model pembelajaran quantum dengan visualisasi...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI KOMIK UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR VULKANISME DALAM MATA PELAJARAN IPS
GEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup
Minat Utama : Pendidikan Geografi
Oleh :
Christiana Yuning Ratista
S880809004
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2010
MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI KOMIK UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR VULKANISME DALAM MATA PELAJARAN IPS
GEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Disusun oleh :
Christiana Yuning Ratista S880809004
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing
Dewan Pembimbing
Jabatan Nama Tanda tangan Tanggal
Pembimbing I Prof. Dr.H.Soegiyanto,SU …………… ………… NIP. 194804041975011001
Pembimbing II Prof. Dr.Sigit Santoso, M.Pd ...................... ................ NIP. 195009301976031004
Mengetahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Ketua Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup
Prof.Dr.Sigit Santoso, M.Pd NIP. 195009301976031004
MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN VISUALISASI KOMIK UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR VULKANISME DALAM MATA PELAJARAN IPS
GEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII RUANG B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Disusun oleh :
Christiana Yuning Ratista S880809004
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Ketua : Prof. Drs. Indrowuryatno, M.Si. ………………… ……….
Sekretaris : Prof. Dr. Minardi, M.Si. ………………… ………
Anggota Penguji :
1. Prof. Dr. Sigit Santoso, M.Pd ………………… ……….
2. Prof. Dr. H. Sugiyanto, S. U. ………………… ………
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Mengetahui
Ketua Program Prof. Dr. Sigit Santoso, M.Pd …………… ……….
Studi PKLH NIP. 195009301976031004
Direktur Program Prof. Drs. Suranto, M.Sc,PhD ………………………. Pascasarjana NIP. 195708201985031004
PERNYATAAN
Nama : Christiana Yuning Ratista NIM : S880809004 Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul Model Pembelajaran Quantum Dengan Visualisasi Komik Untuk Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Vulkanisme Dalam Mata Pelajaran IPS Geografi Pada Siswa Kelas VII Ruang B SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, 22 Desember 2010 Yang membuat pernyataan,
Christiana Yuning Ratista
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Sebelum orang berkomitmen, ada keraguan
Kesempatan untuk mundur, selalu sia-sia…
Ketika orang benar-benar berkomitmen
Tuhan juga bergerak.
Segala hal terjadi untuk membantu
Hal-hal yang tadinya tidak akan terjadi
Serangkaian peristiwa muncul dari keputusan.
( Goethe )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Untuk putri – putraku,
Clara Talita Kirana
Dan
Titus Bara Kirana
yang telah menjadi guru sabarku,
dan landasan dukungan,
sebagai anak dan orang dewasa.
Mereka adalah “emas” hidupku,
dan
segalanya dalam kehidupanku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas berkat, rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan tesis
ini dengan judul: Model Pembelajaran Quantum Dengan Visualisasi Komik Untuk
Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Vulkanisme Dalam Mata Pelajaran IPS
Geografi Pada Siswa Kelas VII Ruang B SMP Negeri 16 Surakarta Tahun
Pelajaran 2010/2011 guna memenuhi salah satu persyaratan untuk mendapatkan
gelar Magister Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Dalam kesempatan ini, perkenankan saya menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu baik dalam pelaksanaan penelitian
maupun dalam penyusunan laporan tesis. Untuk itu dengan kerendahan hati saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr.dr.H.Much.Syamsulhadi,Sp.Kj(K), selaku Rektor Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti
pendidikan di Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D, selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan
mengikuti pendidikan pada Program Pascasarjana.
3. Prof. Dr. Sigit Santoso, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Kependudukan dan Lingkungan Hidup pada program Pascasarjana Universitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sebelas Maret Surakarta sekaligus sebagai pembimbing II, yang telah
memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan di Program Studi PKLH.
4. Prof. Dr. Heribertus Sugiyanto, S.U. Selaku pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktu serta dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan,
petunjuk dan arahan yang sangat berharga sehingga tesis ini dapat terselesaikan
dengan baik.
5. Tim Penguji Tesis Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan
Hidup Minat Utama Pendidikan Geografi Program Pasca Sarjana Universitas
Sebelas Maret yang telah berkenan menguji, memberikan saran dan bimbingan
untuk penyempurnaan tesis yang penulis susun ini.
6. Drs. M. Amir Khusni, MM. Kepala SMP Negeri 16 Surakarta dan seluruh staf
serta para siswa yang telah mau membantu memberikan informasi yang
mendukung penyelesaian tesis ini.
7. Keluarga tercinta, Suami dan anak-anakku Tita dan Titus yang telah banyak
memberikan perhatian, dukungan dan doanya.
8. Rekan-rekan Pascasarjana UNS Program Studi PKLH Minat Utama Pendidikan
Geografi dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.
Penulis berharap dan berdoa semoga bantuan yang telah diberikan kepada
penulis dalam bentuk apapun diberkati oleh Tuhan. Semoga penyusunan tesis ini
nantinya berguna bagi perkembangan pendidikan geografi khususnya dan
menambah khasanah perkembangan pendidikan di Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Surakarta, 22 Desember 2010
Penulis
Christiana Yuning Ratista
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING…………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI TESIS ………………………… iii
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iv
HALAMAN MOTTO…………………………………………………… . v
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………… . vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv
ABSTRAK ................................................................................................... xvi
ABSTRACT………………………………………………………………. . xvii
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 4
D. Rumusan Masalah ................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian .................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian .................................................................. 7
BAB II. KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 8
A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 8
1. Tinjauan Minat Belajar ...................................................... 8
2. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar ..................................... 10
3. Pendekatan Model Pembelajaran Quantum ...................... 16
4. Komik Sebagai Media Pembelajaran ................................. 27
B. Penelitian yang Relevan ......................................................... 33
C. Kerangka Berpikir .................................................................. 34
D. Hipotesis ................................................................................. 38
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 39
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................. 39
1. Waktu Penelitian ................................................................ 39
2. Tempat Penelitian .............................................................. 44
B. Subyek Penelitian ................................................................... 45
C. Sumber Data ........................................................................... 46
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ...................................... 47
1. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 47
2. Alat Pengumpulan Data ..................................................... 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
E. Validasi dan Reliabilitas Data ................................................ 48
1. Validitas data…………………………………………. 48
2. Reliabilitas Instrumen……………………………… 53
F. Analisis Data ........................................................................... 54
G. Indikator Kerja ........................................................................ 56
1. Minat belajar siswa…………………………………… 56
2. Prestasi belajar siswa……………………………………. 56
H. Prosedur Penelitian ................................................................. 57
1. Perencanaan…………………………………………… 58
2. Pelaksanaan…………………………………………… 59
3. Pengamatan…………………………………………… 59
4. Analisis dan Refleksi………………………………… 60
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 63
A. Deskripsi Sekolah Tempat Penelitian .................................... 63
1. Tempat dan Lokasi ............................................................. 63
2. Sarana dan Prasarana ......................................................... 64
B. Dialog Awal Sebelum Penelitian ............................................ 65
C. Deskripsi Kondisi Awal .......................................................... 66
D. Deskripsi Siklus I ................................................................... 68
1. Perencanaan ....................................................................... 69
2. Pelaksanaan ........................................................................ 71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Pengamatan ........................................................................ 72
4. Refleksi .............................................................................. 75
E. Deskripsi Siklus 2 ................................................................... 76
1. Rencana Perbaikan ............................................................. 76
2. Pelaksanaan ........................................................................ 77
3. Pengamatan ........................................................................ 78
4. Refleksi .............................................................................. 81
F. Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus ............................. 81
G. Hasil Penelitian ....................................................................... 84
BAB V. PENUTUP ................................................................................... 88
A. Kesimpulan ............................................................................. 88
B. Implikasi ................................................................................. 89
C. Saran-saran ............................................................................. 89
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 90
LAMPIRAN………………………………………………………………. 92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel : Halaman
1. Alokasi Waktu Penelitian ................................................................. 42
2. Intepretasi reliabilitas ....................................................................... 54
3. Kreteria intepretasi minat belajar siswa .......................................... 55
4. Skor minat belajar IPS Geogtafi sebelum tindakan ......................... 66
5. Rekapitulasi nilai prestasi belajar siswa sebelum tindakan ............. 68
6. Rekapitulasi Nilai Post Tes Siklus 1 ................................................ 73
7. Hasil Tes Siklus 1…………………………………………………. 74
8. Rekapitulasi nilai pos tes siklus 2 .................................................... 79
9. Hasil pos tes siklus 2 ........................................................................ 80
10. Tindakan pada siklus 1 dan 2 .......................................................... 83
11.Minat dan prestasi belajar Siklus 1 dan 2 ........................................ 83
12.Hasil Penelitian ................................................................................ 86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar : Halaman
1. Skema kerangka berfikir ............................................................. 37
2. Pelaksanaan tindakan pada dua siklus ........................................ 61
3. Prosentase minat siswa……………………………………….. 86
4. Grafik minat siswa……………………………………………. 87
5. Grafik prestasi belajar………………………………………… 87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Christiana Yuning Ratista, S880809004. 2010. Model Pembelajaran Quantum Dengan Visualisasi Komik Untuk Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Vulkanisme Dalam Mata Pelajaran IPS Geografi Pada Siswa Kelas VII Ruang B SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011. Tesis. Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Minat Utama Pendidikan Geografi, Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan IPS Geografi tentang vulkanisme. Subyek penelitian adalah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Surakarta kelas VII ruang B pada tahun ajaran 2010/ 2011 pada semester 1 , dengan jumlah siswa 36 orang siswa yang terdiri dari siswa perempuan 18 orang dan siswa laki-laki 18 orang. Penelitian ini berlangsung selama 2 siklus dengan jumlah tatap muka setiap siklusnya sebanyak 2 kali, setiap kali pertemuan terdiri 2 jam pelajaran dikarenakan pada saat pengambilan data jatuh pada bulan Ramadhan, jumlah jam tatap muka setiap minggunya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Pendidikan IPS bagi siswa kelas VII adalah 2 jam. Data setiap siklus diperoleh melalui: Nilai hasil post test setiap berakhir satu kali tatap muka, Angket minat belajar siswa yang diberikan setiap berakhir siklus, respons siswa terhadap materi kegiatan belajar mengajar, catatan hasil pengamatan guru baik secara individu maupun saat siswa bekerja dalam kelompok. dan catatan lapangan yang peneliti lakukan di setiap kali tatap muka. Pada siklus 1 kreteria intepretasi skor minat siswa rata-rata 48,79% dengan kategori cukup, Pada siklus 2 kreteria intepretasi skor minat siswa rata-rata 65,54% dengan kategori kuat. Dari nilai post test yang didapat dari pada masing-masing siklus yaitu : siklus satu nilai rata-rata 6,84 yang didapat dari nilai rata-rata pada pertemuan satu 6,64 dan nilai rata-rata pada pertemuan ke dua adalah 7,03.Nilai hasil belajar siklus ke dua rata-rata 7,42 diperoleh dari nilai post tes pertemuan ke satu siklus dua nilai rata-rata 7,11 dan nilai rata-rata pada pertemuan ke dua siklus dua adalah 7,72 terlihat ada kenaikan hasil belajar rata-rata dari siklus satu ke siklus dua yaitu 0,58. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan tindakan berupa pemanfaatan model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik yang dilakukan peneliti selama penelitian berlangsung dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS Geografi tentang vulkanisme , hal tersebut terlihat dari nilai hasil belajar rata-rata siswa sebelum diberi tindakan siswa hanya mampu mencapai rata-rata nilai 6,05. Tetapi setelah diberi tindakan 1, rata-rata nilai siswa pada pertemuan 2 naik menjadi 7,03. Setelah tindakan 2 berakhir rata-rata nilai 7,72 sehingga kenaikan nilai prestasi belajar siswa dilihat dari kondisi awal sampai dengan kondisi akhir naik 1,67.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kata kunci: Minat, Prestasi belajar, Model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik.
ABSTRACT
Christiana Yuning Ratista, S880809004. The Quantum Learning Model with Comic Visualization to Improve the Learning Interest and the Learning Achievement in Social Science of Geography on Volcanism of the Students in Grade VII, Room B of State Junior Secondary School 16 of Surakarta in the Academic Year of 2010/2011: A Classroom Action Research. Principal Advisor: Prof. Dr.H.Soegiyanto, SU. Co-advisor: Prof. Dr.Sigit Santoso, M.Pd. Thesis: The Core Interest of Geography, The Graduate Program in Population and Environmental Science Education, Sebelas Maret University, Surakarta 2010. The objectives of the research are to investigate how far the utilization of the quantum learning model with comic visualization can improve the interest and the learning achievement in Social Science of Geography on Volcanism. The subjects of the research were the 36 students in Grade VII, Room B of State Junior Secondary School 16 of Surakarta in Semester I in the academic year of 2010/2011. They consisted of 18 males and 18 females. The research was conducted in two cycles. Each cycle consisted of two meetings; each meeting lasted for 2 hours of learning; the duration of each hour of learning was 30 minutes because the time when the data of the research were gathered was fasting month; and the number of meetings per week under the School-Based Curriculum (KTSP) of Social Science education for the students in Grade VII was 2 hours of learning. The data of each cycle were obtained through the scores of post-test administered for each meeting, questionnaire of students’ learning interest administered for each cycle, students’ responses towards the materials of the teaching and learning activities, teacher’s observation-based notes when the students worked individually or in group, and field notes taken from each meeting. The results of the research are as follows. In Cycle I, the score interpretation criterion of the students’ average learning interest was 48.79% with adequate category. In Cycle II, the score interpretation criterion of the students’ average learning interest was 65.54% with strong category. The students’ average score in Cycle I was 6.84. This score was derived from the average scores in meeting I and Meeting II of Cycle I. The average score of the post-test of the former meeting was 6.64, and that of the post-test of the latter meeting was 7.03. The students’ average score in Cycle II was 7.42. It was derived from the average scores in Meeting I and Meeting II of Cycle II. The average score of the post-test of the former meeting was 7.11, and that of the post-test of the latter meeting was 7.72. The results of the research indicate that the average score of the learning results from Cycle I to Cycle II improves up to 0.58.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Based on the results of the research, a conclusion is drawn that the application of the classroom action research through the utilization of the quantum learning model with the comic visualization can improve students’ learning interest and the learning achievement in Social Science of Geography on Volcanism. This is shown by the average learning results of the students prior to and following the treatments. Prior to the treatments, their average score is 6.05. Following the treatment in Meeting II of Cycle I their average score becomes 7.03, and following the treatment in Meeting II of Cycle II, their average score improves to 7.72. The average score from the preliminary condition (prior to treatment) to the final condition (following the treatments) improves up to 1.67. Keywords: Learning interest, learning achievement, and quantum learning model
with comic visualization
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah bagian dari proses kehidupan bernegara. Pendidikan yang
baik seharusnya dapat menciptakan generasi yang dapat meneruskan kelangsungan
hidup negara. Proses pendidikan ini mempersiapkan mereka baik dari sisi
pemikiran, moral, pengetahuan maupun keterampilan.
Pendidikan selalu berusaha menjadikan siswa sadar akan belajar mereka
sendiri. Para pengajar mulai mengikuti pergeseran anggapan bahwa belajar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
baik bukan tumbuh melalui tekanan yang berasal dari luar akan tetapi dari dalam
siswa sendiri. Dengan kesadaran ini siswa akan benar-benar mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan sebagai kegiatan yang menyenangkan untuk itulah
penumbuhan minat belajar dalam diri siswa menjadi misi tersendiri di samping
mengajarkan pengetahuan pada siswa. Berdasarkan pada teori minat, belajar akan
menjadi hal yang menarik bila merupakan kehendak sendiri siswa, minat ditujukan
pada pengalaman objektif siswa, terutama keinginan siswa sendiri untuk terlibat
dalam pelajaran dan aktivitas belajar siswa. Menjadikan pelajaran IPS Geografi
menjadi sangat menarik dan pada akhirnya menumbuhkan minat dan meningkatkan
prestasi siswa, inilah yang menjadi pusat perhatian peneliti dalam penelitian
tindakan kelas kali ini. Fenomena yang kini semakin marak di kalangan pelajar/
siswa, yaitu adanya kecenderungan membaca media hiburan seperti komik
dan majalah secara berlebihan dibandingkan dengan penggunaan waktu mereka
untuk mengerjakan tugas rumah mereka. Pengamatan pada gejala ini memberikan
gambaran bahwa siswa cenderung untuk memilih bacaan yang ringan, bergambar
dan warna yang menarik, sesuai dengan kekhasan perkembangan jiwa mereka dan
juga dekat dengan keseharian mereka yang penuh warna kehidupan. Gambaran ini
tentu kontras dengan pengajaran buku teks pelajaran yang sarat konsep dan jauh
dari apa yang mereka jumpai dalam kehidupan mereka. Buku teks monoton menjadi
buku yang hanya dibaca menjelang ujian atau ulangan harian saja. Pada akhirnya
belajar IPS Geografi menjadi kegiatan yang membosankan. Siswa tidak menangkap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
adanya keuntungan dari belajar IPS Geografi, selain untuk memperoleh nilai yang
baik, sehingga konsep yang mereka dapat menjadi tanpa makna. Hal ini
bertentangan dengan prinsip belajar tuntas dalam tujuan pembelajaran IPS Geografi,
dimana siswa diharapkan mampu membangun konsep geografi dari dalam dirinya
sendiri berdasar teori dan pengalaman belajar siswa serta dapat menguasai konsep-
konsep tersebut dengan baik dan benar.
Pendekatan apapun yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar IPS
Geografi sudah seharusnya diposisikan sebagai pusat perhatian utama. Pola
kegiatan pembelajaran di kelas tidak hanya ditentukan oleh didaktik-metodik apa
yang digunakan, melainkan juga oleh bagaimana peranaan guru memperkaya
pengalaman belajar siswa. Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian
kegiatan pengamatan lingkungan secara aktif. Guru harus memahami kemampuan
siswa tentang suatu konsep nilai yang akan diajarkan dalam pembelajaran IPS
Geografi.
Di samping itu guru harus memahami konsep dengan jelas selaras dengan konsep
yang direkam dari lingkungan belajarnya. Keadaan ini perlu untuk menghindari
kesalahan pemahaman antara nilai yang diajarkan di sekolah dengan konsep nilai
yang didapat dari lingkungannya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi
menjadi tantangan besar bagi guru tidak terkecuali guru IPS Geografi.
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, guru geografi dapat
meningkatkan kualitas suasana pembelajaran dengan memanfaatkan animasi
menjadi sebuah komik pembelajaran. Dengan meniru gaya komik yang sederhana,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lucu dan langsung mengena pada apa yang dijumpai siswa, konsep-konsep IPS
Geografi akan menjadi dekat dan pada akhirnya siswa merasa bahwa konsep-
konsep ini diperlukan. Penjabaran konsep-konsep IPS Geografi dalam bentuk
komik akan memancing minat belajar mereka tanpa paksaan dan penggabungan
dengan model pembelajaran quantum akan lebih memunculkan rasa bahwa belajar
IPS Geografi merupakan hal yang menarik, sehingga diharapkan belajar menjadi
suatu hal yang menyenangkan.
B. Identifikasi Masalah
Supaya penelitian yang peneliti lakukan bisa lebih terpusat, maka peneliti
perlu melakukan identifikasi masalah. Adapun identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Mengapa minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS Geografi di kelas VII
ruang B pada semester 1 tahun ajaran 2010/2011 SMP Negeri 16 Surakarta
rendah.
2. Mengapa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Geografi di kelas VII
ruang B pada semester 1 tahun ajaran 2010/2011 SMP Negeri 16 Surakarta
rendah.
3. Faktor-faktor apa yang menyebabkan minat belajar siswa pada mata pelajaran
IPS Geografi di kelas VII ruang B pada semester 1 tahun ajaran 2010/2011 SMP
Negeri 16 Surakarta rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Faktor-faktor apa yang menyebabkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
IPS Geografi di kelas VII ruang B pada semester 1 tahun ajaran 2010/2011 SMP
Negeri 16 Surakarta rendah.
5. Mengapa minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS Geografi di kelas VII
ruang B SMP Negeri 16 Surakarta harus ditingkatkan.
6. Mengapa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Geografi di kelas VII
ruang B pada semester 1 tahun ajaran 2010/2011 SMP Negeri 16 Surakarta harus
ditingkatkan.
7. Bagaimanakah caranya agar minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS
Geografi di kelas VII ruang B pada semester 1 tahun ajaran 2010/2011 SMP N
16 Surakarta bisa meningkat.
8. Bagaimanakah caranya agar prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS
Geografi di kelas VII ruang B pada semester 1 tahun ajaran 2010/2011 SMP N
16 Surakarta bisa meningkat.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian tidak tersebar kemana-mana sehingga penelitian ini tidak
terfokus, maka penulis perlu melakukan pembatasan masalah. Langkah awal yang
penulis lakukan dalam pembatasan masalah adalah dengan penulis tidak meneliti
semua variabel yang berkaitan dengan Pendidikan IPS Geografi yang membahas
tentang vulkanisme, tetapi dengan hanya membatasi 3 variabel saja yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Variabel rendahnya minat belajar IPS Geografi tentang vulkanisme di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 16 Surakarta pada semester I tahun pelajaran
2010/2011.
2. Variabel rendahnya prestasi belajar IPS Geografi tentang vulkanisme di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 16 Surakarta pada semester I tahun pelajaran
2010/2011.
3. Variabel penulis belum memanfaatkan model pembelajaran quantum dengan
visualisasi komik dalam pembelajaran IPS Geografi tentang Vulkanisme.
Selain ketiga variabel diatas sebetulnya masih ada beberapa variabel lagi
yang ada, pembahasan tentang variabel yang lainnya kemungkinan akan penulis
lakukan pada penelitian yang selanjutnya setelah penelitian ini selesai. Penulis
membatasi variabel terikat dengan hanya melakukan penelitian pada minat dan
prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS Geografi di kelas VII ruang B
semester 1 tahun ajaran 2010/2011 SMP Negeri 16 Surakarta tentang materi
vulkanisme.
Pembatasan variabel bebas yang peneliti lakukan guna meningkatkan minat
dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS Geografi pada SMP Negeri 16
Surakarta tentang vulkanisme, penulis memanfaatkan model pembelajaran quantum
dengan visualisasi komik didalam kegiatan belajar mengajar IPS Geografi pada
semester I tahun ajaran 2010/2011.
D. Rumusan Masalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Untuk memperoleh kejelasan arah penelitian dan untuk memusatkan
penelitian, maka diperlukan perumusan masalah berdasarkan identifikasi masalah di
atas. Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik, dapat
meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan IPS Geografi
tentang vulkanisme bagi siswa kelas VII ruang B SMP Negeri 16 Surakarta
tahun pelajaran 2010/2011 ?
2. Apakah model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik, dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan IPS
Geografi tentang vulkanisme bagi siswa kelas VII ruang B SMP Negeri 16
Surakarta tahun pelajaran 2010/2011?
E. Tujuan Penelitian
Di dalam penelitian ini terdapat dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan umum dalam penelitian ini adalah : Untuk meningkatkan minat dan
prestasi belajar IPS Geografi siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 16
Surakarta. Sedangkan tujuan khusus dalam penelitian ini untuk :
1. Meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan IPS Geografi
tentang vulkanisme bagi siswa kelas VII ruang B SMP Negeri 16 Surakarta
tahun pelajaran 2010/2011.
2. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan IPS
Geografi tentang vulkanisme bagi siswa kelas VII ruang B SMP Negeri 16
Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
F. Manfaat Penelitian
Atas dasar hasil-hasil penelitian diharapkan bermanfaat baik secara teoritis
dan praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoris hasil penelitian ini berfungsi sebagai tambahan pengetahuan
baru tentang khasanah pengetahuan tentang minat dan prestasi belajar dengan
memanfaatkan model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik
vulkanisme dalam pembelajaran IPS Geografi. Dengan demikian hasil-hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengembangan penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan
khususnya bagi guru, siswa, sekolah dan dinas pendidikan yang bersangkutan.
a. Bagi siswa, melalui penelitian ini siswa dapat memahami bahwa
pemanfaatan model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik sangat
diperlukan dalam proses pembelajaran guna merangsang minat belajar siswa.
b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan dalam rangka
peningkatan kualitas pembelajaran khususnya mata pelajaran IPS Geografi.
c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini merupakan gambaran yang dapat digunakan
sebagai dasar pengembangan metode pembelajaran.
BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan tentang minat belajar
Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek, untuk
merasakan tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang
berkecimpung dalam bidang itu (Winkel, 1996:30). Menurut Doyles Fryr dalam
Wayan Nurkancana dan Sumantana (1983:229): minat adalah “Gejala psikis
yang berkaitan dengan aktifitas yang menstimulus perasaan senang pada
individu,” Reilly, Robert R and Ernest L Lewis (1983: 545) minat adalah
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keingintahuan yang besar
terhadap sesuatu.
Depdiknas (2003: 60) menyatakan minat adalah pilihan kesenangan yang
dapat membangkitkan gairah seseorang untuk memenuhi kesediaannya yang
dapat diukur melalui kesukacitaan, ketertarikan, perhatian, dan keterlibatan.
Minat merupakan kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh
perhatian pada orang, situasi atau aktivitas tertentu.
Bloom (1973: 380) mengartikan bahwa minat merupakan kondisi rangsang
yang dihubungkan dengan obyek tertentu dan dinyatakan sebagai rasa suka atau
tidak suka terhadap sesuatu.
dalam berhubungan dengan sesuatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pengertian minat yang masih menekankan perasaan yang dikemukakan oleh
Fryer yang dikutip oleh Bloom (1973: 123), yang membedakan minat subyektif
dan minat obyektif. Minat subyektif merupakan hasil penilaian perasaan
terhadap pengalaman tertentu yang menyenangkan, sedang minat obyektif
merupakan reaksi positif yang ditimbulkan oleh obyek dan kegiatan dalam
hubungan dengan lingkungan sekitar. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa
orang yang berminat terhadap sesuatu memiliki perasaan senang, dan perasaan
tersebut disebabkan adanya penilaian perasaan mengenai pengalaman-
pengalaman hidupnya.
Crow dan Crow (1989: 371) mengartikan “Minat merupakan kekuatan yang
mendorong individu dalam memberikan perhatian terhadap seseorang, sesuatu
atau kegiatan tertentu.” minat merupakan suatu motif yang menunjukkan arah
perhatian individu kepada suatu obyek, kegiatan. Orang yang berminat terhadap
sesuatu pada dirinya timbul dorongan untuk memperhatikan sesuatu. Kedua
pengertian tersebut mengandung dua unsur penting yang tercakup dalam
pengertian minat, yaitu motivasi dan perhatian. Penekanan aspek kognisi dalam
minat secara tegas dikemukakan oleh Whiterington (1983: 235), yang
mengartikan minat sebagai:”Kesadaran seseorang, bahwa suatu situasi
mengandung sangkut paut atau berhubungan dengan dirinya”.
Minat seseorang terhadap sesuatu bukan semata-mata merupakan bawaan
sejak lahir, melainkan lebih banyak sebagai hasil dari akumulasi pengalaman
orang tersebut. Jika pengalaman seseorang terhadap suatu kegiatan selalu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menimbulkan efek yang sesuai dengan harapannya, maka minat orang itu
terhadap kegiatan tersebut dapat meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat
Crow dan Crow (1989: 307) yang menyatakan bahwa timbulnya minat dapat
dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
2. Tinjauan tentang Prestasi belajar IPS Geografi
a. Pengertian Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah tingkat ketercapaian tujuan pendidikan dan atau
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum, GBPP atau
dalam perangkat perencanaan kegiatan pembelajaran lainnya ( Boediono,
1994:23). Menurut Winkel (1984: 51) prestasi belajar adalah bukti
keberhasilan yang dicapai. Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah hasil maksimum yang dicapai oleh siswa setelah
melakukan kegiatan belajar yang dapat dibuktikan dengan angka, huruf,
maupun tingkah laku lain dalam periode tertentu. Dengan demikian, apabila
siswa sedang belajar IPS Geografi maka akan diperoleh prestasi dari hasil
belajar IPS Geografi.
Menurut Nasution ( 1982:39) prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai
dari suatu usaha dalam mengikuti pendidikan dan latihan tertentu. Wujud dari
prestasi belajar berupa pengertian, kecakapan-kecakapan serta keterampilan.
Dalam kegiatan pembelajaran untuk mengetahui seberapa jauh tujuan
pengajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai, maka diadakan penilaian atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
evaluasi. Aiken. Lewis R. (1997: 109) menyatakan bahwa tes prestasi
biasanya menilai pengetahuan sesuatu yang telah digunakan secara
eksplisit, sehingga nilai-nilai pada tes cenderung dipengaruhi oleh latihan dari
tes-tes kecerdasan. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi selama
jangka waktu tertentu dari belum mampu kearah sudah mampu. Belajar
merupakan kegiatan yang tidak dapat disaksikan dari luar. Belajar adalah
suatu aktifitas mental/psikis yang belangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan dan
bebas ( Winkel 1996: 50).
Selain mempertahankan hal di atas, untuk mengajar harus memperhatikan
faktor kognitif, afektif dan psikomotorik. Proses belajar yang efektif dalam
kegiatan-kegiatannya, misalnya melakukan eksperimen, diskusi, observasi,
demonstrasi dan sebagainya (Muh. Syafik 2003:203). Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa
dan tingkat pencapaian prestasi pada suatu mata pelajaran.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Dimyati (1999:238) menyatakan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh
faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yang dialami dan dihayati siswa
yang berpengaruh terhadap proses belajar adalah: a) sikap siswa terhadap
proses belajar, 2) motivasi belajar, 3) konsentrasi belajar, 4) kemampuan
mengolah bahan ajar, 5) kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar, 6)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kemampuan menggali hasil belajar yang telah disimpan, 7) kemampuan untuk
berprestasi atau unjuk hasil belajar, 8) rasa percaya diri siswa, intelegensi,
keberhasilan belajar dan kebiasaan belajar. Faktor ekstern yang
mempengaruhi prestasi belajar antara lain: 1) guru sebagai pembimbing
belajar siswa, 2) sarana dan prasarana belajar, 3) kondisi pembelajaran, 4)
kebijaksanaan penilaian. 5) kurikulum yang diterapkan dan lingkungan sosial
siswa. Prestasi belajar setiap peserta didik berbeda-beda, hal ini sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: faktor indogen dan faktor eksogen, a)
faktor indogen adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik. Faktor
eksogen dibagi menjadi dua yaitu faktor biologis dan faktor psikologis
(Abu Ahmadi,1982:7). Faktor biologis antara lain kesehatan, kelengkapan
panca indra, kelengkapan anggota badan atau tidak cacat. Faktor psikologis
antara lain intelegensi, minat, bakat dan emosi. Faktor eksogen meliputi faktor
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Faktor-
faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar juga dapat digolongkan
menjadi faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah yang berasal
dari dalam diri siswa. Faktor intern terdiri dari faktor fisik dan faktor non fisik
(psikis). Faktor fisik meliputi susunan syaraf, kesehatan jasmani dan
kesehatan indra. Adapun faktor psikis meliputi: 10 intelegensi, yang
merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang yang memungkinkan
memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkan ilmu yang timbul, 2) minat,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
merupakan kesadaran seseorang bahwa suatu obyek, suatu hal atau situasi
mempunyai sangkut paut dengan dirinya, 3) sikap, merupakan kesiapan pada
diri seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu, 4)
bakat, merupakan kemampuan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan
ketrampilan yang relatif umum atau khusus, 5) motivasi, merupakan faktor
dalam merangsang perhatian. Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari
luar diri siswa.
Faktor ekstern meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat
(Singgih D,Gunarso,1983:10). Keluarga sebagai faktor ekstern dalam
pencapaian prestasi belajar maksudnya adalah situasi atau kondisi yang
mendukung dan berpengaruh terhadap baik buruknya prestasi belajar siswa.
Faktor keluarga ini antara lain, keadaan sosial keluarga, jumlah anggota
keluarga, keharmonisan keluarga ( Singgih D. gunarso 1983:11).
Sekolah sebagai faktor ekstern merupakan tempat berlangsungnya aktivitas
siswa dalam proses belajar mengajar mempunyai pengaruh yang besar dalam
kaitan dengan usaha bagi peserta didik untuk mencapai prestasi belajar.
Faktor sekolah yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar terhadap
siswa antara lain; 1) guru, bertanggungjawab dalam menyampaikan materi
pelajaran, sikap dalam mengajar yang dipakai, 2) teman sekelas, merupakan
teman sepergaulan siswa dalam lingkungan sekolah sangat mempengaruhi
pencapaian prestasi belajar, 3) lingkungan sekolah, lingkungan sekolah yang
baik akan mendukung kelancaran proses belajar mengajar sehingga siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mendapatkan prestasi belajar yang baik seperti yang diinginkan, 4) fasilitas
sekolah, fasilitas sekolah sangat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi
belajar, karena dengan fasilitas yang terbatas maka pengetahuan siswa
terbatas pula. Misalnya buku-buku perpustakaan, alat-alat laboratorium atau
adat istiadat yang berlaku, sikap dan sifat masyarakat, aktivitas organisasi dan
sebagainya ( Singgih D. gunarsa 1982; 11).
c. Cara mengukur prestasi belajar siswa
Cara mengukur prestasi belajar siswa adalah dengan prosedur penilaian
atau tes. Adapun bentuk tes dapat berwujud tes lisan, tes tertulis atau tes
perbuatan. Untuk menentukan hasil belajar benar-benar telah tercapai atau
belum, diperlukan adanya suatu alat untuk mengukurnya yaitu tes atau
penilaian. Tes merupakan prosedur yang sistematis, artinya; a) item-item
dalam tes disusun menurut cara dan aturan tertentu, b) aturan administrasi dan
pemberian skor atau angka dilakukan dengan jelas dan dispesialisasikan
secara terperinci. Webster dalam Suharsini Arikunto ( 1998: 32) menyatakan
bahwa tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan alat lain yang digunakan
untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, bakat, intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Dalam upaya untuk memperoleh informasi mengenai pengetahuan
maupun keterampilan siswa dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) tes
tertulis, merupakan alat penilaian yang menyajikan maupun pengerjaannya
dalam bentuk tertulis. Pengerjaan oleh siswa dapat berupa jawaban atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pernyataan, 2) tes lisan, merupakan alat penilaian yang penyajiannya maupun
pengerjaannya oleh siswa dapat berupa jawaban atau pernyataan, maupun
tanggapan atas pertanyaan yang diajukan, 3) tes perbuatan, merupakan alat
penilaian yang penugasannya disampaikan secara tertulis maupun lisan dan
pengerjaannya dalam bentuk penampilan atau perbuatan. Pada umumnya tes
perbuatan dibutuhkan untuk memperoleh informasi yang diperlukan berkaitan
dengan kemampuan menampilkan sesuatu, seperti praktik kesenian, membaca
puisi, olah raga, maupun praktik di laboratorium.
Pengolahan prestasi belajar adaptif menerapkan kriteria Penilaian Acuan
Norma (PAN) atau menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP). Gronlund
( 1985 : 13) mengemukakan bahwa PAN merupakan penilaian yang
membandingkan hasil belajar siswa terhadap hasil belajar siswa lainnya.
Penilaian Acuan Patokan merupakan penilaian yang menggambarkan
seberapa jauh yang dapat dikerjakan siswa. Jadi penilaian proses belajar siswa
dilakukan dengan membandingkan hasil kerja siswa dengan patokan yang
telah ditetapkan. Dalam penelitian ini prestasi belajar IPS Geografi diukur
dengan prosedur penilaian acuan patokan.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menjadi salah
satu faktor keberhasilan belajar, sehingga penerapan model pembelajaran
quantum dengan visualisasi komik dalam pembelajaran Pendidikan IPS
Geografi diharapkan dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.
Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah tingkat keberhasilan siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
materi pada standar kompetensi Memahami kehidupan manusia dan
kompetensi dasar Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses
pembentukan, dan dampaknya terhadap kehidupan bagi siswa kelas VII
semester I Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah.
3. Pendekatan model pembelajaran quantum
a. Pengertian quantum dalam pembelajaran
Quantum istilah dari ilmu fisika yang berarti interaksi-interaksi yang
mengubah energi menjadi cahaya. Semua kehidupan adalah energi. Rumus
yang terkenal dalam fisika adalah quantum, energi masa kali kecepatan
cahaya kuadrat. Tubuh manusia secara fisik adalah materi. Sebagai pelajar,
belajar bertujuan untuk meraih sebanyak mungkin cahaya, interaksi
hubungan inspirasi agar menghasilkan energi cahaya (De Porter, Reardon,
Singer-Nourie, 2001: 8). Dalam proses pembelajaran berupaya seoptimal
mungkin memberdayakan energi siswa untuk meraih prestasi belajar optimal.
Quantum learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang
telah terbukti efektif di sekolah dan bisnis bekerja untuk semua tipe orang dan
segala usia. Quantum learning berakar dari upaya Georgi Lozanov, seorang
pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan “sugestology”
atau “sugestopedia”. Prinsipnya bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi
hasil situasi belajar dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ataupun negatif. Beberapa teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti
positif adalah mendudukkan siswa secara nyaman, memasang musik latar di
dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poster
untuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi dan
menyediakan guru-guru yang terlatih baik dalam seni pengajaran sugestif.
Istilah lain yang hampir dapat dipertukarkan dengan sugestology adalah
“percepatan belajar” (accelarated learning). Percepatan belajar didefinisikan
sebagai “Memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang
mengesankan, dengan upaya normal dan dibarengi kegembiraan” (DePorter,
Reardon, Singer-Nourie, 2001: 8). Dalam proses perolehan informasi,
quantum learning memberikan perhatian pada hubungan antara penggunaan
bahasa dengan perilaku-perilaku guru. Penggunaan bahasa yang positif akan
mendorong tindakan-tindakan yang positif, sehingga akan merangsang fungsi
kerja otak yang efektif.
b. Pendekatan quantum dalam pembelajaran
Pendekatan quantum merupakan salah satu pendekatan yang dilakukan
dengan adanya penggubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam
dan di sekitar situasi belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur
belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan belajar siswa. Interaksi-
interaksi antar masing-masing komponen pendidikan akan mengubah
kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi kesuksesan belajar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya (DePorter, Reardon,
Singer-Nourie 2001: 5).
Pendekatan quantum dalam pembelajaran mendasarkan pada
pengkondisian kognisi dalam konteks dunia nyata. Menurut Sri Anitah, W
dan Noerhadi, Th (2003;8) pengkondisian dalam konteks dunia nyata
diartikan bahwa; 1) tugas tidak terpisah-pisah, namun merupakan bagian dari
konteks yang lebih luas. Guru berperan menciptakan lingkungan yang
menunjukkan konteks yang lebih luas yang relevan dengan masalah yang
dihadapi, 2) keriilan konteks lebih banyak mengacu pada tugas-tugas siswa
berdasarkan informasi dan lingkungan sekitar, 3) konteks lingkungan sangat
penting. Konsep esensial dalam paradigma ini adalah bahwa informasi tidak
dapat diingat secara independen atau keseluruhan yang abstrak, namun
informasi melekat pada konteks lingkungan. Secara kualitatif lingkungan
sekolah berbeda dengan lingkungan dunia nyata. Pengembangan lingkungan
belajar yang mampu merangsang dan meningkatkan partisipasi aktif siswa
dalam pembentukan pengertian dan konsep, menjadi kebutuhan yang sangat
penting.
Pendekatan quantum pada hakekatnya pendekatan pembelajaran yang
memberikan kesempatan secara luas dan menyenangkan kepada siswa untuk
berperan aktif dalam proses pembelajaran. Agar siswa berperan aktif dalam
pembelajaran harus diciptakan suasana yang menggairahkan dengan
menyajikan materi pelajaran yang bersifat menantang, mengesankan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dapat menumbuhkan/meningkatkan daya kreatif. Menurut Hadi Kusumanto
(1984;8) prinsip-prinsip penerapan belajar aktif sebagai berikut:
1) Prinsip motivasi, dalam belajar perlu diperhatikan motif-motif yang
mendorong siswa dalam pembelajaran dan selanjutnya ditumbuh
kembangkan.
2) Prinsip latar, dengan mempelajari sesuatu yang baru siswa telah
mengetahui hal-hal lain baik secara langsung maupun tidak langsung
berkaitan.
3) Prinsip pemusatan perhatian, dengan menggunakan pola tertentu yakni
mengkaitkan bagian-bagian yang terpisah dalam satu pelajaran.
4) Prinsip keterpaduan dengan mengkaitkan suatu bahan pelajaran dengan
bahan pelajaran lain baik dalam satu pelajaran maupun mata pelajaran
lain.
5) Prinsip pemecahan masalah, dalam pembelajaran perlu dikemukakan
situasi yang bermasalah agar siswa terbiasa menghadapi situasi yang
memerlukan pemecahan masalah.
6) Prinsip penemuan, pada hakekatnya siswa berpotensi untuk mencari,
menemukan, mengembangkan fakta dan menginformasikan.
7) Prinsip belajar sambil bekerja, pengalaman dari hasil bekerja tidak mudah
dilupakan akan diperoleh rasa percaya diri dan kepuasan diri.
8) Prinsip belajar sambil bermain, dalam pembelajaran perlu diciptakan
suasana gembira dalam bentuk kegiatan bermain yang kreatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9) Prinsip perbedaan individual, siswa memiliki perbedaan dalam hal tingkat
kecerdasan, kegemaran, latar belakang keluarga, sifat maupun kebiasaan.
10) Prinsip hubungan sosial, dalam pembelajaran berkelompok siswa akan
menyadari kelebihan dan kekurangannya sehingga tercipta suasana
kerjasama yang menyenangkan.
c. Faktor-faktor yang mendukung penerapan model pembelajaran quantum
Model pembelajaran quantum melihat kesuksesan siswa didasarkan pada
unsur-unsur yang tersusun dengan baik dengan sudut pandang yang berbeda,
antara lain suasana lingkungan, landasan, rancangan, penyajian, dan
fasilitas (De Potter, Reardon, Singer-Nourie,2005: 8). Menurut Brooks &
Brooks dalam Sri Anitah dan Noeerhadi, Th ( 2003:6) untuk mendukung
pembelajaran yang berusaha melihat permasalahan dari sudut pandang yang
berbeda adalah dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif,
nyaman dan kolaboratif. Guru harus menjadi kontruktivis di dalam suatu
proses pembelajaran, menyiapkan lingkungan belajar yang mendukung siswa
membentuk makna, mengapresiasikan ketentuan dan prinsip-prinsip belajar
bertanggung jawab.
Menurut De Potter, Reardon, singer-Nourie (2005 :9) ada beberapa
faktor yang mendukung penerapan model quantum, antara lain : 1)
lingkungan, terdiri dari lingkungan yang aman, mendukung, santai,
penjelajahan dan menggembirakan, 2) fisik, terdiri dari gerakan, terobosan,
perubahan keadaan, permainan, fisiologi, estafet, partisipasi, 3) suasana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang terdiri dari suasana yang nyaman, cukup penerangan, enak dipandang,
ada musiknya, 4) nilai-nilai dan keyakinan yang terdiri dari : a) sumber-
sumber, pengetahuan, pengalaman, hubungan, inspirasi, b) belajar untuk
mempelajari ketrampilan seperti menghafal membaca, menulis, mencatat,
kreatifitas, cara belajar, komunikasi, hubungan, c) metode yang digunakan
misalnya mencontoh, permainan, simulasi, simbol.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa faktor yang mendukung
penerapan model quantum learning dalam pembelajaran antara lain
lingkungan yang positif, suasana yang nyaman dengan musik latar dan
keyakinan siswa dalam belajar.
Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dapat diwujudkan dalam bentuk
mengajukan pertanyaan atau pemberian jawaban dalam pembahasan materi
pelajaran. Dalam menerima jawaban dari siswa, guru tidak langsung
menyalahkan jawaban siswa melainkan harus menelusuri mengapa siswa
menjawab demikian.
Untuk siswa yang menjawab salah, guru dapat mengajukan pertanyaan lain
yang mampu mengarahkan siswa agar dapat memberikan jawaban benar,
bertitik tolak dari kesalahan jawaban yang disampaikan sebelumnya. Sikap
guru kepada siswa yang menjawab benar, guru berusaha mengetahui
memahami alur berpikir siswa tersebut untuk mengembangkan kemampuan
berpikirnya lebih lanjut. Cara ini menyatukan unsur-unsur yang secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sekilas tampak tidak mempunyai persamaan : hiburan, permainan, warna,
cara berpikir positif, kebugaran fisik dan kesehatan emosional, namun
semua unsur ini bekerja sama untuk menghasilkan pengalaman belajar yang
efektif. Model pembelajaran quantum mencakup aspek-aspek penting dalam
program neurolinguistik (NLP), yaitu penelitian tentang bagaimana otak
mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan
prilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara
siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui
penggunaan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan
positif faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang positif. Semua ini
dapat pula menunjukkan gaya belajar terbaik dari setiap orang ( De Porter &
Hernacki, 2001 : 14 ).
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
quantum adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang memberikan
sugesti positif pada siswa untuk belajar, mendorong siswa untuk belajar
yang mengesankan dan mengembangkan kemampuan menggunakan bahasa
dan prilaku yang positif dalam merangsang fungsi kerja pemikiran-
pemikiran siswa.
d. Model pembelajaran quantum dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Menurut Hoy, Bayne-Jardine & Wood (2000:3) bahwa tinggi
rendahnya kualitas pembelajaran merupakan hasil dari sistem yang
digunakan , sebagai hasil dari sebuah proses, kondisi orang-orang yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terlibat dalam proses pembelajaran dan cara bekerja sama antar komponen
pembelajaran. Sejalan dengan itu, Ashcroft dalam Soetarno (2003:17)
menyatakan bahwa kualitas pembelajaran merupakan sebuah istilah yang
mengandung nilai terkait dengan tujuan, proses dan standar pendidikan.
Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang baik secara moral,
epistimologis, maupun edukatif memiliki tujuan, proses dan capaian dengan
standar tinggi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
DePorter, Reardon, Singer-Nourie ( 2001:327-336) pendekatan
quantum dalam pembelajaran memiliki prinsip dasar sebagai berikut :
1). Setiap orang adalah guru dan sekaligus siswa sehingga sang trainer
lebih bersifat sebagai fasilitator.
2). Bagi kebanyakan orang belajar akan sangat efektif jika dilakukan
dalam suasana yang menyenangkan, lingkungan dan suasana yang
tidak terlalu formal, sehingga siswa merasa santai.
3). Setiap orang mempunyai gaya belajar, bekerja dan berpikir yang
unik sesuai dengan jiwa masing-masing.
4) Modul pelajaran tidak rumit tapi harus dapat disajikan dalam bentuk
sederhana menuju ke kasus nyata.
5) Kunci menuju kesuksesan model pembelajaran quantum adalah latar
belakang (background) musik, yang memberikan pengaruh positif
dalam proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6) Metode peran, siswa aktif dalam membahas materi sesuai dengan
pengalamannya.
Untuk mewujudkan pembelajaran yang berkualitas dengan
mendasarkan pada prinsip dasar pendekatan quantum tersebut dilakukan
secara inovatif, adaptif, dan kreatif. Sejalan dengan itu, menurut Soetarno
(2003;19) perlu melakukan kegiatan-kegiatan untuk melakukan inovasi,
mengadaptasi, memodifikasi ataupun mengujicobakan metode, media dan
teknik-teknik evaluasi yang cocok, dan penyediaan fasilitas belajar yang
mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini perlu melibatkan
seluruh komponen pembelajaran sebagai upaya peningkatan kualitas
pembelajaran. Pembelajaran yang berkualitas menuntut keefektifan dan
efisiensi dalam penyelenggaraannya. Belajar akan efektif jika dilakukan
dalam suasana menyenangkan Peter Kline dalam Dryden & Vos
(2000;22). Selain itu juga perlu diciptakan suasana dan sistem (kondisi)
belajar yang kondusif, meskipun masih ada faktor lain yang akan
menentukan hasil belajarnya siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi
adalah faktor kemampuan guru dalam memilih pendekatan pembelajaran.
Oleh sebab itu mengajar yang diartikan sebagai suatu usaha menciptakan
sistem lingkungan, harus memungkinkan terjadi proses pembelajaran yang
fun dan enjoy, namun perlu diketahui pula bahwa sistem lingkungan inipun
dipengaruhi oleh berbagai komponen yang saling berinteraksi. Komponen
yang dimaksud antara lain: tujuan pembelajaran, bahan kajian yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
disampaikan, guru, siswa, jenis kegiatan yang dikembangkan, metode,
serta media pembelajaran yang dipilih.
Sejalan dengan itu, Reiser & Dick dalam Soetarno (2003;28)
menyatakan bahwa pengertian pembelajaran efektif adalah pembelajaran
yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan, sikap, dan
keterampilan tertentu dengan proses yang menyenangkan. Siswa
merupakan fokus utama kegiatan pembelajaran. Menurut Joyce, Weil &
Calhoun (2000;6-7) menegaskan bahwa hasil jangka panjang terpenting
dari sebuah pembelajaran adalah diperolehnya peningkatan kemampuan
belajar secara lebih mudah dan lebih efektif di masa depan sebagai akibat
telah dikuasainya dengan baik pengetahuan dan keterampilan dari proes
pembelajaran yang diikuti. Menurut Soetarno (2003:28) guru yang berhasil
adalah guru yang mampu membawa siswa dapat mendidik diri mereka
sendiri, mampu memberdayakan siswa secara efektif, mampu mendorong
siswa menggunakan sumber-sumber belajar efektif, sehingga siswa mampu
menggunakan seluruh hasil belajar tersebut secara produktif.
Menurut Brown (1994;7) pembelajaran adalah proses membimbing
dan memfasilitasi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar
secara optimal.
Tugas guru dalam pendekatan quantum adalah membantu siswa agar
mampu mengkonstruksi pengetahuan dan pengalaman dari hasil belajar
yang sesuai dengan situasi kongkrit. Strategi pembelajaran merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
media yang dapat digunakan untuk membantu mengembangkan potensi
siswa dalam mengkonstruksi pengalaman dan pengetahuan. Menurut
Driver dan Oldam dalam Paul Suparno (2002;69) mengemukakan bahwa
pembelajaran konstruktivis dapat dilakukan dengan kondisi sebagai
berikut; 1) siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan motivasi dalam
mempelajari suatu topik. Siswa diberi kesempatan untuk melakukan
observasi terhadap topik yang telah dipelajari; 2) siswa dibantu untuk
mengungkapkan idenya secara jelas dengan berdiskusi, menulis, membuat
poster dan media jenis lainnya. Siswa diberi kesempatan untuk
mendiskusikan hasil observasinya dalam wujud tulisan, gambar, poster
maupun karikatur; 3) membantu siswa membangun ide yang baru; 4)
membantu menggunakan ide siswa dalam berbagai situasi dan kondisi, dan
5) mereview ide yang telah digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Agar penerapan pendekatan quantum dalam pembelajaran mampu
meningkatkan kualitas pembelajaran, DePoter, Reardon, Singer-Nourie
(2001;335) menyatakan bahwa para siswa quantum belajar menyenangkan
dengan mengikuti petunjuk sebagai berikut :
1) Sebelum membaca, lihat materi bacaan secara sekilas pada malam
sebelumnya, dan lihat kembali catatan sebelum memulai pelajaran di
sekolah.
2) Manfaatkanlah setiap waktu, jadikanlah semua objek menarik dan
bersikap kreatiflah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Belajarlah di tempat dan waktu yang teratur. Atur posisi yang baik dan
gunakan pencahayaan yang tepat.
4) Gunakan musik untuk mengendorkan pikiran.
5) Setiap setengah jam lakukanlah istirahat selama lima menit.
6) Umpan balik adalah informasi yang diperlukan untuk mendapatkan
keberhasilan dan memberikan arah.
Dari beberapa uraian diatas dapat dirumuskan bahwa pendekatan quantum
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran IPS
Geografi yang bersifat partisipatif yang didukung dengan lingkungan belajar
yang aman dan nyaman, penerangan yang cukup, tersedianya sumber
belajar, menyenangkan dan ada musiknya.
e. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran quantum
Seperti halnya model-model pembelajaran yang lain, model
pembelajaran quantum inipun memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan model pembelajaran ini adalah :
1). Model pembelajaran quantum dapat mengubah proses belajar
menjadi sesuatu yang menyenangkan, sederhana dan efektif.
2) Model pembelajaran quantum diajarkan ketrampilan hidup seperti
berkomunikasi secara efektif, menjalin hubungan dengan orang lain,
berlatih mendengarkan/ menghargai pendapat orang lain dan belajar
memecahkan masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Model pembelajaran quantum merupakan model yang mudah untuk
dipraktekkan, efektif dan menyenangkan sehingga seseorang dirangsang
semangatnya untuk berusaha keras menguasai materi yang dipelajari.
4). Model pembelajaran quantum mengajarkan tiga hal sekaligus yaitu
ketrampilan akademis, prestasi fisik dan ketrampilan hidup.
5). Terjadinya hubungan timbal balik yang menggambarkan kondisi internal
dan eksternal siswa dan guru.
Disamping memiliki kelebihan, model inipun memiliki beberapa kelemahan.
Kelemahan tersebut antara lain adalah dalam penggunaannya diperlukan
persiapan yang matang bagi seorang guru. Disamping itu juga diperlukan
kemampuan guru yang baik dalam proses pembelajaran, tidak hanya dari
segi penguasaan materi tetapi juga dari kemampuan guru dalam mengelola
kelas sehingga mampu mensugesti siswa sehingga mereka merasa nyaman
dan senang dalam mengikuti proses belajar mengajar.
4. Komik sebagai media pembelajaran
a. Pengertian Media
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat sehingga proses belajar dapat terjadi. Media
berkembang dari sebagai alat bantu mengajar yang dapat memberikan
pengalaman konkrit, meningkatkan motivasi dan daya serap sehingga
masuknya pengaruh alat audio visual. Berbagai macam media ini digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
guru untuk menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan
dan pendengaran untuk menghindari verbalisme
( Arif S Sandiman, 1996 : 7).
b. Kegunaan Media
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan sebagai berikut
1). Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis.
2). Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3). Mengatasi sikap pasif anak didik dengan media yang tepat.
4). Menimbulkan persepsi, perangsang dan pengalaman yang sama.
c. Jenis Media
Berdasarkan karakteristiknya media dibagi menjadi :
1) Media grafis, termasuk di dalamnya adalah gambar/foto, sketsa, diagram,
bagan, grafik, poster, papan planel, papan bulletin, kartun dan komik.
2) Media audio termasuk dalam jenis ini adalah radio, tape recorder,
laboratorium bahasa.
3). Media proyeksi termasuk di dalam jenis ini adalah film bingkai, film
rangkai, media tranparansi, proyektor dan film.
d. Komik sebagai media pengajaran dan menghibur
1). Definisi dan Karakteristik Komik
Komik merupakan bentuk kartun yang mengungkapkan karakter
dan memerankan suatu cerita dalam urutan dalam gambar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berhubungan erat dan dirancang untuk menghibur para pembacanya.
Apalagi kartun sangat bergantung pada dampak penglihatan tunggal,
maka komik terdiri dari berbagai situasi cerita.
Beberapa perwatakan lain dari komik adalah sifatnya humor dan
memusatkan perhatian di sekitar rakyat. Cerita-ceritanya mengenai diri
pribadi sehingga pembaca dapat mengidentifikasikan dirinya melalui
perasaan serta meneladan sifat atau tindakan dari perwatakan-
perwatakan tokoh utamanya. Alur ceritanya ringkas dengan perwatakan
orangnya yang realistik penuh aksi, menarik perhatian semua orang dari
berbagai tingkat usia.
Luasnya popularitas komik telah mendorong banyak orang
menggunakan tehnik komik untuk penjelasan yang sungguh-sungguh
daripada hanya sebagai hiburan semata. Komik merupakan suatu bentuk
bacaan dimana anak membacanya tanpa harus dibujuk. Melalui
bimbingan dari guru, komik dapat berfungsi sebagai jembatan untuk
menumbuhkan minat baca ( Nana Sudjana, 1990 :68 )
Dengan demikian, buku-buku komik selain berfungsi sebagai
medium hiburan, juga dapat dipergunakan secara efektif dalam upaya
membangkitkan minat baca, mengembangkan perbendaharaan kata-kata
dan ketrampilan membaca serta dapat dijadikan media efektif untuk
tujuan pengajaran.
2). Asal usul komik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Untuk pertama kalinya, komik digunakan sebagai pengobar dari
peristiwa perang surat kabar antara William Randolph Hearst dengan
Joseph Pulitser pada pertengahan tahun 1890-an.
Lembaran berwarna dari majalah “Sunday” terbitan New York
Journal dan New York World saling bersaing dalam usaha memperbesar
peredarannya. Bagian penting dalam persaingan ini dimainkan dengan
gambar-gambar yang lucu, yang meliputi perwatakan terkenal dengan
nama “ The Yellow Kid “ Coretan ini hasilnya cepat terkenal dengan
bertambahnya peredaran New York World yang diterbitkan oleh
Pulitser.
Terlepas dari misi komersial surat kabar di atas, komik-komik baru
mulai diciptakan, misalnya Buster Brown dan The Katzen Jammer Kid
terbit tahun 1902. Serial Katzen Jammer telah diperkenalkan dalam
rangkaian cerita bergambar dengan perwatakan yang sama.
Popularitas komik ternyata telah mempengaruhi kesadaran
masyarakat Amerika dengan kuat sejak tahun 1930-an. Penelitian
Joseph Pulitse menunjukkan bahwa pembaca komik di Amerika Serikat
lebih dari 100 juta orang yang meliputi siswa-siswi SLTP dan SLTA.
Serta dibaca kira-kira 1/3 dari penduduk Amerika antara umur 18
dan 30 tahun. Antara 400 sampai 500 judul buku komik terjual dan
kurang lebih 95 juta kopi terjual pula setiap bulannya, diterjemahkan ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dalam lebih dari 30 bahasa dan dibaca secara luas oleh lebih dari 100
negara.
Hasil ini, membuktikan bahwa komik telah memberi pengaruh
yang besar dalam kehidupan para remaja/pelajar. Dengan demikian
komik dapat dijadikan sebagai media komunikasi yang efektif.
3). Komik Geografi
Komik Geografi adalah komik yang secara implisit memuat kosep-
konsep atau persoalan yang ada dalam pembelajaran Pendidikan
Geografi. Proses penciptaan komik Geografi pada prinsipnya tidak jauh
berbeda dengan penciptaan komik-komik pada umumnya, namun dalam
komik Geografi cenderung mengandung nilai plus, artinya selain
memuat persoalan dan konsep Geografi , juga harus mengandung “
sense of humor” Adanya humor akan melahirkan kesan positif dan rasa
menyenangkan anak dalam belajar, tanpa merasa adanya beban.
Dalam penciptaan komik Geografi selain dituntut ketrampilan
menggambar yang baik dan kemampuan bercerita
(mengkomunikasikan) juga harus memiliki kedalaman rasa kepekaan
untuk mewujudkan ide imajinasinya yang terkesan abstrak, menjadi
gambar efektif yang dituangkan ke atas kertas. Lewat media komik
Geografi, pendidikan IPS Geografi dikenalkan sebagai ketrampilan di
dalam kehidupan sehari-hari yang sangat bermanfaat melalui konteks
yang akrab dan menarik bagi siswa. Hal ini akan sangat berguna untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
membangkitkan minat yang lebih tinggi dan pandangan positif terhadap
pendidikan IPS Geografi.
Siswa yang belajar tidak sekedar menghafal materi apa yang
diberikan oleh guru, melainkan secara aktif timbul minat untuk belajar
atas keinginannya sendiri. Ini merupakan salah satu implementasi dari
model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik geografi.
4). Keuntungan Pengajaran Dengan Media Komik Geografi
Beberapa keuntungan penggunaan media komik Geografi dalam
pengajaran pendidikan IPS Geografi, antara lain :
a) Prinsip psikologis terpenuhi, sebab kehadiran gambar/kartun dalam
komik Geografi, akan menyenangkan dan menghibur sehingga anak
belajar tanpa beban. Kondisi ini akan meningkatkan minat belajar
siswa.
b) Membantu ingatan siswa. Seseorang cenderung lebih mudah
mengingat hal-hal yang ada kesannya. Konsep Geografi yang
sarat dengan simbol dan aturan akan mudah diingat jika disertai
gambar.
c) Memusatkan perhatian siswa, siswa akan menaruh perhatian yang
sama pada materi yang termuat dalam komik Geografi, sehingga
guru lewat media komik Geografi, mata pelajaran IPS Geografi
dikenalkan sebagai keterampilan di dalam kehidupan sehari-hari
yang sangat bermanfaat melalui konteks yang akrab dan menarik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bagi siswa. Hal ini akan sangat berguna untuk membangkitkan
minat yang lebih tinggi dan pandangan positif terhadap mata
pelajaran IPS Geografi.
B. Penelitian yang Relevan
1. Sri Wahyuni Dwiyanti (2007), Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Team Achievement Divisions (STAD) Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Sekolah Menengah Atas
Muhammadiyah Wonosari ( Penelitian Tindakan Kelas).
Dalam kesimpulannya Penggunaan Model Kooperatif Tipe STAD dengan
karakteristik belajar kelompok dan pemberian penghargaan dapat meningkatkan
motivasi belajar hingga mencapai kualifikasi tinggi untuk seluruh siswa dan hasil
belajar siswa hingga mencapai ketuntasan sebasar 80% dalam mata pelajaran
Geografi.
2. Saptono Nugrohadi (2003), Penggunaan Metode Matriks Dengan Visualisasi
Media Komik Pada Pembelajaran Perhitungan Entalpi Reaksi Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Memperhatikan
Pengetahuan Awal ( Studi Kasus Di SMU Negeri 1 dan SMU Negeri 3 Salatiga
Kelas II Semester 2 Tahun Pelajaran 2002/2003). Dalam kesimpulannya media
komik dapat diterapkan pada pembelajaran kimia untuk menarik minat siswa
dalam belajar konsep-konsep kimia, metode matrik yang disajikan dalam bentuk
komik lebih dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
kimia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Kerangka Berpikir Penelitian
1. Model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik dan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS Geografi
Berdasarkan pada kajian teori dan permasalahan yang peneliti teliti, pada
hakekatnya pembelajaran merupakan suatu kegiatan untuk mempengaruhi siswa
sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah dan mampu
mencapai hasil yang optimal.
Guru harus dapat menciptakan komunikasi interaktif kepada siswa agar
siswa dapat memperoleh pengetahuan yang disampaikan oleh guru dan dapat
mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Kenyataan menunjukkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran belum sesuai dengan yang diharapkan. Mata pelajaran
IPS Geografi menjadikan pembelajaran tidak menarik dan menyenangkan bagi
siswa, siswa menjadi cepat bosan dan jenuh dengan suasana belajar seperti itu,
karena siswa kurang berminat terhadap mata pelajaran IPS Geografi
mengakibatkan prestasi belajar IPS Geografipun menjadi rendah.
Metode pembelajaran ceramah dengan guru sendiri yang mendominasi aktifitas
pembelajaran yang selama ini berlangsung di sekolah, membuat suasana
pembelajaran tidak menyenangkan dan siswa menjadi pasif. Akhirnya pada saat
diberikan ulangan harian/ ulangan blok setiap berakhirnya satu kompetensi
dasar, banyak siswa yang tidak dapat mencapai batas minimal nilai ketuntasan.
Keadaan ini mengharuskan guru untuk meningkatkan kualitas suasana
pembelajaran agar proses belajar mengajar berlangsung menyenangkan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menggembirakan siswa, dan minat siswa untuk belajar menjadi meningkat, hal
ini akan membuat siswa menjadi aktif dalam belajar, pada akhirnya prestasi
belajarpun meningkat dan dapat mencapai hasil yang optimal.
Model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik merupakan
alternatif pilihan bagi guru untuk meningkatkan kualitas suasana kegiatan
belajar-mengajar agar menjadi lebih menggairahkan bagi siswa. Setiap siswa
akan mendapat kesempatan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran baik secara
individu maupun dalam kelompok mereka. Suasana dalam proses belajar
mengajarpun menjadi tidak kaku dengan guru menciptakan suasana yang
menyenangkan dengan menghadirkan musik dan materi dalam bentuk gambar-
gambar menarik dalam komik, namun semua tetap berlangsung dalam kerangka
belajar sehingga mampu menciptakan suasana menyenangkan dan mendorong
aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar, jadi model pembelajaran quantum
dengan visualisasi komik dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata
pelajaran pendidikan IPS Geografi.
2. Model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS Geografi
Model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik juga memberikan
kesempatan pada siswa untuk memahami keterkaitan materi geografi yang
disampaikan dalam bentuk komik yang menarik dengan apa yang dialami dalam
kehidupan sehari-hari. Pemanfaatan model pembelajaran quantum dengan
visualisasi komik bertujuan agar siswa dapat :
a. Menciptakan sikap positip terhadap materi pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Meningkatkan ketrampilan bekerjasama dalam kelompok dalam
menyelesaikan masalah yang ada di komik geografi.
c. Meningkatkan rasa menghargai pendapat teman.
d. Mendorong untuk selalu berusaha memecahkan permasalahan yang dihadapi
siswa.
e. Meningkatkan prestasi belajar siswa.
Dari pemikiran tersebut diharapkan kegiatan pembelajaran IPS Geografi
dapat berlangsung lebih baik, terjadi komunikasi interaktif, tidak membosankan
siswa, siswa menjadi lebih aktif, kreatif dalam setiap kegiatan, serta siswa
mampu menguasai materi pelajaran yang disajikan, sehingga prestasi belajar
menjadi meningkat, jadi model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan IPS
Geografi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Apabila disajikan dalam bagan, alur pemikiran di atas adalah :
Gambar 1. Skema kerangka berfikir.
Siswa :
Prestasi
KONDISI AWAL
TINDAKAN
KONDISI AKHIR
Guru : Belum memanfaatkan model pembelajaran
quantum dengan visualisasi komik
dalam pembelajaran
Dalam pembelajaran guru menggunakan
model quantum dengan visualisasi
komik
Diduga dengan memanfaatkan model
pembelajaran quantum dengan visualisai komik
dalam proses belajar mengajar dapat
meningkatkan prestasi dan minat belajar siswa dalam mata pelajaran pendidikan
IPS Geografi
Siswa : Prestasi dan minat belajar pada mata
pelajaran Pendidikan IPS Geografi rendah
Siklus I Dalam pembelajaran
IPS Geografi guru memanfaatkan
model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik
komik secara kelompok yang terdiri 6 orang.
Siklus II Dalam pembelajaran guru memanfaatkan
model quantum dengan visualisasi
komik secara kelompok terdiri 2
orang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, hipotesis tindakan
penelitian ini adalah :
1. Pemanfaatan model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik, dapat
meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan IPS Geografi
tentang vulkanisme bagi siswa kelas VII ruang B SMP Negeri 16 Surakarta
tahun pelajaran 2010/2011.
2. Pemanfaatan model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik, dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan IPS
Geografi tentang vulkanisme bagi siswa kelas VII ruang B SMP Negeri 16
Surakarta tahun pelajaran 2010/2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian
Penulis melakukan penelitian ini mulai dari bulan Juni 2010 sampai
dengan bulan Oktober 2010, adapun waktu penelitian ini dapat penulis uraikan
mulai dari penulis melakukan persiapan penyusunan proposal, penyusunan
instrumen, pengumpulan data, analisa data, pembahasan dan laporan hasil
penelitian. Penulis memulai pekerjaan penelitian ini dengan memulai membuat
persiapan penyusunan proposal pada bulan Juni 2010. Pada bulan Juli 2010,
penulis mulai menyusun instrumen penelitian yang nantinya akan penulis
gunakan pada saat tindakan kelas. Adapun instrumen penelitian yang penulis
susun meliputi: Angket minat siswa terhadap mata pelajaran IPS Geografi yang
akan diberikan sekali dalam satu siklus, komik tentang vulkanisme, lembar
observasi akan diisi oleh guru yang mengampu mata pelajaran IPS geografi di
kelas VII ruang B SMP 16 Surakarta yang menjadi teman kolaborasi penulis,
lembar observasi diisi oleh teman kolabarasi pada saat mengobservasi proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
belajar mengajar yang dilakukan penulis saat pengambilan data baik pada siklus
satu maupun siklus dua, catatan harian yang akan penulis gunakan untuk
mencatat hal-hal penting pada saat proses belajar mengajar berlangsung di
kelas hasil observasi dan catatan kejadian di pakai untuk refleksi, instrumen
terakhir yang penulis susun adalah butir soal tertulis yang berbentuk pilihan
ganda yang nantinya dipergunakan untuk mengambil nilai post test yang
diadakan setiap menjelang berakhirnya tatap muka pertemuan. Apabila hasil
belajar siswa belum mencapai standar ketuntasan belajar minimal pada
kompetensi dasar ini maka dilanjutkan lagi pada siklus berikutnya dan
seterusnya sampai tercapai nilai tuntas, untuk mata pelajaran IPS Geografi
standar ketuntasan belajar minimal adalah 7,0 untuk kurikulum KTSP.
Penyusunan instrumen penelitian dan uji coba instrumen, penulis jadwalkan
selesai sampai dengan minggu ke dua bulan Agustus, minggu pertama bulan
Agustus penulis mulai dengan uji coba instrumen untuk kelas VII ruang E yang
bukan kelas untuk penelitian tindakan kelas ini. Memasuki bulan ke tiga
penelitian ini, yaitu minggu ke tiga bulan Agustus, penulis mulai melakukan
pengumpulan data dengan melakukan tindakan pada pertemuan satu siklus satu.
Setiap siklus terdiri dari dua kali tatap muka yaitu 4 jam pelajaran yang terbagi
dalam 2 kali tatap muka. Setiap kali tatap muka terdiri dari 2 jam pelajaran
sesuai dengan jadwal yang ada pertemuan Pendidikan IPS Geografi ruang B
setiap minggunya jatuh pada hari Senin. Yang kemudian dilanjutkan tindakan ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dua pada siklus satu dengan jam tatap muka dan hari tatap muka yang sama
pada minggu berikutnya. Sehingga waktu yang dipergunakan dalam
pengumpulan data dengan melakukan tindakan pada siklus satu dan siklus dua
akan selesai seharusnya pada minggu kedua bulan September, namun menurut
kalender akademik ada libur satu minggu sebelum hari raya Idulfitri dan satu
minggu setelah hari raya, sedangkan hari raya Idul Fitri tahun ini jatuh pada
tanggal 10 dan 11 September 2010 dengan mempertimbangkan hal tersebut
maka, pengambilan data pada siklus dua baru penulis lakukan lagi pada minggu
ketiga dan keempat bulan September dan dari hasil penelitian tindakan kelas ini
apabila minat siswa dan prestasi belajar belum mencapai sesuai yang
direncanakan maka akan dilanjutkan siklus ke tiga, dan mungkin jadwal
pengambilan data penelitian akan mundur sampai dengan minggu ke dua bulan
oktober 2010. Waktu yang digunakan untuk melakukan tindakan pada setiap
siklus adalah 4 jam pelajaran, setiap satu jam pelajaran dihitung 45 menit jadi
setiap kali tatap muka 2x 45 menit, namun hitungan satu jam pelajaran akan
berubah apabila jam efektif belajar jatuh pada bulan Ramadhan, biasanya satu
jam pelajaran dikurangi 10-15 menit berdasarkan rapat dewan guru di masing-
masing sekolah. Analisis data penulis jadwalkan setiap setelah berakhir tatap
muka, hasil analisis akan digunakan untuk perbaikan pada pertemuan tatap muka
selanjutnya. Satu minggu kemudian penulis selesai dengan pembahasan dan
diskusi, maka penulis menyusun laporan hasil penelitian rencananya sampai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan minggu keempat bulan Oktober 2010. Pembagian waktu penelitian
untuk lebih jelasnya peneliti sajikan dalam bentuk tabel berikut.
Tabel 1. Alokasi Waktu Penelitian
No Uraian
kegiatan
Juni Juli Agustus September Oktober
1 Menyusun Proposal PTK
2 Menyusun dan uji coba
instrumen penelitian
3 Mengumpulkan data dengan melakukan tindakan :
a. Siklus 1 dan analisa data.
b. Libur Hari Raya Idul fitri
c. Siklus 2 dan analisa data
4 Pembahasan / Diskusi
5 Menyusun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
laporan hasil penelitian
Sumber : Observasi, Juni 2010.
Dari tabel di atas terlihat bahwapenulis melakukan pengumpulan data
dengan melakukan tindakan kelas pada siklus satu dan siklus dua penulis
lakukan pada minggu ketiga bulan Agustus sampai minggu keempat bulan
September dikarenakan ada libur hari Raya Idul Fitri selama 14 hari, dalam
pengambilan data terdiri dari 4 kali pertemuan yakni pertemuan ke satu siklus
satu, pertemuan ke dua siklus satu, pertemuan ke satu siklus dua dan pertemuan
ke dua siklus dua dan jika minat belajar siswa belum terlihat ada peningkatan
dan prestasi belajar belum mencapai standar ketuntasan minimal untuk mata
pelajaran IPS Geografi yakni nilai 7,0 maka akan dilanjutkan lagi ke siklus tiga
yang penulis jadwalkan sampai dengan minggu pertama bulan Oktober 2010,
alasan penulis melakukan pengumpulan data pada minggu ke tiga bulan Agustus,
karena pada tanggal 20 Juli 2010 siswa baru memulai hari efektif kegiatan
belajar mengajar untuk semester I dan kemudian siswa disibukkan dengan
kegiatan persiapan menjelang peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Negara
Republik Indonesia, sesuai kurikulum KTSP pada bulan Agustus materi
palajaran IPS Geografi sudah mulai memasuki materi sub bab vulkanisme, yang
materinya penulis pakai dalam penelitian ini, dengan penulis melihat distribusi
alokasi waktu pada semester satu tahun pelajaran 2010 / 2011. Untuk melakukan
pengumpulan data, penulis tidak bisa lakukan pada saat hari tidak efektif belajar
atau pada hari libur sekolah, karena penulis harus melakukan tindakan kelas. Jadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
khusus untuk kegiatan pengumpulan data harus pada saat hari efektif belajar dan
sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan. Lain hal untuk kegiatan
penelitian yang lain seperti penyusunan proposal, penyusunan instrumen
penelitian, analisa data dan penyusunan laporan hasil penelitian dapat penulis
lakukan pada saat senggang artinya bukan pada hari / jam kegiatan sekolah.
Sebagaimana telah disinggung pada bab terdahulu bahwa penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 16
Surakarta di kelas VII ruang B pada tahun pelajaran 2010 / 2011 pada mata
pelajaran Pendidikan IPS Geografi tentang vulkanisme. Penelitian ini penulis
adakan pada semester satu tahun ajaran 2010 / 2011 adalah bahwa Pendidikan
IPS Geografi penting bagi penulis mengupayakan agar minat dan prestasi belajar
siswa bisa meningkat, memenuhi batas minimal ketuntasan untuk mata pelajaran
Pendidikan IPS Geografi. Agar supaya penelitian berjalan dengan efektif maka
penulis melakukan penelitian ini dengan berkolaborasi dengan guru mata
pelajaran IPS Geografi SMP 16 Surakarta yang mengajar di kelas VII di tempat
penelitian tindakan kelas ini penulis lakukan.
2. Tempat Penelitian
Telah disinggung dalam bab terdahulu bahwa penelitian tindakan kelas ini
diadakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Surakarta di kelas VII ruang
B pada semester I tahun pelajaran 2010/2011 pada mata pelajaran Pendidikan
IPS Geografi tentang vulkanisme. Penelitian ini penulis adakan pada semester
satu dikarenakan penting bagi penulis agar prestasi belajar siswa dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
meningkat memenuhi batas standar ketuntasan belajar mengajar untuk
Pendidikan IPS Geografi yakni 7,0.
Penelitian yang sedang penulis laksanakan tidak boleh mengganggu
proses kegiatan belajar mengajar di kelas tempat penelitian ini penulis lakukan,
ini berarti penulis tidak boleh mengorbankan siswa demi penelitian ini. Dengan
kata lain penulis harus tetap mengutamakan siswa karena tujuan penelitian ini
untuk memperbaiki minat dan prestasi belajar siswa.
B. Subyek penelitian
Sebagai subyek penelitian pada penelitian tindakan kelas yang penulis
lakukan dalam penelitian ini adalah siswa.
Sedangkan yang menjadi obyek dalam penelitian tindakan kelas yang penulis
lakukan dalam penelitian kali ini adalah materi vulkanisme pada mata pelajaran
Pendidikan IPS Geografi.
Subyek penelitian pada tindakan kelas ini adalah siswa kelas VII ruang B
Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Surakarta pada tahun pelajaran 2010 / 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Banyaknya siswa dalam kelas yang penulis jadikan sebagai subyek penelitian
berjumlah 36 orang siswa yang terdiri dari 18 orang siswa laki-laki dan 18 orang
siswa perempuan. Dengan tingkat kemampuan siswa rata-rata sedang.
Guru mata pelajaran pendidikan IPS di Sekolah Menengah Pertama Negeri
16 Surakarta ada 2 orang, untuk kelas VII ada 6 kelas diajar oleh satu orang guru,
penulis menggunakan kelas VII ruang B dalam penelitian tindakan kelas ini
dikarenakan kelas VII ruang B inilah yang memiliki masalah yang penulis teliti
dalam penelitian tindakan kelas kali ini.
Karena penulis sebagai guru sehingga subyek penelitian ini adalah siswa.
Dalam penelitian tindakan kelas populasi sama dengan sampel maka pada penelitian
tindakan kelas menggunakan subyek penelitian.
C. Sumber Data
Sumber data yang penulis gunakan pada penelitian kali ini ada 2 sumber data.
Yaitu sumber data yang berasal dari guru dan sumber data yang berasal dari siswa
sebagai subyek penelitian. Sumber data yang berasal dari subyek penelitian disebut
sumber data primer dan sumber data yang berasal dari bukan subyek penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
namanya sumber data sekunder. Sumber data primer berasal dari siswa dan sumber
data sekunder berasal dari bukan siswa, yakni dari guru teman kolaborasi penulis.
Prestasi belajar siswa diambil dari hasil belajar mata pelajaran Pendidikan
IPS menjadi data primer karena hasil belajar diambil dari nilai, nilai berasal dari
siswa sehingga hasil belajar Pendidikan IPS Geografi menjadi sumber data primer.
Sedangkan proses pembelajaran dari penelitian ini yang dikumpulkan dari sumber
data yang bukan berasal langsung dari siswa namanya sumber data sekunder yang
diambil dari hasil pengamatan guru kolaborasi.
Data yang diperoleh dari siswa berupa hasil angket tentang minat belajar IPS
Geografi dan hasil belajar siswa dengan penulis melakukan post test pada setiap
berakhirnya tatap muka. Data primer kedua berbentuk pengamatan proses belajar
yang berbentuk kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi teman kolaborasi dan
catatan harian peneliti selama berlangsung proses kegiatan belajar mengajar.
Banyaknya data dalam penelitian yang penulis lakukan ada 5 yaitu :
1. Data dari hasil angket minat belajar siswa kelas VII ruang B sebelum penelitian
yang dilakukan yang penulis peroleh bersama guru kolaborasi.
2. Data dari angket minat belajar siswa yang didapat peneliti dari setiap akan
berakhirnya tatap muka dalam setiap siklusnya.
3. Data dari hasil ulangan harian siswa kelas VII ruang B sebelum penelitian ini
dilakukan yang didapat penulis bersama teman kolaborasi yakni guru yang
mengajar mata pelajaran IPS Geografi kelas VII ruang B.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Data siklus satu diperoleh dari hasil post test yang dilakukan pada setiap
berakhirnya tatap muka pada siklus satu dan proses pembelajaran selama siklus satu
berlangsung.
5. Data siklus dua diperoleh dari hasil belajar yang didapat pada setiap berakhirnya
tatap muka pada siklus dua dan proses pembelajaran selama siklus dua
berlangsung.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan data
Dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat dua tehnik pengumpulan data
yaitu :
a. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes dalam bentuk tes tertulis
untuk mengukur kemajuan prestasi belajar siswa.
b. Teknik dengan menggunakan non tes berupa: angket minat belajar, catatan
harian peneliti dan pengamatan/observasi teman kolaborasi dengan cara
mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung dalam pertemuan-
pertemuan tatap muka di siklus satu dan siklus ke dua dan siklus berikutnya.
2. Alat pengumpulan data
Karena penulis dalam penelitian ini menggunakan tehnik pengumpulan
data dengan tes tertulis maka alat pengumpulan data harus disesuaikan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tehnik pengumpulan data yang dipergunakan, oleh karena itu penulis
menyiapkan butir soal tertulis. Butir soal tertulis yang penulis buat sebanyak 60
butir soal tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda, kemudian peneliti bagi dari 60
butir soal tes tertulis yang valid, menjadi 4 paket soal dengan tiap paket soal
terdiri dari 10 tes tertulis pilihan ganda untuk digunakan pada setiap kali tatap
muka, karena jumlah tatap muka ada 4 kali yakni 2 kali tatap muka untuk siklus
satu, 2 kali tatap muka untuk siklus dua untuk cadangan apabila batas nilai
minimal ketuntasan belum tercapai maka dilanjutkan siklus ketiga terdiri 2 tatap
muka, sehingga peneliti menyiapkan kemudian butir soal pilihan ganda untuk
siklus ke tiga.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan juga tehnik pengumpulan data
non tes, alat pengumpulan data berupa angket minat belajar IPS Geografi yang
peneliti siapkan untuk setiap kali berakhir siklus peneliti menyiapkan 50 butir
soal angket minat belajar dan lembaran observasi untuk teman kolaborasi serta
catatan harian untuk peneliti sendiri.
E. Validitas dan Reliabilitas Data
1. Validitas data
a. Uji validitas angket minat belajar siswa
Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang tinggi validitasnya sehingga
alat ukur tersebut dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak kita ukur.
Dengan kata lain validitas suatu alat ukur adalah sejauh mana alat pengukur
tersebut memenuhi fungsinya sebagai alat ukur. Dalam penelitian ini data
yang akan diambil adalah data minat belajar siswa kelas VII ruang B SMP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Negeri 16 Surakarta dalam mata pelajaran IPS Geografi. Untuk memperoleh
data tersebut diperlukan alat pengumpul data. Instrumen yang digunakan
untuk mengukur minat belajar dengan menggunakan angket sesuai dengan
sasaran dan tujuan penelitian ini.
Pertanyaan tertulis yang digunakan dalam angket untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi, atau hal-hal yang
ia ketahui (Suharsini Arikunto 1998: 139). Angket sangat efektif digunakan
dalam pendekatan deskriptif, metode ini lebih reliabel bila pertanyaan-
pertanyaan dibuat sebelumnya dan bila sampel pertanyaan yang disiapkan
cukup mewakili semua pertanyaan yang diperlukan dalam masalah penelitian.
Penggunaan angket merupakan hal yang pokok untuk mengumpulkan data
dalam penelitian deskriptif.
Tujuan pokok pembuatan angket adalah untuk :
1) Memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan deskriptif.
2) Memperoleh informasi dengan reliabilitas dan validitas setinggi mungkin
(Masri Singarimbun, 1999: 175).
Alasan penggunaan angket adalah; 1) subyek adalah orang yang paling
tahu tentang sesuatu yang ada pada dirinya, 2) apa yang dinyatakan subyek
kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya, 3) interprestasi subyek
tentang pertanyaan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan yang
dimaksud oleh peneliti (Sutrisno Hadi, 1991: 173). Instrumen yang digunakan
untuk mengetahui minat belajar adalah angket, dalam penelitian ini penulis
menggunakan model skala Likert dengan lima pilihan, yaitu : Sl : Selalu, Sr :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sering, Kd : Kadang-kadang, Jr : Jarang, Tp : Tidak pernah, dengan masing-
masing diberi bobot 1, 2, 3, 4 dan 5.
Sebagai acuan untuk menyusun instrumen pengumpulan data, maka
dibuat kisi-kisi yang didasarkan pada indikator dan deskriptor sebaran
pertanyaan dari variabel minat belajar terdiri dari yang diukur : 1) perhatian,
2) kemauan, 3) kesadaran , 4) perasaan senang.
Cara pemberian skor yang dipakai dalam penelitian ini adalah:
1) Untuk pertanyaan positif, skor diberikan sebagai berikut:
Selalu (Sl) = diberi skor 5
Sering (Sr) = diberi skor 4
Kadang-kadang (Kd) = diberi skor 3
Jarang (Jr) = diberi skor 2
Tidak pernah (Tp) = diberi skor 1
2) Untuk pertanyaan negatif, skor diberikan sebagai berikut :
Selalu (Sl) = diberi skor 1
Sering (Sr) = diberi skor 2
Kadang-kadang (Kd) = diberi skor 3
Jarang (Jr) = diberi skor 4
Tidak pernah (Tp) = diberi skor 5
Sanusi Haryanto (1994: 41) mengatakan masalah validitas adalah
mempersoalkan ketepatan alat ukur untuk mengukur aspek yang ingin diukur.
Suharsini Arikunto (1998: 74) menyatakan bahwa suatu instrumen dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dinyatakan sahih (valid) apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang
hendak diukur. Suatu item mempunyai validitas yang tinggi jika skor pada
item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran dapat diartikan
dengan korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas item digunakan rumus
korelasi.
Sejalan dengan itu, Sugiyono (2009: 255) mengemukakan bahwa untuk
menguji validitas butir-butir instrumen dilakukan dengan analisis item.
Analisis item dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor butir
instrumen dengan skor total. Untuk pemeriksaan validitas butir angket
digunakan rumus korelasi product moment dari Pearson sebagai berikut:
{ }{ }2222 )()(
).(
YYNXXN
YXXYNrxy
S-S-S
SS-S=
Keterangan :
rxy : Korelasi Product Moment
N : Banyaknya siswa kelas VII ruang B
X : Skor butir angket.
Y : Skor total angket
∑X : Jumlah Skor X
∑Y : Jumlah Skor Y
∑XY : Jumlah skor-skor X dan Y yang dipasangkan
(Suharsini Arikunto, 1998: 162)
Angka hasil perhitungan korelasi product moment (rxy) tersebut,
kemudian dikonsultasikan dengan tabel (rxy) pada taraf signifikansi 5%. Butir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
soal dikatakan valid jika rhitung > rtabel. Berdasarkan hasil perhitungan dengan
bantuan komputer program SPSS.
b. Uji validitas tes prestasi belajar
Untuk memperoleh data tentang prestasi belajar mata pelajaran
pendidikan IPS Geografi tentang vulkanisme. Penulis berusaha agar butir soal
post test yang dibuat yang akan dijadikan sebagai data untuk melihat
perkembangan prestasi belajar pada setiap kali pertemuan baik dalam siklus
satu dan dalam siklus dua dapat mengukur keseluruhan isi bahan pelajaran
yang akan diukur, oleh karena itu peneliti membuat kisi-kisi soal terlebih
dahulu sebelum membuat butir soal tes, dengan membuat kisi-kisi soal
terlebih dahulu peneliti dapat melihat penyebaran materi yang akan diujikan.
Validitas soal adalah indeks diskriminasi dalam membedakan antara
peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang
berkemampuan rendah (Sumarno Surapranata, 2005: 60).
Untuk menetapkan kesahihan instrumen, maka diadakan uji coba. Uji
coba instrumen dilakukan terhadap siswa bukan responden penelitian ini.
Kelas yang peneliti pilih untuk uji coba adalah kelas VII ruang E, kelas uji
coba ini terletaknya agak jauh dari kelas VII ruang B, dengan alasan karena
letak kelasnya berjauhan dimungkinkan siswa tidak saling memberi tahu
jawaban soal tes.
Dalam penelitian ini validitas yang diukur meliputi validitas konstruksi.
Validitas konstruksi meliputi ketepatan butir-butir soal dengan setiap aspek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dalam Tujuan Instruksional Khusus (TIK) (Suharsimi Arikunto, 1988: 64).
Selain itu dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi poin beserial yang
berkaitan dengan korelasi butir setiap skor butir dengan skor keseluruhan.
Kreteria penentuan valid tidaknya didasarkan pada nilai r hitung dibandingkan
dengan nilai r tabel. Apabila nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel maka
butir soal dinyatakan valid, dan apabila nilai r hitung lebih kecil dari nilai r
tabel maka butir soal dinyatakan tidak valid dan tidak dapat dipakai sebagai
alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini.
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan hasil yang dapat
dipercaya, apabila alat ukur itu bila diteskan berkali-kali menghasilkan nilai yang
sama. Definisi reliabilitas menurut Suharsimi Arikunto (1983: 173) adalah alat
ukur sering diartikan sebagai keajegan alat ukur tersebut menunjukkan sejauh
mana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda jika
dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama.
Menurut Sanapiah Faisal (2001: 169) menjelaskan reliabilitas pengukuran
berhubungan dengan daya konstan alat pengukur di dalam melahirkan ukuran-
ukuran yang sebenarnya dari apa yang diukur. Uji reliabilitas dalam penelitian
ini menggunakan rumus Alpha-Cronbach digunakan untuk mencari reliabilitas
instrumen. Rumus Alpha-Cronbach sebagai berikut :
( )( )
22
2
1i i
i
N X XS
N N
-=
-å å
Kreteria reliabilitas :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Apabila datanya benar sesuai dengan kenyataan maka beberapa kali diambil
akan tetap sama.
b. Reliabilitas menunjukkan pada tingkat keandalan.
c. Reliabilitas artinya dapat dipercaya.
Untuk pengujian reliabilitas butir dilakukan dengan alat bantu komputer
melalui program SPSS.
Tabel 2. Kriteria reliabilitas
No Besar nilai r Interpretasi
1 0,800-1,000 Tinggi
2 0,600-0,800 Cukup
3 0,400-0,600 Agak rendah
4 0,200-0,400 Rendah
5 0,000-0,200 Sangat rendah
Sumber: Sudjana, Tarsito. 2000.
F. Analisis Data
Dalam Analisis data prestasi belajar yang peneliti gunakan kali ini tidak
menggunakan uji statistik tetapi menggunakan analisis diskriptif:
1. Minat belajar siswa dalam mata pelajaran IPS Geografi dapat dianalisis secara
kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu
mata pelajaran, pandangan atau sikap siswa, aktivitas siswa mengikuti pelajaran,
perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, minat belajar, rasa senang
terhadap mata pelajaran dan sejenisnya, Kreteria kualifikasi minat belajar siswa
menurut Riduwan (2002: 13-15) dengan lima kategori yaitu: sangat lemah,
lemah, cukup, kuat, sangat kuat, seperti tabel berikut.
Tabel 3. Kriteria Kualifikasi Minat Belajar Siswa
No Kriteria Interpretasi Skor Kriteria Minat Belajar
1 0% - 20% Sangat lemah
2 21% - 40% Lemah
3 41% - 60% Cukup
4 61% - 80% Kuat
5 81% - 100% Sangat kuat
Sumber: Ridwan, 2002.
2. Prestasi belajar dianalisis dengan analisis diskriptif komparatif yaitu dengan
membandingkan hasil nilai siswa yang didapat dari kondisi awal
dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus satu
kemudian hasil belajar yang diperoleh pada siklus satu dibandingkan dengan
hasil belajar yang diperoleh pada siklus dua serta hasil belajar dari kondisi
awal dibandingkan dengan hasil belajar yang diperoleh dari siklus dua. Hasil
dari kualifikasi data setiap siklus diperbandingkan untuk diketahui dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
diperoleh peningkatan minat belajar siswa dan prestasi belajar dalam mata
pelajaran IPS Geografi.
G. Indikator Kerja
Indikator kerja dapat dikatakan berhasil jika memenuhi batas Kreteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu siswa mengalami
ketuntasan belajar. Belajar siswa dikatakan tuntas berdasarkan kurikulum KTSP
yaitu lebih dari 70% untuk individu dan lebih dari 85% untuk klasikal.
Dengan kata lain, belajar dapat dikatakan tuntas jika seorang siswa secara
klasikal 85% dari jumlah siswa di kelas yang bersangkutan mendapat nilai lebih
dari 7,0. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai kurang dari 7,0 secara individu
siswa yang bersangkutan tidak tuntas. Secara lebih rinci adalah sebagai berikut:
1. Minat belajar siswa
a. Dorongan belajar siswa untuk mata pelajaran IPS Geografi 85%, artinya 85%
siswa terdorong belajar IPS geografi yang ditunjukkan oleh merasa
membutuhkan dan punya keinginan besar untuk menguasai mata pelajaran
IPS Geografi, ketekunan dalam belajar, ingin memecahkan masalah dalam
pelajaran IPS Geografi dengan baik, keyakinan diri terhadap kebenaran yang
dilakukan.
b. Minat siswa terhadap pembelajaran 85%, artinya 85% siswa memberi
perhatian terhadap pembelajaran IPS Geografi yang ditunjukkan oleh
penyediaan waktu untuk belajar IPS Geografi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Prestasi Belajar Siswa
a. Ketuntasan belajar individual.
Siswa dinyatakan tuntas belajar secara individual apabila menguasai 70% dari
seluruh soal yang diberikan atau mendapat nilai minimal 7,0.
b. Ketuntasan belajar klasikal.
Ketuntasan belajar klasikal 85%, artinya jika 85% dari 36 siswa (31 siswa) di
kelas VII ruang B mencapai ketuntasan belajar.
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan
kelas yang terdiri dari dua siklus dan jika hasil belajar siswa belum mencapai
standar ketuntasan belajar minimal maka akan dilanjutkan siklus ketiga. Setiap satu
siklus terdiri dari 2 kali tatap muka yang setiap kali tatap muka terdiri dari 2 jam
pelajaran yaitu 2 jam pada pertemuan satu dan 2 jam pada pertemuan dua. Satu jam
pelajaran dihitung 45 menit pada hari biasa dan berkurang 10-15 menit khusus
selama bulan puasa, berdasarkan rapat dewan guru SMP Negeri 16 Surakarta jam
pelajaran selama bulan puasa menjadi 30 menit. Dalam kurikulum KTSP mata
pelajaran Pendidikan IPS untuk siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama setiap
minggunya disajikan dalam satu kali pertemuan selama 2 jam pelajaran. Untuk
SMP Negeri 16 Surakarta, dimana penelitian tidakan kelas ini dilaksanakan untuk
mata pelajaran khusus IPS disajikan selama 2 jam pelajaran setiap minggunya
dengan penyajian berselang seling dengan mata pelajaran ekonomi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan pembicaraan dengan wakil kepala sekolah urusan kurikulum dan
teman kolaborasi, selama penelitian tindakan kelas ini berlangsung penulis
diperkenankan memanfaatkan waktu selama satu bulan berturut-turut untuk
melaksanakan tindakan kelas ini namun diselingi libur idulfitri, dengan
menyampaikan materi Vulkanisme dalam mata pelajaran IPS Geografi, jika
nantinya setelah satu bulan berlangsung penelitian ini dan hasilnya belum
memenuhi standart nilai ketuntasan minimal untuk prestasi belajar sesuai kurikulum
KTSP yakni 7,0, maka penulis diberi waktu satu kali siklus lagi untuk dapat
mencapai apa yang diharapkan dalam penelitian tindakan kelas ini.
Langkah-langkah dalam setiap siklus terdiri dari :
1. Perencanaan (Planning)
Rencana merupakan satu kebutuhan pokok dalam melaksanakan setiap
kegiatan, dalam perencanaan peneliti menjelaskan langkah-langkah yang harus
ditempuh baik yang akan dilakukan oleh guru, teman kolaborasi maupun siswa
dalam peneliti merencanakan dan melaksanakan penelitian tindakan kelas.
Dalam penelitian tindakan kelas inti peneliti menyiapkan :
a. Melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran IPS Geografi di SMP
Negeri 16 Surakarta, setelah mendapatkan ijin dari Kepala Sekolah dimana
penelitian ini diadakan.
b. Menetapkan pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang akan digunakan
dalam penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas ini disepakati antara
peneliti dan teman kolaborasi yakni guru yang mengajar mata pelajaran IPS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Geografi di kelas VII ruang B yakni kelas yang mempunyai masalah dengan
rendahnya minat dan prestasi belajar IPS Geografi yakni materi dari
Kompetensi Dasar 1.1 Mendiskripsikan keragaman bentuk muka bumi,
proses pembentukan dan dampaknya terhadap kehidupan. Dengan materi
Vulkanisme.
c. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
d. Menyiapkan lembar observasi guru yang akan diisi oleh guru teman
kolaborasi.
e. Menyiapkan lembar cacatan harian yang digunakan penulis untuk mencatat
hal penting yang terjadi selama proses belajar mengajar di kelas sedang
berlangsung.
f. Menyusun angket minat belajar siswa.
g. Menyusun format hasil refleksi untuk mendokumentasikan temuan di lapangan.
h. Menyiapkan soal post test.
i. Menyiapkan lembar jawaban post tes.
2. Pelaksanaan (Acting)
Setelah menyusun perencanaan, tibalah saatnya penulis melaksanakan
tindakan dalam kelas yang sebenarnya. Dalam pelaksanaan penulis melakukan
tindakan yang telah direncanakan baik dalam siklus satu maupun dalam siklus
dua dengan memanfaatkan model pembelajaran quantum dengan visualisasi
komik.
3. Pengamatan (Observing)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Teman kolaborasi melakukan pengamatan dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar yang terjadi pada siklus satu maupun siklus dua. Dalam
penelitian ini hasil observasi penulis ,dituangkan dalam sebuah lembar observasi,
dan penulis membuat catatan khusus dalam catatan harian, berkaitan hal-hal
penting selama proses belajar mengajar berlangsung yang akan dipakai peneliti
sebagai catatan dalam refleksi untuk masuk pada siklus berikutnya setelah
mendiskusikan dengan teman kolaborasi terhadap hasil pengamatan setelah
proses belajar mengajar selesai dan membuat kesimpulan hasil pengamatan.
4. Analisis dan Refleksi (Reflecting)
a. Analisis
Langkah-langkah dalam kegiatan analisis dapat dilakukan sebagai
berikut :
1) Menganalisis tanggapan siswa pada lembar angket.
Metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar dinyatakan mampu meningkatkan minat dan prestasi belajar
apabila terdapat 85% dari seluruh siswa dalam kelas tindakan menyatakan
suka melakukan kegiatan pembelajaran IPS Geografi memanfaatkan model
pembelajaran quantum dengan visualisasi komik.
2) Hasil pengamatan oleh guru teman kolaborasi pada lembar observasi
menunjukkan apakah siswa mengikuti pelajaran dengan baik, yaitu dengan
siswa terlihat merespon dengan positif pembelajaran IPS Geografi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dilaksanakan dengan memanfaatkan model pembelajaran quantum dengan
visualisasi komik untuk materi tentang vulkanisme.
b. Refleksi
Melalui refleksi peneliti akan dapat menentukan apa yang telah dicapai, apa
yang belum tercapai serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran
berikutnya. Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan
kembali untuk merevisi rencana jika terjadi tindakan yang dilakukan dalam
penelitian ini belum berhasil memperbaiki minat dan prestasi belajar yang
diinginkan peneliti. Keempat langkah tersebut diatas merupakan langkah yang
berurutan, artinya langkah pertama harus dikerjakan lebih dahulu sebelum
langkah kedua dilaksanakan, demikian seterusnya. Keempat tahap tersebut
merupakan satu siklus, oleh karena itu setiap tahap akan berulang kembali.
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, peneliti kemudian membuat
rencana tindakan dengan peneliti merumuskan cara perbaikan yang akan
ditempuh dalam bentuk hipotesa tindakan. Hipotesa tindakan dalam penelitian
ini adalah dugaan rendahnya minat belajar dan prestasi belajar Pendidikan IPS
Geografi siswa kelas VII ruang B Sekolah Menengah Pertama Negeri 16
Surakarta dikarenakan peneliti belum memanfaatkan model pembelajaran
quantum dengan visualisasi komik dalam pembelajaran pendidikan IPS
Geografi selama ini, sehingga dalam penelitian ini peneliti memanfaatkan
model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik dalam melakukan
tindakan dalam siklus satu dan siklus dua.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Planing
Reflecting Acting
Observing
Planing
Observing
Reflecting Acting
Gambar 2. Pelaksanan tindakan pada dua siklus
Sumber : Observasi, Juni 2010.
Gambaran langkah-langkah dalam prosedur penelitian ini dapat dilihat pada gambar
diatas. Dalam penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui proses pengkajian
berdaur yang terlihat dari setiap siklus yang terdiri dari 4 tahap yaitu merencanakan,
melakukan tindakan, mengamati dan melakukan refleksi seperti
digunakan kembali untuk merivisi rencana pada siklus berikutnya jika ternyata
tindakan yang dilakukan belum berhasil memecahkan masalah yang terjadi.
Sebelum melaksanakan tindakan, guru harus melakukan persiapan akhir,
yang antara lain mencakup: pemeriksaan perangkat yang akan digunakan termasuk
mencoba menggunakannya, kesiapan-kesiapan lembar observasi dan instrumen
penelitian, urutan kegiatan, daftar pertanyaan lisan yang akan diajukan peneliti
untuk tanya jawab saat berlangsung proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini tidak semuanya berkait dengan
minat dan prestasi belajar, tetapi juga berkaitan dengan proses belajar karena
bagaimanapun juga perbaikan dalam proses pembelajaran diharapkan membawa
dampak pada peningkatan minat dan prestasi belajar.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan dengan
sistematika yang terdiri dari: Deskripsi sekolah tempat penelitian berlangsung,
dialog awal sebelum penelitian, deskripsi kondisi awal, deskripsi siklus satu,
deskripsi siklus dua, pembahasan tiap siklus dan antar siklus, terakhir peneliti akan
menguraikan tentang hasil penelitian tindakan kelas ini.
A. Diskripsi Sekolah Tempat Penelitian
1. Lokasi Sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dalam penelitian tindakan kelas ini sekolah yang digunakan untuk
penelitian adalah Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Surakarta, beralamat di
jalan Kolonel Sutarto 188 Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Madya
Surakarta. Sekolah ini berdiri pada tahun 1979 dibangun diatas tanah pemerintah
seluas 4500 meter persegi. Lokasi Sekolah Menengah Pertama Negeri 16
Surakarta berada kurang lebih 4 kilometer sebelah barat kampus Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Secara astronomi Sekolah Menengah Pertama Negeri
16 Surakarta berada di Garis Bujur 7033׳׳33.69׳ S dan 110050׳׳15.31׳ T.
Kelurahan Jebres berbatasan langsung dengan desa dan kelurahan lain di
wilayah kecamatan Jebres dan desa atau kelurahan lain di luar kecamatan Jebres
dan diluar Kotamadya Surakarta, yaitu berbatasan dengan kabupaten
Karanganyar.
Batas-batas wilayah kelurahan Jebres sebelah utara berbatas dengan kelurahan
Mojosongo dan Kabupaten Karanganyar. Sebelah selatan berbatas dengan
kelurahan Jagalan, Pucangsawit,dan Purwodiningratan. Sebelah timur berbatas
dengan kabupaten Karanganyar. Sebelah barat berbatas dengan kelurahan
Tegalharjo.
Batas-batas Kecamatan Jebres sebelah utara berbatas dengan kabupaten Karang
Anyar. Sebelah selatan berbatas dengan kecamatan Pasar Kliwon. Sebelah timur
berbatas dengan kabupaten Karanganyar. Sebelah barat berbatas dengan
kecamatan Banyuanyar.
2. Sarana dan Prasarana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Secara umum keadaan fisik dan prasarana sekolah sudah memadahi dalam
perawatan dan kebersihan.
Kamar kecil untuk siswa maupun guru dengan keadaan bersih.
Halaman sekolah hanya ada satu di depan sekolah mengingat lokasi SMP Negeri
16 tidak memungkinkan dilakukan pelebaran karena tidak ada lagi lahan yang
kosong, sisa tanah di dekat ruang kelas ditanami pohon perindang.
Ruang perpustakaan SMP Negeri 16 Surakarta berukuran lebih luas kalau
dibandingkan ruang kelas. Pengaturan tempat duduk dan meja berada di tengah-
tengah ruangan, rak-rak buku diletakkan di bagian pinggir di sekeliling ruangan.
Pada jam-jam istirahat banyak siswa yang memanfaatkan waktu untuk belajar di
perpustakaan, walaupun agak berdesak-desakkan siswa tetap banyak yang datang
ke perpustakaan. Satu ruang Mushola untuk meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan siswa. Satu tempat parkir siswa dan satu tempat parkir guru. Ruang
Laboratorium IPA, Bahasa dan Komputer.
Kantin Sekolah ada 2 tempat 15 ruang kelas, satu ruang guru, satu ruang
Bimbingan dan Konseling, ruang UKS, ruang Multimedia, ruang ketrampilan.
ruang tata usaha, ruang Wakil Kepala Sekolah dan terakhir satu ruang gudang
untuk penyimpanan barang.
B. Dialog Awal Sebelum Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 18 Agustus, namun sebelumnya
pada tanggal 9 Agustus 2010 diawali dengan dialog awal antara peneliti dengan
wakil kepala sekolah, mulai pukul 07.45 WIB sampai dengan pukul 08.15 WIB di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ruang tamu sekolah. Pada kesempatan ini peneliti mohon izin untuk diperkenankan
mengadakan penelitian di SMP Negeri 16 Surakarta. Peneliti menjelaskan bahwa
tujuan penelitian ini adalah untuk mencoba menerapkan model pembelajaran
quantum dengan visualisasi komik dalam pembelajaran IPS Geografi untuk
meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.
Dialog berikutnya dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 Agustus Mulai
pukul 07.15 WIB pada kesempatan ini peneliti mengutarakan rancangan penelitian
secara lisan dan garis besarnya penelitian yang akan diterapkan.
Dialog yang dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 18 Agustus, mulai pukul
07.15 WIB sampai pukul 09.00 WIB pada kesempatan ini peneliti menyerahkan
surat ijin penelitian dan oleh sekolah peneliti dianggap secara resmi mulai
melakukan penelitian.
Pada kesempatan ini Ibu wakil kepala sekolah mengharapkan agar penelitian
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan teliti terhadap segala efek yang timbul
baik positif maupun negatif.
Berdasarkan observasi awal kelas VII ruang B, adalah kelas yang memiliki
masalah seperti yang peneliti inginkan. Berdasarkan angket yang diisi oleh 36 siswa
kelas VII ruang B pada tabel disajikan rangkuman data minat siswa untuk
mengikuti pembelajaran IPS Geografi.
Tabel 4. Skor minat belajar IPS Geografi sebelum tindakan, yang diadakan oleh guru kolaborasi.
No Uraian Jumlah Skor
1 Jumlah Skor 1872
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2 Rata-rata skor 2
3 Kualifikasi skor % 34,67%
4 Kategori Lemah
Sumber : Observasi, Agustus 2010.
Berdasarkan data hasil angket minat belajar siswa kelas VII ruang B sebelum
dilaksanakan tindakan, kreteria minat belajar kategori lemah dengan kreteria
intepretasi skor 34,67%.
C. Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum penelitian ini peneliti lakukan, nilai mata pelajaran Pendidikan IPS
Geografi siswa kelas VII ruang B masih rendah. Bukti bahwa prestasi belajar siswa
rendah dapat dilihat dari hasil ulangan yang sudah guru kolaborasi lakukan pada
bulan Juli untuk melihat kemampuan awal siswa dalam mata pelajaran IPS
Geografi. Yang dari ulangan harian didapat rata-rata nilainya 6,05. Nilai rata-rata
diperoleh dari jumlah keseluruhan nilai hasil ulangan dibagi dengan jumlah siswa
yang ikut ulangan. Melihat kenyataan bahwa nilai minimal ketuntasan yang
ditetapkan dalam kurikulum KTSP untuk Pendidikan IPS Geografi adalah 7,0
maka nilai rata-rata siswa kelas VII ruang B masih jauh dari batas minimal nilai
ketuntasan, dan dibandingkan dengan kelas VII yang lain, kelas VII ruang B
memiliki nilai rata-rata paling rendah pada saat ulangan untuk melihat kemampuan
awal siswa dalam mata pelajaran IPS Geografi. Dari hasil perhitungan angket minat
yang dilakukan guru kolaborasi, siswa di kelas VII ruang B termasuk dalam
kategori lemah minat terhadap mata pelajaran Pendidikan IPS Geografi, alasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
siswa yang disampaikan secara lisan kepada guru kolaborasi karena mata pelajaran
Pendidikan IPS geografi adalah mata pelajaran hafalan dan membosankan serta
kadang susah dipahami karena bahasanya masih asing bagi siswa kelas VII, yang
baru saja menyelesaikan pendidikan sekolah dasar. Kalau siswa tidak berminat
untuk mempelajari sesuatu, tidak dapat diharapkan bahwa siswa akan berhasil
dengan baik dalam hal yang tidak diminati termasuk mata pelajaran Pendidikan IPS
Geografi. Kondisi awal inilah yang terjadi sebelum peneliti melakukan penelitian
ini.
Sehingga menjadi keinginan peneliti untuk mengusahakan bagaimana dapat
meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan IPS Geografi yang
nantinya akan berakibat pada peningkatan prestasi belajar Pendidikan IPS Geografi.
Gambaran kondisi awal dapat peneliti sajikan dalam bentuk tabel berikut :
Tabel 5. Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal.
No Uraian Ulangan Harian 1
1 Nilai terendah 4
2 Nilai tertinggi 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3 Nilai rata-rata 6,05
4 Rentang nilai 4
Sumber : Observasi, Agustus 2010.
D. Deskripsi Siklus 1
Untuk dapat terorganisirnya penelitian yang peneliti lakukan ini maka
peneliti perlu mengadakan persiapan penelitian, adapun persiapan penelitian yang
peneliti lakukan sebagai berikut :
Peneliti pertama-tama membagi siswa yang ada yaitu 36 orang siswa di kelas
VII ruang B menjadi 6 kelompok, jadi masing-masing kelompok beranggotakan
6 orang siswa. Dalam pembagian kelompok ini peneliti membagi kelompok terdiri
dari laki-laki dan perempuan dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda,
peneliti membagi kelompok berdasarkan daftar urut absen kelas, pembagian
kelompok peneliti lakukan 5 menit sebelum menyampaikan materi pelajaran pada
pertemuan satu siklus satu.
Peneliti menyusun soal-soal yang akan peneliti pakai sebagai bahan
penilaian kemajuan prestasi belajar siswa dalam post tes tentang materi yang
disajikan di setiap kali tatap muka, soal-soal berkisar tentang vulkanisme, yang
didalamnya termasuk materi proses alam endogen yang menyebabkan berbagai
bentukan di permukaan bumi, gejala-gejala vulkanisme, mendeskripsikan bentuk
gunung api dan mengidentifikasi dampak positif dan negatif dari vulkanisme. Post
tes ini digunakan pada setiap menjelang berakhirnya tatap muka atau kurang lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10 menit menjelang akhir pembelajaran, sedangkan angket minat belajar hanya
peneliti berikan kepada siswa sebanyak dua kali yakni pada akhir pertemuan siklus
satu dan pertemuan akhir siklus dua.
Peneliti menyusun kasus tentang vulkanisme dalam bentuk komik
bergambar, pada tatap muka kali ini peneliti membagi komik bergambar pada
kelompok besar yang beranggotakan 6 orang siswa, maksud peneliti dengan
menyajikan materi IPS Geografi dalam bentuk komik bergambar yang menarik
akan menumbuhkan minat siswa terhadap materi IPS Geografi serta siswa dapat
memahami materi Pendidikan IPS Geografi secara bermakna. Menyusun format
catatan lapangan yang digunakan peneliti pada setiap kali mengajar.
Untuk memperoleh data tentang kemajuan prestasi belajar, peneliti membuat
analisis nilai hasil belajar yang diambil dari hasil nilai post tes siswa yang diberikan
setiap akhir tatap muka, analisis nilai hasil belajar selanjutnya digunakan untuk
memutuskan kemajuan tingkat prestasi belajar siswa.
Untuk memperoleh data tentang peningkatan minat belajar siswa dalam
Pendidikan IPS Geografi, peneliti melakukan penilaian terhadap minat belajar pada
pertemuan satu siklus satu dan pada pertemuan dua siklus dua.
1. Perencanaan Siklus Satu
Penelitian yang peneliti lakukan ini terdiri dari 2 siklus yang ditetapkan
berdasarkan materi pelajaran, satu siklus terdiri dari 2 kali tatap muka yaitu 2
jam pelajaran pada pertemuan satu dan 2 jam pelajaran pada pertemuan kedua.
Satu jam pelajaran dihitung 30 menit dikarenakan pada saat peneliti melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pengumpulan data bertepatan dengan bulan Ramadhan, biasanya satu jam
pelajaran lamanya 40 menit namun selama bulan suci Ramadhan dikurangi 10
menit sehingga satu jam pelajaran menjadi hanya 30 menit, jumlah keseluruhan
jam dalam setiap siklusnya terdiri dari 4 jam pelajaran. Permasalahan yang
belum dapat dipecahkan pada siklus satu, direfleksikan peneliti untuk mencari
penyebabnya. Selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan
untuk diterapkan pada siklus kedua sampai masalah yang dihadapi dapat
dipecahkan secara tuntas.
Rencana tindakan yang akan diberikan pada tatap muka saat siklus satu.
a. Peneliti menggunakan metode quantum dengan visualisasi komik dalam
proses belajar mengajar.
b. Peneliti mengamati partisipasi siswa dari kelompok satu ke kelompok lainnya
secara merata saat mereka melakukan diskusi kelompok dengan peneliti
memanfaatkan komik untuk menyampaikan materi pelajaran tentang
vulkanisme.
c. Dalam memanfaatkan metode quantum dengan visualisasi komik, peneliti
telah menyiapkan komik bergambar sebelum kegiatan belajar mengajar
berlangsung.
d. Peneliti memberi tugas kepada setiap siswa untuk mencari di media cetak
maupun elektronik seperti koran, majalah, buku-buku pelajaran geografi,
Televisi atau dari internet mengenai bentuk-bentuk gunung api, tugas ini akan
dipergunakan pada saat pertemuan pada siklus dua.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e. Pada akhir pelajaran guru memberikan soal post tes dan angket minat belajar.
2. Pelaksanaan (Acting)
a. Peneliti melakukan apersepsi (kurang lebih selama 10 menit) dengan
menanyakan kepada siswa mengenai bentuk rupa bumi.
b. Dalam memanfaatkan metode quantum dengan visualisasi komik pada
pertemuan ke satu siklus satu peneliti melibatkan semua siswa yang sudah
terbagi dalam kelompok, siswa duduk bersama dengan anggota kelompoknya
masing-masing yang berjumlah 6 orang.
c. Pada siklus satu peneliti melakukan 2 kali tatap muka dengan masing-masing
tatap muka menyajikan materi yang berbeda. Pertemuan ke satu siklus satu
menyampaikan materi proses endogen yang menyebabkan berbagai bentukan
di permukaan bumi, pada pertemuan ke dua siklus satu mendeskrisikan gejala
vulkanisme. Materi pembelajaran sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan untuk mata pelajaran Pendidikan IPS Geografi bagi siswa kelas
VII Sekolah Menengah Pertama.
d. Peneliti memanfaatkan metode quantum dalam kegiatan belajar mengajar
pada siklus satu dengan peneliti menvisualisaikan materi pelajaran dalam
bentuk komik bergambar, peneliti melakukan tanya jawab yang
pertanyaannya sudah peneliti persiapkan terlebih dahulu sebelum kegiatan
belajar mengajar berlangsung. Pertanyaan dilemparkan kepada siswa yang
telah tergabung dalam kelompok, tentang materi vulkanisme yang dikemas
dalam bentuk cerita yang ada dalam komik bergambar atau permasalahan
yang kemungkinan terjadi dalam kehidupan di masyarakat, setelah membahas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
materi yang ada pada komik bergambar, tugas kelompok yang telah selesai
meminta tanggapan dari kelompok yang lain dan kelompok lain memberikan
tanggapan berdasarkan pemahaman mereka setelah sebelumnya mempelajari
materi yang disajikan dalam bentuk komik. Kelompok yang benar dalam
menanggapi permasalahan yang disajikan, akan mendapat kesempatan untuk
mendapatkan nilai satu sebagai hadiah dari ketepatannya memberikan
tanggapan. Di akhir permainan nilai dijumlah, kelompok dengan jumlah nilai
terbanyak itulah juaranya.
e. Pada 10 menit menjelang berakhirnya pelajaran guru memberikan post test
untuk mendapatkan nilai hasil belajar guna melihat perkembangan kemajuan
prestasi belajar siswa pada siklus satu.
3. Pengamatan (Observing)
Peneliti sambil menyampaikan materi diselingi mengamati hal-hal berikut
ini dalam pembelajaran :
a. Siswa dalam melakukan diskusi kelompok dengan dipandu komik bergambar
geografi, terlihat mempengaruhi minat dan keaktifan siswa, tetapi belum
optimal.
b. Masih terdapat beberapa siswa yang masih kurang berpartisipasi aktif untuk
ambil bagian dalam membahas materi dalam kelompok.
c. Peneliti masih kurang efisien dalam penggunaan waktu dalam kegiatan belajar
mengajar sehingga waktu yang digunakan untuk pelaksanaan post tes terlalu
singkat dan terburu-buru menjelang berakhirnya pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Ketuntasan belajar secara individual mencapai 20 siswa dari 36 jumlah siswa
yang ada.
e. Data nilai prestasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel.
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Post tes Siklus Satu
No Uraian Post tes 1 Post tes 2
1 Nilai terendah 4 5
2 Nilai tertinggi 9 9
3 Nilai rata-rata 6,64 7,03
4 Rentang nilai 5 4
Sumber : Observasi, Agustus 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 7. Hasil post tes pertemuan 1 dan 2 pada siklus 1.
No Kode responden Post test 1 Post test 2 1 01 6 6 2 02 7 6 3 03 6 6 4 04 7 7 5 05 6 6 6 06 4 6 7 07 6 5 8 08 7 7 9 09 7 7 10 10 6 7 11 11 6 6 12 12 7 7 13 13 6 6 14 14 6 7 15 15 6 6 16 16 7 8 17 17 6 6 18 18 6 7 19 19 8 8 20 20 8 8 21 21 6 6 22 22 6 8 23 23 Sakit 6 24 24 6 6 25 25 8 9 26 26 6 6 27 27 6 7 28 28 7 8 29 29 8 8 30 30 7 7 31 31 9 6 32 32 8 8 33 33 6 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34 34 6 5 35 35 7 7 36 36 9 9
J u m l a h 239 253 Rata - rata 6,64 7,03
Sumber : Observasi, Agustus 2010.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan, prestasi belajar siswa yang didapat dari
hasil post tes yang diberikan kepada siswa diperoleh hal-hal sebagai berikut :
a. Adanya kesadaran peneliti tentang kekurangan-kekurangan yang dirasakan
pada saat pembelajaran berlangsung.
b. Adanya inisiatif peneliti untuk berusaha memperbaiki kekurangan-
kekurangan tersebut pada pertemuan berikutnya.
c. Metode yang digunakan tepat meskipun pelaksanaannya belum efektif.
d. Peneliti merasa kaku dalam mengajarkan materi karena khawatir kalau
tahapan yang telah dipersiapkan dalam penyampaian materi yang sudah
dipersiapkan secara runtut ada yang tertinggal tidak tersampaikan.
e. Penggunaan waktu belum sesuai sebagaimana yang direncanakan dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
f. Ada beberapa siswa yang masih terlihat kurang mau bekerja sama dalam
diskusi kelompok, walaupun jumlahnya tidak terlalu banyak namun peneliti
melihat hal ini merupakan kendala.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
g. Langkah-langkah tindakan tidak sepenuhnya dapat dilakukan peneliti karena
sebelumnya tidak terbiasa memanfaatkan model pembelajaran quantum
dengan visualisasi komik dalam kegiatan pembelajaran.
h. Prestasi belajar siswa yang didapat dari nilai post tes masih rendah yaitu pada
pertemuan 1 nilai rata-rata 6,64 dan nilai rata-rata pertemuan 2 adalah 7,03
sehingga total nilai rata- rata siklus satu 6,84.
E. Deskripsi Siklus 2
1. Rencana Perbaikan
Peneliti mencoba menerapkan kembali perencanaan pada siklus satu
tetapi dengan cara yang lebih baik.
a. Peneliti masih tetap menggunakan metode pembelajaran quantum dengan
visualisasi komik dengan cara berkelompok namun jumlah anggota kelompok
pada siklus dua diperkecil dengan setiap kelompok hanya beranggotakan dua
orang siswa.
b. Peneliti memberikan bimbingan siswa dari kelompok ke kelompok saat
mereka melakukan diskusi kelompok dengan memanfaatkan model
pembelajaran quantum dengan visualisasi komik.
c. Dalam memanfaatkan model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik
kali ini peneliti mencoba memberikan bimbingan lebih intensif kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kelompok yang belum dapat menganalisa dengan baik contoh-contoh kasus
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari tentang materi vulkanisme yang ada
didalam gambar komik.
d. Menjelang berakhir pelajaran peneliti memberi tugas kepada siswa untuk
mencari referensi dari media cetak dapat berupa buku, surat kabar, tabloit
atau apa saja yang menunjukkan fenomena alam akibat vulkanisme baik
dampak positif maupun dampak negatifnya.
e. 10 menit sebelum berakhir pelajaran peneliti membagikan soal post tes dan
angket minat belajar untuk dikerjakan tiap siswa.
2. Pelaksanaan (Acting)
Pelaksanaan tindakan pada siklus dua ini, pada awal pembelajaran
peneliti kembali menyuruh siswa duduk berkelompok sesuai dengan kelompok
yang telah ditentukan pada pertemuan sebelumnya. Peneliti menjelaskan dan
mempertegas cara siswa bekerja dalam kelompok, kemudian peneliti lebih
meningkatkan bimbingannya pada siswa ketika sedang melaksanakan diskusi
kelompok dengan memanfaatkan komik dalam pembelajaran.
Pada pertemuan siklus kedua, peneliti hanya mengulang dan
memperlancar tindakan pada pertemuan siklus satu, kesannya peneliti sedikit
santai sedang siswa semakin terlihat antusias untuk memanfaatkan komik
bergambar yang mereka kerjakan bersama dalam kelompok, terlihat dari
kesungguhan siswa dalam membahas materi dalam kelompok, yang kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
memotivasi kelompok yang lain untuk juga segera menyelesaikan materi
mereka. Terlihat siswa saling berebut untuk mendapatkan perhatian peneliti,
siswa terlihat senang bila peneliti memuji kelompok yang memberikan jawaban
benar. Peneliti pada pertemuan kali ini dapat memperbaiki kelemahan yang
terjadi pada pertemuan-pertemuan sebelumnya untuk tidak mengulang
kelemahan yang sama pada pertemuan kali ini. Sehingga kelemahan yang selama
penelitian ini berlangsung bisa lebih ditekan. Selama proses belajar mengajar
berlangsung pada siklus ini semua tindakan, satu persatu dapat dilakukan
sepenuhnya oleh peneliti.
Setelah siswa membahas materi tentang vulkanisme dengan
memanfaatkan komik dipadu dengan model quantum lebih dapat menumbuhkan
minat belajar siswa dengan siswa terlihat lebih memperhatikan dan antusias
menjawab pertanyaan soal-soal post tes.
Pemanfaatan model quantum dengan visualisasi komik ternyata dapat
merangsang minat siswa untuk lebih tekun dan bersungguh-sungguh dalam
mengikuti proses kegiatan belajar mengajar.
3. Pengamatan (Observing)
Terdapat sedikit perbedaan karena peneliti mengadakan beberapa
perubahan dalam pengamatan pada pertemuan siklus kedua ini, lebih banyak
kegiatan yang dilakukan peneliti pada pertemuan siklus kedua ini dibandingkan
pada pertemuan siklus ke satu.
Beberapa perubahan yang peneliti lakukan adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Penerapan model quantum dengan diskusi dan tanya jawab yang dipandu
dengan permasalahan yang divisualisasikan dalam bentuk komik bergambar
lebih banyak mewarnai pembelajaran pada pertemuan ini, dibandingkan pada
pertemuan pada siklus satu.
b. Komik geografi yang sudah disiapkan peneliti dibahas langsung oleh tiap
kelompok yang beranggotakan dua orang.
c. Minat siswa tampak lebih meningkat, hal ini terlihat dari semua pertanyaan
yang diberikan peneliti dapat dijawab oleh siswa dengan antusias, walaupun
kegiatan inti sedikit bertambah waktunya dari yang direncanakan semula
(bertambah 10 menit).
d. Peneliti di akhir pelajaran mengadakan post tes dengan membagi lembaran
soal post tes dan angket minat belajar yang sudah disiapkan sebelum
pertemuan ini.
e. Peneliti dapat melaksanakan seluruh rencana tindakan dengan lebih baik
dibanding pada saat pertemuan di siklus satu.
f. Model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik berjalan sesuai yang
dirancanakan dan tanya jawab dapat mewarnai sistem diskusi kelompok pada
pertemuan kali ini sehingga gairah dan minat serta keaktifan siswa sangat
menggembirakan.
Tabel 8. Rekapitulasi Nilai Post tes Siklus dua
No Uraian Post tes 1 Post tes 2
1 Nilai terendah 5 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2 Nilai tertinggi 9 10
3 Nilai rata-rata 7,11 7,72
4 Rentang nilai 4 4
Sumber : Observasi, September 2010.
Tabel 9. Hasil belajar pada pertemuan 1 dan 2 pada siklus 2
No Kode responden Post test 1 Post test 2 1 01 8 9 2 02 7 8 3 03 7 8 4 04 8 7 5 05 6 7 6 06 7 8 7 07 7 8 8 08 7 7 9 09 7 7 10 10 7 7 11 11 6 6 12 12 7 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13 13 7 9 14 14 8 7 15 15 6 7 16 16 7 8 17 17 7 7 18 18 7 7 19 19 8 8 20 20 8 8 21 21 7 7 22 22 6 8 23 23 6 7 24 24 7 9 25 25 8 9 26 26 5 7 27 27 6 7 28 28 7 8 29 29 8 8 30 30 7 7 31 31 9 10 32 32 8 8 33 33 6 8 34 34 8 8 35 35 7 7 36 36 9 9
J u m l a h 256 278 Rata - rata 7,11 7,72
Sumber : Observasi, September 2010.
Dari data pada tabel 6 nilai prestasi belajar siswa meningkat menjadi rata-
rata 7,72 dan jumlah siswa yang tuntas mencapai 35 orang. Keadaan ini memang
sungguh merupakan hal yang sangat peneliti harapkan.
4. Refleksi pada siklus kedua
Bila dilihat dari data prestasi belajar siswa pada siklus kedua ini , peneliti
merasa senang karena dari tahap demi tahap minat siswa dalam belajar kelihatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
semakin meningkat. Namun peneliti belum merasa puas , setelah penelitian ini
berakhir peneliti akan tetap mencari upaya bagaimana supaya nilai ketuntasan
siswa pada mata pelajaran Pendidikan IPS Geografi semakin meningkat.
Pemanfaatan metode quantum dengan visualisasi komik dalam pembelajaran
Pendidikan IPS Geografi tentang vulkanisme membawa dampak positif kearah
kemajuan peningkatan minat dan prestasi belajar siswa.
F. Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus
Dalam pembahasan tiap siklus, untuk mendapatkan gambaran peningkatan
yang terjadi baik dilihat dari tindakan, minat belajar pada tiap siklus dan prestasi
belajar siswa.
Tindakan pada siklus 1 dalam pembelajaran Pendidikan IPS Geografi sudah
memanfaatkan model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik dengan
peneliti membagi siswa dalam kelompok besar yang terdiri dari 6 orang siswa
sedanglan pada siklus 2 tindakan yang peneliti lakukan, dalam pembelajaran
Pendidikan IPS Geografi sudah memanfaatkan model pembelajaran quantum
dengan visualisasi komik dengan didemonstrasikan langsung oleh siswa dalam
kelompok kecil yang tiap kelompoknya beranggotakan 2 orang siswa.
Pada siklus 1 pemanfaatan model pembelajaran dengan visualisasi komik
dalam kegiatan belajar mengajar mempengaruhi minat siswa. Namun sayang jumlah
pertanyaan yang dijawab siswa tidak terlalu banyak, siswa terlihat lebih fokus pada
materi pelajaran yang disajikan dalam bentuk komik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kreteria intepretasi skor minat siswa rata-rata 48,79%, jumlah siswa dengan
kreteria minat belajar cukup 34 orang. Siswa dengan kreteria minat belajar lemah 2
orang siswa.
Pada siklus 2 Pemanfaatan model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik
dan tanya jawab dapat mewarnai pada kerja kelompok pada pertemuan kali ini
sehinggga minat siswa sangat menggembirakan. Jumlah siswa yang menjawab dan
mengajukan pertanyaan kepada peneliti lebih banyak dibanding pada pertemuan
terdahulu. Kreteria intepretasi skor minat siswa rata-rata 65,54%
Jumlah siswa dengan kreteria minat belajar kuat 33 siswa. Siswa dengan kreteria
minat belajar cukup 3 orang siswa.
Untuk meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus satu, siklus kedua
masih perlu dilakukan tindakan bila dilihat dari data prestasi belajar siswa pada
siklus kedua ini, peneliti merasa senang karena dari tahap demi tahap minat siswa
dalam belajar kelihatan semakin meningkat.
Prestasi belajar siswa pada siklus 1 di dapat hasil post test pada pertemuan 1
siklus 1nilai terendah 4,0 nilai tertinggi 9,0 nilai rata-rata 6,64, siswa yang tuntas
16 orang. Hasil post test pada pertemuan ke 2 siklus 1nilai terendah 5,0 nilai
tertinggi 9,0 nilai rata-rata 7,03 siswa yang tuntas 20 orang.
Tabel 10. Tindakan pada siklus 1 dan siklus 2
No Tindakan Siklus 1 Siklus 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1 Dalam pembelajaran Pendidikan IPS Geografi
sudah memanfaatkan model pembelajaran
quantum dengan visualisasi komik dengan
peneliti membagi siswa dalam kelompok.
6 siswa 2 siswa
Sumber : Observasi, Oktober 2010.
Tabel 11. Minat belajar dan prestasi belajar siswa yang diperoleh pada siklus 1 dan siklus 2
No
Variabel Siklus1 Siklus 2
1 Minat siswa
48,79%
65,54%
2 Prestasi belajar
6,84
7,42
Sumber : Observasi, Oktober 2010.
Dalam pemanfaatan model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik
dalam kegiatan belajar mengajar mempengaruhi peningkatan minat siswa dengan
kreteria intepretasi skor minat siswa rata-rata : 65,54%, jumlah siswa dengan
kreteria minat belajar kuat : 33 siswa dan 3 orang siswa dengan kreteria minat
belajar cukup. Nilai prestasi belajar siswa meningkat menjadi 7,72 pada pertemuan
ke 2 siklus dua dan jumlah siswa yang tuntas mencapai 35 orang. Keadaan ini
mencapai ketuntasan secara klasikal, bagi peneliti peningkatan minat dan prestasi
belajar seperti ini yang peneliti harapkan dalam manfaatkan model pembelajaran
quantum dengan visualisasi komik dalam mata pelajaran IPS Geografi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
G. Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini diperoleh hasil penelitian sebagai berikut :
Pada saat kondisi awal sebelum diberi tindakan, kriteria minat belajar siswa
kategori lemah dengan kreteria intepretasi skor 34,67%. Setelah diberikan satu kali
tindakan di siklus 1, kreteria intepretasi skor minat siswa rata-rata siswa naik
menjadi 48,79% kategori cukup, dengan rincian jumlah siswa kreteria minat
belajar cukup ada 34 siswa dan 2 orang siswa dengan kreteria minat belajar lemah.
Tingkat ketuntasan minat siswa pada siklus 1 adalah 94,44%.
Pada siklus 2 kreteria intepretasi skor minat belajar naik lagi dibandingkan siklus 1
dengan rata-rata 65,54%, jumlah siswa dengan kreteria minat belajar kuat ada 33
orang siswa, siswa dengan kreteria minat belajar cukup 3 orang. Dengan tingkat
ketuntasan minat siswa pada siklus ini 91,67%.
Refleksi minat belajar mulai dari kondisi awal sampai kondisi akhir kreteria
intepretasi skor naik 29,87%. Dengan kreteria minat belajar kondisi awal kategori
lemah setelah dua kali tindakan naik menjadi kreteria rata-rata minat belajar siswa
kategori kuat.
Nilai prestasi belajar dari ulangan harian siswa pada kondisi awal sebelum
diberi tindakan (pra tindakan) siswa hanya mampu mencapai rata-rata nilai 6,05.
Prestasi belajar siklus 1 naik rata-rata 6,84 yang didapat dari nilai rata-rata pada
pertemuan 1 dan 2. Hasil post test pada pertemuan 1 siklus 1nilai terendah 4,0 nilai
tertinggi 9,0 nilai rata-rata 6,64 siswa yang tuntas 16 orang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hasil post test pada pertemuan 2 siklus 1nilai terendah 5,0 nilai tertinggi 9,0 nilai
rata-rata : 7,03 siswa yang tuntas 20 orang. Nilai prestasi belajar siklus 2 rata-rata
7,42 yang didapat dari rata-rata nilai post test pertemuan 1 rata-rata 7,11. Dan nilai
rata-rata pada pertemuan kedua adalah 7,72. Hasil post test pada pertemuan 1 siklus
2 nilai terendah 5,0 nilai tertinggi 9,0 siswa yang tuntas 28 orang.
Hasil post test pada pertemuan 2 siklus 2 nilai terendah 6,0 nilai tertinggi 10
siswa yang tuntas 35 orang.
Pada kondisi akhir terlihat ada kenaikan prestasi belajar rata-rata dari kondisi awal
6,05 setelah diberi tindakan pada siklus 1 menjadi 6,84. Jadi ada kenaikan nilai
0,79. Dari siklus 1 ke siklus 2 prestasi belajar naik 0,58. Sebelum tindakan dan
setelah dua kali tindakan, rata-rata prestasi belajar naik menjadi 7,72. Jadi dari
kondisi awal sampai kondisi akhir ada kenaikan prestasi belajar 1,67.
Pemanfaatan metode pembelajaran quantum dengan visualisasi komik geografi
dalam kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan minat siswa, sehingga
prestasi belajar meningkat dan siswa terlihat lebih aktif dan lebih antusias dalam
mengikuti proses pembelajaran Pendidikan IPS Geografi siswa kelas VII Ruang B
SMP Negeri 16 Surakarta pada tahun pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kondisi awal34,67%
Kategori lemah
Siklus 148,79%
Kategori cukup
Siklus 265,54%
Kategori kuat
Minat siswa
Tabel 12. Hasil penelitian.
No Variabel Kondisi awal Siklus 1 Siklus 2
Kenaikan dari kondisi awal sampai
kondisi akhir
1 Minat siswa
34,67%.
48,79%
65,54%
29,87%.
2 Prestasi Belajar 6,05
6,84
7,42
1,67.
Sumber : Observasi, September 2010.
Gambar 3. Prosentase Minat Siswa
Sumber : Observasi, Oktober 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6.05
6.847.42
0
1
2
3
4
5
6
7
8
kondisi awal Siklus 1 Siklus 2
Prestasi belajar
Kondisi awal 34,67%
Siklus 148,78%
Siklus 2 65,54%
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Minat siswa
Gambar 4. Grafik Minat siswa
Sumber : Observasi, Oktober 2010
Gambar 5. Grafik Prestasi Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sumber : Observasi ,Oktober 2010
BAB V
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil pemberian tindakan selama dua siklus oleh peneliti
terhadap siswa kelas VII Ruang B SMP Negeri 16 Surakarta dalam mata pelajaran
pendidikan IPS Geografi pada semester ganjil tahun ajaran 2010 / 2011 tentang
vulkanisme memanfaatkan metode quantum dengan visualisasi komik dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Minat belajar siswa sebelum tindakan kelas dilakukan adalah lemah dengan
kualifikasi skor 34,67%, setelah dilakukan satu kali tindakan kelas menunjukkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kriteria yang cukup dilihat dari kreteria intepretasi skor minat siswa rata-rata:
48,79%, setelah dua kali tindakan pada siklus dua kreteria intepretasi skor minat
siswa rata-rata: 65,54%, jumlah siswa dengan kreteria minat belajar kuat: 33
siswa.
2. Prestasi belajar siswa sebelum tindakan kelas ini rata-rata mencapai 6,05.
Setelah tindakan kelas dengan dua kali siklus terjadi peningkatan prestasi belajar,
yaitu pada siklus satu rata-rata nilai 6,84 dengan ketuntasan individual sebanyak
Siswa 20 (55,56%), dan pada siklus dua, terjadi peningkatan nilai lagi rata-rata
mencapai 7,42 dengan ketuntasan individual sebanyak 35 siswa (97,22%).
\
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, terdapat sejumlah implikasi
penting terhadap upaya peningkatan minat dan prestasi belajar siswa terhadap mata
pelajaran IPS Geografi, yaitu :
1. Model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik dapat meningkatkan
minat dan prestasi belajar siswa.
2. Model pembelajaran quantum dengan visualisasi komik dapat meningkatkan
kualitas suasana pembelajaran menjadi bergairah.
C. Saran-saran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Penerapan pemanfaatan metode quantum dengan visualisasi komik hendaknya
bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk upaya meningkatkan minat dan
prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan IPS Geografi.
2. Agar siswa dalam pembelajaran Pendidikan IPS Geografi lebih terangsang minat
belajarnya sebaiknya guru dapat memanfaatkan komik bergambar yang menarik
dengan menerapkan tehnik belajar kelompok serta metode quantum yang
divariasikan dengan metode tanya jawab serta pemberian tugas.
3. Untuk mengetahui keberhasilan mengajar dan belajar maka setiap akhir
pembelajaran siswa perlu diberikan post tes dan tugas rumah dalam bentuk soal
latihan, tugas memvisualisasikan materi dalam bentuk gambar-gambar kreatif
siswa pada mata pelajaran IPS Geografi dan mendemonstrasikan hasil karya
mereka agar siswa lebih kreatif dan meningkatkan minat dalam belajar
Pendidikan IPS Geografi perlu di tumbuhkan oleh Bapak dan Ibu Guru mata
pelajaran IPS.