modul 2-pengembangan dan pengelolaan sistem penyediaan air bersihrevisi

23
SUB MODUL 1 PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM 1.1 Sasaran Pembelajaran Sasaran belajar yang ingin dicapai setelah pembahasan topik ini adalah: Peserta workshop mampu memahami kebijakan dan strategi penyediaan air minum di Indonesia. Peserta workshop mampu memahami pedoman perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan sistem penyediaan air minum (SPAM) sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005. Peserta workshop mampu menerapkan pedoman tersebut dalam mengembangkan sistem penyediaan air minum di wilayah masing- masing. 1 .2 Kebijakan dan Strategi Sistem Penyediaan Air Minum Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, pengaturan pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM) diselenggarakan secara terpadu dengan pengembangan prasarana dan sarana sanitasi yang berkaitan dengan air minum untuk menjamin keberlanjutan fungsi penyediaan air minum dan terhindarnya air baku dari pencemaran air limbah dan sampah. Pengembangan SPAM diselenggarakan berdasarkan asas kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan umum, keterpaduan dan keserasian, keberlanjutan, keadilan, kemandirian, serta transparansi dan akuntabilitas. Pengaturan pengembangan SPAM bertujuan untuk: 1. Terwujudnya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga yang terjangkau; 2. Tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa pelayanan; dan 3. Tercapainya peningkatan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum. Keterpaduan pengembangan dilaksanakan pada setiap tahapan penyelenggaraan pengembangan. Apabila penyelenggaraan pengembangan dapat dilakukan secara terpadu pada semua tahapan, 1 Sub Module 1: Pengmbangan dan Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Bersih

Upload: enikwahyuniati

Post on 16-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Pengembangan penelolaan sistem penyediaan air bersih

TRANSCRIPT

Collaborative Knowlage Network Indonesia

SUB MODUL 1PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM 1.1 Sasaran Pembelajaran

Sasaran belajar yang ingin dicapai setelah pembahasan topik ini adalah:

Peserta workshop mampu memahami kebijakan dan strategi penyediaan air minum di Indonesia.

Peserta workshop mampu memahami pedoman perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan sistem penyediaan air minum (SPAM) sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005.

Peserta workshop mampu menerapkan pedoman tersebut dalam mengembangkan sistem penyediaan air minum di wilayah masing-masing.

1.2 Kebijakan dan Strategi Sistem Penyediaan Air Minum

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, pengaturan pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM) diselenggarakan secara terpadu dengan pengembangan prasarana dan sarana sanitasi yang berkaitan dengan air minum untuk menjamin keberlanjutan fungsi penyediaan air minum dan terhindarnya air baku dari pencemaran air limbah dan sampah. Pengembangan SPAM diselenggarakan berdasarkan asas kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan umum, keterpaduan dan keserasian, keberlanjutan, keadilan, kemandirian, serta transparansi dan akuntabilitas. Pengaturan pengembangan SPAM bertujuan untuk:

1. Terwujudnya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga yang terjangkau;

2. Tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa pelayanan; dan

3. Tercapainya peningkatan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum.Keterpaduan pengembangan dilaksanakan pada setiap tahapan penyelenggaraan pengembangan. Apabila penyelenggaraan pengembangan dapat dilakukan secara terpadu pada semua tahapan, keterpaduan penyelenggaraan pengembangan sekurang-kurangnya dilaksanakan pada tahap perencanaan, baik dalam penyusunan rencana induk maupun dalam perencanaan teknik. Dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM dan/atau prasarana dan sarana sanitasi pemerintah daerah dapat melakukan kerja sama antar daerah.

Kebijakan dan strategi pengembangan SPAM merupakan arah pengembangan SPAM beserta strategi pencapaiannya. Kebijakan dan strategi nasional pengembangan SPAM disusun dan ditetapkan oleh Pemerintah setiap 5 (lima) tahun sekali melalui konsultasi publik dengan memperhatikan kebijakan nasional sumber daya air dan kebijakan nasional sektor lain yang terkait serta mencakup kebijakan dan strategi prasarana dan sarana sanitasi yang terkait dengan SPAM.

Kebijakan dan strategi nasional pengembangan SPAM digunakan sebagai landasan penyusunan kebijakan dan strategi pengembangan SPAM daerah dengan memperhatikan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat setempat, serta kondisi lingkungan daerah sekitarnya. Kebijakan dan strategi pengembangan SPAM daerah disusun dan ditetapkan oleh Pemerintah Daerah yang bersangkutan melalui konsultasi publik. Kebijakan dan strategi pengembangan SPAM memuat:1. Tujuan dan sasaran pengembangan;

2. Dasar kebijakan;

3. Pendekatan penanganan;

4. Prioritas pengembangan;

5. Konsepsi kebijakan operasional; dan

6. Rencana strategis dan program pengembangan SPAM.

Kebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM Daerah antara lain memuat rencana strategis dan program pengembangan SPAM. Rencana strategis dan program pengembangan SPAM memuat:

1. Identifikasi potensi dan rencana alokasi air baku untuk wilayah pelayanan sesuai perkembangannya;

2. Garis besar sistem penyediaan air baku di wilayah administratif;

3. Garis besar rencana pembagian wilayah administratif menjadi satu atau lebih wilayah pelayanan sesuai potensi air baku dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) baik wilayah pelayanan dengan jaringan perpipaan maupun wilayah pelayanan dengan bukan jaringan perpipaan;

4. Indikasi program pengembangan untuk setiap rencana wilayah pelayanan berdasarkan urutan prioritas;

5. Kriteria dan standar pelayanan di wilayah administratif kabupaten atau kota;

6. Indikasi keterpaduan program dengan pengembangan prasarana dan sarana sanitasi yang merupakan dampak penggunaan air minum untuk wilayah pelayanan yang dianggap strategis dan merupakan wilayah pusat pertumbuhan;

7. Indikasi alternatif pembiayaan dan pola investasi untuk wilayah pelayanan yang dianggap strategis dan merupakan wilayah pusat pertumbuhan; serta

8. Indikasi pengembangan kelembagaan untuk wilayah pelayanan yang dianggap strategis dan merupakan wilayah pusat pertumbuhan.

Dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM dan/atau Prasarana dan Sarana Sanitasi, Pemerintah Daerah mengutamakan kerjasama antar daerah. Dalam hal penyusunan rencana strategi dan program pengembangan SPAM, Pemerintah dan/atau pemerintah daerah harus mengikutsertakan penyelenggara SPAM dan para pemangku kepentingan dalam bentuk konsultasi publik.

1.3 Sistem Penyediaan Air MinumSPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan perpipaan, serta harus dikelola secara baik dan berkelanjutan.SPAM dengan jaringan perpipaan dapat meliputi:1. unit air baku,

2. unit produksi,

3. unit distribusi,

4. unit pelayanan, dan

5. unit pengelolaan.

Sedangkan SPAM bukan jaringan perpipaan dapat meliputi:

1. sumur dangkal,

2. sumur pompa tangan,

3. bak penampungan air hujan,

4. terminal air,

5. mobil tangki air,

6. instalasi air kemasan, dan

7. bangunan perlindungan mata air.Ketentuan teknis mengenai SPAM bukan jaringan perpipaan diatur lebih lanjut dengan peraturan menteri.

Air minum yang dihasilkan dari SPAM yang digunakan oleh masyarakat pengguna/pelanggan harus memenuhi syarat kualitas berdasarkan peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. Air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas dilarang didistribusikan kepada masyarakat.Unit Air Baku

Unit air baku merupakan sarana pengambilan dan/atau penyedia air baku, dapat terdiri dari: 1. bangunan penampungan air, 2. bangunan pengambilan/penyadapan, 3. alat pengukuran dan peralatan pemantauan, 4. sistem pemompaan, dan/atau 5. bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya.

Air baku wajib memenuhi baku mutu yang ditetapkan untuk penyediaan air minum sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin ketersediaan air baku. Dalam rangka efisiensi pemanfaatan air baku, Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat melakukan kerja sama antardaerah.

Dalam penggunaan air baku perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Penggunaan air baku untuk keperluan pengusahaan air minum wajib berdasarkan izin hak guna usaha air sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2. Penggunaan air baku untuk pemenuhan kebutuhan kelompok non pengusahaan wajib berdasarkan izin hak guna pakai air sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

3. Penggunaan air baku khususnya dari air tanah dan mata air wajib memperhatikan keperluan konservasi dan pencegahan kerusakan lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Unit Produksi

Unit produksi merupakan prasarana dan sarana yang dapat digunakan untuk mengolah air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi, dan/atau biologi. Unit produksi dapat terdiri dari:

1. bangunan pengolahan dan perlengkapannya,

2. perangkat operasional,

3. alat pengukuran dan peralatan pemantauan,

4. bangunan penampungan air minum.

Limbah akhir dari proses pengolahan air baku menjadi air minum wajib diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sumber air baku dan daerah terbuka.Unit Distribusi

Unit distribusi terdiri dari:

1. sistem perpompaan,

2. jaringan distribusi, bangunan

3. penampungan,

4. alat ukur dan peralatan pemantauan.

Unit distribusi wajib memberikan kepastian kuantitas, kualitas air, dan kontinuitas pengaliran dengan jaminan pengaliran 24 jam per hari.

Unit Pelayanan

Unit pelayanan terdiri dari:

1. sambungan rumah,

2. hidran umum, dan

3. hidrankebakaran.

Untuk mengukur besaran pelayanan pada sambungan rumah dan hidran umum harus dipasang alat ukur berupa meter air. Untuk menjamin keakurasiannya, meter air wajib ditera secara berkala oleh instansi yang berwenang.

Unit Pengelolaan

Unit pengelolaan terdiri dari pengelolaan teknis dan pengelolaan non teknis. Pengelolaan teknis terdiri dari kegiatan operasional, pemeliharaan dan pemantauan dari unit air baku, unit produksi dan unit distribusi. Pengelolaan non teknis terdiri dari administrasi dan pelayanan.

Ketentuan teknis mengenai unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.

1.4 Perlindungan Air BakuPerlindungan air baku dilakukan melalui keterpaduan pengaturan pengembangan SPAM dan Prasarana dan Sarana Sanitasi. Prasarana dan Sarana Sanitasi meliputi PS Air Limbah dan PS Persampahan. Pengembangan Prasarana dan Sarana Sanitasi didasarkan pada pertimbangan:

1. keberpihakan pada masyarakat miskin dan daerah rawan air;

2. peningkatan derajat kesehatan masyarakat;

3. pemenuhan standar pelayanan; dan

4. tidak menimbulkan dampak sosial.

Prasarana dan Sarana Air Limbah

PS Air Limbah sebagaimana dilakukan melalui sistem pembuangan air limbah setempat dan/atau terpusat. Sistem pembuangan air limbah setempat dilakukan secara individual melalui pengolahan dan pembuangan air limbah setempat. Sistem pembuangan air limbah terpusat dilakukan secara kolektif melalui jaringan pengumpul dan diolah serta dibuang secara terpusat.

Dalam hal PS Air Limbah telah tersedia, setiap orang perseorangan atau kelompok masyarakat dilarang membuang air limbah secara langsung tanpa

pengolahan ke sumber air baku.Dalam hal PS Air Limbah belum tersedia, setiap orang perseorangan atau kelompok masyarakat dilarang membuang air limbah secara langsung tanpa

pengolahan ke sumber air baku yang ditetapkan oleh Pemerintah/Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya.

Pelayanan minimal sistem pembuangan air limbah berupa unit pengolahan kotoran manusia/tinja dilakukan dengan menggunakan sistem setempat atau sistem terpusat agar tidak mencemari daerah tangkapan air/resapan air baku. Sistem pembuangan air limbah setempat diperuntukkan bagi orang perseorangan/rumah tangga. Sistem pembuangan air limbah terpusat diperuntukkan bagi kawasan padat penduduk dengan memperhatikan kondisi daya dukung lahan dan SPAM serta mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Hasil pengolahan air limbah terpusat meliputi bentuk cairan dan padatan. Kualitas hasil pengolahan air limbah yang berbentuk cairan wajib memperhatikan standar baku mutu air buangan dan baku mutu sumber air baku yang mencakup syarat fisik, kimia, dan bakteriologi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Hasil pengolahan air limbah yang berbentuk padatan dan sudah tidak dapat dimanfaatkan kembali wajib diolah sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku sehingga tidak membahayakan manusia

dan lingkungan.

Pemantauan kualitas dan kuantitas hasil pengolahan air limbah wajib dilakukan secara rutin dan berkala sesuai dengan standar yang ditetapkan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup.

Pemilihan lokasi instalasi pengolahan air limbah harus memperhatikan aspek teknis, lingkungan, sosial budaya masyarakat setempat, serta dilengkapi dengan zona penyangga. Lokasi pembuangan akhir hasil pengolahan air limbah yang berbentuk cairan, wajib memperhatikan faktor keamanan, pengaliran sumber air baku dan daerah terbuka.

Prasarana dan Sarana Persampahan

PS Persampahan meliputi proses pewadahan, pengumpulan, pemindahan,

pengangkutan, pengolahan dan pembuangan akhir, yang dilakukan secara terpadu. Pelayanan minimal PS Persampahan dilakukan melalui pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan sampah rumah tangga ke TPA secara berkala minimal 2 (dua) kali seminggu. Setiap orang atau kelompok masyarakat dilarang membuang sampah ke sumber air baku.Proses pewadahan, pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan sampah dari sumber sampai ke TPA dilakukan sesuai dengan pedoman yang berlaku dengan memperhatikan sistem pelayanan persampahan yang sudah tersedia. Pengolahan sampah dilakukan dengan metode yang ramah lingkungan, terpadu, dengan mempertimbangkan:

1. karakteristik sampah

2. keselamatan kerja

3. kondisi sosial masyarakat setempat

Lokasi tempat pengumpulan dan pengolahan sampah serta TPA, wajib memperhatikan:

1. jarak dengan sumber air baku

2. hasil kajian analisis mengenai dampak lingkungan

3. rencana tata ruang

4. daya dukung lingkungan dan kondisi hidrogeologi daerahnya

5. kondisi sosial budaya masyarakat

Dalam rangka perlindungan air baku, pembuatan TPA harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. wajib dilengkapi dengan zona penyangga2. menggunakan metode lahan urug terkendali untuk kota sedang dan kecil3. menggunakan metode lahan urug saniter untuk kota besar dan metropolitan.

Pemantauan kualitas hasil pengolahan leachate yang dibuang ke sumber air baku dan/atau tempat terbuka wajib dilakukan secara berkala oleh instansi yang berwenang. Proses pengolahan air limbah dan sampah wajib dilakukan sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri dengan memperhatikan saran dan pertimbangan dari menteri terkait.

1.5 Penyelenggaraan Pengembangan SPAMPenyelenggaraan pengembangan SPAM harus dilaksanakan secara terpadu dengan pengembangan Prasarana dan Sarana Sanitasi untuk menjamin keberlanjutan fungsi penyediaan air minum dan terhindarnya air baku dari pencemaran air limbah dan sampah. Keterpaduan pengembangan dilaksanakan pada setiap tahapan penyelenggaraan pengembangan. Apabila penyelenggaraan pengembangan belum dapat dilakukan secara terpadu pada semua tahapan, keterpaduan penyelenggaraan pengembangan sekurang-kurangnya dilaksanakan pada tahap perencanaan, baik dalam penyusunan rencana induk maupun dalam perencanaan teknik. Dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM dan/atau Prasarana dan Sarana Sanitasi Pemerintah Daerah dapat melakukan kerja sama antardaerah.

1.5.1 Perencanaan

Perencanaan pengembangan SPAM meliputi penyusunan rencana induk, studi kelayakan, dan/atau perencanaan teknis terinci. Rencana Induk

Rencana induk pengembangan SPAM adalah suatu rencana jangka panjang (15-20 tahun) yang merupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satu periode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama sistem beserta dimensi-dimensinya.

Rencana induk pengembangan SPAM disusun dengan memperhatikan:

1. rencana pengelolaan sumber daya air

2. rencana tata ruang wilayah

3. kebijakan dan strategi pengembangan SPAM

4. kondisi lingkungan, sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat di daerah/ wilayah setempat dan sekitarnya

5. kondisi kota dan rencana pengembangannya.

Rencana induk pengembangan SPAM disusun oleh penyelenggara pengembangan SPAM. Sebelum ditetapkan, hasil rencana induk pengembangan SPAM wajib disosialisasikan melalui konsultasi publik untuk menjaring masukan dan tanggapan masyarakat di wilayah layanan dan masyarakat yang diperkirakan terkena dampak. Rencana induk pengembangan SPAM ditetapkan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya.Rencana induk pengembangan SPAM yang cakupan wilayah layanannya bersifat lintas kabupaten/kota ditetapkan oleh pemerintah provinsi setelah berkoordinasi dengan daerah kabupaten/kota terkait. Rencana induk pengembangan SPAM yang bersifat lintas provinsi ditetapkan oleh Menteri setelah berkoordinasi dengan menteri terkait, pemerintah provinsi, dan/atau kabupaten/kota. Rencana induk pengembangan SPAM yang telah ditetapkan harus diikuti izin prinsip hak guna air sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan.

Penyusunan rencana induk pengembangan SPAM memperhatikan aspek keterpaduan dengan prasarana dan sarana sanitasi sejak dari sumber air hingga unit pelayanan. Keterpaduan diwujudkan dalam bentuk gambar rencana induk yang memuat antara lain lokasi-lokasi prasarana dan sarana SPAM beserta prasarana dan sarana sanitasi dalam rangka perlindungan dan pelestarian air. Periode perencanaan rencana induk pengembangan SPAM adalah 15-20 tahun, dan harus dikaji ulang setiap 5 tahun atau dapat dirubah bila ada hal-hal khusus dengan memperhatikan perkembangan penataan ruang wilayah nasional, provinsi, dan/atau kabupaten atau kota.

Dalam hal pelaksanaan penyusunan rencana induk pengembangan SPAM dilaksanakan sendiri harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1. Penyelenggara sudah memiliki rencana induk pengembangan SPAM untuk wilayah pelayanan yang ada;

2. Pekerjaan bersifat pengembangan terhadap wilayah pelayanan yang sudah ada dan belum termasuk dalam rencana induk pengembangan SPAM sebagaimana butir 1 di atas;

3. Pekerjaan bersifat peninjauan ulang terhadap rencana induk pengembangan SPAM yang sudah habis masa berlakunya.

Dalam hal pelaksanaan penyusunan rencana induk pengembangan SPAM dilaksanakan oleh penyedia jasa harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1. Kegiatan bersifat pembuatan rencana induk pengembangan SPAM baru;

2. Kegiatan bersifat penambahan atau pengembangan terhadap wilayah pelayanan yang sudah ada namun belum memiliki rencana induk pengembangan SPAM;

3. Kegiatan kajian ulang SPAM bersifat menyeluruh.

Penyusunan rencana induk pengembangan SPAM yang dilaksanakan oleh penyedia jasa, harus melalui proses pengadaan jasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penyedia jasa harus memiliki ijin usaha dan memiliki tenaga ahli yang bersertifikat sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Studi Kelayakan

Studi kelayakan pengembangan SPAM adalah suatu studi untuk mengetahui tingkat kelayakan usulan pembangunan sistem penyediaan air minum di suatu wilayah pelayanan ditinjau dari aspek teknis teknologis, lingkungan, sosial, budaya, ekonomi, kelembagaan, dan finansial. Studi kelayakan pengembangan SPAM disusun dan ditetapkan oleh penyelenggara pengembangan SPAM, atau Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya. Penyusunan studi kelayakan dapat dilaksanakan sendiri atau melalui penyedia jasa memiliki ijin usaha dan memiliki tenaga ahli yang bersertifikat.Studi kelayakan pengembangan SPAM disusun berdasarkan:

1. rencana induk pengembangan SPAM yang telah ditetapkan2. hasil kajian kelayakan teknis teknologis, lingkungan, social budaya, ekonomi, kelembagaan, dan finansial3. kajian sumber pembiayaan.

Studi kelayakan pengembangan SPAM dapat berupa:

1. Studi Kelayakan Lengkap

2. Studi Kelayakan Sederhana

3. Justifikasi Teknis dan Biaya Perencanaan TeknisPerencanaan teknis terinci pengembangan SPAM yang selanjutnya disebut perencanaan teknis adalah suatu rencana rinci pembangunan SPAM di suatu kota atau kawasan meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, dan unit pelayanan.

Perencanaan teknis pengembangan SPAM disusun dan ditetapkan oleh penyelenggara atau Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya, dan dibuat berdasarkan:

1. rencana induk pengembangan SPAM yang telah ditetapkan2. hasil studi kelayakan3. jadwal pelaksanaan konstruksi4. kepastian sumber pembiayaan

5. hasil konsultasi teknis dengan dinas teknis terkaitPerencanaan teknis pengembangan SPAM paling sedikit memuat:

1. rancangan teknis sistem pengembangan yang meliputi rancangan detail kegiatan serta tahapan dan jadwal pelaksanaan2. perhitungan dan gambar teknis3. spesifikasi teknis4. dokumen pelaksanaan kegiatanPelaksanaan penyusunan perencanaan teknis yang dilaksanakan sendiri harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1. Kegiatan diperkirakan mencakup perencanaan pekerjaan fisik minor yang tidak memerlukan teknologi/kompleksitas atau tingkat resiko yang tinggi;

2. Pekerjaan merupakan pekerjaan rehabilitasi, perbaikan dan tidak mengandung resiko tinggi.

Kegiatan penyusunan rencana induk, studi kelayakan dan perencanaan teknis wajib dilaksanakan berdasarkan norma, standar, pedoman, dan manual yang diatur dengan Peraturan Menteri.

1.5.2 Pelaksanaan Konstruksi

Pelaksanaan konstruksi SPAM meliputi kegiatan pembangunan konstruksi fisik dan uji coba. Pelaksanaan konstruksi dilakukan berdasarkan hasil perencanaan teknis yang telah ditetapkan dan wajib dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pedoman teknis dan tata cara pelaksanaan konstruksi SPAM sesuai dengan Peraturan Menteri.Kegiatan pelaksanaan konstruksi dapat dilaksanakan oleh penyelenggara atau penyedia jasa pelaksanaan konstruksi melalui proses pelelangan. Dalam hal pelaksanaan konstruksi dilaksanakan sendiri, penyelenggara harus memiliki tenaga kerja konstruksi yang bersertifikat. Dalam hal pelaksanaan konstruksi dilaksanakan oleh penyedia jasa pelaksanaan konstruksi, penyedia jasa dimaksud harus memiliki izin usaha jasa konstruksi dan memiliki tenaga kerja konstruksi yang bersertifikat.Kegiatan pelaksanaan konstruksi dapat dilaksanakan sendiri atau melalui penyedia jasa pelaksanaan konstruksi. Kegiatan konstruksi yang dilaksanakan sendiri terbatas pada kegiatan rehabilitasi sebagian pada unit air baku, unit produksi, unit transmisi, unit distribusi, dan unit pelayanan yang bersifat memperbaiki kinerja dan tidak meningkatkan kapasitas, dengan tetap berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kegiatan konstruksi yang dilaksanakan oleh penyedia jasa adalah kegiatan konstruksi yang bersifat pembangunan baru, rehabilitasi keseluruhan, atau pekerjaan yang bersifat peningkatan kapasitas dengan tetap berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku.

1.5.3 Pengelolaan

Pengelolaan SPAM dilaksanakan apabila prasarana dan sarana SPAM yang telah terbangun siap untuk dioperasikan dengan membentuk organisasi penyelenggara SPAM. Kegiatan pengelolaan SPAM meliputi kegiatan:

1. pengoperasian dan pemanfaatan

2. administrasi dan kelembagaan

Pengelolaan SPAM dilaksanakan dengan mengutamakan asas keadilan dan kelestarian lingkungan hidup untuk menjamin keberlanjutan fungsi pelayanan air minum serta peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Kegiatan pengelolaan SPAM dilakukan penyelenggara dan dapat melibatkan peran serta masyarakat berupa pemeliharaan, perlindungan sumber air baku, penertiban sambungan liar, dan sosialisasi dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM. Pengelolaan SPAM wajib memenuhi standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah sesuai, dan dengan kewenangannya, dan memenuhi syarat kualitas sesuai peraturan menteri kesehatan yang berlaku, serta berdasarkan kaidah sistem akuntansi air minum Indonesia. Pedoman teknis dan tata cara pengelolaan SPAM ditetapkan dengan Peraturan Menteri.1.5.4 Pemeliharaan dan Rehabilitasi

Pemeliharaan adalah kegiatan perawatan dan perbaikan unsur-unsur sarana secara rutin dan berkala yang bertujuan untuk menjaga agar prasarana dan sarana air minum dapat diandalkan kelangsungannya, yang meliputi pemeliharaan terhadap unit air baku, unit produksi, unit transmisi, unit distribusi, dan unit pelayanan. Rehabilitasi SPAM adalah perbaikan atau penggantian sebagian atau seluruh unit SPAM yang perlu dilakukan agar dapat berfungsi secara normal kembali, meliputi rehabilitasi sebagian dan rehabilitasi keseluruhan.

Penyelenggara SPAM wajib melaksanakan pemeliharaan dan rehabilitasi. Pemeliharaan meliputi pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala. Rehabilitasi meliputi rehabilitasi sebagian dan/atau keseluruhan. Pedoman teknis dan tata cara pemeliharaan dan rehabilitasi ditetapkan dengan Peraturan Menteri.1.5.5 Pemantauan dan Evaluasi

Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan pengembangan SPAM dilakukan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya untuk mendapatkan data kinerja pelayanan air minum baik sistem fisik maupun sistem non-fisik dalam waktu tertentu. Penyelenggara pengembangan SPAM wajib menyampaikan laporan kegiatan penyelenggaraan kepada Pemerintah atau Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya guna keperluan pemantauan dan evaluasi. Penyelenggara pengembangan SPAM wajib memberikan data yang diperlukan untuk pemantauan dan evaluasi.

Pemantauan sistem fisik dimaksudkan untuk mengendalikan agar kinerja teknis SPAM sesuai dengan sasaran perencanaan awal. Sistem fisik meliputi:

1. Unit air baku

2. Unit Produksi

3. Unit Distribusi

4. Unit Pelayanan

Pemantauan sistem non-fisik sebagaimana dimaksudkan untuk mengendalikan agar kinerja non-teknis SPAM sesuai dengan sasaran perencanaan awal. Sistem non-fisik sekurang-kurangnya meliputi:

1. Data kelembagaan

2. Data manajemen

3. Data keuangan

4. Peran serta masyarakat

5. Hukum

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya melaksanakan evaluasi laporan kinerja penyelenggaraan pengembangan SPAM tingkat nasional dan laporan evaluasi kinerja penyelenggaraan pengembangan SPAM dari pemerintah provinsi. Pemerintah provinsi melaksanakan evaluasi laporan kinerja penyelenggaraan pengembangan SPAM tingkat provinsi dan laporan evaluasi kinerja penyelenggaraan pengembangan SPAM dari pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah kabupaten/kota melaksanakan evaluasi laporan kinerja penyelenggaraan pengembangan SPAM tingkat kabupaten/kota.

Evaluasi laporan kinerja didasarkan pada indikator kinerja penyelenggaraan pengembangan SPAM. Indikator kinerja penyelenggaraan pengembangan SPAM meliputi aspek keuangan, operasional, pelayanan pelanggan, dan sumber daya manusia. Pedoman penilaian kinerja penyelenggara SPAM diatur melalui Peraturan Menteri tersendiri.

1.6 Wewenang dan Tanggung jawab

Pengembangan SPAM menjadi tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk menjamin hak setiap orang dalam mendapatkan air minum bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Penyelenggaraan pengembangan SPAM dilakukan oleh BUMN atau BUMD yang dibentuk secara khusus untuk pengembangan SPAM.

Dalam hal BUMN atau BUMD tidak dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan SPAM di wilayah pelayanannya, BUMN atau BUMD atas persetujuan dewan pengawas/komisaris dapat mengikutsertakan koperasi, badan usaha swasta, dan/atau masyarakat dalam penyelenggaraan di wilayah pelayanannya.

Dalam hal pelayanan air minum yang dibutuhkan masyarakat tidak dapat diwujudkan oleh BUMN atau BUMD Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat membangun sebagian atau seluruh PS SPAM yang selanjutnya dioperasikan oleh BUMN atau BUMD.

Pemerintah PusatWewenang dan tanggung jawab Pemerintah dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM meliputi:

1. menetapkan kebijakan dan strategi nasional

2. menetapkan norma, standar, pedoman dan manual

3. membentuk BUMN penyelenggara SPAM

4. memfasilitasi penyelesaian masalah dan permasalahan antar provinsi, yang bersifat khusus, strategis, baik yang bersifat nasional maupun internasional

5. memberikan bantuan teknis dan melakukan pembinaan, pengendalian, serta pengawasan atas penyelenggaraan

6. memberikan izin penyelenggaraan lintas provinsi

7. penentuan alokasi air baku untuk kebutuhan pengembangan SPAM sesuai dengan hak guna usaha air yang ditetapkan

8. memfasilitasi pemenuhan kebutuhan air baku untuk kebutuhan pengembangan SPAM sesuai dengan kewenangannya

Pemerintah Provinsi

Wewenang dan tanggung jawab pemerintah provinsi dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM meliputi:

1. menyusun kebijakan dan strategi pengembangan di wilayahnya berdasarkan kebijakan dan strategi nasional

2. memfasilitasi pengembangan SPAM lintas kabupaten/kota

3. dapat membentuk BUMD provinsi sebagai penyelenggara SPAM

4. penyelesaian masalah dan permasalahan yang bersifat antar kabupaten/kota

5. melakukan pemantauan dan evaluasi yang bersifat lintas kabupaten/kota

6. menyampaikan laporan hasil pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan kepada Pemerintah dan Badan Pendukung Pengembangan SPAM

7. memberikan izin penyelenggaran untuk lintas kabupaten/kota

8. memfasilitasi pemenuhan kebutuhan air baku untuk kebutuhan pengembangan SPAM sesuai dengan kewenangannya.

Pemerintah Kabupaten/Kota

Wewenang dan tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM meliputi:

1. menyusun kebijakan dan strategi di daerahnya berdasarkan kebijakan dan strategi nasional serta kebijakan dan strategi provinsi

2. dapat membentuk BUMD penyelenggara pengembangan SPAM

3. memenuhi kebutuhan air minum masyarakat di wilayahnya sesuai dengan standar pelayanan minimum yang ditetapkan

4. memenuhi kebutuhan pelayanan sanitasi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di wilayahnya sesuai dengan standar pelayanan minimum yang ditetapkan

5. menjamin terselenggaranya keberlanjutan pengembangan SPAM di wilayahnya

6. melaksanakan pengadaan jasa konstruksi dan/atau pengusahaan penyelenggaraan pengembangan SPAM di wilayah yang belum terjangkau pelayanan BUMD

7. memberi bantuan teknis kepada kecamatan, pemerintah desa, serta kelompok masyarakat di wilayahnya dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM

8. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan pengembangan SPAM yang utuh berada di wilayahnya

9. menyampaikan laporan hasil pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan kepada pemerintah provinsi, Pemerintah, dan Badan Pendukung Pengembangan SPAM

10. melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pengembangan SPAM yang berada di wilayahnya

11. memberikan izin penyelenggaraan pengembangan SPAM di wilayahnya

12. memfasilitasi pemenuhan kebutuhan air baku untuk kebutuhan pengembangan SPAM sesuai dengan kewenangannya.

Pemerintah Desa

Wewenang dan tanggung jawab pemerintah desa meliputi:

1. memfasilitasi dan memberikan izin peran serta masyarakat di tingkat kelompok/komunitas di wilayahnya dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM

2. melakukan pengawasan terhadap pemanfaatan sumber air untuk penyediaan air minum di tingkat kelompok/komunitas masyarakat

3. menyampaikan laporan hasil pengawasan pemanfaatan sumber air untuk penyediaan air minum di wilayahnya kepada pemerintah kabupaten/kota

1.7 Badan Pendukung Pengembangan SPAM Status dan Kedudukan

Untuk mencapai tujuan pengaturan pengembangan SPAM dibentuk Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, yang untuk selanjutnya disebut dengan BPP SPAM. BPP SPAM merupakan badan non struktural yang dibentuk oleh, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. BPP SPAM berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.

Tugas dan FungsiBPP SPAM bertugas mendukung dan memberikan bantuan dalam rangka mencapai tujuan pengembangan SPAM guna memberikan manfaat yang maksimal bagi negara dan sebesar-besar kemakmuran rakyat. Untuk melaksanakan tugas, BPP SPAM mempunyai fungsi:

1. memberikan masukan kepada Pemerintah dalam penyusunan kebijakan dan strategi

2. membantu Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam penerapan norma, standar, pedoman, dan manual oleh penyelenggara dan masyarakat

3. melaksanakan evaluasi terhadap standar kualitas dan kinerja pelayanan penyelenggaraan SPAM

4. memberikan rekomendasi tindak turun tangan terhadap penyimpangan standar kualitas dan kinerja pelayanan penyelenggaraan

5. mendukung dan memberikan rekomendasi kepada Pemerintah dalam penyelenggaraan SPAM oleh koperasi dan badan usaha swasta

6. memberikan rekomendasi kepada Pemerintah dalam menjaga kepentingan yang seimbang antara penyelenggara dan masyarakat

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan fungsi dan tugas BPP SPAM ditetapkan oleh Menteri.

Susunan Organisasi

Keanggotaan BPP SPAM terdiri atas unsur Pemerintah, unsur penyelenggara dan unsur masyarakat. Susunan keanggotaan BPP SPAM terdiri dari Ketua BPP SPAM yang merangkap anggota dan beberapa anggota. Ketua BPP SPAM ditetapkan oleh Menteri. Anggota BPP SPAM berjumlah ganjil, paling banyak 5 (lima) orang. Dalam hal anggota BPP SPAM berasal dari Pegawai Negeri Sipil maka Pegawai Negeri Sipil tersebut diberhentikan dari jabatan organiknya selama menjadi Anggota BPP SPAM tanpa kehilangan statusnya sebagai Pegawai Negeri Sipil. Untuk dapat diangkat sebagai anggota BPP SPAM, setiap calon anggota yang telah memenuhi persyaratan harus melalui uji kelayakan dan kepatutan oleh Menteri. Pengangkatan dan pemberhentian anggota BPP SPAM dilakukan dengan Keputusan Menteri.

Untuk membantu pelaksanaan fungsi dan tugas BPP SPAM dibentuk Sekretariat BPP SPAM yang berada di lingkungan Menteri. Sekretariat membawahkan beberapa unit kerja sesuai dengan kebutuhan. Sekretariat BPP SPAM dipimpin oleh Sekretaris BPP SPAM yang bertanggungjawab kepada Ketua BPP SPAM. Sekretaris BPP SPAM diangkat dan diberhentikan oleh Menteri atas usul Ketua BPP SPAM.

Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan organisasi, fungsi dan tugas serta tatakerja sekretariat BPP SPAM ditetapkan dengan keputusan Menteri, setelah mendapat persetujuan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara.

Masa kerja anggota BPP SPAM adalah selama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa kerja berikutnya.

1.8 Pembiayaan dan Tarif1.8.1 Pembiayaan

Pembiayaan pengembangan SPAM meliputi pembiayaan untuk membangun, memperluas serta meningkatkan sistem fisik (teknik) dan sistem non fisik. Sumber dana untuk pembiayaan dapat berasal dari:

1. Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah2. BUMN atau BUMD3. koperasi4. badan usaha swasta5. dana masyarakat dan/atau

6. sumber dana lain yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pembiayaan pengembangan SPAM menjadi kewajiban pemerintah. Dalam hal Pemerintah Daerah tidak mampu melaksanakan pengembangan SPAM, Pemerintah dapat memberikan bantuan pendanaan sampai dengan pemenuhan standar pelayanan minimal yang dibutuhkan secara bertahap. Bantuan Pemerintah diutamakan untuk kelompok masyarakat berpenghasilan rendah dan miskin pada wilayah di luar jangkauan pelayanan BUMD. Untuk daerah yang sudah terjangkau pelayanan BUMD, bantuan pendanaan Pemerintah hanya dapat diberikan untuk memenuhi standar pelayanan minimal. Tata cara penyaluran bantuan pendanaan dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dalam hal pembiayaan pengembangan SPAM dilakukan oleh koperasi dan badan usaha swasta, maka Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah:

1. dapat menyusun prastudi kelayakan2. memberikan kemudahan perizinan3. memberikan konsultasi dan fasilitasi4. memfasilitasi ketersediaan air baku.

Pemerintah dapat mengatur sistem pembiayaan dan pola investasi untuk terwujudnya iklim investasi yang kondusif. Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dapat melakukan pendanaan atau melakukan penyertaan modal guna meningkatkan kinerja pelayanan BUMN/BUMD penyelenggara dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

1.8.2 Tarif dan RetribusiTarif air minum merupakan biaya jasa pelayanan air minum dan pelayanan air limbah yang wajib dibayar oleh pelanggan untuk setiap pemakaian air minum yang diberikan oleh Penyelenggara. Perhitungan dan penetapan tarif air minum harus didasarkan pada prinsip-prinsip:

1. keterjangkauan dan keadilan2. mutu pelayanan3. pemulihan biaya4. efisiensi pemakaian air5. transparansi dan akuntabilitas6. perlindungan air bakuKomponen biaya yang diperhitungkan dalam perhitungan tarif meliputi:

1. biaya operasi dan pemeliharaan2. biaya depresiasi/amortisasi3. biaya bunga pinjaman4. biaya-biaya lain5. keuntungan yang wajarUntuk melaksanakan tarif penyelenggara wajib menerapkan struktur tarif termasuk tarif progresif, dalam rangka penerapan subsidi silang antar kelompok pelanggan. Penyesuaian tarif dapat dilakukan dengan formula indeksasi dengan mengacu pada besaran nilai indeks yang berlaku yang diterbitkan oleh Pemerintah.

Tarif jasa pelayanan yang diselenggarakan oleh BUMD ditetapkan oleh kepala daerah berdasarkan usulan direksi, setelah disetujui oleh Dewan Pengawas. Tarif jasa pelayanan yang diselenggarakan oleh badan usaha swasta, ditetapkan oleh kepala daerah berdasarkan perjanjian penyelenggaraan SPAM. Pedoman teknis dan tata cara pengaturan tarif ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri.

Dalam hal jasa pelayanan air limbah dilakukan oleh Pemerintah Daerah, pelanggan dapat dikenakan pungutan daerah dalam bentuk retribusi. Retribusi ditetapkan dengan peraturan daerah.

Dalam hal jasa pelayanan dilakukan oleh kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri, anggota kelompok masyarakat dapat dikenakan iuran berdasarkan kesepakatan bersama. Pengelolaan iuran dilakukan oleh masyarakat yang bersangkutan.1.9 Kelembagaan1.9.1 BUMN / BUMD

Lingkup tugas dan tanggung jawab BUMN / BUMD meliputi:

1. menyelenggarakan pengembangan SPAM yang terpadu dengan pengembangan Prasarana dan Sarana Sanitasi yang ditetapkan

2. melaksanakan rencana dan program proses pengadaan, termasuk pelaksanaan konstruksi yang menjadi tanggung jawabnya, serta pengoperasian, pemeliharaan, dan rehabilitasi

3. melakukan pengusahaan termasuk menghimpun pembayaran jasa pelayanan sesuai dengan tarif yang telah ditetapkan

4. memberi pelayanan penyediaan air minum dengan kualitas dan kuantitas sesuai dengan standar yang ditetapkan

5. membuat laporan penyelenggaraan secara transparan, akuntabel, dan bertanggung gugat sesuai dengan prinsip tata pengusahaan yang baik

6. menyampaikan laporan penyelenggaraan kepada Pemerintah/Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya

7. mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit kepada masyarakat luas1.9.2 Koperasi, Badan Usaha Swasta, dan Masyarakat

Koperasi dan/atau badan usaha swasta dapat berperan serta dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM pada daerah, wilayah atau kawasan yang belum terjangkau pelayanan BUMD/BUMN dan dibentuk khusus untuk usaha di bidang penyediaan SPAM. Pelibatan koperasi dan/atau badan usaha swasta dilakukan berdasarkan prinsip persaingan yang sehat melalui proses pelelangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pelelangan dapat mencakup seluruh atau sebagian tahapan penyelenggaraan pengembangan.

Pedoman tentang tata cara pelelangan dan penyusunan perjanjian penyelenggaraan, serta tata cara penyerahan aset diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.

Koperasi, badan usaha swasta dan/atau masyarakat dapat menyelenggarakan SPAM untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Penyelenggara berhak mendapatkan pembinaan teknik dan nonteknik serta perlindungan aset dari pemerintah. Penyelenggaraan oleh koperasi dan badan usaha swasta wajib dilakukan berdasarkan izin dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya berdasarkan peraturan perundang-undangan. Kewajiban izin tidak diberlakukan bagi kepentingan perseorangan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Pedoman dan tata cara pemberian izin dan pembinaanpenyelenggaraan mengikuti ketentuan Peraturan Menteri. Dalam melakukan pengembangan SPAM, koperasi, badan usaha swasta, dan masyarakat wajib:

1. berpedoman pada tata cara perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengelolaan, pemeliharaan, rehabilitasi, dan monitoring evaluasi mengikuti ketentuan Peraturan Menteri2. memberikan informasi dan laporan mengenai penyelenggaraan kepada Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya3. dalam keadaan tertentu dapat membantu dan memberikan akses kepada masyarakat sekitar dalam pemenuhan kebutuhan minimal akan airReferensi:1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 18/Prt/M/2007 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumRencana induk pengembangan SPAM paling sedikit memuat:

rencana umum

rencana jaringan

program dan kegiatan pengembangan

kriteria dan standar pelayanan

rencana alokasi air baku

keterpaduan dengan PS Sanitasi

indikasi pembiayaan dan pola investasi

rencana pengembangan kelembagaan

Perencanaan pengembangan SPAM disusun mengacu pada Kebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM.

Pemerintah Daerah wajib menyusun Kebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM Daerah, yang mengacu pada Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan SPAM dan peraturan pemerintah yang berlaku.

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) bersama Ditjen Cipta Karya melakukan sinkronisasi program air baku dan program pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Sinkronisasi dilakukan melalui kerjasama antara Balai Besar maupun Balai Wilayah Sungai milik Ditjen SDA dengan Satuan Kerja (Satker) dari Ditjen Cipta Karya di daerah.

Dalam sinkronisasi program, Ditjen SDA melakukan pengerjaan pengambilan air dari sumbernya hingga ke penampungan di bak terdekat di pedesaan warga sementara distribusinya diserahkan ke Ditjen Cipta Karya atau pemerintah daerah (pemda).

Dalam Peraturan Pemerintah No. 16/2005 tentang Pengembangan SPAM, unit air baku merupakan

sarana pengambilan dan atau penyediaan air baku adalah wewenang Ditjen SDA yang

batas wilayahnya ditentukan kemudian.

Air baku makin susah dicari, sebaiknya kita tidak bertindak sendiri-sendiri, karena kedepannya permasalahan air baku dan penyediaan air minum ini bisa semakin membebani, air minum bisa semakin mahal harganya

Rencana induk pengembangan SPAM dapat berupa:

Rencana induk pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah Administrasi Kabupaten atau Kota;

Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Kabupaten dan/atau Kota;

Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Provinsi.

Penjelasan lebih lanjut lihat di Permen PU No. 18 Tahun 2007

Pelaksana penyusunan rencana induk pengembangan SPAM wajib memiliki tenaga ahli yang memiliki sertifikat keahlian yang dikeluarkan oleh asosiasi profesi sesuai peraturan perundangan.

Kegiatan penyusunan rencana induk, studi kelayakan dan perencanaan teknis dapat dilaksanakan oleh penyelenggara sendiri atau penyedia jasa perencanaan konstruksi yang ditunjuk melalui proses pengadaan jasa sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Penyelenggara dan penyedia jasa perencanaan konstruksi wajib memiliki sertifikat keahlian yang dikeluarkan oleh asosiasi profesi.

Pelaksana konstruksi harus

memiliki ijin usaha jasa konstruksi dan memiliki tenaga kerja konstruksi yang

bersertifikat.

Pemanfaatan air minum bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan domestik dan nondomestik.

1Sub Module 1: Pengmbangan dan Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Bersih