modul 1 tugas akhir

28
TM-32 Modul I BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Praktikum Proses Manufaktur dilaksanakan untuk menunjang mata kuliah Proses Manufaktur yang diajarkan di kelas. Apabila kurikulum/silabus mata kuliah Proses Manufaktur disusun menurut Kurikulum berbasis kompetensi Jurusan Teknik Mesin Universitas Pasundan tahun 2008, maka praktikum Proses Manufaktur juga demikian. Dalam Proses Manufaktur, untuk menghasilkan sebuah produk ada beberapa tahapan yang harus ditempuh. Dimulai dari membaca gambar teknik produk, mengidentifikasi proses manufaktur dan material, menentukan urutan proses pengerjaan hingga pengendalian kualitas produk. Tahapan-tahapan seperti itu juga diperkenalkan kepada mahasiswadalam kegiatan praktikum Proses Manufaktur. Dengan demikian, mahasiswa akan memiliki kemampuan seperti yang diharapkan setelah mengikuti praktikum ini. 1.2 TUJUAN PRAKTIKUM Setelah mengikuti praktikum proses Manufaktur , mahasiswa diharapkan : Mampu membaca gambar teknik (detail) Mengenal proses- proses manufaktur Mampu membuat benda kerja yang simetri, dan memiliki ulir luar atau ulir dalam. Mampu mengukur dimensi benda kerja Mengenal interchange-ability Laboratorium Proses Manufaktur TM-UNPAS 1

Upload: febri-yogaswara

Post on 17-Nov-2015

37 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Praktikum

TRANSCRIPT

TM-32 Modul I

BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGPraktikum Proses Manufaktur dilaksanakan untuk menunjang mata kuliah Proses Manufaktur yang diajarkan di kelas. Apabila kurikulum/silabus mata kuliah Proses Manufaktur disusun menurut Kurikulum berbasis kompetensi Jurusan Teknik Mesin Universitas Pasundan tahun 2008, maka praktikum Proses Manufaktur juga demikian.Dalam Proses Manufaktur, untuk menghasilkan sebuah produk ada beberapa tahapan yang harus ditempuh. Dimulai dari membaca gambar teknik produk, mengidentifikasi proses manufaktur dan material, menentukan urutan proses pengerjaan hingga pengendalian kualitas produk. Tahapan-tahapan seperti itu juga diperkenalkan kepada mahasiswadalam kegiatan praktikum Proses Manufaktur. Dengan demikian, mahasiswa akan memiliki kemampuan seperti yang diharapkan setelah mengikuti praktikum ini.

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM Setelah mengikuti praktikum proses Manufaktur , mahasiswa diharapkan : Mampu membaca gambar teknik (detail) Mengenal proses- proses manufaktur Mampu membuat benda kerja yang simetri, dan memiliki ulir luar atau ulir dalam. Mampu mengukur dimensi benda kerja Mengenal interchange-ability

1.3 MESIN & ALAT YANG DIGUNAKAN*Mesin Bubut(Turning)* jangka Sorong*Mesin Skrap(Shaping)* Kikir*Mesin Gurdi(Drilling)* Ragum*Gerinda* Amplas*Gergaji Besi* Cairan Pendingin

1.4 BATASAN MASALAHDalam laporan yang kami buat, batasan masalahnya adalah kurang banyaknya gambar mesin ataupun alat-alat yang digunakan dikarenakan kami kurang memahami fungsi-fungsi serta apa saja material-material yang ada pada gambar tersebut. Disamping itu banyak dari materi yang kami kurang paham akibat kami belum pernah mempelajari materi tersebut, baik itu dari dosen, maupun dari asisten dosen.

1.5 SISTEMATIKA PENULISANLEMBAR PENGESAHANKata PengantarDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANG1.2 TUJUAN PRAKTIKUM1.3 MESIN & ALAT YANG DIGUNAKAN1.4 BATASAN MASALAH1.5 SISTEMATIKA PENULISANBAB II DASAR TEORIBAB III TABEL GAMBARBAB IV KESIMPULAN & SARANDAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

BAB IIDASAR TEORI

2.1 Pengertian Mesin BubutMesin Bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi ulir metrix dan ulir inci.2.2 Prinsip Kerja Mesin BubutPrinsip kerja mesin bubut adalah menhilangkan sebagian benda kerja sehingga terbentuk geramdengan cara memotong dengan pahat akibat gerak potong benda kerja dan gerak makan pahat.Poros spindel akan menekan benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.2.3 Manfaat Mesin Bubut1. Mengecilakan diameter benda kerja2. Membuat lubang3. Meratakan permukaan poros4. Membuat ulir luar dan ulir dalam

2.4 Konstruksi Mesin Bubut

Gambar 2.1 Pembubut mesin tugas berat.Pada gambar di atas di perlihatkan nama-nama bagian atau komponen yang umum dari mesin bubut. Jenis ini mempunyai kepala tetap berisi roda gigi dan mendapatkan daya dari motor yang disambungkan dengan sabuk V.Pengendali pada kepala tetap dapatmengatur kecepatan sampai 27 variasi kecepatan.Ekor tetap bisa distel sepanjang bangku untuk menampung panjang stok yang berbeda-beda. Pergerakannya diatur dengan penyetel roda dan dilengkapi dengan ulir pengencang pada dasarnya untuk menyetel kelurusan dan untuk pembubutan tirus.Sekrup pengarah adalah poros panjang berulir yang terletak agak di bawah dan sejajar dengan bangku , memanjang dari kepala tetap sampai ekor tetap. Dihubungkan dengan roda gigi dari kepala tetap sampai ekor tetap. Dihubungkan dengan roda gigi pada kepala tetap dan putarannya dapat dibalik. Dipasang di kereta luncur selama operasi. Ulir pengarah hanya untuk membuat ulir saja dan bisa dilepas kalau tidak dipakai.

Gambar 2.2 contoh sekrupBatang hantaran terletak di bawah ulir pengarah yang berfungsi untuk menghasilkan daya dari tak pengubah cepat ( quick change box ) untuk menggerakan mekanisme apron dalam arah melintang atau memanjang.Kereta luncur terdiri dari peletakan majemuk, sadel pahat dan apron. Konstruksinya kaku dan harus menyangga dan memandu pahat pemotong. Dilengkapi dengan dua hantaran tangan untuk memandu pahat dalmam arah menyilang. Roda tangan yang atas mengendalikan gerakan peletakan majemuk dan roda tangan dibawah untuk menggerakan kereta luncur sepanjang landasan.Apron yang terletak pada kereta luncur berisi kendali, roda gigi, dan mekanisme lain untuk menghantar kereta luncur, baik dengan tangan maupun dengan daya. Ukuran mesin bubut dinyatakan dalam diameter benda kerja yang dapat diputar sehingga sebuah mesin bubut 400 mm mempunyai arti mesin bisa mengerjakan benda kerja sampai 400mm. Ukuran kedua yang diperlukan dari sebuah mesin adalah benda kerja. Beberapa pabrik menyatakan dalam panjang maksimum benda kerja diantara kedua pusat mesin bubut, sedangkan sebagian pabrik lain menyatakan dalam panjang bangku.Ada beberapa variasi dalam jenis mesin bubut dan variasi dalam desainnya tersebut tergantung pada jenis produksi atau jenis benda kerja.Pembubut Kecepatan(speed lathe) adalah mesin bubut yang mempunyai konstruksi sederhana dan terdiri dari bangku, kepala tetap, ekor tetap, peluncur yang dapat distel untuk mendukung pahat. Digunakan untuk pemahatan tangan dan kerja ringan maka bubut dioperasikan pada kecepatan tinggi. Mesin jenis ini biasanya dipakai untuk membubut kayu atau membuat pusat pada silinder logam sebelum dikerjakan lebih lanjut oleh mesin bubut.Pembubut Mesin. Mendapatkan namanya dari mesin bubut pertama yang dikerjakan oleh mesin yang setelah sebelumnya dikerjakan oleh sabuk atas (overhead belt). Yang membedakan dari bubut kecepatan adalah tambahan untuk pengendalian kecepatan spindel dan untuk penyanggaan dan pengendalian hantaran pahat tetap. Kepala tetap dilengkapi dengan puli kerucut empat tingkat yang menyediakan empat kisaran kecepatan spindel jika dihubungkan ke poros motor. Sebagai tambahan, mesin ini dilengkapi dengan roda gigi belakang yang jika dihubungkan dengan puli kerucut akan memberikan tambahan empat variasi kecepatan.Pembubut Bangku adalah mesin bubut kecil yang terpasang pada bangku kerja. Desainnya mempunyai kesamaan dengan mesin bubut kecepatan atau mesin hanya berbeda dalam ukuran dan pemasangannya. Alat ini dibuat untuk benda kecil yang mempunyai kapasitas ayunan maksimum sebesar 250mm pada pelat muka.Pembubut ruang Perkakas adalah mesin bubut untuk pembuatan perkakas kecil, alat ukur, die, dan komponen presisi lainnya. Mesin ini dilengkapi dengan segala perlengkapan yang diperlukan untuk membuat pekerjaan perkakas yang teliti.

2.5 OPERASI BUBUTOperasi pada mesin bubutada beraneka ragam, diantaranya adalah : Pembubutan Pengeboran Pengerjaan tepi Penguliran Pembubutan tirus Penggurdian Meluaskan lubang

2.6 PENGERJAAN TEPI (facing)Pengerjaan tepi adalah apabila permukaan harus dipotong pada pembubutan. Benda kerja biasanya dipegang pada plat muka atau dalam pencekam . Tetapi pengerjaan tepi dapat juga dilakukan dengan benda kerja diantara kedua pusatnya. Karena pemotongan tegak lurus terhadap sumbu putaran maka kereta luncur harus dikunci pada bangku pembubut untuk mencegah gerakan aksial.2.7 PEMBUBUTAN SILINDRISBenda disangga diantara kedua pusatnya. Hal ini ditunjukan pada gambar berikut :

Gambar 2.3 Operasi pembubut,A. Pahat mata tunggal dari operasi pembubutan, B.Memotong tepi.

2.8 PEMBUBUTAN TIRUSTerdapat beberapa standar ketirusan 1 dalam praktek komersial.Penggolongan berikut yang umum digunakan : Tirus Morse, banyak digunakan untuk tangkai gurdi, leher, dan pusat pembubut. Ketirusannya adalah 0,0502 mm/mm ( 5,02 ). Tirus Brown dan Sharp, terytama digunakan dalam memfrais spindel mesin : 0,0417 mm/mm ( 4, 166 % ). Tirus Jarno dan Reed, digunakan oleh beberapa pabrik pembubut dan perlengkapan penggurdi kecil. Semua sistem mempunyai ketirusan 0,0500 mm/mm( 5,000%), tetapi diameternya berbeda. Pena Tirus, digunakan sebagai pengunci. Ketirusannya 0,0208 mm/mm ( 2,083% ).

Ketirusan luar yang teliti dapat dipotong pada sebuah pembubutan dalam beberapa cara : Mesin kendali numeris yang dapat memotong kerucut sebagai hal yang biasa. Dengan perlengkapan membubut tirus Perlengkapan yang diperlihatkan pada gambar 2.5, dibautkan pada punggung mesin bubut dan mempunyai batang pemandu yang dapat dikunci pada sudut atau ketirusan yang diinginkan. Ketika kereta luncur bergerak sebuah peluncur diatas batang pahat bergerak masuk dan keluar, sesuai dengan pengunci dari batang.

Gambar 2.4 Pembubutan tirus dengan menggunakanPerlengkapan tirus.

Gambar 2.5 Perlengkapan untuk membuat tirus.Biasanya pembuatan ulir dengan mesin bubut dilakukan apabila hanya sedikit ulir yang harus dibuat atau di bentuk khusus. Bentuk ulir didapatkan dengan menggerinda pahat menjadi bentuk yang sesuai dengan menggunakan gage atau plat pola. Gambar berikut memperlihatkan sebuah pahat untuk memotong ulir-V 60 derajat dan gage yang digunakan untuk memeriksa sudut pahat. Gage ini disebut gage senter sebab juga bisa digunakan sebagai gage penyenter mesin bubut. Pemotong berbentuk khusus bisa juga digunaka untuk memotong ulir.Dalam mengunci pahat untuk ulir-V, terdapat dua metode hantaran pahat. Pahat dapat dihantarkan lurus kedalam benda kerja, ulir terbentuk karena serangkaian potong ringan seperti pada gambar 2.7. Metode pemotongan ini baik digunakan untuk pemotongan besi cor atau kuningan. Metode kedua adalah dengan menghantar pahat pada suatu sudut seperti pada gambar. Metode ini digunakan untuk membuat ulir pada bahan baja. Pahat diputar sebesar 29 dan pahat dihantar ke benda kerja sehingga seluruh pemotongan dilakukan pada sisi kiri dari pahat.

Gambar 2.6 Membubut tirus

2.9 MEMOTONG ULIR

Gambar 2.7 Metode penguncian pahat untuk memotong ulirBiasanya pembuatan ulir dengan mesin bubut dilakukan apabila hanya sedikit ulir yang harus dibuat atau di bentuk khusus. Bentuk ulir didapatkan dengan menggerinda pahat menjadi bentuk yang sesuai dengan menggunakan gage atau plat pola. Gambar berikut memperlihatkan sebuah pahat untuk memotong ulir-V 60 derajat dan gage yang digunakan untuk memeriksa sudut pahat. Gage ini disebut gage senter sebab juga bisa digunakan sebagai gage penyenter mesin bubut. Pemotong berbentuk khusus bisa juga digunaka untuk memotong ulir.Dalam mengunci pahat untuk ulir-V, terdapat dua metode hantaran pahat. Pahat dapat dihantarkan lurus kedalam benda kerja, ulir terbentuk karena serangkaian potong ringan seperti pada gambar 2.7. Metode pemotongan ini baik digunakan untuk pemotongan besi cor atau kuningan. Metode kedua adalah dengan menghantar pahat pada suatu sudut seperti pada gambar. Metode ini digunakan untuk membuat ulir pada bahan baja. Pahat diputar sebesar 29 dan pahat dihantar ke benda kerja sehingga seluruh pemotongan dilakukan pada sisi kiri dari pahat.a.Mesin Bubut TuretMesin bubut turet memiliki ciri khusus yang terutama disesuaikan untuk kebutuhan mesin produksi.Keahlian pekerja disesuaikan pada mesin ini, sehingga operator yang kurang pengalaman bisa menghasilkan komponen yang sejenis. Karakteristik utama kelompok mesin ini adalah bahwa pahat/perkakas bisa disetel untuk operasi berurutan. Walaupun tenaga skill/terlatih diperlukan untuk menyetel perkakas dengan benar, namun setelah itu untuk mengoperasikannya bisa dilakukan oleh tenaga tidak terlatih.

Gambar 2.8 Mesin Bubut Turet b.Mesin Bubut Turet HorizontalMesin bubut dibuat dalam dua desain umum, yaitu ram dan sadel. Mesin bubut jenis ram disebut demikian sesuai dengan cara turet dipasang. Turet ditempatkan pada peluncur atau ram yang bergerak ke belakang dan ke muka pada sebuah sadel yang diapitkan kepada bangku mesin bubut. Pengaturan ini menghasilkan gerakan cepat dari turet dan dianjurkan untuk kerja batang atau pencekaman tugas ringan. Sadelnya tidak bergerak selama operasi.Pada jenis sadel yang digunakan untuk pekerjaan pencekaman mempunyai turet yang dipasang langsung pada sadel. Sadelnya bergerak bolak balik bersama turet.c.Perbedaan Mesin Bubut Turet dengan Mesin Bubut BiasaPerbedaan utamanya adalah bahwa mesin bubut turet disesuaikan untuk pekerjaan produksi yang banyak, sedangkan mesin bubut biasa terutama digunakan untuk berbagai pekerjaan, untuk pembubut ruang perkakas atau kerja tunggal. Ciri ciri mesin bubut turet yang membubutnya dipakai untuk produksi banyak adalah : Perkakas bisa disetel pada turet untuk pekerjaan berurutan. Setiap stasiun dilengkapi dengan penghenti atau penggerak hantaran sehingga masing-masing pemotongan oleh pahat adalah sama dengan pemotongan sebelumnya. Pemotongan majemuk dapat diambil dari stasiun yang sama pada saat yang sama, misalnya pembubutan atau pemboran lubang sebanyak dua buah atau lebih. Pemotongan kombinasi dapat dibuat, yaitu pahat pada peluncur menyilang ( cross slide) dapat digunakan secara bersamaan dengan pahat pada turet yang sedang memotong. Kekakuan pada pemegang benda kerja atau pahat harus dibuat pada mesin untuk pekerjaan majemuk atau pemotongan kombinasi. Mesin bubut turet mungkin dilengkapi dengan berbagai perlengkapan seperti pembuatan tirus, pembuatan ulir, dan pekerjaan duplikasi, serta bisa di kontrol dengan pita/kaset.Prinsip Pahat & PerpahatanDalam produksi adalah penting bahwa pekerjaan dilakukan sesingkat mungkin. Waktu yang dihabiskan dalam produksi adalah waktu penyetelan, penanganan benda kerja, penanganan mesin, dan waktu benda kerja.Waktu Penyetelan dapat dikurangi dengan menyiapkan semua yang diperlukan dalam kondisinya dan siap pakai.Waktu Penanganan Benda Kerja, yaitu waktu yang dipakai dalam memasang atau melepaskan benda kerja. Hal ini sangat bergantung pada piranti pemegang benda kerja. Untuk pekerjaan batang, maka waktu ini dikurangi dengan menggunakan leher stok batang.Waktu Penanganan Mesin adalah waktu yang diperlukan dalam memasang masing-masing perkakas pada tempatnya. Bisa dikurangi dengan menempatkan perkakas pada posisi dan urutan yang benar serta memudahkan penggunaanya atau dengan melakukan pemotongan kombinasi atau jamak, jika memungkinkan.Waktu Potong untuk suatu operasi digunakan oleh penggunaan yang benar atas perkakas potong, kecepatan, dan hantaran. Pemotongan kombinasi bisa menghemat waktu potong.

Pemotongan kombinasi menunjukan penggunaan serentak dari pahat peluncur atau turet. Dan adapun jenis-jenis pahat, bisa dilihat pada gambar 2.9, yaitu jenis-jenis pahat.

Gambar 2.9 Jenis-jenis pahat Stok batang dimajukan terhadap penghenti stok kombinasi stok dan gurdi awal dan diapitkan ke leher. Gurdi awal dimajukan dan ujung benda kerja di gurdi/senter. Dibuat lubang pada stok dengan menggurdi sesuai dengan panjang yang diperlukan. Lubang dibor sesuai dengan diameter ulir. Lubang yang digurdi diperbesar dengan menggunakan peluas lubang ( reamer ) Alur untuk celah ulir dibuat. Untuk operasi ini digunakan perkakas luncur gerak cepat. Ulirnya dibuat dengan sebuah tap yang dipegang oleh kopling tap, dan memegang die.2.10 JENIS-JENIS MESIN BUBUTa. Mesin Bubut Horizontal OtomatisMesin bubut otomatis yang penampilannya mirip dengan jenis sadel standar namun operasinya otomatis. Turet segienam dioperasikan dengan tenaga hidrolik dan dengan pergeseran melintang cepat dan penukaran otomatis kepala hantaran yang sesuai pada setiap titik. Gerakan dari peluncur menyilang dikendalikan oleh nok yang digerakan oleh gerakan ke depan dari turet.b. Mesin Bubut Vertikal Mesin bubut vertikal mirip dengan frais pengebor vertikal, tetapi memiliki karakteristik pengaturan turet untuk memasang pahat. Mesin ini terdiri dari pencekam atau meja berputar dalam kedudukan horizontal, dengan turet dipasangkan diatas rel menyilang. Mesin ini dikembangkan untuk memudahkan pemuatan, pemegangan, pemesinan dari suku cadang berat, dan diameter besar.Pada gambar berikut memperlihstksn sebuah mesin bubut turet vertikal yang dilengkspi dengan tiga kepala pemotong : kepala turet utama yang berputar, kepala ram yang ditunjukan di sebelah kiri dan kepala samping.Mesin dilengkapi dengan penegndali yang akan menghasilkan operasi otomastis pada setiap kepala, laju dan arah hantaran, dan perubahan kecepatan spindel.

Gambar 2.10 Mesin bubut turet vertikalc. Mesin Bubut Stasiun Jamak Vertikal OtomatisMesin ini di desain untuk produksi tinggi dan biasanya dilengkapa leh lima atau sembilan stasiun benda kerja dan posisi/ dudukan pemuatan. Dalam beberapa mesin disediakan spindel untuk setiap stasiun.

Biasanya setiap jenis operasi bisa dilakukan, seperti misalnya mengfrais, menggurdi, mengulir, mengetap, menyenei, meluaskan lubang dan mengebor. Keuntungan mesin ini adalah bahwa operasi bisa dilakukan serentak dan dengan ukuran yang sesuai.d. Mesin Bubut OtomatisMesin bubut yang perkakasnya secara otomatis dihantarkan kepada benda kerja dan mundur setelah daurnya diselesaikan, dikenal sebagai mesin bubut otomatis. Mesin bubut yang otomatis sepenuhnya dilengkapi dengan magasin hantaran sehingga sejumlah suku cadang dapat disusun secara berurutan dengan hanya sedikit pengawasan dari operator.Dan pada gambar dibawah ini diperlihatkan mesin bubut otomatis vertikal.

Gambar 2.11 mesin bubut otomatis vertikal

e. Mesin Bubut DuplikatMesin bubut duplikat memproduksi kembali sejumlah suku cadang dari bentuk induk ataupun contoh dari benda kerja. Hampir setiap mesin bubut standar dapat dimodifikasi untuk pekerjaan penduplikasian. Reproduksinya dari sebuah pola, baik bulat, atau datar biasanya dipasangkan dibelakang mesin bubut. Pola dihubungkan dengan sebuah jarum yang digerakkan oleh udara, hidrolik, atau listrik.

Gambang 2.12 Mesin bubut duplikat otomatisf. Mesin Ulir OtomatisDitemukan oleh christoper N. Spencer. Ciri utama dari mesin tersebut adalah adanya penonton adalah adanya pengontrolan gerakan turet sehingga perkakas bisa diumpan ke benda kerja pada kecepatan yang diinginkan, ditarik dan diarahkan ke kedudukan berikutnya. Ini semunya dilakukan dan diarahkan kekedudukan berikutnya.g. Mesin Ulir Jenis SwissMesin ulir jenis Swiss yang dikembangkan untuk pembubutan teliti dari komponen kecil. Pada mata tunggal digunakan pada mesin ini dan ditempatkan secara radial di sekeliling bushing karbida dimana stok dimajukan selama proses pemesinan.h. Spindel Banyak Otomatis Mesin spindel banyak otomatis adalah jenisyang paling cepat dari mesin produksi untuk pekerjaan batang. Mesin ini otomatis sepenuhnya dan dibuat dalam berbagai model dengan dua, empat,lima,enam, atau delapan spindel.

Tiga parameter utama pada setiap proses bubut adalahkecepatan putar spindel (speed), gerak makan (feed) dan kedalamanpotong (depth of cut). Faktor yang lain seperti bahan benda kerja dan jenis pahat sebenarnya juga memiliki pengaruh yang cukup besar, tetapitiga parameter di atas adalah bagian yang bisa diatur oleh operatorlangsung pada Mesin Bubut.

Beberapa proses pemesinan selain proses bubut pada., pada Mesin Bubut dapat juga dilakukan proses pemesinan yang lain, yaitu bubut dalam (internal turning), proses pembuatan lubang dengan mata bor (drilling), proses memperbesar lubang (boring), pembuatan ulir (thread cutting), dan pembuatan alur (grooving/parting-off). Proses tersebut dilakukan di Mesin Bubut dengan bantuan/tambahan peralatan lain agar proses pemesinan bisa dilakukan

Geometri/bentuk pahat bubut terutama tergantung pada material benda kerja dan material pahat. Terminologi standar ditunjukkan pada Gambar. Untuk pahat bubut bermata potong tunggal, sudut pahatyang paling pokok adalah sudut beram (rake angle), sudut bebas (clearance angle), dan sudut sisi potong (cutting edge angle). Sudutsudut pahat HSS dibentuk dengan cara diasah menggunakan mesin gerinda pahat (Tool Grinder Machine). Sedangkan bila pahat tersebutadalah pahat sisipan (insert) yang dipasang pada tempat pahatnya, geometri pahat dapat dilihat pada Selain geometri pahat tersebut pahat bubut bisa juga diidentifikasikan berdasarkan letak sisipotong (cutting edge) yaitu pahat tangan kanan (Right-hand tools) dan pahat tangan kiri (Left-hand tools)

BAB IIITABEL TUGASMODUL 13.1 Komponen yang dibuat : Gagang ( as )

3.1.1 Tugas 1. Identifikasi alat dan mesin yang akan digunakan.

Alat dan mesin yang digunakan :1.Mesin bubut

2.Pahat mesin bubut

3.Jangka sorong

4.Penggores

5.Gergaji besi

6.Cairan Pendingin

3.1.2 Tugas 2. Identifikasi bentuk dan ukuran material awal yang tersedia.NO.NAMA KOMPONENBENTUK DAN UKURAN KETERSEDIAAN MATERIAL

1.

Gagang ( as )

3.1.3 Tugas 3. Identifikasi proses pembuatan yang terlibat dan gambarkan bagan urutan proses pembuatannya. NONAMA KOMPONENPROSES PEMBUATANURUTAN PROSES PEMBUATAN

1. Gagang ( as )Menghilangkan diameter benda kerja sebuah poros yang semula hanya berbentuk silindris satu ukuran, untuk kemudian di bubut menjadi beberapa ukuran silindris.-Menghaluskan permukaan benda kerja,- Membuat benda kerja ukurannya menjadi lebih kecil dari sebelumnya dan dengan ukuran-ukuran tertentu sesuai yang tertera pada modul.

3.1.4 Tugas 4. Mengukur benda kerja hasil proses pembubutan.NONAMA KOMPONENUKURAN RATA-RATA BENDA SETELAH PROSES

1

Gagang ( as )

3.1.5 Tugas 5. Buatlah analisis tentang perbedaan ukuran benda nyata dengan ukuran benda yang ada di gambar teknik.Setelah dilakukan pratikum melalui proses pengoperasian sesuai beberapa urutan yang ada pada mesin bubut, benda kerja (poros) yang semula hanya satu ukuran, sekarang telah berubah menjadi beberapa bentuk, dan tepatnya menjadi 3 bentuk ukuran silindris yang berbeda. Yang bagian paling bawah ukurannya menjadi 21mm, lalu yang tengah ukurannya menjadi 18,5 mm, dan kemudian yang paling depan yang nantinya akan dibuat ulir luar menggunakan snai menjadi 10mm.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULANBerdasarkan proses yang telah dilakukan selama Praktikum Proses Produksi dan menghasilkan produk berupa sebuah palu, maka berikut ini adalah kesimpulan yang dapat ditarik dari proses tersebut: 1. Bahan besi yang digunakan merupakan besi dengan campuran karbon, dengan demikian maka pengerjaan bahan tersebut tidak terlalu sulit karena kekerasan dari bahan besi ini tidak terlalu tinggi. 2. Gambar teknik merupakan gambar yang menunjukkan sebuah benda berdasarkan bentuk jika dipandang dari segala arah dan menerangkan tentang ukuran dengan detail. 3. Melakukan proses kerja pembuatan gagang palu dalam Praktikum Proses Pemesinan dapat menambah wawasan dan pemahaman terhadap teknologi yang sangat erat kaitannya dalam bidang industri dan menambah kemampuan dalam mengoperasikan mesin-mesin. 4.2 SARANSaran pada pembelajaran materi dalam proses pembubutan kali ini yang dapat kami ambil sesuai kegiatan selama praktikum proses manufactur sebagai berikut :1. Selama kegiatan praktikum berlangsung khususnya pada saat praktikum lab prosman, asisten dosen (asdos) kurang memberikan kesempatan kepada mahasiswa baru pada saat praktikum berlangsung.2. Selama kegiatan berlangsung asisten dosen sering bersikap kuurang tanggap kepad mahasiswa baru pada saat praktikum berkangsung.

DAFTAR PUSTAKA

1. Daryanto.2011.Mesin Perkakas.Bandung:PT. SARANA TUTORIAL NURANI SEJAHTERA2. Masagus S Rizal.2001.Dasasr Kerja Mesin.Bandung:Titian Ilmu3. Rocjhim T.1993.Teori dan Teknonologi Proses Pemesinan.Jakarta: HEDS4. Soedjono, dkk.2000.Mesin Bubut alat Pengerjaan logam.Semarang:Reclijaya

DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan1.1 Latar Belakang.............................................................................................11.2 Tujuan Praktikum................................................................................11.3 Mesin danAlat yang akan di gunakan................................................11.4 Ruusan masalah.................................................................................21.5 Sistematika penulisan.........................................................................2Bab II Dasar teori Mesin Bubut2.1 Pengertian Mesin Bubut.........................................................................32.2 Prinsip kerja mesin bubut ......................................................................32.3 Manfaat mesin bubut .............................................................................32.4 Konstruksi mesin bubut .........................................................................42.5 Operasi bubut ........................................................................................62.6 Pengerjaan tepi (Facing)........................................................................62.7 Pembubutan silindris..............................................................................62.8 Pembubutan tirus...................................................................................72.9 Memotong ulir.......................................................................................92.10 Jenis jenis mesin bubut.....................................................................10Bab III Tabel Tugas 3.1 Komponen yang dibuat.............................................................................163.2.1identifikasi mesin dan alat yang akan di gunakan...................163.2.2 identifikasi bentuk dan ukuran awal yang tersedia.................163.2.3 Identifikas prosesi pembuatan yang terlibat dan gambarkan.163.2.4Mengukur benda kerja hasil pembubutan.................................173.2.5Buatlah analisis tentang perbedaan ukuranbenda nyata dengan ukuran benda yang di gambar teknik.............................................. ........17Bab IV Kesimpulan dan saran 4.1 Kesimpulan.............................................................................................18 4.2 Saran.......................................................................................................18Daftar Pustaka...........................................................................................................19Laboratorium Proses Manufaktur TM-UNPAS 18