modul 1__panduan pembentukan pokja pkp provinsi.pdf

Upload: donni-ardin

Post on 05-Jul-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    1/48

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    2/48

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    3/48

    KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

    REPUBLIK INDONESIA

    MODUL 1

    PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA

    PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

    PROVINSI

    DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2011

    JAKARTA 2011

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    4/48

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    5/48

    Modul 1  | hal i

    KATA PENGANTAR

    Modul 1 ini merupakan bagian pertama dari empat modul dalam rangkaian kegiatan

    peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam hal penyiapan perencanaan pembangunan

    perumahan dan kawasan permukiman yang dilaksanakan dalam rangka Dekonsentrasi

    Lingkup Kemenpera Tahun 2011. Modul ini berisi panduan umum pembentukan Kelompok

    Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman (Pokja PKP) Provinsi.

    Modul ini digunakan sebagai panduan oleh SKPD Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun

    2011, Fasilitator Provinsi, dan stakeholder  lain yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan

    peningkatan kapasitas pemerintah daerah, khususnya dalam hal pembentukan Pokja PKP

    Provinsi.

    Modul ini terdiri dari dua bagian, yaitu: Bagian 1 – Pendahuluan, merupakan bagian yang

    menjelaskan latar belakang dan urgensi pembentukan Pokja PKP Provinsi dalam rangka

    pembangunan perumahan dan kawasan permukiman, sedangkan Bagian 2 –Panduan

    Pelaksanaan Pembentukan Pokja PKP Provinsi yang terdiri dari rangkaian kegiatan dalamrangka pembentukan Pokja PKP Provinsi. Modul ini juga dilengkapi dengan Lampiran berupa

    Bahan Bacaan tentang Konsep dan Kelembagaan Pokja PKP Provinsi.

    Tiada gading yang tak retak, begitulah pula dengan modul ini yang disusun dalam jangka

    waktu relatif singkat sehingga membutuhkan saran dan kritik yang membangun untuk

    penyempurnaannya. Akhir kata, kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan

    modul ini, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

    Selamat membaca dan mempraktikkannya.

    Jakarta, Maret 2011

    Tim Penyusun

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    6/48

    Modul 1 

    | hal ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ...................................................................................................................................... i

    DAFTAR ISI....................................................................................................................................................ii

    DAFTAR TABEL.......................................................................................................................................... iii

    DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................................... iii

    DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN.................................................................................................... iii

    BAGIAN 1: PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

    A. Latar Belakang .....................................................................................................................................2

    B. Maksud, Tujuan, Sasaran dan Keluaran .................................................................................... 3

    C. Dasar Pembentukan Pokja PKP ....................................................................................................4

    D. Ruang Lingkup Modul....................................................................................................................... 4

    BAGIAN 2. PANDUAN PELAKSANAAN PEMBENTUKAN POKJA PKP PROVINSI DALAM

    DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENPERA TAHUN 2011 .........................................5

    Alur Pelaksanaan ......................................................................................................................................6

    Kegiatan 1. Lokakarya Analisis Isu dan Permasalahan Perumahan dan Kawasan

    Permukiman di Daerah..................................................................................................7

    Kegiatan 2. Lokakarya Konsep Pokja PKP.................................................................................. 13

    Kegiatan 3. Rangkaian Pertemuan Penyiapan Pembentukan Pokja PKP Provinsi .... 19

    Kegiatan 4. Lokakarya Kelembagaan Pokja PKP Provinsi ................................................... 21

    LAMPIRAN

    BAHAN BACAAN 1: KONSEP POKJA PKP PROVINSI..................................................................... 26

    BAHAN BACAAN 2: KELEMBAGAAN POKJA PKP PROVINSI...................................................... 31

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    7/48

    Modul 1  | hal iii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Ruang Lingkup Modul Pembentukan Pokja PKP Provinsi .................................................4

    Tabel 2. Agenda dan Alokasi Waktu Pelaksanaan Analisis Isu dan Permasalahan

    PKP di Daerah ......................................................................................................................................9

    Tabel 3. Agenda dan Alokasi Pelaksanaan Lokakarya Konsep Pokja PKP .................................15

    Tabel 4. Agenda dan Alokasi Waktu Pelaksanaan Penyiapan Pembentukan Pokja PKP

    Provinsi ...............................................................................................................................................20

    Tabel 5. Agenda dan Alokasi Waktu Pelaksanaan Lokakarya Kelembagaan Pokja PKP

    Provinsi ...............................................................................................................................................23

    Tabel 6. Posisi Strategis Pokja PKP Provinsi pada Seluruh Elemen Pembangunan .............31

    Tabel 7. Contoh Uraian Peran Gugus Tugas Pokja PKP ......................................................................34

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Alur Pelaksanaan Pembentukan Pokja PKP Provinsi –

    Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011...............................................................6

    Gambar 2. Hubungan Sinergis antar Komponen Pokja PKP Provinsi ..........................................30

    Gambar 3. Struktur Organisasi Pokja PKP Provinsi .............................................................................33

    Gambar 4. Skema Koordinasi Pokja PKP Pusat dan Daerah ............................................................38

    Gambar 5. Contoh Posisi Pokja PKP Terhadap Pemangku Kepentingan ....................................38

    DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

    APERSI : Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia

    Bapermas : Badan Pemberdayaan Masyarakat 

    Bappeda : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

    BUMD : Badan Usaha Milik Daerah

    Kemenpera : Kementerian Perumahan Rakyat 

    PMD : Pemeberdayaan Masyarakat Desa

    PKP : Perumahan dan Kawasan Permukiman

    Pokja PKP : Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman

    PU : Pekerjaan Umum

    REI : Real Estat Indonesia

    RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahRPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

    RPJPN : Rencana Jangka Panjang Nasional

    SDM : Sumber Daya Manusia

    Setda : Sekretariat Daerah

    SK : Surat Keputusan

    SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah

    UUD : Undang-Undang Dasar

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    8/48

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    9/48

    Modul 1  | hal 1

    BAGIAN 1:

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang 

    Maksud, Tujuan, Sasaran, dan Keluaran 

    Dasar Pembentukan Pokja PKP 

    Ruang Lingkup Modul 

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    10/48

    Modul 1 

    | hal 2

     A. Latar Belakang

    Perumahan dan permukiman merupakan hak dasar bagi setiap Warga Negara Indonesia. Hal ini

    sesuai dengan yang tertuang dalam UUD 1945 Pasal 28 H ayat 1, bahwa setiap orang berhak hidup

    sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat

    serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pemahaman ini juga sejalan dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 40 yang menegaskan bahwa

    setiap orang berhak untuk bertempat tinggal serta berkehidupan yang layak.

    Kondisi perumahan dan permukiman yang layak, dapat diwujudkan dengan pelaksanaan

    pembangunan perumahan dan kawasan permukiman (PKP) yang sinergis dan melingkupi

    berbagai sektor (multi sektor) dimana hasilnya langsung menyentuh salah satu kebutuhan dasar

    menyangkut taraf kesejahteraan hidup masyarakat. Hingga saat ini, hampir seluruh daerah di

    Indonesia belum menempatkan pembangunan PKP sebagai prioritas pembangunan di daerah

    masing-masing. Hal ini belum sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004,

    tentang Pemerintah Daerah yang menegaskan bahwa urusan perumahan merupakan urusan

    wajib pemerintah daerah.

    Sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025 untuk

    memenuhi kebutuhan hunian bagi masyarakat dan mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh,

    maka Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014, menugaskan

    Kemenpera untuk melaksanakan program dan kegiatan yang termasuk dalam prioritas Bidang

    Sarana dan Prasarana, sub bidang Perumahan dan Permukiman. Untuk mewujudkan prioritas dan

    sasaran bidang perumahan dan permukiman, maka arah kebijakan pembangunan perumahan

    tahun 2010–2014 yang terkait dengan Kemenpera adalah meningkatkan aksesibilitas masyarakat

    berpenghasilan rendah terhadap hunian yang layak dan terjangkau, dengan:

    1. Meningkatkan penyediaan hunian yang layak dan terjangkau bagi masyarakat

    berpenghasilan rendah melalui (a) pembangunan 650 twin block rusunawa; (b)

    pembangunan 685.000 unit Rumah Sederhana Sehat Bersubsidi; (c) fasilitasipembangunan 180 tower rusunami melalui peran swasta; (d) penyediaan prasarana,sarana dan utilitas pengembangan kawasan perumahan antara lain untuk mendukung

    pengembangan kota baru (New Town Development ); (e) fasilitasi pembangunan

    baru/peningkatan kualitas perumahan swadaya serta penyediaan prasarana, sarana

    dan utilitas perumahan swadaya; (f) pembangunan rumah khusus termasuk

    rehabilitasi dan rekonstruksi perumahan pasca bencana; (g) fasilitasi penyediaan

    lahan; (h) pemanfaatan dan pengembangan sumber daya lokal, teknologi dan

    penelitian di bidang perumahan dan permukiman.

    2. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat berpenghasilan menengah-bawah terhadap

    hunian yang layak dan terjangkau melalui: (a) penyediaan subsidi perumahan; (b)

    pengembangan fasilitasi likuiditas; (c) peningkatan mobilisasi sumber-sumber dana

    jangka panjang; dan (d) pengembangan tabungan perumahan nasional.

    3. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman melalui penyediaan prasarana, saranadasar, dan utilitas umum yang memadai dan terpadu dengan pengembangan kawasan

    perumahan dalam rangka mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh.

    4. Meningkatkan jaminan kepastian hukum dalam bermukim (secure tenure) melalui

    fasilitasi pra-sertifikasi dan pendampingan pasca-sertifikasi tanah bagi masyarakat

    berpenghasilan rendah; serta standardisasi perijinan dalam membangun rumah.

    5. Meningkatkan kualitas perencanaan dan penyelenggaraan pembangunan perumahan

    dan permukiman melalui (a) pengembangan regulasi dan kebijakan; (b) pemberdayaan

    dan kemitraan pelaku pembangunan perumahan dan permukiman; (c) peningkatan

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    11/48

    Modul 1  | hal 3

    kapasitas dan koordinasi berbagai pemangku kepentingan pembangunan perumahandan permukiman; (d) pengembangan pengelolaan aset (property management); (e)

    serta fasilitasi penyusunan rencana induk pengembangan permukiman daerah.

    6. Memantapkan pasar primer dan pembiayaan sekunder perumahan yang didukung oleh

    sumber pembiayaan jangka panjang yang berkelanjutan melalui pengembangan

    informasi dan standardisasi KPR; serta pengembangan peraturan perundangan

    pendukungnya.

    Pada dasarnya, pembangunan perumahan dilaksanakan dengan prinsip pemenuhan kebutuhan

    akan rumah layak yang merupakan tanggung jawab masyarakat sendiri. Dalam hal ini, pemerintah

    merupakan pihak yang mendukung proses tersebut melalui penciptaan iklim yang

    memungkinkan masyarakat mandiri dalam mencukupi kebutuhan akan rumah layak dan melalui

    penyediaan prasarana dan sarana yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan kehidupan dan

    berpenghidupan di lingkungan PKP. Penciptaan kondisi tersebut menimbulkan konsekuensi

    pentingnya koordinasi dan sinergi antar pihak pada berbagai sektor untuk saling mengisi sesuai

    dengan kebutuhan.

    Berkaitan dengan pelaksanaan kewajiban pemerintah pusat dan daerah untuk mendukung

    pemenuhan kebutuhan perumahan tersebut, hingga saat ini koordinasi menjadi permasalahan

    utama dalam pengarusutamaan pembangunan PKP di daerah. Oleh karena itu, Kementerian

    Perumahan Rakyat (Kemenpera) merasa perlu memfasilitasi pemerintah daerah untuk

    menyiapkan dan membentuk suatu wadah koordinasi pembangunan PKP yang selanjutnya

    disebut Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman disingkat Pokja PKP. Fasilitasi ini

    dilakukan melalui kegiatan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011. Hal ini dilakukan

    untuk mewujudkan sinergitas pusat-daerah dan pemberdayaan pemangku kepentingan untuk

    pembangunan PKP.

    B. Maksud, Tujuan, Sasaran dan Keluaran

    Dalam konsteks Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011, maka maksud, tujuan,

    sasaran dan keluaran kegiatan pembentukan Pokja PKP adalah sebagai berikut:

    Maksud

    Pembentukan Pokja PKP Provinsi sebagai wadah koordinasi para pemangku kepentingan

    yang terkait dengan bidang PKP di provinsi.

    Tujuan

    Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembangunan di bidang PKP.

    Sasaran

    Terbentuknya wadah koordinasi dan komunikasi untuk membangun sinergi dan koordinasi

    demi terwujudnya pengarusutamaan perumahan di provinsi.

    Keluaran

    Terselenggaranya rangkaian kegiatan pembentukan Pokja PKP Provinsi dan tersusunnya

    rancangan dokumen kelembagaan Pokja PKP Provinsi.

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    12/48

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    13/48

    Modul 1  | hal 5

    BAGIAN 2.

    PANDUAN PELAKSANAAN

    PEMBENTUKAN POKJA PKP PROVINSI

    DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENPERA

    TAHUN 2011

    Alur Pelaksanaan 

    Kegiatan 1: Lokakarya Analisis Isu dan Permasalahan

    Perumahan dan Kawasan Permukiman

    Kegiatan 2: Lokakarya Konsep Pokja PKP 

    Kegiatan 3: Penyiapan Pembentukan Pokja PKP

    Provinsi 

    Kegiatan 4: Lokakarya Pembentukan Pokja PKPProvinsi 

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    14/48

    Modul 1 

    | hal 6

     Alur Pelaksanaan

    Alur pelaksanaan kegiatan Pembentukan Pokja PKP Provinsi dalam Dekonsentrasi Lingkup

    Kemenpera Tahun 2011 sebagaimana digambarkan pada Gambar 1. Melalui rangkaian

    kegiatan ini diharapkan rancangan Pokja PKP Provinsi telah tersusun dalam jangka waktu 3

    (tiga) bulan.

    Gambar 1. Alur Pelaksanaan Pembentukan Pokja PKP Provinsi Melalui Dekonsentrasi

    Lingkup Kemenpera Tahun 2011

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    15/48

    Modul 1  | hal 7

    Kegiatan 1. Lokakarya Analisis Isu dan Permasalahan Perumahan

    dan Kawasan Permukiman

    Maksud dan Tujuan

    Maksud:

    Untuk memetakan isu dan permasalahan terkait pembangunan PKP dalam rangka (sebagai

    pertimbangan) pembentukan Pokja PKP Provinsi.

    Tujuan:

    Untuk memperoleh gambaran progres pembangunan PKP di daerah, dan isu-isu penting yang

    perlu disikapi melalui peran Pokja PKP. Tujuan khusus dari kegiatan ini adalah:

    1. Memetakan pelaku dan kegiatan pembangunan PKP di wilayah provinsi;

    2. Memetakan progres pembangunan PKP masing-masing pelaku dan permasalahan-

    permasalahan yang dihadapi; dan

    3. Menyepakati intervensi yang diperlukan guna membantu mengatasi permasalahan

    melalui Pokja PKP.

    Keluaran

    1. Daftar pelaku pembangunan PKP di wilayah provinsi pada tahun 2010 dan 2011 dan

    lokasi kegiatannya.

    2. Gambaran pokok-pokok kebijakan daerah terkait dengan pembangunan PKP.

    3. Gambaran status, fungsi dan peran kelembagaan terkait yang telah/pernah dibentuk

    untuk pembangunan PKP.

    4. Daftar isu dan permasalahan umum pembangunan PKP tingkat daerah dan

    permasalahan spesifik yang dihadapi oleh para pelaku pembangunan.

    5. Isu strategis pembangunan PKP di daerah.

    6. Rekomendasi upaya menyikapi permasalahan melalui peran koordinasi daerah.

    Metodologi 

    Presentasi, tanya jawab, diskusi kelompok interaktif, dan pleno.

     Alat dan Bahan:

    Komputer, infocus, Flip Chart, Kertas Metaplan, kain rekat/Sticky Cloth, spidol, bahan

    presentasi, dan bahan materi (handout ).

    Pelaksana

    SKPD Provinsi Pelaksana Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011.

    Peserta

    Jumlah peserta kurang lebih 30 orang terdiri dari:

    1. Unsur pimpinan/kepala pemerintahan di tingkat provinsi: Kepala Kanwil BPN, Kepala

    BPS, Kepala Bappeda, Kepala Dinas yang membidangi PKP, dan Kepala Dinas/Lembaga

    terkait PKP lainnya

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    16/48

    Modul 1 

    | hal 8

    2. Maksimal 3 (tiga) Kepala Bappeda Kabupaten/Kota terdekat, masing-masing 1 (satu)

    orang

    3. Unsur pimpinan/kepala dari pemangku kepentingan lainnya terkait PKP tingkat

    provinsi: Perumnas, PLN, pihak Perbankan, LKNB, APERSI, REI, Akademisi, dll.

    Narasumber 

    Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan/atau pihak lainnya yang dianggap perlu. Peran

    narasumber pada kegiatan ini antara lain:

    1. Sebagai pihak yang mempunyai pengetahuan yang lebih di bidang PKP

    2. Memfasilitasi kegiatan ini dengan didampingi oleh fasilitator provinsi

    3. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan ini di daerah

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    17/48

    Modul 1  | hal 9

     Agenda dan Alokasi Waktu Pelaksanaan

    Alokasi waktu efektif untuk penyelenggaraan lokakarya ini ± 2 hari, dengan rincian materi sebagaimana pada Tabel 2.

    Tabel 2. Agenda dan Alokasi Waktu Pelaksanaan Analisis Isu dan Permasalahan PKP di Daerah

    Durasi Kegiatan Output  Proses

    Sesi 1

    30

    menit 

    Pembukaan lokakarya Peserta paham rasional dan

    latar belakang

    diselenggarakannya lokakarya

    1.Pengantar protokol.

    2.Paparan sambutan oleh Kepala Daerah/Kepala Bappeda dilanjutkan pernyataan

    pembukaan lokakarya.3.Istirahat selama 15 menit.

    Sesi 245

    menit 

    Pengantar lokakarya 1.Peserta saling kenal satudengan lainnya

    2.Bagan alir lokakarya

    dipahami oleh pesertalokakarya

    1.Pengantar selamat datang oleh fasilitator dan penjelasan singkat tentang peran pesertauntuk memberikan sumbangan pemikiran mengenai pembangunan P

    2.Kehadiran peserta selama satu setengah hari akan memberikan kontribusi yang sangat

    penting dalam upaya efektivitas dan keberlanjutan pembangunan PKP.3. Sebelum dimulai lokakarya, terlebih dahulu dilakukan perkenalan agar peserta dapat

    saling kenal satu sama lain. Selain itu, peserta dapat saling mengetahui apa yang selama

    ini dilakukan peserta lain dalam melaksanakan pembangunan PKP.4.Paparan singkat agenda dan proses selama lokakarya dilanjutkan klarifikasi secukupnya

    jika ada yang masih belum jelas.

    Sesi 3

    60menit 

    Pokok-pokok

    kebijakan dan rencanapembangunan PKP di

    daerah

    1.Posisi sektor perumahan

    dalam pembangunan wilayah2.Progres cakupan layanan

    rumah layak huni di wilayahsampai saat ini

    3.Isu umum yang dihadapi

    daerah dalam pemenuhanlayanan PKP di daerah

    1.Paparan oleh SKPD yang membidangi perumahan (waktu 30 menit) dengan pokok-pokok 

    materi penyampaian sebagai berikut:a. Sasaran pembangunan daerah sebagaimana tercakup dalam RPJMD

    b. Sasaran pembangunan bidang PKP daerahc. Progres/status pembangunan PKP di daerah

    d. Isu dan tantangan umum pembangunan PKP di daerah

    e. Kebijakan daerah bidang PKP dalam RPJMD yang sedang berjalan2.Diskusi/klarifikasi dan tanya jawab dilanjutkan penyampaian  pointers paparan oleh

    moderator (waktu 30 menit)

    Sesi 490

    menit 

    Diskusi identifikasipelaku pembangunan

    PKPdi daerah

    1.Daftar program terkaitpembangunan PKP oleh

    pemerintah

    2.Daftar pengembang yang

    melaksanakan kegiatanpembangunan PKP di daerah

    3.Status progres terakhir

    pembangunan PKP di wilayah

    1. Pengantar fasilitator menjelaskan tujuan sesi dan output yang ingin dicapai.2. Peserta dibagi menjadi 2 kelompok untuk mendiskusikan beberapa pertanyaan kunci.

    a. Kelompok 1:

    1) Siapa saja pelaku langsung pembangunan PKP di daerah pada saat ini.

    2) Dimana saja lokasi pembangunan yang dilakukan3) Berapa target unit yang akan dibangun

    4) Berapa capaian target sampai saat ini.

    M o d  ul  1  |  h  al   9 

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    18/48

    Modul 1 

    | hal 10

    Durasi Kegiatan Output  ProsesFormat hasil diskusi kelompok 1 sebagai berikut:

    Nama program/kegiatan

    (pemerintah/swasta/masyarakat)

    Lokasi

    pembangunanTarget Pencapaian

    b. Kelompok 2:

    Tuliskan pihak-pihak mana saja yang berkepentingan dengan program pembangunanPKP di daerah saat ini dan peran-peran mereka:

    Peran Nama Tupoksi program Upaya yang telah dilakukan

    Kebijakan

    Pembiayaan

    Penyedia sarana

    Penerima manfaat 

    Kelembagaan

    Lainnya?

    3. Setelah diskusi selesai, masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya, kelompok

    lain memberikan komentar, masukan, pertanyaan dan klarifikasi.

    4.Fasilitator menyampaikan pokok-pokok hasil diskusi dan komentar peserta.

    Sesi 560

    menit 

    Diskusi identifikasi isudan permasalahan

    daerah dan

    permasalahan spesifikpelaku pembangunan

    PKPdi daerah

    1.Daftar permasalahan umumpemerintah yang

    terklarifikasi sumber

    permasalahannya2.Daftar permasalahan spesifik

    yang dihadapi pelakupembangunan PKP yangmemerlukan peran

    pemerintah

    1.Sesi ini merupakan kelanjutan diskusi sebelumnya mengenai pemetaan pelakupembangunan PKP. Peserta diminta untuk kembali ke kelompok masing-masing untuk

    memetakan isu dan permasalahan berdasarkan diskusi sebelumnya.

    2.Pertanyaan kunci untuk masing-masing kelompok adalah sebagai berikut:a. Permasalahan apa saja yang sedang dan akan dihadapi oleh pelaku dan pemerintah

    daerah dalam pembangunan PKP; danb. Faktor apa saja yang menjadi penyebabmunculnya permasalahan tersebut.Gambaran format hasil diskusi tersebut adalah sebagai berikut:

    Level permasalahan Masalah Faktor penyebab

    Pengambil kebijakan

    SKPD/Dinas terkait 

    Pelaku/penyedia

    Penerima manfaat 

    M o d  ul  1  |  h  al  1  0 

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    19/48

    Modul 1  | hal 11

    Durasi Kegiatan Output  Proses

    3. Selesai diskusi kelompok, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi, dankemudian anggota kelompok lain mengomentari.

    Sesi 6

    30

    menit 

    Pointers/wrap up hasil

    lokakarya hari

    pertama

    Fasilitator menyampaikan catatan penting hasil lokakarya hari pertama mencakup:

    1. Pokok-pokok kebijakan pembangunan PKP di daerah

    2. Pokok-pokok capaian layanan PKP di daerah3. Daftar pelaku pembangunan PKP dan ruang lingkup perannya.

    4. Daftar permasalahan/tantangan yang dihadapi daerah dalam pembangunan PKP.

    Kata kunci sesi ini penegasan bahwa pada pertemuan hari kedua akan difokuskan pada

    penyepakatan isu strategis yang perlu direspon oleh daerah dalam pembangunan PKP.Selain itu, akan dibahas pula mengenai rekomendasi apa saja yang perlu disampaikan

    kepada pemerintah untuk ditindaklanjuti.

    Sesi 7

    90menit 

    Diskusi analisis

    prioritaspermasalahan yang

    perlu ditangani dalam

    pembangunan PKP didaerah

    Kesepakatan prioritas

    permasalahan yang perluditangani dalam jangka

    mendesak 

    1.Pada awal sesi, fasilitator menjelaskan kembali secara garis besar hal-hal penting yang

    telah dicapai pada hari pertama.2. Melalui pleno, fasilitator menayangkan daftar isu dan permasalahan pembangunan PKP,

    dan rangkuman hasil diskusi hari pertama. Berdasarkan daftar permasalahan tersebut,

    fasilitator meminta kesepakatan dengan peserta, mengenai permasalahan mana saja yangdinilai yang strategis (fasilitator mendorong bahwa persoalan koordinasi menjadi salah

    satu permasalahan strategis)

    Gambaran format hasil diskusi adalah sebagai berikut:

    Daftar

    permasalahan yangdianggap prioritas

    Bobot

    permasalahan(total = 100%)

    Respon Daerah terhadap

    permasalahan(rating 1-4)

    Skor

    (Bobot xrating)

    dst 

    3.Berdasarkan analisis tersebut kita menetapkan prioritas permasalahan berdasarkanurutan skor dari yang paling tinggi sampai nilai tertentu yang disepakati.

    4.Akhir sesi ini ditegaskan bahwa permasalahan strategis sebagaimana yang disepakati

    pendekatan koordinasi dan sinergi pembangunan merupakan langkah penting yang perlu

    dilakukan daerah. Untuk itu suatu kelompok kerja (Pokja) yang bisa menampung aspirasisemua pihak perlu dibentuk.

    M o d  ul  1 

     |  h  al  1 1 

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    20/48

    Modul 1 

    | hal 12

    Durasi Kegiatan Output  ProsesSesi 8

    45

    menit 

    Menyepakati

    rekomendasi

    lokakarya

    Berita acara hasil dan

    rekomendasi lokakarya untuk

    membentuk Pokja PKP

    1.Sesi sebelumnya telah menghasilkan kesepakatan prioritas permasalahan yang perlu

    ditangani oleh pemerintah provinsi. Selanjutnya, peserta dipandu fasilitator diminta untuk

    menetapkan rekomendasi yang perlu dilakukan oleh propinsi. Penetapan rekomendasi inidilakukan melalui pleno.

    2. Perlu dipastikan penyiapan Pokja PKP menjadi prioritas utama.

    3.Catatan: rekomendasi disiapkan dalam bentuk berita acara hasil lokakarya, danditandatangani bersama oleh peserta. Selanjutnya rekomendasi tersebut disampaikan

    kepada Kepala Daerah melalui Bappeda.

    Sesi 9

    30

    menit 

    Wrap up dan

    kesepakatan rencana

    aksi dalam rangka

    lokakarya lanjutan

    1.Penegasan pokok-pokok rekomendasi lokakarya oleh fasilitator

    2.Penegasan pentingnya penyiapan Pokja PKP

    3. Fasilitator meminta langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan sampai dengan

    terselenggaranya lokakarya lanjutan mengenai konsep Pokja

    M o d  ul  1 

     |  h  al  1 2 

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    21/48

    Modul 1  | hal 13

    Kegiatan 2. Lokakarya Konsep Pokja PKP

    Maksud dan Tujuan

    Maksud:

    Untuk membangun kesepakatan bersama mengenai Pokja PKP sebagai bentuk tindak lanjut

    lokakarya sebelumnya.

    Tujuan:

    1. Memetakan eksisting kelembagaan yang telah atau pernah dibentuk untuk pelaksanaan

    program pembangunan PKP.

    2. Menjelaskan dan menawarkan konsep Pokja sebagai Pokja PKP.

    3. Menggali masukan dan membangun kesepakatan mengenai nama kelembagaan Pokja

    sesuai dengan kesepakatan.

    4. Menggali masukan dan membangun kesepakatan awal mengenai fungsi dan peran Pokja

    dalam penyelenggaraan pembangunan PKP di daerah.

    5. Menggali masukan dan kesepakatan awal mengenai kenggotaan dan struktur sesuai

    dengan kebutuhan daerah.6. Menggali masukan dan kesepakatan awal mengenai kriteria keanggotaan.

    7. Menggali masukan bentuk legalitas kelembagaan yang dibutuhkan dalam rangka

    menjalankan fungsi dan perannya.

    Keluaran

    1. Gambaran eksisting kelembagaan yang telah ada dalam rangka pembangunan PKP.

    2. Pemahaman peserta mengenai konsep Pokja sebagai Pokja PKP.

    3. Kesepakatan awal yang selanjutnya akan dibahas dalam lokakarya pembentukan Pokja

    PKP antara lain:

    a. Nama kelembagaan yang akan dibahas lebih lanjut dalam lokakarya pembentukan

    kelembagaan Pokja PKP.

    b. Ruang lingkup, fungsi, dan peran Pokja PKP.

    c. Struktur dan kriteria keanggotaan kelembagaan Pokja PKP.

    d. Bentuk legalitas kelembagaan Pokja PKP

    4. Terbentuknya tim kecil penyusun rancangan kelembagaan Pokja PKP Provinsi

    5. Rencana tindak lokakarya.

    Metodologi 

    Presentasi, tanya jawab, diskusi kelompok interaktif, dan pleno.

     Alat dan Bahan:

    Komputer, infokus, Flip chart, kertas metaplan, kain rekat/ Sticky Cloth, spidol, bahan

    presentasi lokakarya, dan handout .

    Pelaksana

    SKPD Provinsi Pelaksana Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011.

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    22/48

    Modul 1 

    | hal 14

    Peserta

    Jumlah peserta kurang lebih 30 orang terdiri dari:

    1. Unsur pimpinan/kepala pemerintahan di tingkat provinsi: Kepala Kanwil BPN, Kepala

    BPS, Kepala Bappeda, Kepala Dinas yang membidangi PKP, dan Kepala Dinas/Lembaga

    terkait PKP lainnya

    2. Maksimal 3 (tiga) Kepala Bappeda Kabupaten/Kota terdekat, masing-masing 1 (satu)

    orang

    3. Unsur pimpinan/kepala dari pemangku kepentingan lainnya terkait PKP tingkat

    provinsi: Perumnas, PLN, pihak Perbankan, LKNB, APERSI, REI, Akademisi, dll.

    Narasumber 

    Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan/atau pihak lainnya yang dianggap perlu. Peran

    narasumber pada kegiatan ini antara lain:

    1. Sebagai pihak yang mempunyai pengetahuan yang lebih di bidang PKP

    2. Memfasilitasi kegiatan ini dengan didampingi oleh fasilitator provinsi

    3. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan ini di daerah

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    23/48

    Modul 1  | hal 15

     Agenda dan Alokasi Waktu Pelaksanaan

    Alokasi waktu efektif untuk penyelenggaraan lokakarya ini ±2 hari, dengan rincian materi sebagaimana pada Tabel 3.

    Tabel 3. Agenda dan Alokasi Pelaksanaan Lokakarya Konsep Pokja PKP

    Durasi Kegiatan Output  Proses

    Sesi 1

    30 menit 

    Pembukaan lokakarya Peserta paham rasional dan latar

    belakang diselenggarakannya

    lokakarya

    1.Pengantar protokol

    2.Paparan sambutan oleh kepala Bappeda dilanjutkan pernyataan

    pembukaan lokakarya3.Istirahat selama 15 menit 

    Sesi 2

    45 menit 

    Pengantar lokakarya 1. Peserta saling kenal s atu

    dengan lainnya2. Bagan alir lokakarya dipahami

    oleh peserta lokakarya

    Pengantar selamat datang oleh fasilitator dan penjelasan singkat “peserta

    diundang dalam rangka peransertanya untuk memberikan sumbanganpemikiran mengenai pembangunan PKP di wilayah”.

    Sesi 3

    60 menit 

    Paparan konsep Pokja sebagai

    Pokja PKP

    1. Peserta memiliki pemahaman

    yang baik mengenai apa dansiapa yang dimaksud Pokja PKP

    2. Peserta memahami konsepfungsi dan peran Pokja PKP

    3. Peserta memahami posisi

    strategis Pokja PKP dalam

    pembangunan daerah

    Fasilitator memaparkan konsep Pokja PKP mencakup beberapa informasi

    kunci sebagai berikut:1. Pokja PKP adalah wadah aspirasi dan koordinasi antar pemangku

    kepentingan pembangunan PKP.2. Siapa yang dimaksud Pokja PKP, adalah para pemangku kepentingan

    pembangunan PKP yang memiliki kepedulian atau menaruhkan

    kepentingannya terhadap efektivitas dan keberlanjutan pembangunan

    bidang PKP.

    3. Pokja PKP diperlukan sebagai upaya mengawal, mendorong danmemastikan sektor PKP mendapatkan perhatian oleh pengambil

    kebijakan daerah, sebagai salah satu prioritas pembangunan dalam

    rangka memenuhi akses rumah layak huni bagi masyarakat, khususnya

    MBR dan MBM.4. Posisi strategis Pokja PKP dalam pembangunan daerah, adalah menjadi

    mitra pemerintah dalam melaksanakan fungsi fasilitasi terhadap

    penyelenggaraan program pembangunan PKP yang efektif dan

    berkelanjutan.5. Pokja PKP menjalankan fungsinya sejak proses perencanaan,

    pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi program:a. Dalam perencanaan; Pokja PKP sebagai inisiator dan mitra dalam

    memberikan masukan mengenai isu-isu penting yang perlu

    dipertimbangkan dalam proses perencanaan. Selain itu Pokja PKPjuga menjadi mitra dalam mendorong peran serta masyarakat untuk

    M o d  ul  1  |  h  al  1  5 

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    24/48

    Modul 1 

    | hal 16

    Durasi Kegiatan Output  Proses

    terlibat dalam perencanaan.

    b. Dalam pelaksanaan; Pokja PKP menjadi mitra dalam pelaksanaan

    sosialisasi kebijakan daerah untuk pembangunan PKP. Pokja PKP jugamelakukan upaya membangun sinergi dan koordinasi antar pelaku

    pembangunan PKP, serta memberikan layanan konsultasi dalam

    rangka membahas berbagai permasalahan dan solusi yang lebih b aik.c. Dalam monitoring dan evaluasi; Pokja PKP mengkoordinasikan

    proses penyelenggaraan monitoring dan evaluasi pembangunan PKP

    secara terpadu dari berbagai sumber pembiayaan/program. Selainitu, Pokja PKP juga menyelenggarakan pertemuan periodik untuk

    membahas progres pencapaian pembangunan dan memfasilitasi

    pengembangan rencana aksi dalam menindaklanjuti hasil monitoringdan evaluasi.

    Setelah presentasi disampaikan, kemudian dilanjutkan dengan forum tanya

    jawab dan klarifikasi.

    60 menit ISTIRAHAT

    Sesi 4

    90 menit 

    Diskusi pemetaan eksisting

    kelembagaan terkaitpembang unan PKP yang

    telah/pernah dibentuk 

    1. Nama-nama kelembagaan

    terkait PKP yang telah dibentuk 2. Status fungsi dan peran

    kelembagaan yang telah

    dibentuk 3. Isu dan permasalahan yang

    dihadapi oleh kelembagaanyang telah dibentuk 

    Sesi ini diawali penggalian informasi secara umum melalui pleno dengan

    pertanyaan kunci; selama 10 tahun terakhir kelembagaan apa sajakah yangtelah/pernah dibentuk untuk pelaksanaan program yang berkaitan dengan

    pembangunan PKP. Hasil identifikasi disajikan dalam format sebagai berikut:

    Nama Kelembagaan Dibentuk Oleh Dibentuk pada tahun

    Setelah identifikasi, selanjutnya peserta dibagi menjadi dua kelompok untukmelakukan pemetaan lebih lanjut dengan pertanyaan kunci: untuk maksud

    dan tujuan apa kelembagaan tersebut dibentuk, bagaimana statusnya saat

    ini, dan masalah apa saja yang dihadapi oleh kelembagaan tersebut?. Format

    hasil diskusi kelompok sebagai berikut:

    Nama Kelembagaan TujuanStatus fungsi

    saat ini

    Permasalahan

    yang dihadapi

    M o d  ul  1 

     |  h  al  1  6 

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    25/48

    Modul 1  | hal 17

    Durasi Kegiatan Output  Proses

    Selesai diskusi kelompok dipresentasikan kepada kelompok lain untuk

    mendapatkan masukan dan tambahan informasi.

    Sesi 590 menit 

    Diskusi menggali masukan dankesepakatan awal mengenai

    Pokja PKP yang lebih efektif.

    Nama yang disepakati untukbentuk kelembagaan Pokja PKP.

    Dengan menggunakan hasil diskusi sebelumnya fasilitator memandu diskusidengan pertanyaan kunci:

    1. Bagaimana caranya mempersatukan kelembagaan-kelembagaan yangpernah dibentuk ke dalam wadah bersama yang lebih inklusif sebagai

    Pokja PKP.

    2. Apa nama yang tepat untuk Pokja tersebut (perlukah memberi namabaru atau nama salah satu wadah yang telah ada dan masih berfungsi

    efektif dengan esensi peran sebagai Pokja).Peserta dibagi menjadi 2 (dua) kelompok dengan format baru (setengah dari

    kelompok sebelumnya menjadi kelompok satu dan setengah yang lain

    menjadi kelompok kedua).

    Format hasil diskusi adalah sebagai berikut:

    Langkah/cara mempersatukankelembagaan yang ada

    Nama kelembagaan yangdisepakati

    Setelah diskusi selesai, masing-masing kelompok mempresentasikan hasildiskusi kepada kelompok lain.

    Berdasarkan hasil diskusi kelompok, fasilitator memandu untuk menyatukan

    pendapat kelompok satu dan dua tentang langkah mempersatukan danpenyepakan nama kelembagaan yang akan dibentuk atau dioptimalkan.

    Sesi 6

    90 menit 

    Diskusi menyepakati struktur

    kelembagaan Pokja PKP

    Kesepakatan struktur

    kelembagaan Pokja PKP sesuaidengan kebutuhan daerah

    1.Sesi ini diawali dengan paparan singkat struktur Pokja PKP untuk

    mendapatkan masukan dari peserta.2.Setelah paparan dilakukan, peserta diminta untuk memberikan masukan

    dari struktur yang dipaparkan. Hal ini untuk mengetahui apakah masih ada

    yang perlu ditambah atau dikurangi.

    Sesi 7

    45 menit 

    Diskusi menyepakati fungsi dan

    peran kelembagaan yang telah

    disepakati

    1. Uraian tugas umum

    kelembagaan Pokja PKP

    2. Uraian tugas spesifik masing-masing bagian dalam

    kepengurusan kelembagaanPokja PKP.

    Sesi ini diawali dengan penayangan pokok-pokok fungsi dan peran Pokja

    PKP sebagaimana paparan konsep Pokja PKP. Fasilitator menegaskan inti

    dari peran Pokja PKP adalah peran koordinasi, advokasi, serta monitoringdan evaluasi.

    Peserta lokakarya diminta untuk menjabarkan lebih lanjut mengenai ruanglingkup peran masing-masing dengan cara diskusi dalam tiga kelompok :

    M o d  ul  1  |  h  al  1  7 

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    26/48

    Modul 1 

    | hal 18

    Durasi Kegiatan Output  Proses

    1. Kelompok 1: Menguraikan ruang lingkup peran koordinasi dari

    kelembagaan yang telah disepakati

    2. Kelompok 2: Menguraikan ruang lingkup peran advokasi darikelembagaan yang telah disepakati

    3. Kelompok 3: Menguraikan ruang lingkup peran monitoring dan evaluasi

    kelembagaan yang telah disepakati.Selesai diskusi selesai, masing-masing kelompok mempresentasikan kepada

    kelompok lainnya.

    Sesi 8

    30 menit 

    Wrap up dan kesepakatan

    rencana aksi dalam rangkalokakarya lanjutan

    1. Terbentuknya tim kecil

    penyusun Pokja PKP Provinsi2. Rencana Tindak Lanjut 

    1. Penyepakatan peserta yang akan mengikuti rangkaian pertemuan

    penyiapan pembentukan Pokja PKP2. Penegasan pokok-pokok hasil lokakarya oleh fasilitator

    3. Pokok-pokok kesepakatan/hasil lokakarya ini akan dibawa ke lokakarya

    selanjutnya dengan stakeholders yang lebih luas.

    4. Lokakarya selanjutnya adalah lokakarya puncak untuk pembentukankelembagaan atau Pokja PKP, dengan nama sementara Pokja PKP atau

    nama lain yang telah disepakati dalam lokakarya ini.

    M o d  ul  1 

     |  h  al  1  8 

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    27/48

    Modul 1  | hal 19

    Kegiatan 3. Rangkaian Pertemuan Penyiapan Pembentukan Pokja

    PKP Provinsi

    Maksud dan Tujuan

    Maksud:

    Merupakan tindak lanjut lokakarya identifikasi alternatif kelembagaan Pokja PKP yang

    dimaksudkan untuk menghasilkan format kelembagaan yang tepat dan disepakati oleh

    semua dinas/lembaga terkait bidang PKP. Penyusunan rancangan ini dilakukan setelah

    melalui konsultasi dan koordinasi dengan para pengambil kebijakan, dimana para pengambil

    kebijakan tersebut diharapkan akan menduduki posisi sebagai tim pengarah. Kegiatan

    penyiapan naskah rancangan kelembagaan dilaksanakan melalui serangkaian kegiatan

    pertemuan tim terbatas dan konsultasi.

    Tujuan:

    1. Menyusun rancangan bentuk/model kelembagaan koordinasi perumahan.

    2. Mengkonsultasikan rencana struktur kelembagaan, fungsi, dan peran yang akan

    dijalankan oleh Pokja PKP.

    3. Menyepakati peran, tugas dan mekanisme koordinasi antara Pokja PKP dengan

    kelembagaan SKPD yang mengurusi PKP.

    4. Menyiapkan rancangan legalitas Pokja PKP dan memperoleh masukan-masukan dari

    bagian hukum dalam rangka proses legalitas lebih lanjut.

    Keluaran

    1. Draf kelembagaan Pokja PKP serta bentuk legalitasnya yang akan diusulkan dan

    dibawa pada forum lokakarya pemangku kepentingan.

    2. Draf rumusan uraian tugas masing-masing bidang dalam kepengurusan Pokja PKP.

    3. Draf usulan mekanisme kerja antara Pokja PKP Provinsi dengan Dinas/Lembaga yang

    terkait bidang PKP.

    Metodologi 

    Rapat kerja, koordinasi dan diskusi yang dilaksanakan oleh tim kecil yang telah disepakati

    pada Lokakarya Konsep Pokja

     Alat dan Bahan

    Laporan hasil analisis alternatif kelembagaan, kertas flip chart, spidol, dan infokus.

    PelaksanaSKPD Provinsi Pelaksana Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011.

    Peserta

    merupakan tim kecil maksimum 25 orang yang terdiri dari unsur pemerintah tingkat

    provinsi, antara lain: Kanwil BPN, BPS, Bappeda, Dinas/Lembaga yang membidangi PKP, dan

    Dinas/Lembaga terkait PKP lainnya.

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    28/48

    Modul 1 

    | hal 20

     Agenda dan Alokasi Waktu Pelaksanaan

    Alokasi waktu efektif untuk penyelenggaraan lokakarya ini ± 3 hari dengan rincian 1 hari

    pertemuan  fullday  yang dilakukan sebanyak 3 kali. Rincian materi yang dibahas pada

    rangkaian pertemuan ini adalah sebagaimana pada Tabel 4.

    Tabel 4. Agenda dan Alokasi Waktu Pelaksanaan Penyiapan Pembentukan Pokja PKP Provinsi

    Durasi Kegiatan Output  Proses

    1 hari Kegiatan 1: Penyusunan

    rancangan dan model

    kelembagaan Pokja PKP

    Tersusunnya rancangan

    dan model kelembagaan

    Pokja PKP

    1. Kilas balik balik hasil lokakarya

    identifikasi alternatif

    kelembagaan

    2. Analisis kekurangan dan

    kelebihan pilihan-pilihan model

    kelembagaan

    3. Analisis konsekuensi

    kebutuhan/dukungan yang

    diperlukan setiap pilihan model

    kelembagaan

    1 hari Kegiatan 2: Konsultasirancangan kelembagaan

    dan legalitas Pokja PKP

    Rancangan kelembagaanPokja PKP telah

    terkonsultasikan

    1. Penjelasan konsep danrancangan kelembagaan kepada

    masing-masing pimpinan SKPD

    terkait

    2. Telaah draf rancangan

    kelembagaan dan dokumen

    kelembagaan dengan bagian

    yang menangani hukum di

    provinsi

    1 hari Kegiatan 3: Pertemuan

    penyiapan uraian tugas

    Pokja PKP dan

    rancangan mekanismekoordinasi

    Tersusunnya uraian

    tugas dan rancangan

    mekanisme koordinasi

    Pokja PKP

    1. Diskusi penyusunan rumusan

    mandat fungsi dan peran Pokja

    PKP

    2. Diskusi uraian tugas Pokja PKP3. Penyepakatan mekanisme

    koordinasi antara Pokja PKP

    dengan SKPD dan kelembagaan

    lainnya

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    29/48

    Modul 1  | hal 21

    Kegiatan 4. Lokakarya Pembentukan Pokja PKP Provinsi

    Maksud dan Tujuan

    Maksud:

    Dalam rangka pembentukan Pokja PKP Provinsi (atau dengan sebutan lainnya), sebagai

    wadah koordinasi dan sinergi pembangunan PKP, dengan keanggotaan yang lebih inklusif

    yang memerankan fungsi advokasi, fasilitasi, intermediasi dan sebagai mitra daerah dalam

    pembangunan PKP.

    Tujuan:

    1. Melakukan sosialisasi urgensi pembentukan Pokja PKP di daerah

    2. Memperoleh dukungan pengambil kebijakan dan publik untuk pembentukan Pokja PKP

    Keluaran

    1. Peserta lokakarya memahami urgensi dibentuknya Pokja PKP

    2. Dipahaminya konsep, fungsi dan peran Pokja PKP di daerah

    3. Masukan peserta lokakarya mengenai struktur, keanggotaan, fungsi dan peran, serta

    dokumen kelembagaan Pokja PKP

    Metodologi 

    Presentasi, diskusi kelompok interaktif dan presentasi bergerak.

     Alat dan Bahan

    Bahan presentasi, rancangan kelembagaan pokja, flip chart, k ertas metaplan, dan Sticky Cloth

    Pelaksana

    SKPD Provinsi Pelaksana Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011.

    Peserta

    Jumlah peserta kurang lebih 30 orang terdiri dari:

    1. Unsur pimpinan/kepala pemerintahan di tingkat provinsi: Kepala Kanwil BPN, Kepala

    BPS, Kepala Bappeda, Kepala Dinas yang membidangi PKP, dan Kepala Dinas/Lembaga

    terkait PKP lainnya

    2. Maksimal 3 (tiga) Kepala Bappeda Kabupaten/Kota terdekat, masing-masing 1 (satu)

    orang

    3. Unsur pimpinan/kepala dari pemangku kepentingan lainnya terkait PKP tingkat

    provinsi: Perumnas, PLN, pihak Perbankan, LKNB, APERSI, REI, Akademisi, dll.

    Narasumber 

    Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan/atau pihak lainnya yang dianggap perlu. Peran

    narasumber pada kegiatan ini antara lain:

    1. Sebagai pihak yang mempunyai pengetahuan yang lebih di bidang PKP

    2. Memfasilitasi kegiatan ini dengan didampingi oleh fasilitator provinsi

    3. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan ini di daerah

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    30/48

    Modul 1 

    | hal 22

     Agenda dan Alokasi Waktu Pelaksanaan

    Alokasi waktu efektif untuk penyelenggaraan lokakarya ini ±2 hari, sebagaimana pada Tabel 5.

    Tabel 5. Agenda dan Alokasi Waktu Pelaksanaan Lokakarya Kelembagaan Pokja PKP Provinsi

    Durasi Kegiatan Output  Proses Fasilitasi

    Sesi 1

    45

    menit 

    Pembukaan lokakarya Perserta paham rasional dan latar

    belakang diselenggarakannya lokakarya

    1. Pengantar protokol

    2. Paparan sambutan oleh kepala Bappeda dilanjutkan pernyataan

    pembukaan lokakarya3. Istirahat selama 15 menit 

    Sesi 2

    45menit 

    Paparan kebijakan dan

    sasaran pembangunan PKPnasional

    Perserta paham kebijakan dan sasaran

    pembangunan PKP nasional sertaurgensi Pokja PKP Provinsi

    Paparan kebijakan dan sasaran pembangunan PKP disampaikan oleh

    narasumber dari pusat dengan pokok-pokok materi sebagai berikut:1. Latar belakang pentingnya Pokja PKP Provinsi

    2. Sasaran pembangunan nasional bidang PKP

    3. Kebijakan nasional dalam pencapaian sasaran pembangunan bidang PKP4. Pesan-pesan pentingnya daerah untuk menempatkan sektor PKP menjadi

    salah satu prioritas pembangunan daerah

    Sesi 360

    menit 

    Paparan kilas balik progresdan isu-isu umum

    pembangunan PKP di wilayah

    provinsi

    Perserta paham kebijakan dan sasaranpembangunan PKP, isu dan

    permasalahan dalam pemenuhan

    perumahan di provinsi.

    1. Presentasi Bappeda/SKPD yang ditunjuk untuk menjelaskan statusprogres pembangunan PKP (rencana vs realisasi), pokok-pokok

    kebijakan daerah terkait pembangunan PKP, serta isu dan permasalahan

    umum yang dihadapi daerah dalam pemenuhan layanan perumahan bagi

    masyarakat.

    2. Selesai paparan dilanjutkan tanya jawab dan klarifikasi secukupnya.

    60menit 

    ISTIRAHAT

    Sesi 4

    90menit 

    Diskusi penajaman isu dan

    permasalahan pembangunanPKP di daerah

    Uraian isu dan permasalahan

    pembangunan perumahan dan kawasanpermukiman yang berkaitan dengan

    sebagai berikut:

    1. Sosial/peran serta masyarakat 2. Kelembagaan

    3. Pembiayaan /investasi4. Kualitas sarana dan prasarana

    5. Dampak lingkungan

    1. Sesi ini merupakan sesi interaktif dan partisipatif untuk menggali dan

    melengkapi daftar isu dan permasalahan pembangunan PKP yang telahdihasilkan pada lokakarya pertama.

    2. Peserta dibagi menjadi lima kelompok, masing-masing mendiskusikan isu

    dan permasalahan pembangunan PKP berdasarkan aspek sosial/peranserta masyarakat, kelembagaan, pembiayaan, kualitas sarana, dan

    lingkungan.a. Kelompok 1; menguraikan isu dan permasalahan pembangunan PKP

    yang berkaitan dengan sosial/peran serta masyarakat.

    b. Kelompok 2; menguraikan isu dan permasalahan pembangunan PKP

    yang berkaitan dengan kelembagaan.

    c. Kelompok 3; menguraikan isu dan permasalahan pembangunan PKP

    M o d  ul  1 

     |  h  al  2  3 

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    31/48

    Modul 1  | hal 23

    Durasi Kegiatan Output  Proses Fasilitasi

    yang berkaitan dengan pembiayaan/investasi.

    d. Kelompok 4; menguraikan isu dan permasalahan pembangunan PKP

    yang berkaitan dengan kualitas sarana dan prasarana.e. Kelompok 5; menguraikan isu dan permasalahan pembangunan PKP

    yang berkaitan dengan dampak lingkungan.

    3. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, danmelalui pleno, fasilitator menjelaskan pokok-pokok hasil diskusi serta

    keterkaitan kelima aspek yang telah didiskusikan.

    Sesi 5

    60menit 

    Paparan konsep kelembagaan

    Pokja PKP Provinsi

    1. Diperolehnya komentar dan masukan

    peserta tentang Pokja PKP Provinsi2. Disepakatinya pokok-pokok penting

    tentang kelembagaan Pokja PKP

    Provinsi

    1. Inti paparan ini adalah menegaskan pentingnya Pokja PKP dan sinergi

    dalam upaya mengatasi berbagai isu pembangunan PKP2. Pokok-pokok paparan mencakup :

    a. Rasional pentingnya kelembagaanPokja PKP.

    b. Nama generik Pokja PKP atau sebutan lainnya.

    c. Ruang lingkup fungsi dan peran dalam pembangunan PKPd. Rekomendasi struktur dan keanggotaan berdasarkan hasil

    lokakarya sebelumnya.

    3. Setelah paparan selesai, kemudian dilanjutkan dengan diskusi klarifikasidan masukan peserta tentang konsep Pokja PKP.

    Sesi 6

    60

    menit 

    Diskusi proses pembentukan

    kelembagaan

    4. Melalui pleno, proses pembentukan kelembagaan dipimpin oleh

    moderator.

    5. Moderator menyampaikan pokok-pokok pikiran mengenai kelembagaan,kemudian ditanggapi oleh peserta. Setelah tanggapan dianggap cukup,

    kemudian dilakukan pernyataan kesepakatan. Format hasil diskusi iniadalah sebagai berikut:

    Pokok-pokok kesepakatan

    1. Nama Pokja2. Pengertian (definisi) kelembagaan yang kita

    sepakati

    3. Keanggotaan dan masa kepengurusan

    4. Fungsi utama kelembagaan yang disepakati

    5. Struktur kelembagaan yang disepakati

    Sesi 7

    90

    menit 

    Diskusi perumusan visi misi

    sasaran dan program

    prioritas kelembagaan yang

    disepakati

    1. Terumuskannya Visi dan Misi Pokja

    PKP Provinsi

    2. Terumuskannya prioritas program

    hasil penjabaran misi

    1. Setelah nama, struktur, dan peran utama Pokja disepakati, diskusi lebih

    diarahkan untuk menyepakati visi dan misi melalui diskusi kelompok.

    Peserta dibagi menjadi 3 kelompok.

    Diskusi 1:

    M o d  ul  1 

     |  h  al  2 4 

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    32/48

    Modul 1 

    | hal 24

    Durasi Kegiatan Output  Proses Fasilitasi

    3. Terumuskannya kegiatan hasil

    penjabaran program

    Masing-masing kelompok merumuskan visi dan misi (Pokja PKP).

    Format hasil diskusi kelompok adalah sebagai berikut:

    Kata kunci: “Pokja PKP menjadi .............................................

    ........................................pada tahun xxxx ”

    Misi 1 Misi 2 Misi 3

    Catatan; kata kunci misi; m erubah, mendorong dsb.

    2. Dari hasil rumusan tiga kelompok, selanjutnya dirumuskan melalui pleno,

    rumusan visi dan misi bersama. Dari misi gabungan (3 misi), selanjutnyadisepakati prioritas program apa saja yang akan dilakukan dari masing-

    masing misi (satu misi maksimal 2 program) sehingga total program

    menjadi 6.Diskusi 2:

    Peserta kembali ke kelompok masing-masing. Setiap kelompok

    menjabarkan 2 program ke dalam kegiatan yang akan dilaksanakanselama 5 tahun mendatang.

    Format hasil diskusi adalah sebagai berikut:

    Program Prioritas kegiatan

    Sesi 8

    30menit 

    Diskusi masukan dokumen

    kelembagaan Pokja PKP(nama yang disepakati)

    Masukan dokumen kelembagaan Pokja

    PKP (nama yang disepakati)

    Sesi ini merupakan sesi akhir sebelum penutupan dipimpin oleh Bappeda

    untuk meminta masukan tentang dokumen kelembagaan Pokja yang akandikonsultasikan dan diproses oleh bagian hukum. Dokumen kelembagaan

    ini telah dipersiapkan sebelum lokakarya berlangsung, didasarkan padahasil lokakarya sebelumnya.

    Sesi 930

    menit 

    Wrap up (penajaman hasillokakarya)

    Dipandu oleh fasilitator, disampaikan pokok-pokok hasil yang telahdisepakati selama lokakarya.

    M o d  ul  1 

     |  h  al  2  5 

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    33/48

    Modul 1  | hal 25

    LAMPIRAN

    Bahan Bacaan 1: Konsep Pokja PKP Provinsi 

    Bahan Bacaan 2: Kelembagaan Pokja PKP Provinsi 

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    34/48

    Modul 1  | hal 26

    BAHAN BACAAN 1:

    KONSEP POKJA PKP PROVINSI

    Pengertian Pokja PKP

    Urgensi Pembentukan Pokja PKP Provinsi 

    Sifat dan Karakteristik Pokja PKP Provinsi 

    Komponen Pokja PKP Provinsi 

    Kedudukan Pokja PKP Provinsi 

    Posisi Strategis Pokja PKP Provinsi 

    Manfaat Pokja PKP Provinsi 

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    35/48

    Modul 1  | hal 27

     A. Pengertian Pokja PKP

    Pokja merupakan tempat berkumpul para pemangku kepentingan untuk saling bekerjasama

    dan berkoordinasi untuk mewujudkan rencana secara komprehensif. Dibentuknya Pokja

    merupakan suatu inisiatif dalam upaya meningkatkan atau pencapaian kinerja terhadap sebuah

    tujuan disebabkan tujuan tersebut tidak akan mampu diselesaikan oleh satu pihak saja.

    Penyiapan Pokja merupakan satu konsekuensi untuk membangun sinergi dan koordinasi untuk

    suatu pekerjaan yang melibatkan berbagai elemen/pihak.

    Pokja PKP adalah wadah yang dibentuk atas dasar komitmen bersama para pemangku

    kepentingan perumahan sebagai tempat untuk mensinergikan beberapa kegiatan, tukar pikiran,

    dan partisipasi. Pokja PKP merupakan instrumen pembangunan PKP dalam mewujudkan dan

    menjamin keseimbangan peran dan akses pemangku kepentingan dalam seluruh proses

    pembangunan PKP. Wadah ini diharapkan dapat terbentuk secara formal sehingga dapat

    dilembagakan melalui surat keputusan Kepala Daerah. Dalam menjalankan perannya, wadah ini

    bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan tanggung jawab yang diembannya. Pokja PKP

    merupakan istilah/nama generik yang digunakan dalam mendukung peningkatan koordinasi

    pembangunan PKP.Melalui Pokja PKP, dapat terwujud sinergisitas para pemangku kepentingan dalam

    melaksanakan pembangunan perumahan secara sistematis yang berorientsi pada tujuan.

    Masing-masing komponen diharapkan saling mengisi sesuai dengan tugas dan fungsinya. Hal ini

    sangat efektif dalam mencapai tersedianya perumahan yang layak huni, termanfaatkan dan

    terpelihara secara berkelanjutan. Pengertian ini mengandung makna bahwa:

    Pokja PKP fokus pada bidang pembangunan PKP.

    Pemangku kepentingan memiliki arah dan pandangan serta tujuan yang sama terhadap

    efektivitas penyediaan perumahan.

    Pemangku kepentingan memahami fungsi dan perannya dalam penyelenggaraan

    pembangunan PKP di daerahnya. Pokja PKP memiliki program dan rencana serta melaksanakannya untuk mewujudkan

    fungsi dan perannya.

    Pokja PKP bersifat legal dan memiliki dasar hukum serta menjadi bagian dalam konstelasi

    pembangunan perumahan yang selanjutnya diatur dalam mekanisme kerja.

    B. Urgensi Pembentukan Pokja PKP Provinsi

    Pokja PKP Provinsi dibentuk untuk menjawab isu penyediaan perumahan dan pengelolaan

    kawasan permukiman di provinsi. Untuk mengatasi permasalahan dan kendala tersebut

    diperlukan peran pemangku kepentingan secara inklusif melalui Pokja. Selain itu diperlukan

    juga sinergi dan komunikasi yang mampu menjembatani antar regulator, penyedia jasa dan penerima

    manfaat. Atas dasar pertimbangan tersebut urgensi pembentukan Pokja PKP Provinsi adalah:

    Pentingnya upaya antisipatif untuk mengurangi potensi permasalahan yang ditimbulkan oleh

    faktor yang berkaitan dengan koordinasi dan sinergi antar pihak dalam pelaksanaan program

    dan pembangunan perumahan.

    Diperlukannya upaya advokatif untuk pelaksanaan pembangunan PKP yang berkelanjutan dan

    berkeadilan.

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    36/48

    Modul 1  | hal 28

    Diperlukannya upaya sistematis dalam pengarusutamaan pencapaian sasaran pembangunan

    nasional bidang PKP untuk dapat dijabarkan ke dalam perencanaan yang terukur dan

    pencapaian hasilnya dapat diagregasi secara nasional.

    Diperlukannya peran penyiapan dan pengawalan program pemerintah daerah dalam

    pelaksanaan program pembangunan PKP.

    Upaya penguatan kapasitas pemangku kepentingan melalui proses pembelajaran dan

    knowledge management yang diselenggarakan melalui fungsi dan peran Pokja PKP.

    Upaya untuk pencapaian dan pelaksanaan:

    1. Millenium Development Goals terkait bidang perumahan

    2. RPJMN, sasaran pembangunan nasional bidang perumahan

    3. Rencana Strategis Kementerian/Lembaga terkait bidang perumahan

    4. RPJMD, sasaran pembangunan bidang perumahan

    5. Rencana Strategis SKPD terkait bidang perumahan

    6. Kebijakan Nasional terkait percepatan pemenuhan perumahan

    C. Sifat dan Karakteristik Pokja PKP ProvinsiPokja PKP Provinsi bersifat inklusif, bukan pelaksana program/proyek dan bukan asosiasi

    spesifik untuk kepentingan/bisnis tertentu. Oleh karena itu, kedudukan organisasi atau asosiasi

    terkait merupakan bagian dari Pokja PKP Provinsi, baik sebagai pengurus maupun anggota.

    Anggota Pokja PKP Provinsi mencakup unsur regulator, operator, dan penerima

    manfaat/masyarakat luas.

    Pokja PKP Provinsi memiliki karakteristik sebagai berikut:

    Bersifat inklusif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang peduli terhadap

    bidang PKP.

    Dibentuk dan dilaksanakan atas dasar komitmen bersama.

    Kesetaraan peran antar pengurus dan anggota.

    Menjadi wadah sinergi antar pelaku dan pemangku kepentingan program pembangunan PKP.

    Keanggotaan bersifat terbuka, akan tetapi pengurus inti bersifat mengikat atas fungsi dan

    peran yang telah ditetapkan dalam menjalankan tugas yang diemban. Oleh karena itu Pokja

    PKP perlu didukung dengan adanya legalitas dari Kepala Daerah.

    D. Komponen Pokja PKP Provinsi

    Komponen Pokja PKP Provinsi terdiri dari regulator, operator, dan masyarakat.

    1) Regulator

    Regulator adalah pemerintah yang memiliki kewenangan dalam menetapkan kebijakan dan

    arah pembangunan PKP yang terdiri dari unsur eksekutif (Kepala Daerah) dan legislatif.

    Regulator dalam Pokja PKP Provinsi menjadi pengarah atas fungsi dan peran serta

    dukungannya dalam penyelenggaraan pembangunan PKP. Pokja PKP Provinsi menjadi

    bagian dari regulator yang berfungsi dalam penguatan kapasitas pelaksana pembangunan

    PKP.

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    37/48

    Modul 1  | hal 29

    2) Operator

    Operator adalah para pelaku pembangunan PKP secara langsung dari unsur mitra

    pemerintah yang meliputi: kalangan pengembang (swasta atau developer/pengembang),

    penyedia jasa (kontraktor) dan layanan keuangan dari pihak perbankan. Dalam konteks

    program, operator juga termasuk dinas teknis yang melaksanakan program pembangunan

    dengan mekanisme swakelola masyarakat.

    Dalam keanggotaan Pokja PKP Provinsi, operator program dari SKPD yang membidangi

    perumahan menjadi pengurus tim teknis. Pihak lain dari luar struktur pemerintah menjadi

    anggota atau format lain disesuaikan dengan kebutuhan daerah.

    3) Masyarakat 

    Masyarakat terdiri dari penerima manfaat dan kelompok peduli mencakup kalangan

    pers/media, akademisi, dan kelompok penerima dampak akibat pembangunan PKP.

    Masyarakat penerima manfaat dan penerima dampak merupakan sasaran yang akan

    difasilitasi dan dimediasi oleh Pokja PKP Provinsi dalam penyaluran aspirasi dan

    pemenuhan hak-hak serta kewajibannya.

    Peran masyarakat dari kalangan akademisi, pers dan organisasi terkait lainnya menjadi

    bagian dari keanggotaan Pokja PKP Provinsi atau format lain disesuaikan dengan

    kebutuhan daerah.

    Hubungan sinergis antar komponen dapat digambarkan sebagai berikut:

    Gambar 2. Hubungan Sinergis antar Komponen Pokja PKP Provinsi

    E. Posisi Strategis Pokja PKP Provinsi

    Posisi strategis Pokja PKP Provinsi adalah kedudukan yang diharapkan dapat memberikan

    dampak menyeluruh terhadap perbaikan kinerja pembangunan PKP di provinsi.

    PKP dengan segala aspeknya perlu didukung peran pihak yang mampu menggerakkan fungsi

    seluruh elemen pembangunan yang dibutuhkan. Elemen yang dimaksud antara lain

    sebagaimana pada Tabel 6.

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    38/48

    Modul 1  | hal 30

    Tabel 6. Posisi Strategis Pokja PKP Provinsi pada Seluruh Elemen Pembangunan

    Elemen Kondisi yang diperlukan Fungsi Pokja

    Kebijakan Adanya kebijakan yang mampu mengakomodasi

    kepentingan seluruh pelaku

    Fasilitasi dan advokasi

    Perencanaan   PKP menjadi skala prioritas

    Perencanaan yang mengarah pada upaya mengatasi

    masalah secara sistematis dan menjawab kebutuhan

    Fasilitasi dan advokasi

    Pembiayaan   Terciptanya mekanisme pembiayaan yang mampu

    menjawab keterbatasan masyarakat kurang mampu

    Tersedianya lembaga keuangan yang dapat membantu

    jalan keluar keterbatasan masyarakat tidak mampu

    Fasilitasi dan

    mediasi

    Kapasitas   SDM pelaku program yang mampu menjalankan

    programnya secara efektif dan efisien

    SDM yang memiliki kemampuan dalam proses

    perencanaan, pengendalian dan pengelolaan paska

    program

    Fasilitasi

    Tata kelola   Adanya wadah komunikasi dan saluran aspirasi

    Adanya mekanisme penyelesaian konflik

    Fasilitasi, komunikasi,

    mediasi, dan resolusi

    konflik 

    Dari uraian pada tabel 2 dapat disimpulkan bahwa Pokja PKP Provinsi memiliki posisi strategisdalam upaya mewujudkan hasil PKP yang efektif melalui peran advokasi, fasilitasi, komunikasi,

    mediasi dan apabila diperlukan dapat melakukan peran resolusi konflik.

    F. Manfaat Pokja PKP Provinsi

    Pembentukan Pokja PKP Provinsi akan memberikan manfaat bagi daerah sebagai berikut:

    Terlaksananya proses pembangunan PKP yang mampu mengakomodasi kepentingan

    pemerintah sebagai regulator, pengembang sebagai penyedia, dan penerima manfaat sehingga

    dapat mengurangi potensi konflik yang tidak diinginkan.

    Pemerintah Pusat dan Daerah akan terbantu dalam proses sosialisasi mengenai kebijakan-

    kebijakan terkait pembangunan PKP.

    Terbangunnya koordinasi yang lebih baik dalam mensinergikan arah pembangunan PKP

    sesuai dengan tujuan pembangunan daerah.

    Tersedianya jalur komunikasi dan artikulasi kepentingan seluruh pemangku kepentingan PKP

    di daerah.

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    39/48

    Modul 1  | hal 31

    BAHAN BACAAN 2:

    KELEMBAGAAN POKJA PKP PROVINSI

    Struktur Organisasi Pokja PKP Provinsi 

    Fungsi dan Peran Pokja PKP Provinsi 

    Pelaksanaan Fungsi dan Peran Pokja PKP Provinsi 

    Koordinasi Pokja PKP Pusat dan Daerah 

    Program Kerja Pokja PKP Provinsi 

    Tahapan Pembentukan Pokja PKP Provinsi 

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    40/48

    Modul 1  | hal 32

     A. Struktur Organisasi Pokja PKP Provinsi

    Untuk personel yang duduk dalam struktur terdiri dari pemangku kepentingan yang secara

    langsung menangani dan pihak lain termasuk tokoh masyarakat yang berkepentingan terhadap

    pembangunan PKP. Struktur organisasi/susunan kepengurusan Pokja PKP Provinsi di daerah

    mencakup posisi tim pengarah, tim pelaksana dan tim sekretariat sebagaimana Gambar 3.

    Gambar 3. Struktur Organisasi Pokja PKP Provinsi

    Keterangan:

    Tim Pengarah ( steering comittee)

    Terdiri dari pimpinan SKPD terkait dan unsur pengambil kebijakan daerah yang membidangiatau menangani program pembangunan PKP di daerah seperti Kepala Bappeda, Kepala Dinas

    Pekerjaan Umum, Kepala Dinas Kebersihan, Kepala Dinas Lingkungan, dan lain-lain.

    Tim pengarah memiliki tugas dan peran dalam pengambilan keputusan terkait sektor PKP, dan

    memberikan arahan dan kebijakan untuk ditindaklanjuti oleh Pokja PKP Provinsi.

    Tim Pelaksana

    Tim pelaksana merupakan pengurus inti Pokja PKP Provinsi yang terdiri dari pejabat teknis

    (kepala bidang dan atau kepala seksi) dari SKPD yang membidangi perumahan dan pihak-pihak

    lain di luar unsur SKPD, seperti LSM atau Perguruan Tinggi yang memiliki kepedulian terhadap

    sektor PKP.Tim pelaksana terdiri dari unsur ketua yang selanjutnya disebut sebagai ketua pokja, sekretaris

    dan gugus tugas/bidang sesuai bidang pekerjaan yang disepakati di daerah. Tim pelaksana

    pokja menjalankan fungsi koordinasi, advokasi dan fasilitasi dalam pembangunan PKP di

    daerah.

    Dalam pelaksanaan kegiatan, tim pelaksana pada pokja dibagi atas gugus tugas sesuai bidang

    pekerjaannya, dan setiap gugus tugas terdiri dari koordinator dan anggota. Sesuai dengan

    fungsinya, bidang pekerjaan pokja mencakup peran koordinasi, advokasi dan fasilitasi, maka

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    41/48

    Modul 1  | hal 33

    setidak-tidaknya gugus tugas pokja mencakup gugus tugas koordinasi, gugus tugas advokasi

    dan gugus tugas fasilitasi. Namun demikian tidak menutup kemungkinan apabila daerah

    memandang perlu adanya gugus tugas lainnya seperti gugus tugas peran serta masyarakat,

    gugus tugas kemitraan dan sebagainya. Contoh uraian peran gugus tugas Pokja PKP

    sebagaimana pada Tabel 7.

    Tabel 7. Contoh Uraian Peran Gugus Tugas Pokja PKP

    Gugus Tugas Uraian

     Advokasi dan

    komunikasi

    Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan

    advokasi, antara lain:

    Mendorong pengambil kebijakan daerah (Kepala Daerah dan DPRD) untuk

    menempatkan PKP sebagai program prioritas

    Sosialisasi kebijakan dan rencana pembangunan PKP

    Koordinasi dan

    Sinergi

    Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan

    koordinasi dan sinergi antar pelaku pembangunan PKP, antara lain:

    Pertemuan koordinasi perencanaan

    Pertemuan koordinasi pendataan

    Pertemuan koordinasi monitoring

    Pertemuan berbagi pengalaman dan penyelesaian permasalahan-

    permasalahan teknis

    Fasilitasi Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan

    fasilitasi, antara lain:

    Penyelenggaraan lokakarya/pelatihan bagi pelaku pembangunan PKP

    Mediasi kerjasama antara pelaku pembangunan dengan lembaga keuangan

    Penyediaan informasi dan konsultasi tentan proses perijinan

    Peran serta

    masyarakat 

    Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan

    peranserta masyarakat dalam pembangunan PKP, antara lain:

    Pembentukan kelembagaan pengelolaan lingkungan PKP di tingkat

    masyarakat 

    Melakukan promosi/kampanye kepedulian masyarakat untuk kebersihanlingkungan PKP

    Dst 

    Tim Sekretariat 

    Tim sekretariat bertugas untuk menjalankan aktivitas organisasi sehari-hari antara lain

    pengaturan agenda, korespondensi, dan sebagai penyelenggara pertemuan-pertemuan.

    Sekretariat terdiri dari pimpinan sekretariat dan tim operasional yang berasal dari unsur SKPD

    atau direkrut secara khusus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah. Pimpinan

    sekretariat adalah sekretaris Pokja PKP Provinsi yang akan melaporkan dan

    mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan atau program yang telah disepakati oleh timpelaksana Pokja PKP Provinsi.

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    42/48

    Modul 1  | hal 34

    B. Fungsi dan Peran Pokja PKP Provinsi

    Pokja PKP Provinsi merupakan instrumen dalam pelaksanaan program perumahan di tingkat

    provinsi dan sebagai wadah publik dalam penyaluran aspirasi bidang PKP. Oleh karena itu,

    keanggotaan Pokja PKP Provinsi bersifat multi pihak. Dalam menjalankan tugasnya, Pokja PKP

    Provinsi memiliki fungsi dan peran sebagai berikut:

    1) Mitra Pemerintah

    Pokja PKP Provinsi memiliki fungsi sebagai mitra pemerintah dalam beberapa kegiatan

    strategis antara lain:

    Sosialisasi atau pengkomunikasian kebijakan-kebijakan pembangunan PKP kepada

    masyarakat dan pihak-pihak terkait;

    Proses penjaringan aspirasi masyarakat terhadap rencana pengembangan

    kebijakan atau rencana pembangunan dan kawasan permukiman;

    Penguatan kapasitas SDM pengelola program PKP;

    Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi program PKP.

    2) Advokasi

    Dalam fungsi advokasi, Pokja PKP Provinsi diharapkan dapat mendorong pelaksanaan

    pembangunan PKP, serta menerapkan prinsip-prinsip  good governance. Kondisi  good

     governance yang perlu diciptakan melalui fungsi ini antara lain:

    Pembangunan PKP berpihak kepada kelompok masyarakat miskin yang perlu

    mendapatkan fasilitasi dalam mendapatkan hak dasarnya;

    Kondisi keterbukaan dalam proses perencanaan dan penetapan kebijakan terkait,

    sehingga kebijakan tersebut pro-rakyat (keputusan tetap memperhatikan

    kepentingan rakyat);

    Pelaksanaan pembangunan yang dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan

    norma dan hukum yang berlaku.

    Fungsi advokasi Pokja PKP Provinsi diharapkan mampu mendorong pemerintah untuk

    menempatkan PKP sebagai program prioritas dalam pembangunan. Ruang lingkup

    advokasi dalam konteks pembangunan PKP antara lain advokasi anggaran, advokasi

    kebijakan penyelenggaraan dan advokasi kepedulian masyarakat.

    a) Advokasi anggaran

    Advokasi ini ditujukan untuk memastikan pemerintah terpanggil untuk

    meningkatkan alokasi anggaran pemerintah yang memadai dalam mengatasi

    permasalahan PKP, khususnya bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah

    (MBR) dalam mendapatkan akses perumahan layak huni. Advokasi anggaran

    termasuk proses penetapan dan perencanaan anggaran serta pemanfaatannya agar

    memenuhi kaidah akuntabilitas.

    b) Advokasi kebijakan penyelenggaraan pembangunan PKP

    Advokasi kebijakan bertujukan untuk mendorong adanya kebijakan daerah yang

    dapat menjadi pedoman dalam penyelenggaraan pembangunan PKP yang efektif.

    1) Jika daerah belum memiliki kebijakan, maka didorong untuk melahirkan

    kebijakan bidang PKP

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    43/48

    Modul 1  | hal 35

    2) Jika kebijakan telah disiapkan akan tetapi tidak/kurang pro-publik maka Pokja

    PKP Provinsi mendorong agar kebijakan tersebut diperbaiki

    3) Jika kebijakan sudah baik akan tetapi belum efektif penerapannya maka Pokja

    PKP Provinsi ikut berupaya melalui serangkaian upaya agar kebijakan tersebut

    dapat terlaksana

    4) Jika kebijakan yang ada bertentangan dengan kepentingan publik atau tidak

    berpihak, dan akan manghasilkan kondisi kontra produktif, maka Pokja PKP

    Provinsi mendorong agar kebijakan tersebut dicabut dan digantikan dengan

    kebijakan baru yang lebih baik 

    c) Advokasi kepedulian masyarakat

    Advokasi ini ditujukan untuk menciptakan kondisi PKP yang sehat. Dalam upaya

    menciptakan kondisi ini Pokja PKP Provinsi melakukan serangkaian kegiatan untuk

    membangun kepedulian masyarakat dalam menjaga dan mewujudkan lingkungan

    yang lebih baik.

    3) Intermediasi

    Pembangunan PKP selalu dihadapkan pada potensi konflik kepentingan antara pemerintah,penyedia dan calon penerima manfaat serta pihak-pihak yang menerima dampak akibat

    pembangunan misalnya persoalan pembebasan lahan. Fungsi intermediasi dimaksudkan

    sebagai upaya untuk membantu para pihak yang merasa terabaikan kepentingan dan

    haknya melalui proses yang kondusif untuk menghasilkan keputusan yang berimbang.

    Fungsi ini khususnya ditujukan dalam upaya mengatasi konflik antara pengembang dengan

    penerima manfaat maupun dengan pemerintah.

    4) Wadah Komunikasi dan Sinergi

    Banyaknya pemangku kepentingan khususnya dari dinas/lembaga pemerintah yang

    membidangi perumahan, akan berpotensi menimbulkan ego sektoral. Sebagai wadah

    komunikasi, entitas Pokja PKP Provinsi akan menjadi tempat untuk mengkomunikasikanrencana dan kegiatan antar pelaku. Selain itu Pokja PKP Provinsi juga sebagai forum untuk 

    mendapatkan rekomendasi dalam memastikan hasil pembangunan yang keberlanjutan dan

    efektif menjawab kebutuhan.

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    44/48

    Modul 1  | hal 36

    C. Pelaksanaan Fungsi dan Peran Pokja PKP Provinsi

    Fungsi dan peran Pokja PKP Provinsi dilaksanakan dalam seluruh tahapan atau proses

    pembangunan sejak perencanaan sampai dengan paska pembangunan.

    1) Dalam perencanaan pembangunan

    Memberikan masukan dalam penetapan arah pembangunan daerah dalam upayapemenuhan perumahan.

    Fasilitator atau peran bantu kepada pemerintah dalam rangka melakukan

    perencanaan strategis pembangunan PKP.

    Melakukan advokasi untuk memastikan PKP menjadi salah satu prioritas

    pembangunan.

    2) Dalam pelaksanaan pembangunan

    Melakukan upaya membangun sinergi dan koordinasi antar pelaku pembangunan

    PKP.

    Memberikan layanan informasi, konsultasi dan mediasi kepada masyarakat.

    Melakukan penguatan kapasitas dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan

    keterampilan pengelolaan pembangunan PKP yang berkelanjutan.

    Terlibat dalam pelaksanaan monitoring terpadu untuk memastikan pembangunan

    PKP sesuai dengan arah yang digariskan oleh pemerintah.

    3) Dalam pengelolaan hasil pembangunan

    Melakukan upaya advokasi dan kampanye publik untuk mendorong kesadaran dan

    kepedulian masyarakat dalam pengelolaan lingkungan PKP yang sehat.

    4) Dalam pengendalian hasil pembangunan

    Terlibat dalam proses evaluasi hasil pembangunan PKP dalam rangka pengembangan

    kebijakan dan perencanaan lanjutan daerah.

    D. Koordinasi Pokja PKP Pusat dan Daerah

    1) Koordinasi Pokja PKP Pusat dan Daerah

    Pokja PKP tingkat nasional dan Pokja PKP tingkat daerah merupakan kesatuan peran dalam

    mendorong terselenggaranya pembangunan PKP yang efektif menjawab kebutuhan dan

    sejalan dengan arah kebijakan dan sasaran pembangunan nasional. Tata hubungan dan

    koordinasi antara Pokja PKP Pusat dan daerah digambarkan pada Gambar 4.

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    45/48

    Modul 1  | hal 37

    Gambar 4. Skema Koordinasi Pokja PKP Pusat dan Daerah

    Hubungan pada Gambar 4 menjelaskan bahwa Pokja PKP Pusat memberikan dukungan

    (fasilitasi) dan pembinaan kepada Pokja PKP Provinsi. Selanjutnya Pokja PKP Provinsi

    memberikan dukungan (fasilitasi) dan pembinaan kepada Pokja PKP Kabupaten/Kota. Dalam

    garis informasi Pokja PKP Kabupaten/Kota menyampaikan informasi mengenai progres atau

    kegiatan-kegiatan terkait PKP kepada Pokja PKP Provinsi, demikian pula dari Pokja PKP

    Provinsi kepada Pokja PKP Pusat.

    Gambar 5. Contoh Posisi Pokja PKP Terhadap Pemangku Kepentingan

    Pokja PKPProvinsi

    Dinas PUCiptaKarya

    Bappeda

    PMD/Bapermas

    Dinas TataRuang dan

    Permukiman

    DinasLingkunga

    nREI

     Asosiasi

    Dan Lain-Lain

    DinasKebersihan

    Tim TeknisProgram

    Perumahan

    PUSAT : Menteri Terkait 

    PROVINSI/Gubernur

    Pelaku (Contoh):

    1. Bappenas

    2. Kemenpera

    3. KemenPU

    4. Kemendagri, dll.

    KAB/KOTA

    Bupati/Walikota

    Pelaku (Contoh):

    1. Bappeda

    2. SKPD terkait  

    3. Swasta

    Pelaku (Contoh):

    1. Bappeda2. SKPD terkait  

    3. Swasta4. Masyarakat  

    Sinergi

    Prog Nasional

    Sinergi

    Pelaksanaan

    Prog Nas & Prov

    Pokja Pusat 

    Perumahan

    Pokja PKP

    Provinsi

    Pokja PKPKab/Kota

    Sinergi

    Pelaksanaan

    Prog Nasional,

    Prov., K ab/Kota

    Fasilitasi

    Informasi

    Keterangan

    Koordinasi

    dan Sinergi

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    46/48

    Modul 1  | hal 38

    E. Program Kerja Pokja PKP Provinsi

    Fungsi dan peran Pokja PKP diimplementasikan melalui serangkaian program kerja.

    Operasionalisasi program kerja tersebut dapat didanai oleh daerah melalui APBD. Program

    kerja Pokja PKP Provinsi mencakup Program Internal Kelembagaan Pokja PKP Provinsi dan

    Program Peningkatan Peran Pokja PKP Provinsi dalam pelaksanaan pembangunan.

    1) Program Internal Kelembagaan Pokja

    Program internal kelembagaan mencakup pengembangan kelembagaan, perencanaan

    strategis Pokja PKP Provinsi, pengembangan dan penguatan SDM serta optimalisasi fungsi

    dan peran.

    a) Pengembangan Kelembagaan

    Program pengembangan kelembagaan Pokja PKP Provinsi mencakup:

    Pengembangan struktur tata kerja antar pengurus.

    Pengembangan koordinasi antar stakeholder PKP di wilayahnya.

    Fasilitasi proses pembentukan Pokja PKP di daerah.

    b) Perencanaan Strategis Pokja PKP

    Perencanaan strategis perlu disiapkan sebagai arah pelaksanaan program dan kegiatan

    untuk:

    Mengarusutamakan program-programnya sejalan dengan sasaran pembangunan

    PKP.

    Memperkuat koordinasi dan sinergi pelaksanaan program tingkat provinsi dan

    kabupaten/kota.

    c) Pengembangan dan Penguatan SDM

    Kegiatan strategis yang perlu dilaksanakan oleh Pokja PKP dalam pengembangan danpenguatan SDM, antara lain:

    Pelatihan perencanaan strategis PKP untuk daerah.

    Pelatihan advokasi dan komunikasi.

    Pelatihan fasilitasi untuk petugas atau tenaga pendamping program PKP.

    Pelatihan monitoring dan evaluasi partisipatif.

    Topik-topik lain yang dianggap strategis.

    d) Optimalisasi Fungsi dan Peran

    Kegiatan strategis yang perlu dilaksanakan oleh Pokja PKP dalam optimalisasi fungsi

    dan peran, antara lain:

    Penyelenggaraan lokakarya review kinerja pembangunan PKP daerah.

    Penyelenggaraan lokakarya manajemen pengetahuan (knowledge management )

    sebagai proses pembelajaran antar daerah

    Pengembangan alat bantu perencanaan, monitoring dan evaluasi program PKP.

    Penyediaan layanan konsultasi dan komunikasi antar Pokja PKP Provinsi

    Penyelenggaraan kajian/studi tematik PKP.

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    47/48

    Modul 1  | hal 39

    2) Program Peningkatan Peran Pokja dalam Pelaksanaan Pembangunan

    Program peningkatan peran Pokja terdiri dari kajian isu dan permasalahan, fasilitasi

    pengembangan rencana aksi pemerintah, perencanaan dan kebijakan serta fasilitasi

    pelaksanaan pembangunan.

    a) Identifikasi isu dan permasalahan

    Identifikasi isu dan permasalahan dilakukan dengan cara mengamati fakta,

    mendengarkan aspirasi, menganalisis potensi permasalahan yang lebih besar serta

    peluang-peluang. Pokja PKP Provinsi diharapkan dapat memetakan situasi riil yang

    terjadi dan potensi permasalahan yang perlu diselesaikan melalui peran Pokja PKP.

    Hal ini dilakukan melalui kajian/studi dan lokakarya antar pemangku kepentingan

    PKP. Hasil yang diperoleh melalui proses ini adalah informasi akurat mengenai kondisi

    eksisting pembangunan PKP.

    b) Fasilitasi Pengembangan Rencana Aksi Pemerintah

    Hasil identifikasi akan menjadi masukan dan pertimbangan penting Pokja PKP dalammemetakan tindakan strategis yang diperlukan dan prioritas aksi yang akan

    dijalankan. Cara yang dilakukan dalam langkah ini melalui serangkaian pertemuan

    pengurus Pokja PKP. Hasil yang diperoleh merupakan road map atau peta aksi untuk

    mengatasi permasalahan, apa yang akan dilakukan, bagaimana melaksanakannya serta

    siapa yang akan menjalankannya diantara pengurus dan anggota Pokja. Dengan

    rencana aksi yang disusun melalui proses analisis secara bertahap dan sistematis,

    Pokja PKP menjalankan misi dalam seluruh proses dan tahapan pembangunan PKP.

    c) Fasilitasi Perencanaan dan Perumusan Kebijakan

    Memberikan masukan mengenai kondisi berdasarkan hasil kajiannya untuk

    diakomodasi dalam rencana pembangunan daerah. Ikut serta dalam proses perencanaan partisipatif melalui penilaian dan pemetaan

    kebutuhan perumahan serta kegiatan penguatan kapasitas.

    Melakukan fasilitasi lokakarya sinergi perencanaan pembangunan PKP.

    d) Fasilitasi Pelaksanaan Pembangunan

    Ikut serta dalam proses monitoring terpadu penyelenggaraan program PKP.

    Melakukan fasilitasi pertemuan koordinasi dan lokakarya review  progres

    pencapaian pembangunan PKP.

    Menyampaikan temuan-temuan penting untuk ditindaklanjuti dalam upaya

    perbaikan kualitas pelaksanaan pembangunan.

    Menyelenggarakan kegiatan penguatan kapasitas pelaksana pembangunan PKP.

  • 8/16/2019 Modul 1__Panduan Pembentukan Pokja PKP Provinsi.pdf

    48/48

    F. Tahapan Pembentukan Pokja PKP Provinsi

    1) Analisis Isu dan Permasalahan Perumahan

    Analisis isu dan permasalahan ini merupakan proses pemetaan pelaku pembangunan PKP

    di daerah dalam rangka memperoleh gambaran isu dan permasalahan pokok PKP di daerah

    dan tindak lanjut penanganannya.2) Sosialisasi Konsep Kepokjaan

    Sosialisasi dimaksudkan untuk membangun pemahaman bersama mengenai konsep

    kepokjaan khususnya yang terkait bidang PKP, serta dukungan dalam rangka

    pembentukannya.

    3) Persiapan Pembentukan Rancangan Kelembagaan Pokja PKP Provinsi

    Penyusunan Rancangan Kelembagaan Pokja PKP merupakan rangkaian pertemuan oleh

    perwakilan SKPD/ pemangku kepentingan yang terkait bidang PKP yang dimaksudkan

    untuk menyusun bentuk kelembagaan, struktur, fungsi, dan peran Pokja PKP yang akan

    dibentuk.

    4) Pembentukan Pokja PKP Provinsi

    Lokakarya Pembentukan Pokja PKP Provinsi terkait bidang PKP merupakan proses

    partisipatif dalam memahami lebih lanjut mengenai konsep, fungsi dan peran Pokja PKP

    Provinsi.

    5) Legalisasi Kelembagaan Pokja PKP Provinsi

    Legalisasi Pokja PKP merupakan tindak lanjut lokakarya pembentukan Pokja PKP.

    Legalisasi ini diperlukan Pokja PKP dalam menjalankan fungsi dan perannya.