modul 01-kominusi-bayu mandala pratama
DESCRIPTION
LAPORAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN MODUL 1 KOMINUSITRANSCRIPT
Laporan Modul 1, MG-3017
Kominusi
Bayu Mandala Pratama (12112011) / Kelompok 8 / Kamis, 26-02-2015
Asisten : Ali Akbar (12511021)
Abstrak – Praktikum Modul 1 – Praktikum ini membahas
mengenai proses kominusi. Kominusi merupakan proses
reduksi ukuran partikel suatu bahan galian sedemikian
rupa meliputi proses crushing dengan crusherdan grinding
dengan mill Alat yang digunakan adalah Jaw Crusher,
Roll Crusher, dan ball mill. Dalam praktikum crushing,
praktikan diharapkan dapat memahami mekanisme
peremukan dan cara kerja alat, serta memahami
mekanisme pengayakan dan cara kerja alat ayak.
Sedangkan pada praktikum grinding, tujuan yang ingin
dicapai adalah agar praktikan dapat memahami
mekanisme penggerusan dan cara kerja alat, serta
mengetahui pengaruh durasi waktu penggerusan terhadap
hasil penggerusan.
A. Tinjauan Pustaka
Istilah kominusi berasan dari bahasa Latin “comminuere”
artinya mengecilkan. Kominusi merupakan proses reduksi
ukuran partikel suatu bahan galian sedemikian rupa
sehingga memenuhi persyaratan dalam penggunaannya
ataupun sebagai syarat dalam melakukan proses lanjutan.
Reduksi ukuran (kominusi) merupakan tahap yang sangat
penting dalam pengolahan bahan galian, yang bertujuan:
1. Menghasilkan partikel yang sesuai dengan
kebutuhan (ukuran maupun bentuk),
2. Membebaskan mineral berharga dari pengotor;
dan
3. Memperbesat luas permukaan sehingga kecepatan
reaksi pelarutan dapat berlangsung dengan lebih
baik.
Peralatan kominusi banyak macam dan ragamnya, dan
aplikasinya tergantung pada keadaan bahan galian.
Kominusi ada dua macam, yaitu peremukan (crushing) dan
penggerusan (grinding).
Crushing
Peremukan (crushing) adalah proses reduksi ukuran dari
bijih yang berukuran kasar (sekitar 1 meter) menjadi
ukuran sampai kira-kira 25 mm. Biasanya dilakukan dalam
kondisi kering dan dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu primer,
sekunder dan tersier. Ketiga tahapan tersebut didasarkan
atas ukuran yang dihasilkan dari proses peremukan.
Primary crushing dilakukan untuk material dari run of
mine hingga menjadi ukuran 6-8 inchi. Alat yang
digunakan adalah Jaw Crusher atau gyratory crusher.
Secondary crusher dilakukan untuk mengecilkan material
berukuran 6-8 inchi menjadi 2-3 inchi, alat yang digunakan
adalah Roll Crusher. Sedangkan tertiary crushing
dilakukan untuk material berukuran 2-3 inchi agar dapat
memiliki ukuran yang lebih halus, dari 0,5-0,375 inchi dan
biasanya digunakan alat cone crusher, Roll Crusher dan
hammer mill.
Alat yang sering digunakan dalam proses primary
crushing adalah Jaw Crusher. Alat ini mempunyai dua jaw
dimana yang satu dapat dapat digerakkan (swing jaw) dan
yang lainnya tidak (fixed jaw). Beberapa bagian dari Jaw
Crusher adalah:
- Setting Block, bagian dari Jaw Crusher untuk
mengatur agar ukuran lubang sesuai dengan yang
dikehendaki.
- Toggle, bagian dari Jaw Crusher yang befungsi
untuk mengubah gerakan naik turun menjadi
gerakan maju mundur.
- Pitman, berfungsi untuk mengubah gerakan
berputar maju mundur menjadi naik turun.
- Swing Jaw, bagian dari Jaw Crusher yang dapat
bergerak akibat dari gerakan atau dorongan
toggle.
- Fixed Jaw, bagian dari Jaw Crusher yang tidak
bergerak/diam.
- Mouth, bagian dari mulut Jaw Crusher yang
berfungsi sebagai lubang penerima umpan.
- Throat, bagian paling bawah yang berfungsi
sebagai lubang pengeluaran.
- Gate, adalah jarak mendatar pada mouth.
- Set, adalah jarak mendatar pada throat.
- Closed Setting, jarak antara fixed jaw dengan
swing jaw pada saat swing jaw ekstrim ke depan.
- Open Setting, jarak antara fixed jaw dengan
swing jaw pada saat swing jaw ekstrim ke
belakang.
- Throw, selisih pelemparan antara fixed jaw dan
swing jaw.
Gambar A.1 Jaw Crusher
Laboratorium Pengolahan Bahan Galian
Program Studi Teknik Metaalurgi
Fakultas Pertambangan dan Perminyakan
Faktor-faktor yang mempengaruhi efisisensi Jaw Crusher :
- Lebar lubang bukaan
- Variasi dari throw
- Kecepatan
- Ukuran umpan
- Reduction ratio (RR)
Reduction ratio yang baik pada primary crushing
adalah 4-7, sedangkan untuk secondary crushing
14-20 dan fine crushing adalah 50-100.
- Kapasitas yang dipengaruhi oleh jumlah umpan per
jam dan berat jenis umpan
Pada tahapan secondary crusher biasanya digunakan Roll
Crusher. Alat ini terdiri dari dua silinder baja dan masing-
masing dihubungkan pada as (poros) sendiri-sendiri.
Silinder ini hanya satu saja yang berputar dan lainnya
diam, tapi karena adanya material yang masuk dan
pengaruh silinder lainnya, maka silinder ini ikut berputar
juga. Putaran masing-masing silinder tersebut berlawanan
arah sehingga material yang ada di atas roll akan terjepit
dan hancur.
Gambar A.2 Roll Crusher
Bentuk dari Roll Crusher ada 2 macam, yaitu:
- Rigid Roll
Alat ini porosnya tidak dilengkapi dengan pegas,
sehingga kemungkinan patah pada poros sangat
besar. Roll yang berputar hanya 1 saja, tapi ada juga
yang keduanya berputar.
- Spring Roll
Alat ini dilengkapi dengan pegas, sehingga
kemungkinan porosnya patah sangat kecil. Dengan
adanya pegas maka roll dapat mundur dengan
sendirinya bila ada material yang sangat keras,
sehingga tidak dapat dihancurkan dan material
tersebut akan jatuh.
Hancurnya material pada roll crushing dibedakan menjadi:
- Choke Crushing, yaitu penghancuran material
tidak hanya dilakukan oleh permukaan roll,
tetapi juga oleh sesama material itu sendiri.
- Free Crushin, yaitu material yang masuk
langsung dihancurkan oleh roll.
Grinding
Sebenarnya proses penggerusan (grinding) ini merupakan
tahap dari crushing yaitu fine crushing. Akan tetapi hal ini
dibedakan dikarenakan proses penghancuran material telah
mencapai ukuran yang maksimal yang dibutuhkan dalam
proses pengolahan bahan galian itu sendiri.
Penggerusan merupakan proses lanjutan pengecilan ukuran
yang sudah berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih
halus lagi.
Pada proses penggerusan dibutuhkan media penggerusan
yang antara lain terdiri dari :
1. Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls).
2. Batang-batang baja (steel rods).
3. Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau
bijihnya sendiri yang disebut semi autagenous
mill (SAG).
4. Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau
bijihnya yang saling menggerus dan
disebut autogenous mill.
Pada tahap ini partikel dikecilkan ukurannya dengan
kombinasi impact dan abrasi (attrition dan shear). Proses
grinding dilakukan di dalam sebuah silinder dari baja yang
berisi media gerus, material yang akan digerus dapat dalam
kondisi kering ataupun basah. Proses grinding dimulai
dengan menggunakan jar mill.
Gambar A.3 Mekanisme penggerusan, (a) impact, (b)
chipping, dan (c) abrasi
Gambar A.4 Jar Mill
Media gerus yang dapat digunakan dalam jar mill di
antaranya adalah bola-bola baja atau ball mill, tanpa media
(autogenous) dan semi autogenous.
Gambar A.4 Mekanisme penggerusan di dalam jar mill
Screening
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan
secara mekanik berdasarkan perbedaan ukuran partikel.
Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri,
sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala
laboratorium.
Dalam proses industri, biasanya digunakan material yang
berukuran tertentu dan seragam. Untuk memperoleh
ukuran yang seragam, maka perlu dilakukan pengayakan.
Pada proses pengayakan zat padat itu dijatuhkan atau
dilemparkan ke permukaan pengayak.
Partikel yang di bawah ukuran atau yang kecil (undersize),
atau halusan (fines), lulus melewati bukaan ayak, sedang
yang di atas ukuran atau yang besar (oversize), atau buntut
(tails) tidak lulus. Pengayakan lebih lazim dalam keadaan
kering.
Tujuan dari proses pengayakan ini adalah:
a. Mempersiapkan produk umpan (feed) yang ukurannya
sesuai untuk beberapa proses berikutnya.
b. Mencegah masuknya mineral yang tidak sempurna
dalam peremukan (Primary crushing) atau oversize ke
dalam proses pengolahan berikutnya, sehingga dapat
dilakukan kembali proses peremukan tahap berikutnya
(secondary crushing).
c. Untuk meningkatkan spesifikasi suatu material sebagai
produk akhir.
d. Mencegah masuknya undersize ke permukaan.
B. Data Percobaan
Percobaan yang dilakukan meliputi tahap crushing dengan
alat Jaw Crusher dan Roll Crusher, serta tahap grinding
dengan alat jarr mill dengan media gerus bola. Pengayakan
dilakukan terhadap produkta yang dihasilkan tiap tahap.
Crushing
1. Crushing dengan Jaw Crusher
Berat feed: 6,15kg
Fraksi Ukuran (mm) berat (kg)
+25mm 2,20
-25mm +12,5mm 2,40
-12,5mm +8,4mm 0,70
-8,4mm +3,1mm 0,35
-3,1mm +1,8mm 0,15
-1,8mm +1,27mm 0,10
-1,27mm +0,5mm 0,05
-0,5mm 0,10
Total produkta 6,05
2. Crushing dengan Roll Crusher
Setting Roll Crusher=1cm.
Berat feed: 5,85kg
Fraksi Ukuran (mm) berat (kg)
+12,5mm 1,30
-12,5mm +8,4mm 2,55
-8,4mm +3,1mm 1,00
-3,1mm +1,8mm 0,45
-1,8mm +1,27mm 0,25
-1,27mm +0,5mm 0,05
-0,5mm 0,20
Total produkta 5,80
Grinding
Grinding dengan Jar Mill dan media bola baja/ ball mill
Sampel dari hasil crushing dengan Roll Crusher fraksi 3#
sebanyak 1,95kg. Lalu diambil sampel sebanyak 0,4kg
untuk dikominusi dengan Jarr Mill media bola baja/ ball
mill.
Fraksi Ukuran (mm) berat (kg)
5 menit 10 menit 15 menit
+0,423 0,2856 0,2327 0,1863
-0,423 +0,254 0,0190 0,0226 0,0193
-0,254 +0,169 0,0122 0,0191 0,0227
-0,169 +0,127 0,0178 0,0487 0,0652
-0,127 0,0407 0,0520 0,0805
Total produkta 0,3753 0,3751 0,3740
C. Pengolahan Data Percobaan
Crushing
1. Crushing dengan Jaw Crusher
Berat feed: 6,15kg
Frak
si
Uku
ran
(m
m)
ber
at
tert
amp
un
g
(kg)
% b
erat
tert
amp
un
g
% b
erat
tert
amp
un
g
kum
ula
tif
% b
erat
lolo
s
kum
ula
tif
+25mm 2,200 36,363 36,363 63,636
-25mm
+12,5mm 2,400 39,669 76,033 23,966
-12,5mm
+8,4mm 0,700 11,570 87,603 12,396
-8,4mm
+3,1mm 0,350 5,785 93,388 6,611
-3,1mm
+1,8mm 0,150 2,479 95,867 4,132
-1,8mm
+1,27mm 0,100 1,652 97,520 2,479
-1,27mm
+0,5mm 0,050 0,826 98,347 1,652
-0,5mm 0,100 1,652 100 0
Total
produkta 6,050
2. Crushing dengan Roll Crusher
Berat feed: 5,85kg
Frak
si U
kura
n
(mm
)
ber
at
tert
amp
un
g
(kg)
% b
erat
tert
amp
un
g
% b
erat
tert
amp
un
g
kum
ula
tif
% b
erat
lolo
s
kum
ula
tif
+12,5mm 1,300 22,413 22,413 77,586
-12,5mm
+8,4mm 2,550 43,965 66,379 33,620
-8,4mm
+3,1mm 1,000 17,241 83,620 16,379
-3,1mm
+1,8mm 0,450 7,758 91,379 8,620
-1,8mm
+1,27mm 0,250 4,310 95,689 4,310
-1,27mm
+0,5mm 0,050 0,862 96,551 3,448
-0,5mm 0,200 3,448 100 0
Total
produkta 5,800
Grafik C.1 Hubungan %beral yang lolos dengan ukuran
fraksi atau ayakan
Didapat hubungan %berat lolos kumulatif dengan ukuran
ayakan, yaitu:
1. Jaw Crusher:
dengan R2=0,998
2. Roll Crusher
dengan R2=0,9972
Maka dari persamaan daiatas akan didapat nilai P80
(ayakan yang meloloskan 80% berat total material):
1. Jaw Crusher: P80=29,23mm
2. Roll Crusher: P80=12,64mm
Dapat ditentukan pula nilai RR80:
y = -0,0003x3 + 0,0705x2 + 0,8705x
+ 1,8057
R² = 0,998
y = 0,0765x3 - 1,0899x2 + 8,0292x -
1,9697
R² = 0,9972
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
0 10 20 30 %
ber
al l
olo
s kum
ula
tif
ukuran ayakan (mm)
Grafik hubungan %berat lolos kumulatif
terhadap ukuran ayakan
Jaw Crusher Roller Crusher
Grinding
Grinding dengan waktu selama 5 menit Fr
aksi
Uku
ran
(mm
)
ber
at t
erta
mp
un
g
(kg)
% b
erat
tert
amp
un
g
% b
erat
tert
amp
un
g
kum
ula
tif
% b
erat
lolo
s
kum
ula
tif
+0,423 0,2856 76,099 76,099 23,900
-0,423
+0,254 0,0190 5,062 81,161 18,838
-0,254
+0,169 0,0122 3,250 84,412 15,587
-0,169
+0,127 0,0178 4,742 89,155 10,844
-0,127 0,0407 10,844 100 0
Total 0,3753
Grinding dengan waktu selama 10 menit
Frak
si U
kura
n
(mm
)
ber
at
tert
amp
un
g (k
g)
% b
erat
tert
amp
un
g
% b
erat
tert
amp
un
g
kum
ula
tif
% b
erat
lolo
s
kum
ula
tif
+0,423 0,2327 62,036 62,036 37,963
-0,423
+0,254 0,0226 6,025 68,061 31,938
-0,254
+0,169 0,0191 5,091 73,153 26,846
-0,169
+0,127 0,0487 12,983 86,137 13,862
-0,127 0,052 13,862 100 0
Total 0,3751
Grinding dengan waktu selama 15 menit
Frak
si U
kura
n
(mm
)
ber
at
tert
amp
un
g (k
g)
% b
erat
tert
amp
un
g
% b
erat
tert
amp
un
g
kum
ula
tif
% b
erat
lolo
s
kum
ula
tif
+0,423 0,1863 49,812 49,812 50,187
-0,423
+0,254 0,0193 5,160 54,973 45,026
-0,254
+0,169 0,0227 6,069 61,042 38,957
-0,169
+0,127 0,0652 17,433 78,475 21,524
-0,127 0,0805 21,524 100 0
total 0,374
Grafik C.2 Hubungan waktu proses grinding dengan
%berat yang diloloskan suatu ukuran ayakan
D. Analisa Hasil Percobaan
Pada percobaan crushing, terdapat perbedaan berat dari
feed ke produkta. Feed daripada Jaw Crusher yaitu 6,15
kg sedangkan berat produkta 6,05 kg. Feed daripada Roll
Crusher yaitu 5,85 kg sedangkan berat produkta 5,80 kg..
Maka total kehilangan dari proses crushing adalah 0,35
kg.. Pada proses grinding, feed daripada Jar Mill media
bola baja/ ball mill yaitu 0,40 kg sedangkan berat produkta
0,37 kg. Kehilangan ini terjadi karena adanya produkta
yang jatuh saat berpindah tempat serta ada produkta yang
berubah menjadi debu saat percobaan. Pada proses
grinding, feed daripada Jar Mill media bola baja/ ball mill
yaitu 0,40 kg sedangkan berat produkta 0,37 kg.
Dari hasil percobaan crushing, didapat persamaan
hubungan antara ukuran ayakan dengan persen berat yang
diloloskan. Berdasarkan perhitungan, Roll Crusher
memiliki nilai RR80. yaitu 2,31. Secara teoritikal, nilai
RR80 bervariasi dari 2.2 hingga 8.3 dengan rata-rata 4.5.
Pengaturan lebar bukaan pada Roll Crusher juga
memengaruhi nilai daripada RR80 Roll Crusher.
Dari hasil percobaan grinding, didapat grafik yang
menunjukkan pengaruh lamanya waktu penggerusan
terhadap persen berat material yang diloloskan tiap ukuran
ayakan. Dapat dilihat kurva untuk waktu percobaan 15
menit berada di atas percobaan 10 menit dan percobaan 10
menit berada diatas percobaan 5 menit. Hal ini berarti
bahwa semakin lama wakru penggerusan, maka ukuran
produkta akan semakin halus merata sehingga jumlah
produkta yang diloloskan oleh ukuran ayakan yang sama
akan semakin banyak. Namun hasil yang terlalu halus,
memperbesar kemungkinan produkta menghilang terbawa
angin.
0
10
20
30
40
50
60
0 0,2 0,4 0,6
% b
erat
lo
los
kum
ula
tif
ukuran ayakan (mm)
Grafik hubungan waktu terhadap %berat
yang lolos dari suatu ukuran ayakan
5 menit 10 menit 15 menit
E. Jawaban Pertanyaan dan Tugas
Crushing
1. Pertanyaan: Jelaskan istilah gape, setting dan angle of
nip!
Jawab:
Gape adalah suatu ukuran pada bagian bukaan
umpan crusher (gape adalah jarak antar dua jaw di
bukaan umpan Jaw Crusher)
Setting adalah jarak bukaan pada bagian titik
penghancuran yang meloloskan partikel yang dapat
diubah-ubah.
Angle of nip adalah sudut penjepitan (sudut antara
fixed jaw dan movable jaw pada Jaw Crusher atau
sudut yang dibentuk oleh tangen kedua permukaan
roll pada titik kontak dengan partikel pada roll
crusher).
2. Pertanyaan: Jelaskan apa yang dimaksud dengan
reduction ratio, limitting reduction ratio dan reduction
ratio 80. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi
besarnya reduction ratio dari hasil peremukan?
Jawab:
Reduction ratio: perbandingan ukuran umpan yang
masuk dengan ukuran produkta yang dihasilkan
suatu alat.
Limitting reduction ratio: perbandingan antara
ukuran bukaan screen dimana semua feed bisa lolos
terhadap ukuran bukaan screen yang sama dimana
semua produkta bisa lolos.
Reduction ratio 80: perbandingan antara ukuran
bukaan screen yang meloloskan 80% feed dengan
bukaan screen yang meloloskan 80% produkta.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya reduction
ratio di antaranya adalah sifat fisik material yang akan
diremukkan (kekerasan, kandungan air, komposisi
mineral, ukuran butir, porositas) dan discharge dari
crusher.
3. Pertanyaan: Ada berapa macam tipe Jaw Crusher
menurut desainnya dan dimana letak perbedaannya?
Jawab: Tiga macam, yaitu Blake, Dodge dan Universal
dimana lokasi sumbu serta gerakan dari movable
jawnya berbeda-beda.
4. Pertanyaan: Jelaskan apa yang dimaksud dengan
Choke Crushing dan Arrested Crushing pada operasi
peremukan serta beri contoh alat yang menggunakan
cara tersebut!
Jawab: Choke crushing adalah proses peremukan
dengan material diremukkan oleh alat dan juga
tumbukan dengan material itu sendiri. Contoh: Roll
Crusher. Arrested crushing adalah proses peremukan
dengan material diremukkan oleh alat sampai material
lolos ke zona discharge. Contoh: Jaw Crusher.
5. Pertanyaan:
Jelaskan mekanisme remuknya material!
Jawab: Terdapat tiga prinsip kerja peremukan, yaitu
abrasi, kompresi dan impact, Pada aksi abrasi,
peremukan terjadi karena dua gaya geser yang
berlawanan arah pada partikel. Kompresi terjadi di
antara dua permukaan partikel. Impact terjadi karena
energi yang cukup dalam peremukan.
6. Pertanyaan: Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
laju partikel melewati permukaan ayakan!
Jawab:
ukuran partikel umpan
dimensi partikel umpan
water content umpan
ukuran lubang ayakan
amplitudo dan frekuensi getar pengayakan
sudut pengumpanan
7. Pertanyaan: Bagaimana menyatakan ukuran dari alat
Jaw Crusher, Gyratory Crusher, Roll Crusher dan
pengayak getar!
Jawab:
Jaw Crusher=gape x width
Gyratory crusher=gape x mantle diameter
Roll Crusher=diameter x width
Pengayak getar: banyaknya lubang dalam ukuran 1
inchi linear (mesh), atau ukuran geometri 1 lubang
(mm)
Grinding
1. Pertanyaan: Jelaskan mekanisme pengecilan ukuran
yang terjadi di dalam ball mill, demikian juga dengan
roll mill!
Jawab:
Pada ball mill, bola akan ikut berputar dengan
tumbling mill. Kemudian di suatu titik ketika
kecepatannya sama dengan nol, bola akan jatuh dan
menumbuk bijih di dalam mill.
Pada rod mill, material akan berada di antara dua
rod dan dalam kondisi terjepit. Penggerusan terjadi
akibat berat dari rod.
2. Pertanyaan: Kenapa pengunaan bijih pada pengolahan
bahan galian umumnya dilakukan dengan cara basah?
Jawab: Agar bijih tidak lengket pada liner dan jika
proses pengolahan selanjutnya adalah pengolahan
bahan galian adalah dengan cara basah.
3. Pertanyaan: Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
keausan bola pelapis (liner) pada ball mill!
Jawab:
Kecepatan rotasi
ukuran umpan
bahan dasar liner, dan ketebalan liner
zona cascading.
4. Pertanyaan: Jelaskan apa yang dimaksud dengan
kecepatan kritis dan turunkan persamaannya!
Jawab: Kecepatan kritis adalah kecepatan yang
menyebabkan bola-bola baja akan melekat pada liner.
Dengan V pada proses,
Lalu disubtitusikan,
Ksrena kecepatan kritis terjadi saat α=0, maka cos α=1,
Kecepatan kritis memiliki satuan revolusi per menit
(rpm).
5. Pertanyaan:
Jelaskan tiga hubungan putaran mill dengan aksi
penggerusan!
Jawab:
Abrasi, terjadi apabila putaran realtif rendah,
sehingga energi belum cukup untuk menghasilkan
penggerusan dengan cara kompresi dan impact.
Kompresi, semakin cepat putaran akan semakin
banyak terjadi impact asalkan tidak melebihi
kecepatan kritis. Hal ini disebabkan energi
penggerusan telah tercapai.
Impact, semakin cepat putaran akan semakin
banyak terjadi impact asalkan tidak melebihi
kecepatan kritis.
F. Kesimpulan
Kominusi terdiri dari dua tahap, yaitu crushing dan
grinding.
Peremukan (crushing) adalah proses reduksi ukuran dari
bijih yang berukuran kasar (sekitar 1 meter) menjadi
ukuran sampai kira-kira 25 mm. Terdapat tiga prinsip kerja
peremukan, yaitu abrasi (dua gaya geser yang berlawanan
arah pada partikel), kompresi (di antara dua permukaan
partikel), dan impact (energi yang cukup dalam
peremukan).
Contoh alat yang digunakan pada primary crushing adalah
Jaw Crusher yang memiliki dua buah rahang (jaw) dengan
satu jaw diam dan yang satu dapat bergerak maju dan
mundur. Hal ini mengakibatkan material yang masuk
diantara dua rahang akan mengalami proses penghancuran.
Pada secondary crushing digunakan Roll Crusher, yang
cara kerjanya berdasarkan gesekan dan gaya putar dari
silinder yang menjepit material.
Pada tahap penggerusan partikel dikecilkan ukurannya
dengan kombinasi impact dan abrasi (attrition dan shear).
Proses grinding dilakukan di dalam sebuah silinder dari
baja yang berisi media gerus, material yang akan digerus
dapat dalam kondisi kering ataupun basah.
Salah satu alat prnggerus adalah jarr mill dengan media
ball mill. Ball mill menggerus material dengan adanya
perputaran jar mill sehingga terbentuk dua zona di
dalamnya, yaitu cataracting zone dan cascading zone.
Dalam kedua zona terjadi aksi abrasi, kompresi dan
impact. Pada cascading zone, terjadi abrasi dan kompresi
sedangkan pada cataracting zone, terdapat loncatan batuan
sehingga menimbulkan impact.
Pada percobaan grinding dengan ball mill, semakin lama
waktu penggerusan, maka akan didapatkan lebih banyak
material berukuran halus.
Pengayakan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan
menghasilkan kumpulanpartikel denga ukuran yang
seragam. Pada proses pengayakan zat padat itu dijatuhkan
atau dilemparkan ke permukaan pengayak dan lalu
diberikan gerakan pada pengayak agar material dengan
ukuran tertentu dapat lolos daripada alat ayak.
G. Daftar Pustaka
Errol G. Kelly, David J. Spootiswood. 1982. Introduction
to Mineral Processing. John Wiley and Sons, Inc:
Canada
(Halaman 127 – 157)
Materi Perkuliahan Pengolahan Bahan Galian (Bab IV dan
Bab V)
http://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/pengolahan-
mineral/kominusi-operasi-pengecilan-ukuran diakses 1
April 2015
H. Lampiran
jaw crusher feed jaw crusher
roll crusher setting roll crusher
bagian roll daripada roll crusher
feed roll crusher
penimbangan sampel proses pengayakan
pemasukan sampel ke ball mill
jar mill dillon screen
hasil ayakan dengan dillon screen