modul 6 bahasa indonesia

50
84 DESKRIPSI MODUL Modul ini berisi tentang bimbingan bagi Anda yang ingin terampil menulis dan mempresentasikan karya ilmiah. Setelah mempelajari modul ini, diharapkan Anda dapat menerapkan ”Teknik Penulisan dan Presentasi Karya Ilmiah”. Modul ini sangat penting untuk dikuasai, sebab jika Anda memahami teknik penulisan hasil penelitian dengan baik maka Anda akan mampu menulis dan mempresentasikan karya ilmiah hasil penelitian secara baik sesuai dengan kajian ilmiah. Dengan demikian, akan menunjang prestasi Anda sebagai mahasiswa dan calon ilmuwan. Untuk mendapatkan hasil maksimal, pelajari modul ini sebaik-baiknya. Modul ini terdiri atas 5 kegiatan belajar, yang terdiri atas (1) Ragam Karya Tulis Ilmiah, (2) Prinsip Dasar Penulisan Karya Ilmiah, (3) Gaya Penulisan Karya Ilmiah (Makalah, Artikel, Karya Tulis Ilmiah), (4) Penulisan Karya Ilmiah Bidang Agribisnis, dan (5) Prinsip Dasar Presentasi Karya Ilmiah. Setiap akhir kegiatan belajar terdapat tes mandiri yang harus Anda kerjakan, dan Anda dapat mengoreksi sendiri hasil tes tersebut dengan cara mencocokannya dengan kunci jawaban. Anda dapat menghubungi asisten atau dosen tutor untuk mendiskusikan hal-hal penting terkait proses belajar Anda khususnya modul VI. Modul ini dapat Anda pelajari selama 4x2 jam termasuk untuk mengerjakan tes mandiri dan/atau tugas-tugas yang ada, untuk mempermudah belajar sebaiknya Anda menyediakan waktu luang. Selamat belajar, semoga materi modul ini dapat menambah wawasan dan memotivasi Anda untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan latihan mengenai teknik penulisan hasil penelitian.

Upload: anita-wijayanti

Post on 03-Aug-2015

98 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul 6 bahasa indonesia

84

DESKRIPSI MODUL

Modul ini berisi tentang bimbingan bagi Anda yang ingin terampil menulis

dan mempresentasikan karya ilmiah. Setelah mempelajari modul ini, diharapkan

Anda dapat menerapkan ”Teknik Penulisan dan Presentasi Karya Ilmiah”. Modul ini

sangat penting untuk dikuasai, sebab jika Anda memahami teknik penulisan hasil

penelitian dengan baik maka Anda akan mampu menulis dan mempresentasikan

karya ilmiah hasil penelitian secara baik sesuai dengan kajian ilmiah. Dengan

demikian, akan menunjang prestasi Anda sebagai mahasiswa dan calon ilmuwan.

Untuk mendapatkan hasil maksimal, pelajari modul ini sebaik-baiknya.

Modul ini terdiri atas 5 kegiatan belajar, yang terdiri atas (1) Ragam Karya

Tulis Ilmiah, (2) Prinsip Dasar Penulisan Karya Ilmiah, (3) Gaya Penulisan Karya

Ilmiah (Makalah, Artikel, Karya Tulis Ilmiah), (4) Penulisan Karya Ilmiah Bidang

Agribisnis, dan (5) Prinsip Dasar Presentasi Karya Ilmiah. Setiap akhir kegiatan

belajar terdapat tes mandiri yang harus Anda kerjakan, dan Anda dapat mengoreksi

sendiri hasil tes tersebut dengan cara mencocokannya dengan kunci jawaban. Anda

dapat menghubungi asisten atau dosen tutor untuk mendiskusikan hal-hal penting

terkait proses belajar Anda khususnya modul VI.

Modul ini dapat Anda pelajari selama 4x2 jam termasuk untuk mengerjakan

tes mandiri dan/atau tugas-tugas yang ada, untuk mempermudah belajar sebaiknya

Anda menyediakan waktu luang. Selamat belajar, semoga materi modul ini dapat

menambah wawasan dan memotivasi Anda untuk selalu meningkatkan pengetahuan

dan latihan mengenai teknik penulisan hasil penelitian.

Page 2: Modul 6 bahasa indonesia

85

RAGAM KARYA TULIS ILMIAH TUJUAN PEMBELAJARAN

etelah selesai mempelajari kegiatan belajar pertama, mahasiswa

diharapkan dapat mengetahui ragam karangan ilmiah, menjelaskan garis-

garis besar komposisi karya tulis ilmiah dan menjelaskan uraian isi

komposisi karya tulis ilmiah.

MATERI POKOK

• Hakikat Artikel, Makalah, dan Laporan Penelitian

• Perbedaan Skripsi, Tesis, dan Disertasi

1. Hakikat Artikel, Makalah, dan Laporan Penelitian

Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal

atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti

pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan. Artikel ilmiah

yang ditulis oleh mahasiswa, dosen, pustakawan, peneliti, dan penulis lainnya dapat

diangkat dari hasil penelitian lapangan, hasil pemikiran dan kajian pustaka, atau hasil

pengembangan proyek. Dari segi sistematika penulisan dan isinya, artikel dapat

dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu artikel hasil penelitian dan artikel

nonpenelitian. Setiap mahasiswa penulis skripsi, tesis, dan disertasi sangat

dianjurkan menuliskan kembali karyanya dalam bentuk artikel untuk diterbitkan

dalam jurnal.

Makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah

atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut dengan disertai analisis

yang logis dan objektif. Makalah ditulis untuk memenuhi tugas terstruktur yang

Kegiatan Belajar

1

S

Page 3: Modul 6 bahasa indonesia

86

diberikan oleh dosen atau ditulis atas inisiatif sendiri untuk disajikan dalam forum

ilmiah.

Laporan penelitian adalah karya tulis yang berisi paparan tentang proses dan

hasil-hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitian.

1.1 Artikel Hasil Penelitian

Artikel hasil penelitian merupakan hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk

artikel untuk kemudian diterbitkan dalam bentuk jurnal. Dalam artikel hasil

penelitian hanya disampaikan hal-hal yang penting saja. Artikel yang diterbitkan

dalam bentuk jurnal memiliki pembaca yang jauh lebih luas, beragam, dan banyak

daripada laporan penelitian teknis resmi. Dengan kata lain, hasil penelitian yang

ditulis dalam bentuk artikel dalam jurnal akan memberikan dampak akademik yang

lebih cepat dan luas daripada laporan teknis resmi.

Ciri Pokok

Laporan dalam bentuk artikel ilmiah dibedakan dengan laporan teknis dalam

tiga segi, yaitu bahan, sistematika, dan prosedur penulisan. Dari segi bahan, artikel

hasil penelitian untuk jurnal hanya berisi hal-hal yang sangat penting saja. Bagian

yang dianggap paling penting untuk disajikan dalam artikel hasil penelitian adalah

temuan penelitian, pembahasan hasil/temuan, dan kesimpulannya. Hal lain cukup

disajikan dalam bentuk yang serba singkat dan seperlunya. Kajian pustaka lazim

disajikan untuk mengawali artikel dan sekaligus merupakan suatu pembahasan

tentang rasional pentingnya masalah yang diteliti. Bagian awal ini berfungsi sebagai

latar belakang penelitian.

Dari segi sistematika, laporan penelitian terdiri atas bab dan subbab,

sedangkan artikel dan makalah terdiri atas bagian dan subbagian. Bagian dan

subbagian tersebut dapat diberi judul atau tanpa judul. Dalam laporan penelitian

teknis resmi kajian pustaka lazimnya disajikan dibagian kedua (Bab II), yakni setelah

bagian pertama (Bab I) yang mambahas masalah, pentingnya penelitian, hipotesis

(jika ada), dan tujuan penelitian. Dalam bagian artikel hasil penelitian, kajian pustaka

merupakan bagian awal dari artikel (tanpa judul subbagian kajian pustaka) yang

berfungsi sebagai bagian penting dari latar belakang. Kajian pustaka yang sekaligus

Page 4: Modul 6 bahasa indonesia

87

berfungsi sebagai pembahasan latar belakang masalah penelitian di tutup dengan

rumusan tujuan penelitian. Setelah itu, berturut-turut disajikan hal-hal yang berkaitan

dengan prosedur penelitian, hasil dan temu penelitian, pembahasan hasil, simpulan,

dan saran.

Dari segi prosedur penulisannya, artikel hasil penelitian mempunyai tiga

kemungkinan pola penulisan artikel hasil penelitian. Pertama, artikel hasil penelitian

ditulis sebelum laporan penelitian teknis resmi secara lengkap dibuat. Tujuannya

untuk menjaring masukan-masukan dari pihak pembaca (masyarakat akademik)

sebelum peneliti menyelesaikan tulisan lengkap dalam bentuk laporan penelitian

teknis resmi. Masukan yang diperoleh dari pihak pembaca diharapkan dapat

meningkatkan kualitas hasil-hasil/temuan penelitiannya. Kedua, artikel hasil

penelitian untuk jurnal ditulis setelah laporan penelitian teknis resmi selesai disusun.

Prosedur yang kedua ini berlaku karena pada umumnya menulis laporan penelitian

teknis resmi merupakan kewajiban, sedangkan penulisan artikel hanya bersifat

anjuran. Ketiga, artikel hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal merupakan

satu-satunya tulisan yang dibuat oleh peneliti. Alternatif yang ketiga ini lazim

dilakukan oleh peneliti yang mendanai penelitiannya sendiri. Bagi peneliti swadana,

artikel hasil penelitian dalam jurnal merupakan forum komunikasi yang paling

efektif dan efisien.

Isi dan Sistematika

Penulisan artikel menggunakan sistematika tanpa angka ataupun abjad.

Berikut ini disajikan uraian tentang isi artikel hasil penelitian secara umum yang

berlaku untuk hasil penelitian kuantitatif maupun kulitatif.

Judul

Judul artikel hendaknya informatif, lengkap, tidak terlalu panjang ataupun

pendek yaitu antara 5-15 kata. Judul artikel memuat variabel-variabel yang diteliti

atau kata kunci yang menggambarkan masalah yang diteliti.

Page 5: Modul 6 bahasa indonesia

88

Nama Penulis

Nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar akademik atau gelar lain

apapun. Nama lembaga tempat bekerja peneliti ditulis sebagai catatan kaki di

halaman pertama. Jika lebih dari dua peneliti, hanya peneliti utama saja yang

dicantumkan dibawah judul; nama peneliti lain ditulis dalam catatan kaki.

Sponsor

Nama sponsor peneliti ditulis sebagai catatan kaki pada halaman pertama,

diletakkan di atas lembaga asal peneliti.

Abstrak dan Kata Kunci

Abstrak berisi pernyataan ringkasan dan padat tentang ide-ide yang paling

penting. Abstrak memuat latar belakang, masalah dan tujuan penelitian, prosedur

penelitian (untuk penelitian kualitatif termasuk deskripsi tentang subjek yang

diteliti), dan ringkasan hasil penelitian (bila di anggap perlu, juga kesimpulan

implikasi). Tekanan diberikan pada hasil penelitian. Hal-hal lain seperti hipotesis,

pembahasan, dan saran tidak disajikan. Abstrak hendaknya ditulis dalam bahasa

Inggris. Terjemahan judul artikel berbahasa Indonesia dimuat pada baris pertama

abstrak berbahasa Inggris. Panjang abstrak 50-75 kata dan ditulis dalam satu

paragraf. Abstrak diketik dalam sepasi tunggal dengan menggunakan format yang

lebih sempit dari teks utama (margin kanan dan kiri menjorok masuk 1.2 cm).

Kata kunci adalah kata pokok yang menggambarkan daerah masalah yang

diteliti atau istilah-istilah yang merupakan dasar pemikiran gagasan dalam karangan

asli, berupa kata tunggal atau gabungan kata. Jumlah kata kunci sekitar 3-5 buah.

Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata,

kunci dapat ditemukan judul-judul penelitian beserta abstraknya dengan mudah.

Pendahuluan

Pendahuluan tidak diberi judul, ditulis langsung setelah abstrak dan kata

kunci. Bagian ini menyajikan kajian pustaka yang berisi paling sedikit tiga gagasan:

(1) Latar belakang atau rasional penelitian, (2) masalah dan wawasan rencana

Page 6: Modul 6 bahasa indonesia

89

pemecahan masalah, (3) Rumusan tujuan penelitian (dan harapan tentang manfaat

hasil penelitian).

Sebagai kajian pustaka, bagian ini harus disertai rujukan yang bisa dijamin

otoritas penulisnya. Jumlah rujukan harus proporsional (tidak terlalu sedikit dan tidak

terlalu banyak). Pembahasan kepustakaan harus disajikan secara ringkas, padat, dan

langsung mengenai masalah yang diteliti. Aspek yang dibahas dapat mencakup

landasan teorinya, segi historisnya, atau segi lainnya. Penyajian latar belakang atau

rasional hendaknya sedemikian rupa sehingga dapat mengarahkan pembaca

kerumusan masalah, penilai yang dilengkapi dengan rencana pemecahan masalah,

dan akhirnya kerumusan tujuan. Untuk penelitian kualitatif, di bagian ini dijelaskan

juga fokus penelitian dan uraian konsep yang berkaitan dengan fokus penelitian.

Metode

Pada dasarnya bagian ini menyajikan cara penelitian dilakukan. Uraian

disajikan dalam beberapa paragraf tanpa subbagian atau dipilah-pilah menjadi

beberapa subbagian. Hanya hal-hal yang pokok saja yang disajikan. Uraian rinci

tentang rancangan penelitian tidak perlu diberikan.

Materi pokok bagian ini adalah cara pengumpulan data, sumber data, dan cara

analisis data. Apabila uraian ini disajikan dalam subbagian, maka subbagian itu

antara lain berisi keterangan tentang populasi dan sampel (atau subjek), instrumen

pengumpulan data, rancangan penelitian (terutama jika digunakan rancangan yang

cukup kompleks seperti rancangan eksperimental), dan teknik analisis data.

Penelitian yang menggunakan alat dan bahan perlu ditulis spesifikasi alat dan

bahannya. Spesikasi alat menggambarkan tingkat kecanggihan alat yang digunakan,

sedangkan spesifikasi bahan juga perlu diberikan karena penelitian ulang dapat

berbeda dari penelitian perdana apabila spesifikasi bahan yang digunakan berbeda.

Untuk penilitian kualitatif perlu ditambahkan perian mengenai kehadiran

peneliti, subjek penelitian dan informan beserta cara-cara menggali data penelitian,

lokasi penelitian, dan lama penelitian. Selain itu, juga diberikan uraian mengenai

pengecekan keabsahan hasil penelitian.

Page 7: Modul 6 bahasa indonesia

90

Hasil

Bagian hasil merupakan bagian utama artikel ilmiah dan biasanya merupakan

bagian terpanjang. Bagian ini menyajikan hasil-hasil analisis data. Proses analisis

data (seperti perhitungan statistik) tidak perlu disajikan. Proses pengujian hipotesis

pun tidak perlu disajikan, termasuk perbandingan antara koefisien yang ditemukan

dalam analisis dengan koefisien dalam tabel statistik. Yang dilaporkan adalah hasil

analisis dan hasil pengujian hipotesis.

Hasil analisis boleh disajikan dengan tabel atau grafik yang harus diberi

komentar atau dibahas. Pembahasan tidak harus dilakukan per tabel atau grafik.

Tabel atau grafik digunakan untuk memperjelas penyajian hasil secara verbal.

Apabila hasil yang disajikan cukup panjang, penyajian bisa dilakukan dengan

memilah-milah menjadi subbagian-subagian sesuai penjabaran masalah penelitian.

Apabila bagian ini pendek, bisa digabung dengan bagian pembahasan. Untuk

penelitian kualitatif, bagian hasil memuat bagian-bagian rinci dalam bentuk

subtopik-subtopik yang berkaitan langsung dengan fokus penelitian.

Pembahasan

Bagian ini merupakan bagian terpenting dari keseluruan artikel ilmiah.

Tujuan pembahasan adalah (1) menjawab masalah penelitian, (2) menafsirkan

temuan-temuan, (3) mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan

pengetahuan yang mapan, dan (4) menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang

ada.

Pada bagian ini, hasil-hasil penelitian harus disimpulkan secara ekplisit.

Misalnya dinyatakan bahwa peneliti bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan

kognitif anak sampai umur 5 tahun, maka dalam pembagian pembahasan haruslah

diuraikan pertumbuhan kognitif anak itu sesuai dengan hasil penelitian.

Penafsiran terhadap temuan dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-

teori yang ada. Misalnya ditemukan adanya korelasi antara kematangan berfikir

dengan lingkungan anak. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa lingkungan dapat

memberikan masukan untuk mematangkan proses kognitif anak. Lingkungan adalah

segala sesuatu yang terdapat di sekitar anak, termasuk sekolah sebagai tempat

belajar.

Page 8: Modul 6 bahasa indonesia

91

Temuan diintegrasikan ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada

dengan jalan membandingkan temuan itu dangan temuan penelitian sebelumnya, atau

dengan teori yang ada, atau dengan kenyataan di lapangan, dan pembandingan harus

disertai rujukan.

Jika penelitian ini menelaah teori (penelitian dasar), teori yang lama bisa

dikonfirmasikan atau dicabar, sebagian atau seluruhnya. Pencabaran sebagian dari

teori haruslah disertai dengan modifikasi, sedangkan pencabaran terhadap seluruh

teori haruslah disertai dengan rumusan teori baru.

Untuk penelitian kualitatif, bagian ini dapat memuat ide-ide peneliti,

keterkaitan antara kategori-kategori dan dimensi-dimensi serta posisi temuan atau

penelitian terhadap temuan dan teori sebelumnya.

Simpulan dan saran

Simpulan menyajikan ringkasan dari uraian yang disajikan pada bagian hasil

dan pembahasan. Berdasarkan uraian pada kedua bagian itu, dikembangkan pokok-

pokok pikiran yang merupakan esensi dari uraian tersebut. Simpulan disajikan dalam

bentuk esensi, bukan dalam bentuk numerikal.

Saran disusun berdasarkan kesimpulan yang telah ditarik. Saran-saran bisa

kepada tindakan praktis, pengembangan teoretis, atau penelitian lanjutan. Bagian

saran bisa berdiri sendiri dalam satu bab, terutama berkaitan dengan penelitian

kebijakan. Walaupun demikian, terdapat model lain yaitu dengan cara

menggabungkan antara kesimpulan dan saran dalam satu bagian yakni penutup.

Daftar Rujukan

Daftar rujukan harus lengkap dan sesuai dengan rujukan yang disajikan

dalam batang tubuh artikel ilmiah. Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar

rujukan harus disebutkan dalam batang tubuh artikel. Dengan kata lain, semua

rujukan yang disebutkan dalam batang tubuh harus disajikan dalam daftar rujukan.

1.2 Artikel Non Penelitian

Istilah artikel nonpenelitian mengacu kepada semua jenis artikel ilmiah yang

bukan merupakan laporan hasil penelitian. Artikel yang termasuk kategori artikel

nonpenelitian antara lain berupa artikel yang menelaah suatu teori, konsep, atau

Page 9: Modul 6 bahasa indonesia

92

prinsip; mengembangkan suatu model, mendeskripsikan fakta atau fonomena

tertentu, dan menilai suatu produk. Oleh karena beragam jenis artikel ini, maka cara

penyajiannya di dalam jurnal juga bervariasi.

Ketentuan untuk penulisan artikel nonpenelitian pada dasarnya berlaku juga

untuk penulisan makalah pendek (yaitu makalah yang panjangnya tidak lebih dari 20

halaman). Perbedaan antara artikel nonpenelitian dengan makalah pendek, bahwa

dalam makalah pendek abstrak dan kata kunci tidak harus ada.

Isi dan Sistematika

Penulisan artikel menggunakan sistematika tanpa angka ataupun abjad.

Sebuah artike nonpenelitian berisi hal-hal yang sangat esensial. Oleh karena itu,

biasanya jumlah halaman yang disediakan tidak banyak (antara 10-20 halaman).

Unsur pokok yang harus ada dalam sistematika artikel nonpenelitian adalah (1) judul

Artikel, (2) nama penulis, (3) abstrak dan kata kunci, (4) pendahuluan, (5) bagian

inti, (6) Penutup, dan (7) daftar rujukan.

Judul

Judul artikel berfungsi sebagai label yang mencerminkan secara tepat isi yang

terkandung dalam artikel. Untuk itu, pemilihan kata yang dipakai dalam jurnal artikel

hendaknya dilakukan secara cermat. Di samping aspek ketepatannya, pemilihan kata-

kata untuk judul perlu juga mempertimbangkan pengaruhnya terhadap daya tarik

judul bagi pembaca. Judul artikel sebaiknya terdiri atas 5-15 kata.

Nama Penulis

Nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar akademik atau gelar lain

apapun. Nama lembaga tempat bekerja penulis ditulis sebagai catatan kaki di

halaman pertama. Jika lebih dari dua penulis, hanya nama penulis utama saja yang

dicantumkan di bawah judul, sedangkan nama penulis lain ditulis dalam catatan kaki.

Abstrak dan Kata Kunci

Untuk artikel nonpenelitian, abstrak berisi artikel yang dituangkan secara

padat, bukan komentar atau pengantar dari penyunting atau redaksi. Abstrak

Page 10: Modul 6 bahasa indonesia

93

hendaknya ditulis dalam bahasa Inggris. Terjemahan judul artikel berbahasa

Indonesia dimuat pada baris pertama abstrak berbahasa Inggris. Panjang abstrak 50-

75 kata dan ditulis dalam suatu paragraf. Abstrak diketik dengan sepasi tunggal

dengan mengunakan format yang lebih sempit dari teks utama (margin kanan dan

kiri menjorok masuk 1,2 cm).

Kata kunci adalah kata pokok yang menggambarkan masalah yang dibahas

dalam artikel atau istilah-istilah yang merupakan dasar pemikiran gagasan dalam

karangan asli, berupa kata tunggal atau gabungan kata. Jumlah kata kunci sekitar 3-5

buah. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan

kata kunci, dapat ditemukan judul-judul tulisan beserta abstraknya dengan mudah.

Pendahuluan

Berbeda dengan isi pendahuluan di dalam artikel hasil penelitian, bagian

pendahuluan dalam artikel nonpenelitian berisi uraian yang mengantarkan pembaca

kepada topik utama yang akan dibahas. Oleh karena itu, isi bagian pendahuluan

menguraikan hal-hal yang mampu menarik pembaca sehingga mereka ”tergiring”

untuk mendalami bagian selanjutnya. Selain itu, bagian pendahuluan hendaknya

diakhiri dengan rumusan singkat (1-2 kalimat) tentang hal-hal pokok yang akan

dibahas. Bagian pendahuluan tidak diberi judul.

Bagian Inti

Judul bagian dan isi bagian inti sebuah artikel nonpenelitian tergantung

pada topik yang dibahas. Hal yang perlu mendapat perhatian pada bagian inti adalah

pengorganisasian isi. Uraian lebih rinci mengenai cara pengorganisasian isi dibahas

pada paparan berikut.

Penutup

Istilah penutup digunakan sebagai judul akhir dari sebuah artikel

nonpenelitian hanya berisi catatan akhir atau yang sejenisnya. Jika uraian pada

bagian akhir berisi simpulan yang dilengkapi dengan saran, maka sebaiknya saran

ditempatkan dalam bagian tersendiri.

Page 11: Modul 6 bahasa indonesia

94

Daftar Rujukan

Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan sudah ada dalam

batang tubuh artikel. Daftar rujukan harus lengkap, mencakup semua bahan pustaka

yang telah disebutkan dalam batang tubuh artikel.

Pengorganisasian Isi

Pengoraganisasian isi mengacu kepada cara penataan urutan isi yang akan

dipaparkan dalam artikel ini. Isi yang dimaksud dapat berupa fakta, konsep, prosedur

atau prinsip. Tipe isi yang berbeda memerlukan penataan urutan yang berbeda,

tergantung pada struktur isinya. Dalam hal ini, terdapat beberapa tipe isi yang

meliputi (1) tipe isi konsep apabila menekankan uraian tentang “apanya”, (2) tipe isi

prosedur menekankan ”bagaimana”, dan (3) tipe isi prinsip apabila menekankan

”mengapa”.

1.3 Makalah Ciri Pokok

Makalah yang merupakan salah satu jenis karangan ilmiah yang memiliki

ciri atau karakter berdasarkan sifat keilmiahannya, sifat dan jenis penalarannya, dan

jumlah halamannya. Berdasarkan sifat keilmiahannya, makalah memiliki sifat

objektif, tidak memihak, berdasarkan fakta, sistematis, dan logis. Berdasarkan

kriteria ini, baik tidaknya suatu makalah dapat diamati dari signifikansi masalah atau

topik yang dibahas, kejelasan tujuan pembahasan, kelogisan pembahasan, dan

kejelasan pengorganisasian pembahasan.

Berdasarkan sifat dan jenis penalaran yang digunakan, makalah dapat

dibedakan menjadi tiga macam: makalah deduktif, makalah induktif, dan makalah

campuran. Makalah deduktif merupakan makalah yang penulisannya didasarkan

pada kajian teoretis (pustaka) yang relevan dengan masalah yang dibahas. Makalah

induktif merupakan makalah yang disusun berdasarkan data empiris yang diperoleh

dari lapangan yang relevan dengan masalah yang dibahas. Sedangkan makalah

campuran merupakan makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoriritis

digabungkan dengan data empiris yang relevan dengan masalah yang dibahas. Dalam

Page 12: Modul 6 bahasa indonesia

95

pelaksanaannya, jenis makalah pertama (makalah deduktif) merupakan jenis makalah

yang paling banyak digunakan.

Dari segi jumlah halaman, dapat dibedakan atas makalah panjang dan

makalah pendek. Dikatakan makalah panjang jika jumlah halamannya lebih dari 20

halaman. Penulisan makalah pendek pada dasarnya sama dengan ketentuan penulisan

artikel nonpenelitian, kecuali abstrak dan kata kunci yang tidak harus ada.

Isi dan Sistematika

Secara garis besar, makalah panjang terdiri atas tiga bagian: bagian awal,

bagian inti, dan bagian akhir. Bagian awal berisi halaman sampul, daftar isi, serta

daftar tabel dan gambar (jika ada). Bagian inti terdiri atas pendahuluan, yang

mencakup latar belakang penulisan makalah, masalah atau topik bahasan, dan tujuan

penulisan makalah, teks utama, dan penutup. Bagian akhir terdiri atas daftar rujukan

dan lampiran (jika ada).

Isi Bagian Awal

Halaman Sampul

Hal-hal yang harus ada pada bagian sampul adalah judul makalah,

keperluan atau maksud ditulisnya makalah, nama penulis, dan tempat serta waktu

penulisan. Keperluan atau maksud penulisan makalah dapat berupa, misalnya untuk

memenuhi tugas suatu matakuliah yang dibina oleh dosen X. Tempat dan waktu yang

dimaksud berisi nama lembaga (universitas, fakultas, dan jurusan), nama kota, serta

bulan dan tahun.

Daftar Isi

Daftar Isi berfungsi memberikan panduan dan gambaran tentang garis besar

isi makalah. Melalui daftar isi, pembaca akan dapat dengan mudah menemukan

bagian-bagian yang membangun makalah. Selain itu, dari daftar isi akan dapat

diketahui sistematika penulisan makalah yang digunakan. Daftar isi dipandang perlu

jika panjang makalah ditulis lebih dari 20 halaman. Penulisan daftar isi dilakukan

dengan ketentuan: judul bagian makalah ditulis dengan menggunakan huruf kecil

(kecuali awal kata selain kata tugas ditulis dengan huruf besar). Penulisan judul

Page 13: Modul 6 bahasa indonesia

96

bagian dan judul subbagian dilengkapi dengan nomor halaman tempat pemuatannya

dalam makalah. Penulisan daftar isi dilakukan dengan menggunakan spasi tunggal

dengan jarak antarbagian 2 spasi.

Daftar Tabel dan Gambar

Penulisan daftar tabel dan gambar dimaksudkan untuk memudahkan

pembaca menemukan tabel atau gambar yang terdapat dalam makalah. Identitas tabel

dan gambar (yang berupa nomor dan nama) ditulis secara lengkap. Jika tabel dan

gambar lebih dari satu buah, sebaiknya daftar tabel dan gambar ditulis secara

terpisah. Jika dalam makalah hanya terdapat sebuah tabel atau gambar, sebaiknya

daftar tabel atau gambar disatukan dengan daftar isi makalah.

Isi Bagian inti

Bagian inti terdiri atas tiga unsur pokok, yaitu pendahuluan, teks utama

(pembahasan topik-topik), dan penutup. Cara penulisan makalah dapat dibedakan

menjadi (1) penulisan dengan menggunakan angka (Romawi dan atau Arab), (2)

penulisan dengan menggunakan angka yang dikombinasikan dengan abjad, dan (3)

penulisan tanpa menggunakan angka ataupun abjad.

Pendahuluan Bagian pendahuluan berisi penjelasan tentang latar belakang penulisan

makalah, masalah atau topik bahasan beserta batasannya, dan tujuan penulisan

makalah. Penulisan bagian pendahuluan dapat dilakukan dengan dua cara berikut.

(1) Setiap unsur dari bagian pendahuluan ditonjolkan dan disajikan sebagai

subbagian. Jika penulisan makalah dilakukan dengan menggunakan angka, maka

dapat dijumpai dengan judul subbagian seperti berikut.

1. Pendahuluan

1.1 Latar Balakang

1.2 Masalah dan Topik Bahasan

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

(2) Semua unsur yang terdapat dalam bagian pendahuluan tidak dituliskan sebagai

subbagian, sehingga tidak dijumpai adanya subbagian dalam bagian

pendahuluan. Untuk menandai pergantian unsur (misalnya, untuk membedakan

Page 14: Modul 6 bahasa indonesia

97

antara paparan yang berisi latar belakang dengan masalah) cukup dilakukan

dengan pergantian paragraf.

Latar Belakang

Latar belakang berisi hal-hal yang melandasi perlunya ditulis makalah.

Dalam latar belakang berisi paparan teoritis ataupun paparan yang bersifat praktis,

tetapi bukan alasan yang bersifat pribadi. Bagian ini harus dapat menjelaskan kepada

pembaca bahwa masalah atau topik tersebut memang perlu dibahas.

Penulisan bagian latar belakang dapat dilakukan dengan (1) dimulai dengan

sesuatu yang diketahui bersama (pengetahuan umum) ataupun teori yang relevan

dengan masalah atau topik yang akan ditulis, selanjutnya diikuti dengan paparan

yang menunjukkan bahwa tidak selamanya hal tersebut dapat terjadi, (2) dimulai

dengan suatu pertanyaan retoris yang diperkirakan dapat mengantarkan pembaca

pada masalah atau topik yang akan dibahas dalam makalah, dan (3) dimulai dengan

sebuah kutipan dari orang terkenal, ungkapam atau slogan, selanjutnya dihubungkan

atau ditunjukkan relevansinya dengan masalah atau topik yang akan dibahas dalam

makalah.

Masalah atau Topik Bahasan

Setelah bagian latar belakang dipaparkan, selanjutnya diutarakan masalah

atau topik bahasan beserta batasannya. Masalah atau topik bahasan tidak terbatas

pada persolan yang memerlukan pemecahan, tetapi juga mencakup persoalan yang

memerlukan penjelasan lebih lanjut, dan persoalan yang memerlukan penegasan

lebih lanjut. Masalah dalam penulisan makalah seringkali disinonimkan dengan topik

(meskipun kedua istilah ini tidak selalu memiliki pengertian yang sama).

Masalah atau topik bahasan sebenarnya merupakan hal yang pertama kali

harus ditetapkan dalam penulisan makalah. Artinya, kegiatan penulisan makalah

diawali dengan penentuan masalah atau topik makalah, yang selanjutnya diikuti

dengan penyusunan garis besar isi makalah (kerangka makalah), pengumpulan bahan

penulisan makalah, dan penulisan draft makalah serta revisi draft makalah.

Terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih topik yaitu

(1) topik yang dipilh haruslah ada manfaatnya, baik dari segi praktis ataupun teoretis

dan layak untuk dibahas. (2) Topik yang dipilih hendaknya menarik dan sesuai dengan

Page 15: Modul 6 bahasa indonesia

98

minat penulis. Dipilihnya topik yang menarik akan sangat membantu dalam proses

penulisan makalah. Jika seseorang menulis makalah dengan topik yang tidak menarik,

maka usaha yang dilakukan biasanya ala kadarnya dan kurang serius. (3) Topik yang

dipilih haruslah dikuasai, dalam arti tidak terlalu asing atau terlalu baru bagi penulis.

(4) Bahan yang diperlukan sehubungan dengan topik tersebut memungkinkan untuk

diperoleh.

Setelah topik dipilih, selanjutnya perlu dilakukan spesifikasi topik (pembatasan

topik) agar tidak terlalu luas. Jika topik yang diangkat terlalu luas, maka pembahasan

topik tidak dapat dilakukan secara mendalam dan tuntas.

Dalam upaya menentukan atau memilih topik, beberapa pertanyaan berikut

dapat digunakan untuk menjajaki pemahaman kita tentang topik yang akan dibahas,

yakni:

1. Apa yang saya ketahui tentang topik?

a. Apa yang saya ketahui tentang topik termasuk bagian-bagiannya, atau saya

harus belajar lebih banyak tentangnya?

b. Apa yang menjadi sumber pengetahuan saya tentangnya pengalaman

langsung, observasi, atau membaca?

c. Bagaimana pengetahuan itu memberikan kepada saya pengetahuan yang

khusus/khas atau sudut pandang yang khusus menurut saya?

2. Apa yang menjadi fokus topik atau subjek?

a. Apakah topik saya itu termasuk umum atau khusus?

b. Bagaimana saya dapat membatasi topik menjadi lebih singkat, lebih

spesifik, dan dapat dikembangkan kepada detail-detail yang lebih besar atau

rinci.

3. Apa makna atau manfaat topik yang saya pilih?

a. Adakah issues umum penting yang dapat dimunculkan dengan topik yang

saya pilih?

b. Dapatkah memberikan pandangan yang baru bagi pembaca menyangkut

issue tersebut?

4. Apakah yang menarik tentang topik saya?

a. Apakah saya tertarik terhadap topik itu?

b. Hal-hal apa sajakah yang menarik dari topik tersebut?

Page 16: Modul 6 bahasa indonesia

99

c. Dapatkah saya menarik pembaca untuk tertarik pada topik yang saya pilih?

d. Dapatkah topik itu dikelola (manageable)?

e. Dapatkah saya menulis tentang topik ke dalam bentuk atau fakta-fakta

khusus, dalam beberapa halaman?

f. Dapatkah saya mengontrol topik itu atau apakah saya tidak dibingungkan

olehnya?

g. Jika topik tersebut terlalu lengkap atau sederhana bagaimana cara

mengelolanya lebih lanjut?

Topik sering disamakan dengan judul. Pada dasamya topik tidak sama dengan

judul. Topik merupakan masa!ah pokok yang dibicarakan atau dibahas dalam makalah;

sedangkan judul merupakan label atau nama dari makalah yang ditulis.

Dalam membuat judul makalah beberapa hal berikut perlu dipertimbangkan.

1. Judul harus mencerminkan isi makalah atau mencerminkan topik yang diangkat

dalam makalah.

2. Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa atau klausa, bukan dalam bentuk

kalimat. Itulah sebabnya judul makalah tidak diakhiri dengan tanda titik.

3. Judul makalah hendaknya singkat dan jelas. Sebaiknya, judul makalah berkisar

antara 5 sampai 15 kata.

4. Judul hendaknya menarik perhatian pembaca untuk mengetahui isinya. Namun

judul makalah harus tetap mencerminkan isi makalah.

Tujuan Penulisan Makalah

Perumusan tujuan penulisan makalah dimaksudkan bukan untuk memenuhi

tugas yang diberikan oleh seseorang dan yang sejenis dengan itu, tetapi lebih mengarah

pada apa yang ingin dicapai dengan penulisan makalah tersebut. Perumusan tujuan

penulisan makalah memiliki fungsi ganda: bagi penulis makalah dan bagi pembaca

makalah. Bagi penulis makalah, rumusan tujuan penulisan makalah dapat mengarahkan

kegiatan yang harus dilakukan selanjutnya dalam menulis makalah, khususnya dalam

pengumpu!an bahan penulisan. Bagi pembaca makalah, perumusan tujuan penulisan

makalah memberikan informasi tentang apa yang disampaikan dalam makalah

tersebut. Oleh karena itu, rumusan tujuan yang disusun haruslah dapat memberikan

gambaran tentang cara menguraikan atau membahas topik yang telah ditentukan.

Dengan demikian, rumusan tujuan bisa berfungsi sebagai pembatasan ruang lingkup

Page 17: Modul 6 bahasa indonesia

100

makalah tersebut. Rumusan tujuan ini dapat berupa kalimat kompleks atau dijabarkan

dalam bentuk rinci. Contoh: Makalah ini dimaksudkan untuk membahas sejumlah

kekeliruan yang acap kali dibuat oleh mahasiswa dalam melakukan observasi pada

kegiatan PPL.

2. Perbedaan Skripsi, Tesis, dan Disertasi

Secara umum, perbedaan antara skripsi, tesis, dan disertasi dapat dilihat dari

dua aspek, yaitu aspek kuantitatif dan aspek kualitatif. Dari aspek kuantitatif, secara

literal dapat dikatakan bahwa disertasi lebih berat bobot akademisnya daripada tesis

dan tesis lebih berat bobot akademisnya daripada skripsi. Ketentuan ini hanya dapat

diberlakukan untuk jenis karya ilmiah yang sama (sama-sama hasil penelitian

kuantitatif atau sama-sama hasil penelitian kualitatif; dan dalam bidang studi yang

sama pula (misalnya sama-sama tentang bahasa atau sama-sama tentang ekonomi).

Artinya, disertasi mencakup bahasan yang lebih luas daripada tesis, dan tesis

mencakup bahasan yang lebih luas atau lebih dalam daripada skripsi. Namun ukuran

kuantitas ini tidak dapat diberlakukan jika skripsi, tesis, dan disertasi dibanding-

bandingkan antarbidang studi atau antarjenis penelitian. Oleh karena itu, perbedaan

skripsi, tesis, dan disertasi biasanya tidak hanya dilihat dari aspek kuantitatif, tetapi

lebih banyak dilihat dari aspek kualitatif.

Pada dasarnya, aspek-aspek kualitatif yang membedakan skripsi, tesis, dan

disertasi dapat dikemukakan secara konseptual, namun sulit untuk dikemukakan

secara operasional. Berikut dikemukakan aspek-aspek yang dapat membedakan

skripsi, tesis, dan disertasi, terutama yang merupakan hasil penelitian kuantitatif.

2.1 Aspek Permasalahan

Penulis disertasi dituntut untuk mengarahkan permasalahan yang dibahas

dalam disertasinya agar temuannya dapat memberikan sumbangan "asli" bagi ilmu

pengetahuan, sedangkan penulis tesis diharapkan dapat menghasilkan sesuatu yang

memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan. Sumbangan yang demikian itu tidak

dituntut dari penulis skripsi.

Identifikasi masalah untuk skripsi dapat didasarkan atas informasi dari koran,

majalah, buku, jurnal, laporan penelitian, seminar, atau keadaan lapangan, akan

Page 18: Modul 6 bahasa indonesia

101

tetapi identifikasi masalah untuk tesis—terlebih lagi untuk disertasi—perlu

didasarkan atas teori-teori yang berasal dari sejumlah hipotesis yang telah teruji.

Masalah yang dikaji dalam skripsi cenderung pada masalah-masalah yang bersifat

penerapan ilmu, sedangkan dalam tesis dan disertasi harus cenderung ke arah

pengembangan ilmu.

2.2 Aspek Kajian Pustaka

Dalam mengemukakan hasil kajian pustaka, penulis skripsi hanya diharapkan

untuk menjelaskan keterkaitan antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian-

penelitian lain dengan topik yang sama. Penulis tesis tidak hanya diharapkan

mengemukakan keterkaitannya saja, tetapi juga harus menyebutkan secara jelas

persamaan dan perbedaan antara penelitiannya dengan penelitian lain yang sejenis.

Penulis disertasi diharapkan dapat (a) mengidentifikasi posisi dan peranan penelitian

yang sedang dilakukan dalam konteks permasalahan yang lebih luas, (b)

mengemukakan pendapat pribadinya setiap kali membahas hasil-hasil penelitian lain

yang dikajinya, (c) menggunakan kepustakaan dari disiplin ilmu lain yang dapat

memberikan implikasi terhadap penelitian yang dilakukan, dan (d) memaparkan hasil

pustakanya dalam kerangka berpikir yang konseptual dengan cara yang sistematis.

Pustaka yang dijadikan sumber acuan dalam kajian pustaka pada skripsi

seyogyanya menggunakan sumber primer dan dapat juga menggunakan sumber

sekunder, namun pustaka yang menjadi bahan acuan dalam tesis diharapkan berasal

dari sumber-sumber primer (hasil-hasil penelitian dalam laporan penelitian, seminar

hasil penelitian, dan jurnal-jurnal penelitian). Untuk disertasi, penggunaan sumber

primer merupakan keharusan.

2.3 Aspek Metodologi Penelitian

Penulis skripsi dituntut untuk menyebutkan apakah sudah ada upaya untuk

memperoleh data penelitian secara akurat dengan menggunakan instrumen

pengumpul data yang valid. Bagi penulis tesis, penyebutan adanya upaya saja tidak

cukup. Dia harus menyertakan bukti-bukti yang dapat dijadikan pegangan untuk

menyatakan bahwa instrumen pengumpul data yang digunakan cukup valid. Bagi

Page 19: Modul 6 bahasa indonesia

102

penulis disertasi, bukti-bukti validitas instrumen pengumpul data harus dapat

diterima sebagai bukti-bukti yang tepat.

Dalam skripsi, penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi dalam

pengumpulan data tidak harus dikemukakan, sedangkan dalam tesis dan terlebih lagi

dalam disertasi penyimpangan yang mungkin terjadi dalam pengumpulan data harus

dikemukakan, beserta alasan-alasannya, sejauh mana penyimpangan tersebut, dan

sejauh mana penyimpangan tersebut masih dapat ditoleransi.

Asumsi-asumsi yang dikemukakan dalam skripsi tidak harus diverifikasi dan

tidak harus disebutkan keterbatasan keberlakuannya, sedangkan asumsi-asumsi yang

dikemukakan dalam tesis, terlebih lagi dalam disertasi, harus diusahakan

verifikasinya dan juga harus dikemukakan keterbatasan keberlakuannya.

Dalam penelitian kuantitatif, skripsi dapat mencakup satu variabel saja, tesis

dua variabel atau lebih, sedangkan disertasi harus mencakup lebih dari dua variabel.

Namun kriteria ini harus disesuaikan dengan permasalahan yang dikaji. Dalam

penelitian kualitatif, skripsi dapat ditulis berdasarkan studi kasus tunggal dan dalam

satu lokasi saja, sedangkan tesis dan terutama disertasi seyogyanya didasarkan pada

studi multikasus dan multisitus.

2.4. Aspek Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang dipaparkan dalam kesimpulan skripsi harus didukung

oleh data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan. Dalam tesis dan disertasi,

hasil penelitian yang dikemukakan, selain didukung oleh data yang diperoleh dari

penelitian yang dilakukan, juga harus dibandingkan dengan hasil penelitian lain yang

sejenis. Oleh karena itu, dalam tesis dan disertasi perlu ada bab tersendiri yang

menyajikan pembahasan hasil penelitian. Bab yang berisi pembahasan hasil

penelitian diletakkan sesudah bab yang berisi sajian hasil analisis data, sebelum bab

yang berisi kesimpulan dan saran.

Pengajuan saran pada bagian akhir skripsi tidak harus dilengkapi dengan

argumentasi yang didukung oleh hasil penelitian, sedangkan saran-saran yang

dikemukakan dalam tesis dan disertasi harus dilengkapi dengan argumentasi yang

didukung oleh hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan.

Hasil penelitian skripsi yang ditulis dalam bentuk artikel hendaknya

diarahkan untuk dapat diterbitkan dalam jurnal ilmiah yang bermutu, sedangkan hasil

Page 20: Modul 6 bahasa indonesia

103

penelitian tesis dan disertasi harus memenuhi kualifikasi layak terbit dalam jurnal

ilmiah yang bermutu.

2.5. Aspek Kemandirian

Selain didasarkan pada keempat aspek tersebut, skripsi, tesis, dan disertasi

juga dapat dibedakan berdasarkan tingkat kemandirian mahasiswa dalam proses

pelaksanaan penelitian dan penulisan naskah karya ilmiah. Secara umum dapat

dinyatakan bahwa proses penelitian dan penulisan disertasi lebih mandiri daripada

tesis, dan proses penelitian dan penulisan tesis lebih mandiri daripada skripsi. Secara

kuantitatif dapat diilustrasikan sebagai berikut. Untuk disertasi kira-kira 90% dari

naskah tersebut adalah karya asli mahasiswa penulisnya, sedangkan sisanya (10%)

merupakan cerminan dari bantuan, bimbingan, serta arahan para dosen pembimbing.

Untuk tesis, persentase karya asli mahasiswa bisa lebih kecil daripada disertasi; dan

untuk skripsi, persentase karya asli mahasiswa bisa lebih kecil daripada tesis.

Page 21: Modul 6 bahasa indonesia

104

PRINSIP DASAR PENULISAN KARYA ILMIAH

TUJUAN PEMBELAJARAN

etelah selesai mempelajari kegiatan belajar kedua, peserta diharapkan

dapat menjelaskan langkah-langkah penulisan karya ilmiah, menjelaskan

sistematika penulisan karya tulis ilmiah, dan menerapkan teknik penulisan

karya ilmiah.

MATERI POKOK

• Langkah-langkah penulisan

• Sistematika penulisan karya tulis ilmiah

1. Langkah-Langkah Penulisan

Penulisan karya ilmiah selalu diawali dari motivasi dan tujuan dari individu

yang akan menulis. Motivasi diperlukan karena menulis bukan sekadar

menyampaikan informasi dan atau gagasannya. Menulis harus didasari dari ide atau

gagasan yang ingin disampaikan dalam sebuah wacana tertulis. Timbulnya suatu ide

karena adanya rangsangan informasi yang diterima dari panca indra, bahkan bagi

seorang penulis yang kreatif dan produktif, ide harus tetap digali dan dikembangkan

dalam berbagai bentuk tulisannya.

Kegiatan Belajar

2

S

Page 22: Modul 6 bahasa indonesia

105

Pada dasarnya, suatu tulisan harus menarik, aktual, dan menimbulkan refleksi

dari para pembacanya. Dengan begitu, tulisan tersebut akan bermanfaat bagi penulis

maupun pembacanya. Beberapa manfaat tulisan tersebut adalah sebagai berikut. (1)

Menambah dan mengembangkan pengetahuan seseorang. (2) Menambah

keterampilan. (3) Memecahkan masalah. (4) Menghibur. (5) Menggugah perasan dan

pikiran seseorang. (6) Menumbuhkembangkan kepekaan terhadap sesuatu hal. (7)

Menumbuhkembangkan keilmiahan seseorang. (8) Mengetahui hasil dan atau dari

laporan ilmiah dan penelitian.

Paparan di atas, memberikan informasi awal kepada kita bahwa menulis

bukan sesuatu yang dapat dituliskan begitu saja tetapi mempunyai makna dan tujuan.

Robert K. Bander ( 1971) mengatakan bagaimana cara orang berfikir dapat diketahui

dari caranya menulis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebuah tulisan

mencerminkan buah pikiran seseorang, sehingga seseorang yang dalam kondisi

emosinya tidak stabil sangat sulit untuk menuangkan pikiranya dalam bentuk tulisan.

Dalam menulis terdapat beberapa langkah yang harus dilewati oleh

seseorang. Beberapa langkah tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut.

• Langkah pertama, berfikir logis. Befikir logis atau nalar yang merupakan

kegiatan berfikir menurut pola tertentu yang secara luas disebut dengan logika.

Dengan demikian, ketika kita akan menulis maka pertimbangkan dahulu cara

berfikir kita logis atau tidak logis.

• Langkah kedua, menentukan tema. Setelah kita dapat menetapkan cara befikir

kita secara logis, maka selanjutnya kita menetapkan tema apa yang akan ditulis.

Secara umum hal ini sering disebut dengan pokok bahasan yang akan disusun

menjadi tulisan. Dalam kegiatan langkah ini penulis harus dapat memilih tema

yang terbaik berdasarkan pertimbangan dan tujuan penulisan.

• Langkah ketiga, menyusun kerangka tulisan. Setelah sebuah tema berhasil

ditemukan dan disusun maka penulis bisa melangkah ketahap berikutnya,

langkah tersebut dengan melakukan penjabaran tema ke dalam sub-subtema

menjadi pola urutan yang teratur, logis, dan sistematis sehingga dapat disusun

sebuah tulisan yang baik. Penjabaran tema itulah biasanya yang disebut dengan

kerangka tulisan dan istilah lain disebut dengan “Outline“. Biasanya penulis

Page 23: Modul 6 bahasa indonesia

106

menyusun kerangka tulisan berdasarkan struktur dasarnya yang terdiri atas judul,

pendahuluan, tubuh tulisan, dan penutup.

• Langkah keempat menentukan bagian pendahuluan. Bagian Pendahuluan

dari sebuah tulisan merupakan titik awal yang kritis ketika kita menyusun sebuah

tulisan. Pendahuluan sebagai pemancing minat, sehingga harus dikembangkan

semenarik-menariknya. Pendahuluan berfungsi juga sebagai pengantar bagi

pembaca untuk menangkap maksud dan gagasan penulis.

• Langkah kelima yaitu membangun tubuh tulisan. Membangun tubuh tulisan

pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan pengembangan paragraph. Sehingga

pola pengembangan tubuh tulisan bisa mengikuti pola, antara lain kronologis,

spasial, analisis, contoh, dan sebab akibat. Setiap penulis dapat memilih salah

satu atau beberapa pola yang merupakan kombinasi, tergantung subjek tulisan

yang hendak disampaikan. Dalam membangun dan mengembangkan tubuh

tulisan, harus berpedoman bahwa antara paragrap yang satu dengan paragrap

lainnya tetap terjaga keutuhan atau koherensinya.

• Langkah keenam, adalah mengakhiri tulisan. Bagian penutup ini menandai

akhir dari sebuah tulisan. Beberapa cara yang umum dilakukan untuk menulis

bagian penutup antara lain: ringkasan atau simpulan, pertanyaan, kalimat yang

bergaya pamit, pernyataan deklaratif atau pernyataan yang mengejutkan, dan juga

yang mengajak.

2. Sistematika Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Sebuah penulisan karya ilmiah bersifat penulisan formal. Oleh karena itu,

penulisannya harus mengikuti ketentuan ketentuan penulisan karya tulis ilmiah.

Teknik penulisannya menyangkut sistimatika penulisan, cara merujuk dan menulis

daftar rujukan, tabel dan bahasa, termasuk penerapan ejaan.

Karya tulis ilmiah pada dasarnya terdiri atas tiga bentuk yaitu Skripsi, Tesis

dan Disertasi. Karena sebuah laporan penelitian merupakan laporan ilmiah, maka

laporan penelitian harus dibuat secara sistematis dan logis pada setiap bagian

sehingga pembaca mudah memahami langkah-langkah yang telah ditempuh dalam

penelitian dan hasilnya.

Secara keseluruhan isi karya tulis ilmiah hasil penelitian terdiri atas tiga

bagian yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup. Bagian

Page 24: Modul 6 bahasa indonesia

107

pendahuluan terdiri atas halaman jilid depan dan belakang, abstrak, daftar isi, daftar

tabel (kalau ada), dan kata pengantar. Halaman jilid depan dan belakang berisi judul

penelitian, nama peneliti, nama lembaga, dan tahun penelitian. Abstrak ditulis

maksimal dua halaman diketik satu spasi dalam bahasa Indonesia atau bahasa

Inggris. Abstrak secara garis besar memuat latar belakang, masalah dan tujuan

penelitian, metode penelitian, temuan penelitian, dan simpulan penelitian. Daftar isi

memuat keseluruhan isi laporan hasil penelitian dengan nomor halamannya mulai

kata pengantar sampai daftar pustaka. Daftar tabel/gambar memuat judul

tabel/gambar serta nomor halamannya (kalau ada), dan kata pengantar berisi

penjelasan isi dan sistematika laporan hasil penelitian serta ucapan terima

kasih/penghargaan peneliti kepada pihak-pihak tertentu yang telah membantu dan

terlibat dalam penelitian.

Bagian isi laporan hasil penelitian berupa bab-bab serta isi dari setiap bab.

Bagian ini minimal terdiri atas lima bab yaitu pendahuluan, landasan teori dan

karangka berpikir, metode penelitian, pembahasan, dan penutup. Bagian

pendahuluan terdiri atas (1) latar belakang masalah, (2) identifikasi masalah, (3)

pembatasan masalah, (4) perumusan masalah, dan (5) manfaat/kegunaan penelitian.

Bagian landasan teori dan kerangka berpikir berisi pembahasan tentang

variabel penelitian dan hubungan antar variabel secara teoretik sehigga secara

rasional bisa menurunkan hipotesis penelitian. Bagian landasan teori terdiri atas (1)

landasan teori atau tinjauan pustaka, (2) kerangka berpikir, dan (3) hipotesis

penelitian.

Bagian metode penelitian berisi paparan mengenai kegiatan dalam verifikasi

data dilapangan untuk menjawab masalah penelitian dan menguji hipotesis. Isi bab

ini dimulai dari merumuskan tujuan hingga teknik analisis data dengan urutan (1)

tujuan penelitian, (2) tempat dan waktu penelitian, (3) metode penelitian, (4)

populasi dan sampel penelitian, (5) teknik pengumpulan data, (6) instrumen

penelitian, (7) uji coba isntrumen, dan (8) teknik analisis data.

Bagian pembahasan hasil penelitian berisi tentang variabel penelitian disertai

cara-cara pengukurannya, hasil pengukuran variabel melalui teknik statistika

deskriptif dan inferensial, pengujian hipotesi dalam hal ini menjelaskan tentang hasil-

hasil perhitungan dengan statitika inferensial dalam menguji hipotesis, penerimaan

Page 25: Modul 6 bahasa indonesia

108

atau penolakan hipotesis, dan terakhir pembahasan hasil pengujian hipotesis disertai

alasan mengapa hipotesis ditolak atau diterima serta mengapa suatu fenomena

terjadi. Urutan pada bab ini adalah (1) deskripsi data, (2) pengujian persyaratan

analisis, (3) pengujian hipotsis, (4) pembahasan hasil penelitian, dan (5) keterbatasan

penelitian.

Bagian simpulan dan saran berisi rangkuman penelitian, simpulan serta

impilkasi, dan saran-saran. Urutan pada bab ini adalah (1) simpulan, (2) implikasi,

dan (3) saran-saran.

Berikut adalah contoh kerangka laporan penelitian bidang Agribisnis.

STUDI POLA KONSUMSI RUMAH TANGGA DALAM HUBUNGANNYA

DENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Perumusan Masalah

1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Kegunaan Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Penelitian terdahulu

2.2 Konsep Ketahanan Pangan

2.3 Pola konsumsi Rumah Tangga

2.4 Perubahan Pola Konsumsi

2.5 Kondisi Ketahanan Pangan Dewasa ini

2.6 Profil PRIMA TANI Pacitan

2.7 Peran Inovasi Pertanian dalam Ketahanan Pangan

2.8 Angka Kecukupan Gizi

2.9 Indikator Ketahanan Pangan

2.10 Penilaian Status Gizi

2.11 Pola Pangan Harapan (PPH)

Page 26: Modul 6 bahasa indonesia

109

III. KERANGKA TEORETIS

3.1 Kerangka Pemikiran

3.2 Hipotesis

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Metode Penentuan Lokasi

4.2 Metode Penentuan Responden

4.3 Metode Pengumpulan Data

4.4 Metode Analisis data

4.4.1 Analisis Deskriptif

4.4.2 Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga

4.4.2.1 Analisis Kecukupan Ketersediaan Pangan serta Kualitas dan

Keamanan Pangan

4.4.2.2 Analisis Stabilitas KetersediaanPangan

4.4.2.3 Analisis Aksesibilitas/Keterjangkauan Pangan

4.4.2.4 Uji Beda

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

5.1.1 Keadaan Geografis

5.1.2 Keadaan dan Potensi Hasil Pertanian

5.1.2.1 Hasil Produksi Pertanian

5.1.2.2 Hasil Produksi Peternakan

5.1.2.3 Keadaan Demografis Penduduk

5.1.2.4 Jumlah Penduduk

5.1.2.5 Tingkat Pendidikan Masyarakat

5.1.2.6 Mata Pencaharian masyarakat

5.2 Hasil dan Pembahasan

5.2.1 Karakteristik Rumah Tangga Responden

5.2.1.1 Pendapatan Rumah Tangga

5.2.1.2 Jumlah Anggota Rumah Tangga

5.2.1.3 Tingkat Pendidikan Kepala Rumah Tangga

Page 27: Modul 6 bahasa indonesia

110

5.2.1.4 Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga

5.2.2 Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga

5.2.2.1 Analisis Kecukupan Ketersediaan Pangan serta Kualitas dan Keamanan

Pangan Rumah Tangga

a. Angka Kecukupan Gizi (AKG)

b. Keragaman Konsumsi Bahan Makanan

c. Kualitas/keamanan Pangan

d. Pola Pengadaan Pangan Pokok (beras)

e. Rumah Tangga Petani

5.2.2.2 Analisis Stabilitas Ketersediaan Pangan

5.2.2.3 Analisis Aksesibilitas/Keterjangkauan Pangan

5.2.2.4 Perbedaan Bahan Pangan dari Hasil Produksi Sendiri dan Bahan Pangan

yang dibeli pada Kedua Kelompok Rumah Tangga (uji Beda)

5.2.2.5 Kondisi Ketahanan Pangan pada Kedua Kelompok Rumah Tangga

VI. SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

6.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

SOAL-SOAL LATIHAN

1. Bagaimana peran ide dalam proses penulisan?

2. Bagaimanakah langkah-langkah penting dalam penulisan karya ilmiah?

3. Apa yang dimaksud dengan pemikiran logis dalam suatu penulisan?

Page 28: Modul 6 bahasa indonesia

111

GAYA PENULISAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

etelah mempelajari kegiatan belajar 3 mahasiswa diharapkan dapat

menjelaskan gaya penulisan karya tulis ilmiah, menjelaskan gaya

penulisan karya ilmiah hasil penelitian, dan menjelaskan gaya penulisan

karya tulis ilmiah dan artikel.

MATERI POKOK

• Gaya penulisan karya ilmiah hasil penelitian

• Gaya penulisan karya tulis ilmiah dan artikel

1. Gaya Penulisan Karya Ilmiah Hasil Penelitian

Karya tulis ilmiah memiliki ciri khas yaitu kebenarannya, metode kajiannya, dan tata

cara penulisannya bersifat keilmuan. Bentuk, format penulisan ilmiah sangat beragam mulai

dari laporan ilmiah yang berbentuk buku, artikel sampai dengan gagasan melalui media

massa.

Tidak semua karya tulis itu merupakan karya tulis ilmiah. Suatu karya tulis, apakah

berbentuk laporan, makalah, buku mapun terjemahan, baru dapat disebut karya ilmiah

apabila sedikitnya memiliki tiga syarat berikut.

(1) Isi kajiannya pada lingkup pengetahuan ilmiah.

(2) Langkah pengerjaannya dijiwai atau menggunakan metod ilmiah

(3) Sosok tampilan sesuai dan telah memenuhi peryaratan sebagai sosok tulisan keilmuan.

Sistematika penulisan skripsi, tesis, desertasi, makalah, dan laporan penelitian adalah

sebagai berikut.

Kegiatan Belajar

3

S

Page 29: Modul 6 bahasa indonesia

112

(1) Peringkat 1 tulisan bab dan judul bab ditulis dengan huruf besar semua, bold, dan

diletakan di tengah.

(2) Peringkat 2 ditulis dengan huruf besar smua, bold, dan diletakan diitepi kiri.

(3) Peringkat 3 ditulis dengan huruf besar kecil, bold, dan diletakan ditepi kiri.

(4) Peringkat 4 ditulis dengan huruf besar kecil dengan cetak miring, bold dan diletakan di

tepi kiri.

(5) Peringkat 5 ditulis dengan huruf kecil,1,2 cm dari tepi kiri, bold dan diakhiri dengan

titik.

Penulisan karya ilmiah harus menggunakan bahasa baku dan gaya selingkung

institusi. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah tersebut adalah

sebagai berikut.

(1) Penulisan karya tulis hendaknya menggunakan bahasa yang jelas, lugas, tepat dan

formal, serta menggunakan ejaan secara tepat.

(2) Daftar rujukan ditulis sesuai dengan cara penulisan rujukan ilmiah (dapat dilihat pada

modul 3).

(3) Judul tabel ditulis dengan huruf besar kecil, tanpa diakhiri tanda titik. Nomor tabel

menggunakan angka arab.

(4) Judul gambar ditempatkan di bawah gambar penulisan judul gambar sama dengan judul

tabel.

(5) Naskah diketik dengan menggunakan kertas HVS ukuran A4, margin kiri 4 cm, margin

atas 3 cm dan margin kanan 3 cm dan margin bawah 3 cm

2. Gaya penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Artikel Ilmiah

2.1 Hakikat Gaya Penulisan Karya Tulis dan Artikel Ilmiah

Gaya Penulisan merupakan suatu bentuk atau ciri penulisan yang dikategorikan dan

disesuaikan ke dalam jenis penulisan tertentu yang berdasarkan atas pengetahuan penulis.

Beberapa langkah awal untuk membuat gaya penulisan adalah sebagai berikut.

(1) Memilih dan menetapkan (spesialisasi) pengetahuan.

(2) Memelihara dan terus meningkatkan kerangka pemikiran (frame of reference).

(3) Membuat file pribadi yang efisien dan mudah diupgrade ataupun digunakan, disesuaikan

dengan minatnya.

(4) Mengembangkan kemempuan memori/ingatan yang kuat.

(5) Membina kerjasama dengan banyak tokoh pemilik perpustakaan, atau lembaga informasi

yang bisa membantu menambah ketajaman dan kelengkapan frame of reference si

penulis.

Page 30: Modul 6 bahasa indonesia

113

(6) Memahami terus-menerus pasar dan perubahannya.

Dalam penulisan karya ilmiah dan artikel harus memperhatikan hal-hal berikut.

(1) Gaya penulisan harus kritis, analitis, dan eksplanatif bukan fiktif.

(2) Hindari penggunaan istilah/bahasa teknis ilmiah, gunakan bahasa ilmiah populer, disertai

penjelasan dengan bahasa yang sederhana.

(3) Alur pemaparan harus runut dan logis.

(4) Tulisan harus terfokus, terorganisasi, punya latar belakang yang jelas.

(5) Tidak bertele-tele, bombastis atau vulgar.

(6) Menggunakan bahasa yang baik dan benar.

(7) Tidak menggunakan ungkapan kalimat klise/normatif.

2.2 Gaya Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Di lihat dari bentuknya, karya tulis dan ilmiah disajikan dalam bentuk formal dan non

formal. Kedua bentuk gaya penulisan tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.

a. Formal

Penyajian karya ilmiah secara formal biasanya berupa laporan hasil penelitian. Laporan

ini diperuntukkan kepentingan lembaga atau instansi yang memerintahkan dilakukannya

suatu penelitian, seperti perguruan tinggi, instansi pemerintah, lembaga penelitian, dan

sebagainya. Misalnya untuk skripsi, thesis, atau disertasi.

Dalam gaya penulisan formal, penyajian karya ilmiah dipaparkan per bab sebagai

berikut.

(1) Bab I (Pendahuluan)

(2) Bab II (Tinjauan Pustaka)

(3) Bab III (Metode Penelitian)

(4) Bab IV (Hasil dan Pembahasan Penelitian)

(5) Bab V (Penutup)

b. Non Formal

Gaya non formal merupakan gaya penulisan karya ilmiah yang diperuntukkan bagi

kepentingan umum. Gaya non formal biasa digunakan buku-buku ilmiah, Jurnal Penelitian,

Wacana Ilmu Pengetahuan, dan sebagainya.

Page 31: Modul 6 bahasa indonesia

114

2.3 Gaya Penulisan Artikel Ilmiah

Di lihat dari isinya, artikel ilmiah dibedakan menjadi bentuk How-To,

Personal Experience, Self-Help, Profile, Round up/Survey, dan Humor. Bentuk-

bentuk gaya penulisan tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.

a. How-To

Artikel ini lebih banyak menunjukkan bagaimana cara mengatasi satu masalah

yang paling baik serta efisien. Kesannya memang sedikit menggurui, tetapi

disenangi oleh banyak pembaca terutama kaum profesi. Misalnya artikel tentang

“Cara menanam Lombok dalam Pot” atau “Bagaimana memilih pacar yang

bertanggung jawab”.

Contoh: Jawa Post, Jum’at 13 September 1991

Pengalaman pribadi atau pengalaman langsung yang biasanya dialami oleh penulisnya; Kendala Ekspor Nonmigas Jawa Timur

Oleh : Totok Djuroto Peneliti BP3U Surabaya

Kepulauan Jawa Timur dalam meningkatkan ekspor nonmigas sebenarnya terbuka luas. Bila dilihat dari struktur ekspor secara melaksanakan kampanye peningkatan ekspor nonmigas. Awal tahun 1982, realisasi ekspor komoditi nonmigas Jawa Timur masih tercatat 943.366.710 kg, dengan nilai 277.105.579 dolar Amerika. Pada tahun 1983, naik menjadi 1.068.573.333,40 kg barang, dengan nilai 325.338.557.53 dolar Amerika. Pada tahun 1989 melonjak lagi sampai 1.847298.624,82 kg barang, denagn nilai 1.092.110.375,56 dolar Amerika. (kanwil Deperdag Jatim).

b. Personal Experience

Personal experience lebih menarik jika bisa diungkap menjadi tulisan Artikel.

Pengalaman seseorang bagaimanapun bentuknya, dapat menarik pembaca untuk

mengikutinya. Contoh : “Duel dengan dua Pencuri yang menyatroni rumahnya”

atau “Menyebrang Sungai dengan Seutas Tali di Pedalaman”.

Page 32: Modul 6 bahasa indonesia

115

Contoh:

Kompas, Selasa 16 Januari 2001 Keajaiban Harry Potter

Oleh : St. Sutarto Dunia demam Harry Potter. Bukan hanya anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Di Inggris dan AS, dua negara yang paling luas dirambah Harry Potter, sebagian sampul buku dongeng anak-anak itu, dibuat tidak seronok demi memuaskan “keingintahuan” orang tua. Selain tidak mau kalah dengan celoteh anak-anak, mereka juga tertarik oleh dongeng-dongeng dengan tokoh penyihir Harry Potter yang selalu penuh kejutan. Tokoh Harry Potter adalah anak yatim piatu yang diasuh paman (Vernon) dan bibinya (Petunia). Kerempeng, rambutnya tumbuh amat cepat dan awut-awutan. Tampil nyeleneh (aneh). Sampai umur 11 tahun dia mirip kucing kudisan. Tempat tidurnya di lemari kecil di bawah tangga di rumah pamannya. Orangtuanya, Voldermont, mati dibunuh penyihir hitam ketika Harry masih kecil. Keajaiban hinggap padanya. Suatu hari ditunjukkan oleh seekor burung hantu bahwa Harry Potter punya kemampuan sihir. Ia pun masuk sekolah sihir di Hogwarts School for Witchcraff and Wizardy. Dibimbing oleh Hagrid, hantu penunggu asrama di sekolah itu. Ternyata para penyihir, dosen-dosen di sana panggilan profesornya sudah mendengar nama Harry Potter. Harry adalah pewaris ahli sihir, kedua orangtuanya, yang dibunuh Vermont. Bekas luka berbentuk kilatan petir di jidat Harry, itulah ciri khasnya. Kisah keajaiban Harry di sekolah sihir itulah yang dikisahkan dalam empat buku yang sudah terbit sejak tahun 1997, 1998, 1999, 2000, masing-masing dengan judul Harry Potter and The Socerer’s Stone, Harry Potter and The Chamber of Secrets, Harry Potter and The Prisoner of Azkaban, dan Harry Potter and The Globe of Fire. Buku kelima, tidak seperti keempat buku sebelumnya – akan terbit pertengahan tahun 2001 sudah dikatakan oleh pengarangnya, Joanne Kathleen Rowling (35) berjudul Harry Potter and The Order of The Phoenix.Penyihir berkacamata minus, rambut acak-acakan - Harry Potter – telah menyihir semuanya. Ya anak-anak, orang tua, penerbit, percetakan, pengarangnya. Dia mencatat diri sebagai barisan pengarang cerita anak-anak kelas dunia.

c. Self-Help

Artikel yang menekankan pada petunjuk dan pedoman yang bersifat psikologi

berdasarkan prilaku. Misalnya: “Bagaimana Mengatur Rumag Tangga yang Harmonis”,

atau “Memanfaatkan Liburan untuk Mencari Uang”.

Page 33: Modul 6 bahasa indonesia

116

Contoh: Wednesday, June 13, 2007 Kiat Menjadi Orang Sukses

Success is a journey, not a destination – Ben Sweetland Kegagalan merupakan guru yang paling bijak. Orang sukses adalah orang

yang terus mencoba, meskipun telah mengalami banyak kegagalan. Mereka tidak pernah berhenti mencoba dan mencoba lagi. Hidup bagi mereka adalah peluang untuk mencapai kesuksesan. Kiat-kiat berikut ini disarikan dari hasil penelitian terhadap orang-orang sukses. Apa sebenarnya yang mereka ketahui dan lakukan untuk menjadi sukses? Berikut kiat menjadi orang sukses yang bisa Anda terapkan.

Orang sukses mau mengambil resiko. Mereka berupaya untuk mencapai target, melakukan penghematan, membangun relasi dengan banyak orang dan gesit mencoba sesuatu yang baru guna mengikuti perkembangan zaman, dan mau terus mengambil resiko untuk meraih sukses.

d. Profile

Potret pribadi atau kaum profesional yang sudah dikenal (public figur). Jenis

artikel ini berfungsi menghibur, mengenal lebih dalam, menautkan emosi dan

mendalami jiwa atau pribadi dari seorang tokoh lebih dalam lagi. Contoh: “Susi

Susanti, Sapu Tangan-nya Laku Jutaan Rupiah”, atau “Jenderal Nasution antara

Karier dan Karismanya”.

Contoh: Profil Biografi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono adalah Presiden RI ke enam dan Presiden pertama yang dipilih langsung oleh Rakyat Indonesia. Bersama Drs. M. Jusuf Kalla sebagai wakil presidennya, beliau terpilih dalam pemilihan presiden di 2004 dengan mengusung agenda "Indonesia yang lebih Adil, Damai, Sejahtera dan Demokratis", mengungguli Presiden Megawati Soekarnoputri dengan 60% suara pemilih. Pada 20 Oktober 2004 Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik beliau menjadi Presiden.

Presiden SBY, seperti banyak rakyat memanggilnya, lahir pada 9 September 1949 di Pacitan, Jawa Timur. Seorang ilmuwan teruji, beliau meraih gelar Master in Management dari Webster University, Amerika Serikat tahun 1991. Lanjutan studinya berlangsung di Institut Pertanian Bogor, dan di 2004 meraih Doktor Ekonomi Pertanian.. Pada 2005, beliau memperoleh anugerah dua Doctor Honoris Causa, masing-masing dari almamaternya Webster University untuk ilmu hukum, dan dari Thammasat University di Thailand ilmu politik.

Page 34: Modul 6 bahasa indonesia

117

Susilo Bambang Yudhoyono meraih lulusan terbaik AKABRI Darat tahun 1973, dan terus mengabdi sebagai perwira TNI sepanjang 27 tahun. Beliau meraih pangkat Jenderal TNI pada tahun 2000. Sepanjang masa itu, beliau mengikuti serangkaian pendidikan dan pelatihan di Indonesia dan luar negeri, antara lain Seskoad dimana pernah pula menjadi dosen, serta Command and General Staff College di Amerika Serikat. Dalam tugas militernya, beliau menjadi komandan pasukan dan teritorial, perwira staf, pelatih dan dosen, baik di daerah operasi maupun markas besar. Penugasan itu diantaranya, Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara 17 Kostrad, Panglima Kodam II Sriwijaya dan Kepala Staf Teritorial TNI.

e. Round up/Survey

Artikel ini menggabungkan berbagai pendapat, saran, gagasan atau komentar

beberapa tokoh yang dirangkum menjadi satu, untuk menanggapi suatu

permasalahan yang timbul. Muatan artikel ini biasanya berisi komentar,

renungan, atau petunjuk dan saran. Artikel jenis ini biasanya mengantisipasi isu

yang mendadak, bertujuan mengajak pembacanya untuk memperluas perspektif

dan kepeduliannya. Misalnya: “Likuidasi 16 Bank Swasta, menurut Kacamata

Ekonom”, atau “Mengapa Saddam Husein bandel terhadap Amerika”.

Contoh: Jum'at, 30 Oktober 2009 Bahasa Indonesia Bukan Bahasa Gaul

Sumpah Pemuda 1928 merupakan salah satu momen penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Peristiwa tersebut telah menunjukkan peran penting para kaum muda. Kala itu para pemuda meletakkan nilai-nilai luhur persatuan, yakni bangsa, tanah air, dan bahasa yang satu, yaitu Indonesia.

Namun, saat ini sebuah ironi. Salah satu nilai luhur tersebut telah dicederai, yakni tergesernya penggunaan bahasa Indonesia oleh bahasa gaul. Tak bisa dimungkiri, salah satu "penunjang" fenomena itu adalah produk-produk pertelevisian tertentu yang semakin menjamur. Sementara realita yang terjadi adalah para pemuda merupakan pelaku sekaligus korban dari fenomena tersebut. Karena itu, momen Sumpah Pemuda tahun ini diharapkan dapat mengingatkan para pemuda Indonesia agar kembali kepada nilai-nilai luhur yang telah diwujudkan kaum muda masa lalu.

f. Humor

Humor atau sesuatu yang lucu menarik juga dibuat artikel. Biasanya termasuk

kategori artikel esai atau kolom yang mengungkapkan ekspresi penulisnya.

Artikel bernada humor ini paling banyak ditulis oleh orang-orang yang sudah

terkenal. Jika anda sudah punya cukup nama, anda bisa membuat artikel bernada

Page 35: Modul 6 bahasa indonesia

118

humor. Fungsi artikel ini menghibur, mengkritik tanpa harus menyakiti.

Misalnya: “Jika Pak Murdiono Main Wayang Orang, Tokoh mana yang Pas

untuk Dimainkannya” atau “Gus Dur dan Amin Rais Berpantun Ria”.

Contoh: Sabtu, 31 Oktober 2009 Tren Positif Peringkat Utang RI Oleh : Abdul Mongid Kabinet Indonesia Bersatu II mendapatkan kado istimewa berupa kenaikan rating outlook Republik Indonesia dari stabil menjadi positif sehari setelah dilantik. Seperti diketahui, pada 23 Oktober 2009 -kabinet dilantik 22 Oktober-, lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) menaikkan peringkat Indonesia ke outlook positif dari sebelumnya stabil. Sempat timbul dugaan, kenaikan peringkat itu sekedar “kado” untuk kabinet baru. Naiknya peringkat Indonesia serta merta diikuti naiknya peringkat utang dalam mata uang asing menjadi BB-. Sementara untuk peringkat utang dalam mata uang rupiah menjadi BB+. Satu langkah lagi berarti peringkat utang kita menjadi kategori investasi.

Banyak alasan mengapa kenaikan peringkat terjadi. Menurunnya rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) merupakan alasan utama. Membaiknya peringkat karena membaiknya kemampuan bayar pemerintah terhadap utang yang terus ''menggunung''. Selain itu, makin baiknya pengelolaan utang pemerintah dilihat dari sisi transparansi dan akuntabilitasnya jelas menjadi pertimbangan menaikkan peringkat saat ini. Buktinya adalah hasil audit BPK yang memberikan opini Wajar tanpa Pengecualian atas Direktorat Pengelolaan Utang yang dipimpin Rahmad Waluyanto itu.

SOAL-SOAL LATIHAN 1. Bagaimana saudara membedakan gaya penulisan karya ilmiah hasil penelitian

dengan penulisan artikel.

2. Bagaimana anda menulisnya apabila rujukan kutipan langsung dan rujukan

diambil dari Artikel dan Jurnal.

Page 36: Modul 6 bahasa indonesia

119

PENULISAN KARYA ILMIAH BIDANG AGRIBISNIS

TUJUAN PEMBELAJARAN

etelah selesai mempelajari kegiatan belajar ketiga, peserta diharapkan

dapat menganalisis permasalahan dalam bidang agribisnis, menjelaskan

langkah-langkah penulisan karya ilmiah dalam bidang agribisnis,

menjelaskan sistematika penulisan karya tulis ilmiah dalam bidang agribisnis, dan

melakukan penulisan karya ilmiah bidang agribisnis.

MATERI POKOK

• Langkah-langkah penulisan karya ilmiah dalam bidang agribisnis.

• Permasalahan dalam bidang agribisnis.

• Penulisan karya ilmiah bidang agribisnis

1. Langkah-Langkah Penulisan Karya Ilmiah dalam Bidang Agribisnis

Berdasarkan komposisinya, karya tulis ilmiah terdiri atas bagian

pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup. Komposisi karya tulis ilmiah dapat

diuraiakan sebagai berikut.

Bagian Pendahuluan

Bagian pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

definisi operasional,

Kegiatan Belajar

4

S

Page 37: Modul 6 bahasa indonesia

120

Latar belakang Masalah

Berisi tentang hal hal yang berkenaan dengan pentingnya masalah itu diteliti. Dengan

kat lain dalam latar belakang maslah ini perlu dijawab sebuah pertanyaan mengapa

masalah itu perlu diteliti?

Identifikasi masalah

Agar masalah yang akan diteliti mudah dipahami, maka masalah tersebut perlu

diidentifikasi. Selanjutnya masalah tersebut di batasi dan dirumuskan dengan jelas

dan spesifik. Pada umumnya pembatasan masalah disusun dalam bentuk pernyataan,

sedangkan rumusan masalah dibuat bentuk pertanyaan.

Definisi Operasional

Banyak kata ataupun kalimat yang mengandung banyak pengertian, sehingga

membuat orang menjadi bingung dan salah kaprah. Oleh karena itu setiap variable

penlitian dan istilah-istilah yang terkadung dalam variabel perlu dirumuskan dalam

definisi operasional. Hal ini dimaksudkan agar sipeneliti memperoleh gambaran yang

jelas tentang alat pengumpul data. Jika alat pengumpul datanya lemah dapat

mnyebabkan kekeliruan pada hasil penlitian.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan penelitian harus sesuai dengan masalah dan sub masalah penelitian. Tujuan

Penelitian harus jelas dan betul betul dapat dicapai. Sebaiknya dibedakan antara

tujuan umum penelitian dengan tujuan khusus penelitian. Begitu juga halnya dengan

kegunaan penelitian, perlu ditegaskan manfaat atau kontribusi apa yang betul

diyakini oleh peneliti, perlu ditegaskan manfaat atau kontribusi apa yang dapat

diberikan dari hasil penelitian tersebut.

Asumsi dan Hipotesis

Asumsi merupakan dasar pemikiran yang tidak perlu lagi diuji kebenarannya, karena

itu asumsi betul –betul diyakini oleh peneliti. Untuk memperoleh suatu asumsi yang

baik maka harus membaca buku. Sedangkan hipotesis biasanya dirumuskan dalam

Page 38: Modul 6 bahasa indonesia

121

bentuk pernyataan. Pernyataan tersebut menggambarkan kemungkinan jaaban atau

hasil penelitian.

Lokasi Penelitian

Informasi tentang dimana lokasi penelitian perlu ditetapkan.

Bab II Tinjauan Teoritis

Dalam bab ini dikaji sejumlah teori yang memberikan landasan yang kuat terhadap

permasalahan penelitian tersbut., baik hasil kajian empiris maupun konsep konsep

umum.

Bab III Metodologi Penelitian

Dalam bab ini membahas metode penelitian, pendekatan penelitian, instrumen

penelitian, populasi dan sampel, teknik pengeolahan data dan prosedur penelitian.

Bab IV Pembahasan Hasil Pnelitian

Bab ini membahas hasil penelitian berdasarkan sub-sub masalah yang akan diteliti,

menguji hipotesis apakah diterima atau ditolak. Selanjutnya dari data-data statistik

yang diperoleh dianalisa danb dihubungkan dengan teori-teori yang ada pada bab

dua.

Bab V Kesimpulan dan Implikasi

Setelah pembahasan hasil penelitian dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah

menarik kesimpulan. Kesimpulan brbeda dengan rangkuman, akan tetapi rangkuman

dapat juga dimasukan dalam bab ini. Setelah ini dibuat saran dan implikasi.

Bagian Akhir yang berisi ;

• Daftar pustaka.

• Lampiran-lampiran antara lain.

~ Instrumen penelitian.

~ Daftar Riwayat hidup,

~ Hasil pengolahan data dalam bentuk tabel-tabel.

Page 39: Modul 6 bahasa indonesia

122

SOAL-SOAL LATIHAN

1. Dalam penulisan karya ilmiah terdiri dari tiga bagian besar apa saja.?

2. Dalam menetapkan bab penulisan tentang metodologi apa yang akan disajikan.

3. Pada bagian pendahuluan dijelaskan tentang asumsi dan hipotesa, apakah itu.?

2. Permasalahan dalam Bidang Agribisnis

Dalam menulis karya ilmiah, penulis hendaklah mengangkat tema-tema yang

aktual dan bukan suatu tema yang sudah basi dan kusam. Tema sebuah karangan

merupakan ide dasar atau ide pokok sebuah tulisan. Biasanya tema tidak dapat dilihat

dengan kasat mata dalam sebuah karangan, karena bukan terdapat dalam sebuah

kalimat yang utuh, tetapi tema merupakan cerminan dari keseluruhan isi karangan

dari awal sampai akhir.

Sebuah tema yang baik harus menarik perhatian penulis sendiri. Apabila

penulis senang dengan pokok pembicraan yang ingin dikarang tentu seorang

pengarang dalam keadaan senang atau tidak dalam keadaan terpaksa. Selain menarik

perhatian, tema yang hendak ditulis terpahami dengan baik oleh penulis. Dengan

begitu, karya tulis yang dihasilkan lebih berbobot dan mendapat sambutan yang baik

dari pembaca.

Selain tema dalam setiap tulisan ilmiah juga harus memiliki topik. Ada

sebagian orang menyamakan antara topik dengan tema. Ternyata pendapat itu keliru.

Topik adalah pokok pembicaraan yang ingin disampaikan dalam karangan. Rambu-

rambu yang harus diketahui dan dipahami oleh seorang penulis untuk menentukan

dan memilih topik yang baik adalah sebagai berikut.

(1) Topik sebaiknya aktual.

(2) Topik sebaiknya berasal dari dunia atau bidang kehidupan yang akrab

dengan penulis.

(3) Topik sebaiknya memiliki nilai tambah atau memiliki arti yang penting,

baik bagi penulis sendiri atau bagi orang lain.

(4) Topik sebaiknya selaras dengan tujuan pengarang dan selaras dengan

calon pembaca.

(5) Topik sebaikknya asli, bukan pengulangan atas hal yang sama yang

pernah disajikan oleh orang lain.

Page 40: Modul 6 bahasa indonesia

123

(6) Topik sebaiknya tidak menyulitkan pencarian data, bahan, dan informasi

lain yang diperlukan.

Berikut contoh tema-tema bidang agribisnis yang bisa dikembangkan menjadi karya

tulis ilmiah.

3. Penulisan Karya Ilmiah Bidang Agribisnis

Tahap persiapan mencakup kegiatan menemukan masalah atau mengajukan masalah

yang akan dibahas dalam penelitian. Masalah yang ditemukan itu didukung oleh latar

belakang, identifikasi masalah, batasan, dan rumusan masalah. Langkah berikutnya

mengembangkan kerangka pemikiran yang berupa kajian teoritis. Langkah selanjutnya

adalah mengajukan hipotesis atau jawaban atau dugaan sementara atas penelitian yang akan

dilakukan. Metodologi dalam tahap persiapan penulisan karya ilmiah juga diperlukan.

Metodologi mencakup berbagai teknik yang dilakukan dalam pengambilan data, teknik

pengukuran, dan teknik analisis data. Kemudian tahap penulisan merupakan perwujudan

tahap persiapan ditambah dengan pembahasan yang dilakukan selama dan setelah penulisan

selesai. Terakhir adalah tahap penyuntingan dilakukan setelah proses penulisan dianggap

selesai.

Dari sisi perdagangan internasional yang berorientasi pasar ekspor, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yang menjadi suatu pegangan untuk memajukan pertanian ke depan, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.

A. Masalah Produksi 1. Tipe ataupun model komoditi yang dihasilkan oleh petani 2. Kapasitas produksi hasil pertanian 3. Mutu Komoditi

B. Masalah Pemasaran 1. Menentukann pasar ekspor produk pertanian.

a. Riset Pasar (Marketing Research) b. Sistem Promosi (Promotion System) c. Kebijakann Harga (Pricing Policy)

2. Menentukan distribusi pemasaran (Channel Distribution) C. Masalah Penanganan Ekspor D. Masalah Fasilitasi Ekspor E. Masalah Kendala Ekspor

Page 41: Modul 6 bahasa indonesia

124

PRINSIP DASAR PRESENTASI KARYA ILMIAH BIDANG AGRIBISNIS

TUJUAN PEMBELAJARAN

etelah selesai mempelajari kegiatan belajar kelima, peserta diharapkan

dapat mempresentasikan dalam bidang agribisnis mulai dari merancang

bahan visual sampai pada menyajikan karya ilmiah.

MATERI POKOK

• Perancangan Bahan Visual

• Penyajian Karya Ilmiah

1. Perancangan Bahan Visual

Bahan visual yang disiapkan untuk penyajian disusun setelah proses

penulisan selesai. Proses awal yang dilakukan yaitu pembuatan sketsa awal

berdasarkan karya tulis yang telah dibuat. Selanjutnya pemilihan kata-kata atau

kalimat yang tepat dan merepresentasikan isi tulisan (makalah atau hasil penelitian)

yang memberikan pengaruh terhadap penyajian karya tulis. Pemilihan gambar yang

memberikan efek visualisasi atau imajinatif psikologis audience serta relevan dengan

isi tulisan.

Beberapa prinsip perancangan yang perlu diperhatikan, yaitu kesederhanaan,

kesatuan, penekanan, dan keseimbangan. Unsur yang akan ditampilkan disusun

secara sederhana dalam suatu tata letak atau pola yang dapat menarik perhatian.

Langkah-langkah perancangan bahan visual tersebut dapat dipaparkan sebagai

berikut.

Kegiatan Belajar

5

S

Page 42: Modul 6 bahasa indonesia

125

1.1 Pemilihan dan Penyusunan Huruf

Bahan visual yang baik merupakan hasil penyusunan kalimat berdasarkan bentuk

huruf, jenis, ukuran, dan spasi.

1.2 Pemilihan Bentuk atau Jenis Huruf

Bentuk dan jenis huruf dipilih yang mudah dibaca.

Contoh :

Biodiversitas Arial Rounded MT Biodiversitas Arial Narrow Biodiversitas Times New Roman Biodiversitas Script MT Bold Sulit dibaca Biodiversitas Brust Scrift MT Sulit dibaca

a. Huruf Kapital

Huruf kapital digunakan untuk judul atau tabel yang pendek, sedangkan untuk

susunan kata yang terdiri atas enam kata atau lebih digunakan huruf kecil dengan

awal katanya huruf kapital.

Contoh :

PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Empat Puluh Jenis Pohon dan Semak Upaya Penanaman Sejuta Pohon untuk Hutan Kota REBOISASI DI MALANG MENGALAMI KEGAGALAN

b. Ukuran Huruf

Ukuran huruf yang dipilih disesuaikan dengan ruangan seminar dan banyaknya

hadirin yang hadir. Pada umumnya, untuk ruangan kelas (normal) digunakan ukuran

font 22-24.

1.3 Spasi

Spasi antar baris juga perlu mendapat perhatian agar pesan yang disampaikan dapat

dibaca dengan mudah. Kebanyakan nara sumber, menggunakan spasi 1.5.

Page 43: Modul 6 bahasa indonesia

126

Contoh :

Seminar Kertas Kerja Hasil penelitian Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Terlalu rapat Departemen Pendidikan Nasional Seminar Kertas Kerja Hasil penelitian

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Terlalu jauh

Departemen Pendidikan Nasional

Seminar Kertas Kerja Hasil penelitian

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Baik

Departemen Pendidikan Nasional

2. Penyajian Karya Ilmiah

Teknik penyajian hasil penelitian merupakan salah satu faktor yang perlu

diperhatikan agar tujuan yang akan disampaikan dapat lebih jelas dipahami oleh

pendengar. Salah satu teknik penyajian yang sering digunakan untuk menyajikan

hasil penelitian adalah penyajian visual menggunakan transparansi pada Overhead

Projector (OHP) atau menggunakan multimedia pada sistem komputer.

2.1 Penyajian Menggunakan OHP

Jika melakukan penunjukkan gambar dan diagram dengan menggunakan alat

penunjuk pada transparansi secara langsung pada bagian tertentu atau menunjuk

langsung pada gambar, maka bayangan alat penunjuk akan terlihat pada layar.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyajian karya ilmiah adalah sebagai

berikut.

(1) Usahakan agar badan tidak menutupi layar.

(2) Gunakan spidol khusus untuk menambahkan tulisan atau tanda pada transparansi

selama penyajian berlangsung.

(3) Kendalikan jalannya penyajian dengan cara menutupi bagian transparansi dengan

kertas dan memunculkan data ketika telah siap untuk menyampaikan topik

tertentu.

Page 44: Modul 6 bahasa indonesia

127

(4) Lapisi transparan dengan transparansi yang lain sehingga suatu proses dapat

ditampilkan secara berurutan

2.2 Penyajian Menggunakan Multimedia

Multimedia berfungsi untuk mengoptimalkan indera penglihatan dan

pendengaran. Dalam beberapa hal, multimedia juga memberikan kesempatan untuk

berinteraksi antara penyaji, piranti lunak, dan piranti keras komputer. Untuk itu,

penyaji seminar perlu memperhatikan empat komponen utama persuasi yaitu

perhatian, pemahaman, kesepakatan, dan kemampuan mengingat.

a. Perhatian

Komponen perhatian perlu dirancang sedemikian rupa, karena rata-rata orang

dewasa hanya dapat memberikan perhatian selama kurang lebih dua puluh menit.

Artinya, pendengar perlu diberi perangsang dengan gagasan dan tampilan yang

menarik agar perhatian tetap terfokus pada penyajian hasil penelitian.

b. Pemahaman

Mengetahui apakah pendengar memahami hal-hal yang disampaikan oleh

penyaji adalah tidak mudah. Kesalahan yang sering terjadi adalah apabila salah satu

pihak berasumsi bahwa pihak yang lain telah memahami dan bertindak berdasarkan

asumsi tersebut. Oleh karena itu, diperlukan pemilihan bahasa yang mudah dipahami,

penataan gagasan yang sistematis dan runut.

c. Kesepakatan

Membawa peserta seminar ke dalam kesepakatan akan dipengaruhi daya

persuasi penyaji seminar. Apabila peserta seminar setuju dengan materi yang

disajikan, maka peserta akan memberikan argumen yang dapat memperkuat materi

seminar. Tetapi apabila peserta seminar kurang setuju dengan apa yang diutarakan

oleh penyaji, maka peserta seminar akan bersikap skeptis sehingga perlu diberi

penjelasan atau argumen yang lebih jelas dan terperinci.

Page 45: Modul 6 bahasa indonesia

128

d. Kemampuan Mengingat (Retensi)

Untuk meningkatkan retensi, penyajian lisan sebaiknya diberikan secara terstruktur.

Beberapa pedoman yang dapat digunakan untuk penyajian terstruktur adalah sebagai

berikut.

(1) Kronologi: materi ditempatkan sesuai dengan urutan kejadian

(2) Ordinal: materi disusun menurut tingkatan, misalnya kesatu, kedua, ketiga

(3) Geografi : materi dikelompokkan secara geografis, misalnya Jawa, Papua

(4) Keterkaitan: Materi dikelompokkan berdasarkan interaksi antar komponen,

misalnya konsumen, pegawai, pemegang saham

(5) Kategori: materi dikelompokkan menurut kesamaan sifat yang dimilikinya,

misalnya kayu, logam, plastik

(6) Normatif: materi diidentifikasikan menurut nilai yang terkandung didalamnya,

misalnya baik, buruk

(7) Bukti: materi disusun untuk mendukung pembuktian secara logis, misalnya

konsumen membeli produk yang terbaik

(8) Organisasional: materi disajikan sesuai dengan struktur organisasi, misalnya

departemen pemasaran, departemen akunting

(9) Jurnalistik: materi disusun dengan cara mengkaji fakta-fakta, misalnya siapa,

apa, kapan, di mana, mengapa dan bagaimana

2.3 Teknik Pembuatan Multimedia

Pembuatan multimedia secara umum dapat dilakukan menggunakan dua cara

yaitu menggunakan perangkat lunak PowerPoint dan menggunakan kombinasi sistem

multimedia. Tetapi yang umum digunakan saat ini adalah perangkat PowerPoint, dan

diasumsikan penulis karya ilmiah telah mahir membuat dan menggunakan perangkat

PowerPoint.

SOAL-SOAL LATIHAN

1. Apa saja yang perlu diperhatikan saat melakukan penulisan?

2. Jelaskan mengenai teknik penyajian menggunakan OHP

3. Dari segi pemilihan dan penyusunan huruf dalam penulisan, hal-hal apa saja

yang perlu mendapat perhatian ?

Page 46: Modul 6 bahasa indonesia

129

Penutup

elamat, anda telah berhasil menyelesaikan modul ini, sesuai dengan

tujuan pembelajaran modul ini mudah - mudahan saat ini anda telah

memiliki pemahaman dan keterampilan untuk memilih jenis bimbingan

penulisan yang sesuai dengan masalah yang akan anda pecahkan. Agar

Anda mudah mengingat kembali materi yang telah anda pelajari, sebaiknya Anda

lakukan beberapa hal berikut ini

• Buatlah ringkasan dalam catatan kecil yang mudah dibawa kemana anda pergi

• Lakukanlah diskusi dengan teman sejawat anda

• Biasakanlah dalam melakukan pemecahan masalah dengan mengikuti bimbingan

penulisan.

Pengetahuan, dan keterampilan baru yang telah anda peroleh dari pengalaman

belajar melalui modul ini sangat penting bagi pengembangan karir dan profesi anda.

Untuk lebih memperdalam wawasan anda tentang bimbingan penulisan sebaiknya

anda membaca literatur sebagai mana yang tertulis dalam sumber acuan modul ini,

atau buku literatur lain yang relevan.

Setelah anda yakin telah memahami dan menguasai modul ini, anda dapat

meminta tes akhir modul ini kepada tutor anda, jika hasilnya (penguasaan anda)

mencapai minimal 85% anda dapat melanjutkan pada modul berikut, tapi jika

hasilnya kurang dari 85% anda belum bisa melanjutkan pada modul berikut, tapi

harus mengikuti pembelajaran perbaikan (remedial teaching)

Selamat bertemu dalam topik modul berikutnya, dan selamat berkarya

S

Page 47: Modul 6 bahasa indonesia

130

DAFTAR REFERENSI

Keraf, Gorys. 1982. Eksposisi dan Narasi. Ende Flores: Nusa Indah. Keraf, Gorys. 1983. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia. Keraf, Gorys. 1985. Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah. Nazar, Noerzisri A. 2006. Bahasa Indonesia dalam Karangan Ilmiah. Bandung: Humaniora Nehen, I Ketut. 2000. Pedoman Penyusunan Tesis/Disertasi. Denpasar: Univ. Udayana. Nurjamal, Daeng dan Warta Sumirat. 2010. Penuntun Perkuliahan Bahasa

Indonesia. Bandung: Alfabeta. Saukah, Ali, dkk. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Univ. Negeri Malang. http://www.infoskripsi.com/Article/Perbedaan-Skripsi-Tesis-dan-Disertasi.html

Page 48: Modul 6 bahasa indonesia

131

Kunci Jawaban Tes

Jawaban Soal Latihan Kegiatan Belajar 2 1. Sebutkan jenis-jenisnya !

Jenis-jenis huruf : Huruf Romawi Huruf Italik Huruf Kapital Huruf Tebal Huruf Yunani

2. Ada berapa jenis kata dalam bahasa Indonesia ? Jelaskan ! a. Kata Depan

Kata depan adalah kata yang bila diikuti dengan kata lain akan menunjukkan tempat, misal di, ke, dari, pada. Dalam penulisannya kata depan harus selalu dipisahkan dari kata yang mengikutinya.

b. Kata Berimbuhan Kata berimbuhan adalah kata dasar yang memperoleh imbuhan. Sampai saat ini masih ada kendala dalam penulisan awalan di-. Sesuai dengan kaidah bahasa, penulisan imbuhan harus serangkai dengan kata yang mengikutinya. Dengan demikian awalan di-harus dirangkai seperti dilakukan, bukan di lakukan

c. Kata Gabung Kata gabung adalah dua buah kata yang memiliki arti baru (frasa). Pada umumnya kata gabung ditulis terpisah, misalnya budi daya, usaha tani terima kasih, kerja sama dan sebagainya.

3. Apa ciri-ciri kalimat bahasa Indonesia yang baku ? Adapun kalimat bahasa Indonesia yang baku mempunyai ciri-ciri : a. Selalu memiliki subyek dan predikat b. Selalu menggunakan ejaan dan istilah sesuai dengan kaidah bahasa c. Tidak ada unsur dialek daerah, variasi bahasa Indonesia, dan bahasa asing

yang belum dianggap sebagai unsur bahasa Indonesia, kecuali untuk istilah bidang ilmu tertentu.

4. Apa yang dimaksud dengan paragraf ? Paragraf adalah satu unit informasi yang memiliki topik atau pikiran utama atau topik sebagai dasarnya dan distukan oleh ide pengontrol. Kalimat-kalimat dalam satu paragraf harus saling berkait secara utuh untuk membentuk satu kesatuan pikiran. Suatu paragraf yang baik adalah paragraf yang mampu mengarahkan dan membawa pembaca untuk dapat memahami dengan baik mengenai kesatuan informasi yang diberikan penulis.

5. Apa yang dimaksud dengan angka dan bilangan ? Angka adalah suatu lambang yang dapat dikombinasikan untuk menyatakan suatu bilangan, yaitu angka arab dan angka romawi. Bilangan adalah pernyataan dalam bentuk numerik atau kata-kata dari suatu penghitungan, pencacahan atau pengukuran, misalnya 547.2,6 juta.

Page 49: Modul 6 bahasa indonesia

132

Jawaban Soal Latihan Kegiatan Belajar 3 1. Apa yang dimaksud dengan penelitian ?

Penelitian adalah suatu seni dan ilmu yang ilmiah untuk mencari jawaban terhadap adanya suatu permasalah. Penelitian dapat pula diartikan sebagai cara pengamatan atau inkuiri dan mempunyai tujuan untuk mencari jawaban pewrmasalahan atau proses penemuan., baik itu discovery maupun invention. Discovery diartikan hasil temuan yang memang sebetulnya telah ada, misalnya penemuan benua Amerika. Sedangkan invention adalah penemuan hasil penelitian yang betul-betul baru dengan dukungan fakta. Penelitian adalah proses penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris dan mendasarkan pada teori dan hipotesa atau jawaban sementara.

2. Beberapa tujuan penelitian antara lain sebagai berikut : a. Memperoleh informasi baru b. Mengembangkan dan menjelaskan c. Menerangkan, memprediksi, dan mengontrol suatu ubahan d. Ubahan adalah simbul yang digunakan untuk mentransfer gejala ke dalam

data penelitianSeorang peneliti perlu mengetahui variabel bebas atau tidak bebas atau variabel tergantung.

3. Beberapa tahap penelitian : a. Perencanaan b. Pengkajian terhadap rencana penelitian c. Pengambilan contoh atau sampling d. Penyusunan daftar pertanyaan e. Kerja lapangan f. Editing dan coding g. Penulisan laporan

4. Garis besar Sistematika Laporan Hasil Penelitian a. Bab I Pendahuluan b. Bab II Landasan Teori c. Bab III Metode Penelitian d. Bab IV Analisis Data e. Bab V Kesimpulan dan Saran

Jawaban Soal Latihan Kegiatan Belajar 5 1. Apa saja yang perlu diperhatikan saat melakukan penulisan?

Yang perlu diperhatikan saat melakukan penulisan atau pengetikan adalah: Format pengetikan a. Jenis dan Ukuran Kertas b. Penomoran

1) Penomoran Bab Serta Subbab 2) Penomoran Halaman 3) Perincian Ke Bawah 4) Tabel (Daftar) dan Gambar

c. Penulisan Nama d. Penulisan nama dalam uraian

Page 50: Modul 6 bahasa indonesia

133

e. Penunjukkan sumber pustaka dalam uraian, dapat dilakukan sebagai berikut : f. Kutipan dan Catatan Kaki g. Kutipan h. Catatan Kaki i. Daftar Pustaka

2. Jelaskan mengenai teknik penyajian menggunakan OHP ! Jika penyajian laporan hasil penilitian menggunakan OHP, maka yang perlu diperhatikan adalah : a. Usahakan agar badan tidak menutupi layar b. Gunakan spidol khusus untuk menambahkan tulisan atau tanda pada

transparansi selama penyajian berlangsung c. Kendalikan jalannya penyajian dengan cara menutupi bagian transparansi

dengan kertas dan memunculkan data ketika telah siap untuk menyampaikan topik tertentu

d. Lapisi transparan dengan transparansi yang lain sehingga suatu proses dapat ditampilkan secara berurutan

3. Dari segi pemilihan dan penyusunan huruf dalam penulisan, hal-hal apa saja yang perlu mendapat perhatian ? a. Bentuk atau Jenis Huruf b. Huruf Kapital c. Ukuran Huruf d. Spasi