model prediksi kelulusan peserta pendidikan dan pelatihan
TRANSCRIPT
MODEL PREDIKSI KELULUSAN PESERTA PENDIDIKAN DANPELATIHAN PEMEGANG KAS DI DINAS PENDIDIKAN
DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DENGAN MODELDISKRIMINAN
Muhriah
Jl. Bugis No. 38 Rt 06/06 Kebun Bawang Tanjung Priuk Jakarta UtaraEmail : [email protected]
ABSTRAK
Dalam rangka perbaikan kinerja sektor publik berbagai upaya telah dilakukanbaik dari aspek regulasi, sumber daya manusia, sarana prasarana maupun kelembagaan.Usaha untuk itu adalah dengan memberikan kesempatan kepada yang mendudukijabatan khusus mengikuti pendidikan dan pelatihan. Penelitian ini dilakukan untukmenentukan variabel-variabel apa saja yang membedakan secara signifikan hasilpredikat kelulusan peserta pendidikan dan pelatihan bagi pemegang kas di Dinaspendidikan daerah ibukota Jakarta. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa adaperbedaan yang signifikant antara peserta pendidikan dan pelatihan dengan predikatkelulusan memuaskan dan peserta pendidikan dan pelatihan dengan predikat kelulusanbaik. Ada 7 variabel penilaian yang diangkat ternyata hanya ada enam variabel yangmemberi sumbangan terbesar terhadap terjadinya perbedaan antar kelompok tersebut.Metode penelitian ini menggunakan analisis diskriminan dimana dengan analisis inidapat menunjukan ketepatan pengkalsifikasian sebesar 97,8 %.
Kata kunci : Pendidikan dan pelatihan, diskriminan.
PENDAHULUAN
Perhatian pemerintah dan masyarakat terhadap kinerja sektor publik
Indonesia dalam beberapa tahun terakhir dirasakan semakin tinggi. Masyarakat
semakin berani mengkritisi kinerja sektor publik, disisi lain dengan iklim
demokrasi yang baru pemerintah juga semakin terbuka dan menyadari pentingnya
inovasi birokrasi dalam pengelolaan organisasi publik. Dalam rangka perbaikan
kinerja sektor publik berbagai upaya telah dilakukan baik dari aspek regulasi,
sumber daya manusia, sarana prasarana maupun kelembagaan.
Usaha perbaikan sumber daya manusia yang menduduki jabatan khusus
disektor publik dilaksanakan dengan mengadakan pendidikan dan pelatihan.
Penelitian ini memfokuskan pada sumber daya manusia yang diberi jabatan
khusus bendahara sekolah yang berada dibawah naungan dinas pendidikan Daerah
Khusus Ibukota Jakarta yaitu Bendahara pengeluaran pembantu yang ditunjuk
berdasarkan surat keputusan Gubernur DKI Jakarta dan Surat Keputusan Dinas
Pendidikan Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan atau bendahara yang belum
menerima surat keputusan tetapi akan mendapatkan jabatan sebagai bendahara
pembantu pengeluaran.
Penelitian ini adalah menganalisis hasil ujian akhir peserta pendidikan dan
pelatihan bagi para bendahara pembantu pengeluaran yang telah diberi mandat
oleh dinas pendidikan propinsi DKI Jakarta untuk mengikuti pendidikan khusus
bagi Bendahara sekolah baik yang telah mendapat Surat Keputusan maupun yang
akan menduduki jabatan bendahara pembantu pengeluaran disekolah Menengah
Atas di wilayah DKI Jakarta. Pendidikan dan pelatihan yang telah dilaksanakan
khusus guna mengimplementasikan standar akuntansi pemerintah propinsi DKI
Jakarta telah berjalan 4 tahap dan dilaksanakan satu tahap untuk pertahunnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Kelangsungan hidup suatu organisasi salah satunya tergantung kepada kinerja
atau prestasi kerja pegawainya dalam melaksanakan pekerjaan karena pegawai
merupakan unsur terpenting untuk mendapatkan perhatian . Pencapaian tujuan
organisasi menjadi kurang efektif apabila banyak pegawainya yang tidak memiliki
kinerja atau prestasi dan hal ini akan menimbulkan pemborosan bagi organisasi. Oleh
karena itu kinerja atau prestasi pegawai harus benar-benar diperhatikan.
Selama ini dalam kinerjanya, organisasi pemerintah sebagai sektor publik yang
cenderung dikonotasikan dengan kinerja yang lamban, bertele-tele dan tidak efesien.
Padahal apabila dikaitkan dengan tugasnya untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat, diperlukan loyalitas dan pemahaman terhadap kinerjanya sebagai
organisasi publik, sekaligus tercapai sasaran organisasi dan para pegawai memperoleh
kepuasan kerja.
1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup banyak
faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah :
Faktor personal individual
Faktor kepeminpinan
Faktor tim,
faktor sistem
faktor kontekstual (situasional
Campbell (1990) menyatakan bahwa hubungan fungsional antara kinerja dengan
atribut kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor knowledge, skill dan
motivasi. Persamaan tersebut dinotasikan sebagai berikut :
Kinerja = f(knowledge,skill,dan motivasi)
Knowledge mengacu pada pengetahuan yang dimiliki oleh pegawai, skill mengacu
pada kemampuan untuk melakukan pekerjaan dan motivasi adalah dorongan dan
semangat untuk melakukan kerja.
2 Tanggung jawab setiap pegawai terhadap kinerja
Dalam rangka manajemen berbasis kinerja, setiap individu bertanggung jawab atas
kinerja. (Grote (1997) menyebutkan 5 tanggung jawab utama yang harus dipenuhi
oleh setiap individu dalam organisasi untuk mencapai hasil kinerja yang
diinginkan.
Tanggung jawab individu tersebut adalah ;
Memberikan komitmen terhadap pencapai tujuan.
Meminta umpan balik atas kinerja yang telah ia lakukan
Melakukan komunikasi secara terbuka dan teratur dengan manajernya
Mendapatkan data kinerja dan membagi data itu kepada pihak lain
Menyiapkan diri untuk dilakukan evaluasi atas kinerja yang telah ia capai.
3. Konsep kemampuan kerja
Rao (1992) membagi kemampuan manusia dalam empat golongan, yaitu :
Kemampuan tehniks, yaitu kemampuan mencakup pengertian mengenai
tehnis suatu aktifitas khusus dan kecakapan didalamnya, terutama yang
menyangkut metode-metode, proses, prosedur, dan tehnik.
Kemampuan manajerial, yaitu kemampuan mencakup perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, pemamtauan, pengendalian dan
penilaian.
Kemampuan perilaku atau hubungan kemanusiaan, yaitu kemampuan
untuk berhubungan dengan orang lain, meliputi : memotivasi,
mempengaruhi orang lain, memimpin, membangkitkan semangat, dan
menyelesaikan konflik.
Kemampuan konseptual, yaitu kemampuan untuk melihat organisasi
sebagai keseluruhan, mencakup fungsi-fungsi organisasi yang saling
bergantung dan kemampuan memvisualisasi hari depan dan visi organisasi.
Pengertian Kemampuan kerja Apabila membicarakan mengenai
kemampuan pegawai, tidak dapat dipisahkan dengan unsur pengetahuan
(knowledge) dan keterampilan (skill). Seperti yang dikatakan Peter F. Drucker
(1998), bahwa pengetahuan dan pegawai yang berpengetahuan (knowledge
workers) merupakan aset yang paling bernilai bagi organisasi di abad 21.
Sedangkan keterampilan menurut Sondang P. Siagian (1983) merupakan
kemampuan tehnis untuk melakukan suatu kegiatan tertentu yang dapat dipelajari
dan dikembangkan.
Senada dengan yang di atas, Zainun (1994) memberikan pendapatnya
mengenai kemampuan kerja sebagai berikut :
” Kemampuan kerja (ability) sebagai kesanggunpan (capacity)pegawai untuk melaksanakan pekerjaannya. Sejauh manakemampuan seorang pegawai dalam menyelesaikan suatu kegiatanseringkali tergantung pada tingkat pengetahuan, keterampilan dankeahlian yang dimiliki yang sesuai dengan tugas pekerjaan yangharus diselesaikannya”.
4. Pentingnya keterampilan inti dalam pelayanan publik
Keterampilan inti dapat dipahami sebagai pengetahuan, keterampilan dan
kebiasaan kolektif menyangkut kekuatan pasar dan tehnologi yang saling terkait,
yang diperlukan oleh kader manajerial dan tehnik apabila perusahaan ingin
bertahan dalam pasar yang kompetitif. Penggunaan konsep tersebut secara teroritis
dapat dilakukan sebagaimana pendapat MC. Callum (1983) bahwa pelayanan
publik yang berkualitas perlu mengadopsi nilai-nilai privat (privat value) kedalam
sektor publik demikian pula sebaliknya perlu pula mengadopsi nilai-nilai publi
(public value) kesektor privat. Selanjutnya juga dikemukakan bahwa pelayanan
publik dapat dikelola oleh organisasi publik, organisasi privat dan organisasi
publik quasi privat.
Karena itu pemerintah sebagai suatu organisasi pelayan publik perlu
memiliki kemampuan inti pada institusi-institusi pelayanannya di tingkat Dinas,
Badan, Kantor-kantor maupun unit-unit pelayanan tehnis lainnya terutama
pelayanan yang terkait dengan bidang kesehatan, pendidikan, keamanan maupun
kesejahteraan sosial.
Beberapa substansi kemampuan inti tersebut digunakan untuk menjelaskan
perlunya keterampilan inti pada pemerintah dalah meliputi :
Core skill,
Tehnicians,
Management
Business knowledge,
Skill,
Habits,
Cohesien,
Collective experience
Knowledge of environment,
Technologi,.
5. Tugas dan tanggung jawab bendahara pengeluaran pembantu
Pelaksanaan pada unit kerja dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah di
Dinas pendidikan Daerah DKI Jakarta berupa sekolah negeri ditunjuk seorang
Bendahara Pengeluaran Pembantu. Bendahara Pengeluaran Pembantu adalah
setiap orang yang ditunjuk untuk menerima, membayarkan, menata usahakan dan
mempertanggung jawabkan uang untuk keperluan belanja daerah dalam rangka
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada unit kerja dalam
Satuan Kerja Perangkat Daerah. Beberapa kewajiban Bendahara Pengeluaran
Pembantu antara lain;
Menyimpan uang pada Bank DKI atau Bank Pemerintah lain yang ditunjuk.
Mencatat seluruh transaksi pada buku (MK/Bendahara) dan register yang
ditentukan.
Penarikan uang (dari Bank) harus ditandatangani oleh kepala SKPD/Unit
kerja atau pejabat yang ditunjuk bersama dengan bendahara pembantu
pengeluaran.
Pengiriman SPJ selambat-lambatnya tanggal 10 tiap bulan.
Wajib melaporkan dan menyetorkan sisa mati ke KPKD
Dilarang menyimpan uang yang dikelolanya pada rekening pribadi.
Menyetorkan penerimaan pajak kepada kas negara.
Khusus pada Bendahara pengeluaran pembantu harus melaporkan posisi kas
selambat-lambatnya 1 hari kerja sebelum berakhir bulan berkenaan.
Bendahara pengeluaran pembantu harus menyampaikan SPJ yang menjadi
pertanggung jawaban selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya pada
bendahara pengeluaran.
Setiap SPJ atau bukti yang harus diberi tanggal bulan dan tahun serta yang
berhak menerima dan rincian penggunaan yang ditandatangani oleh
bendahara pengeluaran.
Setiap SPJ dan Bukti pengeluaran harus ditandatangani/disetujui oleh kepala
SKPD/Unit kerja/Pejabat yang ditunjuk.
Tembusan SPJ dan tanda bukti pengeluarannya dikirimkan bendahara
pengeluaran kepada Bawasda.
SPJ dan bukti pengeluarannya harus selesai diperiksa dan disahkan dan
dikembalikan kepada bendahara pengeluaran paling lama 1 bulan.
Terhadap SPJ yang tidak dapat disahkan, maka paling lama SPJ tersebut
harus dikembalikan paling lama 7 hari setelah SPJ diterima disertai alasan
penolakan.
6 Pelatihan dan pengembangan
Menurut hasibuan (2000) pengertian dari pelatihan/pengembangan adalah
”Suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan tehnis, teoritis, konseptual dan
moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan mealui pendidikan dan
pelatihan”.Program pelatihan dan pengembangan merupakan serangkaian aktivitas
yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap dan kinerja
individu atau seluruh organisasi. Aktivitas-aktivitas ini mengajarkan keahlian
keahlian baru, memperbaiki keahlian-kahlian yang ada dan mempengaruhi sikap
karyawan. Tehnik dan metode pelatihan yang umum dipakai menurut Sondang P
Siagian adalah
1. Pelatihan dalam jabatan
2. Sistem magang
7 Strategi peningkatan Kompetensi sumber daya aparatur
1. Strategi Pembinaan Diklat
a. Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi
b. Desentralisasi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
c. Kontrol Bersama (Collective Control) Terhadap Kompetensi
d. Penerapan Total Quality Management,
2. Strategi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Melalui strategi-strategi pembinaan yang diuraikan di atas terutama melalui
strategi quality assurance atau jaminan kualitas, setiap lembaga Diklat
memiliki kompetensi lembaga Pendidikan dan Pelatihan yang diwujudkan
melalui penerapan sistem penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang
memperhatikan kualitas tiga unsur utama yakni masukan, proses, dan
keluaran pendidikan dan pelatihan.
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta pendidikan dan pelatihan yaitu
para pemegang kas pembantu yang berada dalam naungan dinas pendidikan
daerah khusus Ibukota Jakarta yaitu beberapa bendahara pengeluaran pembantu
sekolah yang ditunjuk oleh dinas pendidikan daerah khusus ibukota Jakarta untuk
mengikuti pendidikan tersebut dari tahun 2005, 2006, 2007 dan 2008.
Prosedur pengambilan sampel yang dipilih adalah sampling Non
Probabilitas, dimana pemilihan elemen-elemen populasi yang akan dijadikan
elemen sampel didasarkan pada kebijakan peneliti sendiri.
Populasi pada penelitian ini berjumlah 120 peserta, dimana tiap tahunnya
pendidikan dan pelatihan hanya diikuti 30 peserta. Dari 120 peserta tersebut
kelulusannya diberikan predikat memuaskan, baik, cukup dan tidak lulus.
Penelitian ini memfokuskan pada peserta pendidikan dan pelatihan yang lulus
dengan predikat kelulusan memuaskan dan peserta yang lulus dengan predikat
kelulusan baik. Jumlah keseluruhannya 100 peserta. Penelitan ini menggunakan
purposive sampling, maka sampel penelitian ini berjumlah 45 peserta. Didasari
pula oleh pendapat Suharsimi Arikunto ( 2006) bahwa jika subjeknya kurang 100
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Tetapi, jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10 - 15 % atau 20 – 25
% atau lebih. Penelitian dilakukan di Kantor Badan Pendidikan dan Latihan
Provinsi DKI Jakarta mulai bulan April 2009 sampai dengan bulan Mei 2009.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah materi-materi pelajaran yang diujikan
di pendidikan dan pelatihan yang terdiri dari 4 kelompok besar dan dibagi atas 7
mata ujian yaitu
X1 : Nilai disiplin, dengan indikator:
1. Pengarahan program dan tata tertib
X2 : Nilai kerjasama, dengan indikator;
1. Building learning commitment
X3 : Nilai prakarsa, dengan indikator;
1. Kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah
2. Pengawasan dan laporan hasik pemeriksaan
3. Kebijakan umum dinas dikmenti provinsi DKI Jakarta
4. Percepatan pemberantasan Koprupsi
X4 : Nilai tanggung jawab, dengan indikator;
1. Jam pimpinan
X5 : Nilai teori, dengan indikator;
1. Pengelolaan keuangan negara
2. Pengelolaan keuangan daerah
2. Akuntansi pemerintah
3. Administrasi Pengelolaan Keuangan dekonsentrasi
4. Sistem informasi keuangan daerah penyusunan anggaran
5. Tuntutan pembendaharaan dan tuntutan ganti rugi (TPTGR)
X6 : Nilai praktek, dengan indikator;
1. tatacara perpajakan
2. tata pembukuan
3. Tatacara pengadaan barang dan jasa
4. Penyusunan RKA/DPA
5. Pencairan anggaran
X7 : Nilai seminar, dengan indikator;
1. Hasil kunjungan ke unit tekhnis terkait.
Analisis data
Dalam usaha mencapai tujuan penelitian maka digunakan metode analisis
multivariate meliputi tehnik analisa statistik Multivariate Discriminant Analysis.
Diskrimiman analisis adalah suatu tehnik statistik yang dapat digunakan untuk
membedakan dua atau lebih dari group objek.
Persamaan diskriminan : Z = b1x1+b2x2+b3x3.........bnxn
Z : Nilai score
X1...Xn : Independen variabel berupa nilai hasil ujian
B1...Bn : Koefesien diskriminan
Pada penelitian ini maka
Z : Nilai score
X1 : Nilai Disiplin
X2 : Nilai Kerja sama
X3 : Nilai Prakarsa
X4 : Nilai Tanggung Jawab
X5 : Nilai teori
X6 : Nilai praktek
X7 : Nilai seminar
Dalam program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) test
dilakukan berdasarkan Wilks’lambda dan tingkat signifikan dari estimasi
dilakukan melalui transformasi kedalam chi-square statistik. Jika tingkat
significant lebih kecil dari 0,05, maka tolak Ho. Berarti bahwa kedua kelompok
tersebut berbeda secara signifikan.
Penentuan Cut of Point
Perhitungan Cut of Point
Perhitungan angka kritis Zcu = NAZB + NBZA
NA + NB
Dimana
Zcu = Angka kritis yang berfungsi sebagai cut off score
NA dan NB = jumlah sampel kelompok A dan B, yang dalam kasus ini adalah
peserta pendidikan dan pelatihan dengan predikat kelulusan memuaskan dengan
peserta pendidikan dan pelatihan dengan predikat kelulusan baik.
ZA dan ZB = angka centroid pada kelompok A dan Kelompok B
Penentuan Tingkat Ketepatan Prediksi
Penentuan tingkat ketepatan prediksi dengan melihat pada tabel akhir dari
Classification Results atau dengan perhitungan rumus sebagai berikut :
(X1 + X2 )/total original
Dimana
X1 : prediksi data awal memuaskan
X2 : Prediksi data awal baik
PEMBAHASAN
Uji Beda
Tabel 1 Tests of Equality of Group Means
Wilks' Lambda F df1 df2 Sig.
DISIPLIN .873 6.253 1 43 .016
KERJASAMA .721 16.609 1 43 .000
PRAKARSA .798 10.852 1 43 .002
TG_JAWAB .748 14.511 1 43 .000
TEORI .499 43.114 1 43 .000
PRAKTIK .794 11.167 1 43 .002
SEMINAR .977 1.016 1 43 .319
Tabel diatas adalah hasil pengujian untuk setiap variabel bebas yang ada.
Dari tabel terlihat angka Wilk’s Lambda berkisar antara 0,499 sampai 0,977 (yang
mendekati 1). Dari kolom sig bisa dilihat bahwa hanya variabel seminar yang
cenderung tidak berbeda. Hal ini berarti nilai ujian seminar ternyata tidak berbeda
secara nyata.
Uji Varians .
Tabel 2 Canonical Discriminant Function Coefficients
Function
1
TG_JAWAB .157
TEORI .242
PRAKTIK .150
(Constant) -44.287
Unstandardized coefficients
Dari tabel diatas mempunyai fungsi mirip dengan persamaan regresi berganda
yang dalam analisis diskriminan disebut Fungsi Diskriminan :
Z Score = -44,287 + 0,157X1 + 0,242X2 + 0,150X3
Dimana ;
X1 : nilai tanggung jawab
X2 : nilai ujian teori
X3 : nilai ujian praktek
Penentuan Cut of Point
Dengan demikian, dikaitkan dengan angka Group centroid :
(33 x 0,957) + (12x -2,632) = (31,581) + (-31,584) atau praktis sama dengan 0
Perhitungan angka kritis Zcu = NAZB + NBZA
NA + NB
Dimana
Zcu = Angka kritis yang berfungsi sebagai cut off score
NA dan NB = jumlah sampel kelompok A dan B, yang dalam kasus ini adalah
peserta pendidikan dan pelatihan dengan predikat kelulusan memuaskan dengan
peserta pendidikan dan pelatihan dengan predikat kelulusan baik.
ZA dan ZB = angka centroid pada kelompok A dan Kelompok B
Penggunaan angka Zcu ( Diskriminating Z score )
- Angka skor kasus > Zcu masuk ke kelompok peserta dengan predikat
kelulusan memuaskan ( kode 0)
- Angka skor kasus < Zcu masuk ke kelompok peserta dengan predikat
kelulusan baik ( kode 1)
Penentuan Tingkat Ketepatan Prediksi
Penentuan tingkat ketepatan prediksi dengan melihat pada tabel berikut ini
Tabel 3 Classification Resultsb,c
Z
Predicted Group Membership
Total0 1
Original Count 0 32 1 33
1 0 12 12
% 0 97.0 3.0 100.0
1 .0 100.0 100.0
Cross-validateda Count 0 31 2 33
1 0 12 12
% 0 93.9 6.1 100.0
1 .0 100.0 100.0
a. Cross validation is done only for those cases in the analysis. In cross validation, each case is
classified by the functions derived from all cases other than that case.
b. 97,8% of original grouped cases correctly classified.
c. 95,6% of cross-validated grouped cases correctly classified.
Dengan demikian ketepatan prediksi dari model tersebut adalah :
(32 + 12)/45 = 0,9777 atau 97,8 %
Dengan demikian, ketepatan prediksi dari model tersebut adalah 97,8 % .
Oleh karena angka ketepatan tinggi ( 97,8% ), maka model diskriminan di atas
bisa digunakan untuk analisis diskriminan, atau penafsiran tentang berbagai tabel
yang ada valid untuk digunakan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Variabel yang membuat peserta pendidikan dan pelatihan mendapat
predikat kelulusan memuaskan atau peserta pendidikan dan pelatihan
mendapat predikat kelulusan baik adalah variabel nilai tanggung jawab,
nilai ujian teori dan nilai ujian praktek.
2. Model (fungsi) diskriminan di atas mempunyai ketepatan mengklasifikasi
kasus sebesar 97,8%. Oleh karena di atas 50 %, ketepatan model diatas
bisa digunakan untuk mengklasifikasi sebuah kasus pada peserta
pendidikan dan pelatihan dengan predikat tertentu
Saran-Saran
Dari hasil penelitian tersebut maka dapat disarankan kepada perserta pendidikan
dan pelatihan untuk lebih menguasai pada materi yang berkenaan langsung pada
unsur penilaian ujian tanggung jawab, variabel nilai ujian teori dan nilai ujian
praktek dan lebih diintensifkan bila menginginkan hasil predikat kelulusan
memuaskan atau predikat kelulusan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2006; Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik; PenerbitRineka Cipta, Jakarta.
Mahmudi, 2005; Manajemen Kinerja Sektor Publik; UPP STIM YKPN. Yogyakara.
Manajemen Sumber Daya, diunduh darie-course.usu.ac.id/content/manajemen/manajemen0/textbook.pdf
Rao, T.V, 1992, Penilaian Prestasi Kerja, Teori Praktek, Pustaka Binaman Pressindo,Jakarta
Sanapiah Aziz, 2009, Strategi Peningkatan Kompetensi Sumber Daya ManusiaAparatur melalui Pendidikan dan Pelatihan, Http;www.danepraie.com.
Supranto, 2004; Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi: Penerbit Rineka Cipta,Jakarta.
Supriyono, Bambang, 2009, Kompetensi Di Tingkat Operasional Dalam PelayananPublik Di Perkotaan,Http://Siteresources.worldbankorg/INTIINDONESIA/Reseources/Anti-Coruption.
Siagian, Sondang P, 1993, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.