modul 2 260110130063 achmad junaidi

7
TUGAS PENDAHULUAN PENGUJIAN AKTIVITAS ANALGETIKA Rabu, 18 Maret 2015 Kelompok I Kamis Pukul 10.00 –13.00 WIB Nama NPM Achmad Junaidi 260110130063 LABORATORIUM FARMAKOLOGI SISTEM ORGAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN 2015

Upload: masayu-puji-maharani

Post on 24-Jan-2016

236 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

nn

TRANSCRIPT

Page 1: Modul 2 260110130063 Achmad Junaidi

TUGAS PENDAHULUAN

PENGUJIAN AKTIVITAS ANALGETIKA

Rabu, 18 Maret 2015Kelompok I

Kamis Pukul 10.00 –13.00 WIB

Nama NPM

Achmad Junaidi 260110130063

LABORATORIUM FARMAKOLOGI SISTEM ORGAN FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN2015

Nilai TTD

(Msy. Puji M.) (Selma R.)

Page 2: Modul 2 260110130063 Achmad Junaidi

MODUL 2

PENGUJIAN AKTIVITAS ANALGETIKA

1. Apa perbedaan obat analgetika narkotika dan analgetika nonnarkotika ?

Jawab :

Obat analgetik narkotik merupakan obat turunan opium yang berasal dari tumbuhan

Papaver somiferum atau dari senyawa sintetik. Analgetik ini digunakan untuk

meredakan nyeri sedang sampai hebat dan nyeri yang bersumber dari organ viseral.

Penggunaan berulang dan tidak sesuai aturan dapat menimbulkan toleransi dan

ketergantungan. Toleransi ialah adanya penurunan efek, sehingga untuk mendapatkan

efek seperti semula perlu peningkatan dosis. Sedangkan, Obat obat analgetik non-

narkotik terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.

Penggunaan obat analgetik non-narkotik cenderung mampu menghilangkan atau

meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat atau

bahkan hingga efek menurunkan tingkat kesadaran. Obat Analgetik Non-Narkotik

juga tidak mengakibatkan efek ketagihan pada pengguna (berbeda halnya dengan

penggunanaan obat Analgetika jenis analgetik narkotik)

(Ganiswara,1995).

2. Bagaimana mekanisme kerja obat analgetika non-narkotika ?

Jawab :

Mekanisme kerja analgesik non narkotika adalah menghambat biosintesis prostaglandin

dengan penghambatan terhadap kerja enzim siklooksigenase. Prostaglandin berfungsi

sebagai penghantar sensasi nyeri dan juga faktor proteksi pada keseimbangan sekresi

saluran cerna. Golongan obat ini menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi

asam arahidonat menjadi PGG2 terganggu. Karena adanya penghambatan sintesis

Page 3: Modul 2 260110130063 Achmad Junaidi

prostaglandin sebagai penghantar rasa nyeri, biasanya diikuti dengan adanya efek

samping seperti tukak lambung (ulcus pepticum). Prostaglandin dalam keadaan normal

dalam tubuh berfungsi sebagai faktor proteksi bersama asam lambung. Jika prostaglandin

dihambat maka akan terjadi ketidakseimbangan pada saluran gastrointestinal yang

menyebabkan sekresi asam lambung meningkat dan terjadilah tukak lambung (Mutchler,

1991).

3. Bagaimana mekanisme kerja obat analgetika-antipiretika dalam menurunkan suhu tubuh?

Jawab :

Golongan obat ini bekerja sebagai analgesic dan antipiretik dengan menghambat kerja

enzim siklooksigenase, sehingga pembentukan prostaglandin dari asam arahidonat

terhambat atau menjadi berkurang. Prostaglandin itu sendiri sangat berperan dalam

proses terjadinya rasa nyeri, peningkatan suhu tubuh, dan inflamasi. Obat ini dapat

menurunkan demam dengan menghambat biosintesis prostaglandin didaerah  hipotalamus

tempat pengatur  suhu tubuh. Demam  biasanya  disebabkan  oleh infeksi  virus 

atau bakteri.Produk-produk dinding sel tertentu dari mikroorganisme pirogenik 

merangsang sintesis dan pelepasan pirogen yang masuk ke dalam system  saraf pusat

dan  memacu  pelepasan  prostaglandin  dalam hipotalamus. Obat penghambat

siklooksigenase menurunkan suhu tubuh yang naik dengan memblok sintesis

prostaglandin.

Analgetika non narkotika menimbulkan efek antipiretik dengan meningkat eliminasi

panas, pada penderita dengan suhu badan tinggi, dengan cara menimbulkan dilatasi buluh

darah perifer dan mobilisasi air sehingga terjadi pengenceran darah dan pengeluaran

keringat. Pengaruh obat pada suhu badan normal relatif kecil. Penurunan suhu tersebut

adalah hasil kerja obat pada sistem saraf pusat yang melibatkan pusat kontrol suhu di

hipotalamus

(Pudjiastuti, 2001).

Page 4: Modul 2 260110130063 Achmad Junaidi

4. Terangkan mengapa asam asetat dapat menginduksi rasa nyeri (geliat) ?

Jawab :

Mekanisme terjadinya nyeri  yaitu adanya rangsangan-rangsangan mekanis/kimiawi

(kalor/listrik) yang dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan pada jaringan dan

melepaskan zat-zat tertentu yang disebut mediator-mediator nyeri. Pada percobaan ini

rangsang nyeri diberikan berupa iritan kimia, asam asetat. Setelah rangsang nyeri

menimbulkan reaksi pada mediator nyeri akan timbul geliat pada hewan uji. Penggunan

asam asetat sebagai inductor dalam percobaan ini karena asam asetat merupakan asam

lemah yang tidak terkonjugasi dalam tubuh, pemberian sediaan asetat terhadap hewan

percobaan akan merangsang prostaglandin untuk menimbulkan rasa nyeri akibat adanya

kerusakan jaringan atau inflamasi.  Prostaglandin meyebabkan sensitisasi reseptor nyeri

terhadap stimulasi mekanik dan kimiawi sehingga prostaglandin dapat menimbulkan

keadaan hiperalgesia, kemudian mediator kimiawi seperti bradikinin dan

histamin merangsangnya dan  menimbulkan  nyeri yang  nyata (Tjay, 2007).

Page 5: Modul 2 260110130063 Achmad Junaidi

DAFTAR PUSTAKA

Ganiswara, Sulistia G .1995. Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Jakarta: Balai Penerbit

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Mutchler, Ernst. 1991. Dinamika Obat. Bandung: Penerbit ITB

Pudjiastuti, P. 2001. Mekanisme Kerja Obat Analgetika-Antipiretika. Tersedia online di

http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/viewFile/680/1628 (Diakses

pada 17 Maret 2015)

Tjay,Tan Hoan dan K. Rahardja. 2007. Obat-obat Penting. Jakarta : PT Gramedia