model ohio state

5
Pengertian Kepemimpinan Hersey dan Blanchand (1977) dalam Nursalam (2002) mengartikan kepemimpinan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan melalui individu dan kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fleishman (1973) dalam Nursalam (2002) mengartikan kepemimpinan sebagai suatu kegiatan yang menggunakan proses komunikasi untuk memengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok ke arah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu. Merton dalam Nursalam (2002) menguraikan kepemimpinan sebagai suatu transaksi masyarakat dimana seorang anggota mempengaruhi yang lainnya. Teori Perilaku Kepemimpinan Ohio Penelitian yang dilakukan oleh Fleishman dan kawan- kawannya di University of Ohio menghasilkan dua dimensi yang secara hakiki menjelaskan kebanyakan perilaku kepemimpinan yang digambarkan oleh bawahan. Kedua dimensi tersebut antara lain: 1. Pemrakarsa sruktur (initiating structure) merupakan perilaku dimana pemimpin yang mengorganisasi dan menetapkan hubungan dalam suatu kelompok cenderung membentuk saluran dan pola komunikasi yang ditetapkan

Upload: fira-riandini

Post on 05-Sep-2015

220 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

manajemen

TRANSCRIPT

Pengertian Kepemimpinan

Hersey dan Blanchand (1977) dalam Nursalam (2002) mengartikan kepemimpinan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan melalui individu dan kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Fleishman (1973) dalam Nursalam (2002) mengartikan kepemimpinan sebagai suatu kegiatan yang menggunakan proses komunikasi untuk memengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok ke arah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu.Merton dalam Nursalam (2002) menguraikan kepemimpinan sebagai suatu transaksi masyarakat dimana seorang anggota mempengaruhi yang lainnya.

Teori Perilaku Kepemimpinan Ohio Penelitian yang dilakukan oleh Fleishman dan kawan- kawannya di University of Ohio menghasilkan dua dimensi yang secara hakiki menjelaskan kebanyakan perilaku kepemimpinan yang digambarkan oleh bawahan. Kedua dimensi tersebut antara lain:1. Pemrakarsa sruktur (initiating structure) merupakan perilaku dimana pemimpin yang mengorganisasi dan menetapkan hubungan dalam suatu kelompok cenderung membentuk saluran dan pola komunikasi yang ditetapkan dengan baik, dan menunjukkan cara-cara penyelesaian pekerjaan. Pertimbangan menyangkut perilaku yang menunjukkan persahabatan, kepercayaan timbal balik, saling menghormati, kehangatan, dan hubungan antara pemimpin dan pengikut. Perilaku kepemimpinan initiating structure cenderung lebih mementingkan tujuan organisasi daripada mementingkan bawahan, sehingga pemimpin dengan perilaku semacam ini biasanya suka mengatur, menentukan pola organisasi, saluran komunikasi, struktur peran dalam pencapaian tujuan organisasi dan cara pelaksanaannya. 2. Pertimbangan consideration perilaku kepemimpinan consideration cenderung lebih ke arah kepentingan bawahan, di mana hal ini ditunjukkan dengan hubungan yang hangat antara seorang atasan dengan bawahan, adanya saling percaya, kekeluargaan, dan penghargaan terhadap gagasan bawahan.Perilaku kepemimpinan initiating structure dan consideration tidak saling tergantung. Artinya pelaksanaan perilaku yang satu tidak mempengaruhi pelaksanaan perilaku yang lain. Dengan demikian seorang pemimpin dapat sekaligus berperilaku kepemimpinan initiating structure dan consideration dalam derajat yang sama-sama tinggi, atau sama-sama rendah. Atau dapat juga seorang pemimpin berperilaku initiating structure dengan derajat tinggi dan consideration dengan derajat rendah ataupun sebaliknya. Dengan kata lain, para peneliti dari Universitas Ohio ini, mengidentifikasikan empat gaya kepemimpinan utama.IS = RC = TIS = TC = T

IS = RC = RIS = TC = R

TCR R ISTKeterangan : IS = Initiating StructureC = ConsiderationR = RendahT = TinggiBerdasarkan definisi tersebut diatas, bahwa pemimpin yang tinggi dalam struktur prakarsa dan pertimbangan (seseorang pemimpin tinggi-tinggi) cenderung lebih sering mencapai kinerja dan kepuasan bawahan yang tinggi daripada mereka yang rendah dalam hal pertimbangan, struktur, prakarsa, atau keduanya. Tetapi gaya tinggi-tinggi tidak selalu menghasilkan konsekwensi yang positif. Misalnya, perilaku pemimpin yang dicirikan sebagai tinggi pada struktur prakarsa mendorong tingginya tingkat keluhan,kemangkiran, serta keluar masuknya karyawan dan tingkat kepuasan kerja yang lebih rendah daripada pekerja yang mengerjakan tugas-tugas rutin. Studi lain menemukakan bahwa pertimbangan yang tinggi secara negative dihubungkan dengan penilaian kinerja dari pemimpin oleh atasannya. Kesimpulannya, telaah Ohio menyarankan bahwa gaya tinggi-tinggi umumnya membawa hasil yang positif, tetapi cukup banyak pengecualian, hal ini menunjukkan bahwa faktor situasional perlu dipadukan kedalam teori ini.

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan : penerapan dalam praktik keperawatan profesional. Jakarta : Salemba Medika

http://www.academia.edu/8438543/Jurnal_baru