model pengembangan dick & carey

17
Ririn Vidiastuti (06111010015) Perencanaan Pembelajaran Kimia A. Pengertian Desain Instruksional Desain intruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar dan materi pembelajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Termasuk di dalamnya adalah pengembangan paket pembelajaran, kegiatan mengajar, uji coba, revisi dan kegiatan mengevaluasi hasil belajar. Pendekatan sistem dalam pendidikan dapat mencakup beberapa daerah bidang garapan. Misalnya pendekatan sistem kurikulum, sistem pembelajaran, sistem implementasi, sistem implementasi dan sebagainya. Asumsi dasar yang melandasi perlunya desain pembelajaran ialah sebagai berikut : a) Diarahkan untuk membantu proses belajar secara individual. b) Desain pembelajaran mempunyai fase-fase jangka pendek dan jangka panjang. c) Dapat mempengaruhi perkembangan individu secara maksimal. d) Didasarkan pada pengetahuan tentang cara belajar manusia. e) Dilakukan dengan menerapkan pendekatan sistem. Pengembangan tersebut dipengaruhi oleh prosedur- prosedur desain pembelajaran, namun prinsip-prinsip umumnya berasal dari aspek-aspek komunikasi disamping proses belajar. B. Model-model desain instruksional

Upload: ririnvidiastuti

Post on 30-Nov-2015

283 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Perencanaan Pembelajaran Kimia

TRANSCRIPT

Page 1: Model Pengembangan Dick & Carey

Ririn Vidiastuti (06111010015)Perencanaan Pembelajaran Kimia

A. Pengertian Desain Instruksional

Desain intruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan

belajar serta pengembangan teknik mengajar dan materi pembelajarannya untuk

memenuhi kebutuhan tersebut. Termasuk di dalamnya adalah pengembangan paket

pembelajaran, kegiatan mengajar, uji coba, revisi dan kegiatan mengevaluasi hasil

belajar. Pendekatan sistem dalam pendidikan dapat mencakup beberapa daerah bidang

garapan. Misalnya pendekatan sistem kurikulum, sistem pembelajaran, sistem

implementasi, sistem implementasi dan sebagainya.

Asumsi dasar yang melandasi perlunya desain pembelajaran ialah sebagai

berikut :

a) Diarahkan untuk membantu proses belajar secara individual.

b) Desain pembelajaran mempunyai fase-fase jangka pendek dan jangka

panjang.

c) Dapat mempengaruhi perkembangan individu secara maksimal.

d) Didasarkan pada pengetahuan tentang cara belajar manusia.

e) Dilakukan dengan menerapkan pendekatan sistem.

Pengembangan tersebut dipengaruhi oleh prosedur-prosedur desain

pembelajaran, namun prinsip-prinsip umumnya berasal dari aspek-aspek komunikasi

disamping proses belajar.

B. Model-model desain instruksional

Ada banyak tokoh yang mengemukakan pendapatnya terkait model

pengembangan desain instruksional. Beberapa model pengembangan tersebut antara

lain adalah sebagai berikut :

1. Model Wong dan Roulerson.

Wong dan Roulerson mengemukakan enam langkah pengembangan desain

instruksional yaitu :

a) Merumuskan tujuan.

b) Menganalisis tujuan tugas belajar.

c) Mengelompokkan tugas-tugas belajar dan memilih kondisi belajar

yang tepat.

d) Memilih metoda dan media.

e) Mensintesiskan komponen-komponen pembelajaran.

f) Melakasanakan rencana, mengevaluasi dan memberi umpan balik.

Page 2: Model Pengembangan Dick & Carey

Ririn Vidiastuti (06111010015)Perencanaan Pembelajaran Kimia

2. Model Banathy

Secara garis besar, model desain intruksional Banathy meliputi enam

langkah pokok, yaitu :

a) Merumuskan tujuan,

b) Mengembangkan tes.

c) Menganalisis kegiatan belajar.

d) Mendesain sistem intruksional.

e) Melakasanakan kegiatan dan mengetes hasil.

f) Merumuskan tujuan intruksional

3. Model IDI (Instructional Development Institute).

IDI telah dikembangkan di beberapa negara Asia-Eropa, setelah berhasil di

ratusan institusi pendidikan di Amerika. Model ini menggunakan model

pendekatan sistem yang meliputi tiga tahapan, yaitu:

a) Pembatasan (define)

Identifikasi masalah, dimulai dengan analisis kebutuhan atau disebut need

assessment. Need assessment ini berusaha mencari perbedaan antara apa yang ada

dan apa yang idealnya. Karena banyaknya kebutuhan pengajaran, maka perlu

ditentukan prioritas mana yang lebih dahulu dan mana yang selanjutnya. Ada tiga

hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu karakteristik siswa, kondisi, dan sumber-

sumber yang relevan.

b) Pengembangan (develope)

Identifikasi tujuan, yaitu dengan menganalisis terlebih dahulu tujuan

instruksional yang hendak dicapai, baik tujuan instruksional umum (TIU) dalam

hal ini IDI menyebutkan dengan Terminal Objectives dan tujuan instruksional

khusus (TIK) yang disebut Enabling Objectives. TIK merupakan penjabaran lebih

rinci dari TIU. TIK diperlukan karena:

1) Membantu siswa dan guru untuk memahami apa yang diharapkan

sebagai hasil dari kegiatan instruksional.

2) TIK merupakan building blocks dari pembelajaran yang diberikan.

3) TIK merupakan indikator tingkah laku yang harus dicapai siswa sesuai

dengan kegiatan instruksional yang diberikan.

Dalam menentukan metoda pembelajaran, ada beberapa hal yang

dipertimbangkan, antara lain:

Page 3: Model Pengembangan Dick & Carey

Ririn Vidiastuti (06111010015)Perencanaan Pembelajaran Kimia

1) Metoda apa yang cocok digunakan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

2) Bagaimana urutan bahan yang akan disajikan.

3) Bentuk instruksional apa yang dipilih sesuai dengan karakteristik siswa

dan kondisinya (ceramah, diskusi, praktikum, karyawisata, tugas

individu/kelompok, dan lain-lain)

c) Penilaian (evaluate)

Setelah program instruksional disusun, diadakan tes uji coba untuk

menentukan kelemahan dan keunggulan, serta efisiensi dan keefetifan dari

program yang dikembangkan.

4. Model ISD (Instructional system design)

Rancangan sistem pembelajaran merupakan prosedur terorganisir yang

mencakup langkah-langkah menganalisis, merancang, mengembangkan,

melaksanakan dan menilai pembelajaran. Langkah-langkah ini, dalam setiap poses

memiliki dasar yang terpisah dalam teori maupun praktek seperti halnya pada

proses ISD secara keseluruhan. Dalam pengutaraannya yang lebih sederhana

adalah sebagai berikut :

a) Menganalisis adalah mengidentifikasi apa yang dipelajari.

b) Merancang adalah menspesifikasi proses dan produk.

c) Mengembangkan adalah memandu dan menghasilkan materi pembelajaran.

d) Melaksanakan adalah menggunakan materi dan strategi dalam konteks.

e) Menilai adalah menentukan kesesuaian pembelajaran.

Pada umumnya ISD bersifat linier dan memuat prosedur yang

menghendaki kejelian dan konsistensi. Ciri khas rancangan ini adalah semua

langkah dilengkapi untuk dapat berfungsi pada setiap komponen sebagai

pengontrol dan penyeimbang satu sama lain.

5. Model Robert Mager.

Desain instruksional menurut Robert Mager sangat pasti dan jelas

dikemukakan, yaitu berupa rumusan Tujuan Instruksional Khusus (TIK). Robert

Mager mengungkapkan perumusan TIK secara tertulis dan diinformasikan kepada

pendidik dan peserta didik, sehingga keduanya mempunyai pengertian yang sama

tentang apa yang tercamtum dalam TIK. TIK tersebut mengandung satu

pengertian atau tidak mungkin ditafsirkan dalam pengertian yang lain.

Page 4: Model Pengembangan Dick & Carey

Ririn Vidiastuti (06111010015)Perencanaan Pembelajaran Kimia

Perumusan TIK merupakan titik permulaan yang sesungguhnya dari proses

pengembangan instruksional, sedangkan proses sebelumnya merupakan tahap

pendahuluan untuk menghasilkan TIK. Tujuan dari TIK tersebut merupakan satu-

satunya dasar dalam menyusun kisi-kisi tes. Dalam TIK, penentuan isi pelajaran

disesuaikan dengan apa yang akan dicapai.

6. Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)

Secara garis besar, model pengembangan PPSI mengikuti pola dan siklus

pengembangan yang mencakup hal-hal sebagai berikut :

a) perumusan tujuan.

b) pengembangan alat evaluasi.

c) kegiatan belajar.

d) pengembangan program kegiatan.

e) pelaksanaan pengembangan.

Perumusan tujuan menjadi dasar bagi penentuan alat evaluasi

pembelajaran dan rumusan kegiatan belajar. Rumusan kegiatan belajar lebih lanjut

menjadi dasar pengembangan program kegiatan, yang selanjutnya adalah

pelaksanaan pengembangan. Hasil pelaksanaan tentunya dievaluasi, dan

selanjutnya hasil evaluasi digunakan untuk merevisi pengembangan program

kegiatan, rumusan kegiatan belajar, dan alat  evaluasi.

Kelebihan dari model PPSI antara lain:

a) Lebih tepat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan perangkat

pembelajaran, bukan untuk mengembangkan sistem pembelajaran.

b) Uraiannya tampak lebih lengkap dan sistematis.

c) Dalam pengembangannya melibatkan penilaian ahli, sehingga sebelum

dilakukan uji coba di lapangan perangkat pembelajaran telah dilakukan

revisi berdasarkan penilaian dan saran serta masukan para ahli.

7. Model Gerlach dan Elly

Model desain intruksional yang dikembangkan oleh Gerlach dan Ely (1971)

ini dimaksudkan untuk pedoman perencanaan mengajar. Menurut Gerlach dan Ely

(1971), langkah-langkah dalam pengembangan desain intruksional terdiri dari :

a) Merumuskan tujuan instruksional.

b) Menentukan isi materi pelajaran.

c) Menentukan kemampuan awal peserta didik.

d) Menentukan teknik dan strategi.

Page 5: Model Pengembangan Dick & Carey

Ririn Vidiastuti (06111010015)Perencanaan Pembelajaran Kimia

e) Pengelompokan belajar.

f) Menentukan pembagian waktu.

g) Menentukan ruang.

h) Memilih media intruksional yang sesuai.

i) Mengevaluasi hasil belajar.

j) Menganalisis umpan balik.

8. Model Dick dan Carey

Model desain instruksional menurut Dick and Carey dibagi menjadi sepuluh

tahapan yaitu:

a) Menganalisis Tujuan Pembelajaran.

b) Melakukan Analisis Pembelajaran.

c) Menganalisis siswa dan konteks.

d) Merumuskan tujuan khusus.

e) Mengembangkan instrumen penilaian.

f) Mengembangkan strategi pembelajaran.

g) Mengembangkan materi pembelajaran.

h) Merancang dan Mengembangkan Evaluasi Formatif.

i) Merevisi Pembelajaran.

j) Merancang dan Mengembangkan Evaluasi Summatif.

9. Model Briggs

Model Brigs ini berorientasi pada rancangan sistem dengan sasaran dosen atau

guru yang akan bekerja sebagai perancang kegiatan instruksional maupun tim

pengembangan instruksional. Susunan atau anggota dari tim tersebut meliputi

dosen, administrator, ahli bidang studi, ahli evaluasi, ahli media dan perancang

instruksional.

Briggs berkeyakinan bahwa banyak pengetahuan tentang belajar mengajar

dapat diterapkan untuk semua jajaran dalam bidang pendidikan dan latihan.

Karena itu dia berpendapat bahwa model ini juga sesuai untuk pengembangan

program latihan jabatan, tidak hanya terbatas pada program-program akademis

saja.

Dalam pengembangan instruksional ini berlaku prinsip keselarasan antara

tujuan yang akan dicapai, strategi pencapaiannya dan evaluasi keberhasilannya,

yang ketiganya merupakan tiang pokok desain instruksional menurut Briggs.

Page 6: Model Pengembangan Dick & Carey

Ririn Vidiastuti (06111010015)Perencanaan Pembelajaran Kimia

10. Model Kemp

Desain instruksional yang dikembangkan oleh Kemp juga terdiri dari sepuluh

langkah yaitu :

a) Penentuan tujuan instruksional umum (TIU), yaitu tujuan yang ditetapkana

menurut masing-masing pokok bahasan.

b) Menganalisis karakteristik siswa, yaitu dalam analisis ini memuat hal-hal yang

berkenaan dengan latar belakang pendidikan siswa, sosial budaya yang

memungkinkan dapat mengikuti program kegiatan belajar, serta langkah-

langkah apa yang perlu ditetapkan.

c) Menentukan tujuan instruksional khusus (TIK), yakni tujuan yang ditetapkan

secara operasional, spesifik dan dapat diukur. Dengan demikian siswa dapat

mengetahui apa yang akan mereka lakukan, bagaimana melakukannya dan apa

ukuran yang digunakan bahwa mereka dapat mencapai tujuan belajar tersebut.

d) Menentukan materi pelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus

yang telah ditetapkan.

e) Mengadakan penjajakan awal (preassesment), langkah ini sama halnya dengan

test awal yang fungsinya untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki siswa,

apakah telah memenuhi syarat belajar yang ditentukan ataukah belum.

f) Menentukan strategi belajar dan mengajar yang relevan, penentuan harus

melalui analisis alternatif.

g) Mengkoordinasi sarana penunjang yang dibutuhkan.

h) Mengadakan evaluasi; hasil evaluasi tersebuut digunakan untuk mengontrol

dan mengkaji sejauhmana keberhasilan suatu program yang telah

direncanakan mencapai sasaran yang diinginkan. Hasil evaluasi merupakan

umpan balik untuk merevisi kembali tentang; program instruksional yang telah

dibuat, instrument tes, metode strategi yang dipakai dan sebagainya.

C. Kriteria model desain instruksional yang baik.

Begitu banyaknya model instruksional yang serupa, dapat mempersulit

pemakai untuk memilih model yang terbaik untuk diterapkan dalam bidang

pendidikan. Oleh karena itu, alangkah lebih baik apabila model yang dipilih dapat

memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut :

Page 7: Model Pengembangan Dick & Carey

Ririn Vidiastuti (06111010015)Perencanaan Pembelajaran Kimia

1. Sederhana, yaitu bentuk yang sederhana akan lebih mudah untuk dimengerti,

diikuti dan digunakan.

2. Lengkap, yakni suatu model pengembangan desain pembelajaran yang lengkap

haruslah mengandung tiga unsur pokok, yaitu identifikasi, pengembangan dan

evaluasi.

3. Mungkin diterapkan, artinya model yang dipilih hendaklah dapat diterima dan

dapat diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat

4. Luas, yakni jangkauan model tersebut hendaklah cukup luas, tidak saja berlaku

untuk pola belajar mengajar yang konvensional, tetapi juga proses belajar

mengajar yang lebih luas, baik yang menghendaki kehadiran guru secara fisik

maupun yang tidak

5. Teruji, yaitu model yang bersangkutan telah dipakai secara luas dan teruji/terbukti

dapat memberikan hasil yang baik.

Apabila model-model yang sudah ada ternyata tidak ada yang memenuhi

kelima kriteria tersebut maka masih ada kemungkinan untuk mengembangkan model

yang baru yang sesuai dengan situasi dan kondisi pemakai. Mungkin dapat

menciptakan model yang baru atau cukup dengan memodifikasi model yang sudah

ada.

D. Model Pengembangan Instruksional Dick & Carey

Model Dick – Carey adalah model desain Instruksional yang dikembangkan oleh

Walter Dick, Lou Carey dan James O Carey. Model ini adalah salah satu dari model

prosedural, yaitu model yang menyarankan agar penerapan prinsip disain

Instruksional disesuaikan dengan langkah-langkah yang harus di tempuh secara

berurutan.

Model Dick – Carey tertuang dalam Bukunya The Systematic Design of

Instruction edisi 6 tahun 2005. Perancangan Instruksional menurut sistem pendekatan

model Dick & Carey terdapat beberapa komponen yang akan dilewati di dalam proses

pengembangan dan perencanaan tersebut. Langkahnya ditunjukkan pada gambar 1

berikut ini :

Page 8: Model Pengembangan Dick & Carey

Ririn Vidiastuti (06111010015)Perencanaan Pembelajaran Kimia

Page 9: Model Pengembangan Dick & Carey

Ririn Vidiastuti (06111010015)Perencanaan Pembelajaran Kimia

Berikut adalah langkah pengembangan desain Instruksional menurut dick dan carey :

1.   Identifikasi Tujuan (Identity Instructional Goal(s)).

Tahap awal model ini adalah menentukan apa yang diinginkan agar pebelajar dapat

melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan program Instruksional. Tujuan

Instruksional mungkin dapat diturunkan dari daftar tujuan, dari analisis kinerja

(performance analysis), dari penilaian kebutuhan (needs assessment), dari pengalaman

praktis dengan kesulitan belajar pebelajar, dari analisis orang-orang yang melakukan

pekerjaan (Job Analysis), atau dari persyaratan lain untuk instruksi baru.

Dengan adanya tujuan yang jelas maka proses pembelajaran akan mengarah pada arah

yang jelas pula. pada arah yang jelas pula.

2.   Melakukan Analisis Instruksional (Conduct Instructional Analysis).

Langkah ini, pertama mengklasifikasi tujuanke dalam ranah belajar Gagne, menentukan

langkah-demi-langkah apa yang dilakukan orang ketika mereka melakukan tujuan

tersebut (mengenali keterampilan bawahan / subordinat). Langkah terakhir dalam proses

analisis Instruksional adalah untuk menentukan keterampilan, pengetahuan, dan sikap,

yang dikenal sebagai perilaku masukan (entry behaviors), yang diperlukan peserta didik

untuk dapat memulai Instruksional.

Menganalisis subordinate skills sangat diperlukan, karena apabila keterampilan bawahan

yang seharusnya dikuasai tidak diajarkan, maka banyak anak didik tidak akan memiliki

latar belakang diperlukan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, pembelajaran

menjadi tidak efektif.

Cara yang digunakan untuk mengidentifikasi subordinate skills adalah dengan cara

memilih keterampilan bawahan yang berhubungan langsung dengan ranah tujuan

pembelajaran. Analisis ini akan menghasilkan Peta konsep yang akan menggambarkan

hubungan di antara semua keterampilan yang telah diidentifikasi.

3.   Analisis Pembelajar dan Lingkungan (Analyze Learners and Contexts).

Langkah ini melakukan analisis pembelajar, analisis konteks di mana mereka akan

belajar, dan analisis konteks di mana mereka akan menggunakannya.

Dalam tahap ini akan dianalisis kemampuan apa saja yang harus dimiliki siswa untuk

menyelesaikan tugas. Dalam menganalisis juga harus memperhatikan kemampuan yang

sudah dimiliki oleh siswa. Karakteristik siswa juga harus diperhatikan karena mungkin

akan berpengaruh pada proses pembelajaran. Keterampilan pembelajar, pilihan, dan sikap

yang telah dimiliki pembelajar akan digunakan untuk merancang strategi Instruksional.

4.    Merumuskan Tujuan Performansi (Write Performance Objectives).

Page 10: Model Pengembangan Dick & Carey

Ririn Vidiastuti (06111010015)Perencanaan Pembelajaran Kimia

Menurut Dick dan Carrey (1985), tujuan performansi terdiri atas;

a. Tujuan harus menguraikan apa yang akan dikerjakan, atau diperbuat oleh anak didik.

b. Menyebutkan tujuan, memberikan kondisi atau keadaan yang menjadi syarat, yang

hadir pada waktu anak didik berbuat,

c. Menyebutkan kriteria yang digunakan untuk menilai unjuk perbuatan anak didik yang

dimaksudkan pada tujuan.

Pernyataan-pernyataan tersebut berasal dari keterampilan yang diidentifikasi dalam

analisis Instruksional, akan mengidentifikasi keterampilan yang harus dipelajari, kondisi

di mana keterampilan yang harus dilakukan, dan kriteria untuk kinerja yang sukses.

Komponen ini bertujuan untuk menguraikan tujuan umum menjadi tujuan yang lebih

spesifik pada tiap tahapan pembelajaran. Di tiap tahapan akan ada panduan pembelajaran

dan pengukuran performansi pembelajar.

5.    Pengembangan Tes Acuan Patokan (Develop Assessment Instruments).

Berdasarkan tujuan performansi yang telah ditulis, langkah ini adalah mengembangkan

butir-butir penilaian yang sejajar (tes acuan patokan) untuk mengukur kemampuan siwa

seperti yang diperkirakan dari tujuan. Penekanan utama berkaitan diletakkan pada jenis

keterampilan yang digambarkan dalam tujuan dan penilaian yang diminta.

Empat macam tes acuan patokan menurut Dick & Carey:

• Test entry behaviour, untuk mengukur keterampilan sebagaimana adanya pada

permulaan pembelajaran,

• Pretes, berguna bagi keperluan tujuan yang telah dirancang sehingga diketahui

sejauhmana pengetahuan anak didik terhadap semua keterampilan yang berada di atas

batas, yakni keterampilan prasyarat.

• Tes sisipan, menguji setelah satu atau dua tujuan pembelajaran diajarkan dan menguji

kemajuan anak didik,

• Postest, mencakup seluruh tujuan pembelajaran yang mencerminkan tingkat perolehan

belajar

Tahap pengembangan tes acuan patokan ini bertujuan untuk:

• Mengetahui prasyarat yang telah dimiliki pembelajar untuk mempelajari kemampuan

baru

• Mencek hasil yang telah diperoleh pembelajar selama proses pembelajaran

• Menyediakan dokumen perkembangan pembelajar untuk orang tua atau administrator.

Bagian ini berguna untuk:

• Memberikan evaluasi terhadap sistem yang digunakan

Page 11: Model Pengembangan Dick & Carey

Ririn Vidiastuti (06111010015)Perencanaan Pembelajaran Kimia

• Pengukuran awal terhadap performansi sebelum perencanaan pengembangan pelajaran

dan materi instruksional

6.    Pengembangan Siasat Instruksional (Develop Instructional Strategy).

Bagian-bagian siasat Instruksional menekankan komponen untuk mengembangkan

belajar pebelajar termasuk kegiatan praInstruksional, presentasi isi, partisipasi peserta

didik, penilaian, dan tindak lanjut kegiatan yang diwujudkan dalam aktivitas. Misalnya

membaca, mendengarkan, hingga eksplorasi internet. Aktifitas instruksional ini dapat

dikembangkan oleh instruktur sesuai dengan latar belakang, kebutuhan, dan kemampuan

pembelajar atau bisa saja pembelajar menggabungkan pengetahuan yang baru didapatkan

dengan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk membentuk pemahaman

baru. Proses pembelajaran juga dapat dilakukan secara berkelompok atau individual.

7.   Pengembangan atau Memilih Material Instruksional (Develop and Select

Instructional Materials).

Ketika kita menggunakan istilah bahan Instruksional kita sudah termasuk segala bentuk

Instruksional seperti panduan guru, modul, overhead transparansi, kaset video, komputer

berbasis multimedia, dan halaman web untuk Instruksional jarak jauh. maksudnya bahan

memiliki konotasi.

Namun dalam penentuan materi pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi dan

karakteristik peserta didik. Hal ini akan menyulitkan mengingat kondisi dan karakteristik

tiap siswa berbeda-beda sehingga sulit untuk menentukan materi pembelajaran yang

tepat.

8.    Merancang dan Melaksanakan Penilaian Formatif (Design and Conduct

Formative Evaluation of Instruction).

Formative evaluation bertujuan menyediakan data untuk revisi dan pengembangan

instructional materials. Selain itu, Evaluasi ini juga dilakukan untuk mengumpulkan data

yang akan digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana meningkatkan pengajaran.

Ada tiga jenis evaluasi formatif yaitu penilaian satu-satu, penilaian kelompok kecil, dan

penilaian uji lapangan. Setiap jenis penilaian memberikan informasi yang berbeda bagi

perancang untuk digunakan dalam meningkatkan Instruksional. Teknik serupa dapat

diterapkan pada penilaian formatif terhadap bahan atau Instruksional di kelas.

9.    Revisi Instruksional (Revise Instruction).

Strategi Instruksional ditinjau kembali dan akhirnya semua pertimbangan ini dimasukkan

ke dalam revisi Instruksional untuk membuatnya menjadi alat Instruksional lebih efektif.

Page 12: Model Pengembangan Dick & Carey

Ririn Vidiastuti (06111010015)Perencanaan Pembelajaran Kimia

Dalam model instruksional ini revisi dilakukan berdasarkan hasil dari tiap komponen

yang dilakukan sebelumnya. Data yang diperoleh dari tahap sebelumnya yaitu evaluasi

formatif digunakan untuk menganalisa kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam

mencapai tujuan instruksional. Mungkin saja tahapan yang kurang efektif disebabkan

oleh media yang kurang sesuai, atau penugasan yang kurang mengarah pada tujuan

pembelajaran.

10.   Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Sumatif (Design And Conduct

Summative Evaluation).

Hasil-hasil pada tahap di atas dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang dibutuhkan.

Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan diujicobakan di kelas/ diimplementasikan di

kelas dengan evaluasi sumatif.

Evaluasi sumatif bertujuan untuk mengetahui efektivitas tiap-tiap tahap yang telah

dilakukan