model kepemimpinan spiritual (studi kasus pada bmt …eprints.ums.ac.id/49494/22/naskah...

20
MODEL KEPEMIMPINAN SPIRITUAL (Studi Kasus Pada BMT Mandiri Sejahtera dan BMT Al-Hikmah Semarang) HALAMAN JUDUL Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Disusun Oleh: AHMAD SHILBI SULTON B 100 130 126 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Upload: others

Post on 23-Mar-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODEL KEPEMIMPINAN SPIRITUAL (Studi Kasus Pada BMT …eprints.ums.ac.id/49494/22/Naskah Publikasi.pdf · leadership, explain how much influence the vision, hope / faith, love altruistic,

MODEL KEPEMIMPINAN SPIRITUAL

(Studi Kasus Pada BMT Mandiri Sejahtera dan BMT Al-Hikmah Semarang)

HALAMAN JUDUL

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Disusun Oleh:

AHMAD SHILBI SULTON

B 100 130 126

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: MODEL KEPEMIMPINAN SPIRITUAL (Studi Kasus Pada BMT …eprints.ums.ac.id/49494/22/Naskah Publikasi.pdf · leadership, explain how much influence the vision, hope / faith, love altruistic,

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

MODEL KEPEMIMPINAN SPIRITUAL

(Studi Kasus Pada BMT Mandiri Sejahtera dan BMT Al-Hikmah Semarang)

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

AHMAD SHILBI SULTON

B100130126

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen

Pembimbing

Muhammad Sholahuddin. S.E,. M.Si

NIK. 824

Page 3: MODEL KEPEMIMPINAN SPIRITUAL (Studi Kasus Pada BMT …eprints.ums.ac.id/49494/22/Naskah Publikasi.pdf · leadership, explain how much influence the vision, hope / faith, love altruistic,

iii

HALAMAN PENGESAHAN

MODEL KEPEMIMPINAN SPIRITUAL

(Studi Kasus Pada BMT Mandiri Sejahtera dan BMT Al-Hikmah Semarang)

OLEH:

AHMAD SHILBI SULTON

B100130126

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Senin, 30 Januari 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Drs. Wiyadi, MM, Ph.D (……..……..)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Muhammad Sholahuddin. S.E,. M.Si (……………)

(Sekretaris Dewan Penguji)

3. Drs. M. Nasir, MM (…………....)

(Anggota Dewan Penguji)

Dekan,

Dr. Triyono, SE, M.Si.

NIK. 642

Page 4: MODEL KEPEMIMPINAN SPIRITUAL (Studi Kasus Pada BMT …eprints.ums.ac.id/49494/22/Naskah Publikasi.pdf · leadership, explain how much influence the vision, hope / faith, love altruistic,

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat

karya yangpernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi dan sepanjangpengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah

dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 8 Februari 2017

Penulis

AHMAD SHILBI SULTON

B100130126

Page 5: MODEL KEPEMIMPINAN SPIRITUAL (Studi Kasus Pada BMT …eprints.ums.ac.id/49494/22/Naskah Publikasi.pdf · leadership, explain how much influence the vision, hope / faith, love altruistic,

1

MODEL KEPEMIMPINAN SPIRITUAL

(Studi Kasus Pada BMT Mandiri Sejahtera dan BMT Al-Hikmah Semarang)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah visi, harapan/iman, cinta

altruistik, makna/panggilan, keanggotaan, komitmen, kepuasan kerja berpengaruh

terhadap spiritual leadership, menjelaskan berapa besar pengaruh visi, harapan/iman,

cinta altruistik, makna/panggilan, keanggotaan, komitmen, kepuasan kerja terhadap

spiritual leadership dan mengetahui bagaimana model spiritual leadership fry pada

BMT Mandiri Sejahtera dan BMT Al-Hikmah. Responden dalam penelitian ini

adalah karyawan BMT Mandiri Sejahtera dan BMT Al-Hikmah yang sudah menjadi

karyawan selama satu tahun. Data dianalisis menggunakan uji kualitas data (uji

validitas dan uji reliabilitas), uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikoleniaritas,

uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi), uji regresi linier berganda, uji t, uji F dan

koefisien determinasi. Hasil uji t menunjukan bahwa variabel visi, harapan / iman,

cinta altruistic, makna, keanggotaan, komitmen dan kepuasan kerja berpengaruh

secara signifikan terhadap spiritual leadership. Sedangkan hasil uji F menunjukkan

bahwa secara bersama-sama pada variabel visi, harapan/iman, cinta altruistik, makna,

keanggotaan, komitmen dan kepuasan kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap

spiritual leadership. Dan variabel visi, harapan/iman, cinta altruistic, makna,

keanggotaan, komitmen dan kepuasan kerja terhadap spiritual leadership memiliki

angka yang lebih besar dari pada vaiabel lainnya.

Kata Kunci : spiritual, kepemimpinan, cinta altruistik, visi

Abstract

This study aims to determine whether the vision, hope / faith, love altruistic,

meaning / call, membership, commitment, job satisfaction influence on spiritual

leadership, explain how much influence the vision, hope / faith, love altruistic,

meaning / call, membership, commitment , job satisfaction on spiritual leadership and

know how to fry on the model of spiritual leadership BMT Mandiri Sejahtera and

BMT Al-Hikmah. Respondents in this study were employees BMT Mandiri Sejahtera

and BMT Al-Hikmah which has become the employee during the year. Data analyzed

using analysis of data quality (validity and reliability testing), classical assumption

(normality test, multikoleniaritas, heteroscedasticity test, test autocorrelation),

multiple linear regression, t-test, F test and coefficient of determination. t test results

showed that the variables of vision, hope / faith, altruistic love, meaning,

membership, commitment and job satisfaction significantly influence spiritual

leadership. While the F test results showed that together on the variable vision, hope /

faith, altruistic love, meaning, membership, commitment and job satisfaction have a

significant influence on the spiritual leadership. And variable vision, hope / faith,

Page 6: MODEL KEPEMIMPINAN SPIRITUAL (Studi Kasus Pada BMT …eprints.ums.ac.id/49494/22/Naskah Publikasi.pdf · leadership, explain how much influence the vision, hope / faith, love altruistic,

2

altruistic love, meaning, membership, commitment and job satisfaction of the

spiritual leadership has a number greater than the other vaiabel.

Keywords: spiritual, leadership, altruistic love, vision

1. PENDAHULUAN

Pada masa-masa yang sekarang ini, karena lingkungan kompetisi yang

universal, kebutuhan untuk perubahan organisasi telah dianggap penting lebih dari

sebelumnya. kepemimpinan organisasi dianggap sebagai tokoh dalam perubahan

organisasi. Setiap dari kita adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai

pertanggung jawabanya (Pujiastuti, 2014). Perilaku pemimpin yang kurang baik

akhir-akhir ini menimbulkan terjadinya krisis kepercayaan terhadap pemimpin

(Astuti, 2013). Pemimpin yang seharusnya menjadi pelindung, pengarah dan

memotivasi bawahan sekarang ini menjadi barang langka. Menurut Robbins (2005)

Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju

tercapainya sasaran. Seorang dikatakan mampu ketika dia memiliki kepribadian

(personality), kemampuan (ability) dan kesanggupan (capability) (Wahyusumidjo,

1987). Fry (2003) menyatakan bahwa kepemimpinan spiritual menciptakan motivasi

intrinsik melalui visi, harapan / iman, dan cinta altruistik, yang mengarah ke

kelangsungan hidup spiritual melalui makna / memanggil dan keanggotaan. Fairholm

(1996) berpendapat bahwa pemimpin spiritual membantu pengikut mengembangkan

inspirasi visi dan misi yang mendorong tingkat yang lebih tinggi dari komitmen dan

efektivitas organisasi.

Kepemimpinan spiritual adalah kepemimpinan yang lebih banyak

mengandalkan kecerdasan spiritual (rohani) dalam memimpin, kepemimpinan

spiritual juga diartikan sebagai kepemimpinan yang sangat menjaga nilai nilai

spiritual (Surbakti, 2012). Pemimpin yang menjalankan kekuasaanya berdasar hati

nurani. Pentingnya hati nurani diterapkan didalam manajemen kepemimpinan karena

hati nurani menuntun pemimpin arif dan bijaksana dalam melaksanakan

Page 7: MODEL KEPEMIMPINAN SPIRITUAL (Studi Kasus Pada BMT …eprints.ums.ac.id/49494/22/Naskah Publikasi.pdf · leadership, explain how much influence the vision, hope / faith, love altruistic,

3

kepemimpinannya (Surbakti, 2012), perlu diketahui untuk mencapai tujuan, baik

individu maupun organisasi proses manajemen tidak hanya didominasi oleh

pertimbangan rasional atau intelektual saja melainkan juga pertimbangan hati nurani.

Hati nurani selalu menuntun perbuatan kita terarah melakukan kebaikan, Hati nurani

juga yang bisa membedakan yang benar dan salah. Oleh karena itu jika memimpin

dengan hati nurani bisa dipastikan tindakan atau perbuatan yang merugikan manusia

lainnya seperti kecurangan, korupsi, dapat terhindar (Surbakti, 2012).

Percy (2003) menyimpulkan bahwa para direktur dan Chief of Excutive

Officer (CEO) yang efektif dalam hidup dan kepemimpinannya memiliki spiritualitas

yang tinggi dan menerapkan gaya kepemimpinan spiritual. Spiritualitas membantu

membangun karakter dalam diri sehingga mempengaruhi dalam pola kepemimpinan

yang dijalankan. Pemimpin yang berbasis spiritual, mereka berusaha untuk

mengintegrasikan spiritual dalam aspek kehidupannya, Kepemimpinan spiritualitas,

bukanlah tentang kecerdasan dan keterampilan dalam memimpin belaka. Namun juga

menjunjung nilai-nilai kebenaran, kejujuran, integritas, kredibilitas, kebijaksanaan,

belas kasih, yang membentuk akhlak dan moral diri sendiri dan orang lain. Untuk

itulah dalam tulisan ini dikemukakan kepemimpinan spiritual dan unsur pembentuk

utama yaitu kecerdasan spiritual.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah visi, harapan/iman, cinta

altruistic, makna/panggilan, keanggotaan, komitmen, kepuasan kerja berpengaruh

terhadap spiritual leadership, dan menjelaskan berapa besar pengaruh visi,

harapan/iman, cinta altruistic, makna/panggilan, keanggotaan, komitmen, Kepuasan

kerja terhadap spiritual leadership serta untuk mengetahui bagaimana model spiritual

leadership fry pada BMT Mandiri Sejahtera dan BMT Al-Hikmah Semarang.

2. METODE

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, pendekatan

penjelasan (explanation reseach). Penelitian penjelasan (explanation reseach)

merupakan jenis penelitian dimana peneliti menjelaskan hubungan kausal antara

Page 8: MODEL KEPEMIMPINAN SPIRITUAL (Studi Kasus Pada BMT …eprints.ums.ac.id/49494/22/Naskah Publikasi.pdf · leadership, explain how much influence the vision, hope / faith, love altruistic,

4

variabel-variabel melalui pengujian hipotesis, yaitu menguji hipotesis-hipotesis

berdasarkan teori yang telah dirumuskan sebelumnya dan kemudian data yang telah

diperoleh dihitung lebih lanjut melalui pendekatan kuantitatif (Sugiyono, 2009).

Teknis analisis data yang dilakukan meliputi :

2.1 Uji Kualitas Data

Untuk menguji apakah instrumen yang digunakan, dalam hal ini angket

memenuhi persyaratan validitas, pada dasarnya digunakan korelasi Pearson. Dan uji

reliabilitas digunakan untuk menunujukkan ukuran kestabilan dan konsistensi dari

konsep ukuran instrumen atau alat ukur, sehingga nilai yang diukur tidak berubah

dalam nilai tertentu.

2.2 Uji Asumsi Klasik

Menurut Priyatno (2012), Model regresi linier dapat disebut sebagai

model yang baik jika model tersebut memenuhi beberapa asumsi yang kemudian

disebut dengan asumsi klasik. Yang terdiri dari : 1) Uji Normalitas pada model

regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasikan dari

regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang

memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. 2) Uji Multikolinieritas

adalah keadaan dimana pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang

sempurna atau mendekati sempurna antarvariabel independen. Pada model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang sempurna atau mendekati

sempurna diantara variabel bebas (korelasinya 1 atau mendekati 1). 3) Uji

heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). 4)

Uji autokorelasi adalah keadaan dimana pada model regresi ada korelasi antara

residual pada periode t dengan residual pada periode sebelumnya (t-1). Menurut

Ghozali (2011), jika terjadi autokorelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Page 9: MODEL KEPEMIMPINAN SPIRITUAL (Studi Kasus Pada BMT …eprints.ums.ac.id/49494/22/Naskah Publikasi.pdf · leadership, explain how much influence the vision, hope / faith, love altruistic,

5

Autokorelasi muncul karena observasi yang beruntutan sepanjang waktu berkaitan

satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah yang tidak terdapat masalah

autokorelasi, Metode pengujian menggunakan uji Durbin-watson (DW test).

2.3 Uji Regresi Linear Berganda

Penelitian ini menggunakan model analisis regresi berganda, hal ini

menunjukkan hubungan (korelasi) antara kejadian yang satu dengan kejadian

lainnya. Analisis tersebut dapat digunakan untuk melihat pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen, dengan model analisis sebagai berikut:

Y = α+ B1X1 + B2X2 + B3X3 + B4X4 + B5X5 + B6X6 + B7X7 ℓ

Keterangan :

Y : Spiritual leadership.

X1 : Visi.

X2 : Harapan/Iman.

X3 : Cinta Altruistik.

X4 : Makna / Panggilan

X5 : Keanggotaan

X6 : Komitmen

X7 : Kepuasan kerja

α : Konstanta.

B : Koefisien Regresi.

ℓ : Error.

2.4 Uji Hipotesis

Menurut Efferin (2008), Perlu dilakukannya uji hipotesis karena kita akan

melakukan generalisasi dari hasil analisis kita berdasarkan sampel, kepada

karakteristik dari populasi. Uji hipotesis meliputi : 1) Uji t atau uji koefisien regresi

secara parsial digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel

independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikan misalnya 0.05 (5%).

Page 10: MODEL KEPEMIMPINAN SPIRITUAL (Studi Kasus Pada BMT …eprints.ums.ac.id/49494/22/Naskah Publikasi.pdf · leadership, explain how much influence the vision, hope / faith, love altruistic,

6

2) Uji F atau uji koefisien regresi secara bersama-sama digunakan untuk

mengetahui apakah secara bersama sama variabel independen berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi

0.05 (5%). 3) Nilai koefisien determinasi terdiri antara nol dan satu. Nilai R2 yang

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai R2 jika mendekati satu berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Uji Kualitas Data

3.1.1 Hasil Uji Validitas

Hasil pengujian validitas disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1

Hasil Uji Validitas

Variabel Item Corrected Item Total

Correlation R tabel Keterangan

Visi (X1)

P1 0,763 0.2227 Valid

P2 0,685 0.2227 Valid

P3 0,689 0.2227 Valid

P4 0,757 0.2227 Valid

P5 0,726 0.2227 Valid

Harapan/Iman

(X2)

P1 0,873 0.2227 Valid

P2 0,793 0.2227 Valid

P3 0,820 0.2227 Valid

P4 0,641 0.2227 Valid

P5 0,833 0.2227 Valid

Cinta Altruistik

(X3)

P1 0,836 0.2227 Valid

P2 0,781 0.2227 Valid

Page 11: MODEL KEPEMIMPINAN SPIRITUAL (Studi Kasus Pada BMT …eprints.ums.ac.id/49494/22/Naskah Publikasi.pdf · leadership, explain how much influence the vision, hope / faith, love altruistic,

7

P3 0,860 0.2227 Valid

P4 0,854 0.2227 Valid

P5 0,773 0.2227 Valid

Makna /

Panggilan(X4)

P1 0,836 0.2227 Valid

P2 0,781 0.2227 Valid

P3 0,860 0.2227 Valid

P4 0,854 0.2227 Valid

Keanggotaan

(X5)

P1 0,774 0.2227 Valid

P2 0,674 0.2227 Valid

P3 0,726 0.2227 Valid

P4 0,737 0.2227 Valid

P5 0,698 0.2227 Valid

Komitmen (X6)

P1 0,900 0.2227 Valid

P2 0,825 0.2227 Valid

P3 0,754 0.2227 Valid

P4 0,657 0.2227 Valid

P5 0,911 0.2227 Valid

P6 0,878 0.2227 Valid

Kepuasan kerja

(X7)

P1 0,891 0.2227 Valid

P2 0,847 0.2227 Valid

P3 0,822 0.2227 Valid

P4 0,778 0.2227 Valid

P5 0,702 0.2227 Valid

P6 0,780 0.2227 Valid

Spiritual

Leadership

(Y)

P1 0,675 0.2227 Valid

P2 0,532 0.2227 Valid

P3 0,668 0.2227 Valid

P4 0,792 0.2227 Valid

Page 12: MODEL KEPEMIMPINAN SPIRITUAL (Studi Kasus Pada BMT …eprints.ums.ac.id/49494/22/Naskah Publikasi.pdf · leadership, explain how much influence the vision, hope / faith, love altruistic,

8

P5 0,747 0.2227 Valid

P6 0,710 0.2227 Valid

3.1.2 Uji Reliabilitas

Pada uji ini menggunakan metode cronbach’s alpha dimana dikatakan

reliebel apabila nilai cronbach’s alpha lebih besar daripada 0,6. Hasil yang

diperoleh dalam penelitian ini adalah:

Tabel 3.2

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach's

Alpha

N of Items Keterangan

Visi 0,772 5 Reliebel

Harapan / Iman 0,852 5 Reliebel

Cinta Altruistik 0,878 5 Reliebel

Makna / Panggilan 0,782 4 Reliebel

Koanggotaan 0,769 5 Reliebel

Komitmen 0,903 6 Reliebel

Kepuasan kerja 0,891 6 Reliebel

Spiritual Leadership 0,775 6 Reliebel

Hasil yang didapat dalam analisis ini pada tabel IV.13 menunjukkan bahwa

nilai cronbach’s alpha pada variabel X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7 dan Y lebih

besar daripada 0,6 maka dapat dinyatakan reliebel.

3.2 Uji Asumsi Klasik

3.2.1 Uji Normalitas

Hasil yang didapat dalam analisis ini menunjukkan bahwa nilai asymp.sig

0,070 lebih besar daripada 0,05 maka dapat dinyatakan berdistribusi normal.

3.2.2 Uji Multikolinieritas

Metode yang digunakan menggunakan VIF dan Tolerance Hasil yang didapat

adalah:

Page 13: MODEL KEPEMIMPINAN SPIRITUAL (Studi Kasus Pada BMT …eprints.ums.ac.id/49494/22/Naskah Publikasi.pdf · leadership, explain how much influence the vision, hope / faith, love altruistic,

9

Tabel 3.4

Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Statistik Kolinieritas

Keterangan Tolerance VIF

Visi 0,466 2.145 Tidak Terjadi

Harapan / Iman 0,475 2.104 Tidak Terjadi

Cinta Altruistik

Makna / Panggilan

Keanggotaan

Komitmen

Kepuasan kerja

0,880

0,374

0,319

0,642

0,717

1.136

2.671

3.132

1.558

1.394

Tidak Terjadi

Tidak Terjadi

Tidak Terjadi

Tidak Terjadi

Tidak Terjadi

Hasil yang didapat dalam analisis ini pada tabel 3.4 menunjukkan bahwa nilai

tolerance lebih kecil dari 1 dan VIF setiap variabel independen yang

digunakan penelitian ini lebih besar dari 1 maka dapat dinyatakan tidak

mengalami gejala multikolinieritas.

3.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini menggunakan metode glejser dan nilai sig. harus lebih

besar daripada 0,05. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah:

Tabel 3.5

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel T Sig. Keterangan

Visi

Harapan / Iman

Cinta Altruistik

Makna / Panggilan

Keanggotaan

Komitmen

Kepuasan kerja

2.221

2.031

2.031

3.219

2.182

2.424

2.420

Tidak Terjadi

Tidak Terjadi

Tidak Terjadi

Tidak Terjadi

Tidak Terjadi

Tidak Terjadi

Tidak Terjadi

Page 14: MODEL KEPEMIMPINAN SPIRITUAL (Studi Kasus Pada BMT …eprints.ums.ac.id/49494/22/Naskah Publikasi.pdf · leadership, explain how much influence the vision, hope / faith, love altruistic,

10

Hasil yang didapat dalam analisis ini pada tabel 3.5 menunjukkan bahwa nilai

sig. pada variabel cinta altruistic mengalami heteroskedastisitas, sedangkan

variable independen lainya yang digunakan lebih besar daripada 0,05 maka

dapat dinyatakan tidak mengalami uji heteroskedastisitas.

3.2.4 Uji Autokorelasi

Hasil yang didapat dalam analisis ini menunjukkan bahwa nilai Durbin

Watson 1.823 terletak diantara 1,5 sampai 2,5 maka dapat dinyatakan tidak

mengalami gejala autokorelasi.

3.3 Uji Regresi Linier Berganda

Dari hasil analisis regresi berganda, dapat diperoleh persamaan sebagai

berikut :

Y = 1,686+0,085X1+0,068X2+0,055X3+0,109X4+0,092X5+0,046X6+0,043X7+ℓ

Nilai konstanta sebesar 1,686, artinya jika variabel visi, harapan/iman, cinta

altruistic, makna / panggilan, keanggotaan, komitmen dan kepuasan kerja maka

variabel spiritual leadership adalah 1,686. Nilai koefisien regresi untuk variabel visi

adalah X1= +0,085, menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel visi

akan menaikkan spiritual leadership sebesar 0,085 atau 0,85% dengan asumsi

variabel lain tetap. Nilai koefisien regresi untuk variabel harapan/iman adalah X2=

+0,068, menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel harapan/iman

akan menaikkan spiritual leadership sebesar 0,068 atau 0,68% dengan asumsi

variabel lain tetap. Nilai koefisien regresi untuk variabel cinta altruistik adalah X3=

+0,055, menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel cinta altruistik

akan menambahkan spiritual leadership sebesar 0,055 atau 0,55% dengan asumsi

variabel lain tetap.

Nilai koefisien regresi untuk variabel makna/panggilan adalah X4= +0,109,

menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel makna/panggilan akan

menaikkan spiritual leadership sebesar 0,109 atau 1,09% dengan asumsi variabel lain

tetap. Nilai koefisien regresi untuk variabel keanggotaan adalah X5= +0,092,

Page 15: MODEL KEPEMIMPINAN SPIRITUAL (Studi Kasus Pada BMT …eprints.ums.ac.id/49494/22/Naskah Publikasi.pdf · leadership, explain how much influence the vision, hope / faith, love altruistic,

11

menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel keanggotaan akan

menaikkan spiritual leadership sebesar 0,092 atau 0,92% dengan asumsi variabel lain

tetap. Nilai koefisien regresi untuk variabel komitmen adalah X6= +0,046,

menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel komitmen akan

menaikkan spiritual leadership sebesar 0,046 atau 0,46% dengan asumsi variabel lain

tetap. Nilai koefisien regresi untuk variabel kepuasan kerja adalah X7= +0,043,

menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel kepuasan kerja akan

menambahkan spiritual leadership sebesar 0,043atau 0,43% dengan asumsi variabel

lain tetap.

3.4 Uji Hipotesis

3.4.1 Koefisien Determinasi (R2)

Hasil yang didapat menunjukkan bahwa nilai R square 0,789 maka dapat

diartikan variabel visi, harapan/iman, cinta altruistik, makna / panggilan,

keanggotaan, komitmen dan kepuasan kerja dapat menjelaskan spiritual

sebesar 78,9% dan sisanya 21,1% masih ada variabel lain yang mampu

mempengaruhinya.

3.4.2 Uji F

Hasil uji F menunjukkan bahwa secara bersama-sama pada variabel visi,

harapan/iman, cinta altruistik, makna, keanggotaan, komitmen dan Kepuasan

kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap spiritual leadership. Hal ini

ditunjukkan pada nilai F sig. 0,000 lebih kecil daripada 0,05.

3.4.3 Uji t

1. Berdasarkan pada hasil analisis yang dilakukan, Hasil yang diperoleh dari uji t

untuk variabel visi menunjukkan nilai t-hitung sebesar 2.221 dengan nilai

signifikan sebesar 0,030 berarti lebih kecil dari 0,05, sedangkan t-tabel

dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh nilai sebesar 1.66515. Dikarenakan t-

Page 16: MODEL KEPEMIMPINAN SPIRITUAL (Studi Kasus Pada BMT …eprints.ums.ac.id/49494/22/Naskah Publikasi.pdf · leadership, explain how much influence the vision, hope / faith, love altruistic,

12

hitung lebih besar dari t-tabel (2.221 > 1.66515), maka H1 diterima. Artinya

bahwa variabel visi berpengaruh signifikan terhadap spiritual leadership.

2. Hasil yang diperoleh dari uji t untuk variabel harapan/iman menunjukkan nilai

t-hitung sebesar 2.064 dengan nilai signifikan sebesar 0,043 berarti lebih kecil

dari 0,05, sedangkan t-tabel dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh nilai

sebesar 1.66515. Dikarenakan t-hitung lebih besar dari t-tabel (2.064>

1.66515), maka H2 diterima. Artinya bahwa variabel harapan/iman

berpengaruh signifikan terhadap spiritual leadehrship.

3. Hasil yang diperoleh dari uji t untuk variabel cinta altruistik menunjukkan

nilai t-hitung sebesar 2.031 dengan nilai signifikan sebesar 0,046 berarti lebih

kecil dari 0,05, sedangkan t-tabel dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh nilai

sebesar 1.66515. Dikarenakan t-hitung lebih besar dari t-tabel (2.031 >

1.66515), maka H3 diterima. Artinya bahwa variabel cinta altruistic

berpengaruh signifikan terhadap spiritual leadership.

4. Hasil yang diperoleh dari uji t untuk variabel makna / panggilan menunjukkan

nilai t-hitung sebesar 3.219 dengan nilai signifikan sebesar 0,002 berarti lebih

kecil dari 0,05, sedangkan t-tabel dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh nilai

sebesar 1.66515. Dikarenakan t-hitung lebih besar dari t-tabel (3.219 >

1.66515), maka H4 diterima. Artinya bahwa variabel makna / panggilan

berpengaruh signifikan terhadap spiritual leadership.

5. Hasil yang diperoleh dari uji t untuk variabel keanggotaan menunjukkan nilai

t-hitung sebesar 2.182 dengan nilai signifikan sebesar 0,033 berarti lebih kecil

dari 0,05, sedangkan t-tabel dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh nilai

sebesar 1.66515. Dikarenakan t-hitung lebih besar dari t-tabel (2.182 >

1.66515), maka H5 diterima. Artinya bahwa variabel keanggotaan

berpengaruh signifikan terhadap spiritual leadership.

6. Hasil yang diperoleh dari uji t untuk variabel komitmen menunjukkan nilai t-

hitung sebesar 2.424 dengan nilai signifikan sebesar 0,018 berarti lebih kecil

Page 17: MODEL KEPEMIMPINAN SPIRITUAL (Studi Kasus Pada BMT …eprints.ums.ac.id/49494/22/Naskah Publikasi.pdf · leadership, explain how much influence the vision, hope / faith, love altruistic,

13

dari 0,05, sedangkan t-tabel dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh nilai

sebesar 1.66515. Dikarenakan t-hitung lebih besar dari t-tabel (2.424 >

1.66515), maka H6 diterima. Artinya bahwa variabel komitmen berpengaruh

signifikan terhadap spiritual leadership.

7. Hasil yang diperoleh dari uji t untuk variabel kepuasan kerja menunjukkan

nilai t-hitung sebesar 2.420 dengan nilai signifikan sebesar 0,018 berarti lebih

kecil dari 0,05, sedangkan t-tabel dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh nilai

sebesar 1.66515. Dikarenakan t-hitung lebih besar dari t-tabel (2.420 >

1.66515), maka H7 diterima. Artinya bahwa variabel kepuasan kerja

berpengaruh signifikan terhadap spiritual leadership.

4. PENUTUP

Dari uji validitas dan reliabilitas, semua variabel valid dan reliabel. Hipotesis

pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah visi berpengaruh secara signifikan

terhadap spiritual leadership. Dikarenakan t-hitung lebih besar dari t-tabel (2.221 >

1.66515), maka H1 diterima. Artinya bahwa variabel visi berpengaruh signifikan

terhadap spiritual leadership.

Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalahHarapan / iman

berpengaruh secara signifikan terhadap spiritual leadership. Dikarenakan t-hitung

lebih besar dari t-tabel (2.064> 1.66515), maka H2 diterima. Artinya bahwa variabel

harapan/iman berpengaruh signifikan terhadap spiritual leadehrship.

Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah cinta altruistik

berpengaruh secara signifikan terhadap spiritual leadership. Dikarenakan t-hitung

lebih besar dari t-tabel (2.031 > 1.66515), maka H3 diterima. Artinya bahwa variabel

cinta altruistic berpengaruh signifikan terhadap spiritual leadership.

Hipotesis keempat yang diajukan dalam penelitian ini adalah

makna/panggilan berpengaruh secara signifikan terhadap spiritual leadership.

Dikarenakan t-hitung lebih besar dari t-tabel (3.219 > 1.66515), maka H4 diterima.

Page 18: MODEL KEPEMIMPINAN SPIRITUAL (Studi Kasus Pada BMT …eprints.ums.ac.id/49494/22/Naskah Publikasi.pdf · leadership, explain how much influence the vision, hope / faith, love altruistic,

14

Artinya bahwa variabel makna/panggilan berpengaruh signifikan terhadap spiritual

leadership.

Hipotesis kelima yang diajukan dalam penelitian ini adalah keanggotaan

berpengaruh secara signifikan terhadap spiritual leadership. Dikarenakan t-hitung

lebih besar dari t-tabel (2.182 > 1.66515), maka H5 diterima. Artinya bahwa variabel

keanggotaan berpengaruh signifikan terhadap spiritual leadership.

Hipotesis keenam yang diajukan dalam penelitian ini adalah komitmen

berpengaruh secara signifikan terhadap spiritual leadership. Dikarenakan t-hitung

lebih besar dari t-tabel (2.424 > 1.66515), maka H6 diterima. Artinya bahwa variabel

komitmen berpengaruh signifikan terhadap spiritual leadership.

Sedangkan hipotesis ketujuh yang diajukan dalam penelitian ini adalah

Kepuasan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap spiritual leadership.

Dikarenakan t-hitung lebih besar dari t-tabel (2.420 > 1.66515), maka H7 diterima.

Artinya bahwa variabel kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap spiritual

leadership.

Menunjukkan bahwa secara simultan pada variabel visi, harapan/iman, cinta

altruistic, makna/panggilan, keanggotaan, komitmen dan kepuasan kerja memiliki

pengaruh positif signifikan terhadap spiritual lesdership. Hal ini ditunjukkan pada

nilai F sig. 0,000 lebih kecil daripada 0,05.

Dari hasil uji nilai R menunjukkan bahwa nilai R square 0,789 maka dapat

diartikan variabel visi, harapan/iman, cinta altruistik, makna / panggilan,

keanggotaan, komitmen dan kepuasan kerja dapat menjelaskan spiritual sebesar

78,9% dan sisanya 21,1% masih ada variabel lain yang mampu mempengaruhinya.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, R. P. (2013). Spiritual Intellegance : Tinjauan Teoritis Dan Pembentuk

Karakter Spiritual Leadership. Universitas Wijayakusuma Purwokerto.

Efferin, S. (2008). Metode Penelitian Akuntansi (Mengungkap Fenomena dengan

Page 19: MODEL KEPEMIMPINAN SPIRITUAL (Studi Kasus Pada BMT …eprints.ums.ac.id/49494/22/Naskah Publikasi.pdf · leadership, explain how much influence the vision, hope / faith, love altruistic,

15

Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif) (Cetakan 1). Graha Ilmu.

Fairholm, G. W. (1996). “Spiritual leadership: fulfilling whole‐ self needs at work.”

Leadership & Organization Development Journal, Vol. 17(Iss: 5).

Fry, L. W. (2003). “Toward a Theory of Spiritual Leadership” dalam The Leadership

Quarterly, Volume 14.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19

(Edisi 5). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Percy, I. (2003). Going Deep. Exploring Spirituality in life and leadership. Arizona:

Inspired Production Press.

Priyatno, D. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta:

Andi Offset.

Pujiastuti, R. (2014). Karakteristik Spiritual Leadership Perangkat Desa Di

Kabupaten Banyumas (Berdasar Teori Spiritual Leadership Fry). Seminar

Nasional dan Call for Paper (Sancall 2014):Research Methods And

Organizational Studies.

Robbins, S. P. dan M. C. (2005). Manajemen. jakarta: PT INDEKS Kelompok

Gramedia.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D). Bandung: CV Alfabeta.

Surbakti. (2012). Manajemen Dan Kepemimpinan Hati Nurani. jakarta: Penerbit PT

Elex Media Komputindo Gramedia.

Wahyusumidjo. (1987). Kepemimpinan dan Motivasi. jakarta: Ghalia.

Page 20: MODEL KEPEMIMPINAN SPIRITUAL (Studi Kasus Pada BMT …eprints.ums.ac.id/49494/22/Naskah Publikasi.pdf · leadership, explain how much influence the vision, hope / faith, love altruistic,

16

SURAT PERNYATAAN

PUBLIKASI ILMIAH

Bismilahirrohmanirrohim

Yang bertandatangan dibawah ini, saya

Nama : AHMAD SHILBI SULTON

NIM/NIK/NIP : B 100 130 126

Fakultas/Jurusan : FEB / MANAJEMEN

Jenis : SKRIPSI

Judul : MODEL KEPEMIMPINAN SPIRITUAL (Studi Kasus Pada

BMT Mandiri Sejahtera dan BMT AL-Hikmah Semarang)

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :

1. Memberikan hak bebas royalty kepada perpustakaan UMS atas penulisan

karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan / mengalih formatkan,

mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya,

serta mengalihkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis

kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis / pencipta.

3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan

pihak perpustakaan UMS, dari semua bentuk untutan hukum yang timbul atas

pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat

digunakan sebagaimana mestinya.

Surakarta, 8 Februari 2017

Yang menyatakan,

AHMAD SHILBI SULTON