengobatan.

Pengobatan melasma pada masa kehamilan & menyusui tak dianjurkan.

Tugas diskusi MODUL

Diskusi kasus untuk dipresentasikan

Buatlah kasus penderita melasma untuk dipresentasikan yang berisikan

1. Identitas

2. Anamnesis / riwayat penyakit

3. Pemeriksaan klinis

4. Diagnosis banding

5. Pemeriksaan penunjang

6. Diagnosis

7. Penatalaksanaan

SUB MODUL 8.3.VITILIGO

Tujuan Umum:Pembelajaran dan pelatihan modul ini dirancang untuk menyiapkan peserta didik agar mampu membangun diagnosis dan melakukan penatalaksanaan kasus vitiligo. Tujuan khusus pembelajaran:

1. Menjelaskan patogenesis, gambaran klinis, dan histopatologik vitiligo

2. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik

3. Membuat diagnosis dan diagnosis banding

4. Menjelaskan dan melakukan pemeriksaan penunjang

5. Melakukan penatalaksanaan sesuai dengan patogenesis

6. Menjelaskan prognosis vitiligo berdasarkan gambaran klinis

7. Melakukan komunikasi, memberikan informasi dan edukasi kepada pasien, keluarga pasien, dan masyarakat.

Referensi Buku Wajib

1. Ortanne P, Bahadoran P, Fitzpatrick TB, Mosher DB, Hori Y. Hypomelanoses and hypermelanoses. Dalam; Freedberg IM, Eisen AZ, Wolf K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz SI, editor. Fitzpatricks dermatology in general medicine, edisi ke-6 New York: McGraw Hill, 2003;836-81.

2. Halder RM, Taliaferro SJ. Vitiligo. Dalam; Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Editor. Fitzpatricks dermatology in general medicine, edisi ke-7 New York: McGraw Hill,2008:616-22

Gambaran Umum / Introduksi

BATASANVitiligo adalah kelainan spesifik yang didapat, berbentuk makula berwarna putih susu tidak mengandung melanosit, berbatas tegas dan sering bersifat heriditer.

PATOFISIOLOGI1. Genetik (herediter : 30% kasus)

2. Faktor faktor predisposisi

Setelah sakit berat, terbakar sinar matahari, kematian anggota keluarga, kehilangan pekerjaan, kecelakaan, setelah trauma fisik (30%)

PATOGENESIS1. Hipotesis neural.

2. Hipotesis destruksi diri sendiri.

3. Hipotesis yang berhubungan dengan penyakit autoimun.

4. Paparan bahan kimia oksigen : thiol, golongan fenol, katekol dan macam-macam qinon.

Penyakit yang sering menyertai vitiligo:

1. Kelainan-kelainan endokrin (tiroid, DM, Addison)

2. Anemia pernisiosa.

3. Kelainan-kelainan pada mata (iritis)

GEJALA KLINISTimbul pada semua umur, terapi 50% pada usia kurang dari 20 tahun. Makula berwarna putih susu tidak mengandung melanosit dan berbatas tegas.

Distribusi1. fokal: satu / beberapa makula.

2. segmantal : unilateral, distribusi menurut dermatom, pengobatan kurang berarti.

3. generalisata: beberapa / banyak makula, sering simetris.

DIAGNOSISDiagnosis vitiligo dengan melihat klinisnya.

Lampu Wood : untuk melihat makula pada tempat-tempat yang tidak terpapar sinar matahari dan pada orang berkulit putih.

DIFERENSIAL DIAGNOSIS1. Vitiligo Generalisa:

Leukoderma karena bahan kimia

Lupus Eritematosus

Pitiriasis Alba

Pitiriasis Versikolor

Lepra

Post inflmmatory hypomelanosis2. Vitiligo Segmental:

Nevus Depigmentous

Tuberosklerosis

Idiopathic guttate hypomelanosisPENATALAKSANAAN1. Reassurance dan penerangan tentang penyakitnya.

2. Kosmetika : termasuk tabir surya dan cover mark.3. usaha usaha untuk mengadakan repigmentasi:

a. Kortikosteroid topikal: triamcinolone astonide 0,1%, desonide 0,05%, betamethasone valerat 0,1% atau clobetasol 0,1%

b. Foto kemoterapi : kombinasi psoralen / methoxypsoralen dengan ultra violet (PUVA)

PUVA topikal: vitiligo lokal / segmental oral : segmental / generalisata

Dosis: 0,6 mg/kg diberikan 2 jam sebelum dilakukan penyinaran.

Tugas diskusi MODUL

Diskusi kasus untuk dipresentasikan

Buatlah kasus penderita vitiligo untuk dipresentasikan yang berisikan

8. Identitas

9. Anamnesis / riwayat penyakit

10. Pemeriksaan klinis

11. Diagnosis banding

12. Pemeriksaan penunjang

13. Diagnosis

14. Penatalaksanaan

1