modul 3 praktikum dinamika sistem 2015

9
1 3 Solving ODE Using Matlab Nama:____________ NIM :____________ Nilai: _________________ A. Pendahuluan Dalam modul ini, Anda akan belajar bagaimana cara mencari solusi analitik maupun solusi numerik dari suatu persamaan diferensial biasa alias ODE (ordinary differential equation) dengan menggunakan bantuan Matlab. Solusi analitik dicari dengan mengeksekusi perintah pada command window, sedangkan solusi numerik dicari dengan menggunakan simulink. B. Lembar Kerja 1. Solusi Analitik ODE KASUS #1 Solusi Analitik ODE tanpa Kondisi Awal Solusi analitik untuk ODE berikut: 2 () 2 + 4() = 0 dapat dicari dengan mengeksekusi perintah berikut: dsolve('D2x+4*x=0') Berdasarkan hasil eksekusi, akan diperoleh bahwa solusi persamaan diferensial adalah () = 1 cos(2) + 2 sin(2) , di mana 1 dan 2 merupakan konstanta. LATIHAN #1 Solusi Analitik ODE tanpa Kondisi Awal Dengan menggunakan bantuan Matlab, carilah solusi analitik untuk ketujuh ODE berikut. No. Persamaan Diferensial (), tulis dengan benar, jangan tiru command window! 1 +3=0 () = 2 2 2 +3 =0 () = 3 2 2 + 3 = 0 () =

Upload: zarakata

Post on 21-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Modul 3 Praktikum Dinamika Sistem 2015

TRANSCRIPT

  • 1

    3 Solving ODE Using Matlab

    Nama:____________

    NIM :____________

    Nilai:

    _________________

    A. Pendahuluan Dalam modul ini, Anda akan belajar bagaimana cara mencari solusi analitik maupun solusi

    numerik dari suatu persamaan diferensial biasa alias ODE (ordinary differential equation)

    dengan menggunakan bantuan Matlab. Solusi analitik dicari dengan mengeksekusi perintah

    pada command window, sedangkan solusi numerik dicari dengan menggunakan simulink.

    B. Lembar Kerja

    1. Solusi Analitik ODE

    KASUS #1 Solusi Analitik ODE tanpa Kondisi Awal

    Solusi analitik untuk ODE berikut:

    2()

    2+ 4() = 0

    dapat dicari dengan mengeksekusi perintah berikut:

    dsolve('D2x+4*x=0')

    Berdasarkan hasil eksekusi, akan diperoleh bahwa solusi persamaan diferensial adalah

    () = 1 cos(2) + 2 sin(2) ,

    di mana 1 dan 2 merupakan konstanta.

    LATIHAN #1 Solusi Analitik ODE tanpa Kondisi Awal

    Dengan menggunakan bantuan Matlab, carilah solusi analitik untuk ketujuh ODE berikut.

    No. Persamaan Diferensial (), tulis dengan benar, jangan tiru command window!

    1

    + 3 = 0 () =

    2 2

    2+ 3

    = 0 () =

    3 2

    2+ 3 = 0 () =

  • 2

    No. Persamaan Diferensial (), tulis dengan benar, jangan tiru command window!

    4 22

    2+

    + 3 = 0 () =

    5 2

    2+ 9

    + = 0 () =

    6 3

    3+

    + = 0 () =

    7 2

    2+

    + 3 = 1 () =

    KASUS #2 Solusi Analitik ODE dengan Kondisi Awal

    Matlab mampu menyelesaikan ODE yang disertai dengan kondisi awal. Misal, ODE berikut

    2()

    2+ 4() = 0

    memiliki kondisi awal

    (0) = 0,5 dan (0) = 1,

    di mana

    (0) =

    |

    =0.

    Solusi analitik dari ODE ini dapat dicari dengan mengeksekusi perintah berikut:

    dsolve('D2x+4*x=0','x(0)=0.5','Dx(0)=1')

    Berdasarkan hasil eksekusi, akan diperoleh solusi persamaan diferensial sbb:

    () =1

    2cos(2) +

    1

    2sin(2) .

    Jadi, Matlab akan menghitung koefisien-koefisien fungsi () secara otomatis ketika kondisi

    awal fungsi () dimasukkan.

    LATIHAN #2 Solusi Analitik ODE dengan Kondisi Awal

    Dengan menggunakan bantuan Matlab, carilah solusi analitik untuk tiap ODE berikut.

    No. Persamaan Diferensial Kondisi Awal Solusi

    1

    + 2 = 0 (0) = 0 () =

    2 2

    2+ 7

    = 0

    (0) = 0

    (0) = 0.1 () =

  • 3

    No. Persamaan Diferensial Kondisi Awal Solusi

    3 2

    2+ 5 = 0

    (0) = 1

    (0) = 0 () =

    4 2

    2+

    + 3 = 0

    (0) = 1

    (0) = 1 () =

    5 2

    2+ 9

    + = 0

    (0) = 0

    (0) = 1 () =

    6 2

    2+ 9 = 0

    (0) = 0

    (0) = 1 () =

    PERTANYAAN #1

    Persamaan nomor berapa yang tidak bisa diselesaikan oleh Matlab? Mengapa?

    Jawab : ___________________________________________________________________

    __________________________________________________________________________

    __________________________________________________________________________

    KASUS #3 Solusi Analitik ODE yang Mengandung Simbol

    Selain angka, koefisien-koefisien ODE dapat juga berupa simbol sebagaimana dinyatakan

    dalam persamaan berikut

    2

    2+

    + = 0.

    Di sini, merupakan konstanta. Persamaan semacam ini pun dapat diselesaikan dengan

    menjalankan program berikut:

    syms a

    dsolve('D2x+a*Dx+x=0')

    Berdasarkan hasil program Matlab, tuliskan solusi analitik ODE.

    Jawab : ___________________________________________________________________

    2. Solusi Numerik ODE

    Solusi numerik ODE dicari ketika Matlab tidak mampu lagi memberikan solusi analitik. Hal ini

    umum terjadi ketika ODE yang diselesaikan bersifat tidak linear. Sebagai contoh, ODE berikut

    2

    2+ sin() = 0

  • 4

    tidak dapat diselesaikan secara analitik dengan menggunakan bantuan Matlab. Silakan coba.

    Untuk mencari solusi numerik ODE, gunakanlah simulink. Ada 2 cara untuk membuka

    simulink, yaitu:

    1. Meng-klik icon simulink pada toolbar atau

    2. Mengeksekusi perintah simulink pada command window.

    KASUS #4 Solusi Numerik ODE Linear dengan Cara Integrasi

    Sebelum Anda mencoba menyelesaikan ODE tak linear, terlebih dahulu cobalah gunakan

    simulink untuk menyelesaikan ODE linear berikut

    2

    2+ 3

    + 2 = 0

    dengan kondisi awal (0) = 1 dan (0) = 5. Agar cara integrasi dapat diterapkan, ODE ini

    harus diubah ke dalam bentuk

    2

    2= 3

    2.

    Berdasarkan persamaan ini, lakukan simulasi pada simulink dengan membuat skema berikut.

    TIPS #1

    Matikan 'warning' di command window dengan mengatur 'Automatic solver parameter

    selection' menjadi 'none'. Pengaturan ini terdapat dalam 'model configuration parameter'

    (Tekan Ctrl+E).

    Agar sinyal hasil simulasi memiliki step size yang cukup baik, lakukan pengaturan di bagian

    'solver' pada 'model configuration parameter' (Tekan Ctrl+E).

  • 5

    LATIHAN #3 Menyelesaikan ODE Linear dengan Cara Integrasi

    Gambarkan grafik () terhadap untuk tiap ODE berikut. Gunakan cara integrasi untuk

    menyelesaikannya.

    ODE: + 4 = 0 dengan kondisi awal (0) = 0 dan (0) = 0,1.

    ODE: + + 9 = 0 dengan kondisi awal (0) = 0,1 dan (0) = 0.

    ODE: 5 = 0 dengan kondisi awal (0) = 0 dan (0) = 0,1.

    0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5-0.1

    -0.05

    0

    0.05

    0.1Solusi Numerik ODE

    t

    x(t

    )

    0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5-0.1

    -0.05

    0

    0.05

    0.1Solusi Numerik ODE

    t

    x(t

    )

    0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 20

    1

    2

    3

    4

    5

    6Solusi Numerik ODE

    t

    x(t

    )

  • 6

    KASUS #5 Ayunan Bandul Sederhana

    Persamaan gerak dari sebuah bandul sederhana (lihat Gambar 1) adalah

    + sin() = 0

    di mana adalah panjang kawat, adalah percepatan gravitasi bumi, dan adalah simpangan

    bandul dari posisi kesetimbangannya. Bila panjang tali adalah 1 meter dan besar percepatan

    gravitasi bumi adalah 10 m/s2, maka persamaan

    gerak bandul akan menjadi

    + 10 sin() = 0.

    Persamaan ini tidak bersifat linear karena

    mengandung suku sin(). Namun, persamaan ini

    dapat dianggap linear (dilinearisasi) ketika nilai

    sangat kecil karena dapat dilakukan pendekatan

    sin tan ,

    sehingga

    + 10 = 0.

    Gambar 1 Bandul sederhana

    Untuk menyelidiki berapa nilai terbesar di mana linearisasi masih diperbolehkan, lakukan

    simulasi persamaan bandul dengan dan tanpa linearisasi untuk dua kondisi berikut.

    (0) = 0,1 rad dan (0) = 0.

    (0) = 1,0 rad dan (0) = 0.

    Gambarkan grafik () terhadap .

    0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5-0.1

    -0.05

    0

    0.05

    0.1

    (0) = 0,1 rad

    t

    (t

    )

  • 7

    LATIHAN #4 Pegas Tak Linear

    Diketahui terdapat sebuah pegas tak linear dengan persamaan F = 1000 X2, di mana F adalah

    gaya yang bekerja pada pegas dan X adalah simpangan ujung pegas bagian atas. Pegas ini

    digunakan untuk sistem getaran sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2.

    Gambar 2 Pegas tak linear

    Berdasarkan DBB (Diagram Benda Bebas), dapat dituliskan persamaan gerak berikut

    F = 0

    mX + Fpegas mg = 0

    m(xo + x) + 1000X2 mg = 0

    m(0 + x) + 1000(xo + x)2 mg = 0

    mx + 1000(xo2 + 2xox + x

    2) mg = 0mx + 1000xo2 + 2000xox + 1000x

    2 mg = 0

    mx + 2000xox + 1000x2 = 0. (1)

    0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5-1

    -0.5

    0

    0.5

    1

    (0) = 1 rad

    t

    (t

    )

  • 8

    TIPS #2

    Pahami proses penurunan persamaan pegas tak linear. Proses penurunan ini akan

    ditanyakan di pre-test.

    Bila simpangan awal x bernilai sangat kecil, maka suku x2 dapat diabaikan, sehingga

    Persamaan (1) dapat dianggap sebagai persamaan linear berikut

    mx + 2000xox = 0. (2)

    Lakukan simulasi Persamaan (1) dan Persamaan (2) dalam satu file simulink agar dapat

    dibandingkan. Terapkan persamaan mg = 1000 xo2 pada kalkulator Matlab untuk menghitung

    nilai xo. Lakukan simulasi untuk kasus:

    m = 4 kg, dengan kondisi awal x(0) = 5 cm,

    m = 64 kg, dengan kondisi awal x(0) = 5 cm,

    m = 25 kg, dengan kondisi awal x(0) = 5 cm, dan

    m = 25 kg, dengan kondisi awal x(0) = 30 cm.

    Bandingkan hasil simulasi linear dengan simulasi tak linear untuk tiap kasus dengan cara

    menggambarkan grafik hasil simulasi.

    0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5-0.06

    -0.04

    -0.02

    0

    0.02

    0.04

    0.06

    Kasus m = 4 kg dan x(0) = 5 cm

    t

    x(t

    )

    0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2-0.06

    -0.04

    -0.02

    0

    0.02

    0.04

    0.06

    Kasus m = 64 kg dan x(0) = 5 cm

    t

    x(t

    )

  • 9

    0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2-0.06

    -0.04

    -0.02

    0

    0.02

    0.04

    0.06

    Kasus m = 25 kg dan x(0) = 5 cm

    t

    x(t

    )

    0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2-0.4

    -0.2

    0

    0.2

    0.4

    Kasus m = 25 kg dan x(0) = 30 cm

    t

    x(t

    )