model pembelajaran quantum dengan visualisasi...

111
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI KOMIK UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR VULKANISME DALAM MATA PELAJARAN IPS GEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Minat Utama : Pendidikan Geografi Oleh : Christiana Yuning Ratista S880809004

Upload: buitram

Post on 10-Apr-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI KOMIK UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR VULKANISME DALAM MATA PELAJARAN IPS

GEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup

Minat Utama : Pendidikan Geografi

Oleh :

Christiana Yuning Ratista

S880809004

Page 2: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI KOMIK UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR VULKANISME DALAM MATA PELAJARAN IPS

GEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Disusun oleh :

Christiana Yuning Ratista S880809004

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr.H.Soegiyanto,SU …………… ………… NIP. 194804041975011001

Pembimbing II Prof. Dr.Sigit Santoso, M.Pd ...................... ................ NIP. 195009301976031004

Mengetahui

Page 3: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ketua Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup

Prof.Dr.Sigit Santoso, M.Pd NIP. 195009301976031004

MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI KOMIK UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR VULKANISME DALAM MATA PELAJARAN IPS

GEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Disusun oleh :

Christiana Yuning Ratista S880809004

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua : Prof. Drs. Indrowuryatno, M.Si. ………………… ……….

Sekretaris : Prof. Dr. Minardi, M.Si. ………………… ………

Anggota Penguji :

1. Prof. Dr. Sigit Santoso, M.Pd ………………… ……….

2. Prof. Dr. H. Sugiyanto, S. U. ………………… ………

Page 4: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Mengetahui

Ketua Program Prof. Dr. Sigit Santoso, M.Pd …………… ……….

Studi PKLH NIP. 195009301976031004

Direktur Program Prof. Drs. Suranto, M.Sc,PhD ………………………. Pascasarjana NIP. 195708201985031004

PERNYATAAN

Nama : Christiana Yuning Ratista NIM : S880809004 Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul Model Pembelajaran Quantum Dengan Visualisasi Komik Untuk Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Vulkanisme Dalam Mata Pelajaran IPS Geografi Pada Siswa Kelas VII Ruang B SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, 22 Desember 2010 Yang membuat pernyataan,

Christiana Yuning Ratista

Page 5: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Sebelum orang berkomitmen, ada keraguan

Kesempatan untuk mundur, selalu sia-sia…

Ketika orang benar-benar berkomitmen

Tuhan juga bergerak.

Segala hal terjadi untuk membantu

Hal-hal yang tadinya tidak akan terjadi

Serangkaian peristiwa muncul dari keputusan.

( Goethe )

Page 6: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Untuk putri – putraku,

Clara Talita Kirana

Dan

Titus Bara Kirana

yang telah menjadi guru sabarku,

dan landasan dukungan,

sebagai anak dan orang dewasa.

Mereka adalah “emas” hidupku,

dan

segalanya dalam kehidupanku.

Page 7: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas berkat, rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan tesis

ini dengan judul: Model Pembelajaran Quantum Dengan Visualisasi Komik Untuk

Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Vulkanisme Dalam Mata Pelajaran IPS

Geografi Pada Siswa Kelas VII Ruang B SMP Negeri 16 Surakarta Tahun

Pelajaran 2010/2011 guna memenuhi salah satu persyaratan untuk mendapatkan

gelar Magister Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Dalam kesempatan ini, perkenankan saya menyampaikan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu baik dalam pelaksanaan penelitian

maupun dalam penyusunan laporan tesis. Untuk itu dengan kerendahan hati saya

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr.dr.H.Much.Syamsulhadi,Sp.Kj(K), selaku Rektor Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti

pendidikan di Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D, selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan

mengikuti pendidikan pada Program Pascasarjana.

3. Prof. Dr. Sigit Santoso, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kependudukan dan Lingkungan Hidup pada program Pascasarjana Universitas

Page 8: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sebelas Maret Surakarta sekaligus sebagai pembimbing II, yang telah

memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan di Program Studi PKLH.

4. Prof. Dr. Heribertus Sugiyanto, S.U. Selaku pembimbing I yang telah bersedia

meluangkan waktu serta dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan,

petunjuk dan arahan yang sangat berharga sehingga tesis ini dapat terselesaikan

dengan baik.

5. Tim Penguji Tesis Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan

Hidup Minat Utama Pendidikan Geografi Program Pasca Sarjana Universitas

Sebelas Maret yang telah berkenan menguji, memberikan saran dan bimbingan

untuk penyempurnaan tesis yang penulis susun ini.

6. Drs. M. Amir Khusni, MM. Kepala SMP Negeri 16 Surakarta dan seluruh staf

serta para siswa yang telah mau membantu memberikan informasi yang

mendukung penyelesaian tesis ini.

7. Keluarga tercinta, Suami dan anak-anakku Tita dan Titus yang telah banyak

memberikan perhatian, dukungan dan doanya.

8. Rekan-rekan Pascasarjana UNS Program Studi PKLH Minat Utama Pendidikan

Geografi dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.

Penulis berharap dan berdoa semoga bantuan yang telah diberikan kepada

penulis dalam bentuk apapun diberkati oleh Tuhan. Semoga penyusunan tesis ini

nantinya berguna bagi perkembangan pendidikan geografi khususnya dan

menambah khasanah perkembangan pendidikan di Indonesia.

Page 9: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Surakarta, 22 Desember 2010

Penulis

Christiana Yuning Ratista

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING…………………………… ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI TESIS ………………………… iii

HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iv

HALAMAN MOTTO…………………………………………………… . v

HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………… . vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

ABSTRAK ................................................................................................... xvi

ABSTRACT………………………………………………………………. . xvii

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................ 3

Page 10: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Pembatasan Masalah ............................................................... 4

D. Rumusan Masalah ................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian .................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian .................................................................. 7

BAB II. KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 8

A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 8

1. Tinjauan Minat Belajar ...................................................... 8

2. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar ..................................... 10

3. Pendekatan Model Pembelajaran Quantum ...................... 16

4. Komik Sebagai Media Pembelajaran ................................. 27

B. Penelitian yang Relevan ......................................................... 33

C. Kerangka Berpikir .................................................................. 34

D. Hipotesis ................................................................................. 38

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 39

A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................. 39

1. Waktu Penelitian ................................................................ 39

2. Tempat Penelitian .............................................................. 44

B. Subyek Penelitian ................................................................... 45

C. Sumber Data ........................................................................... 46

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ...................................... 47

1. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 47

2. Alat Pengumpulan Data ..................................................... 48

Page 11: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

E. Validasi dan Reliabilitas Data ................................................ 48

1. Validitas data…………………………………………. 48

2. Reliabilitas Instrumen……………………………… 53

F. Analisis Data ........................................................................... 54

G. Indikator Kerja ........................................................................ 56

1. Minat belajar siswa…………………………………… 56

2. Prestasi belajar siswa……………………………………. 56

H. Prosedur Penelitian ................................................................. 57

1. Perencanaan…………………………………………… 58

2. Pelaksanaan…………………………………………… 59

3. Pengamatan…………………………………………… 59

4. Analisis dan Refleksi………………………………… 60

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 63

A. Deskripsi Sekolah Tempat Penelitian .................................... 63

1. Tempat dan Lokasi ............................................................. 63

2. Sarana dan Prasarana ......................................................... 64

B. Dialog Awal Sebelum Penelitian ............................................ 65

C. Deskripsi Kondisi Awal .......................................................... 66

D. Deskripsi Siklus I ................................................................... 68

1. Perencanaan ....................................................................... 69

2. Pelaksanaan ........................................................................ 71

Page 12: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Pengamatan ........................................................................ 72

4. Refleksi .............................................................................. 75

E. Deskripsi Siklus 2 ................................................................... 76

1. Rencana Perbaikan ............................................................. 76

2. Pelaksanaan ........................................................................ 77

3. Pengamatan ........................................................................ 78

4. Refleksi .............................................................................. 81

F. Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus ............................. 81

G. Hasil Penelitian ....................................................................... 84

BAB V. PENUTUP ................................................................................... 88

A. Kesimpulan ............................................................................. 88

B. Implikasi ................................................................................. 89

C. Saran-saran ............................................................................. 89

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 90

LAMPIRAN………………………………………………………………. 92

Page 13: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel : Halaman

1. Alokasi Waktu Penelitian ................................................................. 42

2. Intepretasi reliabilitas ....................................................................... 54

3. Kreteria intepretasi minat belajar siswa .......................................... 55

4. Skor minat belajar IPS Geogtafi sebelum tindakan ......................... 66

5. Rekapitulasi nilai prestasi belajar siswa sebelum tindakan ............. 68

6. Rekapitulasi Nilai Post Tes Siklus 1 ................................................ 73

7. Hasil Tes Siklus 1…………………………………………………. 74

8. Rekapitulasi nilai pos tes siklus 2 .................................................... 79

9. Hasil pos tes siklus 2 ........................................................................ 80

10. Tindakan pada siklus 1 dan 2 .......................................................... 83

11.Minat dan prestasi belajar Siklus 1 dan 2 ........................................ 83

12.Hasil Penelitian ................................................................................ 86

Page 14: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar : Halaman

1. Skema kerangka berfikir ............................................................. 37

2. Pelaksanaan tindakan pada dua siklus ........................................ 61

3. Prosentase minat siswa……………………………………….. 86

4. Grafik minat siswa……………………………………………. 87

5. Grafik prestasi belajar………………………………………… 87

Page 15: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Christiana Yuning Ratista, S880809004. 2010. Model Pembelajaran Quantum Dengan Visualisasi Komik Untuk Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Vulkanisme Dalam Mata Pelajaran IPS Geografi Pada Siswa Kelas VII Ruang B SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011. Tesis. Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Minat Utama Pendidikan Geografi, Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan IPS Geografi tentang vulkanisme. Subyek penelitian adalah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Surakarta kelas VII ruang B pada tahun ajaran 2010/ 2011 pada semester 1 , dengan jumlah siswa 36 orang siswa yang terdiri dari siswa perempuan 18 orang dan siswa laki-laki 18 orang. Penelitian ini berlangsung selama 2 siklus dengan jumlah tatap muka setiap siklusnya sebanyak 2 kali, setiap kali pertemuan terdiri 2 jam pelajaran dikarenakan pada saat pengambilan data jatuh pada bulan Ramadhan, jumlah jam tatap muka setiap minggunya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Pendidikan IPS bagi siswa kelas VII adalah 2 jam. Data setiap siklus diperoleh melalui: Nilai hasil post test setiap berakhir satu kali tatap muka, Angket minat belajar siswa yang diberikan setiap berakhir siklus, respons siswa terhadap materi kegiatan belajar mengajar, catatan hasil pengamatan guru baik secara individu maupun saat siswa bekerja dalam kelompok. dan catatan lapangan yang peneliti lakukan di setiap kali tatap muka. Pada siklus 1 kreteria intepretasi skor minat siswa rata-rata 48,79% dengan kategori cukup, Pada siklus 2 kreteria intepretasi skor minat siswa rata-rata 65,54% dengan kategori kuat. Dari nilai post test yang didapat dari pada masing-masing siklus yaitu : siklus satu nilai rata-rata 6,84 yang didapat dari nilai rata-rata pada pertemuan satu 6,64 dan nilai rata-rata pada pertemuan ke dua adalah 7,03.Nilai hasil belajar siklus ke dua rata-rata 7,42 diperoleh dari nilai post tes pertemuan ke satu siklus dua nilai rata-rata 7,11 dan nilai rata-rata pada pertemuan ke dua siklus dua adalah 7,72 terlihat ada kenaikan hasil belajar rata-rata dari siklus satu ke siklus dua yaitu 0,58. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan tindakan berupa pemanfaatan model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik yang dilakukan peneliti selama penelitian berlangsung dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS Geografi tentang vulkanisme , hal tersebut terlihat dari nilai hasil belajar rata-rata siswa sebelum diberi tindakan siswa hanya mampu mencapai rata-rata nilai 6,05. Tetapi setelah diberi tindakan 1, rata-rata nilai siswa pada pertemuan 2 naik menjadi 7,03. Setelah tindakan 2 berakhir rata-rata nilai 7,72 sehingga kenaikan nilai prestasi belajar siswa dilihat dari kondisi awal sampai dengan kondisi akhir naik 1,67.

Page 16: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kata kunci: Minat, Prestasi belajar, Model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik.

ABSTRACT

Christiana Yuning Ratista, S880809004. The Quantum Learning Model with Comic Visualization to Improve the Learning Interest and the Learning Achievement in Social Science of Geography on Volcanism of the Students in Grade VII, Room B of State Junior Secondary School 16 of Surakarta in the Academic Year of 2010/2011: A Classroom Action Research. Principal Advisor: Prof. Dr.H.Soegiyanto, SU. Co-advisor: Prof. Dr.Sigit Santoso, M.Pd. Thesis: The Core Interest of Geography, The Graduate Program in Population and Environmental Science Education, Sebelas Maret University, Surakarta 2010. The objectives of the research are to investigate how far the utilization of the quantum learning model with comic visualization can improve the interest and the learning achievement in Social Science of Geography on Volcanism. The subjects of the research were the 36 students in Grade VII, Room B of State Junior Secondary School 16 of Surakarta in Semester I in the academic year of 2010/2011. They consisted of 18 males and 18 females. The research was conducted in two cycles. Each cycle consisted of two meetings; each meeting lasted for 2 hours of learning; the duration of each hour of learning was 30 minutes because the time when the data of the research were gathered was fasting month; and the number of meetings per week under the School-Based Curriculum (KTSP) of Social Science education for the students in Grade VII was 2 hours of learning. The data of each cycle were obtained through the scores of post-test administered for each meeting, questionnaire of students’ learning interest administered for each cycle, students’ responses towards the materials of the teaching and learning activities, teacher’s observation-based notes when the students worked individually or in group, and field notes taken from each meeting. The results of the research are as follows. In Cycle I, the score interpretation criterion of the students’ average learning interest was 48.79% with adequate category. In Cycle II, the score interpretation criterion of the students’ average learning interest was 65.54% with strong category. The students’ average score in Cycle I was 6.84. This score was derived from the average scores in meeting I and Meeting II of Cycle I. The average score of the post-test of the former meeting was 6.64, and that of the post-test of the latter meeting was 7.03. The students’ average score in Cycle II was 7.42. It was derived from the average scores in Meeting I and Meeting II of Cycle II. The average score of the post-test of the former meeting was 7.11, and that of the post-test of the latter meeting was 7.72. The results of the research indicate that the average score of the learning results from Cycle I to Cycle II improves up to 0.58.

Page 17: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Based on the results of the research, a conclusion is drawn that the application of the classroom action research through the utilization of the quantum learning model with the comic visualization can improve students’ learning interest and the learning achievement in Social Science of Geography on Volcanism. This is shown by the average learning results of the students prior to and following the treatments. Prior to the treatments, their average score is 6.05. Following the treatment in Meeting II of Cycle I their average score becomes 7.03, and following the treatment in Meeting II of Cycle II, their average score improves to 7.72. The average score from the preliminary condition (prior to treatment) to the final condition (following the treatments) improves up to 1.67. Keywords: Learning interest, learning achievement, and quantum learning model

with comic visualization

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah bagian dari proses kehidupan bernegara. Pendidikan yang

baik seharusnya dapat menciptakan generasi yang dapat meneruskan kelangsungan

hidup negara. Proses pendidikan ini mempersiapkan mereka baik dari sisi

pemikiran, moral, pengetahuan maupun keterampilan.

Pendidikan selalu berusaha menjadikan siswa sadar akan belajar mereka

sendiri. Para pengajar mulai mengikuti pergeseran anggapan bahwa belajar yang

Page 18: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

baik bukan tumbuh melalui tekanan yang berasal dari luar akan tetapi dari dalam

siswa sendiri. Dengan kesadaran ini siswa akan benar-benar mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan sebagai kegiatan yang menyenangkan untuk itulah

penumbuhan minat belajar dalam diri siswa menjadi misi tersendiri di samping

mengajarkan pengetahuan pada siswa. Berdasarkan pada teori minat, belajar akan

menjadi hal yang menarik bila merupakan kehendak sendiri siswa, minat ditujukan

pada pengalaman objektif siswa, terutama keinginan siswa sendiri untuk terlibat

dalam pelajaran dan aktivitas belajar siswa. Menjadikan pelajaran IPS Geografi

menjadi sangat menarik dan pada akhirnya menumbuhkan minat dan meningkatkan

prestasi siswa, inilah yang menjadi pusat perhatian peneliti dalam penelitian

tindakan kelas kali ini. Fenomena yang kini semakin marak di kalangan pelajar/

siswa, yaitu adanya kecenderungan membaca media hiburan seperti komik

dan majalah secara berlebihan dibandingkan dengan penggunaan waktu mereka

untuk mengerjakan tugas rumah mereka. Pengamatan pada gejala ini memberikan

gambaran bahwa siswa cenderung untuk memilih bacaan yang ringan, bergambar

dan warna yang menarik, sesuai dengan kekhasan perkembangan jiwa mereka dan

juga dekat dengan keseharian mereka yang penuh warna kehidupan. Gambaran ini

tentu kontras dengan pengajaran buku teks pelajaran yang sarat konsep dan jauh

dari apa yang mereka jumpai dalam kehidupan mereka. Buku teks monoton menjadi

buku yang hanya dibaca menjelang ujian atau ulangan harian saja. Pada akhirnya

belajar IPS Geografi menjadi kegiatan yang membosankan. Siswa tidak menangkap

Page 19: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

adanya keuntungan dari belajar IPS Geografi, selain untuk memperoleh nilai yang

baik, sehingga konsep yang mereka dapat menjadi tanpa makna. Hal ini

bertentangan dengan prinsip belajar tuntas dalam tujuan pembelajaran IPS Geografi,

dimana siswa diharapkan mampu membangun konsep geografi dari dalam dirinya

sendiri berdasar teori dan pengalaman belajar siswa serta dapat menguasai konsep-

konsep tersebut dengan baik dan benar.

Pendekatan apapun yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar IPS

Geografi sudah seharusnya diposisikan sebagai pusat perhatian utama. Pola

kegiatan pembelajaran di kelas tidak hanya ditentukan oleh didaktik-metodik apa

yang digunakan, melainkan juga oleh bagaimana peranaan guru memperkaya

pengalaman belajar siswa. Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian

kegiatan pengamatan lingkungan secara aktif. Guru harus memahami kemampuan

siswa tentang suatu konsep nilai yang akan diajarkan dalam pembelajaran IPS

Geografi.

Di samping itu guru harus memahami konsep dengan jelas selaras dengan konsep

yang direkam dari lingkungan belajarnya. Keadaan ini perlu untuk menghindari

kesalahan pemahaman antara nilai yang diajarkan di sekolah dengan konsep nilai

yang didapat dari lingkungannya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi

menjadi tantangan besar bagi guru tidak terkecuali guru IPS Geografi.

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, guru geografi dapat

meningkatkan kualitas suasana pembelajaran dengan memanfaatkan animasi

menjadi sebuah komik pembelajaran. Dengan meniru gaya komik yang sederhana,

Page 20: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lucu dan langsung mengena pada apa yang dijumpai siswa, konsep-konsep IPS

Geografi akan menjadi dekat dan pada akhirnya siswa merasa bahwa konsep-

konsep ini diperlukan. Penjabaran konsep-konsep IPS Geografi dalam bentuk

komik akan memancing minat belajar mereka tanpa paksaan dan penggabungan

dengan model pembelajaran quantum akan lebih memunculkan rasa bahwa belajar

IPS Geografi merupakan hal yang menarik, sehingga diharapkan belajar menjadi

suatu hal yang menyenangkan.

B. Identifikasi Masalah

Supaya penelitian yang peneliti lakukan bisa lebih terpusat, maka peneliti

perlu melakukan identifikasi masalah. Adapun identifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Mengapa minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS Geografi di kelas VII

ruang B pada semester 1 tahun ajaran 2010/2011 SMP Negeri 16 Surakarta

rendah.

2. Mengapa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Geografi di kelas VII

ruang B pada semester 1 tahun ajaran 2010/2011 SMP Negeri 16 Surakarta

rendah.

3. Faktor-faktor apa yang menyebabkan minat belajar siswa pada mata pelajaran

IPS Geografi di kelas VII ruang B pada semester 1 tahun ajaran 2010/2011 SMP

Negeri 16 Surakarta rendah.

Page 21: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Faktor-faktor apa yang menyebabkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

IPS Geografi di kelas VII ruang B pada semester 1 tahun ajaran 2010/2011 SMP

Negeri 16 Surakarta rendah.

5. Mengapa minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS Geografi di kelas VII

ruang B SMP Negeri 16 Surakarta harus ditingkatkan.

6. Mengapa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Geografi di kelas VII

ruang B pada semester 1 tahun ajaran 2010/2011 SMP Negeri 16 Surakarta harus

ditingkatkan.

7. Bagaimanakah caranya agar minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS

Geografi di kelas VII ruang B pada semester 1 tahun ajaran 2010/2011 SMP N

16 Surakarta bisa meningkat.

8. Bagaimanakah caranya agar prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS

Geografi di kelas VII ruang B pada semester 1 tahun ajaran 2010/2011 SMP N

16 Surakarta bisa meningkat.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian tidak tersebar kemana-mana sehingga penelitian ini tidak

terfokus, maka penulis perlu melakukan pembatasan masalah. Langkah awal yang

penulis lakukan dalam pembatasan masalah adalah dengan penulis tidak meneliti

semua variabel yang berkaitan dengan Pendidikan IPS Geografi yang membahas

tentang vulkanisme, tetapi dengan hanya membatasi 3 variabel saja yaitu :

Page 22: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Variabel rendahnya minat belajar IPS Geografi tentang vulkanisme di Sekolah

Menengah Pertama Negeri 16 Surakarta pada semester I tahun pelajaran

2010/2011.

2. Variabel rendahnya prestasi belajar IPS Geografi tentang vulkanisme di Sekolah

Menengah Pertama Negeri 16 Surakarta pada semester I tahun pelajaran

2010/2011.

3. Variabel penulis belum memanfaatkan model pembelajaran quantum dengan

visualisasi komik dalam pembelajaran IPS Geografi tentang Vulkanisme.

Selain ketiga variabel diatas sebetulnya masih ada beberapa variabel lagi

yang ada, pembahasan tentang variabel yang lainnya kemungkinan akan penulis

lakukan pada penelitian yang selanjutnya setelah penelitian ini selesai. Penulis

membatasi variabel terikat dengan hanya melakukan penelitian pada minat dan

prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS Geografi di kelas VII ruang B

semester 1 tahun ajaran 2010/2011 SMP Negeri 16 Surakarta tentang materi

vulkanisme.

Pembatasan variabel bebas yang peneliti lakukan guna meningkatkan minat

dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS Geografi pada SMP Negeri 16

Surakarta tentang vulkanisme, penulis memanfaatkan model pembelajaran quantum

dengan visualisasi komik didalam kegiatan belajar mengajar IPS Geografi pada

semester I tahun ajaran 2010/2011.

D. Rumusan Masalah

Page 23: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Untuk memperoleh kejelasan arah penelitian dan untuk memusatkan

penelitian, maka diperlukan perumusan masalah berdasarkan identifikasi masalah di

atas. Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik, dapat

meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan IPS Geografi

tentang vulkanisme bagi siswa kelas VII ruang B SMP Negeri 16 Surakarta

tahun pelajaran 2010/2011 ?

2. Apakah model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik, dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan IPS

Geografi tentang vulkanisme bagi siswa kelas VII ruang B SMP Negeri 16

Surakarta tahun pelajaran 2010/2011?

E. Tujuan Penelitian

Di dalam penelitian ini terdapat dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan

khusus. Tujuan umum dalam penelitian ini adalah : Untuk meningkatkan minat dan

prestasi belajar IPS Geografi siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 16

Surakarta. Sedangkan tujuan khusus dalam penelitian ini untuk :

1. Meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan IPS Geografi

tentang vulkanisme bagi siswa kelas VII ruang B SMP Negeri 16 Surakarta

tahun pelajaran 2010/2011.

2. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan IPS

Geografi tentang vulkanisme bagi siswa kelas VII ruang B SMP Negeri 16

Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

Page 24: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

F. Manfaat Penelitian

Atas dasar hasil-hasil penelitian diharapkan bermanfaat baik secara teoritis

dan praktis.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoris hasil penelitian ini berfungsi sebagai tambahan pengetahuan

baru tentang khasanah pengetahuan tentang minat dan prestasi belajar dengan

memanfaatkan model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik

vulkanisme dalam pembelajaran IPS Geografi. Dengan demikian hasil-hasil

penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengembangan penelitian

selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan

khususnya bagi guru, siswa, sekolah dan dinas pendidikan yang bersangkutan.

a. Bagi siswa, melalui penelitian ini siswa dapat memahami bahwa

pemanfaatan model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik sangat

diperlukan dalam proses pembelajaran guna merangsang minat belajar siswa.

b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan dalam rangka

peningkatan kualitas pembelajaran khususnya mata pelajaran IPS Geografi.

c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini merupakan gambaran yang dapat digunakan

sebagai dasar pengembangan metode pembelajaran.

BAB II

Page 25: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan tentang minat belajar

Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek, untuk

merasakan tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang

berkecimpung dalam bidang itu (Winkel, 1996:30). Menurut Doyles Fryr dalam

Wayan Nurkancana dan Sumantana (1983:229): minat adalah “Gejala psikis

yang berkaitan dengan aktifitas yang menstimulus perasaan senang pada

individu,” Reilly, Robert R and Ernest L Lewis (1983: 545) minat adalah

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keingintahuan yang besar

terhadap sesuatu.

Depdiknas (2003: 60) menyatakan minat adalah pilihan kesenangan yang

dapat membangkitkan gairah seseorang untuk memenuhi kesediaannya yang

dapat diukur melalui kesukacitaan, ketertarikan, perhatian, dan keterlibatan.

Minat merupakan kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh

perhatian pada orang, situasi atau aktivitas tertentu.

Bloom (1973: 380) mengartikan bahwa minat merupakan kondisi rangsang

yang dihubungkan dengan obyek tertentu dan dinyatakan sebagai rasa suka atau

tidak suka terhadap sesuatu.

dalam berhubungan dengan sesuatu.

Page 26: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pengertian minat yang masih menekankan perasaan yang dikemukakan oleh

Fryer yang dikutip oleh Bloom (1973: 123), yang membedakan minat subyektif

dan minat obyektif. Minat subyektif merupakan hasil penilaian perasaan

terhadap pengalaman tertentu yang menyenangkan, sedang minat obyektif

merupakan reaksi positif yang ditimbulkan oleh obyek dan kegiatan dalam

hubungan dengan lingkungan sekitar. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa

orang yang berminat terhadap sesuatu memiliki perasaan senang, dan perasaan

tersebut disebabkan adanya penilaian perasaan mengenai pengalaman-

pengalaman hidupnya.

Crow dan Crow (1989: 371) mengartikan “Minat merupakan kekuatan yang

mendorong individu dalam memberikan perhatian terhadap seseorang, sesuatu

atau kegiatan tertentu.” minat merupakan suatu motif yang menunjukkan arah

perhatian individu kepada suatu obyek, kegiatan. Orang yang berminat terhadap

sesuatu pada dirinya timbul dorongan untuk memperhatikan sesuatu. Kedua

pengertian tersebut mengandung dua unsur penting yang tercakup dalam

pengertian minat, yaitu motivasi dan perhatian. Penekanan aspek kognisi dalam

minat secara tegas dikemukakan oleh Whiterington (1983: 235), yang

mengartikan minat sebagai:”Kesadaran seseorang, bahwa suatu situasi

mengandung sangkut paut atau berhubungan dengan dirinya”.

Minat seseorang terhadap sesuatu bukan semata-mata merupakan bawaan

sejak lahir, melainkan lebih banyak sebagai hasil dari akumulasi pengalaman

orang tersebut. Jika pengalaman seseorang terhadap suatu kegiatan selalu

Page 27: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menimbulkan efek yang sesuai dengan harapannya, maka minat orang itu

terhadap kegiatan tersebut dapat meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat

Crow dan Crow (1989: 307) yang menyatakan bahwa timbulnya minat dapat

dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

2. Tinjauan tentang Prestasi belajar IPS Geografi

a. Pengertian Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah tingkat ketercapaian tujuan pendidikan dan atau

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum, GBPP atau

dalam perangkat perencanaan kegiatan pembelajaran lainnya ( Boediono,

1994:23). Menurut Winkel (1984: 51) prestasi belajar adalah bukti

keberhasilan yang dicapai. Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan

bahwa belajar adalah hasil maksimum yang dicapai oleh siswa setelah

melakukan kegiatan belajar yang dapat dibuktikan dengan angka, huruf,

maupun tingkah laku lain dalam periode tertentu. Dengan demikian, apabila

siswa sedang belajar IPS Geografi maka akan diperoleh prestasi dari hasil

belajar IPS Geografi.

Menurut Nasution ( 1982:39) prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai

dari suatu usaha dalam mengikuti pendidikan dan latihan tertentu. Wujud dari

prestasi belajar berupa pengertian, kecakapan-kecakapan serta keterampilan.

Dalam kegiatan pembelajaran untuk mengetahui seberapa jauh tujuan

pengajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai, maka diadakan penilaian atau

Page 28: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

evaluasi. Aiken. Lewis R. (1997: 109) menyatakan bahwa tes prestasi

biasanya menilai pengetahuan sesuatu yang telah digunakan secara

eksplisit, sehingga nilai-nilai pada tes cenderung dipengaruhi oleh latihan dari

tes-tes kecerdasan. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi selama

jangka waktu tertentu dari belum mampu kearah sudah mampu. Belajar

merupakan kegiatan yang tidak dapat disaksikan dari luar. Belajar adalah

suatu aktifitas mental/psikis yang belangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan dan

bebas ( Winkel 1996: 50).

Selain mempertahankan hal di atas, untuk mengajar harus memperhatikan

faktor kognitif, afektif dan psikomotorik. Proses belajar yang efektif dalam

kegiatan-kegiatannya, misalnya melakukan eksperimen, diskusi, observasi,

demonstrasi dan sebagainya (Muh. Syafik 2003:203). Dari uraian di atas

dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa

dan tingkat pencapaian prestasi pada suatu mata pelajaran.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Dimyati (1999:238) menyatakan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh

faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yang dialami dan dihayati siswa

yang berpengaruh terhadap proses belajar adalah: a) sikap siswa terhadap

proses belajar, 2) motivasi belajar, 3) konsentrasi belajar, 4) kemampuan

mengolah bahan ajar, 5) kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar, 6)

Page 29: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kemampuan menggali hasil belajar yang telah disimpan, 7) kemampuan untuk

berprestasi atau unjuk hasil belajar, 8) rasa percaya diri siswa, intelegensi,

keberhasilan belajar dan kebiasaan belajar. Faktor ekstern yang

mempengaruhi prestasi belajar antara lain: 1) guru sebagai pembimbing

belajar siswa, 2) sarana dan prasarana belajar, 3) kondisi pembelajaran, 4)

kebijaksanaan penilaian. 5) kurikulum yang diterapkan dan lingkungan sosial

siswa. Prestasi belajar setiap peserta didik berbeda-beda, hal ini sangat

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: faktor indogen dan faktor eksogen, a)

faktor indogen adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik. Faktor

eksogen dibagi menjadi dua yaitu faktor biologis dan faktor psikologis

(Abu Ahmadi,1982:7). Faktor biologis antara lain kesehatan, kelengkapan

panca indra, kelengkapan anggota badan atau tidak cacat. Faktor psikologis

antara lain intelegensi, minat, bakat dan emosi. Faktor eksogen meliputi faktor

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Faktor-

faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar juga dapat digolongkan

menjadi faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah yang berasal

dari dalam diri siswa. Faktor intern terdiri dari faktor fisik dan faktor non fisik

(psikis). Faktor fisik meliputi susunan syaraf, kesehatan jasmani dan

kesehatan indra. Adapun faktor psikis meliputi: 10 intelegensi, yang

merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang yang memungkinkan

memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkan ilmu yang timbul, 2) minat,

Page 30: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

merupakan kesadaran seseorang bahwa suatu obyek, suatu hal atau situasi

mempunyai sangkut paut dengan dirinya, 3) sikap, merupakan kesiapan pada

diri seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu, 4)

bakat, merupakan kemampuan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan

ketrampilan yang relatif umum atau khusus, 5) motivasi, merupakan faktor

dalam merangsang perhatian. Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari

luar diri siswa.

Faktor ekstern meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat

(Singgih D,Gunarso,1983:10). Keluarga sebagai faktor ekstern dalam

pencapaian prestasi belajar maksudnya adalah situasi atau kondisi yang

mendukung dan berpengaruh terhadap baik buruknya prestasi belajar siswa.

Faktor keluarga ini antara lain, keadaan sosial keluarga, jumlah anggota

keluarga, keharmonisan keluarga ( Singgih D. gunarso 1983:11).

Sekolah sebagai faktor ekstern merupakan tempat berlangsungnya aktivitas

siswa dalam proses belajar mengajar mempunyai pengaruh yang besar dalam

kaitan dengan usaha bagi peserta didik untuk mencapai prestasi belajar.

Faktor sekolah yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar terhadap

siswa antara lain; 1) guru, bertanggungjawab dalam menyampaikan materi

pelajaran, sikap dalam mengajar yang dipakai, 2) teman sekelas, merupakan

teman sepergaulan siswa dalam lingkungan sekolah sangat mempengaruhi

pencapaian prestasi belajar, 3) lingkungan sekolah, lingkungan sekolah yang

baik akan mendukung kelancaran proses belajar mengajar sehingga siswa

Page 31: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mendapatkan prestasi belajar yang baik seperti yang diinginkan, 4) fasilitas

sekolah, fasilitas sekolah sangat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi

belajar, karena dengan fasilitas yang terbatas maka pengetahuan siswa

terbatas pula. Misalnya buku-buku perpustakaan, alat-alat laboratorium atau

adat istiadat yang berlaku, sikap dan sifat masyarakat, aktivitas organisasi dan

sebagainya ( Singgih D. gunarsa 1982; 11).

c. Cara mengukur prestasi belajar siswa

Cara mengukur prestasi belajar siswa adalah dengan prosedur penilaian

atau tes. Adapun bentuk tes dapat berwujud tes lisan, tes tertulis atau tes

perbuatan. Untuk menentukan hasil belajar benar-benar telah tercapai atau

belum, diperlukan adanya suatu alat untuk mengukurnya yaitu tes atau

penilaian. Tes merupakan prosedur yang sistematis, artinya; a) item-item

dalam tes disusun menurut cara dan aturan tertentu, b) aturan administrasi dan

pemberian skor atau angka dilakukan dengan jelas dan dispesialisasikan

secara terperinci. Webster dalam Suharsini Arikunto ( 1998: 32) menyatakan

bahwa tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan alat lain yang digunakan

untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, bakat, intelegensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Dalam upaya untuk memperoleh informasi mengenai pengetahuan

maupun keterampilan siswa dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) tes

tertulis, merupakan alat penilaian yang menyajikan maupun pengerjaannya

dalam bentuk tertulis. Pengerjaan oleh siswa dapat berupa jawaban atau

Page 32: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pernyataan, 2) tes lisan, merupakan alat penilaian yang penyajiannya maupun

pengerjaannya oleh siswa dapat berupa jawaban atau pernyataan, maupun

tanggapan atas pertanyaan yang diajukan, 3) tes perbuatan, merupakan alat

penilaian yang penugasannya disampaikan secara tertulis maupun lisan dan

pengerjaannya dalam bentuk penampilan atau perbuatan. Pada umumnya tes

perbuatan dibutuhkan untuk memperoleh informasi yang diperlukan berkaitan

dengan kemampuan menampilkan sesuatu, seperti praktik kesenian, membaca

puisi, olah raga, maupun praktik di laboratorium.

Pengolahan prestasi belajar adaptif menerapkan kriteria Penilaian Acuan

Norma (PAN) atau menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP). Gronlund

( 1985 : 13) mengemukakan bahwa PAN merupakan penilaian yang

membandingkan hasil belajar siswa terhadap hasil belajar siswa lainnya.

Penilaian Acuan Patokan merupakan penilaian yang menggambarkan

seberapa jauh yang dapat dikerjakan siswa. Jadi penilaian proses belajar siswa

dilakukan dengan membandingkan hasil kerja siswa dengan patokan yang

telah ditetapkan. Dalam penelitian ini prestasi belajar IPS Geografi diukur

dengan prosedur penilaian acuan patokan.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menjadi salah

satu faktor keberhasilan belajar, sehingga penerapan model pembelajaran

quantum dengan visualisasi komik dalam pembelajaran Pendidikan IPS

Geografi diharapkan dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.

Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah tingkat keberhasilan siswa dalam

Page 33: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

materi pada standar kompetensi Memahami kehidupan manusia dan

kompetensi dasar Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses

pembentukan, dan dampaknya terhadap kehidupan bagi siswa kelas VII

semester I Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah.

3. Pendekatan model pembelajaran quantum

a. Pengertian quantum dalam pembelajaran

Quantum istilah dari ilmu fisika yang berarti interaksi-interaksi yang

mengubah energi menjadi cahaya. Semua kehidupan adalah energi. Rumus

yang terkenal dalam fisika adalah quantum, energi masa kali kecepatan

cahaya kuadrat. Tubuh manusia secara fisik adalah materi. Sebagai pelajar,

belajar bertujuan untuk meraih sebanyak mungkin cahaya, interaksi

hubungan inspirasi agar menghasilkan energi cahaya (De Porter, Reardon,

Singer-Nourie, 2001: 8). Dalam proses pembelajaran berupaya seoptimal

mungkin memberdayakan energi siswa untuk meraih prestasi belajar optimal.

Quantum learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang

telah terbukti efektif di sekolah dan bisnis bekerja untuk semua tipe orang dan

segala usia. Quantum learning berakar dari upaya Georgi Lozanov, seorang

pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan “sugestology”

atau “sugestopedia”. Prinsipnya bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi

hasil situasi belajar dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif

Page 34: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ataupun negatif. Beberapa teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti

positif adalah mendudukkan siswa secara nyaman, memasang musik latar di

dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poster

untuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi dan

menyediakan guru-guru yang terlatih baik dalam seni pengajaran sugestif.

Istilah lain yang hampir dapat dipertukarkan dengan sugestology adalah

“percepatan belajar” (accelarated learning). Percepatan belajar didefinisikan

sebagai “Memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang

mengesankan, dengan upaya normal dan dibarengi kegembiraan” (DePorter,

Reardon, Singer-Nourie, 2001: 8). Dalam proses perolehan informasi,

quantum learning memberikan perhatian pada hubungan antara penggunaan

bahasa dengan perilaku-perilaku guru. Penggunaan bahasa yang positif akan

mendorong tindakan-tindakan yang positif, sehingga akan merangsang fungsi

kerja otak yang efektif.

b. Pendekatan quantum dalam pembelajaran

Pendekatan quantum merupakan salah satu pendekatan yang dilakukan

dengan adanya penggubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam

dan di sekitar situasi belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur

belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan belajar siswa. Interaksi-

interaksi antar masing-masing komponen pendidikan akan mengubah

kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi kesuksesan belajar yang

Page 35: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya (DePorter, Reardon,

Singer-Nourie 2001: 5).

Pendekatan quantum dalam pembelajaran mendasarkan pada

pengkondisian kognisi dalam konteks dunia nyata. Menurut Sri Anitah, W

dan Noerhadi, Th (2003;8) pengkondisian dalam konteks dunia nyata

diartikan bahwa; 1) tugas tidak terpisah-pisah, namun merupakan bagian dari

konteks yang lebih luas. Guru berperan menciptakan lingkungan yang

menunjukkan konteks yang lebih luas yang relevan dengan masalah yang

dihadapi, 2) keriilan konteks lebih banyak mengacu pada tugas-tugas siswa

berdasarkan informasi dan lingkungan sekitar, 3) konteks lingkungan sangat

penting. Konsep esensial dalam paradigma ini adalah bahwa informasi tidak

dapat diingat secara independen atau keseluruhan yang abstrak, namun

informasi melekat pada konteks lingkungan. Secara kualitatif lingkungan

sekolah berbeda dengan lingkungan dunia nyata. Pengembangan lingkungan

belajar yang mampu merangsang dan meningkatkan partisipasi aktif siswa

dalam pembentukan pengertian dan konsep, menjadi kebutuhan yang sangat

penting.

Pendekatan quantum pada hakekatnya pendekatan pembelajaran yang

memberikan kesempatan secara luas dan menyenangkan kepada siswa untuk

berperan aktif dalam proses pembelajaran. Agar siswa berperan aktif dalam

pembelajaran harus diciptakan suasana yang menggairahkan dengan

menyajikan materi pelajaran yang bersifat menantang, mengesankan dan

Page 36: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dapat menumbuhkan/meningkatkan daya kreatif. Menurut Hadi Kusumanto

(1984;8) prinsip-prinsip penerapan belajar aktif sebagai berikut:

1) Prinsip motivasi, dalam belajar perlu diperhatikan motif-motif yang

mendorong siswa dalam pembelajaran dan selanjutnya ditumbuh

kembangkan.

2) Prinsip latar, dengan mempelajari sesuatu yang baru siswa telah

mengetahui hal-hal lain baik secara langsung maupun tidak langsung

berkaitan.

3) Prinsip pemusatan perhatian, dengan menggunakan pola tertentu yakni

mengkaitkan bagian-bagian yang terpisah dalam satu pelajaran.

4) Prinsip keterpaduan dengan mengkaitkan suatu bahan pelajaran dengan

bahan pelajaran lain baik dalam satu pelajaran maupun mata pelajaran

lain.

5) Prinsip pemecahan masalah, dalam pembelajaran perlu dikemukakan

situasi yang bermasalah agar siswa terbiasa menghadapi situasi yang

memerlukan pemecahan masalah.

6) Prinsip penemuan, pada hakekatnya siswa berpotensi untuk mencari,

menemukan, mengembangkan fakta dan menginformasikan.

7) Prinsip belajar sambil bekerja, pengalaman dari hasil bekerja tidak mudah

dilupakan akan diperoleh rasa percaya diri dan kepuasan diri.

8) Prinsip belajar sambil bermain, dalam pembelajaran perlu diciptakan

suasana gembira dalam bentuk kegiatan bermain yang kreatif.

Page 37: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9) Prinsip perbedaan individual, siswa memiliki perbedaan dalam hal tingkat

kecerdasan, kegemaran, latar belakang keluarga, sifat maupun kebiasaan.

10) Prinsip hubungan sosial, dalam pembelajaran berkelompok siswa akan

menyadari kelebihan dan kekurangannya sehingga tercipta suasana

kerjasama yang menyenangkan.

c. Faktor-faktor yang mendukung penerapan model pembelajaran quantum

Model pembelajaran quantum melihat kesuksesan siswa didasarkan pada

unsur-unsur yang tersusun dengan baik dengan sudut pandang yang berbeda,

antara lain suasana lingkungan, landasan, rancangan, penyajian, dan

fasilitas (De Potter, Reardon, Singer-Nourie,2005: 8). Menurut Brooks &

Brooks dalam Sri Anitah dan Noeerhadi, Th ( 2003:6) untuk mendukung

pembelajaran yang berusaha melihat permasalahan dari sudut pandang yang

berbeda adalah dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif,

nyaman dan kolaboratif. Guru harus menjadi kontruktivis di dalam suatu

proses pembelajaran, menyiapkan lingkungan belajar yang mendukung siswa

membentuk makna, mengapresiasikan ketentuan dan prinsip-prinsip belajar

bertanggung jawab.

Menurut De Potter, Reardon, singer-Nourie (2005 :9) ada beberapa

faktor yang mendukung penerapan model quantum, antara lain : 1)

lingkungan, terdiri dari lingkungan yang aman, mendukung, santai,

penjelajahan dan menggembirakan, 2) fisik, terdiri dari gerakan, terobosan,

perubahan keadaan, permainan, fisiologi, estafet, partisipasi, 3) suasana

Page 38: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang terdiri dari suasana yang nyaman, cukup penerangan, enak dipandang,

ada musiknya, 4) nilai-nilai dan keyakinan yang terdiri dari : a) sumber-

sumber, pengetahuan, pengalaman, hubungan, inspirasi, b) belajar untuk

mempelajari ketrampilan seperti menghafal membaca, menulis, mencatat,

kreatifitas, cara belajar, komunikasi, hubungan, c) metode yang digunakan

misalnya mencontoh, permainan, simulasi, simbol.

Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa faktor yang mendukung

penerapan model quantum learning dalam pembelajaran antara lain

lingkungan yang positif, suasana yang nyaman dengan musik latar dan

keyakinan siswa dalam belajar.

Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dapat diwujudkan dalam bentuk

mengajukan pertanyaan atau pemberian jawaban dalam pembahasan materi

pelajaran. Dalam menerima jawaban dari siswa, guru tidak langsung

menyalahkan jawaban siswa melainkan harus menelusuri mengapa siswa

menjawab demikian.

Untuk siswa yang menjawab salah, guru dapat mengajukan pertanyaan lain

yang mampu mengarahkan siswa agar dapat memberikan jawaban benar,

bertitik tolak dari kesalahan jawaban yang disampaikan sebelumnya. Sikap

guru kepada siswa yang menjawab benar, guru berusaha mengetahui

memahami alur berpikir siswa tersebut untuk mengembangkan kemampuan

berpikirnya lebih lanjut. Cara ini menyatukan unsur-unsur yang secara

Page 39: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sekilas tampak tidak mempunyai persamaan : hiburan, permainan, warna,

cara berpikir positif, kebugaran fisik dan kesehatan emosional, namun

semua unsur ini bekerja sama untuk menghasilkan pengalaman belajar yang

efektif. Model pembelajaran quantum mencakup aspek-aspek penting dalam

program neurolinguistik (NLP), yaitu penelitian tentang bagaimana otak

mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan

prilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara

siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui

penggunaan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan

positif faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang positif. Semua ini

dapat pula menunjukkan gaya belajar terbaik dari setiap orang ( De Porter &

Hernacki, 2001 : 14 ).

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

quantum adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang memberikan

sugesti positif pada siswa untuk belajar, mendorong siswa untuk belajar

yang mengesankan dan mengembangkan kemampuan menggunakan bahasa

dan prilaku yang positif dalam merangsang fungsi kerja pemikiran-

pemikiran siswa.

d. Model pembelajaran quantum dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Menurut Hoy, Bayne-Jardine & Wood (2000:3) bahwa tinggi

rendahnya kualitas pembelajaran merupakan hasil dari sistem yang

digunakan , sebagai hasil dari sebuah proses, kondisi orang-orang yang

Page 40: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terlibat dalam proses pembelajaran dan cara bekerja sama antar komponen

pembelajaran. Sejalan dengan itu, Ashcroft dalam Soetarno (2003:17)

menyatakan bahwa kualitas pembelajaran merupakan sebuah istilah yang

mengandung nilai terkait dengan tujuan, proses dan standar pendidikan.

Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang baik secara moral,

epistimologis, maupun edukatif memiliki tujuan, proses dan capaian dengan

standar tinggi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

DePorter, Reardon, Singer-Nourie ( 2001:327-336) pendekatan

quantum dalam pembelajaran memiliki prinsip dasar sebagai berikut :

1). Setiap orang adalah guru dan sekaligus siswa sehingga sang trainer

lebih bersifat sebagai fasilitator.

2). Bagi kebanyakan orang belajar akan sangat efektif jika dilakukan

dalam suasana yang menyenangkan, lingkungan dan suasana yang

tidak terlalu formal, sehingga siswa merasa santai.

3). Setiap orang mempunyai gaya belajar, bekerja dan berpikir yang

unik sesuai dengan jiwa masing-masing.

4) Modul pelajaran tidak rumit tapi harus dapat disajikan dalam bentuk

sederhana menuju ke kasus nyata.

5) Kunci menuju kesuksesan model pembelajaran quantum adalah latar

belakang (background) musik, yang memberikan pengaruh positif

dalam proses pembelajaran.

Page 41: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6) Metode peran, siswa aktif dalam membahas materi sesuai dengan

pengalamannya.

Untuk mewujudkan pembelajaran yang berkualitas dengan

mendasarkan pada prinsip dasar pendekatan quantum tersebut dilakukan

secara inovatif, adaptif, dan kreatif. Sejalan dengan itu, menurut Soetarno

(2003;19) perlu melakukan kegiatan-kegiatan untuk melakukan inovasi,

mengadaptasi, memodifikasi ataupun mengujicobakan metode, media dan

teknik-teknik evaluasi yang cocok, dan penyediaan fasilitas belajar yang

mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini perlu melibatkan

seluruh komponen pembelajaran sebagai upaya peningkatan kualitas

pembelajaran. Pembelajaran yang berkualitas menuntut keefektifan dan

efisiensi dalam penyelenggaraannya. Belajar akan efektif jika dilakukan

dalam suasana menyenangkan Peter Kline dalam Dryden & Vos

(2000;22). Selain itu juga perlu diciptakan suasana dan sistem (kondisi)

belajar yang kondusif, meskipun masih ada faktor lain yang akan

menentukan hasil belajarnya siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi

adalah faktor kemampuan guru dalam memilih pendekatan pembelajaran.

Oleh sebab itu mengajar yang diartikan sebagai suatu usaha menciptakan

sistem lingkungan, harus memungkinkan terjadi proses pembelajaran yang

fun dan enjoy, namun perlu diketahui pula bahwa sistem lingkungan inipun

dipengaruhi oleh berbagai komponen yang saling berinteraksi. Komponen

yang dimaksud antara lain: tujuan pembelajaran, bahan kajian yang

Page 42: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

disampaikan, guru, siswa, jenis kegiatan yang dikembangkan, metode,

serta media pembelajaran yang dipilih.

Sejalan dengan itu, Reiser & Dick dalam Soetarno (2003;28)

menyatakan bahwa pengertian pembelajaran efektif adalah pembelajaran

yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan, sikap, dan

keterampilan tertentu dengan proses yang menyenangkan. Siswa

merupakan fokus utama kegiatan pembelajaran. Menurut Joyce, Weil &

Calhoun (2000;6-7) menegaskan bahwa hasil jangka panjang terpenting

dari sebuah pembelajaran adalah diperolehnya peningkatan kemampuan

belajar secara lebih mudah dan lebih efektif di masa depan sebagai akibat

telah dikuasainya dengan baik pengetahuan dan keterampilan dari proes

pembelajaran yang diikuti. Menurut Soetarno (2003:28) guru yang berhasil

adalah guru yang mampu membawa siswa dapat mendidik diri mereka

sendiri, mampu memberdayakan siswa secara efektif, mampu mendorong

siswa menggunakan sumber-sumber belajar efektif, sehingga siswa mampu

menggunakan seluruh hasil belajar tersebut secara produktif.

Menurut Brown (1994;7) pembelajaran adalah proses membimbing

dan memfasilitasi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar

secara optimal.

Tugas guru dalam pendekatan quantum adalah membantu siswa agar

mampu mengkonstruksi pengetahuan dan pengalaman dari hasil belajar

yang sesuai dengan situasi kongkrit. Strategi pembelajaran merupakan

Page 43: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

media yang dapat digunakan untuk membantu mengembangkan potensi

siswa dalam mengkonstruksi pengalaman dan pengetahuan. Menurut

Driver dan Oldam dalam Paul Suparno (2002;69) mengemukakan bahwa

pembelajaran konstruktivis dapat dilakukan dengan kondisi sebagai

berikut; 1) siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan motivasi dalam

mempelajari suatu topik. Siswa diberi kesempatan untuk melakukan

observasi terhadap topik yang telah dipelajari; 2) siswa dibantu untuk

mengungkapkan idenya secara jelas dengan berdiskusi, menulis, membuat

poster dan media jenis lainnya. Siswa diberi kesempatan untuk

mendiskusikan hasil observasinya dalam wujud tulisan, gambar, poster

maupun karikatur; 3) membantu siswa membangun ide yang baru; 4)

membantu menggunakan ide siswa dalam berbagai situasi dan kondisi, dan

5) mereview ide yang telah digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Agar penerapan pendekatan quantum dalam pembelajaran mampu

meningkatkan kualitas pembelajaran, DePoter, Reardon, Singer-Nourie

(2001;335) menyatakan bahwa para siswa quantum belajar menyenangkan

dengan mengikuti petunjuk sebagai berikut :

1) Sebelum membaca, lihat materi bacaan secara sekilas pada malam

sebelumnya, dan lihat kembali catatan sebelum memulai pelajaran di

sekolah.

2) Manfaatkanlah setiap waktu, jadikanlah semua objek menarik dan

bersikap kreatiflah.

Page 44: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Belajarlah di tempat dan waktu yang teratur. Atur posisi yang baik dan

gunakan pencahayaan yang tepat.

4) Gunakan musik untuk mengendorkan pikiran.

5) Setiap setengah jam lakukanlah istirahat selama lima menit.

6) Umpan balik adalah informasi yang diperlukan untuk mendapatkan

keberhasilan dan memberikan arah.

Dari beberapa uraian diatas dapat dirumuskan bahwa pendekatan quantum

yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran IPS

Geografi yang bersifat partisipatif yang didukung dengan lingkungan belajar

yang aman dan nyaman, penerangan yang cukup, tersedianya sumber

belajar, menyenangkan dan ada musiknya.

e. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran quantum

Seperti halnya model-model pembelajaran yang lain, model

pembelajaran quantum inipun memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan model pembelajaran ini adalah :

1). Model pembelajaran quantum dapat mengubah proses belajar

menjadi sesuatu yang menyenangkan, sederhana dan efektif.

2) Model pembelajaran quantum diajarkan ketrampilan hidup seperti

berkomunikasi secara efektif, menjalin hubungan dengan orang lain,

berlatih mendengarkan/ menghargai pendapat orang lain dan belajar

memecahkan masalah.

Page 45: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Model pembelajaran quantum merupakan model yang mudah untuk

dipraktekkan, efektif dan menyenangkan sehingga seseorang dirangsang

semangatnya untuk berusaha keras menguasai materi yang dipelajari.

4). Model pembelajaran quantum mengajarkan tiga hal sekaligus yaitu

ketrampilan akademis, prestasi fisik dan ketrampilan hidup.

5). Terjadinya hubungan timbal balik yang menggambarkan kondisi internal

dan eksternal siswa dan guru.

Disamping memiliki kelebihan, model inipun memiliki beberapa kelemahan.

Kelemahan tersebut antara lain adalah dalam penggunaannya diperlukan

persiapan yang matang bagi seorang guru. Disamping itu juga diperlukan

kemampuan guru yang baik dalam proses pembelajaran, tidak hanya dari

segi penguasaan materi tetapi juga dari kemampuan guru dalam mengelola

kelas sehingga mampu mensugesti siswa sehingga mereka merasa nyaman

dan senang dalam mengikuti proses belajar mengajar.

4. Komik sebagai media pembelajaran

a. Pengertian Media

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan dari pengirim ke penerima yang dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan minat sehingga proses belajar dapat terjadi. Media

berkembang dari sebagai alat bantu mengajar yang dapat memberikan

pengalaman konkrit, meningkatkan motivasi dan daya serap sehingga

masuknya pengaruh alat audio visual. Berbagai macam media ini digunakan

Page 46: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

guru untuk menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan

dan pendengaran untuk menghindari verbalisme

( Arif S Sandiman, 1996 : 7).

b. Kegunaan Media

Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan sebagai berikut

1). Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis.

2). Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

3). Mengatasi sikap pasif anak didik dengan media yang tepat.

4). Menimbulkan persepsi, perangsang dan pengalaman yang sama.

c. Jenis Media

Berdasarkan karakteristiknya media dibagi menjadi :

1) Media grafis, termasuk di dalamnya adalah gambar/foto, sketsa, diagram,

bagan, grafik, poster, papan planel, papan bulletin, kartun dan komik.

2) Media audio termasuk dalam jenis ini adalah radio, tape recorder,

laboratorium bahasa.

3). Media proyeksi termasuk di dalam jenis ini adalah film bingkai, film

rangkai, media tranparansi, proyektor dan film.

d. Komik sebagai media pengajaran dan menghibur

1). Definisi dan Karakteristik Komik

Komik merupakan bentuk kartun yang mengungkapkan karakter

dan memerankan suatu cerita dalam urutan dalam gambar yang

Page 47: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berhubungan erat dan dirancang untuk menghibur para pembacanya.

Apalagi kartun sangat bergantung pada dampak penglihatan tunggal,

maka komik terdiri dari berbagai situasi cerita.

Beberapa perwatakan lain dari komik adalah sifatnya humor dan

memusatkan perhatian di sekitar rakyat. Cerita-ceritanya mengenai diri

pribadi sehingga pembaca dapat mengidentifikasikan dirinya melalui

perasaan serta meneladan sifat atau tindakan dari perwatakan-

perwatakan tokoh utamanya. Alur ceritanya ringkas dengan perwatakan

orangnya yang realistik penuh aksi, menarik perhatian semua orang dari

berbagai tingkat usia.

Luasnya popularitas komik telah mendorong banyak orang

menggunakan tehnik komik untuk penjelasan yang sungguh-sungguh

daripada hanya sebagai hiburan semata. Komik merupakan suatu bentuk

bacaan dimana anak membacanya tanpa harus dibujuk. Melalui

bimbingan dari guru, komik dapat berfungsi sebagai jembatan untuk

menumbuhkan minat baca ( Nana Sudjana, 1990 :68 )

Dengan demikian, buku-buku komik selain berfungsi sebagai

medium hiburan, juga dapat dipergunakan secara efektif dalam upaya

membangkitkan minat baca, mengembangkan perbendaharaan kata-kata

dan ketrampilan membaca serta dapat dijadikan media efektif untuk

tujuan pengajaran.

2). Asal usul komik

Page 48: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Untuk pertama kalinya, komik digunakan sebagai pengobar dari

peristiwa perang surat kabar antara William Randolph Hearst dengan

Joseph Pulitser pada pertengahan tahun 1890-an.

Lembaran berwarna dari majalah “Sunday” terbitan New York

Journal dan New York World saling bersaing dalam usaha memperbesar

peredarannya. Bagian penting dalam persaingan ini dimainkan dengan

gambar-gambar yang lucu, yang meliputi perwatakan terkenal dengan

nama “ The Yellow Kid “ Coretan ini hasilnya cepat terkenal dengan

bertambahnya peredaran New York World yang diterbitkan oleh

Pulitser.

Terlepas dari misi komersial surat kabar di atas, komik-komik baru

mulai diciptakan, misalnya Buster Brown dan The Katzen Jammer Kid

terbit tahun 1902. Serial Katzen Jammer telah diperkenalkan dalam

rangkaian cerita bergambar dengan perwatakan yang sama.

Popularitas komik ternyata telah mempengaruhi kesadaran

masyarakat Amerika dengan kuat sejak tahun 1930-an. Penelitian

Joseph Pulitse menunjukkan bahwa pembaca komik di Amerika Serikat

lebih dari 100 juta orang yang meliputi siswa-siswi SLTP dan SLTA.

Serta dibaca kira-kira 1/3 dari penduduk Amerika antara umur 18

dan 30 tahun. Antara 400 sampai 500 judul buku komik terjual dan

kurang lebih 95 juta kopi terjual pula setiap bulannya, diterjemahkan ke

Page 49: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam lebih dari 30 bahasa dan dibaca secara luas oleh lebih dari 100

negara.

Hasil ini, membuktikan bahwa komik telah memberi pengaruh

yang besar dalam kehidupan para remaja/pelajar. Dengan demikian

komik dapat dijadikan sebagai media komunikasi yang efektif.

3). Komik Geografi

Komik Geografi adalah komik yang secara implisit memuat kosep-

konsep atau persoalan yang ada dalam pembelajaran Pendidikan

Geografi. Proses penciptaan komik Geografi pada prinsipnya tidak jauh

berbeda dengan penciptaan komik-komik pada umumnya, namun dalam

komik Geografi cenderung mengandung nilai plus, artinya selain

memuat persoalan dan konsep Geografi , juga harus mengandung “

sense of humor” Adanya humor akan melahirkan kesan positif dan rasa

menyenangkan anak dalam belajar, tanpa merasa adanya beban.

Dalam penciptaan komik Geografi selain dituntut ketrampilan

menggambar yang baik dan kemampuan bercerita

(mengkomunikasikan) juga harus memiliki kedalaman rasa kepekaan

untuk mewujudkan ide imajinasinya yang terkesan abstrak, menjadi

gambar efektif yang dituangkan ke atas kertas. Lewat media komik

Geografi, pendidikan IPS Geografi dikenalkan sebagai ketrampilan di

dalam kehidupan sehari-hari yang sangat bermanfaat melalui konteks

yang akrab dan menarik bagi siswa. Hal ini akan sangat berguna untuk

Page 50: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

membangkitkan minat yang lebih tinggi dan pandangan positif terhadap

pendidikan IPS Geografi.

Siswa yang belajar tidak sekedar menghafal materi apa yang

diberikan oleh guru, melainkan secara aktif timbul minat untuk belajar

atas keinginannya sendiri. Ini merupakan salah satu implementasi dari

model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik geografi.

4). Keuntungan Pengajaran Dengan Media Komik Geografi

Beberapa keuntungan penggunaan media komik Geografi dalam

pengajaran pendidikan IPS Geografi, antara lain :

a) Prinsip psikologis terpenuhi, sebab kehadiran gambar/kartun dalam

komik Geografi, akan menyenangkan dan menghibur sehingga anak

belajar tanpa beban. Kondisi ini akan meningkatkan minat belajar

siswa.

b) Membantu ingatan siswa. Seseorang cenderung lebih mudah

mengingat hal-hal yang ada kesannya. Konsep Geografi yang

sarat dengan simbol dan aturan akan mudah diingat jika disertai

gambar.

c) Memusatkan perhatian siswa, siswa akan menaruh perhatian yang

sama pada materi yang termuat dalam komik Geografi, sehingga

guru lewat media komik Geografi, mata pelajaran IPS Geografi

dikenalkan sebagai keterampilan di dalam kehidupan sehari-hari

yang sangat bermanfaat melalui konteks yang akrab dan menarik

Page 51: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bagi siswa. Hal ini akan sangat berguna untuk membangkitkan

minat yang lebih tinggi dan pandangan positif terhadap mata

pelajaran IPS Geografi.

B. Penelitian yang Relevan

1. Sri Wahyuni Dwiyanti (2007), Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student

Team Achievement Divisions (STAD) Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Sekolah Menengah Atas

Muhammadiyah Wonosari ( Penelitian Tindakan Kelas).

Dalam kesimpulannya Penggunaan Model Kooperatif Tipe STAD dengan

karakteristik belajar kelompok dan pemberian penghargaan dapat meningkatkan

motivasi belajar hingga mencapai kualifikasi tinggi untuk seluruh siswa dan hasil

belajar siswa hingga mencapai ketuntasan sebasar 80% dalam mata pelajaran

Geografi.

2. Saptono Nugrohadi (2003), Penggunaan Metode Matriks Dengan Visualisasi

Media Komik Pada Pembelajaran Perhitungan Entalpi Reaksi Untuk

Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Memperhatikan

Pengetahuan Awal ( Studi Kasus Di SMU Negeri 1 dan SMU Negeri 3 Salatiga

Kelas II Semester 2 Tahun Pelajaran 2002/2003). Dalam kesimpulannya media

komik dapat diterapkan pada pembelajaran kimia untuk menarik minat siswa

dalam belajar konsep-konsep kimia, metode matrik yang disajikan dalam bentuk

komik lebih dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar

kimia.

Page 52: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Kerangka Berpikir Penelitian

1. Model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik dan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS Geografi

Berdasarkan pada kajian teori dan permasalahan yang peneliti teliti, pada

hakekatnya pembelajaran merupakan suatu kegiatan untuk mempengaruhi siswa

sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah dan mampu

mencapai hasil yang optimal.

Guru harus dapat menciptakan komunikasi interaktif kepada siswa agar

siswa dapat memperoleh pengetahuan yang disampaikan oleh guru dan dapat

mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Kenyataan menunjukkan bahwa

pelaksanaan pembelajaran belum sesuai dengan yang diharapkan. Mata pelajaran

IPS Geografi menjadikan pembelajaran tidak menarik dan menyenangkan bagi

siswa, siswa menjadi cepat bosan dan jenuh dengan suasana belajar seperti itu,

karena siswa kurang berminat terhadap mata pelajaran IPS Geografi

mengakibatkan prestasi belajar IPS Geografipun menjadi rendah.

Metode pembelajaran ceramah dengan guru sendiri yang mendominasi aktifitas

pembelajaran yang selama ini berlangsung di sekolah, membuat suasana

pembelajaran tidak menyenangkan dan siswa menjadi pasif. Akhirnya pada saat

diberikan ulangan harian/ ulangan blok setiap berakhirnya satu kompetensi

dasar, banyak siswa yang tidak dapat mencapai batas minimal nilai ketuntasan.

Keadaan ini mengharuskan guru untuk meningkatkan kualitas suasana

pembelajaran agar proses belajar mengajar berlangsung menyenangkan dan

Page 53: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menggembirakan siswa, dan minat siswa untuk belajar menjadi meningkat, hal

ini akan membuat siswa menjadi aktif dalam belajar, pada akhirnya prestasi

belajarpun meningkat dan dapat mencapai hasil yang optimal.

Model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik merupakan

alternatif pilihan bagi guru untuk meningkatkan kualitas suasana kegiatan

belajar-mengajar agar menjadi lebih menggairahkan bagi siswa. Setiap siswa

akan mendapat kesempatan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran baik secara

individu maupun dalam kelompok mereka. Suasana dalam proses belajar

mengajarpun menjadi tidak kaku dengan guru menciptakan suasana yang

menyenangkan dengan menghadirkan musik dan materi dalam bentuk gambar-

gambar menarik dalam komik, namun semua tetap berlangsung dalam kerangka

belajar sehingga mampu menciptakan suasana menyenangkan dan mendorong

aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar, jadi model pembelajaran quantum

dengan visualisasi komik dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata

pelajaran pendidikan IPS Geografi.

2. Model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS Geografi

Model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik juga memberikan

kesempatan pada siswa untuk memahami keterkaitan materi geografi yang

disampaikan dalam bentuk komik yang menarik dengan apa yang dialami dalam

kehidupan sehari-hari. Pemanfaatan model pembelajaran quantum dengan

visualisasi komik bertujuan agar siswa dapat :

a. Menciptakan sikap positip terhadap materi pembelajaran.

Page 54: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Meningkatkan ketrampilan bekerjasama dalam kelompok dalam

menyelesaikan masalah yang ada di komik geografi.

c. Meningkatkan rasa menghargai pendapat teman.

d. Mendorong untuk selalu berusaha memecahkan permasalahan yang dihadapi

siswa.

e. Meningkatkan prestasi belajar siswa.

Dari pemikiran tersebut diharapkan kegiatan pembelajaran IPS Geografi

dapat berlangsung lebih baik, terjadi komunikasi interaktif, tidak membosankan

siswa, siswa menjadi lebih aktif, kreatif dalam setiap kegiatan, serta siswa

mampu menguasai materi pelajaran yang disajikan, sehingga prestasi belajar

menjadi meningkat, jadi model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan IPS

Geografi.

Page 55: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Apabila disajikan dalam bagan, alur pemikiran di atas adalah :

Gambar 1. Skema kerangka berfikir.

Siswa :

Prestasi

KONDISI AWAL

TINDAKAN

KONDISI AKHIR

Guru : Belum memanfaatkan model pembelajaran

quantum dengan visualisasi komik

dalam pembelajaran

Dalam pembelajaran guru menggunakan

model quantum dengan visualisasi

komik

Diduga dengan memanfaatkan model

pembelajaran quantum dengan visualisai komik

dalam proses belajar mengajar dapat

meningkatkan prestasi dan minat belajar siswa dalam mata pelajaran pendidikan

IPS Geografi

Siswa : Prestasi dan minat belajar pada mata

pelajaran Pendidikan IPS Geografi rendah

Siklus I Dalam pembelajaran

IPS Geografi guru memanfaatkan

model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik

komik secara kelompok yang terdiri 6 orang.

Siklus II Dalam pembelajaran guru memanfaatkan

model quantum dengan visualisasi

komik secara kelompok terdiri 2

orang.

Page 56: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, hipotesis tindakan

penelitian ini adalah :

1. Pemanfaatan model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik, dapat

meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan IPS Geografi

tentang vulkanisme bagi siswa kelas VII ruang B SMP Negeri 16 Surakarta

tahun pelajaran 2010/2011.

2. Pemanfaatan model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik, dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan IPS

Geografi tentang vulkanisme bagi siswa kelas VII ruang B SMP Negeri 16

Surakarta tahun pelajaran 2010/2011

Page 57: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian

Penulis melakukan penelitian ini mulai dari bulan Juni 2010 sampai

dengan bulan Oktober 2010, adapun waktu penelitian ini dapat penulis uraikan

mulai dari penulis melakukan persiapan penyusunan proposal, penyusunan

instrumen, pengumpulan data, analisa data, pembahasan dan laporan hasil

penelitian. Penulis memulai pekerjaan penelitian ini dengan memulai membuat

persiapan penyusunan proposal pada bulan Juni 2010. Pada bulan Juli 2010,

penulis mulai menyusun instrumen penelitian yang nantinya akan penulis

gunakan pada saat tindakan kelas. Adapun instrumen penelitian yang penulis

susun meliputi: Angket minat siswa terhadap mata pelajaran IPS Geografi yang

akan diberikan sekali dalam satu siklus, komik tentang vulkanisme, lembar

observasi akan diisi oleh guru yang mengampu mata pelajaran IPS geografi di

kelas VII ruang B SMP 16 Surakarta yang menjadi teman kolaborasi penulis,

lembar observasi diisi oleh teman kolabarasi pada saat mengobservasi proses

Page 58: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

belajar mengajar yang dilakukan penulis saat pengambilan data baik pada siklus

satu maupun siklus dua, catatan harian yang akan penulis gunakan untuk

mencatat hal-hal penting pada saat proses belajar mengajar berlangsung di

kelas hasil observasi dan catatan kejadian di pakai untuk refleksi, instrumen

terakhir yang penulis susun adalah butir soal tertulis yang berbentuk pilihan

ganda yang nantinya dipergunakan untuk mengambil nilai post test yang

diadakan setiap menjelang berakhirnya tatap muka pertemuan. Apabila hasil

belajar siswa belum mencapai standar ketuntasan belajar minimal pada

kompetensi dasar ini maka dilanjutkan lagi pada siklus berikutnya dan

seterusnya sampai tercapai nilai tuntas, untuk mata pelajaran IPS Geografi

standar ketuntasan belajar minimal adalah 7,0 untuk kurikulum KTSP.

Penyusunan instrumen penelitian dan uji coba instrumen, penulis jadwalkan

selesai sampai dengan minggu ke dua bulan Agustus, minggu pertama bulan

Agustus penulis mulai dengan uji coba instrumen untuk kelas VII ruang E yang

bukan kelas untuk penelitian tindakan kelas ini. Memasuki bulan ke tiga

penelitian ini, yaitu minggu ke tiga bulan Agustus, penulis mulai melakukan

pengumpulan data dengan melakukan tindakan pada pertemuan satu siklus satu.

Setiap siklus terdiri dari dua kali tatap muka yaitu 4 jam pelajaran yang terbagi

dalam 2 kali tatap muka. Setiap kali tatap muka terdiri dari 2 jam pelajaran

sesuai dengan jadwal yang ada pertemuan Pendidikan IPS Geografi ruang B

setiap minggunya jatuh pada hari Senin. Yang kemudian dilanjutkan tindakan ke

Page 59: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dua pada siklus satu dengan jam tatap muka dan hari tatap muka yang sama

pada minggu berikutnya. Sehingga waktu yang dipergunakan dalam

pengumpulan data dengan melakukan tindakan pada siklus satu dan siklus dua

akan selesai seharusnya pada minggu kedua bulan September, namun menurut

kalender akademik ada libur satu minggu sebelum hari raya Idulfitri dan satu

minggu setelah hari raya, sedangkan hari raya Idul Fitri tahun ini jatuh pada

tanggal 10 dan 11 September 2010 dengan mempertimbangkan hal tersebut

maka, pengambilan data pada siklus dua baru penulis lakukan lagi pada minggu

ketiga dan keempat bulan September dan dari hasil penelitian tindakan kelas ini

apabila minat siswa dan prestasi belajar belum mencapai sesuai yang

direncanakan maka akan dilanjutkan siklus ke tiga, dan mungkin jadwal

pengambilan data penelitian akan mundur sampai dengan minggu ke dua bulan

oktober 2010. Waktu yang digunakan untuk melakukan tindakan pada setiap

siklus adalah 4 jam pelajaran, setiap satu jam pelajaran dihitung 45 menit jadi

setiap kali tatap muka 2x 45 menit, namun hitungan satu jam pelajaran akan

berubah apabila jam efektif belajar jatuh pada bulan Ramadhan, biasanya satu

jam pelajaran dikurangi 10-15 menit berdasarkan rapat dewan guru di masing-

masing sekolah. Analisis data penulis jadwalkan setiap setelah berakhir tatap

muka, hasil analisis akan digunakan untuk perbaikan pada pertemuan tatap muka

selanjutnya. Satu minggu kemudian penulis selesai dengan pembahasan dan

diskusi, maka penulis menyusun laporan hasil penelitian rencananya sampai

Page 60: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan minggu keempat bulan Oktober 2010. Pembagian waktu penelitian

untuk lebih jelasnya peneliti sajikan dalam bentuk tabel berikut.

Tabel 1. Alokasi Waktu Penelitian

No Uraian

kegiatan

Juni Juli Agustus September Oktober

1 Menyusun Proposal PTK

2 Menyusun dan uji coba

instrumen penelitian

3 Mengumpulkan data dengan melakukan tindakan :

a. Siklus 1 dan analisa data.

b. Libur Hari Raya Idul fitri

c. Siklus 2 dan analisa data

4 Pembahasan / Diskusi

5 Menyusun

Page 61: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

laporan hasil penelitian

Sumber : Observasi, Juni 2010.

Dari tabel di atas terlihat bahwapenulis melakukan pengumpulan data

dengan melakukan tindakan kelas pada siklus satu dan siklus dua penulis

lakukan pada minggu ketiga bulan Agustus sampai minggu keempat bulan

September dikarenakan ada libur hari Raya Idul Fitri selama 14 hari, dalam

pengambilan data terdiri dari 4 kali pertemuan yakni pertemuan ke satu siklus

satu, pertemuan ke dua siklus satu, pertemuan ke satu siklus dua dan pertemuan

ke dua siklus dua dan jika minat belajar siswa belum terlihat ada peningkatan

dan prestasi belajar belum mencapai standar ketuntasan minimal untuk mata

pelajaran IPS Geografi yakni nilai 7,0 maka akan dilanjutkan lagi ke siklus tiga

yang penulis jadwalkan sampai dengan minggu pertama bulan Oktober 2010,

alasan penulis melakukan pengumpulan data pada minggu ke tiga bulan Agustus,

karena pada tanggal 20 Juli 2010 siswa baru memulai hari efektif kegiatan

belajar mengajar untuk semester I dan kemudian siswa disibukkan dengan

kegiatan persiapan menjelang peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Negara

Republik Indonesia, sesuai kurikulum KTSP pada bulan Agustus materi

palajaran IPS Geografi sudah mulai memasuki materi sub bab vulkanisme, yang

materinya penulis pakai dalam penelitian ini, dengan penulis melihat distribusi

alokasi waktu pada semester satu tahun pelajaran 2010 / 2011. Untuk melakukan

pengumpulan data, penulis tidak bisa lakukan pada saat hari tidak efektif belajar

atau pada hari libur sekolah, karena penulis harus melakukan tindakan kelas. Jadi

Page 62: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

khusus untuk kegiatan pengumpulan data harus pada saat hari efektif belajar dan

sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan. Lain hal untuk kegiatan

penelitian yang lain seperti penyusunan proposal, penyusunan instrumen

penelitian, analisa data dan penyusunan laporan hasil penelitian dapat penulis

lakukan pada saat senggang artinya bukan pada hari / jam kegiatan sekolah.

Sebagaimana telah disinggung pada bab terdahulu bahwa penelitian

tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 16

Surakarta di kelas VII ruang B pada tahun pelajaran 2010 / 2011 pada mata

pelajaran Pendidikan IPS Geografi tentang vulkanisme. Penelitian ini penulis

adakan pada semester satu tahun ajaran 2010 / 2011 adalah bahwa Pendidikan

IPS Geografi penting bagi penulis mengupayakan agar minat dan prestasi belajar

siswa bisa meningkat, memenuhi batas minimal ketuntasan untuk mata pelajaran

Pendidikan IPS Geografi. Agar supaya penelitian berjalan dengan efektif maka

penulis melakukan penelitian ini dengan berkolaborasi dengan guru mata

pelajaran IPS Geografi SMP 16 Surakarta yang mengajar di kelas VII di tempat

penelitian tindakan kelas ini penulis lakukan.

2. Tempat Penelitian

Telah disinggung dalam bab terdahulu bahwa penelitian tindakan kelas ini

diadakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Surakarta di kelas VII ruang

B pada semester I tahun pelajaran 2010/2011 pada mata pelajaran Pendidikan

IPS Geografi tentang vulkanisme. Penelitian ini penulis adakan pada semester

satu dikarenakan penting bagi penulis agar prestasi belajar siswa dapat

Page 63: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

meningkat memenuhi batas standar ketuntasan belajar mengajar untuk

Pendidikan IPS Geografi yakni 7,0.

Penelitian yang sedang penulis laksanakan tidak boleh mengganggu

proses kegiatan belajar mengajar di kelas tempat penelitian ini penulis lakukan,

ini berarti penulis tidak boleh mengorbankan siswa demi penelitian ini. Dengan

kata lain penulis harus tetap mengutamakan siswa karena tujuan penelitian ini

untuk memperbaiki minat dan prestasi belajar siswa.

B. Subyek penelitian

Sebagai subyek penelitian pada penelitian tindakan kelas yang penulis

lakukan dalam penelitian ini adalah siswa.

Sedangkan yang menjadi obyek dalam penelitian tindakan kelas yang penulis

lakukan dalam penelitian kali ini adalah materi vulkanisme pada mata pelajaran

Pendidikan IPS Geografi.

Subyek penelitian pada tindakan kelas ini adalah siswa kelas VII ruang B

Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Surakarta pada tahun pelajaran 2010 / 2011.

Page 64: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Banyaknya siswa dalam kelas yang penulis jadikan sebagai subyek penelitian

berjumlah 36 orang siswa yang terdiri dari 18 orang siswa laki-laki dan 18 orang

siswa perempuan. Dengan tingkat kemampuan siswa rata-rata sedang.

Guru mata pelajaran pendidikan IPS di Sekolah Menengah Pertama Negeri

16 Surakarta ada 2 orang, untuk kelas VII ada 6 kelas diajar oleh satu orang guru,

penulis menggunakan kelas VII ruang B dalam penelitian tindakan kelas ini

dikarenakan kelas VII ruang B inilah yang memiliki masalah yang penulis teliti

dalam penelitian tindakan kelas kali ini.

Karena penulis sebagai guru sehingga subyek penelitian ini adalah siswa.

Dalam penelitian tindakan kelas populasi sama dengan sampel maka pada penelitian

tindakan kelas menggunakan subyek penelitian.

C. Sumber Data

Sumber data yang penulis gunakan pada penelitian kali ini ada 2 sumber data.

Yaitu sumber data yang berasal dari guru dan sumber data yang berasal dari siswa

sebagai subyek penelitian. Sumber data yang berasal dari subyek penelitian disebut

sumber data primer dan sumber data yang berasal dari bukan subyek penelitian

Page 65: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

namanya sumber data sekunder. Sumber data primer berasal dari siswa dan sumber

data sekunder berasal dari bukan siswa, yakni dari guru teman kolaborasi penulis.

Prestasi belajar siswa diambil dari hasil belajar mata pelajaran Pendidikan

IPS menjadi data primer karena hasil belajar diambil dari nilai, nilai berasal dari

siswa sehingga hasil belajar Pendidikan IPS Geografi menjadi sumber data primer.

Sedangkan proses pembelajaran dari penelitian ini yang dikumpulkan dari sumber

data yang bukan berasal langsung dari siswa namanya sumber data sekunder yang

diambil dari hasil pengamatan guru kolaborasi.

Data yang diperoleh dari siswa berupa hasil angket tentang minat belajar IPS

Geografi dan hasil belajar siswa dengan penulis melakukan post test pada setiap

berakhirnya tatap muka. Data primer kedua berbentuk pengamatan proses belajar

yang berbentuk kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi teman kolaborasi dan

catatan harian peneliti selama berlangsung proses kegiatan belajar mengajar.

Banyaknya data dalam penelitian yang penulis lakukan ada 5 yaitu :

1. Data dari hasil angket minat belajar siswa kelas VII ruang B sebelum penelitian

yang dilakukan yang penulis peroleh bersama guru kolaborasi.

2. Data dari angket minat belajar siswa yang didapat peneliti dari setiap akan

berakhirnya tatap muka dalam setiap siklusnya.

3. Data dari hasil ulangan harian siswa kelas VII ruang B sebelum penelitian ini

dilakukan yang didapat penulis bersama teman kolaborasi yakni guru yang

mengajar mata pelajaran IPS Geografi kelas VII ruang B.

Page 66: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Data siklus satu diperoleh dari hasil post test yang dilakukan pada setiap

berakhirnya tatap muka pada siklus satu dan proses pembelajaran selama siklus satu

berlangsung.

5. Data siklus dua diperoleh dari hasil belajar yang didapat pada setiap berakhirnya

tatap muka pada siklus dua dan proses pembelajaran selama siklus dua

berlangsung.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat dua tehnik pengumpulan data

yaitu :

a. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes dalam bentuk tes tertulis

untuk mengukur kemajuan prestasi belajar siswa.

b. Teknik dengan menggunakan non tes berupa: angket minat belajar, catatan

harian peneliti dan pengamatan/observasi teman kolaborasi dengan cara

mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung dalam pertemuan-

pertemuan tatap muka di siklus satu dan siklus ke dua dan siklus berikutnya.

2. Alat pengumpulan data

Karena penulis dalam penelitian ini menggunakan tehnik pengumpulan

data dengan tes tertulis maka alat pengumpulan data harus disesuaikan dengan

Page 67: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tehnik pengumpulan data yang dipergunakan, oleh karena itu penulis

menyiapkan butir soal tertulis. Butir soal tertulis yang penulis buat sebanyak 60

butir soal tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda, kemudian peneliti bagi dari 60

butir soal tes tertulis yang valid, menjadi 4 paket soal dengan tiap paket soal

terdiri dari 10 tes tertulis pilihan ganda untuk digunakan pada setiap kali tatap

muka, karena jumlah tatap muka ada 4 kali yakni 2 kali tatap muka untuk siklus

satu, 2 kali tatap muka untuk siklus dua untuk cadangan apabila batas nilai

minimal ketuntasan belum tercapai maka dilanjutkan siklus ketiga terdiri 2 tatap

muka, sehingga peneliti menyiapkan kemudian butir soal pilihan ganda untuk

siklus ke tiga.

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan juga tehnik pengumpulan data

non tes, alat pengumpulan data berupa angket minat belajar IPS Geografi yang

peneliti siapkan untuk setiap kali berakhir siklus peneliti menyiapkan 50 butir

soal angket minat belajar dan lembaran observasi untuk teman kolaborasi serta

catatan harian untuk peneliti sendiri.

E. Validitas dan Reliabilitas Data

1. Validitas data

a. Uji validitas angket minat belajar siswa

Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang tinggi validitasnya sehingga

alat ukur tersebut dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak kita ukur.

Dengan kata lain validitas suatu alat ukur adalah sejauh mana alat pengukur

tersebut memenuhi fungsinya sebagai alat ukur. Dalam penelitian ini data

yang akan diambil adalah data minat belajar siswa kelas VII ruang B SMP

Page 68: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Negeri 16 Surakarta dalam mata pelajaran IPS Geografi. Untuk memperoleh

data tersebut diperlukan alat pengumpul data. Instrumen yang digunakan

untuk mengukur minat belajar dengan menggunakan angket sesuai dengan

sasaran dan tujuan penelitian ini.

Pertanyaan tertulis yang digunakan dalam angket untuk memperoleh

informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi, atau hal-hal yang

ia ketahui (Suharsini Arikunto 1998: 139). Angket sangat efektif digunakan

dalam pendekatan deskriptif, metode ini lebih reliabel bila pertanyaan-

pertanyaan dibuat sebelumnya dan bila sampel pertanyaan yang disiapkan

cukup mewakili semua pertanyaan yang diperlukan dalam masalah penelitian.

Penggunaan angket merupakan hal yang pokok untuk mengumpulkan data

dalam penelitian deskriptif.

Tujuan pokok pembuatan angket adalah untuk :

1) Memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan deskriptif.

2) Memperoleh informasi dengan reliabilitas dan validitas setinggi mungkin

(Masri Singarimbun, 1999: 175).

Alasan penggunaan angket adalah; 1) subyek adalah orang yang paling

tahu tentang sesuatu yang ada pada dirinya, 2) apa yang dinyatakan subyek

kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya, 3) interprestasi subyek

tentang pertanyaan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan yang

dimaksud oleh peneliti (Sutrisno Hadi, 1991: 173). Instrumen yang digunakan

untuk mengetahui minat belajar adalah angket, dalam penelitian ini penulis

menggunakan model skala Likert dengan lima pilihan, yaitu : Sl : Selalu, Sr :

Page 69: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sering, Kd : Kadang-kadang, Jr : Jarang, Tp : Tidak pernah, dengan masing-

masing diberi bobot 1, 2, 3, 4 dan 5.

Sebagai acuan untuk menyusun instrumen pengumpulan data, maka

dibuat kisi-kisi yang didasarkan pada indikator dan deskriptor sebaran

pertanyaan dari variabel minat belajar terdiri dari yang diukur : 1) perhatian,

2) kemauan, 3) kesadaran , 4) perasaan senang.

Cara pemberian skor yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

1) Untuk pertanyaan positif, skor diberikan sebagai berikut:

Selalu (Sl) = diberi skor 5

Sering (Sr) = diberi skor 4

Kadang-kadang (Kd) = diberi skor 3

Jarang (Jr) = diberi skor 2

Tidak pernah (Tp) = diberi skor 1

2) Untuk pertanyaan negatif, skor diberikan sebagai berikut :

Selalu (Sl) = diberi skor 1

Sering (Sr) = diberi skor 2

Kadang-kadang (Kd) = diberi skor 3

Jarang (Jr) = diberi skor 4

Tidak pernah (Tp) = diberi skor 5

Sanusi Haryanto (1994: 41) mengatakan masalah validitas adalah

mempersoalkan ketepatan alat ukur untuk mengukur aspek yang ingin diukur.

Suharsini Arikunto (1998: 74) menyatakan bahwa suatu instrumen dapat

Page 70: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dinyatakan sahih (valid) apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang

hendak diukur. Suatu item mempunyai validitas yang tinggi jika skor pada

item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran dapat diartikan

dengan korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas item digunakan rumus

korelasi.

Sejalan dengan itu, Sugiyono (2009: 255) mengemukakan bahwa untuk

menguji validitas butir-butir instrumen dilakukan dengan analisis item.

Analisis item dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor butir

instrumen dengan skor total. Untuk pemeriksaan validitas butir angket

digunakan rumus korelasi product moment dari Pearson sebagai berikut:

{ }{ }2222 )()(

).(

YYNXXN

YXXYNrxy

S-S-S

SS-S=

Keterangan :

rxy : Korelasi Product Moment

N : Banyaknya siswa kelas VII ruang B

X : Skor butir angket.

Y : Skor total angket

∑X : Jumlah Skor X

∑Y : Jumlah Skor Y

∑XY : Jumlah skor-skor X dan Y yang dipasangkan

(Suharsini Arikunto, 1998: 162)

Angka hasil perhitungan korelasi product moment (rxy) tersebut,

kemudian dikonsultasikan dengan tabel (rxy) pada taraf signifikansi 5%. Butir

Page 71: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

soal dikatakan valid jika rhitung > rtabel. Berdasarkan hasil perhitungan dengan

bantuan komputer program SPSS.

b. Uji validitas tes prestasi belajar

Untuk memperoleh data tentang prestasi belajar mata pelajaran

pendidikan IPS Geografi tentang vulkanisme. Penulis berusaha agar butir soal

post test yang dibuat yang akan dijadikan sebagai data untuk melihat

perkembangan prestasi belajar pada setiap kali pertemuan baik dalam siklus

satu dan dalam siklus dua dapat mengukur keseluruhan isi bahan pelajaran

yang akan diukur, oleh karena itu peneliti membuat kisi-kisi soal terlebih

dahulu sebelum membuat butir soal tes, dengan membuat kisi-kisi soal

terlebih dahulu peneliti dapat melihat penyebaran materi yang akan diujikan.

Validitas soal adalah indeks diskriminasi dalam membedakan antara

peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang

berkemampuan rendah (Sumarno Surapranata, 2005: 60).

Untuk menetapkan kesahihan instrumen, maka diadakan uji coba. Uji

coba instrumen dilakukan terhadap siswa bukan responden penelitian ini.

Kelas yang peneliti pilih untuk uji coba adalah kelas VII ruang E, kelas uji

coba ini terletaknya agak jauh dari kelas VII ruang B, dengan alasan karena

letak kelasnya berjauhan dimungkinkan siswa tidak saling memberi tahu

jawaban soal tes.

Dalam penelitian ini validitas yang diukur meliputi validitas konstruksi.

Validitas konstruksi meliputi ketepatan butir-butir soal dengan setiap aspek

Page 72: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam Tujuan Instruksional Khusus (TIK) (Suharsimi Arikunto, 1988: 64).

Selain itu dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi poin beserial yang

berkaitan dengan korelasi butir setiap skor butir dengan skor keseluruhan.

Kreteria penentuan valid tidaknya didasarkan pada nilai r hitung dibandingkan

dengan nilai r tabel. Apabila nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel maka

butir soal dinyatakan valid, dan apabila nilai r hitung lebih kecil dari nilai r

tabel maka butir soal dinyatakan tidak valid dan tidak dapat dipakai sebagai

alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan hasil yang dapat

dipercaya, apabila alat ukur itu bila diteskan berkali-kali menghasilkan nilai yang

sama. Definisi reliabilitas menurut Suharsimi Arikunto (1983: 173) adalah alat

ukur sering diartikan sebagai keajegan alat ukur tersebut menunjukkan sejauh

mana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda jika

dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama.

Menurut Sanapiah Faisal (2001: 169) menjelaskan reliabilitas pengukuran

berhubungan dengan daya konstan alat pengukur di dalam melahirkan ukuran-

ukuran yang sebenarnya dari apa yang diukur. Uji reliabilitas dalam penelitian

ini menggunakan rumus Alpha-Cronbach digunakan untuk mencari reliabilitas

instrumen. Rumus Alpha-Cronbach sebagai berikut :

( )( )

22

2

1i i

i

N X XS

N N

-=

-å å

Kreteria reliabilitas :

Page 73: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Apabila datanya benar sesuai dengan kenyataan maka beberapa kali diambil

akan tetap sama.

b. Reliabilitas menunjukkan pada tingkat keandalan.

c. Reliabilitas artinya dapat dipercaya.

Untuk pengujian reliabilitas butir dilakukan dengan alat bantu komputer

melalui program SPSS.

Tabel 2. Kriteria reliabilitas

No Besar nilai r Interpretasi

1 0,800-1,000 Tinggi

2 0,600-0,800 Cukup

3 0,400-0,600 Agak rendah

4 0,200-0,400 Rendah

5 0,000-0,200 Sangat rendah

Sumber: Sudjana, Tarsito. 2000.

F. Analisis Data

Dalam Analisis data prestasi belajar yang peneliti gunakan kali ini tidak

menggunakan uji statistik tetapi menggunakan analisis diskriptif:

1. Minat belajar siswa dalam mata pelajaran IPS Geografi dapat dianalisis secara

kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan

Page 74: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu

mata pelajaran, pandangan atau sikap siswa, aktivitas siswa mengikuti pelajaran,

perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, minat belajar, rasa senang

terhadap mata pelajaran dan sejenisnya, Kreteria kualifikasi minat belajar siswa

menurut Riduwan (2002: 13-15) dengan lima kategori yaitu: sangat lemah,

lemah, cukup, kuat, sangat kuat, seperti tabel berikut.

Tabel 3. Kriteria Kualifikasi Minat Belajar Siswa

No Kriteria Interpretasi Skor Kriteria Minat Belajar

1 0% - 20% Sangat lemah

2 21% - 40% Lemah

3 41% - 60% Cukup

4 61% - 80% Kuat

5 81% - 100% Sangat kuat

Sumber: Ridwan, 2002.

2. Prestasi belajar dianalisis dengan analisis diskriptif komparatif yaitu dengan

membandingkan hasil nilai siswa yang didapat dari kondisi awal

dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus satu

kemudian hasil belajar yang diperoleh pada siklus satu dibandingkan dengan

hasil belajar yang diperoleh pada siklus dua serta hasil belajar dari kondisi

awal dibandingkan dengan hasil belajar yang diperoleh dari siklus dua. Hasil

dari kualifikasi data setiap siklus diperbandingkan untuk diketahui dan

Page 75: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diperoleh peningkatan minat belajar siswa dan prestasi belajar dalam mata

pelajaran IPS Geografi.

G. Indikator Kerja

Indikator kerja dapat dikatakan berhasil jika memenuhi batas Kreteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu siswa mengalami

ketuntasan belajar. Belajar siswa dikatakan tuntas berdasarkan kurikulum KTSP

yaitu lebih dari 70% untuk individu dan lebih dari 85% untuk klasikal.

Dengan kata lain, belajar dapat dikatakan tuntas jika seorang siswa secara

klasikal 85% dari jumlah siswa di kelas yang bersangkutan mendapat nilai lebih

dari 7,0. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai kurang dari 7,0 secara individu

siswa yang bersangkutan tidak tuntas. Secara lebih rinci adalah sebagai berikut:

1. Minat belajar siswa

a. Dorongan belajar siswa untuk mata pelajaran IPS Geografi 85%, artinya 85%

siswa terdorong belajar IPS geografi yang ditunjukkan oleh merasa

membutuhkan dan punya keinginan besar untuk menguasai mata pelajaran

IPS Geografi, ketekunan dalam belajar, ingin memecahkan masalah dalam

pelajaran IPS Geografi dengan baik, keyakinan diri terhadap kebenaran yang

dilakukan.

b. Minat siswa terhadap pembelajaran 85%, artinya 85% siswa memberi

perhatian terhadap pembelajaran IPS Geografi yang ditunjukkan oleh

penyediaan waktu untuk belajar IPS Geografi.

Page 76: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Prestasi Belajar Siswa

a. Ketuntasan belajar individual.

Siswa dinyatakan tuntas belajar secara individual apabila menguasai 70% dari

seluruh soal yang diberikan atau mendapat nilai minimal 7,0.

b. Ketuntasan belajar klasikal.

Ketuntasan belajar klasikal 85%, artinya jika 85% dari 36 siswa (31 siswa) di

kelas VII ruang B mencapai ketuntasan belajar.

H. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan

kelas yang terdiri dari dua siklus dan jika hasil belajar siswa belum mencapai

standar ketuntasan belajar minimal maka akan dilanjutkan siklus ketiga. Setiap satu

siklus terdiri dari 2 kali tatap muka yang setiap kali tatap muka terdiri dari 2 jam

pelajaran yaitu 2 jam pada pertemuan satu dan 2 jam pada pertemuan dua. Satu jam

pelajaran dihitung 45 menit pada hari biasa dan berkurang 10-15 menit khusus

selama bulan puasa, berdasarkan rapat dewan guru SMP Negeri 16 Surakarta jam

pelajaran selama bulan puasa menjadi 30 menit. Dalam kurikulum KTSP mata

pelajaran Pendidikan IPS untuk siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama setiap

minggunya disajikan dalam satu kali pertemuan selama 2 jam pelajaran. Untuk

SMP Negeri 16 Surakarta, dimana penelitian tidakan kelas ini dilaksanakan untuk

mata pelajaran khusus IPS disajikan selama 2 jam pelajaran setiap minggunya

dengan penyajian berselang seling dengan mata pelajaran ekonomi.

Page 77: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan pembicaraan dengan wakil kepala sekolah urusan kurikulum dan

teman kolaborasi, selama penelitian tindakan kelas ini berlangsung penulis

diperkenankan memanfaatkan waktu selama satu bulan berturut-turut untuk

melaksanakan tindakan kelas ini namun diselingi libur idulfitri, dengan

menyampaikan materi Vulkanisme dalam mata pelajaran IPS Geografi, jika

nantinya setelah satu bulan berlangsung penelitian ini dan hasilnya belum

memenuhi standart nilai ketuntasan minimal untuk prestasi belajar sesuai kurikulum

KTSP yakni 7,0, maka penulis diberi waktu satu kali siklus lagi untuk dapat

mencapai apa yang diharapkan dalam penelitian tindakan kelas ini.

Langkah-langkah dalam setiap siklus terdiri dari :

1. Perencanaan (Planning)

Rencana merupakan satu kebutuhan pokok dalam melaksanakan setiap

kegiatan, dalam perencanaan peneliti menjelaskan langkah-langkah yang harus

ditempuh baik yang akan dilakukan oleh guru, teman kolaborasi maupun siswa

dalam peneliti merencanakan dan melaksanakan penelitian tindakan kelas.

Dalam penelitian tindakan kelas inti peneliti menyiapkan :

a. Melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran IPS Geografi di SMP

Negeri 16 Surakarta, setelah mendapatkan ijin dari Kepala Sekolah dimana

penelitian ini diadakan.

b. Menetapkan pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang akan digunakan

dalam penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas ini disepakati antara

peneliti dan teman kolaborasi yakni guru yang mengajar mata pelajaran IPS

Page 78: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Geografi di kelas VII ruang B yakni kelas yang mempunyai masalah dengan

rendahnya minat dan prestasi belajar IPS Geografi yakni materi dari

Kompetensi Dasar 1.1 Mendiskripsikan keragaman bentuk muka bumi,

proses pembentukan dan dampaknya terhadap kehidupan. Dengan materi

Vulkanisme.

c. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

d. Menyiapkan lembar observasi guru yang akan diisi oleh guru teman

kolaborasi.

e. Menyiapkan lembar cacatan harian yang digunakan penulis untuk mencatat

hal penting yang terjadi selama proses belajar mengajar di kelas sedang

berlangsung.

f. Menyusun angket minat belajar siswa.

g. Menyusun format hasil refleksi untuk mendokumentasikan temuan di lapangan.

h. Menyiapkan soal post test.

i. Menyiapkan lembar jawaban post tes.

2. Pelaksanaan (Acting)

Setelah menyusun perencanaan, tibalah saatnya penulis melaksanakan

tindakan dalam kelas yang sebenarnya. Dalam pelaksanaan penulis melakukan

tindakan yang telah direncanakan baik dalam siklus satu maupun dalam siklus

dua dengan memanfaatkan model pembelajaran quantum dengan visualisasi

komik.

3. Pengamatan (Observing)

Page 79: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Teman kolaborasi melakukan pengamatan dalam pelaksanaan proses

belajar mengajar yang terjadi pada siklus satu maupun siklus dua. Dalam

penelitian ini hasil observasi penulis ,dituangkan dalam sebuah lembar observasi,

dan penulis membuat catatan khusus dalam catatan harian, berkaitan hal-hal

penting selama proses belajar mengajar berlangsung yang akan dipakai peneliti

sebagai catatan dalam refleksi untuk masuk pada siklus berikutnya setelah

mendiskusikan dengan teman kolaborasi terhadap hasil pengamatan setelah

proses belajar mengajar selesai dan membuat kesimpulan hasil pengamatan.

4. Analisis dan Refleksi (Reflecting)

a. Analisis

Langkah-langkah dalam kegiatan analisis dapat dilakukan sebagai

berikut :

1) Menganalisis tanggapan siswa pada lembar angket.

Metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar dinyatakan mampu meningkatkan minat dan prestasi belajar

apabila terdapat 85% dari seluruh siswa dalam kelas tindakan menyatakan

suka melakukan kegiatan pembelajaran IPS Geografi memanfaatkan model

pembelajaran quantum dengan visualisasi komik.

2) Hasil pengamatan oleh guru teman kolaborasi pada lembar observasi

menunjukkan apakah siswa mengikuti pelajaran dengan baik, yaitu dengan

siswa terlihat merespon dengan positif pembelajaran IPS Geografi yang

Page 80: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dilaksanakan dengan memanfaatkan model pembelajaran quantum dengan

visualisasi komik untuk materi tentang vulkanisme.

b. Refleksi

Melalui refleksi peneliti akan dapat menentukan apa yang telah dicapai, apa

yang belum tercapai serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran

berikutnya. Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan

kembali untuk merevisi rencana jika terjadi tindakan yang dilakukan dalam

penelitian ini belum berhasil memperbaiki minat dan prestasi belajar yang

diinginkan peneliti. Keempat langkah tersebut diatas merupakan langkah yang

berurutan, artinya langkah pertama harus dikerjakan lebih dahulu sebelum

langkah kedua dilaksanakan, demikian seterusnya. Keempat tahap tersebut

merupakan satu siklus, oleh karena itu setiap tahap akan berulang kembali.

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, peneliti kemudian membuat

rencana tindakan dengan peneliti merumuskan cara perbaikan yang akan

ditempuh dalam bentuk hipotesa tindakan. Hipotesa tindakan dalam penelitian

ini adalah dugaan rendahnya minat belajar dan prestasi belajar Pendidikan IPS

Geografi siswa kelas VII ruang B Sekolah Menengah Pertama Negeri 16

Surakarta dikarenakan peneliti belum memanfaatkan model pembelajaran

quantum dengan visualisasi komik dalam pembelajaran pendidikan IPS

Geografi selama ini, sehingga dalam penelitian ini peneliti memanfaatkan

model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik dalam melakukan

tindakan dalam siklus satu dan siklus dua.

Page 81: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Planing

Reflecting Acting

Observing

Planing

Observing

Reflecting Acting

Gambar 2. Pelaksanan tindakan pada dua siklus

Sumber : Observasi, Juni 2010.

Gambaran langkah-langkah dalam prosedur penelitian ini dapat dilihat pada gambar

diatas. Dalam penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui proses pengkajian

berdaur yang terlihat dari setiap siklus yang terdiri dari 4 tahap yaitu merencanakan,

melakukan tindakan, mengamati dan melakukan refleksi seperti

digunakan kembali untuk merivisi rencana pada siklus berikutnya jika ternyata

tindakan yang dilakukan belum berhasil memecahkan masalah yang terjadi.

Sebelum melaksanakan tindakan, guru harus melakukan persiapan akhir,

yang antara lain mencakup: pemeriksaan perangkat yang akan digunakan termasuk

mencoba menggunakannya, kesiapan-kesiapan lembar observasi dan instrumen

penelitian, urutan kegiatan, daftar pertanyaan lisan yang akan diajukan peneliti

untuk tanya jawab saat berlangsung proses pembelajaran.

Page 82: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini tidak semuanya berkait dengan

minat dan prestasi belajar, tetapi juga berkaitan dengan proses belajar karena

bagaimanapun juga perbaikan dalam proses pembelajaran diharapkan membawa

dampak pada peningkatan minat dan prestasi belajar.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan dengan

sistematika yang terdiri dari: Deskripsi sekolah tempat penelitian berlangsung,

dialog awal sebelum penelitian, deskripsi kondisi awal, deskripsi siklus satu,

deskripsi siklus dua, pembahasan tiap siklus dan antar siklus, terakhir peneliti akan

menguraikan tentang hasil penelitian tindakan kelas ini.

A. Diskripsi Sekolah Tempat Penelitian

1. Lokasi Sekolah

Page 83: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam penelitian tindakan kelas ini sekolah yang digunakan untuk

penelitian adalah Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Surakarta, beralamat di

jalan Kolonel Sutarto 188 Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Madya

Surakarta. Sekolah ini berdiri pada tahun 1979 dibangun diatas tanah pemerintah

seluas 4500 meter persegi. Lokasi Sekolah Menengah Pertama Negeri 16

Surakarta berada kurang lebih 4 kilometer sebelah barat kampus Universitas

Sebelas Maret Surakarta. Secara astronomi Sekolah Menengah Pertama Negeri

16 Surakarta berada di Garis Bujur 7033׳׳33.69׳ S dan 110050׳׳15.31׳ T.

Kelurahan Jebres berbatasan langsung dengan desa dan kelurahan lain di

wilayah kecamatan Jebres dan desa atau kelurahan lain di luar kecamatan Jebres

dan diluar Kotamadya Surakarta, yaitu berbatasan dengan kabupaten

Karanganyar.

Batas-batas wilayah kelurahan Jebres sebelah utara berbatas dengan kelurahan

Mojosongo dan Kabupaten Karanganyar. Sebelah selatan berbatas dengan

kelurahan Jagalan, Pucangsawit,dan Purwodiningratan. Sebelah timur berbatas

dengan kabupaten Karanganyar. Sebelah barat berbatas dengan kelurahan

Tegalharjo.

Batas-batas Kecamatan Jebres sebelah utara berbatas dengan kabupaten Karang

Anyar. Sebelah selatan berbatas dengan kecamatan Pasar Kliwon. Sebelah timur

berbatas dengan kabupaten Karanganyar. Sebelah barat berbatas dengan

kecamatan Banyuanyar.

2. Sarana dan Prasarana

Page 84: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Secara umum keadaan fisik dan prasarana sekolah sudah memadahi dalam

perawatan dan kebersihan.

Kamar kecil untuk siswa maupun guru dengan keadaan bersih.

Halaman sekolah hanya ada satu di depan sekolah mengingat lokasi SMP Negeri

16 tidak memungkinkan dilakukan pelebaran karena tidak ada lagi lahan yang

kosong, sisa tanah di dekat ruang kelas ditanami pohon perindang.

Ruang perpustakaan SMP Negeri 16 Surakarta berukuran lebih luas kalau

dibandingkan ruang kelas. Pengaturan tempat duduk dan meja berada di tengah-

tengah ruangan, rak-rak buku diletakkan di bagian pinggir di sekeliling ruangan.

Pada jam-jam istirahat banyak siswa yang memanfaatkan waktu untuk belajar di

perpustakaan, walaupun agak berdesak-desakkan siswa tetap banyak yang datang

ke perpustakaan. Satu ruang Mushola untuk meningkatkan keimanan dan

ketaqwaan siswa. Satu tempat parkir siswa dan satu tempat parkir guru. Ruang

Laboratorium IPA, Bahasa dan Komputer.

Kantin Sekolah ada 2 tempat 15 ruang kelas, satu ruang guru, satu ruang

Bimbingan dan Konseling, ruang UKS, ruang Multimedia, ruang ketrampilan.

ruang tata usaha, ruang Wakil Kepala Sekolah dan terakhir satu ruang gudang

untuk penyimpanan barang.

B. Dialog Awal Sebelum Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 18 Agustus, namun sebelumnya

pada tanggal 9 Agustus 2010 diawali dengan dialog awal antara peneliti dengan

wakil kepala sekolah, mulai pukul 07.45 WIB sampai dengan pukul 08.15 WIB di

Page 85: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ruang tamu sekolah. Pada kesempatan ini peneliti mohon izin untuk diperkenankan

mengadakan penelitian di SMP Negeri 16 Surakarta. Peneliti menjelaskan bahwa

tujuan penelitian ini adalah untuk mencoba menerapkan model pembelajaran

quantum dengan visualisasi komik dalam pembelajaran IPS Geografi untuk

meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.

Dialog berikutnya dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 Agustus Mulai

pukul 07.15 WIB pada kesempatan ini peneliti mengutarakan rancangan penelitian

secara lisan dan garis besarnya penelitian yang akan diterapkan.

Dialog yang dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 18 Agustus, mulai pukul

07.15 WIB sampai pukul 09.00 WIB pada kesempatan ini peneliti menyerahkan

surat ijin penelitian dan oleh sekolah peneliti dianggap secara resmi mulai

melakukan penelitian.

Pada kesempatan ini Ibu wakil kepala sekolah mengharapkan agar penelitian

dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan teliti terhadap segala efek yang timbul

baik positif maupun negatif.

Berdasarkan observasi awal kelas VII ruang B, adalah kelas yang memiliki

masalah seperti yang peneliti inginkan. Berdasarkan angket yang diisi oleh 36 siswa

kelas VII ruang B pada tabel disajikan rangkuman data minat siswa untuk

mengikuti pembelajaran IPS Geografi.

Tabel 4. Skor minat belajar IPS Geografi sebelum tindakan, yang diadakan oleh guru kolaborasi.

No Uraian Jumlah Skor

1 Jumlah Skor 1872

Page 86: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2 Rata-rata skor 2

3 Kualifikasi skor % 34,67%

4 Kategori Lemah

Sumber : Observasi, Agustus 2010.

Berdasarkan data hasil angket minat belajar siswa kelas VII ruang B sebelum

dilaksanakan tindakan, kreteria minat belajar kategori lemah dengan kreteria

intepretasi skor 34,67%.

C. Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum penelitian ini peneliti lakukan, nilai mata pelajaran Pendidikan IPS

Geografi siswa kelas VII ruang B masih rendah. Bukti bahwa prestasi belajar siswa

rendah dapat dilihat dari hasil ulangan yang sudah guru kolaborasi lakukan pada

bulan Juli untuk melihat kemampuan awal siswa dalam mata pelajaran IPS

Geografi. Yang dari ulangan harian didapat rata-rata nilainya 6,05. Nilai rata-rata

diperoleh dari jumlah keseluruhan nilai hasil ulangan dibagi dengan jumlah siswa

yang ikut ulangan. Melihat kenyataan bahwa nilai minimal ketuntasan yang

ditetapkan dalam kurikulum KTSP untuk Pendidikan IPS Geografi adalah 7,0

maka nilai rata-rata siswa kelas VII ruang B masih jauh dari batas minimal nilai

ketuntasan, dan dibandingkan dengan kelas VII yang lain, kelas VII ruang B

memiliki nilai rata-rata paling rendah pada saat ulangan untuk melihat kemampuan

awal siswa dalam mata pelajaran IPS Geografi. Dari hasil perhitungan angket minat

yang dilakukan guru kolaborasi, siswa di kelas VII ruang B termasuk dalam

kategori lemah minat terhadap mata pelajaran Pendidikan IPS Geografi, alasan

Page 87: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

siswa yang disampaikan secara lisan kepada guru kolaborasi karena mata pelajaran

Pendidikan IPS geografi adalah mata pelajaran hafalan dan membosankan serta

kadang susah dipahami karena bahasanya masih asing bagi siswa kelas VII, yang

baru saja menyelesaikan pendidikan sekolah dasar. Kalau siswa tidak berminat

untuk mempelajari sesuatu, tidak dapat diharapkan bahwa siswa akan berhasil

dengan baik dalam hal yang tidak diminati termasuk mata pelajaran Pendidikan IPS

Geografi. Kondisi awal inilah yang terjadi sebelum peneliti melakukan penelitian

ini.

Sehingga menjadi keinginan peneliti untuk mengusahakan bagaimana dapat

meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan IPS Geografi yang

nantinya akan berakibat pada peningkatan prestasi belajar Pendidikan IPS Geografi.

Gambaran kondisi awal dapat peneliti sajikan dalam bentuk tabel berikut :

Tabel 5. Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal.

No Uraian Ulangan Harian 1

1 Nilai terendah 4

2 Nilai tertinggi 8

Page 88: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3 Nilai rata-rata 6,05

4 Rentang nilai 4

Sumber : Observasi, Agustus 2010.

D. Deskripsi Siklus 1

Untuk dapat terorganisirnya penelitian yang peneliti lakukan ini maka

peneliti perlu mengadakan persiapan penelitian, adapun persiapan penelitian yang

peneliti lakukan sebagai berikut :

Peneliti pertama-tama membagi siswa yang ada yaitu 36 orang siswa di kelas

VII ruang B menjadi 6 kelompok, jadi masing-masing kelompok beranggotakan

6 orang siswa. Dalam pembagian kelompok ini peneliti membagi kelompok terdiri

dari laki-laki dan perempuan dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda,

peneliti membagi kelompok berdasarkan daftar urut absen kelas, pembagian

kelompok peneliti lakukan 5 menit sebelum menyampaikan materi pelajaran pada

pertemuan satu siklus satu.

Peneliti menyusun soal-soal yang akan peneliti pakai sebagai bahan

penilaian kemajuan prestasi belajar siswa dalam post tes tentang materi yang

disajikan di setiap kali tatap muka, soal-soal berkisar tentang vulkanisme, yang

didalamnya termasuk materi proses alam endogen yang menyebabkan berbagai

bentukan di permukaan bumi, gejala-gejala vulkanisme, mendeskripsikan bentuk

gunung api dan mengidentifikasi dampak positif dan negatif dari vulkanisme. Post

tes ini digunakan pada setiap menjelang berakhirnya tatap muka atau kurang lebih

Page 89: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10 menit menjelang akhir pembelajaran, sedangkan angket minat belajar hanya

peneliti berikan kepada siswa sebanyak dua kali yakni pada akhir pertemuan siklus

satu dan pertemuan akhir siklus dua.

Peneliti menyusun kasus tentang vulkanisme dalam bentuk komik

bergambar, pada tatap muka kali ini peneliti membagi komik bergambar pada

kelompok besar yang beranggotakan 6 orang siswa, maksud peneliti dengan

menyajikan materi IPS Geografi dalam bentuk komik bergambar yang menarik

akan menumbuhkan minat siswa terhadap materi IPS Geografi serta siswa dapat

memahami materi Pendidikan IPS Geografi secara bermakna. Menyusun format

catatan lapangan yang digunakan peneliti pada setiap kali mengajar.

Untuk memperoleh data tentang kemajuan prestasi belajar, peneliti membuat

analisis nilai hasil belajar yang diambil dari hasil nilai post tes siswa yang diberikan

setiap akhir tatap muka, analisis nilai hasil belajar selanjutnya digunakan untuk

memutuskan kemajuan tingkat prestasi belajar siswa.

Untuk memperoleh data tentang peningkatan minat belajar siswa dalam

Pendidikan IPS Geografi, peneliti melakukan penilaian terhadap minat belajar pada

pertemuan satu siklus satu dan pada pertemuan dua siklus dua.

1. Perencanaan Siklus Satu

Penelitian yang peneliti lakukan ini terdiri dari 2 siklus yang ditetapkan

berdasarkan materi pelajaran, satu siklus terdiri dari 2 kali tatap muka yaitu 2

jam pelajaran pada pertemuan satu dan 2 jam pelajaran pada pertemuan kedua.

Satu jam pelajaran dihitung 30 menit dikarenakan pada saat peneliti melakukan

Page 90: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengumpulan data bertepatan dengan bulan Ramadhan, biasanya satu jam

pelajaran lamanya 40 menit namun selama bulan suci Ramadhan dikurangi 10

menit sehingga satu jam pelajaran menjadi hanya 30 menit, jumlah keseluruhan

jam dalam setiap siklusnya terdiri dari 4 jam pelajaran. Permasalahan yang

belum dapat dipecahkan pada siklus satu, direfleksikan peneliti untuk mencari

penyebabnya. Selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan

untuk diterapkan pada siklus kedua sampai masalah yang dihadapi dapat

dipecahkan secara tuntas.

Rencana tindakan yang akan diberikan pada tatap muka saat siklus satu.

a. Peneliti menggunakan metode quantum dengan visualisasi komik dalam

proses belajar mengajar.

b. Peneliti mengamati partisipasi siswa dari kelompok satu ke kelompok lainnya

secara merata saat mereka melakukan diskusi kelompok dengan peneliti

memanfaatkan komik untuk menyampaikan materi pelajaran tentang

vulkanisme.

c. Dalam memanfaatkan metode quantum dengan visualisasi komik, peneliti

telah menyiapkan komik bergambar sebelum kegiatan belajar mengajar

berlangsung.

d. Peneliti memberi tugas kepada setiap siswa untuk mencari di media cetak

maupun elektronik seperti koran, majalah, buku-buku pelajaran geografi,

Televisi atau dari internet mengenai bentuk-bentuk gunung api, tugas ini akan

dipergunakan pada saat pertemuan pada siklus dua.

Page 91: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. Pada akhir pelajaran guru memberikan soal post tes dan angket minat belajar.

2. Pelaksanaan (Acting)

a. Peneliti melakukan apersepsi (kurang lebih selama 10 menit) dengan

menanyakan kepada siswa mengenai bentuk rupa bumi.

b. Dalam memanfaatkan metode quantum dengan visualisasi komik pada

pertemuan ke satu siklus satu peneliti melibatkan semua siswa yang sudah

terbagi dalam kelompok, siswa duduk bersama dengan anggota kelompoknya

masing-masing yang berjumlah 6 orang.

c. Pada siklus satu peneliti melakukan 2 kali tatap muka dengan masing-masing

tatap muka menyajikan materi yang berbeda. Pertemuan ke satu siklus satu

menyampaikan materi proses endogen yang menyebabkan berbagai bentukan

di permukaan bumi, pada pertemuan ke dua siklus satu mendeskrisikan gejala

vulkanisme. Materi pembelajaran sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan untuk mata pelajaran Pendidikan IPS Geografi bagi siswa kelas

VII Sekolah Menengah Pertama.

d. Peneliti memanfaatkan metode quantum dalam kegiatan belajar mengajar

pada siklus satu dengan peneliti menvisualisaikan materi pelajaran dalam

bentuk komik bergambar, peneliti melakukan tanya jawab yang

pertanyaannya sudah peneliti persiapkan terlebih dahulu sebelum kegiatan

belajar mengajar berlangsung. Pertanyaan dilemparkan kepada siswa yang

telah tergabung dalam kelompok, tentang materi vulkanisme yang dikemas

dalam bentuk cerita yang ada dalam komik bergambar atau permasalahan

yang kemungkinan terjadi dalam kehidupan di masyarakat, setelah membahas

Page 92: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

materi yang ada pada komik bergambar, tugas kelompok yang telah selesai

meminta tanggapan dari kelompok yang lain dan kelompok lain memberikan

tanggapan berdasarkan pemahaman mereka setelah sebelumnya mempelajari

materi yang disajikan dalam bentuk komik. Kelompok yang benar dalam

menanggapi permasalahan yang disajikan, akan mendapat kesempatan untuk

mendapatkan nilai satu sebagai hadiah dari ketepatannya memberikan

tanggapan. Di akhir permainan nilai dijumlah, kelompok dengan jumlah nilai

terbanyak itulah juaranya.

e. Pada 10 menit menjelang berakhirnya pelajaran guru memberikan post test

untuk mendapatkan nilai hasil belajar guna melihat perkembangan kemajuan

prestasi belajar siswa pada siklus satu.

3. Pengamatan (Observing)

Peneliti sambil menyampaikan materi diselingi mengamati hal-hal berikut

ini dalam pembelajaran :

a. Siswa dalam melakukan diskusi kelompok dengan dipandu komik bergambar

geografi, terlihat mempengaruhi minat dan keaktifan siswa, tetapi belum

optimal.

b. Masih terdapat beberapa siswa yang masih kurang berpartisipasi aktif untuk

ambil bagian dalam membahas materi dalam kelompok.

c. Peneliti masih kurang efisien dalam penggunaan waktu dalam kegiatan belajar

mengajar sehingga waktu yang digunakan untuk pelaksanaan post tes terlalu

singkat dan terburu-buru menjelang berakhirnya pelajaran.

Page 93: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Ketuntasan belajar secara individual mencapai 20 siswa dari 36 jumlah siswa

yang ada.

e. Data nilai prestasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel.

Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Post tes Siklus Satu

No Uraian Post tes 1 Post tes 2

1 Nilai terendah 4 5

2 Nilai tertinggi 9 9

3 Nilai rata-rata 6,64 7,03

4 Rentang nilai 5 4

Sumber : Observasi, Agustus 2010.

Page 94: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 7. Hasil post tes pertemuan 1 dan 2 pada siklus 1.

No Kode responden Post test 1 Post test 2 1 01 6 6 2 02 7 6 3 03 6 6 4 04 7 7 5 05 6 6 6 06 4 6 7 07 6 5 8 08 7 7 9 09 7 7 10 10 6 7 11 11 6 6 12 12 7 7 13 13 6 6 14 14 6 7 15 15 6 6 16 16 7 8 17 17 6 6 18 18 6 7 19 19 8 8 20 20 8 8 21 21 6 6 22 22 6 8 23 23 Sakit 6 24 24 6 6 25 25 8 9 26 26 6 6 27 27 6 7 28 28 7 8 29 29 8 8 30 30 7 7 31 31 9 6 32 32 8 8 33 33 6 8

Page 95: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34 34 6 5 35 35 7 7 36 36 9 9

J u m l a h 239 253 Rata - rata 6,64 7,03

Sumber : Observasi, Agustus 2010.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan, prestasi belajar siswa yang didapat dari

hasil post tes yang diberikan kepada siswa diperoleh hal-hal sebagai berikut :

a. Adanya kesadaran peneliti tentang kekurangan-kekurangan yang dirasakan

pada saat pembelajaran berlangsung.

b. Adanya inisiatif peneliti untuk berusaha memperbaiki kekurangan-

kekurangan tersebut pada pertemuan berikutnya.

c. Metode yang digunakan tepat meskipun pelaksanaannya belum efektif.

d. Peneliti merasa kaku dalam mengajarkan materi karena khawatir kalau

tahapan yang telah dipersiapkan dalam penyampaian materi yang sudah

dipersiapkan secara runtut ada yang tertinggal tidak tersampaikan.

e. Penggunaan waktu belum sesuai sebagaimana yang direncanakan dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

f. Ada beberapa siswa yang masih terlihat kurang mau bekerja sama dalam

diskusi kelompok, walaupun jumlahnya tidak terlalu banyak namun peneliti

melihat hal ini merupakan kendala.

Page 96: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

g. Langkah-langkah tindakan tidak sepenuhnya dapat dilakukan peneliti karena

sebelumnya tidak terbiasa memanfaatkan model pembelajaran quantum

dengan visualisasi komik dalam kegiatan pembelajaran.

h. Prestasi belajar siswa yang didapat dari nilai post tes masih rendah yaitu pada

pertemuan 1 nilai rata-rata 6,64 dan nilai rata-rata pertemuan 2 adalah 7,03

sehingga total nilai rata- rata siklus satu 6,84.

E. Deskripsi Siklus 2

1. Rencana Perbaikan

Peneliti mencoba menerapkan kembali perencanaan pada siklus satu

tetapi dengan cara yang lebih baik.

a. Peneliti masih tetap menggunakan metode pembelajaran quantum dengan

visualisasi komik dengan cara berkelompok namun jumlah anggota kelompok

pada siklus dua diperkecil dengan setiap kelompok hanya beranggotakan dua

orang siswa.

b. Peneliti memberikan bimbingan siswa dari kelompok ke kelompok saat

mereka melakukan diskusi kelompok dengan memanfaatkan model

pembelajaran quantum dengan visualisasi komik.

c. Dalam memanfaatkan model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik

kali ini peneliti mencoba memberikan bimbingan lebih intensif kepada

Page 97: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kelompok yang belum dapat menganalisa dengan baik contoh-contoh kasus

yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari tentang materi vulkanisme yang ada

didalam gambar komik.

d. Menjelang berakhir pelajaran peneliti memberi tugas kepada siswa untuk

mencari referensi dari media cetak dapat berupa buku, surat kabar, tabloit

atau apa saja yang menunjukkan fenomena alam akibat vulkanisme baik

dampak positif maupun dampak negatifnya.

e. 10 menit sebelum berakhir pelajaran peneliti membagikan soal post tes dan

angket minat belajar untuk dikerjakan tiap siswa.

2. Pelaksanaan (Acting)

Pelaksanaan tindakan pada siklus dua ini, pada awal pembelajaran

peneliti kembali menyuruh siswa duduk berkelompok sesuai dengan kelompok

yang telah ditentukan pada pertemuan sebelumnya. Peneliti menjelaskan dan

mempertegas cara siswa bekerja dalam kelompok, kemudian peneliti lebih

meningkatkan bimbingannya pada siswa ketika sedang melaksanakan diskusi

kelompok dengan memanfaatkan komik dalam pembelajaran.

Pada pertemuan siklus kedua, peneliti hanya mengulang dan

memperlancar tindakan pada pertemuan siklus satu, kesannya peneliti sedikit

santai sedang siswa semakin terlihat antusias untuk memanfaatkan komik

bergambar yang mereka kerjakan bersama dalam kelompok, terlihat dari

kesungguhan siswa dalam membahas materi dalam kelompok, yang kemudian

Page 98: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memotivasi kelompok yang lain untuk juga segera menyelesaikan materi

mereka. Terlihat siswa saling berebut untuk mendapatkan perhatian peneliti,

siswa terlihat senang bila peneliti memuji kelompok yang memberikan jawaban

benar. Peneliti pada pertemuan kali ini dapat memperbaiki kelemahan yang

terjadi pada pertemuan-pertemuan sebelumnya untuk tidak mengulang

kelemahan yang sama pada pertemuan kali ini. Sehingga kelemahan yang selama

penelitian ini berlangsung bisa lebih ditekan. Selama proses belajar mengajar

berlangsung pada siklus ini semua tindakan, satu persatu dapat dilakukan

sepenuhnya oleh peneliti.

Setelah siswa membahas materi tentang vulkanisme dengan

memanfaatkan komik dipadu dengan model quantum lebih dapat menumbuhkan

minat belajar siswa dengan siswa terlihat lebih memperhatikan dan antusias

menjawab pertanyaan soal-soal post tes.

Pemanfaatan model quantum dengan visualisasi komik ternyata dapat

merangsang minat siswa untuk lebih tekun dan bersungguh-sungguh dalam

mengikuti proses kegiatan belajar mengajar.

3. Pengamatan (Observing)

Terdapat sedikit perbedaan karena peneliti mengadakan beberapa

perubahan dalam pengamatan pada pertemuan siklus kedua ini, lebih banyak

kegiatan yang dilakukan peneliti pada pertemuan siklus kedua ini dibandingkan

pada pertemuan siklus ke satu.

Beberapa perubahan yang peneliti lakukan adalah :

Page 99: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Penerapan model quantum dengan diskusi dan tanya jawab yang dipandu

dengan permasalahan yang divisualisasikan dalam bentuk komik bergambar

lebih banyak mewarnai pembelajaran pada pertemuan ini, dibandingkan pada

pertemuan pada siklus satu.

b. Komik geografi yang sudah disiapkan peneliti dibahas langsung oleh tiap

kelompok yang beranggotakan dua orang.

c. Minat siswa tampak lebih meningkat, hal ini terlihat dari semua pertanyaan

yang diberikan peneliti dapat dijawab oleh siswa dengan antusias, walaupun

kegiatan inti sedikit bertambah waktunya dari yang direncanakan semula

(bertambah 10 menit).

d. Peneliti di akhir pelajaran mengadakan post tes dengan membagi lembaran

soal post tes dan angket minat belajar yang sudah disiapkan sebelum

pertemuan ini.

e. Peneliti dapat melaksanakan seluruh rencana tindakan dengan lebih baik

dibanding pada saat pertemuan di siklus satu.

f. Model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik berjalan sesuai yang

dirancanakan dan tanya jawab dapat mewarnai sistem diskusi kelompok pada

pertemuan kali ini sehingga gairah dan minat serta keaktifan siswa sangat

menggembirakan.

Tabel 8. Rekapitulasi Nilai Post tes Siklus dua

No Uraian Post tes 1 Post tes 2

1 Nilai terendah 5 6

Page 100: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2 Nilai tertinggi 9 10

3 Nilai rata-rata 7,11 7,72

4 Rentang nilai 4 4

Sumber : Observasi, September 2010.

Tabel 9. Hasil belajar pada pertemuan 1 dan 2 pada siklus 2

No Kode responden Post test 1 Post test 2 1 01 8 9 2 02 7 8 3 03 7 8 4 04 8 7 5 05 6 7 6 06 7 8 7 07 7 8 8 08 7 7 9 09 7 7 10 10 7 7 11 11 6 6 12 12 7 8

Page 101: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13 13 7 9 14 14 8 7 15 15 6 7 16 16 7 8 17 17 7 7 18 18 7 7 19 19 8 8 20 20 8 8 21 21 7 7 22 22 6 8 23 23 6 7 24 24 7 9 25 25 8 9 26 26 5 7 27 27 6 7 28 28 7 8 29 29 8 8 30 30 7 7 31 31 9 10 32 32 8 8 33 33 6 8 34 34 8 8 35 35 7 7 36 36 9 9

J u m l a h 256 278 Rata - rata 7,11 7,72

Sumber : Observasi, September 2010.

Dari data pada tabel 6 nilai prestasi belajar siswa meningkat menjadi rata-

rata 7,72 dan jumlah siswa yang tuntas mencapai 35 orang. Keadaan ini memang

sungguh merupakan hal yang sangat peneliti harapkan.

4. Refleksi pada siklus kedua

Bila dilihat dari data prestasi belajar siswa pada siklus kedua ini , peneliti

merasa senang karena dari tahap demi tahap minat siswa dalam belajar kelihatan

Page 102: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

semakin meningkat. Namun peneliti belum merasa puas , setelah penelitian ini

berakhir peneliti akan tetap mencari upaya bagaimana supaya nilai ketuntasan

siswa pada mata pelajaran Pendidikan IPS Geografi semakin meningkat.

Pemanfaatan metode quantum dengan visualisasi komik dalam pembelajaran

Pendidikan IPS Geografi tentang vulkanisme membawa dampak positif kearah

kemajuan peningkatan minat dan prestasi belajar siswa.

F. Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus

Dalam pembahasan tiap siklus, untuk mendapatkan gambaran peningkatan

yang terjadi baik dilihat dari tindakan, minat belajar pada tiap siklus dan prestasi

belajar siswa.

Tindakan pada siklus 1 dalam pembelajaran Pendidikan IPS Geografi sudah

memanfaatkan model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik dengan

peneliti membagi siswa dalam kelompok besar yang terdiri dari 6 orang siswa

sedanglan pada siklus 2 tindakan yang peneliti lakukan, dalam pembelajaran

Pendidikan IPS Geografi sudah memanfaatkan model pembelajaran quantum

dengan visualisasi komik dengan didemonstrasikan langsung oleh siswa dalam

kelompok kecil yang tiap kelompoknya beranggotakan 2 orang siswa.

Pada siklus 1 pemanfaatan model pembelajaran dengan visualisasi komik

dalam kegiatan belajar mengajar mempengaruhi minat siswa. Namun sayang jumlah

pertanyaan yang dijawab siswa tidak terlalu banyak, siswa terlihat lebih fokus pada

materi pelajaran yang disajikan dalam bentuk komik.

Page 103: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kreteria intepretasi skor minat siswa rata-rata 48,79%, jumlah siswa dengan

kreteria minat belajar cukup 34 orang. Siswa dengan kreteria minat belajar lemah 2

orang siswa.

Pada siklus 2 Pemanfaatan model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik

dan tanya jawab dapat mewarnai pada kerja kelompok pada pertemuan kali ini

sehinggga minat siswa sangat menggembirakan. Jumlah siswa yang menjawab dan

mengajukan pertanyaan kepada peneliti lebih banyak dibanding pada pertemuan

terdahulu. Kreteria intepretasi skor minat siswa rata-rata 65,54%

Jumlah siswa dengan kreteria minat belajar kuat 33 siswa. Siswa dengan kreteria

minat belajar cukup 3 orang siswa.

Untuk meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus satu, siklus kedua

masih perlu dilakukan tindakan bila dilihat dari data prestasi belajar siswa pada

siklus kedua ini, peneliti merasa senang karena dari tahap demi tahap minat siswa

dalam belajar kelihatan semakin meningkat.

Prestasi belajar siswa pada siklus 1 di dapat hasil post test pada pertemuan 1

siklus 1nilai terendah 4,0 nilai tertinggi 9,0 nilai rata-rata 6,64, siswa yang tuntas

16 orang. Hasil post test pada pertemuan ke 2 siklus 1nilai terendah 5,0 nilai

tertinggi 9,0 nilai rata-rata 7,03 siswa yang tuntas 20 orang.

Tabel 10. Tindakan pada siklus 1 dan siklus 2

No Tindakan Siklus 1 Siklus 2

Page 104: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1 Dalam pembelajaran Pendidikan IPS Geografi

sudah memanfaatkan model pembelajaran

quantum dengan visualisasi komik dengan

peneliti membagi siswa dalam kelompok.

6 siswa 2 siswa

Sumber : Observasi, Oktober 2010.

Tabel 11. Minat belajar dan prestasi belajar siswa yang diperoleh pada siklus 1 dan siklus 2

No

Variabel Siklus1 Siklus 2

1 Minat siswa

48,79%

65,54%

2 Prestasi belajar

6,84

7,42

Sumber : Observasi, Oktober 2010.

Dalam pemanfaatan model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik

dalam kegiatan belajar mengajar mempengaruhi peningkatan minat siswa dengan

kreteria intepretasi skor minat siswa rata-rata : 65,54%, jumlah siswa dengan

kreteria minat belajar kuat : 33 siswa dan 3 orang siswa dengan kreteria minat

belajar cukup. Nilai prestasi belajar siswa meningkat menjadi 7,72 pada pertemuan

ke 2 siklus dua dan jumlah siswa yang tuntas mencapai 35 orang. Keadaan ini

mencapai ketuntasan secara klasikal, bagi peneliti peningkatan minat dan prestasi

belajar seperti ini yang peneliti harapkan dalam manfaatkan model pembelajaran

quantum dengan visualisasi komik dalam mata pelajaran IPS Geografi

Page 105: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

G. Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini diperoleh hasil penelitian sebagai berikut :

Pada saat kondisi awal sebelum diberi tindakan, kriteria minat belajar siswa

kategori lemah dengan kreteria intepretasi skor 34,67%. Setelah diberikan satu kali

tindakan di siklus 1, kreteria intepretasi skor minat siswa rata-rata siswa naik

menjadi 48,79% kategori cukup, dengan rincian jumlah siswa kreteria minat

belajar cukup ada 34 siswa dan 2 orang siswa dengan kreteria minat belajar lemah.

Tingkat ketuntasan minat siswa pada siklus 1 adalah 94,44%.

Pada siklus 2 kreteria intepretasi skor minat belajar naik lagi dibandingkan siklus 1

dengan rata-rata 65,54%, jumlah siswa dengan kreteria minat belajar kuat ada 33

orang siswa, siswa dengan kreteria minat belajar cukup 3 orang. Dengan tingkat

ketuntasan minat siswa pada siklus ini 91,67%.

Refleksi minat belajar mulai dari kondisi awal sampai kondisi akhir kreteria

intepretasi skor naik 29,87%. Dengan kreteria minat belajar kondisi awal kategori

lemah setelah dua kali tindakan naik menjadi kreteria rata-rata minat belajar siswa

kategori kuat.

Nilai prestasi belajar dari ulangan harian siswa pada kondisi awal sebelum

diberi tindakan (pra tindakan) siswa hanya mampu mencapai rata-rata nilai 6,05.

Prestasi belajar siklus 1 naik rata-rata 6,84 yang didapat dari nilai rata-rata pada

pertemuan 1 dan 2. Hasil post test pada pertemuan 1 siklus 1nilai terendah 4,0 nilai

tertinggi 9,0 nilai rata-rata 6,64 siswa yang tuntas 16 orang.

Page 106: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil post test pada pertemuan 2 siklus 1nilai terendah 5,0 nilai tertinggi 9,0 nilai

rata-rata : 7,03 siswa yang tuntas 20 orang. Nilai prestasi belajar siklus 2 rata-rata

7,42 yang didapat dari rata-rata nilai post test pertemuan 1 rata-rata 7,11. Dan nilai

rata-rata pada pertemuan kedua adalah 7,72. Hasil post test pada pertemuan 1 siklus

2 nilai terendah 5,0 nilai tertinggi 9,0 siswa yang tuntas 28 orang.

Hasil post test pada pertemuan 2 siklus 2 nilai terendah 6,0 nilai tertinggi 10

siswa yang tuntas 35 orang.

Pada kondisi akhir terlihat ada kenaikan prestasi belajar rata-rata dari kondisi awal

6,05 setelah diberi tindakan pada siklus 1 menjadi 6,84. Jadi ada kenaikan nilai

0,79. Dari siklus 1 ke siklus 2 prestasi belajar naik 0,58. Sebelum tindakan dan

setelah dua kali tindakan, rata-rata prestasi belajar naik menjadi 7,72. Jadi dari

kondisi awal sampai kondisi akhir ada kenaikan prestasi belajar 1,67.

Pemanfaatan metode pembelajaran quantum dengan visualisasi komik geografi

dalam kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan minat siswa, sehingga

prestasi belajar meningkat dan siswa terlihat lebih aktif dan lebih antusias dalam

mengikuti proses pembelajaran Pendidikan IPS Geografi siswa kelas VII Ruang B

SMP Negeri 16 Surakarta pada tahun pelajaran 2010/2011.

Page 107: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kondisi awal34,67%

Kategori lemah

Siklus 148,79%

Kategori cukup

Siklus 265,54%

Kategori kuat

Minat siswa

Tabel 12. Hasil penelitian.

No Variabel Kondisi awal Siklus 1 Siklus 2

Kenaikan dari kondisi awal sampai

kondisi akhir

1 Minat siswa

34,67%.

48,79%

65,54%

29,87%.

2 Prestasi Belajar 6,05

6,84

7,42

1,67.

Sumber : Observasi, September 2010.

Gambar 3. Prosentase Minat Siswa

Sumber : Observasi, Oktober 2010.

Page 108: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6.05

6.847.42

0

1

2

3

4

5

6

7

8

kondisi awal Siklus 1 Siklus 2

Prestasi belajar

Kondisi awal 34,67%

Siklus 148,78%

Siklus 2 65,54%

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Minat siswa

Gambar 4. Grafik Minat siswa

Sumber : Observasi, Oktober 2010

Gambar 5. Grafik Prestasi Belajar

Page 109: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sumber : Observasi ,Oktober 2010

BAB V

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil pemberian tindakan selama dua siklus oleh peneliti

terhadap siswa kelas VII Ruang B SMP Negeri 16 Surakarta dalam mata pelajaran

pendidikan IPS Geografi pada semester ganjil tahun ajaran 2010 / 2011 tentang

vulkanisme memanfaatkan metode quantum dengan visualisasi komik dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Minat belajar siswa sebelum tindakan kelas dilakukan adalah lemah dengan

kualifikasi skor 34,67%, setelah dilakukan satu kali tindakan kelas menunjukkan

Page 110: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kriteria yang cukup dilihat dari kreteria intepretasi skor minat siswa rata-rata:

48,79%, setelah dua kali tindakan pada siklus dua kreteria intepretasi skor minat

siswa rata-rata: 65,54%, jumlah siswa dengan kreteria minat belajar kuat: 33

siswa.

2. Prestasi belajar siswa sebelum tindakan kelas ini rata-rata mencapai 6,05.

Setelah tindakan kelas dengan dua kali siklus terjadi peningkatan prestasi belajar,

yaitu pada siklus satu rata-rata nilai 6,84 dengan ketuntasan individual sebanyak

Siswa 20 (55,56%), dan pada siklus dua, terjadi peningkatan nilai lagi rata-rata

mencapai 7,42 dengan ketuntasan individual sebanyak 35 siswa (97,22%).

\

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, terdapat sejumlah implikasi

penting terhadap upaya peningkatan minat dan prestasi belajar siswa terhadap mata

pelajaran IPS Geografi, yaitu :

1. Model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik dapat meningkatkan

minat dan prestasi belajar siswa.

2. Model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik dapat meningkatkan

kualitas suasana pembelajaran menjadi bergairah.

C. Saran-saran

Page 111: MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI …eprints.uns.ac.id/7129/1/180621411201108051.pdfGEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Penerapan pemanfaatan metode quantum dengan visualisasi komik hendaknya

bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk upaya meningkatkan minat dan

prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan IPS Geografi.

2. Agar siswa dalam pembelajaran Pendidikan IPS Geografi lebih terangsang minat

belajarnya sebaiknya guru dapat memanfaatkan komik bergambar yang menarik

dengan menerapkan tehnik belajar kelompok serta metode quantum yang

divariasikan dengan metode tanya jawab serta pemberian tugas.

3. Untuk mengetahui keberhasilan mengajar dan belajar maka setiap akhir

pembelajaran siswa perlu diberikan post tes dan tugas rumah dalam bentuk soal

latihan, tugas memvisualisasikan materi dalam bentuk gambar-gambar kreatif

siswa pada mata pelajaran IPS Geografi dan mendemonstrasikan hasil karya

mereka agar siswa lebih kreatif dan meningkatkan minat dalam belajar

Pendidikan IPS Geografi perlu di tumbuhkan oleh Bapak dan Ibu Guru mata

pelajaran IPS.