modul 2 muntah
TRANSCRIPT
Modul 2 Muntahkelompok 4
tutor : Dr. Pitut Aprilia
• Ricki Nurhakim• Retno suci Fadhillah• Raysha Ramadhani• Nudiya Azimah• Randy Rifianda
• Rahmi Dwi • Nursriyani• Raditya Reza• Priya Adhiyaksa• Nuraini
Skenario Laki-laki 45 th datang ke UGD karena sakit perut melilit hilang timbul tetapi terus menerus dengan muntah-muntah. Mula-mula muntah berwarna hijau lam kelamaan hijau fekal. Keluhan itu dialami sudah 5 hari. Tidak ada b.a.b dan flatus. Sebelumnya sudah beberapa bulan ini bab tidak pernah puas dan ditambah diare berlendir dan darah sedikit. Bak tidak ada kelainan.
Kalimat kunci• Laki-laki 45th sakit perut
melilit hilang timbul,terusmenerus dengan muntah-muntah
• Muntah hijau-hijau fekal• Sudah 5 hari, tidak bab dan
flatus• Beberapa bulan bab tidak
puas+ diare berlendir, darah sedikit
Pertanyaan
• Jelaskan definisi dan mekanisme muntah
• Bagaimana patogenesis muntah
• Mengapa awalnya bab tidak puas,diare berlendir,darah sedikit-tidak bisa bab & flatus
• Kenapa pasien merasakan perut sakit melilit
• Jelaskan alur diagnosis pada pasien muntah hijau-hijau fekal
• Apa differential diagnosis pada kasus ini
Semburan isi saluran pencernaan yang
dikeluarkan secara paksa melalu mulut
Muntah / Vomitus
Warna muntah• Berasal dari lambung yg mengalami iritasi dan
mengeluarkan darah• Contohnya Ulkus peptikum
Merah kehitaman
• Luka pada daerah di atas lambung (esofagus, mulut, hidung)
• Contohnya esofagitis atau tukak esofagus, varises esofagus, Ca esofagus
Merah segar
• Mengandung empedu, sehingga menunjukan sumbatan distal dari pilorus
• Obstruksi saluran pencernaanHijau
• Mengidikasikan empedu dan katup pilorus terbuka mengalir ke perutKuning
Muntah yang berwarna hijau (bilious emesis) menandakan kemungkinan adanya obstruksi distal dari insersi common bile duct ke duodenum.Ketika terdapat obstruksi setelah bukaan common bile duct di sfinkter Oddi, muntah akan berwarna hijau.
Mengapa sakit perut melilit?
KonstipasiObstruksi
IleusPenyumbatan Instestinal
Mekanik
Penyempitan Lumen
ProximalGas
CairanDistensi
Hipersekresi Kelenjar
Hiperperistaltik Anti Peristaltik
Nyeri Abdomen Muntah
Mengapa awalnya bab berlendir & sedikit darah – tidak bisa bab
Massa tumor/neoplas
ma
Kemungkinan invasi ke dinding
usus
Lumen menyempit
Kembung,feses mengecil
Kolon bag kiri sekresi mukus-permudah
feses lewat
Krn ada obstruksi – mukus >>
(Ca tipe ulseratif) kemungkinan
erosi-perdarahan
Feses bercampur darah& lendir
Massa >>- obstruksi total
Tidak bisa bab-flatus
Anamnesis
Konsumsi alkohol?Gangguan GI?Keracunan makanan?Efek samping obat?Disfagia?Tekanan di otak?Muntah/penurunan kesadaran terlebih dahulu?
Pemfis
•Apakah pasien sakit ringan atau berat?•Adakah tanda-tanda dehidrasi, anemia, limfadenopati, atau ikterus?•Adakan tanda-tanda penurunan berat badan?•Pertimbangkan pemeriksaan spesialis THT untuk faring dan laring•Adakah tanda-tanda gangguan pada kardiovaskular atau pernapasan?•Adakan massa abdomen? Adakah hepatomegali atau nyeri tekan epigastrium?•Lakukan pemeriksaan neurologis. Pemeriksaan yang lengkap perlu dilakukan dengan penekanan khusus pada setiap gejala-gejala kelemahan otot, fasikulasi, lidah, dan reflex muntah
Pemeriksaan penunjang
Analisis urin dan darahFoto polos abdomenFoto kontrasUSGEndoskopiKolonoskopi Analisis darah samar feses
Kanker Kolorektal epidemiologi
Kanker kolorektal mencapai urutan ke-4, laki-laki lebih banyak di bandingkan wanita 19,4 : 15,3 / 100.000 penduduk Umur > 50thun insiden meningkat Ditemukan di Amerika Utara, Australia, Selandia Baru dan Eropa. Di Indonesia jumlah penderita kanker kolorektal menempati urutan ke-10 (2,75%) setelah kanker lain (leher rahim, payudara, kelenjar getah bening, kulit, nasofaring, ovarium, jaringan lunak, dan tiroid)
Etiologi
Ca kolorektal timbul melalui interaksi yang kompleks antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik yang mendominasi lainnya pada kasus sindrom herediter seperti : Familial Adeomatous Polypsis (FAP)Pengaruh lingkungan meliputi transmigrasi dari daerah insiden rendah Ca kolorektal ke daerah insiden tinggi Ca kolorektal.
Gambaran klinis
Lelah, sesak napas waktu bekerja, dan kepala terasa pening.Pendarahan pada rektum, rasa kenyang bersifat sementara, atau kram lambung serta adanya tekanan pada rektum.Adanya darah dalam tinja, seperti terjadi pada penderita pendarahan lambung, polip usus, atau wasir.Pucat, sakit pada umumnya, malnutrisi, lemah, kurus, terjadi cairan di dalam rongga perut, pembesaran hati, serta pelebaran saluran limpa
Pendekatan diagnosis Pendekatan diagnosis
Laboratorium
Pada umumnya pemerikasaan lab pada PS adenoma kolon memberikan gambaran normal. Perdarahan intermitten dan polip yang besar dapat dideteksi melalui darah samar feses / anemia def. Fe
Pem Radiologi
Enema barium kontras ganda mampu mendeteksi 50% polip kolon dngn spesifisitas 85%
Kolonoskopi Merupakan cara pemeriksaan mukosa kolon yang sangat akurat. Dapat mencapai >95% pasien. Kolonoskopi memiliki sensitive (95%) dan spesifisitas (99%). Dapat membedakan jenis-jenis polip.
Evaluasi histologi.
Adenoma diklasifikasikan sesuai dgn gambaran histologi yang dominan. Adenomi tubular (85%), adenoma tubulovilosum (10%)
Pengobatan
Kemoprevensi : OAINS berhubungan dengan penurunan mortalitas KKRPembedahan• Kolon
HemikolektomiReseksi paliatif
• Rektum/ anusReseksi anterior / Reseksi ant rendahReseksi abdominoperineal ( Mile’s )
RadioterapiTerutama untuk kanker di Rektum
KhemoterapiImunoterapi
Prognosa
Tergantung : StadiumJenis tumorGradasi tumorPenatalaksanaan
Epidemiologi Etiologi Patologi
Keganasan usus halus menempati 1 % neoplasma G.I. Tract. Umur tersering adalah pada dekake ke 6 dan ke 7, dan sedikit lebih banyak pada laki-laki. 60 sampai 65% adalah tumor carcinoid (85% carcinoid tumor ditemukan pada G.I. tract), dan lokasi terbanyak pada appendix.
1. Diet: Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran, buah-buahan), kebiasaan makan-makanan berlemak tinggi dan sumber protein hewani.2. Kelainan kolon:Adenoma dikolon: degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.Familial poliposis: polip di usus mengalami degenerasi maligna menjadi karsinoma.Kondisi ulserative: penderita colitis ulserative menahun mempunyai resiko terkena karsinoma kolon.3. Genetik: Anak yang berasal dari orang tua yang menderita karsinoma kolon mempunyai frekuensi 3 ½ kali lebih banyak daripada anak-anak yang orang tuanya sehat.
Patologi dari tumor usus halus adalah carcinoid (tersering), adenokarsinoma, limfoma, sakroma dan GIST. Adenokarsinoma lebih sering dijumpai pada jejunum dan ileum, sarkoma ataupun GIST lebih sering dijumpai pada jejunum dan ileum. Limfoma ditemukan pada fokus-fokus germinativum dari sel limfosit, seperti pada ileum terminalis.
CA USUS HALUS
Manifestasi Klinis
• Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Gejala paling sering menonjol adlah perubahan kebiasaan defekasi. Pasase darah dalam feses adalah gejala paling umum kedua. Gejala dapat juga mencakup anemia yang tidak diketahui penyebabnya, anoreksia, penurunan berat badan dan keletihan. Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangkal abdomen dan melena. Gejala dengan lesi disebelah kiri adalah yang berhubungan dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram, penipisan feses, konstipasi dan distensi) serta adanya darah merah segar dalam feses. Gejala yang dihubungkan dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian serta feses berdarah.
Faktor Resiko• Penyebab nyata dari kanker usus
halus tidak diketahui, tetapi faktor resiko telah teridentifikasi, termasuk riwayat atau riwayat kanker atau polip dalam keluarga, riwayat penyakit usus inflamasi kronis dan diet tinggi lemak, rotein dan daging serta rendah serat.
CA USUS HALUS
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan terhadap serotonin (hydroxytryptamin), 5 hydroxy-Indol-acetic-acid (5HIAA), lebih ditujukan pada carcinoids yang mengenai foregut, dan midgut. Kenaikan hormon serotonin dan 5HIAA jarang dijumpai pada carcinoids dan appendix. Adanya kenaikan hormon tersebut menimbulkan sindroma carsinoid, yaitu adanya watery diarrhea, flushing, sweating, wheezing, dyspnea, nyeri abdomen, hipotensi, gagal jantung kanan.
• Pemeriksaan, antara lain hypotonic duodenography (untuk tumor duodenum), Ba intake Upper G.I. studies follow through → untuk tumor yang terletak pada usus halus. USG ditangan operator yang berpengalaman dapat mendeteksi tumor usus halus sampai lebih dari 90%. Angiografi dapat membantu mendeteksi adanya flush pada daerah tumor.
• Enteroskopi (pus enteroscoy & small bowel enteroscopy) dilaporkan dapat mendeteksi adanya tumor usus halus.
CA USUS HALUS
Langkah Diagnostik
• Diagnosis biasanya berdasarkan pada gejala adanya intermittent abdominal cramping, turunnya berat badan (onkolodis), anorexia, dan adanya obstruksi usus (midgut obstruction). Sepuluh persen keganasan usus halus datang dengan tanda-tanda perforasi usus/peritonitis, dan ini biasanya didapatkan pada limfoma dan sarkoma usus halus. Pada kasus yang terlambat, datang dengan “massa” pada abdomen. Gejala lain yang dapat muncul adalah adanya perdarahan G.I.
• Pada umumnya, diagnosis keganasan usus halus sering terlambat karena kurangnya “rasa curiga” dari dokter yang memeriksa awal.
CA USUS HALUS
Komplikasi
• Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang menyebabkan hemorragi. Perforasi dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses. Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.
Pengobatan• Pengobatan simptomatik terhadap
carcinoid syndrome adalah: loperamide, diphenoxylate atau cyproheptadine untuk diarrhea: flushing biasanya dapat dikontrol degan adrenergic blocking agents (clomidine, phenoxybenzamine) atau tye 1 dan 2 histamine receptor antagonist; terhadap wheesing dan bronchospasm dapat diberikan albuterol ataupun aminophyllin.
• Pada keadaan dimana simptom dan gejala tersebut tidak dapat dikontrol dengan baik atau terjadi carcinoid cries, dapat diberikan somatostatin analog octreotide.
CA USUS HALUS