model prediksi kesulitan keuangan (studi pada …

15
1 MODEL PREDIKSI KESULITAN KEUANGAN (Studi pada Perusahaan Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) AFNAN FATAH NASHIRUDIIN ARLAM NIM. 155020201111057 DR. Atim Djazuli, SE., MM., CFP. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya kesulitan keuangan perusahaan yang bisa berpotensi mengalami kebangkrutan pada perusahaan otomotif dan komponen di Indonesia menggunakan model Springate S-Score. Jenis penelitian termasuk dalam penelitian deskriptif yang menggambarkan kondisi perusahaan saat ini dengan jenis data kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017 yang berjumlah 13 perusahaan. Pemilihan sampel dilakukan menggunakan metode sampel jenuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan selama 3 tahun yaitu PT Garuda Metalindo Tbk, PT Selamat Sempurna Tbk, dan PT Indo Kordsa Tbk. Terdapat 4 perusahaan yang mengalami fluktuasi, diantaranya PT Astra International Tbk, PT Astra Otoparts Tbk, PT Indospring Tbk, dan PT Multi Prima Sejahtera Tbk. Sedangkan, 6 perusahaan mengalami kesulitan keuangan selama 3 tahun dan berpotensi mengalami kebangkrutan yang disebabkan modal kerja perusahaan yang negatif serta profitabilitas yang rendah, perusahaan tersebut adalah PT Gajah Tunggal Tbk, PT Indomobil Sukses International Tbk, PT Nipress Tbk, PT Prima Alloy Steel Universal Tbk, PT Goodyear Indonesia Tbk, dan PT Multitrada Arah Sarana Tbk. Kata kunci: Kesulitan Keuangan, Model Springate S-Score. ABSTRACT This research aims to determine the financial distress of companies that potentially lead to bankruptcy in the automotive and components companies in Indonesia using the Springate S-Score model. Futhermore, this research is a descriptive research that describes the current condition of the companies using quantitative approach. The population on this research are thirteen automotive and component companies listed in the Indonesia Stock Exchange in 2015-2017, and the sample of this research using saturated sample method. The results of this research show that, there are three companies that do not experience financial distress for three years, namely PT Garuda Metalindo Tbk, PT Selamat Sempurna Tbk, and PT Indo Kordsa Tbk. In addtion, there are four companies that experience fluctuations, they are PT Astra International Tbk, PT Astra Otoparts Tbk, PT Indospring Tbk, and PT Multi Prima Sejahtera Tbk.

Upload: others

Post on 09-May-2022

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODEL PREDIKSI KESULITAN KEUANGAN (Studi pada …

1

MODEL PREDIKSI KESULITAN KEUANGAN

(Studi pada Perusahaan Otomotif dan Komponen yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia)

AFNAN FATAH NASHIRUDIIN ARLAM

NIM. 155020201111057

DR. Atim Djazuli, SE., MM., CFP.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya kesulitan keuangan perusahaan

yang bisa berpotensi mengalami kebangkrutan pada perusahaan otomotif dan

komponen di Indonesia menggunakan model Springate S-Score. Jenis penelitian

termasuk dalam penelitian deskriptif yang menggambarkan kondisi perusahaan saat

ini dengan jenis data kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan

otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017

yang berjumlah 13 perusahaan. Pemilihan sampel dilakukan menggunakan metode

sampel jenuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 perusahaan yang tidak

mengalami kesulitan keuangan selama 3 tahun yaitu PT Garuda Metalindo Tbk, PT

Selamat Sempurna Tbk, dan PT Indo Kordsa Tbk. Terdapat 4 perusahaan yang

mengalami fluktuasi, diantaranya PT Astra International Tbk, PT Astra Otoparts Tbk,

PT Indospring Tbk, dan PT Multi Prima Sejahtera Tbk. Sedangkan, 6 perusahaan

mengalami kesulitan keuangan selama 3 tahun dan berpotensi mengalami

kebangkrutan yang disebabkan modal kerja perusahaan yang negatif serta

profitabilitas yang rendah, perusahaan tersebut adalah PT Gajah Tunggal Tbk, PT

Indomobil Sukses International Tbk, PT Nipress Tbk, PT Prima Alloy Steel

Universal Tbk, PT Goodyear Indonesia Tbk, dan PT Multitrada Arah Sarana Tbk.

Kata kunci: Kesulitan Keuangan, Model Springate S-Score.

ABSTRACT

This research aims to determine the financial distress of companies that potentially

lead to bankruptcy in the automotive and components companies in Indonesia using

the Springate S-Score model. Futhermore, this research is a descriptive research that

describes the current condition of the companies using quantitative approach. The

population on this research are thirteen automotive and component companies listed

in the Indonesia Stock Exchange in 2015-2017, and the sample of this research using

saturated sample method. The results of this research show that, there are three

companies that do not experience financial distress for three years, namely PT Garuda

Metalindo Tbk, PT Selamat Sempurna Tbk, and PT Indo Kordsa Tbk. In addtion,

there are four companies that experience fluctuations, they are PT Astra International

Tbk, PT Astra Otoparts Tbk, PT Indospring Tbk, and PT Multi Prima Sejahtera Tbk.

Page 2: MODEL PREDIKSI KESULITAN KEUANGAN (Studi pada …

2

Meanwhile, the six companies that experience financial distress for three years that

might lead to bankruptcy due to their poor financial performance, namely PT Gajah

Tunggal Tbk, PT Indomobil Sukses International Tbk, PT Nipress Tbk, PT Prima

Alloy Steel Universal Tbk, PT Goodyear Indonesia Tbk, and PT Multitrada Arah

Sarana Tbk.

Key words: Financial Distress, Springate S-Score Model.

PENDAHULUAN

Setiap perusahaan didirikan

untuk mencapai laba dengan

memanfaatkan sumberdaya yang

dimiliki dengan efektif dan efisien.

Laba menjadi tujuan jangka pendek

yang harus dicapai demi

keberlangsungan hidup perusahaan.

Hal ini diasumsikan bahwa laba

menjadi salah satu syarat untuk dapat

bertahan dan berkembang bagi

perusahaan. Sedangkan, nilai

perusahaan menjadi tujuan jangka

panjang yang harus diperoleh. Nilai

perusahaan berkaitan dengan ekternal

perusahaan seperti investor,

konsumen, mitra kerja dan lain

sebagainya. Perusahaan akan dinilai

baik oleh eksternal perusahaan apabila

kinerja keuangan baik. Hal tersebut

ditandai dengan besaranya tingkat laba

yang diperoleh perusahaan.

Kinerja perusahaan dapat

diketahui dengan cara melakukan

analisis terhadap laporan keuangan

perusahaan. Analisis terhadap laporan

keuangan dapat dilakukan

menggunakan analisis rasio, seperti

analisis rasio keuangan, seperti rasio

likuiditas, rasio manajemen aset, rasio

manajemen utang, rasio profitabilitas,

rasio nilai pasar (Brigham dan

Houston, 2014: 134-150). Rasio

tersebut memberikan gambaran

kondisi keuangan perusahaan dalam

kurun waktu tertentu. Analisis rasio

bisa digunakan pada semua perusahaan

yang memiliki laporan keuangan yang

jelas dan transparan, baik itu

perusahaan yang berjalan di sektor

utama (industri penghasil bahan

baku/industri pengelola sumberdaya

alam), sektor jasa, maupun sektor

manufaktur. Salah satu perusahaan

yang termasuk dalam perusahaan

manufaktur yaitu perusahaan otomotif

dan komponen.

Terdapat beberapa

permasalahan yang dihadapi oleh

perusahaan otomotif dan komponen

hingga saat ini diantaranya, nilai tukar

rupiah yang cenderung melemah

terdadap dolar Amerika Serikat.

Melemahnya nilai tukar rupiah

terhadap dolar mengganggu

perusahaan otomotif dan komponen

karena perusahaan masih melakukan

impor baik bahan baku dan komponen.

Menurut Gabungan Industri

Kendaraan Bermotor Indonesia

(GAIKINDO), pada saat ini,

perusahaan otomotif Indonesia belum

Page 3: MODEL PREDIKSI KESULITAN KEUANGAN (Studi pada …

3

sepenuhnya menggunakan komponen

lokal. Perusahaan otomotif masih

mengandalkan komponen impor

karena perusahaan komponen dalam

negeri belum mampu memproduksi

sendiri. (wartaekonomi.co.id, 2018).

Impor komponen pada

perusahaan otomotif tidak terlepas dari

permasalahan perusahaan komponen

di dalam negeri. Menurut Ketua

Umum GIAMM (Gabungan Industri

Alat-Alat Mobil dan Motor),

Hamdhani Dzulkarnaen Salim,

sebagian besar bahan baku komponen

dalam negeri masih menggunakan

bahan baku impor sebesar 60%. Impor

bahan baku dilakukan karena

spesifikasi bahan baku dalam negeri

belum sesuai dengan standar industri,

dan minimnya ketersedian bahan baku

didalam negeri. Bahan baku impor

berasal dari negara non-ASEAN,

seperti Korea Selatan, Jepang, dan

China. Bahan baku yang diimpor

antara lain baja, aluminium, plastik

(petrokimia), karet, dan bahan sejenis

lainnya (wartaekonomi.co.id, 2018).

Selain itu, peraturan

pemerintah di Indonesia masih

menggunakan standar emisi Euro II,

sedangkan negara lain sudah

menggunakan Euro IV yang lebih

ramah lingkungan dan hemat energi.

Menurut Kukuh Kumara, Sekretatis

Umum GAIKINDO, perusahaan

otomotif di Indonesia harus memiliki

dua jalur produksi untuk mobil standar

emisi Euro II dan mobil standar emisi

Euro IV. Hal ini tidak efektif bagi

perusahaan otomotif di Indonesia

(otomotif.kompas.com, 2017).

Berdasarkan fenomena diatas,

aktivitas impor yang dilakukan

perusahaan masih tinggi sehingga

beban perusahaan menjadi besar jika

nilai kurs mata uang rupiah melemah.

Besarnya beban menyebabkan tingkat

profitabilitas perusahaan menjadi

rendah dan perusahaan mengalami

kerugian. Berikut ini beberapa

perusahaan otomotif dan komponen di

Indonesia yang mengalami kerugian

dalam periode 2015-2017, antara lain:

Tabel 1.1

Kerugian Perusahaan Otomotif dan

Komponen

No Nama

Perusahaan

Tahun

2015 2016 2017

1 PT Gajah

Tunggal Tbk

X

2 PT Indomobil

Sukses

International

Tbk

X X X

3 PT Multi Prima

Sejahtera Tbk

X X

4 PT Prima

Alloy Steel

Universal Tbk

X X

5 PT Goodyear

Indonesia Tbk

X X

6 PT Multitrada

Arah Sarana

Tbk

X X X

Sumber: modifikasi, 2018

Keterangan:

X = Perusahaan mengalami

kerugian

Page 4: MODEL PREDIKSI KESULITAN KEUANGAN (Studi pada …

4

Kerugian menjadi salah satu

indikasi adanya kesulitan keuangan

atau financial distress. Financial

Distress merupakan tahap penurunan

kinerja perusahaan yang menjadi

indikasi sebelum terjadi kebangkrutan

atau likuidasi. Kondisi ini pada

umumnya ditandai antara lain dengan

adanya kerugian perusahaan,

penundaan pengiriman, kualitas

produk yang menurun, dan penundaan

pembayaran tagihan dari bank (Platt,

2002). Jika kesulitan keuangan tidak

segera diatasi maka perusahaan bukan

tidak mungkin akan mengalami

kebangkrutan. Kebangkrutan terjadi

ketika perusahaan tidak mampu lagi

untuk mengoperasikan perusahaan

dengan baik karena kesulitan keuangan

yang dialami entitas tersebut sudah

sangat parah (Prihatini dan Sari, 2013).

Penyebab kebangkrutan dapat

berasal dari faktor internal dan

eksternal perusahaan. Faktor internal

antara lain, kurangnya pengalaman

manajemen, kurangnya pengetahuan

dalam pengelolaan sumber dan

penggunaan dana. Sedangkan faktor

eksternal yaitu inflasi, sistem pajak

dan hukum, depresiasi mata uang

asing, dan alasan lainnya (Gamayuni,

2011). Semakin awal tanda-tanda

kebangkrutan diketahui, semakin baik

bagi pihak manajemen karena pihak

manajemen dapat melakukan

perbaikan-perbaikan. Pihak kreditur

dan juga pihak pemegang saham bisa

melakukan persiapan-persiapan untuk

mengatasi berbagai kemungkinan yang

buruk (Hanafi dan Halim. 2016:263).

Beberapa peneliti telah

melakukan penelitian berkaitan dengan

kesulitan keuangan atau financial

distress untuk mengetahui lebih dini

keadaan kinerja keuangan suatu

perusahaan. Terdapat banyak model

untuk memprediksi terjadinya

financial distress, seperti Altman Z-

Score, Springate, Zmijewski, Grover

(Prihantini dan Sari, 2013). Keempat

model tersebut telah banyak digunakan

oleh peneliti untuk memprediksi

kesulitan keuangan suatu perusahaan.

Model tersebut juga terbukti mampu

untuk memprediksi kesulitan keuangan

perusahaan.

Salah satu model yang

dianggap memiliki akurasi yang baik

dalam memprediksi kesulitan

keuangan adalah model Springate.

Model Spingate diciptakan oleh

Gordon L.V Springate (1978) dengan

memilih 40 perusahaan di Kanada

sebagai sampel. Springate

mengumpulkan 19 jenis rasio

keuangan popular yang berpotensi

dapat membantu memprediksi kondisi

keuangan suatu perusahaan yang

kemudian diuji dan dipilih 4 jenis rasio

keuangan yang paling berpengaruh

signifikan dalam memprediksi

kesulitan keuangan perusahaan. Model

Springate (S-score)

mengkombinasikan empat rasio

keuangan, antara lain rasio modal kerja

terhadap total aset, laba sebelum bunga

Page 5: MODEL PREDIKSI KESULITAN KEUANGAN (Studi pada …

5

dan pajak terhadap total aset, laba

sebelum pajak terhadap liabilitas

lancar dan penjualan terhadap total

aset.

Model Springate memiliki

beberapa kelebihan dibanding dengan

model lainnya. Model Springate

mudah diaplikasikan untuk

memperoleh informasi terkait adanya

kesulitan keuangan perusahaan karena

model Springate menggunakan rasio

yang mudah ditemukan pada laporan

keuangan perusahaan. Rasio yang

digunakan pada model Springate

menggambarkan rasio-rasio keuangan

dimana terdapat rasio likuiditas, rasio

manajemen aset, rasio manajemen

utang, dan rasio profitabilitas. Model

Springate merupakan salah satu model

yang sederhana dimana hanya

menggunakan empat rasio keuangan.

Meskipun menggunakan

sedikit rasio keuangan model

Springate memiliki akurasi yang baik

dimana hal tersebut dibuktikan pada

penelitian yang dilakukan oleh Putera,

Swandari dan Dewi (2016) yang

membandingkan tiga model financial

distress dengan menggunakan model

Altman, Springate dan Ohlson yang

dilakukan pada perusahaan

pertambangan batubara yang terdaftar

di BEI periode 2008-2014. Hasil yang

diperoleh bahwa model Springate

memiliki akurasi lebih baik

dibandingkan dengan model Altman

dan Ohlson. Model Springate memiliki

akurasi 71,43 persen, model Altman

66,67 persen, dan model Ohlson 59,52

persen. Hal ini mengindikasikan

bahwa rasio pada model Springate

mampu memprediksi financial distress

pada perusahaan batubara di BEI.

Berdasarkan permasalahan

perusahaan otomotif dan komponen

pada beberapa tahun terakhir dan

kemampuan model Springate dalam

memprediksi kesulitan keuangan,

maka judul penelitian yang diambil

adalah ”Model Prediksi Kesulitan

Keuangan (Studi pada Perusahaan

Otomotif dan Komponen yang

Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia)”.

TINJAUAN PUSTAKA

Kesulitan Keuangan

Menurut Platt (2002) kesulitan

keuangan atau financial distress adalah

tahap penurunan kinerja perusahaan

yang menjadi indikasi sebelum terjadi

kebangkrutan atau likuidasi. Kondisi

ini pada umumnya ditandai antara lain

dengan adanya penundaan pengiriman,

kualitas produk yang menurun, dan

penundaan pembayaran tagihan dari

bank.

Kesulitan keuangan menurut

Dermawan (2014:584), merupakan

situasi dimana aliran kas operasi

sebuah perusahaan tidak cukup untuk

memuaskan kewajiban-kewajiban

yang sekarang (seperti perdagangan

kredit atau pengeluaran bunga) dan

Page 6: MODEL PREDIKSI KESULITAN KEUANGAN (Studi pada …

6

perusahaan dipaksa untuk melakukan

tindakan korektif.

Berdasarkan uraian diatas,

dapat disimpulkan bahwa kesulitan

keuangan adalah tahap penurunan

kinerja keuangan perusahaan dengan

salah satu indikasinya yaitu

perusahaan kesulitan membayar

kewajiban lancar dikarenakan kas

perusahaan yang tidak cukup.

Kesulitan keuangan menjadi indikasi

awal sebelum perusahaan mengalami

kebangkrutan jika tidak segera

ditangani oleh perusahaan.

Model Kesulitan Keuangan

Penelitian mengenai model

prediksi kesulitan keuangan

perusahaan dipelopori oleh Beaver

pada tahun 1966. Pada awalnya, Wille

Beaver menggunakan analisis

univariat untuk mengetahui kondisi

kesulitan keuangan perusahaan. Pada

tahun 1968, Edward Altman

mengembangkan analisis model

kesulitan keuangan dengan melakukan

saran di akhir tulisan Beaver untuk

melakukan analisis multivariat.

Berdasarkan penelitian Edwar Altman

berkembanglah model analisis baru

dengan multivariat yang disebut juga

dengan motode MDA (multiple

discriminat analysis). Pengembangan

terus berlanjut hingga ditemukannya

model Springate oleh Gorgon L.V.

Springate pada tahun 1978. Model

Springate adalah model rasio yang

menggunakan multiple discriminat

analysis (MDA) dengan menganalisa

40 perusahaan di Kanada. Springate

menggunakan 19 rasio populer

kemudian diuji dan dipilih 4 rasio

keuangan untuk mengetahui adanya

kesulitan keuanganperusahaan.

Formulasi model Springate yaitu:

S = 1,03X1 + 3,07X2 + 0,66X3 +

0,4X4

Sumber: Gorgon L.V. Springate, 1978

Rasio yang terdapat pada

model Springate S-Score yaitu:

1. Modal kerja / total aset (X1)

Modal kerja merupakan selisih

antara aset lancar dan liabilitas lancar.

Modal kerja yang bernilai positif

menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam aktivitas operasionalnya serta

mampu membayar tagihan lancar

dengan aset lancar yang dimiliki.

Sedangkan modal kerja yang bernilai

negatif menunjukkan perusahaan

mengalami kesulitan dalam memenuhi

kewajibannya sehingga mengalami

gangguan pada aktivitas operasional

perusahaan.

2. Laba sebelum bunga dan pajak /

total aset (X2)

Menurut Brigham dan Houston

(2014:148), rasio ini menunjukkan

kemampuan perusahaan menghasilkan

laba dari aset perusahaan, sebelum

pengaruh pajak dan leverage. Rasio ini

bermanfaat ketika membandingkan

perusahaan dengan berbagai tingkat

Page 7: MODEL PREDIKSI KESULITAN KEUANGAN (Studi pada …

7

leverage keuangan dan situasi pajak.

Semakin tinggi rasio ini maka semakin

efektif dan efisien perusahaan dalam

mengelola seluruh aset yang dimiliki

untuk menghasilkan laba sebelum

bunga dan pajak.

3. Laba sebelum pajak / liabilitas

lancar (X3)

Rasio ini menunjukkan berapa

laba sebelum pajak yang dapat

digunakan perusahaan untuk

membayar liabilitas lancar perusahaan

tanpa memperhatikan besaran pajak

yang akan ditanggung perusahaan.

4. Penjualan / total aset (X4)

Menurut Brigham dan Houston

(2014:139), Rasio penjualan/total aset

biasa disebut dengan rasio perputaran

total aset (Total Assets Turnover

Ratio) merupakan rasio yang

mengukur perputaran seluruh aset

perusahaan dan dihitung dengan

membagi penjualan dengan total aset.

Rasio ini menunjukkan seberapa

optimal perusahaan mengelola seluruh

total aset dalam menghasilkan volume

penjualan perusahaan untuk

mendapatkan laba. Semakin besar

rasio ini semakin baik bagi perusahaan

yang berarti bahwa perputaran aset

yang dimiliki berjalan dengan efektif

dan efisien dalam menghasilkan

penjualan untuk meraih laba

perusahaan.

Setelah penghitungan rasio dan

diakumulasikan dalam persamaan S-

Score, maka mendapatkan sebuah hasil

perhitungan dimana jika nilai S yang

didapat lebih dari 0,862 (S > 0,862)

maka dapat dikatakan perusahaan

dikatakan tidak mengalami kesulitan

keuangan. Sedangkan jika nilai S

kurang dari 0,862 (S < 0,862) maka

perusahaan dikatakan mengalami

kesulitan keuangan.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu

penelitian deskriptif. penelitian

deskriptif yaitu penelitian yang

dilakukan untuk mengetahui nilai

variabel mandiri, baik satu variabel

atau lebih (independen) tanpa

membuat perbandingan, atau

menghubungkan dengan variabel yang

lain (Sugiyono, 2012: 13)

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini

adalah perusahaan otomotif dan

komponen yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia. Sampel yang

digunakan yaitu sampel jenuh dimana

teknik pemilihan sampel penelitian

dengan menggunakan seluruh bagian

dari populasi.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu data

kuantitatif. Data kuantitatif adalah

seluruh data informasi yang

Page 8: MODEL PREDIKSI KESULITAN KEUANGAN (Studi pada …

8

dikumpulkan dari lapangan yang dapat

dinyatakan dalam bentuk angka-angka.

Sumber data yang digunakan pada

penelitian ini adalah data sekunder.

Data sekunder adalah data yang sudah

tersedia dan dikumpulkan oleh pihak

lain. Penelitian ini menggunakan data

sekunder yang berupa laporan

keuangan perusahaan Otomotif dan

Komponen di Indonesia pada periode

2015-2017 melalui website Bursa Efek

Indonesia dan website perusahaan

terkait.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data

pada penelitian yaitu dengan

pendokumentasian. Metode ini

merupakan metode pengumpulan data

dengan cara mencatat dokumen-

dokumen yang berhubungan dengan

kesulitan keuangan serta data-data

yang berhubungan dengan

karakteristik masing-masing

perusahaan yang menjadi sampel

penelitian maupun data-data

pendukung lain.

HASIL

Tabel 4.12

Hasil Perhitungan Model S-Score

No Nama

Perusahaan

2015 2016 2017

1 PT Astra International Tbk 0,835 0,787 0,867

2 PT Astra

Otoparts Tbk 1,288 1,430 0,824

3 PT Garuda Metalindo Tbk 1,492 1,912 1,573

4 PT Gajah Tunggal Tbk 0,470 0,839 0,626

5 PT Indomobil Sukses International Tbk 0,371 0,237 0,199

6 PT Indospring Tbk 0,538 0,772 1,406

7 PT Multi

Prima Sejahtera Tbk -0,158 -0,586 7,924

8 PT Nipress Tbk 0,457 0,637 0,527

9 PT Prima Alloy Steel Universal Tbk 0,214 0,192 0,173

10 PT Selamat Sempurna Tbk 2,339 2,710 3,078

11 PT Indo Kordsa Tbk 0,895 1,184 1,376

12 PT Goodyear

Indonesia Tbk 0,499 0,604 0,450

13 PT Multitrada Arah Sarana Tbk -0,023 0,121 0,141

Sumber: Data Diolah, 2018

Berdasarkan tabel diatas,

perusahaan yang memperoleh nilai S-

Score tertingi pada tahun 2015 yaitu

PT Selamat Sempurna Tbk dengan

skor 2,339 yang artinya perusahaan

memiliki kinerja yang lebih baik dari

perusahaan lainnya dan terhindar dari

kesulitan keuangan, sedangkan

Page 9: MODEL PREDIKSI KESULITAN KEUANGAN (Studi pada …

9

perusahaan yang memiliki nilai S-

Score terendah tahun 2015 yaitu PT

Multi Prima Sejahtera Tbk -0,158 yang

artinya bahwa perusahaan memiliki

kinerja keuangan yang buruk menurut

model Springate dari perusahaan

sejenis dan perusahaan mengalami

kesulitan keuangan yang berpotensi

mengalami kebangkrutan.

Perusahaan yang memperoleh

S-Score tertinggi tahun 2016 adalah

PT Selamat Sempurna Tbk dengan

skor 2,710 artinya perusahaan

memiliki kinerja keuangan yang lebih

baik dari perusahaan lainnya pada

tahun 2016 serta terhindar dari

kesulitan keuangan, sedangkan

perusahaan yang memperoleh S-Score

terendah adalah PT Multi Prima

Sejahtera Tbk dengan skor -0,586

dimana kinerja keuangan perusahaan

paling buruk dibanding dengan

perusahaan lainnya serta perusahaan

diprediksi mengalami kebangkrutan

karena mengalami kesulitan keuangan

dalam dua tahun terakhir.

Pada tahun 2017, perusahaan

yang memiliki S-Score tertinggi adalah

PT Multi Prima Sejahtera Tbk dengan

skor 7,924, perusahaan mampu

memperbaiki kinerja keuangannya

sehingga menjadi perusahaan yang

memiliki kinerja terbaik dari

perusahaan lainnya dan terhindar dari

kesulitan keuangan. PT Multitrada

Arah Sarana Tbk menjadi perusahaan

yang memiliki S-Score terendah pada

tahun 2017 dengan skor 0,141.

Perusahaan tersebut mengalami

kesulitan keuangan dan berpotensi

mengalami kebangkrutan karena nilai

S-Score yang diperoleh berada

dibawah cut off modal Springate.

Implikasi Penelitian

Perusahaan otomotif dan

komponen yang memiliki nilai S-Score

tertinggi selama tahun 2015-2017

adalah PT Selamat Sempurna Tbk.

Perusahaan tersebut memiliki kinerja

keuangan yang semakin baik dari

tahun ke tahun. Perusahaan mampu

mengelola aset dengan baik dalam

menghasilkan penjualan, tingkat

profitabilitas perusahaan tinggi,

tersedianya laba dalam melunasi

liabilitas lancar serta likuiditas

perusahaan yang tinggi. Perusahaan

otomotif dan komponen yang

memperoleh nilai S-Score terendah

selama 2015-2017 adalah PT

Multitrada Arah Sarana Tbk.

Pengelolaan aset yang kurang optimal

serta tingkat profitabilitas perusahaan

yang rendah menyebabkan perusahaan

mengalami kerugiaan sehingga

perusahaan dinyatakan mengalami

kesulitan keuangan selama 2015-2017.

Perusahaan yang mengalami

kesulitan keuangan berdasarkan model

Springate umumnya disebabkan oleh

kurang optimalnya perusahaan dalam

mengelola aset yang dimiliki. Modal

kerja yang negatif serta tingkat

profitabilitas perusahaan yang rendah

menjadi penyebab utama perusahaan

Page 10: MODEL PREDIKSI KESULITAN KEUANGAN (Studi pada …

10

mengalami kesulitan keuangan. Modal

kerja perusahaan bernilai negatif

artinya bahwa perusahaan memiliki

tingkat likuiditas yang rendah karena

aset lancar perusahaan tidak

mencukupi untuk melunasi liabilitas

lancar perusahaan. Sedangkan, tingkat

profitabilitas perusahaan yang rendah

artinya bahwa perusahaan kurang

optimal mengelola aset dalam

menghasilkan laba atau keuntungan

untuk keberlangsungan hidup

perusahaan.

Perusahaan otomotif dan

komponen yang mengalami kesulitan

keuangan sebaiknya segera mengambil

keputusan supaya perusahaan tidak

mengalami kebangkrutan. Perusahaan

perlu memperbaiki likuiditas

perusahaan dengan cara mengelola

modal kerja perusahaan dengan

optimal sehingga aktivitas operasional

perusahaan berjalan secara efektif dan

efisien. Tingkat profitabilitas

perusahaan juga perlu ditingkatkan

dengan cara pengelolaan aset yang

baik untuk menghasilkan penjualan

yang tinggi serta penghematan biaya-

biaya yang ditanggung perusahaan

sehingga perusahaan memperoleh laba

yang besar.

Perusahaan yang tidak

mengalami kesulitan keuangan

sebaiknya tetap berhati-hati dalam

pengambilan keputusan. Keputusan

terkait sumber dan penggunaan dana

perlu diperhatikan dengan baik supaya

perusahaan dapat menjalankan

usahanya secara efektif dan efisien.

Sehingga perusahaan tetap dapat

terhindar dari kesulitan keuangan serta

dapat menjalankan kegiatan usahanya

dengan baik dan dapat meraih cita-cita

perusahaan.

PENUTUP

Kesimpulan

Terdapat 3 perusahaan yang

memiliki kinerja keuangan yang baik

sehingga terhindar dari kesulitan

keuangan selama 3 tahun. Perusahaan

tersebut adalah PT Garuda Metalindo

Tbk, PT Selamat Sempurna Tbk, dan

PT Indokordsa. Perusahaan tersebut

berdasarkan model Springate S-Score

memiliki kinerja keuangan yang baik

dalam mengelola aset perusahaan

untuk menghasilkan penjualan dan

laba sebelum bunga dan pajak serta

tersedianya laba sebelum pajak

perusahaan untuk melunasi liabilitas

lancar perusahaan serta likuiditas

perusahaan yang tinggi.

Perusahaan yang berpotensi

bangkrut setelah selama 3 tahun

berturut-turut mengalami kesulitan

keuangan adalah PT Gajah Tunggal

Tbk, PT Indomobil Sukses

International Tbk, PT Nipress Tbk, PT

Prima Alloy Steel Universal Tbk, PT

Goodyear Indonesia Tbk, dan PT

Multitrada Arah Sarana Tbk. Rata-rata

perusahaan tersebut mengalami

masalah pada modal kerja, dimana aset

lancar perusahaan tidak mencukupi

Page 11: MODEL PREDIKSI KESULITAN KEUANGAN (Studi pada …

11

untuk menutup liabilitas lancar

sehingga operasional perusahaan tidak

berjalan dengan baik. Tingkat

profitabilitas perusahaan yang rendah

dan tingginya beban-beban yang

ditanggung perusahaan menjadi faktor

lain bagi perusahaan sehingga

menyebabkan perusahaan mengalami

kesulitan keuangan.

Perusahaan yang mengalami

fluktuasi selama tahun 2015-2017

adalah PT Astra International Tbk, PT

Indospring Tbk, dan PT Multi Prima

Sejahtera Tbk merupakan perusahaan

yang mampu memperbaiki kinerja

keuangan sehingga pada tahun 2017

tidak mengalami kesulitan keuangan.

Perusahaan tersebut mampu

mengoptimalkan aset yang dimiliki

dalam mengelola modal kerja,

penjualan dan EBIT serta tersedianya

EBT untuk melunasi liabilitas lancar

perusahaan. PT Astra Otoparts Tbk

merupakan perusahaan mengalami

penurunan kinerja keuangan pada

tahun 2017 setelah pada tahun 2015

dan 2016 tidak mengalami kesulitan

keuangan yang disebabkan oleh

turunnya modal kerja perusahaan.

Saran

Perusahaan yang tidak

mengalami kesulitan keuangan seperti

PT Garuda Metalindo Tbk, PT Selamat

Sempurna Tbk, dan PT Indokordsa,

perlu meningkatkan kinerja keuangan

dan berhati-hati dalam pengambilan

keputusan perusahaan supaya

perusahaan dapat berjalan sesuai

dengan yang diinginkan dan tetap

terhindar dari kondisi kesulitan

keuangan. Bagi perusahaan yang

mengalami kesulitan keuangan seperti

PT Gajah Tunggal Tbk, PT Indomobil

Sukses International Tbk, PT Nipress

Tbk, PT Prima Alloy Steel Universal

Tbk, PT Goodyear Indonesia Tbk, dan

PT Multitrada Arah Sarana Tbk, perlu

segera mengambil keputusan terbaik

supaya kondisi yang dialami

perusahaan tidak semakin memburuk.

Perusahaan tersebut perlu

memaksimalkan aset perusahaan yang

dimiliki untuk menghasilkan penjualan

dan laba yang optimal serta likuiditas

perusahaan perlu ditingkatkan.

Perusahaan juga perlu melakukan

efisiensi liabilitas sehingga beban yang

ditanggung perusahaan tidak terlalu

tinggi. Perusahaan yang mengalami

fluktuasi seperti PT Astra International

Tbk, PT Astra Otoparts Tbk, PT

Indospring Tbk, dan PT Multi Prima

Sejahtera Tbk perlu meningkatkan

kinerja keuangan perusahaan seperti

pengelolaan aset dalam menghasilkan

penjualan dan laba sebanyak mungkin

dan likuiditas perusahaan yang perlu

diperbaiki serta perusahaan perlu

malakukan efisiensi pinjaman.

Berdasarkan hasil penelitian,

dapat diketahui perusahaan apa saja

mengalami kesulitan keuangan dan

berpotensi mengalami kebangkrutan

serta perusahaan yang sehat menurut

model Springate S-Score serta faktor

Page 12: MODEL PREDIKSI KESULITAN KEUANGAN (Studi pada …

12

apa saja yang menjadi penyebab

perusahaan berada dikondisi tersebut.

Informasi ini diharapkan dapat

membantu investor untuk mengetahui

sejauh mana kinerja keuangan

perusahaan serta membantu investor

untuk mengambil keputusan terkait

pendanaan.

Informasi kondisi perusahaan

terkait kesulitan keuangan berdasarkan

model Springate S-Score sangat

penting bagi pihak kreditur. Informasi

ini diharapkan dapat membantu

kreditur dalam mengetahui sejauh

mana kinerja keuangan perusahaan dan

bagaimana prospek perusahaan selama

beberapa tahun ke depan serta berapa

dana yang dipinjamkan untuk

perusahaan.

Diharapkan pada penelitian

selanjutnya dapat lebih memperdalam

mengenai analisis model Springate S-

Score untuk memprediksi kesulitan

keuangan pada sektor industri lainnya.

Diharapkan juga penelitian ini dapat

menjadi rujukan bahwa model

Springate S-Score dapat digunakan

dalam memprediksi kesulitan

keuangan.

Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang dihadapi

oleh peneliti dalam memprediksi

kesulitan keuangan pada perusahaan

otomotif dan komponen yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia antara lain:

1. Pada model Springate tidak

menggunakan rasio nilai pasar

dimana rasio ini berfungsi untuk

mengetahui risiko dan prospek

perusahaan bagi investor.

2. Rasio modal kerja/total aset dan

laba sebelum bunga dan pajak/total

aset menjadi rasio yang paling

signifikan menentukan hasil S-

Score karena memiliki nilai

koefisien yang tinggi.

3. Penelitian ini tidak ada

pembanding dari model analisis

lain untuk mengetahui benar

tidaknya kondisi keuangan

perusahaan sehingga hasil menurut

model Springate mutlak menjadi

gambaran kondisi keuangan

perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2018. Laporan Keuangan

Perusahaan Otomotif dan

Komponen.

http://www.idx.co.id/. Diakses

pada 25 Agustus 2018.

Anonim. 2018. Grafik Trend Kurs US

Dollar.

https://kursdollar.net/grafik/US

D/. Diakses pada 8 November

2018.

Agung, Anak Agung Putu. 2012.

Metodologi Penelitian Bisnis.

Universitas Brawijaya Press.

Malang.

Arasu, R, C. D. Balaji, S. Praveen

Kumar, dan N. Thamizhselvi.

Page 13: MODEL PREDIKSI KESULITAN KEUANGAN (Studi pada …

13

2013. Applicabillity of Fulmer

and Springate Models for

Predicting Financial Distress of

Firms in the Finance Sector –

an Empirical Analysis. ELK

Asia Pacific Journal of

Finance and Risk Managemen.

India. Volume 4 Issue 1.

Brigham, Eugene F dan Joel F.

Houston, 2014. Dasar - Dasar

Manajemen Keuangan.

Terjemahan oleh Dewi Yanti.

Salemba Empat. Jakarta.

Damayanti, Ika Melissa. 2011.

Hubungan Pengungkapan

Tanggung Jawan Sosial (CSR

Disclosure) dengan

kepemilikan Institusional pada

Perusahaan Manufaktur Go

Public Di Indonesia. Skripsi

Fakultas Ekonomi Universitas

Diponegoro.

Dermawan, Syahrial. 2014.

Manajemen Keuangan

Lanjutan. Edisi Pertama. Mitra

Wacana Media. Jakarta.

Gamayuni, Rindu Rika. 2011. Analisis

Ketepatan Model Altman

sebagai Alat untuk

Memprediksi Kebangkrutan

(Studi Empiris pada

Perusahaan Manufaktur di

BEI). Jurnal Akuntansi Dan

Keuangan. Universitas

Lampung. Vol 16 No. 2, 176-

190.

Hanafi, Mamduh M dan Abdul Halim.

2016. Analisis Laporan

Keuangan. UPP AMP YKPN.

Yogyakarta.

Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Analisis

Kritis Atas Laporan Keuangan.

Edisi 11. Rajawali Pers,

Jakarta.

Kayo, Edison Sultan. Perusahaan

Manufaktur Sub Sektor

Otomotif dan Komponen BEI.

http://www.sahamok.com.

Diakses pada 27 Agustus 2018.

Kristi, Utami Wahyuni. 2017. Analisis

Potensi Kebangkrutan

Perusahaan Menggunakan

Model Springate S-Score

(Studi pada Perusahaan

Pertambangan Batubara yang

terdaftar di BEI Periode 2014-

2016). Skripsi. Fakultas

Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya.

Kuncoro, Mudrajad. 2013. Metode

Riset untuk Bisnis dan Ekonomi

(Bagaimana Meneliti dan

Menulis Tesis?). Edisi Ketiga.

Erlangga. Yogyakarta.

Nayazri, Ghulam Muhammad. 2017.

Tiga Tantangan Utama Industri

Otomotif Nasional.

https://otomotif.kompas.com/re

ad/2017/01/26/133100115/tiga.

tantangan.utama.industri.otomo

tif.nasional. Diakses pada 20

November 2018.

Page 14: MODEL PREDIKSI KESULITAN KEUANGAN (Studi pada …

14

Platt. D Harlan dan Marjorie B. Platt.

2002. Predicting Corporate

Financial Distress:Reflections

on Choice-Based Sample Bias.

Journal of Economics and

Finance. Northeastern

University. Vol 26. No. 2.

Prihantini, Ni Made Evi Dwi dan

Maria M. Ratna Sari. 2013.

Prediksi Kebangkrutan dengan

Model Grover, Altman Z-

Score, Springate dan

Zmijewski pada Perusahaan

Food And Beverage di Bursa

Efek Indonesia. E-Jurnal

Akuntansi Universitas

Udayana. Universitas

Udayana. Vol 5. No 2, 417-

435.

Putera, Fairuz Zubady Zainal Abidin,

Fifi Swandari dan Dian Masita

Dewi. 2016. Perbandingan

Prediksi Financial Distress

dengan Menggunakan Model

Altman, Springate dan Ohlson.

Jurnal Wawasan Manajemen.

Vol 4 No. 3.

Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. 2014.

Manajemen Keuangan

Modern. Edisi 1. Mitra Wacana

Media. Jakarta.

Sanusi, Anwar. 2016. Metode

Penelitian Bisnis. Salemba

Empat. Jakarta.

Sayari, Naz dan C.S. Mugan. 2017.

Industry Specific Financial

Distress Modeling. BRQ

Business Research Quarterly.

USA. Vol. 19. No. 20, 45-62.

Sekaran, Uma. 2006. Research

Methods For Business.

Salemba Empat. Jakarta.

Springate, L. V. Gordon. 1978.

Predicting The Possibility of

Failur in Canadian Firm.

MBA Research Project: Simon

Fraser University

Subramanyam, K.R dan John J. Wild.

2014. Analisis Laporan

Keuangan. Buku 1.

Terjemahan oleh Ali Akbar

Yulianto. Salemba Empat.

Jakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan

R&D. Alfabeta. Bandung.

Utari, Dewi, Ari Purwanti dan

Darsono Prawironegoro. 2014.

Manajemen Keuangan: Kajian

Praktik dan Teori dalam

Mengelola Keuangan

Organisasi Perusahaan. Edisi

Revisi. Mitra Wacana Media.

Jakarta.

Winosa, Yosi. 2018. Industri

Komponen Otomotif Masih

Net Importer.

https://www.wartaekonomi.co.i

d/read184897/industri-

komponen-otomotif-masih-net-

Page 15: MODEL PREDIKSI KESULITAN KEUANGAN (Studi pada …

15

importer.html. Diakses pada 20

November 2018.

Wulandari, Veronika, Emrinaldi Nur

D.P dan Julita. 2014. Analisis

Perbandingan Model Altman,

Springate, Ohlson, Fulmer,

CA-Score dan Zmijewski

Dalam Memprediksi Financial

Distress (studi empiris pada

Perusahaan Food and

Beverages yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode

2010-2012). JOM FEKON. Vol

1 No. 2.